PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak antara : PEMOHON KONVENSI, umur 27 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan bengkel, tempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, sebagai "Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi"; MELAWAN TERMOHON KONVENSI, umur 24 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak bekerja, tempat
tinggal
di
Kabupaten
Pasuruan,
sebagai
"Termohon
Konvensi/Tergugat Rekonvensi"; Pengadilan Agama tersebut ; Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara; Setelah mendengarkan keterangan kedua belah pihak yang berperkara dan telah memeriksa bukti-bukti di persidangan; DUDUK PERKARA Bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 24 Agustus 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan, nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas, telah mengajukan permohonan cerai talak terhadap Termohon dengan uraian/alasan sebagai berikut : 1. Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan Termohon pada tanggal 24 Nopember 2014 sebagaimana ternyata dari bukti Kutipan Akta Nikah nomor XXXXX tertanggal 24 Nopember 2014 yang telah dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX, Kabupaten Pasuruan ; 2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon hidup rukun sebagaimana suami istri dan bertempat tinggal di rumah orangtua Pemohon dan Termohon
di rumah orangtua Termohon, namun sebelum menikah resmi antara Pemohon dan Termohon telah berhubungan intim sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK, umur 5 bulan, namun setelah menikah sah antara Pemohon dan Termohon belum melakukan hubungan layaknya suami istri (qobla dukhul) ; 3. Bahwa sejak awal kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak terjadi keharmonisan ; 4. Bahwa ketidakharmonisan tersebut disebabkan Pemohon meragukan anak yang dikandung oleh Termohon karena Pemohon pernah mengetahui Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki selain Pemohon sedangkan pada waktu itu orangtua Termohon beserta Termohon memaksa Pemohon menikah dengan Termohon dengan sebuah perjanjian bahwa setelah pernikahan tersebut Termohon bersedia bercerai; 5. Bahwa akibat dari peristiwa tersebut, Pemohon dan Termohon pulang ke rumah orangtua masing-masing sampai sekarang berlangsung selama 9 bulan; 6. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Pemohon yang demikian ini, Pemohon sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik adalah bercerai dengan Termohon; 7. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan cq Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini yang amarnya sebagai berikut : PRIMER: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak ba’in shugra terhadap Termohon; 3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum; SUBSIDER: -
Mohon putusan yang seadil-adilnya;
2
Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah hadir sendiri di persidangan, Majelis Hakim telah mengusahakan perdamaian, baik dalam persidangan maupun melalui mediasi dengan mediator Drs. H. ABDUL KHOLIK berdasarkan laporannya tanggal 23 September 2015, namun tidak berhasil ; Bahwa dalam persidanganyang tertuup untuk umum Majelis Hakim telah membacakan surat permohonan tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon ; Bahwa
atas
permohonan
Pemohon
tersebut,
Termohon
telah
memberikan jawaban sebagai berikut : Dalam Konvensi : a. Bahwa Termohon membenarkan dalil-dalil permohonan Pemohon ; b. Bahwa Termohon bersedia bercerai ; Dalam Rekonvensi : Bahwa Termohon menuntut kepada Termohon berupa : a. biaya melahirkan anak sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta rupiah) ; b. nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 1.500.000, 00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) ; Bahwa atas jawaban Termohon tersebut Pemohon menyampaikan repliknya secara lisan bahwa Pemohon bekerja di bengkel dengan gaji sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sampai Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap bulan, Pemohon sanggup untuk memenuhi tuntutan berupa biaya melahirkan anak sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta rupiah) dan biaya nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) ; Bahwa terhadap replik Pemohon, Termohon menyampaikan dupliknya secara lisan yang pada pokoknya tetap pada jawabannya dan keberatan atas kesanggupan Pemohon ; Bahwa untuk meneguhkan dalil Permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan
3
Agama Kecamatan XXXXX Kabupaten Pasuruan nomor XXXXX tanggal 24 Nopember 2014, telah bermeterai cukup sesuai aslinya (P) ; Bahwa disamping bukti surat, Pemohon juga mengajukan 2 orang saksi masing-masing yaitu: 1. SAKSI 1, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, di bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : a. Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena sebagai
ibu
Pemohon ; b. Bahwa semula Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di rumah orangtua Pemohon dan Termohon di rumah orangtua Termohon, namun sebelum menikah resmi antara Pemohon dan Termohon telah berhubungan intim sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama: ANAK, umur 5 bulan dan telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami isteri namun belum dikaruniai keturunan c. Bahwa sejak awal menikah antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dan saksi sering melihat sendiri pertengkaran tersebut; d. Bahwa pertengkaran tersebut disebabkan karena Pemohon meragukan anak yang dikandung oleh Termohon karena Pemohon pernah mengetahui Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki selain Pemohon sedangkan pada waktu itu orangtua Termohon beserta Termohon memaksa Pemohon menikah dengan Termohon dengan sebuah perjanjian bahwa setelah pernikahan tersebut Termohon bersedia bercerai; e. Bahwa selain itu penyebabnya juga karena Pemohon meragukan anak yang dikandung oleh Termohon karena Pemohon pernah mengetahui Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki selain Pemohon sedangkan pada waktu itu orangtua Termohon beserta Termohon memaksa Pemohon menikah dengan Termohon dengan sebuah perjanjian bahwa setelah pernikahan tersebut Termohon bersedia bercerai;
4
f. Bahwa akibat dari peristiwa tersebut, Pemohon dan Termohon pulang ke rumah orangtua masing-masing sampai sekarang berlangsung selama 9 bulan; g. Bahwa saksi telah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup lagi merukunkan mereka 2. SAKSI 2, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, di bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut a. Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena sebagai adik ipar Pemohon ; b. Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon suami isteri akan tetapi saksi tidak mengetahui waktu pernikahannya c. Bahwa tahunya saksi Pemohon dengan Termohon sudah kumpul suami isteri yang tinggal di rumah orangtua Pemohon dan Termohon di rumah orangtua Termohon, namun sebelum menikah resmi antara Pemohon dan Termohon telah berhubungan intim sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama: ANAK, umur 5 bulan sudah pernah rukun dan harmonis namun belum dikaruniai keturunan d. Bahwa sekarang antara Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun lagi e. Bahwa sejak awal menikah antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan
dan
pertengkaran
yang
disebabkan
karena
Pemohon
meragukan anak yang dikandung oleh Termohon karena Pemohon pernah mengetahui Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki selain Pemohon sedangkan pada waktu itu orangtua Termohon beserta Termohon memaksa Pemohon menikah dengan Termohon dengan sebuah perjanjian bahwa setelah pernikahan tersebut Termohon bersedia bercerai; f. Bahwa akibat dari peristiwa tersebut, Pemohon dan Termohon pulang ke rumah orangtua masing-masing sampai sekarang berlangsung selama 9 bulan;
5
Bahwa Pemohon dan Termohon membenarkan semua keterangan para saksi, kemudian Pemohon dan Termohon menyatakan tidak akan mengajukan saksi-saksi lagi ; Bahwa Pemohon dan Termohon memberikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya sama-sama mempertahankan keterangan masing-masing ; Bahwa untuk meringkas uraian dalam putusan ini ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini; PERTIMBANGAN HUKUM Dalam Konvensi : Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon
adalah
seperti diuraikan tersebut di atas ; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah datang menghadap secara pribadi dalam persidangan ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan para pihak yang berperkara, akan tetapi tidak berhasil, dan berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2008, atas kesepakatan kedua belah pihak, Majelis Hakim menetapkan Drs. H.
ABDUL KHOLIK
(Hakim
pada
Pengadilan
Agama Pasuruan)
sebagai Mediator dan berdasarkan laporannya tanggal 23 September 2015, mediator berusaha merukunkan rumah tangga Pemohon dengan Termohon, akan tetapi tidak berhasil ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 49 huruf (a) dan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara ini merupakan wewenang Pengadilan Agama Pasuruan untuk memeriksa dan mengadilinya, sehingga permohonan Pemohon dapat diterima ; Menimbang, bahwa dalam surat permohonannya, Pemohon mendalilkan antara Pemohon dengan Termohon suami isteri sah yang menikah pada tanggal 24 Nopember 2014, dan sejak akad nikah antara Pemohon dengan Termohon
6
tidak pernah rukun harmonis, karena Pemohon merasa terpaksa untuk menikahi Termohon yang dianggap Pemohon telah menghamili Termohon, padahal Pemohon meragukan anak yang dikandung oleh Termohon karena Pemohon pernah mengetahui Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki selain Pemohon sedangkan pada waktu itu orangtua Termohon beserta Termohon memaksa Pemohon menikah dengan Termohon dengan sebuah perjanjian bahwa setelah pernikahan tersebut Termohon bersedia bercerai, sehingga sejak akad nikah tanggal 24 Nopember 2014 antara Pemohon dengan Termohon sudah pisah tempat tinggal dan tidak rukun lagi ; Menimbang, bahwa terhadap dalil permohonan Pemohon tersebut, Termohon memberikan jawaban yang sebagian dibenarkan oleh Termohon, dan menyatakan
bahwa
kehamilan
Termohon hasil dari hubungannya hanya
dengan Pemohon melakukan hubungan badan (intim) sebelum menikah, sehingga Termohon dengan Pemohon harus menikah, akan tetapi setelah menikah justru Pemohon tidak mau melakukan hubungan suami isteri dengan Termohon meskipun Termohon sudah berusaha taat dan patuh kepada Pemohon dan pada tanggal 30 April 2015 Termohon melahirkan anak diberi nama ANAK, sekarang umur 5 bulan ; Menimbang,
bahwa
meskipun
Termohon
telah
mengakui
dan
membenarkan terhadap sebagian dalil-dalil permohonan Pemohon, akan tetapi dalam perkara perceraian Majelis Hakim mencari kebenaran materiil dan bukan kebenaran formil, sehingga berlaku ketentuan hukum acara yang bersifat khusus, maka berdasarkan azas lex specialis derogat lex generalis, Majelis Hakim berpendapat bahwa pengakuan Termohon sebagaimana tersebut di atas tidaklah dianggap sebagai bukti yang memiliki kekuatan pembuktian sempurna (volledig) dan mengikat (bindend) melainkan masih harus didukung oleh bukti-bukti lain sehingga Pemohon tetap dibebani wajib bukti ; Menimbang, bahwa terhadap
bukti
surat (P) yang merupakan akta
otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya, dimana bukti tersebut menjelaskan mengenai Pemohon dan Termohon telah melangsungkan
7
perkawinan pada tanggal 24 Nopember 2014 tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX, Kabupaten Pasuruan, bukti tersebut tidak dibantah oleh Termohon, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil, serta mempunyai kekuatan yang sempurna dan mengikat, sehingga Majelis Hakim telah menemukan fakta bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah terikat sebagai suami isteri yang sah sejak tanggal 24 Nopember 2014 ; Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadirkan 2 orang saksi bernama SAKSI 1 (ibu Pemohon) dan SAKSI 2 (adik ipar Pemohon), dimana saksi-saksi Pemohon dan saksi Termohon tersebut sudah dewasa dan sudah disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 145 ayat 1 angka 3e HIR ; Menimbang, bahwa keterangan para saksi mengenai ketidak harmonisan Pemohon dengan Termohon adalah fakta yang dilihat sendiri/didengar sendir/ dialami sendiri dan relevan serta bersesuaian antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu keterangan para saksi tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal 171 ayat (1), sehingga keterangan saksi saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan Termohon yang dihubungkan dengan keterangan para saksi yang dibenarkan oleh Pemohon dan Termohon, maka Majelis Hakim telah menemukan fakta sebagai berikut : ► Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sejak awal pernikahan sudah retak dan tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Pemohon merasa dipaksa untuk menikahi Termohon ► Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, antara Pemohon dan Termohon
telah
berpisah
tempat
tinggal
sejak
setelah
akad
nikah
dilaksanakan tanggal 24 Nopember 2014 ; ► Bahwa dari pihak keluarga serta orang dekat dengan Pemohon sudah tidak sanggup untuk merukunkan mereka lagi ;
8
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas Majelis berpendapat rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sulit diharapkan rukun kembali dan sulit diharapkan mencapai tujuan perkawinan membentuk keluarga bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang dimaksud
dalam
Pasal
1 Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974 atau
membentuk keluarga sakinah yang dilandasi rasa mawadah wa rahmah (cinta dan kasih) oleh karena itu Majelis berpendapat perceraian lebih maslahat dan memberikan kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas terbukti bahwa permohonan Pemohon telah memenuhi alasan yang diatur dalam Pasal Pasal 39 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemereintah Nomor 9 tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam serta memperhatikan pula Firman Allah SWT surat Al-Baqoroh ayat ayat 227 sebagai berikut : Artinya : "Jika kamu telah bertetap hati untuk menalak (istri kamu) (karena tidak sanggup mewujudkan rumah tangga yang bahagia) sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui " ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka permohonan Pemohon telah beralasan dan dapat dikabulkan ; Menimbang,
bahwa
antara
Pemohon dan Termohon selama dalam
perkawinannya tidak pernah berhubungan sebagaimana layaknya suami isteri (qobla dukhul), sesuai Pasal 119 ayat (2) huruf (a) Kompilasi Hukum Islam talak yang diijinkan untuk dijatuhkan oleh Pemohon terhadap Termohon adalah talak ba’in shugra, maka Majelis Hakim dapat memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak ba’in shugra terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan ; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-Undang No.7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Nomor 608.K/AG/2003, tanggal 23 Maret 2005, maka Majelis Hakim memerintahkan
9
kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau di tempat perkawinan dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa oleh karena tempat perkawinan Pemohon dengan Termohon dilaksanakan dan tempat domisili Pemohon dan Termohon sama-sama berada di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX Kabupaten Pasuruan, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX Kabupaten Pasuruan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Dalam Rekonvensi : Menimbang, bahwa tercantum dalam konvensi, merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, sehingga dianggap tertulis dan terbaca kembali dalam rekonvensi ini ; Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonvensi adalah sebagaimana terurai di atas ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi telah mengajukan gugatan rekonvensi, yaitu : 1. Biaya melahirkan sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) ; 2. Nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa meskipun selama perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tidak pernah melakukan hubungan suami isteri, akan tetapi sebelum perkawinan telah melakukan hubungan badan (intim) sehingga Penggugat melahirkan anak bernama ANAK, sekarang berumur 7 (tujuh) bulan dari hasil hubungan sebelum perkawinan ; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi terhadap biaya melahirkan sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) dan nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah)
10
tersebut, Tergugat Rekonvensi sanggup untuk memenuhi biaya melahirkan, sedangkan nafkah anak menyatakan sanggup memenuhi setiap bulan sebesar Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa kesanggupan Tergugat Rekonvensi terhadap gugatan rekonvensi Penggugat berupa nafkah anak tersebut, Penggugat Rekonvensi keberatan, oleh
karena
itu
Majelis Hakim harus mempertimbangkan asas
kelayakan dan kepatutan bagi kedua belah pihak ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonvensi Penggugat tentang biaya melahirkan yaitu sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) yang telah disanggupi oleh Tergugat Rekonvensi yang berarti pula telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, oleh karena itu Majelis Hakim tidak perlu mempertimbangkannya dan cukup menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi tentang biaya melahirkan sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa sebagaimana gugatan rekonvensi Penggugat tentang nafkah seorang anak bernama ANAK (umur 7 bulan), maka berdasarkan Hadits Rosulullah saw. dalam Kitab I’anatut thalibin juz IV, halaman 99 sebagai berikut : Artinya : “ Anak yang masih punya ayah dan ibu, maka ayahnya yang wajib memberikan nafkah “ ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dan sesuai kebutuhan minimal sehari-hari di wilayah Kabupaten Pasuruan, dan berdasarkan pekerjaan Tergugat sebagai karyawan bengkel meskipun sebagai pekerja bengkel dengan penghasilan sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sampai Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), maka Majelis Hakim memandang patut dan layak apabila Tergugat dihukum untuk membayar kepada Penggugat tentang nafkah seorang anak bernama ANAK, umur 5 bulan, setiap bulannya sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa atau berumur 21 tahun ; Menimbang, bahwa sebagaimana pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka gugatan Penggugat telah beralasan dan sesuai dengan apa yang
11
dimaksud oleh Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, jo. Pasal 149 huruf (a dan d) Kompilasi Hukum Islam, akan tetapi gugatan rekonvensi Penggugat dikabulkan sebagian, maka gugatan Penggugat Rekonvensi harus dikabulkan sebagian serta dinyatakan tidak dapat diterima selain dan selebihnya ; Dalam Konvensi dan Rekonvensi : Menimbang,
bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50
Tahun
2009,
maka
biaya
perkara
dibebankan
kepada
Pemohon
Konvensi/Tergugat Rekonvensi ; Mengingat Pasal 49 dan 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, dan ketentuan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara ini ; MENGADILI
Dalam Konvensi : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON KONVENSI) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON KONVENSI) di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan ; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX, Kabupaten Pasuruan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Dalam Rekonvensi : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ; 2. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat berupa : 2.1. biaya melahirkan sebesar Rp. 2.500.000,00 (tiga juta rupiah) ;
12
2.2. nafkah anak bernama ANAK (umur 5 bulan) setiap bulan minimal sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa (usia 21 tahun) ; 3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima selain dan selebihnya; Dalam Konvensi dan Rekonvensi : ● Membebankan kepada Pemohon Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 211.000,- (dua ratus sebelas ribu rupiah) ; Demikian diputuskan pada hari Rabu tanggal 18 Nopember 2015 M. bertepatan dengan tanggal 06 Safar 1437 H., oleh Hakim Pengadilan Agama Pasuruan yang terdiri dari Hj. SITI AISYAH, S.Ag., M.HP. sebagai Ketua Majelis dan Drs. H. MUCHIDIN, M.A. serta Drs. MOH. HOSEN, S.H. sebagai HakimHakim Anggota, putusan mana oleh Hakim tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh Drs. H. M. YULIANI sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama tersebut dan dihadiri kedua belah pihak ;
Hakim Anggota
Ketua Majelis
Drs. H. MUCHIDIN, M.A. Hakim Anggota
Hj. SITI AISYAH, S.Ag., M.HP.
Drs. MOH. HOSEN, S.H. Panitera Pengganti
Drs. H. M. YULIANI
13
Perincian Biaya Perkara : 1. 2. 3. 4. 5.
Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,00 Biaya proses Rp. 50.000,00 Biaya Panggilan Rp. 120.000,00 Redaksi Rp. 5.000,00 Biaya Meterai Rp. 6.000,00 Jumlah Rp. 211.000,00 (dua ratus sebelas ribu rupiah) ;
14