Media Komunikasi Paroki St. Stefanus, Cilandak - Jakarta Selatan
142 Th.XIV
#
Juni 2016
PANTANG MENYERAH Terkoyak 32 Menyambut 26 Indonesia Orang Asing Dalam krisis?
bukan 44 Pancasila Pancabila MP Juni 2016 1
2 MP Juni 2016
KERLING Majulah & bersemangatlah
Pimpinan A. Setyo Listiantyo (Tyo) Creative Design Agung Efrem Wijanarko, Triasputro
(Put), Benny Arvian, Lucia Asri Ayu Heryanto (Cia) Redaksi Paulus Sihombing (PAS), Adiya W. S (Dya), Kornelius Jemada (KJ), Felicia N (FN), Donald Saluling (DS), Veronica Putri Larosa (VPL), Prima Pasaribu (Pr), Saverinus Januar (Ver), Ignatia Astrid D. F (As), Stevanus Putro (SS), Maria Love (Mary), Cicilia Putri (CP), Paulus Noven Lando (Lnd) Facebook
[email protected] Artikel atau peliputan
[email protected], +62813-28130513 Iklan & Donasi Dian Wiardi (+818-183419) No rekening Komsos BCA dengan no 731.0278879 an.
Mirjam Anindya Wiardi atau R. Prakoso
Penerbitan Majalah MediaPASS dibawah perlindungan Dewan Paroki St. Stefanus Cilandak melalui Seksi Komunikasi Sosial Ketua Dewan Paroki Antonius Sumardi, SCJ Penasehat KOMSOS Dauddy Bahar Ketua Seksi KOMSOS Agustinus Sonny Prakoso Sekretaris Theofilus Prisko Laka (Ko) Bendahara Dian Wiardi (DW) Koord. Unit Kerja A. Setyo Listiantyo Koord. Unit Media Dian Wiardi Koord. Unit Teknologi Informasi (IT) Sukiahwati Hartanto Web Page www.st-stefanus.or.id Email info@st-stefanus. or.id twitter @ParokiStefanus Redaktur Sukiahwati Hartanto Programmer Yorren Handoko Administrator Patricia Utaminingtyas Maintenance Waluyo, Erwin Sibarani Warta Paroki Dian Wiardi, Yohanes Ledo Radio/Video/ TV/Facebook Triasputro, Benny Arvian Mading/ Akrilik Kornelius Jemada Twiter Susan J,
Irene.
Sikap pantang menyerah merupakan kemampuan seseorang untuk dapat bangkit kembali dari situasi sulit dan mau berusaha bangkit dari semua yang pernah dialaminya dari ketidakberdayaan. Dalam situasi itupun seseorang harus mampu mengendalikan hidup dan menyiapkan diri menghadapi hal-hal yang tak terduga, dan seseorang akan menjadi lebih tegar, lebih bahagia dan memiliki hidup yang lebih bermakna. Sikap pantang menyerah dapat dicapai dengan menangani emosi dan situasi yang sulit secara sehat, melakukan tindakan yang pantang menyerah, berpikir pantang mundur, dan mempertahankan sikap pantang menyerah dalam jangka panjang. Uskup Tangjungkarang, Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, pernah mengatakan bahwa hidup pantang menyerah adalah tekun, ulet dan sabar. Hidup pantang menyerah berarti tidak menyerah pada kesulitan dan penderitaan. Hidup yang tidak menyerah pada yang bersifat sementara. Hal itu dilandasi oleh keyakinan bahwa hidup itu mempunyai nilai abadi karena berasal dari Tuhan. Hidup pantang menyerah berarti seperti para martir dan pahlawan yang memperjuangkan kebenaran dan kesejahteraan bagi banyak orang. Maka dalam situasi inilah kita diajak untuk tetap melaksanakan terus berusaha untuk maju meski dalam situasi yang tidak menentu di antara kehidupan yang kita terima, karena hidup adalah anugerah dari Tuhan. Hidup harus diperjuangkan, supaya berbuah dengan mengembangkannya melalui solidaritas dengan sesama, berani berkorban demi keselamatan orang lain bahkan berani mengorbankan kepentingan diri agar kesejahteraan umum tercapai. MP
MP Juni 2016 3
Daftar Isi 3.
Kerling
46. TUNAS STEFANUS; Matthew dan Angel
Seputar Paroki
47.
5
Nobar Legacy Of Beata Theresa
SANTO-SANTA
6
Misa Pentakosta
54.
8.
Program Discovery
DANA PAROKI
10.
Paskah Bersama & Ultah ISKADEN
55
12.
BAKTI SOSIAL OMK & Single Katolik Beetalk
Cerpen; Lili Putih yang Pudar
Santo Yohanes De Brito
Dana Paroki
13. Ultah PDKK Malam 14. Launcing Rosario Merah Putih 18. WIL V-Doa Rosario bersama dan Bible Study 20. WIL VI-Ziarah dan Rekreasi Keluarga 22.
WIL VII-Doa Rosario & Pemilihan ketua lingkungan baru
23.
WIL VIII-Rosario Lingkungan Timotius
24.
WIL III, IV, V & XII Sudi Katekese
25
KKS Kerahiman Allah
35
PROFIL Ibu Jumirah
ORBITAN UTAMA 26.
Indonesia Terkoyak dalam Krisis?
ORBITAN UTAMA 30.
Menyambut Orang Asing
PROFIL 35.
Berusaha Untuk bangkit dari Segala Cobaan
KOMMAT 40.
Kurang Percay Diri
42.
OPINI
20
Ziarah dan Rekreasi Wil VI
ORBITAN LEPAS 44.
Pancasila bukan Pancabila
46.
Berbicara tentang Lingkungan Hidup
48.
Makna Liturgi
50. Anak Menderita Gizi Buruk 52. Gambaran Pendidikan Anak-anak Tidak Mampu
4 MP Juni 2016
15
.
Pendidikan Gambaran Pendidikan Anak-anak tidak mampu
MP Juni 2016 5
SEPUTAR PAROKI
BUKALAH
HATIMU
“
Apakah anda pernah jatuh cinta? Pastor Martin van Ooij, SCJ dalam mengawali kotbahnya saat Perayaan Ekaristi, hari raya Pentakosta. Hari Minggu, 15 Mei 2016
P
astor Martin ingin menguraikan pentingnya bagi kita untuk membuka hati, sebagaimana orang yang sedang dirundung cinta, yang ha-tinya selalu siap dan terbuka untuk menyambut kehadiran seseorang yang dipuja-puja. 6 MP Juni 2016
Terlebih dahulu, Pastor Martin mengajak kita kembali pada masa persiapan menjelang perayaan Pentakosta. Dengan doa Novena 9 hari berturutturut, kita berdoa secara khusus, supaya karunia Roh Kudus akan turun kepada kita. Dengan sakramen Baptis dan Krisma, kita sudah memperoleh karunia itu. Namun setiap kali kita merayakan Pentakosta, kita diundang untuk menyegarkan kembali tempat di hati kita, agar Roh Kudus mempunyai peran yang semakin penting bagi kehidupan kita dan kita semakin mempunyai kepekaan untuk mendengarkan nasehat-nasehat Roh Kudus. Bagaimana kita sungguh peka dan hidup dalam Roh yang baik? Itu semua bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari. Apakah tingkah laku kita itu telah menunjukkan buahbuah Roh Kudus! Nah lho… janganjangan kita sendiri lupa, apa itu sembilan buah-buah Roh Kudus. Renungkanlah, apakah hidupmu telah memancarkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesa-baran, kemurahan, kebaikan, kese-tiaan, kelemahlembutan dan peng-uasaan diri. Itulah Sembilan buah Roh yang harus kita hasilkan dalam kebersamaan dengan Roh Kudus. Tapi alih-alih mau berbuah, Roh Kudus mau datang saja, tanpa sadar telah kita tolak, yakni dengan ketertutupan hati. Maka berdoa novena dengan tekun, jadilah percuma kalau hati kita tidak terbuka. Kembali
kepada pertanyaan Pastor Martin di muka, kita diajak untuk melihat kepercumaan seseorang yang jatuh cinta, tatkala nya cintanya bertepuk sebelah ta-ngan. Dengan cara apa pun, entah de-ngan bunga mawar yang indah, puisi yang romantis, lagu yang menyentuh kalbu, atau pun surat cinta yang meluapkan dahaga cinta, tetapi kalau yang dituju tetap tidak membuka hatinya, menjadi percumalah semua itu. Maka kembali kepada doa novena, kita diundang untuk menjalani doa itu bukan sebagai ritual, namun dengan adanya keterbukaan hati untuk karunia-karunia Roh Kudus. Pastor Martin memberikan contoh konkrit yang lain, percumalah seluruh persiapan penerimaan Sakramen Penguatan, kalau tidak ada tindak lanjut untuk memelihara dan mengembangkan anugerah tersebut.
Mengakhiri kotbahnya, Pastor Martin menegaskan bahwa hari Pentakosta ini, mengangkat dan sekaligus mengundang kita untuk membuka hati bagi karya Roh Kudus. “Apakah Roh Kudus ini hanya untuk orang Katolik?” Dengan pertanyaan itu, Pastor Martin menggarisbawahi bahwa Yesus menjadi manusia untuk semua orang yang berkemauan baik. Begitu pula Roh Kudus, Ia turun kepada semua orang yang membuka hatinya untuk berbuat baik. Roh Kudus datang bukan untuk orang yang jatuh cinta, tetapi untuk semua orang yang berkemauan baik. Umat St. Stefanus, bukalah hatimu agar menjalin hubungan baik satu sama lain begitu juga dengan orang yang beragama lain. Semoga Tuhan Beserta Kita.MP Penulis DW Foto SURYO MP Juni 2016 7
8
SEPUTAR PAROKI Sabtu, 23 April 2016, Seksi Kerasulan Keluarga Dekenat Selatan mengadakan “Program Discovery” di Gd. Leo Dehon di fasilitator oleh Tim Komisi Kerasulan keluarga Keuskupan Agung Jakarta. Penulis
Frans Jonosewoyo
Oleh karena itu Pernikahan, sebetulnya bisa diselamatkan sebelum dimulai dengan mempersiapkannya lebih baik. Bagian yang terpenting yaitu mengenal diri sendiri, pasangan dan mendialogkan harapan masing-masing dalam berumah tangga. Pernikahan, harus beralaskan dasar yang benar, cinta, komitmen dan saling mengerti.
DISCOVERY
Tujuan acara ini, membantu pasangan untuk lebih saling mengenal, sehingga terwujud perkawinan bahagia dan tidak salah memilih pendamping dalam perkawinan. Acara ini disuguhkan dengan Metode interactive workshop, yaitu setelah sharing oleh pasutri fasilitator, peserta mengisi questionnaire mengenai dirinya sendiri dan saat selesai, mereka bertukar jawaban serta berdialog atas jawaban yang ditulis.
Kedua, “Selamatkan Cinta Sejati Pernikahan Sebelum Perasaan cinta tidak Pernikahan” sama dengan cinta sejati. Masing-masing dimulai.”
Pertama, Pembukaan - peserta ditanya, mengapa mereka hadir dalam program ini dan apa yang diharapkan akan didapat? Ada 3 tahapan dalam kehidupan manusia yaitu Lahir, Menikah dan Meninggal dunia. Hanya satu yang dapat dipilih dan diputuskan sendiri, yaitu Pernikahan. 8 8 MP Juni 2016
pasangan dapat mempunyai pengertian yang berbeda mengenai kalimat I LOVE YOU. Dengan melalui Tahapan; masa romantis, kekecewaan dan keputusan. Perasaan dapat pasang surut, tetapi mencintai adalah keputusan. Perasaan adalah reaksi batin, spontan, irasional dan dapat berubah-ubah. Sedangkan Cinta sejati adalah keputusan, menerima pasangan apa adanya, tidak egois, bukan hanya ketertarikan fisik atau kondisi saat tertentu. Komitmenlah yang dapatmengatasi tahap kekecewaan dalam pernikahan. Cara pandang yang beda mengenai cinta sejati dapat mempengaruhi perilaku saat menjalani pernikahan.
Ketiga, Penemuan Diri. Setiap manusia unik, maka bagi yang akan dipersatukan dalam pernikahan harus lebih mengenal diri sendiri dan mengenal pasangan. Pendidikan, agama, latar belakang keluarga, semua tanpa disadari membentuk sifat dan pandangan setiap manusia. Anak sulung; cenderung mandiri, pemimpin yang dominan, Kursus Persiapan biasa Perkawinan mengurus yang diikuti oleh orang pasangan yang lain dan menikah dalam dapat cepat waktu dekat, mengambil dipandang keputusan. kadang agak Sedangkan terlambat. anak bungsu Karena pada cenderung tahap ini mereka ingin sudah membuat dimanja, keputusan yang dan kurang dengan banyak mandiri. pertimbangan
sulit dibatalkan walaupun diakui masih ada halhal penting yang belum dibicarakan.
Ayah atau ibu yang dominan dalam keluarga akan mempengaruhi pola asuh. Demikian juga suasana dalam keluarga yang kurang harmonispun akan berpengaruh pada anggota keluarga. Keempat, Harapan. Dengan mengisi serangkaian pertanyaan
yang kemudian jawabannya saling dipertukarkan, maka akan diketahui pandangan masingmasing mengenai keuangan, ekonomi keluarga, hubungan dengan mertua/ipar, toleransi bila ada perbedaan agama, suku, dan masa lalu. Diharapkan halhal tersebut mulai dibicarakan dan dicari jalan keluarnya. Kelima, Komunikasi. Ada perbedaan besar antara mendengar dan mendengarkan. Yang dibutuhkan dalam relasi adalah mendengarkan dengan hati, bukan dengan pikiran agar dicapai saling pengertian yang memadai. Ada saat dimana orang lain hanya butuh didengarkan dan mendapat simpati, bukan untuk diberi pendapat atau dicarikan jalan keluar Keenam, Seksualitas. Pengertian seksualitas lebih luas dari seks kebutuhan biologis karena mencakup juga sarana mengkomunikasikan cinta, mulai dari pikiran, sikap, perasaan, saling memperhatikan, saling menyenangkan, dan saling menguatkan. Hubungan intim dapat jadi puncak komunikasi penyerahan diri dan penyatuan utuh dua pribadi.MP
MP Juni 2016 9
SEPUTAR PAROKI
Paskah Bersama &
Ulang tahun
Ikatan Siswa-Siswi Katolik Dekanat Selatan (ISKADEN) 2016 Penulis Frater
Nandi Surya
S
abtu, 30 April 2016, Kegiatan ini berlangsung di Gedung Leo Dehon Paroki St. Stefanus Cilandak dan diikuti oleh kurang lebih 50 peserta yang merupakan siswa-siswi Katolik yang bersekolah di SMP/SMK/SMAN negeri maupun swasta non-Katolik di lingkup dekenat selatan. Acara dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, setelah dibuka dengan doa, selanjutnya Dara selaku ketua panitia memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya, Dara menyampaikan salam hangat dan candaan-candaan. Tak lupa, disampaikan pula latar belakang dari terselenggaranya acara ini. Ice breaking berupa perkenalan dan pembagian kelompok membuat semakin semarak. Masing-masing kelompok-pun ditugaskan untuk membuat yel-yel kelompok dan ditampilkan. Nampak suasana kerja sama, dan tawa serta kekompakan terpancar dari tiap-tiap kelompok. 10 MP Juni 2016
Ikatan Siswa-Siswi Dekenat Selatan (ISKADEN) menyelenggarakan Paskah Bersama dan Ulang Tahun yang pertama.
Acara berikutnya adalah games, dan games berjoget “Seperti Mentega dengan Roti” dimainkan secara berpasang-pasangan. Turut pula Fr. Surya dan Bapak Frans Leu selaku pembina ISKADEN dalam permainan tersebut. Setelah itu banyak games yang disuguhkan panitia se-perti; “Sebenarnya Sebaliknya” dan “Mengoper Karet dengan Sedotan”. Games tersebut berguna untuk melatih kreativitas, kekompakan, dan komunikasi masing-masing anggota dalam kelompok.
Frater Surya Nandi Putramemberikan materi yang bertema “Aku Ada Karena Dikasihi”.
Setelah sesi games selesai, Fr. Surya Nandi Putra yang akrab disapa Frater Surya, dalam materinya menyinggung tema yang diusung yaitu “Life in God Bring Togetherness”. Para peserta diminta untuk merefleksikan apa makna “Life in God” dan “Togetherness” yang sesungguhnya. Frater Surya mengingatkan para peserta untuk terus kompak melayani Tuhan khususnya melalui ISKADEN ini. Dan diharapkan di kegiatan mendatang, para peserta dapat mengajak rekan-rekan seiman disekolahnya untuk bergabung dalam komunitas ini untuk meningkatkan semangat pelayanan antar saudara seiman
bisa menjadi siswa yang aktif menjadi terang dan garam di lingkungan sekolahnya yang mayo-ritas nonKatolik dan bahkan bisa mengajak teman-teman seiman lainnya yang masih pasif agar dapat aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian seperti yang diadakan ini. Romo mengingatkan para peserta yang merupakan kaum muda agar selalu happy (senang/bahagia) dimana pun mereka berada. Tidak perlu cara yang sulit untuk dapat menjadi penginjil Kristus. Dengan berkarakter happy dimana pun kita berada, maka kita telah menunjukkan kehadiran Kristus ditengah-tengah sesama kita. Setelah Misa Paskah selesai, acara dilanjutkan dengan potong tumpeng dan makan bersama yang diiringi Live Music Performance dari para peserta. Pada pukul 15.00 WIB acara pun ditutup dengan berfoto bersama.
Puncak acara tersbut adalah Misa Ekasriti Paskah yang dipimpin oleh Rm. FX Sutarno MSF.
Sebelum memulai homilinya, Romo Tarno mengajak para peserta untuk bermain games membentuk kelompok secara cepat dan tepat dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Setelah itu Romo menjelaskan makna dari games tersebut yaitu bahwa para peserta yang merupakan siswa Katolik yang bersekolah di sekolah negeri/swasta non Katolik harus
Acara potong tumpeng mengakhiri kegiatan Paskah Bersama & Ulang tahun ISKADEN
Semoga acara ini memberikan kesadaran akan pentingnya hidup dalam Tuhan, beriman teguh dan tangguh dalam hidup berdampingan. MP MP Juni 2016 11
SEPUTAR PAROKI
BAKTI SOSIAL OMK & Single Katolik Beetalk
“
Iman Tanpa Perbuatan itu Kosong - Yakobus 2:26”
M
enjelang siang rombongan kami, Legio Maria Bunda Pembebas, Paroki St. Stefanus Cilandak tiba di Panti Asuhan Desa Putera, hari Minggu 24 April 2016 pukul 10.45 WIB turut serta dalam kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Desa Putra. Sorak meriah dari anak-anak nampak ketika mereka menyanyikan lagu “kasihnya seperti sungai, kasihnya seperti sungai,kasihnya seperti sungai dihatiku, .....”. Anak-anak di Panti Asuhan Perhimpunan Vincentius Putra Jagakarsa, Jakarta Selatan terdiri dari anak-anak tingkat SDSMA. Kami disana bermain games bersama dan bermain olahraga (futsal). Kegiatan dilanjutkan dengan makan siang lalu mereka menonton
12 MP Juni 2016
sebuah film animasi anak-anak yang berisikan tentang ACIL - Aku Cinta Lingkungan. Film tersebut berisikan tentang bagaimana kita sejak kecil harus diterapkan untuk mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terlebih di sungai. Dalam video juga disebutkan pada pasal 41 dan pasal 43 ada undang-undang yang berisikan tentang lingkungan hidup dan disebutkan pula barang siapa yang melanggarnya akan ada sanksi berupa kurungan penjara atau denda (uang), menjaga lingkungan hidup itu penting, karena itulah cintai lingkungan. Salah satu dari rombongan kami, Mas Ragil diminta untuk mengisi acara juga. Ia menyampaikan “Jangan merasa sedih saat ada kekurangan ,bukalah hati agar rencana Tuhan ada dalammu”. Karena Tuhan selalu ada dan baik pada kita. Siapa yang mengharapakan mujizat? ya semua pasti ingin memperoleh mujizat, terlebih Mas Ragil yang saat ini dengan kondisi penglihatannya tidak sampai 50% tetapi sayangnya, obat untuk syndrome tersebut belum ada, but he believes, “We can create a miracle,and we can be a miracle” MP
MP Juni 2016 13
SEPUTAR PAROKI
Launching Rosario Merah Putih Penulis & Foto KJ
Patung Bunda Maria diarak dari pintu Sakristi sebelum Perayaan ekaristi dimulai. Pada Hari Minggu, 1 Mei 2016. Misa itu sendiri dipimpin oleh Rm. Antonius Sumardi, SCJ Momen spesial Launching Rosario Merah Putih dilakukan secara serentak di seluruh Keuskupan Agung Jakarta. Romo Sumardi mengundang kita agar ikut ambil bagian dalam gerakan Rosario Merah Putih. Dengan gerakan ini, Gereja menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bangsa ini, dengan mengenang kembali sejarah pergerakan bangsa Indonesia. Sebagaimana Bendera Merah Putih menjadi lambang persatuan Bangsa dan Negara, Rosario Merah Putih ditawarkan agar kita belajar untuk semangat dalam kesatuan, baik kesatuan dalam paroki, keluarga, dan 14 MP Juni 2016
& SS
lingkungan masyarakat. Menjadi satu kesatuan, memberikan kekuatan bagi kita untuk menghadirkan penekanan bahwa ini adalah tahun kerahiman Allah, dimana semua orang dipersatukan dalam kerahimanNya. Tahun Kerahiman Allah dilaksanakan sebagai belaskasihan Yesus Kristus yang menyerahkan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabatNya. Tindakan inilah yang melandasi kita untuk selalu terbuka. Siapa-pun yang mengatasnamakan Yesus dalam setiap tindakannya, seharusnya mempunyai semangat yang sama dengan Yesus, yaitu semangat kasih. Selama bulan Maria, Rosario Merah Putih ini digunakan untuk berdoa bagi tanah air, bangsa dan negara. Bersama Bunda Maria, kita mohonkan agar Allah melindungi dan menaungi para pemimpin kita yang pro-rakyat, memperjuangkan keadilan, kedamaian dan kesejahtera-an bagi segenap rakyat. Dan kita mohon Allah berkenan memberikan Roh Kesatuan kepada seluruh komponen bangsa.MP
MP Juni 2016 15
SEPUTAR PAROKI
16 16 MP Juni 2016
SEPUTAR PAROKI
WILAYAH
2
Rosario Lingkungan St. Bernadete
MP Juni 2016 17
SEPUTARParokiMP
SEPUTAR PAROKI Penulis DW
Maria Bunda Kerahiman Penulis & Foto DW
WILAYAH
5
St. Irenius
Pada hari Kamis, 19 Mei 2016, Wilayah V mengadakan doa Rosario bersama dan Bible Study yang dipandu oleh Bapak Stefan Leks. Acara dimulai pada pukul 18.45 dan dihadiri sekitar 30 orang dari 4 lingkungan yang ada di wilayah V.
18 MP Juni 2016
Dalam pengajarannya, dijelaskan bahwa bulan Mei adalah bulan doa dan refleksi tentang Bunda Maria. Dalam Litani, Bunda Maria disapa dengan berbagai gelar. Tetapi di Indonesia, gelar “Bunda Kerahiman” belum menjadi bagian dari litani. Syukurlah, Paus Fransiskus telah memaklumkan Tahun Yubileum Kerahiman Allah Luar Biasa, sehingga gelar “Bunda Kerahiman” mulai diperhatikan. “Bunda Kerahiman” memberikan arti bahwa di dalam diri Maria, ada kasih serupa dengan kasih Allah sendiri; setiap hari penuh belas kasih, terutama terhadap manusia yang menolak Allah dan melarikan diri dari rahmatNya. Sama seperti manusia, Bunda Maria pun, mengalami perkembangan bertahap dalam
19 19 hidup penuh belas kasihan. Secara sederhana, dapat disebut tiga tahap. Pertama, Maria sebagai Bunda Allah – Manusia, kedua, Maria, Bunda Yesus, Sang Maharahim, dan yang ketiga, Maria, Bunda Gereja yang berbelas kasih. Yang menarik, ketiga tahap ini tercakup dalam doa Rosario yang menjadi kecintaan umat Katolik. Misteri sukacita mengacu kepada tahap I; misteri terang dan duka berkaitan dengan tahap II; dan misteri mulia berkaitan dengan tahap III.
St. Yohanes Paulus II
sangat mencintai Bunda Maria. Dalam ensikliknya “Kaya dengan Kerahiman.” Ada dua cara Maria menjalankan tugasnya sebagai Bunda Kerahiman. Yang pertama adalah cara sederhana, yaitu ia menerima, menampung, lalu meneruskan doa-doa yang ditujukan kepadanya oleh siapa pun juga. Pengantaraan yang sederhana ini, tak pernah setingkat dengan pengantaraan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Bapa serta Roh Kudus, dan telah diyakini keberadaannya oleh Gereja berabad-abad lamanya. Seandainya tidak demikian, maka takkan ada doa yang begitu dicintai semua manusia di bumi ini yaitu, “Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati.” Cara kedua, Maria menjalankan tugasnya sebagai Bunda Kerahiman melalui inisiatifnya sendiri, walaupun inisiatif itu tentu sepengetahuan
Tuhan juga. Inisiatif ini berupa “kunjungan” Maria ke berbagai tempat di dunia ini. Dan kunjungan itu diberi nama “penampakan.” Dari sejarah, diketahui bahwa Maria menampakkan dirinya sangat sering di sepanjang masa keberadaan Gereja. Di Fatima, Lourdes, dan di banyak tempat lainnya. Ia meminta perhatian pada hal-hal sama, yaitu bertobatlah, berdoalah, berpuasalah, dan bacalah sabda Tuhan! bukan pimpinan Gereja, tetapi dalam belas kasihannya, ia senang memperingatkan para pengikut Yesus akan datangnya bahaya yang harus dihadapi dalam waktu yang tidak lama lagi khususnya pada perang dunia 1 dan 2. Lewat Buku Harian Faustina, ia mendesak umat manusia untuk secepatnya bernaung di bawah kerahiman Allah sebab waktu kedatangan Yesus yang definitif tidak lama lagi. Pengantaraan Bunda Maria sungguh sesuatu yang solid, bagaikan batu karang. Sebab Marialah pengikut Yesus yang pertama. Sampai sekarang ia paling dekat dengan Yesus. Ia memang manusia pilihan, dan tak pernah sombong. Ia sadar, apa saja yang diberi kepadanya, merupakan sebuah tugas. Ia menerobos paling dalam ke Hati Allah yang Maharahim. Maka, ia berpikir, berkata, bertindak, dan hidup seperti Yesus.MP
Maria
MP Juni 2016 19
SEPUTAR PAROKI
WILAYAH
6 Ziarah dan
Lingkungan Lingkungan St. Aloysius
Rekreasi Keluarga
Penulis Rudianto
Sitohang Foto FN
Sabtu, 23 April 2016 sejak Pk. 05.30 warga lingkungan St. Aloysius berkumpul di area parkiran Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) di Jalan Taman Wijaya Kusuma. Pada kesempatan ini turut juga hadir Keluarga Bapak Dwi Barto – Ketua Wilayah VI. Setengah jam kemudian sebanyak 55 orang (dewasa dan anak-anak) peserta yang terdaftar hadir dan bersama-sama panitia berangkat dengan bus menuju Gua Maria Sawer Rahmat. Kemudian dilanjutkan berwisata di Alam Palutungan Kuningan – Jawa Barat.
20 MP Juni 2016
Taman Getsemani titik awal persiapan sebelum Jalan Salib
Perjalanan menuju lokasi ditempuh kurang lebih 4 ½ jam dan tepat jam 11.30 kami memasuki area parkir di kawasan Gua Maria Sawer Rahmat yang diresmikan tahun 1990 oleh Kardinal Tomko. Gua Maria Sawer terletak di kaki gunung Ceremai sekitar 700 km diatas permukaan laut. Walau cuaca cerah dan matahari yang terik cukup membuat kepanasan peserta akan tetapi saat memasuki Gua Maria Sawer Rahmat hawa sejuk membuat nyaman. Jalan salib dipandu oleh Mba Anastasia Ani (Sie Acara) melalui jalur pemberhentian I sampai dengan pemberhentian XIV dengan rute jalan yang panjang dan terkadang menanjak dan cukup tinggi membuat sebagian peserta yang sudah berumur Lansia sesekali harus berhenti istirahat sejenak. Akan tetapi suasan asri Gua Maria Sawer, tidak menghalangi semangat para peserta, karena mereka memahami apa pengorbanan yang dilakukan Yesus tidaklah sebanding dengan keletihan yang mereka rasakan.
21. SEPUTAR PAROKI
Peserta Jalan Salib
Setelah Makan siang warga lingkungan bermain bersama
Akhir perjalanan di Jalan Salib, di Gua Maria Sawer Rahmat
Kemudian Rombongan meneruskan perjalannanya ke obyek Wisata Palutungan, diawali dengan makan siang dan dilanjutkan dengan permainan untuk anak-anak, orang tua dan dewasa, hal ini bertujuan untuk lebih membina serta menjalin kebersamaan yang lebih erat lagi diantara warga lingkungan. Acara puncak wisata alam ini diakhiri dengan bermain air di air terjun palutungan, lokasi menuju air terjun yang cukup menyulitkan bagi para orang tua yang sudah lansia maka hanya sebagian peserta saja yang berangkat ke air terjun terutama anak-anak warga lingkungan. Jam 17.00 WIB rombongan berkumpul kembali di bus untuk
Puncak acara rekreasi dengan bermain di air terjun
melanjutkan perjalanan ke tempat penjualan oleh-oleh khas makanan dari daerah Kuningan kemudian dilanjutkan dengan berhenti untuk makan malam di restaurant Kelapa Manis, tepat jam 20.00 WIB rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Jakarta dan tiba pukul 23.00 WIB.MP
MP Juni 2016 21
SEPUTAR PAROKI
WILAYAH
7
Lingkungan St.
Theodorus
Doa Rosario sekaligus pemilihan ketua lingkungan Baru, dihadiri 33 KK dari 44 KK yang terdaftar. Bertempat di kediaman Bpk. Markus. Tanggal 15 Mei 2016 Pk. 20:00 WIB. Acara Paskah bersama di KB RAGUNAN, Minggu 17 April 2016 diikuti oleh warga lingkungan. Penulis Frans
22 MP Juni 2016
Kuja
SEPUTAR PAROKI
8
WILAYAH
Rosario Lingkungan ST.
TIMOTHIUS
MP Juni 2016 23
STUDY KATEKESE Wilayah 3, 4, 5 & 12
24 MP Juni 2016
2
1
3 KKS Kerahiman Allah Keterangan foto: Foto 1 : Bapak Stefan Leks menginformasikan buku tentang Kerahiman Allah yang ditulisnya. kasih.
4
Foto 2-4: para peseta KKS mendengarkan penjelasan dari bapak Stefan Leks. MP Juni 2016 25
26. ORBITAN UTAMA
ORBITAN UTAMA
Indonesia
Terkoyak dalam
Krisis? Puspitasari
26 26 MP Juni 2016
I
ndonesia pada Mei 1998 menjadi salah satu puncak krisis dari beragam krisis yang menimpa negeri ini. Krisis pada Mei 1998 dalam sejarah merekam beraneka kengerian. Kengerian itu merupakan puncak dari akumulasi krisis dalam segi ekonomi, sosial dan politik. Kengerian itu kemudian kerapkali digaungkan ke depan publik dengan menyebutkannya sebagai Tragedi Kemanusiaan. Krisis yang diawali dengan kerentanan dalam bidang ekonomi, semakin meluas dalam meningkatnya angka karyawan yang di-PHK, perusahaan-perusahaan pailit, merosotnya nilai rupiah dari yang semula berada dalam kisaran 2.500 rupiah per dollar Amerika bahkan sempat mencapai titik 18.000 rupiah per dollar-nya. Krisis pada 1998 berlanjut pada kesulitan para ibu untuk membeli susu bagi bayi dan anak-anak karena harga susu yang melambung tinggi seturut dengan meningkatnya harga produksi. Kesenjangan ekonomi semakin meningkat. Masyarakat yang semakin tidak berdaya secara ekonomi juga meningkat. Tekanan politik semakin menguat, kepercayaan masyarakat pada integritas pemerintah menurun. Chaos terjadi dan memuncak pada 1315 Mei 1998. Tentu kita tidak mengharapkan hal tersebut terjadi lagi di kemudian hari. Akan tetapi sebagaimana kita cermati sejumlah data yang menyeruak dalam ruang publik, menunjukkan hal-hal yang tidak dapat kita abaikan sebagai sinyal-sinyal terjadinya krisis pada jangka panjang bagi bangsa dan negeri ini.
Potret Kecil Sosio -Ekonomi M asyarakat Indonesia Data bbc.com menyebutkan bahwa sebanyak 12.680 pekerja di Indonesia telah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Januari hingga Februari 2016, ungkap Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Pada Sabtu 14 Mei 2016 seorang ibu bernama Fitroha melemparkan bayinya yang berusia satu bulan hingga tewas dari atap pusat perbelanjaan Bekasi Junction, Bekasi. Bayi bernama Anindita Aprilia pun tewas setelah sempat dibawa ke RS Bhakti Kartini. Disebutkan bahwa Fitroha berencana bunuh diri setelah melemparkan anaknya akan tetapi usahanya gagal. Dari keterangan diperoleh informasi bahwa hal tsb dilakukan karena faktor keterdesakan ekonomi yang menimbulkan depresi pada pelaku.
MP Juni 2016 27
Sementara itu juga muncul cerita tentang ironi stok ikan melimpah yang diberitakan oleh Kompas (19/5/2016). Dijelaskan bahwa produksi ikan di sejumlah wilayah di Indonesia melimpah seiring musim panen akan tetapi sayangnya sebagian pasokan ikan tsb tidak dapat terserap oleh pasar sehingga mengakibatkan harga jatuh, dan bahkan hasil tangkapan harus dibuang karena tidak terserap oleh pasar. Ironi stok ikan berlimpah yang tidak berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan nelayan terjadi di banyak tempat karena ketiadaan gudang pendingin yang mengakibatkan ikan membusuk. Pada media yang sama (Kompas, 19/5/2016) diperoleh informasi bahwa pasokan listrik di Nias terancam berhenti pasca perusahaan PT American Power Rental, yang menjadi pemilik dan operator pembangkit listrik tenaga diesel yang disewa PLN untuk memasok listrik di Nias menyatakan menutup operasi mereka di Nias. Hal tersebut disebabkan PLN tidak membayar tagihan-tagihan PT APR padahal
PLN tetap menagihkan biaya dari penduduk Nias. Data berbeda disampaikan liputan6.com pada April 2016 bahwa sekitar 2 ribu anak tenaga kerja Indonesia (TKI) yang diduga lahir dari hubungan di luar nikah disinyalir tidak memiliki akta kelahiran. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan meski tanpa ayah, para ibu bisa mengurus akta kelahiran anak-anak mereka. Anak-anak itu diduga hasil hubungan gelap dari para TKI yang bekerja di luar negeri. Membaca penuturan Sukardo, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jatim membuat makin miris, “TKI yang bekerja di Arab Saudi, Thailand, Taiwan, Malaysia dan Hong Kong pulang-pulang bawa anak, lahirnya saja terkadang sembunyi-sembunyi, mereka tidak punya keterangan apa pun.” Dalam sebuah seminar di Makassar pada akhir Mei 2015 disebutkan pula data menarik lainnya oleh Nurhady Sirimorok peneliti dari Ininnawa
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam sebuah pernyataannya di youtube mengkritisi wajah Gereja di Indonesia yang cenderung melakukan upaya membantu penyelesaian masalah sosio-ekonomi berbasis karitatif yang tidak akan menyelesaikan masalah justru menciptakan ketergantungan.
28 MP Juni 2016
mengenai masa depan pertanian Indonesia yang terancam yang disebabkan semakin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian, khususnya untuk pertanian pangan. Merosotnya luas lahan garapan kepemilikan pribadi dinilai sebagai salah satu penyebab keengganan ini. Refleksi Kecil Becermin pada krisis 1998, yang mengakibatkan mundurnya Suharto dari tampuk kepresidenan yang sebelumnya diawali dengan krisis yang mencerminkan lunturnya kepercayaan masyarakat pada lembaga pemerintah baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif dan termasuk pada aparat penegak hukum, maka situasi pelambatan ekonomi yang sekarang ini terjadi penting menjadi alat refleksi kita.
Membaca Nawacita yang dikumandangkan oleh pemerintahan Jokowi membawa konsekuensi yang berpotensi mengarah pada krisis juga karena penekanan lebih pada aspek teknis administratif terkait tata kelola dan orientasi pada pasar bebas serta bagaimana membangun infrastruktur yang menopang proses meleburnya kita pada mekanisme pasar bebas. Steven Fink maupun Ulmer, Seeger dan Sellnow (dalam Puspitasari, 2016) sempat menjelaskan bahwa krisis kerapkali terjadi dikarenakan organisasi tidak memahami atau menyadari bahwa isu sekecil apapun, apabila tidak diselesaikan akan berpeluang menjadi krisis. Isu kerapkali dianggap sebagai suatu hal yang sepele sehingga diabaikan. Paul Argenti (2009) menjelaskan bahwa organisasi apapun rentan terhadap munculnya krisis. Kesadaran akan kerentanan organisasi taerhadap krisis umumnya baru muncul ketika krisis menghantam. Organisasi di sini dapat dibaca sebagai organisasi berorientasi profit maupun non-profit serta organisasi publik. Meningkatnya jumlah karyawan ataupun buruh yang di-PHK dan jumlah karyawan dari Negara Tiongkok, semakin meningkatkan kerawanan dan potensi kecemburuan sosial. Apalagi data di sebagian tempat menunjukkan bahwa buruh yang berasal dari Tiongkok dengan kualifikasi sama mendapatkan MP Juni 2016 29
penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan buruh lokal. Perubahan atas kepentingan ekonomi-politik Indonesia yang meningkatkan kemitraan dengan Tiongkok juga menimbulkan kerawanan dalam peta relasi yang bisa memunculkan sentimen primordial berbasis etnis, pribumi-Tionghoa. Belum lagi pembangunan gerejagereja yang memiliki desain mewah dan bahkan mengklaim sebagai gereja terbesar di Asia Tenggara turut menambah kerawanan relasi Islam-Kristen sebagaimana muncul dalam rangkaian posting di media sosial. Dalam banyak telaah mengenai konflik antar-etnis maupun antaraagama disebutkan bahwa kerapkali penyebabnya adalah tiga hal utama, pertama adanya kesejahteraan ekonomi yang tidak merata sebagai pemicu ketegangan, kedua adalah adanya benturan pada tingkatan norma dan nilai termasuk tata nilai keberagamaan yang menjadi dasar dalam membangun stereotype dan prasangka, serta ketiga adanya tekanan dari pemuka pendapat (opinion leader) dan kelompok (peer pressure) yang secara bersamaan dan berkelindan menjadi satu dalam
30 MP Juni 2016
meningkatkan ketegangan dalam relasi antar individu dan kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Berhadapan dengan itu, menjadi tugas kita sebagai warga Gereja untuk memiliki kepekaan dan kesadaran bahwa setiap kita memiliki kontribusi pada terbentuknya kesenjangan dan ketegangan yang terjadi. Jika kita berangkat dari kesadaran dan pemahaman bahwa kita sendiri menjadi pihak yang memiliki kontribusi maka pada titik tertentu kita perlu bergerak pada level lanjutan yaitu untuk menyikapi dan bertindak secara nyata untuk menjadikan kita sebagai warga Gereja dan Bangsa yang pro-aktif menjadi agen perubahan sosial di tengah masyarakat kita. Indonesia kita terkoyak: ya. Tetapi krisis belum hadir, sekalipun peluang untuk terjerambab dalam krisis semakin besar, dan kini saatnya kita bergerak untuk mengatasi koyakan-koyakan tersebut agar tidak berkembang menjadi krisis. Mulai dengan mendefinisikan langkah konkret untuk beralih dari sekedar menjadi penonton dari potret-potret penuh koyakan ini menjadi pro-aktif melakukan perubahan.MP
Misa Pantekosta di penjara narkotika Isidora sawir
P
enulis yakin bahwa kita semua mengetahui bahaya dari pemakaian narkotika; namun apakah kita menyadari betapa memprihatinkan dan menyedihkan melihat mereka yang pada usia muda dan produktif terlibat sebagai pemakai atau yang pada akhirnya juga bertindak sebagai penjual narkotika? Salah satu pelayanan dari anggota Legio Maria adalah mengunjungi mereka yang sakit, menderita dan tersisih; maka pada hari selasa, tanggal 17 Mei 2016, berlima dengan frater Surya, kami dari Legio Maria Ratu Rosari Mistika (RRM) St. Stefanus berangkat dari gereja jam 11:30 menuju penjara narkotika Cipinang. Kami bekerja sama dengan Komunitas Kasih Tuhan yang telah rutin memberi pelayanan di penjara. Kunjungan ini adalah keduakalinya bagi RRM. Namun bagi sebagian dari kami, termasuk frater Surya, kunjungan ini merupakan pengalaman pertama. Setiba di penjara kami disambut hujan deras. Pun demikian hujan tidak menyurutkan 10 anggota rombongan untuk melayani warga binaan (istilah penghuni lapas narkoba). Masuk ke area lapas kami diperiksa secara ketat. Beberapa barang pribadi termasuk dompet dan HP harus kami simpan di loker. Setelah lolos pemeriksaan kami menuju ruang semacam kapel tempat dimana pelayanan kami berlangsung. Di dalam gereja sudah menunggu ratusan warga binaan baik yang katolik dan yang Kristen non katolik. Para sahabat itu menyambut sambil berdiri dan memberi salam. Kami merasa kedatangan kami sangat dinantinantikan oleh para sahabat -warga binaan.
Tidak terlihat kegelisahan di wajah para warga binaan sekalipun misa dimulai 15 menit terlambat dari waktu yang seharusnya jam 14:00 WIB. Mereka menghadiri misa dengan tertib & hikmat. Dalam kotbahnya Romo Didit mengarisbawahi supaya warga binaan membuka hati supaya Roh Kudus yang telah dikaruniakan bekerja. Roh Kudus Bekerja supaya mereka mampu menjaga kebersihan badan yang dikarunia Tuhan dengan tidak lagi menggunakan barang yang menjanjikan kenikmatan sejenak namun penderitaan yang lama. Setelah misa, pelayanan dilanjutkan dengan merayakan ultah bagi lima orang warga binaan. Perayaan ini sungguh mengharukan, ada kue ulang tahun dengan lilin yang ditiup bersama-sama sementara yang hadir menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’; pembagian bingkisan ulang tahun berupa kebutuhan sehari-hari dan menyanyi - saudari Cicilia & Thomaspun ikut menyumbangkan lagu. Diakhir acara kami membagikan sekaleng susu dan sebungkus mie instant hasil sumbangan dari para dermawan. Menyaksikan kegembiraan para sahabat ketika menerima sumbangan “sederhana” itu, hati kami senang disamping juga merasa trenyuh/miris membayangkan bagaimana kehidupan mereka di dalam penjara yang sudah overcapacity itu – pasti tidak mudah. Kunjungan ini sungguh suatu pengalaman yang memperkaya batin, melihat-merasakan-mengalami secara konkret Kerahiman Tuhan. Lewat perjumpaan kami dengan para sahabat binaan, kami pun berjumpa dengan Tuhan. (bdk. Mat 5:25) MP MP Juni 2016 31
PESONA SABDA
Menyambut Orang Asing “Berbuatlah hal-hal kecil dengan cinta besar.” Mother Teresa dari K alkuta
Y
esus menjadi manusia dan mengajak kita untuk meneladan hidup dan keberpihakkanNya.
Kerahiman Allah itu menjelma dan masuk ke dalam sejarah umat manusia dalam diri Yesus Kristus. Dialah wajah sempurna Kerahiman. Berbahagialah Umat St. Stefanus, yang terus-menerus berusaha untuk mewujudkan Kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Rm. M artin van Ooij, SCJ
32 MP Juni 2016
Saya kenal seseorang, yang saat itu itulah yang membutuhkan sahabat. berumur sekitar 30an. Ia berpenampilan Jelas, kehadirannya ditengah-tengah sederhana, jujur dan rendah hati. Gaya masyarakat, mampu memberi arti bicaranya lembut, tidak meledakbaru bagi hidup manusia. Dan dengan ledak. Ia menyapa orang lain dengan demikian membuatnya menjadi manusia hangat, penuh rasa persaudaraan yang merdeka. dan enak untuk didengarkan. Dan Sepak terjang teman saya ini, dengan yang paling penting, pesan yang ingin mudah mengingatkan kita kepada sosok disampaikannya sampai dan jelas penyelamat kita, yakni Yesus Kristus. penuh arti. Ia bergaul dengan siapa saja Karena saya yakin, keberpihakkan dengan rasa hormat dan tanpa pandang teman saya terhadap orang tersinggir latar belakang. Tidak mengherankan, itu, diinspirasi atau terpesona oleh hidup bila ia dihargai dan dikagumi oleh Yesus yang dirumuskan oleh St. Paulus, orang-orang “Ia yang adalah Anak Manusia datang tidak untuk dilayani, Allah, disekitarnya. telah Ia sangat suka mengosongkan melainkan untuk melayani, dan untuk berkeliling dan menyerahkan hidupNya sebagai tebusan diriNya sendiri meng unjung i dan mengambil bagi banyak orang (Mk. 10:5). orang-orang rupa seorang sakit dan miskin. Juga orang-orang Hamba dan menjadi sama dengan yang dikesampingkan di masyarakat, manusia.” Teman saya ini memang yang merasa terasing. Banyak orang bukan Allah. Ia sama dengan kita. asing di sekitar kita. Keterasingannya Namun komitmennya untuk selalu bukan melulu karena masalah geografis dekat dan bersahabat dengan orang dan kependudukan, namun karena miskin, asing dan tersingkir, jelas-jelas sikap semakin banyak orang yang membutuhkan pengosongan diri yang kurang peduli terhadap orang-orang di luar biasa. sekitarnya. Di tengah keprihatinan itu, Sabda lain yang mempesona bagi teman saya tadi, menghadirkan dirinya teman saya adalah sebagai berikut, ditengah masyarakat sebagai sahabat “Anak Manusia datang tidak untuk bagi siapa saja, khususnya bagi kaum dilayani, melainkan untuk melayani, dan terasing atau terpinggirkan. untuk menyerahkan hidupNya sebagai Teman saya ini unik. Pengaruhnya tebusan bagi banyak orang” (Mk. 10:5). melebihi pemimpin publik yang Lebih dari sekedar mengagumi teman berpolitik, namun ia sendiri enggan atau saya, saya mengajak kita sekarang tidak mau tahu mengenai urusan politik. untuk masuk ke dalam kehidupan Yesus Berkali-kali ia menegaskan bahwa sendiri, sebagai teladan utama bagi kita tindakannya membela atau berada untuk peduli terhadap orang-orang di sisi orang tersinggir dan miskin, susah. bukanlah tindakan politis atau tindakan Pelayanan Tuhan Yesus sebagai melawan otoritas. Ia ada bersama orang Hamba nyata dalam pengabdianNya miskin dan yang sejenisnya, melulu dengan memberikan diriNya, bahkan karena memang orang-orang semacam menyerahkan hidup-Nya di kayu MP Juni 2016 33
salib. Hamba dalam arti berserah diri sepenuhnya dalam cinta kasih dan kerendahan hati. Ia merendahkan diri sebagai seorang Hamba dan taat sampai mati di salib (Flp 2:7-8). Semuanya itu dilakukanNya dalam kepatuhan sempurna kepada Bapa. Dialah satusatunya Hamba Allah sejati yang menderita wafat. Wafat untuk siapa? Untuk orang berdosa. Dosa itulah yang membuat manusia terasing. Maka pelayanan Yesus berupa aksi (tindakan) tertentu, adalah untuk merangkul orang asing dan memasukkannya ke dalam lingkaranNya sebagai satu keluarga. Yesus sangat sosial dan terbuka bagi siapa saja. HidupNya jelas untuk orang lain dan imanen atau dekat dengan banyak orang. Meskipun demikian, tindakan pelayananNya, juga mengandung nilai transendental, karena bersumber dari Allah, terlaksana berkat Roh Kudus dan berdasarkan tindakan personal Yesus sendiri yang keluar dariNya dan yang mengatasi diriNya. Kembali kepada keteladanan teman saya dan tantangan bagi hidup kita. Teman saya dengan tindakannya yang kecil dan sepele, telah ikut ambil bagian dalam karya keselamatan Allah untuk membaharui masyarakat dengan budaya kasih. Kehadiran yang apa adanya, tanpa tendensi apa pun, mempunyai daya yang membaharui kehidupan dan memerdekakan. Bantuan dan persembahannya membawa hidup baru buat orang lain. Banyak umat dewasa ini, juga mempunyai tindakan-tindakan sosial yang patut diapresiasi. Sedikit menengok apa yang terjadi di belahan bumi yang lain. Kita melihat dan mendengar adanya banyak pengungsi akibat perang dan konflik. 34 MP Juni 2016
Kita patut bangga dan tersentuh, melihat bahwa beberapa negara Barat yang dikenal sebagai negara Kristen atau Katolik menerima pengungsipengungsi Islam dari Timur Tengah, padahal mereka ditolak oleh negaranegara yang sebagaian besar menganut agama yang sama. Dorongan Bapa Paus Fransiskus bagi negara-negara Barat, agar rela menyambut dan merangkul orang asing, sungguh tindakan yang sangat Yesus banget! Menyambut orang asing bisa dibahasakan dengan kata “Berbelarasa.” Kata ini juga menjadi salah satu ciri dalam hidup Umat paroki St. Stefanus. Sewaktu saya ke India, saya merasa tersentuh karena umat paroki St. Stefanus yang secara spontan memberi bantuan/sumbangan untuk menolong pendidikan calon imam di seminariseminari. Umat kita yang sakit, dibantu biaya operasi di rumah sakit. Bahkan anak-anak Legio Yunior, membantu mengajar berdoa anak-anak untuk persiapan komuni pertama. Luar biasa, selamat dan terima kasih. Tindakan kalian mengingatkan saya akan katakata Mother Teresa dari Kalkuta, “Berbuatlah hal-hal kecil dengan cinta besar.” Yesus menjadi manusia dan mengajak kita untuk meneladan hidup dan keberpihakkanNya. Kerahiman Allah itu menjelma dan masuk ke dalam sejarah umat manusia dalam diri Yesus Kristus. Dialah wajah sempurna Kerahiman. Berbahagialah Umat St. Stefanus, yang terus-menerus berusaha untuk mewujudkan Kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari.MP
PROFIL
Berusaha Untuk Bangkit dari Segala Cobaan Sebuah keluarga sederhana dan berani mau memberikan sharing kepada kita, dengan segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh semangat meski kondisi keluarga yang pernah mengalami “jatuh” dan mau bangkit dari segala cobaan yang dialaminya serta situasi perekonomian yang terkadang kurang menentu di negeri ini. MP Juni 2016 35
S
emua itu bukan menjadi halangan untk menjalani keseharian karena mereka percaya Tuhan itu ada dalam keluarga mereka. Keluarga ibu Maria Margareta Jumirah (51 th) namanya yang sudah memiliki tiga orang anak yakni Agustinus Akursius Tesen (35 th), Fabianus Tesen (28 th) dan Natalia Elisabet (26 th). Ibu Jumirah menikah dengan Bpk Antonius Renotali (alrm) pada tahun 1981 dan saat ini tinggal di daerah Cipete, Wilayah I, Lingkungan St Hubertus. Saat ini keluarga ibu Jumirah telah dikaruniai tiga orang cucu, 2 cucu dari pernikahan putranya yang pertama dan 1 cucu dari pernikahan putri ketiganya. Keterlibatan kelurga Ibu Jumirah di lingkungan tetangganya, keluarga ibu Jumirah ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkungan RT/RW, contohnya seperti kegiatan kerja bakti atau acara tujuh belasan, dll. Keluarga Jumirah juga ikut serta dalam kegiatan dalam lingkungan gereja atau wilayah. Seperti ibadat Lingkungan, Rosario, Legio Maria, dan ibu Jumirah juga pernah bekerja menjadi karyawan kebersihan gedung gereja selama kurang lebih 12 tahun. Sedangkan anak-anaknya yang terlibat dalam kegiatan gereja hanyalah Fabianus Tesen yang ikut dalam kegiatan OMK (Orang Muda Katolik).
36 MP Juni 2016
Simon dari Kirene yang diperankan oleh Fabi saat tablo 2016(atas)
Selama perjalanan hidup berkeluarga Ibu Jumirah telah merasakan jatuh bangun dalam membangun sebuah keluarga belum lagi ditambah dengan masalah keluarga yang dihadapinya. Salah satunya pengalaman ketika putri ketiganya saat berumur 10 th mengalami kejadian aneh, seakanakan Lisa (putri ketiganya) seperti diguna-guna oleh orang lain, sehingga ia mudah sakit-sakitan. Entah apa penyebabnya sehingga kondisi yang seperti itu membuat ia hampir setiap hari selalu menangis dan kesakitan, bahkan dokterpun seperti tidak mengerti sakit apa yang dideritanya. Dalam keadaan itu, Keluarga ibu Jumirah tidak tinggal diam, setiap malam jam 12, ibu Jumirah berdoa Salam Maria dengan keyakinan dan mereka mencari tahu apa yang terjadi pada putrinya. Hampir setiap hari
pula mereka mendatangi orang yang dimaksud itu, untuk tidak mengganggu keluarganya. Itupun harus dilakukan melalui proses berkali-kali sampai orang itu tidak lagi mengganggu putrinya. Pada akhirnya Tuhan mengabulkan doa ibu Jumirah dan kejadian itupun tidak lagi ada dan kembali seperti semula. Setelah kejadian itupun cobaan belumlah selesai, selang beberapa tahun kemudian putra pertamanya tersangkut masalah dengan hukum sehingga membuatnya harus ditahan selama empat tahun. Dalam situasi sepertipun sang ayah, Bpk Antonius Renotali, pada saat itu sedang mengalami gangguan penyakit yang mulai dirasakan pada tahun 2012. Karena kondisi yang demikian, ibu Jumirah berhenti bekerja guna menjaga Bpk Antonius serta menjaga cucu-cucunya. Pada bulan Februari 2015, Bpk Antonius dipanggil Yang Maha Kuasa karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung membaik.
Cucu Ibu Jumirah
MP Juni 2016 37
Meski dalam keadaan seperti itu, keluarga ibu Jumirah tetap tabah dan tegar dalam menghadapi cobaan itu, setelah ditinggalkan ayahanda dan dalam waktu bersamaan putra pertamanya masih menjalani proses tahanan, peristiwa ini tentu tidak bisa dilupakan dan menjadi bagian kehidupan yang harus dialami oleh keluarga Ibu Jumirah. Perlahan demi perlahan, keluarga Jumirah tetap bangkit dan termotivasi dari segala cobaan yang dialaminya. Tidak boleh ada kata menyerah dalam keluarga Ibu Jumirah, setiap hari ibu Jumirah selalu berdoa dalam hati selalu memohon kedamaian dalam keluarga, tetap terus bekerja dan menatap masa depan. Belum lama pula putra pertamanya yang tersangkut kasus hukum telah selesai masa tahanannya dan sudah mulai kembali ke dalam keluarga dan masyarakat seperti semula. Belajar dari semuanya itu, keluarga Ibu Jumirah mengambil hikmah dari semua cobaan yang dialaminya, karena semua itu sudah tertuang dalam ayat Kitab Suci, “Pengkhotbah 3:1-15 Keluarga Jumirah saat ini sedang dalam keadaan yang masih dalam perjuangan hidup tetapi dengan semangat Tuhan Yesus dan ayat Kitab Suci yang menjadi pedoman, mereka selalu berdoa untuk mendapatkan kekuatan untuk menghadapi cobaan. Ditambah
38 MP Juni 2016
Lisa, Putri bungsu ibu Jumirah
lagi ada satu pesan ayahanda yang disampaikan kepada ibu Jumirah dan anak-anaknya sebelum menghadap Tuhan, “Meskipun saya sudah tidak lagi bekerja, tetapi kita masih mendapatkan rejeki, karena Tuhan itu adil”. Kata-kata sederhana itulah yang juga membuat keluarga Jumirah termotivasi untuk bangkit dari segalanya, tidak menyerah dalam kehidupan, tetap berdoa dan berusaha bekerja memenuhi kebutuhan keluarga. Karena dari cobaan yang diberikan, keluarga ibu Jumirah tahu bahwa Tuhan akan memberikan sesuatu di dalam keluarga ibu Jumirah. Sesuatu yang baik, maka Tuhan selalu memberikan kejutan dan di saat yang tepat.MP
“ Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia. Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah mencari yang sudah lalu.” Pengkhotbah 3:1-15. MP Juni 2016 39
KOMUNIKASI UMAT
ADA APA dengan ANAK SAYA ?
S
Arie Mukti / Team AGAPE
aya orangtua dari 2 anak perempuan, anak pertama berusia 27 tahun dan yang kedua, 24 tahun. Keduanya sudah selesai kuliah, dan saat ini semua sudah bekerja. Sifat kedua anak saya sangat berbeda, anak pertama cenderung banyak diam, tertutup dan tampak tidak semangat. Sedangkan adiknya sangat mudah bergaul, lincah dan terbuka dalam komunikasi. Kondisi diam dan jarang komunikasi semakin terlihat, dan bahkan sering menarik diri (banyak di kamar) semenjak 1 bulan yang lalu adiknya memperkenalkan pacarnya kerumah. Aktifitas pekerjaan rutin dijalani dengan baik oleh kedua kakak beradik, yang membedakan adalah jarangnya terihat komunikasi antara mereka berdua. Kami sebagai orangtua bingung mau berbuat apa untuk mencairkan situasi ini. 40 MP Juni 2016
Saya mengapresiasi perhatian Bapak Ibu yang dapat melihat dan merasakan perubahan dari kedua puteri, mengingat saat ini banyak orangtua yang kurang peka untuk melihat perubahan pada anak2nya karena dalih kesibukan masing-masing, minimnya komunikasi atau karena alasan lain. Bapak ibu menyampaikan dengan jelas perubahan sikap puteri pertama terjadi semenjak puteri kedua mengenalkan pacarnya. Benar tidaknya hal ini tentunya perlu mendapat klarifikasi dari yang merasakan guna menghindari kesalahan asumsi. Dialog secara pribadi perlu dilakukan, secara khusus diantara bapak atau ibu, siapa yang dinilai dapat mengajaknya untuk berdialog dan berdiskusi mengenai perubahan yang terjadi. Memperhatikan cara, waktu dan tempat yang ‘pas’ mengingat sifat puteri pertama yang cenderung tertutup. Dialog apakah perlu dilanjutkan dengan semua anggota keluarga atau tidak tentunya sangat bergantung dari proses dan hasil dialog awal. Perubahan sikap bisa saja tejadi namun tidak ada kaitan sama sekali
dengan hadirnya pacar adik – ini tentunya diperlukan solusi yang berbeda. Misal. Adanya masalah di kantor atau masalah-masalah lain yang sedang dihadapi dan secara kebetulan bersamaan waktu dengan perkenalan pacar adiknya, Apapun masalah yang sedang dihadapi perlu dukungan dari seluruh anggota keluarga. Perlu juga menyampaikan perubahan yang Bapak Ibu lihat agar anak menyadari bahwa orangtua mempunyai perhatian terhadap dirinya. Menginginkan respon dari anak yang cenderung bersifat tertutup diperlukan kesabaran untuk bertanya pada saat dan waktu yang tepat. Sulit berharap kepada anak tertutup akan mau bercerita spontan, atau mau membuka diri tanpa adanya rangsang tanya. Gunakan pertanyaan2 terbuka misal. Coba ceritakan ………; Bagaimana pendapatmu mengenai …….. dls”. Berlawanan dengan anak yang bersifat terbuka – tanpa ditanya, apapun ingin cepat diceritakan dan biasanya disampaikan secara ekspresif. Semoga ini bisa membantu, salam saya.MP MP Juni 2016 41
OPINI Bagaimana mengamalkan PANCASILA di negara kita ini dalam kehidupan sehari-hari ?” Ignasius Ocvin Osetino Wo’u Aktifitas OMK Paroki St. Mathias-Cinere
Restu Aktif Lektor St. Stefanus Mengamalkan pancasila itu sama dengan jatuh bangun dalam berusaha menjadi orang beriman, harus seimbang dalam hubungan vertical dan horizontal dan pancasila memberikan petunjuk teknis yang lebih sederhana untuk membangun hubungan Vertical dengan Tuhan dan horizontal dengan sesame manusia dan segala ciptaan nya termasuk bumi tempat kita berpijak. Jadi saya yakin siapapun bisa mengamalkan pancasila dengan baik pasti orang yang baik dan beriman dan juga sudah pasti nasionalis
Sebagai seorang pekerja seni dan masih menjadi bagian dari mahasiswa di Institusi pendidikan swasta di Jakarta. Saya menganggap dengan saya belajar dan berkarya adalah salah satu jalan sebagai upaya untuk mengamalkan Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak perlu memisahkan poin yang pertama sampai yang ke lima. Di dalam kesatuan tersebut menyimpan pesan bahwa dengan kita bekerja keras,memiliki iman yang teguh, kehidupan sosial bermasyarakat yang baik, menhormati satu sama lain dan berpastisipasi dalam program-program pengembangan pemerintah, artinya kita telah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia maju untuk kita. Hari ini, hari depan, dan untuk masa depan.
Riedha Ekaliana Paroki BMV, Bogor
42 MP Juni 2016
Mengamalkan Sila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa, Toleransi antar umat beragama, tidak memecah belah. Sila 2. Kemanusiaan yang adil beradap, tidak main hukum sendiri, bertindak adil sama semua orang tanpa memandang sara. Sila 3, Persatuan Indonesia. Menggunakan produk dalam negeri sebisa mungkin, mencari kesamaan bukan perbedaan, mempelajari sejarah bangsa sehingga bisa mempererat tali persaudaraan. Sila 4, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permuswayaratan dan perwakilan, mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan. Sila 5, keadilan social, mengupayakan tidak terjadinya kesenjangan social
43 43
Agatha Ratna Dewi Kusumasari Aktifitas OMK Wilayah 2
Maria Biges Aktifitas St. Stefanus Mengamalkannya dengan tidak pilih kasih, harus adil dan tidak korupsi
Cara mengamalkan Pancasila : 1. Kurangi ego masing-masing. 2. Budayakan toleransi di setiap aspek kehidupan.
Arnold Adhitya (17th) Paroki Ratu Rosari Desa Putera Aktifitas Light Of Jesus Family Cara mengamalkannya dengan saling menghormati dan menghargai sesame, contoh kalau di jalan ya jangan melanggar, motor naik di trotoar, mobil di tol ambil bahu jalan, saling serobot.
Nama : Bernadeta Kani (19th) Paroki Katedral Sta Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Semarang
Menurut Mereka
Cara mengamalkan Pancasila di negara kita dalam kehidupan sehari-hari itu ada banyak hal sih dan bisa kita lakukan dalam tindakan yang sederhana. Seperti misalnya pada sila pertama, kita bisa saling menghormati kebebasan satu sama lain dalam menjalankan ibadah. Selain itu, bisa juga kita aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia, tidak memaksakan kehendak orang lain, dan menghargai hasil karya orang lain juga merupakan cara-cara mengamalkan nilai Pancasila itu sendiri di kehidupan sehari-hari. Tapi point utama menurut saya adalah saling menghargai dan dengan menghargai apapun dan kepada siapapun sudah sangat MP Juni 2016 43 menjadi wujud nyata kita mengamalkan nilai Pancasila.
ORBITAN LEPAS
PANCA SILA bukan
PANCA BILA DEVIANT
B
ekerja di bidang perfilman, menuntun saya untuk sering melihat referensi-referensi film. Sayapun tertarik pada sebuah film pendek yang dibuat oleh mahasiswa broadcasting FISIP UHAMKA, mungkin nanti kita bisa sambil melihat film tersebut di youtube (https://www.youtube.com/ watch?v=xjx1KXncIss). Film yang mengisahkan empat mahasiswa yaitu Togar, Ahmad, Kuncoro, Ameng yang bernasib sama mengalami kesulitan keuangan biaya kuliah. Dari situlah mereka berkenalan dan menjadi akrab, Togar yang berasal dari medan dengan watak yang keras, Kuncoro 44 MP Juni 2016
adalah orang jawa yang pergi ke Jakarta untuk kuliah, Ahmad anak betawi yang menganggap dirinya titisan si pitung, dan ameng asli keturunan tionghoa. Terlepas dari teknis film, saya justru mengamati konten yang menarik dan sederhana. Mereka memperdebatkan SARA (Suku, Agama, Ras dan Aliran kepercayaan), kemudian mempertanyakan makna dari Pancasila itu sendiri, bahkan melalui judulnya saja kita seperti diandaiandaikan “jika ada Pancasila – jika tidak? Maka PANCABILA… yah bila ada?”
Menengok beberapa berita tentang gencar-gencarnya serangan SARA tersebut terhadap beberapa pemimpin kita, saya malahan cenderung mengumpamakan bahwa Pancasila tergerus oleh ideologis yang tidak memasyarakatkan moralitas. Bahwa kemudian sebagai bangsa Indonesia saya ditantang untuk menjadikan PANCASILA sinergi bagi Suku, Agama, Ras dan Aliran Kepercayaan dalam memasyarakatkan peradaban Indonesia. Komunikasi Sosial KAJ pada video viral nya (https://www.youtube. com/watch?v=UWPR4BmF1ls), sedikit usil dengan menampilkan kepolosan anak-anak dalam beropini akan Pancasila dari situ saya merasakan kehadiran Pancasila adalah elemen Cinta Kasih yang luar biasa. Cinta Kasih pendiri bangsa yang terungkap pada sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan tanggal 1 Juni 1945. Dimana rumusan itu dikemukakan dengan gamblang bahkan bisa dibilang tanpa judul. Setiap kali mendengarkan rekaman rumusan itu pertama kali terucap, dan melihat kemudian apa yang kita rasakan sekarang? Sebetulnya Indonesia memiliki senjata yang luar biasa hebatnya. Bahkan ketika Pidato Presiden Soekarno yang berjudul ‘Membangun Dunia Baru’ itu
disebut sebagai salah satu pidato yang paling kontroversial dalam sejarah sidang umum PBB di New York pada 30 September 1960. Dengan berani ia menyerang PBB sebagai lembaga yang gagal menciptakan perdamaian. Sebagai solusi, dia meminta PBB memasukkan Pancasila dalam piagam PBB yang sudah ketinggalan zaman.
“
Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa diterimanya kelima prinsip itu dan mencantumkannya dalam piagam, akan sangat memperkuat organisasi ini kata Soekarno Kalau misalnya Pancasila sekarang ini harus dilemahkan, saat bangsa lain mengaguminya sebagai falsafah yang luar biasa, mengapa kemudian kita ragu untuk memegang teguh peradaban Indonesia yang mengamalkan Pancasila. Mendoakannya melalui Rosario Merah Putih dan menjadikan dia unsur terpenting dalam Kerahiman Ilahi, menunjukkan bahwa Pancasila membutuhkan kita agar tetap menunjukkan ke-Bhinekaan Tunggal Ika nya. MP
MP Juni 2016 45
ORBITAN LEPAS
Berbicara Mengenai Lingkungan Hidup
Penulis Fr.
B
erbicara mengenai Lingkungan hidup, ada sebuah video youtube yang menarik (https://www.youtube. com/watch?v=eRLJscAlk1M). Dalam video Prince Ea (Youtubers : seseorang yang mengunggah video di youtube) menggambarkan bumidi masa depan. Antartika meleleh, hutan amazon menjadi gurun, sebagian besar hewan punah sehingga cucu kita hanya bisa melihat gajah lewat gambar atau video, laut terlalu beracun untuk kita berenang didalamnya, dst. Bumi yang indah sekarang dimasa depan tinggal kenangan. Anak cucu kita tinggal mewarisi bumi yang rusak, dan tak ada lagi peradaban manusia. Tak perlu berandai-andai apa yang terjadi dimasa depan. Apabila kita melihat lingkungan hidup kita saat ini, sepertinya memang ada yang “salah”. Hujan lebat yang biasanya terjadi dibulan yang ber-ber-ber- September, oktober, 46 MP Juni 2016
Nandi
desember mulai bergeser atau setidaknya tidak selebat tahuntahun sebelumnya. Musim kemarau, malah hujan lebat. Lantas, banjir menjadi rutin entah akibat perubahan iklim, maupun tumpukan sampah yang menyumbat sungai. Sungaisungaipun tidak lagi berair jernih, berubah jadi hitam akibat limbah. Apabila kita mancing jangan berharap mendapat ikan gabus, paling banter ikan sapu-sapu. Udara semakin panas, karenapemanasan global dan minimnya pepohonan serta pembakaran hutan.
Apa penyebabnya?
Penyebabnya adalah kita manusia – terutama mentalitas jaman sekarang, materialistiskonsumtif-dan eksploitatif dan bermuara pada keserakahan. Kalau tidak hati-hati kitapun ikut arus didalamnya. Materialisme itu contohnya: orang, baru merasa “ada” diakui apabila pulang kampung
47
membawa motor, mobil, handphone baru, baju baru, bahkan gigipun model baru dengan memasang “rel” hanya sekadar untuk gaya-gayaan.
“Pokoknya semua diukur dari apa yang gue miliki.” Konsumtif itu, pokoknya beli-beli dan beli, entah dibutuhkan entah tidak. Pokoknya “aku merasa puas kalo dah punya ini – punya itu – beli ini – beli itu.” Butuh atau tidak yang penting aku beli – belanja. Celakanya gaya hidup yang konsumtif itu kalau dituruti tidak ada habisnya, maka untuk memenuhi perilaku konsumtif itu semakin banyak pula sumber daya alam yang dieksploitasi. Eksploitasi berlebihan menyebabkan krisis alam dan lingkungan hidup. Paus Fransiskus dalam audiensi tentang lingkungan hidup tahun 2013 menyayangkan “budaya sampah” yang kian marak. Dengan mudah orang yang berkelimpahan membuang makanan. Budaya sampah menciptakan manusiamanusia yang boros dan tidak peka akan lingkungan sekitar. Ujungujungnya adalah ketidakpekaan bahkan ketidakpedulian pada lingkungan alam maupun manusia. Mudah membuang, dan lupa bahwa berapa banyak sumber daya alam yang kita sia-siakan.
Apa solusinya?
Simple alias sederhana, yakni kesadaran lingkungan hidup yang diimplementasikan secara nyata dalam gaya hidup sehari-hari. Gereja Katolik yakin bahwa masalah rusaknya lingkungan hidup “menuntut sebuah pengubahan mentalitas yang secara efektif berujung kepada diambilnya gaya-gaya hidup yang baru”. Atau meminjam istilah Jokowi perlu “revolusi mental”. Yaitu menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambar dan citra Allah dan mampu melihat seluruh alam ciptaan adalah baik. Sehingga ada usaha kebaikan untuk ala, sebagaimana Allah menempatkan Adam dan Hawa ke taman Eden. Bukan untuk dinodai dengan dosa – merusak – dan mengeksploitasi, melainkan memeliharanya (bdk kej 2). Kita bisa mewujudnyatakannya dengan mengubah gaya hidup kita, keluarga, lingkungan sekitar yang konsumtif, boros, dan cenderung membuang itu. Kurangi konsumsi listrik dengan peka mematikan lampu apabila ruangan tidak digunakan, dan meminimalisir penggunaan AC. Kita bersama-sama menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan gereja. Tidak membuang sampah, terutama puntung rokok. mengurangi penggunaan plastik dan Styrofoam dalam pertemuanpertemuan di gereja. MP
MP Juni 2016 47
ORBITAN LEPAS
MAKNA LITURGI bagian 2
Upacara ritual melestarikan tradisi budaya dan menjembatani proses transisi dan kepemimpinan dalam komunitas Penulis Bonaventura
S
etelah sebelumnya pada edisi Bulan Mei 2016, dibahas tentang pengertian liturgi dari awal mula sampai dengan pemahaman konsili Vatikan II, maka makna Liturgi berikutnya akan membahas tentang pendalaman akan Liturgi dan Ritual. LITURGI DAN RITUAL Tidak sedikit orang yang memandang istilah liturgi dan ritual sama saja. Padahal, meskipun kedua istilah itu memiliki hubungan yang sangat erat khususnya dalam Gereja Katolik, dua istilah ini tetaplah berbeda. Dalam Gereja Katolik istilah rituale sendiri dapat menunjuk dua pengertian pokok. Pertama, istilah rituale menunjuk buku-buku liturgi Gereja yang berisi teks-teks dan petunjuknya untuk perayaan sakramen, sakramentali atau ibadat yang lain. Kedua, istilah rituale dapat menunjuk dimensi (ritual) dari perayaan liturgi Gereja. Menurut pengertian terakhir inilah istilah ritual akan dijelaskan di sini.
48 MP Juni 2016
Sutadi
Dalam bahasa Indonesia, kata ritual merupakan kata sifat yang berhubungan dengan kata benda ritus. Menurut para ahli anthropologi dan sosiologi, pada dasarnya istilah ritual menunjuk pada upacara atau tatacara yang terstruktur, biasanya dapat berulang-ulang dan simbolis serta didukung oleh komunitas. Hal ritual ini bersifat hakiki dalam kehidupan manusia dan memiliki fungsi khusus dalam kehidupan bersama. . Dari studi para ahli antropologi dan sosiologi itu juga diketahui bahwa hal-hal ritual atau upacara ritual bukanlah acara seremonial lahiriah belaka yang tanpa makna. Upacara ritual sungguh-sungguh sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia yang memiliki makna yang mendalam sebagaimana terungkap melalui simbol-simbol yang digunakan. Dalam pengertian inilah kita harus berbicara mengenai dimensi ritual pada konsepsi liturgi kita. Pengertian liturgi dalam Gereja Katolik tentu mencakup hal yang
49
lebih luas Dalam daripada masyarakat istilah ritual bisa kita tersebut. saksikan, umat Liturgi merayakan merupakan Ekaristi untuk perayaan keperluanperjumpaan keperluan ujud antara Allah yang aslinya dan umatberciri ritual Nya yang tradisional. berlangsung Misalnya melalui untuk malam Yesus Kristus menjelang hari dalam Roh pernikahan Kudus. Yang (Jawa dirayakan midodareni), Midodareni merupakan acara tujuh adalah tujuh bulan bulan usia kehamilan, dilakukan oleh peristiwa usia kehamilan masyarakat Jawa. kehadiran (Jawa mitoni), karya penebusan Kristus, yang peringatan ditanggapi umat dengan pemuliaan arwah 40 hari, 1 tahun, 1000 hari Allah Bapa melalui Kristus. dst. Itulah perayaan iman Gereja akan Praktek di atas menunjukkan karya penyelamatan Allah yang bahwa penghayatan liturgi seperti berlangsung melalui Yesus Kristus. perayaan Ekaristi telah mewarnai Bentuk perayaan liturgi penghayatan umat terhadap atas karya penebusan Tuhan upacara ritual – kultural tradisi. itu dirayakan secara ritual Sebaliknya, pengaruh dimensi dalam Gereja sesuai dengan ciri ritual terhadap penghayatan simbolis-kultural manusiawi pada liturgi Gereja tampak pula melalui umumnya. Dimensi ritual ini berbagai gerakan devosi yang menegaskan pentingnya tindakan semakin hidup di antara umat. simbolis-kultural dalam perayaan Sebab melalui praktek devosi-devosi liturgi. Berbagai kerinduan tersebut, umat beriman dapat manusiawi yang terungkap melalui mengungkapkan dimensi simbolisberbagai ritual budaya memperoleh kultural yang memang dihidupi tempat yang pantas dan dicakup secara populer oleh umat beriman. dalam perayaan liturgi Gereja. MP
MP Juni 2016 49
KESEHATAN
Anak Menderita
GIZI BURUK di Nusa Tenggara Timur (NTT) Penulis Pr Ilustrasi BERANDA
J
ika gizi seseorang terpenuhi, maka pertumbuhan fisik, kemampuan berpikir, kemampuan melakukan aktivitas dan kesehatannya akan meningkat. Indonesia sendiri tercatat sebagai jumlah penduduk terpadat ke empat di dunia, dan menempati peringkat lima sebagai negara kekurangan gizi. “Menurut hasil survei South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) mengatakan, gizi buruk di Indonesia masih jadi masalah utama.” Jika anak kekurangan protein, maka mereka akan memiliki otot lembek dan rambut rontok. Artinya anak tidak tumbuh dengan normal, dan itu bisa jadi kekurangan zat gizi. Sel-sel tubuh anak berkembang pesat dan sempurna jika mendapatkan nutrisi pendukung yang cukup. Usia anakanak merupakan masa terbaik
50 MP Juni 2016
untuk memberikan nutrisi yang cukup dan sempurna agar tumbuh optimal. Mengkonsumsi makanan fungsinya untuk mensuplai energi tubuh. Jika kekurangan energi maka menyebabkan kekurangan tenaga untuk beraktivitas. Dengan demikian orang menjadi malas, lemah dan produktifitas kerja menurun. Kekurangan gizi juga dapat menurunkan daya tahan tubuh, karena asupan makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika Imunitas turun, selanjutnya akan mudah terserang infeksi ringan seperti flu, batuk dan diare. Jika anda menderita suatu penyakit, ketika daya tahan tubuh Anda turun maka akan memudahkan penyakit Anda kambuh. Otak dapat mencapai bentuk yang maksimal ketika anak berusia dua tahun. Jika anak mengalami kekurangan gizi, ini menyebabkan terganggunya fungsi otak secara permanen. Karena ketika anak kekurangan asupan, maka nutrisi tidak bisa dikirim ke otak. Otak anak membutuhkan protein dan melanin agar berkembang dan terus melakukan regenerasi. Banyak orang tidak menyadari bahwa kekurangan gizi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa dapat membuat mereka menjadi tidak tenang dalam berperilaku. Mereka akan mudah tersinggung, cengeng dan apatis karena lapar.
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan hal tersebut masih saja terjadi, diantaranya Kemarau panjang yang menyebabkan banyak petani gagal panen. Kondisi itu menimbulkan krisis pangan dan konsumsi anak pun berkurang, bahkan tidak bergizi. Pemahaman ibu terhadap gizi sangat rendah dan Sulitnya akses transportasi membuat penderita gizi buruk tak terkontrol oleh petugas kesehatan. Akibatnya, penderita mudah digerogoti berbagai penyakit. Dinas Kesehatan dan pemerintah NTT sedang berupaya melakukan pengurangan jumlah penderita gizi buruk dengan beberapa program antara lain yaitu; 1. Melakukan Pembangunan infrastruktur. 2. Memberikan penyuluhan Kepada para ibu
Dan jika kondisi ini terjadi terusmenerus, lingkungan sosial juga akan terkena dampak dari ketidakstabilan emosi tersebut sehingga akan mengalami masalah dalam bersosialisasi. Daerah yang paling banyak mengalami gizi buruk di Indonesia adalah daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Dinas Kesehatan NTT mengatakan, penderita gizi buruk dialami keluarga miskin yang tinggal di wilayah terpencil.
Sebagai orang beriman tentu kita berempati akan penderitaan saudara kita ini. Selain berdoa atas kelancaran program dari pemerintah, yang bisa kita lakukan untuk mereka adalah membantu dengan menyisihkan sebagian penghasilan kita. Jangan pernah takut kekurangan, semakin banyak memberi semakin banyak berkat yang akan kita terima. Semoga perbuatan kecil kita, mengurangi penderita gizi buruk khususnya di daerah seperti NTT. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 11:24, “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu kekurangan.” MP MP Juni 2016 51
PENDIDIKAN
GAMBARAN PENDIDIKAN ANAK -ANAK TIDAK MAMPU “Ah elah, nyoba BEASISWA juga paling enggak dapet, ORANG TUA juga enggak mampu, mending kerja cari uang daripada SEKOLAH
52 MP Juni 2016
P
endidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, dengan pendidikan tiap orang dapat merubah jalan hidup nya, apalagi dengan program pemerintah yang saat ini sedang gencar untuk menerapkan pendidikan 9 tahun. Saat ini pemerintah sudah banyak sekali memiliki program pendidikan bagi masyrakat terutama untuk anak anak tidak mampu, seperti beasiswa anak berprestasi, bantuan operasional sekolah. Ada juga program bantuan siswa miskin, gereja memberikan dana bantuan sekolah juga, tetapi apakah dana beasiswa atau bantuan tersebut sudah tepat guna dan sasaran. Karena kebanyakan yang mendapat beasiswa adalah dari keluarga yang secara ekonomi juga mampu untuk membayar biaya sekolah. Kita mengetahui masih sangat banyak sekali anak-anak dari keluarga tidak mampu ingin bersekolah. Tetapi tidak dapat bersekolah karena masalah ekonomi ini baru di Jakarta dan daerah sekitar Jakarta, tidak termasuk di luar Jakarta. Anak anak yang berasal dari keluarga yang secara ekonomi tidak mampu mungkin hanya dapat sekolah di negeri dengan fasilitas sekolah apa ada nya, kecuali untuk anak Jakarta yang menggunakan KJP. Tidak semua anak-anak yang tidak mampu dapat bersekolah sama seperti teman teman nya,
belajar di ruang kelas atau bahkan mungkin buku pelajaran saja mereka tidak lengkap sehingga harus meminjam. Bersekolah hingga SMP/SMA saja sudah merupakan kemewahan dengan catatan pagi sekolah sore hingga malam mengamen atau membantu orang tua nya bekerja mencari makan, saya rasa hal ini juga menyebabkan anak anak tersebut jadi malas melanjutkan sekolah. Masih banyak terlihat di Jakarta, anak anak yang terpaksa belajar di kolong jembatan karena tidak mampu bayar seragam atau uang
buku atau malah belajar di gerobak sampah sekaligus memulung. Miris memang jika membandingkan dengan anak anak yang mampu untuk bersekolah di sekolah swasta yang biaya nya mungkin sampai dengan jutaan. Tetapi anak-anak tersebut malah bermain main bahkan sampai ikut tawuran atau melakukan kegiatan yang negatif, ataukah mereka juga sebetulnya dapat di katakan sebagai anak anak tidak mampu karena tidak bisa secara sosial atau mental untuk mengikuti pendidikan.MP MP Juni 2016 53
SANTO-SANTA
Santo Johannes De Britto
S
anto Johannes De Britto lahir di Lisboa, Portugal, 1 Maret 1647 dan meninggal di Oriyur, Tamil Nadu, India pada 4 Februari 1693 di umur 45 tahun. De Britto adalah seorang misionaris dan martir Yesuit dari Portugis, sering dipanggil sebagai Francis Xavier Portugis. Diadikanonisasi oleh Paus Pius XII tanggal 22 Juni 1947. Britto bergabung dengan Yesuit pada tahun 1662, dan mengambil studi di Kolese Coimbra. Ia pergi ke Madure yang terletak di India selatan, yang sekarang lebih dikenal dengan Tamil Nadu, pada tahun 1673. Ia menamai dirinya sebagai Arulanadar in Tamil. Ia kembali ke Eropa sebagai misionaris, dan mendarat di Lisboa. Raja Pedro II menginginkan ia untuk tinggal di Eropa, namun ia tetap kembali ke India, dengan 24 misionaris baru pada tanggal 1690. The Madure Mission adalah sebuah usaha keras untuk mendirikan Gereja Katolik India yang secara relatif bebas dari kultur Eropa. Maka dari itu, Britto mempelajari bahasa asli India, berpakaian menyerupai orang suci Hindu, dan mencoba untuk mengajarkan Katolik secara konsep yang akan masuk akal ke pada penduduk sekitar. Metode yang ditawarkan Roberto de Nobili ini, termasuk sukses. Johannes De Britto dihukum mati oleh Raja India, Setupai dari Maraya, pada 28 Januari 1693, karena usahanya untuk menyebarluaskan agama Katolik. Ia dieksekusi pada tanggal 4 Februari 1693. Dalam surat yang disampaikan kepada Father Francisco Laynes, ia menyatakan “When guilt it’s a virtue, to suffer it’s glory.” MP
54 MP Juni 2016
55. DANA PAROKI
DANA PAROKI Dana Paroki St. Stefanus APRIL - 2016
No Wil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 7 8 8 8 9 9 9 10 10 10 10 11 11 11 12 12 12
Lingkungan
Kode
St.Hubertus St.Yoh.Pemandi St.Gregorius St.Yudas Tadeus Sta. Theresia Sta.M.Immaculata Sta.Maria Fatima Sta.M. Bernadette St.Markus St.Nicodemus St.Oktavianus St.Paulinus St.Quirinus St.Antonius St.Clementus Sta. Faustina Sta.Angela St.Bartholomeus Emmanuel Sta.Ursula St.M.Magdalena St.Aloysius St.Thomas Aquino Sta.Helena Romo Sanjoyo St.Simeon Sugiyopranoto St.Theodorus St.Paulus St.Timotius Sta.Veronica St.Bonaventura St.Bonifacius Keluarga Kudus St.Yoh Don Bosco St.Kristoforus Sta. Maria Goretti Sta.Maria B.Setia Sta.Felicitas Sta.Anastasia Maria Ratu Damai St.Bernadus St.Dionisius St.Elias
HBS YPE GRR YTA THE MIM MFA BDE MKI NDS OTS PLN QRS ATS CLS FSA AGE BTS EML URS MMA ALS TAQ HLN RSO SMN SGO THO PLS TTS VRA BVA BFS KKS DBD CRS MGI MBS FSE ANS MRD BDS DNS ELS
Perhit.
4 Apr16
Amplop 1 1 1 9 7 2 5 5 2 3 2 4 8 12 18 5 1 7 3 7 1 4 7 1 4 14 3 6 2 4 2 4 1 3 2 4 5 3 2
Perhit.
RP Amplop 10,000 4 60,000 5 50,000 4 370,000 4 350,000 9 9 69,000 1 152,000 1 270,000 3 60,000 1 300,000 2 200,000 1 450,000 4 285,000 5 490,000 780,000 45 400,000 3 100,000 920,000 2 350,000 5 5 625,000 2 50,000 5 25,000 3 55,000 24 10,000 2 65,000 49 800,000 5 20,000 6 224,000 2 20,000 4 22,000 25,000 1 80,000 50,000 400,000 1 150,000 120,000 3 370,000 1 120,000 200,000 -
11 Apr16
Perhit.
RP Amplop 340,000 3 510,000 6 65,000 3 155,000 4 150,000 4 59,000 6 10,000 16 100,000 7 60,000 1 100,000 60,000 4 50,000 1 320,000 1 285,000 6 3 2,540,000 300,000 5 7 400,000 3 550,000 3 130,000 3 100,000 1 5 6 47,000 3 25,000 7 166,000 14 30,000 6 1,609,000 1 200,000 12 2 200,000 3 35,000 4 65,000 2 1 10,000 3 2 1 25,000 2 130,000 2 20,000 3 3
18 Apr16
Perhit.
RP Amplop 90,000 400,000 125,000 4 175,000 19 1,520,000 4 170,000 3 554,000 5 166,000 11 100,000 8 1 120,000 6 35,000 5 200,000 9 150,000 4 140,000 4 1 1,450,000 8 750,000 5 2,650,000 2 200,000 6 80,000 13 20,000 1 105,000 6 45,000 2 20,000 2 65,000 1 166,000 1 45,000 20,000 2 215,000 6 45,000 4 135,000 85,000 1 260,000 6 20,000 1 20,000 170,000 1 100,000 2 19 35,000 1 200,000 2 300,000 2 250,000 -
25 Apr16
RP 140,000 920,000 72,000 200,000 76,000 530,000 410,000 20,000 475,000 555,000 580,000 140,000 250,000 20,000 650,000 550,000 200,000 1,050,000 465,000 10,000 260,000 20,000 25,000 5,000 4,000 50,000 110,000 220,000 20,000 252,000 20,000 10,000 200,000 1,375,000 50,000 100,000 20,000 -
Perhit.
Amplop 1 6 1 2 2 2 14 8 4 7 5 12 3 5 3 7 3 3 1 5 3 29 1 4 2 7 4 3 11 4 3 10 1 2 7 -
30 Apr16
RP 25,000 100,000 10,000 85,000 130,000 70,000 820,000 340,000 420,000 1,000,000 285,000 600,000 140,000 650,000 920,000 700,000 300,000 120,000 5,000 370,000 20,000 193,000 10,000 180,000 120,000 225,000 101,000 90,000 525,000 260,000 272,000 725,000 5,000 500,000 400,000 -
DONASI PENGGANTIAN BIAYA CETAK MAJALAH MEDIAPASS APRIL 2016 Terima kasih atas donasi yang
1
Lingk. Sta. Maria Magdalena (Pelunasan tahun 2015)
2
Lingk. St. Quirinus (April 2015 s/d Maret 2016)
3
Lingk. Sta. Maria Fatima (April - Mei 2016)
4
Lingk. St. Bernardus (Jan. s/d Juni 2016)
600,000 telah diberikan, kami menunggu
kontribusi Anda di edisi-edisi berikutnya. Harap memberitahu100,000 kan apabila donasi dikirim melalui transfer. Untuk setiap pene1,500,000 rimaan donasi, akan diberikan 4,600,000 bukti penerimaan resmi. MP Juni 2016 55
2,400,000
Total
56 MP Juni 2016