PANDUAN TEKNIS REHABILITASI SEKOLAH AMAN DENGAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PENDIDIKAN TAHUN 2011
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA bekerja sama dengan
PANDUAN TEKNIS REHABILITASI SEKOLAH AMAN DENGAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PENDIDIKAN – TAHUN 2011
I. Pendahuluan Sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional No. 70a/MPN/SE/2010 tentang Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah, serta kampanye Sejuta Sekolah dan Rumah Sakit Aman yang diluncurkan pada tanggal 29 Juli 2010, maka Kementerian Pendidikan Nasional memberikan prioritas khusus untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman, dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Tahun Anggaran 2011. Mengingat masih banyaknya bangunan sekolah yang masih dalam kondisi rusak berat dan memerlukan rehabilitasi, serta dengan mempertimbangkan lokasi di kabupaten/kota yang rawan bencana, maka dibutuhkan suatu panduan untuk melaksanakan rehabilitasi bangunan sekolah sekaligus untuk menciptakan sekolah aman.
II. Tujuan dan Ruang Lingkup Panduan Teknis ini ditujukan untuk memberikan beberapa pedoman dasar yang harus diikuti dalam pelaksanaan proses rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman. Lingkup dari Panduan ini mencakup definisi dan kriteria Sekolah Aman, lokasi Kabupaten/Kota Rawan Bencana terhadap Bangunan Sekolah yang mendapat prioritas, penilaian kerentanan sekolah, dan standar-standar teknis yang harus dipenuhi melalui rehabilitasi bangunan sekolah.
III. Definisi Sekolah Aman Definisi Umum: Sekolah aman adalah sekolah yang mengakui dan melindungi hak-hak anak dengan menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan, dan keamanan siswanya terjamin setiap saat. Indikator Menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan, dan keamanan siswanya terjamin setiap saat. Institusi yang mengakui dan menghargai hak-hak anak tidak hanya sebagai murid, melainkan juga: o hak untuk sehat, o hak mendapatkan kesempatan bermain dan melakukan kegiatan yang menyenangkan disela-sela proses pembelajaran, o hak untuk dilindungi dari bahaya dan tindak kejahatan, o hak untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat secara bebas, serta o hak untuk ikut serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan kapasitas mereka
1
Adalah sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang, peserta didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat
Definisi Khusus: Sekolah aman adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasarana yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan disekitarnya dari bahaya bencana Indikator: Tidak roboh pada waktu mengalami bencana (Gempa, tsunami dan dampak gunung api) sesuai dengan perencanaan Tidak membahayakan manusia dari benda-benda yang jatuh, termasuk bahanbahan berbahaya, baik di dalam maupun di luar bangunan Mampu mengevakuasikan orang dalam keadaan darurat secara aman dari dalam bangunan ke tempat yang lebih aman (pintu cukup, terbuka keluar, jalan darurat dsb) Tersedia jalan keluar dan akses yang aman Sekolah memiliki tempat berkumpul yang aman Obyek2 yang berbahaya di sekitar sekolah dikenali dan di pahami oleh murid dan guru Rute dan tempat evakuasi darurat dikenali oleh murid dan guru Indikator kunci sekolah sehat + Pojok UKS (SKB 4 Menteri), sekolah layak anak dan sekolah ramah anak (Plan Internasional dan Kemendiknas) serta sekolah siaga bencana (KPB) Definisi Terkait Pengurangan Risiko Bencana Sekolah aman adalah komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saat darurat dan bencana. Indikator • Memberdayakan peran kelembagaan dan komunitas sekolah dalam PRB • Mengintergrasikan PRB kedalam kurikulum satuan pendidikan formal, baik intra maupun extrakurikuler • Membangun kemitraan dan jaringan antar berbagai pihak untuk mendukung pelaksanaan PRB di sekolah • Memiliki kebijakan, program dan rencana aksi sekolah, dan kegiatan terkait dengan pengurangan resiko bencana • Komunitas sekolah yang mengenali resiko bencana di lingkungannya • Sekolah yang menerapkan prosedur keselamatan • Bangunan sekolah yang dirancang memperhitungkan resiko bencana • Komunitas sekolah yang secara berkala berlatih siaga bencana Ancaman Gempa Bumi, Tsunami dan Erupsi/letusan Gunung Berapi di Indonesia Jenis-jenis bencana di Indonesia yang dapat mempengaruhi keamanan dan keselamatan sekolah. Gempa Bumi adalah kejadian alam akibat pergeseran lempeng bumi atau meletusnya gunung berapi. yang berakibat pada pergerakan permukaan bumi. 2
Gerakan permukaan bumi ini dapat meruntuhkan bangunan rumah, gedung, sekolah, jembatan dan jalan. Gempa bumi dapat diikuti oleh bahaya tambahan seperti kebakaran, benda-benda jatuh, atau bahkan banjir akibat bendungan rusak. Gempa bumi dapat mengakibatkan jatuhnya benda-benda yang teretak di atas, meruntuhkan bangunan sekolah, dan menjebak murid dan guru di dalam reruntuhan bangunan. Gempa bumi juga bisa mengakibatkan tsunami, longsor dan atau kebakaran Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh adanya perubahan dasar laut atau badan air yang terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi atau longsoran bawah laut. Gelombang yang terjadi menjalar dengan kecepatan dan elevasi yang tinggi di lautan dan ketika mencapai daratan dapat menjadi banjir bandang yang sangat dahsyat berakibat merusak benda-benda yang dilewatinya. Gelombang tsunami dapat menghancurkan dan menghanyutkan bangunan rumah, sekolah, perkantoran dan bangunan publik lainnya yang terletak di pinggir pantai atau pada jalur air yang dekat dengan laut. Banjir adalah kejadian dimana air menggenang dalam waktu tertentu pada daerah yang biasanya tidak digenangi air. Banjir terjadi saat kapasitas air melebihi daya tampung sungai, danau, rawa atau penampung air lainnya. Kejadian ini dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, lamanya hujan, kondisi topografi, kondisi tanah, dan kondisi tutupan lahan. Banjir dapat menggenangi bangunan sekolah atau menghanyutkan peralatan di dalamnya. Tanah Longsor adalah pergerakan batuan atau tanah secara menurun menuju kaki suatu lereng. Longsor dapat terjadi akibat gempa bumi, banjir dan letusan gunung berapi. Tanah longsor juga terjadi ketika kekuatan dari batuan atau tanah yang membentuk lereng dilampaui oleh tekanan massa lereng dan benda-benda di atasnya. Pengurangan kekuatan tanah ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kandungan air, meningkatnya sudut kemiringan lereng, berkurangnya pohon penyangga kemiringan tanah serta bertambahnya beban di permukaan lereng. Tanah longsor dapat menimpa, menggeser atau menimbun bangunan sekolah. Kebakaran adalah kejadian dimana api menghanguskan bangunan rumah, sekolah dan bangunan publik lainnya. Kebakaran gedung dan pemukiman pada dasarnya diakibatkan oleh kelalaian manusia terutama dalam hal pemilihan bahan yang mudah terbakar, pemakaian alat-alat pembakaran yang menyalahi aturan, atau pemasangan instalasi listrik yang salah dan pemakaian alat-alat elektronik yang mengakibatkan arus pendek dan percikan api. Kebakaran dapat juga disebabkan oleh api dari kompor atau alat pemanas laiinya. Kebakaran dapat merusak bangunan sekolah dan menjebak murid dan guru di dalam kungkungan api. Erupsi/letusan Gunung Berapi adalah kejadian meletusnya gunung berapi dengan mengeluarkan lahar/lava dan material vulkanik lain seperti Awan panas, Abu piroklastik, Asap campur debu pasir, dll. Ancaman gunung berapi bukan hanya terjadi saat letusan, tapi juga setelah letusan seperti hujan abu, hujan pasir, dan ancaman banjir lahar dingin. Kawasan disekitar letusan gunung api disebut Kawasan Rawan bencana (KRB) gunung berapi. KRB dibagi kedalam tiga tingkatan kerawanan bencana, yaitu KRB I, II dan III diurutkan dari tinkatan yang paling rendah ke tingkatan yang paling tinggi. Wilayah yang berada dalam peta KRB tinggi harus segera dikosongkan bila ada tanda-tanda peningkatan aktivitas gunung api. Dalam peta KRB 3
terdapat penjelasan bagi masyarakat yang tinggal pada KRB tertentu untuk bersikap dalam menghadapi krisis tersebut dan tindakan apa yang harus dilakukan bila peningkatan aktivitas terus berlangsung, kemudian disusul dengan suatu letusan gunung api.
IV. Kabupaten/Kota Rawan Bencana terhadap Bangunan Sekolah Berdasarkan rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dilakukan penilaian risiko bencana untuk menentukan Kabupaten/Kota rawan bencana bagi bangunan sekolah untuk mendapatkan prioritas bagi rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman. Daerah yang ditentukan sebagai lokasi prioritas untuk sekolah aman khususnya untuk perbaikan sekolah dipertimbangkan dari beberapa variabel, yaitu : Daerah risiko bencana akibat Gempa Bumi (earthquake risk), Gunung Api (volcano risk) dan Tsunami (tsunami risk) yang sudah ada dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (RENAS PB) dan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB); dan kondisi terkait dengan aspek pendidikan terutama jumlah kerusakan sekolah, jumlah penduduk sekolah dan indeks melek huruf. Kombinasi antara data risiko (yang dianggap sebagai variabel penyebab) dan kerentanan sekolah (dari data kondisi kependidikan) dipakai sebagai acuan penentuan daerah prioritas untuk diambil datanya lebih lengkap. Dalam hal ini prosesnya dilakukan berbasis peta (spasial) dengan menggunakan sarana Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisa tumpang tindih (overlay) dengan SIG memberikan daftar 60 Kabupaten/Kota prioritas dengan peringat risiko tertinggi, ditambah 10 Kabupaten/Kota yang pernah terkena bencana sebelumnya dan di rekomendasikan untuk mendapat prioritas rehabilitasi menuju sekolah aman. Daftar lengkap nama Kabupaten/Kota prioritas disajikan pada sub-lampiran A. Untuk sekolah-sekolah penerima DAK Pendidikan 2011 yang berlokasi di Kabupaten/Kota terlampir, diberikan prioritas alokasi untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah, dengan syarat pelaksanaannya mempertimbangkan faktor kerentanan bangunan serta mengikuti standar teknis mitigasi bencana sebagaimana diuraikan dalam Panduan ini.
V. Penilaian Sekolah Aman V.1. Penilaian/Evaluasi DiriRisiko Bencana oleh Sekolah Guna memastikan bahwa sekolah-sekolah yang terletak di Kabupaten/Kota rawan bencana sebagaimana disajikan pada daftar Sub-Lampiran B1, maka setiap sekolah penerima DAK Pendidikan untuk rehabilitasi sekolah diharuskan melakukan proses evaluasi diri (self assessment) untuk memahami dan menilai risiko bencana yang dihadapinya. Tujuan dari evaluasi diri ini adalah untuk membantu Sekolah dalam mendata kondisi dasar risiko bencana yang ada di lingkungan sekolahnya, untuk kemudian menggunakan data tersebut dalam perencanaan perbaikan jangka pendek, menengah dan panjang untuk menuju sekolah aman. Rencana-rencana perbaikan tersebut dapat menjadi bagian dari Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), Rencana 4
Kegiatan Sekolah (RKS), maupun rencana rehabilitasi dan perkuatan struktur (retrofitting) yang seara khusus akan didanai melalui DAK Pendidikan tahun 2011 ini. V.2. Penilaian Kerentanan Bangunan Sekolah oleh Ahli Bangunan Sebelum melaksanakan proses rehabilitasi, sekolah yang menerima dana DAK Pendidikan 2011 diwajibkan melakukan penilaian kerentanan sekolah terhadap bencana dengan melibatkan ahli bangunan menggunakan perangkat sebagaimana disajikan pada sub-lampiran B-2. Dalam pelaksanaan penilaian kerusakan ini, sekolah dapat meminta bantuan kepada ahli teknik bangunan dari Dinas yang menangani masalah pekerjaan umum atau tata bengunan setempat, ataupun dari Sekolah Menengah Kejuruan Teknik terdekat. Sekolah dapat pula meminta bantuan kepada asosiasi tenaga ahli di bidang konstruksi di wilayahnya. Pada prinsipnya kerentanan bangunan yang dinilai adalah terhadap bencana gempa bumi, khususnya terhadap goncangan horizontal/mendatar. Untuk bencana tsunami yang biasanya mengikuti kejadian gempa bumi, maka penilaian kerentanan terhadap gempa bumi dengan sendirinya menjadi prasyarat. Di dalam proses penilaian kerentanan dalam sub-lampiran ini, faktor aksesibilitas juga dinilai. Faktor aksesibilitas ini juga merupakan bagian penting dalam penyediaan sarana dan jalur penyelamatan (escape route) terhadap bencana tsunami dan letusan gunung api.
VI. Standar-standar Teknis Pada prinsipnya, pelaksanaan kegiatan rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman harus memenuhi tiga syarat utama yaitu: 1. Dilakukannya penilaian kerentanan bangunan sekolah dan penentuan kebutuhan rehabilitasi, 2. Adanya rencana teknis rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan, dan 3. Adanya proses pengawasan pelaksanaan rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan oleh tim pengawas yang dibentuk khusus melibatkan tenaga ahli, perwakilan pengelola dan komite sekolah. Mengingat bahwa sekolah aman merupakan kombinasi dari aspek ketahanan bangunan, keamanan lingkungan, dan budaya sadar bencana, maka proses perencanaan dan pengawasan harus dilakukan secara partisipatif melibatkan berbagai komponen sekolah (pengelola, murid dan guru, serta komite sekolah).
IV.1. Standar Perkuatan Struktur (Retrofitting) Tahan Gempa Perkuatan struktur (retrofitting) terhadap bangunan sekolah yang rusak karena usia konstruksi harus dilaksanakan mengikuti standar dan pedoman teknis yang akan diterbitkan bersama oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan Tim Teknis Sekolah Aman.
IV.2. Standar Penyediaan Sarana Penyelamatan Terhadap Tsunami 5
Penyediaan sarana penyelamatan terhadap ancaman tsunami harus dilakukan di sekolah yang berlokasi di daerah rawan tsunami, setelah standar teknis perkuatan struktur tahan gempa dipenuhi. Standar teknis sarana penyelamatan terhadap tsunami untuk bangunan sekolah akan diterbitkan bersama oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan Tim Teknis Sekolah Aman.
IV.3. Standar Penyediaan Sarana Penyelamatan Terhadap Letusan Gunung Api Penyediaan sarana penyelamatan terhadap ancaman letusan gunung api harus dilakukan di sekolah yang berlokasi di daerah rawan letusan gunung api, setelah standar teknis perkuatan struktur tahan gempa dipenuhi. Standar teknis sarana penyelamatan terhadap letusan gunung api untuk bangunan sekolah akan diterbitkan bersama oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan Tim Teknis Sekolah Aman.
VI. Penutup Hal-hal yang belum diatur secara rinci di dalam Panduan ini akan dilengkapi dalam Pedoman Pelaksanaan dan Standar Teknis yang akan disusun dan diterbitkan kemudian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Pedoman ini.
-oo0oo-
6
Sub-Lampiran A: Daftar 60 kabupaten/kota yang masuk dalam prioritas penentuan Sekolah Aman dengan pertimbangan dari bahaya gunung api, gempa bumi dan tsunami. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
KABUPATEN/KOTA Badung Karang Asem Pandeglang Serang Tangerang Bandung Bogor Ciamis Cianjur Garut Kota Bandung Kota Sukabumi Kuningan Majalengka Sukabumi Tasikmalaya Banyumas Boyolali Cilacap Kebumen Klaten Wonogiri Banyuwangi Blitar Jember Kediri Bondowoso Lumajang Malang Nganjuk Sidoarjo Sumenep Probolinggo Situbondo Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Timur Tanggamus
PROVINSI Bali Bali Banten Banten Banten Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Lampung Lampung Lampung Lampung 7
Sub Lampiran A … (lanjutan)
NO 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
KABUPATEN/KOTA Maluku Tengah Bima Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumba Barat Sumba Barat Daya Sumba Tengah Waropen Manokwari Bolang Mongondow Selayar Bulukumba Banggai Donggala Parigi Moutong Padang Pariaman Agam Nias Selatan Karo Mentawai Nias
PROVINSI Maluku NTB NTB NTB NTB NTT NTT NTT Papua Papua Barat Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sumatra Barat Sumatra Barat Sumatra Utara Sumatra Utara Sumatra Barat Sumatra Utara
8
Sub-Lampiran B-1: Perangkat Penilaian/Evaluasi Diri Risiko oleh Sekolah
Nama sekolah Nama bangunan Alamat sekolah
: : :
9
Penjelasan Pengisian Formulir Penilaian oleh Sekolah Dalam formulir penilaian ini, ada 2 Aspek yang dinilai, yaitu 1. Aspek sarana dan Prasarana Sekolah Dalam aspek ada 6 kategori isian yang harus diisi oleh guru maupun komunitas sekolah. Kategori tersebut antara lain informasi umum dari sekolah, kondisi dan perencanaan sekolah, komponen struktural, komponen arsitektural, perabotan dan isinya, utilitas dan sekitarnya dan. Untuk membantu penilai memahami apa saja komponen struktural, beberapa gambar mengenai komponen-komponen bangunan telah diberikan. Cara mengisi lembar penilaian ini adalah sebagai berikut: a. Kategori pertama Informasi Umum ( 1xx ) diisi sesuai dengan data-data penilai, deskripsi data bangunan dan kondisi sekolaah terhadap paparan bencana. b. Kategori kedua kondisi dan perencanaan ( 2xx ) dipilih menggunakan tanda centang (√) pada gambar yang sesuai dengan kondisi bangunan c. Kategori ketiga sampai keenam ( 3xx – 6xx ) menggunakan tanda centang (√) “ya” atau “tidak” dalam penilaiannya d. kategori Kriteria ambang dibawah ini akan membantu penilai atau pengambil kebijakan dalam membuat rekomendasi. Jika nilai dari isian kedua ( kondisi dan perencanaan/2xx ) melebihi 4, disarankan bahwa gedung tersebut perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh ahli bangunan.
Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian ketiga ( komponen struktural/3xx ) melebihi 1, sangat disarankan gedung tersebut untuk diperiksa lebih lanjut oleh ahli bangunan.
Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keempat ( komponen arsitektural/4xx ) melebihi 5 disarankan bahwa gedung tersebut perlu perbaikan komponen arsitektural
Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian kelima (perabotan dan isinya/5xx ) melebihi 10 sangat disarankan bahwa gedung tersebut perlu perkuatan pada perabotan dan isinya. Apabila nilainya dibawah 11, perkuatan cukup dilakukan oleh guru atau komunitas sekolah.
Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keenam (utilitas dan sekitarnya/6xx ) melebihi 3 sangat disarankan gedung tersebut memerlukan bantuan teknis untuk perkuatan komponen tersebut oleh ahli bangunan.
Semua ambang tersebut dapat diabaikan, jika dengan pengetahuan dari penilai, ada beberapa hal kritis yang harus segera diperbaiki/diperkuat, walaupun belum melampaui batasan ambang tersebut. Dalam kasus ini, mohon diberikan catatan yang disertai dengan gambar-gambar dokumentasi (jika tersedia). Catatan: - Apabila dalam pengisian terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti oleh pihak sekolah, harap bertanya pada pihak yang lebih ahli dalam hal tersebut sehingga jawaban lebih akurat. - Apabila ada pertanyaan, dimana komponen pada pertanyaan tersebut tidak terdapat pada gedung yang bersangkutan, maka harap dikosongkan saja jawabannya dan diberikan catatan bahwa tidak ada komponen tersebut pada gedung yang bersangkutan.
10
2. Aspek lingkungan Sosial Sekolah Formulir penilaian ini diisi oleh pihak pengelola sekolah. Pihak pengelola sekolah merupakan pengambil kebijakan pada masing-masing sekolah yang bersangkutan. Penilaian formulir ini akan menentukan apakah bangunan sekolah tersebut perlu diperkuat, dibangun kembali, atau tidak perlu perbaikan sama sekali. Dalam hal ini pengelola sekolah harus mempertimbangkan formulir sebelumnya yang telah diisi oleh pihak sekolah. Selain itu, dalam formulir ini pengelola sekolah juga perlu mengisi beberapa pertanyaan berkaitan dengan keutamaan bangunan tersebut dan anggaran biaya yang terkait dengan perkuatan maupun pembangunan kembali sekolah tersebut. Apabila beberapa pertanyaan yang ada dalam formulir ini lebih banyak mengacu pada jawaban “Tidak”, maka akan mengacu pada kesimpulan bahwa perkuatan maupun pembangunan kembali semakin sulit untuk diadakan. Sedangkan formulir sebelumnya akan menunjukkan seberapa besar tingkat kerentanan bangunan tersebut terhadap gempa bumi. Sehingga dengan turut mempertimbangkan kedua hal tersebut akan dapat disimpulkan apakah perkuatan maupun pembangunan kembali cukup layak untuk bangunan tersebut. Apabila diperlukan, pihak pengelola sekolah dapat meminta bantuan kepada ahli bangunan untuk datang meninjau sekolah tersebut secara teknis. Selain memberikan kesimpulan akhir, pihak pengelola sekolah juga perlu memberikan beberapa catatan-catatan penting yang mungkin ditemukan dalam bangunan tersebut berkaitan dengan perkuatan maupun pembangunan kembali. Selain itu dapat juga diberikan rekomendasi mengenai kedua hal tersebut.
11
Formulir Penilaian oleh Sekolah Aspek Sarana Prasarana
Informasi Umum diisi sesuai dengan data-data penilai dan deskripsi data bangunan 100
Informasi Umum
101
Nama penilai
102
Nama sekolah
110
Informasi Geografis Alamat (Jalan, Kota/Kabupaten, Kecamatan, Provinsi/Negara)
111 112
Tipe daerah
113
Daya akses
120
Informasi Bangunan
121
Fungsi bangunan
122
Kepemilikan bangunan
123
Nama pemilik
124
Jumlah penghuni
125
Tahun berdiri
126
Material struktur bangunan ( balok, kolom )
127
Material dinding bangunan
128
Material rangka atap ( kuda-kuda )
130
Informasi Komunitas
131
Daerah
132
Mayoritas profesi penduduk lokal/mayoritas jenis industri
133
Status ekonomi dari mayoritas penduduk
134
Kesadaran penduduk terhadap bencana alam
140
Sejarah Bencana Alam
141
Bencana alam utama apa di daerah ini?
142
Bencana alam apa yang terjadi terakhir kali? (tahun, tipe bencana dan kerusakan yang ditimbulkan)
143
Apakah bangunan ini pernah rusak akibat bencana alam?
144 145
150 151 152 153 154
155 156
Pekerjaan penilai
Perkotaan
Pinggiran kota
Dapat dilalui mobil
Tidak dapat dilalui mobil
swasta
Umum/Negara
Dewasa ( ≥15thn) :
Anak- anak (<15thn):
Beton
Kayu
Baja
Multiplex
Bata
Kayu
Baja ringan
Lain-lain Sebutkan :…. Lain-lain Sebutkan:….
Desa
Pinggiran kota
Rendah
Menengah
Ya
Jika ya, Kapan bangunan rusak dan bencana apa yang menyebabkannya? Apakah bangunan pernah dibangun kembali/ diperkuat setelah kerusakan terjadi?
12
Kota
Tinggi
Tidak
Dibangun kembali
Kondisi Sekolah secara umum terhadap paparan ancaman: Kondisi sekolah Ya Gempa Bumi Bangunan sekolah kami bukan bangunan yang dirancang tahan gempa Pintu kelas dan gerbang sekolah kami tidak cukup lebar untuk penyelamatan saat gempa Sekolah kami belum mebuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat kejadian gempa bumi Sekolah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana gempa bumi Sekolah kami berada pada wilayah rawan ancaman gempa bumi Sekolah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena gempa bumi besar sebelumnya
Pedesaan
Tidak
Diperkuat
Keterangan
Tidak pernah
160 161 162 163 164 165 170 171 172 173 174 175 180 181 182 183 184 185
190 191 192 193 194 195 196
Tsunami Sekolah kami berada pada wilayah yang rawan terjadinya kejadian bencana alam tsunami Sekolah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena bencana alam tsunami sebelumnya Rancangan sekolah kami belum memiliki rancangan yang aman dari tsunami Sekolah kami belum mebuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul yang aman saat kejadian tsunami Sekolah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana tsunami Gunung Berapi Sekolah kami berada pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Api Sekolah kami berlokasi di daerah yang dekat dengan aliran lahar dingin yang dapat meluap Sekolah kami pernah mengalami dampak erupsi gunung api sebelumnya Rancangan sekolah kami belum memperhitungkan resiko terpapar dampak erupsi gunung api Sekolah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian erupsi gunung api Longsor Sekolah kami berada pada daerah berlereng curam yang sewaktu-waktu bisa longsor Sekolah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena bencana tanah longsor sebelumnya Sekolah kami sangat dekat dengan lokasi pusat kejadian bencana tanah longsor sebelumnya Rancangan sekolah kami belum memperhitungkan ancaman tanah longsor yang ada di sekitar Sekolah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk penyelamatan dari tanah longsor Kebakaran Rancangan sekolah kami belum memperhitungkan resiko bencana kebakaran Pintu kelas dan gerbang sekolah kami tidak cukup lebar untuk penyelamatan saat kebakaran Sekolah kami belum mebuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat kejadian kebakaran Sekolah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana kebakaran Sekolah kami belum memiliki prosedur keselamatan saat terjadi kebakaran Sekolah kami berada pada wilayah permukiman padat yang rawan kebakaran
13
Sketsa Denah Bangunan Sekolah : Gambar Keterangan Komponen-Komponen Struktural :
14
Kondisi dan perencanaan dipilih menggunakan tanda centang (√) pada gambar yang sesuai dengan kondisi bangunan
15
Kategori ketiga sampai keenam dipilih menggunakan tanda centang (√) “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan bangunan, disertai catatan apabila diperlukan 300
Komponen Struktural
310
Fondasi
Catatan
Apakah ada sistem fondasi di bawah bangunan
Ya
Tidak
311
320
Balok
Catatan
321
Apakah bangunan memiliki balok sloof/ balok ikat fondasi?
Ya
Tidak
322
Apakah bangunan memiliki balok ring?
Ya
Tidak
Apakah balok terbebas dari kerusakan (retak, pecah, lepas dari ikatannya)?
Ya
Tidak
Apakah bangunan memiliki kolom?
Ya
Tidak
Apakah semua kolom terbebas dari kerusakan (retak, pecah, lepas dari ikatannya)?
Ya
Tidak
323
330 331
Kolom
Catatan
332
340
Dinding
341
Apakah dinding bangunan terbuat dari bahan yang ringan?
Ya
Tidak
Catatan
342
Apakah dinding bebas dari keretakan?
Ya
Tidak
350
Atap Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah atap terbuat dari material yang ringan?
351
352
Apakah penutup atap dihubungakan dengan baik pada rangka atap?
Jumlah 400
Komponen Arsitektural
410
Partisi
Catatan
16
Apabila ada dinding partisi apakah sudah diikatkan pada komponenkomponen terdekat?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
411
420 421 430
Langit- Langit Apakah plafon atau kisi-kisi sudah diikatkan dengan kuat ke sistem atap?
Catatan
Pintu dan Jendela
Catatan
Apakah pintu terbuka keluar ruangan?
Ya
Tidak
Apakah jendela yang berkaca telah diberi ikatan silang antar sudutnya sebagai pengikat lateral pada struktur atau pada kaca dilapisi dengan plastik pengaman kaca sehingga saat terjadi gempa, pecahan kaca tidak akan membahayakan?
Ya
Tidak
Apakah benda-benda yang menggantung di langit-langit sudah dipastikan tidak akan bertabrakan satu sama lain ketika terjadi gempa? Apakah lampu-lampu sudah dipasang dengan kuat dan pas pada tempatnya? Apakah tiang bendera sudah tertanam dengan baik dan kuat pada tempatnya?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
444
Apakah papan petunjuk di kawasan sekolah sudah diikatkan dengan baik?
Ya
Tidak
447
Apakah genteng sudah diikatkan denga baik pada strukur atap?
Ya
Tidak
431
432
440 441 442
Ornamen tetap
Catatan
443
17
450
Tangga
451
Apabila ada tangga apakah pegangan tangga sudah dijangkarkan dengan kuat dan dijangkarkan dengan baik?
Catatan
460
Lantai dan Keramik
Ya
Tidak
Tidak Tidak
Catatan
461
Apakah lantai terbebas dari keretakan?
Ya
462
Apakah Keramik lantai utuh?
Ya
500
Perabotan dan Isinya
510
Peralatan Listrik (telepon, televisi, komputer, lampu, kipas angin, dll)
Jumlah Catatan
Apakah peralatan yang penting sudah diikatkan dengan baik untuk menghindari peralatan tersebut bergeser dari atas rak atau meja?
Ya
Tidak
Apakah telepon yang diletakkan di atas meja sudah cukup jauh dari tepi sehingga telefon tersebut tidak akan terjatuh? Apakah speakers /pengeras suara, computer, dan alat-alat elektronik lain sudah diikatkan dengan baik sehingga tidak menghambat jalur evakuasi saat terjadi gempa? Apakah informasi penting yang berada di dalam komputer sudah disimpan secara periodik ditempat lain sebagai cadangan?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah rak-rak buku, filing cabinet sudah diangkurkan dengan baik pada dinding atau lantai?
Ya
Tidak
Apakah kondisi rak-rak buku, rak, filing cabinet masih dalam keadaan yang baik (tidak lapuk)? Apakah rak-rak buku sudah dilengkapi dengan penyangga atau kabel di tepi, untuk menjaga buku yang jatuh?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah barang-barang yang dapat pecah sudah berada pada tempat yang cukup stabil dan aman?
Ya
Tidak
511
512 513 514 520
Perabotan
521
522
523
524
18
525 526 527 528 530
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah barang-barang kimia sudah disimpan sesuai rekomendasi dari pabrik yang membuatnya?
Ya
Tidak
Apakah tabung gas LPG sudah diamankan dengan baik dan tertutup dengan kencang?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah rak-rak yang menyimpan peralatan P3K terletak pada tempat yang mudah diakses dan tidak mudah rusak? Apakah rak-rak yang beroda sudah ditahan/di-block untuk menghindari rak tersebut meluncur saat gempa? Apakah meja terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk menahan jatuhnya reruntuhan? Apakah sudut-sudut meja sudah diratakan dan dihaluskan untuk menghindari adanya cedera? Gambar dan Papan Apakah gambar, papan, dan hiasan dinding sudah dipasang dengan kuat pada dinding dan terletak pada lokasi yang tidak membahayakan?
531
540
Bahan- Bahan Berbahaya dan Beracun
Catatan
541
542
Jumlah 600
Utilitas dan Sekitarnya
610
Perpipaan Apakah sambungan pada perpipaan cukup kuat untuk menghindari kerusakan pada saat gempa terjadi?
Catatan Ya
Tidak
Ya
Tidak
611
612
Apakah perpipaan tidak terletak pada jalur evakuasi
620
Utilitas yang Lain
621
Apakah tersedia tabung pemadam api?
ya
622
Apakah kotak pemadam api sudah diikatkan dengan aman?
Ya
Tidak Tidak
19
623
Apakah tabung pemadam api diamankan dengan pengikat yang mudah dilepaskan?
630
Peralatan Listrik
631
Apakah tempat/pipa kabel sudah diikat secara lateral sehingga tidak mudah terlepas dari ikatannya?
640
Sekitar
Ya
Tidak Catatan
Apakah ada tempat evakuasi atau lapangan terbuka?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
641
642 643
Apakah jalur evakuasi aman dari benda yang berjatuhan Apakah pohon mati atau rapuk sudah ditebang sehingga tidak akan jatuh/patah saat gempa terjadi?
Jumlah
20
Kesimpulan dan Saran pada Aspek Sarana dan Prasarana Kesimpulan : Kesimpulan yang ditulis adalah berdasarkan nilai dan jumlah jawaban tidak pada isian diatas. Sehingga diketahui apakah diperlukan peninjauan lebih lanjut oleh ahli bangunan. Namun apabila terdapat hal-hal yang perlu disampaikan berkaitan dengan pengetahuan penilai mengenai bangunan sekolah tersebut maka dapat ditulis dalam kesimpulan secara umum. No 1. 2. 3. 4. 5
Hal yang Ditinjau Kondisi dan Perencanaan ( 2xx ) Komponen Struktural (3xx ) Komponen Arsitektural (4xx ) Perabotan dan Isinya ( 5xx ) Utilitas dan Sekitarnya ( 6xx )
Kesimpulan
Kesimpulan secara umum : Saran :
Mengetahui : Kepala Sekolah
(
Penilai
)
(
)
21
Formulir Penilaian oleh Pengelola Sekolah pada Aspek Lingkungan Sosial Informasi Inspeksi Nama Penilai Jabatan Penilai Tanggal Informasi Bangunan Lokasi Fungsi Jumlah Pengguna Jumlah Bangunan Umur Bangunan Perbaikan/Perkuatan Terakhir (tahun)
: ……………………………………………………... : ……………………………………………………... : ……………………………………………………... : : : : : :
……………………………………………………... ……………………………………………………... ……………………………………………………... ……………………………………………………... ……………………………………………………... ……………………………………………………...
Daftar Evaluasi Keutamaan Bangunan Pengaruh Terhadap Bidang yang Lain 1 Apakah bangunan tidak memiliki nilai sejarah? Apakah perkuatan tidak akan menimbulkan 2 kekacauan sosial? Apakah kerusakan yang terjadi tidak 3 membahayakan bangunan sekitar Fungsi Bangunan Pra-Bencana dan Pasca-Bencana
Ya
Tidak
Catatan
Apakah bangunan tidak berkaitan dengan kepentingan masyarakat sekitar? Apakah bangunan tidak bertindak sebagai 5 tempat sementara pasca bencana? Anggaran dan Faedah Apakah anggaran yang tersedia cukup untuk 6 melaksanakan perkuatan? Apakah anggaran yang tersedia cukup untuk 7 perawatan rutin? Apakah perkuatan bangunan akan memberikan 8 faedah yang lebih besar daripada membangun kembali? 4
22
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan: Dalam memberikan kesimpulan, pengelola sekolah dapat memilih lebih dari satu pilihan perbaikan sesuai alasan yang didapat dari keadaan masing-masing sekolah. Kemudian diberikan catatan dan rekomendasi untuk perbaikan terebut. No 1 2 3 4 5
Pilihan perbaikan Tidak perlu perbaikan apa-apa Perlu penilaian secara teknis dari ahli bangunan Perlu perkuatan dan perbaikan dibeberapa bagian Perlu pembangunan Kembali Lain-lain
Ya
Tidak
Alasan
Kesimpulan Secara Umum: Catatan: Saran:
Pengelola Sekolah
(
)
23
FORMULIR PENILAIAN FUNGSI DAN KELAYAKAN SEKOLAH
No
Aspek
Indikator
1
Partisipasi
2
Sumber daya manusia
3
Aksesibilitas
4
Inklusivitas
5
Perlindungan
1. Diskusi rutin antara sekolah dan orangtua tentang perkembangan anak 2. Adanya dukungan dari institusi pemerintah dan kemasyarakatan dalam kegiatan yang berkaitan dengan anak 3. Komite sekolah, guru dan siswa terlibat dalam pembuatan rancangan program pendidikan dan RAPBS 4. Anak anak dan remaja dilibatkan dalam pengembangan dan penerapan kegiatan-kegiatan 5. Laporan berkala penggunaan anggaran ke siswa, guru, komite sekolah dan pemerintah. 1. Ada guru yang dilatih tentang kesehatan minimal 1 orang 2. Guru memiliki jaminan kesehatan 3. Guru minimal 50% telah mengikuti pelatihan pengurangan resiko bencana di sekolah 4. Pelatihan mengenai peran dan tanggung jawab dalam lingkungan belajar dilaksanakan minimal I kali/ 3 bulan 1. Setiap orang dapat mencapai bangunan tersebut (tuna netra, tuna rungu, tuna daksa dll) 2. Setiap orang dapat masuk bangunan, khususnya bagi para pengguna kursi roda 3. Seluruh fasilitas standar (saklar, wc dll) dapat dijangkau oleh semua orang 4. Peletakan sarana prasarana mengikuti standar Sekolah Layak Anak 1. Menampung atau menerima anak manapun dan dalam kondisi apa pun 2. Memberi kesempatan belajar yang sama bagi anak laki-laki dan perempuan 3. Memperlakukan seluruh anak dengan sama, tanpa memandang jenis kelamin, status sosial, perbedaan kemampuan fisik maupun non fisik, asal-usul suku, kebudayaan dan agama mereka. 1. Jarak antar kelas dekat 2. Memiliki penjaga sekolah atau satpam,
Penilaian ya tidak
Rencana Tindakan
24
6
Kesehatan
7.
Kurikulum dan Pembelajaran
8.
Lingkungan luar sekolah
minimal 2 orang 3. Adanya pelatihan tentang metode pengelolaan kelas yang positif sehingga mengurangi tindakan intimidasi 4. Tidak memberikan hukuman fisik kepada anak yang melakukan pelanggaran 5. Pemisahan WC/jamban untuk laki-laki dan perempuan 1. Standar Kelas (1,75 m/murid : Ventilasi dan Pencahyaan 15 % dari luas ruangan dan jarak murid ke papan tulis 2,5 M). 2. Ada sumber air bersih yang memadai (30 lt/org) dan jarak dengan septik tank minimal 10 m) 3. Ada tempat cuci tangan ( 1 unit/ 2 kelas) 4. Ada wc/jamban yang berfungsi dan terawatt dengan baik (1 : 40 laki-laki ; 1 : 20 perempaun) 5. Ada tempat pemilahan sampah (1 unit / kelas) 6. Ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi 7. Terdapat Kantin Sekolah Sehat 8. Adanya Kebun Toga/Apotek Hidup 9. Kawasan Bebas Rokok dan Narkoba 1. Pengurangan Resiko bencana terintegrasi dalam kurikulum 2. Ada pelatihan tentang pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan pengurangan resiko bencana 3. Pembelajaran berpusat pada anak 4. Metode pembelajaran variatif 5. Menerapkan metode contextual learning dalam setiap pembelajaran 1. Area lapangan terbuka/tempat lapang yang terbebas dari bangunan (untuk berkumpul dan menyelamatkan diri) 2. Jalan/Perkerasan ke tempat yang lebih aman 3. Petunjuk arah untuk menyelamatkan diri
25
Sub-Lampiran B-2: Perangkat Penilaian Kerentanan Bangunan Sekolah oleh Ahli Bangunan
FORMULIR PENILAIAN KERENTANAN BANGUNAN SEKOLAH TERHADAP GEMPA BUMI OLEH AHLI BANGUNAN
Nama Sekolah : Nama Bangunan Alamat sekolah
: :
26
Penjelasan Pengisian Formulir Penilaian Untuk Ahli Bangunan Pengisian formulir penilaian yang dilakukan oleh ahli bangunan pada halaman pertama, diharapkan mampu menggambarkan kondisi dari bangunan tersebut berdasarkan informasi umum bangunan, sistem struktur dan material bangunan, fungsi bangunan, jumlah lantai, luasan bangunan, dan umur bangunan. Kondisi bangunan yang diharapkan dapat diketahui antara lain mengenai elemen pemikul beban dari bangunan, baik elemen vertikal maupun horizontal, perkiraan beban yang diterima bangunan dan kompleksitas bangunan, serta peraturan yang sesuai untuk perencanaan dan perbaikan bangunan sesuai umur bangunan. Pada halaman berikutnya ahli bangunan mengisi daftar evaluasi bangunan yang terdiri dari 8 kriteria umum yang akan membantu ahli bangunan untuk menilai tingkat kerawanan bangunan. Cara mengisi daftar evaluasi bangunan adalah sebagai berikut : e. Isi halaman pertama untuk setiap bangunan gedung yang ditinjau. Kemudian, isi formulir penilaian selanjutnya sesuai dengan material struktur yang digunakan ( beton, kayu, atau bata ) untuk membentuk sistem struktur. f.
Pilih tingkat kerawanan tiap-tiap parameter pada kriteria evaluasi bangunan dengan tanda centang(√), dimana R = Ringan, M = Menengah, B = Berat. Ahli bangunan menilai kondisi dari setiap parameter tersebut berdasarkan kondisi eksisting bangunan.
g. Berikan poin pada tiap-tiap kriteria sesuai dengan tingkat kerawanan masing-masing parameter dengan ketentuan sebagai berikut - ≤ 0.4 = Terpengaruh dengan berat - 0.7 = Terpengaruh - 1 = Tidak terpengaruh Ada hal yang harus digarisbawahi, apabila penilai memutuskan untuk memberikan poin 0, maka perkuatan atau pembangunan kembali bangunan sangat disarankan oleh penilai, walaupun pada kriteria yang lain penilai memberikan angka 1. Poin 1 menunjukkan bahwa bangunan baik-baik saja. h. Apabila parameter yang disebutkan tidak terdapat pada bangunan tersebut, maka penilai harus memberikan poin 1. Dan memberikan catatan pada deskripsi tingkat kerawanan bahwa parameter tersebut tidak ada pada bangunan. i.
Apabila setiap kriteria sudah memiliki poinnya, penilai harus mengalikan poin-poin tersebut sebagai total poin dan kemudian mengalikannya dengan 100. 100 = Aman secara keseluruhan 2.56-100 = Diperlukan perkuatan bangunan 0 – 2.56 = Harus diperkuat atau dibangun ulang (Lebih dari 50% bangunan rusak parah).
Setelah mengkaji ulang total poin yang didapatkan, penilai harus menyimpulkan penilain dalam bentuk rekomendasi, apakah bangunan harus diperkuat, dibangun kembali atau tidak diperlukan tindakan (bangunan aman). Sketsa yang menggambarkan kondisi yang penting yang ditemukan dalam proses investigasi dapat digambarkan pada tempat yang disediakan.
27
Formulir Penilaian Oleh Ahli Bangunan (Engineer) Informasi Inspeksi Inspektor
: …………………………………………………………………………………
Organisasi
: …………………………………………………………………………………
Tanggal Inspeksi
: …………………………………………………………………………………
Waktu
: …………………………………………………………………………………
Deskripsi Bangunan Nama
: …………………………………………………………………………………
Alamat
: …………………………………………………………………………………
Jumlah Lantai
: Di atas tanah: …………………… Di bawah tanah: …………….
Perkiraan Umur
: …………………………………………………………………………………
Sistem Struktur
: …………………………………………………………………………………
Fungsi Bangunan
: …………………………………………………………………………………
Tahun Konstruksi
: …………………………………………………………………………………
Perkiraan Panjang Dinding (a)
: …………………………………………………………………………………
Perkiraan Tinggi Dinding (b)
: …………………………………………………………………………………
Perkiraan Total Lebar Pintu (c) : ………………………………………………………………………………… Perkiraan Total Lebar Jendela(d): ………………………………………………………………………………… Perkiraan Luas Bangunan(e)
: …………………………………………………………………………………
a/(b+c)
: …………………………………………………………………………………
28
Material Bangunan ( harap mengisi jenis bahan apabila material dipilih lain-lain ) Fondasi
: Beton/ Batu/ Lain- lain …
Balok Sloof
: Beton/ Baja/ Kayu/ Lain- lain …
Kolom
: Beton/ Baja/ Kayu/ Bata/ Lain- lain …
Balok Ring
: Beton/ Baja/ Kayu/ Lain- lain …
Rangka Atap
: Kayu/ Baja Ringan/ Lain- lain …
Penutup Atap
: Zincalume/ Genteng/ Lain- lain …
Dinding
: Bata/ Batako/ Bambu/ Lain- lain …
Sambungan/Detailing
: Tulangan/ Baut/ kawat anyam/ Lain- lain …
29
Daftar Evaluasi Struktur Bangunan Beton Kondisi 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 2
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 6 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 7 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
Keseluruhan Struktur Stabilitas daerah Ancaman jalur gas/minyak Ancaman longsor Kondisi tanah ( apabila didominasi oleh pasir maka dipilih kategori rawan ) Ancaman banjir Ketidak-beraturan denah (plan) Ketidak-beraturan elevasi (vertical) Ketidak-beraturan kekakuan Potensi bertabrakannya antar bangunan saat terjadi gempa Lain- lain … Kondisi Eksisting Elemen Struktur (termasuk cukup tidaknya elemen struktur yang disediakan) Fondasi Balok sloof Kolom Balok ring Rangka atap Dinding pemikul Bracing/pengaku lateral Lain- lain … Dimensi Fondasi Kolom Balok sloof Balok ring Rangka atap Lain- lain … Lendutan atau Perpindahan Kolom Balok Dinding Sistem atap Lain- lain … Kualitas Bahan Kolom Profil Baja Tulangan Kayu Baja ringan Bata Penutup atap Batako Lain- lain … Kerusakan pada Bahan Retak/lepas pada kolom Retak/lepas pada balok Retak/lepas pada dinding Korosi pada tulangan Korosi pada profil baja Kayu Lain- lain … Detailing Penjangkaran antara balok sloof dan fondasi Sambungan balok dan kolom Sambungan rangka atap-balok Penjangkaran kolom-dinding Sambungan elemen- elemen rangka batang
Deskripsi Tingkat Kerawanan R M B
Efek Terhadap Performansi Struktur Poin
Catatan
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
30
7.6 7.7 7.8 7.9 7.10 7.11 7.12
Sambungan fondasi-kolom Spasi sengkang pada kolom dan balok Dimensi tulangan longitudinal Dimensi tulangan sengkang Kait gempa pada sengkang tertutup Panjang penyaluran Penjangkaran pada dua sisi untuk kawat anyam 7.13 Lain- lain … 8 Elemen Non-struktural 8.1 Ornamen 8.2 Langit- langit dan lampu gantung 8.3 Dinding partisi 8.4 Tangga 8.5 Jalur pipa 8.6 Peralatan mekanik 8.7 Peralatan elektrik 8.8 Lain- lain … Jumlah poin (a x b x c x d x e x f x g x h) x 100 =
(h)
R = Ringan M = Menengah B = Berat Poin: ≤ 0.4 = Terpengaruh dengan berat, 0.7 = Terpengaruh, 1 = Tidak terpengaruh
31
Daftar Evaluasi Struktur Bangunan Bata ( Masonry ) Kondisi 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 2
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4 4.1 4.2 4.3 4.4 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 6 6.1 6.2 6.3 7 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 8 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7
Keseluruhan Struktur Stabilitas daerah Ancaman jalur gas/minyak Ancaman longsor Kondisi tanah ( apabila didominasi oleh pasir maka berada pada kategori rawan ) Ancaman banjir Ketidak-beraturan denah (plan) Ketidak-beraturan elevasi (vertical) Ketidak-beraturan kekakuan Potensi bertabrakannya antar bangunan saat terjadi gempa Lain- lain … Kondisi Eksisting Elemen Struktur (termasuk cukup tidaknya elemen struktur yang disediakan) Fondasi Tebal dinding Rangka atap Dinding pemikul Bracing/pengaku lateral Perbandingan tinggi dinding terhadap lebar dinding Lain- lain … Dimensi Fondasi Kolom batu bata / penunjang dinding Perkuatan kolom batu bata Rangka atap Lain- lain … Lendutan atau Perpindahan Penunjang dinding Dinding Sistem atap Lain- lain … Kualitas Bahan Kayu Bata Penutup atap Batako Kawat anyam Lain- lain … Kerusakan pada Bahan Retak/lepas pada dinding Kayu Lain- lain … Detailing Penjangkaran antara dinding dengan fondasi Sambungan rangka atap-dinding Ikatan antar bata Penjangkaran pada dua sisi untuk kawat anyam Lain- lain … Elemen Non-struktural Ornamen Langit- langit dan lampu gantung Partisi Tangga Jalur pipa Peralatan mekanik Peralatan elektrik
Deskripsi Tingkat Kerawanan R M B
Efek Terhadap Performansi Struktur Poin
Catatan
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
32
8.8 Lain- lain … Jumlah poin (a x b x c x d x e x f x g x h) x 100 =
R = Ringan M = Menengah B = Berat Poin: ≤ 0.4 = Terpengaruh dengan berat, 0.7 = Terpengaruh, 1 = Tidak terpengaruh
33
Daftar Evaluasi Struktur Bangunan Kayu Kondisi 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 2
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 6 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 7 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7
Keseluruhan Struktur Stabilitas daerah Ancaman jalur gas/minyak Ancaman longsor Kondisi tanah ( apabila didominasi oleh pasir maka berada pada kategori rawan ) Ancaman banjir Ketidak-beraturan denah (plan) Ketidak-beraturan elevasi (vertical) Ketidak-beraturan kekakuan Potensi bertabrakannya antar bangunan saat terjadi gempa Lain- lain … Kondisi Eksisting Elemen Struktur (termasuk cukup tidaknya elemen struktur yang disediakan) Fondasi Balok sloof Kolom Balok ring Rangka atap Dinding pemikul Bracing/pengaku lateral Lain- lain … Dimensi Fondasi Kolom Balok sloof Balok ring Rangka atap Lain- lain … Lendutan atau Perpindahan Kolom Balok Dinding Sistem atap Lain- lain … Kualitas Bahan Kolom Papan multipleks Kayu Bata Penutup atap Batako Lain- lain … Kerusakan pada Bahan Retak/lepas pada kolom Retak/lepas pada balok Retak/lepas pada dinding Korosi pada baut atau paku Kayu Lain- lain … Detailing Penjangkaran antara balok sloof dan fondasi Sambungan pasak pada balok dan kolom Sambungan rangka atap-balok Sambungan dinding- kolom Sambungan antara elemen- elemen rangka batang Sambungan fondasi-kolom Sekur antara balok dan kolom
Deskripsi Tingkat Kerawanan R M B
Efek Terhadap Performansi Struktur Poin
Catatan
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
34
7.8 7.9
Dimensi Penjangkaran antara kolom dengan dinding 7.10 Lain- lain … 8 Elemen Non-struktural 8.1 Ornamen 8.2 Langit- langit dan lampu gantung 8.3 Partisi 8.4 Tangga 8.5 Jalur pipa 8.6 Peralatan mekanik 8.7 Peralatan elektrik 8.8 Lain- lain … Jumlah poin (a x b x c x d x e x f x g x h) x 100 =
(h)
R = Ringan M = Menengah B = Berat Poin: ≤ 0.4 = Terpengaruh dengan berat, 0.7 = Terpengaruh, 1 = Tidak terpengaruh
35
DAFTAR CEKLIS INDIKATOR PEMENUHAN KEBUTUHAN KELAYAKAN SEKOLAH AMAN Kategori ini dipilih menggunakan tanda centang () “Ya” atau “Tidak sesuai dengan keadaan bangunan disertai catatan bila diperlukan 1
Perletakan Bangunan
Rencana Tindakan
1.1
Tidak terletak di lahan bekas pembuangan sampah akhir (TPA) dan daerah bekas pertambangan
Ya
Tidak
1.2
Jauh dari gangguan atau jaringan listrik tegangan tinggi (minimal 0.5 KM) Bangunan sekolah sebaiknya berada cukup jauh dari sungai dan berada di ketinggian yang aman dari bahaya. Titik terendah dari lokasi sekolah tidak boleh kurang dari 3 meter diatas perkiraan air bawah tanah pada musim penghujan (Sphere) banjir. Catatan : Jarak aman bangunan diukur dari jarak aman pengalaman banjir tertinggi yang pernah terjadi sungai tersebut. Demi kenyamanan dan keamanan, sebaiknya peletakan bangunan sekolah agak jauh dari sempadan jalan yang ada. (lihat peraturan bangunan di wilayah setempat) Tanah pekuburan harus berada setidaknya 30 meter dari sumber air tanah yang digunakan oleh sekolah (Sphere) Kemiringan lahan tidak boleh melebihi 6% kecuali kalau sudah diambil langkah besar untuk mengendalikan erosi dan drainase Risiko-risiko yang ditimbulkan vektor(pembawa penyakit) diminimalkan.(Sphere) misalnya tempat rendah, lubang, bangunan kosong, galian yang dapat menjadi tempat pembiakan bagi binatang penyebar penyakit yang bisa menimbulkan risiko kesehatan. Harus dipastikan kawasan sekitar sekolah terbebas dari ancaman rokok, narkoba dan pornografi.
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
2
Konstruksi Bangunan
Rencana
36
Tindakan 2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Prinsip denah bangunan sekolah harus ada pemisahan struktur / dilatasi jika bentuk denah bangunan sekolah terlalu memanjang ataupun adanya sudut belokan. Setidaknya Bangunan sekolah haruslah memiliki unsur pondasi sebagai penyangga bangunan, sloof sebagai penyalur beban, kolom sebagai penyangga atap dan pengikat dinding, serta atap sebagai penutup atas harus kuat Permukaan pondasi: lebih tinggi dari muka air banjir, Pondasi tidak pada tanah yang miring, kuat (bisa dari batu kali atau beton bertulang) Dinding: kuat, liat, dan diberikan perkuatan kolom beton bertulang setiap maximal 3m, luas max 9 m2. Bisa terbuat dari batu bata dan/atau beton. Tinggi ruang 3 m, luas ruang 56 m2 atau dapat pula menyesuaikan dengan jumlah siswa dikalikan 1,75 m2. Warna dinding bertujuan untuk membantu anak yang low vision: misalnya kuning lembut Untuk dinding batu wajib diperkuat dengan konstruksi sloof dan ring balok dari beton bertulang. Penyatuan dan pengikatan antara fondasi, sloff, dinding dan ring balok harus dikait dengan angkur besi sepanjang 120 cm setiap jarak 60 cm Atap: atap ringan, kuat, terikat. Bisa terbuat dari metal roof (aluminium), seng. Tidak direkomendasi dari asbes. Kerangka baja direkomendasi karena ringan. Kuda2 dipasang tiap 3m, Plafon tidak bahan asbes. Penggunaan paku sekrup pada sambungan dianjurkan untuk menggantikan paku biasa, Kemiringan atapdibuat tidak terlalu tinggi. Dipastikan ikatan angin pada kudakuda kerangka atap harus dipasang.
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
37
3
Aksesibilitas / Pencapaian Bangunan
Rencana Tindakan
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Kawasan sekolah mampu diakses oleh siapapun, maka bangunan sekolah haruslah berada di wilayah yang gampang dijangkau dan aman oleh siapapun. Hendaknya sekolah ada di daerah yang tidak terlalu ramai/padat namun juga tidak terlalu terpencil sehingga sulit di jangkau dengan alat transportasi umum. Halaman sekolah haruslah memiliki jalur yang aman dan nyaman (tidak becek, terlindung dari bahaya, dapat dilalui oleh pejalan kaki, pemakai kursi roda, orang Tuna Netra dll) bagi semua orang untuk menuju bangunan sekolah. Teras/selasar sebagai ruang perantara dari halaman menuju bangunan sekolah/kelas agar ada ruang beristirahat bagi pemakai kursi roda dan anak-anak setelah menaiki tangga. lebar selasar yang memungkinkan pemakai kursi roda berjalan beriringan sehingga lebar selasar minimal adalah 1.8 M. Untuk pintukelas, seyogyanya memiliki lebar yang cukup leluasa bagi pemakai untuk melarikan diri jika terjadi keadaan darurat/bencana. Di sarankan pintu ruang sekolah/kelas berukuran lebar lebih dari 1 M Setiap orang mampu menggunakan fasilitas standar yang dimiliki oleh bangunan tersebut. Misal : posisi saklar listrik, luas ruangan memungkinkan bagi pemakai kursi roda untuk berputar, ukuran tinggi bak, kran serta urinoir yang sesuai dengan ukuran anak dan pemakai kursi roda.
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
38
4
Pemakaian Bahan / Material Serta Perletakan Fasilitas Sekolah
Rencana Tindakan
4.1
4.2
Jalan menuju sekolah haruslah dipastikan aman dan jelas terutama bagi anak-anak, untuk itu perlu dilengkapi dengan hal-hal berikut : a)Perlu dipersiapkan penunjuk tempat penyeberangan, untuk itu dilengkapi dengan zebra cross dan jika memungkinkan dapat pula dicat warna merah maroon untuk menunjukan zona anak sekolah. b) Di jarak tertentu menuju ke arah sekolah perlu dipasang rambu sekolah c) Jika dimungkinkan perlu dibuat halte/ tempat menunggu kendaraan d) dipasang lampu “lambat” apabila listrik tersedia e) dibuat rambu-rambu dan arah evakuasi f) dipasang sirine peringatan dini tanda bahaya g) apabila mempunyai petugas jaga, maka dipintu masuk dibuat gardu jaga h) saluran limpasan air hujan depan sekolah tidak terlalu dalam dan tertutup tidak permanent Persyaratan tersebut diatas menyesuaikan kemampuan dan kapasitas sekolah dan berkoordinasi intensif dengan pihak pengelola jalan (DLLAJR dan Polisi Lalu lintas) Halaman sekolah hendaknya terlindungi dari ancaman/bahaya dari luar, nyaman dan sehat (tidak becek, terlindung dari sengatan sinar matahari langsung, memiliki aliran udara yang cukup, memiliki tanaman perindang yang mampu mengurangi polusi udara maupun kebisingan. Guna mencapai hal tersebut halaman sekolah perlu di lengkapi hal-hal berikut : 1. jalan masuk ± 3 meter, landai, tidak licin 2. pintu gerbang/ pintu pagar bahan ringan dan membukanya digeser 3. pagar permanen/semi permanen tinggi min 2 m / bisa pagar hidup (sesuai konteks lokal)
Ya
Tidak
Ya
Tidak
39
4.3
4. seyogyanya tidak mudah becek, untuk itu maka dapat pula dilakukan perkerasan selama tidak membahayakan anak-anak. Di dalam memberikan perkerasan haruslah tetap memperhatikan dan menyediakan area hijau (apabila tanah memungkinkan, sebaiknya diberi tanaman rumput dengan jalur jalan kaki dengan paving) 5. Terdapat area duduk untuk anak2 istirahat sesuai dengan postur anak serta pohon-pohon perindang 6. akses jalan ke fasilitas umum dalam lingkungan sekolah dilengkapi dengan jalur taktil (pemandu tuna netra) dengan warna terang, lebar min 1 m 7. disediakan tempat sampah tidak permanen (mudah diangkat oleh anak, dipindah) 8. Di sediakan kran air untuk siram tanaman dan mencuci tangan 9. Halaman sekolah hendaknya dilengkapi dengan fasilitas olahraga 10. Terdapat rambu-rambu dan slogan atau pesan tentang nilai-nilai pendidikan 11. Saluran air hujan di halaman diatur sedemikian rupa sehingga mampu menyerap air hujan dengan cepat dan tidak membahayakan bagi anak-anak yang melintas di dekatnya. Di sarankan drainase menggunkan sistim tertutup. Catatan : guna menjadikan halaman sekolah tempat yang nyaman maka harus ditunjukan dengan jelas (tidak di campur) antara tempat bermain dengan tempat parkir kendaraan. Untuk itu perlu diatur sehingga tempat parker tidak tepat di depan kelas, serta perlu dilengkapi rambu yang menyatakan mesin sepeda motor dimatikan ketika masuk ke halaman sekolah. Persyaratan tersebut diatas menyesuaikan kemampuan dan kapasitas sekolah Lantai penghubung/selasar terbuat dari bahan yang rata dan tidak licin (kedap air) serta mudah dibersihkan. Khusus untuk lantai yang selalu kontak dengan air maka harus memiliki kemiringan yang cukup ke
Ya
Tidak
40
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
arah pembuangan air. Teras/selasar tidak tempias Lebar selasar minimal 1.8 M Ruang kelas haruslah menyesuaikan dengan jumlah murid yang akan di tamping agar nyaman untuk beajar. Secara umum kelas yang digunakan lebih kuran 30 orang siswa memiliki ukuran minimal 7 X 8.5. ukuran tersebut setara dengan 1,75 – 2 m untuk setiap anak. Pintu bangunan kelas haruslah terbuat dari bahan yang kuat namun tidak terlalu berat dengan lebar bukaan yang cukup memadai untuk kondisi- kondisi darurat serta memiliki arah bukaan ke luar bangunan (agar di dalam keadaan darurat dapat ditabarak dari arah dalam). Jika dimungkinakan perlu disediakan pintu darurat, agar dapat diakses ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), 2 daun pintu arah keluar lebar masing-masing 80cm (karena kalau satu menutup teras) Handle pintu haruslah memenuhi standar aksesibilitas(gampang di gengam oleh siapapun dan ringan) dan memiliki ketinggian yang mudah di raih oleh anakanak/ pemakai kursi roda (lebih kurang ketinggian 75 cm dari muka lantai) Jendela ruang kelas haruslah memenuhi standar pencahayaan dan penghawaan alami (setara dengan 200-300 LUX). Bukaan ke arah luar. Ukuran pengait mudah di akses oleh orang dewasa namun disesuaikan pula dengan ukuran ruang dan ketinggiannya anak anak. Dapat pula digunakan sistim sliding/geser untuk membukanya. Untuk ruang kelas tidak dianjurkan menggunakan jendela yang gampang dipanjat oleh anakanak. Perletakan meja dan kursi kelas haruslah memperhatikan ruang gerak yang nyaman bagi pemakai kursi roda, serta kondisi darurat. Seyogyanya berukuran lebih dari 95 cm. Meja dan kursi yang digunakan adalah meja kursi yang cukup kuat agar dapat menjadi tempat berlindung sementara ketika terjadi
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
41
4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
gempa ataupun angin ribut. Stop kontak tinggi bisa ditutup, saklar rendah lk 1.5 M Tiang diteras tidak bersudut Meja kursi tidak bersudut, meja tertutup di bagian depan Meja kursi siswa perseorangan, ditata dengan jarak 80 cm bisa dilewati kursi roda untuk area pantai, sediakan perahu karet/pelampung untuk antisipasi banjir pencahayaan yang terang tapi tidak menyilaukan (lk 200– 300 lux) papan tulis mudah dijangkau, tidak menggunakan kapur, meminimalisir penggunaan kapur Tersedia alat pemadam kebakaran (karung goni, ember air, pasir) APART (Alat Pemadam Api Ringan) Perletakan almari serta segala hiasan dinding di dalm ruang kelas haruslah kuat menempel dengan dinding (diberi pengaku dan pengait yang cukup kuat) sehingga tidak mudah lepas/ambruk jika terjadi goncangan. Hal-hal yang terkait dengan kelistrikan haruslah tertatarapi, terletak di luar jangkauan anak-anak dan mudah diawasi/di rawat. Hal ini penting untuk menjaga kualitas lingkungan serta melakukan pencegahan terhadap bahaya kebakaran. (gambar stop kontak dan instalasi listrik yang rapi) Ruang kelas haruslah memiliki bahan lantai yang kuat, kering dan tidak licin. Bahan lantai haruslah kuat dan rata agar tidak mudah rusak dan mengakibatkan pemakai mengalami kecelakaan. Ada wc/jamban yang berfungsi (1 : 40 lakilaki ; 1 : 20 perempaun)
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kamar mandi/wc adalah sebagai berikut : 1. Ruangan KM/.WC dalam jumlah yang
42
memadai dengan maksimalisasi ruang tunggu untuk sarana sanitasi dan air bersih. 2. Dipisahkan untuk laki-laki dan perempuan 3.Daya tampung pembuangan limbah yangmemenuhi standart 4. Lantai bertekstur kulit jeruk/dof. Ini dimaksudkan agar anak tidak terpeleset karena lantai yang terlalu licin. 5. Bak mandi rendah (lk 75 cm dari permukaan lantai) atau ember dengan kran mengalir 6. diberi kuku keramik untuk sudut lantai, bak mandi, tangga
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Adanya kantin sekolah yang sehat
Ya
Tidak
Adanya Kebun Toga/Apotek Hidup
Ya
Tidak
4.21
Ada sumber air bersih yang memadai (30 lt/org) dan jarak dengan septik tank minimal 10 m)
4.22
Ada tempat pemilahan sampah (1 unit / kelas)
4.23
Ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi
4.24 4.25
43
KESIMPULAN DAN SARAN
Sketsa Kerusakan yang Penting : .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................
Kesimpulan Berdasarkan Pola :
Kesimpulan Berdasarkan Pengamatan Ahli
Teknik Perkuatan atau Pembangunan Kembali yang Disarankan
Mengetahui Ahli Bangunan
(
) 44
KAJIAN KERENTANAN SEKOLAH PADA KOMPONEN/SUB KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG BANTUAN REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH ................................................. TAHUN 2011 NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH PROPINSI KAB/KOTA TELP/FAX/EMAIL LUAS RUANG & JUMLAH DIREHAB
: : : : : :
TYPE BANGUNAN
:
JENIS BANGUNAN (**) 2 lantai ( ) 3 lantai ( ) RENCANA REHAB (**) lantai dasar ( ) lantai 2 ( ) lantai 3 ( ) BANTUAN REHAB GEDUNG Nama Ruang Thn Dibangun Rehab ke 1 lantai
…….
m2, ………….. (ruang)
( )
(Semi Permanen) / (Permanen) (*) Bobot %
No.
Komponen Bangunan
Sub Komponen Bangunan
Terhadap seluruh Bangunan
Tingkat RISIKO (%)
Nilai Kerusakan (%)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f) = (d) x (e)
1 2
PONDASI STRUKTUR
3
ATAP
4
PLAFON
5
DINDING
Pondasi Kolom dan Balok Plesteran Kuda-kuda Gording + Listplang Penutup Atap Rangka Plafon Penutup Plafon Batubata/Batako Plesteran Jendela Kaca
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
45
6 7
LANTAI UTILITAS
8
FINISHING
Pintu Kusen Penutup Lantai Instalasi Listrik Instalasi Air Drainase/Limbah Struktur Plafon Dinding
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kusen/Daun
0.00
Jumlah
100
NILAI TINGKAT RISIKO (%)
(z)
0.00%
Rendah Sedang
30% 31% - 45 %
Tinggi
46% - 65%
Kesimpulan Analisa Hasil Pengamatan Lapangan A. B. C. D.
Jenis Perawatan *) Nilai Kerusakan Luas Ruangan di Rehab Harga Satuan Wilayah
E.
Perkiraan Biaya (Rp) Terbilang
: : : :
(Rendah) (Sedang) ………………. ………………. M2 Rp. ……………….
(Tinggi) ( * ) ---> (z) ---> (a) ---> (b)
(Rendah)
(Sedang) 0.00% …….
(Tinggi)
(*)
m2
: (a) x (b) x (z) = Rp. ……………………. (………………………………………………………………………………………..) (lokasi), …………….. 20.. Tim Observasi Perencana/Pengawas
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Komite Sekolah
Kepala Sekolah
(……............................) ……............................
(……............................) ……............................
(…...........................…..) ……...............................
46
Penjelasan Singkat Kondisi Bangunan : Bangunan rusak pada bagian atap, harus diperbaiki karena atap bergelombang dimungkinkan kondisi kuda-kuda rapuh…. Pasangan dinding batubata sebagian miring dan retak…..lantai abu diganti keramik (*) = coret yang tidak perlu (**) = beri tanda yang sesuai (√) Catatan Format ini digunakan terhadap satu gedung yang ditinjau misal: R. Kantor atau gedung yang sejenis misal: R. Kelas, Per Sekolah dimungkinkan lebih dari satu format Analisa Kerusakan.
47
KAJIAN KERENTANAN SEKOLAH PEMBANGUNAN REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH SD/SMP/SMA/SMK :....................... No.
Tingkat Kerusakan
Ruang
Komponen Bangunan
Bobot %
Tingkat % Risiko
a
b Komponen Gedung
c
d
e
2,000,000
harga standar PU
1,500,000
75 % x Hrg standar
Nilai %
Luas Bangunan
Kerusakan
Kelas
f
g
Harga Satuan
i = (fxgxh)
h
i
PONDASI
Pondasi
12.00
0
0.0
72
1,500,000
-
2
STRUKTUR
Kolom dan Balok
19.00
0
0.0
72
1,500,000
-
Plesteran
2.00
0
0.0
72
1,500,000
-
Kuda-kuda Gording + Lisplanng
5.50
0
0.0
72
1,500,000
-
2.00
0
0.0
72
1,500,000
-
Penutup Atap
4.00
0
0.0
72
1,500,000
-
PLAFOND
Rangka Plafond
4.00
0
0.0
72
1,500,000
-
5.00
25
1.3
72
1,500,000
1,350,000
DINDING
Penutup Plafond Batu bata/BatakoDinding
7.00
30
2.1
72
1,500,000
2,268,000
Plesteran
3.00
30
0.9
72
1,500,000
972,000
Jendela Kaca
2.50
10
0.3
72
1,500,000
270,000
Pintu
3.00
15
0.5
72
1,500,000
486,000
Kusen
3.00
20
0.6
72
1,500,000
648,000
Penutup Lantai
10.50
40
4.2
72
1,500,000
4,536,000
4
5
6
ATAP
LANTAI
Masa Bangunan Jumlah Ruang Yang direhab
Swakelola
1
3
0.00 Paket Bantuan
j
k
48
7
8
Utilitas
FINISHING
Instalasi Listrik
4.00
50
2.0
72
1,500,000
Instalasi Air
3.00
0
0.0
72
1,500,000
-
Drainase/Limbah
1.50
0.0
72
1,500,000
-
Finishing Struktur
1.00
0 10
0.1
72
1,500,000
108,000
Finishing Plafond
3.00
25
0.8
72
1,500,000
810,000
Finishing Dinding Finishing Kusen/Daun
2.50
30
0.8
72
1,500,000
810,000
2.50
20
0.5
72
1,500,000
540,000
Jumlah
100.00
13.85
2,160,000
207,750
-
0.00
Masa.Gdg
0.00
Luas
14,958,000
Langkah Pengisian : 1
Masukan Harga Standar PU/Kimpraswil Setempat pada cel (C7), dan (C8) harga swakelola
2
Masukan Nilai Prosentase Kerusakan tiap Komponen yang rusak pada kolom (E)
3
Masukan Luas Bangunan yang direhab pada kolom cel (G9)
4
Harga per meter Rehab ada pada cel (L27)
5
Luas Yang direhab ada pada cel (L31)
6
Jumlah Harga seluruh komponen yang direhab ada pada cel (J30)
7
Nilai bantuan Rehab (K29)
Rupiah
49
Lampiran Nomor Tanggal
: Surat Perjanjian : :
RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD) REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH .............................................. TAHUN 2011
JUMLAH
NO.
URAIAN
1
A. 1 2 3 4 B
2
HARGA SATUAN
JUMLAH (Rp)
VOL
SAT
3
4
98.00
m2
1,800,000.00
176,400,000.00
31.50
m2
2,000,000.00
63,000,000.00
15.00
m2
1,500,000.00
22,500,000.00
1.00
Ls
75,000,000.00
75,000,000.00
(Rp) 5
6
KONSTRUKSI BARU Pembangunan Kantin Sehat
(14 m x 7 m)
Pembangunan Ruang UKS (4.5mx7m) Pembangunan Toilet (1.5 m x 2 m x 5 unit) Pembangunan Selasar SEHAT, LAYAK ANAK, DAN SIAGA BENCANA
50
B.1 1 2 3 4 5 6 7 8
Sekolah Sehat Taman Hijau + Pagar Tempat Cuci Tangan (1 unit/2 kelas) Tempat Pemilahan Sampah 3 Tempat (1 unit / kelas) Apotek Hidup Media Kampanye Bebas Rokok & Narkoba Kit UKS Pendidikan/Pelatihan Guru UKS per 60 jam Pengadaan Buku Bacaan Tentang Kesehatan
B.2
Sekolah Layak Anak Lumpsum Sekolah layak anak
B. 3
Sekolah Siaga Bencana
1.00
Ls
25,000,000.00
25,000,000.00
5.00
Unit
500,000.00
2,500,000.00
4.00
Unit
450,000.00
1,800,000.00
1.00
Ls
600,000.00
600,000.00
1.00
Ls
3,000,000.00
3,000,000.00
1.00
Unit
7,000,000.00
7,000,000.00
1.00
Ls
3,500,000.00
3,500,000.00
10.00
Eks
100,000.00
1,000,000.00
Penyusunan rencana Aksi sekolah menunju sekolah Aman secara partisipatif Workshop pengintegrasian Pengurangan resiko bencana dalam kurikulum baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler Pelatihan tim manajemen sekolah, guru dan siswa tentang prosedur keselamatan Pembuatan Jalur Penyelamatan Simulasi dan pelatihan kejadian bencana dan prosedur keselamatan Pembentukan Tim Siaga Bencana di lingkungan sekolah
51
Pengadaan materi-materi KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terkait pengurangan resiko bencana ( buku PRB, buku saku, Poster, dll) Mempersiapkan cadangan logistik untuk kesiapsiagaan bencana yang dirasa paling mungkin terjadi pembuatan dan pemeliharaan sistem peringatan dini Kordinasi dan kerjasama dengan penyelenggara PB Setempat (kelurahan, kecamatan) dan tingkat kota/Kab. (BPBD, Damkar, Dinsos, dll)
C
PERABOT
1 2
Ruang Kantin Sehat (Meja,Kursi & T. Cuci) Selasar (Bangku & Pot Bunga)
D
INFRASTRUKTUR
1
Pemasangan Instalasi Air Bersih dia. 2"
1.00
2
Pemasangan Instalasi Air Bersih dia. 3/4"
3
1.00
Unit
25,000,000.00
25,000,000.00
1.00
Ls
3,500,000.00
3,500,000.00
Ls
3,500,000.00
3,500,000.00
1.00
Ls
6,500,000.00
6,500,000.00
Pemasangan Tutup Saluran Air Hujan Samping Selasar
1.00
Ls
3,000,000.00
3,000,000.00
4
Perbaikan Halaman dan Tempat Parkir
1.00
Ls
20,000,000.00
20,000,000.00
5
Pembuatan Gapura & Pos Jaga
1.00
Ls
75,000,000.00
75,000,000.00
D.
BIAYA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
Keg
75,000,000.00
75,000,000.00
E.
BIAYA ADMINISTRASI PENGELOLAAN
Keg
52
15,000,000.00
JUMLAH SELURUHNYA
15,000,000.00
607,800,000.00
Catatan : 1. Perubahan sasaran harus atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen 2. Harga satuan per meter persegi merupakan harga tertinggi 3. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk bahan dan upah mengacu kepada Harga Pasar 4. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang bersifat Lump Sum disesuaikan dengan nilai volume pekerjaan pada kondisi masing-masing sekolah 5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ini belum termasuk biaya Rehabilitasi kerusakan/kekurangan yang ada pada masing-masing sekolah (Perhitungannya mengunakan Analisa Perhitungan Persentase Kerusakan Bangunan Sekolah) Kepala Sekolah, Pejabat Pembuat Komitmen
53