PANDUAN TEKNIS
PENDALA Pendidikan Lanjutan Instruktur
Oleh : ARIP MUNAWIR., ST (Angkatan 08 “Agatis Alba”)
SATUAN KARYA WANABAKTI KWARTIR RANTING KAWALI
SAKA WANABAKTI KAWALI
PENDAHULUAN Segala puji bagi Tuhan yang melindungi kita dalam setiap perjalanan dan pengembaran untuk mencari petualangan yang bermanfaat. Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti merupakan salah satu Saka (Satuan Karya) dalam Gerakan Pramuka Indonesia yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang kehutanan dan lingkungan hidup serta menanamkan rasa cinta dan tanggung jawab dalam mengelola sumberdaya alam. Dalam pengertiaan diatas, kita sebagai anggota Saka Wanabakti Kawali harus selaras dengan pergerakan jaman dan kemungkinan. Dalam setiap waktu kita dituntut menjadi manusia yang mencintai alam dan bisa bergaul dengan alam. Maka keilmuan menjelajah dan berpetualang di alam haruslah dikuasai penuh dan diamalkan dalam peruntukannya sebagai Anggota. Maka untuk mengasah dan menambah ilmu berpetualang dan menjelajah di area Gunung Hutan, Wanabakti Kawali mengadakan PENDALA (Pendidikan Lanjutan Instruktur). Pendidikan ini berorientasi kepada pengalaman dan pengamalan teori yang selama ini didapat dalam menjelajahi dan mensusuri kawasan Gunung Hutan yang adalah tempat bermain dan belajar Anggota Saka Wanabakti dimanapun. PENDALA membahas 3 aspek penting Gunung Hutan, yaitu SURVIVAL sebagai modal dasar berpetualang di alam Gunung Hutan, NAVIGASI DARAT sebagai petunjuk jalan bagi penjelajahan Gunung Hutan dan SAR GH (Gunung Hutan) sebagai bantuan kemanusiaan dalam pencarian korban tersesat ataupun hilang di Gunung Hutan. Kepada Tuhan kita kembali dan kepada Tuhan pula kita memohon perlindungan.
Bandung, 11 Mei 2012
ARIP MUNAWIR., ST
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI
SURVIVAL Survival adalah suatu kondisi dimana survivor berada dalam keadaan darurat dikarenakan suatu sebab. Pengertian survival sebenarnya sangat luas, tidak hanya terjadi di hutan atau gunung saja. Singkatnya, segala tindakan yang dilakukan untuk bertahan hidup pada keadaan darurat merupakan tindakan survival. Dalam kondisi darurat, kesiapan fisik dan kekuatan mental merupakan kunci atas keberhasilan survivor menghadapi rintangan. S - Size Up the Situation Segera kenali situasi dan pelajari keadaan sekitar. Jika kita terjebak dalam medan apa pun, perhatikan keadan medan, tumbuhan, binatang yang berbahaya atau dapat dimanfaatkan. Kenali keadaan fisik kita, perhatikan luka dan rasa sakit yang ada. Segera obati. Periksa peralatan yang kita punya dan periksa kondisinya. U - Use All Your Senses Kita mungkin dapat melakukan kesalahan dikarenakan kita bereaksi terlalu cepat tanpa berpikir atau perencanaan. Setiap tindakan dapat menjadi hal yang membahayakan dan dapat menyebabkan kematian. Pertimbangkan segala aspek sebelum mengambil keputusan. Jika kita bertindak terburuburu, kita bisa saja melupakan atau kehilangan peralatan. Rencanakan setiap tindakan. Siapkan diri sebelum melakukan tindakan. Gunakan semua daya indera penglihatan, pendengaran dan penciuman untuk memahami keadaan sekitar. Jadilah sensitif terhadap perubahan temperatur. Perhatikan perubahan. R - Remember Where You Are Kenali dan ingat lokasi kita. Lakukan orientasi secara konstan. V - Vanquish Fear and Panic Musuh terbesar dalam kondisi survival adalah takut dan panik. Lawan dan taklukkan rasa ini. I - Improvise Lakukan improvisasi dalam segala hal. Gunakan sumber daya alam untuk melengkapi peralatan yang tidak ada atau rusak. V - Value Living Hargai nilai hidup. A - Act Like the Natives Binatang dan orang-orang sekitar telah beradaptasi dengan baik dengan keadaan medan. Perhatikan dan pelajari rutinitas mereka. L - Live by Your Wits, But for Now, Learn Basic Skills Gunakan akal dan kecerdasan. Tanpa kemampuan dasar, kesempatan untuk selamat dalam kondisi survival kemungkinannya kecil. Siapkan kondisi fisik dan akal, lakukan latihan agar kita siap menghadapi segala kondisi. Pola dasar survival adalah air, makanan, shelter, api, obat-obatan dan sinyal. Sebagai contoh, dalam kondisi alam yang dingin kita membutuhkan api dan shelter untuk melindungi tubuh dari dingin, angin dan hujan. Jika terluka, obat-obatan menjadi prioritas utama, tak peduli di iklim mana kita berada. Lakukan prioritas pada sesuatu yang dianggap paling dibutuhkan. PISIKOLOGI SURVIVAL Dalam kondisi survival, psikologi juga ikut mengambil peranan. Penempuh rimba atau pendaki gunung akan dihadapi bermacam tekanan yang akan mempengaruhi pikiran dan jiwa.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI Tekanan ini jika tidak dikendalikan akan berujung pada perasaan lain yang membahayakan hidup. Tekanan semacam ini dapat mempengaruhi secara fisik, mental, emosional, dan spiritual. Tanda-tanda jika kita mengalami terlalu banyak tekanan, yaitu : - Kesulitan membuat keputusan - Amarah yang meledak-ledak - Lalai - Lemah / perasaan kurang energi - Cemas yang berkelanjutan - Cenderung melakukan kesalahan - Berpikiran untuk mati atau bunuh diri - Merasa kurang percaya dengan sesama - Menarik diri dari teman yang lain - Bersembunyi dari tanggung jawab - Sembrono atau tidak peduli. Beberapa faktor penyebab tekanan kejiwaan dalam kondisi survival Luka, Sakit dan Kematian. Lingkungan. Rasa haus dan lapar. Rasa lelah. Terisolasi. Beberapa reaksi tubuh dan jiwa dalam menghadapi kondisi survival, yaitu : Rasa Takut. Gelisah. Marah dan Frustasi. Depresi. Kesepian dan Bosan. Merasa Bersalah. PERSIAPAN DIRI Tujuan utama dari kondisi survival adalah bertahan hidup. Segala beban fisik dan mental yang datang jika di tanggulangi dengan benar maka akan berujung positif. Kenali Diri. Mengenal batas kemampuan tubuh dan jiwa merupakan hal yang wajib. Perteguh semangat untuk selamat dalam kondisi medan apa pun. Hargai hidup. Antisipasi Rasa Takut. Jangan pernah berpura-pura tidak takut. Pikirkan apa yang menjadi penyebab rasa takut kita. Pelajari rasa takut kita dan lawan rasa takut kita. Realistis. Jangan pernah takut untuk memandang segala situasi. Lihat apa adanya, bukan seperti yang kita bayangkan. Jaga keinginan dan harapan untuk hidup. "Berharap yang terbaik, bersiap untuk yang terburuk". Bersikap Positif. Pelajari untuk melihat setiap kejadian pasti ada pembelajarannya. Hal ini dapat meningkatkan moral dan kepercayaan diri. Berlatih. Dibutuhkan latihan untuk mendapatkan kesempurnaan. Melakukan latihan pada tubuh dan jiwa dapat menjadikan kepercayaan diri menghadapi segala tantangan.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI PERENCANAAN SUVIVAL DAN SURVIVAL KIT Lingkungan merupakan faktor dimana kita harus dapat mempersiapkan jenis peralatan apa saja yang kita butuhkan. Berapa banyak peralatan yang dibutuhkan tergantung dari kemampuan dan bagaimana kita membawanya. Prioritas peralatan : • Selalu tempatkan peralatan penting seperti belati, peta dan kompas dekat dengan tubuh sehingga mudah di akses. Dan tempatkan peralatan yang tidak terlalu penting dalam ransel, daypack atau semacamnya. • Pilih peralatan yang multifungsi dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi. • Jangan membawa peralatan yang sama. Misalkan kita mempunyai golok dan belati, maka pilih alat yang lebih berguna dari kedua peralatan itu. • Pilih peralatan yang mudah digunakan. • Pilih peralatan yang mudah dibawa. Hal yang wajib ada dalam survival kit. • Peralatan P3K • Peralatan untuk mendapatkan minum dan makanan • Peralatan membuat api • Peralatan sinyal darurat • Peralatan untuk membuat shelter.
ILMU PENGOBATAN DASAR Dalam menghadapi masalah medis, kita wajib mengendalikan rasa panik, baik diri kita sendiri maupun korban. Tenangkan diri dan cobalah untuk membuat korban tenang. Hal ini dapat membantu mempermudah proses pengobatan dan perawatan. Gigitan dan Sengatan Serangga dan hama lain merupakan resiko yang pasti ada dalam kondisi survival, terutama daerah hutan. Mereka bukan saja dapat menyebabkan iritasi, terkadang beberapa virus penyakit dapat dibawa olehnya. Gigitan atau sengatan mahluk liar seperti kutu, nyamuk, lebah, lalat, dan tikus dapat membawa penyakit yang dapat menyebabkan masalah serius bahkan fatal. Untuk menanggulangi dan mengurangi rasa sakit dikarenakan sengatan lebah atau tawon kita dapat dapat mengkompres luka sengatan dengan kain yang dibasahi air dingin, menempelkan debu atau lumpur yang dingin, mengoleskan getah rumput dandelion, menempelkan daging kelapa, menempelkan parutan bawang putih atau bawang merah. Gigitan laba-laba seperti tarantula dapat menyebabkan demam, dan beberapa jenis kalajengking memiliki racun yang berbahaya. Untuk menanggulangi gigitan laba-laba dan kalajengking kita wajib membersihkan dan membalut luka agar tidak infeksi. Bersiap melakukan perawatan jika tubuh terserang shock dan bersiap melakukan CPR. Gigitan ular biasanya jarang terjadi, jika kita mengenal jenis ular dan habitatnya. Kematian yang disebabkan gigitan ular merupakan hal yang jarang terjadi. Dan hanya seperempat korban yang mendapat masalah serius di karenakan gigitan ular. Namun, gigitan ular dapat berakibat menurunnya moral survivor. Survivor dapat dihinggapi rasa panik dan takut yang justru lebih membahayakan dari gigitan ular itu sendiri. Meskipun kita tergigit ular tidak beracun, perawatan terhadap luka wajib dilakukan. Karna mulut ular biasanya mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Racun atau bisa ular tidak hanya menyerang sistem syaraf (neurotoksin) atau sirkulasi darah (hemotoksin) saja, namun mengandung enzim pencerna (cytotoksin) yang yang dapat merusak jaringan tubuh. Luka gigitan dapat membesar bahkan terkadang harus di amputasi jika tidak di rawat dengan benar. Korban yang shock dan panik dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Perasaan
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI histeris dapat mempercepat sirkulasi yang justru membuat tubuh menyerap racun lebih cepat. Tandatanda shock pada tubuh biasanya terjadi 30 menit setelah korban tergigit. Jika kita terkena gigitan ular, pastikan kita mengetahui jenis atau ciri-ciri ular yang menggigit. Ular beracun biasanya memiliki kepala yang lebih besar dari lehernya atau berbentuk segitiga yang menandakan adanya kelenjar racun. Ular beracun dan ular tidak beracun memiliki susunan gigi yang mengarah ke dalam. Luka dikarenakan ular tidak beracun biasanya hanya berbentuk susunan gigi yang sejajar. Sedangkan pada luka dikarenakan ular beracun terdapat satu atau lebih luka tusukan yang lebih dalam disebabkan taring ular. Untuk menanggulangi gigitan ular beracun : • Tenangkan korban agar tidak panik • Lakukan perawatan shock dan berikan cairan agar korban tidak dehidrasi • Lepaskan jam tangan, cincin, gelang atau benda-benda yang menyesakkan tubuh • Bersihkan area luka dan luka harus selalu terbuka (jangan dibalut) • Jaga sirkulasi udara (terutama gigitan pada area wajah dan leher) dan bersiap melakukan pernafasan buatan atau CPR • Bebat (torniket) area antara luka dan jantung mengunakan sabuk, webbing atau kain untuk menghambat aliran darah • Buat sayatan dalam (panjang ± 6 milimeter dalam ± 3 milimeter) pada luka agar darah yang mengandung racun keluar • Buang racun menggunakan penghisap mekanik atau dengan menekannya. • Berikan antalgin Catatan : Jika perawatan luka lebih dari satu jam, buat sayatan lebih dalam dari panjang 6 mm dalam 3 mm. Jika harus menghisap menggunakan mulut, pastikan tidak ada luka pada mulut dan gigi tidak berlubang. Segera muntahkan darah yang terhisap dan bersihkan mulut dengan air. Metode penghisapan ini harus dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali atau lebih. Bersihkan tangan dan tubuh setelah merawat korban. Hypotermia Kondisi ini dapat terjadi kapan pun dan dimana pun. Temperatur udara yang dingin dapat menjadikan suhu tubuh turun drastis. Dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan mati rasa pada tubuh, kerusakan otak, dan gagal jantung. Gejala hypothermia : • Lelah, gangguan konsentrasi, dan emosi yang tidak stabil • Kesulitan berjalan dan mengigau • Merasa ngantuk dan tubuh menggigil • Jika lebih parah dapat pingsan dan kehilangan refleks tubuh • Koma fase terakhir dan suhu tubuh lebih rendah dari 26° Celcius • Pada saat suhu tubuh mencapai 20° Celcius, jantung berhenti bekerja. Penanganan : • Berikan minuman hangat dan manis sebagai pengganti cairan yang hilang • Usahakan korban untuk selalu tejaga, jangan biarkan korban tertidur • Ganti pakaian yang basah dengan yang kering • Selimuti atau dekap tubuh korban agar hangat, kita dapat menambahkan botol atau peples yang berisi air hangat atau membuat api sebagai bantuan penghangat tubuh • Segera berikan makanan manis jika keadaan korban mulai membaik. SHELTER Shelter dibutuhkan untuk berteduh, berlindung dari tiupan angin, hujan dan tempat beristirahat serta menjaga kehangatan tubuh. Shelter dapat dibuat daari bermacam-macam bahan seperti parasut, ponco, lembaran plastik atau daun-daunan yang banyak di hutan. Bentuk shelter tidak baku, tergantung dari bahan yang digunakan. Ada shelter yang dibuat untuk sementara dan ada shelter yang dibuat untuk waktu yang lama. Yang perlu diperhatikan dalam membuat shelter adalah memilih tempat yang sesuai.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI Syarat-syarat tempat yang baik : • Kering • Jauh dari pohon mati atau pohon yang mau roboh • Jauh dari sarang serangga • Jauh dari lintasan binatang Dekat dengan sumber air minum • Tidak berada dibawah pohon yang sendirian atau paling tinggi BAHAN MAKANAN Untuk mendapatkan binatang yang lebih besar dibutuhkan usaha yang lebih besar. Maka lebih baik kita konsentrasikan usaha kita pada hewan yang lebih kecil. Merupakan hal yang penting untuk mempelajari kebiasaan dan perilaku binatang. Karna kita dapat menjebak, menangkap berdasarkan perilakunya. Dalam kondisi survival tidak ada pengecualian dalam selera, makan apa pun yang merayap, berenang, berjalan atau terbang. Meskipun ada beberapa jenis binatang beracun bagi tubuh, namun rata-rata binatang dapat dikonsumsi. Saat pertama melakukannya mungkin kita akan merasa kesulitan, namun kita harus memakan apa pun yang mungkin dapat di makan untuk menjaga stabilitas tubuh. Tumbuhan merupakan sumber makanan yang berharga karna mereka banyak tersedia, mudah di peroleh, dan dengan kombinasi tepat dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi. Pastikan kita mengenali jenis tumbuhan yang ingin dimakan sebelum mengkonsumsinya. Jangan sekali-kali memakan tumbuhan yang tidak di kenal. Tumbuhan yang tumbuh dekat perkampungan dan jalan raya biasanya pernah di semprot pestisida dan terpapar debu emisi kendaraan, sebaiknya cuci dengan bersih dan masak terlebih dahulu untuk membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Perlakuan yang sama sebaiknya dilakukan dengan tumbuhan yang hidup di sekitar air yang terkontaminasi. Kandungan racun suatu tumbuhan mungkin berbeda-beda meskipun masih dalam satu jenis, hal ini disebabkan faktor genetik juga lingkungan hidup. Sebagai contoh, beberapa jenis buah cherry dapat dimakan karna tidak memiliki racun, namun buah chokecherry memiliki kandungan sianida dengan konsentrasi cukup tinggi hingga dapat membunuh seekor kuda. Sebaiknya hindari daun, rumput atau tunas yang berbau almond, karna itu merupakan karakteristik tumbuhan yang mengandung unsur sianida. Beberapa orang mudah sekali mengalami sakit lambung dikarenakan tumbuhan. Jika kita termasuk orang yang sensitif dalam hal ini maka sebaiknya hindari tumbuhan liar yang tidak dikenal, terutama tumbuhan menjalar, sebaiknya dihindari. Beberapa tumbuhan yang dapat dimakan seperti biji-buah ara, daun pepaya dan lily air biasanya memiliki rasa yang pahit. Rasa tidak enak ini dikarenakan unsur tannin yang terkandung di dalamnya. Merebusnya berulang kali biasanya akan mengurangi rasa pahitnya. Ada juga yang memiliki rasa seperti terbakar pada mulut, tenggorokan dan dapat merusak ginjal. Hal ini dikarenakan kandungan asam oksalat di dalamnya. Rasa ini dapat dihilangkan dengan membakar, memanggang atau mengeringkannya. PERINGATAN…! Dalam kondisi survival, jangan sekali-kali memakan jamur. Satu-satunya cara untuk mengetahui bahwa jamur dapat dimakan adalah dengan pengujian laboratorium. Tidak ada ruang untuk coba-coba dengan tanaman ini. Pengaruh jamur berbahaya terkadang muncul setelah beberapa hari dan sudah terlambat untuk di obati.
Untuk menghindari tanaman yang berpotensi beracun : • Hindari tanaman yang mengandung getah putih atau kusam
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI • Hindari tanaman yang memiliki buah berwarna merah • Hindari tanaman yang memiliki bau menyengat • Hindari tanaman yang memiliki lima segmen pada buahnya • Hindari tanaman yang memiliki biji, ubi pada kelopak bunganya • Hindari tanaman yang memiliki duri atau bulu halus • Hindari tanaman yang pahit atau berasa seperti sabun • Hindari tanaman yang buahnya berbentuk seperti wortel • Hindari tanaman yang berdaun seperti daun peterseli • Hindari tanaman yang berbau almond pada batang atau daunnya • Hindari tanaman yang tunasnya memiliki tiga daun Kriteria diatas merupakan eliminator saat kita melakukan pengujian terhadap tanaman. Bahkan kriteria ini dapat membantu kita menghindari tanaman yang beracun untuk dimakan atau di sentuh. HEWAN BERBAHAYA Ancaman yang datangnya dari binatang buas sangatlah kecil dibandingkan ancaman dari lingkungan dan medan. Namun kita tetap harus selalu waspada, binatang dengan ukuran tubuh besar, tanduk, taring, cakar, dan racun dapat juga membahayakan hidup. Binatang dengan ukuran kecil dan tampak innocent sekalipun dapat sangat berbahaya. Mengetahui habitat, kebiasaan dan watak binatang dapat membantu kita menghindari serangan binatang buas. Serangga Meskipun tubuh mereka kecil, mereka dapat membawa bakteri dan penyakit. Beberapa jenis serangga bahkan memiliki racun mematikan. Kalajengking, laba-laba, kelabang, tawon penyengat, lintah, pacet dan kutu merupakan serangga yang sebaiknya dihindari. Hewan Darat Kemungkinan bertemu harimau, beruang, dan anjing liar di hutan sangatlah kecil. Namun aroma darah dari luka tubuh dapat memancing insting mereka untuk menyelidiki sumber bau. Binatang liar biasanya lebih suka menghindar daripada melakukan konfrontasi dengan manusia. Aroma tubuh manusia yang asing bagi mereka sudah cukup untuk membuat mereka menghindar. Akan tetapi, binatang liar seperti harimau dan beruang tidak memiliki rasa takut. Mereka akan menyerang jika merasa terganggu. Mundur dan menjauhi daerah kekuasaan mereka merupakan cara yang cukup aman untuk menghindari resiko yang berlanjut. Rusa, kijang, badak, babi hutan, dan gajah sejatinya bukanlah mahluk pemangsa. Namun, tanduk, gigi dan ukuran tubuh mereka dapat membahayakan. Membangun shelter pada area yang cukup jauh dari jalur lintasan binatang merupakan cara yang baik untuk menghindari serangan mereka. Kebanyakan ular biasanya lebih suka menghindari manusia, baik beracun maupun tidak beracun. Namun panas tubuh manusia dapat memancing ular untuk mendekat. Tidak ada metode pasti yang dapat digunakan di lapangan untuk memastikan seekor ular beracun atau tidak. Mengenali habitat, spesies dan karakteristik ular berbisa dapat dijadikan dasar untuk menghindari gigitan ular berbisa. Berikut langkah sederhana untuk menghindari gigitan ular : • Jangan tidur dekat semak, rumput tinggi, batu besar atau pohon rubuh. Karena ular biasanya bersembunyi di dalamnya. Dan pastikan tenda tertutup rapat. • Jangan letakkan tangan pada celah, semak, lubang tanpa memeriksanya terlebih dahulu. • Jangan melangkah dekat pohon rubuh. Melangkahlah diatasnya dan perhatikan apakah ada ular yang bersembunyi dibawahnya. • Jangan melangkah melewati semak belukar atau rumput tinggi tanpa melihat ke bawah. Perhatikan langkah kita.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI • Perhatikan dan periksa shelter sebelum beristirahat. • Jangan panik saat bertemu ular. Ular tidak memiliki indra pendengaran, jangan melakukan gerakan tiba-tiba yang memancing ular. • Jangan memegang ular yang baru dibunuh tanpa memotong kepalanya terlebih dahulu. Karna sistem nervous ular mungkin masih aktif dan ular mati sekalipun dapat menggigit. TUMBUHAN BERBAHAYA Dalam kondisi survival, kemampuan mengidentifikasi tanaman dan tumbuhan beracun sama pentingnya dengan kemampuan mengenali tanaman yang dapat dimakan. Banyak yang memberikan pernyataan tentang tanaman yang menjadi salah kaprah : • Tanaman yang dimakan binatang dapat dimakan. Beberapa pernyataan ini terkadang benar, namun beberapa binatang sanggup memakan tanaman yang beracun bagi manusia. • Merebus tanaman dapat menghilangkan racun. Merebus memang dapat menghilangkan racun, namun pada beberapa kasus, merebus tanaman menjadikan kadar racun tanaman menjadi lebih tinggi. • Tanaman yang berwarna merah merupakan tanaman beracun. Beberapa tanaman yang berwarna merah memang beracun, namun tidak seluruh tanaman yang berwarna merah mengandung racun. Intinya adalah, tidak ada satupun kaidah pasti untuk mengidentifikasi tanaman beracun. Maka, mempelajari tanaman yang beracun bagi tubuh merupakan hal yang harus dilakukan. Memakan, menyentuh atau menghisap tanaman yang salah dapat mencelakakan. Gejala racun dari tanaman dapat terjadi setelah beberapa hari bahkan seketika. Racun tanaman juga dapat berpengaruh secara lokal pada bagian tubuh atau seluruh tubuh. Getah, batang, daun dan akar tanaman dapat menjadi sumber racun. Gatal, perih, mati rasa, mual, mabuk, bahkan kematian dapat menjadi reaksi racun pada tubuh. Jangan pernah membakar tanaman beracun, sebab asap yang dihasilkan dapat mengandung racun yang sama. Jika tanaman tersentuh, cobalah menghilangkan racunnya dengan sabun dan air. Jika tidak ada, gunakan lumpur dan jangan digaruk. Jika tanaman tertelan, segera muntahkan dan minumlah air dalam jumlah banyak. MEMBUAT API DAN MENCARI AIR Api Api terdiri dari 3 bagian atau yang biasa disebut segitiga api. Udara, panas dan bahan bakar. Jika salah satu dari tiga bagian itu tidak ada, maka tidak akan ada api. Komposisi seimbang antara ketiga bagian ini dapat menghasilkan api yang baik. Satu-satunya cara untuk mengetahui komposisi ini adalah dengan berlatih. Kita juga harus melakukan persiapan dan memilih tempat yang tepat untuk membuat api. iklim dan medan dapat dijadikan referensi dasar. perhatikan juga material dan alat untuk membuat api. Air Embun, tumbuhan dapat dijadikan sumber air. Binatang mamalia, burung pemakan biji-bijian, dan serangga seperti semut, lalat dan lebah dapat dijadikan indikator air. Harus di ingat, air yang diminum mamalia belum tentu baik untuk kita. Beberapa mamalia dapat meminum air yang beracun bagi tubuh kita. Periksa kondisi sekitar, serangga air seperti laba-laba air dan tanaman air seperti tespong dapat dijadikan indikator kebersihan air.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI Tumbuh-tumbuhan sejenis palem, bambu-bambuan, rotan, akar rambat, kantung semar dapat dijadikan sumber air. Kita juga dapat menampung embun yang ada pada pucuk-pucuk daun pada pagi hari.
NAVIGASI DARAT Secara historis, perkembangan peta topografi sebagian besar didorong oleh kebutuhan militer. Pengenalan medan dapat memberikan perbedaan nyata dalam medan pertempuran. Kemampuan membaca peta sangat di butuhkan jika ingin memenangkan pertempuran. Tidak hanya dalam medan pertempuran, hal ini juga berlaku untuk keperluan sipil seperti berburu, menempuh rimba, menyusur rawa, hiking, mendaki gunung, bukit atau penggunaan lainnya dimana ketepatan navigasi darat diperlukan. Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dll Karena peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan. Kebanyakan unit militer yang berwenang memiliki proyek pembuatan peta. Seperti Direktorat Topografi Angkatan Darat di Indonesia. Kita dapat memesan peta dengan mengisi formulir untuk setiap satu lembar petanya. Untuk mendapatkan peta topografi Indonesia skala 1:250.000 tahun 1954 secara online dapat mengunjungi situs kami http://serdadurimba.blogspot.com/2011/06/petatopographi-indonesia.html. Semua peta harus dianggap sebagai dokumen yang memerlukan penanganan khusus. Jika peta jatuh ke tangan yang tidak sah, dapat membahayakan. “Peta tidak boleh jatuh ke tangan yang tidak sah.” Perawatan Peta Peta yang dicetak di atas kertas dan memerlukan perlindungan dari air, lumpur, dan robek. Bila mungkin, peta harus diletakkan dalam tempat tahan air, atau di beberapa tempat terlindungi lain yang mudah digapai. Agar peta mampu bertahan lama, perawatan wajib dilakukan. Jika kita harus menandai peta, penggunaan pensil dianjurkan. Gunakan garis-garis terang sehingga mereka dapat terhapus dengan mudah tanpa rusak, bernoda, atau meninggalkan tanda yang dapat menyebabkan kebingungan di kemudian hari. Jika margin peta harus dipotong untuk alasan apapun, adalah penting untuk mencatat informasi marginal yang mungkin diperlukan kemudian, seperti data grid dan deklinasi magnetis. Perhatian khusus harus diambil pada peta yang digunakan dalam misi taktis, terutama dalam unit kecil, misi mungkin tergantung pada peta itu. Semua anggota dari unit tersebut harus akrab dengan lokasi peta di setiap saat. Skala. Karena peta adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke atas kertas seperti yang terlihat dari atas, penting untuk mengetahui apa skala matematika telah digunakan. Ini untuk menentukan jarak antara obyek atau lokasi pada peta, ukuran area tertutup, dan bagaimana skala dapat mempengaruhi jumlah detail yang ditampilkan. Matematika Skala peta adalah perbandingan atau fraksi antara jarak pada peta dan jarak yang sesuai pada permukaan bumi. Skala dijadikan sebagai perwakilan fraksi dengan jarak peta sebagai pembilang dan jarak tanah sebagai denominator.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI Grid Mengetahui dan menguasai ilmu navigasi darat merupakan hal yang krusial dalam kegiatan outdoor. Dengan kemampuan ini kita dapat menentukan lokasi kita atau suatu lokasi dengan akurat. 1. Kordinat Geografhis Sistem koordinat geographis merupakan salah satu metode tertua yang masih digunakan untuk menentukan suatu lokasi. Dengan menggambarkan cincin lingkaran timur-barat yang mengelilingi bumi secara sejajar dengan garis ekuator, dan cincin lingkaran utara-selatan melintasi garis ekuator dengan sudut yang tepat dan berpusat di kutub, maka jaringan garis referensi akan terbentuk. Dan, lokasi setiap titik pada permukaan bumi dapat ditentukan. Berikut langkah-langkah sederhana menentukan koordinat geographis suatu titik / point. Contoh puncak gunung ratai, pesawaran pada peta TELUKBETUNG skala 1:250.000 series T503 sheet SB 48-7 EDITION-1 AMS cetakan tahun 1954.
1. Pertama-tama hitung jarak dalam satu menit. Misalkan pada peta, jarak dari 0’ ke 15’ = 49 mm, maka untuk mengetahui jarak peta dalam satu menitnya adalah dengan membagi jarak dengan jumlah menit = 49 mm ——— = 3,267 mm 15’
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI 2. Setelah hasil antar menit diketahui, selanjutnya bagi hasil tersebut dengan 60” untuk mengetahui jarak antar detiknya
3,267 mm ——— = 0,054 mm 60” 3. Ukur jarak suatu point yang ingin diketahui dengan titik point tertentu. Contohnya jarak point/titik puncak gunung ratai dengan titik 5°30’ S = 2,6 mm dan 17,5 mm untuk jaraknya dengan titik 105°00’ E
4. Kita dapat menggunakan metode hitung sederhana, yaitu dengan menjumlahkan bilangan menit secara berkelanjutan hingga mencapai angka yang mendekati nilai jarak yang didapat. Contohnya S 2,6 mm tidak dapat mencukupi nilai 3,267 jadi masih masuk 30’ E 3,267 x 5 = 16,335 mm mendekati 17,5 mm Jika jarak tidak mencukupi satu menit maka jarak akan langsung di konversikan ke detik. 5. Selanjutnya kita beralih mengkonversikan pada sisa dari hasil perhitungan nomor 4 S = 2,6 mm hasil ini akan dicari detiknya E 17,5 – 16,335 = 1,165 mm hasil ini akan dicari detiknya
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI 6. Telah kita ketahui dari perhitungan nomor 2 bahwa satu detik berjarak 0,054 mm Maka untuk mengetahui nilai detiknya adalah dengan mebagi sisa hasil perhitungan nomor 5 dengan nilai jarak satu detik. S 2,6 / 0,054 = 48,148 detik E 1,165 / 0,054 = 21,574 detik 7. Setelah semua hasil telah dihitung maka akan didapat hasil koordinat geographis suatu point. Maka koordinat geographis puncak gunung ratai adalah : 5°30’48,15” S / LS 105°5’21,574” E / BT 2. Grid Militer Grid ini memiliki garis yang benar-benar lurus dan bersinggungan dengan sudut yang tepat. Grid ini akan membagi peta menjadi beberapa sektor dengan kotak area yang memiliki ukuran dan sudut yang sama. Dengan adanya grid ini maka pengguna peta lebih dimudahkan dalam melakukan perhitungan ukuran dan jarak. Universal Transverse Mercator Grid. UTM grid / sumbu salib UTM telah di desain untuk menutupi kekurangan transverse mercator projection pada bagian bumi antara latitude 84° N dan latitude 80° S. Universal Polar Stereographic Grid. UPS grid digunakan untuk menggambarkan wilayah daerah sekitar kutub. Azimuth Azimuth adalah sudut horizontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar utara. Garis dasar utara ini dapat di ambil dari true north, magnetic north atau grid north. Azimuth merupakan metode yang sering digunakan untuk menyatakan arah. a. Back Azimuth. Back azimuth adalah arah kebalikan / lawan arah dari azimuth. Untuk mendapat hasil back azimuth dari azimuth, tambahkan 180 derajat pada azimuth yang memiliki sudut kurang dari 180 derajat. Sedang untuk azimuth yang memiliki sudut lebih besar dari 180 derajat harus di kurangi dengan 180 derajat. Back azimuth untuk sudut tepat 180 derajat dapat di beri nilai 0 derajat atau 360 derajat. b. Magnetic Azimuth. Magnetic azimuth merupakan hasil pengukuran yang di dapat dari menggunakan instrument magnetik, seperti kompas lensatik, kompas M2 dsb. Resection Prinsip dasar resection adalah untuk menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang di kenali. Untuk dapat melakukan tekhnik resection kita harus berada di tempat terbuka agar dapat membidik tanda medan. Dalam artian tidak ada penghalang antara tanda medan dengan diri kita, seperti pepohonan, dsb. Intersection Intersection adalah tehnik menentukan suatu point pada peta menggunakan dua atau lebih titik bidik yang diketahui. Tehnik ini biasanya dilakukan untuk mengetahui jarak suatu lokasi atau mengetahui point yang tidak dapat diakses seperti target area musuh, area berbahaya, dll. Modified Resection Modified resection adalah suatu metode menentukan posisi pada peta ketika kita berada pada fitur linear di darat seperti jalan raya, kanal, atau sungai. Berikut langkah-langkahnya:
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI a. Lakukan orientasi peta dan medan. b. Tandai lagi lokasi tanda medan yang sudah dikenali pada peta. c. Bidik tanda medan yang dikenali menggunakan kompas. d. Ubah Magnetic Azimuth ke Grid Azimuth. e. Ubah Grid Azimuth.ke Back Azimuth. f. Menggunakan protraktor, tarik garis back azimuth pada peta dari point yang kita kenali. g. Titik perpotongan antara garis back azimuth dengan garis linear adalah lokasi kita. Polar Coordinates Metode untuk mengetahui lokasi atau memplotting posisi yang tidak di ketahui dari posisi yang di ketahui dengan memberikan suatu arah dan jarak sepanjang garis arah di sebut polar koordinat. Untuk melakukan hal ini, beberapa elemen berikut harus ada : • Lokasi yang diketahui pada peta. • Azimuth (grid atau magnetik). • Jarak (meter). KOMPAS Kompas merupakan salah satu peralatan navigasi utama untuk di gunakan bersamaan dengan peta. Sebuah peta tidak akan memiliki nilai lebih jika tidak ada kompas. Dengan adanya kompas kita dapat mengetahui arah gerakan, azimuth magnetik suatu point dll.
a. Cover atau penutup kompas berguna untuk melindungi jarum magnetik dan piringan azimuth saat tidak digunakan. Di bagian tengahnya terdapat kawat bidik untuk membidik point atau titik. b. Base atau tubuh kompas memiliki bagian sebagai berikut: - Cakra angka atau piringan azimuth / floating dial bertumpu pada suatu poros, sehingga dapat berputar bebas saat berotasi. - Pelindung piringan azimuth adalah kaca atau plastik bening yang memiliki garis indek tetap berwana hitam. - Cincin gerigi pada saat diputar akan berbunyi klik, dan tiap klik menandakan rotasi sebanyak 3°, total ada 120 klik dalam satu lingkaran penuh. c. Lensa digunakan untuk membaca azimuth dan memiliki celah bidik yang digunakan bersamaan dengan kawat bidik pada cover. Celah bidik ini juga digunakan untuk mengunci piringan azimuth agar
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI tidak bergerak saat ditutup. Celah bidik harus dibuka lebih dari 45° agar piringan azimuth bergerak bebas.
SEARCH AND RESCUE (SAR) GUNUNG HUTAN TAKTIK PENCARIAN Pencarian yang spesifik dapat bervariasi tergantung situasi tertentu, tetapi secara umum hal itu akan tercakup dalam lima mode pencarian. Empat metode (1-4) diperhitungkan untuk mencegah survivor meninggalkan area pencarian tanpa terdeteksi. 1. Preliminary Mode Merupakan usaha-usaha untuk dapat mendapatkan inormasi awal, mengkoordinir regu-regu pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan pencarian awal dan lain-lain. 2. Confinement Mode Menciptakan atau membentuk garis batas (perimeter) untuk mengurung survivor di dalam area pencarian. Metode pencarian dengan sistem Confinement Mode terbagi atas : a. Blocking. Yaitu tim pencari ditempatkan di jalan masuk ke area pencarian baik jalan atau jalan setapak. Mereka mencatat apabila ada orang yang ke luar dan masuk ke daerah area pencarian. Biasanya area ini ditutup untuk orang masuk (kecuali regu pencari) dan ditempatkan aparat keamanan untuk mendampingi tim. Titik-titik blocking selamanya ada yang menempati kecuali diputuskan untuk ditinggalkan. b. Lookouts. Yaitu menempatkan regu kecil di ketinggian untuk dapat mengawasi daerah-daerah sekitarnya (lembah, aliran sungai, dan lain-lain), untuk mendeteksi survivor bila bergerak di sekitar daerah itu. Beberapa alat bisa digunakan untuk menarik perhatian survivor seperti asap, suara peluit, sinar lampu dan lain-lain. c. Camp-In. Yaitu pos-pos pemantau yang didirikan pada posisi-posisi strategis (persimpangan jalan setapak, pertemuan aliran sungai, dan lain-lain). Camp-In dapat berfungsi sebgai Lookouts, Pos relay Radio, Trail atau Road Block, dari titik Camp-In ini juga regu pencari bisa bergerak melakukan penyapuan ke daerah sekitarnya.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI d. Track Traps. Yaitu membuat dan memanfaatkan rintangan-rintangan alam (tepian berpasir rata pada sungai, tanah lunak di jalan setapak), agar survivor yang melewati daerah tersebut dipastikan akan meninggalkan jejak. Dalam selang waktu tertentu dilakukan pemeriksaan di tempat tersebut. e. String Lines. Looksouts dan Camp-In akan lebh efektif di daerah yang cukup terbuka. Pada daerah yang bertumbuhan rapat, akan lebih efektif jika dibuat String Line yaitu berupa tali berdiameter 2 mm, cukup kuat dan warna mencolok, dipasang setinggi dada pada garis yang ditentukan dan dikaitkan pada pohon-pohon dan kedua ujungnya ditambatkan kuat. Selain digunakan untuk Confinement, string line yang dipasangi tags (terbuat dari kertas plastik atau kain yang mencolok warnanya) dapat memberikan petunjuk pada survivor untuk menuju ke tempat yang aman. String Line juga berfungsi untuk mebagi-bagi area pencarian dan digunakan sebagai garis batas sektor pencarian. 3. Detection Mode Memeriksa tempat-tempat yang potensial dan menggerakkan pencarian dengan informasi penyapuan (sweep search) di dalam area pencarian potensial. Pada area tersebut diperhitungkan akan ditemukan survivor atau jejak atau sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan survivor. Detection Mode terbagai atas tiga kriteria pencarian, yaitu : a. Type I Search Yang ingin dicapai dari type ini adalah : - Pemeriksaan sesegera mungkin atas area di mana survivor diduga kuat berada. - Mendapatkan informasi mengenai area pencarian. Metode ini digunakan pada : - Tahap pencarian paling awal. - Setiap saat untuk memeriksa apa yang tampak mencurigakan (belum dapat dipastikan) atau memeriksa ulang daerah-daerah dimana survivor diduga kuat berada. Metodenya adalah regu kecil yang mampu bergerak cepat bergerak memeriksa jalan, jalan setapak, punggungan gunung, sepanjang aliran sungai, air terjun, tebing curam, gubuk-gubuk, hutan lebat, dan lain-lain yang mencurigakan di dalam daerah pencarian. Jumlah anggota regu bervariasi antara 3-6 orang (minimum 3 orang dengan pertimbangan keselamatan). Meskipun tidak selalu, sewaktu-waktu anggota regu dapat bergerak melebar (bila melewati punggungan gunung yang lebar, tepi sungai yang landai). Pada selang waktu tertentu regu berhenti untuk memperhatikan sekitar, memanggil survivor dan menanti kemungkinan adanya jawaban. Komandan regu harus selalu memberikan informasi perkembangan regunya, temuan jejak, dan catatan-catatan perubahan medan berdasarkan peta yang digunakan kepada SMC atau OSC. Apabila regu pencari mendapatkan jejak atau barang tercecer segera dicatat tempat penemuan lokasi dimana jejak atau barang tersebut berada. Bila SMC atau OSC memerintahkan untuk membawa barang tersebut, maka sebuah marker harus ditempatkan di lokasi penemuan. Hal ini untuk mempermudah regu pencari lainnya menemukan lokasi itu.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI
Kesalahan pada umumnya terjdai dengan gerak pencarian berjajar (menyapu), terutama bila gerak berpatokan pada Control Line adanya daerah yang overlap (tumpang tindih) atau tidak tersapu. Fungsi dari ribbon (pita dengan warna yang mencolok) berfungsi sebagai patokan penyapuan sisi terluar apabila penyapuan dilakukan bolak-balik. Kesalahan lain yang umumnya terjadi adalah para pencari tidak dapat menjaga jarak penyapuan, terutama bila jumlah anggota regu lebih dari 5 orang, bahkan bisa saja jarak antar penyapu akan semakin mendekat dan akhirnya menyatu, untuk mengatasi hal ini komandan regu bertugas mengawasi di belakang pencari. b. Type II Search Sasarannya adalah pencarian yang cepat pada seluruh area yang terdeteksi, dan digunakan pada : - Tahap awal operasi pencarian terutama jika jangka waktu orang yang hilang untuk bertahan hidup sangat pendek. - Situasi dimana search area luas, tidak ada area-area khusus yang bisa diidentifikasi, dan apabila kekurangan tenaga untuk bisa meliput seluruh area. Metode pencaraian yaitu dengan jarak yang lebar di antara pencari. Walaupun metode ini tidaklah secermat sebagaimana bila jarak di antara pencari lebih sempit, cara ini lebih sempit, cara ini lebih efisien (akan menghasilkan pencapaian yang lebih besar dari kemampuan kerja pencari per jam dari waktu pencarian). Jumlah angota team 3-7 orang. Jarak penyapuan yang lebar dapat dilaksanakan sempurna oleh tim yang terdiri dari 3 orang dengan sudut kompas sejajar.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI -
Bila jumlah anggota tim lebih dari lima orang, umumnya akan lebih bijaksana memiliki pemimpin tim yang bergerak menyamping jauh selebar jarak penyapuan, tugasnya adalah untuk : memperhatikan apakah pemegang kompas (compas man) dapat menjaga sudut kompas yang sejajar. Mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan. Memeriksa penemuan-penemuan. Apabila seorang anggota tim menemukan sesuatu atau mendapat kesulitan dalam menembus kerimbunan hutan, maka ia harus berteriak “HALT” (berhenti), pemimpin tim leader akan memeriksa apa yang menjadikan alasan untuk berhenti dan akan memberi perintah untuk bergerak kembali bila setiap anggota tomnya sudah siap. “Adalah merupakan prinsip umum gerak berjajar ini, bahwa setiap anggota tim boleh berteriak “HALT”, tetapi hanya tim leader yang boleh memerintahkan tim bergerak kembali.” Umumnya Type II Search digunakan untuk memeriksa sungai-sungai/parit. Di daerah yang berhutan lebat, sungai-sungai kecil merupakan jalan yang lebih mudah untuk ditembus oleh subjek dibandingkan dengan belukar di sekitarnya.
Perintah guide right atau guide left digunakan untuk memberitahu anggota team ke orang mana di harus berposisi (ke sebalah kiri atau kanan). Pada gambar 8, orang no. 2 dan no. 3 mengikuti aliran sungai (control line), orang no. 1 guiding right (berpatokan pada orang yang di sebelah kanan), orang no. 5 berpatokan pada no. 4, no. 4 berpatokan pada orang no. 3 (guiding left). Perintah shift right atau sift left digunakan untuk memberitahu anggota-anggota team yang harus bergerak ke arah kiri atau kanan selama pergerakan. Adapun penyapuan sejajar dengan menggunakan sudut kompas (guide compas) untuk mengontrol pergerakan.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI c. Type III Search Suatu pencarian yang cermat atas area yang spesifik. Metode ini digunakan bila bila area pencarian terbatas dan tersedia tenaga pencari cukup banyak. Pada dasarnya type ini sama dengan type II, hanya jarak antara pencari lebih pendek dan jumlah pencari bervariasi 5-9 orang. 4. Tracking Mode Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan survivor. Pada umumnya dilakukan dengan : - Anjng pelacak. -Orang yang terlatih dalam mencari dan mengikuti
jejak.
Pada umumnya regu-regu pencari (SRU) jarang terlibat dalam tahapan ini, untuk menghindari terhapusnya atau rusaknya jejak. 5. Evacuation Mode Memberikan perawatan pertama dan membawa lost person ke titik penyerahan (untuk perawatan lebih lanjut) bila diperlukan. EVAKUASI Tiga hal pokok yang harus dilakukan regu pencari yang berhasil menemukan survivor, yaitu : 1. Segera memberikan pertolongan pertama bila diperlukan. 2. Meyakinkan survivor bahwa ia akan selamat karena telah berhasil ditemukan. 3. Melaporkan ke Base Camp tentang kondisi dan lokasi ditemukannya survivor. Adapun kemungkinan kondisi survivor pada saat ditemukan : 1. Cedera, diluar kemampuan survivor menolong dirinya sendiri. 2. Cedera ringan yang hanya membutuhkan sedikit bantuan. 3. Meninggal dunia.
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI PENGERTIAN PENDALA PENDALA adalah singkatan dari Pendidikan Lanjutan Instruktur yang berbasis Gunung Hutan sebagai lapangan pengalaman dan pengamalannya. Ada 3 aspek yang dilatih dan di didik dalam pendidikan ini, yaitu SURVIVAL, NAVIGASI DARAT dan SAR GH. Ke 3 aspek tersebut saling terkait satu sama lain, tanpa survival kita tidak akan bisa bernavigasi darat dihutan karena was-was dan tanpa navigasi darat kita tidak mungkin melakukan SAR GH. Selain menyajikan ke 3 aspek pokok yang akan dilatih dan di didik pada pendidikan ini juga akan diberikan sebuah kehormatan sebagai bentuk dari pengorbanan dan ketinggian ilmu bagi yang telah mengikutinya. Yaitu akan diberikannya lencana BARA RIMBA (Barisan Pramuka Rimbawan Alam). Pemberian lencana ini karena para anggota yang mengikuti PENDALA telah mengamalkan dan mendapatkan pengalaman di medan sebenarnya dan tidak hanya berteori tentang 3 aspek dasar itu. Sehingga mereka telah siap dan mampu untuk melakukan tugas observasi, penjelajahan, pemetaan, ekspedisi dll.
Arti Lambang Lencana BARA RIMBA : 1. Lidah Api Lidah api pada lencana memiliki 10 ujung yang menandakan DASADARMA Pramuka. Dan lidah api juga melambangkan SURVIVAL sebagai salah satu aspek dalam PENDALA. 2. Bintang Bintang melambangkan kedekatan kita pada Tuhan dimanapun kita berada dalam kondisi apapun. 3. Segitiga Segitiga berbentuk busur ini melambangkan perlindungan, Yang diartikan dengan aspek SAR GH sebagai tindakan kemanusiaan dalam melindungi nilai-nilai kehidupan. 4. Grid Ada 3 grid yang membentuk sayap dikiri dan kanan lencana. Menandakan pemakai dari lencana ini paham dan mampu mengamalkan SURVIVAL – NAVIGASI DARAT – SAR GH. Grid ini juga melambangkan NAVIGASI DARAT sebagai salah satu aspek dalam PENDALA. 4. Pohon Dan Air Ini adalah lambang dari SAKA WANABAKTI sebagai symbol konservasi dan tanggung jawab pada alam. Akhirnya setiap manusia yang telah melewati PENDALA akan memiliki sifat
DISPLIN – TANGGUH – TERAMPIL DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL
SAKA WANABAKTI KAWALI
PERATURAN PENDALA “MEMATUHI PERATURAN YANG TERTULIS MAUPUN TIDAK TERTULIS!”
DO’A KETIKA MENJELAJAH
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu agar tidak sesat atau disesatkan, menyeleweng atau diselewengkan, berbuat aniaya atau dianiayakan, bodoh atau diperbodohkan ke padaku".
DISIPLIN – TANGGUH - TERAMPIL