PANDUAN KKL 2010 PRODI SEJARAH STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
PENGANTAR Untuk memberi arah yang lebih jelas serta orientasi bagi mahasiswa agar supaya memeiliki tingkat adaptasi yang maksimal maka disusun suatu buku panduan yang memuat berbagai patokan dan referensi yang mampu menjembatani penguasaan teori dan praktek dilapangan. Pada kesempatan kuliah lapangan tahun 2011 ini, Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Setiabudhi Rangkasbitung mendesain suatu kegiatan lapangan, agar mampu terintegrasi dengan keseluruhan sistem dan struktur kurikulum yang berlaku. Sebuah pendekatan pengalaman belajar, telah dipilih dan ditentukan untuk memberi bobot lebih dan memberi nilai tambah terhadap pengetahuan, keterampilan yang akan dimiliki oleh peserta. Sebuah teknik lapangan yang mengadaptasi keterampilan produksi dokumentasi dan media audio visual bagi pembelajaran, akan coba diterapkan untuk menguji rencana pengembangan pengalaman belajar tersebut. Upaya lanjutan ini, tentu saja akan dibarengi langkah-langkah penguatan, yang diharapkan akan memunculkan brand image bagi produk/ hasil kegiatan secara keseluruhan. Ini langkah yang berkesinambungan dan membutuhkan konsentrasi serta dukungan semua komponen, juga menjadi salah satu dari sekian banyak upaya yang coba dilakukan, guna menjawab kebutuhan masyarakat dan tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semoga.-
Rangkasbitung, Februari 2011 Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Dedi Sambas, Drs., M.M.Pd. NIDN
DAFTAR ISI Hlm.
Pengantar Daftar Isi Studi Sejarah Ruang Lingkup Kuliah Kerja Lapangan Sejarah 1.
LandasanKurikulum
2.
Model,Bentuk, dan Obyek Studi 2.1 Model 2.2 Bentuk 2.3 Obyek Studi
3. 4.
Metodologi & Pendekatan Teknik-teknik 4.1 Studi Pustaka 4.2 Pemetaan 4.3 Dokumentasi/ fotografi/videografi 4.4 Laporan Perjalanan 4.5 Relevansi Pembelajaran 4.6 Produk dan Kreasi Bahan Ajar
5.
Bimbingan 5.1 Bimbingan Terkonsentrasi 5.2 Bimbingan Kelompok
6.
Sistem Evaluasi & Pelaporan 6.1 Sistem Evaluasi Pembelajaran 6. 2 Sistem Evaluasi Kegiatan 6.3 Sistem Pelaporan
7.
Lampiran Peta Jawa Tengah Kodifikasi Obyek Studi Lembar Studi Pustaka Lembar Observasi Lembar Fotografi/ scene Videografi Lembar Laporan Perjalanan
Studi Sejarah
f
ejarah dimaklumi sebagai uraian logis mengenai suatu proses perkembangan terjadinya suatu peristiwa atau situasi berdasarkan common sense (akal sehat), imajinasi, keterampilan ekspresi diri,
dan pengetahuan fakta. Demikian halnya sebagai ilmu; Ilmu Sejarah ialah salah satu tjabang ilmu
jang
meneliti
dan
menjelidiki
setjara
sistematis
keseluruhan
perkembangan masjarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kedjadian-kedjadiannya, dengan maksud untuk kemudian menilai setjara kritis seluruh hasil penelitian dan penjelidikan tersebut, untuk achirnja didjadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah-progress masa-depan (Ruslan Abdulgani, 1963). A Systematic Collections and objective evaluation of data related to past ocurances in order to test hypotheses concerning causes, effect, or trends of these events that may help to explain present and anticipate future events (Penelitian sejarah merupakan salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan penyebab, pengaruh, atau perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan memberikan informasi pada kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang (Gay, 1981:145). Peristiwa, Kejadian Sejarah: All that has happened, not merelly all the phenomena of human life, but these of natural world as well. It includes everything that undergoes change; and as modern science has shown that there is nothing absolute static, therefore the whole universe and every part of it, has its history (kejadiankejadian di seluruh alam semesta raya ini bukan saja kejadian di lapangan
penghidupan manusia, tetapi juga di tiap lapangan kehidupan alamiah. Ilmu sejarah mencakup semua yang mengalami perubahan dan perombakan, dan sebagaimana dibuktikan ilmu pengetahuan modern, maka tidak ada sesuatu yang statis di dalam alam ini. Karena itu seluruh alam semesta raya ini dan tiap-tiap bagiannya mempunyai sejarahnya sendiri) (Encyclopaedia Brittanica). History is the past. The present is a dividing line between the two great domains of being, the past and the future. Of the two, only the past is secure, and definite. The future is but a phantom, a question mark. No future can upset history, for what has take place is fixed, final and irretrievably so (Phillip H Phenix, Philosophy of educations) (Sejarah ialah masa lalu. Sekarang merupakan garis antara masa lalu dan masa depan. Diantara dua masa itu, hanya masa lalu yang pasti, dan masa depan tidak ada yang tahu, sebuah tanda tanya. Tiada peristiwa di masa depan yang dapat mengacaukan apa yang telah terjadi). Sejarah memiliki guna edukatif karena sejarah dapat memberikan kearifan bagi yang mempelajarinya, yang secara singkat dirumuskan oleh Bacon: “histories make man wise”. Sejarah yang memberikan perhatian pada masa lampau tidak dapat dipisahkan dari kemasakinian, karena semangat dan tujuan untuk mempelajari sejarah ialah nilai kemasakiniannya. Hal ini tersirat dari kata-kata Croce bahwa “all history is contemporary history”, yang kemudian dikembangkan oleh Carr bahwa sejarah adalah “unending dialogue between the present and the past”. Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila kita dapat memproyeksikan masa lampau ke masa kini, maka kita dapat menemukan makna edukattif dalam sejarah. Sejarah memiliki guna inspiratif karena sejarah dapat memberikan inspirasi kepada kita tentang gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masa kini, khususnya yang
berkaitan dengan semangat untuk mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa dan pembangunan bangsa. Sejarah memiliki guna rekreatif karena dengan membaca tulisan sejarah kita seakan-akan melakukan “perlawatan sejarah” karena menerobos batas waktu dan tempat menuju zaman masa lampau untuk “mengikuti” peristiwa yang terjadi. Sementara itu guna instruktif merupakan kegunaan sejarah untuk menunjang bidang-bidang ketrampilan tertentu Dalam hubungannya dengan guna edukatif dan inspiratif dari sejarah, dapat dikemukakan bahwa sejarah memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan pada umumnya dan pendidikan karakter bangsa pada khususnya. Melalui sejarah dapat dilakukan pewarisan nilai-nilai dari generasi terdahulu ke generasi masa kini. Dari pewarisan nilai-nilai itulah akan menumbuhkan kesadaran
sejarah,
yang
pada
gilirannya
dapat
dimanfaatkan
untuk
pembangunan watak bangsa (nation character building)
Tinjauan Pustaka Sebelum memahami aspek teknis yang mampu
mengaitkan
antara
studi sejarah dengan fungsi praksisnya dengan pembelajaran maka terlebih dahulu peserta melakukan tinjauan ulang terleboih dahulu terhadap azas-azas kersejarah melalui suatu tinjauan pustaka yang diantaranya terdapat dalam beberapa sumber berikut: 1. Arnold Toynbee. 2004. Sejarah Umat Manusia. Pustaka Pelajar: Jakarta. 2. Carl G.A. Gustavson. 1955. A Preface of History. New York: Hillbook Co. 3. E.H. Carr. 1961. What is History?. New York : Vintage book. 4. FR. Ankersmith dan Dick Hartoko. 1987. Refleksi Tentang sejarah: Pendapatpendapat Modern tentang Filsafat Sejarah. Jakarta: Gramedia. 5. Kuntowijoyo.2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
6. Louis Gottschalk. 1967. Understanding History: A Primary of Historical Method. New York: Publishers 7. Ruslan Abdulgani. 1963. Penggunaan Ilmu Sejarah. IKIP Bandung 8. Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Gramedia: Jakarta. 9. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan; kompetensi dan praktiknya. Bumi aksara: Yogyakarta.
Ruang Lingkup KKL Sejarah Dalam memahami lingkup studi, beberapa tema besar berada pada kisaran dimensi berikut ini: Dimensi I
SEJARAH LOKAL/ REGIONAL Pemekaran Wilayah Sejarah Kota: Provinsi/ Kabupaten/ Kota
2
SEJARAH POLITIK Pemilu Dari Masa Ke Masa Wacana Politik Perilaku Politik Institusi Politik
3
SEJARAH SOSIAL-EKONOMI Sejarah Konflik Sejarah Perdagangan Sejarah Pasar
4
SEJARAH SOSIAL-BUDAYA
Sejarah masyarakat perbatasan antar negara Sejarah Suku Bangsa (etno-history) Sejarah Kesenian 5
SEJARAH LINGKUNGAN (ECO-HISTORY) Pencemaran Lingkungan Masalah Kehutanan Bencana Alam (Banjir, Tsunami, Kekeringan) Bendungan/Kanal/Dam
6
SEJARAH MARITIM/KELAUTAN Pelabuhan/Kota Pelabuhan Pelayaran Perdagangan Penyelundupan Perompakan Perikanan Masyarakat Laut/ Nelayan Pulau Kecil
Semua memerlukan data, dan langkah pengumpulan data yang terstruktur dan tersistematik adalah langkah strategis yang mampu menuntun pola kerja sejarawan menjadi efektif.
Landasan Kurikulum Kuliah Kerja Lapangan (KKL/MKK 23034) termasuk ke dalam rumpun matakuliah keahlian yang bersifat wajib institusi, sehingga tidak ada kegiatan pengganti dan wajib diikuti oleh mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Setiabudhi Rangkasbitung. KKL merupakan penjabaran
Integrated Curriculum Implementing, di mana pengalaman belajar dan produk peserta menjadi dasar indikator utama penilaian. Untuk mebangun dinamika pengalaman belajar maka dilakukan pendekatan team base learning. Ketajaman kegiatan arahan diproyeksikan pada integrated case discussion dan pendampingan tim pembimbing secara full time lecturer and facilitating, yang pada akhirnya dapat menjadi suatu kegiatan yang bersifat focus on historical education and developing model.
Model dan Obyek Studi Model Pembelajaran Pada kegiatan KKL ini pengalaman belajar dikemas dalam bentuk Quantum dan Contextual Learning in sites, peserta melakukan validasi data referensi yang sudah dikumpulkan sebelumnya oleh kelompok, kemudian dirangkai dalam bentuk alur scrift pembelajaran sejarah baik bagi tingkat SLTP, SLTA, serta dapat diorientasikan pula bagi pengetahuan sejarah kalangan luas/umum.
Obyek Studi No. 1.
SITUS Situs Candi Brahu
LOKASI Kab. Mojokerto, Jawa Timur
2.
Candi Bajang Ratu
Kab. Mojokerto
3.
Candi Tikus
Kab. Mojokerto
4.
Candi Gentong
Kab. Mojokerto
5.
Candi Gapura Uringin
Kab. Mojokerto
Lawang
DESKRIPSI
6.
Kolam Segaran
Kab. Mojokerto
7.
Museum Peninggalan
Kab. Mojokerto
Masa Majapahit 8.
9.
Kraton Ngayogyakarta
Yogyakarta,
Hadiningrat
DIY
Candi Borobudur
Kab. Magelang, Jawa Tengah
Metodologi & Pendekatan Dalam rangka ekskursi historis maka metode dasar yang digunakan adalah metode historis 4 (empat) tahapan, yang kemudian dikembangkan melalui desain produk model dan media pembelajaran. Sebagai penjejakan utama peserta diwajibkan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1.
Pengumpulan Data. Pada
bagian
pengumpulan
data
peserta
diharapkan
mampu
memahami azas dan orientasi pengumpulan data sejarah yang menurut Kuntowijoyo proses pengumpulan sumber/data sejarah harus merujuk pada bentuk-bentuk: dokumen tertulis, artefak, sumber lisan, dan bahan kuntitatif. Berdasarkan bahan: (1)
Sumber tertulis Sumber tertulis adalah kumpulan data verbal, yang berbentuk tulisan dan dalam arti sempit biasa disebut dokumen. Beberapa ahli yang telah melakukan klasifikasi atas dokumen antara lain: a.
Robert van Neil Mempelajari secara komprehensif atas sumber sejarah Jawa pada abad ke-19, yang tertulis dalam bahasan Barat, menggolongkan sumber sejarah ke dalam 6 kategori: (1)
Dokumen
pemerintah
yang
belum
diterbitkan,
(2)
dokumen pemerintah yang telah diterbitkan, (3) laporan pemerintah, (4) arsip pribadi yang belum diterbitkan, (5) surat-surat keluarga, dan (6) catatan perjalanan b. Louis Gottchalkk Dalam bukunya understanding history, a primary historical method menggolongkan dokumen ke dalam 8 jenis; (1) rekaman
sejaman,
yang
berupa
instruksi,
rekaman
stenografis dan fonografis, surat-surat niaga dan hukum, buku-buku catatan dan memori pribadi; (2) laporan confidensial berupa berita resmi militer dan diplomatik, jurnal atau buku harian, dan surat-surat pribadi; (3) laporan umum berupa surat kabar, memoir dan otobiografi, sejarah resmi atau otorisasi; (4) quisioneir tertulis tentang informasi dan opini; (5) dokumen pemerintah berupa laporan badan pemerintahan, undang-undang, dan peraturan-peraturan; (6) pertanyaan opini berupa tajuk rencana, essei , pidato, brosure, dan surat-surat kepada redaksi; (7) fiksi berupa nyanyian dan puisi; (8) cerita rakyat (folklore) berupa nama tempat, pepatah, dan peribahasa. c.
Gilbert J. Garragahan SJ. dalam bukunya, a guide to historical method; membagi sumber tertulis ke dalam dua kategori; (1) annal dan kronik yang berupa historiografi abad pertengahan; (2) inskripsi, data dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial,dan agama yang terdapat dalam bentuk tulisan pada batu, perunggu, marmer, perkamen, atau bahan keras lainnya.
d.
Sartono kartodirdjo Dalam tulisannya yang berjudul ‘metode dan didaktik sejarah’ mengamati sumber sejarah tertulis dari ciri-pciri khasnya, ke dalam 5 jenis; (1) otobiografi, surat pribadi, surat kabar, dokumen pemerintahan dan cerita roman.
e.
R. Moh. Ali Berpendapat bahwa surat kabar pada hakekatnya adalah sumber sejarah yang paling lengkap, seluruh kehidupan kemanusiaan ditulis disitu yaitu meliputi; (a) berita-berita tentang kejadian atau peristiwa politik (pemerintahan, ketatanegaraan, (perniagaan,
industri,
sebagainya), pengajaran,
kepartaian)
perbankan,
kebudayaan dan
ekonomi
keuangan
ekport-impor
(kesenian,
sebagainya),
dan
dan
pendidikan,
penderitaan
umum
(kejahatan, kecelakaan, bahaya alam, bahaya perang dan sebagainya, peraturan di semua lapangan); (b) anjuran ke arah perbaikan masyarakat (c) kerjasama internasional, (d) pendapat umum dalam dan luar negeri, (e) tajuk rencana. (2)
Sumber tidak tertulis Artefak Sumber lisan Berdasarkan urutan penyampaian Primer Skunder Berdasarkan Tujuan
2. Eksaminasi/kritik sumber dan standar validasi isi.
3. Interpretasi/penafsiran terhadap gugus data yang sudah tervalidasi dalam suatu sistem/struktur logis dalam dimensi ruang dan waktu. 4. Eksplanasi/penjelasan atas gugus data yang sudah di interpretasikan. 5. Historiografi/karya sejarah, karya sejarah ini dapat dikembangkan sebagai konsep dasar naskah/scrift scenario video pembelajaran sejarah yang sesuai dengan target capaian kompetensi dasar/standar kompetensi yang diharapkan dari peserta didik mereka kelak.
Teknik-Teknik Sebelum menyusun sebuah script video pembelajaran peserta diberikan tugas terstruktur sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Penyiapan Bahan kuliah lapangan diawali dengan pengumpulan bahanbahan tertulis/terekam yang terdapat di perpustaan. Hal ini penting dilakukan mengingat kuliah lapangan dilaksanakan sebagai upaya verifikasi factual secara langsung (direct) terhadap lokasi/situs yang sesungguhnya. 1.
Pengumpulan bahan di perpustakaan
2.
Pengumpulan bahan kearsipan
3.
Pengumpulan bahan dari internet dan sumber tambahan lainnya
4.
Penyusunan catatan bahan
5.
Penulisan tema dan berbagai asumsi dasar
6.
Pemanfaatan ebook, elibrary, digilib, CD-ROM, video, dan film dokumenter/ rekaman riset
7.
Pemetaan Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi atau gambar geografi di atas bidang datar, dengan ukuran kecil bersifat
selektif serta yang dapat dipertanggung-jawabkan secara matematis maupun secara visual. Macam peta a. Peta Topografi, adalah peta yang menggambarkan posisi vertikal dan horizontal tanda- medan yang tidak dapat bergerak di atas permukaan bumi. Isi peta tersebut mencakup; (a) Relief (bentuk muka bumi); (b)Perairan (sungai, danau, sawah); (c)Tumbuh- tumbuhan (semak, bambu, kelapa, dll.); (d)Hasil budaya manusia (bangunan, jalan raya, rel KA, kuburan, dll.) Peta Topografi dapat digolongkan sbb : a) Berdasarkan skala, peta topografi dibagi : 1) Skala Besar ( 1 : 1000 s.d 1 : 25.000 ) 2) Skala Menengah ( 1 : 50.000 s.d 1 : 250.000 ) 3) Skala Kecil ( 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000 dan yang lebih kecil lagi ) b) Berdasarkan Kenampakan : 1) Peta Garis 2) Peta Foto c) Berdasarkan tingkat ketelitian 1) Peta topografi sistimatis 2) Peta bagan tofografi 3) Bagan Tofografi 4) Bagan Pemandangan 5) Oleat Medan d) Berdasarkan Proyeksinya 1) Proyeksi bidang datar
2) Proyeksi kerucut 3) Proyeksi silinder atau tabung b. Peta Tematik adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua tema khusus, biasanya disusun berdasarkan data statistik. Macam Peta Tematik : a) Peta Penerbangan, yaitu peta yang menggambarkan rute jalur penerbangan. b) Peta Administrasi, yaitu peta yang didalamnya yang berisi tanda-tanda yang hanya untuk memperlihatkan perbedaan wilayah. c) Peta Curah Hujan. d) Peta Penyebaran Penduduk. c. Peta Umum, yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Biasanya disebut dengan Peta Topografi atau ada yang menyebutnya
Peta
Rupabumi,
karena
peta
ini
menggambarkan “wajah” muka bumi, baik kenyataan fisik (alami), seperti pegunungan, lembah, sungai-sungai, dan sebagainya, permukiman,
maupun jalan,
kenampakan dan
sebagainya.
kultural
misalnya
Secara
sederhana
pengertian peta topografi adalah peta yang menggambarkan hampir
semua
kenampakan
kenampakan-kenampakan
kultural
(buatan
manusia)
alami yang
ada
dan di
permukaan bumi sejauh skalanya memungkinkan, dan disajikan seteliti mungkin. d. Peta Khusus, yang menggambarkan kenampakan khusus yang ada di permukaan bumi atau kenampakan yang ada kaitannya dengan permukaan bumi. Peta khusus ini dikenal dengan nama
Peta Tematik karena menunjukkan hanya tema tertentu, bergantung pada informasi yang ingi ingin n disampaikan. Jika informasinya merupakan informasi tanah, maka disebut peta tanah, jika informasinya merupakan informasi iklim, maka disebut peta iklim, dan sebagainya. e. Peta Navigasi Navigasi,, yang biasanya disebut dengan istilah khusus, yaitu
charts.
Peta
ini
penggunaannya
khusus
untuk
kepentingan navigasi, misalnya navigasi laut dan udara. Manfaat yang dapat diambil dari pembacaan peta amat beragam untuk berbagai aplikasi, dengan kemampuan membaca peta topografi yang terus dilatih, seseorang akan dapat merasakan merasa berbagai informasi yang dapat bermanfaat bagi pribadi maupun orang lain, untuk kepentingan hobi ataupun untuk mendukung pekerjaan. Dengan terus berlatih dan mengasah keterampilan dalam pembacaan peta dan navigasi, sangat mungkin seseorang menemukan me metode-metode metode baru yang lebih praktis dan lebih mudah selain yang telah disampaikan dalam modul ini.
8.
Dokumentasi/fotografi/videografi Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan. Jenis Kamera Video 1) Berdasarkan Format; Analog dan Digital 2) Berdasarkan Media Rekam; Betamax, VHS, 8mm, VHS-C, DV(Digital Video), Mini DV, Betacam, Memori Stick, Mini Disc Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video Kenali dan Pahami Kamera Video. Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasi-kan kesalahan pengambilan gambar nantinya. Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan. Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil, dan cukup durasi. Rekaman Video yang Layak Dinikmati. Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah–kaidah sebagai berikut: •
Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.
•
Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
•
Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
•
Camera Movement : Panning (Left, Right, Up, Down), Tracking (In, Out, Follow, Revolve), Truck (Left, Right), Zooming (In, Out)
•
Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
•
Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
•
Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
•
Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity
Rekaman Video yang Selesai dan Layak Tonton. Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini: 1.
Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
2.
Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
3.
Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
4.
Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
5.
Distribusi
:
Penyebarluasan
karya
videografi
(screening,
penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.). Jenis-jenis pengambilan gambar (SHOT) Close Up Shot Shot yang menampilkan objek pada gambar lebih dekat. Misalnya dari batas bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up Shot) Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala. BCU (Big Close Up) Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi. ECU (Extrime Close Up) Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga. MS (Medium Shot) Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala. KNEE SHOT Shot yang menampilkan sebatas lutut sampai dengan atas kepala. TS (Total Shot) Shot yang menampilkan keseluruhan obyek. ES (Establish Shot) Shot yang menampilkan keseluruhan objek ditambah dengan ruang di sekitarnya sebagai pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi di mana peristiwa atau bagaimana kondisi adegan itu terjadi. Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang/objek terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan gambar. OSS (Over Shoulder Shot) Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku atau dibelakang objek yang membelakangi, dan tampak di dalam frame. Sementara obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main. POV (Point Of View) Kamera sebagai sudut pandang pelaku atau subjek gambar (sudut pandang orang pertama).
Sudut pengambilan gambar (angle) 1. High Angle Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil. 2. Normal Angle (Eye level) Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata (titik pusat perhatian) obyek yang diambil. 3. Low Angle Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Gerakan Kamera Panning Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan. Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri. Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya. Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas. Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah. Tracking Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek. Track in : gerak kamera mendekati obyek Track out : gerak kamera menjauhi obyek Follow Kamera mengikuti obyek bergerak searah
GARIS IMAGINER Garis imaginer digunakan untuk memberi batas posisi kamera dalam mengambil gambar agar tidak jumping dan menjaga kontinuitas gambar. Gampangnya kita bayangkan garis lurus yang memisahkan kiri dan kanan. Apabila kita meletakan kamera posisi di sebelah kanan, maka untuk pengambilan berikutnya (apalagi jika kamera tidak hanya satu) juga harus mengambil dari posisi sebelah kanan. Begitu juga sebaliknya.
ALAT PENDUKUNG KAMERA •
Tripod, penyangga kamera yang terdiri dari tiga kaki.
•
Monopod, penyangga kamera yang hanya mempunyai satu kaki.
•
Dolly, penopang kamera diatas roda yang bisa digerakkan keberbagai arah, biasanya berjalan diatas rel dan mempunyai 4 roda.
•
Cam Crane, alat penopang kamera berbentuk pipa panjang yang disalah satu ujungnya diletakkan kamera dan ujung lainnya diberi pemberat.
•
Jimmy Jib, semacam cam crane yang diberi remote head yang dikontrol oleh operator kamera.
•
Filter, plastik atau kaca yang diletakkan diatas lensa kamera untuk memberikan suasana tertentu.
Tips Merekam Video Dengan Sempurna Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus. 1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan. 2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya. 3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya. 4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas). 5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing). 6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi
setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.) 7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung. 8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.
Wawancara Teknik pengumpulan data dengan wawancara terbagi menjadi tiga macam: 1. Poll
Type
Interview,
wawancara
dilakukan
dengan
cara
mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang telah ditentukan, narasumber tinggal memilih jawaban yang ada. 2. Open
Type
Interview,
wawancara
dilakukan
dengan
cara
pertanyaan ditentukan terlebih dahulu, sedangkan narasumber dapat menjawab bebas. 3. Nonstructured Interview, wawancara dilakukan dengan cara pertanyaan ataupun jawaban tidak ditentukan sebelumnya. Teknik wawancara merupakan teknik yang bersifat pelengkap artinya wawancara digunakan untuk melengkapi data atau informasi yang berasal dari sumber dokumen. amun apabila
dumber dokumen tidak ada barulah informasi hasil wawancara dapat dianggap sebagai bahan pokok penelitian. Beberapa persiapan sebelum melakukan wawancara antara lain: seleksi individu untuk diwawancarai pendekatan terhadap orang yang akan diwawancarai mengembangkan suasana lancar dalam wawancara mempersiapkan pokok masalah yang akan dikemukakan (ditanyakan).
Laporan Perjalanan Setiap peserta wajib menyusun suatu laporan perjalanan yang dimaksudkan sebagai upaya mendokumentasikan keseluruhan alur kegiatan perjalanan secara detail yang intinya melatih cara pandang dan alur piker yang runut, kronologis sebagai upaya melatih kemampuan yang mensinergikan dimensi ruang dan waktu. Pada
garis
besarnya
laporan
perjalanan
(reis
verhalen)
menampilkan unsur-unsur perilaku/fenomena, kegiatan utama, lokasi (dengan deskripsi lokasi yang menyeluruh), situasi pada saat yang bersangkutan, para pelaku, dan tema besar yang dimunculkan. Dalam bentuk matrik dapat dicontohkan sebagai berikut: No. Lokasi
Subyek
deskripsi
Waktu
Relevansi Pembelajaran Upaya yang terintegrasi sejak perencanaan baik individu maupun kelompok
merupakan
bagian
yang
menyatu
dari
keseluruhan
pencapaian standar pengalaman belajar. Di awali suatu studi pustaka
kemudian pembagian tugas secara teknis dalam kelompok, kemudian diperkaya oleh reis verhalen individu dalam kelompok, kemudian kelompokmelaksanakan produksi media audio visual pembelajaran sejarah, yang diikuti uji efektivitas bagi pembelajaran adalah nilai korelatif dan nilai relevansi bagi upaya menghadirkan/menghasilkan tenaga pendidik kesejarah yang professional dan familier dengan perkembangan iptek. Yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Produk dan Kreasi Bahan Ajar Beberapa produkyang dapat dihasilkan oleh peserta dalam kegiatan ini anatar lain; Media AV bagipembelajaran sejarah, media flash interaktif pembelajaran sejarah, flip album pembelajaran sejarah, teknik tutur digital, foto konjungsi pembelajaran, dsb. Bimbingan Bimbingan Terkonsentrasi: Terdapat dua bentuk bimbingan bagi efektivitas kegiatan KKL ini diantaranya bimbingan terkonsentrasi. Dalam bagian ini seluruh peserta diberi pemahaman gradual akan maksud dan tujuan kegiatan agar memiliki pemahaman dan motivasi untuk melaksanakan secara komprehensif. Demikian halnya penyelenggara menghadirkan para professional
untuk
member
nilai
tambah
bagi
penguasaan
teknik/keterampilan tambahan bagi pengembangan kemampuannya. Bimbingan Kelompok: Bimbingan kelompok diberikan untuk memberika pendampingan intensif dalam perencanaan produk, pelaksanaan, dan pengemasan serta uji produk.
Sistem Evaluasi & Pelaporan Sistem Evaluasi Pembelajaran: Keberhasilan kegiatan ini diukur berdasarkan capaian individu peserta dalam keseluruhan rangkaian kegiatan, dengan item evaluasi akan di hitung melalui aspek-aspek: No.
Posisi dalam
Inisiatif
Aktivitas
produksi 10
Produk
Qualitatif 20
40
30
100
Sistem Evaluasi Kegiatan Efektivtas kegiatan secara keseluruhan akan dihitung oleh tim gugus kendali mutu yang dibentuk oleh Program studi dan hasil yang diberikan akan menjadi dasar dalam berbagai langkah perbaikan/ peningkatan mutu kegiatan kedepan, sertamenjadi masukan pengayaan kurikulum program studi
Sistem Pelaporan Pelaporan kegiatan meliputi; laporan individu peserta, laporan kegiatan kelompok yang disertai demonstrasi produk kelompok, serta pelaporan umpan balik peningkatan mutu kegiatan. Pelaporan kelompok, cukup menyertakan
foto-foto
hasil
dokumentasi
keterangannya, contoh: Foto 1
disertai
dengan
Keterangan: Foto arca tipe polinesia, ditemukan di Desa Kaducina, Gugusan Gunung Karang, Pandeglang, tinggi 35 cm, lebar 15 cm.
LEMBAR KERJA MAHASISWA
S
IDENTITAS PESERTA NAMA
:
NIRM
:
TEMPAT LAHIR
:
TANGGAL LAHIR
:
PEKERJAAN
:
ALAMAT KANTOR
:
NO. TELP
:
ALAMAT RUMAH
:
NO. TELP
:
E-MAIL
:
-
-
Rangkasbitung, ____________ 2011 Foto ___________________________
Lampiran:
CATATAN PERJALANAN (Reis Verhalen) No
Tanggal
Pukul
Keterangan
Lampiran
OBSERVASI LAPANGAN NO
SUBJEK
OBSERVASI LAPANGAN NO SUBJEK
IDENTITAS LOKASI
IDENTITAS LOKASI
DESKRIPSI
DESKRIPSI
Catatan Dosen Pembimbing:
Paraf
INTERVIEW NO
IDENTITAS RESPONDEN
SUBJEK
RESPON
NO
TINJAUAN PUSTAKA (BIBLIOGRAPHY) IDENTITAS SUBJEK PUSTAKA
DESKRIPSI
NO
ORIENTASI
POTENSI BAHAN AJAR KONTEKS KOMPETENSI
PENGEMBANGAN