LAMPIRAN
189
190
PANDUAN INTERVIEW Data Umum: 1. Nama 2. Umur 3. Tindak Kriminal yang dilakukan
A. Hubungan Remaja dan Keluarga 1. Jumlah anggota keluarga 2. Peran masing-masing anggota keluarga di dalam keluarga 3. Komunikasi dengan orang tua 4. Komunikasi dengan saudara 5. Intensitas berkumpul dengan keluarga 6. Suasana di dalam lingkungan keluarga/di rumah 7. Pola asuh orang tua 8. Siapa saja yang selama ini ikut mengasuh 9. Perasaan saat berada di antara keluarga/di rumah 10. Kejadian baik/buruk di dalam keluarga 11. Sikap orang tua 12. Sikap saudara 13. Anggota keluarga yang pernah melakukan tindak kriminal. B. Hubungan Remaja dan Teman 1. Dengan siapa saja berteman 2. Intensitas berkumpul dengan teman 3. Kegiatan yang dilakukan saat bersama teman-teman 4. Dukungan/pengaruh/ fasilitas yang diberikan teman 5. Kepercayaan kepada teman C. Hubungan Remaja dan Lingkungan 1. Suasana lingkungan tempat tinggal 2. Jenis lingkungan tempat tinggal 3. Hubungan dengan tetangga 4. Aturan-aturan di dalam lingkungan 5. Kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekitar 6. Dukungan /pengaruh /fasilitas yang diberikan lingkungan D. Hubungan Remaja dan Pendidikan (sekolah) 1. Tingkat pendidikan yang pernah dijalani
191
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Suasana di sekolah Hubungan dengan pihak-pihak yang ada di sekolah Prestasi di sekolah Persaingan di kelas Kemampuan menerima pelajaran Tingkat kehadiran disekolah Kesulitan atau kendala yang berhubungan dengan pendidikan
E. Remaja dan Pengalaman Kehidupan 1. Pengalaman kehidupan yang paling membahagiakan 2. Pengaruh pengalaman yang membahagiakan bagi diri sendiri 3. Pengaruh pengalaman yang membahagiakan bagi kehidupan berkeluarga 4. Pengaruh pengalaman yang membahagikan bagi pergaulan 5. Pengalaman kehidupan yang buruk 6. Pengaruh pengalaman yang buruk bagi diri sendiri 7. Pengaruh pengalaman yang buruk bagi kehidupan berkeluarga 8. Pengaruh pengalaman yang buruk bagi pergaulan F. Remaja dan Masalah Ekonomi 1. Tingkat ekonomi keluarga 2. Anggota keluarga yang bekerja 3. Penghasilan keluarga 4. Yang menjadi tulang punggung keluarga 5. Pemenuhan kebutuhan keluarga 6. Peran partisipan dalam ekonomi keluarga 7. Peran anggota keluarga lainnya dalam ekonomi keluarga 8. Kesulitan yang di hadapi seputar masalah ekonomi G. Remaja dan Masalah Internal Diri Sendiri 1. Pemahaman tentang siapa dirinya 2. Sikap saat menghadapi masalah 3. Tindakan dalam menghadapi masalah 4. Emosi yang sering di rasakan 5. Cara mengungkapkan emosi yang dirasakan 6. Subyek/obyek meluapkan perasaan atau emosi yang dirasakan H. Remaja dan Perilaku Delinkuen 1. Perilaku delinkuen yang pernah dilakukan 2. Frekuensi seringnya melakukan perilaku delinkuen 3. Dorongan untuk melakukan perilaku delinkuen
192
4. Perassan/emosi saat melakukan perilaku delinkuen 5. Perasaan/emosi setelah melakukan perilaku delinkuen I. Remaja dan Tindakan Kriminal yang dilakukan 1. Tindakan kriminal yang di lakukan 2. Pertama kali melakukan tindak kriminal 3. Alasan melakukan tindakan kriminal 4. Peran/ pengaruh/ dukungan orang lain dalam tindakan kriminal yang di lakukan 5. Kronologis tindakan kriminal yang di lakukan 6. Perasaan/ emosi yang dirasakan saat melakukan tindakan kriminal 7. Kronologis penangkapan oleh polisi 8. Perasaan/emosi setelah tertangkap 9. Tanggapan keluarga terhadap tindakan kriminal yang dilakukan 10. Tanggapan keluarga terhadap penangkapan oleh polisi 11. Tanggapan/perbuatan/perhatian keluarga setelah masuk LP Anak 12. Tanggapan lingkungan terhadap tindakan kriminal yang dilakukan 13. Tanggapan lingkungan terhadap penangkapan oleh polisi 14. Tanggapan/perbuatan/perhatian dari lingkungan setelah masuk LP Anak 15. Tanggapan teman terhadap tindakan kriminal yang dilakukan 16. Tanggapan teman terhadap penangkapan oleh polisi 17. Tanggapan/perbuatan/perhatian dari teman setelah masuk LP Anak 18. Perasaan/emosi setelah penangkapan dan berada di dalam LP Anak. 19. Dorongan/keinginan kembali melakukan tindak kriminal
193 Verbatim 1 Partisipan 1 Tempat : Ruang Baca LPA Tanggal : 3 Desember 2011 Pukul
: 11.15 wita
Ket. P: PenelitiS: Partisipan
P: P: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Verbatim
Kode
salam / perkenalan Penjelasan tujuan wawancara Id berapa bersaudara? 3 bersaudara, kaka pertama laki-laki, yang kedua perempuan, saya yang terakhir. orang tua masih ada? Ada, masih hidup dua-duanya berarti di rumah tinggal berlima ya? Tidak, Cuma mama, bapa sama saya. lho, trus kaka berdua kemana? Kaka pertama sudah meninggal karena dibunuh orang, yang kedua setelah menikah pergi dari rumah sampai sekarang tidak tau kabarnya, tidak pernah kasih kabar, sudah lupa dia sama keluarga. Sudah lama ya kaka pertama meninggal? Bagaimana ceritanya sehingga sampai dibunuh orang? Hahh …… Sudah lama, waktu saya umur 9 tahun. Ceritanya itu, kaka di tuduh selingkuh, ada orang yang ngadu ke istrinya kalo kaka saya selingkuh trus kaka saya marah, diadatangin orang yang menuduh itu dan dia pukuli, ternyata orang itu sakit hari ama kaka saya. Waktu kaka saya duduk-duduk di warung orang itu datang lalu menusuk perut kaka saya pakai pisau. Bagaimana perasan kamu saat itu? Sakit hati, kaka saya mati. Sudah ga punya kaka lagi sekarang, padahal saya sayang sekali ama kaka. (dengan ekspresi sedih dan marah) Memangnya dulu akrab banget ya sama kaka? Iya, kaka sering ngajak jalan-jalan, ngasih saya uang, dan sering ngomongin saya. Ngomongin apa? Di suruh belajar, jangan nakal, yang seperti itu lah … Owh, ngasih nasehat maksudnya? Iya Memangnya mama bapa nggak pernah menasehati ya? Pernah sih, tapi ya seperti itu aja Maksudnya seperti itu aja, apa? Paling Cuma ngomong seperti itu saja Sering nggak komunikasi ama bapa mama, seperti curhat? Atau cerita-cerita masalah sekolah, teman? Jarang sich … Kenapa jarang? Nggak pernah ada di rumah … siang Cuma sama mama, bapa kerja, kalo malam setelah waktu isya, saya yang pergi jalan… Kalo sama mama di rumah ga pernah cerita-cerita? Ga terlalu juga …
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
194 P: S: P: S: P: S: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Kenapa? Emangnya mama pendiam ya? Nggak juga sich, akunya aja yang malas … nggak enak rasanya kalo cerita yang rahasia gitu Kan maksudku bukan cerita yang rahasia, tapi ya Cuma cerita-cerita biasa … Nggak ah … paling juga kadang kalo saya cerita ama teman saja, lagi pula kalo cerita ama orang tua, paling Cuma di komentari “iya ..iya..” saja. Jadi ini ceritanya lebih betah ama teman-teman dari pada di rumah? Gimana ya … nggak juga sich, tapi kan kalo di rumah paling saya tidur, nggak ngapa-ngapain juga, tapi kalo ama teman kan bisa cerita-cerita, bisa nyanyi-nyayi, main gitar … rame-rame an lah .. kata orang tuh .. menghilangkan stress Owh, jd pernah merasa stess? Biasanya stessnya karena apa? biasalah, manusia kok … hahahaha. Bisalah masalah kehidupan, masalah hati, masalah kantong, tapi ya sudah takdirnya begini. Trus kalo sudah stess begitu, gimana caranya untuk menenangkan hati? Gtu dech, paling ya rame-rame ama teman, berkumpul ama teman. Mama bapa sering marah-marah ya di rumah? Nggak, nggak pernah sama sekali … Berarti kamu anak baik dong, sampai nggak pernah dimarahi? Hahahahah, udah males kali ka … atau ga peduli. Lho, kok bisa? Kenapa jadi bilang gitu? Ya gtu, paling kalo di rumah Cuma diam-diaman saja .. Emangnya dari dulu suasana rumah kaya gitu ya? Atau sejak kapan? Sejak kaka pertama meninggal? Atau sejak kaka perempuan pergi? Seingat saya emang kaya itu dari dulu … Atau karena mama bapa sudah cape kerja kali, kadi sampai ga bicara-bicara Nggak tau juga (ekspresi binggung) tapi sering kok di rumah … Emang mama bapa kalo cari barang bekas seharian ya? Nggak pasti, ada yang seharian, ada yang Cuma papa saja, ada juga yang nggak pergi, biasanya kalo musim hujan nggak pergi … tapi kalo malam papa kerja lagi, jaga malam di kampung. Trus mama di rumah kerja apa? Ya paling masak, memilah barang-barang buat di jual, Cuma itu … Selain mama papa yang kerja, kamu ada kerja juga nggak buat bantu-bantu? Nggak … Berarti kamu Cuma sekolah? Iya Satu hari di kasih uang berapa buat uang saku sekolah? Nggak menentu, kalo saya minta sering di kasih 10 ribu, ada saatnya di kasih 20 ribu, ada juga yang di bilang ga punya uang … Uang saku dari orang tua cukup nggak? Nggak ada cukup-cukupnya … Trus gimana buat mencukupi kebutuhan kamu? Ya, cari-cari uang sendiri .. Kerja ya? Atau gara-gara itu akhirnya jadi ikut-ikut menjambret? Hihihihihihi, ya begitu lah ka … udah tahu juga … Gimana ceritanya sich jadi sampai ikut-ikutan menjambret? Terpengaruh orang aku ka … ikut-ikutan. Di ajakin orang, kalo mau operasi aku di jemput buat jadi joki Maksudnya orang siapa? Operasi itu apa? Maksudnya joki? Heheheheheh … (agak ragu-ragu) iya ada temannya teman sich, operasi itu ya menjambret, joki itu maksudnya saya yang bawa sepeda motornya.
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
195 P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P:
Emang kenal dimana ama yang ngajakin menjambret itu, kenapa kamu di suruh jadi joki? Emangnya kamu jago bawa motor ya? Nggak tahu juga, tiba-tiba datang lalu aku di ajak. Bawa motor ya … jago sich, hehehehehe … kalo nggak, ya nggak mungkin di ajak. Kapan pertama kali menjambret? Kelas 1 SMA Kalo sekarang tetap sekolah kamu kelas berapa? Kemarin waktu di tangkap, saya kelas 2. Owhhh … kembali ke cerita menjambret tadi. Biasanya menjambret hasilnya buat apa? Biasanya kalo operasi itu kalo ada event saja. Trus ya uangnya buat ikut even itu. Event, apa maksudnya? Piknik, atao kalo lagi ada konser uangnya buat ikut acara. Cuma buat itu aja? Ya … buat rame-rame … Di belikan minuman juga nggak? Hihihihi, iya Biasa minum-minum juga ya? Iya, Biasanya sama siapa? Cuma sama teman-teman sambil nongkrong Pake obat-obatan juga? Iya, sedikit … heheheh Gimana perasaan mu saat pertama kali di ajak menjambret? Ya gitu dech … takut sich, tapi katanya nggak akan apa-apa. Lagipula udah nggak ada lagi perasaan takut setelah minum. Sebenarnya Kamu tahu nggak kalo kamu mau di ajakain menjambret? Iya tau Owh sebelumnya mabuk dulu ya? Kalo nggak mabuk dulu nggak bakalan punya nyali ka. Kan udah tahu kalo itu melanggar hukum kenapa masih ikut-ikutan? Trus dari mana kamu bisa yakin kalo emang nggak akan apa-apa? Hihihihihi Iya, ikut-ikutan aja, mau ngerasain … kan yang ajak mereka berpengalaman semua. Pengalaman? Memangnya mereka sudah sering menjambret ya? Emang teman-teman menjambret itu usianya sama atau lebih tua? Mereka lebih tua, sekitar umur 20 an keatas lah. Kalo seringnya, ya mungkin, saya juga tidak terlalu tahu, yang tahunya Cuma saat saya ikut itu saja. Akrab nggak sama teman-teman yang suka ngajak menjambret itu? Nggak juga, paling ya Cuma kumpul saat mau operasi dan setelah itu. Mama papa tahu nggak, kalo kamu ikut menjambret? Minum-minum? Kalo soal minum-minum mungkin tahu, tapi kalo menjambret mungin nggak tahu. Lho kok seperti nggak yakin gitu? Ya karena emang mereka nggak pernah juga ngomong. Paling sering Cuma bilang “ ingat-ingat tahan diri” katanya, Cuma itu. Ceritanya gimana jadi sampai tertangkap? Menjambretnya di belakang Polda, trus teman yang di belakang yang tertangkap duluan, dan dia ngomong ke polisi soal saya, akhirnya ketahuan. Lalu saya di jemput di rumah. Berapa lama rentang waktu dari tertangkap sama operasi? Siangnya operasi, sorenya tertangkap. Nggak ada pembelaan diri ya?
87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135
196 S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P:
Nggak bisa, kan teman sudah tertangkap duluan. Ada barang bukti ya di kamu? Nggak ada, tapi kan itu sudah pasti ketahuan, jadi saya juga pasti, kan sama teman itu satu perkara. Gimana perasaan saat tertangkap? Kaget, tapi ya mau gimana lagi. Pasrah aja udah takdir (menghela nafas panjang) Gimana tanggapan mama papa? Mama Cuma bisa menangis, bapa Cuma bilang eemmmmmhhhh, kata bapa, “sudah ku bilangin kan”, tapi akunya aja yang ga pernah mau dengar. (tertunduk) Gimana tanggapan tetangga? Nggak apa-apa, sudah tahu kok mereka … Maksudnya sudah tahu? Kan sering mereka liat aku badung, kumpul ama teman mabuk-mabukan, jadi mereka paling nggak kaget lagi. Emang nggak pernah di tegur? Nggak pernah, sama kok semua. Selama disini (LPA) mama bapa pernah datang? Setiap sabtu datang, bawain kue. Mama bapak bilang apa melihat kamu di dalam sini? Ya gitu dech, paling bilang “baik-baik aja di dalam sini, katanya, supaya cepat keluar. Kalo teman, ada nggak yang datang? Pernah sekali saja … Itu teman yang mana? Mereka di kampung (tempat tinggal)? Sekolah? Atau mereka yang menjambret juga? Teman-teman di kampung saja … saat saya sebulan masuk ke sini, mereka datang. Mereka bilang apa? “Hati-hati” katanyaa … jangan terpengaruh yang lain, soalnya kan biasanya kalo orang keluar penjara itu jadi tambah Bengal karena teman-teman di dalam (LP) orang rusak semua, kan saya mudah terpengaruh jadi kata teman-teman nggak udah terlalu berteman. Owh gitu… ehhh iya berarti kamu di keluarkan dari sekolah? Iya… Dulu waktu sekolah, pintar nggak? Dapat peringkat kelas nggak? Pintar banget … peringkat satu dari belakang, hahahahaha Aku serius lho nanyanya? Nggak ka, aku paling bodooh, aku pernah dua kali nggak naik kelas. Emang kenapa? Malas belajar, masuk sekolah aja jarang, apalagi belajar. Lho kok bisa gitu? Nggak apa-apa Emang nggak merasa rugi ya, nggak serius sekkolah, kan itu nanti biat kebaikan kamu juga? Kepikiran sich, tapi nggak sampai ke sana masih otak ku. Kenapa jadi malas sekolah? Pelajarannya sulit ya? Atau guru-gurunya suka marah? Nggak tahu juga saya, malas aja … udah nggak bisa masuk dalam otak. Kalo pacar ada nggak di sekolah? Heheheheh …. Dulu ada, tapi udah putus. Dia malu punya pacar napi. Masa sich … hehehehehhe Iya, beneran.. Emang pacar mu bilang begitu?? Nggak juga, tapi ya aku tahu aja, cewe mana yang mau pacaran sama napi Di sini ikut kegiatan apa aja?
136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184
197 S: P: S: P: S: P: S: P:
S: P:
S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Cuma mengaji Kenapa nggak ikut kelas paket C? Nggak, malas saya … sama saja, Cuma paket C. Apa maksudnya Cuma paket C? Bakalan sama saja susah cari kerja, kalo sudah bekas dari sini … Ya… kenapa jadi gitu, putus asa ya? Hehehehhe, ya gitu dech… Nggak, lah de … masih ada masa depan, dan itu kamu sendiri yang menentukan. Yang pasti kamu Cuma harus tahu mana jalan yang benar. Ikut paket C nggak ada salahnya, dapi pada kamu nggak ada kerjaan di dalam sini. Eeemmmmmmhhh …. Bener nggak, dari pada kamu keluar dari sini nggak bawa ijazah sama sekali, rugi … mending ada, nggak masalah Cuma paket C. anggap aja kamu sekkolah biasa di luar tapi nggak lulus ujian trus ikut paket C, kan sama aja … Iya sich … Beneran, ikut paket C ya de …. Iya ka … Nah gitu donk, emangnya cita-cita mau jadi apa? Pemain bola Emang hebat ya main bola? Nggak tertalu, lumayan lah hihihihihi Waktu masih diluar sering latihan bola, atau punya club nggak? Cuma main-main di kampung aja … Keluar dari sini nanti masih mau main bola lagi? Mau sich … Nanti keluar, masih mau ikut menjambret lagi? Nggak, aku jera … Emang menyesal ya? Pastinya, rusak hidup … Kalo minum-minum, ngobat masih mau? Ya, nggak tahu sich … Nggak tahu apa maksudnya nich, kalo ada yang ngajak “ayooo” gitu ya? Hahahahah …. Iya bisa mungkin. Terpengaruh lagi donk ceritanya … Hahahahha, iyaaa terpengaruh terus (sambil garuk-garuk kepala)
185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219
198 Verbatim 2 Partisipan 2 Tempat : Ruang kantor Blok Perempuan Tanggal : 5 Desember 2011 Pukul
: 11.30 wita
Ket. P: PenelitiS: Partisipan
Verbatim P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S:
P:
Halloooo … apa kabar de? Ayo duduk … santai ya, kita cuma mau ngobrol-ngobrol aja kok… Hehehehe (tertawa) Namanya siapa de? SepXXX XXX, di panggil noni lho, kok bisa namanya sepXXX XXX jadi d panggil noni Hehehehe … ga tau. Udah dari kecil di panggil noni Noni umur berapa? 17 tahun Berapa bersaudara? 4, noni anak ke dua, kaka cowo, adik cowo, trus baru cewe. Bapa mama kerja? Iya, bapa kerja di kintap, mama di pelaihari… Lho, mama bapa cerai ya? Nggak … bapa kerja, di tambang, mama di pelaihari sama-sama kami. Owhhh, tapi bapa sering pulang? Iya … Sebelum masuk ke sini sekolah, kelas berapa de? Kelas 2 SMA… Gimana prestasi di sekolah? Biasa-biasa aja… Masih ke sini kasusnya apa de? Narkoba, kena 2 pasal sabu dan inek. Kan biasanya satu pasal aja tuh, tapi waktu pengerebekan kan abis pakai sabu, tapi waktu di geledah ada inek di kantong dede. Jadinya dua pasal. Itu pengerebekannya di mana, kok bisa sampai tertangkap? Kan itu kumpul sama teman-teman, dari hari jumat itu sudah dugem kebanjar nah d situ dede beli inek, trus sabtu subuh pulang dede sekolah, malam minggu itu keluar lagi … di tanyai sama mama, “mau ke mana de?” Trus dede bilang mau jalan, mama tanya “pulang ga?” dede bilang ga tau, “yang bener aja ni, supaya kl pulang nggak di kunci pintunya” kata mama… dede bilang nggak pulang. Trus mama bilang “minggu pagi pulang ya!” iya dede bilang, tapi udah rame ngumpul sama teman lupa pulang sampai malam senin itu akhirnya tertangkap … trus pertama kali orang tua taunya, bilang apa? Awalnya itu 3 hari dede di polsek itu mama papa nggak tau, trus papa baca koran lalu terlpon mama, “ma, dede ada di rumah?” kata papa, “nggak ada sudah 3 hari nggak pulang” kata mama, “coba liat di polsek, sapa tau ada dede” kata papa, “ kenapa?” mama bilang, “ada penangkapan, narkoba” kata papa. Lalu dede di cari ke polsek. Itu 3 hari penyidik ini sudah mau ngantar surat kerumah, tapi dede bilang jangan dulu, dede balum siap di marahi, tapi akhirnya mama yang tau duluan. trus mama bilang apa?
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
199 S:
P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S:
P: S:
P: S:
P: S: P: S:
P:
Mama datang pertama, mama Cuma datang ngeliatin, mama nangis, dede juga mau nangis tapi dede tahan, setelah mama pulang baru dede nangis. Hari kedua, baru bicara sama mama, mama kan ngantarin baju. “kenapa jadi sampai begini, cerita de, jujur!” kata mama. Dede ceritain dari awal, mama marah “sudah di bilang jangan bergaul sama mereka” kata mama. Dede diam aja, dede sudah merasa salah. Hari ketiga, mama datang lagi, mama Cuma bilang supaya dede sabar aja, mama sudah ngurus ke sekolah. “Jalani aja” kata mama. Itu makenya sama siapa aja? Ada berdelapan, cowo 4 cewe 4, itu baru aja kumpul-kumpul nya … kan dede Cuma kenal sama L dan suaminya ka T, sama yang lain itu kenal karena satu kampung tapi nggak akrab, baru-baru aja di ajakin sama L baru ngumpul dede merasa rame, akhinya keterusan dari jumat sampai malam senin itu. Owh iya, tadi kan dede cerita mama bilang kalo mau pulang bilang, kalo nggak bilang biar pintu nggak d kunci. Emang dede sudah sering nggak pulang? Iya… Kemana aja? Nginap d kost teman.. Trus kl nginap gtu ngapain aja? Nggak Cuma jalan, kan teman nggak tau kl dede ini pemakai… jadi paling ke billiar tp jam 10 gtu udah pulang, itu juga mama tau kok … makanya di biarin. Dede sejak kapan pakai narkoba? Kelas 1 SMA, .. Gimana ceritanya jadi bisa kenal narkoba… Dulu awalnya itu dugem dulu ka … di ajakin sama kaka tingkat, cewe semua … trus kumpul sama kaka tingkat itu, di tawarin, “mau pakai sabu kah de?” awalnya dede tolak tapi liat mereka pakai kayanya asik, “nah gini lah de ai, efeknya sabu, santai” kata kaka tuh … lalu dede coba. Gimana rasanya ? Eemmhhhhhhh, gimana ya … Emang kl abis pakai sabu gtu, ngerasa apa gtu pada diri mu? Kaya santai … nggak ada pikiran, lebih tenang… trus kaya tambah PD. Emang ada masalah apa jadi sampai bilang, kaya nggak ada beban pikiran … Eemmhhh nggak juga … cm asik aja rasanya. Awalnya dede pake tuh, dah jera .. soalnya dede lapar tapi ga bisa makan. Trus kedua udah mulai tau triknya, jd sebelum make makan dulu jd enak, ketiga udah bisa tp dede pikir ngehabisin duit aja, jd dede berhenti. Kan selama make sama teman-teman dede trus yang beli. Boros … Orang tua tau nggak dede suka dugem, pake sabu? Tahu, pertama kali tahu dede dugem tuh, dede d kurung mama d kamar … trus tuh ada kaka sepupu, bilang “kalo mau rusak tuh sama kaka aja, jangan sama orang lain” nah sejak itu jd rusak sama kaka sepupu itu … pergi dugem bareng, pake sabu juga, di traktir sama kaka tuh … Lah .. td katanya berhenti pakai sabu sudah, kok bilangnya make lagi sama kaka sepupu …? Hehehehehe … iya waktu itu lg ada masalah, eemmmmmmhhh pacar dede di ambil temanya dede … jd waktu itu ada uang 500 beli yg paket kecil, make berdua sama teman, jadinya dede make sabu lagi. Berhentinya Cuma sebentar ka … (tertawa). Berarti kalo beli sabu gitu, uangnya dari dede semua? Ya nggak selalu tapi kebanyakan dari dede sich uangnya. kan barang begitu mahal, dede dapat uang dari mana? Minta sama papa, kan jatah uangnya dede seminggu 500 ribu, tapi kadang kalo pas mau pake, dede minta uang lebih, alasannya buat beli baju, mau ke banjar. Jadi di tambah 500 lagi, sejuta. Tapi nggak dibelikan baju, ya uangnya buat beli sabu. (tertawa). Tadi selain ada masalah sama pacar, masalah apa lagi yang bikin dede jadi pakai sabu?
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
200 S: P: S: P: S:
P: S:
P: S: P: S:
P: S: P: S:
P: S:
Nggak ada. berarti Cuma masalah pacar itu tadi? Iya, pusing ka, kan tidak di restui mama awalnya. kenapa? Kan waktu aku pacaran sama mantan ku itu, aku lagi gila-gilanya make. Kan mantan ku itu anak bandar. Mama nggak suka, “jangan pacaran sama dia” kata mama, “kenapa? Dia itu baik” kata dede, “baik sbentar aja, karena da maunya, cima dimata mu aja baiknya” kata mama, “ya kerena, baik di mata dede, makanya dede tau”, tapi dia beneran baik ka, sejak pacaran sama aku dia tuh berubah, kan awalnya dia tuh suka mabuk-mabukan kaya berandalan gitu, tapi waktu pacaran sama dede itu dia Cuma make tuh d rumah, udah nggak pernah keluyuran lagi. Padahal sudah baik juga sama mamanya. Kan awalnya dede masih beli sama mamanya, tapi sejak tau dede pacaran sama anaknya, kalo mau beli itu dapat gratis, tapi mama ikut make juga sama-sama, jadi kalo kemana-mana itu selalu sama mamanya. Sering curhat juga, kan waktu aku putus sama mantan ku, curhatnya sama mamanya, bukan sama mama ku. Padahal bapanya dukung buat dede balikan sama mantan, tapi mamanya ngak setuju, “kamu itu cantik de, nggak usah lagi balikan sama dia, laki-laki bukan Cuma satu, nanti mama carikan aja yang lebih baik, sudah mulai rusak lagi dia itu. Pokoknya kalo masalah sabu, ambil aja sama mama” kata mamanya. Kan mantan ku itu keras kepala ka, mama papanya nggak bisa nasehatin dia. kalo sama saudara-saudara sering bicara nggak? Nggak, kan kaka nggak d rumah, udah kerja di muaratewe, kl sama adik nggak pernah ngobrol. Dede itu kalo d rumah dikamar, makan juga di luar, kan mama nggak pernah masak, jadi kl mau makan paling di bilang mama beli diluar aja. kalo sama mama bisanya sering bicara apa aja? pernah sich, sering tapi ya gitu-gitu aja, kal dede lagi mood, pintu kamar dede buka, kalo nggak dede tutup, itu nggak ada yang berani masuk. Males dede sebenarnya kalo bicara sama mama. kenapa? Mama tuh cerewet, pemarah ka … tapi sering ku lawan, awalnya kalo dimarahi, di cubit, dede tuh diam aja, paling nangis. Tapi waktu sudah kelas 3 SMP, dede abis pulang jalan itu sama pacar, dede di marahi di depan pacar dede, mau di pukul mama, dede lawan, sejak saat itu kalo mama marah dede lawan terus. Akhirnya sampai mama udah nggak pernah marah lagi, “sudah terserah aja, sudah susah juga mau di nasehati” kata mama. Dede kan lebih sayang sama papa, karena papah nggak penah ngomong kasar, nggak pernah marah, tapi waktu itu dede tuh nginap rumah teman, salah sich karnena dede nggak bilang, jadi waktu pulang rumah di tampar sama papa. Setelah nampar dede itu, papa tuh nangis. Dede diam aja, dede Cuma bilang” pokoknya di ingat aja pah, mala mini papa sudah tampar dede, nggak bakalan dede maafin” kata dede. “papa minta maaf de” kata papa, “pokoknya nggak” dede bilang, “dede juga sich anak cewe tapi kelakuaknnya kaya itu” kata papa, “ udah sakit banget pa, pokoknya dede maafkan tapi dede minta papa jangan tinggal d sini, kalo papa nggak pergi dari sini, dede yang pergi” kata dede. Jadi selang setengah tahun itu nggak ada bicara sama papa, udah nggak kaya dulu lah, baru akhirnya papa kerja jauh itu. dari kecil dede tinggal sama siapa? Awalnya sama mama papa juga, tapi waktu papa kerja di kotabaru, dede tinggal sama nenek. Di situ dede di manja, pokoknya dibiarin aja. Kalo di minta kerja apa gitu di rumah? Nggak pernah, kan dede cucu perempuan sendiri jadi di sayang banget. Makan aja disuapi, sebelum tertangkap ini kalo di rumah, kalo makan dede ini di suapi. Kan biasanya kalo dede dimarahi mama, trus dede ngadu sama nenek di banjar, mama atau papa tuh pasti di marahi nenek. kalo di rumah sendiri, biasa kerja di rumah gitu nggak? Nggak pernah ka, dede tuh santai ja …
87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135
201 P: S:
P: S:
P: S:
P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S:
Trus suka nggak sama kehidupan yang seperti itu? Ya, gimana ya ka, suka sich, santai gitu, tapi setelah masuk ke sini jadi aneh, Karena dulu kan kalo ada masalah, atau ada apa kan pasti larinya ke mama, papa. Tapi kl di sini sendirian, apa lagi dede tuh ilfil sama mama papa ni. Kan mereka mikirnya di dalam sini itu ded nggak butuh uang, padahal sangat buutuh karena apa-apa, sedikit-sedikit uang. Mahal ka ai di sini. … (partisispan memotong pembicaraan, meminta ijin berbicara kepada temannya yang kebetulan lewat untuk minta tolong dibelikan rokok). Tapi mama papa tuh kaya nggak peduli… mungkin mama papa takut kalo dede pake sabu lagi di dalam sini. nggak pernah ka, sudah berhenti dede pake sabu. Kan dede pikir mumpung dede d sini, jadi kesempatan dede buat ngelupain yang kaya gitu. Sebenarnya ada ditawarin, tapi dede nggak mau, takut ketahuan. kalo teman-teman ada nggak yang perah datang? Nah itu ka… huuuhhhh Cuma satu ka, teman akrab banget, tapi dia juga nggak bisa sering ke sini, kan biayanya mahal, jadi dede mengerti aja. Itu juga ded yang kasih uang jalannya. Kalo yang lain mana??????? Nggak pernah ada. emang dulu gimana sich kalo berteman? Dede ni loyal banget ka sama teman, kan kebanyakan teman ku tuh kost jadi semua-semua makanan, beras, gula dede yang beli. Uang kost tema juga dede bayarin, kl jalan ke banjar itu dede yang tanggung biayanya, kl beli baju, itu pasti sama semua, dede yang beli. Tapi setelah dede di sini, ga dipedulikan. terus rencana setelah keluar dari sini apa? Pulang ka, dede tuh masih nggak tau sekarang. lah terus gimana donk? Dede ni di dalam sini tuh sadar kl dede tuh labil kata orang tuh ka .. jadi nanti apa kata mama aja … mama sich bilang sekolah lagi. trus dede maunya apa? sekolah sich, tapi katanya mama mau pindah ikut papa. Jadi ya ikut mama aja. Dede nggak mau sendirian. Trus nanti mau kuliah? Terserah mama saja, kemrin sich katanya mama, mau buka salon, tapi masih nggak tau gimana nantinya. Pokonya mau baik aja ka …
136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166
202 Verbatim 3 Partisipan 3 Tempat : Ruang Baca LPA Tanggal : 6 Desember 2011 Pukul
: 11.30 wita
Ket. P: PenelitiS: Partisipan
Verbatim
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Penjelasan tujuan penelitian Perkenalan Edy berapa bersaudara 2 bersaudara ka Edy anak keberapa? Anak pertama. Berarti punya adik… adiknya laki-laki apa perempuan? Laki laki … Umur berapa? Eemmhhh … berapa ya … hehehehe. Cuma beda satu tahun sama aku kok. Orang tua kerja apa? Bapa kerja d tapin Kerja apa? Eemmhhh apa ya, aku nggak pernah tanya tanya juga, eemmmhhhhhh pengawas hutan gitu lah … Trus mama, tinggal d mana? Mama di banjar baru… Owh jadi mama bapa tinggal terpisah gtu ? Iya ka, tapi bapa sebulan sekali pulang trus 4 hari di rumah baru pergi lagi. Mama kerja apa? Nggak Cuma d rumah, tapi sambil ngejagain anaknya orang. Eemmhhh … edy sebelum masuk ke sini, dulu sekolah? Iya, kelas 2 SMP, trus ketangkap ini, berhenti sekolah. Sekarang umurnya edy berapa? 16 tahun … waktu ketangkap kemarin 15 tahun. Eemmmhhhh ….. Kenapa ka? Nggak, heheheh … aku Cuma ngitung rata-rata kalo kelas 2 SMP itu sekitar umur 14, berarti edy telat masuk sekolah ya? Hheheeheheheh, nggak, aku pernah nggak naik kelas waktu kelas 2 SD, karena nilai buruk. Oowwhh gitu … Kalo prestasi d sekolah gimna? Aaahhhhhh …. Aku dari kelas 1 sampai kelas 5 SD pasti dapat rangking, tapi setelah kelas 5 nggak lagi. Lhoo, tp tadi katanya pernah ga naik kelas waktu kelas 2 … Iya nggak tau juga kenapa, waktu itu nilai ku jelek. Kan kelas 2 SD itu aku sekolahnya setengah di tapi setengah di banjarbaru.
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
203 P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Hah, maksudnya? Kan sekolah di tapi kelas 2 SD tuh, pas pertengahan pindah ke banjar baru … Owh ok ok … Jarak sekolah dari rumah, jauh nnggak? Lumayan, tapi kan aku naik motornya bapa …. Sejak kapan bisa naik motor? Kelas 1 SMP Wah berarti ni lagi senang-senangnya naik motor ya? Hehehehe, iya .. Biasanya naik motor kemana aja? Jalan-jalan ama teman ke murjani Berarti suka ikut balapan ya? Hehehehehe, kok bisa tau ka … aah peramal nich. Eeemmmm walaupun bukan peramal juga aku tahu, kl udah sering ke murjani pasti pernah ikut balapan. Hahaha, wajib hukumnya … Trus edy, Cuma sekedar pernah balapan atau sering ikut balapan? Eeemmmhhh lumayan sering …. Itu ikut balapan yg resmi atau yg liar? Keduanya … Beehhh … hebat berarti ni … Hahahahaha, nggak juga … Biasanya pake motornya siapa kalau ikut balapan? Motor bapa, itu aja baru kelas 2 SMP kemarin aku di bolehkan pakai motor sendiri. Ikut balapannya sama siapa aja? Cuma teman-teman aja… Adik nggak di ajak kah? Aku nggak terlalu akrab sama adik ku Emangnya kenapa? Ya emang kaya itu Ini nggak dekatnya sama adik, karena sering berantem atau memang nggak pernah bicara sama sekali. Bicara sich bicara, tapi ya gitu gitu aja … Lebih sering mana, bicara sama adik atau berantemnya? Eemmhhh berantemnya sich, hehehehehe Beratemnya biasanya krn apa? Aku Cuma suka ganggu-ganggu dia aja, ngejahilin, trus dia marah beneran… Trus kalo kalian berantem gtu, mama d rumah bilang apa? Cuma bilang aku kaka, aku mengalah … Owh …. Edy lebih suka d rumah apa ke luar rumah? Enak d luar Kenapa? Kalo keluar rumah jalan-jalan sama teman ya… rame aja, daripada d rumah kan paling tidur, nonton tv, nggak ngapa-ngapain juga. Kalo sama teman-teman biasanya ngapain toh? Ya… jalan, putar-putar, trus kl ada motor yg mau d bikin bagus, ya otak atik motor. Edy lebih merasa di anggap “ada’ sama teman-teman atau sama orang d rumah? Ya teman-teman lah … kl d rumah ya seadanya aja. Kalau sama teman-teman lebih berguna rasanya.
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
204 P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P:
Bergunanya gimana maksudnya? Yaaaaa, gimana ya jelasinnya… lebih tau gitu lho aku ni bisanya apa … ngerti nggak ka … gimana ya ngejelasinnya … di mengerti-mengerti kan aja ya ka … Eeemmmmhh iya aku ngerti sedikit … hihihihhii Emang menurut edy, edy tuh bisanya apa? Eemmhhh ya itu balapan, jadi montir motor … Trus yang begitu itu nggak ada dukungan ya dari orang tua ya? Eeemmmhhhhh kacau d rumah tuh ka … jangankan mau balapan ketahuan aja aku d marahin, apa lagi ngutak ngatik motor, pasti kalau ketahuan motornya d ambil, nggak boleh aku pake motor … Oowwhhh gtu … Emang edy cita-citanya mau jadi apa? Mekanik …. Yakin tuh bisa jadi mekanik? Yakin lah … aku …. Owh iya, gimana toh ceritanya jadi sampai masuk sini? Kasusnya apa? Curanmor … Ceritanya gimana? Waktu itu mau ikut balapan, tapi nggak ada motor … waktu kami jalan-jalan ada motor orang di pinggir jalan, trus kata teman kita ambil aja, trus kami ambil … Berarti itu nggak d rencanakan ya … Iya, dadakan … ada ide, langsung kami ambil … Lho emang waktu itu edy ga mikir, kalo ngambil gtu bakalan bahaya … Aku tuh gimana ya ka…. Kalo teman ku bilang apa, tuh rasanya susah banget mau bilang tidak … nggak tau juga kenapa. Eemmhhhh …. Lebih nurut mana d bilangin sama orang tua atau nurutin apa kata teman. Apa kata teman …. Hah, segitunya ???? Iya….. Emang waktu mau ikut balapan, nggak ada motor nggak terpikir buat minta motor sama bapa? Aahhh ga mungkin di kasih … Eemmhhh, sebentar, ini ga mungkin di kasihnya krn menurut edy bapak ga punya uang, atau karena apa? Karena ga bakalan di kasih, kalo duitnya bapa tuh banyak …. Ooooohhhhhhhhh Ka, tahu nggak aku nich kenapa jadi ga bisa nolak kata teman, mau itu baik, buruk pasti aku iya kan. Eemmhhhhh kenapa ya. Hihihihihihi Yaaahhhh ngaak tau juga kaka nich. Eeemmmhhh nanti ya belum sampai ke sana ilmu ku, nanti malah salah lagi ngejelasinnya. Eeemmmhh ya waktu tertangkap gimana prosesnya? Teman ku yang lebih tua tertangkap duluan, baru aku d laporkan juga, yaaa d tangkap juga. Emang teman-teman mu umur berapa? Rata-rata sekitar 20 an, tapi ada juga yang seumur. Kan kami ada 5 yang akrab, nah itu yang umurnya lebih tua ada 3, yang seumuran aku sama ada teman ku satu. Gimana tuh tanggapan orang tua saat kamu tertangkap? Bapa ku nggak tahu tuh ka awalnya, mama yang tau duluan … Mama Cuma nangis, aku jadi kasian … trus waktu bapa tau ya biasa aja… udah ketangkap mau gimana lagi … Bapa atau mama ada sempat bilang apa gitu ke kamu? Cuma bilang aku harus tanggung, nanti di bantu katanya …
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134
205 S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Kalo sudah tertangkap gini, lalu siapa yang di salahkan? Nggak ada … Ngaak nyesal ngikut kata teman? Eemmmhhh gimana ya … nyesal sedikit, tapi ya gitu ka, aku ga bakalan bisa nolak. Jadinya ya salah diri ku sendiri sich. Nanti setelah keluar dari sini, rencanyanya apa? Masih nggak tahu ka, bingung, bimbang … hehehehehe milih mau sekolah lagi atau tidak. Kenapa jadi bimbang? Ya kalo sekolah lagi aku mau, kemarin bapa juga bilang nanti sekolah lagi katanya. Tapi aku malu pastikan orang mikirnya mantan napi tuh jahat, nakal. Tapi kalo nggak sekolah, yaa mau apa juga … nggangur nggak enak. Lah kan ga pasti juga orang mikir mantan napi itu jahat, nakal. Eeemmmmhhhh pasti sudah itu ka. Lah terus maunya apa donk? Sekolah aja lah … Sippp …. Di dalam sini ikut kegiatan apa aja de? Cuma pengajian ka Kenapa jd milih ikut pengajian? Bukannya kegiatan d sini banyak tuh … Suka aja, kan waktu masih d rumah juga suka ngaji, rasanya enak… Trus kalo sholat rajin ga? Hehehehe bolong-bolong sich, kl lagi malas jangan d paksa, aku nggak suka. Maksudnya nggak suka di paksa gimana? Iya, aku tuh kl pas lagi mau, enak … tp kalo malas tapi d paksa, oowwhh malah nggak mau ku buat yang d suruh itu … ku lawan. Iihhhh kok gitu? Iya …. Emang selain sholat, apa lagi biasanya yang suka d suruh sama orang tua? Biasanya sekolah, trus d larang merokok, aku malah banyak merokok … Oowhh bisa merokok juga? Sejak kapan? Belum sekolah aku sudah bisa merokok, di ajarin kaka sepupu ku. Wah gimana tuh kalo ketahuan mama merokok? Ya paling kalau ketahuan merokok d rumah, rokoknya di patah-patah sama mama. Tapi anehnya nich ka, waktu aku di dalam sini malah bapa yang kasih aku rokok, tapi jangan banyak-banyak katanya … Eeemmmhhhh …. Trus minum minuman keras juga? Sejak kelas 1 SMP aja mulai bisa minum. Awalnya teman yang kasih, takut takut sich tapi penasaran, lalu aku minum… akhirnya …. Ketagihan. Biasanya kan tuh orang kl mabuk mabuk tuh krn ada masalah, trus edy begitu juga … Nggak sich, minum tuh asik asik an aja, kl lagi ada masalah ya paling d simpan dalan hati, nanti tinggal ikut balapan hilang beban masalah nya … Trus lebih enak mana d sini apa d rumah? Di rumah lah ka … lebih aman rasanya. Trus sekarang dalam hatinya edy mau apa nich? Aku maunya Cuma orang bisa liat aku baik, supaya orang tuaku nggak malu ka… trus bisa punya banyak teman juga.
135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 162 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179
206 Verbatim 4 Partisipan 4 Tempat : Ruang Baca LPA Tanggal : 9 Desember 2011 Pukul
: 10.00 wita
Ket. P: PenelitiS: Partisipan
P: S: P: S:
Verbatim Perkenalan Penjelasan tujuan penelitian Masuk ke sini kasusnya apa de? Hah … aduh, udah tau juga, kok tanya lagi.. nggak aku nggak tau.. kasus cewe, Apa itu kasus cewe? aduh, gila aku di tanya gini.. (membalikan badan, sambbl menggaruk-garuk kepala) udah kemarin siding di tanya begini juga, sekarang istilahnya di sidang lagi ini. nggak, siapa yang mau menyidang, kita Cuma mau cerita-cerita, berbagi pengalaman. eemmhhh .. kasus pemerkosaan. ok,ok. Terimakasih sudah menjawab. berapa bersaudara de? Dua kamu anak keberapa? anak pertama, adik ku cewe. Umur 14. Sebelum masuk ke sini sekolah? Sekolah d SMA Kristen Banjarmasin, tinggal sama tante. lho emang orang tua dimana? Di banjarbaru. Jadi ceritanya ini misah dari mama papa? Iya, kan aku pindah sekolah,sampai kelas 2 di SMA 2 banjarbaru, kasus, banyak masalah… minta pindah. maksudnya kasus apa? Banyak … ceritain donk … berkelahi sama guru, “ngobat” di sekolah. kenapa jadi sampai berkelahi sama guru? Mengejek-ngejek guru, biasa anak muda … (tertawa). Kenapa jadi gurunya di ejek? Pernah gurunya tuh ku datangin, ku tampar, terlalu cerewet… aku ga suka guru terlalu cerewet, suka marah, karena pasti apa yang di suruhnya harus di turuti, kalo kaya kerja tugas gitu … lho namanya juga sekolah, belajar, harus ikut kata guru donk… nggak suka, nggak bisa gitu lah … gimana kalo belajar juga ga bisa ku pahami, nggak bisa masuk dalam otak .. lah, emang kenapa, terlalu sulit? Gara-gara ngobat itu kayanya ni ka … Emang sejak kapan bisa pakai obat-obatan Sejak SMP, kelas 1, tapi berhenti, baru SMA ini aja lagi
P: S:
Itu mama papa tahu, kalo kamu ngobat? Aku kan kalo pulang sekolah sore, mami papi juga pulangnya sore agak mau malam gitu, tapi itu
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S:
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
207
P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: p: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
kelihatan sich, kalo ngobatkan matanya merah-merah, di tanya mami… ku bilang aja nggak. Setelah itu sudah… Owh jadi mami tahu? Nggak tahu juga, mami itu tahu apa tidak .. Tapi dulu waktu SMP pernah ketahuan, aku ngobat di kelas, ketahuan gurunya, di panggil ke ruang kepala sekolah, papi ku di panggil, tes urine ketahuan, soalnya ngobat banyak banget, kan rencananya obatnya mau di bagi sama teman-teman, tapi teman nggak ada yang mau, ya ku pakai sendiri, ku habiskan sendiri … itu kalo beli, pakai uang sendiri? Iya.. dapat uang dari mana, kan kl beli obat gitu mahal? Hah .. kumpul uang sendiri, kan biasanya juga ada teman-teman yang mau beli, ku belikan, ku lebihi minta uangnya supaya dapat untung. emang biasanya pake rame-rame ya? Iya, kalo sendirian nggak seru. emang pikiran pertama kali, untuk pakai, ngobat gitu kenapa? Penasaran, kok bisa gitu orang kalo ngobat bisa fly … ya aku coba aja. Selain ngobat, ngerokok, minum minuman kerasa juga nggak? Ngerokok iya, mabuk-mabukan gitu yaaa… iya juga, tapi jarang. Nggak sesering ngerokok, sama ngobat. lebih dulu mana, bisa ngerokok sama ngobat? Ngerokok, di kasih sama kaka sepupu, kan banyak sepupu yang laki-laki, jadinya ya belajar, di ajarin mereka. Kan waktu SMP itu juga lagi ngeGENG, gitu sama ada teman-temannya kaka sepupu itu, jadinya belajar di situ. Kok mau di ajarin yang begitu? Ya.. nggak apa-apa lah … trus kan biasanya kita tuh kalo sudah ngobat, ngerokok kan ada perubahan tuh, ketahuan nggak sama mama papa? Nggak … sering ngobrol nggak sich sama mama papa? Kalo sama mami sering, tapi kalo sama papi pernah, jarang … nggak pernah lah … emang mama papa sibuk banget ya? Kerjanya apa? Mama guru bahasa inggris di SMA, papa PNS. Kalo sama adik sering ngobrol? Lumayan.. Dari ketiganya mama, papa, adik, kamu lebih deket sama siapa? Sama mami. Itu sering bicara, curhat-curhat gitu? Iya.. Biasanya masalah apa saja? Ya masalah sekolah, teman-teman, pacar … masa??? iya .. kan mama seirng pulang dadakan kerumah, jadi tahu kalo aku bawa pacar ku ke rumah, makanya sering di tanya. rumah sering kosong ya? Iya, makanya sering sama pacar ku d rumah nemanin, tapi nggak ngapa-ngapain … (tertawa) Iya aku tahu, pertanyaan ku belum sampai ke sana, santai… (tertawa bersama). Trus suka nggak sama suasana rumah yag selalu sepi, jarang ada orang? Ya, gimana ya… aku kalo nggak ada orang bosan, jadinya pergi ke tempat teman, kan ada teman yang punya PS, jadi aku di sana jagain tempatnya … jadi 2 hari gitu biasanya baru pulang. itu emang 2 hari nggak pulang, nggak di cariin? Mami udah tau aja, aku lagi cari uang. lho, emang kamu nggak di kasih uang gitu? Di kasih, tapi ku bilang mau cari uang sendiri. Trus mami papi bilang apa? Iya terserah aja, katanya, yang penting halal, kalo haram nggak usah katanya.
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
208
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
tapi mami sering ngeliati ke tampat PS itu, pas mami datang aku lagi ngerokok, ketahuan… langsung ku matikan, “kenapa itu tangannya berasap?” kata mami .. “nggak” ku bilang. “Pokoknya kalo ketahuan merokok ku hantam” katanya … kan mami, papi, adik ku itu jago karate semua, atlet karate .. jadi aku paling takut sudah kalo di pukuli. emang sering di pukuli? Sejak SMP aja, kan aku juga waktu itu, ikut karate juga di suruh papi, di paksa ikut padahal nggak ikhlas juga. emang kalo apa-apa gitu mami papi susa maksa ya? Nggak juga, Cuma waktu ikut karate itu aja, kan supaya di suruh jadi atlet juga, tapi aku nggak terlalu suka. mami papi suku apa? Mami manado, papi sanger. km ini Kristen apa katolik? Papi Kristen, mami katolik, aku katolik ikut mami. Sering pergi gereja juga? Sering setiap sabtu, tapi di luar. Maksudnya? Iya di luar, jaga parkir, ke gereja cuma buat jaga parkir? Nggak juga, sering masuk ikut ibadah juga, tapi lebih sering jaga parkir. Kenapa? Panas di dalam, dah gitu bosan kadang ibadahnya kan lama. Masa sich panas? iya jiwanya yang panas.. (tertawa). kl ikut persekutuan gitu sering nggak? Sering, ikut … trus yang di bilangin sama gembala gitu bisa di mengerti nggak? Heeeemmmhhh iya nggak ngerti … (tertawa). ya … ku pikir tadi bisa di mengerti ternyata malah nggak. kan Cuma rame-ramean aja sama teman-teman. Sering juga aku nginap d gereja 5 hari gitu, kalo pas lagi ada persiapan buat acara apa gitu, atau nggak Cuma ngumpul sama teman-teman. Kan di sana ada ruangan ada kasurnya, jadi kami tidur di situ sekalian jaga gereja. emang dari tadi suka main keluar, nginap di luar, emang nggak betah ya di rumah? Gimana ya, nggak enak suasananya di rumah. Kenapa, emang ada masalah? Iya, kan mami papi suka berantem, jadinya males … (suara sangat lemah) emang masalahnya apa? Nggak tau.. beneran? Iya nggak tau (berteriak) serius, dan nggak mau tau juga … kalo adik gimana? Ya di rumah.. tidur biasanya dia. berarti selama kamu di sini, adik sendirian dong. Iya, tapi ini kan mami lagi hamil, dan bakalan adik cewe lagi kayanya, aduhh .. repot. Kan adik ku yang cewe di rumah itu sering mukulin aku Lho kok bisa? Iya kan jago karate, hebat banget. Biasa main ledek-ledekan, dia ku panggil keriting, kan rambutnya keriting, marah dia, di hajarnya lah aku, sakit banget … Trus di balas gitu, mukul adik juga? Nggak lah, ngapain.. Berarti sayang donk sama adik? Sayang… (suaranya sangat lembut) berarti adiknya di jagaian donk? Ngapain, dia bisa jaga diri sendiri kok, malah kebalik dia yang jagain aku. OK OK … kl pergi dugem sering ga? Pernah, tapi nggak sering.
87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135
209 P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S:
Biasanya pergi sama siapa? Sama teman-teman, kaka sepupu, tapi aku malas kl yang begitu tuh … jadi jarang pergi. kl sama kaka sepupu, maksudnya yang di banjar? Iya kan pergi dugemnya waktu di banjar, kalo di sini nggak pernah pergi. Paling Cuma ngobat itu. Biasanya siapa yang ngajakin duluan kalo ngobat? Ya.. sama-sama, pas kumpul bicara-bicara, akhirnya kumpul-kumpul uang beli obat. Biasanya kalo ngobat d mana? Di rumah teman, nggak berani di rumah, mati kalo ketahuan. Dan susah juga ngontrol diri. Paling kl Cuma minum-minum aku masih berani. emang kalo ngobat nggak bisa ngontrol diri? bisa-bisa aja, tapi kan efeknya lama… Owh gitu, pernah nggak sampai sakaw? Pernah sekali, syukurnya di tolong teman, aku dah mau mati rasanya… tapi kutahan. Tapi sekarang aku dah berhenti, Itu berhenti karena masuk ke sini? Iya, padahal waktu aku di tangkap itu, ada obat di saku celana, syukurnya langsung ku buang, kl nggak bakalan tambah pasal … Iya ya, syukuralah, emang masuk ke sini berapa tahun hukamannya? 3,5 tahun. Tapi kan kalo sudah menjalani setengah masa hukuman bisa ngurus PB (pembebasan bersyarat). Owh gitu, kl soal pacaran, mama papa setuju-setuju aja nggak? Ya dibolehin, tapi jangan mcam-macam katanya. Trus beneran nggak macam-macam? Nah pertanyaannya menjurus ini … (tertawa). dijawab lah … Ya gitu deh, macam-macam sedikit (tertawa). Sering pacaran nggak sich? sering, banyak … tapi yang terakhir ini aja yang lama, udah mau 2 tahun. sampai sekarang? Iya. Ketemunya waktu aku mau masuk sekolah di banjar, kan awalnya aku mau SMA d banjar tapi nggak keterima. kenapa nggak di terima? Menyalahi aturan, kan waktu masuk pendaftaran ni bajuku keluarin, rambutku semiran, di tegur sama susternya, kan sekolah katolik. Di marahi, ku jawab, “suka-suka ku lah “ akhirnya nggak keterima. waduh, emang kenapa selalu menyalahi aturan? Ya peraturan ada kan buat di langgar (tertawa), biasa kan anak muda. Aku nggak suka terlalu banyak aturan. emang dapat pelajaran dari mana kalo aturan itu buat di langgar? Ya diriku sendiri. emang teman-teman mu juga begitu? Ada juga,tapi itu sudah style ku … “anak yang suka melawan aturan” kata teman-teman ku. trus suka, kalo di cap sama teman-teman begitu? Ya, suka-suka aja, lagi pula emang iya kok … Selama ini emang ada contoh, atau mencontoh dari siapa gitu buat selalu melanggar aturan yang ada? Nggak sih, seperti yang aku bilang tadi, itu style ka … style ku… emang senang gitu kalo di lihat lain dari pada yang lain? Nggak juga sich, tapi ya mau gimana, emang keliahatannya beda.. aku aja masuk pertama di sekolah di SMA banjarbaru itu, udah buat kasus, ngobat di sekolah, sampai kaya mau mati, di WC sekolah itu aku muntah, lemas dah, syukurnya nggak ketahuan kalo ngobat, soalnya aku bilang sakit, “masuk angin” kataku .. trus pulang. Setiap hari akhirnya gitu aja kerjaan ku, ngobat, sakit, pulang … trus gimana donk belajarnya? Ya enak, kan nggak perlu belajar, malas sudah aku belajar, bosan .. maunya tuh nggak usah terlalu banyak belajar, santai santai aja, ya itu pikiran ku waktu itu.
136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184
210 P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S:
P: S:
kan di sekolah emang begitu… iya tahu… maunya tuh nggak usah banyak tugas, banyak PR, pusing mikirinnya, makanya kadang mending aku ngobat, jadinya pergi kemana aja, buat apa aja, semauku nggak perlu dipikirin… selain masalah sekolah ada masalah lain nggak, yang jadi beban pikiran mu jadi sampai harus ngobat? Nggak ada … beneran, masalah mami papi yang suka berantem emang nggak jadi beban pikiran? Nggak juga, ehh dipikirin sich tapi nggak juga lah … males mikirnya. Soalnya kl mikir gitu jadi apa ya … nggak semangat buat sekolah, males … punya cita-cita nggak sich? Mau jadi pemain band, waktu SMP tuh setiap hari ngeband, makanya ku pikir sekolah nggak penting. selain ngeband, ada cita-cita lain nggak? Nggak ada Masa nggak ada? Mau sich jadi pengacara Wah hebat tuh tapi aku punya tattoo, kan waktu SMA kemarin aku masuk IPS, kata teman-teman ku kalo jadi pengacara nggak apa-apa bertatto katanya … mana tattonya boleh ku lihat? Tattonya besar sekali, di belakang ni .. (menunjukan tatto), ada dua yang satu di tangan. Itu mulai bertatto sejak kapan? Kelas 1 SMA, sakit sekali, tapi ya kutahan padahal banyak banget darahnya, tapi bertatto ini mami papi tau …waktu tau mami bilang, “udah terserah”, katanya … “jadi pengacara aja”, katanya … itu bilangnya waktu marah, padahal sebenarnya nggak mau aku jadi pengacara, kan kalo mami maunya aku kaya papi, dulu kan papi tuh terkenal di banjar karena atlet karate, jadi mami maunya aku juga kaya papi … tapi ku bilang aku beda sama papi, malah nggak mau kaya papi. emang kenapa papi mu? Ya nggak baik lah hubungan ku sama papi dulu, tapi sekarang udah baik. dulu nggak baiknya kenapa? Pernah berantem, pukul-pukulan sama papi, karena papi suka mukulin mami. (suara sangat lemah) Ku tantanggin tapi ya aku kalah lah, diam aja setelah itu, soalnya aku nggak tega liat mami dipukulin. Kemarin waktu mami hamil 2 bulan, waktu itu aku pergi lagi jaga PS, adik ku telpon, “papi lagi mukulin mami’ katanya, langsung aku pulang, ku hantam di mukanya papi, aku teriakin “ berkelahi terus, pusing aku kl begini terus, mending aku mati aja” kata ku, setelah itu berhenti berkelahinya. emang nggak tahu gitu, apa masalahnya mami papi jadi berkelahi? Nggak tau nggak pernah tanya? Nggak, nggak mau tau, malas. emang sejak kapan mami papi suka berkelahi. seingat ku, dari aku SD, berkelahi terus, sampai pecah pecah. Pernah ku ancam mau pergi dari rumah, aku sudah nge pak baju, “aku sudah nggak tahan, mending aku pergi aja, mau hidup sendiri aja, kalo begini terus, terserah nanti gimana hidup ku, mau mati juga nggak apa-apa, mami papi tinggal terima mayat ku aja”, nah udah sampai ngomong gitu aku, sudah pusing setiap bulan itu pasti ada aja berantemnya … adik ku Cuma nangis-nangis “mami papi sudah berantemnya” katanya … trus dengan suasana rumah yang kaya gitu, gimana perasaan mu? Marah, sedih, kecewa, bosan!! Akhirnya mending ngobat, supaya bisa tenang, jadinya ngobat buat menenangkan dan menyenangkan diri. Apalagi 3 hari sebelum aku tertangkap tuh, gilagilaaan ngobat sama teman-teman, kan kebetulan lagi pada gajian, jadinya ngumpul, itu temanteman yang tua-tua … jadinya banyak banget stoknya. Sebtulnya sih 3 hari itu sudah ada firasat kalo mau tertangkap. Kan jalan-jalan sama teman, kebetulan ada teman yang baru datang dari jawa jadi minta di ajakin foto-foto di tugu bundaran baru di banjarbaru. Waktu jalan, padahal
185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233
211
P: S:
P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S:
P: S:
P: S:
P:
nggak ada halangan apa-apa, aku jatuh sendiri, bingung aku, ini kenapa pikir ku, trus jalan naik motor sama teman-teman, jatuh lagi, mulai panik sudah, ini kenapa?? pikir ku … itu tertangkapnya dimana? Di warnet, kan sudah mau ku antar pulang cewenya itu, tapi nggak mau, takut di siksa bapaknya katanya, aku tunggu 1 jam, ternyata ribut banget di luar, perasaan ku ga enak, ternyata polisi banyak banget, ada kali 10 orang, pikir ku pasti ini di tangkap, apa lagi anak orang sudah ku “gituin” lagi, ya terpaksa menyerahkan diri. emang siapa yang melaporkan? Temen, kan yang satu perkara, habis kejadian itu dia pulang, nah didatangin sama yang bapaknya cewe itu, ditanya, anaknya mana, “sama teman ku” kata teman ku itu, lalu aku dicari. ceritain donk, dari awal kejadian, sampai tertangkap? Kan kenal cewe itu, baru hari itu juga, kan awalnya niat bantui, soalnya cewe itu minta di bawa kabur, karena katanya di rumah dia suka di pukulin sama bapaknya. Jadi dikenalin sama teman ku, “itu ada cewe yang minta di bawa kabur” katanya … “uangnya banyak tuh” katanya teman ku .. jadi awalnya niat bantu tapi malah jadi lain, niat jahat.. emang kalian berapa orang waktu itu? Bertiga aja, aku sama teman, sama cewe itu. Kenapa jadi sampai punya niat jahat? Nggak tau lah … awalnya gara-gara teman ku yang ngenalin itu, katanya “ itu cewenya bisa dipakai tuh” makanya niatnya jadi jahat. (partisipan pergi, beranjak dari tempat duduk) Kesini de, duduk dulu .. lanjutin ceritanya. Itu cewenya yang sms duluan, minta jemput. Di jemput sama teman ku, trus kami ajak kelilingkeliling, cewenya nggak mau pulang, “pokoknya mau kabur” katanya. Waktu kami jalan, trus nongkrong di murjani, bapaknya cewe itu telpon, tanya cewe itu kemana, “Cuma jalan-jalan” katanya, diancam bapaknya “pokoknya kalo pulang aku pukuli” kata bapaknya. Trus mantan pacar cewe itu lagi yang telpon, kebetulan waktu mereka telponan, kan aku sama teman ku lagi bicara juga, ternyata mantan pacarnya ini kenal sama suara teman ku. Ketahuan lah kami, dilacak mantan pacarnya cewe itu, sama bapkanya cewe itu juga, kan mantan pacar sama bapaknya cewe itu berteman baik. Di laporkan juga ke polisi. Waktu itu kami beli minum, cewenya juga minum, habis minum itu “main”, gantian tuh, setelah itu pulang, teman ku duluan, cewenya ikut aku. Lho berarti hubungan suka sama suka donk, kok di bilang perkosaan? Cewenya dibawah umur . emang umur berapa? Kelas 1 SMP, umur 13 tahun an lah, nggak tau juga. Eemmmhhhh pantesan, jadi kena undang-undang perlindungan anak ya. nah setelah itu, cewenya masih nggak mau pulang, makanya minta ke warnet aja, akhirnya saya tertangkap .. di borgol, kaya penjahat kelas kakap (tertawa). Di kantor polisi di tanya, “ini anak sudah diapakan” kata penyidik. “nggak ada” ku bilang, tapi kan cewenya di periksa, nggak tau juga gimana, ketahuan deh … itu pertama kali tahu, mami bilang apa? Di polres dulu, aku “masak” dipukuli, sama polisi, langsung datang, waktu sudah terbukti, dipukuli polisi, hari kedua, dipukuli napi di dalam situ. Hancur-hancuran aku. Tapi ada napi yang baik yang punya hp, dipinjamkan hp, buat ngehubungi keluarga. Aku telpon papi, waktu itu papi lagi dinas luar kota, aku bilang “ papi jangan marah dulu ni aku lagi di penjara di polres “, “ada masalah apa lagi?” kata papi, “ iya, pokoknya datanga aja” kata ku. Itu aku dengar papi nangis di telpon. Besoknya aku dengar kabar, papi kecelakaan, nabrak orang, korbannya 2 orang patah kaki. Langsung sakit kepala aku, mikirinnya. Jadi tambah sedih, tambah merasa bersalah. tapi besoknya papi datang, di marahi, ya aku bilang ‘ iaya nggak apa-apa kalo emang nggak mau ngurus aku, biar aja aku disini, kalo nggak amu punya anak kaya aku, juga nggak apa-apa”. trus papi bilang apa? nggak ada, langsung ditinggalin, tapi besoknya datang lagi sama mami. Liat mami nangis, aku juga nangis, pokoknya air mata sudah nggak bisa ditahan, padahal aku paling nggak bisa nangis. Itu papi marah banget, nggak bisa maafin. Cuma mami aja yang bisa terima. Jadi sebulan aku di polres, setelah itu dikirim ke sini, 2 minggu baru sidang. Di dalam sini juga, pertama kali datang dipukuli. Lho kenapa?
234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282
212 S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P:
S: P: S: P: S: P:
Perkenalan katanya, sudah tradisinya, jadi aku pasrah aja, ya paling 2 hari. trus kalo ada yang baru akhirnya kamu juga ikut mukulin? Maunya, tapi nggak pernah, banyak yang baru masuk aku nggak pernah ikut, kan kata mami nggak usah ikut-ikutan nggak bagus kalo balas-balasan gitu. Itu aja yang aku ingat, sudah sadar, pasrah aja menjalani nasib. mami sering datang ke sini? Sering, sabtu ini katanya mau datang. Tapi kalo mami sibuk ngajar, jadi biasanya papi yang datang, gantian, kalo lagi bisa dua-duanya datang. Kalo adik? Nggak pernah datang. biasanya berapa kali di kunjungi? 2 kali seminggu. akhirnya bisa ngobrol sama papi? Iya, sudah baik, nggak kaya biasanya, bicara aja nggak pernah, sekatang sudah bisa ngobrol. jadi ada hikmahnya ya? Iya, ada hikmahnya. emang dulu kenapa jadi nggak pernah ngobrol sama papi? Marah aku sama papi, dendam sudah sejak lama. Emang nggak bisa di maafkan? Nggak tau, ya pelan pelan bisa dimaafkan nanti. Sakit hati ka … tapi sekarang aku begini, sama saja jadinya. dari dulu waktu kecil sampai sekarang ada punya masalah apa lagi yang kira-kira sudah merubah seorang kamu? Nggak ada, bener?, berarti sebenarnya kamu anak baik-baik donk? Iya untuk sebagian orang bisa menilai aku baik, tapi kalo orang-orang yang sudah kenal aku, tahu lah kelakuan ku kaya apa. Emang kaya apa? Buruk sebenarnya kamu mau di nilai jadi anak baik-baik atau nggak? Maunya sich baik-baik, makanya ini sudah tobat. Rencana setelah keluar dari sini apa? Mau baik-baik aja, kan mau nerusin sekolah, syukur-syukur bisa kuliah, berhenti ngobat. kalo bawa kabur anak orang? Cukup, itu sekali seumur hidup, nggak lagi, gara-gara bawa kabur anak orang sampai terjerumus ke dalam sini. Tobat. iya sabar aja, semua itu ada jalannya, yang penting bisa lihat sisi baiknya, Tuhan itu sayang kok, kan sebelumnya pernah cerita kan, kalo ada firasat sebelum di tangkap, jatuh sediri, jatuh dari motor, itu tanda tapi kamu masih nggak peka, jadi harus lebih dekat sama Tuhan, supaya bisa mengerti apa maunya Tuhan, ok. Iya ibu pendeta. aku bukan pendeta lho .. iya-iya. makasih ya udah mau cerita. Owh iya ka, kalo kulaiha itu gimana sich? Aku pengen kuliah, pengen ngerubah image jadi anak baik-baik. Mau jadi pengacara. ya kuliah, gimana ya menjelaskannya. Pokoknya kalo kuliah itu kita lebih banyak berusaha sendiri untuk belajar, nggak sama kaya sekolah …
283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324
213 Verbatim 5 Partisipan 5 Tempat : Aula Pertemuan LPA Tanggal : 15 Desember 2011 Pukul
: 12.00 wita
Ket. P: PenelitiS: Partisipan
Verbatim
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Perkenalan Penjelasan Tujuan Wawancara Kasusnya apa? Pembunuhan Di tahan di sini udah lama? Udah hampir 2 tahun, itu tertangkapnya, Maksudnya? Awalnya 3 bulan di tahan dipolres, tapi ulun (saya) minta pindah ke sini, Kenapa? Hah … iya merasa ga enak, sedih, karena Cuma saya yang hukumannya paling berat, jadi yang lain masuk, terus keluar duluan .. saat lihat orang keluar saya merasa sedih. Emang di hukum berapa tahun? 5 tahun. Owhh gtu … Eemmhhh … berapa bersaudara de? Ulun (saya) 3 bersaudara, ada adik ku 2 laki-laki Bapak, mama kerja? Bapak kerja jadi buruh bangunan, mama ibu rumah tangga saja. Sebelum masuk ke sini kamu sekolah? Sekolah saya Cuma sampai kelas 5 SD Kenapa berhenti sekolah? Nakal ka, saya sering berkelahi Kalo d rumah tinggal sama siapa saja? Sama keluarga aja, mama bapa adik-adik Adik-adik sekarang umur berapa? Aaahhhhh saya tidak terlalu mengurusi soal umur tuh ka, saya aja tahu tanggal lahir tuh waktu di dalam sini di bawakan akte kelahiran waktu ngurus surat-surat. Oowwhhh iya… dulu waktu masih sekolah gimana sekolahnya? Saya tuh 2 kali pindah sekolah, kelas 4 pindah sekolah karena berkelahi, trus kelas 5 pindah lagi berkelahi juga. Kenapa jadi berkelahi? Ya.. biasanya main-main ledek-ledekan tapi teman akhirnya tersinggung, dipukul teman, saya balas, jadinya berkelahi … Emang sama semua orang kamu suka berkelahi? Kalo sama keluarga? Kalo sama adik tidak pernah, apa lagi sama orang tua, tidak berani saya ka, kualat itu …
kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
214 P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S:
P: S:
Kalo sama tetangga-tetangga? Ahh tidak, tidak pernah berkelahi, berteman-teman saja kalo sama tetangga Setelah tidak sekolah lagi, trus kamu ngapain? Saya ikut kerja sama bapak, jadi buruh bangunan. Emang sudah tidak punya niat lagi buat lanjut sekolah? Sudah tidak ada lagi niat buat sekolah, karena maunya itu Cuma rame-rame aja, kumpul-kumpul sama teman-teman, minum-minum. Suka minum-minum juga? Sejak kapan mulai minum minuman keras? Dari masih sekolah saya sudah minum, waktu itu teman pertama kali yang memberi, waktu itu bulan puasa, teman kasih satu cangkir, “coba-coba” katanya … ya saya minum terus ketagihan Orang tua tau kalo kamu minum-minuman keras? Saya di marahi, “berhenti minum-minum itu, ga ada gunanya, lebih baik beribadah, cari pahala” orang tua … Biasanya kenapa jadi minum-minum? Tidak tau juga … Cuma rame-rame aja … Kalo minum sampai mabuk ya? Kalo seringnya kalo kumpul-kumpul biasa, ya minum seadanya aja, nggak juga sampai mabuk, tapi ya pernah sampai mabuk juga. Kalo hitungan normalnya, seberapa sering minum? Tergantung, kalo pas sering ketemu teman-teman yang suka minum, ya beli … sambil ngobrol minum-minum kami.tapi ada juga teman yang ga minum, ya ga mungkin beli minuman. Biasanya kalo sudah abis minum-minum gitu perasaan kamu jadi bagaimana? Eemmmmmm…. Biasa aja. Kalo sampai mabuk gitu gimana perasaannya? Sakit kepala, tapi ya dinikmati aja. Dulu waktu masih sekolah gimana prestasi di sekolah? Gimana ya … pokoknya ga pernah dapat peringkat kelas, ya karena itu sudah malas sekolah, dalam pikiran itu Cuma mau rame-rame, asik berteman, apalagi setelah bisa cari duit sendiri. Dulu dengan siapa saja bertemannya? Sama teman-teman, seperti geng gitu, adalah 20 orang. Itu teman-temannya seumuran? Tidak, kebanyakan teman-teman lebih tua umurnya. Soalnya teman-teman banyak yang ketemu di pasar. Kalo sama orang tua, sering komunikasi nggak? Saya kalo pulang rumah biasanya tengah malam, jadi paling kalo bicara sama orang tua yang penting-penting saja, sering di tanya bapak soal pekerjaan, di kasih nasehat sama orang tua, supaya berhenti minum, belajar agama saja cari bekal buat mati. Tapi ya gimana saya ini Bengal., maunya itu jiwanya ini bebas, tidak suka dibatas-batasi. Emang kalo orang tua suka membatas-batasi ya? Ya kalo itu disuruh jam 10 harus pulang, nanti kalo begadang besok kerja jadi malas, kata orang tua. Emang keinginan untuk bekerja itu, dari mana? Sendiri sich maunya kerja, karena sudah malas belajar, tapi bapa nyuruh bekerja juga. Cita-cita mu apa de? Cita-cita tidak ada, tidak sama seperti orang lain, maunya cuma bisa sukses, punya uang cukup, tidak seperti orang-orang yang punya pengatahuan. Bisa beribadah bagus aja, soalnya saya kan tidak sekolah. Tidak punya niat buat sekolah lagi? Otak sudah tidak bisa menerima apa yang di ajarkan guru. Kalo belajar itu membaca agak lama
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
215
P: S: P: S:
P: S:
P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P:
S: P:
S: P:
sedikit mata langsung berair, jadi kabur. Tidak tahan saya, kalo sudah begitu saya membolos. Biasanya membolos ngapain? Main PS (play station), itu juga pasti ketahuan mama, jadinya di marahi. Nah itu kalo ketahuan kan di marahi, emang ga takut kalo d marahi mama? Perasaan takut sudah ga ada, ya paling Cuma kesal aja karena di marahi, tapi namanya orang tua merasa merawat anak dari kecil wajar aja kalo marah, pasti ga ada maksud pikiran buat ngapangapain. Lebih enak mana di dalam rumah, kumpul sama keluarga atau d luar rumah? Saya lebih sering d luar rumah, Paling kalo di rumah itu 1 jam saja, itu aja susah juga mau d rumah satu jam, paling d rumah itu makan, mandi, ganti baju… itu juga saya lebih sering makan di warung. Sering nginap d rumah teman juga. Emang kamu tidak bergaul sama keluarga yang lain, sepupu, om, tante??? Dari kecil emang tidak pernah di pertemukan sama keluarga. Emang nggak pernah tanya sama orang tua tentang keluarga yang lain? Pernah, ya di kasih tau juga, tapi emang saya ga m au mengunjingi mereka. Pernah ketemu keluarga mama di daerah gambut, waktu hari raya, silaturahmi maaf-maafan, 3 hari nginap pulang lagi ke rumah. Kamu di kandangan (nama kota) di daerah tengah kotanya atau di mana? Di dusunnya, dekat sama kantor , asrama polisi. Owhhh, berarti berteman juga sama anak-anak polisi? Iya, berteman kalo pas waktu musim layangan saja, kalo nggak lebih banyak berteman sama preman-preman. Kenapa jadi bisa sampai berteman sama preman? Emmmhhh kan di kandangan sana memang banyak yang nakal-nakal jadinya jadi Cuma adanya mereka ya akhirnya berteman sama mereka. Memangnya nggak ada teman yang lain? Saya malas berteman sama anak-anak sekolahan, soalnya takut di bilang orang tunya mereka, kan saya ini nggak sekolah, nanti dianggap saya bawa pengaruh buruk, kan saya ini tidak baik. Memang kenapa beranggapan diri kamu nggak baik? kan saya ini sudah tidak sekolah. Memangnya orang tidak sekolah itu jelas tidak baik ya? Kata orang. Lho emang ada ya yang pernah bilang begitu? Ada, orangnya bilang ke anaknya kalo bertaman sama saya tidak sekolah, itu bukannya bikin pintar tapi malah bikin jadi bodoh. Makanya saya tidak suka berteman sama anak sekolahan, mending berteman sama yang sederajat sama saya. Kenapa jadi rendah diri begitu de? Dari dalam diri memang berpikir begitu, Nggak boleh gitu, kan baik buruknya manusia itu Tuhan yang menentukan. Memang tidak pernah minta pendapat orang lain ya? Tentang kenapa jadi kamu di anggap orang nggak baik? Nggak pernah. Eemmhhhhh, jangan berpikir buruk sama diri sendiri gitu ya walaupun hanya karena tidak sekolah. Kan ada juga tuh orang berpendidikan tinggi tapi dalam hatinya jahat, kan itu namanya nggak baik juga. Tapi walaupun orang nggak sekolah tapi peduli sama orang lain, baik… jadi baik juga. Sama mama gitu nggak pernah tanya? “Ma, saya ni tidak sekolah di bilang orang nggak baik, memang benar ya mah” tanya gitu? Nggak pernah, kan biasanya pulang kerja saya langsung jalan keluar rumah. Owh berarti dapat uang dari kerja ya?
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133
216 S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S: P:
S:
Iya biasanya, seminggu kerja gitu dapat uang. Nggak minta uang sama orang tua? Sejak sudah tidak sekolah, sudah tidak pernah minta uang sama orang tua. Nah, trus kalo mau jajan, main PS , dapat uang dari mana/ Yaa kerja, bisa jadi maklar, atau apa aja. Kalo kehidupan d rumah gitu, gimana? Kalo soal makanan terpenuhi? Iya, sama aja kaya orang makan 3 kali, bisa lebih kalo lagi lapar. Kalo sama adik-adik akrab nggak? Biasa saja. Suka jalan-jalan sama adik-adik? Nggak pernah, pernah sering mau ikut, tapi saya malas ngajak. Lho kenapa, kan beda umurnya nggak terlalu jauh kan sama adik, apalagi adik laki-laki keduanya, asik tuh kalo main sama adik. Hahahahah, nggak aneh rasanya. Owh lebih enak berteman sama orang lain ya? Iya. Biasanya kalo kumpul sama teman teman ngapain aja? Jalan-jalan, kumpul kumpul… Ada hal apa gitu yang dibicarakan? Apa ya????? Sudah lupa ka, sudah lama… Waktu masuk LP ada nggak teman-teman yang jenguk? Waktu di kandangan, waktu di tahan di sana teman pernah datang, tapi semenjak disini nggak pernah, jauh. Kalo mama bapa, sering jenguk? Jarang juga.. dulu 4 bulan di sini baru datang, setelah itu 2 bulan baru datang lagi, kalo ada uang mereka datang, tapi memang saya yang bilang nggak udah datang. Sayang uangnya bisa di pakai buat makan. Kalo saya disini sudah pasti makan. Memangnya penghasilan bapa kecil ya? Biasanya cukup nggak buat kebutuhan sehari-hari? Biasanya waktu saya masih kerja, saya yang bantu bayar listrik, PDAM, tapi semenjak saya di sini, jadi susah bapa, jadi kerja sendiri. Kalo adik-adik kamu masih sekolah ini ya? Iya, yang besar tuh kelas 6 SD, yang bungsu kelas 1 SD. Ceritakan dong, kenapa jadi bisa sampai masuk ke sini (LP)? Hah … masuk ke sini, malu saya menceritakannya. Kenapa jadi malu? Kan masuk kesini karena buruk ceritanya. Tapi aku belum tau, lagi pula tujuan mu bukan untuk menghakimi kan, kan sudah ku jelaskan dari awal tujuannya, trus udah janji mau bantu katanya … kalo nggak di ceritakan, bagaimana bisa bantu aku. Kejadiannya itu malam minggu, saya baru pulang dari rumah teman. Itu sekitar jam 10 malam. Singgah dulu di temapat permainan karambol, kana da teman disitu yang lagi main juga. Trus dipanggil teman saya itu, “mau kemana” kata teman saya … saya bilang “mau pulang”. “disini aja dulu” katanya … jadi sambil nunggu teman main, saya pasang headset dengar musik, sambil merokok, jadi yang namanya asik merokok dengerin music mata saya ni melihat ke sana kemari, nah… nggak sengaja melihat kearah orang itu. Katanya “ apa kamu, lihat-lihat” saya ini karena tidak mendengar, karena asik dengerin lagi jadi saya cuekin. Lalu ada teman di samping saya yang nyenggol badan saya “itu ada orang yang marah ke kamu” katanya … saya kaget saya lepas headset ini. Orang yang marah tadi datang, “apa kamu, lihat-lihat?” katanya, saya ini binggung jadi Cuma diam … “ nah, tidak menjawab, nantang ya?” katanya lagi. Lalu dia mau tampar saya, saya tangkis,
134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182
217
P: S: P: S:
P: S:
saya tangkap tangannya lalu saya dorong. Orang itu umur berapa kira-kira? Tidak tau, tapi yang pasti lebih tua, tinggi badannya. Kamu kenal sama orang itu? Tidak. Setelah itu, maju teman-temannya. Ada banyak temannya, ada 10 orang. Lalu di keluarkannya belati dan bilang” kamu ini anak mana?” katanya … lalu kata temannya yang lain yang kayanya pernah melihat saya sebelumnya dan menyebutkan asal dusun saya, lalu yang orang marah pertama tadi bilang “ owh orang dari dusun saya itu pengecut katanya, tidak ada orang yang berani di sana”. Sudah pusing saya, karena terpojok, saya buka jaket, saya keluarkan juga belati saya. Owh, kamu juga bawa belati? Iya, lalu udah mau tusuk menusuk, di lerai orang, di tenangkan. Lalu yang punya tempat itu keluar, “sudah, sudah” katanya, disuruhnya saya pulang. Saya bilang “ ini pak, kalo saya pulang pasti di cegatnya saja nanti” lalu masuk yang punya tempat. Ngancam lagi yang marah tadi, katanya “ kamu mau merasakan belati ini masuk badan mu ya?” Sudah kesal saya, saya buka baju, saya bilang “terserah mau tusuk di mana!”, mau di tusuknya saya di dada, tapi di lerai orang lagi. Teman saya nyuruh saya pulang, yang marah tadi senggol saya trus bilang “ kalo mau berantem kita ke dalam SMP 1, kita duel, kita lihat siapa yang mati malam ini?” katanya. Saya ini mengaalah saya minta maaf, saya bilang “ saya nggak berani bang, saya ini nggak bisa berkelahi” tapi di tepisnya tangan saya , “tidak ada maaf-maafan” katanya. Saya minta maaf lagi, karena sudah salah. Orangnya tetap nggak mau, saya minta maaf lagi sampai 3 kali. Tapi tetap orangnya nantangin. Lalu saya pulang aja sama teman naik sepeda, di sepeda itu saya masih santai, karena saya piker masalahnya sudah beres. Tapi tenyata di susul, saya di cegat di tangah jalan, mereka naik 5 sepeda motor, ada 10 orang. Saya di pepet, di suruh turun. Orang itu bilang “ jadi nggak kita berkelahi malam ini” langsung di pukulnya saya, saya lawan. Teman-temannya yang lain sudah mengeluarkan belati. Saya mundur-mundur, masuk ke selokan, kepala saya terbentuk ujung semen, jadi pusing. Jatuh di dalam selokan itu saya di pukuli, di tending, di tikan di perut. Waktu itu dalam hati saya bicara, “malam ini saya sudah pasti mati” lalu saya dengar yang jadi korban itu membuka keris dari sarungnya bunyi, karena keris kan berkelok, saya mau ditikamnya di leher, saya tangkap tangannya, saya dorong. Lalu saya bangun, berkelahi saya berdua sama korban ini. Saya tikan di dada 2 kali, orangnya kebal. Lalu teman-temannya mengeroyok saya lagi. Saya lawan. Saat itu saya ingat kata orang tua-tua dayak dulu, ada caranya kalo menghadapi orang kebal. Nah saya ingat, setelah itu saya tikam, ternyata benar, tembus belati saya sampai ke punggungnya, saya tarik belatinya, tapi terhisap sampai ketulang. Saya tendang pakai kaki, baru bisa lepas. Itu teman-temannya masih mengerokok, saya menggamuk, lalu ada yang datang dari belakang, waktu itu saya Cuma bilang dalam hati, “malam ini, kalo Tuhan tidak sayang saya, saya pasti mati, karena musuhnya banyak sekali, tapi kalo Tuhan sayang pasti saya hidup, tidak ada luka”. Lalu ada yang menerjang, saya halangi dengan tangan, karena saya pikir tidak apa-apa kalo tangan saja yang luka untuk jadi perisai. Pokoknya malamini kalo saya mati setidaknya ada juga yang mati sama-sama saya. Jatuh orangnya. Melihat temannya yang pertama tadi saya tikam menggelepar di aspal, lari teman-temannya. Sudah menghidupkan motor, bonceng bertiga, saya tangkap yg di belakang, kata saya “ mau kemana kawan?” saya tikam menyamping, jatuh lagi. Teman-temannya yang lain lari sambil meneriaki saya maling, lalu saya lari juga. Sudah tidak urus lagi yang lain, itu HP ketinggalan, sarung belati ketinggalan juga. Saya lari ke terminal. Minto tolong ojek buat antar saya. Bapak ojek tanya ‘kenapa?” saya bilang saya habis berkelahi, di kejar orang. Lalu saya minta antar ke rumah teman. Sampai d rumah teman saya gedor pintunya, teman saya si ucung buka pinta, “kenapa,kenapa?” katanya, ni liat saya bilang celana saya penuh darah, saya habis berkelahi. Di keroyok, tapi 2 orang yang saya tikam. Teman saya itu marah, dia ambil parang “ayo kita ke sana lagi katanya” “tidak usah” saya bilang, sepertinya sudah ada yang mati …,
183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231
218
P: S:
P: S:
“gimana beritanya?” kata si ucung… waktu saya cerita itu, bapaknya si ucung langsung asah parang, karena siap-siap takut akan di serang. Lalu bapaknya, mamanya, neneknya si ucung tanya juga kenapa?, saya cerita semuanya dari awal. Ternyata nggak lama setelah itu, datang polisi, banyak sekali, langsung melepas tembakan ke atas, “jangan lari” katanya… tapi saya pikir, bodoh saya kalo nggak lagi, burung aja mau bebas, masa saya mau terkurung. Saya lari kehutan belakang rumah, sudah kaya orang ke setanan, tidak tau apa-apa lagi, Cuma lari, itu di kejar polisi, “serah kan diri, sebelum kami tembak” kata polisi pake alat pengeras suara. Saya sudah tidak hiraukan, saya Cuma lari, yang saya dengar Cuma suara anjing, untungnya ada sungai, saya seberangi, hilang jejak. Anjingnya sudah tidak bisa mencium. Itu hutan seberang sungai terkenal angker, polisinya tidak berani, saya juga takut, tapi saya piker saya ini sudah kerasukan setan juga, jadi sampai membunuh orang, jadi nggak apa-apa paling di makan setan. Saya tiarap aja, nunggu suara anjing hilang, itu kira kira sudah hampir subuh, lalu saya balik lagi ke rumah teman tadi. Tau-taunya bapaknya teman saya di bawa polisi, karena orang kampung, polisi kita saya ini anak bapa itu. Jadi kata neneknya ucung, kalo saya tidak menyerahkan diri, bapa nya ucung yang di tangkap. Aaadduuhhhh saya langsung sakit kepala, karena rencana pagi itu saya mau lari. Ada punya uang 200 ribu, sama mau ke samarinda. Saya pusing sekali, saya di suruh makan, sudah nggak punya nafsu makan, Cuma 3 sendok berhenti. Saya ga bisa tidur, tru teman saya bilang, kalo saya lari saja, jangan sampai tertangkap, soal bapaknya, nggak usah d pikir, paling Cuma 3 hari akan bebas. Tapi saya tidak enak, lalu mamanya sama neneknya ucung tanya, saya ini mau lari apa tidak? Saya bilang saya mau lari. Trus mereka bilang dipikir dulu baik-baik, kalo saya tertangkap paling-paling di hukum 5 tahun, tapi kalau saya lari, saya akan dihantui rasa bersalah, selalu was was kalo liat orang pake jaket hitam, pasti akan curiga itu polisi, lagi pula saya ini anak pertama, penerus bapak saya, adik-adik saya masih kecil juga, saya juga mikir kasian bapak kalo saya lari, aahhh pokoknya binggung ka, karena selama ini saya yang bantu cari uang kalo saya lari otomatis sudah tidak bisa ketemu keluarga, tidak bisa pulang ke kampung. Menagis saya memikirkannya. Dalam hati keinginan buat lari besar sekali, tapi juga terpikir orang tua dan adik-adik. Akhirnya saya bilang ya sudah saya menyerah saja. Terserah lah nanti mau di tembak polisi saya pasrah saja. Karena malam itu kan saya lari jaadi dalam pikiran saya pasti ini polisi marah sama saya. Tapi terpikir orang tua juga saya pasrah, mau diapakan polisi saya tidak takut lagi. nah… ga lama datang pamannya teman saya, karena beritanya sudah tersebar dikira teman saya itu yang bunuh, karena kan bapaknya yang ditangkap. Pamannya tanya “gimana ini ceritanya, mau lari? Kalo iya supaya paman cari jalan buat melarikan” tapi saya bilang mau menyerah saja. Lalu sama paman itu saya di antar ke rumah, pamah cerita-cerita sama bapa saya, saya makan, mandi, ganti baju. Trus jalan keluar, itu saya lihat wajah bapak saya sedih sekali. Bapa tanya ‘mau kemana?” saya bilang saya mau menyerahkan diri … “iya bagus, kalo mau menyerah, jadi tidak akan merepotkan orang tua, kalo lari pasti nanti selalu ditanya polisi. Orang tua jadi tidak focus kerja, hidup tidak tenang”. Setelah itu bapa sama paman mengantarkan saya ke kantor polisi, “ada apa ini pak, ada mau lapor apa?” kata polisi. Trus bapak bilang “ ini saya datang menyerahkan anak saya, kasus pembunuhan yang tadi malam, tapi tolong anak saya jangan di apa-apa kan”. Trus ada teman bapa, yang penyidik di situ, dia bilang “tenang aja pa, kami tidak akan apa-apakan, kami hargai bapa mau menyerahkan anak bapa, pokoknya kalo ada apa-apa saya yang tanggungjawab”. Jadi dari yang mengeroyok kamu itu berapa orang yang meninggal? Kalo di Koran beritanya 2 orang yang mati, tapi itu Cuma satu saja, waktudi bawa temannya ke rumah sakit mati di jalan, yang kedua itu sempat di rawat di rumah sakit di banjar, itu alatnya yang turun naik (alat detak jantung) sempat rata, dikira mati, jadi menangis semua keluarganya, tapi Tuhan masih saya kira-kira, hidup lagi. Tapi cacat. Cacat gimana maksudnya? Kan itu saya menikam Cuma sedikit lagi kena jantung, jadinya dia susah bernapas, cape sedikit keluar darah dari mulut, pokoknya sudah tidak bisa hidup normal.
232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280
219 P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S:
P: S:
P: S: P: S: P: S: P: S:
P: S:
Kalo kamu, luka nggak waktu di tikam orang malam itu? Ada luka disini sedikit (sambil menunjukan bekas luka d bagian perut ) trus berdarah? Tidak juga, Cuma kulitnya aja yang tersayat, lukanya Cuma seperti disulut api rokok. Kan malam itu saya sudah berserah pasa Tuhan, kalo tuhan tidak sayang saya pasti mati, karena saya di tikam banyak orang, tapi kalau Tuhan sayang pasti saya selamat, ya seperti sekarang ini. owh, jadi yang meninggal itu orang yang pertama kamu tikam di dada ya? Iya awalnya kan tidak bisa tembus, tapi akhirnya bisa. orang itu punya ilmu kebal ya? Iya kira-kira. Trus kamu juga? Hah … iya dulu. Tapi sudah di buang. siapa dulu yang kasih ilmu kebal.? Ya teman-teman. Kan dulu saya itu punya banyak musuh, jadi saya tanya ke teman” ada yang punya obat ilmu kebal?” kata teman ada, kan neneknya teman itu orang dayak asli, jadi di minta, lalu saya pakai. Tapi sudah saya buang. Kenapa jadi di buang? Di suruh bapa, bapa bilang, barang seperti itu bawa sial. Bapa kerja tidak ada hasilnya, rejeki selalu di ambil orang. Kasian saya sama bapa. Lalu saya pergi ke tuan guru (pemuka agama islam) minta air rajah, lalu saya minum. Pahit airnya, setelah minum saya masih main hp, perut saya jadi sakit. Hal yang bai dan hal buruk perang dalam perut, perut rasanya seperti berputar-putar. Saya kesakitan sampai menagis, lalu mama saya bilang “ nah itulah sakitnya kalo yang jahat sama baik berlawanan” . saya sudah tidak tahan muntah saya, keluar 3 gumpalan darah segar, kapas, apa lagi … banyak lah. Lemas langsung saya. Pingsan. Diangkat sama orang tua ke tempat tidur. 3 hari saya tidak bisa apa-apa. Mau makan saja, tangan gemetar. Itu di buangnya, sebelum atau sesudah kejadian? Sebelum sich … lho, tapi kok kamu tetap kebal? Itu artinya Tuhan sayang, di lindungi Tuhan kan saya sudah pasrah. Owhhh… trus waktu d polres, kamu emang nggak ada di pukuli? Nggak ada sich, Cuma mau di tembak orang aja satu kali. Hah … gimana ceritanya? Sama polisi yang waktu itu ngejar saya, marah dia, kenapa waktu itu lari katanya… saya bilang, saya takut pak, karena lihat di tv polisi kejam kalo tangkap penjahat. Polisinya bilang “kalo menyerah pasti tidak di apa-apakan, syukur malam itu tidak tertangkap, kalo tertangkap kami tembak di tempat, kalo gitu rasakan timah panas saya ini dulu”, saya takut gemetar, badan panas dingin, sudah ditempelkannya pistol itu di kaki saya, tak ..tak .. 2 kali. Saya gemetar, dalam hati saya pikir ini saya pasti cacat. Jadi kan itu pistol di isinya 1 peluru, jadi 2 kali di tembaknya kosong pelurunya, syukurnya tiga kali berhenti dia. “lain kali jangan lari-lari lagi” kata polisi itu. Soalnya kata polisi itu dia kasian sama saya, karena saya sudah menyerah artinya saya berani berbuat berani bertanggungjawab, di bilangin supaya jangan lari-lari lagi katanya. itu 3 malam saya di polsek, si korban tadi matinya jadi pocong. owh ya, gimana? Kan malam itu saya mau kencing, kaget saya, dari luar jendela besi itu terbang putih, saya liat betul-betul, ujung kakinya itu melayang, ada lah itu setengah meter dari tanah. Saya tantang, saya tunjuk di muka, saya bilang “kamu ini tidak jera juga ya? Sudah mati, mau tambah mati lagi?” trus saya tinggal, itu dalam hati saya Cuma baca doa, takut saya sebenarnya … besoknya keluarga korban datang, korban yang mati tadi. Bapaknya cari saya “mana yang jagoan,
281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329
220
P: S:
P: S:
P: S:
P: S: P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S:
yang bunuh anak saya?” katanya … saya mengahadap itu Cuma tunduk aja, saya tidak enak sama orang tuanya. Bapanya bilang “ nanti setelah keluar dari sini, kita lagi dua yang berkelahi, kita lihat siapa yang mati lagi?” nah … saya bilang saya minta maaf pa! “tidak ada maaf maafan” katanya, saya bilang coba kalo bapak di posisi saya, saya di keroyok 10 orang, supaya tidak berkelahi itu saya sudah minta maaf 3 kali, tapi masih saja di tantangi, saya juga sudah pergi, ehh di kejar juga, saya ini Cuma melawan, membela diri pa. coba di pikir kalo sudah begitu dari pada saya di bunuh saya membela diri, tidak tahu juga akhirnya kalo anak bapak yang akhirnya mati. Langsung diam bapaknya, “tidak ada alasan” katanya, pokoknya nanti saya keluar dari sini 100 orang yang nunggu saya buat berkelahi katanya. lalu selanjutnya keluarga korban yang luka datang, kakanya bertiga … menyuruh saya untuk mengenali wajah mereka, karena katanya nanti saya kalo sudah keluar pasti ketemu mereka, saya bilang “saya minta maaf ka, saya tidak berani”, pokoknya ingat aja katanya, saya tidak akan selamanya di penjara katanya, pasti keluar, nanti pasti ketemu katanya. Lalu pulang. besoknya mama yang datang, mama sich sebenarnya datang setiap hari, tapi hari itu mama bilang “ nak, nanti kamu kalo setelah keluar dari sini, jangan tinggal lagi di kampung sini, tinggal di kota lain aja”, “kenapa ma?” Saya bilang (menangis). ” Ada yang bilang, hutang darah di bayar darah, hutang nyawa di banyar nyawa”, sedih saya mendengar itu, liat mama menangis. “iya ma, saya juga nanti janji setelah keluar dari sini tidak mau lagi berkelahi, cari hidup di rantau aja nanti”. Sakit hati … (masih menagis, dan mengusap air mata) ya ampun, kenapa jadi begitu? Pokoknya orang itu bilang, setelah saya bebas ini, bakalan masih ada urusannya. Pokoknya bahaya kalo malam, jadi nanti kalo bebas paling kalo siang jalan keluar runah 1 atau 2 jam, setelah itu d rumah saja, atau di tempat kerja, kalo malam tidak berani keluar. Kalo gimana gimana saya pergi jauh, tidak mau lagi di kampung, karena pasti saya mati. Saya sudah merasa susah hidup di penjara,tidak mau saya setelah itu harus mati lagi. setelah keluar apa rencananya ni de? Pokoknya cari kerja, di rantau yang pasti ada perkerjaan yang bagus, bisa kerja pake tenang, bisa makan, cukup lah buat hidup, karena orang bodoh tidak sekolah kaya saya, Cuma bisa jual tenaga. Ya… itulah harapan terakhir, cita-citanya begitu saja. berarti nanti kalo merantau, pisah dong sama orang tua? Iya, paling saya pikir pulang liat orang tua setengah tahun, atau satu tahun sekali, kalau mau tinggal diam di kampung lagi, saya lagi nanti yang bakalan jadi korban. Malah bikin beban orang tua, ini saja saya di sini, orang tua sudah merasa kehilangan, biasanya ada anak 3 orang d rumah, satu orang tidak ada, rasa kurang keluarga, apa lagi sampai saya mati. d sini kamu ikut kegiatan apa de? Paket A, ini tadi sebelum ke sini habis belajar. selain itu apa aja lagi? Cuma mengaji. Kalo suasana d dalam sini bagaimana de? Ya .. begitu lah, kan sama, sama teman teman, artinya sama-sama terhukum, jadinya sama sama mengerti, baik-baik aja. Biasanya kalo teman-teman ada yang kedatangan tamu, kan ada dapat makanan, bagi-bagi sama-sama, ganti-gantian, tidak ada yang saling pelit. Kalo berkelahi gitu pernah ga? Hah .. di dalam sini ya? iya? Pernah sekali. gimana ceritanya? Kan ada teman yang berantem, saya ikut saja membela teman. saya itu ka kalo ada teman sakit, ada masalah itu pasti tidak tahan, harus bantu, karena kan kalo berteman tidak bisa kalo mau enaknya
330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379
221
P: S: P: S:
P: S: P: S: P: S: P:
S: P:
saja, sakit-sakitnya juga harus kita bantu. Dari dulu sudah begitu. itu teman satu sel ya? Bukan, tapi yang namanya satu blok pasti ketemu, paling kalo malam setelah maghrib baru sel d kunci. Tapi kalo sel saya setelah isya baru d kunci, soalnya sel khusus. Itu apa maksudnya sel khusus? Itu di dalamnya yang napi-napi sudah mengajukan PB (pembebasan bersyarat), tapi dulu saya di pilih pak Didi, dimasukkan dalam situ, karena saya dinilai baik, rajin sholat. Katanya supaya jadi baik, tidak nakal lagi. Kan jadi bsia sholat lima waktu. owh, trus apa harapan di dalam sini? Hah .. harapan nya ya bisa dapat ilmu yang bermanfaat, ilmu agama lah, belajar sekolah sedikitsedikit. owhh jadi begitu ya cerita hidupnya, makasih ya. sebenarnya malu saya cerita ni. Lho kenapa? Kan artinya ceritanya tidak bagus. aku disni bukan untuk menghakimi lho de, jadi tidak usah merasa salah atau benar, karena Cuma Tuhan yang bisa menentukan semua itu. Ga usah rendah diri begitu ya. Setiap orang punya kesalahan, kebetulan aja kesalahan mu terlihat dan dinilai salah oleh hukum jadinya kamu masuk ke sini, tapi banyak orang termasuk aku juga, yang banyak punya salah, tapi tidak terlihat, dan mungkin saja kesalahan orang lain, kesalahan ku lebih buruk dari apa yang sudah kamu buat. Yang terpenting itu kita bisa bertobat, tidak lagi melakukan kesalahan, dan hidup lebih baik, ok! ok ka, … makasih ya udah cerita banyak, udah percaya aku jadinya kita bisa saling cerita …
380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402
222
223