Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
PANDANGAN EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Adrianus Parenden PPs STIE AMKOP Makassar Abstrak Manajemen sumberdaya manusia (SDM) merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga manusia sebagai sumber daya penting yang berkontribusi terhadap tujuan organisasi, dan pemanfaatan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa mereka digunakan secara efektif dan adil untuk kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat. Sekarang manajemen sumber daya manusia memiliki kesempatan yang unik dan tepat waktu untuk meningkatkan produktivitas. Walaupun, peningkatan produktivitas tidak berarti hanya meningkatkan output. Selain itu, evaluasi responsibles Program dan memenuhi kebutuhan khusus karyawan dengan biaya yang efisien. Ini adalah cara yang sangat efektif yang sangat penting, karena organisasi tergoda untuk memotong biaya dan meningkatkan kualitas mereka. Tanpa evaluasi, sangat sulit untuk menunjukkan bahwa pembangunan adalah alasan untuk perbaikan. Sumber Daya Manusia Pengembangan dapat mempertahankan dan mendukung produktivitas, serta isolat perusahaan kurangnya keahlian sumber daya manusia untuk pekerjaan saat ini dan masa depan. Hasilnya digunakan dalam mengevaluasi program pembangunan termasuk kepuasan peserta dengan pengembangan program pelatihan dan pengembangan, pengetahuan belajar atau keterampilan, penggunaan pengetahuan dan keterampilan pada pekerjaan, dan hasil seperti penjualan, produktivitas, atau pencegahan kecelakaan. Evaluasi juga dapat membandingkan biaya terhadap manfaat yang menerima pembangunan (return on investment). Kata Kunci: Pengembangan sumber dayamanusia, Pengembalian investasi. Abstract Human resource management (HRM) is a recognition of the importance of human labor as vital resources that contribute to the goals of the organization, and utilization of multiple functions and activities to ensure that they are used effectively and fairly for the benefit of individuals, organizations, and society. Now human resource management has a unique and timely opportunity to improve productivity. Eventhough, productivity improvement does not means only increase the output. In addition, the evaluation of program responsibles and meets the special needs of employees with efficient cost. It is a very effective manner that very important, as organizations are tempted to cut costs and improve quality in their com-pany. Without evaluation, it is very difficult to demonstrate that the development is the reason for the improvement. Human Resources Development can maintain and support productivity, as well as company isolate of lack of expertise of the human resources for the current job and future. The results are used in evaluating development programs 265
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
include participant satisfaction with the training and development program development, learning knowledge or skills, the use of knowledge and skills on the job, and the results such as sale, productivity, or the prevention of accidents. Evaluation can also compare costs against benefits that receive development (return on investment). Keywords: Human resources development, Return on investment. pengembangan) sebagai alasan untuk perbaikan.Pengembangan SDM dapat menjaga serta mendukung produktivitas, isolasi perusahaan dari kekurangan keteram pilan dengan mempersiapkan tenaga kerja untuk pekerjaan saat ini dan masa depan. Evaluasi pengembangan SDM merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung- jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi program juga merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak atau hasil yang di capai, efesiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa faktor, seperti perkembangan teori, perubahan demografis sosial dan tenaga kerja, meningkatkan pentingnya strategi manajemen, penurunan dalam perdagangan, tekanan serikat pekerja dan pengaruh ekonomi berkontribusi munculnya SDM sebagai fungsi organisasi. SDM mengakui pentingnya orang-orang dalam hubungannya ke sumberdaya keuangan dan fisik. Karena sum ber daya manusia merupakan biaya yang signifikan bagi organisasi, yang fungsi keefektifannya dapat mempengaruhi keberhasilan secara keseluruhan atau kegagalan organisasi. Memang, beberapa organisasi memiliki kegagalan karena kebijakan SDM tidak efektif. Hal ini menjadi kesempatan yang tepat bagi manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas. Namun, peningkatan produktivitas tidak berarti hanya dikhususkan untuk output, tetapi juga perlunya program evaluasi ikut bertanggung jawab dan memenuhi kebutuhan tertentu karyawan dengan cara yang hemat biaya. Hal ini penting untuk saat sekarang, organisasi berusaha untuk memotong biaya dan meningkatkan kualitas di perusahaan mereka. Tanpa evaluasi, sangat sulit untuk menunjukkan pengembangan (dalam tulisan ini maksud pengembangan adalah pelatihan dan 266
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program. Saat ini ada perkembangan dalam pengukuran dan evaluasi dalam pengembangan SDM. (Wang,G.G & Spitzer, D.R.:2012). Evaluasi dimulai dengan identifikasi yang jelas dari tujuan atau hasil yang diharapkan dari program pengembangan.Dengan berfokus pada tujuan dan hasil evaluator adalah panduan untuk alasan bahwa program pengembangan telah dikembangkan dan perubahan serta perbaikan kinerja merupakan hasil dari pengembangan pembelajaran. Evaluasi dapat melayani beberapa tujuan dalam organisasi. Namun, upaya pengembangan SDM harus berhubungan atau berkorelasi langsung dengan strategi organisasi (Burrow dan Berardinelli:2003). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kekuatan dan kelemahan program pelatihan dan pengembangan. 2. Menentukan apakah programnya sesuai dengan tujuan pembelajaran, kualitas lingkungan belajar dan apakah penerapan pengembangan yang telah dilaksanakan benar-benar terjadi dalam pekerjaan. 3. Mengetahui apakah program pengembangan ini menguntungkan atau merugikan bagi peserta. 4. Mendapatkan data pemasaran dengan bertanya pada partisipan apakah mereka akan merekomendasikan program tersebut dan bagaimana tingkat kepuasan mereka terhadap program tersebut.
5. Menentukan keuntungan finansial dan biaya program. 6. Membandingkan biaya dan keuntungan program pengembangan SDM yang berbeda untuk memilih program yang terbaik. KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kerangka Pikir Evaluasi dim ulai dengan identifikasi yang jelas dari tujuan atau hasil yang diharapkan dari pengem bangan program tersebut. Ini di harapkan bahwa program pengem bangan didasarkan pada tujuan organisasi dan upaya perbaikan. Namun, korelasi harus langsung membimbing upaya pengembangan jika hasil pengembangan dihubungkan dengan langkah-langkah organisasi. Evluasi dapat melayani beberapa tujuan dalam organisasi. Menurut Phillips (1996) Evaluasi dapat membantu untuk melakukan hal berikut: 1. Menentukan apakah program SDM mencapai tujuannya. 2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. 3. Menentukan rasio biaya-manfaat program. 4. Putuskan siapa yang harus berpartisipasi dalam program SDM masa depan. 5. Mengidentifikasi mana peserta yang paling diuntungkan atau setidaknya diuntungkan dari program. 6. Memperkuat poin utama yang harus dilakukan untuk para pesert. 7. Mengumpulkan data untuk membantu dalam pemasaran program masa depan. 8. Menentukan apakah program tersebut sesuai Pengembangan SDM bukanlah masalah sistem yang diatur melainkan 267
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
masalah pendekatan. Setelah dianalisis dari beberapa para periset salah satunya adalah Kumpikaite dan Sakalas ( 2008), merumuskan persyaratan untuk pengembangan SDM dengan membedakan 5 arah evaluasi sistem pengembangan SDM. Pendekatan organisasi untuk pengembangan SDM. Fungsi pengembangan SDM (kerja karyawan layanan pengembangan SDM (performer). Fungsi pengembangan SDM secara konsep meliputi kegiatan dan proses pengembangan SDM, meskipun yang melakukan mereka B. Hipotesis Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang akan dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Perkembangan konsep dan proses evaluasi pengembangan SDM dipengaruhi oleh berbagai pendapat ahli yang telah mengem- bangkan modelmodel, kerangka kerja serta sistem dan prosedur pengembangan SDM. Selain itu, evaluasi pengembangan SDM dituntut untuk obyektif dan transparan, sehingga standar dan kriteria dalam evaluasi pengembangan SDM sangat penting. Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi program pembelajaran. Berikut akan diuraikan beberapa model evaluasi program yang populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja dalam pelaksanaan evaluasi program.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Model Evaluasi Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang akan dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini di buat berdasarkan kepentingan seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Perkembangan konsep dan proses evaluasi pengembangan SDM dipengaruhi oleh berbagai pendapat ahli yang telah mengem- bangkan modelmodel, kerangka kerja serta sistem dan prosedur pengembangan SDM. Selain itu, evaluasi pengembangan SDM dituntut untuk obyektif dan transparan, sehingga standar dan kriteria dalam evaluasi pengembangan SDM sangat penting. Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi program pembelajaran. Berikut akan diuraikan beberapa model evaluasi program yang populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja dalam pelaksanaan evaluasi program yaitu: 1. Model Evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) Model evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield (1985) adalah sebuah pendek at an ev al uasi y ang berorientasi pada pengambil keputusan (a decision oriented evaluation approach structured) untuk memberikan bantuan kepada adm i nist rat or atau l eader pengam bi l keputusan. Stufflebeam mengemukaWebsite http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
kan bahwa hasil evaluasi akan memberikan alternatif pemecahan masalah bagi para pengambil keputusan. 2. Model Evaluasi Abruzzese’S. Model ini dikembangkan oleh Abruzzese’s pada tahun 1996, dalam bukunya “Nursing staff development; Strategies for success”. Model ini berbasis pada evaluasi proses, evaluasi konten, evaluasi hasil, evaluasi dampak dan evaluasi program keseluruhan. 3. Model Evaluasi Orientasi Costumer. Model ini dikembangkan oleh Scriven, M. Pada tahun 1967 dalam bukunya “The methodology of evaluation” dan R. Tyler dalam “Perspective of curriculum Evaluation”. Model ini melakukan evaluasi formatif dan summatif: a) Formatif, untuk membantu mengembangkan program dan untuk meningkatkan pengem bangan, b) Summatif, untuk mengukur program yang telah dibuat dan digunakan. 4. Model evaluasi Alspach’s Model ini dikembangkan oleh Alspach’s dalam bukunya “the educational process in Nursing staff Development pada tahun 1995”. Model ini mengevaluasi: a) Kepuasan peserta pada reaksi konten, metode penyampaian, instruktur, materi pengembangan dan lain- lain, b) proses pem belajaran,meskipun proses pembelajaran telah dilaksanakan namun harus dapat diukur oleh perubahan kognitif, afektif dan kebiasaan psikomotor, c) Aplikasi, merupakan implementasi hasil belajar di lingkungan kerja seperti adanya peningkatan kompetensi dalam praktik, d) Dampak, merupakan pengar uh yang diakibatkan kemudian.
5. Evaluasi Model Kirkpatrick. Kirkpatrick adalah salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang pengembangan SDM. Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model. B. Evaluasi Biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia Evaluasi biaya pengembangan membanding- kan biaya yang terjadi dan manfaat program SDM yang diterima oleh organisasi, dan dapat melibatkan dua kategori kegiatan yaitu evaluasi biaya manfaat dan evaluasi biaya evektivitas. Analisis biayamanfaat antara lain: 1. Melakukan Analisis Kebutuhan 2. Mengembangkan hasil belajar dan menganalisa transfer pengembangan yang terukur 3. Mengembangkan Tindakan Hasil 4. Pilih Strategi Evaluasi 5. Merencanakan dan Melaksanakan Evaluasi Analisis efektivitas biaya berfokus pada keuntungan finansial yang diperoleh dari pengembangan SDM, seperti peningkatan kualitas dan keuntungan, dan pengurangan limbah dan waktu proses. Biaya langsung termasuk gaji dan tunjangan bagi seluruh karyawan yang terlibat dalam pengembangan, termasuk pengembangan, instruktur, konsultan, dan karyawan yang m erancang program ; peralatan atau alat dukung untuk mengajar; dan biaya perjalanan. Biaya tidak langsung termasuk perlengkapan kantor umum, fasilitator, peralatan, dan biaya terkait (Noe:2005). Semua biaya pengembangan ini kemudian dibandingkan dengan manfaat yang diukur dengan perbaikan 268
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
dalam indikator operasional, seperti kinerja, kualitas, dan sikap pekerja. Manfaat adalah nilai bahwa perusahaan mendapat keuntungan dari program pengembangan. Pengembalian investasi (ROI) membandingkan manfaat pengembangan dengan biaya pengembangan. Biaya pengembangan bisa langsung dan tidak langsung. Biaya langsung term asuk gaji dan tunjangan bagi seluruh karyawan yang terlibat dalam pengembangan, termasuk pengembangan, instruktur, konsultan, dan karyawan yang merancang materi program dan supplies kantor; peralatan atau penyewaan kelas atau pembelian; dan biaya perjalanan. Biaya tidak langsung tidak berhubungan langsung dengan desain, pengembangan, atau pengiriman program pengembangan. Mereka termasuk perlengkapan umum kantor, fasilitas, dan biaya terkait,dan biaya perjalanan. C. Akuntabilitas Pengembangan Sumberdaya Manusia Evaluasi program yang dilakukan oleh pelaksana dan penanggungjawab program merupakan bentuk dari akuntabilitas para penyelenggara program agar dapat selalu meyakinkan bahwa tujuan program dapat dicapai dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Swanson dan Holton III (2001) menyatakan bahwa organisasi semakin menuntut pengembangan SDM yang dilaksanakan berdasarkan ukuranukuran yang efektif dan efisien sebagai akibat intervensi pengembangan SDM untuk evektifitas organisasi. Akuntabilitas pengembangan SDM dapat dinilai dari hasil pro- gram yang dinikmati oleh peserta yang menjadi tujuan program. Beberapa hal
yang mendasari diperlukan akuntabilitas pengembangan SDM antara lain: a) memperbaiki pelaksanaan program (penerapan dan hasilnya), menuntun arah kebijakan dan inisiatif-inisiatif program dimasa yang akan datang, c) meningkatkan pengetahuan, mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Sumber-sumber informasi yang digunakan untuk menguji dampak pelaksanaan pengembangan sumberdaya manusia antara lain: 1. Laporan Produktivitas, laporan produktivitas antara lain berupa pergantian produksi, laporan penjualan, penyelesaian tugas, tingkat kesalahan atau jumlah perbaikan-perbaikan. Dengan membandingkan sebelum dan sesudah pelaksanaan pengembangan SDM dapat membantu para pelaksana pengembangan SDM untuk m enent uk an adanya kaitan antara pengembangan SDM dengan peningkatan kinerja yang telah dilakukan yang berdampak pada pelaksanaan organisasi. 2. Laporan manajemen sumberdaya manusia, perolehan informasi bagi manajemen SDM menunjukkan outcomes pembelajaran yang berdampak pada tujuan organisasi. Pengembangan SDM profesional juga harus menguji hal-hal dalam pengurangan ketidakhadiran, perasaan rendah diri, pergantian karyawan, komplain dari pelanggan dan sebagainya. 3. Analisis pendanaan, pelaksanaan pengembangan SDM profesional harus melakukan analisis dana untuk trainer, materi, fasilitas, perjalanan, waktu pelatihan dan sejumlah peserta dalam membatasi 269
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
pembiayaan pengembangan bagi setiap peserta.Pemantauan kinerja organisasi adalah hal utama dan merupakan pendekatan yang menarik. Benchmarking, merupakan proses logis yang menyertakan tahap atau langkah-langkah sistematis. 4. Agar benchmarking berhasil dalam pengembangan SDM, para profesional harus dengan jelas menggambarkan ukuran capaian dan kemampuan dan harus secara obyektif menilai situasi yang sekarang dan mengidentifikasi bidang-bidang utama untuk peningkatan. Benchmarking tidak hanya membantu dalam evaluasi tetapi sebagai tindakan feedback untuk memulai kembali penilaian kebutuhan dan desain untuk masa depan pengembangan. SIMPULAN Evaluasi sumber daya manusia menyediakan informasi yang digunakan untuk menentukan efektivitas pengembangan. Kajian pengembangan dapat dilakukan dengan mengevaluasi biaya pelatihan dengan menggunakan cost-benefit atau analisis efektivitas biaya atau dengan mentransfer produktivitas SDM terlatih ke dalam moneter melalui analisis utilitas. Desain didasarkan pada analisis yang cermat dari bagaimana untuk meminimalkan ancaman terhadap validitas internal dan eksternal serta tujuan, keahlian, dan perusahaan lain dan karakteristik pengembangan. Jenis desain yang digunakan untuk evaluasi bervariasi apakah mereka mendasarkan termasuk langkah-langkah sebelum pengembangan dan hasil pasca pengembangan atau dengan cara membandingkan antara pengembangan
SDM dengan kelompok pembanding. Manfaat pengembangan SDM dapat berwujud dan tidak berwujud yang hasilnya kita dapatkan dari data keras dan lunak. Evaluasi metode finansial dalam bidang pengembangan SDM sulit diterapkan pada data yang lunak (leadership, keahlian berkomunikasi, supervisory dll) dan kedepan harus lebih banyak diberikan perhatian metode evaluasi kualitaf. Hal yang penting adalah bahwa perhitungan ROI dapat dikembangkan secara andal dan akurat untuk hampir semua jenis program sumberdaya. Untuk melakukannya, proses ROI harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, prosedur-prosedur metodologi, serta analisis logis dan praktis. DAFTAR PUSTAKA Burrow, J. & Berardinelli (2003), “Systematic performance improv ement-refining the space between learning and results”, Journal of Workplace Learning,Vol.15 (1). Chmielewski, T.L. & Phillips,J.J (2002), “Measuring Return-onInvestment in povernment: Issues and Procedures”, Personnel Management, Vol. 31 (2), DeSimone,Werner,Harris (2003), Mason Human resource development: South Western Grove, D.A. & Ostroff, C.(1991) Developing Human Resources:Program Evaluation, Washington: DC: Bureau of National Affair. Grugulis, I (2007), Skills, Training and human resource development. A Critical Text. Palgrave Macmillan. 270
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 3 No.3 Okt – Des 2016 [Jurnal Ilmiah AKSI STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9378
Han,
H. & Boulay,D.(2013), “Reflections and Fu- ture Prospect for Evaluation Human Resource Development, Organizational Behaviour and Human Resource Management, http://adh.sagepub.com/content/ 7/1/ Kirkpatrick, D. L.(1998), Evaluating Training Programs: The Four Levels. San Francisco: BerrettKoehler Publisher, Inc. Phillips, J.J (1983), Handbook of training evaluation and measurement Methods, Houston: Gulf Publishing.
Phillips, J.J.(1996) How much is the Training? Training and Development, April, p. 2024. Rogers, E.W. and Wright, P.M. (1998) Measuring organizational performance in strategic human resource management: Problems, prospects, and performance information markets, Human resource Management Review, Vol. 8 (3). Yusuf, A.E & Suwarno (2011), Pengembangan SDM, Edisi 1, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
271
Website http://journal.stieamkop.ac.id/