PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke:
Fakultas
EKONOMI DAN BISNIS Program Studi
Manajemen Akuntansi
A. Pengertian Ideologi B. Pancasila dan Ideologi Dunia. C. Pancasila dan Agama. Udjiani Hatiningrum, SH., M Si
A. Pengertian Ideologi Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa yunani eidos yang artinya bentuk. Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya.
Pengertian Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti: 1. Bidang politik, termasuk pertahanan dankeamanaan. 2. Bidang sosial 3. Bidang kebudayaan 4. Bidang keagamaan
bidang
hukum,
Ideologi ini harus disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam konsep ideologi terkandung hal-hal sebagai berikut: 1. Berisi prinsip-prinsip hidup berbangsa dan bernegara. 2. Menjadi dasar hidup berbangsa dan bernegara. 3. Memberikan arah dan tujuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Pengertian ideologi Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok seperti ideologiideologi lain di dunia. Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur budaya dan nilai religius bangsa Indonesia.
Ideologi nasional bangsa Indonesia tercermin dan terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: 1. Alinea pertama, terkandung motivasi dan dasar pembenaran perjuangan bangsa (“…kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan “).
2. Alinea kedua, mengandung cita-cita bangsa Indonesia (“…negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”). 3. Alinea ketiga, mengandung makna adanya petunjuk dan tekad mewujudkan kehidupan bangsa yang merdeka. (“atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”)
4. Alinea keempat, mengandung tujuan negara, tugas negara, penyusunan Undang-Undang Dasar 1945, bentuk susunan negara yang berkedaulatan rakyat, dan dasar-dasar Pancasila (“…Pemerintah Negara Indonesia yang dilindungi segenap bangsa Indonesia dan …serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”)
Berdasarkan sifatnya Ideologi, Pancasila bersifat terbuka yang berarti senantiasa mengantisifasi perkembangan aspirasi rakyat sebagai pendukung ideologi serta menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
B. Pancasila dan Ideologi Dunia
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dari 5 (lima) sila yang ada termuat 4 tujuan utama Pancasila sebagai Ideologi Negara, yakni: 1. Mempersatukan bangsa Indonesia di tengah latar belakang bangsa ini yang majemuk baik dalam hal suku, ras, agama, bahasa, dan budaya. Tujuan ini tersirat di dalam sila pertama dan dan sila ketiga.
2. Menciptakan nuansa hukum dan peradilan yang jujur, bijaksana serta menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadilan sosial. Tujuan ini tersirat di dalam sila ke-2 dan sila ke-5. 3. Menegaskan fungsi pemerintah sebagai perwakilan rakyat sehingga segalah kebijakan yang dibuat pemerintah harus melalui proses yang demokratis . Hal ini termuat di dalam sila yang ke-4.
4. Melandasi segala aspek kehidupan masyarakat demi menciptakan masyarakat majemuk yang harmonis dan bertoleransi tinggi. Tujuan ini dipertegas oleh sila ke-3 serta sila ke-5.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.
Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa.
Semua bangsa pasti memiliki ideologi masing-masing, seperti halnya bangsa Amerika Serikat pasti memiliki ideologi, tetapi tidak bernama. Ketika Republik Rakyat China lahir, Dr Sun Yat Sen menamakan ideologi mereka San Min Chu I. Kemudian, Ideologi Jepang bernama Tenno Koodo Seishin. Hitler mendirikan Jermania dengan ideologi Nasional Sosialisme, dan Lenin mendirikan Uni Soviet dengan ideologi Marxisme Leninisme (komunisme).
Dalam perkembangannya di dunia dapat kita temukan 6 prinsip dasar ideologi: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Paham Liberalisme Paham Konservatisme Paham Sosialisme Paham Komunisme Paham Fasisme Paham Fundalisme
Ideologi Liberalis adalah: suatu ajaran yang diyakini kebenarannya untuk mengatur tingkah laku yang menonjolkan kebebasan individu.
Di bawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme : - Kesempatan yang sama. - Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah(rakyat). - Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. - Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu. - Negara hanyalah alat. Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. - Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatism.
Penerapan paham Liberalisme di Indonesia terjadi pada era 1950-1959 saat berlakunya Undang-Undang Sementara 1950 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dengan menganut sistem kabinet parlementer.
Periode ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.
Paham Konservatisme: paham yang mendukung nilai-nilai tradisional.
Paham Konservatisme: paham yang mendukung nilai-nilai tradisional.
Ciri-ciri ajaran ideologi konservatisme : 1. Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan atau agama. 2. Agama dipandangsebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat. 3. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan negara semuanya dinaggap suci. 4. Menentang radikalisme dan skeptisisme..
Penerapan paham Konservatisme di Indonesia: Indonesia memang belum pernah mengalami masa pemerintahan dengan menggunakan paham konservatisme, namun paham konservatisme dapat kita cium juga keberadaannya di Indonesia pada beberapa partai-partai politik atau organisasi masyarakat yang ada (seperti PPP, PBB, PAN, PKS, Partai Kristen Indonesia (PARKINDO), Partai Kristen Demokrat (PKD) atau ormas seperti NU dan MuhammadiyyahI.
Paham Sosialis: paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama. Ciri-ciri paham sosialisme : 1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicitacitakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi. 2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Penerapan paham sosialisme di Indonesia: Bung Karno pun pernah menciptakan sistem sosialisme di Indonesia yaitu Marhaenisme. Marhaenisme adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum marhaen pada umumnya. Menurut Bung Karno Marhaenisme cocok untuk diterapkan di Indonesia karena merupakan jalan menuju cara perjuangan kepada hilangnya kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme yang terjadi pada saat itu. Dimana tujuan tersebut merupakan watak Pancasila.
Namun karena dalam paham sosialisme ini terdapat nilai-nilai yang merupakan dasar pemikiran komunis maka paham ini tidak cocok dikembangkan di Indonesia. Karena akan mengarahkan individual jauh dari kebebasan yang bertanggung jawab yang dapat merusak rasa persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang majemuk.
Paham Komunis: suatu ajaran yang didasarkan atas paham sama rata sama rasa dan telah diyakini kebenarannya. Ciri-ciri ideologi komunis, adalah sebagai berikut: 1. Bidang politik: politik bersifat tertutup hanya ada satu partai yang berkuasa yaitu partai komunis, rakyat hanya sebagai objek negara. 2. Bidang ekonomi: sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi etatisme. 3. Bidang sosial budaya: tidak percaya adanya Tuhan, masyarakat hanya mengenal satu kelas sosial.
Penerapan paham komunis di Indonesia: Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia.
Di Indonesia pertumbuhan komunisme terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa.
Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan orde baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka. Hal ini menandakan paham komunis sangat tidak cocok di Indonesia.
Paham Fasisme: Fasisme merupakan produk ideologi-ideologi yang ingin melawan kaidah-kaidah moralitas yang diturunkan kepada umat manusia melalui agama, dan menggantikannya dengan budaya pagan yang rasis, haus darah dan kejam. Penerapan paham fasisme di Indonesia: Pada bulan Agustus 1933 di Bandung, Dr Notonindito mendirikan Partai Fascist Indonesia (PFI). Partai ini mengusung fasisme demi romantisme sejarah kejayaan budaya dimasa lampau, fasis Eropa dan Indo yang bisa jadi dilatar belakangi oleh kepentingan ekonomi.
Pada era kepemimpinan Soeharto mengadopsi paham fasisme, hal ini dapat dilihat dari maraknya penculikan dan pembunuhan para aktivis yang berusaha melawan rezim Soeharto kala itu.
Hal ini terkait bahwa ideologi merupakan makna yang tidak terdapat dalam teks dan tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari.
Paham Fundalisme/Fundamentalisme : Menurut kamus besar bahasa Indonesia, fundalisme adalah paham yang cenderung memperjuangkan sesuatu secara radikal.
Secara definitif istilah fundamentalisme tidak ada bedanya antara fundamentalisme dalam agama maupun dalam politik.
Ciri-ciri paham fundalisme : 1. Menolak perubahan. 2. Intoleransi 3. Tertutup. 4. Kekauan Madzhab. 5. Keras. 6. Tunduk kepada tradisi. 7. Menentang pertumbuhan dan perkembangan.
Penerapan paham fundalisme di Indonesia: Indonesia memang tidak pernah menerapkan paham fundalisme, namun sekarang ini paham ini tumbuh subur di Indonesia dan menjadi dilema tersendiri bagi Indonesia. Paham fundalisme yang berkembang di Indonesia lebih mengarah kepada fundalisme Islam.
Paham fundalisme ini sudah jelas tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia karena sejatinya dari pertama terbentuk Indonesia bukanlah negara agama dan Indonesia pun memiliki 6 agama resmi yang telah berkembang. Karena dengan penerapan fundalisme tersebut Indonesia malah akan terlibat konflik besar sesama warga negaranya yang bibitnya sudah dapat kita rasakan sekarang ini.
C. Pancasila dan Agama
Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, maka Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”.
DAFTAR PUSTAKA 1. Asshiddiqie, Jimmly. “Ideologi, Pancasila dan Konstitusi”. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Tahun: 2003. 2. Azra, Azyumardi. “Multukulturalisme, Demokrasi, dan Pancasila”. Forum Komunikasi Kemenko HukHam, Jakarta 20 Oktober 2010. 3. Bambang Rahardjo, Syamsuhadi. 1995. Garuda Emas Pancasila Sakti. Jakarta : Yapeta Pusat. 4. Eccleshall, Robert et al. 2003. Political Ideologies: An Introduction. Ed ke 3. New York: Routledge.
DAFTAR PUSTAKA 5. Feith, Herbert dan Castle, Lance. 1996. Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965. Jakarta: LP3ES. 6. Kaelan, Pancasila, (Yogyakarta: Liberty, 1987) 7. Kompas, Merajut Nusantara: Rindu Pancasila, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Oktober 2010. 8. Moeldoko. Peranan Pancasila dalam Membangun Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional. (disajikan dalam TANNASDA Angkatan ke-IV tahun 2011).
DAFTAR PUSTAKA 9. Pancasila Hadapi Tantangan Makin Berat. Koran Suara Merdeka, terbit 2 Juni 2011. 10. Re-So-Pim (Revolusi – Sosialisme Indonesia – Pimpinan Nasional), amanat Presiden RI pada hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1961. 11. Soerjanto Poespowardojo, Filsafat Pancasila, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994). 12. Usman, Wan dkk. 2003. Daya Tahan Bangsa. Jakarta: Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA 13.http://amaliadea.wordpress.com/2010/11/07/panca sila-sebagai-ideologi-terbuka 14.http://metro.kompasiana.com/2011/08/03/keterbuk aan-ideologi-pancasila-385183.html# 15. http://www.pusakaindonesia.org/pancasia-di-antaraideologi-besar-dunia/ 16.http://rijkiramdani.blogspot.com/2013/08/macammacam-ideologi-di-dunia-dan.html
Terima Kasih Udjiani Hatiningrum, SH., M Si