BAB 5 – PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke:
Mengapa mempelajari? Agar memahami Pancasila sebagai ideologi negara yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Fakultas
Rina Kurniawati, SHI, MH Program Studi
www.mercubuana.ac.id
Ideologi Terbentuk dari kata idea dan logos. Idea berasal dari bahasa Yunani, ideos yang artinya bentuk atau idein yang berarti melihat. Kata idea berarti gagasan, ide, cita-cita atau konsep. Sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, secara harfiah ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science if ideas).
Dengan ideologi, suatu bangsa akan : 1) Mampu memandang persoalan - persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan - persoalan yang dihadapi sehingga tidak terombang ambing dalam menghadapi persoalan - persoalan besar, baik yang berasal dari dalam masyarakat sendiri maupun dari luar 2) Memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah - masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya; 3) Mempunyai pedoman bagaimana bangsa itu membangun dirinya.
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka karena: (1) Nilai-nilai Pancasila bersumber dari bangsa Indonesia sendiri. (2) Nilai-nilai dari Pancasila tidak bersifat operasional dan langsung dapat diterapkan dalam kehidupan.
3 dimensi ideologi 1) Dimensi Realitas Nilai - nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di dalam masyarakat Indonesia. 2) Dimensi Idealitas Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai yang dicita-citakan dan ingin diwujudkan. 3) Dimensi Fleksibilitas Nilai dasar Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Ideologi Pancasila :
1) Nilai Dasar, yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak. Semangat kekeluargaan kita sebut nilai dasar. 2) Nilai Instrumental, yaitu pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum. 3) Nilai Praksis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Konsep dan Teori Pancasila • Pancasila dijadikan ideologi dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. • Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI). • Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. • Isi sila-sila Pancasila pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan.
Susunan Isi Arti Pancasila Meliputi 3 Hal : • Umum universal, yaitu merupakan inti sari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praktis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit. • Umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. • Khusus dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila dalam realisasi praktis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat khusus konkrit serta dinamis
Pengamalan Pancasila : 1) Pengamalan secara obyektif Pengamalan secara obyektif adalah dengan melaksanakan dan menaati peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang berlandaskan Pancasila. 2) Pengamalan secara subyektif Pengamalan secara subyektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Lain : 1) Politik Hukum • Pancasila > Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu dan masyarakat. • Sosialisme > Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan, Masyarakat sama dengan negara. • Komunisme > Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum untuk melanggengkan komunis. • Liberalisme > Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam politik mementingkan individu.
•
2) Ekonomi • Pancasila > Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang merugikan rakyat. • Sosialisme > Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme. • Komunisme > Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi Negara, Monopoli Negara. • Liberalisme > Peran negara kecil, Swasta mendominasi, Kapitalisme, Monopolisme, Persaingan bebas. •
3) Agama • • • •
Pancasila > Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sosialisme > Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan, Diutamakan kebersamaan. Komunisme > Agama harus dijauhkan dari masyarakat, Atheis. Liberalisme > Agama urusan pribadi, Bebas beragama ( memilih agama/atheis ).
4) Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat • • • •
Pancasila > Individu diakui keberadaannya, Hubungan individu dan masyarakat dilandasi 3S (selaras, serasi, dan seimbang). Sosialisme > Masyarakat lebih penting daripada individu. Komunisme > Individu tidak penting - Masyarakat tidak penting, Kolektivitas yang dibentuk negara lebih penting. Liberalisme > Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat diabdikan bagi individu.
5) Ciri Khas • • • •
Pancasila > Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama. Sosialisme > Kebersamaan, Akomodasi. Komunisme > Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM. Liberalisme > Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hukum, Menolak dogmatis.
Terima Kasih FRANSISCA KADARISMAN, SH