PANDUAN STUDY EXCURSIE: “DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA: PENERAPAN KEHIDUPAN MULTIKULTURAL, DAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR” A. Latar Belakang Masalah
Huntington mengatakan bahwa pada era pasca perang dingin identitas-identitas budaya dan kebudayaan mampu membentuk pola kohesif atau perekat yang mengakomodasi adanya pluralitas masyarakat dalam membangun integrasi atau kebersamaan (togetherness) atau juga sebaliknya menyebabkan disintegrasi. Oleh sebab itu apabila tidak ada kesadaran untuk mengembangkan aspek kohesif tersebut negara nasional yang plural di bidang etnis dan budaya akan menghadapi kekuatan destruktif (Huntington, 2000: 5). Sementara menurut Putnam nilai perekat yang fungsional dalam membangun kebersamaan masyarakat ditunjukkan pada adanya pola-pola interaksi yang membantu masyarakat dan negara dapat memahami satu sama lain. Yaitu kondisi masyarakat sebagai social capital yang seharusnya terbangun bersamaan dengan pembangunan fisical capital dan human capital. Putnam mendefinisakan social capital sebagai institusi sosial yang melibatkan jaringan nilai, norma-norma dan kepercayaan sosial yang mendorong pada sebuah kerjasama sosial antara negara dan warganegara yang saling menguntungkan untuk kepentingan bersama dan bermuara pada kemampuan untuk membentuk sistem pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, responsif, akomodatif terhadap aspirasi rakyat sebagai prasyarat terbentuknya civil society. Suatu sistem politik yang mengalami perkembangan negatif atau defisit social capitalnya rentan terhadap krisis (Putnam, 1995). Artinya sistem politik yang surplus Social capital akan terintegrasi secara kokoh. Menurut Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
1
Fukuyama, Social capital dapat ditumbuhkan (cultivated) dan social capital mempunyai fungsi positif terhadap kehidupan ekonomi dan politik suatu negara (Fukuyama: 1999, 1) karena social capital mampu menciptakan collective afficiency.1 Krisis yang kita derita bukan hanya krisis politik dan ekonomi namun juga kebudayaan yang sangat terkait dengan soft power bangsa Indonesia. Salah satu akibat krisis adalah perkembangan ―penyakit‖ ganas yang telah hidup di tubuh bangsa Indonesia yaitu KKN, arogansi sektoral, golonganisme, materialisme, individualisme dan bahkan hedonisme yang mengakibatkan hilangnya saling percaya dan rasa empati atau tepa selira tidak hanya di antara birokrasi tetapi juga sudah menjalar di seluruh lapisan masyarakat dan mempengaruhi motivasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga dapat menghambat dalam mengamankan ideologi Pancasila (Sindhunata, 1999; Abdul Gani, 2000). Akibatnya berkembang eksklusivisme dan saling tidak percaya antar individu (individualisme), antar bidang kehidupan (sektoral), antar kelompok dan golongan yang terkenal dengan masalah SARA (sektarianisme) sebagai penyebab utama dari krisis. Padahal menurut Institute of Future Studies for Development di Bangkok saling percaya adalah kunci untuk menyelesaikan krisis. Sementara itu empati adalah jaringan rasa sebagai basis kebudayaan yang memungkinkan terbangunnya kerukunan dan dialog sosial di setiap masyarakat. Dengan saling percaya dan membangun empati masyarakat akan dapat saling tolong menolong dan bekerja sama. Jadi krisis yang terjadi pada bangsa Indonesia juga dapat disebut krisis kepercayaan dan empati (Asia Week, December 1998). Diantara resep untuk keluar dari krisis kepercayan dan menemukan rasa empati di antara masyarakat adalah 1 Kacung Marijan, ―Pancasila dan Negara Bangsa yang Berubah‖, Kongres Pancasila ke 2, 31 Mei – 1 Juni 2010, Unud, Denpasar, Bali, p. 9.
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
2
membangun keterbukaan (openess) satu sama lain dengan mengadakan forum dialog atau kosultasi. Dengan keterbukaan atau saling terbuka melalui dialog yang akrab akan terjadi proses saling memberi input berupa segala sesuatu yang perlu dipikirkan tentang nilai-nilai dengan menyerap dan mensarikan segala pemikiran atau gagasan (yang relevan) beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dari sana diharapkan dapat memberi kontribusi model pada pembangunan masyarakat dengan metoda dialektik, eklektik dan sinkretik untuk menemukan konsep-konsep yang fungsional. Apabila kebersamaan adalah social capital maka pembangunan bangsa ke depan menuntut social capital dengan mengoperasionalkan nilai-nilai ideologi Pancasila sebagai perekat agar kekuatan nasional bangsa Indonesia siap menghadapi globalisasi. Yaitu mempelajari dan mengembangkan lebih operasional nilai-nilai Pancasila dengan paradigma baru yang demokratik. Karena dari sudut pandangan studi ideologi, sistem nilai suatu masyarakat dianggap sebagai ciri yang paling penting masyarakat tersebut. Dalam beberapa hal sistem niali adalah ideologi dan untuk dapat memahami ideologi, khususnya sistem nilainya, kita harus memahami dasar teoritis dan filosofinya. Dengan begitu, banyak analisis ideologi perlu di diberikan dalam suatu uraian bentuk pertanyaan yang biasanya dianggap sebagai falsafah politik. Karena secara bebas, tujuan-tujuan filosofis politik adalah pemahaman nilai-nilai politik dan norma-norma politik dari suatu negara. Ideologi politik merupakan suatu sistem nilai atau kepercayaan yang diterima sebagai sesuatu yang benar oleh warganegara (Sargent, 1986: 14). Semangat kebersamaan perjuangan mempertahankan kemerdekaan para founding father tahun 1945 yang melahirkan ideologi Pancasila, maka dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada era globalisasi sekarang ini usaha membangun kebersamaan sebagai sokoguru jatidiri bangsa harus juga dengan 3 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
strategi yang sama yaitu menggalang dukungan masyarakat secara partisipatif (bukan mibilisasi). Semangat kebersamaan tersebut sangat bersesuaian (appropriate) dengan konsep yang sudah dikonstruksikan yaitu mengembangkan nilai-nilai kekeluargaan gotong-royong sebagai konsep asli Indonesia yang dirumuskan para founding father. Untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik (good government) salah satu tugas pemerintah adalah mampu mewujudkan bangunan atau konstruksi masyarakat gotongroyong. Yaitu sistem yang mampu mengendalikan dinamika kelompok warganegara yang mengandung potensi konflik baik terbuka maupun tertutup dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar social capital baru dengan nilai-nilai kerukunan dan saling percaya dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara yang sejati (Aminah, 2002). UNESCO, menggariskan pentingnya tiga unsur dalam proses pendidikan, yaitu belajar untuk tahu (learn to know), belajar untuk berbuat (learn to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learn to be her/himself), belajar untuk hidup bersama (learn to live together) (Quisumbing dan de Leo, 2005; Sahid, 2000; Sujana, 2010:220). Learn to know dapat dilakukan secara optimal pembelajaran di kelas. Sedangkan learn to do dan learn to leave together akan terasakan maksimal apabila pembelajaran dilaksanakan di luar kelas. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terdapat sejumlah realitas perbedaan. Dalam pembelajaran di masyarakat kita, tidaklah cukup hanya diberikan penjelasan tentang perbedaan, melainkan juga bagaimana mereka memperoleh pengalaman riil tentang situasi perbedaan tersebut untuk membangun kebersamaan (togetherness). Itulah sebabnya, proses penyadaran atas kesadaran kebhinnekaan tidak cukup hanya dilakukan dengan pendekatan kognitif dalam ruang-ruang kelas. Belajar tidak boleh dipersempit hanya berada dalam ruang kelas, tapi juga belajar di 4 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
luar kelas (outbound, study excursie) dengan melihat dan memahami realitas keberagaman dan kebhinnekaan tersebut— learning, not only in the class, but also in sociery (Paulo Preire) secara langsung di masyarakat. Proses belajar bukanlah sekedar kemampuan untuk mencerdaskan akal budi, melainkan juga bagaimana membangkitkan kecerdasan rasa dan spiritual bagi para peserta pembelajaran. Dalam rangka inilah maka proses pembelajaran pada Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang antara lain dikelola dalam Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) di Universitas Airlangga juga dilakukan dengan Study Excursie—kuliah di lapangan—tentang Penerapan kehidupan bhinneka (multikultural) di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. B. Tujuan Kegiatan
1. Memberikan pengalaman nyata tentang kehidupan bermasyarakat yang multikultural di lokasi kegiatan; 2. Membangun kesadaran solidaritas sosial terbuka yang Bhinneka Tunggal Ika; 3. Mengembangkan karakter masyarakat yang ―excellence‖ dan bermoral mulia, terbuka, dan toleran.
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
5
C. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu, tempat dan penjadwalan sebagai berikut: Hari/tanggal : Jumat-Sabtu, 18 dan 19 Oktober 2013 Tempat : 1. Kantor Bupati Pasuruan 2. Pendopo Agung Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 3. Desa ‖Pancasila‖ Tosari Kecamatan Tosari Kawasan Bromo Kabupaten Pasuruan Waktu : Jam 07.30-17.00 D. Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, birokrat, dan tokoh masyarakat dengan jumlah peserta 425 orang. E. Narasumber
Kegiatan ini menghadirkan narasumber antara lain: 1. Prof. Dr. H. Syahrani, Apt., MS. (Warek I Universitas Airlangga), 2. H. Irsyad Yusuf (Bupati Pasuruan), 3. Guntur Bisowarno, S.S., Apt. (Budayawan, Tinggal di Pasuruan), 4. Tokoh Masyarakat/Agama di Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan.
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
6
F. Susunan Panitia
Kegiatan ini diselenggarakan dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut: Ketua : Drs. H. Mohammad Adib, M.A. (FISIP) Anggota : 1. Listiyono Santoso, S.S., M.Hum. (FIB) 2. Drs. Ajar Triharso, M.S. (FISIP) 3. Drs. RM. Qudsi Fauzi, MM. (FEB) 4. Dr. R. Azizah, SH. (FKM) 5. dr.R. Moh Teguh Wahyudi, M.Kes. (FK) 6. Widio Rahardjo, S.H., M.Kn. (FEB) 7. Edy Jularso, drg., M.S. (FKG) 8. Dr. Anwar Ma'ruf (FKH) 9. Drs. H. Saikhu Akhmad Husen, M.Kes. (FST) 10. Ikhsan Mujahidul A, S.S. (FIB) 11. Drs. E.M. Agus Subekti, MKes. (FPsi) 12. Sunan Fanani, S.Ag. M.Pd.I. (Agama Islam) 13. Drs. Agus Sugiyarto (Agama Kristen) 14. Drs. I Ketut Arta (Agama Hindu) 16. Moses Pandin, M.Si. (Agama Katolik) G. Anggaran Dana
Anggaran dana kegiatan ini disampaikan secara tersendiri (Lampiran). H. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini dibuat dan hal-hal yang belum tercantumkan dalam laporan ini akan dilengkapi kemudian apabila diperlukan. Surabaya, 4 Oktober 2012 Ketua Panitia, Drs. H. Mohammad Adib, MA. NIP. 196011281988121001 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
7
Lampiran 1. JADWAL KEGIATAN
Jumat, 18 Oktober 2013 WAKTU
ACARA
(WIB) 06.00-07.30 07.30-08.00
Re-Registrasi/Persiapan di Kampus C Unair Upacara Pelepasan/Pemberangkatan Oleh Rektor 08.00-10.00 Perjalanan ke Lokasi I 10.00-12.00 Di Lokasi I Studium Generale dan Dialog I Di Kantor Bupati Pasuruan Narasumber: 1. H. Irsyad Yusuf (Bupati Pasuruan) 2. Prof. Dr. H. Syahrani, Apt., MS. (Warek I Universitas Airlangga). 12.00-13.00 ISHOMA (Perjalanan ke Lokasi II) 13.00-17.00 Di Lokasi II Studium Generale dan Dialog II Tempat: ‖Pendopo Agung‖ Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Tema : ‖Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya: Penerapan Kehidupan Multikultural, Kebhinnekaan, dan Solidaritas Sosial Terbuka‖ Narasumber: 1. Tokoh Agama Islam; 2. Tokoh Agama Hindu; 3. Tokoh Agama Kristen; 4. Moderator: Drs. I Ketut Arta (Agama Hindu) Notulen: 17.00-19.00 ISHOMA 19.00-23.00 Studi Lapangan (di Rumah tempat tinggal) dan Penyusunan Draft Laporan 23.00ISTIRAHAT /TIDUR 8 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Sabtu, 19 Oktober 2013 05.00-07.30 Olah Raga/Senam dan Role Play 07.30-08.30 Makan Pagi 08.30-11.00 Di Lokasi III Studium Generale III: Observasi Tempat: Balai Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Tema: ‖Hari Raya Karo: Kerukunan Antar Ummat Beragama‖ Koordinator Lap.: Drs. RM. Qudsi Fauzi, MM. Moderator: Notulen: 11.00-15.00 Berwisata Religi: Tari Sodoran di Desa ―Pancasila‖ Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 15.00-17.00 Perjalanan Kembali ke Kampus UNAIR Surabaya
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
9
Lampiran 2. TATA TERTIB 1. Peserta harus hadir di tempat kegiatan maksimal 15 menit sebelum acara dimulai; 2. Peserta harus mengikuti kegiatan dari pertama sampai dengan akhir kegiatan; 3. Peserta mahasiswa harus mengenakan T-shirt (dan atau Jaket almamater) dalam kegiatan lapangan; 4. Peserta wajib patuh pada tata tertib yang ditetapkan panitia; 5. Peserta dilarang membawa dan menggunakan NAPSA & MIRAS; 6. Peserta wajib menjaga barang bawaan pribadi (Panitia tidak bertanggung jawab atas kerusakan / kehilangan). 7. Pelanggaran kepada tata tertib diatas, akan dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya; PERALATAN YANG WAJIB DIBAWA PESERTA : 1. Jas/Jaket Almamater 2. Peralatan Ibadah (Sholat) 3. Obat – obatan pribadi (bagi penderita penyakit khusus) 4. Sandal (bukan sandal jepit) 5. Alat Tulis 6. Pakaian Olah Raga 7. Sepatu KETENTUAN – KETENTUAN DALAM STUDIUM GENERALE : 1. HP harus keadaan silent (bunyi dimatikan) 2. Tidak boleh tidur 3. Diharapkan aktif, yang berkaitan dengan penilaian/point 4. Mengikuti kegiatan dengan tertib dan tidak mengganggu selama acara berlangsung. Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
10
TUGAS DOSEN PENDAMPING 1. Mengkoordinasikan kegiatan dengan Panitia, 2. Memberikan arahan/bimbingan kepada peserta mahasiswa, 3. Memberikan keteladanan dalam penerapan ―Excellence with Morality‖, dan 4. Mengorganisasikan Umpan Balik (Monev) sampai menyerahkan kembali kepada Panitia. TUGAS MAHASISWA 1. Melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan dalam kelompok yang beranggotakan 5 (lima) orang; 2. Aktif mengikuti pembelajaran di lapangan 3. Menyusun Laporan lengkap dalam bentuk narasi dan menyerahkan ke Dosen PPKn dan atau Agama masingmasing dan fotocopy ke Direktorat Kemahaswaan Unair (hard copy & soft
[email protected],
[email protected], dan
[email protected]) paling akhir 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan Study Excursie (Jumat, 1 Nopember 2013 jam 15.00).
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
11
Lampiran 3. DEKLARASI KERUKUNAN HIDUP MAHASISWA INDONESIA BERBASIS BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KESADARAN KEMAJEMUKAN ------------------------------------------------KAMI MAHASISWA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN DAN MENDEKLARASIKAN KOMITMEN BAHWA: 1. KAMI SENANTIASA MEYAKINI EKSISTENSI TUHAN YME, DAN YANG MENJADI SUMBER KEKUATAN KEHIDUPAN MANUSIA DAN MAHASISWA DALAM MENGUASAI IPTEKS DAN PERADABAN, 2. BERTEKAD UNTUK MENGEMBANGKAN KESEIMBANGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SPIRITUAL DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN TINGGI SERTA DALAM HIDUP DI MASYARAKAT YANG MAJEMUK. 3. BERJANJI MEMBERI TELADAN KEHIDUPAN YANG RUKUN DAN HARMONIS DALAM KAMPUS PERGURUAN TINGGI YANG MAJEMUK DALAM RAS, SUKU, AGAMA, ADAT ISTIADAT, CARA HIDUP, DAN KEPENTINGAN,
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
12
4. BERTEKAD BERSAMA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER UTUH: JUJUR, CERDAS, TANGGUH, DAN PEDULI DALAM KEHIDUPAN KAMPUS PERGURUAN TINGGI, 5. BERTEKAD UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN DEMOKRATIS YANG BERKEADABAN, DENGAN MENJAUHKAN SEGALA BENTUK TINDAKAN KEKERASAN, RASIAL, DAN DISKRIMINASI DALAM KAMPUS PERGURUAN TINGGI. 6. BERJANJI UNTUK BERKOMITMEN TINGGI UNTUK MENCITAI, MEMBELA DAN MENEGAKKAN KEBENARAN, KEBAIKAN, KEJUJURAN, DAN KEADILAN SOSIAL, SERTA NILAI-NILAI KEMANUSIAAN; SERTA 7. BERJANJI UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN MORALITAS INTELEKTUAL, YANG TERBUKA, SOPAN SANTUN, RAMAH-TAMAH, SERTA MENGHARGAI IPTEKS SEBAGAI SUMBER PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN BANGSA INDONESIA.
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
13
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
14
Lampiran 4. DAFTAR PESERTA STUDY EXCURSIE UNAIR TAHUN 2013 contoh KELOMPOK 1 No.
1 2 3 4 5
N A M A/ N I M DEP/PRODI PUNDI TRIARDI S ANT ARQOMA NURVEDA CARREZA IK FITRA FAJRIANSYAH IP MEIKA LOWREN SIAGIAN SOS WEMPY GATOT S MIPA KELOMPOK 2
NO HP/ALAMAT EMAIL
O85645196949 O85230222395 O85645911214
6 7 8 9 10 KELOMPOK 3 11 12 13 14 15 KELOMPOK 4 16 17 18 19 20 KELOMPOK 5 21 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
15
22 23 24 25 KELOMPOK 6 26 27 28 29 30 KELOMPOK 7 31 32 33 34 35 KELOMPOK 8 36 37 38 39 40 KELOMPOK 9 41 42 43 44 45 KELOMPOK 10 46 47 48 49 50 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
16
KELOMPOK 11 51 52 53 54 55 KELOMPOK 12 56 57 58 59 60 KELOMPOK 13 61 62 63 64 65 KELOMPOK 14 66 67 68 69 70 KELOMPOK 15 71 72 73 74 75
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
17
KELOMPOK 16 76 77 78 79 80 KELOMPOK 17 81 82 83 84 85 KELOMPOK 18 86 87 88 89 90 KELOMPOK 19 91 92 93 94 95 KELOMPOK 20 96 97 98 99 100
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
18
KELOMPOK 21 101 102 103 104 105 KELOMPOK 22 106 107 108 109 110 KELOMPOK 23 111 112 113 114 115 KELOMPOK 24 116 117 118 119 120 KELOMPOK 25 121 122 123 124 125
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
19
KELOMPOK 26 126 127 128 129 130 KELOMPOK 27 131 132 133 134 135 KELOMPOK 28 136 137 138 139 140 KELOMPOK 29 141 142 143 144 KELOMPOK 30 145 146 147 148 149 150
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
20
KELOMPOK 31 151 152 153 154 155 KELOMPOK 32 156 157 158 159 160 KELOMPOK 33 161 162 163 164 165 KELOMPOK 34 166 167 168 169 170 KELOMPOK 35 171 172 173 174 175
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
21
KELOMPOK 36 176 177 178 179 180 KELOMPOK 37 181 182 183 184 185 KELOMPOK 38 186 187 188 189 190 KELOMPOK 39 191 192 193 194 195 KELOMPOK 40 196 197 198 199 200
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
22
KELOMPOK 41 201 202 203 204 205 KELOMPOK 41 206 207 208 209 210 KELOMPOK 41 211 212 213 214 215 KELOMPOK 41 216 217 218 219 220 KELOMPOK 42 221 222 223 224 225
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
23
KELOMPOK 43 226 227 228 229 230 KELOMPOK 44 231 232 233 234 235 KELOMPOK 45 236 237 238 239 240 KELOMPOK 46 241 242 243 244 245 KELOMPOK 47 246 247 248 249 250
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
24
KELOMPOK 48 251 252 253 254 255 KELOMPOK 49 256 257 258 259 260 KELOMPOK 50 261 262 263 264 265 KELOMPOK 51 266 267 268 269 270 KELOMPOK 52 271 272 273 274 275
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
25
KELOMPOK 53 276 277 278 279 280 KELOMPOK 54 281 282 283 284 285 KELOMPOK 55 286 287 288 289 290 KELOMPOK 56 291 292 293 294 295 KELOMPOK 57 296 297 298 299 300 KELOMPOK 58 301 302 303 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
26
304 305 KELOMPOK 49 306 307 308 309 310 KELOMPOK 50 311 312 313 314 315 KELOMPOK 51 316 317 318 319 320 KELOMPOK 52 321 322 323 324 325
KELOMPOK 53 326 327 328 329 330 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
27
KELOMPOK 54 331 332 333 334 335 KELOMPOK 55 336 337 338 339 340 KELOMPOK 56 341 342 343 344 345 KELOMPOK 57 346 347 348 349 350
KELOMPOK 58 351 352 353 354 355 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
28
KELOMPOK 59 356 357 358 359 360 KELOMPOK 60 361 362 363 364 365 KELOMPOK 61 366 367 368 369 370 KELOMPOK 62 371 372 373 374 375 KELOMPOK 63 376 377 378 379 380
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
29
KELOMPOK 64 381 382 383 384 385 KELOMPOK 65 386 387 388 389 390 KELOMPOK 66 391 392 393 394 395 KELOMPOK 67 396 397 398 399 400
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
30
Lampiran 5. PROFIL TEMPAT YANG DIKUNJUNGI: DESA TOSARI DAN TARI SODORAN 1. Desa “Pancasila” Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Asal-usul Desa Tosari dak bisa lepas dari sejarah/legenda Tengger, karena memang pada dasarnya Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan berada di daerah Pegunungan Tengger. Pada zaman dahulu ada sebuah hutan yang ada di Daerah Tengger, hutan tersebut sangat lebat, kemudian ada di salah seorang (Maaf namanya sudah tidak diketahui lagi) yang ingin membuka atau membabat hutan tersebut dengan tujuan untuk ditanami dan dijadikan kebun kopi (pada zaman sesudah V.O.C). Kemudian penduduk daerah setempat mengetahui ada sebuah mata air (sungai) yang sangat jernih, yang tentunya sungai tersebut sangat berguna bagi penduduk di sekitarnya untuk pertanian. Pada perkembangannya, tempat itu oleh penduduk disebut dengan istilah TOYOKOYO yang artinya air yang dapat menghasilkan kekayaan, karena nama tersebut dirasa kurang sesuai kemudian dirubah menjadi TOYOSARI yang maksudnya: Air yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Kemudian nama TOYOSARI diubah menjadi Tosari, nama desa di Kecamatan Tosasi Kabupaten Pasuruan itu. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan penduduk, Desa Tosari yang semula dihuni oleh beberapa orang, semakain hari semakin bertambah penghuninya. Terbentuklah suatu kemunitas/masyarakat, sehingga muncul ide bahwa dengan semakin banyaknya masyarakat perlu adanya pemimpin (Kepolo) atau pengurus (Pemerintahan) yang dapat mengatur dan mengendalikan masyarakat tersebut agar dapat mencapai kehidupan yang layak dan aman.
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
31
2. Tari Sodoran Pada Upacara Karo ABSTRAK Agustin, Nuria. 2011. Tari Sodoran Pada Upacara Karo Sebagai Materi Apresiasi Daerah Setempat Bagi Siswa SMP PGRI Di Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo. Skripsi, Jurusan Seni Dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Hj. Purwatiningsih M. Pd, (II) Tri Wahyuningtyas, S. Pd, M.Si. Kata kunci: tari sodoran, upacara karo, apresiasi daerah setempat, SMP Tari Sodoran merupakan simbol dari Tari Sangkan Paraning Dumadi (Asal mula terjadinya alam semesta dengan segala isinya). Tari Sodoran merupakan pelengkap pada Upacara Karo yang merupakan hari raya masyarakat Tengger dilaksanakan pada bulan kedua dalam kalender Tengger. Upacara ini dimaksudkan untuk memperingati dan mengenang kehidupan masyarakat pada masa Satya Yoga (setia atau jujur). Pada tahun ini Upacara Karo dilaksanakan di Desa Ngadisari setelah beberapa tahun sebelumnya dilaksanakan di Desa Wonotoro dan Desa Jetak. SMP PGRI Ngadisari Kabupaten Probolinggo adalah satu-satunya SMP yang berada di Desa Ngadisari yang mempelajari Tari Sodoran sebagai materi apresiasi daerah setempat, sehingga sekolah tersebut dipilih sebagai subyek penelitian. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bentuk pertunjukan Tari Sodoran pada Upacara Karo Masyarakat Tengger Ngadisari Kabupaten Probolinggo, dan (2) mengetahui cara guru SMP PGRI Ngadisari melakukan kegiatan apresiasi Tari Sodoran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
32
wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan dokumentasi. Analisis yang digunakan reduksi data, display data dan kesimpulan/verifikasi. Untuk pengecekan keabsahan temuan menggunakan trianggulasi yang terdiri dari trianggulasi metode dan trianggulasi sumber. Hasil penelitian mencakup dua hal yang mendasar yaitu: (1) Bentuk Pertunjukan Tari Sodoran Pada Upacara Karo Masyarakat Tengger Ngadisari Kabupaten Probolinggo yang terdiri dari: a) Persiapan Pertunjukan, b) Struktur Penyajian Pertunjukan Tari Sodoran Pada Upacara Karo yang meliputi: pembukaan, nyarag besat, jogedan mengambil sodor, dan beksane ratu, c) Unsur-unsur pendukung yaitu: iringan, tata rias, tata busana, tata lampu (lighting), tata suara (sound), properti, dan tempat pertunjukan, (2) Cara guru SMP PGRI Ngadisari Melakukan Kegiatan Apresiasi Tari Sodoran, adalah a) Mengajak siswa untuk mengapresiasi seni dengan cara mengamati pertunjukan Tari Sodoran secara bersama-sama, dan memberikan contoh gambar kepada siswa secara berkelompok, b) Komponen Pengajaran Seni Tari di SMP PGRI Ngadisari yang meliputi penggunaan media, interaksi belajar mengajar, keterampilan guru, dan evaluasi pengajaran. Dari hasil penelitian disarankan kepada pihak sekolah dapat menyediakan ruangan khusus serta sarana dan prasarana demi berlangsungnya Tari Sodoran Pada Upacara Karo Sebagai Materi Apresiasi Daerah Setempat Bagi Siswa SMP PGRI Di Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo.
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
33
Lampiran 6. Lagu Indonesia Raya INDONESIA RAYA Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
34
Lampiran 7. Hymne Airlangga
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
35
Lampiran 8. OUT LINE TUGAS INDIVIDU PESERTA STUDY EXCURSIE Setelah mengikuti rangkaian kegiatan dalam study excursie, maka diharapkan setiap mahasiswa membuat makalah, baik berupa essay bebas atau artikel ilmiah secara individu berdasarkan pengalaman empiris yang diperoleh di tiga tempat kegiatan yang berbeda, yakni Pendopo Kabupaten Pasuruan, masyarakat Desa Wonokitri, dan Desa Tosari, Kecamatan Tosari. Berbagai pengalaman empiris terkait dengan pengelolaan keragaman dan kerukunan hidup antar ummat beragama di Pasuruan tersebut harus diungkapkan dan dinarasikan dalam bentuk tulisan: (i) Artikel Ilmiah Populer/Essay Bebas dan (ii) Artikel Ilmiah untuk Jurnal. Pertama, Artikel Ilmiah Populer/Essay Bebas. Jika memilih format essay bebas, maka mahasiswa harus menuliskan pengalaman empiris yang diperolehnya dengan refleksi kritis-mendalam, yang dapat membangun human interest maupun juga menggugah menguatnya semangat kebangsaan bagi masyarakat lainnya, minimal bagi mahasiswa yang bersangkutan. Ditulis secara individu panjang tulisan minimal 5-6 halaman (A4), 1,5 spasi dengan ketentuan harus memiliki kekuatan refleksi untuk kepentingan kebangsaan. Ketentuannya: a. Judul b. Pengantar c. Konsep pokok d. Pembahasan, merefleksikan pengalaman empiris yang didapatnya e. Simpulan dan saran f. Daftar pustaka Kedua, Artikel Ilmiah untuk Jurnal. Jika memilih format artikel ilmiah untuk jurnal, maka mahasiswa harus menuliskan pengalaman empiris tersebut melalui penulisan naskah ilmiah yang terstruktur disertai dengan penguatan kerangka pemikiran yang jelas. Ditulis secara individu panjangnya tulisan minimal 6-10 halaman (A4), 1,5 spasi dengan ketentuan: a. Judul b. Abstrak Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
36
c. Pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan konsep, dan tujuan penulisan d. Kerangka pemikiran/teori e. Hasil dan pembahasan f. Penutup g. Daftar Pustaka TUGAS WAJIB DIKUMPULKAN: Jumat, 1 Nopember 2013 di dosen pengampu PPKn dan Agama I masing-masing sofcopy dikirim ke
[email protected],
[email protected], dan
[email protected].
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
37
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
38
Lampiran 9 BUKU REFERENSI
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
39
Lampiran 10. UMPAN BALIK KEGIATAN STUDY EXCURSIE (SE) 2013
A. Berikan Tanda NO
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11.
√ pada Jawaban Anda
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN BAIK SEKALI
BAIK
CUKUP
BURUK
BURUK SEKALI
Keseluruhan Program SE Isi program SE Proses (Pendaftaran-Pelaksanaan) Program SE Kualitas Interaksi peserta dalam Program SE Dampak (outcome) Program study Excursie bagi ―kehidupan mulltikultural‖ pada studi Mahasiswa berikutnya Transportasi Selama Program SE Penginapan Selama Program SE Pendamping/fasilitator Selama Program SE Pembicara dalam Studium Generale I SE Pembicara dalam Studium Generale II SE Konsumsi selama Program SE
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
46
B. Essay/Narasi: (Gunakan Lembar di sebelah baliknya apabila tidak mencukupi*) 12. Sesi-sesi mana saja dalam program study Excursie yang paling memberikan manfaat untuk Anda? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
47
13. Hal apa saja yang memberikan manfaat tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… 14. Sesi-sesi mana saja dalam program study excursie yang paling tidak memberikan manfaat? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
48
15. Hal apa saja yang tidak memberikan manfaat tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… 16. Apa yang paling Anda sukai? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
49
17. Apakah Anda mempunyai saran-saran? Apakah ada hal lain yang menurut Anda perlu kami ketahui? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… Surabaya,
Oktober 2013
Nama terang + tanda tangan (Nomor HP dan Alamat email)
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
50
Lampiran 6. UCAPAN TERIMA KASIH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Rektor Universitas Airlangga Direktur Pendidikan Universitas Airlangga Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Bupati Pasuruan Camat Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Kepala Polsek Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Kepala Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Para Narasumber Budayawan – Akademisi Jawa Timur
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
51
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Pimpinan Masjid Jamik ‖Tosari‖ Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Pimpinan Gereja ‖Kristen‖ Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Pimpinan Pura ‖Sweta Mahasuci‖ Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Para Dosen Matakuliah PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dan Agama I Pendamping Universitas Airlangga Para mahasiswa Peserta Study Excursie Unair 2013 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur LP3JATIM (Lembaga Pembudayaan Pancasila dan Pembangunan Jawa Timur) Berbagai pihak pihak yang membantu dengan dana dan doa.
Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
52
Lampiran 11. CATATAN-CATATAN ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
53
CATATAN-CATATAN ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
83
CATATAN-CATATAN ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
84