Pan Intellectual of Moslem Engineers Pelindung:
18
Coretan 7 Sefni Yenti Coretan 8 Karnanim Coretan 9 Wahyu Trihadi Coretan 10 Wieke Harmandar Coretan 11 Sata Brasyahdin Coretan 12 Debbie Coretan 13 Mia Coretan 14 Suci Ayunda Coretan 15 Fadhillah Muslim Coretan 16 M. Syaifudin Z. Coretan 17 Siti Rahma Utami Coretan 18 Citra P Coretan 19 Arriyadhul Qolbi Coretan 20 Tangguh Wijoseno Coretan 21 Sapto Raharjo
27
Ikhtitam
Allah Swt. Penasehat: Lucky Jayadi Penanggung Jawab: Ahmad Barlianta Editor: Barlie Yanta Desain Sampul: Udin “Mr. Teacher” Donatur: Tril, Nia, Rizka, Evi, Debie, Nana, Siti, Odie, Sapto, Adhie, Ayi, Nianur, Okki, Wieke, Pe’i, Citra, Daus, Gandhes. Daftar Isi: Daftar Isi Sekapur Sirih Profil PIONEER Coretan 1: Ahmad Barlianta Coretan 2 Faiz Husnayain Coretan 3 Oktioza Pratama Coretan 4 Rizki P. I. Coretan 5 Adam Febriyanto Coretan 6 M. Akita Indianto
1 2 8 9
32
Didukung oleh:
48 54 1
60 65 71 82 88 93 96 102 110 113 122 128 130 136 143 151
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Sekapur Sirih
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’ alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Segala puji hanyalah milik Allah Swt., Tuhan semesta alam. Karena hanya dengan berbagai limpahan rahmat dan nikmatNya kami dapat menyelesaikan pembuatan buku Gado-Gado coretan ala PIONEER ini. Hanya karena mengharapkan ridho Allah Swt. pula kami berupaya untuk menyempurnakan ikhtiar dalam sistematika kerja yang kami laksanakan dalam satu tahun periode kepengurusan PIONEER 2009 ini. Shalawat beserta salam marilah kita sampaikan kepada guru alam, Nabi Muhammad Saw., orang yang begitu mulia dan dimuliakan oleh Yang Maha Mulia. Orang yang dijamin kualitas akhlaknya oleh Allah SWT dan diabadikan oleh firmanNya dalam surat Al Qalam ayat 1 sampai 3. “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis berkat nikmat Tuhanmu, kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” Semoga shalawat dan salam pun tercurah kepada keluarga beliau, para sahabat, tabi’in dan kita mendapat syafaat beliau ketika 2
Pan Intellectual of Moslem Engineers di hari akhirak kelak. Semoga kita adalah orang yang ditunggu oleh Nabi Muhammad Saw. di telaga Kautsar miliknya. Semoga kita menjadi
hamba
Allah yang
mencintaiNya dan
dicintaiNya,
mencintai RasulNya dan dicintai pula oleh RasulNya. Buku yang ada di hadapan Anda ini merupakan kompilasi dari berbagai macam jenis tulisan dari seluruh stakeholder PIONEER 2009. Sebagai orang awam yang baru belajar menulis, tentunya akan ada banyak kekurangan dan kesalahan. Namun, berdalil dengan sebuah iklan minuman di televisi, kami menganggap ini merupakan upaya untuk membuka semangat baru. Semangat baru untuk memulai langkah perbaikan. Semangat baru yang akan segera ditularkan kepada yang lain. Semangat baru untuk terus belajar dari diri sendiri, belajar dari orang lain dan belajar berprestasi. Cara belajar yang kami tempuh terinspirasi dari sebuah novel berjudul Negeri 5 Menara, A. Fuadi sebagai penulis mengisahkan bagaimana sebuah Pondok Madani belajar dengan sebuah metode yang unik. Metode ini pada akhirnya mampu mengkader para santrinya untuk terus belajar. Sebuah metode yang saya namakan dengan metode “Pemaksaan yang elegan”. Pemaksaan disini janganlah diartikan sebagai kosa kata negatif, seperti halnya pemaksaan yang berarti pengebirian hak lewat pemaksaan kehendak kekuasaan. Pemaksaan yang saya maksud adalah dorongan dari Institusi Pondok Madani itu sendiri untuk membuat para santrinya mau tidak mau mengeluarkan
3
Pan Intellectual of Moslem Engineers prestasi terbaiknya. Metode ini mampu membuat hanya dua pilihan bagi santrinya, berhasil atau berhasil banget. Satu doktrin yang sangat melekat dalam dada setiap santri mereka adalah “Man Jadda Wa Jada” —siapa yang bersungguhsungguh maka ia akan berhasil— membuat mereka selalu berada pada rel kompetisi dalam potensi. Maka tidaklah mengherankan jika lulusan dari Pondok Madani ini terkenal memiliki kapabilitas mumpuni tidak hanya dalam bidang agama (baca: kauliah), tetapi juga di bidang keduaniaan (baca: kauniah) lainnya. Niat kami (baca: PIONEER) hanyalah mengambil seteguk hikmah dari metode Pondok Madani tadi. Tapi apa daya, kapabilitas yang dimiliki masih sebatas cangkir kecil, yang tidak mampu menampung bahkan untuk satu tegukan hikmah. Akan tetapi niat untuk membangun suatu iklim prestasi tetap mengalir deras. Sederas aliran sungai Krukut yang membelah Kota Depok ketika melewati satu pintu air ke pintu air berikutnya. Satu hal yang bisa kami tiru adalah membangkitkan minat menulis di lingkungan terdekat. Mengapa harus diawali dari sisi ini? Karena kami meyakini bahwa dengan menulis inilah akan muncul minat-minat lainnya, terutama dalam peningkatan minat kompetisi. Fakta pun memperlihatkan bahwa sebagian besar kompetisi level mahasiswa berbentuk kompetisi menulis. Dan kami meyakini bahwa setiap orang memiliki keunikan yang istimewa dalam hal penulisan. Oleh karena itu, kami berusaha memfasilitasi ini dengan membuat satu buku yang sekarang Anda baca. Buku ini sengaja 4
Pan Intellectual of Moslem Engineers dibuat untuk memberikan apresiasi bagi para pembelajar yang semuanya tergabung dalam korps PIONEER. Buku ini bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran kedepan dan jejak rekam bagaimana ide dan upaya mewujudkan cita-cita nuansa kompetisi dalam potensi di kalangan kaum muslimin Fakultas Teknik.
Sebuah Seruan ”the Empire of Future is the Empire of Mind” (Winston Churchill) Tidak
dipungkiri
bahwa
abad
ini
merupakan
abad
pertarungan ide. Tidak dipungkiri pula bahwasanya banyak kejadian besar di dunia ini sejatinya didasari oleh perbedaan ide. Dan sejarah mencatat, ide adalah ruh dari peradaban. Dunia saat ini dikepung oleh ide-ide yang berasal dari berbagai penjuru. Saat ini, bahkan tiap individu berpeluang untuk mengubah dunia dengan idenya. Bayangkan saja bagaimana M. Yunus menggebrak dunia dengan ide Bank untuk rakyat miskinnya. Atau coba bayangkan perubahan besar yang terjadi ketika Karl Marx menelurkan idenya yang pada akhirnya melahirkan sosialisme gaya baru yang dijadikan sebagai filosofi bernegara. Atau bayangkan, suatu fenomena yang lebih kontemporer, Mark Zukernberg, dengan ide “sederhana” mampu menyedot ratusan juta atensi dari penduduk bumi.
5
Pan Intellectual of Moslem Engineers Inilah kekuatan ide. Kekuatan yang sulit untuk dibendung karena ada suatu invisible hand yang seolah menjaganya. Sekarang pertanyaanya adalah, apakah kita memiliki ide-ide yang bisa disumbangkan untuk kemaslahatan? Apakah kita memiliki ide-ide besar yang mampu menyedot perhatian khalayak?.
Sang Pemimpi “Without Dream, You Are Nothing” (Tiger Woods) Kami bermimpi bahwasanya akan ada sedikit ide kami yang mampu membangun Fakultas Teknik menjadi lebih baik. Tidak lebih dan tidak kurang, kami sangat berharap secuil goresan pena, dan ketukan not keyboard laptop kami bisa menjadi alunan lagu pengiring bagi kemajuan teknik kedepannya. Dan mimpi ini seolah masih sangat jauh. Wallahu a’lam Bisshowab. Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Ahmad Barlianta
6
Pan Intellectual of Moslem Engineers
7
Pan Intellectual of Moslem Engineers Profil PIONEER 2009
Ketua
: Ahmad Barlianta
Sekretaris
: Fatimatuz Zahroh
Bendahara
: Oktioza Pratama
Divisi Buletin
: Sefni Yenti, Wahyu, Ramdhan, Sekar, Faiz
Divisi Pelatihan
: Arriyadhul Qolbi, Karnanim, Anton
Divisi Humas
: Sata, Witta, Fadhilah Muslim
Visi
Menjadi lembaga keilmuan keteknikan yang kompeten, professional, dan berprestasi dalam kerangka Islami1
Misi Menerbitkan buletin rutin bulanan Memfasilitasi warga teknik untuk ikut dalam kompetisi keilmuan Mengadakan kegiatan berbasis keilmuan Membangun jaringan dengan lembaga keilmuan, dosen, dan alumni
1Dalam
kerangka Islami maksudnya kondisi keislaman yang dibentuk secara kultural
8
Pan Intellectual of Moslem Engineers
You Are What You Write _Helvy Tiana Rosa_
9
Pan Intellectual of Moslem Engineers Spiritual Capital: Menuju Kehancuran Korupsi Oleh: Ahmad Barlianta*
Hidup artinya berubah. Berubah artinya menjadi dewasa. Dewasa artinya membentuk diri tiada akhir. _Henny Bergson_
Tantangan dunia sudah semakin berat. Keadaan dunia saat ini sangatlah mengkhawatirkan dimana hukum rimba telah merasuk ke dalam tingkatan perilaku manusia. Sikap serakah yang menguasai sebagian manusia menjadikan sikap mereka sama atau bahkan melebihi hewan ternak. Mereka melakukan berbagai upaya untuk terus mengeruk keuntungan materi tanpa menghiraukan kehidupan di sekelilingnya. Dalam keadaan dunia seperti ini, membuat negeri kita semakin sulit keluar dari kubangan lumpur keterpurukan dan krisis multidimensi. Terlebih lagi, negeri kita memiliki masyarakat yang masih terbuai dengan pola pikir masa lalu, keindahan masa lalu, kejayaan masa lalu, tanpa bertindak untuk mengubah keadaan. Kita tahu bahwa masa kejayaan setiap bangsa itu dipergilirkan, namun jauh di dalam itu tersirat esensi bahwa tongkat estafet kejayaan tidak akan pernah diberikan jika bangsa itu tidak pernah berusaha untuk mengambilnya.
10
Pan Intellectual of Moslem Engineers Dunia adalah arena pertarungan. Arena pertarungan yang mempertaruhkan
harapan
kemenangan
dan
menyisihkan
manusia/bangsa menjadi dua golongan, yakni para ksatria dan para pecundang, atau para pemenang dan korban, atau para pemberani dan penakut. Akan tetapi, pertarungan ini selalu menyisakan harapan
untuk
kejayaan
bagi
bangsa
yang
kalah.
Masih
menyediakan ruang untuk harapan kemenangan bagi si pecundang. Arena pertarungan ini masih menyisihkan secercah cahaya kebangkitan bagi si penakut. Oleh karena itu, bangsa yang kalah harus bangkit karena harapan kejayaan itu akan tetap ada. Sayangnya, saat ini Indonesia adalah bangsa yang kalah. Semua mencatat betapa terpuruknya Indonesia dalam setiap sendi kehidupan. Salah satunya adalah tindak korupsi yang masih menggurita di negeri ini. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2006 berada pada peringkat 130 dari 163 negara dengan nilai indeks 2,4 dan merosot ke peringkat 145 dari 180 negara pada tahun 2007 dengan indeks 2,3.2 Sedangkan dari sisi bidang hukum, Indonesia masih belum mampu sepenuhnya menjadikan hukum sebagai alat penebar keadilan. Masih terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh mafia peradilan yang membuat banyak pelaku korupsi masih bebas berkeliaran. Lawan terberat kita adalah Kerajaan Korupsi/Corruption Empire. Kerajaan besar ini memiliki benteng kuat bernama Benteng 2 Dari http://www.wikipedia.org./Indeks%20Persepsi%20Korupsi%20%20Wikip edia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas, diakses tanggal 7 Agustus 2009. Pukul 20.56 WIB
11
Pan Intellectual of Moslem Engineers Keserakahan dengan panglima perang mereka yang pemberani, Jend. Mafia Peradilan. Kerajaan inilah yang telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa kita. Kerusakan yang dibuat oleh kerajaan korupsi ini sudah begitu parah dan seolah begitu sulit untuk diatasi. Oleh karenanya, butuh perjuangan ekstra keras dari bangsa Indonesia untuk melumat habis kerajaan ini. Keserakahan: Pangkal Paradigma Korupsi Dunia mencatat bahwa Indonesia merupakan negeri tempat korupsi tumbuh dengan subur. Berita-berita di media cetak dan elektronik seolah berlomba membahas permasalahan korupsi ini. Berita seputar korupsi selalu bisa menyedot energi dan perhatian kita. Berita-berita seputar korupsi ini seolah seperti kisah detektif yang sedang menyelidiki suatu kasus pembunuhan yang rumit. Kasus
pembunuhan
yang
sangat
sulit
mengetahui
siapa
pembunuhnya padahal si pembunuh berada di sekitar detektif itu. Terlebih lagi, kasus semacam ini sudah sangat banyak, dan membuat sang detektif terlihat kualahan menanganinya. Lalu mengapa korupsi begitu merajalela? Menurut hemat penulis, jawabannya adalah keserakahan. Keserakahanlah yang membuat manusia melakukan tindak korupsi. Jika kita lihat di berbagai pemberitaan seputar kasus korupsi, kita tidak akan melihat si pelaku merupakan orang yang miskin. Dalam catatan harta kekayaan, tidak jarang mereka memiliki rumah mewah, mobil mewah, dan harta berimpah.
12
Pan Intellectual of Moslem Engineers Artinya, pelaku korupsi tidak melakukan tindakan ini karena permasalahan kesejahteraan. Kita tidak akan melihat para pelaku korupsi adalah orang bodoh. Mereka memiliki gelar kesarjanaan, mereka memiliki jabatan strategis pemerintahan, dan mereka memiliki pengalaman kerja yang membanggakan. Rasanya mereka tidak mungkin memiliki keterbelakangan dalam hal intelegensia. Kita juga tidak akan melihat para pelaku korupsi adalah orang gila. Mereka mampu bersilat lidah, berkelit, licin serta mampu memutarbalikkan fakta. Mereka melakukannya dengan sangat sadar dan waras. *** Dalam sebuah teori antropologi, ada sebuah teori yang mencoba menjelaskan level kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Teori ini biasa disebut dengan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow. Abraham H. Maslow mendaftarkan 5 (lima) jenis kebutuhan manusia dari yang terendah hingga yang tertinggi: (1) Kebutuhan fisiologis (2) Kebutuhan akan rasa aman (3) Kebutuhan sosial (4) Kebutuhan status (5) Aktualisasi diri. Namun, dalam praktiknya, teori kebutuhan Maslow tidak relevan jika digunakan untuk menggambarkan kebutuhan manusia. Sebagai salah satu teori antropologi, Maslow menjelaskan bahwa untuk hidup manusia harus memenuhi kebutuhan dasar/kebutuhan fisik (makan, minum). Setelah itu terpenuhi maka manusia akan
13
Pan Intellectual of Moslem Engineers menanjak pada level pemenuhan berikutnya yakni kebutuhan akan rasa aman. Begitu selanjutnya hingga pada level kelima yakni aktualisasi diri. Jika kita merujuk pada teori ini maka dapat disimpulkan bahwa hal paling penting dan yang harus didahulukan setiap manusia adalah pemenuhan kebutuhan fisik. Jika ini dilakukan oleh sebagian besar manusia maka akan tercipta kerusakan di muka bumi karena mereka akan bertarung untuk memperebutkan sumber daya yang ada untuk memenuhi hasrat fisiknya yang melampaui batas. Hal inilah yang menyebabkan manusia serakah. Koruptor melakukan tindak korupsi bukan karena kekurangan finansial atau kemelaratan ekonomi. Hampir semua koruptor hidup dalam kesejahteraan yang terjamin dan bahkan dalam kemewahan. Koruptor melakukan tindakan buruknya hanya didasari oleh keserakahan. Keserakahan terhadap harta dunialah yang akhirnya menguasai jiwa mereka dan mengarahkan mereka berbuat keji (baca: korupsi). Sebagai antitesis dari teori sebelumnya, maka ada sebuah teori baru yang dikeluarkan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall yang tertuang dalam buku Spiritual Capital. Dalam teori baru ini, mereka membalik persepsi teori kebutuhan Maslow dengan menempatkan hirarki kelima berada pada dasar kebutuhan manusia. Ini merupakan sebuah perubahan yang fundamental
14
Pan Intellectual of Moslem Engineers Engineer karena menempatkan kebutuhan fisik berada pada pemenuhan “terakhir”. Danah Zohar melihat tiga modal manusia yakni IQ, EQ, dan SQ sebagai sebuah makna na untuk mengisi kehidupan bukan untuk dijadikan alat pemenuhan kebutuhan. Dan prinsip ini didasari dengan mengubah paradigma materi menjadi paradigma spiritual.
Dr. Danah Zohar & Ian Marshall, “Spiritual Capital” Teori ini menekankan pada perubahan paradigma kita dalam memahami why and way of life.. Inilah paradigma yang harus kita tanamkan dalam setiap diri kita. Orientasi pada nilai-nilai nilai spiritual akan memberikan dampak akhir kebaikan dalam setiap level kehidupan.
15
Pan Intellectual of Moslem Engineers Mengubah paradigma merupakan kunci perubahan yang bersifat masiv. Perubahan paradigma akan mengubah arah dari tujuan akhir seseorang. Seperti yang telah dijelaskan di awal, pangkal dari kerusakan adalah paradigma manusia yang terlalu berorientasi pada materi yang akhirnya melahirkan keserakahan, maka menjadi manusia yang menjunjung nilai-nilai spiritual akan membuat hidup ini lebih teraktualisasi dalam kebaikan dan kebersamaan. Sulit dan membutuhkan waktu lama untuk memberantas korupsi di Indonesia. Butuh sebuah gerakan moral yang bersifat masiv dan konsisten untuk mengubahnya. Namun sebelum itu semua tejadi, kita bisa memulainya dengan suatu tindakan besar dalam diri masing-masing yakni dengan mengubah paradigma kita untuk mengedepankan nilai-nilai spiritual sebagai tujuan. Dengan melakukan gerakan moral seperti ini maka tidak akan muncul ide korupsi di benak kita, tidak akan lahir para koruptor-koruptor baru di negeri kita, dan kehancuran korupsi tidak lagi sekedar mimpi. *****
* Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Industri Angkatan 2006. Aktif di Depok Student Center (DSC), lembaga yang bergerak dalam bidang pembinaan siswa/i SMP/A se-Kota Depok, dan saat ini penulis menjabat sebagai Ketua PIONEER periode 2009
16
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Watch your thoughts. They become words Watch your words. They become beliefs Watch your beliefs. They become actions Watch your action. They become your habits Watch your habits. They become your character Watch your character, for it become your destiny _Lao Tze_
17
Pan Intellectual of Moslem Engineers Prophetic Leadership: Solusi Krisis Kepemimpinan Indonesia Oleh Faiz Husnayain*
Makna Kepemimpinan Sejati Sudah menjadi suatu fenomena ditengah masyarakat kita bahwa pemimpin dinilai sebagai satu posisi yang bergengsi. Tidak mengherankan ketika ada kesempatan untuk memperoleh posisi tersebut,
kebanyakan
masyarakat
berjuang
keras
untuk
mendapatkannya, dan bahkan tak jarang berujung pada tindakan tidak terpuji. Seperti yang terjadi pada pemilihan legislatif kemarin. Pada saat kampanye, banyak ditemukan kasus dimana para caleg menjual integritas dan idealismenya untuk mendapatkan simpati dan suara dari masyarakat. Berbagai hal mereka lakukan, mulai dari melakukan kegiatan sosial hingga spiritual yang sejatinya berujung pada sekedar pencarian suara dukungan. Ini merupakan suatu kesalahan dalam mengartikan makna kepemimpinan. Banyak manusia yang menjadi pemimpin berlagak layaknya seorang penguasa, bukan pemimpin. Karena merasa sebagai pemimpin mereka merasa berkuasa. Sebagai penguasa maka segala keputusannya pun cenderung diputuskan untuk memberikan keuntungan bagi diri dan kelompoknya.
18
Pan Intellectual of Moslem Engineers Jangankan memberikan pelayanan yang merupakan tugas dari seorang pemimpin sebagai model servant leadership, menjaga integritas pribadi saja tidak mampu. Tetapi di sisi lain, apabila mereka menemukan ada pihak yang tidak memberikan keuntungan kepadanya, pihak-pihak tersebut akan dilibasnya. Hal demikian jauh berbeda dengan zaman Rasulullah Saw.. Beliau adalah sosok pemimpin terbaik, memberikan manfaat kepada siapapun dimanapun dan kapanpun dia berada. Dengan pelayananpelayanan dan juga gagasan-gagasan yang beliau berikan, berbagai permasalahan hidup yang menyangkut orang banyak dapat diselesaikan. Pelayanan yang beliau berikan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak tidak hanya sebatas muslimin saja, sehingga beliau memiliki pengaruh yang dapat terlihat jelas. Karena sesungguhnya respect akan diberikan oleh masyarakat kepada pemimpinnya setelah mereka mempercayai (trust) pemimpin mereka itu lewat karya nyatanya. Tidak mengherankan jika Michael Hart menobatkannya sebagai orang pertama paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Setelah kenabian nabi Muhammad, jazirah arab khususnya daerah Mekah, Madinah, dan daerah sekitarnya menjadi kawasan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman yang sebelumnya sangat
politeis. Pengaruh
kepribadiannya
pun
terlihat
dari
kepribadian sahabat-sahabatnya. Model kepemimpinan Rasulullah Saw. kemudian diteruskan pada era kepemimpinan sahabat. Para sahabat seolah seperti mesin poto kopi yang benar-benar
19
Pan Intellectual of Moslem Engineers menjalankan contoh kepmimpinan berdasarkan petunjuk kenabian. Era ini menjadi sejarah emas bagi umat islam. Tiga Unsur Kepemimpinan Bila kita mengacu pada
nilai-nilai
kepemimpinan yang
diterapkan oleh Rasulullah Saw., maka ada tiga unsur utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Ketiga unsur tersebut adalah memimpin dari hati, dari pikiran, dan dari tangan. Yang dimaksudkan dengan memimpin dengan tiga unsur ini adalah ia memiliki suatu nilai mulia sebelum memulai sesuatu, yaitu niat yang ikhlas. Jadi seorang pemimpin wajib memiliki niat ikhlas semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah Swt. sebelum ia memulai
kepemimpinannya.
Sehingga
bila
dalam
menjalani
kepemimpinan itu ia berhadapan dengan berbagai hambatan, ia tetap istiqomah dengan apa yang telah direncanakannya. Apa yang ia jalankan semua ada landasan yang jelas, dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan karena adanya pemahaman dan ilmu akan kegiatan tersebut. Oleh karena itu sangat jarang bila ditemukan ada keputusannya yang dibuat tanpa adanya landasan berpikir yang jelas yang merugikan banyak pihak. Keteladanan merupakan cara yang ia terapkan ketika ingin menerapkan aturan. Jadi tidak ada perbedaan antara apa yang ia katakan dengan apa yang ia perbuat karena ia sendiri telah melakukannya. Sebagai contoh ketika peristiwa Hudaibiyah, secara kasat mata umat Islam benar-benar dirugikan saat itu. Sehingga ketika 20
Pan Intellectual of Moslem Engineers para sahabat diminta untuk menyembelih kambing oleh Rasulullah Saw., mereka tidak langsung menyambutnya dengan segera karena Banyak sahabat yang kecewa dengan tindakan Rasullah Saw. tadi.
Namun sebagai seorang pemimpin yang berpengaruh dan
hikmah
kenabian,
dengan
saran
istrinya,
beliau
langsung
mencontohkannya (menyembelih kambing) sehingga setelah itu para sahabatnya langsung segera mengikuti apa yang ia terlah kerjakan. Hal ini merupakan suatu contoh bagaimana seorang pemimpin memimpin rakyatnya dan bagaimana ketaatan yang dipimpin kepada sang pemimpin. Tiga Hasil Kepemimpinan Rasulullah Saw. Hasil kepemimpinan yang telah diterapkan oleh Rasulullah Saw. benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh umat manusia. Perubahan signifikan terjadi pada kepercayaan yang dimiliki oleh bangsa Arab itu sendiri yang sebelumnya animisme dan dinamisme menjadi hanya percaya pada Allah sebagai Rabb semesta alam dan Muhammad sebagai utusanNya. Inilah bentuk dari kesatuan akidah sebagai hasil kepemimpinan Rasulullah Saw.. Hasil lainnya adalah terciptanya kesatuan ummat di Madinah, yang sebelumnya berkelompok-kelompok atau terbagi dalam beberapa kabilah dengan chauvinism yang kental. Namun dengan ajaran dan cara penyampaian yang diberikan oleh beliau, ada dua kabilah — ‘Auf dan Khazraj— menjadi bersatu menjadi kaum Anshar. Padahal sebelumnya dua kabilah ini adalah musuh bebuyutan sejak sekian lama.
21
Pan Intellectual of Moslem Engineers Pengaruh kepemimpinan Nabi Muhammad juga masih dapat dirasakan manfaatnya meskipun ia telah lama tiada, yakni kesatuan kepemerintahan umat islam pada era Daulah Umayah, Abasiyah dan Utsmaniyah. Sehingga saat itu seluruh daerah jazirah Arab, pesisir eropa, afrika dan lainnya dapat menerima cahaya dan keagungan islam. *** Bila kita membandingkannya dengan kondisi Indonesia saat ini dimana sudah enam presiden berganti memimpin Indonesia, belum ada perubahan fenomenal yang terjadi dan benar-benar dapat dirasakan dari kepemimpinan mereka meskipun berbagai janji-janji perubahan sudah mereka lakukan. Ibaratnya mereka hanyalah seorang pemimpin bagi masanya, itu pun jika ada perubahan yang mereka lakukan. Namun nyatanya dari keenam pemimpin yang telah memimpin negara ini, semua belum melakukan perubahan kearah kebaikan yang signifikan bagi masyarakat. Kalaupun ada, mereka belum berhasil membuat torehan sejarah yang mereka rintis ataupun wariskan bagi generasi selanjutnya secara pemikiran (baca: peradaban). Warisannya hanyalah peninggalan fisik yang mereka buat di era kepemimpinannya yang tidak lebih sebagai proyek mercusuar. Tiada fisik yang kekal, tiada gading yang tak retak karena segala hal pastinya akan luluh dan hancur. Peninggalan pemikiran dan peninggalan pengaruh adalah lebih kekal. Karena sesungguhnya 22
Pan Intellectual of Moslem Engineers pemimpin adalah pembuat sejarah. Oleh karena itu sebagai pemimpin, sejatinya setelah masa kepemimpinan mereka ada peninggalan-peninggalan pemikiran yang mereka wariskan bagi generasi selanjutnya. Ikhtitam Sebagai pemimpin muda dan calon pemimpin masa depan, kita para generasi muda sudah saatnya memiliki sosok teladan yang mampu membawa dan mempengaruhi kita dalam mencapai sesuatu (motivator). Dari pemimpin-pemimpin yang telah ada, Rasulullah Saw. merupakan teladan terbaik yang dapat kita tiru segala bentuk perilaku dan kepribadiannya mulai dari beliau remaja hingga akhir hayatnya. Beberapa poin yang menjadi titik tekan dalam persiapan mencapai kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.. Pertama adalah memiliki pemahaman islam yang komprehensif sehingga
segala
keputusannya
yang
kita
ambil
nantinya
berlandaskan pada suatu pemahaman yang utuh dari nilai-nilai kemanusiaan. Kedua adalah kewajiban pemimpin untuk memiliki nilai integritas dan kreadibilitas yang tinggi. Ketiga, ia juga harus kreadibel, memiliki kapasitas dan wawasan yang tinggi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Tidak bisa dipungkiri, kepribadiannya haruslah matang. Tidak mudah terbawa isu-isu politis dan juga hal-hal yang bersifat pragmatis. Dalam memandang dan menyelesaikan suatu urusan, ia haruslah bersikap moderat. Tidak berlebih-lebihan dan tidak 23
Pan Intellectual of Moslem Engineers memihak pada satu pihak tanpa pertimbangan kemaslahatan yang lebih banyak. Bersikap adil dan penuh tanggung jawab. Inilah poin keempat. Dan yang tak kalah pentingnya sosok pemimpin ini haruslah memiliki nilai kepedulian yang tinggi pada kehidupan bangsa dan negara yang terlihat nanti pada kerja nyatanya. Itulah lima kriteria yang merupakan bagian dari Prophetic Leadership yang saat ini sedang di rintis oleh lembaga-lembaga kepemimpinan dalam mengkader generasi muda untuk masa kepemimpinan generasi mendatang. Dengan model kepemimpinan yang sudah teruji lebih dari 1400 tahun ini, Indonesia dipastikan dapat segera keluar dari kondisi keterpurukannya saat ini. Dengan menerapkan kelima nilai tersebut, kasus korupsi, pemimpin yang tidak kredibel, pandangan yang bias ditengah masyarakat dapat segera diminimalisir atau bahkan hilang. Dan Indonesia yang lebih bermartabat dan sejahtera dapat segera terwujud. *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Elektro Angkatan 2006 Aktif di SALAM UI, Lembaga Dakwah Kampus Universitas Indonesia, dan saat ini menjabat sebagai Kabiro Hubungan Antarbangsa Salam UI periode 2009
24
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Man Jadda Wa Jada (Siapa Bersungguh-sungguh ia akan berhasil)
25
Pan Intellectual of Moslem Engineers PIONEER, Mau Jadi Apa? Oleh Oktioza Pratama*
Universitas Indonesia (UI) adalah Universitas yang namanya sudah tidak asing lagi ditelinga setiap warga negara Indonesia. Universitas negeri yang pertama kali dibangun di Indonesia ini telah jauh berkembang dari tahun ke tahun, hingga akhirnya kini menjadi Universitas terbaik di Indonesia dan peringkat ke 201 di dunia3. Untuk menjadi yang terbaik, UI mencanangkan target menjadi Universitas yang berbasis riset dan ilmu pengetahuan. Hal ini tercermin dari dana riset UI yang meningkat hingga Rp 10 milyar4. Demi mencapai target tersebut, maka harus ada upaya konkret dari setiap fakultas yang ada, terlebih lagi bagi Fakultas Teknik (FTUI). Fakultas Teknik sangat diharapkan perannya dalam membangun riset yang terintegrasi di UI. Riset yang tidak hanya melibatkan dosen dan guru besar saja, akan tetapi juga yang mampu membangun keterikatan setiap mahasiswanya. FTUI sebagai salah satu Fakultas Teknik terbaik di Indonesia, yang rata-rata memiliki akreditasi A pada setiap program studinya5, sudah sewajarnya menjadi fakultas yang berbasis riset http://www.topuniversities.com/university-rankings/world-universityrankings/2009/results/201-300 diakses tanggal 18 desember 2009 pukul 16:05 4http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/04/15/17022324/dana.riset. ui.tahun.ini.naik.rp.10.miliar diakses tanggal 1 desember 2009 pukul 14:34 5http://ban-pt.depdiknas.go.id/hasil-akreditasi/newest/hasilpencarian.php# diakses tanggal 1 desember 2009 pukul 15:03 3
26
Pan Intellectual of Moslem Engineers dan ilmu pengetahuan. Peran strategis ini semestinya tidak hanya menjadi tanggung jawab korps dosen dan guru besar saja, melainkan juga harus menjadi tanggung jawab seluruh civitas akademika. Terlebih lagi keterlibatan dari para mahasiswa, mengingat mahasiswa adalah penduduk mayoritas di fakultas ini. Mahasiswa
sebagai
mayoritas
sesungguhnya
memiliki
tanggung jawab besar untuk menyukseskan target ini. Namun, kenyataan yang ada, iklim keilmuan dan kemahasiswaan di FTUI berbanding terbalik dengan target yang harus dicapai. Oleh karena itu, berawal dari kesadaran mahasiswa yang peduli terhadap kemajuan bidang keilmiahan dan keilmuan di FTUI, dibentuklah suatu organisasi yang berorientasi pada bidang ini. Organisasi ini bernama Pan Intellectual of Moslem Engineers (PIONEER). PIONEER diharapkan dapat menjadi wadah yang dapat membangkitkan semangat keilmuan dan keilmiahan di FTUI, sehingga dalam beberapa periode kedepan semangat membangun fakultas riset muncul dari diri mahasiswa. Akan tetapi, saat ini justru berbanding terbalik dengan antusiasme mahasiswa FTUI. Organisasi ini masih dipandang sebelah mata. Hal ini berimplikasi kepada masalah klasik, yaitu kurangnya mahasiswa yang berkontribusi di PIONEER. Hal demikian berakibat pada permasalahan kaderisasi yang tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Ini tentu saja berdampak serius terhadap kelangsungan organisasi ini kedepannya. Jika tidak diatasi mulai dari sekarang, dapat berakibat terhadap vakumnya organisasi.
27
Pan Intellectual of Moslem Engineers Selain itu, masalah lainnya adalah Badan Pengurus (BP) dan Badan Pengurus Harian (BPH) yang kurang memprioritaskan PIONEER sebagai organisasi yang diikutinya. Mereka biasanya ikut juga
dalam
organisasi
atau
kegiatan
lainnya,
dan
lebih
mementingkan organisasi atau kegiatan tersebut. Hal ini tentu saja berdampak terhadap keberlangsungan PIONEER yang akhirnya menjadi organisasi yang berjalan hanya seadanya dan tidak dinamis sebagaimana organisasi yang berada di FTUI lainnya. Selain itu, orang-orang yang memprioritaskan PIONEER tersebut juga didominasi oleh angkatan-angkatan atas (baca: Angkatan 2006 dan 2007) yang biasanya berada pada semester yang paling sibuk selama kuliah di tingkat S1 reguler. Hal ini berakibat kurang baik bagi anggota lainnya, khususnya angkatan 2008. Mereka menjadi merasa “kurang memiliki” organisasi ini dan “transfer ilmu” dari angkatan atas menuju angkatan bawah (baca: angkatan 2008) menjadi tidak berjalan dengan baik. Sehingga, angkatan bawah menjadi pengganti yang tidak siap uji dengan bekal ilmu yang masih sangat minim. Permasalahan pelik ini perlu mendapat solusi yang tepat. Solusi yang tidak hanya menyelesaikan permasalahan secara jangka pendek, tetapi juga mampu memberikan perbaikan jangka panjang. Ada dua solusi yang dapat diimplementasikan terhadap masalah ini. Pertama
adalah
dengan
membentuk
opini
publik
untuk
menyadarkan setiap mahasiswa –terutama mahasiswa baru– betapa redupnya iklim keilmuan kita. Selanjutnya adalah menunjukkan eksistensi PIONEER itu sendiri kepada publik. 28
Pan Intellectual of Moslem Engineers Implementasi solusi pertama bisa dilakukan dengan seminar dan media/penyebaran opini tentang masalah keilmuan dan keilmiahan di FTUI. Hal ini perlu karena proses pembentukan opini lewat dua hal tadi bisa menjadi langkah strategis untuk proses penyadaran. Selanjutnya adalah dengan memfasilitasi minat keilmuan dengan menyediakan ruang kreativitas lewat pelatihan dan kompetisi. Seminar dan pencerahan tentang masalah keilmuan dan keilmiahan, bertujuan agar seluruh mahasiswa baru memiliki keinginan untuk peduli terhadap masalah tersebut dan muncul semangat dalam dirinya untuk berkontribusi. Sehingga efek sampingnya
adalah
mereka
menjadi
lebih
memprioritaskan
PIONEER sebagai organisasi petama yang mereka pilih. Sedangkan tujuan kompetisi terhadap mahasiswa baru, selain sebagai pemicu untuk memacu semangat berkompetisi dari mahasiswa baru, dapat juga dijadikan sebagai seleksi awal untuk menyaring bibit-bibt yang potensial di bidang keilmuan dan keilmiahan. Pada langkah implementasi solusi kedua, PIONEER harus menegaskan keberadaannya, sebagai bagian dari FUSI khusus kajian keilmuan. Sehingga mahasiswa baru menjadi tidak bingung dan ragu terhadap keberadaan PIONEER dan yakin untuk bergabung dengan PIONEER. Namun, di sisi lain, penulis berharap PIONEER menjadi organisasi di luar FUSI. Penulis menyarankan agar PIONEER menjadi BSO di FTUI (bukan DSO di FUSI) karena PIONEER
29
Pan Intellectual of Moslem Engineers merupakan lembaga kajian keilmuan yang beberapa materinya diluar konteks islam sehingga lebih baik untuk menegaskan dirinya sebagai BSO di FTUI. Sedangkan masalah kaderisasi, seperti kebanyakan BSO di FTUI lainnya, maka PIONEER harus memiliki kaderisasi yang lebih cepat
(angkatan
2006
dan
2007
sebagai
Steering
Committee/Pengarah, serta angkatan 2008 dan 2009 sebagai BPH dan BP). Hal ini akan berdampak pada kesadaran dari angkatan bawah untuk lebih peduli terhadap PIONEER, sehingga tidak terjadi lagi rasa “kurang memiliki”. Selain itu “transfer ilmu” juga akan berjalan lebih baik, karena tidak mungkin PIONEER akan berjalan tanpa upaya dari angkatan bawah ini. Hal ini pun dapat memperat tali silaturahmi dengan semua stakeholder sehingga tidak putus meskipun sudah meninggalkan tampuk kepengurusan PIONEER. Dengan demikian, mimpi PIONEER yang lebih baik, dan dapat meningkatkan semangat keilmuan dan keilmiahan di FTUI dapat segera menjadi kenyataan. *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Industri Angkatan 2008, dan saat ini menjabat sebagai Bendahara PIONEER periode 2009
30
Pan Intellectual of Moslem Engineers
“Ridho Allah swt. ada pada ridho orang tua” _alHadist_
31
Pan Intellectual of Moslem Engineers Penantang Hari Oleh Rizky Purnama Indah*
Kelopak
mata
itu
kadang
terbuka
kadang
tertutup.
Menandakan ia telah begitu letih seharian ini. Yah, walaupun hanya berbaring sepanjang hari, toh ia juga bisa lelah entah lelah fisik atau pikiran. Aku
masih
terduduk
dengan
mulut
berkomat-kamit
menceritakan apa saja yang ingin aku ceritakan. Aku cerita tentang orang-orang di kantorku, aku cerita tentang makanan yang begitu mahal akhir-akhir ini, aku cerita tentang giliran artis yang bercerai kali ini dan bla bla bla. Kadang ia tersenyum lemah, kadang ia terkaget tak percaya atau kadang ia tak bereaksi apapun. Ini
adalah
kegiatan
yang
kusukai
akhir-akhir
ini,
mengunjungi ibu yang terbaring di dipan yang tidak bisa di bilang nyaman. Walau hanya sekali dalam seminggu namun begitu nikmat rasa duduk disamping pembaringannya. Tak peduli bila dingin meresap di telapak kaki ku karena lantai berpoles semen. Tak ku ambil pusing nyamuk yang menancapkan sungutnya di kulit wajahku yang kencang. Ini rumahku, tetap akan menjadi tujuanku di kala jenuh. Tetap merindu hatiku ingin mencium tangan ibu setelah seminggu berkutat dengan berbagai macam muka dengan berbagai tujuan. Ketulusan ibu mencuci kembali hatiku yang terbawa kotor
32
Pan Intellectual of Moslem Engineers oleh lingkungan kantorku. Pesan beliau selalu setiap minggu agar aku tetap berjalan di jalan yang lurus. Jangan tergiur sekali pun untuk berbelok walau terlihat indah, ingatnya sekali waktu. Lelap sudah ibu tertidur. Kulantunkan satu dua halaman ayat-ayat suci Alquran, agar Allah selalu menjaga tiap hembusan nafas ibu dalam ridhoNya. “Sudah makan Ni?”Tanya Buyung, adikku. “Belum. Nanti sajalah” jawabku. “Sejak datang Uni tidak makan apapun, tidakkah lapar perut Uni itu?” “Sehabis mandi sajalah” “Sudah Buyung pompakan air untuk Uni mandi” “Baiklah. Jangan jauh-jauh kau dari ibu bila-bila ibu terbangun nanti” “Iya” *** Baju kaos itu berwarna putih dengan gambar beruang di depannya. Baju yang sangat aku suka. Hanya pada waktu yang tertentu saja aku pakai. Gembira hatiku jika kupakai baju itu, terlebih jika dipadukan dengan jins biru yang juga favoritku. Hari itu ibu pakaikan aku kaos putih beruang. Namun tak gembira sedikitpun hatiku saat ibu masukkan lengan ku ke dalam lengan
33
Pan Intellectual of Moslem Engineers baju itu. Bukan karena aku tak lagi suka dengan baju beruang itu, tapi karena hari ini adalah hari yang kubenci seumur hidupku. Aku akan meninggalkan ibu karena libur sekolahku telah habis. Hanya ketika libur sekolah aku pulang ke rumah. Jika sekolah telah masuk, aku kembali ke rumah tek Imey, saudara dekat ayahku yang bersedia menampung dan menyekolahkanku. Karena penghasilan ayah yang tidak mencukupi, aku terpaksa dititipkan bersama tek Imey agar aku masih dapat bersekolah. Telah 7 tahun umurku saat ini. Aku hanya menatap ibu ketika ibu pakaikan celana jins. Tergambar garis lengkung ke bawah di bibirku tanda aku begitu sedih. Aku terus menatapnya. Tapi ia tak menatapku. Masih sibuk ibu memakaikan jins dan berpetuah. “Ingat tu Rahma, turut apa kata tek Imey ya?! Jangan kau melawan apa yang disuruh tek Imey. Cuci piring sendiri sehabis makan, mandi sendiri, jangan kau rewel dengan masakan tek Imey, makan apa saja yang disediakan, dengar kau tu?” Panjang pendek ia jelaskan tanpa melihat wajahku barang sejenak. Tak terlihatkah aku begitu sedih hari ini? Kenapa libur sekolah begitu pendek? Aku masih ingin ibu kepangkan rambutku. Aku masih ingin mendekap hangat dipeluknya. “Bu, bolehkah aku bolos barang seminggu?” tak tahulah apa yang akan kukatakan lagi. “Kenapa kau tanya serupa itu?” berkerut dahi ibu mendengar pertanyaanku.
34
Pan Intellectual of Moslem Engineers “Tak apa. Hanya bertanya.” Menunduk aku tak tahu harus berekspresi apa. “Sudahlah Rahma, liburan besok ayah akan jemput kau pulang. Atau jika kau mau tiap minggu ibu jenguk kau disana, bagaimana?” aku tahu ibu hanya merayuku. Setiap kali ibu selalu bilang akan menjenguku tiap minggu tapi ibu tak datang. “Sudah siap?” ayah muncul dari balik pintu kamarku. “Tak mau Rahma masuk sekolah Yah” lapor ibu pada ayah. Aku menelan ludah. Takut-takut meledak marah ayah. Ketika aku masih kecil, aku dan buyung sudah sering kena ledakan amarah ayah. Hasilnya adalah bekas merah dipunggung akibat lecutan sapu lidi. “Nak, liburan tanggal merah minggu depan ayah jemput kau pulang, bagaimana?” diluar dugaan, ayah tidak marah. Ayah justru ikut membujukku. Bagiku, setiap perkataan ayah adalah perintah, maka tak dapatlah aku membantah. Kuambil tas yang berisi baju. Kusandangkan di punggungku. Kucium tangan ibu tanda pamit. Kutinggalkan rumah sederhana tersebut. Ku kuat-kuatkan hatiku melangkah menjauh. Tak dapat ku raba hati ibu, tak merasakah ibu seperti rasa ku saat ini? Tak mampu ku tumpahkan rasa pada tangis, maka ku genggam erat-erat tangan ayah. Kusempatkan curi lihat wajah pria besar yang tanganku berada di genggamannya. Wajahnya mengeras kaku menatap lurus ke jalan setapak yang akan kami lewati. Tak juga
35
Pan Intellectual of Moslem Engineers merasakah pria ini? Lemas sudah lututku. Aku tahu tak ada yang mampu kulakukan lagi. Kutundukkan wajahku. Kuserahkan nasibku pada hari-hari mendatang. Tanpa ku tahu, masih berdiri ibu di depan pintu menatap lekat punggung suami dan anak perempuannya yang kian menjauh. Pundak ringkihnya bergetar halus, jemarinya risau melumat daster hijau yang dikenakannya, kaca di mata bulatnya pecah mengalirkan air. Hanya doa yang dapat ibu kirimkan untuk gembirakan sedih hatimu Nak. *** Hari masih tinggi. Begitu terik, memeras peluh untuk membasahi kulit yang kering. Mak Anyah tidak peduli dengan panas yang memanggang. Ia tetap duduk di pinggir jalan besar di depan stasiun menunggui koran yang ia dagangkan. Peluh sudah membasahi kerudung merah muda yang ia pasangkan sekenanya. Wajahnya yang sedikit berkerut lengket bercampur debu. Ia tetap tak peduli. Ia masih membaca koran selagi menunggu pelanggan datang. Sudah dari jam 6 pagi Mak Anyah membuka lapaknya. Botol air mineral ukuran 1 liter tinggal terisi setengahnya sedangkan hari masih panjang. Lapar perut hanya ia tindih dengan air putih. Uang yang ada sedang dikumpulkannya untuk membayar hutang. Sudah lama ia dan suaminya, Pak Nasrul, terlilit hutang dengan rentenir. Jika hutang cepat habis, tentu ia dapat kumpulkan uang untuk memindahkan sekolah Rahma, pikirnya. 36
Pan Intellectual of Moslem Engineers Di kejauhan, tampak sosok yang dikenal oleh Mak Anyah. Semakin dekat, semakin jelas sosoknya dan semakin yakin Mak Anyah dengan penglihatannya. “Ada apa Da? Perlu apa Uda kemari?” Tanya Mak Anyah ketika suaminya telah sampai di depannya. “Tadi Pak RT sampaikan pesan ada telpon untuk Uda. Ternyata Rahma yang telpon.” Berpeluh Pak Nasrul bercerita. “Hah?! Apa kabar yang disampaikan Rahma sampai harus menelpon?” kaget Mak Anyah mendengar nama anaknya disebut. Tak sangka pula anak berumur 7 tahun itu tiba-tiba telpon mereka. Teringat oleh Mak Anyah tentang kejadian beberapa hari yang lalu saat Pak Nasrul mengunjungi Rahma di hari libur tanggal merah. Maksud hati ingin menepati janji pada anak, apa daya rumah yang dituju tak berpenghuni. Pembantu rumah bilang, Mak Imey, pemilik rumah, sedang berlibur ke Anyer beserta seluruh keluarga termasuk Rahma. Mengernyitlah dahi Pak Nasrul saat itu karena beberapa hari sebelumnya telah disampaikan keinginan Pak Nasrul untuk menjemput Rahma pulang. Tak pelak kejadian ini membuat Pak Nasrul dan Mak Imey bertengkar hebat esok harinya. Pak Nasrul tak terima Mak Imey yang lebih muda darinya mempermainkannya sedemikian rupa. Tak kalah pula dari Mak Imey membela diri. Mak Imey tidak suka Rahma yang ia biayai sekolahnya itu diganggu konsentrasinya dengan kedatangan ayahnya kemari sering-sering. Mak Imey
37
Pan Intellectual of Moslem Engineers merasa berhak atas Rahma karena telah membiayai sekolah Rahma. Sedangkan Pak Nasrul selaku ayah kandung Rahma merasa berang diungkit-ungkit tentang bantuan yang diberikan kepada Rahma. Emosi bertumpah ruah di ruang tamu rumah berlantai dua itu. Dalam sekejap saja sudah ramai ruangan itu dengan nada suara yang tinggi rendahnya tidak beraturan. Saat itu, Rahma hanya berdoa di dalam kamar untuk keberanian ayahnya membawa ia pulang dengan segera. Suara merendah, tenaga melemah, dan asa menipis. Pak Nasrul pulang meninggalkan Rahma yang mendekap wajahnya pada bantal di kamarnya. Ia menangis keras. “Rahma ingin pulang katanya.” “Kenapa pula ia tiba-tiba ingin pulang? Apa karena kejadian tempo hari?” “Tak tahulah. Ia bilang ingin sekolah disini saja” “Syukurlah kalu begitu. Lalu kapan Uda hendak menjemput Rahma?” “Tapi bagaimana kita sekolahkan Rahma disini? Dagang kita serupa ini keadaannya? Uda sudah tidak mampu kalau harus menjadi kuli bangunan lagi. Berjalan kemari saja sudah tersengal nafas Uda dibuatnya” Pak Nasrul sudah lama mengidap Asma. Rokok yang bertahun-tahun dihisapnya menyempitkan saluran nafasnya. Penyakit itu semakin parah di setahun belakangan ini. Oleh karena itu pula Mak Anyah relakan tubuh kurusnya terpanggang matahari siang demi menjajakan koran. 38
Pan Intellectual of Moslem Engineers “Biarlah nanti kuurus surat miskin di kelurahan. Akan kita sekolahkan Rahma dengan jaminan surat miskin itu. Anak laki-laki Pak Sugeng yang rumahnya di ujung jalan sekolahkan anaknya dengan serupa itu.” Tawar Mak Anyah, bersemangat ia akan rencana yang ditawarkan. Tak sia-sia sujudnya di sepertiga malam. “Baiklah. Besok akan kujemput Rahma disekolahnya” *** Sudah dua hari dua malam tubuhku ini belum tersentuh air. Keringat yang menguap meninggalkan granula-granula tak kasat mata menempel pada kulitku yang tak lagi kencang. Letih kakiku berjalan seharian ini, mengitari lorong, menuruni tangga, menaiki tangga dan kembali menuruninya untuk kembali menaikinya. Begitu lelah rasanya. Namun kujaga-jaga mulutku ini agar tak satu keluhan pun keluar di depan suamiku yang sedang terbaring tak berdaya di ruang kelas tiga rumah sakit umum daerah kami. Sudah dua hari pria yang dulu dengan berani membawaku keluar dari kelam masa lalu tergeletak lemah dengan tubuh yang kian mengisut. Sudah dua hari pula kutinggalkan Rahma dan Buyung di rumah dengan bekal sedikit uang untuk membeli sayur jadi atau sekedar membeli telur untuk di goreng. Sudah dua hari ini pula kututup lapak koran yang telah kugeluti selama bertahun-tahun. Tabungan didalam kaleng biskuit semakin menipis, tak tahulah akan kucari kemana lagi uang untuk
39
Pan Intellectual of Moslem Engineers sisa hari-hari kami. Uda Nasrul dilarikan ke rumah sakit ini dua malam kemarin dengan becak yang kusewa semampuku. Tersengal nafasnya tidak berhenti. Telah diminumnya obat sesak nafas yang biasa ku beli di warung berharap dapat lancarkan jalan nafasnya, namun berjam-jam ditunggu nafas Uda Nasrul tetap memburu. Sudah berkali pula dihisapnya obat semprot untuk melegakan pernapasannya, namun sampai habis isi obat semprot itu nafas Uda Nasrul tak kembali teratur. Dengan bantuan seorang tetangga, dicarikan becak menuju rumah sakit ini. Disinilah kami berlabuh dalam dua hari ini. Menatap wajahnya yang tirus mengingatkan aku akan perjuangan kami
membawa
Rahma
kembali
ke
rumah.
Kegigihannya
mengembalikan anak kami membuatnya harus bersitegang hebat untuk yang kesekian kalinya dengan Uni Imey. Dengan meninggalkan luka di hati masing-masing, Uda Nasrul nekat memberesi semua pakaian Rahma dan cepat angkat kaki dari sana. Sekarang, setelah 4 tahun dari kejadian itu, keluarga kami tak lagi mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga Uni Imey. Setahun setelah kejadian itu sempat aku kesana bersama suami dan dua anakku di hari suci, Idul Fitri. Tak dinyana, Uni Imey mengusir
kami
dengan
halus.
Ia
bergegas
pergi
bersama
keluarganya bersilaturahmi ke sanak keluarga yang lain padahal di tahun-tahun biasanya tak pernah keluarga itu pergi bersilaturahmi di hari pertama Idul Fitri. Perih hati kami langkahkan kaki pulang. 40
Pan Intellectual of Moslem Engineers Sejak itu tak pernah kami kunjungi rumahnya lagi. Sampai akhirnya dua malam kemarin, saat Uda Nasrul menelpon Uni Ratna yang masih keluarga dekat suamiku untuk meminjam uang, kata-kata pedaslah yang keluar dari mulut Uni Ratna. Sudah terpengaruh rupanya ia oleh Uni Imey. Memang dibandingkan dengan Uda Nasrul, Uini Ratna lebih mempunyai hubungan dekat dengan Uni Imey. Tak hanya Uni Ratna rupanya yang memihak pada Uni Imey, Dia Iwad, Uniang Aci dan Bang Ron juga tak mau meminjamkan uang pada Da Nasrul karena berbagai alasan. “Duh..maaf Da, sadang indak ba pitih Ambo..” “ Untuk membayar uang sekolah Doni yang naik Da..” “Usaha sedang tidak lancar Da..” Dan banyak alasan lain lagi. Uda Nasrul pun tak ingin banyak mengemis lagi, namun laju nafasnya tidak bisa merasa tidak terjadi apa-apa. Berat pikirannya mempengaruhi nafasnya secara signifikan. “Belum pulang ke rumah Dik?” terbangun pria ini dari tidurnya. “Belum. Besok pagi mungkin” “Pulanglah.. nafasku sudah kembali normal. Kasihan anakanak harus mengurus rumah juga belajar dan mengaji.”
41
Pan Intellectual of Moslem Engineers “Tak usahlah Uda terlalu pikirkan anak-anak itu. Rahma sudah besar bisa urus tanggung jawabnya” “Dik..” ucapnya sedikit ragu-ragu, “Apa tidak sebaiknya kita suruh saja Rahma bekerja di tempat konveksi Pak Ujang?” “Sudahlah Da.. tidak perlu Uda pikirkan masalah itu berkepanjangan. Tubuhku ini masih kuat menantang hari” ku coba tenangkan risau hatinya walaupun aku tak tahu pasti apa pula usaha yang akan aku jalankan untuk mengejar rezeki yang telah disiapkan. “Ingin usaha apa lagi Dik? Kita tidak bisa gantungkan hidup kita pada lembaran koran yang semakin jarang pembeli. Tak ada pula sanak saudara yang rela bantu kita. Mereka menjauh bak kita telah melakukan hal kotor” pedih rasanya mendengar pria ini berucap. Mengapa begitu tak bersemangat Da? Lupakah dahulu kau kobarkan asa ku hingga aku mampu tinggalkan kampungku untuk merantau ke kota bersama mu? Tak ingatkah dahulu? ketika kita berjuang mengais makan untuk jabang yang akan lahir? Dimana kobaran asa itu? Hilangkah bersama dagingmu yang kian menyusut? Anak-anak itu punya hak untuk memamah tiap ilmu di bangku sekolah Da? Mereka haus akan pendidikan yang layak. Tak pedulilah seberapa mengemis kita sekolahkan mereka. Tak perlulah mereka tahu begitu banyak orang tempat kita menitip hutang. Rahma itu ingin sekolah S2 ke Jepang Da? Sekali waktu pernah ia katakan itu dengan mata berbinar. Ia tertarik dengan kemajuan teknologi dan Industri Jepang. Kelak ia akan membagun kota 42
Pan Intellectual of Moslem Engineers Industri maju di Negara ini. Bisakah kau bayangkan itu Da, anak tukang koran yang bercita-cita? Seberapa banyak anak miskin yang mampu bercita-cita layaknya ia? Belum waktunya kita berputus asa Da! Belum! Hingga Tuhan putuskan nafasku. “Tak perlulah Uda berat pikirkan itu. Istirahatlah. Aku yang akan gantikan tugas Uda sementara waktu” *** Aku datang hari masih siang. Buyung belum pulang sekolah dan tentu ia tidak tahu aku datang bukan di akhir minggu. Ibu masih tertidur di pembaringanya. Kebiasaan ibu tidur siang sebelum Buyung pulang dari sekolah membawa makanan. Rabu ini siang yang teduh. Kusilangkan kakiku. Ku sandarkan punggungku pada kursi plastik putih yang berdiri di teras depan rumah ibu. Ku buka koran pagi ini. Masih berita tentang ekonomi dunia yang memburuk. Masih juga tentang institusi pendidikan yang dikonversi menjadi Badan Hukum Pendidikan. Masih tentang pengangguran yang bertambah. Masih tentang naiknya penjualan Lexus. Ku lipat koran pagi ini. Ku patut-patutkan diriku pada halaman depan koran tersebut. Melayang pikir ku pada tahun-tahun setelah Ayah keluar dari rumah sakit dan tak dapat lagi bekerja keras. Ibu menghentikan sewa lapak koran di depan stasiun. Ia menggendong buntelan koran tersebut berkeliling stasiun dan kereta ekonomi jurusan Bogor - Jakarta Kota. Begitu di tiap harinya.
43
Pan Intellectual of Moslem Engineers Dimulai pukul 5 pagi hingga siang jam 1. Pernah ibu pulang hingga magrib menjelang karena koran sedang susah pelanggan saat itu. Sudah bosan mungkin mereka membaca berita yang sama dalam beberapa hari. Tak pula kami malu beribu penjaja koran. Semakin menggila semangat belajarku kala itu. Terlebih ketika Ayah meninggalkan kami terlebih dulu. Ayah tak dapat meninggalkan sisa kepahitan dalam hidupnya. Masih di bawanya pecahan kenangan akan tek Imey ke dalam tanah. Sempat kami goyang akan kepergian Ayah saat itu. Namun ibu tak meraung. Ibu tak meratap. Ibu tak mengeluh. Ibu telah bersiap rupanya. Hanya lelehan air mata yang melumer dari matanya namun tak menjadikan ibu tampak lemah. Hanya air mata akan kesedihan dan air mata akan ucapan terima kasih untuk banyak hal. Ketegaran ibu saat itu kuatkan pijakan kami. Kami siap menantang hari tanpa ayah. “Tumben kemari hari Rabu Ni?” Buyung sudah datang rupanya sentakkan aku dari lamunan. “Iya, sedang libur Uni hari ini. Baru pulang kau? Bagaimana sekolah kau?” “Iya, minggu depan Buyung akan ujian Ni, doakan ya?!” “Pastilah.” “Sudah pulang Yung? Sama siapa kau bicara?” teriakan lemah ibu tanda ibu telah bangun dari tidur siangnya. “Sudah bangun Bu?” sapa ku menuju pembaringan ibu.
44
Pan Intellectual of Moslem Engineers “Hari apa ini Yung? Sudah hari Sabtu rupanya. Serasa baru kemarin kau kemari Rahma.” Tampak bingung ibu akan kedatangan Rahma yang tidak biasa. “Iya memang ini baru hari Rabu Bu.” Kududukan tubuhku pada sisi kiri pembaringan ibu. “Kupijatkan kaki ibu ya?!” tak perlu jawaban, kugenggam keras-longgar kaki kurus ibu. Kaki ini dulu yang begitu lelah terus berkeliling kereta mengantarkan koran pada calon pembacanya. Kegiatan yang terus dilakukan ibu bahkan hingga bertahun setelah Ayah meninggalkan kami. Ku remas-remas jari kaki ibu yang sudah tak lengkap lagi kuku yang melekat padanya. Pengapuran merontokkan kuku-kuku jari ibu. Namun tetap tak merontokkan semangat hidupnya. “Makan dulu Bu” Buyung datang membawa sepiring nasi lengkap dengan sayur dan telur rebus beserta sambal. “Biar Uni suapkan untuk Ibu” sembari ku ambil piring dari tangan Buyung. “Kau belum jawab tanya ibu tadi, ada apa kau kemari di hari Rabu? Bagaimana pekerjaan kau?” Tanya ibu masih terheran rupanya. “Aku sedang libur Bu” masih dengan memasukkan suapan pertama ke mulut ibu. “Libur apa pula? Apa ada berita buruk Rahma?” tergambar jelas kekhawatiran di wajah ibu yang segera ku balas dengan senyuman. 45
Pan Intellectual of Moslem Engineers “Tidak Bu” masih dengan senyuman.”Aku dikirim sekolah ke luar negri Bu, melanjutkan S2. Ke jepang.” *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Industri Angkatan 2006, dan saat ini ia merupakan donatur bagi PIONEER 2009
46
Pan Intellectual of Moslem Engineers
We are what we repeatedly do; excellence, then, is not an act but a habit. _Aristotle_
47
Pan Intellectual of Moslem Engineers Manajemen Diri, Manajemen “Nasi dan Lauk” Oleh Adam Febriyanto Nugraha*
“The best and safest thing is to keep a balance in your life, acknowledge the great powers around us and in us. If you can do that, and live that way, you are really a wise man.” _Euripides_
Banyak pihak yang menilai telah terjadi kerusakan besar pada masyarakat Indonesia khususnya pada pemudanya. Salah satu buktinya ialah sekitar 15 persen remaja usia 10 tahun hingga 24 tahun di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 62 juta, telah melakukan hubungan seksual di luar dan pra-nikah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, salah satunya adalah ketiadaan arah dan tujuan dalam diri manusia itu sendiri. Manusia seharusnya memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam menjalankan hidupnya. Tujuan akan menjadi titik acuan dalam perjalanan hidupnya. Tentu saja perjalanan yang akan dilalui ini tidak akan mudah dan akan menemui banyak rintangan. Oleh karena itu, ia harus menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk melewati rintangan-rintangan tersebut. Dengan segala keterbatasan, manusia harus bisa melakukan manajemen diri dengan baik. Kunci dari manajemen diri adalah keseimbangan dalam diri manusia tersebut. Keseimbangan diri yang baik akan membawanya kepada kestabilan arah hidup. Analogi sederhananya seperti asupan 48
Pan Intellectual of Moslem Engineers makanan bagi tubuh. Makanan menjadi modal dasar bagi manusia untuk dapat menjalankan hidupnya. Kandungan zat-zat yang dibutuhkannya untuk beraktivitas hanya dapat ia peroleh dari makanan. Akan tetapi, keseimbangan gizi di dalamnya pun juga perlu diperhatikan agar ia dapat bertahan dari ancaman penyakit yang ada. Jadi tidak hanya sekedar bertenaga tetapi juga harus seimbang dengan aspek lainnya. Sehingga harus ada manajemen mengenai makanan apa saja yang akan ia konsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Ada
beberapa
aspek
yang
perlu
diperhatikan
agar
manajemen diri dapat berjalan dengan seimbang. Aspek yang pertama ialah keseimbangan pada jasad manusia itu sendiri. Jasad atau badan adalah hal yang sangat penting untuk menjalani hidup. Dengan jasad yang baik segala aktivitas dapat dijalankan dengan tenaga yang maksimal. Seringkali aktivitas-aktivitas yang ada terhambat karena tenaga yang dimiliki sudah habis terkuras karena tidak adanya manajemen yang baik. Menjaga kesehatan jasad sama dengan menjaga salah satu “asupan gizi” untuk mencapaik tujuan hidup. Jasad ini adalah “nasi” yang menjadi modal awal untuk mencukupi kebutuhan energi untuk bergerak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memiliki kesehatan tubuh yang baik. Pertama, mengatur waktu istirahat atau tidur yang cukup oleh tubuh sesuai keadaan masing-masing pribadi. Kedua, menjaga pola makan
49
Pan Intellectual of Moslem Engineers yang baik, tidak berlebihan dan tidak kurang. Ketiga, menjaga kondisi
psikis
agar
tidak
mengalami
stress
karena
dapat
berpengaruh pada kesehatan tubuh. Keempat, mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah melakukan olahraga dengan teratur. Setelah “nasi” aspek kedua adalah “lauk” yang menjadi pertimbangan selanjutnya. “Lauk” yang pertama adalah pemikiran. Pikiran dapat diibaratkan sebagai mesin proses untuk mengolah segala input informasi-informasi yang ada. Pikiran juga menjadi alat untuk membuat efektifitas kerja yang ada menjadi maksimal. Seandainya seseorang melakukan pekerjaan tanpa memiliki ilmu, maka akan butuh waktu yang lama baginya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Ia harus mencari-cari cara yang cocok untuk dapat menyelesaikannya. Hal tersebut akan memakan waktu jauh lebih banyak daripada orang yang sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai permasalahan tersebut. Faktor utama pembentuk pemikiran seseorang adalah informasi dari luar yang didapatkannya. Dengan demikian menjaga pemikiran dapat dilakukan dengan cara memperluas wawasan sekaligus
menyaringnya
sebelum
dijadikan
pedoman
untuk
bergerak. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan membaca buku sebanyak-banyaknya. Membaca buku merupakan hal yang sangat penting seperti yang dikatakan Hernowo dalam bukunya, andaikan buku itu sepotong pizza, gizi membaca buku melebihi ceramah atau hal-hal lain yang diperoleh dari telinga (mendengar) 50
Pan Intellectual of Moslem Engineers dan mata (melihat). Sebab, hanya lewat membaca bukulah kita mampu menumbuhkan saraf-saraf di kepala kita. Namun, selain membaca masih banyak cara yang dapat dilakukan di antaranya adalah dengan banyak menghadiri seminarseminar, berkonsultasi dengan guru atau pun memanfaatkan segala informasi dari teman atau lingkungan sekitar. Sehingga dengan banyaknya informasi yang didapat, keseimbangan pikiran dapat terjaga karena informasi yang ada dilihat dari sisi dan sumber yang berbeda-beda. Kemudian “lauk” yang kedua yang harus diperhatikan adalah keseimbangan kejiwaan. Banyak orang yang telah memiliki keseimbangan jasad yang baik dan pemikiran yang baik pula, tetapi ia tidak memiliki keseimbangan kejiwaan yang baik. Akibatnya, banyak perilaku-perilaku yang yang ia perbuat menyimpang dari tujuan awal. Hal ini dikarenakan kejiwaan adalah salah satu “lauk” yang akan memenuhi “gizi” pengelihatan untuk menentukan arah kita bergerak. Apabila seseorang sudah mempunyai energi dan pikiran untuk bergerak namun arahnya salah, maka semuanya akan menjadi percuma karena semuanya tidak mengarah pada tujuan. Kejiwaan seseorang pun akan membawa jenis perilakunya dalam mencapai tujuan hidup, ia dapat membawa pada cara yang benar atau pun salah. Tergantung bagaimana cara ia memandang permasalahan yang dihadapinya. Menjaga keseimbangan kejiwaan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, menanamkan nilai-nilai agama dalam diri 51
Pan Intellectual of Moslem Engineers agar mendapatkan ketenangan rohani. Kedua, selalu berpikir positif agar jiwa dapat tenang sehingga tidak mengalami stress. Ketiga, tidak memendam emosi karena hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan juga. Selanjutnya adalah menjalin hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitar agar ada orang yang dapat membantu apabila terjadi masalah. Penerapan “keseimbangan gizi” tersebut dalam kehidupan akan membentuk pribadi yang jauh luar biasa. Adanya jasad yang dapat beraktivitas secara maksimal, pemikiran baik yang akan membuat kegiatan tersebut menjadi efektif dan berkualitas, dan jiwa sehat yang akan menjadi penopang semuanya. Dengan demikian kualitas hidup akan meningkat dan terhindar dari perilaku yang merugikan. Buatlah “resep” hidup anda sendiri agar hidup lebih bermanfaat dan lebih berkualitas. *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Metalurgi Angkatan 2009 Aktif dalam forum alumni SMP NEgeri 2 Depok dan Salam 1 Depok, dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Umum Rohani Islam Metalurgi (Romet) periode 2010
52
Pan Intellectual of Moslem Engineers
There’s so much comedy on television. Does that cause comedy in the streets? _Dick Cavett_
53
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Permasalahan Kendaraan Bermotor Pribadi Semakin Banyak, Siapa Salah? Oleh Mohammad Akita Indianto*
Kendaraan
bermotor
pribadi
semakin
hari
semakin
menimbulkan banyak masalah. Masalah yang ditimbulkan pun bukanlah masalah-masalah yang sepele. Kemacetan, polusi, dan kecelakaan adalah contoh-contoh masalah yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor pribadi. Tentunya masalah ini akan terus meningkat seiring berjalannya waktu, hal ini berhubungan dengan terus bertambahnya jumlah kendaraan bermotor pribadi. Selain itu, hal ini juga diperparah dengan buruknya transportasi umum yang ada di Indonesia baik dari segi pelayanan ataupun dari kondisi alat transportasi itu sendiri. Maka dari itu, perlu penelaahan lebih lanjut tentang sumber masalah ini untuk perumusan solusi untuk masalah ini. Jika
kita
membahas
tentang
masalah-masalah
yang
ditimbulkan kendaraan bermotor pribadi, maka kita bisa melihat ada tiga masalah utama yang ditimbulkan oleh jenis kendaraan tersebut; (1) kemacetan, (2) polusi, dan (3) kecelakaan. Sudah menjadi hal yang umum di Indonesia saat ini ketika setiap harinya pengendara mobil atau motor menemui kemacetan di 54
Pan Intellectual of Moslem Engineers perjalanannya. Permasalahan pertama dan kedua disebabkan banyaknya kendaraan yang ada tidak sebanding dengan banyaknya jalan-jalan yang tersedia. Sedangkan masalah ketiga lebih disebabkan rendahnya standar keamanan yang dipakai dalam setiap kendaraan terutama pengendara sepeda motor. Rendahnya kedisiplinan para pengendara pun juga menjadi suatu hal yang harus kita perhatikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari kepolisian, jumlah kecelakaan di Jakarta dan sekitarnya sejak tahun 2002-2007 mengalami kenaikan pesat. Tercatat, penghitungan mencapai 68 persen yang melibatkan kendaraan bermotor (Yuni Herlina Sinambela, okezone.com). Dari ketiga permasalahan tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa sumber dari masalah tersebut adalah banyaknya jumlah kendaraan,
kurangnya
standar
keamanan,
dan
rendahnya
kedisiplinan yang dimiliki oleh setiap pengendara. Jika kita berbicara mengenai banyaknya jumlah kendaraan maka kita berbicara mengenai tingginya distribusi kendaraan bermotor oleh industri otomotif. Tingginya distribusi ini diperparah dengan minimnya pengurangan jumlah kendaraan bermotor tua setiap tahunnya yang menyebabkan kepadatan jumlah kendaraan setiap tahun terus meningkat. Sedangkan mengenai kurangnya standar keamanan dan kurangnya kedisiplinan dari pengendara kendaraan, semua itu bersumber dari lemahnya hukum yang berlaku di Indonesia. Misalnya untuk pengendara motor, standar keamanan di Indonesia 55
Pan Intellectual of Moslem Engineers hanya mengharuskan setiap pengendara motor untuk menggunakan pelindung kepala atau helm sementara bagian lain tidak terlindungi dengan baik. Padahal standar keamanan yang baik itu seharusnya juga mengatur tentang perlindungan segala bagian dari pengendara tersebut, contoh penggunaan sepatu untuk pelindung kaki yang lebih aman daripada sandal atau tanpa alas kaki. Kemudian dari banyaknya kecurangan yang terjadi dalam pembuatan surat ijin mengemudi. Hal-hal ini semua berdampak dari parahnya kondisi setiap korban kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor dalam hal ini sepeda motor. Masalah pertama dan kedua sebenarnya bisa diminimalisir jika permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor pribadi dapat ditekan.
Hal
transportasi
ini ke
membutuhkan
arah
pengalih
transportasi
umum.
kebutuhan Namun
akan
keadaan
transportasi umum di Indonesia belum bisa kita sejajarkan tingkat kenyamanannya dengan kendaraan pribadi. Masyarakat tentu lebih memilih kondisi nyaman di dalam mobil pribadi dibanding harus naik kereta yang penumpangnya melebihi kapasitas dari kereta itu sendiri. Contoh kedua, masyarakat tentu lebih memilih bersepeda motor yang lebih cepat dan lebih hemat dibanding harus naik angkutan umum yang sering berhenti menunggu penumpang dan bertarif berkali lipat jika harus terus menerus berganti kendaraan. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi transportasi umum di Indonesia belum cukup menarik masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. 56
Pan Intellectual of Moslem Engineers Masalah ketiga seharusnya juga dapat dipecahkan melalui pemanfaatan transportasi umum. Hal ini dimaksudkan dengan melakukan pelatihan kepada para pengendara transportasi umum yang tentunya jumlahnya lebih terjangkau dibanding jumlah pengendara kendaraan pribadi. Pengembangan transportasi umum di Indonesia sebenarnya sudah mulai terlihat dari wacana pengadaan subway dan monorail di Jakarta. Hal ini bisa menjadi solusi yang sangat baik untuk mengatasi masalah tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah tidak berjalannya kedua program tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Satu hal yang penulis tangkap dari masalah tersebut adalah tidak adanya dana untuk membangun proyek tersebut. Alasan yang penulis tangkap dari tidak adanya dana adalah negara-negara debitor memiliki kepentingan terhadap pembangunan proyek tersebut. Contoh Jepang, jika transportasi umum di Indonesia baik maka penjualan Honda, Yamaha, Suzuki, dan Mitsubishi akan turun. Hal itu tentunya akan merugikan bagi negara tersebut. Solusi dari permasalahan tersebut adalah bagaimana pemerintah harus berani untuk membatasi penjualan dari industriindustri otomotif. Hal ini tentunya suatu hal yang sulit karena prinsip perdagangan bebas yang tidak menganjurkan suatu negara untuk melakukan proteksi berlebih. Namun jika hal ini tidak dilakukan, maka masalah-masalah yang terjadi akan semakin besar. Kemacetan tidak akan selesai, polusi pun akan semakin besar. Selain itu jumlah masyarakat yang meninggal akibat
57
Pan Intellectual of Moslem Engineers kecelakaan pun akan terus bertambah. Jadi tidak bisa tidak, pemerintah harus mulai menekan negara-negara debitor untuk mendanai proyek transportasi umum tersebut dan mulai untuk terus memfokuskan pengembangan transportasi di bidang transportasi umum. *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Mesin Angkatan 2009 Aktif dalam forum alumni SMP NEgeri 2 Depok dan Salam 1 Depok, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Mechanical Islamic Community (MIC) periode 2010
58
Pan Intellectual of Moslem Engineers
I’d rather live with a good question than a bad answer. _Aryeh Frimer_
59
Pan Intellectual of Moslem Engineers Pemimpin yang Dipimpin Oleh Sefni Yenti*
Meletusnya pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 tidak hanya menumbangkan rezim “diktator” Orde Baru, tetapi juga melahirkan banyak terobosan baru bagi bangsa Indonesia. Pada masa Orde Baru, di berbagai perguruan tinggi, mahasiswa diajarkan untuk paham dengan core competence yang ia tekuni, kemudian lulus, dan bekerja dengan membawa bekalan tersebut. Pada masa itu, lahirlah manusia pekerja yang menjadi “budak” di negerinya sendiri. Mereka berada pada tataran kerja teknis, hanya mampu “berinteraksi” dengan alat, tanpa bekalan memanage manusia. Seiring dengan perkembangan zaman dan didukung oleh kebebasan yang “dibonceng” oleh reformasi, lahirlah berbagai kelompok pergerakan, mulai dari pesatuan buruh, ikatan guru, paguyuban mahasiswa bahkan Senat Mahasiswa/Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Sebagai konsekuensi dari keberadaan komunitas tersebut, maka akan tumbuh mental-mental baru pemimpin masa depan yang tidak hanya mampu menyelesaikan urusan teknis, tapi juga mampu berkoordinasi dengan manusia atau rekan kerjanya. Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, pentingnya mental kepemimpinan ini tidak hanya agar manusia (khususnya mahasiswa) bisa lebih “eksis” di dunia pascakampus (baca: kerja), tetapi juga pada keberlangsungan perannya di masyarakat. Mental kepemimpinan ini merupakan salah satu soft skill yang akan 60
Pan Intellectual of Moslem Engineers menjadi nilai tambah bagi seorang calon karyawan atau pelamar pekerjaan tertentu. Bahkan pada kasus tertentu, soft skill yang biasanya diukur dari pengalaman berorganisasi, menjadi salah satu syarat mutlak untuk memenuhi kriteria pekerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dinamika tuntutan kehidupan pascakampus mangakibatkan semakin gencarnya pelaksanaan pelatihan kepemimpinan. Bentuk dari pelatihan ini dapat berupa Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) yang biasanya dilaksanakan saat pergantian pengurus, Training Orientasi, bahkan pelatihan sekelas ESQ Leadership Training yang relatif mahal. Saat ini kegiatan-kegiatan semacam ini menjadi hal yang tidak hanya diminati mahasiswa, tetapi hampir seluruh lapisan masyarakat. Tak ketinggalan, bahkan di tingkatan sekolah menengah pun, pelatihan semacam ini juga menjadi hal yang dinilai urgent, terlihat dari rutinnya pelaksanaan pelatihan ini serta tingginya minat siswa sekolah menengah untuk ikut andil didalamnya. Tingginya rating kegiatan pelatihan kepemimpinan ini, pada dasarnya merupakan hal yang bernilai positif. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pelatihan-pelatihan tersebut mampu mencetak banyak pemimpin baru walaupun terkesan instant. Banyak nilai yang dapat ditransfer dari pelatihan-pelatihan semacam ini, dan hampir sebagian besar bernilai positif. Akan tetapi, masalah yang sekarang muncul adalah lahirnya mental-mental pemimpin yang ogah dipimpin. Apa yang harus disalahkan?
61
Pan Intellectual of Moslem Engineers Tumbuhnya jiwa-jiwa pemimpin dalam diri setiap individu merupakan hal yang pantas untuk diapresiasi. Akan tetapi, fakta yang banyak terjadi adalah pengkerdilan makna pemimpin. Filosofi yang terbangun adalah bahwa pemimpin diartikan sebagai orang yang berada pada posisi paling tinggi, kekuasaan yang paling besar, wewenang tanpa batas dan makna hiperbolik lainnya. Implikasinya adalah banyak orang yang sanggup menjadi pemimpin, tetapi tidak sanggup menjadi prajurit yang siap dipimpin. Dengan
tidak
mengecilkan
keberadaan
pemimpin,
sebenarnya kehadiran orang-orang yang siap untuk dipimpin (prajurit) merupakan faktor penentu paling besar dari kerja tim. Tidak akan ada pemimpin yang hebat tanpa prajurit-prajurit hebat dibelakangnya. Sudah saatnya makna menjadi seorang pemimpin diletakkan pada porsi yang seharusnya. Pemimpin sejati bukanlah orang yang merasa menjadi pemimpin ketika dirinya memiliki bawahan saja. Lebih dari itu adalah saat ia bisa dikoordinasikan untuk melakukan “kerja-kerja besar” meski ia tidak berada dalam posisi memimpin. Faktanya, tidak sedikit kegagalan yang terjadi akibat miskinnya penafsiran akan makna pemimpin. Setiap individu merasa menjadi orang yang paling paham, merasa paling pantas untuk mengambil keputusan, dan tindakan arogansi kepemimpinan lainnya. Runtuhnya pemahaman akan makna berkoordinasi dan dikoordinasikan menjadi penyebab lahirnya pemimpin-pemimpin bermental kerdil.
62
Pan Intellectual of Moslem Engineers Dalam sebuah hasdist, Rasulullah Saw. bersabda: “Tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya itu.” Kepemimpinan sesungguhnya adalah saat seseorang mampu memimpin dirinya. Ia tidak dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi yang tidak stabil yang biasanya membawa arogansi yang berpotensi menghancurkan kerja-kerja tim. Pemimpin yang baik itu adalah saat ia mampu menjadi prajurit yang baik. Saat ini, kita tidak hanya butuh pemimpin yang hebat, tetapi juga barisan prajurit yang siap dikoordinasikan. Atau mungkin sudah saatnya ada latihan menjadi prajurit? Wallahua’lam bis Showab. *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan 2006 Aktif dalam kegiatan Dakwah Kampus di berbagai bidang, salah satunya adalah ikut serta dalam membidani pembenahan PIONEER. Jabatan Formal yang dipegang dalam kepengurusan PIONEER 2009 adalah sebagai Pemimpin Redaksi Buletin PIONEER
63
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Ditulis lebih untuk sekedar perenungan diri dan sarana peningkatan motivasi bagi sang penulis sendiri dan bukan jadi sarana untuk menggurui orang lain…
64
Pan Intellectual of Moslem Engineers Indonesia Bangkit Bangkit itu Susah susah lihat orang lain susah senang liat orang lain senang Bangkit itu Takut takut untuk korupsi takut untuk makan yang bukan haknya Bangkit itu Malu malu jadi benalu malu karena minta melulu Bangkit itu Marah marah jika martabat bangsa diinjak-injak Bangkit itu Mencuri mencuri perhatian dunia lewat prestasi Bangkit itu Tidak ada tidak ada kata menyerah tidak adak kata putus asa Bangkit itu Aku Untuk Indonesia-ku (Deddy Mizwar)
Ya… Sudah beberapa hari sejak momen perayaan hari Kebangkitan Nasional itu, 20 Mei 2008. Tepat 100 tahun setelah para founding fathers negeri ini mencetuskan isu kebangkitan itu
65
Pan Intellectual of Moslem Engineers Dan sudah beberapa hari sudah sejak tanggal 20 Mei 2008, Dedy Mizwar terus-menerus mengeluarkan celotehan kata-kata di atas, entah di sebuah "kotak ajaib" yang bernama TV, atau di radio Atau diucapkan ulang ratusan bahkan ribuan kali oleh pelajar, mahasiswa, guru, policy makers, tukang soto, tukang ojek, dan oleh siapapun Atau kata-kata tersebut juga telah tercetak di ratusan blog yang ada di dunia maya ini Atau dipostingkan di berbagai milis, atau dikirimkan ke berbagai email Tujuannnya hanya satu, mencoba MEMBANGKITKAN SEMANGAT KEBANGKITAN BANGSA untuk semuanya, semua manusia Indonesia Tidak peduli dia pelajar, mahasiswa, guru, pejabat, policy makers, tukang soto, tukang ojek, atau siapapun Tapi kawan, kenapa bangsa ini sulit sekali untuk bangkit? Dimana-mana harga naik, demonstrasi yang ujung-ujungnya aksi anarki, bentrok massa, mahasiswa dan polisi, angkutan kota mogok Fakta-fakta ironis tentang betapa kayanya bangsa ini, dengan hasil bumi ibu pertiwi yang amat berlimpah, tapi setengah masyarakatnya miskin
66
Pan Intellectual of Moslem Engineers Itulah yang selalu kudengarkan di televisi, media massa, radio, dan lewat segalanya Kawan, kenapa kita selalu begitu terus? Apa bangsa ini terlalu banyak menuntut? Apa bangsa ini terlalu ingin segala sesuatu yang instan? Apa bangsa ini terlalu mengandalkan orang lain, tanpa pernah mau menggunakan kemampuannya sendiri? Apa bangsa ini tidak pernah memberikan solusi bagi masalahnya sendiri? Apa bangsa ini telah terlalu banyak bicara, dan berteriak dengan sedikit kerja, kawan? Apa bangsa ini telah kehilangan semangat kerja keras yang membuat kita dulu bangkit dan merdeka dengan tangan kita sendiri? Menuntut dan mengingatkan pemerintah memang perlu, amat diperlukan malah, karena pemerintahlah pemimpin kita Tapi bukankah kita juga perlu peduli? Peduli untuk mencari solusi dari semua masalah bangsa ini, dan sebagai warga, merangkap anak plus mahasiswa yg masih belum lulus, mungkin yang bisa kita lakukan bukan sesuatu yang besar, mungkin itu cuma sesuatu yang kecil Kita mungkin hanya bisa mengurangi pemakaian listrik di rumah, mematikan TV, komputer atau AC jika sedang tidak diperlukan, atau mengurangi konsumsi BBM
67
Pan Intellectual of Moslem Engineers Tapi kawan, bukankah itu lebih baik, daripada cuma berteriak-teriak menuntut sana-sini, atau cuma bisa menghela napas ketika ngeliat berita-berita di TV? Dan kalau kita mau melakukan sesuatu yang lebih besar, sesungguhnya kita pasti bisa karena kita punya kemampuan Tapi, selalu Sesuatu yang besar tidak pernah bisa diperoleh dengan cara instan Belajar dengan baik, mulai dari sekarang Mulai kembangkan diri, dengan keahlian kita masing-masing dan kelak dengan keahlian kita tersebut, suatu saat nanti kita bisa berbuat sesuatu yang jauh lebih besar dan bisa membuat negeri ini kembali BANGKIT Ya, seperti kata Aa Gym, Mulai dari diri kita sendiri Mulai dari sesuatu yang kecil Dan mulai dari sekarang Bangsa ini tidak bisa bangkit kalau hanya sedikit atau sebagian orang yang mau bangkit Tapi bangsa ini bisa bangkit, kalau SEMUA manusianya mau bangkit *****
68
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Refleksi di atas merupakan karya Karnanim Suhandi. Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Kimia Angkatan 2006, selain itu penulis aktif sebagai pengisi rubrik SAINSTEK dalam buletin PIONEER
69
Pan Intellectual of Moslem Engineers
When a person can no longer laugh at himself, It is time for others to laugh at him. _Thomas Szasz_
70
Pan Intellectual of Moslem Engineers Mau Dikemanakan Keselamatan Transportasi Umum Indonesia? Oleh Wahyu Trihadi*
Transportasi merupakan kegiatan turunan (derived demand) dari setiap kebutuhan manusia yang mutlak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan itu6. Tujuan utama dari penyelenggaraan transportasi adalah untuk memindahkan orang atau barang dari tempat asal ke tempat yang dituju. Ada dua aspek yang diinginkan oleh manusia dalam menyelenggarakan kegiatan transportasi, yaitu aspek kuantitas dan aspek kualitas yang saling berkaitan satu sama lain7. Wujud dari aspek kuantitas adalah tersedianya sarana dan prasarana dengan kapasitas yang dapat melayani seluruh kebutuhan manusia akan angkutan. Sedangkan wujud dari aspek kualitas dapat berupa keselamatan, kenyamanan, kelancaran ketertiban, efisiensi, dan ekonomis. Penyediaan sarana transportasi ini khususnya transportasi umum di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai upaya pelayanan terhadap warga negaranya. Dalam praktek penyelenggaraan transportasi tersebut, terkadang tidak sepenuhnya aspek kuantitas dan kualitas tersebut dapat terpenuhi.
Transportation Demand Analysis. Adib Kanafani. 1983 Konsep dan Metodologi Keselamatan Lalu Lintas. Jurusan Teknik Sipil Universitas Indonesia. 1992
6 7
71
Pan Intellectual of Moslem Engineers Dalam tulisan ini, penulis akan memaparkan lebih dalam mengenai keselamatan transportasi umum di Indonesia, yang sampai sekarang masih perlu mendapat perhatian penuh akibat seringnya
terjadi
kecelakaan
yang
menjadi
masalah
bagi
keselamatan transportasi. Jadi, wajar jika pertanyaan “Mau ke mana keselamatan transportasi umum di Indonesia?” terlontar dari banyak orang. Tingkat keselamatan transportasi sendiri dapat digambarkan dengan pengetahuan mengenai indikator-indikator penilaiannya. Biasanya keselamatan transportasi diperbandingkan dalam kurun waktu tertentu (misalkan 2, 5 atau 10 tahun) atau diperbandingkan antar satu tempat terhadap tempat lainnya. Adapun berbagai macam indikator8 yang biasa digunakan (baik nasional maupun internasional) sebagai berikut:
Jumlah nominal kecelakaan yang dapat pula dibagi dalam tingkat keparahannya, seperti kecelakaan berat, sedang, ringan dan kecelakaan lain-lain.
Jumlah korban meninggal, luka berat dan luka ringan.
Jumlah korban yang diklasifikasikan menurut golongan umurnya.
Tingkat kecelakaan yang dapat ditetapkan dalam empat cara, yaitu
kecelakaan
per
jumlah
penduduk,
kecelakaan
perjumlah kendaraan, kecelakaan per jumlah kendaraan-
Indikator Keselamatan Lalu Lintas. Jurusan Teknik Sipil Universitas Indonesia. 1992
8
72
Pan Intellectual of Moslem Engineers jarak tempuh dan jumlah kecelakaan per jumlah orang-jarak tempuh.
Biaya kecelakaan dan kerugian material yang bisa dinilai dalam bentuk uang (monetary value). Faktor-faktor kecelakaan secara spesifik untuk moda
transportasi umum di darat, laut dan udara tentunya berbeda. Pada moda transportasi darat, seperti bus dan kereta api, faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaan antara lain pengemudi, performa kendaraan, fasilitas pendukung (misalnya jalan dan rel) dan lingkungan. Kriteria
pengemudi penyebab
kecelakaan
antara
lain
pengemudi mabuk, lelah, lengah dan kurang terampil. Performa kendaraan dan kelalaian pengelola yang menjadi penyebab kecelakaan antara lain kondisi teknis yang tidak layak jalan seperti rem blong, ban pecah, lampu mati, gerbong anjlok, kelebihan muatan dan sebagainya. Akibat fasilitas pendukung antara lain kerusakan pada permukaan jalan, konstruksi jalan atau rel yang rusak (tidak sempurna), dan desain jalan atau rel yang kurang sempurna. Kondisi lingkungan yang menyebabkan kecelakaan antara lain kabut asap, hujan lebat dan longsor. Pada moda transportasi laut (kapal laut, ferry) dan transportasi udara, faktor-faktor penyebab juga sama. Faktor pengemudi (pilot, nakhoda) dan fasilitas pendukung (pelabuhan, landasan pacu licin) sebagai penyebab kecelakaan relatif jarang ditemui. Namun yang paling sering terjadi adalah karena performa
73
Pan Intellectual of Moslem Engineers moda transportasi tersebut dan kelalaian pengelola (akibat tidak layak, sudah tua maupun kegagalan dalam pengecekan kelayakan oleh penguji kelayakan, kelebihan muatan atau penumpang) dan faktor lingkungan seperti cuaca buruk, badai dan sebagainya. Secara umum, faktor kecelakaan transportasi umum antara lain disiplin pengemudi, awak dan pihak terkait yang rendah, kelayakan dan fasilitas pendukung serta perlengkapan yang kurang dan penegakkan hukum yang kurang tegas. Lalu, siapa yang bertanggung jawab terhadap keselamatan transportasi ini? Sama halnya dengan penyediaan transportasi umum, keselamatan transportasi juga menjadi tanggung jawab Pemerintah. Salah satu hal yang ditekankan, dalam Pasal 5 ayat 1 UU Nomor
22
Tahun
2009
telah
disebutkan
bahwa
Negara
bertanggungjawab atas lalu lintas dan angkutan umum serta pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah. Namun, ditambahkan dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 22 Tahun 2009 bahwa Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Umum, dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, badan hukum, dan atau masyarakat. Dari ketentuan dalam Pasal 7 ini dapat disimpulkan bahwa penyelenggaran kegiatan pelayanan langsung kepada masyarakat dalam Lalu Lintas dan Angkutan Umum adalah kerjasama seluruh pihak. Dalam penyelenggaraan transportasi ini pemerintah perlu melakukan pengawasan dan penindakan hukum secara lebih tegas. 74
Pan Intellectual of Moslem Engineers Pasal 48 hingga Pasal 74 UU Nomor 22 Tahun 2009 juga mengatur persyaratan teknis dan kelayakan kendaraan dari motor hingga bus yang harus ditegakkan. Setelah melihat kompleksitas permasalahan keselamatan transportasi umum, tentunya penyelesaian untuk mengatasi hal ini harus dilakukan dengan baik. Perlu adanya perumusan prinsip peningkatan keselamatan transportasi umum secara komprehensif berdasarkan proses terjadinya kecelakaan pada transportasi umum yang terbagi dalam tiga kelompok besar yakni pra-kecelakaan, saat kecelakaan dan pasca-kecelakaan. Maka prinsip peningkatan keselamatan itu antara lain: 1. Pencegahan kecelakaan. Prinsip ini mengandung makna bahwa pada dasarnya pencegahan kecelakaan merupakan hal yang harus diupayakan terlebih dahulu sedini mungkin. Jika kecelakaan dianggapfaktor nasib semata, jelas inilah anggapan yang salah. Justru kecelakaan dapat diupayakan agar tidak terjadi dengan usaha (ikhtiar) dari manusia. Cakupan ini berkaitan dengan faktor utama penyebab kecelakaan yaitu pengemudi (termasuk awak), performa moda transportasi (kendaraan), fasilitas pendukung dan pelengkap, serta lingkungan. Peningkatan keterampilan, pengetahuan, kedisiplinan dan mental pengemudi (termasuk awak) merupakan bagian yang paling vital dalam penyelanggaraan transportasi umum. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, mereka harus memiliki kualitas yang tinggi
75
Pan Intellectual of Moslem Engineers yang didapatkan setelah mereka diseleksi, mengikuti pendidikan, penyuluhan dan ujian. Penseleksian dengan syarat tertentu dilakukan pada tahap awal seperti pada saat akan memperoleh SIM, izin berlayar dan terbang misal dengan persyaratan umur, mental, penglihatan
dan
diperlukan untuk
pendengaran. masinis,
Pendidikan
formal
biasanya
nahkoda dan pilot sedangkan
penyuluhan bagi para pengemudi mobil. Tahap terakhir adalah dengan tes atau uji kelayakan menjalankan kendaraan dan perawatan bagi calon pengemudi dan awak untuk semua moda transportasi baik secara teori maupun praktik. Persyaratan bagi performa kendaraan seperti uji layak jalan bagi kendaraan transportasi darat, laut dan udara harus dilakukan secara ketat. Banyak temuan di lapangan bahwa penyebab kedua terbesar kecelakaan selain faktor pengemudi adalah kendaraan. Pesawat terbang dan kapal laut di Indonesia banyak yang sudah tua, namun sebenarnya masih cukup layak pakai bila diremajakan. Namun, tetap harus melewati uji kelayakan dan kesesuaian batas muatan. Fasilitas pendukung seperti jalan raya dan rel untuk bus dan kereta cukup vital. Kondisi fisik jalan dan geometriknya (jarak pandang henti dan menyiap, tikungan kelandaian, meminimalkan konflik/persimpangan) serta rambu yang lengkap membantu mengurang tingkat kecelakaan. Landasan pacu yang didesain dengan optimal dan baik perawatannya juga demikian penting bagi pesawat.
76
Pan Intellectual of Moslem Engineers Kondisi lingkungan seperti cuaca memang tidak dapat dielakkan. Tetapi tata guna lahan yang mempengaruhi radius perjalanan dapt diatur sehingga dapat memperpendek jarak perjalanan, terutama perjalanan darat. Tetapi, untuk kondisi geografis seperti Indonesia, penggunaan sistem peringatan dini (early warning system) pada pesawat dan kapal laut dapat membantu menghindari cuaca buruk. 2. Pengurangan resiko kecelakaan. Prinsip
ini
mengandung
makna
bahwa
kecelakaan
merupakan kejadian yang tidak mampu dihindarkan lagi, maka masih dapat diupayakan pengurangan resiko korban kecelakaan seperti
luka-luka
dan
kematian.
Caranya
dengan
memberi
perlindungan bagi para pengemudi, awak dan penumpang seperti sabuk keselamatan dan pelampung. Sedangkan untuk kendaraan tersedia peralatan darurat kecelakaan. 3. Penanggulangan kecelakaan (pertolongan pada korban kecelakaan). Prinsip
ini
mengupayakan
menolong
korban
setelah
kecelakaan dalam rangka mengurangi konsekuensi yang lebih parah. Penyediaan perlengkapan P3K dan UGD yang handal dari setiap rumah sakit menjadi upaya utama.
77
Pan Intellectual of Moslem Engineers Untuk
menerapkan
prinsip
peningkatan
keselamatan
transportasi umum, maka perlu juga adanya metodologi9 yang mencakup: 1. Aspek Teknis (peran transport engineer penting pada bagian ini) 2. Penentuan sasaran, baik yang bersifat umum seperti penurunan jumlah kecelakaan atau secara khusus pada moda transportasi tertentu dan lingkup lain. 3. Pendanaan menjadi hal yang penting sehingga pemerintah bisa melibatkan swasta dengan imbal balik yang sesuai. 4. Perencanaan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi, analisa
dan
penyusunan
program
penanggulangan
kecelakaan moda transportasi umum. Pembuatan master plan
transportasi
umum
seperti
Sistem
Transportasi
Nasional (Sistranas) juga menjadi hal yang penting. 5. Pelaksanaan dan monitoring program yang direncanakan untuk menjamin apakah sudah sesuai rencana yang ditetapkan atau belum. 6. Evaluasi diperlukan dalam rangka mengambil keputusan untuk melanjutkan program atau menyusun program yang baru. 7. Aspek Kelembagaan Keterlibatan institusi terkait seperti Dephub, Polantas, medis, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Metodologi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil Universitas Indonesia. 1992
9
78
Pan Intellectual of Moslem Engineers instansi lainnya perlu terkoordinasi dengan baik selain tentunya sudah harus memiliki staf yang terdidik dan terlatih. Sistem informasi informasi terpadu tentang keselamatan dan kecelakaan dari instansi tersebut akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja mereka. Penelitian dan pengembangan yang biasanya dilakukan oleh pakar transportasi perlu dilakukan secara terus menerus mengingat transportasi merupakan never-ended problem. Ketersediaan payung hukum berupa peraturan perundangundangan berfungsi untuk menjamin agar kebijakan yang telah dibuat terkait keselamatan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Maka aspek hukum disini mutlak adanya. Dari pemaparan di atas, sangat jelas bahwa keselamatan transportasi umum harus menuju pada pemberian pelayanan kepada warga negara Indonesia secara optimal. Sesuai motto Departemen Perhubungan “kesadaran kita, keselamatan semua”, maka keselamatan transportasi umum menjadi tanggung jawab berbagai elemen dari pemerintah, swasta, masyarakat maupun akademisi sebagai tokoh intelektual di balik itu semua. Walaupun permasalahan keselamatan transportasi ini kompleks, dengan kerjasama semua pihak insyaAllah dapat diselesaikan. *****
79
Pan Intellectual of Moslem Engineers
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan 2006 Saat ini penulis aktif dalam kegiatan Dakwah Sekolah di SMA Negeri 81 Jakarta, Penulis merupakan Ketua PIONEER periode 2008
80
Pan Intellectual of Moslem Engineers
HambaMu ini mencoba memahami samudera cintaMu yang kata orang-orang tak bertepi… Tapi, melihat kasih sayang ibu-anak saja sudah membuatku luluh…
81
Pan Intellectual of Moslem Engineers Cinta Penjaga-ku Oleh Wieke Harmandar*
‘Adeeeeeeeeeeee….! Jangan jauh-jauh jalannya !! sini deketdeket tante aja…’ seruku setengah berteriak melihat keponakanku yang jalan sendirian semakin menjauh. Fiuh.. beginilah susahnya mengurus anak kecil. Maunya dia jalan sendiri, maunya dia melakukan apa saja yang aneh-aneh, bahkan nyerempet bahaya. Semenjak dua hari yang lalu kami kedatangan kakak dan keponakanku ini, suasana rumah dan satu blok perumahanku pun jadi hingar bingar ramai. Aku sebenarnya senang, tapi repot juga mengurus adik keponakanku yang satu ini. Semangat sekali, jalan kesana kemari, pegang ini, pegang itu, semua barang yang dilihatnya dipegang, membanting-banting hingga rusak. Aktif sekali. Perilakunya yang paling menguji kesabaranku adalah semangatnya untuk jalan, padahal di usianya yang 1 tahun ini jalannya belum begitu kokoh. Masih miring kanan miring kiri, rawan jatuh. Jadilah, aku atau ayahku atau ibuku dengan was-was mengikutinya dari belakang sambil mengulurkan tangan yang siapsiaga menahannya jika terjatuh. Sedangkan umi, kakakku, hanya terkekeh tertawa melihat kami seperti ini. Katanya gantian, mumpung ada di rumah kakek, jadi kami yang harus merasakan ‘derita’ pengasuhan ini. Tapi, kami senang. Meski lelah, capek
82
Pan Intellectual of Moslem Engineers muter-muter rumah bahkan satu blok perumahan, punggung terusterusan membungkuk menjaganya dari belakang, kering pula mulut ini ngingetin dede10 jangan jauh-jauh jalannya. Kami senang, kami sayang dede, kami bahagia melihatnya tersenyum, tertawa, dan mata jenakanya yang selalu berbinar. Ah, benar-benar menggemaskan! *** Secara psikologi, memang anak kecil itu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Karena sebelumnya berada di dalam perut ibu yang tidak lebih luas dari box tidur bayi selama 9 bulan, ia pun penasaran dengan dunia barunya ini. Mau pegang ini, mau pegang itu. Setelah bisa berjalan, bahkan kalau perlu sekalian saja mengelilingi bumi untuk latihan. (hehe… berlebihan ^^). Dalam petualangan ciliknya ini anak kecil pun menimba ilmu dan pengalaman. Seperti keponakanku yang penasaran pada api lilin, lalu ia pun memegangnya. Sekejap, ia relfeks menarik tangannya,
mengerang
kesakitan,
menangis
sejadi-jadinya.
Semenjak hari itu, hingga kini telah berlalu 5 bulan, ia tidak pernah berani untuk menyentuh api lilin lagi. Belajar dari pengalaman. Mengingat hal simpel ini tak terasa membuat hati ini menjadi hangat. In kullu nafsillammaa ‘alaiha haafidz11, tidak ada suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya. Dalam diri setiap
10 11
Panggilan sayang untuk anak kecil Q:S At Thoriq 86 : 4
83
Pan Intellectual of Moslem Engineers manusia, Allah utuskan padanya malaikat yang menjaga dirinya, mengingatkannya
kepada
kebaikan
dan
tuntunan
Illahi,
mengingatkannya di kala lalai, ataupun saat bingung berada di persimpangan pilihan al haq wal bathil. Bahkan menjadi penasihat atas jiwanya ketika seran datang menggoda. Kemudian, dalam tuturan suci Al-Qur’an lainnya, Allah Swt. pun mengatakan wa nahnu aqrobu ilayhi min hablil wariid12, dan kami lebih dekat kepadanya (manusia) dari pada urat lehernya. Sungguh setiap waktu kita tidak pernah terlepas dari penjagaan Allah swt dan malaikatNya. Aku membayangkan, apakah malaikat penjagaku atas izin Allah menjagaku dengan sedemikian hati-hatinya? Seperti aku atau ibuku atau ayahku yang menjaga dede dari belakang agar tidak jatuh saat berjalan. Jalan langkah kaki manusia sangat goyah, mudah miring ke kiri dan mudah miring ke kanan, tergoda dunia, nafsu, dan bujuk rayu setan. Diri manusia mudah sekali beralih dari al haq/kebenaran menuju kebatilan atau maksiat. Apakah malaikat ini terus menerus membungkuk, menghabiskan waktu, menjagaku sepanjang umurku untuk menjalankan titah Tuhan? Titah Tuhan yang pada hakekatnya adalah rasa sayang, rasa cinta Allah Swt. kepada tiap hambaNya, Dialah yang lebih mengerti hambaNya dibandingkan hamba itu sendiri. Lebih tahu mana yang berbahaya atau yang lebih baik untuk hamba itu dibanding pengetahuan hamba itu sendiri. Ah, 12
Q:S Qaff 50 : 16
84
Pan Intellectual of Moslem Engineers sudah tentu cinta Allah pada hambaNya akan jauh lebih besar dibanding cinta orang tua kepada anaknya. Di sisi Allah, manusia akan selalu menjadi anak kecil sekalipun ubannya sudah memenuhi ubun-ubun. Karena sepanjang hidupnya manusia tidak pernah tahu, atau tidak pernah dengan pasti mengetahui tentang apa-apa yang ada di sekitarnya. Kecuali, dari apa yang telah ia pelajari dengan pengalaman, atau apa yang diizinkan diketahui oleh Tuhannya dengan memberitahukannya. Layaknya kakakku yang berkata “jangan ke situ, di situ kotor, de… di sini aja, biar baju dede tetap bersih dan dede juga ga perlu mandi lagi..”. Tapi, si anak pun dengan segala kepolosan dan sifat dasarnya, tetap mempunyai pilihan untuk mematuhi kata-kata ibunya atau tidak melakukannya. Kakak pun tidak pernah jera, ia juga yang memandikan sampai membersihkan baju dede, lalu membiarkan dede bermain kembali. Lalu kembali menjaga dan mengingatkannya. Terus begitu. Dengan rasa sayang dan cinta yang begitu mendalam, tanpa dimengerti & diketahui, tidak juga menuntut untuk dimengerti & diketahui oleh dede yang terus bermain. Wallahua’lam bis Showab. *****
85
Pan Intellectual of Moslem Engineers *Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan 2006 Aktif dalam kegiatan Dakwah Kampus di berbagai bidang, dan saat ini menjadi Pemimpin Umum Dept. Media Center SALAM UI Periode 2009
86
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Biaya masuk UI yang hanya Rp 2000, masih terlalu murah
87
Pan Intellectual of Moslem Engineers Sistem Transportasi Universitas Indonesia, Riwayatmu Kini Oleh Sata Brasyahdin*
Sistem transportasi internal Universitas Indonesia (UI) mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sistem transportasi kota disekitarnya. Naiknya tingkat ekonomi masyarakat Universitas Indonesia seperti para dosen, staff, dan mahasiswa, telah mempengaruhi naiknya jumlah pemakai kendaraan pribadi di kampus Universitas Indonesia. Moda pelayanan kegiatan di dalam kampus UI selain kendaraan pribadi adalah bis kuning dan para-transit yang diijinkan beroperasi (ojek). Dengan adanya moda transportasi tersebut terjadi konektivitas yang baik antara infrastruktur internal kampus (seperti masjid, perpustakaan pusat, fakultas, asrama, dan lainnya) dan eksternal. Sesuai dengan fungsinya, Perjalanan tahap generasi klasik model
transportasi
bertujuan
untuk
memperkirakan
jumlah
perjalanan yang dihasilkan dan yang ditarik untuk setiap zona daerah studi (J.de d Ortuzar & L.G Willumsen 1995). Oleh karenanya dalam melakukan perencanaan transportasi diperlukan sebuah analisis terkait permintaan dan kebutuhan transportasi dalam suatu daerah (adib kanafi 1995).
88
Pan Intellectual of Moslem Engineers Pada konteks pembahasan ini, kondisi ideal transportasi dalam lingkungan kampus adalah dengan meminimalkan jumlah kendaraan pribadi dan memaksimalkan jumlah kendaraan umum, hal ini dikarenakan jumlah kendaraan umum (bus kampus & ojek) lebih bisa dikendalikan dibandingkan dengan jumlah kendaraan pribadi. Selain itu indeks pencemaran lingkungan dan keamanan serta keselamatan berkendara juga bisa dipantau, dan jumlah kecelakaan bisa diturunkan. Kampus UI, Dengan luas mencapai 300 hektar ditambah keberadaan 6 danau membuat kampus UI kampus yang terintegrasi. Sebagai suatu kawasan percontohan, UI perlu menerapkan keteraturan dalam bertransportasi sehingga bisa menjadi rujukan bagi permasalahan dalam skala yang lebih besar lagi. UI sebagai kampus dengan prestasi terbaik memiliki tanggung jawab untuk menjadikan wilayahnya menjadi sesuai dengan standar dalam kualitas, demikian juga mengenai masalah transportasi. Perlu dibangun suatu sistem jaringan transportasi yang komprehensif sehingga tercipta suatu model dinamis dari ragam transportasi kampus. Hal ini dituangkan dalam suatu perencanaan yang mengatur proses merencanakan dan mengoperasikan suatu sistem
terpusat untuk transportasi perkotaan yang disebut
Manajemen
sistem
Transportasi.
Sasaran
utamanya
ialah
pelestarian sumber daya energi, mutu lingkungan, dan perbaikan mutu hidu (Perencanaan TSM kerangka kerja C.J Khisty)
89
Pan Intellectual of Moslem Engineers Penerapan sistem one shelter
dimana apabila ada
kendaraaan atau tamu yang hendak berkunjung ke UI, maka ia berkewajiban untuk memarkir kendaraannya di suatu tempat parkir yang telah disediakan dan selanjutnya menaiki bus kuning atau sepeda UI untuk menuju lokasi yang diinginkan bisa menjadi salah satu alternatif solusi. Selain itu hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pembatasan jam masuk kendaraan umum, sehingga pada jam-jam pulang kuliah saja mobil pribadi diijinkan untuk masuk ke dalam lingkungan kampus. Pembatasan bisa juga dilakukan dengan menaikkan tarif parkir kendaraan atau biaya masuk UI. Biaya masuk UI yang hanya Rp 2000, masih terlalu murah menurut mayoritas civitas UI, sehingga mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dengan biaya yang lebih murah dan waktu tempuh dan kenyamanan yang lebih maksimal. Dengan diberlakukannya tarif kenaikan kendaraan di UI, diharapkan mengurangi jumlah kendaraan pribadi sehingga meningkatkan kenyamanan. Semua usulan ini harus tertuang dalam aturan yang dibuat oleh pembuat kebijakan kampus dalam sekup kewenangan tertinggi, dalam hal ini keputusan rektor. Peraturan yang dibuat wajib mengikat semua civitas akademika. Apabila peraturan ini hanya diberlakukan untuk mahasiswa saja, atau untuk dosen saja, maka yang terjadi justru adalah kecemburuan sosial yang justru tidak akan baik bagi pemegang kebijakan kampus.
90
Pan Intellectual of Moslem Engineers Setelah itu dilakukan proses evaluasi dan peninjauan terhadap solusi yang dilakukan terhadap kebijakan kampus, dan membuat solusi baru sekiranya dibutuhkan (papacostas 1996). *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan 2006 Penulis merupakan Ketua FUSI FTUI Periode 2008
91
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Kalau engkau tak sanggup menjadi cemara yang kokoh di puncak bukit, Jadilah saja belukar yang teguh di tepi jurang
92
Pan Intellectual of Moslem Engineers Kerendahan hati Oleh Debie*
Hatiku, jujurlah Kalau engkau tak sanggup menjadi cemara yang kokoh di puncak bukit, jadilah saja belukar yang teguh di tepi jurang Belukar itu senantiasa istiqomah dalam perjuangannya untuk hidup Ia belajar dari kesehariannya untuk mendewasakan batangnya, batang yang menyanggahnya untuk tidak masuk ke dalam jurang
Hatiku, ketahuilah Ternyata untuk menjadi belukar saja itu tidak mudah! Belukar harus ikhlas agar ia tak iri pada cemara Belukar harus tawadhu agar ia tak sombong pada rumput Belukar tetap belukar sampai ia bisa berjumpa dengan Penciptanya
Kalau engkau tak sanggup jadi belukar, jadilah saja rumput Tetapi rumput yang senantiasa memperkuat pinggiran jalan
Kalau engkau tak sanggup menjadi langit, jadilah saja bumi, Tetapi bumi yang setia dan ikhlas untuk dipijaki oleh setiap manusia
93
Pan Intellectual of Moslem Engineers Tidak semua insan sanggup berbuat seperti pengemis yang tawadhu, izzahnya tinggi walau orang lain merendahkannya Karena ia mempunyai HATI sehingga dekat dengan sang Robbi *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Kimia Angkatan 2006 Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Teknik, Penulis merupakan Bendahara Umum BEM FTUI periode 2009
94
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Saya Menulis Untuk Menjadi Berani
95
Pan Intellectual of Moslem Engineers Mari Menulis Oleh Mia Setyani*
Sebelum masuk taman kanak-kanak (TK), saya sudah suka menulis, atau corat-coret lebih tepatnya. Sudah ada goresan yang saya buat di dinding rumah berupa huruf dan kata tak beraturan. Sewaktu sekolah dasar (SD), saya suka tugas mengarang karena rasanya nilainya selalu cukup baik. Kisahnya berlanjut hingga SMA, tiba-tiba
saya
jadi
penulis
puisi
untuk
mading
sebuah
ekstrakurikuler, dan pengurus buletin di ekstrakurikuler lainnya. Meski beberapa waktu saya pernah terlibat dalam tulis menulis, saya tak pernah menjadi cukup mahir. Selebihnya pun, saya hanya menikmati kegiatan menulis di catatan pribadi atau blog yang sudah lama tak diupdate. Sangat sedikit mungkin tulisan yang pernah saya bagi ke orang lain. Hanya saja saya sadar, tulisan mampu memiliki nilai yang berharga. Tulisan bisa mengandung sihir yang ajaib, bahkan tulisan yang paling sederhana sekalipun, seperti pengalaman saya di tujuh tahun yang lalu. *** Pertama kalinya, saya tau bahwa ada perintah berjilbab untuk seorang muslimah dari sebuah cerpen karya Helvi Tiana Rosa. Di cerpen tersebut, diceritakan seorang perempuan yang tersedusedu karena dia menyadari selama ini tidak mengenal Rabb-nya,
96
Pan Intellectual of Moslem Engineers agamanya. Dalam cerpen ini ini, ada bagian dimana ia terkagetkaget mengetahui menggunakan jilbab itu ternyata wajib. Saya tak tersedu-sedu atau terkaget-kaget membacanya, hanya ber’O panjang, kemudian membuka ayat yang ditulis di cerpen tersebut, yakni al-ahzab: 5913, surat ke-33 dalam al qur’an. Lalu saya jadi tersenyum sendiri, mengingat satu momen di hari perpisahan kelas 6 SD. Saat itu, seorang teman tiba-tiba berkata, "pakai jilbab yuk.", kemudian dengan polosnya saya menjawab, "lagi ga bawa jilbab". Dia meneruskan, " ntar, pas smp", dan saya diam tak menjawab, bengong. Satu tahun kemudian, lewat cerpen yang saya lupa judulnya, saya baru mengerti perintah ber jilbab itu wajib. Padahal selama ini buat saya, jilbab itu cuma seragam waktu mengaji, saat ujian agama islam, dan baju lebaran. *** Tulisan mampu menjadi satu media untuk mentransfer nilai, informasi, spirit. Dalam bentuk apapun tulisan itu, fakta maupun fiksi, ilmiah atau bukan. Bagi yang membaca, bisa mendapat asupan baru bagi pemikiran maupun hatinya, dan bagi yang menulis bisa mendapat pahala atau berkah atas tulisannya.
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
13
97
Pan Intellectual of Moslem Engineers Tidak hanya untuk membuat orang lain tahu. Seringkali manfaat menulis, hanya untuk si penulis itu saja. Contohnya adalah buku harian yang bersifat privasi. Penulis bisa menumpahkan semua perasaannya, tanpa perlu dibaca orang lain. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman lain lagi, masih pengalaman saya tujuh tahun lalu. *** Beberapa saat setelah membaca cerpen dari Helvi Tiana Rosa, dan dorongan dari teman-teman, saya akhirnya mantap mau berjilbab. Masalah muncul ketika saya merasa sangat takut dan bingung untuk mengutarakannya pada mama (baca: ibu). Saya ini bukan orang yang biasa berkomunikasi serius dengan mama, kita selalu
bercanda,
dan
alhasil
saya
tidak
tahu
bagaimana
menyampaikan keinginan saya ini. Semua pikiran buruk muncul, saya berpikir kapan momen yang tepat untuk mengutarakannya, dan bagaimana kalau mama tidak setuju. Setan sudah menghasutku untuk memiliki keragu-raguan dalam kebaikan. Tiba-tiba muncul ide untuk menulis surat konsultasi di sebuah majalah islam sehingga bisa menjawab keragu-raguan saya. Tujuan saya adalah agar saya dapat pencerahan bagaimana berkomunikasi dengan orang tua. Saking ragu-ragunya, saya menulis berlembar-lembar kertas. Di buku kuning ada, di buku merah ada, di buku yang lain lagi juga ada. Di tulis di rumah, waktu lagi jalan-jalan, dimana-mana. Semua lembar dengan kata-kata yang
98
Pan Intellectual of Moslem Engineers hampir sama. Konyolnya, pada akhirnya tak satupun yang saya kirimkan. Belakangan saya menyadari, lembar-lembar surat konsultasi yang tak saya kirimkan itu menjadi batu pijakan untuk menguatkan saya sendiri. Setiap saya menulis, saya seperti sedang memberikan jiwa saya dopping untuk kuat. Saya menulis untuk menjadi berani. Tanpa mengirimkannya, saya kemudian siap mengatakan kepada mama. Saya mau berjilbab. Baik untuk diri sendiri, atau untuk orang lain, mari kita menulis. Biar apa yang ada dalam pikiran, hati atau memori kita, tuangkan saja dalam tulisan. Bisa membuat kita lega atau kesal karena ternyata tulisan kita masih berantakan, compang-camping, atau tak enak dibaca. Tapi tak apalah. Dalam islam, membaca alquran terbata-bata saja dapat dua pahala. Bagiku, ini sebuah motivasi dan isyarat untuk jangan pernah berhenti belajar. Setelah menulis, mari suatu hari kita saling berbagi. Kita tidak
pernah
tahu,
bagian
mana
yang
ternyata
mampu
menginspirasi seseorang, menjadi media transfer nilai kebaikan. Setiap orang yang tergerak melakukan kebaikan karena kita, kitapun akan mendapat balasan kebaikan yang sama, begitu juga sebaliknya. Pena bisa jadi lebih tajam dari pedang, atau kalau di jaman modern ini saya akan katakan laptop bisa jadi lebih tajam dari pedang. *****
99
Pan Intellectual of Moslem Engineers
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Arsitektur Angkatan 2007 Aktif dalam berbagai kegiatan Dakwah Kampus di UI, Penulis merupakan Kabid Mar’ah FUSI FTUI periode 2009
100
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Iklan apa sajakah yang sudah Anda lihat hari ini?
101
Pan Intellectual of Moslem Engineers Iklan Bisa Asik Oleh Suci Ayunda*
Apa saja acara televisi (TV) yang anda tonton hari ini? Jika pertanyaan tersebut dilontarkan kepada Anda mungkin Anda akan dapat menjawabnya dengan cepat. Namun, jika seseorang bertanya kepada Anda, "Iklan apa sajakah yang sudah Anda lihat hari ini?” mungkin hal itu akan membuat Anda mengernyitkan dahi Jangankan ingat, untuk melihatnya pun mungkin anda segan. Cobalah diingat kembali, kapan Anda mengganti saluran TV? Mungkin jawabannya adalah saat iklan. Mungkin selama ini Anda berpendapat bahwa iklan bukanlah sesuatu yang menarik sehingga tidak mengapa jika dilewatkan begitu saja. Sebagian masyarakat yang lain bahkan berpikir iklan merupakan hal yang menggangu. Padahal tahukah Anda bahwa untuk membuat sebuah iklan diperlukan biaya yang sangat besar. Sebagai contoh, tarif iklan di televisi nasional per 30 detik sekitar 20-25 juta dan tarif billboard sekitar 500 juta pertahun. Kondisi ini meningkatkan urgensi bagi perusahaan untuk membuat iklan yang kreatif dan berbeda, demi mencapai tujuan komersialnya. Era
globalisasi
mempermudah
masyarakat
dalam
memperoleh informasi dari berbagai media. Keadaan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para produsen iklan dalam memasarkan produk mereka. Ketika media televisi, radio, dan
102
Pan Intellectual of Moslem Engineers majalah telah dianggap konvensional untuk beriklan, maka bendabenda di sekitar pun bisa menjadi alternatif. Banyak media lain selain televisi, radio dan majalah yang bisa digunakan untuk membuat iklan yang menarik. Salah satunya adalah dalam iklan “Panasonic Nose Trimmer” yang diproduksi oleh Saatchi & Saatchi Indonesia. Produsen iklan tersebut memanfaatkan media kabel listrik yang ada dijalan raya dipadukan dengan billboard. Jika hanya billboard saja, mungkin masyarakat hanya menganggap iklan tersebut sebagai papan biasa tetapi ketika dipadukan dengan kabel, tentu ini akan menjadi perpaduan yang berbeda. Namun hal itu tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan oleh “Panasonic Nose Trimmer” bahwa keselamatan menjadi hal yang utama dengan filosofi kabel listrik yang sensitif.
Gambar 1. Iklan Panasonic Nose Trimmer 103
Pan Intellectual of Moslem Engineers Media lain yang bisa digunakan yaitu kendaraan umum. Iklan dengan media ini sudah cukup banyak digunakan di Indonesia khususnya di bis Patas atau bis Antarkota. Iklan dengan media kendaraan umum ini relatif murah dibandingkan dengan billboard dan bisa dilihat oleh masyarakat disepanjang rute kendaraan umum tersebut. Masalahnya adalah seberapa kreatifnya grafiti yang digambar di kendaraan umum tersebut untuk bisa mencuri perhatian masyarakat. Selain bis, bajaj juga bisa digunakan sebagai media iklan, contohnya adalah iklan kamera digital “Lumix Anti Shake” produksi Saatchi & Saatchi Indonesia. Iklan ini menggunakan filosofi bahwa kamera tersebut tidak akan shake walaupun di bajaj sekalipun. Saatchi & Saatchi Indonesia memilih bajaj dibandingkan taxi dan bus karena filosofi bajaj yang identik dengan istilah “getaran” yang sudah menjadi lelucon umum di masyarakat Indonesia. Filosofi “getaran” tersebut dianggap mewakili apa yang ingin disampaikan oleh “Lumix anti shake”, kamera digital anti “getaran”. Selain digunakan di bagian luar kendaraan umum, ada juga produsen yang memasang media iklanya didalam kendaraan umum. Biasanya media iklannya adalah poster atau billboard. Namun ada contoh lain yang menggunakan media yang tidak biasa, yaitu rambut yang digunakan sebagai handle dalam kereta listrik seperti pada iklan Johny Andrean produksi Fortune Indonesia Advertising Agency.
104
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Gambar 2. Iklan Lumix Anti Shake
105
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Gambar 3. Iklan Johny Andrean Iklan tersebut merupakan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia sehingga menjadikannya menjadi perbincangan publik. Hal tersebut melahirkan secondary advertising yaitu iklan dari mulut ke mulut oleh masyarakat. Keterpukauan masyarakat itu ditunjang langsung dengan hasil dari produk yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai handle kereta listrik. Selain kendaraan umum, pohon pun bisa menjadi media iklan yang menarik. Bukan sebagai penyangga poster atau spanduk pada umumnya tetapi sebagai objek utama dalam iklan tersebut seperti pada iklan pelembut kulit “Lux” produksi JWT, Jakarta, Indonesia berikut: 106
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Gambar 4. Iklan pelembut kulit “Lux” Tujuan dari iklan Lux tersebut adalah ingin menyampaikan kepada wanita Indonesia yang terobsesi dengan style fashion bahwa kulit yang lembut merupakan hal yang mendasar dan terpenting dalam fashion itu sendiri. Di iklan tersebut, pohon disimbolisasikan sebagai kaki yang kering. Sepatu yang sedang trend dipasangakan ke pohon tersebut dengan tujuan ingin menyampaikan bahwa “Even stylish shoes can't make dry legs look good” Dari beberapa contoh iklan diatas, produsen iklan sebaiknya bisa lebih kreatif dalam memanfaatkan media yang ada untuk meningkatakan minat masyarakat terhadap iklan. Produsen iklan 107
Pan Intellectual of Moslem Engineers perlu memikirkan bagaimana caranya masyarakat bisa aware terhadap iklan tersebut. Hal lain yang terpenting adalah bagaimana menghasilkan iklan yang bisa memicu kreativitas masyarakat dan tentunya menghibur masyarakat. Selain itu, dengan semakin meningkatnya persaingan kreativitas antara produsen iklan, diharapkan industri iklan tidak akan mati dan terdorong untuk lebih kreatif sehingga kedepannya industri periklanan bukan hanya mengandalkan biaya yang besar saja untuk menghasilkan iklan yang bagus tetapi karena adanya persaingan kreativitas. Referensi: http://adsoftheworld.com *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Kimia Angkatan 2007 Penulis merupakan Kadiv Humas PIONEER periode 2009
108
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Karena Tiada Hal Yang Sia-Sia dalam Setiap Jalan Pengorbanan
109
Pan Intellectual of Moslem Engineers Kegagalan Bukan Akhir Perjalanan Oleh Fadhillah Muslim*
Perjalanan manusia penuh dengan lika-liku Selalu berbeda tanpa batas ruang dan waktu Kegagalan kadang kala menyakitkan kalbu Jika tiada pembimbing bagi hati yang pilu Ketika akhir dari tujuan tidak menjadi milik anda Hanya keikhlasanlah yang menolong pedihnya jiwa Tatkala kegagalan terus membayangi langkah kita Pasrahkanlah segalanya pada Sang maha Bijaksana Percayalah bahwa Sang Pencipta Maha Mengetahui Sehingga sanubari senantiasa berdzikir tanpa henti Renungkanlah makna hidup setiap insan di dunia ini Niscaya kebahagiaan akan merasuk dalam ruang hati Kegagalan bukan akhir dari suatu perjalanan Karena ia hanya sebatas ujian dalam kehidupan Kerinduan akan kebahagiaan selalu didapatkan Bagi seorang yang berpikir bahwa hidup adalah ujian Jadilah hamba Allah yang baik saat menyikapi segala cobaan Sehingga jiwa yang tenang menghampiri nuansa kebahagiaan Tataplah masa depan melalui doa dalam langkah kemenangan Karena tiada hal yang sia-sia dalam setiap jalan pengorbanan. ***** 110
Pan Intellectual of Moslem Engineers
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan 2008 Penulis merupakan Anggota PIONEER periode 2009
111
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Sebuah organisasi (dakwah khususnya) bisa dikatakan produktif jika dalam segala amalan yang dia maksud hanya dengan apa-apa yang membuat Allah ridha
112
Pan Intellectual of Moslem Engineers Dynamic Organization Sebagai Landasan Dakwah Komprehensif Muchammad Syaifudin Zuhri*
Masih ingatkah kita dengan slogan Al-Islamu Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaih (Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya). Pertanyaanya, lantas mengapa di masa sekarang kondisi umat Islam tertinggal oleh umat-umat yang lain? Apakah slogan di atas sudah tidak berlaku lagi? Ataukah ajaran Islam sudah tidak tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman? Jawabannya, slogan di atas masih tetap berlaku dan benar adanya. Demikian juga ajaran Islam masih tetap relevan dengan perkembangan zaman dan kemodernan. Kalaupun kondisi umat Islam saat ini kurang menggembirakan, letak permasalahannya adalah pada diri umat Islam itu sendiri, bukan pada Islamnya. Disatu sisi kemaksiatan dan penyimpangan telah menggerogoti kewibawaan umat, di sisi lain sebagian umat yang ingin bangkit seringkali gagal dalam memahami ruh ajaran Islam.14 Ernest Gellner, seorang sosiolog agama, menunjukkan bahwa tradisi agung dalam Islam tetap bisa di modernkan (modernizable) tanpa perlu memberi konsesi kepada pihak luar. Dan ini merupakan kelanjutan dialog dalam umat Islam sendiri sepanjang sejarahnya. Masih menurut Gellner, di antara berbagai
14
Pengantar Membina Angkatan Mujahid, Said Hawwa, hal.5
113
Pan Intellectual of Moslem Engineers agama yang ada, Islam adalah satu-satunya yang mampu mempertahankan sistem keimanannya dalam abad modern ini, tanpa banyak gangguan doktrinal. Dalam Islam, dan hanya dalam Islam, lanjut Gellner, pemurnian dan modernisasi di satu pihak, dan peneguhan kembali identitas umat di pihak lain, dapat dilakukan dalam satu bahasa dan perangkat yang sama. Dunia Islam memang tidak begitu gemilang menerobos dan memelopori umat manusia memasuki abad modern. Tetapi karena watak dasar Islam sendiri, kaum Muslimin mungkin justru menjadi kelompok manusia yang memperoleh manfaat terbesar dari kemodernan dunia. Tentunya kemodernan di sini bermakna kemajuan teknologi. Dengan kata lain, kunci keberhasilan Islam memasuki abad kegemilangannya terletak pada peneguhan kembali warisan syari’ah yang tak pernah lapuk. Kekokohan struktural harus dibangun dari bawah, serta kemampuan mengambil alih dan merebut teknologi yang dimonopoli oleh Barat.15 Sementara itu, optimisme di kalangan umat tentang kebangkitan Islam, bukanlah optimisme yang tanpa alasan, terutama berkaitan dengan potensi besar yang dimiliki kaum Muslimin, yaitu : Pertama, potensi syari’ah Islam itu sendiri sebagai warisan kemanusiaan yang diberikan oleh Allah Swt.. Warisan yang tak pernah lapuk. Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang masih
15
Gerakan Islam sebagai Perekayasa Peradaban, al-Muslimun, no.235, hal.108
114
Pan Intellectual of Moslem Engineers terpelihara orisinalitasnya (asholah), kecuali Islam. Lebih dari itu, Islamlah satu-satunya agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri. Kedua, potensi penduduk Muslim yang berjumlah kurang lebih satu seperempat milyar jiwa. Ini berarti seperlima penduduk dunia adalah Muslim. Islam adalah agama yang paling muda, yang jumlah pengikutnya sebanding, bahkan melebihi agama-agama lain yang lebih tua, seperti Nasrani dan Yahudi. Meski gelombang politik Islam naik turun, tetapi jumlah penduduknya –secara global- tidak pernah berkurang. Islam ibarat air, senantiasa mencari tempat yang rendah untuk mengalir. Ketiga, potensi sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di negeri-negeri Muslim, khususnya minyak bumi dan sumber-sumber mineral lainnya. Potensi minyak bumi yang berada di Negara-negara teluk, di Aljazair, Brunei Darussalam, Indonesia, dan seterusnya. Bahkan ditemukan sumber-sumber minyak di wilayah yang ditempati kaum Muslimin Sovyet atau kaum Muslimin RRC. Memang Allah Swt. telah menyediakan energi material dan immaterial untuk membantu kaum Muslimin, membangun dan memanfaatkan
untuk
menegakkan
agamaNya,
sekaligus
memadamkan berbagai pemberontakan terhadap Allah Swt. di berbagai penjuru dunia ini. Keempat, potensi warisan sejarah. Islam pada masa lampau telah berjaya memegang kendali peradaban lebih dari tujuh abad. Belum pernah ada satu agama maupun ideologi yang mampu
115
Pan Intellectual of Moslem Engineers mengembangkan peradabannya melebihi Islam. Peradaban Barat pun hari ini baru berumur kurang lebih 450 tahun. Jika Muslimin pada masa lampau menguasai peradaban, tentu bisa juga untuk masa depan. Kelima, janji Allah swt. yang tidak pernah diingkari. Bahwa Allah swt. akan memberikan khilafah di muka bumi kepada orangorang beriman (Al-Qur’an surat 24:58).16 Lalu bagaimana dengan kita yang berada di “kampus perjuangan” ini? Pasti ada hal yang bisa kita lakukan demi menjadi bagian dari sejarah kebangkitan Islam itu. Benar, salah satu yang mungkin kita jalani bersama adalah beramal sesuai bidang masingmasing dalam wadah organisasi (jama’ah) yang kita geluti, dalam rangka menggapai ridha Allah Swt. Sudah maksimalkah peran kita saat ini? Kita sendirilah yang bisa merasakan dan menilainya. Di era yang sangat cepat berubah ini, kita membutuhkan sebuah model organisasi yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi, fleksibilitas, dan kepekaan terhadap perubahan lingkungan sosial yang serba cepat dan tak terduga. Dynamic organization, dalam Islam dikenal dengan Hayawiyatul Harakah, mungkin bisa menjadi alternatif pilihan guna mengarungi dinamika organisasi yang semakin lama semakin tinggi tingkat kompleksitasnya. Dalam suatu organisasi ada yang kita kenal dengan istilah pondasi organisasi di mana kita lebih akrab menyebutnya ‘amal 16
Pengantar Menuju Jama’atul Muslimin, Hussein bin Muhammad bin Ali Jabir MA, hal.5-6
116
Pan Intellectual of Moslem Engineers jama’i. Ada tiga pondasi utama yang harus diperkuat untuk menciptakan suasana organisasi yang dinamis yaitu Matanatu Tanzhim
(Kesolidan
(Dinamisasi
Organisasi);
Gerakan);
Intajiyatud
Hayawiyatul Da`wah
Harakah
(Produktivitas
Dakwah). Di mana ketiganya merupakan komponen yang saling menopang satu dengan yang lainnya. Soliditas Organisasi memerlukan suatu kondisi yang disebut dengan istiqrar (ketenangan atau kestabilan). Setiap hal yang baik dan benar pasti menentramkan, sedangkan hal yang buruk dan bathil pasti akan menggelisahkan. Tentu saja kestabilan di sini terdiri dari beberapa jenis. Pertama, Istiqrarun Nafsi (ketenangan/kestabilan jiwa pengurus) baik dari segi perasaan, suasana ruhiyah maupun kebersamaannya. Ini merupakan tuntutan bagi sebuah organisasi untuk mampu membentuk “comfortable zone” bagi seluruh pengurusnya. Kedua, Istiqrarun `aili (ketenangan/kestabilan keluarga pengurus), kadang kita kurang peka untuk mengetahui kondisi keluarga saudara kita sehingga seringkali terjadi miss perception yang cenderung memperlemah pondasi yang sedang kita bangun. Di sinilah pentingnya tabayyun (klarifikasi) terhadap segala sesuatu sebelum melakukan justifikasi. Ketiga, Istiqrarun ijtima`i (ketenangan/kestabilan interaksi sosial dengan masyarakat), bagaimanapun juga yang namanya organisasi pasti melakukan sosialisasi dan interaksi dengan 117
Pan Intellectual of Moslem Engineers masyarakatnya sesuai dengan ranah yang digarap baik secara individu maupun organisasi. Apabila masyarakat sudah welcome dengan suatu organisasi, maka bukanlah hal yang sulit untuk menyampaikan pesan-pesan organisasi untuk dijadikan sebagai suatu nilai budaya yang hidup dalam tiap-tiap individu dalam masyarakat. Keempat,
Istiqrar
Tanzhimi
(ketenangan/kestabilan
organisasi), yang dimaksud di sini adalah kestabilan secara struktur maupun kultur. Setiap organisasi tentu punya direction-nya masing beserta perangkat-perangkat yang memang dipersiapkan untuk menggapainya. Hal ini membutuhkan kestabilan yang ekstra guna memuluskan
perjalanan,
terutama
dengan
stabilnya
sarana
pendukung. Secara khusus, dalam rangka mewujudkan kestabilan organisasi diperlukan adanya keseimbangan di dalam aplikasinya. Adapun keseimbangan itu bisa diraih dengan beberapa tindakan sebagai berikut :
At tawazun fit tauzhif – keseimbangan dalam memungsikan potensi yang ada
At tawazun fi tafwidh – keseimbangan dalam pendelegasian wewenang
At tawazun fit taqrir – keseimbangan dalam pengambilan keputusan
At tawazun fit tamsil – keseimbangan dalam perwakilan
At tawazun fit tamwil – keseimbangan dalam dana 118
Pan Intellectual of Moslem Engineers Dinamika organisasi (hayawiyatul harakah) mempunyai keterkaitan yang erat dengan aspek manajerial yang disebut dengan khuthuwat
tanfizhiyah
(langkah-langkah
penggairahan,
pembangkitan semangat) terhadap pengurus secara keseluruhan. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang bisa dijadikan acuan dalam menumbuhkan semangat kebersamaan berorganisasi, yaitu:
Musyarakah `inda ittikhadil qarar (keterlibatan dalam pengambilan keputusan), syurian wa istisyaratan (melalui syuro dan syuro informal/konsultatif)
At-tasyji’ ‘indal ijtihad (membangkitkan semangan ijtihad), berani
mengemukakan
pendapat,
berani
memberikan
kontribusi pemikiran/usulan)
Ad-da’m ‘indat tanfidz (memberikan dukungan dalam melaksanakan tugas-tugas)
Al-i`tiraf
wa
taqdir
`indal
injaz
(pengakuan
dan
penghargaan ketika berkarya)
Al-insyaf `indal khatha` (keinsyafan ketika dia melakukan kesalahan) Tujuan utama adalah mencapai produktivitas yang optimal.
Produktivitas merupakan hal yang terukur, baik secara riil maupun normatif. Sebuah organisasi (dakwah khususnya) bisa dikatakan produktif jika dalam segala amalan yang dia maksud hanya bimayurdhillah (dengan apa-apa yang membuat Allah ridha). Sepak terjangnya menunjukkan hasil bima yanfa’ul islam wal muslimin (keberhasilan dengan memberikan manfaat kepada Islam dan muslimin), nuhsinu lin nas bima yanfa'uhum, yuhsinu bid da'wah 119
Pan Intellectual of Moslem Engineers bima yanfa’ul jamaah. Serta bima yunasyitud da’wah (dakwah meningkat, gairah dakwah meningkat, gelora dakwah meningkat), di mana kesemuanya ini akan berdampak pada kondisi bima yutsabbitul jamaah (apa yang mengokohkan struktur organisasi) Tulisan ini mungkin dapat mengilhami kita untuk mengatur organisasi kita agar lebih hidup dalam perjalanannya. Tidak ada yang tertinggal atau terjatuh. Semuanya harus terangkut, tanpa terkecuali. Demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. *****
* Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Industri Angkatan 2006 Aktif dalam kegiatan Dakwah Kampus di berbagai bidang.
120
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Sedih memang, tapi mengaku sedih saja, kurasa itu tidak cukup
121
Pan Intellectual of Moslem Engineers TANAH AIRKU OH INDONESIA Oleh Siti Rahma Utami*
Aku sangat mencintai tanah airku ini, tanah tumpah darah ku. Walaupun Taufik Ismail pernah berkata “malu (aku) jadi orang Indonesia”, dan aku mengakui kehebatan kata-kata Taufik Ismail itu, namun yang muncul di benakku adalah suatu pemikiran yang menantangku untuk membuat bapak Taufik Ismail mengubah judul puisinya itu. Bacalah tulisanku ini kawan, dan aku sangat ingin, kalian pun memiliki pandangan dan keinginan yang sama denganku, yaitu membuat bapak Taufik Ismail, mengubah judul puisinya, atau membuat ia menciptakan puisi baru tentang betapa bangganya ia menjadi orang Indonesia. Dulu, waktu kelas 2 SMA aku pernah jadi utusan sekolah untuk studi banding ke negeri singa, bersama dengan sekitar 20 orang temanku yang lain dan ditambah 2 orang guru. Selama tujuh hari disana, banyak sekali pelajaran yang bisa ku ambil dan salah satunya adalah masalah mental bangsa kita. Waktu hari terakhir di sana, kami diajak untuk jalan-jalan ke Santos Island atau Pulau Sentosa. Selama di perjalanan 'si guide' melayu yang sangat mahir berbahasa Indonesia karena ia pernah tinggal di Indonesia, bercerita terus tentang segala kehebatan-kehebatan negaranya yang hampir
122
Pan Intellectual of Moslem Engineers tak terlihat di peta dunia itu. Ketika kami sedang melewati jalan yang di pinggirnya seperti hutan, ia berkata bahwa jalanan yang sekarang sedang kami lewati, dulunya (lebih dari 5 tahun yang lalu) adalah lautan/pantai. Aku yang tadinya sangat mengantuk dan tidak tertarik mendengar kesombongannya langsung terkejut, dan membuatku jadi tertarik untuk mendengarkan ceritanya. Bagaimana mungkin, lautan bisa jadi daratan? Begini ceritanya, karena wilayah daratan Singapura yang cuma seujung kuku, bahkan almarhum Gus Dur pernah bilang, kalau semua orang Indonesia buang air kecil di Singapura, negara itu akan tenggelam, di peta dunia pun kita cuma bisa melihatnya di 'insert', membuat pemerintah Singapura berinisiatif membeli pasir untuk dijadikan wilayah daratan. Bisakah kalian membayangkan berapa kubik pasir yang harus mereka beli? Untuk itu, pasir-pasir tadi harus ditanami pepohonan dulu selama lebih dari 5 tahun dan hutan yang ada di pinggir jalanan adalah calon dataran yang belum cukup umur, yang nanti jika umurnya itu sudah mencukupi dan dianggap sudah layak, maka hutan-hutan itu akan dijadikan dataran baru. Satu hal yang membuatku miris dan sakit hati ketika ia bilang ternyata pemerintah Singapura membeli pasir-pasir itu dari Indonesia, apalagi om guide berkata dengan nada yang agak sedikit meremehkan
bangsa
Indonesia,
seolah-olah
menertawakan
kebodohan bangsa kita. Sayangnya, teman-temanku di bis itu pun ikut
tertawa
sambil
mendengarkannya
menganggap itu lucu–. 123
–mungkin
mereka
Pan Intellectual of Moslem Engineers Entah kenapa, aku justru tak suka mendengarnya, yang ada di benakku saat itu adalah betapa bodohnya si penjual tanah itu (baca: Indonesia). Apa mereka tidak berpikir, ketika menjual pasirpasir milik Indonesia ke Singapura, dengan begitu berarti wilayah daratan Singapura akan bertambah luas?. Kalau dulu, ketika belajar geografi di SMP, seingatku ada yang namanya garis terluar pulau. Aku lupa namanya apa, tapi kalau tidak salah ZEE. Zona Ekonomi Eksklusif, yang ditarik 12 mil dari garis terluar pulau (mohon dimaklumi jika salah, karena aku tak suka pelajaran ini, itulah sebabnya aku memilih kuliah di teknik), itu berarti wilayah lautan mereka juga akan bertambah dan tidak tertutup kemungkinan wilayah laut kita akan berkurang (sekali lagi, maaf, jika aku terlalu berburuk sangka). Tidak usah melihat dan menghitung keuntungan-keuntungan lainnya yang akan diperoleh oleh negara Singapura ketika luas daratan mereka bertambah. Kita semua bisa membayangkan, berapa pemasukan neagara itu dengan keberadaan pulau Sentosa, jujur pulau itu sangat indah, dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Lalu satu hal lagi yang ada dipikiranku adalah betapa hebat dan
berjiwa
besarnya
bangsa
Singapura
itu,
terutama
pemerintahnya. Mereka tidak hanya mmemikirkan kehidupan mereka saat itu saja, tapi juga memikirkan kehidupan anak cucu mereka. Layaknya menabung, hasilnya mungkin memang tidak bisa mereka nikmati saat itu, karena untuk membuat kumpulan pasir menjadi suatu daratan, butuh waktu yang lama, bahkan mungkin ada di antara mereka yang tidak bisa melihat bahkan merasakan 124
Pan Intellectual of Moslem Engineers hasil kerja keras mereka, karena sudah harus dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Beda sekali dengan pemerintah kita yang egois bukan? Hanya memikirkan dirinya sendiri "yang penting sekarang, pas jaman gw, gw bisa idup seneng", menebar hutang dimana-mana, menjual semua aset bangsa, bahkan pendidikan sekalipun yang katanya adalah hak seluruh warga Indonesia mulai dijual oleh mereka (maaf, aku masih kurang setuju dengan UU BHP). Mereka seolah-olah tidak memikirkan bagaimana repotnya, anak cucu mereka (baca: kita semua) nanti, membayar hutanghutang mereka-mereka. Setahuku untuk membayar bunga hutang luar negeri Indonesia saja, sampai tujuh turunan pun belum tentu lunas. Belum lagi kekayaan negara kita yang sekarang mayoritas dikuasai oleh pengusaha asing. Padahal katanya kita bangsa yang merdeka. Pernah dengar kutipan ini: 'Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi tanyakan apa yang sudah kamu berikan untuk negara' Aku rasa pemerintah Singapura berhasil mengaplikasikan quotes di atas. Lalu, bagaimana dengan pemerintah indonesia? Akankah kita sebagai generasi muda akan diam saja? Atau justru ikut-ikutan untuk mengejar keuntungan dan kesenangan kita, tanpa peduli kesulitan-kesulitan yang akan dialami oleh anak cucu kita nanti, atau bahkan teman-teman dan saudara-saudara kita sendiri.
125
Pan Intellectual of Moslem Engineers Sedih memang, tapi mengaku sedih saja, ku rasa itu tidak cukup. ...tanah airku, Oh Indonesia... *****
* Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Elektro Angkatan 2006 Penulis merupakan Ketua Komisi Yudikasi dan Keuangan Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) FTUI 2009
126
Pan Intellectual of Moslem Engineers
The cure for boredom is curiosity. There is no cure for curiosity. _Ellen Parr_
127
Pan Intellectual of Moslem Engineers TANYA Oleh Citra P, ST.*
MUNGKIN Ketika kau berpikir tentang hidup, Segala tanya dapat terjawab dengan akalmu MUNGKIN Ketika kau berpikir tentang dirimu, Segala tanya dapat terjawab dengan cerminmu MUNGKIN Ketika kau berpikir tentang rasa, Segala tanya dapat terjawab dengan hatimu TAPI Ketika berpikir tentang Allah, Segala tanya tak akan pernah terjawab KECUALI Jika kau beriman Tanpa tanya dan jawab pun kau telah mengetahui
* Penulis merupakan alumnus dari Dept. Teknik Elektro Angkatan 2005 Penulis merupakan Ketua Bidang Mar’ah FUSI Periode 2007
128
Pan Intellectual of Moslem Engineers
When a person can no longer laugh at himself, it is time for others to laugh at him. _Thomas Szasz_
129
Pan Intellectual of Moslem Engineers Pendidikan Pencetak Para Pembual Oleh Arriyadhul Qolbi*
Dari 180 negara yang paling bersih (baca: tidak korup) di dunia, Indonesia hanya menempati posisi ke 115. Banyak orang yang mengatakan bahwa faktor utamanya adalah birokrasi yang kotor. Namun, bagi saya, hal itu bukanlah faktor utama. Menurut saya, faktor utama yang menyebabkan korupsi di Indonesia adalah sistem pendidikan di ibu pertiwi ini. Ya, sistem pendidikan yang memaksa setiap orang di dalamnya untuk berbuat curang. Anda tidak percaya? Mari kita bandingkan sistem pendidikan kita dengan sistem pendidikan Amerika Serikat, negara paling “bersih” urutan 17 di dunia. Sistem pendidikan Indonesia menggunakan Ujian Nasional (UN) untuk menentukan apakah seorang siswa dapat lulus atau tidak. UN terdiri dari enam subjek: Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia,
dan Biologi. UN sendiri
dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat yaitu 2 jam untuk setiap subjeknya tetapi merangkum semua bab dari yang sudah siswa pelajari selama tiga tahun. Akibatnya, banyak siswa yang akhirnya membuat catatan (kebétan) di secarik kertas sebagai alat bantu menghadapi ujian semacam ini. Mereka melakukan hal ini karena mereka tidak mampu mengingat semua rumus Kimia, Fisika, maupun Matematika, dan konsep dari subjek Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Biologi yang telah mereka pelajari selama
130
Pan Intellectual of Moslem Engineers tiga tahun sekolah. Sedangkan mereka yang tidak membuat kebétan biasanya bertanya kepada temannya saat ujian berlangsung. Beberapa siswa yang pintar yang tidak melakukan hal-hal yang disebutkan di atas mungkin dapat lulus ujian, tetapi mereka kehilangan esensi dasar dari pendidikan. Mengapa? Mereka dapat lulus ujian karena mereka dapat mengingat bentuk-bentuk soal yang biasanya keluar di UN dari tahun ke tahun. Namun sayangnya, mereka tidak memahami konsep dari subjek-subjek yang mereka pelajari. Amerika Serikat tidak mengenal sistem sekali ujian yang menentukan kelulusan seperti UN di Indonesia. Ujian yang diadakan di Amerika Serikat disebut quiz yang diberikan pada setiap akhir bab dari setiap subjek. Setiap quiz memiliki bobot persentase yang sama bagi siswa agar ia dapat lulus sebuah subjek. Misalnya, subjek Aljabar Linear memiliki lima bab. Maka quiz akan diberikan lima kali pada setiap akhir pembahasan bab dan masing-masing quiz akan mempunyai kontribusi 20% bagi seorang siswa untuk dapat lulus subjek aljabar tersebut. Di Amerika Serikat, seorang siswa akan lulus jika ia berhasil lulus dalam subjek-subjek wajib yang ditentukan pemerintah. Misalnya: 6 sks subjek matematika apa saja, 6 sks subjek sains apa saja, dsb. Hal ini tentunya akan memudahkan siswa karena siswa tidak perlu mengingat semua rumus dan semua konsep sebuah subjek dalam satu waktu. Namun, mereka dapat mengingat rumus dan konsep satu bab dari sebuah subjek dengan sangat baik satu per
131
Pan Intellectual of Moslem Engineers satu. Dan pada akhirnya, mereka dapat memahami seluruh konsep semua bab dari setiap subjek dengan baik pada tahun akhir. Di Indonesia, sekolah menentukan subjek apa saja yang harus diambil seorang siswa selama tiga tahun ajaran walaupun mereka tidak memiliki kompetensi di beberapa subjek tersebut. Salah satu alasan utama mengapa beberapa siswa gagal dalam UN adalah mereka seringkali tidak menguasai satu atau dua subjek yang diujikan di UN. Siswa-siswa yang tidak menguasai matematika, tetapi dipaksa untuk mendapatkan nilai lebih dari 5.00 agar bisa lulus, harus memikirkan cara lain agar dapat lulus ujian. Cara lain tersebut adalah mencontek. “Apalagi yang bisa kami lakukan!”, mereka beralasan. Sistem Pendidikan Amerika Serikat mewajibkan siswanya mengambil subjek-subjek wajib tetapi mereka memberikan pilihan kepada para siswanya. Sebagai contoh, mereka mewajibkan para siswanya untuk mengambil matematika. Namun para siswa dapat memilih apakah mereka akan mengambil kalkulus, pre kalkulus, aljabar 1, aljabar 2, dsb. Siswa-siswa yang tidak menguasai matematika dengan baik biasanya mengambil kelas aljabar. Sementara, siswa-siswa yang memiliki ketrampilan matematika yang hebat mengambil kelas kalkulus. Sistem pendidikan di Amerika Serikat juga memberikan siswanya kesempatan untuk mengambil subjek pilihan.
Musik,
komputer, teater, dan buku tahunan adalah contoh-contoh subjek pilihan.
132
Pan Intellectual of Moslem Engineers Hal terakhir yang dapat kita pelajari dari sistem pendidikan mereka adalah budaya untuk menghargai kejujuran. Ketika saya belajar di sana, ada sebuah ucapan “Honor Before Grades” (kehormatan sebelum nilai) yang terletak di depan kelas. Saya juga tidak pernah melihat satu pun siswa Amerika Serikat yang mencontek di kelas saya. Mungkin karena ucapan tersebut sudah terintegrasi di dalam hidup mereka. Ironisnya, di Indonesia keadaan mengisahkan cerita yang bertolak belakang. Di Indonesia, kita dapat menemukan beberapa orang guru yang mengerjakan soal-soal UN untuk disebarkan jawabannya
kepada
siswa-siswa
mereka.
Kita
juga
dapat
menemukan guru-guru yang mengubah jawaban dari para siswa setelah mereka mengumpulkan lembar jawaban agar siswa-siswanya dapat lulus. Guru-guru seperti inilah yang justru mengajarkan ketidakjujuran kepada para siswanya sehingga para siswa belajar untuk berlaku tidak jujur langsung dari guru mereka. Dari hal-hal di atas, kita dapat melihat bahwa sistem pendidikan di negara kita memaksa orang-orang yang terlibat di dalamnya
untuk
berlaku
curang.
Oleh
karena
itu,
saya
merekomendasikan agar pemerintah meninjau kembali sistem pendidikan nasional kita sehingga kita dapat memotong “budaya tidak jujur” yang menyebabkan terpuruknya bangsa ini. *****
133
Pan Intellectual of Moslem Engineers
* Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Elektro Angkatan 2007 dan merupakan Kadiv Pelatihan dan Kajian PIONEER Periode 2009
134
Pan Intellectual of Moslem Engineers
What we think, or what we know, or what we believe is, in the end, of little consequence. The only consequence is what we do. _John Ruskin_
135
Pan Intellectual of Moslem Engineers Ketika Jiwa Wirausaha Bertasbih Oleh Tangguh Wijoseno*
Pengangguran dan kemiskinan adalah permasalahan yang masih melekat di dunia ini. Begitu banyak para pengangguran, baik pengangguran terdidik maupun tak terdidik yang menyebabkan naiknya tingkat kemiskinan di dunia. Hal yang cukup mengagetkan adalah ternyata negara-negara yang sebagian besar rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan adalah negara-negara yang memiliki kekayaan alam melimpah. Salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya dan subur alamnya. Potensi kekayaan alam Indonesia antara lain, kekayaan hutan, perkebunan, kelautan, BBM, emas dan barang-barang tambang lainnya. Maka tak heran apabila Indonesia dijuluki sebagai Zamrud Khatulistiwa. Potensi sumber daya alam yang luar biasa ini sebenarnya juga diiringi dengan potensi sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar. Akan tetapi, jumlah SDM yang besar ini tidak terkelola dengan baik sehingga terjadi ketimpangan yang begitu jauh. Hanya sedikit dari mereka yang bisa mengenyam pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi di negeri ini. Hanya sekitar 3% dari seluruh SDM yang ada. Jika dilihat dari jumlah sarjana yang dihasilkan, berdasarkan data yang ada, setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan.
136
Pan Intellectual of Moslem Engineers Sebagai contoh pada tahun 2006 terdapat 323.902 lulusan perguruan tinggi. Akan tetapi, sangat miris ketika melihat dalam faktanya, para sarjana ini kemudian menganggur karena daya serap lapangan pekerjaan terlalu tidak seimbang dengan jumlah pelamar. Pada bulan februari 2007, terdapat lebih dari 740.000 lulusan perguruan tinggi yang menganggur.
Hal yang paling
mengkhawatirkan adalah bahwa angka ini tumbuh dengan sangat pesat dari tahun ke tahun. Dalam waktu enam bulan, dari agustus 2006 hingga februari 2007, penganggur terdidik naik hngga sebesar 66.578 orang (9,88 persen), berdasarkan data tersebut berarti jumlah penganggur di Indonesia naik hampir sebesar 20 persen hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Adapun yang lebih
meyedihkan lagi apabila kita mengikutkan kelompok penganggur terdidik yang setengah menganggur.
Pada bulan februari 2007
sudah terdapat 1,4 juta atau naik sekitar 26 persen dibandingkan bulan februari 2006.17 Apabila kita menjumlahkan seluruh pengangguran, baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik, maka total pengangguran yang ada di Indonesia mencapai 9,43 juta orang. Akankah masalah besar ini kita biarkan tumbuh dari waktu ke waktu? Peran Wirausaha Entreprenurship (kewirausahaan) ibarat sebuah kunci yang sangat efektif dan vital dalam membuka serta mengembangkan 17
TEMPO Interaktif, Senin, 5 januari 2009
137
Pan Intellectual of Moslem Engineers setiap potensi ekonomi manusia yang nantinya akan menjadi penopang utama dalam kesejahteraan suatu bangsa. Prof. Lester C Thurow (1999) dalam bukunya, Building Wealth, dengan jelas menyatakan: “Tidak ada institusi pengganti untuk para agen wirausaha perorangan. Para pemenang permainan wirausaha menjadi makmur dan berkuasa, tetapi tanpa wirausahawan perekonomian menjadi miskin dan lemah.”
Dari pernyataan tersebut, kita bisa melihat bahwa kemajuan perekonomian dan kesejahteraan suatu bangsa sangat bergantung pada jumlah wirausaha yang ada di dalam negara tersebut. Begitu banyak
negara–negara
yang
telah
membuktikan
bahwa
kesejahteraan yang berhasil diwujudkan adalah karena kecakapan wirausaha yang mereka miliki. Sebagai contoh, mari sama–sama kita melihat bagaimana Amerika Serikat membangun ekonomi bangsanya. Amerika Serikat negara yang sangat maju berkat jiwa kewirausahaan masyarakatnya yang begitu tinggi, bahkan jumlah wirausahanya mencapai 8 % dari total penduduknya. Dengan begitu banyaknya jumlah wirausaha yang ada disana, mereka secara nasional sanggup membangun perusahaan multinasional yang masuk kedalam daftar perusahaan tergengsi di dunia yaitu Fortune 500. Kita mungkin sudah tak asing lagi dengan merek–merek terkenal bidang teknologi seperti Apple yang dibangun oleh Steve Jobs, Microsoft yang dibangun oleh Bill Gates, Facebook oleh Mark 138
Pan Intellectual of Moslem Engineers Zuckerberg, Google oleh Larry Page & Sergey Brin, Berkshire Hathaway oleh Warren Buffet, dan masih banyak lagi perusahaan beraset milyaran dollar yang berhasil menyerap tenaga kerja hingga ribuan orang. Itulah fungsi keberadaan wirausaha di suatu negara. Makin banyak jumlah wirausaha di suatu negara, maka semakin maju negara tersebut dan semakin berkurang jumlah kemiskinan di negara tersebut. Terdapat begitu banyak buku yang membahas tentang betapa pentingnya membangun jiwa wirausaha.
Sebagai rujukkan
kita bisa melihat buku yang berjudul “100 GREAT BUSINESS IDEAS“. Buku ini membahas begitu banyak ide–ide sederhana yang berubah menjadi bisnis multijuta dollar. Ide–ide tersebut dapat berbuah menjadi begitu banyak uang karena sang penemu memiliki kemampuan wirausaha yang hebat dalam memberikan nilai tambah kepada produk/jasa yang ditemukannya serta mampu dengan massif memperkenalkannya kepada khalayak ramai. Dari sekian banyak ide bisnis multijuta dollar yang ada, saya akan sedikit membahas salah satunya saja dalam tulisan ini. Sebagai contohnya adalah Coca-Cola. Saya yakin bahwa sebagian besar penduduk dunia tahu apa itu Coca–Cola. Mungkin dalam pandangan kita, Coca–Cola hanyalah sebuah minuman gula yang di dalamnya terkandung soda. Coca–Cola prinsipnya sangat sederhana, bagaimana sang penemu yang bernama Penderton, seorang ahli farmasi memiliki ide membuat minuman yang mengandung biji koka & soda yang
139
Pan Intellectual of Moslem Engineers memberikan efek kesegaran ketika dikonsumsi. Apakah anda tahu berapa jumlah coca-cola dalam kemasan yang terjual? Coca–Cola rata-rata berhasil terjual sebanyak 12.600 kemasan setiap detik di seluruh dunia. Atau sama dengan 45,36 juta tiap jamnya. The CocaCola Company kini menjual produknya di 200 negara dengan penjualan pada 2006 mencapai 240 triliun ruipiah.
Apabila di
setiap negara rata–rata perusahaan ini menyerap sedikitnya 15.000 orang pekerja, maka hanya dengan 1 ide air gula bersoda ini, mereka mampu menghilangkan pengangguran & kemiskinan sebanyak 6.000.000 orang di dunia. Sebuah angka yang fantastis bukan. Kita sering mendengar para pakar ekonomi menyatakan syarat majunya sebuah negara apabila 2% penduduknya adalah wirausaha. Apabila kita merefleksikan kondisi ideal ini pada bangsa Indonesia, berarti dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa bangsa ini membutuhkan lebih dari 4 juta wirausaha, sedangkan kenyataan yang ada saat ini jumlah wirausaha masih sekitar 400 ribu atau masih sekitar 0.2% dari total penduduk yang ada. *** Lihatlah, betapa peran wirausaha dalam memajukan bangsa begitu signifikan. Dengan membangun jiwa wirausaha, kita menjadi manusia yang lebih bisa memberikan banyak manfaat bagi orang lain dibandingkan apabila kita seumur hidup menjadi seorang yang bekerja di perusahaan orang lain. Dengan memiliki jiwa wirausaha setidaknya kita bisa menjadi sepercik solusi atas segala masalah pengangguran dan kemiskinan yang saat ini sedang melanda negeri
140
Pan Intellectual of Moslem Engineers kita tercinta. Jiwa wirausaha wajib dimiliki oleh orang–orang yang rindu akan terwujudnya kesejahteraan di tanah air kita. *****
*Penulis merupakan Mahasisawa Dept. Teknik Kimia Angkatan 2007 dan merupakan Sekretaris Umum FUSI Periode 2009
141
Pan Intellectual of Moslem Engineers
You miss 100 percent of the shots you never take. _Wayne Gretzky_
142
Pan Intellectual of Moslem Engineers DAHSYATNYA MENULIS (Pesan Surat Al Qalam Ayat 1) Oleh Sapto Raharjo, ST.*
Adalah surat Al Qalam yang merupakan salah satu surat yang diawali dengan ayat-ayat penarik perhatian yaitu nun. Seperti halnya alif lam mim, alif lam ra, alif lam mim shad, tha ha, ya sin, dan lainnya. Dalam Al Qur’an, surat-surat yang diawali dengan ayatayat (huruf-huruf) tersebut, maka ayat (kalimat) setelahnya pada umumnya selalu menjelaskan atau berbicara mengenai (kehebatan) Al Qur’an. Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (Q:S Al Baqarah 2 : 1-2) Alif laam mim shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orangorang yang beriman. (Q.S: Al A’raf 7 : 1-2) Shaad, demi Al Quran yang mempunyai keagungan. (Q.S: Shaad 38 : 1) Namun, tidak seperti surat-surat di atas, surat Al Qalam yang diawali dengan huruf nun, pada kalimat setelahnya tidak menjelaskan tentang Al Qur’an. Tetapi menyebutkan (menjelaskan) 143
Pan Intellectual of Moslem Engineers suatu benda yang bernama pena (kalam) dan aktivitas yang berhubungan dengan pena itu sendiri (menulis). Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, (Q.S: Al Qalam 68 : 1) Kemudian, dalam surat Al Qalam ini, Allah Swt. bersumpah dengan menyebut suatu makhluk yang bernama kalam (pena). Berbicara mengenai pena, sekilas kita menganggap bahwa pena adalah suatu benda yang biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa dari benda yang bernama pena ini. Namun, perlu kita ketahui bahwa di dalam Al Qur’an, Allah Swt. tidak pernah bersumpah dengan sesuatu yang kecil. Kita bisa perhatikan di dalam surat-surat lain di dalam Al Qur’an dimana Allah Swt. bersumpah dengan sesuatu yang besar, seperti bersumpah atas nama waktu (dalam surat al ashr), atas nama hari kiamat (dalam surat al qiyamah), atas nama matahari (dalam surat asy syams) dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam surat al qalam ini, Allah Swt. tengah bersumpah dengan sesuatu yang besar pula, memiliki makna yang besar, pengaruh yang besar dan tentunya manfaat yang besar bagi manusia. Dari sini kita mestinya sudah bisa membayangkan bahwa pena dan sesuatu yang berkenaan dengannya pasti adalah sesuatu yang besar dan istimewa. Selain itu –sebelum lebih jauh memetik pesan dalam surat Al Qalam ini, hal lain yang perlu kita ketahui pula adalah bahwa ayatayat penarik perhatian (alif lam mim, alif lam ra, alif lam mim shad, tha ha, ya sin, nun dan lainnya) merupakan ayat (kalimat) yang sulit 144
Pan Intellectual of Moslem Engineers untuk ditafsirkan oleh manusia. Bahkan kita juga sering mendengar bahwa ayat-ayat tersebut hanya Allah Swt. saja yang mengetahui maksudnya, manusia tidak perlu mengetahuinya. Namun perlu kita sadari pula bahwa Al Qur’an diturunkan kepada manusia menjadi suatu hal yang sangat berguna dimana setiap ayat yang Allah Swt. sampaikan di dalam Al Qur’an pasti mengandung pesan. Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui pesan dalam setiap ayat yang terdapat dalam Al Qur’an? Sedikitnya ada dua cara, yang pertama adalah melalui penjelasan dari Hadits. Sedangkan yang kedua adalah dengan melihat ayat-ayat setelahnya. Biasanya ayat di depan ditafsirkan oleh ayat-ayat setelahnya. Begitulah para ulama tafsir dalam menafsirkan Al Qur’an guna memperoleh lautan hikmah (pesan) yang terkandung di dalamnya. Berkaitan dengan surat Al Qalam yang diawali dengan huruf nun ini, Ibnu Abbas r.a. menafsirkan kata nun ini sebagai ad-dawah yang artinya tinta dalam bahasa Indonesia. Beliau menafsirkan nun sebagai tinta karena melihat kalimat setelah kata nun itu sendiri yang berbicara mengenai pena. Kata nun yang menarik perhatian pada saat surat ini diturunkan, yang mengajak manusia berfikir mengenai pesan apa yang hendak Allah Swt. sampaikan, yang sulit ditafsirkan ini ternyata memang menekankan keistimewaan akan sesuatu yang bernama pena dan sesuatu yang berkenaan dengannya (menulis). Kini kita pun sedikit mulai mengerti mengapa Allah Swt. bersumpah atas nama pena? Sebagaimana yang dijelaskan di atas
145
Pan Intellectual of Moslem Engineers bahwa Allah Swt. tidak pernah bersumpah dengan sesuatu yang kecil, melainkan selalu bersumpah atas sesuatu yang besar. Pena dan menulis ternyata sesuatu yang besar. Lalu, apakah benar bahwa aktivitas menulis adalah sesuatu yang memiliki andil besar bagi kehidupan manusia? Dalam dunia perfilman, seorang Khairul Umam tak akan mampu membuat film dengan alur cerita sehebat Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2 manakala tidak
ada
naskah
cerita
yang
ditulis
oleh
novelis
Islam
Habiburrahman el Siradzi. Penting bagi sutradara untuk kemudian menulis skenario yang akan diperankan oleh para artis untuk memerankan Azzam dkk. dalam film tersebut. Dengan kata lain pasti diawali dengan menulis. Begitu
pula
dalam
kehidupan
sehari-hari,
seorang
professional yang bijak dan cerdas, senantiasa akan menuliskan schedule aktivitas, baik di dalam buku agenda ataupun di selembar kertas. Dia akan menuliskan aktivitas kehidupannya baik aktivitas harian, pekanan, bulanan ataupun tahunan, bahkan jangka 5 atau 10 tahun ke depan. Menuliskan rencana aktivitas di waktu yang akan datang akan membantu meminimalisir kegagalan dalam hidup dan akan
mempermudah
meraih
kesuksesan.
Dia
berusaha
mengamalkan surat al hasyr ayat 18 berikut ini: ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
146
Pan Intellectual of Moslem Engineers Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Allah Swt. pun sebelum menciptakan semua makhluk ciptaan-Nya, seperti langit, bumi, malaikat, jin dan manusia serta yang lainnya, Dia menuliskannya di dalam Lauhul Mahfuzh. Sebagaimana yang Allah Swt. sampaikan dalam surat Al An’am ayat 59 berikut ini: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)" Dalam kaitannya dengan dunia dakwah islamiyah, aktivitas menulis semestinya menjadi karakter para da’i. Kekuatan tulisan menjadi sesuatu yang signifikan dalam menyampaikan kebenaran dan menghancurkan kebatilan. Kita pun bisa melihat betapa dahsyatnya kekuatan tulisan para musuh-musuh Islam dalam media massa
dengan
menyebarkan
opini
di
masyarakat.
Betapa
berhasilnya mereka membangun opini yang menggiring masyarakat untuk menyudutkan Islam. Betapa suksesnya mereka membangun paradigma bahwa orang yang mendalami Islam perlu untuk diwaspadai, dicurigai bahkan dijauhi, karena khawatir terlibat
147
Pan Intellectual of Moslem Engineers terorisme. Begitulah kiranya kehebatan sebuah tulisan yang berhasil terbit di media massa. Namun kenyataan berbicara lain. Ketika sampai sejauh ini media-media massa kita masih jauh dari tulisan-tulisan atau pemikiran-pemikiran yang mengangkat harkat derajat ketinggian ajaran Islam. Hal itu mungkin karena para da’i lemah dalam memberikan pewarnaan di media massa melalui tulisan. Oleh karenanya kita berharap para da’i di negeri ini aktif menulis. Karena jika da’i berdakwah tidak aktif menulis, maka tunggu saat kehancurannya. Sehingga semakin jelaslah bahwa Allah Swt. berpesan melalui surat al qalam ayat pertama ini, bahwa aktivitas menulis adalah sesuatu yang memiliki pengaruh dan manfaat besar bagi umat
manusia,
khususnya
umat
Islam
Indonesia
yang
menginginkan tersebarnya kebaikan dengan mengalahkan opiniopini keburukan yang telah lama tersebar di negeri ini. Wallahu a’lam Bisshowab. *****
* Penulis merupakan alumnus dari Dept. Teknik Metalurgi dan Material Angkatan 2005 Penulis merupakan Ketua Umum FUSI Periode 2007
148
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Saya harap Anda tidak keberatan
149
Pan Intellectual of Moslem Engineers
Ikhtitam Sekedar celotehan dari seorang pemula Ditemani segelas teh hangat di suasana kota Depok yang cukup dingin karena gerimis yang mengguyur pagi ini, saya mulai memainkan not-not laptop. Andaikan saja setiap not laptop saya memiliki nada, mungkin sudah puluhan lagu saya mainkan selama pembuatan buku ini. Hampir setiap hari saya melakukan kegiatan serupa, yang membedakan hanya isi gelas yang menemani. Kadang kopi, terkadang wedang jahe, kadang teh pahit, terkadang teh manis, dan tak jarang pula hanya sekedar segelas air putih. Belajar untuk menjadi editor ternyata butuh pengorbanan yang tidak sedikit. Hampir setiap hari harus mengecek email, melihat apakah ada tulisan baru yang dikirim, yang artinya harus meluangkan waktu ke warnet, dan pastinya tidak gratis. Hampir setiap hari pula saya mengecek tulisan baru untuk dilihat susunan kalimatnya, isi tulisannya, dan mencoba mengamatinya dari dua sisi, sebagai penulis dan sebagai pembaca. Selanjutnya bagaimana membuat tulisan baru ini fit and match dengan format yang sudah dibuat. Belum selesai sampai disitu. Selain tulisan baru, saya pun tidak melupakan tulisan “lama”. Mencoba mengecek apakah ada yang terlewat pada tulisan “lama” ini. Mengedit berulang-ulang hingga saya merasa tulisan ini sudah sangat layak untuk “ditinggalkan” (baca: tidak perlu diedit lagi). 150
Pan Intellectual of Moslem Engineers Tulisan-tuilsan ini akhirnya saya atur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu aliran yang menarik dan pas. Untuk membuat semakin menarik, saya mengambil kutipan-kutipan di lembar awal sebelum isi tulisan. Kutipan ini semoga mampu membawa pembaca membuka wacana tentang tulisan yang akan ia baca pada halaman berikutnya. Di sini saya menemukan banyak sekali kata-kata menarik dari tulisan yang dikirim, dan tidak ragu saya masukkan ke dalam kutipan pembuka di halaman awal. Tetapi ada juga kutipan yang saya ambil bukan dari isi tulisan, tetapi kutipan dari orang-orang terkenal yang saya pikir sesuai dengan isi tulisan. Beberapa tulisan yang dikirim membuat saya terinspirasi. Ternyata memang betul, bahwa tulisan memiliki energi untuk menginspirasi orang yang membacanya, atau bahkan bagi yang menulisnya. Tulisan-tulisan penuh inspirasi ini memang sangat layak untuk disebarluaskan agar menjadi pelajaran bagi semua. Saya secara pribadi menilai bahwa sesungguhnya para stakeholder PIONEER memiliki potensi luar biasa dalam menulis. Buku yang kita baca kali ini menjadi buktinya. Tinggal bagaimana PIONEER mampu memfasilitasi potensi ini agar lebih maju dan berkembang. Semakin banyak saya mengedit tulisan –setidaknya dalam pembuatan buku ini–, ada beberapa catatan yang bisa saya sematkan dalam penutup ini. Pertama, menulis butuh pengorbanan, dan mengeditnya lebih butuh pengorbanan. Kedua, kisah menarik bisa jadi lebih menarik dengan mencoba menulisnya, kemudian membacanya, dan selanjutnya menceritakannya kepada orang lain. 151
Pan Intellectual of Moslem Engineers Ketiga, opini bisa menjadi sumber inspirasi dan ide jika dituliskan. Sayangnya, tidak jarang bagi kita, mahasiswa lebih senang ngoceh kesana kemari, demonstrasi, dan aksi turun ke jalan ketimbang menuliskan opini itu. Namun dari itu semua, saya sangat menyukai yang kedua. Beberapa dari penulis mengirimkan curahan hatinya (curhat) yang rela untuk saya baca dan nantinya akan dipublikasikan. Entah curhatan itu berbentuk kisah yang dituliskan dalam bentuk opini, atau puisi ataupun cerita. Semua isi curhatan ini mengandung sisi emosi pribadi yang begitu kental karena menyangkut sisi kehidupan pribadi penulisnya, sampai-sampai saya bisa ikut merasakan perjalanan emosional penulis hanya dengan membaca tulisannya. Ketika melanjutkan menulis ikhtitam ini, saya terngiang dengan sebuah lagu yang sangat menggugah, diciptakan oleh Elthon John, judul lagunya adalah Your Song. Beberapa bait syairnya saya kira sesuai dengan konsep mengapa dan apa maksud dari pembuatan buku ini. It's a little bit funny this feeling inside I'm not one of those who can easily hide I don't have much money but boy if I did I'd buy a big house where we both could live If I was a sculptor, but then again, no ….. I know it's not much but it's the best I can do My gift is my song and this one's for you And you can tell everybody this is your song 152
Pan Intellectual of Moslem Engineers It may be quite simple but now that it's done I hope you don't mind I hope you don't mind that I put down in words Seperti lagu di atas, buku ini hanya muncul dari keinginan memberikan sesuatu yang terbaik untuk semua. Ini karena PIONEER tidak mampu memberikan sebuah benda yang mewah, peninggalan berupa uang yang berlimpah atau sebuah patung penghargaan yang indah. Pemberian dari kita semua adalah buku ini, dan mungkin ini sama sekali tidaklah cukup. Buku ini dibuat dengan kerja sama dari semua stakeholder PIONEER. Buku yang diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi siapapun yang membacanya. Buku yang juga diharapkan menjadi titik tolak bagi perbaikan PIONEER ke depannya. Jangan menolak jika dikatakan bahwa ini adalah buku karya Anda, karena memang ini adalah buku Anda. Dan kita semua bisa memberitahukan kepada khalayak bahwa buku ini adalah buku Anda. Saya harap Anda tidak keberatan.
Editor Depok, 12 Januari 2010
153
Pan Intellectual of Moslem Engineers Engineer
Tentang Editor Barlie Yanta merupakan nama pena dari pria kelahiran Depok, 4 November 1988 ini.. Menghabiskan masa kanak-kanak kanak hingga saat ini di Kota Belimbing, Depok. Pengalaman sewaktu kecil lebih banyak ia habiskan dengan pondok pesantren dekat rumahnya yang akhirnya turut banyak membentuk karakter dan tabiatnya. Dalam awalawal awal usia sekolahnya, ia menghabiskan waktu enam tahun untuk belajar agama di Pesantren Al Hamidiyah Depok, selain ia sekolah di pendidikan formall di SDN Depok Baru IV, Perumnas Depok. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 2 Depok, dan lulus di tahun 2003. Titik balik ia rasakan ketika masuk ke jenjang SMA. Ia masuk ke SMA Negeri 1 Depok yang mengenalkannya dengan Islam dan aplikasinya,, mengenalkannya tentang arti hidup untuk selalu belajar dan beramal.. Di jenjang ini ia banyak belajar untuk membentuk integritas diri, menyibukkan diri dalam kegiatan organisasi dan kebermanfaatan terhadap masyarakat sekitar. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa Departemen Teknik Industri angkatan 2006, Universitas Indonesia. Aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan, dan menjadi editor pada buletin PIONEER 2009, organisasi yang memfasilitasi terbentuknya buku ini. Ia juga aktif dalam Depok Student Center (DSC),, lembaga yang bergerak dalam bidang pembinaan an siswa/i SMP/A se-Kota se Depok. Untuk menghubunginya dapat melalui email berikut ini:
[email protected],, dan facebook:
[email protected]. abetacoy.ti06@g 154