Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TURNAMENT) KELAS IV SEKOLAH DASAR GENTASARI KABUPATEN CILACAP1 Pamujo, Risma Dwi Rapprilia2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto ABSTRAK Hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 05Gentasari termasuk dalam kategori masih rendah. Masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran, baik dalam hal bertanya maupun menjawab pertanyaan. Hasil belajar IPS yang mereka peroleh sering kali tidak mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 66. Oleh karena itu diadakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 05 Gentasari pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Game Turnament(TGT). Subjek penelitian iniberjumlah 32 siswa dengan 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Manfaat penelitian adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif. Setiap tindakan terdiri dari dua siklus, 1 siklus terdiri dari 2 pertemuan, 1 pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Teknik pengumpulan data diperolah melalui tes, observasi dan dokumentasi. Hasil belajar siswa ranah kognitif diperoleh melalui tes kemudian data ranah afektif dan kognitif diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar kognitif siklus I diperoleh nilai persentase 59,3% dan pada siklus II diperoleh nilai persentase 90,62%. Hasil belajar ranah afektif pada siklus I diperoleh persentase nilai sebesar 71,79% dan pada siklus II diperoleh persentase sebanyak 86,48%. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotor pada siklus I diperoleh persentase sebanyak 71,35% dan pada siklus II diperoleh nilai persentase sebesar 86,45%. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode kooperatif tipe Team Games Turnamen (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi di kelas IV SD Negeri 05 Gentasari. Kata kunci : Hasil belajar, pembelajaran kooperatif tipe TGT, IPS 1
Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. 2 Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui:
[email protected]
541
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu sosial (Trianto, 2007:124). IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mata pelajaran IPS memberikan pengetahuan pada siswa mengenai interaksi sosial antara manusia dengan lingkungan sekitar serta mempelajari berbagai masalah yang ada karena ilmu pengetahuan sosial mengkaji seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pembelajaran IPS di SD dilaksanakan dalam 2 jam per-minggu. Pada satu minggu siswa mempelajari mata pelajaran IPS dan bertatap muka dengan guru sebanyak dua kali pertemuan sesuai dengan jadwal. Cakupan materi pada mata pelajaran IPS yang cukup luas, namun waktu untuk menyampaikan materi pembelajaran sangat terbatas, sehingga sebagian besar guru memiliki kecenderungan untuk lebih fokus pada penyelesaian materi pada waktu yang telah ditetapkan sesuai kurikulum. Pembelajaran IPS dengan cakupan materi yang cukup luas, menjadikan pembelajaran masih sebatas menjadi kegiatan penyampaian materi untuk dihapalkan oleh siswa. Kondisi ini menjadikan siswa menjadi mudah bosan dan jenuh serta tidak termotivasi dalam belajar. Untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar IPS, pembelajaran IPS di sekolah dalam penyajiannya harus diupayakan dengan cara lebih menarik agar berkesan bagi siswa. Permasalahan dalam pembelajaran IPS juga terjadi dan dialami oleh siswa di kelas kelas IV SD Negeri 05 Gentasari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa (aspek kognitif) terhadap materi pembelajaran terutama materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi, masih rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi yang dilakukan guru dimana nilai rata-rata Ulangan Akhir Semester I pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 05 Gentasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap masih belum menunjukkan batas ketuntasan. Dari jumlah siswa 32yang terdiri dari 12 siswa yang memenuhi KKM, sedangkan 20 siswa belum memenuhi KKM. Untuk KKM kelas IV adalah 66. Lebih lanjut guru juga menjelaskan bahwa di samping permasalahan pemahaman yang rendah, sikap siswa dalam pembelajaran terutama dalam menghargai pendapat teman saat kegiatan berdiskusi juga masih kurang berkembanng dengan baik (aspek afektif). Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan guru selama ini dimana sebagian siswa saat kegiatan diskusi cenderung kurang memperhatikan pendapat kelompok atau teman lain. Hal ini jika dibairkan dapat berakibat pada berkembangnya sikap mengabaikan. 542
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Di samping masalah pemahaman dan sikap kurang menghargai yang rendah, guru juga menyampaikan bahwa keterampialn guru dalam menggunakan alat bantu pembelajaran maupun media pembelajaran masih rendah, artinya jika siswa diminta memainkan sesuatu maupun memperagakan sesuatu mereka masih mengalami banyak kesulitan. Peneliti an guru kemudian melakukan diskusi untuk mengetahui atau mengidentifikasi faktor-faktor yang kemungkinan menyebabkan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa. Dari hasil diskusi dapat teridentifikasi kemungkinan penyebab masalah adalah pemilihan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat, kurangnya pembiasaan baik dan dorongan untuk berbuat baik oleh guru kepada siswa serta belum diterapkannya penghargaan dan hukuman bagi siswa yang bersikap kurang baik, serta kurangnya waktu yang diberikan oleh guru bagi sisiwa untuk melakukan persiapan dalam rangka melakukan atau menyelesaikan suatu bentuk kegiatan.Pembelajaran masih berpusat pada guru dimana guru menggunakan metode ceramah di kelas. Pada saat guru mengajar materi pelajaran IPS siswa kurang aktif dan kurang ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, karena guru tidak menggunakan sesuatu yang menarik dalam pembelajaran misalkan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi ajar. Berdasarkan diskusi dan kolaborasi dengan guru kelas sepakat bahwa permasalahan tersebut diperlukan sebuah penanganan dengan menggunakan alternatif Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengatasi permasalahan mendasar yang dialami siswa kelas IV SD Negeri 05 Gentasari adalah hasil belajar yang diperhatikan adalah ranah kognitif, berupa angka yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana respon siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar serta keaktifan siswa. Untuk menunjang pembelajaran yang aktif sehingga peneliti ingin adanya interaksi antara guru dan siswa agar peluang siswa dapat memahami materi yang dipelajari lebih besar. Ada banyak metode yang dapat digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang membuat siswa aktif dengan menggunakan pembelajaran yang bersifat inovatif dan menyenangkan bagi siswa, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Turnament). Menurut Slavin (2010:163) Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Turnament) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yeng menggunakan turnamenn akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem sekor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain. Tipe pembelajaran ini melibatkan aktivitas siswa dalam tim yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat solidaritas antar teman dan satu timnya. Guru berdiskusi dengan kolabolator maka diputuskan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Turnament) karena dengan disesuaikan permasalahan yang ada di kelas pembelajaran TGT ini dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran perlu ditingkatkan dengan 543
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Turnament) agar siswa aktif dalam tim maupun turnamen sehingga pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa dapat belajar sambil bermain, dalam belajar siswa dapat membangun kerjasama dan melatih siswa mempunyai tanggung jawab. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami pada teman maupun pada guru sehingga pembelajaran dapat berlangsung adanya interaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian diharapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Turnament) di kelas IV SD Negeri 05 Gentasari dapat meningkatkan hasil belajar siswa aspek kognitif, afektif dan psikomotor, karena proses pembelajaran yang kompleks. Mulai dari penyajian materi, kerjasama kelompok, kegiatan turnamen dan dapat penghargaan untuk tim, sehinga dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan peneliti bersepakat untuk melakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan hasil belajar IPS siswa materi mengenal perkembangan teknologi, komunikasi dan transportasi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Turnamen) kelas IV sekolah dasar di kabupaten cilacap. Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Turnamen) siswa materi mengenal perkembangan teknologi, komunikasi dan transportasi, siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang diharapkan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengacu pada langkah-langkah menurut Kemmis dan Taggart, (1982: 7) yang terdiri dari Planning, Action, Observation, Reflection. Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 05 Gentasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap. Adapun alasan pemilihan tempat dikarenakan di SD Negeri 05 Gentasari hasil belajar IPS khususnya kelas IV masih tergolong rendah. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah teknik tes tertulis dan teknik non tes. Tes tertulis dilakukan untuk mencatat data tentang peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data proses pembelajaran. Alat atau instrumen penelitian berbentuk butir soal dan tes lembar pengamatan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar ranah kognitif siklus I dan siklus II. 4.11 berikut ini:
544
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Tabel Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif Silkus Pencapaian I II Nilai terendah 35 50 Nilai tertinggi 95 100 Nilai rata-rata 68,22 83,27 Ketidaktuntasan belajar (%) 40,6% 9,37% Ketuntasan belajar (%) 59,3% 90,6%
Gambar Histogram Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif 1. Peningkataan Hasil Belajar Ranah Afektif Tabel 4.14 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Siklus Persentase Kriteria I 71,79% Baik II 86,48% Sangat baik
Dari tabel aktifitas siswa diketahui ada peningkatan pada setiap siklusnya, yaitu dari persentase 71,79% menjadi 86,48%. Peningkatan aktifitas siswa disajikan dalam gambar 4.9 sebagai berikut:
Gambar Histogram Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa 545
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
2. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Psikomotor Peningkatan hasil belajar ranah psikomotor siswa setelah diterapkan model TGT (Team Games Turnamen) dalam pembelajaran IPS dilihat dari hasil observasi dengan dibantu oleh teman sejawat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi tersebut dilakukan disetiap siklus. Nilai psikomotor siswa kelas IV SD N 05 Gentasari dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Peningkatan Hasil Belajar Ranah Psikomotor Kelas IV SD Negeri Gentasari 05 Siklus Persentase Kriteria I 71,35% Baik II 86,45% Sangat Baik
Perbandingan hasil belajar ranah psikomotor siklus I dan siklus II juga dapat dilihat dari diagram di bawah ini.
Gambar Histogram PeningkatanHasilBelajarRanahPsikomotor Berdasarkan histogram peningkatan hasil belajar psikomotor siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan belajar meningkat dari 71,35% dengan kriteria baik pada siklus I menjadi 83,20% dengan kriteria sangat baik pada siklus II. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus di kelas IV SD Negeri 05 Gentasari pada mata pelajaran IPS materi
546
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
B.
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan Pembelajaran kooperatiftipe TGT (Team Games Turnament) dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I dan siklus II. Selain itu juga dapat dibuktikan dengan pengelolan persentase siswa pada siklus I yaitu 59,3% pada siklus II perolehan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 90,6%. 2. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif siswa. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan persentase nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 71,79% menjadi 86,48% pada siklus II. Sehingga menunjukkan terjadinya peningkatan dengan kategori sangat baik. 3. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT juga dapat meningkatkan hasil belajar ranah psikomotor siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai persentase siswa pada siklus I yaitu 71,35 dan meningkat pada siklus II menjadi 86,45. Menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar ranah psikomotor siswa dengan kategori sangat baik. Saran Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 05 Gentasari, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk pembelajaran berikutnya: 1. Untuk membuat siswa lebih aktif guru memberikan hadiah sehingga siswa lebih semangat dalam kegiatan pembelajaran. 2. Diawal pembelajaran sebaiknya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Untuk ketepatan waktu, dalam apersepsi guru haruslah lebih focus dalam game turnamen, sehingga waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran cukup.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi aksara. Borich, B, D. 2011. Effective Teaching Metods Research. Based Practice. Hamalik, O. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Michael. 2011. The Effects of Team Games Tournaments on Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Student. Tersedia dalam : http://www.krepublishers.com/02-Journals/JJS-26-0-00011-Web/JJS-26-3-000-11-Abst-PDF/JSS-26-3-183-11-1132-Van-WykM-M-Tt.pdf . (5 Februari 2015 jam 12.37) 547
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran ( Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Rajawali Pers. Savage. 1996. Effective Teaching In Elementary Social Studies. New Jersey. Slavin, R, E. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media. Somantri, 2001. Menggegas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Solihatin, E dan raharjo. 2011. Cooperative Learning ( Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka. Winkel. 2012. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
548