www.rni.co.id
EDISI 160, TAHUN XVI FEBRUARI 2016
AJANG INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Mata Rajawali
Visi & Misi Menjadi perusahaan investment holding terbaik di tingkat regional dengan basis agro industri, farmasi , alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti. PT Rajawali Nusantara Indonesia merumuskan misi perusahaan adalah: - Mengelola kelompok usaha secara terintegrasi dengan mengedepankan prinsip sinergi antar kelompok usaha. - Menjalankan perusahaan secara profesional dengan kualitas produk dan layanan yang prima. - Mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang handal serta berkinerja tinggi dengan menerapkan prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik. - Menerapkan strategi usaha yang berkomitmen tinggi dalam rangka memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. - Menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pengangkatan Direksi PT PG Rajawali I dan Pengurus Dapen PT RNI
hal. Bersama KPK, RNI Gelar Sosialisasi Pengisian LHKPN
hal. Phapros Pertahankan PROPER Hijau Empat Kali Berturut-turut
3 5
10
hal.
Upaya Bergeser Dari Market Nicher
P
ada saat asesmen KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul) dalam profil organisasi (Buku 1) , posisi daya saing perusahaan diwakili oleh data pangsa pasar (market share) produkproduk gabungan seluruh anak perusahaan PT RNI. Market share adalah bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan penjualan seluruh industrinya (total penjualan perusahaan yang sejenis). Total penjualan yang dimaksud adalah total penjualan produk di seluruh Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa pangsa pasar merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan penjualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri. Tingkat market share ditunjukan dan dinyatakan dalam angka prosentase.
perusahaan. Namun justru ini menjadi tantangan yang menarik bagi insan RNI saat ini yang lagi bangkit dan ingin menuju kejayaan. Berbicara market share memang tidak semudah bicara penjualan. Penjualan dapat meningkat tapi market sharenya belum tentu meningkat bahkan bisa turun, jika pertumbuhan total pasar melebihi pertumbuhan penjualan sebuah perusahaan. Market share berkaitan dengan kemampuan pertumbuhan pesaing. Pada pasar yang stabil (tidak ada pertumbuhan) market share akan digerogoti oleh pesaing yang memiliki pertumbuhan paling tinggi.
Ternyata tidak ada satupun produk PT RNI yang memiliki market share lebih dari 10 % . Paling tinggi adalah market share gula yang ada pada kisaran 5 %, diikuti komoditas teh dan karung plastik pada kisaran 2 %, farmasi pada kisaran 1 % dan produk lainnya di bawah 1 %. Jadi dapat dikatakan kedudukan perusahaan terhadap pesaing tidaklah kuat. Data ini menjadi lebih mencemaskan jika dibandingkan dengan data sebelumnya misalnya market sharenya farmasi (Phapros) beberapa tahun yang lalu masih di atas 2 %. Jadi dengan market share dibawah 10 % maka semua anak perusahaan di RNI group kelasnya masih Market Nicher masih perlu 3 level lagi untuk menjadi Market Leader (market share > 40 %). Pernyataannya yang ekstrim dan mungkin menyakitkan buat insan RNI adalah jika tanpa adanya produk-produk RNI, pasar tidak akan bergejolak alias tidak ada pengaruhnya. Ironis memang kalo melihat perjalanan usia
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Jadi kalau kita sadar dengan posisi saat ini, perusahaan harus dikelola tidak hanya memberikan prioritas kepada faktor-faktor internal, justru harus lebih memperhatikan faktor-faktor eksternal. Persaingan bukan antar grup pada perusahaan korporasi, namun justru dengan industri sejenis bahkan dengan industri substitusi. Ada beberapa pilihan untuk meningkatkan market share. Menurut Donald W. Hendon, seorang profesor ahli marketing dari Arkansas State University, taktik dan strategi meningkatkan pangsa pasar itu ada 3 macam. Pertama, win-win approach. Dalam pendekatan ini, sasaran utamanya ada more for everybody. Artinya adalah bagaimana setiap perusahaan mengerahkan segala upayanya agar semua orang semakin membeli lebih banyak sehingga hal ini meningkatkan market share-nya. Kedua, dog in the manger approach. Pendekatan ini lebih memberikan tekanan utama pada more for me. Hal itu berarti bagaimana sebuah perusahaan meningkatkan penjualannya agar market share-nya terus meningkat. Ketiga, deversive approach. Pada dasarnya strategi ini digunakan untuk mempertahankan status quo perusahaan dalam persaingan di pasar yang makin ketat. (Gihard)
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
1
Hallo Rajawali
P
ada sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, sering kalau hujan menjadi alasan kegagalan pengelolaan perusahaan. Pada kondisi musim penghujan, curah hujan akan tinggi dan ini berakibat kerusakan jalan dan menghambat proses pengangkutan hasil produksi atau menghambat proses panen. Kadang juga mengakibatkan banjir dan merusak sarana umum. Intensitas hujan yang tinggi dengan mendung tebal juga kadang disebut menyebabkan hambatan sinar matahari sampai ke bumi. Akibatnya mengganggu proses fotosintesa tanaman atau proses pematangan
Menikmati Datangnya Hujan tanaman, sehingga dituding sebagai penyebab turunnya produktivitas tanaman. Sebaliknya pada saat hujan tidak ada alias musim kemarau, ditunggu-tunggu dan diharapkankan datangnya hujan. Hujan adalah salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup. Hujan adalah sebagai sarana perputaran air yang ada di seluruh permukaan bumi dan sebagaimana kita tahu tanpa minum air, ma-
nusia hanya akan bertahan 3- 5 hari, Sedangkan tanpa makan (tapi tetap minum air) manusia masih bisa bertahan hidup selama 8 minggu. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hanya saja tidak selalu air yang menguap dan menjadi hujan akan jatuh di tempat yang sama asalnya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah
siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu. Hujan tidak disandarkan dengan kemampuan teknologi dan kondisi geografis. Betapa banyak negara-negara maju namun curah hujan rendah. Dan kita saksikan pula negara-negara tropis namun mengalami kekeringan. Beberapa orang akan menyambut kedatangan hujan dengan suka cita. Ternyata ada istilah untuk orang yang menikmati hujan yaitu pluviophiles. Pluviophiles adalah orang-orang yang mencintai hujan.Orang orang seperti ini memiliki kemungkinan memiliki sisi menyenangkan, dan memiliki hidup yang lebih bahagia. (Gihard)
Penanggung Jawab : Direksi PT RNI
KERINDUAN PILAR BARU
A
da secercah harapan saat membaca edisi ini dimana telah terjadi penandatanganan perjanjian pendahuluan antara PT RNI dengan PT Waskita Karya Realita (anak perusahaan PT Waskita Karya) dalam pendayagunaan aset milik PT RNI yang terletak di jl MT Haryono Jakarta. Kerjasama ini sudah ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak. Kerjasama ini menjadi langkah awal perusahaan untuk membangun pilar ke empat, yaitu properti. Sebenarnya pilar baru ini tidak murni baru, karena sebelumnya PT RNI pada tahun awal 1990-an telah
2
melakukan kerjasama dengan PT Abadi Guna Papan (AGP) membentuk Badan Kerjasama Proyek Pengembangan Lingkungan Kuningan (BKS PPLK). PPLK dibentuk untuk mengembangkan kawasan antar bangsa yang dikenal dengan Mega Kuningan. PPLK telah berakhir dan ditutup pada tahun 2010. Sangat kebetulan sekali aset PT RNI yang tersebar di seluruh Indonesia, sebagaian besar memiliki lokasi yang sangat prima. Dan sebagaimana telah diketahui bahwa permasalahan yang terpenting dalam menjalankan bisnis properti adalah terletak
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
pada lokasi….lokasi dan …..lokasi. . (3L) . Lokasi pertama adalah address atau alamat. Lokasi kedua adalah neighborhood atau lingkungan sekitar dan lokasi yang terakhir adalah aksesibilitas. Lokasi yang mudah diakses dari berbagai arah tanpa menghilangkan privasi dan faktor keamanan, bakal diserbu konsumen berduit. Jadi 3 L itu sangat penting untuk menentukan studi kelayakan properti itu dibangun dan diperuntukkan untuk kalangan mana, menengah keatas atau menengah kebawah serta jenis properti apa yang akan dikembangkan. Mari kita wujudkan bersama pilar keempat yaitu properti………. (Gihard)
Pengarah : Sekretaris Korporasi Pimpinan Redaksi : Head Goverment and Customer Relations Redaktur : Edwin Adithia Hermawan Dewan Redaksi : Giri Hardiyatmo Eko Waluyo Gunadi Yusuf Rezka Eko Tri Yunanto Rizki Yudha Ramadhan Wartini Andi Pradipto Arimuko Sekretaris Redaksi : M Ahyani Koresponden : Seluruh Anak Perusahaan Sesuai SK PT RNI NO.121/ SK/RNI.01/IX/2015
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Kepak Sayap Rajawali
P
T Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus berbenah dalam segala aspek. Struktur Organisasi Anak Perusahaan menjadi salah satu aspek yang serius dibenahi dengan melakukan penambahan dan pergeseran posisi. Di tubuh PT PG Rajawali I misalnya, Anak Perusahaan PT RNI yang memiliki prestasi paling mentereng ini baru saja menambah satu posisi Direksi dengan masuknya Audry Harris Jolly menjadi Direktur Operasional, sementara Gede Meivera bergeser menempati posisi Direktur Utama. Pembacaan, penandatanganan, dan penyerahan Surat Keputusan (SK) terkait perubahan itu dilaksanakan pada Kamis, (28/1), bertempat di Gedung RNI, Jakarta. Penandatanganan dan penyerahan dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo disaksikan jajaran Direksi PT RNI dan Komisaris PT PG Rajawali I. Pada sambutannya Didik mengatakan, keputusan ini diambil mengingat kapasitas usaha PT PG Rajawali I sebagai salah satu andalan PT RNI saat ini berada
Pengangkatan Direksi PT PG Rajawali I dan Pengurus Dapen PT RNI
di posisi yang semakin tumbuh dan berkembang pesat. “Apabila bertumpu pada satu direksi bebannya akan sangat besar sekali. Oleh karenanya, dengan adanya Direktur Operasional, Pak Gede jadi punya tempat sharing dan diskusi terkait kegiatan perusahaan,” kata Didik. Didik berharap, akan terjadi kerjasama yang harmonis sehingga membawa dampak positif kepada pencapaian PT PG Rajawali I. “Dengan adanya penambahan Direktur Operasional ini diharapkan pencapaian
prestasi PT PG Rajawali I semakin gemilang. Saya berpesan agar tetap mengedepankan harmoni untuk mencapai kebangkitan dan kejayaan,” ujarnya. Pelepasan dan Pengangkatan Pengurus Dapen Selain itu, pada kesempatan yang sama juga dilakukan Pelepasan dan Pengangkatan pengurus Dana Pensiun (Dapen) PT RNI. Hadir pengurus Direktur Dapen sebelumnya Rusli Djawas yang baru saja mengakhiri masa jabatannya serta jajaran pengurus baru. Penandatanganan dan penyerahan SK pengangkatan dilakukan oleh Bapak B. Didik Prasetyo disaksikan oleh Dewan Pengawas (dewas) Dapen. Adapun susunan pengurus Dapen yang baru sebagai berikut: Bapak Firdaus Roesean Rony sebagai Direktur Utama, Bapak Juntrihairy sebagai Direktur Investasi, dan Ibu Endang
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Apriani sebagai Direktur Kepesertaan. Saat memberikan sambutan, Didik mengucapkan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan pengurus sebelumnya dan menyampaikan selamat bertugas bagi pengurus yang baru. “Semoga pengelolaan dana pensiun PT RNI kedepannya akan semakin baik lagi dan memberikan nilai tambah bagi para stakeholder yang mana merupakan para pensiunan PT RNI,” ucapnya. Didik berpesan, agar pengurus dapat lebih selektif dan profesional dalam mengelola dana yang ada serta tidak mudah diiming-imingi investasi yang belum jelas anilai tambahnya. “Saya berpesan jika ada instruksi untuk menyimpan dana jangan langsung mau. Kalau pemahaman profesional pengurus merasa tidak layak jangan dilakukan walaupun itu instruksi dari Direksi atau Dewas,” kata Didik. (EAH/RY)
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
3
Kepak Sayap Rajawali RNI dan Waskita Karya Realita Tandatangani Perjanjian Pendahuluan
Dalam rangka optimalisasi aset dan sebagai bentuk sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Waskita Karya Realty (WKR) melakukan Penandanganan Perjanjian Pendahuluan Kerjasama Pendayagunaan Aset Tanah Milik RNI yang terletak di Jl. MT. Haryono Jakarta seluas 7.025 meter persegi. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo bersama Direktur Utama WKR Didit Oemar Prihadi, Selasa, 26 Januari 2016, bertempat di Gedung RNI, Jakarta.
D
4
alam sambutannya Didik mengatakan, perjanjian pendahuluan ini dibuat untuk mengatur ketentuan dan syarat awal Kerjasama Operasi (KSO). Seperti diketahui bahwa untuk melakukan KSO, terlebih dahulu harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan Pemegang Saham. “Bentuk kerjasama yang disepakati adalah KSO yang nantinya akan dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Operasi.,” kata Didik.
pertukaran informasi yang berkaitan dengan perencanaan, pemasaran, pembangunan, pengembangan, dan pendayagunaan tanah selama masa persiapan pekerjaan perencanaan proyek.
Lebih lanjut, Didik mengatakan, dengan adanya perjanjian ini dapat memfasilitasi kegiatan berupa komunikasi, diskusi, dan
Melalui kerjasama ini Didik berharap, setelah proses penandatanganan segala persiapan dapat berjalan lancar sehingga eksekusi
Kontribusi penyertaan modal dalam KSO ini berasal dari keduabelah pihak, PT RNI berupa tanah dan PT WKR berupa seluruh modal kerja. Adapun total nilai kerjasama yang diberikan oleh PT WKR kepada PT RNI sebesar Rp 367,5 milyar.
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
proyek dapat sukses dan sesuai dengan konsep dan target yang telah dicanangkan. Untuk itu, akan dibentuk Tim Kerja guna melakukan berbagai tahapan persiapan, seperti perencanaan kerjasama dan penyusunan perjanjian KSO. “Perjanjian KSO yang akan disusun tentunya
dilandasi itikad baik keduabelah pihak,” ujar Didik. Sementara Didit Oemar mengatakan, kerjasama dengan RNI merupakan salah satu prioritas yang telah masuk di RKAP perusahaan. “Kerjasama ini sudah kami tunggu-tunggu, maka ketika ada kesempatan kami langsung gerak cepat. RNI punya lahan, kebetulan lokasinyapun sangat prime,” ujarnya. Didit Oemar menambahkan, ini merupakan kerjasama pertama WKR dengan BUMN yang memiliki lahan. PT WKR merupakan anak usaha dari PT Waskita Karya yang memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang properti dan telah ditetapkan sebagai pemenang dalam pemilihan mitra kerjasama pendayagunaan aset tanah milik PT RNI yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015. “Ibaratnya pecah telor karena apabila ini sukses kerjasama dengan BUMN lain sudah menunggu. Selain itu, ini merupakan wujud konkret dari sinergi BUMN yang sering disuarakan pemegang saham,” tambah Didit Oemar. (EAH/RY)
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Kepak Sayap Rajawali
Bersama KPK, RNI Gelar Sosialisasi Pengisian LHKPN
P
T Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melaksanakan Sosialisasi Pengisian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di lingkungan RNI Holding, Selasa, 26 Januari 2016, bertempat di Gedung RNI, Jakarta. Hadir pada kesempatan tersebut Dewan komisaris, Direksi, Pejabat satu tingkat dibawah Direksi dan Tim Pemeriksa LHKPN KPK. Pada sambutannya Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo mengatakan, RNI sudah membuat aturan dan keputusan wajib lapor harta kekayaan negara beserta pedomannya yang diadopsi langsung dari peraturan
KPK. Ia berharap, dengan adanya sosialisasi dari KPK ini pejabat di Lingkungan PT RNI bisa lebih mudah dan cepat dalam melaporkan harta kekayaanya. Mewakili Tim LHKPN KPK Herri Nurudin mengatakan, selain untuk sosialisasi forum ini sebagai ajang Koordinasi terkait bagaimana dan seperti apa pelaksanaan LHKPN di PT RNI. Ia menambahkan, melalui diskusi dan sharing bisa dirumuskan bersama rekomendasi dan format yang ideal mengenai pelaporan harta kekayaan. “Pelaksanaan LHKPN sangat penting karena merupakan salah satu indikator dari penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan SK terkait Road Map BUMN bersih,” kata Herri.
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Adapun Kewajiban Penyelenggara Negara untuk melaporkan harta kekayaan diatur dalam UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme, UndangUndang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pindana Korupsi, dan Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor: KEP. 07/ KPK/02/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pemeriksaan dan Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. Untuk BUMN sendiri, regulasi pendukungnya yaitu Instruksi Menteri Negara BUMN Nomor: INS-02/MBU/2007 tentang Penyelenggara Negara yang Wajib Menyampaikan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Di Lingkungan BUMN. Sementara, di lingkungan PT RNI ketentuan mengenai pelaporan harta kekayaan diatur melalui Surat Keputusan (SK) Direksi Nomor: 133/RNI.01/X/2015, dalam peraturan itu tertulis pelaporan harta kekayaan berlaku bagi Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi, pejabat 1 (satu) tingkat dibawah Direksi, Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan, dan Pengawas serta Pengurus Dana Pensiun. Pengelola LHKPN di PT RNI dikordinatori oleh Group Head Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang dalam tugasnya akan berkordinasi langsung dengan KPK dan Kementerian Negara BUMN. Laporan LHKPN wajib diserakan kepada Direktur SDM dan Manajemen Aset pada saat wajib lapor pertama kali menjabat dan setiap 2 (dua) tahun dalam masa jabatannya apabila tidak ada mutasi jabatan serta pada saat meletakan jabatan atau menjalani masa pensiun dini. Dari forum sosialisasi tersebut kemudian dihasilkan beberapa masukan, diantaranya mengenai penambahan kriteria wajib lapor sampai pejabat dua (2) tingkat di bawah Direksi dan beberapa jabatan strategis lain di PT RNI yang dipandang memiliki kewenangan lebih. “Karena dibalik kewenangan yang besar terdapat tanggungjawab yang besar pula,” ujar Herri. (RY)
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
5
Kepak Sayap Rajawali PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) melaksanakan kegiatan simulasi evakuasi bencana gempa bumi dan kebakaran, bertempat di Gedung RNI, Kamis, 17 Desember 2015. Kegiatan yang dimulai tepat pukul 14.00 WIB dengan tanda sirine dan alarm gedung ini melibatkan seluruh karyawan RNI, Karyawan PT Phapros, PT Rajawali Nusindo, Bank Mandiri unit Mega Kuningan, dan Kokarindo.
P
roses simulasi dimulai saat karyawan yang bertugas sebagai floor captain dan floor warden bergegas naik ke semua lantai untuk melakukan tindakan evakuasi kepada seluruh penghuni di gedung PT RNI. Karyawan/ karyawati diarahkan untuk segera meninggalkan gedung melalui tangga
Simulasi Evakuasi Bencana Gempa Bumi dan Kebakaran Gedung PT RNI
darurat yang tersedia di sisi kanan dan sisi kiri gedung. Direksi PT RNI yang berada di lantai 1 diarahkan melalui tangga darurat samping lift nomor 1 (satu) untuk kemudian keluar melalui lobby utama di lantai ground. Simulasi evakuasi bencana gempa bumi dan kebakaran yang baru pertama
kali diadakan sejak Gedung PT RNI didirikan ini merupakan tindaklanjut dari terbentuknya organisasi P2K3 yang telah ditetapkan oleh Direktur Utama PT RNI. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas/kemampuan karyawan dan kerjasama antar unit dalam penanganan bencana gempa bumi dan kebakaran, menyamakan persepsi tentang SOP bencana gempa bumi dan kebakaran, memberikan pemahaman tentang regulasi dalam penanggulangan bencana gempa bumi dan kebakaran, serta menyiapkan karyawan untuk lebih mandiri dan terampil dalam bidang penanggulangan bencana gempa bumi dan kebakaran. Dengan mengetahui tujuan di atas, diharapkan seluruh
6
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
penghuni gedung dapat memahami bagaimana cara ketika menghadapi bencana gempa bumi dan kebakaran di tempat kerja dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi di luar tempat kerja. Safety induction, tulisan jalur evakuasi, meeting point, peta jalur evakuasi, pedoman menghadapi bencana kebakaran dan gempa bumi merupakan alat yang dapat membantu penghuni gedung untuk menyelamatkan diri selain mendapatkan bantuan pertolongan dari petugas floor captain dan floor warden. Petugas floor captain dan floor warden yang telah dibentuk akan membantu mengarahkan penghuni ke meeting point, jalur evakuasi, tangga darurat sampai dengan titik aman berkumpul (assembly point) yang
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Kepak Sayap Rajawali telah ditentukan oleh tim P2K3. Kegiatan simulasi yang digawangi oleh bagian Office Management PT RNI (Persero) sebagai Pembina P2K3 PT RNI ini menggandeng Jakarta Rescue dan didukung oleh Profesor Dra. Fatma Lestari, M.Si., Phd. sebagai Ketua Pusat Kajian dan Terapan K3 dari Universitas Indonesia, anggota IOF (Indonesian OffRoad Federation) dan Suku Dinas Kebakaran Jakarta Selatan. (Andi P)
Sistem Pelaporan Pelanggaran RNI Integrity Line
D
alam pelaksanaan good governance suatu entitas, transparansi merupakan sebagai salah satu faktor penting untuk
mendorong pimpinan atau pengelola atau pegawai suatu organisasi dalam memberikan kontribusi yang bermanfaat dan bernilai tambah (added
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
value) baik bagi organisasi maupun pemangku kepentingan. Terdapat berbagai metode atau cara dalam implementasi transparansi untuk mendukung efektivitas pelaksanaan good governance, salah satu metode dimaksud adalah Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) atau whistleblowing system (WBS). Menurut sejarahnya, SPP/WBS berawal dari jaman Romawi yang disebut sebagai “Qui Tam” yaitu suatu mekanisme penegakan hukum dimana warga sipil dapat menuntut atas nama pemerintah dalam hal terdapat kasus kecurangan dan korupsi serta menerima penghargaan dalam pelaksanaan penuntutan tersebut. Dalam perkembangannya, SPP/WBS dikodifikasikan dalam bentuk undangundang dimana salah satu
undang-undang tertua tentang WBS terdapat di Amerika Serikat yaitu US False Claim Act pada 1863. Undang-undang dimaksud disahkan setelah ditemukannya perusahaan yang menjual perlengkapan palsu ke angkatan darat selama masa perang saudara. Perkembangan SPP/WBS yang lebih modern terjadi mulai tahun 1960-an di Amerika Serikat selanjutnya berkembang di negara-negara maju. Terdapat 7 (tujuh) negara yaitu Kanada, Jepang, Selandia Baru, Inggris, Rumania, Afrika Selatan dan Amerika Serikat yang melakukan pengaturan SPP/WBS dalam bentuk undang-undang secara komprehensif. Sedangkan sejumlah negara melakukan pengaturan secara parsial untuk SPP/WBS, termasuk Indonesia. Implementasi SPP di Indonesia relative baru yaitu pada awal tahun 2000.
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
7
Kepak Sayap Rajawali Kewajiban melaksanakan whistleblowing system (WBS) belum merupakan suatu persyaratan dalam pelaksanaan operasional suatu organisasi atau institusi. Namun demikian, 3 pengaturan tentang SPP secara parsial terdapat pada antara lain UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme, UU No. 15 Tahun 2002 juncto UU No. 25 Tahun 2005 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dan UU No. 7 Tahun 2006 tentang Ratifikasi United Nations Convention Against Corruption. Meningkatnya pelanggaran, penyalahgunaan wewenang dan atau penyimpangan yang terjadi baik dalam pelaksanaan tugas kepemerintahan maupun di sektor swasta seperti korupsi, suap
maupun praktik kecurangan lainnya mendorong diperlukannya suatu sistem yang efektif untuk lebih dini mencegah terjadinya pelanggaran dan atau penyimpangan dimaksud. Pencegahan lebih dini sebagai bagian dari early warning system dimaksudkan agar organisasi dapat memecahkan persoalannya secara mandiri sebelum permasalahan yang timbul diketahui oleh public sehingga berdampak pada reputasi organisasi dan lainnya. Menurut hasil penelitian beberapa institusi seperti Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dan Global Economic Crime Survey (GECS), salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah dan memberantas praktik
pelanggaran, penyimpangan dan atau praktik yang bertentangan dengan good governance adalah melalui implementasi SPP/ WBS. Kultur budaya yang relative permisif merupakan salah satu tantangan bagi keberhasilan implementasi RNI Intergrity Line. Ketersediaan personel yang kompeten, goodwill dari Pimpinan serta ketersediaan anggaran yang memadai juga merupakan faktor-faktor pendukung keberhasilan RNI Intergrity Line. PT RNI Group memiliki dan mengutamakan komitmen terhadap transparansi, integritas dan akuntabilitas. Namun demikian, dalam pelaksanaan operasional sehari-hari PT RNI GROUP mengantisipasi kemungkinan adanya pelanggaran, penyalahgunaan, dan atau malpraktik yang dapat
Business Performance Revolution Waktu tidak terasa bergulir begitu cepat, tiba-tiba sudah mendekati penghujung tahun 2015. Seluruh anak perusahaan sudah bisa memproyeksikan kinerja masingmasing sampai akhir tahun. Ada yang kinerjanya sesuai ekpektasi, ada yang masih jauh dari harapan. Melalui tulisan ini saya ingin berceritra tentang perusahaan yang rugi melakukan perbaikan sehingga menjadi untung. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
P
ada tahun 1993 – 1999 Nissan Motor Company mengalami keterpurukan. karena pada masa tersebut perusahaan terus mengalami keruigian dan semakin terlilit utang, bahkan harus membayar bunga sebesar 1 milyar dollar. Namun beruntung pada akhir 1999 Carlos Ghosn,
8
orang terbaik dari perusahaan otomotif Francis bergabung ke Nissan sebagai Chief Operasional Officer. Sejak itu kinerja perusahaan menunjukan kinerja yang membaik bahkan pada tahun 2005 Ghosn berani mengumumkan bahwa Nissan telah terbebas dari jeratan utang, pertumbuhan bisnisnya pun menggembirakan menjadi 9,25 % serta bisa
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
mencetak laba sebesar 2,5 miliar dolar. Bagaimana strategi Nissan merubah rugi menjadi untung? Strategi Bisnis yang dilakukan Nissan sangat sederhana yaitu : 1. Mendiagnosa masalah Tahap pertama adalah mendiagnosa masalah. Untuk melakukan “turnaround” (pembalikan) perusahaan agar lebih cepat dilakukan pendekatan akar
berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi PT RNI GROUP. Melalui RNI Intergrity Line sebagai Sistem Pelaporan Pelanggaran yang dikelola secara professional dan independen bekerjasama dengan konsultan dan diharapkan sebagai salah satu metoda deteksi dini atas terjadinya pelanggaran dimaksud. Dengan adanya implementasi RNI Intergrity Line ini diharapkan budaya keterbukaan semakin meningkat dan mendorong kinerja organisasi, melindungi para pemangku kepentingan serta menjadi salah satu budaya organisasi. Dengan demikian pada gilirannya efektivitas fungsi dan tugas pokok dapat tercapai baik dalam rentang waktu pendek maupun panjang serta meningkatnya reputasi PT RNI GROUP baik di dalam maupun luar negeri. (Pras) rumput. Untuk itu, Ghosn melakukan survei dan wawancara. Dia lakukan wawancara langsung dengan para enginer, supplier dan dealer guna mencari tahu solusi apa yang harus dilakukan agar Nissan kembali bangkit dari keterpurukan. Tindakan ini membuat semua karyawan merasa terlibat dan tahu urgensi dari keadaan yang sedang dihadapi. Mereka akan bercerita secara jujur dan Ghosn pun dapat mengetahui apa sebenarnya yang dirasakan oleh mereka serta bagaimana mendesain solusi terbaik agar orang memiliki awareness mau bekerja menuju arah perbaikan.
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Keluarga Rajawali
2. Mengambil Kendali Tahap selanjutnya adalah mulai mengambil kendali. Ghosn memiliki otoritas penuh dalam pengambilan keputusan dan pemilihan team. Adalah wajar bila dia datang ke Nissan dengan membawa team. Namun, teamnya terdiri dari orangorang pilihan yang akan bertindak sebagai fasilitator. Teamnya bukan datang untuk bekerja sendiri. Mereka berdedikasi tinggi, open minded dan bersedia membagikan ilmunya buat kemajuan Nissan. Sebagai penjaga motivasi. Ghosn sangat memperhatikan reward and punishment. Pola insentif yang berdasarkan produksi diubah menjadi fokus kepada kinerja dan profitabilitas. Dulu orang kerja baik atau buruk dapat insentif yang sama. Sekarang, orang bisa berharap mendapatkan insentif lebih bila terbukti memberikan kontribusi nyata pada peningkatan profit perusahaan. Pola dan struktur jabatan juga mengalami perubahan. Banyak jabatan “advisor” yang tidak punya tang-
gung jawab langsung kepada operasional saat itu. Keadaan ini membuat masing-masing orang bermain aman. Saling menyalahkan menjadi budaya perusahaan. Orang penjualan akan menyalahkan perencanaan produk, perencanaan produk akan menyalahkan enginer dan enginer akan menyalahkan keuangan. Begitu seterusnya. Ini bukti dimana manager tidak memiliki area tanggung jawab yang jelas. Ghosn tidak mau seperti itu. Setiap orang harus punya peran dan tanggung jawab. Tidak boleh ada lagi keraguan dan konflik dalam keputusan. Semua orang harus berkontribusi bagi perusahaan sehingga bila terjadi sesuatu yang salah akan jelas siapa harus memperbaikinya. 3. Melakukan Aksi Untuk mulai melakukan aksi, Ghosn membentuk Cross Functional Team (CFT). Gugus tugas yang beranggotakan beberapa orang pilihan dari berbagai departemen. Gugus tugas gado-gado ini memaksa orang tidak lagi bekerja
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
sendiri-sendiri. Interaksi dan mekasnisme kerjasama muncul diantara para engineer, supply chain, finance dan pemasaran. CFT ditekankan untuk bekerja cepat dan berorientasi pada hasil. Mereka diberi waktu tiga bulan untuk menganalisa operasi perusahaan dan memberikan rekomendasi terbaik agar Nissan kembali profit dan memiliki peluang pertumbuhan di masa depan. Mereka diberi hak akses ke semua aspek operasional perusahaan dan wajib memberikan laporan ke Ghosn secara langsung. Ghosn menyusun Program Rencana Revitalisasi Nissan yang direview tiap tiga bulan. Rencana ini dibuat transparan ke publik. Program pengurangan biaya, penutupan pabik dan pengurangan karyawan menjadi sorotan dari para pemegang kepentingan. Tidak itu saja. Ghosn juga menghadapi pertentangan dari serikat pekerja. Namun, semua sudah diperhitungkan dan komitmen telah dibuat. Mereka siap mundur bila ternyata
revitalisasi gagal. CFT sekaligus menjadi bagian integral dari struktur manajemen Nissan untuk melakukan pengawasan terhadap program revitalisasi. Akhirnya dengan langkahlangkah strategis tersebut, dalam waktu 5 tahun Nissan berhasil terbebas dari lilitan utang dan membukukan laba sebesar 2,5 milyar dollar, bahkan sekarang labanya sudah mencapai 4,35 milyar dollar atau sekitar 60 triliun rupiah. Dari ceritra tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa seberapa terpuruknya suatu perusahaan masih dapat diperbaiki, begitu pula PT RNI yang memiliki 12 Anak Perusahaan, sebagian sudah berkinerja baik, sebagian besar kinerjanya belum menggembirakan. Bagi Anak Perusahaan yang masih mengalami keterpurukan jangan putus asa. Asal kita kerja keras dan belajar dari ceritra Nissan tersebut diatas masih terbentang jalan menuju perbaikan. Salam Semangatt. (Ekwal)
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
9
Keluarga Rajawali
Inovasi Ozonasi Nira di PG Krebet Baru
P
eningkatan inovasi dan teknologi menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam peningkatan daya saing suatu perusahaan. Maka dari itu, PT PG Rajawali 1 terus berupaya meningkatkan kapasitas teknologinya, khususnya teknologi dalam proses pengolahan tebu. Baru-baru ini, melalui unit PG Krebet Baru, PT PG Rajawali 1 menerapkan aplikasi ozonizer pada nira mentah untuk mengurangi tingkat kehilangan pada pemerahan tebu. Kehilangan pada proses pengolahan dapat terjadi akibat inversi sukrosa oleh bakteri maupun akibat reaksi enzimatis. Aktifitas bakteri pada nira tebu biasa dihambat dengan penambahan desinfektan. Desin-
fektan yang umum dipakai di pabrik gula adalah klorin dan asam formiat. Biaya operasional penggunaan desinfektan di PG Krebet Baru mencapai Rp 500 juta per masa giling. Biaya tersebut tentunya tidak sedikit, oleh karena itu PT PG Rajawali 1 mengembangkan teknologi ozonizer sebagai desinfektan yang lebih berdaya saing.
Ozonizer atau ozone generator sebagai desinfektan nira mentah yang dikembangkan oleh PT PG Rajawali 1 diberi nama Ozonizer Tipe “Rajawali-i” (“i” for “innovation). Di samping sebagai desinfektan, ozon juga mampu menginaktifasi enzim pencoklatan karena sifatnya sebagai oksidator kuat sehingga mampu mencegah reaksi pembentukan warna coklat secara enzimatis.
dingkan sebelumnya, pada masa giling tahun ini (2015), setelah adanya aplikasi ozonizer, terjadi kenaikan PSHK sebesar ± 3 poin.
Krebet Baru I) Teknologi tersebut sudah diuji coba pada kondisi proses pengolahan gula yang sebenarnya ketika masa giling 2014 dan 2015. Salah satu parameter untuk melihat efektifitas ozonizer sebagai desinfektan
Penyempurnaan teknologi masih terus dilakukan. Penyempurnaan tersebut terkait konfigurasi injector yang mendukung difusi yang lebih baik serta penguatan sistem maintenance
nira mentah adalah dengan melihat nilai Perbandingan Setara Harkat Kemurnian (PSHK) antara nira gilingan pertama (NPP) dan nira mentah (NM/hasil pencampuran gilingan pertama dan gilingan lanjut). Diban-
alat. Saat ini Bagian Quality Control PG Krebet Baru sedang melakukan penelitian aplikasi ozonizer sebagai discoloration agent yang diharapkan dapat menggantikan proses sulfitasi atau mengurangi biaya penggunaan belerang. (rsd).
(Ozonizer Tipe Rajawali-i) Teknologi ozonizer yang dikembangkan oleh PT PG Rajawali 1 berasal dari adopsi teknologi ozon yang biasa diterapkan di dunia medis sebagai media sterilisasi, serta teknologi ozonizer pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Perbedaan mendasar dari teknologi ozonizer yang dikembangkan oleh PT Rajawali 1 adalah metode ionisasi dengan dielectric barrier discharge yang kestabilannya sudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian di pabrik gula, sehingga dapat bekerja 24 jam. (Aplikasi Ozonizer Di PG
10 CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
(Hasil Analisa Kinerja Sanitasi MG 2014 dan MG 2015) GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
pada kemasakan tengah, dan 30% pada kemasakan akhir. Hal ini didasarkan dari rerata a pabrik gula yang dimulai pada awal bulan kering dan diakhiri sebelum masuk bulan basa bulan Mei sampai dengan bulan November), serta disinkronkan dengan kapasitas giling da giling yang secara umum dibagi menjadi tida periodeDIbesar yaitu : periode PENATAAN VARIETAS PERKEBUNAN TEBUawal giling ( sampai dengan bulan Juni), Periode tengahan giling (bulan Juli sampai dengan bulan Agu Periode Akhir giling (bulan September sampai dengan bulan Oktober/November). Sehin Sering kali kita mendengar istilah penataan varietas, khususnya pada sektor p memenuhi kebutuhan bahan baku tebu giling tersebut, pabrik gula melaksanakan penataa Sebenarnya apa yang dimaksud dengan penataan varietas? Bagaimana komposisi yang sesuai dengan pola giling. Pola penataan varietas pada perkebunan tebu yaitu:
Keluarga Rajawali
PENATAAN VARIETAS DI PERKEBUNAN TEBU
S
ering kali kita mendengar istilah penataan varietas, khususnya pada sektor perkebunan tebu. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan penataan varietas? Bagaimana komposisi yang ideal buat pabrik gula kita?. Secara umum komposisi kategori kemasakan varietas yang dianggap ideal untuk pabrik gula di Indonesia berada pada kisaran 30 : 40 :30, artinya 30% kategori kemasakan awal, 40% pada kemasakan tengah, dan 30% pada kemasakan akhir. Hal ini didasarkan dari rerata awal giling pabrik gula yang dimulai pada awal bulan kering dan diakhiri sebelum masuk bulan basah (antara bulan Mei sampai dengan bulan November), serta disinkronkan dengan kapasitas giling dan periode giling yang secara umum dibagi menjadi tida periode besar yaitu : periode awal giling (bulan Mei sampai dengan bulan Juni), Periode tengahan giling (bulan Juli sampai dengan bulan Agustus), dan Periode Akhir giling (bulan September sampai dengan bulan Oktober/November). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tebu giling tersebut, pabrik gula melaksanakan penataan varietas yang sesuai dengan pola giling. Pola penataan varietas pada perkebunan tebu yaitu: Diharapkan dengan disesuaikannya penanaman dan pemanenan (tebang) suatu kategori kemasakan
pabrik gula kita?. Secara umum komposisi kategori kemasakan varietas yang dian pabrik gula di Indonesia berada pada kisaran 30 : 40 :30, artinya 30% kategori kema pada kemasakan tengah, dan 30% pada kemasakan akhir. Hal ini didasarkan dari r pabrik gula yang dimulai pada awal bulan kering dan diakhiri sebelum masuk bula bulan Mei sampai dengan bulan November), serta disinkronkan dengan kapasitas g giling yang secara umum dibagi menjadi tida periode besar yaitu : periode awal g pendukung varietas tebu dengan ke- Juni), dan hasil gula yang opti-giling faktor-faktor sampai dengan bulan Periode tengahan (bulan Juli sampai dengan bul Diharapkan dengan penanaman dan pemanenan (tebang) suatu kategori k yang tepat akan mengbutuhan giling pabrikdisesuaikannya gula, mal maka faktor Agronomi Periode Akhir giling (bulanperlu September sampai dengan bulan Oktober/November). maka pencapaian produkdipertimbangkan. produktivitas gula maupu varietas tebu dengan kebutuhan giling pabrik gula, makahasilkan pencapaian produktivitas tivitas maupun potensi bahan Kitabaku semua tentunya sudah yangpabrik tinggi. gula Sedangkan memenuhi kebutuhan tebu giling tersebut, melaksanakan rendemen menjadioptimal. optimal. tahu Lalu bahwa apakahpencapaian komposisi kemasakan padasuatu perkebunan kita harp kesesuaian varirendemen menjadi yang sesuai dengan Pola penataan pada perkebunan pada angka komposisi 30 : 40 pola :ke30giling. ?produktivitas Jawabannya adalah TIDAK..., karena sekali lagi yangyaitu: men etas pada dasarnya ter-tebu Lalu apakah dan mutuvarietas
darisetempat, dua bagian,Kapasitas yaitu masakan pada perkebunan hasil tanaman tebuPola adalah penentuan komposisi kemasakan adalah Tren Giling diri Pabrik Giling kesesuaian tipologi dan kita harus berada pada an- merupakan sinergi antara Panjang Hari Giling. Sebagai ilustrasi dapatdimiliki kita lihat pada kesesuaian tabel berikut: kemasakangka 30 : 40 : 30 ? Jawabanpotensi yang suatu Pabrik Gula dengan Kapasitas 3000 TCD nya. Kesesuaian varietas nya adalah TIDAK..., karena varietas tanaman dengan Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH URAIAN tipologi sekali lagi yang menjadi faktor-faktor BB BK1 pengelolaan BK2 BK3 BK4 tebu terhadap BK5 Hari Gilingpenentuan komposisi 15 30 pendukungnya. 31 31 30 lahan 15 152 akan berperan dalam dasar Penelitian Jumlah Tebu 90.000 93.000banyak 93.000 45.000 456.000 produktivitas kemasakan adalah45.000 Tren yang sudah dilaku- 90.000peningkatan Periode 135.000 186.000 135.000 bobot tebu, Pola Giling kan Prosentase Ideal Pabrik setem30 menunjukkan bahwa 40 30 sedangkan
pat, Kapasitas Giling, dan
keragaan atau hasil suatu
kesesuaian dalam peneta-
Pabrik Gula dengan Kapasitas 4000 TCD pan komposisi kemasakan Tren Panjang Hari Giling. tanamanMasak (fenotip) Masak Awal Tengah meruMasak Lambat URAIAN Mei Juli Agustus Septemberdengan Oktober JUMLAH jadwal tebang Sebagai ilustrasi dapat kita Juni pakan interaksi antara sifat Kategori Bulan tabel berikut: BB BK1 dasar (genotip) BK2 BK3 BK4 sangat BK5berperan dalam lihat pada tanaman Hari Giling 0 30 31 31 30 31 153 peningkatan produktivitas dengan124.000 lingkungannya. Jumlah Tebu 120.000 124.000 120.000 124.000 612.000 rendemen Disamping itu, untuk Periode 120.000 248.000 244.000 tebu. Jadi..... Prosentase Ideal varietas apa 20 Penggunaan varietas40tanamari kita 40lanjutkan promenentukan
Diharapkan dengan disesuaikannya penanaman dan pemanenan (tebang) suatu kat varietas tebu dengan kebutuhan giling pabrik gula, maka pencapaian produktivitas rendemen menjadi optimal. Lalu apakah komposisi kemasakan pada perkebunan k pada angka 30 : 40 : 30 ? Jawabannya adalah TIDAK..., karena sekali lagi yan Pabrik dengan Kapasitas 5000 TCD man tebu yang sesuai disgram penataan varietas di yangGula akan kita tanam untuk Mei Juni Juli Agustus September Oktober penentuan komposisi adalah Tren Pola Giling PabrikJUMLAH setempat, ertai dengan pengelolaan perkebunan kita !! (Dony) Kapasitas mendapatkan bobot tebukemasakan URAIAN BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 Hari Giling 15 30 ilustrasi 31 dapat 31kita lihat 30 pada tabel 31 168 Panjang Hari Giling. Sebagai berikut: Jumlah Tebu
75.000
150.000
155.000
155.000
150.000
155.000
840.000
Pabrik Gula dengan Kapasitas 3000 TCD Periode 225.000 310.000 305.000 Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH Prosentase Ideal 27 37 36 URAIAN BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 Hari Giling 15 30 31 31 30 15 152 Disamping itu, untuk menentukan untuk456.000 mendapatkan b Jumlah Tebu 45.000 90.000 varietas 93.000apa yang 93.000akan kita 90.000tanam45.000 Periode 135.000 186.000 dan hasil gula yang optimal135.000 maka faktor Agronomi perlu dipertimbangkan. Kita semua Prosentase Ideal 30 40 30
sudah tahu bahwa produktivitas dan mutu hasil tanaman tebu adalah merupak Pabrik Gula dengan Kapasitaspencapaian 4000 TCD Masak Awal Masakvarietas Tengah Masak Lambat antara potensi yang dimiliki suatu tanaman dengan pengelolaan fak URAIAN Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH Kategori Bulan BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 Hari Giling 0 30 31 31 30 31 153 Jumlah Tebu 120.000 124.000 124.000 120.000 124.000 612.000 Periode 244.000 120.000 248.000 Prosentase Ideal 20 40 40 Pabrik Gula dengan Kapasitas 5000 TCD Mei URAIAN BB Hari Giling 15 Jumlah Tebu 75.000 Periode Prosentase Ideal
Juni BK1 30 150.000 225.000 27
Juli BK2 31 155.000
Agustus BK3 31 155.000 310.000 37
September BK4 30 150.000
Oktober BK5 31 155.000 305.000 36
JUMLAH 168 840.000
CIPTAKAN HARMONI UNTUKkita BANGKIT DAN JAYA mendapa 11 itu, untuk menentukan varietas apa yang akan tanam untuk dan hasil gula yang optimal maka faktor Agronomi perlu dipertimbangkan. Kita
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESDisamping IA
Keluarga Rajawali
Phapros Pertahankan PROPER Hijau Empat Kali Berturut-turut
nilaian dokumen hijau. Untuk penilaian dokumen hijau lebih ditekankan pada kegiatan CSR yang dilakukan oleh Perusahaan,” tambahnya.
S
ebagai perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan, PT Phapros Tbk telah menerapkan prinsip 3P sebagai sasaran perusahaan, yaitu Profit, People dan Planet, sehingga menjalankan bisnisnya Phapros tidak hanya berfokus mengejar profit semata tapi juga sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan (people) serta lingkungan (planet) di mana perusahaan beroperasi. Hal ini terbukti, untuk keempat kalinya PT Phapros Tbk berhasil mempertahankan peringkat hijau di ajang penganugerahan Program Penilaian Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) yang digelar di Jakarta pada Senin, 23 November 2015. Adi Sutejo, Asisten Manajer EHS yang hadir mendampingi Budi Ruseno, Direktur Keuangan Phapros saat menerima penghargaan tersebut mengatakan, sebelumanya pihaknya be-
lum 100% yakin akan bisa mepertahankan predikat Proper Hijau, karena dalam 1 tahun periode ada parameter yang melebihi baku mutu. “Tapi plong rasanya saat kami terima undangan malam pengaugerahan lingkungan Proper dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berdasarkan informasi dari Sekretariat, yang diundang hadir hanya yang mendapat Proper hijau dan emas,” ujarnya. Persiapan matang telah dilakukan oleh tim Phapros sebelum berhasil mempertahankan predikat Proper
Losses Di Kebun Sawit
S
eorang planter mengatakan, pupuk yang terbaik adalah telapak sepatu yang masuk ke dalam blok kebun. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa dengan kondisi kebun yang luas, maka sangat di perlukan adalah
membangun budaya kontrol. Dalam memperbaiki produksi, kontrol terhadap kualitas pengambilan produksi dalam hal ini panen sangat di perlukan. Dari kontrol tersebut dapat diketahui apa yang menjadi permasalahan dalam blok menyangkut produksi serta
12 CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
Hijau tersebut, “EHS menyiapkan database sesuai persyaratan Proper. Kami cek data sebelum dimasukkan ke sekretariat Proper, seperti sinkronisasi data dengan departemen lain seperti produksi dan CSR utamanya data pemakaian energy, air, dan bahan baku serta realisasi produksinya serta pelaksanaan dari kegiatan CSR,” jelas Adi. “Proses penilaian itu sendiri dimulai dari Bulan Juli 2015 dimulai dengan penilaian ketaatan kemudian disusul di bulan september untuk proses penilaian dokumen ringkasan kinerja pengelolaan lingkungan dan terakhir adalah peaktifitas kebun lainnya. Ketika produksi bulanan turun, tidak sesuai target hal yang mudah dijawab ketika ditanya, kenapa produksi tidak dapat? Maka jawaban yang paling sederhana adalah “buah tidak ada, AKP (Angka Kerapatan Panen) rendah. Padahal di dalam blok banyak permasalahan yang menyebabkan mutu panen yang tidak
Adapun peserta Proper tahun 2015 meningkat 12% dari tahun sebelumnya, mencapai 2137 perusahaan. Hasil penilaian tahun ini adalah tingkat ketaatan perusahaan mencapai 74% meningkat 2% dari tahun sebelumnya. Peraih peringkat EMAS sebanyak 12 perusahaan, HIJAU 108, BIRU 1406, MERAH 529 dan HITAM 21. Ke depannya, Phapros akan membidik level tertinggi pada penghargaan tersebut, yakni peringkat emas. Namun, tentunya dibutuhkan usaha lebih keras dan kerja sama dari Phaprosers. Persaingan di kluster Phapros (industri farmasi, kimia, kertas dan pewarna tekstil serta industri sepatu) sangat ketat karena hanya diikuti oleh 5 perusahaan dan diambil 25% terbaik unruk proper emas. Semoga dengan kerja keras dan doa dari seluruh Phaproser Proper Emas untuk Phapros dapat diraih. (Imam Phapros) sesuai yang menyebabkan losses dan produksi tidak tergali dengan maksimal. Berikut bentuk losses/kehilangan yang sering terjadi di lapangan dan bentuk negatifnya : 1. Buah Mentah Buah mentah adalah sumber losses yang utama karena jenis losses ini mengakibatkan kerugian
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Keluarga Rajawali ganda. Buah yang dipotong tidak menghasilkan minyak, sementara personil yang memotongnya kita bayar. Buah mentah sekali lagi tidak menghasilkan minyak, bahkan pada saat pengolahan di PKS, bersinggungan dengan buah yang telah masak, kemungkinan justru akan dapat menyerap minyak yang dihasilkan oleh buah yang lain sehingga pencapaian rendemen akan rendah. Selain itu buah mentah dapat menyebabkan kerusakan alat PKS (threser) dan menyebabkan berkurangnya efisiensi pengolahan yang dikarenakan harus direbus 2 (dua) kali. Pemotongan buah mentah menyebabkan menurunnya disiplin karyawan dan juga secara tidak langsung tanaman yang dipotong buahnya akan stres. Untuk menghindari turunnya buah mentah, maka harus dapat mengendalikan pusingan tetap normal 7 hari. Pusingan yang terlalu cepat memungkinkan turunnya buah mentah, dikarenakan karyawan ingin memenuhi basis dan lebih borongnya. Pusingan yang terlalu tinggi juga menyebabkan turunnya buah mentah, hal ini dikarenakan malasnya mengutip brondolan (waktu yang lama), sehingga karyawan justru memotong buah mentah. 2. Brondolan Tidak Dikutip Brondolan merupakan bagian buah kelapa sawit yang menghasilkan minyak, yaitu pada bagian yang disebut mesocarp. Jika ekstraksi pada TBS
berkisar antara 20 – 25% maka ekstraksi brondolan bisa sampai 40 – 45%. Dengan demikian, tidak mengutip brondolan merupakan dosa kedua yang menyebabkan losses. ( seperti tertera dalam Mengutip “Emas” di Kebun Sawit dimuat di Media RNI Edisi 149).
nanti diolah di PKS. Asam lemak bebas nantinya akan menyebabkan menurunnya harga CPO yang kita hasilkan. Bahkan buah busuk ini akan berakibat langsung terhadap pemanen itu sendiri, yaitu menurunnya output yang dikarenakan brondolan yang dikutip terlalu banyak.
3. Buah Masak Tinggal di Pokok Losses yang diakibatkan oleh buah masak tinggal di pokok jelas merugikan karena kita tidak mendapatkan minyak dari buah tersebut. Buah masak yang ditinggal, pada pusingan yang akan datang akan menjadi buah yang overripe, apalagi telah menjadi buah busuk, maka akan berakibat terjadi peningkatan ALB (Asam Lemak Bebas) jika TBS
Terjadinya buah masak yang ditinggal di pokok, biasanya disebabkan oleh kejelian pemanen yang kurang yang disebabkan oleh kedisiplinan karyawan, karyawan yang telah berumur tua atau karyawan yang terjadi gangguan kesehatan mata.
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Oleh karena itu, selain melihat brondolan yang jatuh di piringan, pemanen harus melihat kematangan buah di pokok.
4. Brondolan/Buah Dicuri Salah satu tujuan pembuatan seksi panen adalah agar panen terkonsentrasi di satu tempat. Dengan kondisi ini, maka diharapkan lebih mudah untuk melaksanakan pengawasan panen termasuk pengawasan terhadap keamanan buah/ brondolan yang diantrikan di TPH. Sistem penghancakan juga mempengaruhi kecepatan dan terkonsentrasinya buah. Sistem hancak giring baik murni maupun tetap mandoran, biasanya akan lebih cepat buah keluar dibandingkan dengan sistem hancak tetap. Pencurian buah juga terjadi langsung di lapangan dengan menurunkan buah dari pokok atau juga mengutip brondolan langsung di piringan. Buah/brondolan yang dicuri jelas-jelas menyebabkan tonase yang didapat akan berkurang, sedangkan biaya panen tetap. Selain mengambil buah dan brondolan, dapat juga merusak hancak dengan membuat pelepah sengkleh atau sekalipun menunas tetapi tidak ditumpuk di gawangan mati. Kehilangan hasil merupakan masalah utama dalam kegiatan manajemen produksi. Kehilangan hasil atau Losses adalah bentuk kehilangan hasil yang disebabkan oleh berbagai hal seperti tersebut di atas harus diminimalisir supaya perusahaan tidak rugi. Perlu rasa memiliki dari segenap karyawan, pengawasan yang ketat dan kerja keras.(FAA)
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
13
Cakrawala Rajawali
Pesan Dahsyat Harmoni
Prolog Bagi keluarga besar PT RNI, bila mencermati kalender atau buku agenda tahun 2016, maka akan menemukan sebuah semboyan yang sangat menarik, yaitu :Ciptakan Harmoni Untuk Bangkit dan Jaya. Kata-kata harmoni, bangkit dan jaya juga sangat akrab bagi keluarga besar PT RNI karena hampir dalam setiap kesempatan pertemuan senantiasa diteriakkan yel-yel :“RNI Bangkit, RNI Jaya dan Harmoni yes…yes…yes”. Keinginan untuk bangkit dan jaya kembali sangat mudah dipahami dan sangat bisa dimengerti mengingat kinerja perusahaan tahun-tahun terakhir kurang menggembirakan, dengan puncak keterpurukan di tahun 2014. Adalah normal dan bahkan menjadi suatu keharusan bahwa perusahaan bangkit untuk jaya kembali, karena dalam sejarahnya PT RNI memang pernah mengalami masa-masa kejayaan. Masa-masa yang konon bisa menjadi karyawan di PT RNI adalah suatu kebanggaan.Kini keinginan untuk bangkit dan jaya kembali tersebut disertai
secara harmonis, dan bisa menimbulkan risiko besar bila harmoni tersebut terganggu. Dengan gambaran tersebut, berada dalam situasi dan kondisi yang penuh harmoni menjadi sebuah idaman.
Kata harmoni dalam semboyan PT RNI secara resmi belum mendapat elaborasi lebih jauh untuk menjadi pemahaman bersama bagi keluarga besar PT RNI. Tulisan ini mencoba menguak pesan apa yang sebenarnya terkandung dalam kata harmoni sehingga PT RNI menjadikannya sebagai prasyarat untuk kebangkitan dan kejayaannya. Tentu saja tulisan ini baru terbatas pada pemahaman yang sifatnya umum, belum menukik dan terkait langsung dengan urgensi makna harmoni bagi PT RNI.
Dalam khasanah budaya, prinsip harmoni sering disebut berakar pada budaya Jawa.Bagi masyarakat Jawa, terciptanya harmoni sosial adalah prioritas utama dalam hidup bermasyarakat. Oleh karenanya dalam masyarakat Jawa banyak petuah filosofis yang menggambarkan hal tersebut, misalnya :ngono yo ngono ning ojo ngono (boleh berusaha keras mencapai keinginannya tetapi harus tahu batas-batasnya), nglurug tanpa bala (menyerbu tanpa membawa pasukan), ngalah tanpa ngasorake (mengalahkan tanpa harus mempermalukan), dan sebagainya.Untuk menguak lebih jauh tentang bagaimana harmoni bisa tercipta, mari kita telusuri lebih jauh bagaimana masyarakat Jawa hidup dalam harmoni.
Dalam pemahaman umum, harmoni sering dikaitkan dengan suatu kondisi yang digambarkan penuh dengan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, keselarasan dan keramahtamahan.Harmoni bahkan bisa menumbuhkan keindahan.Paduan musik dalam sebuah orkestra terasa enak dan indah didengar bila setiap instrument musik dimainkan oleh ahlinya dengan penuh harmoni. Planet-planet mengitari matahari pada orbit masing-masing
Kerukunan Sebagai Landasan Harmoni sosial di dalam masyarakat Jawa dicapai dengan prinsip yang disebut dengan prinsip kerukunan (Magnis-Suseno, 2001). Yang dimaksud dengan rukun adalah berada di dalam keadaan selaras, tenang dan tentram, tanpa perselisihan dan pertentangan, dan bersatu dalam maksud untuk saling membantu. Keadaan rukun terdapat pada situasi yang semua pihak berada dalam keadaan damai satu
sebuah prasyarat berupa kondisi yang harmoni.
14 CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
sama lain, suka bekerja sama, saling menerima, dalam suasana tenang dan sepakat. Rukun digambarkan sebagai suatu keadaan ideal yang diharapkan dapat dipertahankan dalam semua hubungan sosial, dalam keluarga, dalam Rukun Tetangga, dalam suatuDesa, dan dalam setiap komunitas. Tuntutan untuk berlaku selalu rukun mengandung makna seorang individu harus berusaha terus menerus untuk bersikap tenang satu sama lain dan menyingkirkan unsur-unsur yang mungkin menimbulkan perselisihan dan keresahan. Menurut Frans Magnis Suseno, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kerukunan, yaitu : • Pertama, mencegah segala cara perilaku yang bisa mengganggu keselarasan dan ketenangan dalam masyarakat. Dalam perspektif Jawa ketenangan dan keselarasan sosial merupakan keadaan normal yang akan terdapat dengan sendirinya selama tidak diganggu. • Kedua, prinsip kerukunan pertama-tama tidak menyangkut suatu sikap batin atau keadaan jiwa, melainkan penjagaan keselarasan dalam pergaulan. Yang diatur adalah permukaan hubungan-hubungan sosial yang kentara, dalam arti lain yang perlu dicegah adalah konflik-konflik yang sifatnya terbuka. Gotong Royong Sebagai Aktualisasi Latar kesejarahan di Jawa mengabarkan bahwa spirit budaya menjadi kekuatan
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
Cakrawala Rajawali ampuh mempersatukan heterogenitas budaya Jawa yang seringkali terpencar. Spirit itu tercermin, menurut Bung Karno, dalam budaya gotong royong yang menciptakan ruang kekerabatan dan keharmonisan antar warga. Dengan gotong royong inilah masyarakat memahat jejak artefak sejarah keagungan Jawa yang nyentrik dan penuh nuansa makna. Tak salah kemudian kalau Bung Karno menjadikan gotong royong sebagai inti dan dasar utama terwujudnya demokrasi di Indonesia. Sementara dalam penciptaan kohesi sosial yang utuh, simpul falsafah budaya Jawa mengabarkan bahwa dalam gotong royong harus dikedepankan sifat sepi ing pamrih, rame ing gawe. Artinya, dalam kerja kebersamaan jangan sampai tercipta penyakit ingin dipuji, dibanggabanggakan, dan disanjungsanjung. Bukan demikian. Tetapi harus sepi ing pamrih, tidak menghendaki pujian dan sanjungan, tetapi harus rame ing gawe, bersemangat dalam kerja dan kreativitas. Dengan kesabaran dan ketulusan, maka spirit rame ing gaweakan menjadi kekuatan sangat dahsyat mengobarkan jiwa-jiwa pemberani yang nantinya menjadi sopir kebudayaan dan peradaban bangsa. Simpul-simpul tersebut dalam budaya Jawa dimanifestasikan secara arif dengan spirit ajaran agama (Islam) yang kosmopolitan. Jadilah sebuah simpul besar yang memancarkan cahaya pencerahan di segala penjuru pelosok Jawa dan
Nusantara. Di titik inilah, budaya Jawa akan selalu menjadi rujukan utama dalam mencipta harmoni sosial dalam hidup berbangsa dan bernegara. Wujud pengembangan sikap gotong royong antara lain terungkap adalam akronim rinastebu (Soenarto, 2004) yang meliputi: 1. Rila (ikhlas): kesanggupan untuk merelakan (melepas tanpa penyesalan) atas hak milik, atau subyektivitasnya demi keselarasan kehidupan besar. 2. Narima (kesanggupan menerima): kesanggupan untuk menerima keadaan sebagaimana adanya. Hal ini juga mengandung makna menghadapi derita tanpa keluh kesah dan menghadapi kegembiraan tanpa lupa diri. 3. Sabar: kesanggupan untuk menghadapi keadaan dengan tidak dilandasi hawa nafsu, melainkan dengan kearifan. Dengan sabar orang tidak mudah putus asa atau tergoncang jiwanya sehingga menjadi sehat. 4. Temen (jujur, dapat dipercaya): memegang teguh apa yang pernah dikatakan/ disanggupi, pantang ingkar janji, ajining dhiri dumunung ana ing lathi(harga diri tergantung dengan apa yang diucapkan), atau sabda pandhita ratu(satunya kata dengan perbuatan, tidak mencla-mencle). 5. Budiluhur: agar dapat memiliki budi luhur dituntut tiga perilaku yang harus dilaksanakan yaitu: andhap asor (rendah hati), prasaja
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA
(sederhana), dan tepa selira (tenggang rasa) Ajaran rinastebutersebut apabila dicermati sesungguhnya merupakan penunjang bagi terwujudnya harmoni termasuk dengan alam dan lingkungan melalui pengendalian diri dan kearifan serta terpeliharanya semangat untuk tetap optimis dalam mengarungi kehidupan. Budaya Jawa selalu mendorong orang untuk bertindak hati-hati agar tidak mengganggu harmoni. Memayu Hayuning Bawono Konsep mewujudkan suatu harmoni dengan lingkungannya tersebut, oleh orang Jawa dinamakan sebagai memayu hayuning bawono. Menurut Endraswara (2003), memayu hayuning bawono merupakan watak dan perilaku yang senantiasa berusaha mewujudkan keselamatan dunia, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Dalam konsep tersebut, motivasi manusia dalam bertindak seharusnya tidak berdasarkan kepentingan individu saja, melainkan lebih mengakomodir kepentingan orang banyak. Keharmonisan merupakan tujuan dari konsep hidup ini, sehingga tidak dibenarkan adanya sikap dengki, iri hati, jail (suka mengganggu), dan berbuat sekehendak hati dalam pola hubungan dengan orang lain. Apabila kita cermati maka inilah sebenarnya puncak dahsyatnya pesan yang terkandung dalam prinsip harmoni, yaitu terciptanya Rahmatan Lil ‘Alamin, sebuah misi yang diminta Tuhan untuk diwujudkan oleh setiap hambanya.
Epilog Dari semboyannya, harmoni telah dijadikan oleh PT RNI sebagai prasyarat untuk bangkit dan jayanya perusahaan. Dengan demikian, bila menilik uraian di atas, sudah seharusnya setiap insan RNI berusaha keras mewujudkannya, karena hal tersebut sejalan dengan misi hidup setiap insan.Yang pertama adalah dengan mengedepankan prinsip kerukunan di lingkungan kerja. Dalam kerukunan, tidak ada tempat bagi individu untuk membuka konflik dengan orang lain walaupun dalam kondisi teraniaya karena hal tersebut dapat merusak keharmonisan yang telah terjaga. Ibarat rumah tangga, pertimbangan kematangan emosi dan pikiran, saling toleransi, saling perhatian, saling mengerti, saling menerima, dan saling meningkatkan kepercayaan antar anggota keluarga adalah penting demi keharmonisan. Antitesa terhadap prinsip ini seperti saling fitnah, pembunuhan karakter, pemberian stigma negatif yang seolah tak termaafkan, politicking, kasak-kusuk untuk memperoleh kedudukan dan lain sebagainya harus dijauhi. Dalam aktualisasi kerja, maka bekerja secara bahu membahu dalam kerja sama yang dinamis dengan semangat gotong royong harus mendapat tempat yang utama. Bekerja secara keras, cerdas dan terutama ikhlas perlu terus digelorakan.Sepi ing pamrih, rame ing gawe dicerminkan dalam prinsip kerja, kerja dan kerja. Semoga. (Tamino)
CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
15
Bulu-Bulu Rajawali
Siap Berjuang Untuk Memajukan Dapen
A
cara senam Jumat pagi di halaman parkir RNI ternyata tidak hanya diikuti oleh karyawan yang ada di gedung RNI, ada intruder dari pihak luar. Bukan sembarangan yang datang, karena yang turut bergabung adalah Direktur Kepesertaan Dapen RNI, Ibu Endang Apriani. Beliau mengemban amanah itu sejak 29 Januari 2016. Jabatan sebelumnya adalah Direktur RIB (Rajawali Insurance Broker), anak perusahaan Dana Pensiun RNI. Wanita kelahiran kota Lunpia Semarang dan punya hobi traveling ini, memulai karier di RNI sejak 1984 di
Dapen RNI, kemudian sempat ke RNI (di divisi Investasi dan Komunikasi Korporasi). Pada tahun 2008 ditetapkan sebagai Direktur RIB. Menghabiskan masa kecil di Semarang, sampai jenjang SLTA. Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Istri dari Joko Sumartono -seorang arsitek- dikaruniai dua putra, yang pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di fakultas Tenik Sipil ITB dan yang kedua masih kelas 1 di salah satu SMA Negeri Jakarta. Ternyata hobi sang suami sangat sejalan dengannya, yaitu fotografi.…jadi klop banget : traveller dan photographer.
Virus Zika
V
irus Zika merupakan Flavivirus kelompok Arbovirus bagian dari virus RNA. Pertama kali diisolasi tahun 1948 dari monyet di Hutan Zika Uganda, jadi sepertinya Zika sendiri merupakan nama hutan tempat dimana virus ini berhasil diisolasi. Selanjutnya beberapa negara Afrika, Asia khususnya Asia tenggara, Mikronesia, Amerika Latin, Karibia melaporkan penemuan virus Zika ini. Penularan virus ini sama seperti virus demam berdarah yaitu oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang
menjadi pembawa virus Dengue yang menyebabkan penyakit demam berdarah Dengue. Bagaimana gejala virus Zika? Seperti infeksi virus pada umumnya pada awal penyakit pasien akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi. Beda dengan infeksi virus Dengue, pada infeksi ini mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis. Pasien juga akan merasakan sakit kepala. Pemeriksaan laboratorium
16 CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA
Cita-citanya sangat mulia untuk meningkatkan kinerja Dapen, sehingga bisa mandiri alias tidak membutuhkan bantuan dari Pendiri dan Mitra Pendiri Dapen. Serta mampu memberikan manfaat lebih kepada para pensiunan. Beliau sadar, tugas dan tanggung jawab pengurus Dapen sangat berat dan untuk itu dibutuhkan kerja keras dari seluruh pengurus dan jajaran di Dapen RNI. Beliau memaparkan salah satu kondisi yang mencerminkan tantangan yang harus dihadapi : IHSG tahun kemarin masih di kisaran 5000 sedang saat ini masih di kisaran 4000 dan baru beranjak naik.
Dalam pengelolaan Dapen, tidak sekedar mengejar keuntungan, namun juga harus mengedapankan kehati-hatian dalam penempatan dana. Pengalaman para pengurus sebelumnya menjadi pelajaran yang sangat berharga. Ayo senam yang semangat Bu Endang….satu!..dua!.. tiga!! (Gihard)
Dokter Rajawali Untuk Kesehatan Anda Oleh Dr. H. Herman Yuliantama sederhana biasanya hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih seperti umumnya infeksi virus lainnya. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit. Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umumnya gejalanya ringan. Dengan istirahat dan banyak minum pasien dapat sembuh. Obat-obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul yaitu jika gatal
diberikan obat gatal dan jika demam diberikan obat demam. Saat ini memang vaksin untuk virus ini belum ada. Pengobatan lebih banyak bersifat suportif, istirahat cukup, banyak minum, jika demam minum obat penurun panas dan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi. Pencegahan sama seperti pencegahan infeksi demam berdarah yaitu pemberantasan sarang nyamuk. Penyakit virus Zika sama seperti infeksi virus demam berdarah bisa kita tekan kasusnya jika kita dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk temukan jentik dan soasialisakan 3 M (Mengubur, Mengurus dan Menutup) yang sudah menjadi slogan Kemenkes.
GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA