Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017
ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online)
PENERAPAN METODE MARKET PLACE ACTIVITY (MPA) PADA KOMPETENSI KETENTUAN SHOLAT Fatmawati SD N Jembayat 01 Margasari Tegal Abstrak Metode pembelajaran konvensional dengan dominasi metode ceramah yang digunakan oleh guru tidak bisa mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa masih tidak memenuhi KKM yang ditentukan. Guru perlu memperbaiki kualitas pembelajaran melalui penerapan metode Market Place Activity (MPA) dalam pembelajaran di kelas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan metode MPA materi pokok ketentuan sholat pada siswa kelas IV SD N Jembayat 01. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama 2 siklus. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode MPA dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran siswa pada pra siklus memperoleh nilai rata-rata 58 dengan persentase 26%, pada siklus I naik 39 % dengan rata-rata kelas menjadi 71, dan pada akhir siklus II rata-rata kelas mencapai 78 dengan ketuntasan 82%, sehingga dikatakan tuntas klasikal. Aktivitas perbaikan pembelajaran dikategorikan baik, dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 63,8 dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai nilai rata-rata 75,3 berarti meningkat menjadi baik dengan menggunakan metode MPA. © 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Ketentuan Sholat; Metode Pembelajaran; Market Place Activity.
PENDAHULUAN Undang-undang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 menggariskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal. Oleh sebab itu, guru seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal terutama kompetensi kepribadian, sosial dan profesional. Pada hakikatnya, mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian, aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Dalam kenyataan di sekolah-sekolah sering kali dijumpai guru sendiri yang aktif sedangkan siswa tidak didorong atau tidak diberi kesempatan untuk beraktivitas. Arti penting dari keaktifan siswa untuk mendukung keberhasilannya dalam kegiatan belajar itulah yang menjadi dasar diterapkannya pendekatan Active Learning dalam pembelajaran. Pendekatan ini diasumsikan pada prinsip-prinsip pembelajaran hanya bisa terjadi jika siswa terlibat secara aktif, setiap siswa memiliki potensi untuk bisa dikembangkan, dan peran guru lebih sebagai fasilitator pembelajaran. PENERAPAN METODE MARKET PLACE ACTIVITY (MPA) PADA KOMPETENSI KETENTUAN SHOLAT Fatmawati
1
Dari pernyataan pertama dipahami bahwa meskipun siswa hadir di ruang kelas, bisa terjadi dia tidak belajar kalau dia tidak merasa terlibat dalam kegiatan belajar karena dia hanya menjadi pihak yang pasif. Pernyataan kedua memberi tahu guru agar memberi dorongan kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya melalui diskusi, presentasi, peragaan dsb. Sedangkan pernyataan ketiga memberi informasi bahwa pembelajaran pada masa sekarang ini tidak mengikuti banking concept yang mengandaikan siswa ibarat tabung kosong yang hanya pasif, menerima masukan apapun kedalamnya. Paradigma pembelajaran sekarang ini adalah Student Centered Learning, pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa didorong untuk bisa memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri. Dengan demikian tumbuh kemampuan dan kecintaannya pada kegiatan belajar. Kenyataan di lapangan pada materi pokok ketentuan sholat, pada tahun pelajaran 2016/2017 hasil ulangan harian diperoleh rata-rata kelas sebesar 65 dengan ketuntasan belajar sebanyak 67%. Pada tahun sebelumnya tahun 2014/2015 materi pokok yang sama yakni ketentuan sholat rata-rata ulangan harian baru mencapai 62 dengan ketuntasan belajar mencapai 59%. Kekurangberhasilan pembelajaran tersebut disebabkan oleh faktor penggunaan media pembelajaran, metode yang digunakan tidak mengaktifkan siswa, guru kurang memacu siswa untuk belajar. Oleh karena itu guru perlu memperbaiki kualitas pembelajaran melalui penerapan metode Market Place Activity (MPA) dalam pembelajaran di kelas. Metode yang tepat menjadikan peserta didik merasa tertarik dengan apa yang dipelajari. Siswa semakin semangat dalam belajar ketika guru dapat memberikan pembelajaran menggunakan metode yang mudah diterima (Syaerozi dkk, 2015). Metode Market Place Activity memiliki kelebihan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, suasana belajar semakin baik, Market Place Activity dalam istilah pembelajaran merupakan bagian dari cooperative learning. Menurut Rusman (2012), “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”. Johnson dalam Zakaria (2007) berpendapat bahwa, “Pembelajaran kooperatif adalah melibatkan pengajaran yang mengumpulkan pelajar dalam kumpulan kecil supaya mereka bekerja sama untuk memaksimumkan pembelajaran”. Secara teoritis, model pembelajaran Market Place Activity mendekatkan siswa terhadap penemuan pemahaman konsep pelajaran secara mandiri dan menghubungkan antara materi yang dipahami dengan apa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mendorong siswa berpikir kritis, kreatif dan menyenangkan. Tumbuhnya sikap dan perasaan yang senang bereksplorasi dan meneliti sesuatu hal kaitannya dengan materi pokok ketentuan sholat maka siswa akan lebih meningkat prestasi belajarnya. Dalam penerapan Market Place Activity, nilai-nilai intrinsik dapat pula ditanamkan pada saat siswa berkunjung antar stand kelompok satu dengan yang lain, nilai toleransi ditanamkan melalui sikap menjamu dengan kelompok lain yang berkunjung kepadanya. Pada saat metode Market Place Activity diterapkan dalam pembelajaran PAI siswa diajarkan untuk lebih memiliki sikap positif, sikap toleran, bagaimana bersikap menerima tamu di samping itu juga anggota kelompok harus menguasai materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. METODE PENELITIAN 1. Subjek dan Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Jembayat 01 Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 22 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya sebagai bentuk refleksi peneliti.
2
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017
2. Sumber data Penelitian Data yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi guru dan hasil belajar siswa diperoleh dari seluruh siswa kelas IV. 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok ketentuan sholat. Sedangkan pengamatan awal dilakukan untuk melihat keberhasilan dan memperoleh data-data kaitannya dengan pelaksanaan PTK yang dilakukan. Evaluasi dan observasi awal dalam refleksi ditetapkan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa dalam memahami materi tentang ketentuan Sholat di kelas IV SD. 4. Jenis Data a. Data Kuantitatif Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes sebagai alat pengumpul data memegang peranan penting dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini. Dengan mengacu hasil tes maka langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat diketahui keberhasilannya. b. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dilambangkan dengan angka tetapi bentuk kualitas. Untuk mengumpulkan data dilakukan juga observasi yang dilakukan pengamat atau rekan sejawat. Data ini untuk merekam pelaksanaan pembelajaran dari siklus I sampai II. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini menggunakan: a. Teknik Tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan. b. Observasi digunakan untuk memperoleh data altivitas belajar siswa dan performance guru dalam proses pembelajaran. c. Dokumen digunakan untuk memperoleh data awal dalam penelitian tindakan kelas ini . 6. Validasi dan Analisis Data Teknik validasi data digunakan teknik triangulasi yaitu dengan cara menyilang data dari sumber-sumbernya dengan metode yang berbeda. Untuk uji validitas data ini dengan menggunakan teknik Triangulasi yaitu melakukan pengujian terhadap data-data yang diperoleh dengan cara melakukan penyilangan. 7. Indikator Keberhasilan Keberhasilan ini diukur baik secara individual maupun secara klasikal. a. Keberhasilan Belajar Siswa Rata-rata kelas sekurang-kurangnya memperoleh nilai 75. Persentase tuntas klasikal sekurangkurangnya 80% yang mendapat nilai 75. b. Aktivitas Belajar Siswa. Kehadiran siswa minimal 90% dengan keberanian siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan guru lebih dari 85%, serta keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran 90% ikut terlibat dengan ditunjukkan dari hasil observasi kelas.
PENERAPAN METODE MARKET PLACE ACTIVITY (MPA) PADA KOMPETENSI KETENTUAN SHOLAT Fatmawati
3
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Siklus I Tabel 3. Rekapitulasi hasil belajar Sikus I No
Hasil Belajar Siswa
Siklus I
1. 2. 3. 4.
Rata-rata SKM/KKM Tuntas (%) Belum Tuntas (%)
71 70 39% 61%
Ada peningkatan sebesar 13% ketuntasan belajar siswa pada siklus I, namun demikian secara klasikal belum dapat dikatakan tuntas belajar secara klasikal, maka perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus II hal ini disebabkan oleh beberapa faktor agar ketuntasan benar-benar tercapai. Perbaikan pembelajaran perlu ditekankan pada kegiatan penerapan metode MPA untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. Tabel 4. Rekapitulasi Tingkat Partispasi Siswa Sikus I Persentase Kategori Partisipasi Siswa Pra Siklus Siklus I 51% 22% Acuh 22% 26% Sedang 27% 52% Aktif Dari pengamatan teman sejawat, guru sudah baik, hanya masih ada sedikit kekurangan, sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran, siswa hendaknya diberitahu lebih dahulu agar pada waktu teman sejawat masuk kelas, siswa tidak merasa terkejut dan semua menengok ke belakang, sehingga perbaikan pembelajaran tidak terganggu, bahkan persiapan guru sudah matang. Pada kegiatan pembelajaran dengan MPA siswa sangat antusias namun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran. Dengan demikian, perlu diadakan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa, sehingga ketuntasan belajar akan tercapai. Guru diharapkan mengadakan perbaikan lagi pada siklus ke II. b. Siklus II Dari pengamatan teman sejawat, guru dalam pembelajaran sudah baik, sejak masuk ruang kelas perhatian siswa sudah penuh sehingga perbaikan pembelajaran tidak terganggu, bahkan persiapan guru sudah matang. c. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan II tersebut di atas maka sampai akhir siklus II pembelajaran dikatakan tuntas belajar dan tidak perlu dilakukan perbaikan siklus berikutnya. Berikut peningkatan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dipaparkan sebagaimana gambar diagram poligon sebagai berikut.
4
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017
Persentase Hasil Belajar Siswa 100% 80%
82%
74.00% 61.00%
60% 40% 26.00%
39.00% 18%
20% 0% Pra Siklus
Siklus I Tuntas
Siklus II Belum Tuntas
Gambar 1. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data-data di atas maka dapat dikatakan sampai pada akhir siklus II pelaksanaan pembelajaran dengan MPA dapat dikatakan tuntas, sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II yang telah diuraikan di atas, tampak bahwa sampai akhir siklus II perbaikan pembelajaran dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar siswa mencapai 82%. Hal ini menunjukkan perbaikan pembelajaran yang diupayakan guru melalui penerapan pembelajaran metode MPA penggunaan alat peraga dan perbaikan strategi yang dilaksanakan dengan menggunakan Lembar pengamatan siswa dikatakan berhasil. Penggunaan metode dan alat peraga yang tepat justru mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya dengan baik. Pengamatan dan MPA dengan benar, demonstrasi dan diskusi kelompok menjadikan hasil belajar siswa semakin baik. Kualitas pembelajaran tersebut memberi pengaruh terhadap semangat belajar siswa, keterlibatan siswa semakin aktif, siswa mampu menangkap materi pelajaran. Penerapan Metode Market Place Aktivity dalam pembelajaran PAI dapat merangsang dan memotivasi siswa untuk melakukan percobaan, saling sharing informasi dengan teman, adanya sikap siswa yang antusias dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan. Metode MPA yang diterapkan berhasil meningkatkan kemampuan siswa, karena metode diskusi memiliki keunggulan yakni siswa melihat, mempraktikkan dan mengamati materi pelajaran yang diajarkan. Melalui MPA siswa dapat menghayati permasalahan, merangsang siswa untuk berpendapat, dapat mengembangkan rasa tanggung jawab, dan membina kemampuan berbicara. Berdasarkan hasil penelitian di atas tampaknya pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil tuntas dengan rata-rata kelas mencapai 78 dengan ketuntasan secara klasikal sebanyak 82%. SIMPULAN Penggunaan metode MPA dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hasil belajar meningkat melalui aktivitas-aktivitas pemberian apersepsi yang menarik, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam pembelajaran dan kegiatan latihan, dan pemanfaatan situasi belajar sebagai pengalaman belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus dapat diketahui hanya 58 dengan persentase ketuntasan mencapai 26%, siklus I naik menjadi 39% dengan rata-rata kelas 71. Dan pada akhir siklus II rata-rata kelas menjadi 78 dengan ketuntasan 82%, sehingga dikatakan tuntas klasikal. Aktivitas perbaikan pembelajaran dikategorikan baik, dengan persentase nilai pada prasiklus sebesar 27%, pada siklus II naik menjadi 52% dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 95% berarti meningkat menjadi baik dengan menggunakan metode MPA. PENERAPAN METODE MARKET PLACE ACTIVITY (MPA) PADA KOMPETENSI KETENTUAN SHOLAT Fatmawati
5
DAFTAR PUSTAKA Agaeni C, Eko Supraptono, dan Kukuh Imanto, 2014. Penerapan Metode Team Assisted Individually (TAI) dalam Meningkatkan Kemampuan Menggunakan Program Aplikasi Microsoft Excel Pada Mata Pelajaran TIK. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 1. Jamarah, Syaeful Bahri, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Satori Djam’an dkk, Profesi Keguruan Edisi I, Jakarta: Universitas Indonesia, 2008, Sugandhi, A. dkk. Teori Pembelajaran. Cetakan ke-4. Semarang: UNNES, 2007. Syaerozi, Eko Supraptono, dan Sutarno. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Drill Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengolah Data Menggunakan Microsoft Excel 2007. Semarang: Edu komputika Jurnal. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta: Duta Aksara. Wardani, I.G.A.K. Juleha Siti, Marsinah Ngadi. 2004. Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta: Universitas Terbuka. Winkell WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 2003. Zakaria, dkk. 2007. Trend Pengajaran dan Pembelajaran Matematik. Kuala Lumpur: PRIN-AD SDN BHD.
6
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017