P02S Nam-nam (Cynonletra cauliflora L.) di Kebun Raya Bogor: Tingkat Kejadian Buah Rendah dan Studi Laju Perkembangan Buah R.S. Purwantoro I
I,
Annisa Satyanti I dan Ade Yusup Yuswancli
I
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LlPI
[email protected] [email protected]
Abstrak
Nom-nom in Indonesia is categorized as underutilized or lesser known fruit. The phenomenon of plants producing abundant flowers but few fruit is relevant to nom-nom. The percentage of flower succeed becoming fruit was approximately 7%. It takes 2-3 days for bud to fully open. Flower bud mostly experienced fruit set 3-5 days upon anthesis. Apparently, the origin of plant may also affect the ratio of flower:fruit set produced once a species planted in ex situ conservation area. Nam-nam from Java planted in Bogor Botanical Gardens showed a better flower:fruit set ratio compored to one from Lampung. The rate of volume increment of nam-nam fruit, vice versa, was higher for the Lampung originated tree .. Key words: Cynometra cauliJlora L., abundant flowers, fruit, Java, ex situ conservation
Pendahuluan Kemampuan untuk menjaga kelestarian pada setiap jenis tumbllhan sangat menarik llntuk dikaji. Salah satu di antaranya adalah kemampuan tanaman memproduksi bunga dengan jumlah sangat banyak pada suatu musim bunga atau bahkan ad.a tumbuhan yang berbllnga sepanjang tahun, terutama pada tllmbuhan tropis. Prodllksi bunga yang sangat banyak belum tentll diikuti oleh jumlah buah yang terbentuk, misalnya disebabkan oleh tidak tetjadi penyerbukan, dapat mengha.silkan buah tetapi gugur waktu masih muda, atau disebabkan oleh hama pemakan bllah muda. Kendala-kendala tersebut berakibat perkeeambahan seeara alami. Cynometra cauliflora L. (Caesalpiniaeeae) yang nama lokalnya nam-nam atau juga disebut sebagai "kapi anjing" berasal dari kawasan Malesia bagian timur dan tumbuh seear"a liar di hutan-hutan Pulau Sulawesi. Nam-nam seeara alami tumbull di dataran rendah basah. Namun tumbuhan ini lebih menyukai habitat yang perbedaan musimnya jelas (monsoon). Meskipun nam-nam menyukai tempat yang terbuka yang intensitas sinar matahari penuh, tetapi juga agak toleran terhadap naungan. Pohon namnam berpotensi sebagai tanaman hias baik clitanam di halam rllmah lllaUpUIl sebagai tanaman pot atau dibuat sebagai tanaman bonsai. Kadangkala buahnya dijllmpai di pasar sebagai bahan obat tradisional. Produksi buah nam-nam di Asia Tenggara termasuk sangat rendah karena nam-nam belum termasuk tanaman budidaya. Tumbllhan ini seringkali ditanam sekedar untuk hobi, karena arsitektur pohon dan morfologi daunnya indah. Nampaknya hal ini belum akan banyak bergeser dalam waktu dekat, sehingga sampai saat ini nam-nam masih merupakan lesser h10wn atau underutilized fruit. Buah nam-nam yang masih muda rasanya asam sekali, tetapi kandllngan asam ini akan menllrUI1 menjelang buah matang. Buah yang matang dapat dimakan clalam keaclaan segar atatl cliolah dengan dic~mpllr gula dijadikan manisan. Juga dapat dijadikan rujak , asinan , serta disiapkan dalam bentuk sambal yang khas (sambal namnarn). Kebun Raya Bogor sebagai lembaga konservasi ek-situ memiliki beberapa koleksi nam-nam antara lain berasal dari Jawa dan Lampung. Berkaitan c1engan strategi peningkatan status nam-nam yang kllrang cI ikena I maka d iperlukan kaj ian dari berbagai aspek salah satu d i anataranya studi fenologi. Pada penelitian ini dimaksuclkan untuk mengetahui persentase bunga clan buah ano diproduksi dalam satll tangkai kauli/lori , pertulllbuhan bllah , dan hubungan asal tanaman clan 1I1llur terhadap produksi.
Bahan dan Meode Aspek pengamatan aela dua aspek , yaitlJ perkembangan bUllga ( ejak Illllncul kuncup ampai 1l1enjacli bllah muda) dan perkemballgcm buah (bllah muda sampai menjadi buah matang). Pengamatan perkembangan bunga clilakllkall selama 80 hari (3 Desember. 2008 sampai 20 Febrllari 2009). Sedangkan pengamatan perkembangan bllah clilakllkan selama 56 hari (3 April 2009 sampai cl engcll1 29 IV-426
7th BASIC SCIENCE NATIONAL SEMINAR PROCEEDING M.ALANG 20 FEBRUARI 20 J 0
Mei 2009, Pohon nam-nam (Cynomefra cauliflora L.) yang diamati sebanyak 3 pohon yang merupakan koleksi Kebun Raya Bogor. Dua pohon yang pel1ama ber'asal dari Jawa (Yak XI.G., nomer tanaman 114 dan 114a) dengan um Uf pohon 47 tahun (ditanam pada tanggal 10-10-1961). Pohon ketiga berasal dari Lampung, umur 36 tahun (ditanam pada tanggal 11-12-1972 di Yak I.L. dengan nomer tanaman 46a)
Pengukuran Pengukuran dilakukan seminggll dua kali , meliputi pengamatan perkembangan bunga dan buah. Satuan pengamatan adalah malai atau tandan kauliflori pada setiap pohon. Satuan pengamatan ini jumlahnya tidak sama untuk tiap pohon, karena jumlah tandan tiap pohon berbeda. Satuan pengamatan lIntuk aspek pembllngaan lIntllk pohon I, 2, dan 3 masing-masing bertllrllt-tllfllt 7, 5, dan 7 tandan. Label pengamatan yang digunakan terdiri atas dua. angka, angka pertama menunjllkkan pohon dan angka kedua menllnjllkkan nomOf tandan (misalnya 1.2 . artinya pohon ke-l , tandan ke-2 ; 3.1. artinya pohon ke-3 , tandan ke-1). Perkembangan bunga dibagi menjadi lima kategori yaitu : kuncup keciJ (KK), kuncup sedang (KS), kuncup besar (KB), bunga mekar (M), dan bunga gugllr (R). Demikian pula halnya untuk aspek perkembangan buah . Jumlah sat1.lan pengamatan untuk buah setiap pohonnya, masing-masing berturut-tufllt 7, 8, dan 2 tandan . Setiap tan dan terdiri atas satu ulangan yang di tandai dengan label kuning yang yang di dalamnya tercatat tanggal mulai pengamatan dan nomer uJangan . Pengamatan perkembangan buah dilakukan denagn menukur volume buah menggunakan jangka sorong digital.
HasH dan Pembahasan Peretelaan nam-Dam Perawakan nanam berupa perdu atau pohon keci I, tinggi 3 - 15 m, bertajuk agak rimbun dengan percabangan yan g berbiku-biku (Gambar I). Daun berpasangan dengan I pasan g anak daun ; anak daun bundar telur lonjong, tidak simetris, panjang 5,5 - 16,5 cm dan lebar .1, 5 - 5,5 cm , bertangkai daun sangat pendek. Perbungaan kauliflori, 4 - 5 tandan kecil mengeJompok bersama-sama tumbuh di at as benjolan-benjolan pada permukaan batang, panjang karangan bunga 0,5 - 3 cm , kelopak bunga berwarna pink, mahkota putih, benang sari berkisar 8 - 10. Buah polong, berbentuk ginjaJ, panjang 3 - 9 cm dan lebar 2 - 6 cm, berwarna coklat. Biji berbentuk ginjal gepeng berwarna coklat, panjang 3 - 6 cm dan lebar 2 - 4 cm (Gambar 2).
Gambar 1
nam
Pembungaan dan pembuahan beriangsllll g sepanjang tahun , namun peri ode utam a pembun gaan di Indones ia berlan gsung antara bulan Agustll s sa mpai November. Perkembanga n bun ga 3mpai Ill ekar sempu'rna berlan gs un g den gan cepat ya itll 2-3 hari sej ak muncllin ya klln cup. Dalam setiap tangkai bun ga, kun cup bunga akan 1ll1ll1cul teru S-l11 enerll S setelah kuncllp bun ga sebelllmnya Illekar sempllrna kemud ian gugur.
Produktifitas bunga dan buah Has i] pengamatan perse ntase jUllllah bun ga cl an bu ah yan g mun cul di ti ap tand all berva ri as i pads se illruh pohon ya ng d iamati (Ga mbar 3). Ba nya k bun ga ang memenuh i tanda n tetapi tid ak semU (l dapa\ lll engh8si lk an bu ah, banya k bunga klln cllp gugu r se belulll mekar. Na1l1-nam ya ng berasa l dari .I awa Ill enghas ilkan buah ya ng perse ntase nya lebih tin gg i dibanclin gkan cl enga n pohon nalll-n am ya ng bera sal dari La mpun g (Ga mbar 4). Renclahnya produktifita s buah ini Illun gkin di se babkan 1I1ll1lr pohon ya ng sudah sa nga l tu a karena menurllt Sun alj ono (199]) tU1l1buh an nam -nalll ya ng di setnaikan dari biji utnlllllnya sud ah ll1ulai berbun ga pada lImlir 6 tahun ,
7th BAS IC S IENCE NATIONA L , EM IN AR PROCEEDlNG MALANG 20 FEBR UA RI 20 10
IV-427
Perkomb"ng"n Bung"
120
90
Gambar 3. Prodllktifitas bllnga dan bllah nam-nam. SlImbu x: 1.1-7, 2.1-5, 3.1-6 Ullmiah tandan yang diamati pad a 3 pohon nam-nam), sumbll y: jllmlah kllnclIp bunga dan bllah setiap tandan. Persentase pembllahan yang sangat rendah ini (Gambar 3) kemungkinan dipengarllhi oleh beberapa faktor polinasi antara lain: vektor polinasi , angin, hujan, hama kutu putih dan ulat. Studi mengenai rendahnya pembentllkan buah menunjukkan bahwa kegagalan pembllahan mungkin dapat terjadi karena status kesuburan bungajantan dan betina (Lillecarp et. aI., 1999) pada aprikot; pengaruh suhu yang ekstrim misalnya pada bllah persik (Nava, et.al., 2009), sirsak (Higuchi et.a!., ] 998), dan cabai (Polowickana dan Sawhney, ] 985; Pagamas dan Nawata 2008); atau keabnormalan pistjl pada salah satu jenis gandum (Teng et.a!., 2006). Persentaso Kuncup Monjadi Buah
I
10.00 9.00
t-
8.00 7.00
i
II.
6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00
j Buah
8.63
6 .93
4. 71
Pohon
Gambar 4. Rata-rata persentase bunga menjadi bllah untuk setiap pohon . Sumbu X menunjukkan pohon, sumbu Y menunjukkan rata-rata persen keberhasilan kUllcup menjadi bua .
Laju Perkembangan Buah Rata-rata Perkombangan Buah Per pohon per hari 2.5
·1.5 . 08llah ·
0 .5
o o 8 uah
0339868554
0 43 2940248
2.082 9 '16 169
P o l'on
Gambar 5. Rata-rata pertllmbllhan vo lume buah tiap pohon. Pohon nam-nam yang berasal dari Lampllng produksi bunga dan buahnya lebih rendah dari pohon nam-nam dari Jawa (Gambar 4) tern yata menunjukkan laju perkembangan volume buah per hari yang lebih tinggi , yaitu se kitar enam kali lipat dibandingkan dengan perkemban gan bllah nam-narn dari Jawa (GambaI' 5). Pada penga lllatan ini rata-rata vo lu llle bllah nam-nam matan g adalah 64.21 cm.! dan rata-rata perkemban gan buah per hari adalah 0.95 cnY rnaka jUll1lah hari ya ng di IV-428
7th BA SIC SC IENC E NATIONAL SEMINAR PROCEEDING MALANG 20 FEBRUARI2010
butu an untuk mencapai buah matang adalah 67 hari . Hal ini sesuai dengan Sunarjono (1991) yang menyebutkan bahwa pembentukan buah (fruit set) berlangsung 3-5 hari setelah antesis dan buah nam-nam umumnya matang setelah berumur 2 bulan. Pertambahan dimensi volume buah setiap pohon dapat dilihat pada Gambar 6, 7, dan 8. PERKEMBANGAN BUAH POHON 2
PERKEMBANGAN BUAH POHON 1 74 72 70 68 66 64 62 . 60
j.~;~~." "
58
56 54 52 50 48 46 44 42 40
•
- .... _ .... ..... _ .. -.. --. - -- - ..- . . - . - - - ". .-
~!-~ ~
.
~ -=18
•
l~ t~:~ ~
.;. • !2
~l _-
...'."
~ I .-.-
-.---..--. -.
.,
SA ,l.n. 11
,.,.'"
SA l lU, . ~
BA.IN il
- · -
!!
!
.- - ~--'-.
.~ ' ...
i~ LM. ~:3TJo.4~J.,0~1 ' ·54 ; 207.: i BAu. ioI4 i066 10.46 '
. i
",,,/ ,
.~ . i~~:;:::~:~:~.~ .
__ . _, _
~ __
.,--___ .
13
'"
15
,BA I I
38 ' 47 4 ' 686
0 41 052 , 0.59 · 067 · 0 91
BA.1m
3.2 ' 439 :651 :863 : 13.8 ! 17.3 i213 > 6 l , .. , .
i ~::.::~:~ ri:!:S:::, '~ ~:'.' ~i,
i
I
1
/
..
!
6A II '/1
1
! :-:-- ~.~LV"H
~
-- -
8 A 1V
~~: :~:~: !!
-- BA.LV., I t
;
-J'.
i 3 ; 4 ' 5 ; 6 ' 7 ' 8 . 9 10 I 11 : 12 r~:':L~ ' o, ;i:035 1 0~671 ; 7. i295 ' 518 : 817 ' " 5: 136 ' ,98 : 246 ; 308 : , 1
i .•-~
~
- -••
28 _. 26 - --
~i
0. 1 023 '
BAH/ , 354 , 494 "
.
,
: 01 7 i Q~ .• 088 I 1.2 . 23n~ : 603~
!BAIV
,
L.,
":'
' BA lVI :0 1810 3090 ml 0041 614?.288? 7505':20,8~ 12 ~-'. ~7 .61?' . ~Z7 2332 4944SO:686f
"
'M"; '" . .
, BA.lVI ' BAIVI
iO. l ~0344,O.~?817i
:
,
i I
!
I
!
;
,
,
,
'
° 14!j0.3270a;s U:51, 1 5n 2.2~. 89j 5.434!8.517i 12:~.1 8.4~ 21 ,~27.28;34 34 42.2~ 71 If Ptngam3bn ke
Gambar 6. Perkembangan buah nam-nam asal Jawa. (sampel I)
Gambar 7. Perkembangan buah nam-nam asal Jawa (sampel 2)
PERKEMBANGAN BUAH POH 74 · .
n
70 68 66 64 62 60 58 56 54 52 50
4.~~ I
42 ' 40 38 36 3' 32 30 28 26 2'
..
BA \.II BA.11V
·-,,<- SA IV
- . - BA .l vn .
n~
/
18
:~ 12
~'
10
/
~
.
.,/
/
/
.
•
./
~ L~; ~":~~~''- ~-~8':9: 1O:'" .-'3~1.~12
i BA 11
SA II
15-
017 ' 0 35 ; 0 6 7 1 7' : 2955168. 17 115136 " 9.824 630 8 ' 38 . 7 . 686 3 2 , ° 9 165 , : 8 63 : , 3.8 ' 17.J ; 2 1 3 : 26 7: ;
I ~ ~I : ~. 37 : 04J ! I.03; '5' >,Q7 ·
' SA TIl 10 H IO.68 , Q 46 .
: BA IN
io39 i o66 : 0 78 ~ 0 86 : 0 99' 1 1 • 1 2j l l 36: 151 : ' 88 ,) J 3 : 1 9't '
SA IV 1008 10.17 0 26 103 1
' SA IVO;O
'4 039;° 56 '°78 :089
129 , 2 4 ' P.ng~m"ron
140
Gambar 8. Perkembangan buah nam-nam asal Lampung (sampe\ 3) Asal pohon clan procluksi bUl1ga clan buah Illungkin sa lin g berkaitan. Pada pengamatan 1111 , eliketahlli pohon nam-nam yang ditan am eli Kebllll Raya Bogor berasal dari Jawa memiliki tingkat produksi bllngCl dan bllah yang relatif lebih tinggi clibanclin gkCl n denga n pohon nam-n am yang berasal dari Lampung. Namlln hal ini tidak clapat menunjukkan secara nyata bahwa pohon yang berasal dari Jawa memiliki produktivitas ya ng lebih bClik clibandingkan dari Lalllpung di sebabkan oleh site-spec ies match . Stlldi leb ih lanjut (pengamatan pada periode pembungaan ya ng lain) diperlukan untuk clapat membuktikan dCln mengkonfi rm Cls i hal ini .
7th BA SIC SC IENe
NATIONAL EMINAR PROCEED ING
MALANG 20 FEBR UA RI 2010
Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Dr. Irawati dan Ora. Inggit Puji Astuti , M .Si. yang memberikan ide dan izin penelitian. Terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Tatang Darajat dan tim koleksi Kebun Raya Bogor atas pembuatan pagar disekeli1ing nam-nam.
Daftar pustaka [1] Higuchi, H. , N. Utsunomiya, T. Sakuratani . (1998), High temperature effects on cherimoya fruit set, growth , and development under greenhouse condition. Scientia Horticulturae 77: 23-31. [2] Lillecarp, A.M., M.A. Wallwark, and M. Sedgley. (1999), Female and male sterility cause low fruit set in a clone of the "Trevaf variety of apricot (Prunus armeniaca). Scientia . Horticulturae 82: 255-263. [3] Nava, G.A., G.A. Dalmago, H. Bergamaschi , R. Paniz, R.P . dos Santos, A .A .B Marodin. (2009), Effects of high temperatures in the pre-blooming and blooming periods on ovule formation , pollen grains and yield' of ' Granada ' peach. Scientia Horliculturae 122: 37-44. [4] Pagamas, P. and E. Nawata. 2008. Sensitive stages of fruit and seed development of chilli pepper (Capsicum annuum L. var. Shishito) exposed to high temperature stress. Scientia Horticulturae 117: 21-25 . [5] Polowickana, P.L., and V.K. Sawhney. (1985), Temperature effects on male fertility and flower and fruit development in Capsicum annuum L. Scientia Horticulturae 25: 117-127. [6] Sunarjono, H.H. (1991), Cynometra cauliflora L. record from Proseabase. Verheij, E.W.M. and Coronel, R.E. (Editors). PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation , Bogor, Indonesia [7] Teng, N., T. Chen, B. Jin , X. Wu, Z. Huang, X. Li, Y. Wang, X. Mu, J.Lin . (2006), Abnormalities in pistil development result in low seed set in Leymus chinensis (Poaceae). Flora-Morphology, Distribution, Functional Ecology of Plants 201: 658-667.
IV-430
7th BAS IC SCI EN CE NATI ONAL SEMINAR PROCEE D1NG MALAN G 20 FE BRUARJ 201 0