TIPS DAN TRIKS MENGELOLA PERPUSTAKAAN KHUSUS: Studi kasus di Perpustakaan Kebun Raya Bogor Sutarsyah,* S.Sos. MP.
Xin Li
Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi (TI) yang pesat dewasa ini menyebabkan berlimpahnya jumlah informasi yang dihasilkan. Informasi itu sendiri perlu ditangani secara cermat agar menjadi suatu kebutuhan utama bagi para peneliti dan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya (Tjitropranoto, 1992). Penanganan informasi secara cermat memerlukan tenaga pustakawan yang profesional, yang tidak hanya mampu menguasai bidang ilmu perpustakaan tetapi juga bidang-bidang keilmuan lainnya walaupun hanya dalam batas-batas tertentu. Pustakawan sebagai pengelola informasi dituntut memiliki kreatifitas dalam mengkomunikasikan koleksi informasi yang dimilikinya agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat penggunanya. Pustakawan juga harus secara aktif menyampaikan informasi yang dibutuhkan lembaga induknya tanpa diminta dengan berbagai cara. Untuk mendukung visi lembaga induk, dalam hal ini visi Kebun Raya Bogor (KRB) menjadi Kebun Raya terbaik kelas dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata. Perpustakaan KRB sebagai unit pelaksana pengelola informasi KRB perlu menjawab tantangan tersebut untuk mendukung visi dan misi lembaga induknya, hal ini di kemukakan juga oleh Seminar (2004) bahwa perpustakaan perlu menjawab tantangan global yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan layanan modern untuk mendukung visi, misi, dan program pembangunan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan TI yang makin pesat serta tuntutan sistem layanan informasi modern yang makin kuat, profesionalisme pustakawan tidak cukup hanya dengan mengandalkan keterlibatan pada kegiataan-kegiatan perpustakaan sehari-hari di perpustakaan. Pustakawan juga harus mampu dan jeli melihat kebutuhan informasi lembaga induknya selain itu juga pustakawan mampu membuat hasil karya yang lebih bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Banyak jalan kearah tersebut berikut ini akan dipaparkan 8 tahun pengalaman penulis sejak Nopember 2001 s.d. Nopember 2009, dalam menarik perhatian pimpinan, peneliti, dan pengguna lainnya untuk mendukung
*
Pustakawan pada perpustakaan Bogor
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 3 Desember 2009
kemajuan perpustakaan, pemaparan disajikan dalam beberapa tips dan triks berikut ini : 1. Mengenal koleksi yang dimiliki Mengenal koleksi yang dimiliki perpustakaan secara baik sangat diperlukan untuk menunjang layanan, kegiatan ini juga merupakan upaya awal dalam memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan untuk menyajikan layanan terbaik walapun hanya kepada pengguna terbatas. Dengan mengenal koleksi secara baik akan memberikan rasa percaya diri dan menunjang kemampuan pustakawan mengkomunikasikan informasi yang dimiliki kepada pengguna, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung kegiatan diatas: a. Shelving atau mengembalikan koleksi pustaka yang telah dipakai oleh pengguna ke rak koleksi, manfaat dari kegiatan ini adalah jajaran koleksi akan tertata dengan rapi di rak sehingga akan memudahkan dalam mencari informasi yang diperlukan, mengetahui koleksi rusak atau memerlukan perbaikan karena sering digunakan, dan mengetahui koleksi yang sering digunakan, hal ini sangat penting dicatat sebagai bahan acuan untuk pengajuan pengadaan koleksi perpustakaan selanjutnya. Selain itu pustakawan pun akan lebih mengenal koleksi karena sering bersentuhan dengan koleksi pustakanya. b. Stock opname, yaitu kegiatan evaluasi atau menghitung kembali koleksi pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dari kegiatan ini dapat diketahui jumlah bahan pustaka menurut golongan ilmunya, jumlah buku yang rusak, hilang, masih dipinjam, dan menata kembali koleksi yang tidak teratur. Untuk melakukan kegiatan ini dibutuhkan waktu yang tepat agar tidak mengganggu layanan perpustakaan. c. Weeding atau penyiangan bahan pustaka adalah suatu kegiatan penyisihan bahan pustaka dari perpustakaan dikarenakan koleksinya telah rusak, jarang dipakai, dan sudah tidak dimanfaatkan lagi, serta karena faktor hukum atau aturan. Kegiatan ini perlu dilakukan agar mutu maupun fisik koleksi pustaka tetap terjaga dengan baik. Langkah selanjutnya yaitu memberikan koleksi kurang relevan dan jarang digunakan kepada perpustakaan yang membutuhkannya.
23
d. Sirkulasi bahan pustaka, yaitu proses meminjam dan mengembalikan bahan pustaka dari pengguna ke perpustakaan. Dari kegiatan ini pustakawan akan mendapatkan data koleksi pustaka yang paling sering dipinjam. Data ini bermanfaat untuk pengajuan pengadaan koleksi selanjutnya tentang subyek yang diminati pengguna. Dari kegiatan sirkulasi juga akan didapatkan data jumlah koleksi pustaka yang masih dipinjam dan harus segera dikembalikan, untuk itu perlu perhatian dari bagian sirkulasi untuk segera melakukan tindakan agar koleksi pustaka segera dikembalikan, untuk kegiatan ini pengelola Perpustakaan KRB biasanya akan melakukan pendekatan secara personil yaitu berkomunikasi langsung dengan para peneliti dan staf non peneliti yang sedang meminjam agar koleksi pustakanya segera dikembalikan. Hasilnya cukup signifikan, respon pengguna sangat baik dengan mengembalikan koleksi kalaupun belum mereka memberikan konfirmasi bahwa koleksinya masih diperlukan. Kegiatan ini walaupun cukup menyita waktu dan tenaga, hal ini sebagai tanggungjawab pustakawan terhadap keutuhan koleksi perpustakaan dan menunjukkan pentingnya keberadaan koleksi di perpustakaan sehingga pengguna akan menyadari pentingnya keberadaan buku di perpustakaan dan segera mengembalikan ke perpustakaan karena masih ada yang memerlukannya merasa segan dan respek dengan kegiatan perpustakaan.
figura yang menghiasi ruang-ruang kantor KRB dan ruang perpustakaan. Selain itu juga gambarnya di jadikan hiasan pada kaos yang dibuat KRB di hari ulang tahunnya ke 187 tahun, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi pustakawan.
g. Penelusuran Informasi, jasa penelusuran memerlukan tenaga yang mampu menerjemahkan dan memenuhi kebutuhan informasi pemakai oleh karena itu menurut Sulistyo-Basuki (1992) dibutuhkan pustakawan yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan pikiran yang luwes serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dengan jasa penelusuran memberikan peluang bagi pustakawan untuk berkomunikasi secara intensif dengan peneliti, selain itu pustakawan juga dapat menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan informasi relevan yang dibutuhkan peneliti/ pengguna lainnya.
Hasil dari layanan jasa penelusuran ini cukup menggembirakan, para peneliti KRB sebagai pengguna dan juga sebagai pencipta informasi memberikan apresiasinya ke perpustakaan, apabila buku mereka telah terbit, para peneliti mencantumkan nama pustakawan pada halaman terimakasih, hal ini dapat dilihat pada judul buku berikut: 1. Flora of Sulawesi, 2. Flora Sumatera Utara, Eksotik dan Berpotensi dan 3. Tumbuhan Merambat Koleksi Kebun Raya Bogor.
Selain itu Perpustakaan KRB juga mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari para peneliti dan pimpinan terkait dengan disetujuinya usulan proposal perpustakaan pada tahun 2003. Selanjutnya dari tahun 2004 s.d. 2010 perpustakaan KRB memiliki pendanaan sendiri diluar PNBP. Dengan adanya dana Dipa, perpustakaan menjadi lebih leluasa membuat program kegiatan untuk kemajuan perpustakaan. Sebagai perpustakaan khusus bidang ilmu botani dan perkebunrayaan, Perpustakaan
e. Penataaan koleksi, seringnya para pengguna mengembalikan sendiri koleksi yang dibacanya, hal ini dapat berdampak pada penyimpanan koleksi di rak tidak teratur atau berantakan, oleh karena itu diperlukan kegiatan penataan kembali koleksi di rak agar jajaran koleksi teratur rapi sehingga dapat mempermudah menemukan literatur yang diinginkan. f. Perawatan koleksi, kondisi koleksi yang sudah tidak utuh lagi memerlukan penanganan khusus untuk merawatnya agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat lebih lama dimanfaatkan, oleh karena itu untuk mengatasinya dapat dilakukan beberapa kegiatan seperti; memindai/scan, menduplikasi/fotokopi dan menjilid. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghindari kerusakan koleksi yang lebih banyak, karena rayap, kutu buku atau seringnya digunakan oleh pengguna. Dari kegiatan ini Perpustakaan KRB dapat mengeksplor dan mengekspos buku L’illustration Horticole terbitan tahun 1883, buku ini memuat gambar-gambar tanaman hasil karya tangan (hand made) sehingga gambar-gambarnya terlihat indah. Oleh KRB hasil memindai dari koleksi buku ini beberapa gambarnya dijadikan
24
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 3 Desember 2009
KRB juga perlu mendukung kegiatan lembaga induknya dengan memanfaatkan TI untuk menyebarluaskan informasi yang dimiliki. Dalam hal ini Perpustakaan KRB memberikan layanan informasi daftar isi terbaru/info kilat kepada para peneliti dengan mengirimkannya melalui email. 2. Komunikasi Efektif Sikap ramah, mau membantu, dan penampilan yang baik para pustakawan dalam memberikan layanan merupakan kunci keberhasilan layanan informasi, pustakawan dapat menggaet pembaca sebanyak mungkin. Sudah tentu disamping kemampuan teknis yang memadai, pustakawan juga dapat memberikan motivasi dan ide-ide apa yang diperoleh perpustakaan, komunikasi efektif seperti ini yang diperlukan dari seorang pustakawan. Pelayanan di perpustakaan khusus memerlukan pemahaman karakter dari masing-masing pengguna khususnya peneliti, tantangan untuk memberikan layanan terbaik kepada mereka, menjadi motivasi untuk mengetahui subyek penelitian dari masingmasing peneliti, selain melakukan komunikasi secara langsung, beberapa kegiatan berikut dapat membantu pustakawan melayani kebutuhan informasi peneliti: membaca laporan tahunan, laporan tehnik, membaca publikasi lembaga induk, membaca rencana strategis, membaca karya tulis peneliti yang dimuat di berbagai media, merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada peneliti. Sehingga pustakawan dapat memberikan informasi secara tepat dan cepat tentang subyek yang dibutuhkan peneliti. Strategi pendekatan seperti diatas membuat layanan perpustakaan satu langkah lebih maju, selanjutnya pustakawan dapat memberikan informasi kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan media cetak dan elektronik, kepada setiap peneliti, cara ini cukup efektif mengundang peneliti memanfaatkan koleksi informasi yang dimiliki perpustakaan. Sebaliknya para peneliti pun akan memberikan informasi yang diperlukan perpustakaan, sebagai contoh beberapa koleksi pustaka di dapatkan perpustakaan bersumber dari hadiah dan pertukaran dengan penulisnya berdasarkan komunikasi efektif dengan para peneliti sebagai pengguna juga sebagai penulis buku. Pengadaan koleksi di Perpustakaan KRB dalam hal ini untuk pembelian koleksi pustaka dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan peneliti. Komunikasi yang dilakukan pustakawan mengirimkan formulir isian pesanan kepada masing-masing peneliti yang berjumlah 43 orang, dengan jumlah judul pengajuan maksimum 5 judul per peneliti, selanjutnya para peneliti akan mengirimkan jawabannya ke VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 3 Desember 2009
perpustakaan atau pustakawan yang akan datang ke ruang peneliti atau melalui email perpustakaan. Langkah selanjutnya apabila koleksinya sudah dibelikan/diadakan perpustakaan, pustakawan akan menginformasikan secepatnya kepada peneliti melalui media tertulis maupun lisan. Komunikasi efektif yang dapat dilakukan dengan pimpinan caranya tidak jauh berbeda dengan pendekatan kepada peneliti, namun ada kiat dimana pustakawan harus lebih jeli mengenal karakter, visi, misi dari para pimpinan, untuk itu pustakawan perlu mencermati kebijakan-kebijakan yang dibuat, contohnya di KRB setiap awal bulan melakukan upacara, biasanya pada saat itu Pembina upacara dalam hal ini Kepala KRB memberikan pengarahan dan rencana kegiatan bulan berikutnya, pustakawan perlu menyimaknya, informasi tersebut dapat dijadikan acuan untuk penyediaan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan KRB dan sebagai strategi perpustakaan untuk mendapatkan perhatian pimpinan. Media penyampaiannya dapat dilakukan dengan berbagai cara, contohnya dengan mengirim email, tidak perlu khawatir tidak dibaca beri judul email yang singkat dan padat dengan huruf besar yang relevan dengan visi pimpinan, dokumentasikan karya tulis pimpinan yang dimiliki perpustakaan, lalu buatkan kemasan yang menarik dan berikan kepada pimpinan, selain itu publikasikan informasi tentang pimpinan/ lembaga induk yang diliput media massa dan tempel di majalah dinding (mading) dekat absen dengan tampilan yang menarik dipandang, contohnya di fotokopi di perbesar atau di cetak berwarna apabila sumber aslinya didapat dari media elektronik/internet.
Dan untuk mendukung visi pimpinan, menjadikan Perpustakaan KRB “trend setter” di bidang informasi perkebunrayaan dan domestikasi, tindak lanjut Perpustakaan untuk mendukungnya yaitu dengan mendokumentasikan seluruh karya tulis peneliti Kebun Raya dalam bentuk tercetak maupun elektronik, dokumentasi ini sangat penting bagi KRB sebagai local content dan sebagai media evaluasi dan pertanggungjawaban sejauh mana para peneliti mengkomunikasikan karyanya kepada masyarakat secara lebih luas. Komunikasi efektif yang dilakukan dengan staf perpustakaan KRB dilakukan setiap awal bulan dengan mendiskusikan logbook/buku harian, rencana dan target pekerjaan, capaian dan hambatannya.
25
Kegiatan ini cukup efektif untuk menunjang kinerja di perpustakaan. 3. Berkunjung ke perpustakaan lain Terbatasnya kemampuan perpustakaan, mengakibatkan layanan informasi tidak mungkin ditangani secara sendiri maka perlu adanya kerjasama yang baik antara perpustakaan sejenis untuk pemenuhan kebutuhan informasi, untuk itu Perpustakaan KRB melakukan kerjasama dengan PDII-LIPI, PUSTAKA Pertanian dan Puslitbang Biologi LIPI Cibinong dalam pemenuhan informasi para peneliti, baik secara manual dan elektronik. Kegiatan kunjungan ke perpustakaan tersebut diatas dilakukan selain untuk mencari literatur, meminjam jurnal-jurnal luar negeri, berdiskusi tentang kepustakawanan, mendapatkan informasi-informasi tentang pelatihan dan seminar juga untuk silaturahim.
4. Kreatif & Inovatif Salah satu fungsi vital perpustakaan adalah bagaimana dapat menarik lebih banyak pengguna perpustakaan, bagaimana menolong pengguna mencari dan mendayagunakan informasi dan fasilitas perpustakaan dengan kesulitan minimal, menginformasikan layanan baru, membangkitkan minat baca dan belajar, serta menjangkau masyarakat luas tanpa kendala geografis. Seminar (2004). Selain itu kemajuan TI menuntut manajemen layanan perpustakaan yang jauh lebih dinamis dan kreatif. Tuntutan ini semakin memicu pustakawan dalam memanfaatkan TI dalam layanannya. Dalam hal pemanfaatan TI Perpustakaan KRB memberikan layanan informasi terbaru kepada para peneliti berbasis email dengan alamat email perpustakaan yaitu krb_library. Beberapa aplikasi layanan perpustakaan lainnya yang dapat dilakukan yaitu menempel informasi terbaru di mading dekat absen dan selalu menjaga kemutakhiran/update informasi dengan informasi terbaru maksimum setiap 2-5 hari tergantung pada ketersediaan informasi yang dimiliki perpustakaan. Media ini cukup mengundang respon positif dari para pengguna hal ini dapat dilihat dari antusiasme pengguna membaca informasi yang ditempel pada saat sebelum atau sesudah absensi, selain itu diterimanya sms, telepon dan komunikasi langsung yang ditujukan ke pustakawan menanggapi informasi yang di tampilkan di mading. Bahkan beberapa informasi yang ditampilkan menjadi dokumentasi penting bagi pimpinan, peneliti, dan staf non peneliti sebagai bahan evaluasi kegiatan KRB yang
26
diliput media massa. Hal ini membuktikan apa yang dikatakan oleh Tjitropranoto (1992) bahwa pemberian layanan terbaik walaupun sekecil apapun layanan perpustakaan itu, akan menghasilkan paling sedikit 2 hal yaitu 1) perhatian dari pengguna perpustakaan , yang kemudian menjadi partner pustakawan untuk merebut perhatian pimpinan organisasi induk, dan 2) Menumbuhkan rasa percaya diri bagi pustakawannya sendiri. Pustakawan perpustakaan khusus harus tanggap terhadap perkembangan organisasi induknya, baik tentang tujuan yang harus dicapai oleh organisasi induknya maupun keperluan informasinya. Dalam hal ini pimpinan KRB pada tahun 2009 ini mencanangkan membangun zona-zona di dalam lingkungan KRB, salah satunya adalah zona pendidikan, dimana perpustakaan dijadikan pilot project untuk keberhasilan kegiatan ini. 5. Publikasi & Promosi Guna lebih mengenalkan dan mendekatkan diri pada para pengguna, khususnya mengenai informasi terbaru apa saja yang dimiliki dan tersedia di perpustakaan, maka perpustakaan perlu melakukan publisitas dan promosi, hal ini perlu dilakukan karena tidak semua pengguna/peneliti memiliki rasa ingin tahu, sehingga perlu pemberitahuan secara terus menerus dan efektif. Publikasi perpustakaan dapat di lakukan dengan mengeksplor database yang dimiliki dalam bentuk tercetak, contohnya mempublikasikan database karya tulis peneliti dalam kurun waktu beberapa tahun dengan memuat abstraknya, Perpustakaan KRB telah mendokumentasikan dan mempublikasikan karya tulis peneliti dari tahun 1973 s.d. 2008 dalam bentuk abstrak dan artikel penuhnya. Publikasi ini terbukti sangat menarik perhatian para peneliti, hal ini dibuktikan tanpa diminta mereka memperbaiki abstrak dan memberikan informasi tambahan/ artikel terbaru yang tidak dimiliki perpustakaan. Publikasi karya tulis peneliti ini penting dibuat perpustakaan selain untuk menghindari duplikasi penelitian juga sebagai bahan evaluasi, hasilnya juga dapat memotivasi peneliti untuk berkarya lebih baik lagi.
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 3 Desember 2009
Sarana promosi lainnya yaitu melalui mading yang diletakkan dekat mesin absensi, sehingga seluruh karyawan KRB dapat mengetahui informasi terbaru & relevan yang diliput media massa, informasi di mading di peroleh dari koran (tercetak) dan internet (elektronik), koran yang dilanggan perpustakaan menjadi perhatian tersendiri di Perpustakaan KRB, karena banyak informasi tentang KRB yang dimuat sehingga diperlukan waktu khusus selama 1 jam setiap hari bagi pustakawan untuk membaca koran-koran yang dilanggan, hasil dari kegiatan ini perpustakaan membuat paket-paket informasi, seperti paket informasi perkebun rayaan dan tanaman obat.
Media lainnya untuk promosi perpustakaan yaitu dalam bentuk publikasi dalam Berita Kebun Raya yang terbit setiap bulan, bibliografi buku yang dimiliki perpustakaan, membuat pembatas buku, poster, pameran/display buku-buku, majalah dan publikasi perpustakaan pada acara – acara open house, workshop dan seminar. 6. Menerima Praktek Kerja Lapangan
baik, sehingga capaian hasil dari kegiatan perpustakaan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. Dalam hal ini pustakawan sebaiknya memilah kegiatan
untuk PKL mahasiswa dan PKL Siswa SMU, untuk PKL mahasiswa sebaiknya kegiatan yang dilakukan fokus pada pembuatan kajian data atau pembuatan program berbasis komputer, seperti membuat kajian data peminjaman bahan pustaka, jumlah kunjungan, membuat profil perpustakaan berbasis elektronik, membuat situs perpustakaan. Sedangkan untuk PKL SMA kegiatan lebih difokuskan pada hal-hal yang bersifat teknis seperti membantu dalam pembuatan kliping, menempel kantong dan kartu buku, membantu inputing data, stock opname, dll. 7. Penataan Ruang Perpustakaan Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna, jangan terlalu pusing dengan pendanaan, cukup dengan memberikan asesoris di meja baca seperti memasang tanaman hidroponik dari toples untuk menambah suasana segar, memasang figura, atau merubah posisi meja baca, mengganti warna cat, mengganti atau menambah furnitur perpustakaan apabila memungkinkan. 8. Menambah Wawasan Rasa percaya diri pustakawan sangatlah penting, perasaan ini akan menimbulkan upaya untuk menghasilkan layanan perpustakaan lebih baik dan upaya untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Peningkatan kemampuan pustakawan tidak harus melalui pendidikan formal, apalagi mengingat terbatasnya kesempatan untuk ini, jalan lain adalah dengan pendidikan informal, beberapa kegiatan berikut dapat dilakukan seperti : mengikuti seminar, pelatihan, workshop, studi banding, diskusi, bedah buku, kursus, membaca situs-situs yang memuat informasi yang tentang perpustakaan dokumentasi dan informasi, kuliah lagi apabila memungkinkan.
Menyadari kondisi staf yang terbatas, sebagai contoh Perpustakaan KRB di kelola oleh tiga orang staf, satu orang pustakawan dan dua lainnya berstatus cpns, namun rencana dan target kegiatan yang banyak, kehadiran para siswa dan mahasiswa yang ingin melakukan praktek kerja lapangan sangat di butuhkan, oleh karena itu program dan jadwal kegiatan perlu disiapkan agar kehadiran mereka dapat membantu kegiatan perpustakaan yang belum tertangani dengan VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 3 Desember 2009
Kegiatan-kegiatan diatas sangat diperlukan untuk memperkaya wawasan staf perpustakaan sehingga selain dapat menambah percaya diri, memiliki posisi tawar (bargaining power) apabila berkomunikasi ke tingkat yang lebih tinggi untuk kemajuan perpustakaan.
27
9. Perbaiki Etos Kerja Masih adanya pemahaman kerja di perpustakaan, dapat dilakukan sekedarnya, perlu segera di hapus dari pemikiran para pengelola perpustakaan karena dengan bekerja seadanya secara tidak langsung telah memberikan imej/citra kurang baik bagi perpustakaan, hal ini sangat berdampak pada layanan, perhatian pimpinan dan pendanaan ke perpustakaan akan menurun bahkan sulit. Kunci keberhasilan suatu perpustakaan terletak di tangan pustakawannya, karena komponen perpustakaan lainnya tidak akan dapat bergerak tanpa ada pustakawannya. Oleh karena itu dibutuhkan pustakawan yang memiliki jiwa pengabdian tinggi, berwawasan luas, berorientasi pada pelaksanaan tugas, berjiwa besar, dan berani menghadapi tantangan/ resiko. Pustakawan yang demikian, tidak melihat masalah sebagai suatu hal yang sulit, tetapi merupakan tantangan yang harus dijawab, dengan pustakawan yang kuat kepribadiannya, maka strategi untuk memenangkan perhatian dari pimpinan dan pengguna lainya akan datang dengan sendirinya (Tjitropranoto, 1992).
“Syukuri apa adanya, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik, Tuhan pastikan menunjukkan kebesaran dan kuasanya bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa, jangan menyerah......... jangan menyerah”....tetap semangat....(syair D’Massiv).
Daftar Pustaka: 1. Seminar, K.B. 2004. Kebijakan pengembangan Perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2. Sulistyo-Basuki. 1992. Teknik dan jasa dokumentasi. Jakarta: Gramedia. 3. Tjitropranoto, Prabowo. 1992. Sistem pembinaan perpustakaan khusus dan masalahnya. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 1 no. 1
Pustakawan perlu memiliki program dan rencana kerja yang baik untuk mendukung kelancaran tugas, pustakawan juga perlu mencatat setiap kegiatan, hal ini sangat bermanfaat untuk mengukur kemampuan diri dan bahan evaluasi, selain itu juga akan memudahkan apabila akan mengusulkan fungsional pustakawan karena data sudah tersedia dengan baik. Teruslah berkreasi, masih banyak informasi yang dapat kita gali dari perpustakaan, tidak perlu alergi dengan kemajuan TI, karena tidak semua informasi ilmiah mudah di dapatkan di internet, yakinlah perpustakaan masih diperlukan tergantung pada pengelolanya apakah mau tertidur atau berlari untuk mengejar mimpi memajukan perpustakaan yang pastinya akan signifikan dengan kesejahteraan pengelola perpustakaan. 10. Tersenyumlah Apapun resikonya yang kita hadapi untuk kemajuan perpustakaan usahakan tetaplah tersenyum menyambut para pengguna yang datang ke perpustakaan. Percayalah senyum kepuasan pada saat mereka meninggalkan perpustakaan merupakan doa yang akan mengiringi kesejahteraan dan kemajuan pengelola perpustakaan. Senyum, merupakan ibadah yang paling murah dan mudah, maka tersenyumlah sehingga keceriaan dan kesuksesan akan menyertai hidup anda.
28
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 3 Desember 2009