·-·.
=,r.J __
P.~
n>
R PUBLIK INDONESIA
PERSETUJUAN ANTARA PEM ERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERIN TAH REPUBLIK BELARUS TENTANG PEMBEBASAN VISA BAGl PEMEGANG PASPOR DIPLOMATIK ATAU PASPOR DINAS
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Belarus, selanjutnya disebut "Para Pihak", Berhasrat untuk mempromosikan perkembangan lebih jauh dari hubungan bilateral dan kerja sama yang baik di antara kedua negara, Meny.atakan kesiapannya untuk memfasit!itasi! perjalanan warga negara dari ked ua negara yang memegang paspor diplomatik atau dinas, Sesuai dengan peraturan peru ndang-undangan di masing-masing negara,
Telah menyetujui hal-h al sebagai berikut:
PASAL 1 PEMBEBASAN VISA
1.
Warga Negara Indonesia, pemegang paspor diplomatik atau dinas yang sah, wajib tidak dipersyaratkan untuk memperoleh visa untuk masuk, transit dan tinggal di wilayah Republik Belarus untuk suatu jangka waktu yang tidak melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal masuk (tidak dapat diperpanjang).
2.
Warga Negara Belarus, pemegang paspor diplomatik atau dinas yang sah, wajib tidak dipersyaratkan untuk. mempe:roleh visa untuk masuk, transit dan tinggal di wilayah Republik Indonesia untuk suatu jangka waktu yang tidak melebihi 30 (Uga puluh) hari sejak tanggal masuk (tidak dapat diperpanjang).
PA.SAL 2 MASABERLAKUPASPOR YANG SAH Masa berlaku paspor diplomatik atau dinas yang sah dari warga negara Para Pihak wajib sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan pada hari memasuki wilayah negara Pihak lainnya.
PASAL 3 KETENTUAN MASUK DAN KELU AR
Warga negara salah satu Pihak yang memperoleh fasilitas pembebasan persyaratan visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Persetujuan ini, berhak memasuki, menetap, transit, dan meninggalkan wilayah Pihak lainnya melalui pos lintas perbatasan yang terbuka bagi lalu lintas internasional, dengan syarat bahwa yang bersangkutan mematuhi ketentuan hukum dan peraturan perundang1-undangan yang berlaku di wilayah Pihak tersebut sehubungan dengan prosedur kedatangan , perjalanan , menetap, dan keluarnya warga negara asing.
HAK
PASAL 4 PIHAK BERWENANG
1.
Pihak yang berwenang dari masing-masing Pihak berhak menolak kedatangan atau mengakhiri izin tinggal siapapun yang memperoleh fasilitas pembebasan visa berdasarkan Persetujuan ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasionalr Para Pihak.
2.
Warga negara masing-masing Pihak, pemegang paspor diplomatik atau paspor dinas yang masih berlaku, wajib mematuhi ketentuan hukum dan peraturan perundanglama berada di dalam wilayah Negara Pihak undangan di negara Pihak lainnya Se1 tersebut.
3.
Para Pihak wajib saling memberikan pemberitahuan secara tertulis melalui saluran diplomatik sehubungan dengan adanya perubahan dalam ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan di negaranya mengenai kedatangan, transit, menetap, dan keluarnya warga negara asing dari wilayahnya.
PASAL 5 VI SA BAGI ANGGOTA MISI DIPLOMATIK
DAN KONSUlER
Warga negara salah satu Piha'k, pemegang paspor diplomatik atau paspor dinas yang masih berlaku yang ditugaskan sebagai anggota misi diplomatik atau konsuler di wilayah negara Pihak lainnya, termasuk anggota keluarganya (anggota keluarga merujuk kepada suami/istri, anak-anak yang berumur di bawah 25 tahun, belum menikah dan tidak
2
bekerja, serta orang tua yang ditangg1ung) drsyaratkan untuk memperoleh visa masuk yang sah dari misi diplomatik atau konsuler Pihak lainnya sebelum masuk ke wilayah Pihak lainnya.
PASAl 6 PENUNDAAN
1.
Masing-masi ng Pihak dapat menunda sem.entara Persetujuan ini secara keseluruhan atau sebagian, dengan alasan keamanan nasionall, ketertiban masyarakat atau kesehatan umum.
2.
Berlakunya maupun beraklhirnya atu ran sebagaimana tercantum dalam1ayat 1 pasal ini harus diberitahukan dala.m jangka waktu 72 (tujuh puluh dua) jam kepada Pihak lainnya terlebih dahulu melalui saluran diplom~ atik. 1
PASAL 7 CONTOH DAN PEN ERBITAN PASPOR ATAU DOKUMIEN PERJALANAN
1.
Para Pihak wajib saling melakukan pertukaran, melalui saluran diplomatik, contoh paspor diplomatik dan paspor dinas yang digunakan oleh masing-masing Pihak dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah penandatanganan Persetujuan ini, sekaligus memberikan informasi sehubungatl dengan prosedur pemakaian paspor dimaksud.
2.
Dalam hal diterbitkannya paspor dip.lomatik dan paspor dinas yang baru atau dilakukannya perubahan atas paspor-paspor dimaksud, maka masing-masing Pihak wajib memberikan pemberitahuan kepada Pihak lainnya, secara tertulis melalui saluran diplomatik, sehubungan dengan adanya perubahan tersebut. sekurangkurangnya dalam jangka waktu 30 (tig.a putuh) hari sebelum penerbitan resm i.
3.
Dalam hal paspor diplomabk atau paspor dinas milik warga negara salah satu Pihak hilang atau rusak di wilayah negara Pihak lainnya, maka yang bersang kutan wajib segera memberikan pemberitah uan kepada pihak yang berwenang di negara penerima melalui misi diptomatik atau kantor konsuler negaranya. Misi diplomatik atau kantor konsuler dimaksud wajib menerbitkan dokumen perja~anan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di neg·aranya bagi warga negara tersebut.
PASAL 8 PENYELESAFAN SENGKETA
Setiap perbedaan atau perselisihan ya n-g timbul sehubungan dengan pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini akan diselesa1 ikan seca ra damai me la ~ui konsultasi atau perundingan antara Para Prhak.
3
PASAL 9 PERUBAHAN
Persetujuan ini dapat diubah atau direvisi. jika diperlukan , berdasarkan kesepakatan bersama Para Pihak secara tertulis. Perubahan atau revisi dimaksud mu lai berlaku berdasarkan ketentuan pada ayat 1 Pasal 10 dari Persetujuan ini dan menjadi bag ian yang tidak terpisahkan dari Persetujuan ini.
PASAL 10 PEMBERLAKUAN, 'M ASA BERLAKU, DAN PENG,A KHIRAN
1.
Persetujuan ini mulai berlaku 30 (tiga pul.uh) hari terh itung sejak tang·gal diterimanya pemberitahuan terakhir secara tertulis dari Para Pihak melalui saluran diplomatik yang menegaskan bahwa seluruh persyaratan untuk mulai berlakunya Persetujuan ini telah dipenu hi.
2.
Persetujuan ~ni berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan harus diperpanjang untuk periode-periode 5 (lima ) tahun berikutnya.
3.
Persetujuan ini akan tetap berlaku kecua i salah satu Pihak memutuskan untuk mengakhiri Persetujuan ini dengan terlebih dahulu memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak lainnya melalui saluran diplomatik da ~a m jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki.
SEBAGAI BUKTI, yang bertanda ta ngan di bawah ini berdasarkan kuasa yang diberikan , telah menandatangani Persetuj,uan ini. Dibuat di Minsk pada tanggal 15 September tahun 2011, dal:a m dua ra ngkap asli, masingmasing dalam bahasa Indonesia , Rusia dan lnggris, seluruh naskah memiliki keabsahan yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah Bahasa lnggris yang berlaku.
' 1"1TUK ~·
::r 1r
UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK BEL .- 1US
PEMERINTAH 'rr ~· . 11- ).lA
Signed '
J
I
Signed
I
i •
.•~t . ., I ;.P. Mar~ · li Direktur Jenderal Am erika d;n Er ..., ..
Sergei Alein ik Deputi Menteri Luar Neger,i 4
SIA
cor JIAIIIE:HHE Me*~Y UpaunTe.Jib)~TBo~
Pecny6JIHKH
IIH.~oue3HH
u flpaBHT~.ru~cTBOM Pe~nyo.TJHKii lieJiapycL
oo OTMeHe Bill l)UI B ..YJa~e-Jibi•eB 1
,li;Hllo~'IO MaTJJ1=-se.CKRX il C.!Iyme6H.blX naCJ OpTOB
IlpaBHTeJihCTBO Pecny6JIHKH l1H,;::t;oHe3HH M flpaBHTeJibCTBO Pecny6JIHKH EeJiapych, ,naJiee HMeHyeMLie CTopoHaMM, pyKoBo,ncTB)'51Ch :;KeJiaHHeM cnoco6c:TBOBaTb )];aJibHeibneM)' pa3BHTHIO ,l1,py:KeCTBeHHhiX OTHOliieHn·l l 11 COTPYJlH;Jl.!eCTBY Me)l(,[(y ,nByM~ crpanaMH, Bbipa)l
f'OTOBHOCTb
06.JJerqHTL
)J;HITJIOMaTH1.J(;CKHMU
_H.
.rl3aRMHblC
TIOe3,L(KH
C:JIY)KCOP.hiMH
rpa~aH,
IIaCIIOpTaMH,
Ha
TeppuTopHH rocy.L(apcTB CTopoH. B COOTBCTCTBHM (; Hai.J;I10Ha.JihHb1M 3aKOHO,t1,8TeJlbCTBOM CBOMX CTpaH,
,l],OfOBOpHJillCb 0 HH)J(CCJie,n;yiOrn;el\,l:
CTATh511 OTMEH.ABH3
l. !pa)K)J,ai-Je .LJ.HII.ITOlvfaTHqecK;IX
Pecny6J!~HCH H
l·!t-tAOHe3Iiii -
CJiy;;ceUHb.1.X
BJiaJ];e.nhU,h! ~ eHC'TBHTe.JihHbiX
flaCIIOp'I'OB
OCB06 o~al0TC~
OT
He06XO~HMOCTH IIOJI)'"qcH.HH BI13 .Ll.JJH E' ' e1~a, l-paH3lilTa VtJIH IIpe6!>IBaHM51 Ha TeppHTopnn P ecrry6JIHKH
30
EeJirtpycFJ
B Te-·:.teHue nepRo,na, He npeBhiiiiaKYI.Qero
(lpH,[(~aTM) ~HCH C LJ;aTLI B'be3)~a (He M O>KeT 6r"'ffL 11pOLJ;.JieH).
t'-"
BJia.~eJILI(LI ,neHCTBHTeJibHbiX
2. rpa)J(,[(aHe Pecny6nHKH BeJiapyc.& -,ll;IHIJIOMaTHqCCKHX
CJiy)Kefi~-ibiX
H
He06XO,L(HMOCTM rro.rryqeHIUl TeppnTopnn
B!'n . ~JUf
nacnopTOB
Bbe3,na, TpaH3HTU
MH,r~oPe3IDJ
Pecny6nRKn
OCB060)l()l;aiOTC11
npeBhiiiiaiOmero 30 (rpn,nuaTH) JtHeii
IUIM
npe6biBaHMH Ha
Te"lienne
B
OT
nepuo,na,
ne
c ,naThl Bne3,na (ne MO)I(eT 6oiTb
npo,nnen).
CT.ATh}l2 CPOK )J,EHCTB¥I5I I1ACJ10PTA
CpoK ,~eH:cTBWH llHlliiOMaT~~FiecKoro n crry)l(e6nor3 nacnopTa rpa)l(,L(aH rocy,napcTB CTopon .~OJDKeH 6LITh He MeH~e 6 (rnecTM) MeCHQeB co ,nHH B'be3,na na TcppHTopMIO rocy,21apcTsa ,npyrotJ CTopoHI:.I.
CTATh5I 3
YCJIOBI-f.H B'bE3,[(A. I1 BhiE3)V..
r pa)KJJ;aHe
rocy,JJ,ap<.~TB a OJJ,HOH CTvpOB.I:.I, I(OTOpbie OCB060:>I(J~eHbi OT
He06XO,[\HMOCTH llO.TJ)·qeiJHH nacToSimero
Bli3bl B COOTBeTCTHHM
CornarneiH1:.SI,
Mor yT
C TIOJIO::KefHUIMJi CT8TbM 1 npe6biBaTh,
Bne3)1(aT.t:.,
cne,nonaTb
rpaH3HTOM H IIO.KH,naTh Teppuropmo rccy,r~apcTBa ,npyroii CToponhi qepe3 JII06bie nyHKTbi nponycKa, OTKpbiTUe ,L{JUI Me:>I~ynapO,llHOfO nacCa)I(HpCKOfO coo6menn»~
co6Jnoua)[
npH
3TOM
JaKOHbi
H
npaBHJ1a
rocy,napcTBa
npHHHMaRnn:eii CTopol. h! , peryJn1pyiDu~He nopR~OK il1>e3n;a, npe6biBaHHH H Bnie3,na
H:Hoc·rpaHHbJX
rp a)K ;~aa.
CTAThJ! 4
IJPABA KC)rvtiTETEHTHhiX OPfAHOB
1. npaBO
KoMneTeHTHhie opraHw rocy,nap c TBa Ka)l()l;oif CropoHhi coxpaHS~IOT OTKa3aTb
OCB060)I()l;CHHhlM
BO OT
B'bC3~1J;C HJI!1 orpaHHqlfTb CpOK n p e6hiBaHHSI JIHQaM, HC06XO,ll;HMOCTH
!IOJIYl.ICHHSI
BH3bl
Ha
OCHOBaHHH
IIOJIO)I(CHHM HaCTO.SIIIIero CorJJalliCI-UUI, B COOTBCTCTBHH C HaQHOHaJibHbiM 3aKoHo,naTeJn")cTBOM rocy,ll;apcTB
CTopoH.
rocy ,napcTBa
'1
~.
CTOpOHbi,
,ll;HIIJIOMaTlflleCKne H CJiyJKe6Hhie naCIIOf-'Ta, .l(OJTIKHbi C06JIIO,[(aTh 3aKOHhl H npaBHJia
npHHHMaiom;cro
TeppHTOpMH rocy,napcTBa ,npyruii
3.
CTopoHbi
6y,nyT
so
rocy,napcTBa
apeMn HX
npe6niBaHlfjl
Ha
,npyr
no
CTopoHbJ.
TIHCbMeHHO
uncpopMHpoaaTh
JJ;p yra
,[(HIIJIOMaTHqec KMM Ka H aJiaM 0 }JI06 bJX !ti3MCHCHMiiX B 3aKOHaX H npaBUJiaX CBOHX
rocy,l(apCTB,
p er yJH1pyiOIIJ,IlX
nopS~,[(OK
B'Le3,[(a,
rrpe6biBaHHSI,
CJIC,[(OBaHIUI Tp a H3HTOM H BhlC3)1;H. H.HOCTpaH HLIX rpaiK)J,aH.
CTt\.Tb5! 5
Bl13hi )UDI
COTP)'l~Hlll{C)B
ITPE~CTBJIITEJihCTB 11
fpa)l()laHe
ll,HITJtOMA'fl1qECKHX
K O!-!CYJihC KJ1X
rocy,[(apcTRa
YliPE)l{)];EHI1H
CTOpOHbl
BJia,neiihQhl
,[(CMCTBH1CJihHhlX pHIIJIOMaTHLJeCKMX H crryme6HbiX nacnopTOB, Ha3HaqeHHhie Ha ,[(OJI)KHOCTU B )J;HIIJIOMaTHt.IeCKlfe
yqpc:JK,~eHiL~ 1
pacno ~10iKeHlU:Je
CTopOHbi, llKJIIOqaSJ qJJeHOB MX
npe)~CTaBHTt!JlhCTBa
TeppwropnM
Ha
CeMeE
HJIH KOHCYRLCKHe
rocy,na pcTBa
)IpyroM:
(cynpyr/cynpyra, He COCTOSIIIJ;He B
6paKC Hepa6oTaiOIJ~He II;eTM B B0.'3paCT~~ J~O
25
JlCT, HaXO):VII.~HeCS~ y HHX Ha
H'IK,nH:BeHHH po,nHTe.riw ) , ,nOJIIKH;hi HO fl)'.'·H1Th COOTneTCTBYlOIIJ;yiO E'hC3,[(HYIO
3
BH3Y
~HnJIOMaTHq ecKOM
B
rtpC).(CT8BHT{~JlbCTBC
HJIH
KOHCYJibCKOM
II ~
yqpe~eHHH rocy)lapcTBa ~lPYfOR CTo p oHhl J(O B'be3,n;a.
CT/~ThH
6
fiPHOCTAI-IOBJIEI-H1E ~EMCTBJUI COrJIAIJJEHHJI
1.
IlpHMeHeHHe HaCT051Il~ero Corrfa iiiCHlUI MO)l(CT 6biTb noJIHOCTbiO HJIH
qacTIJqHo
n pHOCTaHosneHo
HaQHOHaJibHOii
n1t16o:H:
6e30llaCHOCTH,
H3
CTopoH
06IIJ;eCTBeHHOfO
B
QeJUix
IIOp.SI.nKa
o6ecneqeHHjJ
HJIIf
3,D;Op0Bh:JI
II
HaceneHIDI.
2. 0
BBe,n;eHnH
nw6o
cTaTbM,
,n;pyra51
HacT051~ei1
o6
OTMeHe
CTopoHa
ynoW~HYTbiX B
Mep,
,noJDKHa
6biTh
nyHKTe
I
Ja6narospeMeHHO
YBC,LJ;OMJICHa no ~HIIJIOMaTHqeCKUM KaHaTJaM 'He MeHee qeM 3a
72 (CCMb,LJ;CC51T
,n;sa) qaca.
CTATb>I 7 OEPA3I-tbi I1 Bhll(l\ LIA W~CTIOPTOB H IlPOE3)J;IIbiX .~OKY1viEHTOB
1.
CToponbl
HaCT051IUero
o6pa3I~aMU
B
TC'!eHHe
CornanreHHjJ: ll;CHCTBYIOIIT,HX
30
(Tpn,n.uaTn)
o6MeHnroTc51
no
,D;:ifllJIOMa:rHqt;CKHX
,n;Heii
nocne
no,n;nHcaHH51
,n;wnJioMaTHqecKHM U
cnyJKe6HhiX
KaHaJiaM
nacnopTOB,
a TaKIKC HHcpOpMaUHCH 0 npor~e,[(ype HX HCUOJib30BaHH~.
2. B
CJIY'!ae
nacnopToB,
a
BBelleHHK
TaioKe
HOBJ.JJX
H3MeReHWI
,ll.Yt:llJIOMaT¥IqecKHX cyrue·c TBYIOIQHX
H
CJIY)I(C6HbiX
CTopoHbi
6y,n;yr
HH<)>opMHpOBaTh ,n;pyr ,n;pyra 1C1Cb.MeHHO no ,llHI1JfOMaTMq ecKIIM KaHa.JiaM 06 3THX l.f3MeHeHH5IX He nOJ/I:Hee lJCl\1 3a
3. B
30
(rrpH,lll(aTI>) J~HeH ,LJ;O MX BBe,LJ;CHll51.
cnyqae y1paTbi, XHlL(tan .tH MJIH noBpe)K,lf,eHHH .D,IUIJIOMaTHqecKoro
HJIH cny)Ke6Horo nacnopTa rpa)K)laHHHa rocy.n.apcTBa o,nHoii C TopoHhl Ha
II
TeppHTopHH rocy ,napcTna ,n;pyroii CTop onbl oH ,noJDKeH He3aMe,n;nHTeJibHO npOHHcpOpMHpOBaTb rocy,UapcTBa qepe3
06
3fOM
KOMllCTCHTHbiC
,z::runJIO~faTH'Iec Ko e
opraHbi
npHHHMaiOIIlCfO
npe,ncTaBMTeJibCTBO HJIH KOHCYJibCKoe
yqpe)J()J;CHHC rocy,UapCTBa CBOCM IpiDK,llaHCKOH npHHa,llJJC)I(HOCTH, KOTOpoe B
c
COOTBCTCTBHH
Hall;HOH3JlbHhlM
3aKOHO,llaTCJibCTBOM
Bbi,llaeT
BbiiiieyKa3aHHOMY JIMQY COOTDeTCTBYIOHV-I.H ,liOK)'MCHT ,llJijl B03Bpa.ll.{eHM51 Ha TeppHTopHJO cBoero rocy.napcTBa.
CTATbJl8 PA3PElUEI-H1E CITOPOB
Jli06ble pa3HOlJTCI-HIS nono)J(eHHH
H!IH
HacToaru,ero
,n;py)J(eCTBeHHoii
MaHepe
CllOpbi,
B01HHKaiOIIlMe
CorJlarueHIUI,
nocpe,n;cTBOM
llpH
6y,llyT
KOHCYJlbTanwH:
npHMCHCHHH
pa3pernaTbC51 MJIH
B
neperoBopoB
Me)J()J;y CTopoHaMM.
CTAThJI 9
,nOITOJIIIEl-H1JI 11 113MEilEHIDI
B
cnyt-~ae neo6xo,nHMCCTH
u
HacTOJIII{ee
Cor.TiarneHHC
MoryT
6hiTb
BHeCeHbl H3MeHeHH51 H ..,TJ;OllOJJHCHMR flO B3aHMHOMY IIHChMCHHOMY COfJiaCHIO CTopoH. TaKHe H3MeHeHMn n ,D,orro.aaeHH1f BcTynaiOT B ciury B nop»~Ke, npe,n;ycMorpenHOM B
nyHKTe 1 CTaT~>.M 10
cocTaBJI51IOT HeoTDeMJICM)IO qa.cTb H acT05t:H~~ro
5
HaCTO.ffiilero Cor narneHH51,
CornaiiieHH$1.
H
CTATbJJ 10 BCTYIIJIEIU1E B CI1JIY, ,L(EHCTBI1E 11 IIPEKPAlllEHYIE
COfJIAlliEHIUI
I.
cuny
HacTo.sn u ee ConiarnenHe BcTynaeT B
qepe3
30
('rp H,D;UaTb) ,LJ;Heii
CO ,LI;HH IIOJiytieHIUI ITO ,LJ;MIIJIOMaTHl.!CCKHM KaHaJiaM IIOCJie,LJ;Hero IIMCbMCHHOfO yse,LJ;OMJICHM.SI
o
BLIIIO.TIHCl-Hil't
npou.e,LI,yp, Heo6xo~HMhlX ::\JUI
2.
3.
ero BcTyn rreHU5I
HacTo5uu.ee CorJTaweHM~~
npO.QJICBaCTCj[ HU
C ropoHaMM
He 6y~eT rrpeKpameHo
o
6y lJ,eT
B
30
('rpH.JJJ:(ara )
y,LJ;ocTonepeHMe
B
u
o cTaBaTbC.I! B c~ure ,LJ;o Tex rrop, rroKa
IKC~IaHino O)J,HOH 113 CTopoH rryTeM Ha p aBJICHIDI
.LJ:He:H ;_~o
qero
no
ropo~e
,LJ;MIIJIOMarn~ec KH M KaHanaM
npe;~IIOJJaraeMol! ,LJ;aTbi npeKpameHH.SI.
HM;r-eno)~fiH(~aBIUHeC}l~
o6pa1oM Ha TO ynoJIHOMoqeHHbiMH, no,;~UMCc1JIH Cosepmeno
(rr.SITM) neT
nepHO,l(hl.
,D;pyro-H CTop o ne IIMC~M~HHoro yBe)lOMJleiUJJI He rroJ,nHee
s CHJJy.
r.. :. eiicTnyeT B Tel.JeHwe 5
ilOCJie~YJOlli)1•:e IUlT.IDi'~THMe
HacTO}IIUee CornarneHJ.Ie
BHyTpwrocy,D;apcTBCHHbiX
1\lwi- cxe 15
6y):(y'TH
nacTe}!IIJ,ee
cenr)l6pM
,L(OJDKHhlM
CornarneHnc.
2011
rcJ,LJ;a
B
,nByx
3K3CMTIJ1.Sipax, Ka)f()J,biH Ha HHl~O He3 1IiiCKOM , pycci~OM n at-I fJIMHCKOM H3biKaX, IIpH'ICM Bee TCKCTbl MBnMIOTt:-51 ayre!-ITl! Y:HbJMH.
8
cnyqae paCXO)I(,llCHM.Sl B
TOJIKOB3HHH npCJfM)'IUeCTHO HM e ,T TCJ
3a IIpaauTeJihCT:ao
3a
Pecny6JIJJK'H Jie.JiapycL
P ecny6JIHKn liln.D:ORC3lUI
Ii
I
Signed
Signed
,I
c
l
fipa B HTeJi b(~T BO
I
s
~9lhl
-..~
[
REPUBLIK INDONESIA
AGRE.EMENT BETWE EN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AN D 1
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF BELARUS
ON VISA EXEMiPTION FOR HOlDERS OF DIPLOMATIC OR O·FFICIAL/SERVICE PASSP ORTS
The Government of the Republic of Indonesia and the Gov·ernment of the Republic of Belarus hereinafter referred to as "the Parties'\
Desiring to promote further development of frilendly bilateral! relations and cooperation between the two cou ntries, Expressing their readiness to facilitate mutual travels of nationalls of the two countries holding diplomatic, official/service passports, Pursuant to the laws and regulations of the respective cou ntri·es, Have agreed as follows:
ARTICLE 1 VISA EXEMPTION
1.
Indonesian nationals, who are the holders of valid diplomatic or service passports, shall not be required to obtain visa to enter, transit or stay in the territory of the Republic of Belarus for a period which does not exceed 30 (thirty) days fro m the date
of entry (may not be extended). 2.
Belarusian nationals, who are the holders of valid diplomatic or official passports, shall not be required to obtain visa to enter, transit or stay in the territory of the Republic of Indonesia for a period which does not exceed 30 (thirty) days from the date of entry (may not be extended).
ARTICLE 2 DURATION OF PASSPOR.T S VALI OITY
The duration of diplomatic or official/service passport validity of nationals of the state of either Party shall be at least 6 (six) months on the day of entry into the territory of the state of the other Party.
ARTICLE. 3
ENTRY AND· EXIT CON'DITIONS
Nationals of the state of one Party entitled to visa exemption under the provision of Article 1 of this Agreement may enter, stay, transit th roug h and leave the territory of the state of the other Party at any border crossing poi nts open for international traffic, provided that they respect the laws and regulations of the state of the respective Party, governing the procedures of entry, travel, stay and exit of foreigners.
ARTICLE 4
RI GHTS OF AUTHORITIES
1.
The com petent authorities of the state of the Parties shalf reserve the rights to refuse the entry or terminate the stay of any person entitled to visa exemption under this Agreement according to the national legislation of the states of the Parties.
2.
Nationals of the state of one Party holding· valid diplomatic or official/service passport shall respect laws and reg ulations of the host state through the duration of their stay in the territory of the state of the other Party .
3.
The Parties shall inform each other in writ1en through diplomatic channels reg arding any changes in their national laws and regulations governing the entry, transit, stay and exit of foreigners.
ARTICLE 5 VISA FOR MEMBERS OF DIPlOMATIC AN D CONSULAR MISSION
II
[I
Nationals of the state of either Party who are the holders of validl diplomatic or official/service passports and assigned as member of diplomatic mission or consular office in the territory of the state of the other Party, including their family members (the term family members refer to husband/wife, unmarried children under the age of 25 (twenty five) years and unemployed and their dependent parents), shall be requir,ed to obtain
2
~· (~I
appropriate entry visa from the diplomatic mission or consu lar office of the state of the other Party prior to the entry.
ARTICLE 6 SUSPENSION
1. The application of this Agreement may be provisionally suspended 1 in whole or in part by either Party for the reasons of national security, public order or public health. 2. The introduction, as well as termination of the measures stated in paragraph 1 of this Article shall be duly informed through diplomatic channels to the other Party within no less than 72 (seventy two) hours in advance.
ARTIC LE 7 SPECIMEN AND ISSUANCE OF PASSPORTS OR TRAVEL DOCUMENTS
1.
The Parties shall exchange through diplomatic channels within 30 (thirty) days after signing of this Agreement the specimens of their valid diplomatic and official/service passports, as well as the information on the procedure or their use.
2.
In case of introduction of new diplomatic or official/service passports as well as modifications of existing ones, the Parties shall inform each other, in written through diplomatic channels, about any chang.es not later than 30 (thirty) days prior to their official introduction .
3.
In case of nationals of the state of one Party lose or damage their diplomatic or official/service passports in the territory of the state of the other Party, they shalf immediately inform the com petent authorities of the receiving state through diplomatic mission or consular office of the state of their national ity. The diplomatic mission or consular office concerned shall issue to the aforementioned persons in conformity with the legislation of their state a document for returning to the state of his/her nationality.
ARTICLE 8 SETTLEMENT OF DISPUTES
Any differences or disputes arising out of the implementation of the provisions of this Agreement shall be settled amicably through consultation or negotiation between the· Parties.
3
A
ARTICLE 9 ENDMENT
This Agreement may be amended or rev ised , if it is deemed necessary, by mutual written consent of the Parties. Such amendment or revision shall enter into force according to the provision of parag raph 1 of Arf:c le 10 of this Agreement, and form an integral part of this Agreement.
A RTICLE 10 ENTRY INTO FORCE, DU RATIION AN D TE RMIN ATION
1.
This Agreement shall enter into force 30 (th irty) days after the date of the receipt of the last written notification in which the Parties inform each other through diplomatic channels that all requirements for entry into force of this Agreement, as stipulated by their respective nationallegirs lation, have been fulfilled.
2.
This Agreement shall remain in force for period of 5 (five) years and shall be renewed consecutively for further periods of 5 (frive) years.
3.
This Agreement shall remain in force , unless either Party decides to terminate this Agreement by giving written notice to the other Party through diplomatic channels 30 (thirty) days prior to expected termination date.
li N WITNESS WHEREOF, the undersigned being duly authorized , have signed this Agreement. Done in Minsk on this 151h day of September in the year of 2011 , in two orig inals , each in the Indonesian , Russian and English languages, all texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation, the English text shall prevail.
FOR THE GOVERNMENT OF THE REPUI _IC : . IDONESIA
Signed
FOR THE GOVERNME NT OF THE REPUBLIC OF B E L~ ~' • ;
Signed
- r, . I
I
~e~nc- \I_~ P-. .Mar~ ,udi
Sergei Al,e inik Deputy Minister of Foreig n Affairs
Director Ge1 __ 1 1for Ameri<
4
MIHICT3PCTBA 3AMEJKHLIX CllPAY P3CllYliJIIKI liEJIAPYCL
CBE~qbi~,
IIITO
ITP33I~3HT
P3CI1YEJIIKI EEJIAPYCb YIIA YHABA)I{biY
AJIEHHIKA CliPrEll E,[(APABiqA, HAMECHIKA MIHICTPA 3AME)KHhiX CllPAY P3CllYiiJIIKI liEJIAPYCh, HA I1PAB~~3EHHE
ITEPArABOPAY
ITA
ITPAEKTY ITArA~HEH~
ITAMI)I{ YP A~AM P3CI1YEJIIKI EEJIAPYCb I YP A~AM P3CI1YEJIIKI IH~AH33I~
AE
A~MEHE
BI3
~II~
YJIA~AJibHIKA Y
~biiTJIAMATbiqHbiX I CJIY)I{EQBbiX ITAIIIITAPTOY I ITA~ITICAHHE ~A~3EHAr A
ITAr A~HEH~.
r. MiHcK
1'1 sepacHH 2011 ro.n;a MiHicTp 3aMe)I{HbiX Crrpay P3crry6niKiEenapych 3a HaqaJihHiKa raJioyHara j:(araBOpHa-IJpaBaBora YrrpayneHHH
Signed