~NINGKATAN RE~
PENGUASAAN KONS.EP SISTEM
ORA.SI MANUSIA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
(Per
tian Tindakan Kelas di MTs Negeri Tangerang II Pamulang - Banten)
SKRIPSI
Oleh
:
IISDARSIAH
103016127088
PROGRAM STUDI PENDIDW..AN BIOLOGI Jl
USAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAJB:UAN Al,AM
AKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ICE:GURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
,EMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI PENING PEMEC
(J
Diajuk
.TAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MELALUI METODE IAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) TENT ANG SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
e/itian Tindakan Ke/as di MTsN Tangerang !! Pamulang)
Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Yang Mengesahkan, Pembimbi g
Drs. Ahmad So an M.Pd NIP. 150 231 502
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI .JU
SAN PENDIDIKAN ILMIJ PENG ET AHlJAN ALAM ,KUL T AS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN UNIVE'.RSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDAY ATULLAH .JAKARTA 1A'10ll1'11\0.01\Ar
LEMBAR PENGESAHAN .ripsi berjudul:"Peningkatan Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Pada Manu
Melalui Metode Pemecahan Masalah (problem solving)" diajukan
kepad
'akultas llmu Tarbiyah clan Keguruan (F!TK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakart
Ian telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada
dihad1
1
(S.Pd)
da Jurusan Pendidikan !!mu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan
22 Mei 2008
dewan penguji. Karena itu. penulis berhak memperoleh gelar Sai:jana SI
Biolo1
Jakarta, 03 Juni 2008 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua
·usan Pendidikan IPA
Ir.H.
lhmud M. Siregar, M.Si )222933
NIP. Sekre Baig
NIP.
.J..~.: ~ti-.: .7:~?...
s Jurusan Pendiclikan IPA na Susanti, M.Sc 1299475
Peng1
Ir.H NIP. Peng1 Baig
NIP.
ahmud M. Sil·egar, M.Si 1222933
na Susanti, M.Sc 1299475
Mengetahui, Dekan Fakultas llmu Tarbiyah clan Keguruan
MA
Tancla Tangan
SURAT PERNYATAAN KARY A ILMIAH
Yan
~rtanda
tangan di bawah ini :
Nan
: Iis Darsiah
Nltv
: 103016127088
Juru
/Semester
: Pendidikan IPA (Biologi)/X
Ang
an Tahun
: 2003 : JI. Raya Tenjo No.36 RT/RW 01/01 Ds. Tenjo Kecamatan
Alai
Tenjo, Kab. Bogor - Jawa Baral 16370
Menyatakan dengan sesungguhnya
Bah
skripsi yang berjudul "Peningkatan Penguasaan Konsep Sistem Respirasi
Pad;
lanusia Siswa Melalui Metode Pemecahan Masalah (problem solving)",
adal
iasil karya saya sendiri di bawah bimbingan :
ama
: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd
IP
: 150231 502
Den
an surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
men
na segala konsekuansi apabila temyata skripsi ini buka hasil karya saya
senc
Jakarta, 25 Juni 2008
ABSTRACT
Solvini Resear Educai Univer This cl concep This ri Novem used ir l11GS CO
observ1 which, score c second "t-test we ca~ was fo solving studem activiti methm
Darsiah. The Increasing of Mastery Concept Tltrouglz Problem tfetlwd About System Respiration of Human, (Classroom Action in MTs Negeri Tangerang II) Biological Program Study, Majors 1 Of IPA, Faculty of Tarbiyah and Teachers' Tmining State Islamic •Syarif Hidayatullalz Jakarta. room action research has purpose lo know the increasing of masle1y •out the respiration system of Human through problem solving method. rrch is done in AfI's Negeri Tangerang 11 Pamulang Banten during -Desember 2007 toward 40 students of VIII.2. The instrument which is is class action research are test and observation sheet. The research 1cted in two cycles; each cycle consisted of planning, implementation, n and evaluation, and reflection phase. The technique of data analiysis used with N-Gain and significance test. 1) N-Gain resulted is N-Gain 1efirst cycle is 0.31, it's on the good categmy and N-Gain score at the cle is 0.54, still on the good category, 2) Significance test through ihich is resulted: tJ,;1ung =14.173 while l1able at 5%=2.02, t1>itlmg>l1abel· So •nclude that Ha accepted and Ho re.fused. The .finding (Jf the research I that based on the observation during study, the using of problem ethod can showed that the learning activities better than be.fore. The ~owed good cooperation and learning interaction. Peer tutoring also took place well. The cooperative learning with problem solving uld help them to practice the critical thinking skill. y Words: Maste1y Concept, Cooperative Learning, problem Solving
ABSTRAK
Pemec: pada r Prngra Tarbiy Jakart Penelit pengua pemec1 Tanger orang ~ terdiri , digunal melalu katego1 masih
Darsiah. Peningkatan Pengnasaan Konsep Siswa Meialni Metode 1n Masalah (Problem Solving) tentang Kons~:p Sistern Respirasi msia. (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Negeri Tangerang H). Stndi Pendidikan Biologi, Jnrnsan Pendidikan IPA, Faknltas Ilmu dan Kegurnan, Universitas Islam N egeri Syarif Hidayatnllah
ini ben ditolak selama menun sebelui Kegiat: metodt keterar
Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan n konsep siswa tentang sistem respirasi pada manusia melalui metode 1 masalah (problem solving). Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri : II selama bulan November-Desember 2007 dan dilakukan terhadap 40 m kelas VIII.2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah . tes dan pedoman observasi selama pembelajaran. Teknik analisis yang adalah menggunakan N-Gain dan dilanjutkan dengan uji signifikansi i "t". 1) Hasil N-Gain pada siklus I diperoleh sebesar 0,31, berada pada aik, sedangkan N-Gain pada siklus II meningkat menjadi 0,54 meskipun an1 kategori baik. 2) Uji signifikansi menggunakan uji "t" diperoleh sar 14, 173, sedangkan tiabcl pada taraf signifikansi 5% adalal1 2.02. Hal bahwa thituug>ttabcL Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho Dmuan dari penelitian ini menunujukkan bahwa berdasarkan observasi :mbelajaran, pcmbelajaran menggunakan metode pemecahan masalah kan bahwa aktivitas pembelajaran siswa tergolong lebih baik dmi ta. Siswa telah menunjukkan ke1jasama dan interaksi belajar yang baik. veer tutoring juga berlangsung dengm1 baik. Pembelajaran kooperatif 1emecahm1 masalah dapat menolong siswa untuk mempral,tikkan lan berpikir kritis.
Kata~
;i : penguasaan konsep, pembelajaran kooperatif, metode pemecahan
thitung S•
mas ala
KATA PENGANTAR 1amdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT)
; telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
men yeI
ikan penyusunan skripsi ini. Shalawat teriring salam semoga selalu
tercural
~
sahabat
, yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebenaran. Amin.
atas baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
ipsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar S
ma Pendidikan (S-1). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi
tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka
dalam I
empatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih, penghargaan serta
rasa ho1
:t kepada:
1.
)ak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan FITK UIN Syarif layatullah Jakarta.
2.
Jak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan IPA.
3.
: Baiq Hana Susanti, M.Sc, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA.
4.
pak Drs. Ahmad Sofyru1, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan >logi, sekaligus dosen pembimbing yllilg telah memberikan segala 1bingan, sarru1, pengarahan, ilmu, waktu serta motivasinya kepada ml is.
5.
pak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Pendidikan IPA (Biologi), ig telah dengan sabar dan ikhlas mendidik penul is, semoga ilmu yang 1erikan kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat.
6.
s. Suhardi, M. Ag, Kepala Sekolah, MTs Negeri Tangerang II Pamulang 1g telah memberikall izin penelitian kepada penulis.
7.
1
Tri Endah Indrianti, BA, guru bidru1g studi biologi yang telal1 menjadi
rtner dalam penelitian. 8.
:wan Guru, Staf pegawai dan selumh siswa kelas Vlll.2 MTs Negeri ngerru1g II Panrnlang yang telah banyak membantu penulis selruna 11elitian.
9.
enap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif 1yatullah Jakarta, Perpustakaan LIPI Jakarta dan Perpustakaan UNJ
ma. 10. '.
lak dan
UIDI
tercinta yang tak henti-hentinya mendo' akan,
nbimbing dan memotivasi serta memberikan dornngan moril maupun eriil sehingga ananda dapat menyelesaikan skripsi ini. Adik-adikku g aku sayangi (Santi, Imas dan Aka) terima kasih atas semangat, :ungan dan perhatiannya selama ini. 11. ·
1abat seperjuangan Bio 2003 (ALGA), khususnya Nay, Ani, Ruby, Ela, nay, Cen2, Nui, Mayang, Pu2, dn2h, & Muslim. Sahabat-sahabat erjuangan tercinta Unie, Udoh, Dci, De2 & Agus serta untuk "Aa" .g tak pernah bosan memberikan semangat, doa se1ta cinta.
ta semua pihalc yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga segala
1aikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang
setimpa
lfi Allah SWT (Amin). Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagipe
ls khususnya dan pembaca umumnya.
Jakarta, Mei 2008
Penulis
DAFTARISI
ABSTI
IC ......................................................................................................... i
KATA
:NGANTAR ....................................................................................... iii
DAFT,
181 ...................................................................................................... v
DAFT,
GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFT,
TABEL ............................................................................................. ix
DAFT,
LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I
'ENDAHULUAN \. Latar Belakang Masalah ............................................................... I 3. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .......................................... 8 :. Pembatasan Masalah ...................................................................... 8 ). Perumusan Masalah ....................................................................... 9 '
BAB I
Manfaat Penelitian ......................................................................... 9
(AJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL !NTERVENSI TINDAKAN !\. Deskripsi Temitis .......................................................................... I 0 1. Hakikat Konstruktivisme ......................................................... 10 a. Konstruktivisme sebagai cara memperoleh pengetahuan . I 0 b. Konstruktivisme dalam pembelajaran IP A ........................ 17 c. Langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme .............. 20 2. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) .................... 21 3. Hakikat Penguasaan Konsep ..................................................... 26 a.
Pengertian Penguasaan Konsep ........................................ 26
b.
Kerangka Teori Penguasaan Konsep ............................... 29
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif ............................ 30 a.
Pengertian Metode Pemecahan Masalah ................................ 30
b. lmplikasi Metode Pembelajaran Pemecahan masalah ............. 36 00
1.
Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .............................. 41 Kerangka Pikir .............................................................................. 48 Hipotesis Tindakan ........................................................................ 52
METODOLOGI PENELITIAN
BAB II
.. Tujuan Penelitian ........................................................................... 53 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 53 Metode dan Desain Intervensi Tindakan ......................................... 53 I.
Subyek Yang Terlibat Dalam Penelitian ........................................ 54
.. Peran dan Posisi Peneliti ................................................................ 54 Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................... 54 f. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................................. 56 L Data dan Sumber Data .................................................................... 57
Instrnmen Penelitian ....................................................................... 57 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 58 ,. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .............................................. 58 1. Validitas ................................................................................... 59 2. Reliabilitas ................................................................................ 60 •. Teknik Analisis Data ...................................................................... 61 Skor Gain (N Gain) ..................................................................... 61 Penilaian Observasi .................................................................... 61
11. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan................................... 62
BABI
HASIL PENELITIAN DAN PEMHAHASAN \.. Hasil Intervensi Tindakan .............................................................. 63 3. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................ 65 ::. Analisis Data .................................................................................. 65 ). Interpretasi Hasil Analisis .............................................................. 70 ~.
Pembahasan Temuan Penelitian ..................................................... 80
" Keterbatasan Penelitian ................................................................. 83
PENUTUP
BABV
A. Kesimpulan ............................................................................ 84
B. Saran ...................................................................................... 85
DAFT1
PUSTAKA .................................................................... 86
LAMP
\.N
DAFTAR GAMBAR
1. P
~s
2. B
n Kerangka Berpikir .......................................................................... 51
3. D
in Intervensi Tindakan ....................................................................... 54
Membangun Pengetabuan Imiah ..................................................... 16
DAFT AR 'f ABEL
1.
.angkah-langkah Pembelajaran Kooperatif. ........................................ 25
2.
:emampuan Ranah Kognitif.. .............................................................. 28
3.
'erencanaan Langkah-langkah Kegiatan ............................................. 46
4.
'ahapan Intervensi Tindakan ............................................................. 54
5.
:ategori Penguasaan Konsep ................................................................ 57
6.
lata dan Sumber Data........................................................................... 57
7.
:isi-kisi Instrmnen Penguasaan Konsep .............................................. 58
8.
ategori Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .................................. 62
9.
asil Penguasaan Konsep Siklus I dan IL ............................................ 64
J1
)ata Hasil Pretes dan Postes Siklus I dan Siklus II ............................. 65
l
lata-rata N-Gain Siklus I dan Siklus II ................................................ 67
1
~orelasi
1
Iasil Uji-t N-Gain Siklus I dan Siklus II ............................................ 68
I
Iasil Analisis Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ......................... 69
antara N-Gain 1 dan N-Gain 2 ............................................... 67
DAFT AR LAMPIRAN
Lampir
1. Skenario Pembelajaran .................................................................. 91
Lampir
2. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus !.. ....................................... 97
Lampir
3. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus I ............... 101
Lampir
4. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II ...................................... I 02
Lampir
5. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II .............. 105
Lampir
6. Lembar Pedoman Observasi ........................................................ 106
Lampir
7. LKS (Lembar Kerja Siswa) ........................................................... 107
Lampir
8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 116
Lampir
9. Soal Uji Instrumen Siklus !.. ........................................................... 122
Lampir
IO.Kunci .Jawaban Soal Uji Coba Siklus !.. ......................................... 126
Lampir
11.Basil Uji Validitas Instrumen Siklus I ........................................... 127
Lampir
12.Basil Perhitungan Uji Validitas Siklus I ....................................... 129
Lampir
13.Rekap Uji Validitas Instrumen Siklus [ ........................................ 130
Lampir
14.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus I ....................................... 131
Larnpir
15.Soal Uji Instrwnen Siklus II ......................................................... 134
Lampir
16.Kunci Jawaban Instrumen Siklus II ............................................... 138
Lampir
17.Basil Uji Validitas Instrumen Siklus Il .......................................... 139
Lampir
18.Basil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II ..................... 141
Lampir
19.Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Siklus II .............................. 142
Lampir
W.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus II.. .................................... 143
Lampir
i 1.Skor Basil Penguasaan Konsep Siklus !.. ...................................... 146
Lampir
22.Skor Basil Penguasaan Konsep Siklus II ....................................... 147
Lampir
23. Skor N-Gain Siklus I dan Siklus II .............................................. 148
Lampir
24. Uji t Skor Basil Penguasaan Konsep Siklus I dan II .................... 149
Lampir
25. Tabel Nilai Koefisien Korelasi "r" Product ]>foment .................. 150
Lampir
26. Tabel nilai "t" ............................................................................... 151
DAFTAR GAMBAR
I. P
:s Membangun Pengetahuan lmiah ..................................................... 16
2. B
.n Kerangka Berpikir .......................................................................... 51
3. D
in Intervensi Tindakan ....................................................................... 54
DAFTAR TABEL
1.
angkah-langkah Pembelajaran Kooperatif......................................... 25
2.
.emampuan Ranah Kognitif................................................................ 28
3.
erencanaan Langkah-langkah Kegiatan ............................................. 46
4.
ahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 54
5.
:ategori Penguasaan Konsep ............................................................... 57
6.
lata dan Snmber Data.......................................................................... 57
7.
:isi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep .............................................. 58
8.
ategori Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .................................. 62
9.
asil Penguasaan Konsep Siklus I dan II .............................................. 64
](
lata Hasil Pretes dan Posies Siklus I dan Siklus II ............................. 65
1·
.ata-rata N-Gain Siklus I dan Siklus IL ............................................... 67
!'.
:orelasi antara N-Gain I dan N-Gain 2 ............................................... 67
I'.
[asil Uji-t N-Gain Siklus I dan Siklus II ............................................ 68
I,
[asil Analisis Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus H ......................... 69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampir
1. Skenario Pembelajaran .................................................................. 91
Lampir
2. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus !.. ....................................... 97
Lampir
3. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus I ............... 101
Lampir•
4. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II ...................................... 102
Lampir:
'5. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II .............. 105
Lampir:
6. Lembar Pedoman Observasi ......................................................... 106
Lampir:
7. LKS (Lembar Kerja Siswa) .......................................................... 107
Lampir:
8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 116
Lampir:
9. Soal Uji Instrumen Siklus !.. .......................................................... 123
Lampir,
lO.Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus I.. ........................................ 127
Lampir:
11.Hasil Uji V aliditas Instrumen Siklus !.. ......................................... 128
Lampir:
l2.Hasil Perhitungan Uji Validitas Siklus I ....................................... 130
Lampir:
l3,Rekap Uji Validitas Instrumen Siklus I ........................................ 131
Lamp in
14.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus I ....................................... 132
Lampin
l5.Soal Uji Instrumen Siklus II ......................................................... 135
Lampir•
l 6.Kimci Jawaban Instrumen Siklus II ............................................... 139
Lampit
17.Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II ........................................... 140
Lampir.
18.Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II ..................... 142
Lampir.
l9.Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Siklus II ............................... 143
Lampir
W.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus !!.. .................................... 144
Lampir.
Zl.Skor Hasil Penguasaan Konsep Siklus !.. ....................................... 147
Lampir
i2.Skor Hasil Penguasaan Konsep Siklus II ........................................ 148
Lampir
~3.
Lampir
24. Uji t Skor Hasil Penguasaan Konsep Siklus I dim II .................... 150
Lampir
ZS. Tabel Nilai Koefisien Korelasi "r" Product 1\1oment .................. 151
Lampir
26. Tabel nilai "t" ............................................................................... 152
Skor N-Gain Siklus I dan Siklus II ............................................... 149
BABI PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
saingan di era inforrnasi dan globalisasi yang rnerupakan rekayasa ilrnu pc
~tahuan
surnber
a rnanusia yang berkualitas dan profesional yang dapat berperan serta
dalarn I
ibangunan. Pembangunan di segala bidang tidak terlepas dari proses
pendidi
1.
rnernbu
·akan rnanusia dan rnernanusiakan rnanusia.
telah rnenuntut pernerintah dan rnasyarakat untuk menciptakan
Karena
pendidikan
pada
hakikatnya
rnerupakan
usaha
tdidikan rnerupakan salah satu sektor penting penentu keberhasilan pernbar
1an nasional, baik dalarn upaya rneningkatkan kualitas surnberdaya
rnanus1:
1donesia seutuhnya, rnernpercepat proses alih ilrnu pengetahuan dan
teknolo
rang dilakukan dalarn rangka akselerasi kernajuan bangsa dan negara,
rnaupur
clam rnewujudkan cita-cita pernbangunan nasional. ain itu, pendidikan rnerupakan salah satu faktor penting dalarn upaya
rnenmg
kan
kualitas
sumberdaya
manusia.
Dengan
tinggginya
mutu
sumber
a manusia akan menjadikan kemajuan dan peradaban bangsa, dan
sebalila
. suatu bangsa akan sulit untuk maju jika sumberdaya manusianya
rendah
h terbelakang. Oleh karena itu, masalah pencilidikan haruslah ada
perhafo
rang sungguh-sungguh demi terciptanya perubahan dan kemajuan mutu
pendidi
1.
1didikan merupakan kewajiban bagi semua orang dan bertujuan untuk menger
mgkan potensi peserta didik, sebagaimana yang terdapat di dalam
Undan1
1dang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: :ndidikan nasional berfungsi mengembangkan kemarnpuan dan mbentuk watak serta peradaban bangsa yang bem1artabat dalarn rangka ncerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi erta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada 1an Yang Maha Esa, berakhlak rnulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
2
1diri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung ab". 1 dalam dunia pendidikan peseria didik sebagai sumberdaya manusia yang rn
iliki potensi untuk maju, harus digali dan dikembangkan. Potensi itu
mempu
j
semakir
:irnpetitif. Salah satunya penguasaan akan ilrnu pengetahuan sebagai
kunci k1
rhasilan untuk hidup.
peluang untuk menempatkan peserta didik dalan1 kehidupan yang
dngkatan kualitas pendidikan pada urnmnnya merupakan upaya berkelru
:an bagi semua pihak yang terlibat langsm1g maupun tidak langsung.
Salah
l
pembat
'an dalam proses belajrur mengajrur. Karena peningkatan kualitas tidak
wujud upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah rnelalui
dapat 1 !paskan dari darnpak pertumbuhan pruradigma baru dalarn dunia pendidi
i yang rnempersyaratkan penyelenggaraan pendidikan agar berpotensi
untuk
1ciptakan keunggulan daya pikir, nalar, kekuatan moral dan etika
akadern
tJangsa. ises alih ilmu pengetahuan ini meliputi berbagai bidang ilrnu terrnasuk
ilmu y
, rnengeksplorasi infonnasi tentlmg alam rnelalui pendidikan sains.
Pendidi
i
sains merupakan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan konsep-konsep tentang alam untuk mernbangun keahlian
memah ke111an1
111
ilmuny
1lam kehidupan sehari-hari.
dan
berpikimya agar dapat berperan aktif dan humanis rnenerapkan
•kembangan IPA yang begitu cepat menggugah para pendidik untuk meranc
~
konsep
'A dan menunjang kegiatan sehruri-hari dalam masyarakat. Untul(
menye1
ikan perkembangan IPA, kreativitas sumberdaya manusia merupakan
salah
1
menini
ikan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan.
dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan
syarat mutlak yang harus ditingkatkan. Jalur yang tepat untuk
ndidikan sains menekankan pada pemberian pengalarnan secara langsrn
Oleh krurena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
3
keteram
m proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar.
terampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh
pancam
a, keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan
selalu
~mpertimbangkan
peiiany:
, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil
temuan
:ara beragam menggali dan memilih informasi faktual yang relevan
untuk n
~uji gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. 2 111
keselamatan
kerja,
keterampilan
mengajukan
tetapi saat ini pembelajaran IP A masih didominasi oleh penggunaan
metode
ramah dan kegiatarmya lebih berpusat pada guru (teacher-centered).
Aktivit:
siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan
mencat:
tal-hal yang dianggap penting. Guru hanya menjelaskan IPA sebatas
produk
l
atau pe
:tahuan yang sudah dimiliki pada bermacam situasi. Padahal, dalam
memba
IP A tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih
penting
!alah proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau
proses. Sehingga siswa menjadi kurang mampu mengaplikasikan ide
hukum. 1logi memberikan sumbangan besar terhadap proses membangun penget<
m melalui penginderaan, adaptasi dan abstraksi harus menjadi acuan.
Artinya
pikirkan proses membangun pengetahuan dan kesadaran bagaimana
penget:
m diperoleh dan dikembangkan. Konsep-konsep dalam biologi
digunal
untuk menjelaskan proses tersebut. Keseimbangan antara asimilasi
(penern
l
proses
idaptasi
penget:
skema yang lama berdasarkan situasi barn) yang termasuk ke dalam
annya.
diperlukan
untuk
mengembangkan
penalaran
dan
3
Jlogi menurut anggapan sebagian orang merupakan pelajaran hafalan dan di
~jari
penna'
han dalam kehidupan mereka sehari-hari. Akibatnya siswa yang telah
belajar
ologi tidak dapat menjelaskan atau menyelesaikan masalah yang
Beke1ja
uryani Rustaman et all, Jurnal Fasilitator Edisi V THN 2003, Kemampuan Dasar 'ah dalam Sains, UPI dan Puskur Balitbangdiknas, h. 23
hanya untuk menghadapi ulangan atau ujian dan terlepas dari
4
dihada1
Pembelajaran yang kurang dirasakan manfaatnya (kurang bermakna)
oleh si~
mengakibatkan siswa hanya belajar untuk ulangan, tidak menggunakan
konsep
ng telah dipelajari dalam memecahkan masalah. Peran guru sebagai
mediat<
Ian fasilitator belum berjalan secara optimal. Aki.batnya siswa kmang
mengm
konsep materi yang diberikan. ru biologi hendaknya tidak hanya menyampaikan materi pengetahuan
kepada
>va di kelas, tetapi juga harus membiasakan siswa untuk dapat berfikir
yang b:
Karena berfikir yang baik adalah lebih penting daripada mempunyai
jawabai
mg benar atas suatu persoalan yang sedang dipelajari. Seseorang yang
mempu
d cara berfikir yang baik dapat digunakan untuk menghadapi persoalan
yang la
Sementara itu, seorang siswa yang sekedar menemukan jawaban benar
belum
ti dapat memecahkan persoalan yang baru, karena mungkin ia tidak
menger
agaimana menemukan jawaban itu. :am melakukan kegiatan belajar mengajar guru dapat menggunakan
metode
u strategi tertentu agar hasil belajar lebih memuaskan. Dalam mengajar
guru ha
memiliki kemainpuan dan kreativitas dalain teknik pengajaran maupun
pengelc
n kelas agai· kegiatan pengajaran dapat berlangslmg secara efektif.
Teknik
igajaran merupakan cara mengajar yang memerlukan keahlian khusus.
Dalain
nik pengajaran ditinjau dari segi penyajiai1 materi gmu harus pandai
menggl
masmg·
Ising guru akan hal dan kemampuan siswanya sehingga
interak~
iukatif.
te~jadinya
lain interaksi belajar mengajar terjadi siswa belajar dan gnru mengajar, keduan
Jntuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun tugas siswa adalah belajar,
yaitu r
gembangkan potensi seoptimal mungkin, sehingga tujuan tercapai
sesum
1gai1 apa yang dicita-citakan di dalain dirinya. Dalam ha! ini siswa
membu
kan
berkem
1gnya potensi tersebut. Untuk kepentingan tersebut peranan gmu sangat
diperlul
agar potensi anak dapat berkembang semaksimal mungkin. 4
situasi
kondisi
yang
memungkinkm1
serta
menun.1ang
5
>agai seorang profesional, guru harus mempunyai pengetahuan dan persedi
c
harus
strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang diketahuinya bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hmi di ruangan kelas. Meski
demiki:
guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi saja. Guru yang
mgm n
1
teknik
nbelajaran yang pasti akan selalu bermm1faat
kegiata
;!ajar sehari-hari. 5
dan berkembang perlu mempunyai persediaan strategi dan teknikdalam melaksanakan
ru sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya proses belajar
ngajar agar tercapainya tujuan pengajm·m1 yang telah dicanangkan harus
memilil
:emampuan dan kreativitas dalam menyesuaikan materi yang diajarkan
dengan
odel-model pembelajm·an yang dapat membantu siswa untuk lebih
menger
sekaligus berfikir kreatif, inovatif dan aspiratif dalam menyikapi
masalal
mg ada. ~h
karena tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan infmmasi
demi l
;apaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman
belajar
wa, guru hams berupaya agar kegiatan di kelas dapat memberikan
kesemr
n seluas-luasnya bagi pengalaman belajar siswa. Guru harus mampu
menem
tn metode dan teknik untuk mendukung peranannya tersebut sehingga
kegiata
olajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. 1dekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang
meman
tg bahwa siswa belajar sains dengan cara mengonstruksi pengertian atau
pemah<
,n baru tentang fenomena dari pengalaman yang telah dimiliki
sebelur
·a. 6 )ri konstruktivisme menjelaskm1 bahwa pengetahnan seseorang adalah
bentuk:
konstruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang akan suatu benda,
bukanl:
iruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda
tersebu
[anpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya, seseorang
tidak a
. mempunyai pengetahuan. Oleh km·ena itu, Piaget menyatakan secara
5
Ke/as, (J 6
a Lie. Cooperative learning "Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang eta : Grasindo, 2002 ), h. 54
6
ekstrem
.hwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap
tahu bil
mrid tidak mengolah dan membentuknya sendiri. 7 m dalam ha! ini berfungsi sebagai fasilitator bagi berkembangnya
pemiki1 penge!Y
siswa menuju ke arah pemikiran yang lebih aktif sebagai igan terhadap pengetahuan yang dimilki oleh siswa sebelumnya. Iemuut konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif s1swa
mengkc
ruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar juga
merupa
proses mengasimilasi dan menghubungkan pengetahuan atau
inform2
nformasi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki siswa,
sehingg
engetahuannya berkembang. 8 adigma pembelajaran kooperatif ini tidak jauh berbeda dengan
pembel:
'an yang konstruktif yang diadopsi dari teori Vigotsky. Pada prinsipnya
teori in
tkikat sosial dari pembelajaran. Siswa belajar melalui sebuah interaksi
dengan
1an sebaya yang lebih mampu. Siswa dihadapkan pada proses berpikir
teman s
tya mereka, sehingga hasil belajar terbuka untuk seluruh siswa. 9 Dalam
pembel
·an ini dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk bekerja secm·a
kooperi
artinya dapat memecahkan masalah dalan1 kelompok kecil, dan juga
dapat b
ar berdemokrasi melalui interaksi satu dengan yang lain. nbelajaran
kooperatif
(cooperative
learning)
adalah
bentuk
pembel
·an yang mengutamakan ke1jasama antar siswa dalam sebuah kelompok
be)ajar.
tlam
memec:
an berbagai permasalahan. Maka seorang guru dituntut untuk dapat
mengg1
kan metode pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas siswa
dalam 1
telaah dan menganalisis berbagai permasalahan.
pe1~belajaran
ini siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam
:tode pembelajaran dimaksudkan sebagai cara atau strategi ym1g digunal
guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam
, Suparno. Teori Perkembangan Kognitif.Jean Piaget; (Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 122-1: 8
1..... ___ ,, _,
Jina Pannen, dkk. Konstruktivisme Dalam Pembelajarqn, (Jakarta : PAU-PPAI UT, ·19 rardus Weruin. Menggagas Pen1belajaran Bahasa Indonesia yang Hun1anis, ,.,...,1,, ... ,.,.,..1- ,...,,,.,....../ho..-;h,/i.-.rl,,,v ".>cn9P:A1•;t..,=ll1... in;..\>,.-irl= 1 A '\')1. '\
"~1no-
rlirPl..-nm n!'.!rh1 ')Q Nov
7
konteks
n~fer
guru ur
: mengoptimalkan proses pembelajaran sehingg,a kompetensi yang
direncar
m
of knowledge dan transfer of value. Teknik tersebut membantu
tode
pemecahan
masalah
(problem
solving)
merupakan
cara
member
11 pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaa
Ian berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis
masalah
sebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah. 11
I
gan menggunakan metode pemecahan masalah ini, diharapkan siswa
.ggunakan pengetahuan awal yang dimiliki untuk memecahkan
permasa
an yang ada, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut
berperar
:tif
dengan J
nasalahan yang ada.
I
cembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga
banyak ,
:mukan fakta bahwa para guru mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada :
va. Hal ini tentu tidak optimal karena terdesak waktu untuk mengajar
pencapa
kurikulum. Guru kebanyakan memilih jalan yang termurah yakni
menginf
msikan fakta dan konsep melalui metode ceran1ah. Akibatnya para
siswa n
iiliki banyak pengetahuan tetapi tidak menemukan pengetahuan,
terlebih
1g1
mengerr
igkan ilmu pengetahuan.
untuk
menemukan
konsep
intinya,
tidak
dilatih
untuk
ih satu penyebab siswa tidak suka untuk mempelajari suatu ilmu khususn
oiologi adalah siswa sulit untuk memecahkan masalah yang ada, hat ini
disebabl
dalan1 kegiatan belajar mengajar siswa ha11ya dituntut untuk
mengha
dan mendengarkan guru saat menerangkan. Sehingga siswa menjadi
pasif da
urang terbiasa mengutarakan argumennya. Dengan metode pemecahan
masalah
1roblein solving) siswa dibiasakan memberikan jawaban untuk
memeca
m masalah yang sedang diajukan. Sehingga siswa lebih memahami
dengan :
iiri ilmu yang sedang dipelajarinya.
10
Vol.
1
VI.~ II ,
di Sayuti. Model Pembe/ajaran Konstruktivisme, (Jakarta: Jurnal Didaktika Islam Juni 2005), h. 119 .111.A-::..:i
n~··-·----M--·-
n_ .._,__,_; _____
"~A------·-·1~, .. _,.1,,.,_ "''hMA,. ••
v ....-~,.,,..M,;
8
tin itu, dari pembelajaran yang ada, kurang bisa mengembangkan kemam1
n berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis bisa dikembangkan dan
begitu p
kreativitas serta berpikir kreatif bisa dikembangkan. varan-tawaran
tersebut
sangat rasional,
yakni
mengembangkan
kemam1
n siswa dengan pembiasaan berpikir kritis untuk membiasakan meneliti
sebuah
salah dan menganalisis berbagai solusi untuk menyelesaikan masalah
tersebu1
:ngan berbasis pada teori-teori yang rasional. Kemudian mereka juga
dilatih
1
.ik berpikir kritis dan kreatif. Dan ini bisa dimulai di jenjang sekolah
meneng
dengan melatih mereka dari masalah-masalah sederhana yang ada di
sekelili1
ya. 12
B.
11tifikasi Area dau Fokus Peuelitian
celitian akan dilaksanakan di sekolah MTs Negeri Tangerang II Pamula
Fokus penelitian adalah berkaitan dengan pengembangan metode
pembel:
an yang saat ini dirasakan kurang bisa merangsang siswa untuk
menge11
akan ide atau gagasan berkaitan dengan pennasalahan. Maka dapat
diidenti
1si beberapa masalah yaitu :
a.
Penguasaan konsep siswa sebelum melakukan pembelajaran metode pemecahan masalah
b.
Peningkatan penguasaan konsep siswa setelah melalui pembelajaran metode pemecahan masalah (problem solving).
c.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran metode pemecahan masalah.
C.
nbatasan Masalah tuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, malca
penulis
:mbatasi permasalahan pada :
l.
p,
gunaan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)
w
<meningkatkan penguasaan konsep siswa
9
2.
3.
Pt
igkatan penguasaan konsep sISwa dibatasi pada konsep sistem
p<
tj)asan pada manusia
M
de pembelajaran yang digunakan adalah metode pemecahan masalah
(p
>fem solving)
D.
·umusan Masalah ,am kaitannya dengan latar belakang
di atas, maka penulis
merumt
m permasalahan, "Apakah pembelajaran dengart metode pemecahan
masalal·
mblem solving) dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa tentang
sistem I
1apasan pada manusia secara signifikan?"
E.
:11aan Pcnelitian
I(,
ipun kegunaan dari penelitian ini diharapkan bermanfaat baik bagi dan peneliti. Bagi siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep
s1swa,
c1
mengen
:istem pernapasan pada manusia, keberanian siswa bertanya, menjawab
dan me
:mukakan pendapat, se1ia meningkatkan kerja sama siswa sehingga
dapat n
ingkatkan prestasinya. Bagi guru dapat meningkatkan keterampilan
pengem
1gan metode dalam proses pembelajaran melalui pembelajaran metode
pemeca
. masalah (problem solving), khususnya dalam pembelajaran biologi.
Sedangl
bagi peneliti dapat mencoba mengembangkan model pembelajaran
dalam p
belajaran biologi.
BABU KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Des
1.
psi Teoritis kikat Konstn1ktivisme Konstruktivisme sebagai suatu cam membangun pengetahuan Pengetahuan adalah abstraksi dari apa yang dapat diketahui dalan1 jiwa
orm
'ang mengetahuinya. Pada dasarnya pengetahuan tidak bersifat spontan,
mel
kan pengetahuan hams diajarkan dan dipelajari. Dengan kata lain
pen;
ihuan itu hams diusahakan. Awai pengetahuan terjadi karena
pan
idera berinteraksi dengan alam nyata. 1 Konstmktivisme
adalah salah
satu
filsafat
pengetahuan
yang
mer
lnkan bahwa pengetahuan kita adalah konstmksi (bentukan) kita
sern
. Von Glaserfeld dalam Paul Suparno menegaskan bahwa pengetahuan
buk
ah suatu timan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah
garr
ran dari dunia kenyataan ya11g ada. Pengetahuan selalu merupakan
akil
dari suatu konstmksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Ses
mg membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang
dipt
kan untul( pengetahuan. 2 Von Glaserfeld dalmn Tatang menyatakan konstmktivisme mempaka11
sua
Jandangan dan keyakinan terhadap suatu pengetahuan dengan asumsi
keb kett
daan realita tidak dapat diketahui sebagai suatu kebenaran dikarenakan . 3 itasan pengaIaman manus1a. Pengalaman seseorang tentang sesuatu
(sti
[us) menghasilkan konsepsi. Konsepsi seseorang berbeda dengan
kor
1si orang lain. Artinya dalam pembelajanm biologi seyogyanya
dist
tkan serangkaia11 pengalan1an bempa kegiatan nyata yang rasional atau
(Bandun 2
h. 18
ul Majid. Perencanaan Pe1nbelajaran "A1engernbangkan Standar Kon1petensi Guru", {emaja Rosdakaiya, 2006). Cet. Ke-2, h. 123 Suparno. Filsqf'at Konstruktivisme DalamPendidikan, (Yogyakarta : Kanisius, 1997),
11
dap:
imengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial dengan kata
lain
;it proses belajar siswa harus terlibat seeara langsung dalam kegiatan
nya Tobin dalam Tatang memaparkan pada dasamya, setiap individu mer
1dera, mengalami, dan meyakini fenomena
men
iseptualisasikannya ke dalam bentuk pengetahuan melalui asosiasi
(Zin!
dengan pengetahuan yang tela11 ada sebelumnya. Selanjutnya
peni
thuan antar individu tersebut dinegosiasikan pemahamannya sehingga
dipe
eh
dikt
1kan secara sosial. Oleh karena itu, pengctahuan memiliki dimensi
sos1,
fan tidak dapat dianggap sebagai hasil konstruksi individu semata.
Kan
tidak mungkin bagi individu untuk memisahkan pikirannya dari
dim
i sosial pengetahuan, maka konstruktivisme dapat dipandang sebagai
sepe
.gkat keyalcinan yang menyatukan aspek sosial dan kultural dari
bert
li segi. 4 Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar seorang guru
tidal
:anya menenkankan pada cara pembentukan pengetahuan pada diri
pese
didik, tetapi juga menekankan pada lingkungan sosial dalam
konsensus
men
1batani
disa
aikan.
konseptual.
tercapainya
Setiap
pemahaman
di sekitamya serta
pengetahuan
terhadap
dimediasi
pengetahuan
dan
yang
Seorang tokoh konstruktivisme sosial Vigotsky mengungkapkan penl
,nya faktor-faktor sosial dalam belajar. Selama belajar terdapat saling
pen1
1h antara bahan dan tindakan dalam kondisi sosial tertentu dan terlihat
jela:
peranan bahasa dalam belajar konstruktif. Hal ini sesuai dengan
pem
at Driver dalam Musahir menyatakan bahwa pengetalrnan dan
pen:
:ian dikonstruksi bila seseorang terlibat secara sosial dalam dialog dan
akti
alam percobaan-percobaan dan pengalaman. Dikatakan pula bahan
ruar
1
kon
:k dapat mempengaruhi pembentukan pengetahuan masing-masing
kelas tempat siswa belajar di sekolah sebagai sistem sosial yang
12
indi
LI.
Dengan demikian kognitif siswa berada diantara konteks individu
dan
ial. 5 Menurut Kenneth Semua pengetahuan itu dibangun. Maka, aspek
bud
dan sosial merupakan hasil konstruksi seseorang. Bagaimanapun
sese
ng dilahirkan di dalam suatu lingkungan sosial dan budaya, dimana
sem
objek ataupun peristiwa yang terjadi mempunyai maksud tertentu.
Mal
manusia tidak terlepas dari interaksi dengan komponen yang hidup
atau
l
tidak hidup. 6
Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan individu merupakan hasi
ari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalan1
sist<
kognisi individu. Dalam mempelajari konstruktivisme memandangnya
sebi
suatu proses sosial membangun pengetahuan serta dipengaruhi oleh
peni
Jlman awal, pandangan dan keyakinan siswa serta pengaruh guru. Berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan siswa, terdapat dua
fakt kon: keyi Pen1
kon: pern mer: men Bia> men di k1 peni pen1 ters( pcm baik
5 ~
6 ~
Project r-?_ 2000, h., 7
·r
>enting dan mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu 7 : Pertama, Gtmstone dalam Tatang mengemukakan bahwa sifat dari ksi pengetahuan individu sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan 1an yang telah dirniliki mengenai materi yang akan dipelajari. thuan dan keyakinan awal siswa dikenal sebagai label miskonsepsi atau si alternatif. Seringkali miskonsepsi ini dianggap sebagai penghambat 1man ilmiah siswa sekaligus juga landasan dan refleksi guru dalam ang pembelajaran. Siswa diajak untuk rnenginterpretasikan dan 1bungkan pengetahuannya dengan konscp ilmiah yang diajarkan. m terkandung beberapa pertanyaan pengarah yang rclevan dan serta liakan konteks yang familiar dimata siswa. Dalam ha! ini, pembelajaran i menekankan pada proses perubahan konseptual. Kedua, pengetahuan dan keyakinan mengenai pembelajaran, u·an serta penman siswa dan guru sebagai wujud proses membangun 1huan yang dipcroleh berdasarkan pengalaman sebelumnya. Hal t dapat meningkatkan pemahaman dan pengcndalian terhadap proses ajaran siswa sehingga dapat tercapai kualitas pembelajarnn yang lebih iswa dan guru dapat merubah pandangannya mengenai pembelajaran
1hir. Konstrutivisme dalam Pembelqjaran IPA. MAN 4 Jakmta, 2004, h. 3 ;eth Tobin et all. Research on Instructional Strategies for Teaching Science" A ·tional Science Teacher Association, Macmillan Publishing c:ompany, New York:
13
yani akti
asif menjadi pembelajaran yang realistik (pembelajaran yang lebih
Menurut Piaget pikiran manusia mempunyai s1:ruktur yang disebut sker Den
atau skemata Gamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif. menggunakan
skemata
itu
seseorang
mengadaptasi
dan
men
)ordinasi lingkungannya sehingga terbentuk skemata yang baru, yaitu
pros
asimilasi dan akomodasi. Selanjutnya Piaget berpendapat bahwa
sker
a yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itulah yang
dise
pengetahuan. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya
sese
ng mengintegrasikan informasi (persepsi, konsep, dan sebagainya) atau
pent
unan baru ke dalam struktur kognitif (skemata) yang sudah dimiliki
sese
ng. Akomodasi adalah proses restrukturisasi skemata yang sudah ada
sebz
aldbat adanya informasi dan pengalaman baru yang tidak dapat secara
Jang
ig diasimilasikan pada skemata tersebut. Hal itu dikarenakan informasi
baru
rsebut agak berbeda dengan atau sama sekali tidak cocok dengan
sker
>yang telah ada. 8 Konstruktivis menyatal(an bahwa semua pengetahuan yang kita
perc
adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan
tran:
: pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipil.
Ma1
tidaklah mw1gkin mentransfer pengetahuan karena setiap orang
men
hgun pengetahuan pada dirinya. 9 Pengetahuan bukanlah suatu barm1g yang dapat ditransfer begitu saja
dari
kiran yang mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum
men
:nyai pengetahuan. Bahkan bila seorm1g guru bemmksud mentransfer
kon:
, ide dm1 pengertiannya kepada seorang murid, pemindahan itu hams
di in
1retasikm1 clan dikonstruksikan oleh si murid le:wat pengalmnannya.
Ban
J1ya siswa yang salah menm1gkap apa yang di
mer
ukkan bahwa pengetahuan itu tidak dapat begitu saja dipindahkan,
' F PembelaJ
:i A. Siroj. C~ara Seseorang Men1peroleh Pengetahuan dan Jn1plikasinya Pada n Matematika, Portal Informasi Pendidikan Di Indonesia,
\,H..,.//,.,,.
d,....,.,.Jiln·v:.0 ,..,.,, irl/f.11·no:::.T/A'l/r.,crh,_,,_cirni 1-.n-.-.
r1;,.,,.1~<>m
n<>rh> t,,1-.n-n-<>l 0 l<>-n ')flf\'7 h
1.
14
mel<
:an harus dikonstruksikan atau paling sedikit diinterpretasikan sendiri
oleh
wa. Hintzman dalam Muhibbin Syah dalam bukunya The Psychology of
Leai
ig and j\Jemory berpendapat Learning is a change in organism due to
expi
nee which can affect the organism's behavior. Artinya belajar adalah
suat
1erubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
dise
ikan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
org~
!ne tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, peruballan yang
ditir
ilkan oleh pengalan1an tersebut dapat dikatakan belajar apabila ngaruhi organisme 10
men
Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan bela insti
dalam tiga macam rumusan, yaitu : rumusan kuantitatif, rumusan ional, dan rumusan kualitatif. 11
'Secora kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan ;gisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta anyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut apa banyak materi yang dikuasai. Secora institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai ses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas teri-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan wa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. f1rannya semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula tu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian belajar secara kualiatat!f (tinjauan mutu) ialah ses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pcmahan1ai1 serta cara-cara nafsirkan dnnia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertiai1 ini Dkuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas .uk mernecahkan masalah yang kini clan nai1ti dihadapi siswa. IHakikat clan mekanisme belajar tidak bisa dilepaskan dari pandangan
kon
!ktivisme tentai1g hakikat pengetahuan. Pengetalman adalah konstruksi
kog
tf seseorang ~
tentang kenyataan. Pengetahuan bukanlah kenyataan itu
melainkan akibat dai·i proses bagaimana seseorang itu menjadi tahu.
Ber
lk dari hakikat pengetahuan seperti itu, belajai· menurut pandangan
10
1ibbin Syah. Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja ,.,r-.n
A"\
l_
At\
15
kon
1ktivis adalah proses kognitif yang dilakukan pembelajar untuk
mer
:ntuk dan mengembangkan kapabilitas baru yang diperlukan dalam
upa:
beradaptasi dengan lingkungan, baik lingkungan internal maupun
eks1
al berdasarkan pengetahuan awal atau pengalaman yang dimiliki
seb(
nnya. 12
hub
Von Glaserveld membedakan tiga level konstruktivisme berdasarkan ,an antara pengetahuan dengan kenyataan meliputi 13 :
a.
Konstruktivisme
radikal
mengesampingkan
hubungan
antara
pengetahuan dan kenyataan sebagai kriteria kebenaran. Pengetahuan dipandang sebagai pengaturan suatu objek yang dibentuk oleh individu, sejauh kemampuan dan terlepas dari realita kebenarannya. b.
Konstruktivisme realisme-hipotesis memandang pengetahuan sebagai hipotesis dari suatu struktur kenyataan serta mengalami perkembangan menuju kebenaran yang sebenamya.
c.
Konstruktivisme biasa memandang pengetahua11 sebagai gambaran yang dibentuk individu mengenai kenyataan suatu obyek.
Bettencourt dalam Paul Suparno menyebutkan beberapa ha! yang dapat mer
tasi proses konstruksi pengetahuan manusia, antara lain konstruksi kita
yan1
ma, domain pengalaman kita, dan jaringan struktur kognitif kita. Hasil
dan
oses konstruksi pengetahuan kita yang lampau dapat menjadi pembatas
kon:
:ksi pengetahuan kita yang mendatang. Unsur-unsur yang kita
abst
sikan dari pengalaman yang lampau, cara kita mengabstraksi dan
mer
:ganisasikan konsep-konsep, aturan main yang kita gunakan untuk
mer
ti
peni
1huan berikutnya. 14
12
dan Peng 13
sesuatu,
semuanya punya pengaruh terhadap
pembentukan
adi. Implementasi Model Konstruktivis Dalam Pembelajaran JPS, Jurnal Pendidikan an !KIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003, h. 83 ing Suratno. Constructivisrn and Science Education. (Bandung: Universitas .,,rl,.,...,.,.,.,;,, '1fl/)f,;\ h ')
16
Dalam perspektif konstruktivisme, proses pembelajaran merupakan prm
membangun ulang/rekonstruksi pengetahuan. Layton dalam Tatang
mer
akan bahwa proses membangun pengetahuan ilmiah harus bersifat
use.f
(bermanfaat) dan mengarah pada hal-hal yang praktis. Layton
mer
mtnya sebagai "cognition in practice".
pem
ajaran konstruktivisme seperti yang dikemukakan oleh Layton dapat
dilil
pada gambar I. di bawah ini. 15
Pen1 hu: seh: ha
Proses pendidikan di kelas
Pengetahu an ilmiah
Secara sederhana, proses
Proses penterjemah an/kaji ulang
Pengetahuan untuk kegiatan praktis dalam situasi spesifik
Pengetahuan lain/pertimbangan
Gambar 1. Proses Membangun Pengetahuan Ilmiah (Layton, dalam Tatang, 2007)
Menurut prinsip konstruktivis, seorang peng3c1ar atau guru berperan seb<
: mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid
berj
1
beh
Ja tugas sebagai berikut :
a.
nyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung ab dalarn rnembuat rancangan , proses, dan penelitian. Karena itu, jelas mberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utarna seorang guru nyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang ngintahuan murid dan mernbantu rnereka untuk rnengekspresikan :asan-gagasannya dan rnengkornunikasikan ide ilmiah rnereka. nyediakan sarana yang merangsang s1swa berpikir secara produktif. nyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling rnendnkung
b.
dengan baik. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam
17
ses belajar siswa. Guru harus menyemangati s1swa. Guru perlu 11yediakan pengalaman konflik. monitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si murid tn atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah tgetahuan murid itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang kaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan 'd 16 n.
c.
b.
ristruktivisme dalam pembelajaran IPA
Sains atau ilmu pengetahuan alan1 adalah ilmu yang mempelajari tent
fenomena yang terjadi di alam. Dalam sains, fenomena-fenomena
alm1
ii diterangkan berdasm·kan kepada fakta yang ada. Tak jarang sains bisa
dib1
km1 dengan melakukan percobaan-percobaan sederhana yang bisa
dila
:an di sekolah, rumah atau halaman sekolah. l 7 Selama ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di
sek<
1-sekolah masih didominasi oleh pandangan bahwa belajar adalah
mer
lfal fakta-fakta (rote learning). Kelas masih berfokus kepada guru
seb:
i sumber utama informasi atau pengetahuan dan pcnggunaan metode
cer2
h menjadi pilihan utama guru dalam proses belajar mengajar. 18 Pembelajaran
konstruktivisme
memberikan
pengalaman
yang
berl
ungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau ra11cangan
keg
.n disesuaikan dengan gagasan awal siswa dengm1 maksud agar siswa
mer
:r!uas pengetahuan mereka tentang fenomena dan diberi kesempatan
unt1
nerm1gkai fenomena, sehingga siswa terdorong 1mtuk membedakm1 dan
mer
lukan gagasa11 tentang fenomena yang mena11tang. Pengetalmm1 seseorang dapat mengalami perubahan jika sudah melalui
pro:
belajar dan pengalaman. Ini berhubungan dengan adanya perubahan
kon
tual pada diri siswa ketika berhadapa11 dengan konsep barn. Disinilah
per:
proses belajar sa11gat mendukw1g adanya perubahan konseptual pada
diri
wa.
'"
17
Konstru) 18
] Suparno. Filsajat Konstruktivisme Da/amPendidikan, Op Cit, h. 66 naspriyanto Ram Ii. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode ime dalam Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. I No. 2 Oktober 2006, h. 49
18
Perekayasaan
proses
pembelajaran
dapat
didesain
oleh
guru
sede
dan rupa. Idealnya kegiatan untuk siswa pandai harus berbeda dengan
kegi
11
Jem:
:msep yang sama karena setiap siswa mempunyai keunikan masing-
mas
. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pendekatan, , dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan. 19
met•
untuk siswa sedang atau kurang walaupun untulc memahami satu
Hubungan individu dengan lingkungan yang baik akan menghasilkan Icon
yang kondusif dalam proses belajar. Belajar dengan suasana yang
meu
rnng akan menciptakan atau mengalami proses perkembangan diri
sec2
terns menerus. Sehingga proses belajar akan terns turnbuh pesat dan
mer
ami kemajuan yang signifikan. Untuk memperoleh keadaan yang demiki<m itu, temyata perlu
did1
ng dengan bimbingan yang optimal dari guru, orang tua, teman dan
seb1
inya. Terlebih guru sebagai seorang pengajar tidak hanya dituntut
mer
nsfer ilmu belaka terhadap siswa, namun memberikan solusi-solusi
bag
;wa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Disini guru bukan semata
seb1
i sumber ilmu tetapi juga sebagai fasilitator bagi siswa yang
mer
lukan bimbingan yang intensif. Bertitik tolak dari sinilah seorang pengaJar harus kompeten dan
pro:
onal dalam melakukan kegiatan mendidik atau cara mengaJar yang
bail
)engan mendidik atau mengajar, seorang guru atau pengajar akan
me1
.h metode melalui pendekatan pembela,jarnn yang tepat dan menarik,
dal:
arti disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang akan
diaj
an serta melibatkan keaktifan secara fisik, intelektual dan emosional
ses1
dengan tingkat perkembangan siswa. Konstruktivis dikembangkan dari ide Piaget bahwa siswa akan
nm
myai pengalaman belajar jika mereka aktif berpartisipasi. Shapiro
dal:
Munaspriyanto Ramli meyatakan bahwa di dalam kelas yang
me
.plikasikan metode konstruktivis, siswa mempunyai sifat dan prilaku
sep
saintis. Siswa membangun hipotesa, mengumpulkan data dengan
19
me]
tkan percobaan atau observasi, dan membangun konsep berdasarkan ;a dan fakta yang mereka peroleh. 20 Teori belajar konstruktivisme memandang anak sebagai makhluk yang
akti
lalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan melal.ui interaksi dengan
linf
1gannya. Guru yang dipandang sebagai fasil itator dalam proses
perr
lajaran seyogyanya mengetahui tingkat kesiapan anak untuk menerima
pel<
m, termasuk memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tahap
per!
1bangan anak. 21 Esensi dari teori pembelajaran konstrutivistik adalah bahwa s1swa
han
:ecara individu menemukan (discovery) konsep-konsep atau informasi
yan
rnmpleks dan mengorganisasikannya dalam benaknya untuk jadi
mili
fa sendiri atau pemilikan konsep (concept attainment). 22 Gunstone dalam Tatang mengemukakan bahwa proses pembelajaran
kon
tktivisme dikatakan baik bila siswa dapat melakukan hal-hal sebagai
beri
23 .
Dapat mengintegrasikan (integrating) secara tepat apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui dan diyakini siswa; Memperluas (extending) cakupan mengenai apa yang sedang dipelajari ke dalam konteks yang berbeda; dan Memonitor (monitoring) proses pembelajaran sekaligus progresi berkenaan dengan tugas dan tujuan yang sedang dilakukan oleh siswa selama pembelajarnn.
nsip konstruktivisme melandasi pembelajaran IP A apabila : 1)
2)
1getahuan itu dibangun/dikonstmk oleh pikiran anak sendiri. Bermti 1getahuan tidak dapat dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran anak. aklah yang harus aktif mengkonstruk pengetalman tersebut. wa dalam mengkonstruk pengetahuannya hingga te1jadi perubahm1 isepsi dari konsep yang belum scsuai dengan konsep ilmiah menjadi uai dengan konsep ilmiah.
20
~aspriyanto
21
Pembelq
n)zah. Pe1nbelajaran Maten1atika Menurut Teori Belqjar Konstruktivisme. Dalam :likan dan Kebudayaan edisi 40, Balitbang - Depdiknas, h. I giran. Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui n Konstruktivistik Model Kooperatif Berbantukan Modul, Jurnal llmu Pendidikan ,
1;1;r1 l'l
"'"' .. 1
Jurnal Pf 22
Ram Ii. Op Cit, h. 51
Roh••nnr;
")f\(lh.
1-.1.n 'Jh.
20
3)
4)
5)
c.
ik pada saat masuk di kelas sudah memiliki pengetahuan awal. Tentang sep yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari maupun dari sekolah elumnya. ~n guru hanya membantu menyediakan sarana dan menciptakan situasi 1dusif agar proses pembentukan pengetahuan siswa dapat terjadi dengan :!ah (guru sebagai arsitek kelas). ajar dalam bentuk kooperatif dapat mempermudah bagi siswa dalam 1gkonstruk pengetahuannya. Sebagai indikator bahwa belajar dalam tuk kooperatif dikatakan berhasil apabila diantara individu dalam )!11poknya te1jadi interaksi fisik, kognitif, dan verbal yang dinamis rm merumuskan kesimpulan kelompok. 24
igkah-Langkah Pembelajaran konstruktivisme
Untuk mengaplikasikan metode konstmktivis dalam kelas sains, guru dih<
ikan mampu memahami dan melaksanakan langkah-langkah dalam
met·
konstruktivis. Alters dalam Munaspriyanto memberikan ilustrasi
tent
Langkah-langkah tersebut yaitu25
a.
narik perhatian
:
am tahapan ini guru memberikan gambaran singkat tentang sebuah ~mena
b.
dan menanyakan pengalaman anak tentang fenomena tersebut.
diksi pribadi la tahapan ini siswa diberikan kesempatan untuk membuat prediksi '.ang percobaan yang akan dilakukan
c.
diksi kelompok ru mengajak anak untuk membuat kelompok kecil dan berdiskusi di
im kelompok untuk membuat prediksi kelompok. Kemudian masingsing kelompok diharapkan menyampaikan prediksi mereka. d.
cobaan adalah salah satu bagian terpenting, karena pada bagian ini anak akan lakukan sendiri percobaan mereka. Mereka akan melakukan percoban uk menguji hipotesis mereka, dan mengobsenrasi apakah prediksi reka akurat atau tidak.
21
e.
kusi kelompok elah melakukan percobaan, anak didik diajak untuk berdiskusi dalam ~mpok
mengenai hasil percobaan mereka. Mereka berdiskusi apakah
diksi mereka akurat atau tidak dan mengapa itu bisa te1jadi. f.
>oran kelompok sing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka. l
g.
bermacam alasan yang mendukung hipotesa dan konsep mereka.
jelasan a tahapan ini, guru menyampaikan penjelasan singkat tentang teori konsep yang mendasari percobaan serta juga mengoreksi sekiranya lapat kesalahpahaman siswa.
h.
ikasi
.a tahap ini, guru mengajak murid-murid untuk berpikir tentang apa g bisa mereka lakukan untuk mengembangkan percobaan yang tadi ;rjakan atau menjelaskan fakta lain mengenai percobaan yang mereka 1kan. 2.
nbelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Seorang pengajar yang profesional dituntut mampu menciptakan
situ;
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu
mer
rong
motivasi
dan
minat
belajar
dan
benar-benar
mampu
mer
Tdayakan peserta didik dalam artian peserta didik tidak hanya man1pu
mer
isai pengetahuan yang diajarkan, tetapi pengetahuan tersebut telah
mer
i muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan
sehi
1aii dan yang lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar
cara
!ajar dan mampu mengembangkan dirinya. Slavin dalam Pertly Karuru mengungkapkan pendekatan konstruktivis
dale
pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas
dasi
:eori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
22
kon
-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-
kon
itu dengan temannya. 26 Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai pembelajaran dimana
pan
swa beke1ja sama di dalam kelompok-kelompok yang heterogen untuk
mer
mi suatu tujuan dari pembelajaran. Pembelajaran kooperatif menjadi
bag
yang terpenting di dalam mengjaar ilmu pengetahuan. 27 Penerapan model kooperatif didasari pada koreksi atas pembelajaran
trad
111al dan temuan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu
mer
:katkan efektivitas pembelajaran.
mer
1nyai tingkat keberhasilan yang lebih rendah daripada pembelajaran
akti
engan para siswa memecahkan pe1masalahan, rnenjawab pertanyaan,
mer
uskan pertanyaan milik mereka sendiri, mendiskusikan, menjelaskan,
berc
1t,
Pembelajaran
teacher-centered
atau brainstorming sesama teman kelas, dan cooperatiflearning. 28
Menurut Johnson dalam Barokah Santoso cooperatif learning adalah keg:
n belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan
bek1
sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik
pen:
iman individu maupun kelompok. 29 Model pembelajaran yang
kan mengkondisikan siswa dalam suasana belajar yang kondusif. Menurut Davidson dan Worsham dalam Supraptama yang dimaksud
coo,
atif learning adalah model pembelajaran yang sistematis dengan
mer
ompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran
yan,
:fektif yang mengintegrasikan keterampilan so:;ial yang bennuatan
akai
iis. 30
26
Koopera dan Keb1 27
Heterogr. a Co/leg• 2000, h. 28 29
Bahasa l 30
]y Karuru. Penerapan Pendekatan Ketera111pilan Proses dalatn Seling Petnbelajaran 1pe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Be/ajar IPA Siswa SLTP. Jurnal Pendidikan :aan, No. 045, Tahun Ke-9, November 2003, h. 792-793 tt B. Watson&James E. Marshall Effects of Collaborative Incentives and Us Arrange111enl on Achieve111ent and Interaction ofC001;eratove Learning Groups in 'i? Science Course. Journal Research in Science Teaching Vol. 32, No. 3 PP 291-299, ~iran., Loe C'it. Dkah Santoso. Cooperat({Learning 'f>enerapan TeknikJigsa:i-v dalanz Petnbelajaran
nesia di SLTP, Buletin Pelangi Pendidikan, Volume 1 No. 1Tahun1998/1999, ha!. 6 raptama. Meningkatkan Motivasi Be/ajar Sisrva dalam Mata Pelajaran Geografi cfpJ.ntnn rnnnPrntif/,p1u·nino
R11IPtin PPlanP-i Pencliclik:in_ Vnh1me 4_ Nn_ I 'f'ah11n
23
Cooperative learning merupakan suatu teknik instruksional dan filo~
pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan siswa untuk
bek1
sama dalam kelompok kecil, guna memaksimalkan keman1puan
bela
1ya, dan belajar dari temannya serta memimpin dirinya. 31 Dalam strategi ini diharapkan siswa berperan secara aktif, reflektif dan
sali1
11enghormati dalam setiap proses untuk mencapai keberhasilan dalam
bela
Oleh karenanya untuk membangun model kooperatif harus dimulai
dari
isiatif, dan kepedulian guru terhadap kondisi nyata siswa untuk
kern
an mengnbah hal-hal yang menghambat berlangsungnya suatu proses
pern
ajaran. Tentu yang diharapkan dari penerapan model tersebut tidak
han:
:neningkatkan
dap1
11emacu penguasaan siswa terhadap materi ajar, dan belajar mengajar
me!;
ke~ja
sama secara bertanggung jawab, tetapi juga akan
kelompoknya. Meskipun mengutamakan kegiatan pembelajaran dalam kelompok,
narn Beb 1.
2. 3.
4.
5.
31
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. pa ciri yang harus tampak dalam cooperative learning adalah
32
:
Positive interdevence, anggota kelompok berkewajiban bekerjasama satu sama Iain untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan pada usaha setiap anggotanya. Dalam ha! ini setiap anggota kelompok memiliki nilai sendiri. dan nilai kelompok; Individual accountability, semua anggota suatu kelompok turut bertanggungjawab untuk melakukan tugasnya; Face-to.face promotive interaction. setiap kelompok hams cliberi kesempatan untuk bertcmu muka dan cliskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan sinergi yang mcnguntungkan semua anggota; Appropriate use of coolaborative skills, para siswa cliclukung dan dibantu untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan kepemimpinan, pengambilan keputusan, pengendalian konflik; clan Group processing, anggota regu menetapkan tujuan kelompok, dan pacla waktu te1ientu menilai apa yang mereka lakukan dan merumuskan apa yang mesti mereka ke1jakan se!anjutnya.
i'vlelalui i
ni Suasti, dkk. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP ifikasi Cooperatif Learning Model Jigsmv, Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tahun 26,
n,..,.,,......... i....,
(\'):
i..
'l')r.
24
Menurut pen
Ibrahim
dalam
lajaran kooperatif, yaitu 33 Siswa dalam bersama;
Gerardus
Weruin,
ada
tujuh
dasar
:
kelompoknya merasa
sehidup
sepenanggungan
Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya; Siswa di dalam kelompoknya mempunyai tujuan yang sama; Siswa membagi tugas dan timgggung jawab yang sama diantara anggota kelompok; Siswa akan mendapat nilai atau penghargaan untuk semua anggota kelompok; Siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama; dan Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa untl
belajar
berpikir,
memecahkan
masalah,
dan
belajar
untuk
mer
olikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada siswa
yan.
membutuhkan dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan
pen
tlmannya kepada orang lain dalam kelompoknya. Siswa diharapkan
mar
1
mer
mt koneksi antara pengalaman mereka dalam diskusi kelompok, diskusi
ant~
celompok dalam membangun pengetahuan
pen
ihan masalah.
belajar merefleksi terhadap proses pemikiran mereka sendiri dan
tentang materi maupun
Pembelajaran kooperatif dapat sating menguntungkan antar siswa yang beq
:tasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi bekerja bersama-sama
dal!
mengerjakan tugas-tugas dari guru, siswa yang berkemampuan tinggi
dap
nenjadi tutor bagi siswa yang berkemampuan lebih rendah.
33
http://.pe '\{\f\''1
t.
ardus Weruin. Menggagas Pen1belajaran Bahasa Indonesia yang l/un1anis, nakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=l45235. yang direkam pada 29 Nov
25
Tabel 1. Langkah-langkah pembclajaran kooperatir3 4
FASE Fase 1 Menyar siswa
KEGIATAN GURU
tikan tujuan dan memotivasi
Fase 2 Menyaj
n informasi
Fase 3 Mengo1 kelomp
1isasikan siswa ke dalam kelompok belajar
Fase4 Memba belajar Fase 5 Mengel
materi
Fase 6 Memb<
an penghargaan
kerja kelompok dalam
•
Pembelajaran
dimulai
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan info1masi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrnsi) atau teks. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan mernbantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyaj ikan hasil-hesil 2ekerjaan mereka. Gum memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok . dengan
guru
menyampaikan
tnjuan
pen
Jajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase diikuti siswa dengan
pen
ian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya
sis'
dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan
gur
ada saat siswa beke1jasama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir
dar
~mbelajaran
me
tes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap
usa
usaha kelompok maupun individu.
kooperatif yaitu penyajian hasil akhir ke1ja kelompok, dan
Esensi dari cooperative learning adalah tanggung jawab individu sd
;us
kelompok,
sehingga
dalam
diri
s1swa
terbentuk
sikap
ket
antungan positif (posit if interdepence) yang menjadikan kerja kelompok
26
berj
1 optimal. 35 Keadaan ini dapat mendorong siswa dalam kelompoknya
bela
bekerja, dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai
deni
selesainya tugas-tugas individu dan kelompok. Oleh
karena itu
indi
u dalam kelompok tidak menjadi "penumpang gelap, pasrah" kepada
tern:
asal namanya tercantum sebagai anggota kelompok.
3.
engertian Penguasaan Konsep Hakikat tujuan IPA adalah untuk menghantarkan s1swa menguasai
kon:
,konsep IP A dan keterkaitaimya untuk dapat memecahkan masalah
terk:
dalam kehidupan sehari-hai·i. Kata menguasai disini mengisyaratka11
bah1
pendidikan IPA harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing)
dan
tfal (memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainka11 hams
men
ika11 siswa untuk mengerti da11 memahami (to understand) konsep-
korn
tersebut dai1 menghubungkan keterkaita11 suatu konsep dengan konsep
lain. Mata pelajara11 biologi terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep da11 prm
·prinsip. Dalam hubungannya dengan penguasaa11 konsep biologi pada
s1s\\
yang paling penting untuk diperhatika11 dalai11 proses pengajaran
biol•
adalah bagaimana siswa membentuk konsep dalam pikirannya. Biologi berkaitai1 dengan cara mencai·i tahu dan memahami tentang
alan
ocara sistematis, sehingga pembelajaran biologi buka11 ha11ya untuk
peni
saa11 kumpula11 pengetahuan ya11g bempa fakta-fakta, konsep-konsep,
prm
·prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pen•
tlcan biologi diharapkai1 dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
men
lajaii dirinya sendiri da11 alam sekitarnya. Konsep merupakan suatu abstraksi ya11g menggambarkan cm-cm,
kara 35 36
r atau atribut yang sama dai·i sekelompok objek dari suatu fakta, baik )kah Santoso. Loe Cit. 1yudi, Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, Balitbangi/nnuu1 rlPnrlilrn::\Q an irl i11rn::11/1.h/tino-l-::1t::in nP1n::ih:Hn::tn c.:.i<.:vJ::t htm rli::tk-<.:.P<.: ?fl
27
mer
Jean suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang
mer
dakannya dari kelompok lainnya. 37 Konsep merupakan buah pemikirau seseorang atau sekelompok oraug
yan:
:inyatakan dalau1 definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan
me!
ti prinsip, hukum, dau teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pen:
nnan, melalui generalisasi dau berpikir abstrak. Kegunaan konsep
untt
nenjelaskan dan meramalkan. 38 Konsep menunjukkan suatu hubungan
auta
~onsep-konsep
Jaw:
11
manusia terhadap pertanyaau-pertanyaan yang bersifat asasi tentang
mer
ia
suatu gejala itu bisa terjadi.
yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraau atau
Suatu fakta dalam biologi menau1pilkan adanya konsep-konsep, hub
;an antar konsep yang membentuk prinsip-prinsip, dau ditemukannya
atau
;rlakunya hukum-hukum atau teori-teori yang mengatur kehidupan
suat
1akhluk hidup. Jadi, belajar konsep merupakau hasil utama pendidikan,
kare
menurut Ratna Wilis Dahar dalam Nuryani bahwa konsep merupakan
dasi
agi proses-proses mental ym1g lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-
prm
dau generalisasi-generalisasi. 39 Konsep dasar ym1g telah dimiliki oleh siswa dapat dijadikan konsep
acrn
mtuk dapat menjelaskan konsep yaug baru didapatkan oleh siswa. Dari
kon
awal inilah siswa dapat melakukan generalisasi atas konsep yang bm·u.
!nil<
:alah satu teori belajar konstruktivisme, dimana pcngetahuan seseorang
adal
hasil dari bentukan (konstruksi) sendiri berdasarkan pengetahuan awal
yan:
imiliki. Dengan pengetahum1 awal yang dimiliki ini, diharapkan siswa
clap;
1emecahkan permasalahan yang ada. Pengaturan kegiatau kognitif merupakan suatu kemahirm1 tersendiri,
orar
rang mempunyai kemahiran ini, mampu mengon1rol dan menyalurkan
akti
tS
mer
atkau perhatian, bagaimaua belajm-, bagaimMa dia menggaJi dari
37 38 A
h
'71
kognitif yang berlaugsung dalam dirinya sendiri. Bagaimana dia
yani Rustaman, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit, h. 51 iful Sagala. Konsep Dan Makna Pembelqjaran, (Bandung : Alfabeta, 2006), Cet. Ke-
28
r~~~;~AK~v~.h~~~~~~~-·-) ._I_. UIN ~lllf~_:l~~l\H~~-J mgi
, bagaimana dia menggunakan pengetahuan
khu
nya bila menghadapi masalah. 40
yang dimilikinya,
Keman1puan yang termasuk ranah kognitif oleh Bloom sebelum dire
i dikategorikan ke dalam enam jenjang, yakni 41
:
Tabel 2. Kemampuan Ranah Kogniltif oleh Bloom lutdikator
Kemampuan
No
L
I
tan (knowledge/recalling)
2.
F
ahaman (comprehension)
3.
F
~rapan
4.
}
lisis (analysis)
5.
''
esis (syntesis)
6.
E ,uasi (evaluation)
Faktor-: 1.
(application)
Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, kesimpulan. Pemahaman terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, antardata, sebab-akibat, dan penarikan kesimnulan. Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian atau gagasan, menunjukkan hubungan antar bagian: Menggabungkan berbagai info1masi menjadi satu kumpulan atau konsep , meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi sesuah1 yang barn. Mempertimbangkan dan rnenilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat.
:or yang mempengaruhi tingkatan pemahaman siswa adalah : Tingkat usia Pada tahap usia SD, kebanyakan pemahaman mereka ditekankan pada tingkatan hafalan (rote learning), tanpa tekanan untuk rnenjelaskan rnengapa atau bagaimana. Sedangkan pada tahap usia SLIP maupun SMU, pembelajaran haruslah dipusatkan pada pemberdayaan
40
ul Majid. Op Cit. h. 74
·ll
1~rl '!nfuo;in
rlld:- f.'"rd11n\';
Pornh1>lnin1vrn
IPA
RPrhn
fTHk::trt::i ·
29
2.
3.
(empowerment) siswa untuk mencapai tingkatan pemahaman yang lebih tinggi yaitu pemahaman relasional. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) Pemilihan terhadap penggunaan pendekatan sangat mempengaruhi pemahaman siswa. Jika kita mengharapkan pembelajaran yang menekankan kepada pencapaian tingkat pemahaman siswa yang lebih tinggi atau pembelajaran bermakna bagi siswa, kita harus dapat memilih dan menggunakan cara-cara atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar. Dengan demikian akan tercapai tujuan akhir pembelajaran. Motivasi siswa Siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga, keompok pertama adalah kelompok siswa yang benar-benar ingin belajar (willing to learn), lngin memahami apa yang akan dipelajari sel.ama proses belajar. Kelompok ini mempunyai motivasi internal yang sangat tinggi. Kelompok kedua adalah kelompok siswa yang hanya ingin nilai terbaik (to gain a good mark). Siswa di kelompok ini biasanya punya !notivasi dan tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses KBM, namun Jabil. Dan kelompok yang ketiga adalah kelompok siswa yang sekedar ikut sekolah (to have Jim at the school) atau lebih populernya kelompok penggembira. Bagi mereka yang pcnting adalah masuk sekolah dan naik kelas. 42 Tingkatan pemahaman dan faktor yang mempengaruhinya merupakan
sala
~tu
terh
j) tingkatan pemahan1m1 dan faktor yang mempengaruinya cenderung
w1tL
inenghasilkm1 proses KBM yang kurang ben112Jma bagi siswa dan
akhi
ra tidak bisa menghantarkan siswa untuk menguasai konsep-konsep
IP A
tta penerapannya dalam kehidupm1 sehari-hari.
tugas seorang guru dalam menjalankan tugasnya, pengabaian guru
Kemngka Teori Penguasaan Konsep 1sep adalal1 hasil dari pemikiran seseorang yang dimnbil dari saJian fakt mer
peristiwa,
dan
pengalaman.
Dengan
konsep
seseorm1g
dapat
iskan atau mendeskripsikan suatu fakta atau gejala yang te1jacli. Tujuan IPA secara umum adalah agm· siswa mc:mahfilili konsep IPA
dan
:terkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan
tent
: almn sekitar W1tuk mengembangkm1 pengetahuan tentm1g proses alam
30
seki
mampu menerapkan berbagai konsep untuk menjelaskan gejala alam
dan
mpu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalab
yan1
lemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam biologi, konsep sangat diperlukan untuk menjelaskan suatu
met•
untuk menjadikan siswa tidak hanya menguasai konsep yang telah
ada,
api siswa harus dapat mengatasi suatu permasalaban yang dihadapi
den!
menggunakan konsep yang telab ada. Selain itu, dalam proses
pem
ajaran yang ada, diharapkan siswa dapat menerapkan se1ia menjelaskan
kete
bw1gan antar konsep yang satu dengan konsep yang lain. Penguasaan konsep merupakan penguasaan terhadap abstraksi, fakta,
keja
n, peristiwa ataupun objek-objek yang saling berhubungan. Dalam hal
Inl
u berperan penting untuk mengetabui tingkat pemahaman siswa
terh:
p konsep. Karena tidak jarang guru sering menemui siswa-siswanya
yan1
~rgolong
suat
ermasalaban berkaitan dengan materi secara sistematis. Hal ini dapat
dika
an bahwa siswa tersebut baru sekedar tahu, tetapi belum menguasai
bern
;ntamg konsep yang terkait dengan pertanyaan.
B.
pandai berdasarkan nilai tapi tidak mampu menyelesaikan
mn Teori Rancangan-rancangan Alternatif atan Desain-desain crnatif Intervensi. Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Menurut Suyitno pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan
fayanan terhadap keman1puan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan
pes<
. didik yang beragam agaU" te1jadi interaksi optimal antara guru dengan
sisv
:e1ia antara siswa dengan siswa. Menurut Suhito agar tujuan pengajaran
dap
ercapai, guru hams man1pu mengorganisir semna komponen yang satu
den
: yang lainnya agar dapat berinteraksi sccara harmonis. Salah satu
kou
nen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi
dan
;tode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi,
31
sisV\
:Ian konteks pembelajaran. Sehingga dituntut guru dapat memilih
met<
pembelajaran yang cocok dengan materi atau bahan ajar. 43 Metode dibedakan daii pendekatan. Pendekatan (approach) lebih
men
mkan pada strategi dalam perencanaan. Sedangkan metode (method)
lebi!
whekankan pada teknik pelaksanaannya. 44 Metode dapat digunakan
untt
merealisasikan beberapa pendekatan. Metode imi dirancang untuk
men
1ai keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Problem solving berasal dari bahasa Inggris yang berarti pemecahan mas
1.
mer
.kan suatu proses yang menghasilkan pelajaran barn. Hal ini dapat
dip2
ni bahwa jika sisw;i ditempatkan pada situasi masalah, dan dalam
mer
ukan solusi tentang masalah tersebut mereka melakukan proses
beq
r dengan sejumlah hipotesis dan penerapan kemampuannya. Jika
mer
. menemukan kesesuaian antara hipotesis dengan permasalahan yang
ada.
naka mereka dapat menemukan pemecahan masalah sekaligus
mer
. . sesuatu yang baru. 45 :IaJan
Gagne dalam Yurnetti, mengemukakan bahwa problem solving
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah salah satu met
: yang menganjurkan siswa belajar mengolah berbagai tipe masalah
unt1
menemukan atau membangun solusi yang tepat terhadap pemecahan
n1a~
h yang dihadapi. Metode ini menganggap bahwa siswa adalah orang
yan pe11
43
pembela maten1at 44 45
Chapter Dasar d Negeri I
"
epat untuk memecahkan masalah, karena dia bisa menjawab setiap . kan guru. 46 raan yang ditanya
://www.mathematic.a·ansdigit.com/index.php/mathematiG::]Qurnal/modeln-creative-problem -solving-dengan-video-compact-disk-dalam-pen1_belaiaran' "' html yang direkam pada 25 Juli 2007,·h. 2 :yani Rustaman, dkk. Stra/egi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit, h. 92 rnetti. Pembelajaran Mela/ui Pendekalan Problem Solving Berdasarkan Tugas >or/ dan Kegiatan laboratorium Sebogai Sumber Be/ajar Dl>lam Mata Kuliah Fisika "Usan Fisika FM!PA IK!P Padang, dalam Laporan Penelitian, FMJPA Universitas ng, 2000, h. 8 .. ., ,...._,._
~
,,.., ___ ~ __ ._/ n .. -1..1- ... C"-1 •. :.~~
~J~#l~,..,A
J,-,.,.,.,..,,,1
l)a.c"""',.,..h nfPrhH•J:&finn
32
Pada hakikatnya masalah adalah kesenjangan antara tujuan yang diin
kan dengan kondisi yang ada untuk meraih tujuan yang diharapkan. 47
Situ
yang ada tidak sesuai dengan tujuan yang akan kita capai. Maka perlu
ada
usi untuk mengatasi kesenjangm1 yang terjadi sehingga dapat tereapai
tuju
yang diharapkan. Pemecahan masalah merupakan proses mental dalam menciptakm1
solu
untuk suatu masalah. Ini adalah satu bentuk keistimewaan tentang
pem
1mn masalah dimana sebuah solusi diciptakan dengan bebas dm1 kreatif
diba
ngkan dengan mangandalkan bm1tuan orang lain. 411 Pemecahan
masalah
merupakan
bagian
dari
bentuk
berpikir.
Mei
:rtimbangkm1 semua fungsi pemikiran yang rumit., pemecahan masalah
mer
ikan proses kognitif tertinggi yang memerlukan modulasi dan
kete
1pilan-keterill!1pilan pokok yang terkontrol dan mtin. Hal ini terjadi jika
sese
:ng atau sistem kecerdasan alami seseorang tidak mengetahui
bag•
•ana diproses dari asal pemikirm1 ke pemyataan akhir. Hal ini menjadi
bag
dari proses masalah besar ym1g meliputi penemuan masalah dan bentuk
mru:
l1. 49 Dalill!1 pengajaran IP A, problem solving memainkan perm1an penting,
dah
usaha menumbuh-kembangkan kemill!1puan siswa dalmn memecahkan
ma~
h-masalah IPA serta menciptakan pengajaran yang fleksibel. Metode creatifproblem solving adalah suatu model pembelajaran yang
me!
Ikan pemusatan pada pengajarm1 dan keterampilan pemecahan masalah,
ym1
iikuti dengan penguatan ketermnpilan. Ketika c\ihadapkm1 c\engan suatu
per
vaan, siswa c\apat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk
me:
ih clan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara
41
Tingkat
:woo,11.
"
http://en 4'
,sis D. Dwiyogo. Kapabilitas Pemecahan Masa/ah Sebagai Hasil Be/ajar Kognitif ;gi. Jumal Teknologi Pembelajaran, Teori dan Penelitian Talmn 7, No. 2 Oktober
onhn. "Creative Probleni . .<:;o/ving", dpedia.org/wiki/creative_problem_solving yang direkam pa
t..~•·-·''~-
... :1,:...,,..~1: ...
,.,. ..,,,/,,,a,..;m .. ,.,.h~,,.. ...... cnluino \/'\'.!no- rlirPk!lm
33
men:
fa! tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas
pros1
1erp1"k"1r. 50 \i!enurut Yager dalam Desak Made Citrawathi, 2003 bahwa penerapan
pend
ttan konstruktivisme dalam pembelajaran berarti menempatkan siswa
pada
1sisi sentral dalam keseluruhan program pengajaran. Pertanyaan yang
mun
digunakan sebagai bahan diskusi, investigasi dan kegiatan kelas atau
labo
irium. 51 Pembelajaran dengan menggunakan metode pemecahan
mas;
1
men
ia memecahkan sendiri permasalahan yang dikemukakan.
(problem solving) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Metode pemecahan masalah (problem solving) bukan hanya sekedar mete
mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam metode
prol
z solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai
den!
menggunakan dan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Beberapa kelebihan metode pemecahan masalah (problem solving)
adal
;ebagai berikut : Metode ini dapat membuat pendidikan sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan. Proses
belajar
mengaJm· melalui pemecahan
masalah
dapat
membiasakan pai·a siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara aktif dan menyeluruh. Beberapa kekurangan metode pemecahan masalah (problem solving) adai
sebagai betikut : Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai denagn tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta
50
pembelaj
1nate1nat 51
Masyara
•nim. http://www.mathematic.transdigit.com/index.php/mathematic-journal/model1-creative-problem -solving-dengan-video-compact-disk-dalam-pembelajaran1tml yang direkam pada 25 Juli 2007, h. 3 iak Made Citrawati Penerapan Suple1nen Bahan Ajar Be11valvasan Sains Teknologi Dengan 1nenggunakan Pendekatan Kontruktivisnie Da/0111 Pe111belajaran Biologi 1 '~
- -·-'
.J ___
'T',.1-.-~1~-:
C':m .. ~
Cl\A Al\.T l Q; ... ..,..,. ...,,;,,,
l11rn-:.I
Pr.>nr1irtil:~n
rl~n
34
b.
c.
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan keterampilan guru. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. 52 Ian kalau kita cermati, melalui metode pemecahan masalah (problem
solvi1
siswa dapat merasakan adanya masalah, dan mencoba memecahkan
masa
tersebut berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki
sebel
aya. llelalui metode pemecahan masalah (problem solving) siswa dapat
mem
l1kan masalah secara terstruktur dan bertahap sehingga diperoleh basil
peme
1an masalah yang tepat dan cepat. Disamping itu, dengan strategi
peme
1an masalah siswa terlatih untuk mengidentifikas.i, menganalisis dan
menf
tluasi
meni
1bai1gkan daya nalarnya secara kritis untuk memecahkan masalah yang
diha(
' 53 I.
pe1masalahan
dengan
cermat
sehingga
siswa
dapat
'enggunaan metode problem solving sebagai salah satu metode dalam pro st
oelajar mengajar sangat berperan dalam menyelesaikan soal-soal IPA.
Met<
pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu metode
peml
\iaran yang menitikberatkan pada keterampilan serta keaktifan siswa
dalai
mencari penyelesaian pemmsalahan yang dihadapi dalam sebuah
kelo
Jk kecil. Maka ketika siswa dihadapkan dengan suatu pertanyaan,
SlSW
apat melakukan keterampilan memecahkan masalah serta memilih dan
men
1bangkan tanggapannya.
52
Cipta. 201 53
tful Bahri Djarnarah & Aswan Zein. Strategi Be/ajar Mengajar, (Jakarta : Rineka h. 105 Wayan Redhana. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
35
Dengan penerapan metode pemecahan masalah (problem solving) ini, sisw
dituntut aktif secara fisik dan mental untuk dapat mengalami
pem
>jaran bermakna, yang pada hakikatnya merupakan peningkatan
ting!
m pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Dalam kegiatan belajar IPA, metode yang dipakai guru di kelas sangat
men
ngaruhi cara belajar yang dilakukan oleh siswa. Penggunaan metode
pen!
rnn yang tepat mempunyai andil yang besar dalam kegiatan belajar
men
ar di kelas. Kemampuan yang dihm·apkan dimiliki oleh anak didik akan
dite1
can oleh ketepatan penggunaan metode pembelajaran serta kesesuaian
deni
tujuan yang akm1 dicapai. Ini berarti tujuan pengajarm1 akan dapat
dica
dengan penggunaan metode yang tepat. Metode problem solving dapat menolong murid meningkatkan
kem
puan
menganalisa dan dapat menolong mereka menggunakan
kerr
puan ini dalam situasi berbeda-beda. Penyelesaian problem clapat juga
mer
•ng murid belajar fakta, konsep dan prinsip dalmn IP A. Pengajaran dengm1 menggunakan metode problem solving ini juga
clap:
nerangsang kemampuan berfikir siswa secara kre:atif clan menyeluruh,
kan
dalam proses belajaruya siswa banyak melakukan proses mental
den pen
menyoroti
permasalahan clari
berbagai
segi
dalam
mencari
!hannya. Satu tujuan penting dari pendidikan adalah membantu para siswa
beh
bagaimana cara berpikir lebih produktif dengan menggabungkan
pen
ran pemikiran kreatif (untuk menghasilkan gagasan-gagasm1) dan
pen
ran kritis (untuk mengevaluasi gagasan-gagasmi). 04 Kreativitas
siswa dalam
mencari
gagasan dan ide-ide dalmn
me1
adapi suatu permasalahan dapat digali denga11 penerapan metode
pe11
lajaran pemecahan masalah. Kreativitas dalam ha! ini adalah proses
ber
ir di mana siswa berusaha untuk menemukm1 hubungan-hubungan barn
me
nai konsep dengan permasalahan yang dihadapi serta mendapatkan
54
tight Rusbult Thinking Skills in Education (methods to improve Problem Solving), -
'•,., • /
'
·
--"-L! .. l.l---1-l.-..l
l.1-~
"lf\f\1
,,,,..~..,.
rl:.-r.>l,.,,m n<>.rl.<>
t"'nno>:>l lh T\11P.i
36
Jaw<
l
metode atau cara barn dalam memecahkan suatu masalah. Bagi
pen<
kan bukanlah apa yang dihasilkan dari proses tersebut, tetapi keasyikan
dan
enangan siswa terlibat dalam proses tersebut. Maka dengan penerapan
pem
ajaran kooperatif metode pemecahan masalah ini1 diharapkan tercipta
suas
, kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan sehingga dapat
men
sang siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan untuk memecaJ1kan
berb
ti permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
Untuk itu, pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran koo1
1tif dengan metode pemecaJ1an masalah (problem solving). Fokus
pern
an ini adalaJ1 peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi pada
man
a dari basil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa selama
pern
aJaran.
Implikasi Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah
Implikasi pembelajaran dengan metode pemecaJ1an masalah (problem soil:
) iaJaJ1 bernbahnya pola pembelajaran di kelas. Bila skenario yang
pali
umum adalah penjelasan materi, contoh soal dan latihan, maJca
pen
iajaran harus selalu diprovokasi dengim pertanyaan-pertanyaan dan
biai
1
me1
nalisa, sintesis, dan mengevaluasinya. Cara ini dapat dilakukan dengan
can
wa membaca buku-buku dan memanfaatkan sumber-sumber lain yang
berl
an dengan permasalahan. Melakukan penelitian, bertai1ya kepada orai1g
yan
hli atau mendiskusikan dengan temannya.
siswa mengatasinya sendiri dari permasalahan tersebut dengai1 cai·a
Dalam metode pemecahan masalah (problem solving) ini siswa diberi Ices
patai1 untuk menggali masalah dulu dari fenomena yai1g dihadapi atau
dis:
an, kemudian dilanjutkan kegiatan pengamatan atau percobaan yang
me
~ri
!ail
>embelajaran beijalan dai·i ditemukannya data-data basil pengan1atan,
dit<
;kan ke pengainbilan kumpulan data-data yang ada..
jalan kepada siswa untuk menemukan jalannya sendiri. Dengan kata
37
Pemikiran rasional adalah bagian terpenting dalam metode pemecahan Langkah-langkah dalam metode pemecahan masalah menumt
mas
l.
Hid1
:hi yaitu :55 menciptakan situasi yang kondnsif mengidentifikasi situasi yang ada bandingkan sitnasi yang ideal dengan situasi yang ada, dan mengidentifikasi situasi masalah memecahkan masalah berdasarkan penyebabnya memahami alternatif-alternatif solusi layak mengevaluasi dan memilih alternatif yang sesuai Dengan metode pemecahan masalah diharapkan siswa menjadi
tera
il menghadapi masalah dan berusaha memecahkannya, serta memiliki
pen:
thuan yang bermanfaat dan berguna untuk kehidupan di masyarakat. Sementara
menurut
Davis
&
Alexander
dalam
Yurnetti,
mer
nukakan lima langkah dalam metode pemecahan masalah (problem
soli
, ), yaitu 56
:
Sensing Potential Problems (merasakan adanya masalah) Formulating Problems (merumuskan masalah) Search for Saluting (mencari pemecahan) Trade offAmong Solution and Initial Selection (menyimpulkan) Implemeantation and Evaluation (evaluasi dan implementasi) Lima langkah dalam metode pemecahan masalah menurut Craig
Rm
•
t, ymtu:
57
Explorasi masalah ; mengumpulkan informasi maupun dari aspek eksternal atau pun internal. Jenis proses pengumpulan datainformasi tergantung dari masalah yang akan diselesaikan Menyelidiki solusi-solusi alternative ; kumpulkan semua informasi yang telah diperoleh yang diperkirakan dapat menjadi solusi dari masalah yang dihadapi dan mencoba untuk bertukar pikiran dengan orang-orang ahli.
ss H
http://W' 56
oshi Shibata Problern .)o/ving: definition, terminology, and,oattern. mediafrontier.com/article/PS/PS,htm yang direkam pada 25 Februari 2007, h. 3
38
Pilih alternatif terbaik; mendaftar semua al!ernatif yang diperoleh, mengevaluasi masing-masing alternatif dan pilihlah alternatif yang diprediksikan dapat menjadi alternatif terbaik Merencanakan tindakan; ini adalah langkah anda menentukan keputusan. Mengadakan percobaan dan mengumpulkan umpan balik; pada tahap ini diadakan suatu percobaan untuk membuktikan keputusan pemecahan masalah yang diambil. Setelah itu hasil yang diperoleh dari percobaan diadakan evaluasi. Dari semua pendapat tentang langkah-langkah metode pemecahan malca dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran metode
mas
1
pern
1han masalah (problem solvtng) adalah sebagai berikut : Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini bisa timbul dari diri siswa atau dari guru. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain-lain. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dengan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua di atas. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langka11 ini siswa harus berusalia memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lain seperti dernonstrasi, tugas diskusi dan lain-lain. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sarnpai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalal1 tadi. hasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
C.
Inta Jukantisari dalam skripsinya yang berjudul "Perbandingan Hasil " Biologi yang Diajar Dengan Metode Ceramah dan Metode Problem Sol
g" (sebuah studi eksperimen Di MAN 7 Jakarta) memberikan
kes
mlan sebagai berikut 58
:
Jukantisari. Perbandingan Jlasil Be/ajar Biologi Antara Si:nva yang Diajar dengan amah dan Problem Solving. Sebuah studi eksperimen di MAN 7 Jakarta, (Jakarta :
:i
Met ode
,.,.,
1 •
-•-
-1--~ T.T--.·--·--
1.. - TOA
o;,..1,..,..: l H1'.T """'"if'l.Tirl"<>uh
lnl:-'<>l't~
39
I
ii penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa metode
l
1ecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan hasil belajar
l
ogi siswa, diantaranya dikarenakan siswa dapat terbiasa bagaimana
1
11ecahkan masalah dalam soal-soal biologi. Meningkatnya hasil belajar m juga disebabkan adanya keterlibatan siswa. Siswa menjadi aktif 1m proses belajar mengajar pada kelas eksperimen yaitu kelas yang ar dengan metode pemecahan masalah (problem solving). Nurhidayati dalam skripsinya yang be1judul "Eji?kt!fitas Penggunaan
Met1
Problem Solving Terhadap Hasil Be/ajar Matematika Siswa" (Studi
Eks1
men Di Kelas II MTs Islamiyah Ciputat), memberikan kesimpulan
bah1
penggunaan metode problem solving efektif dalam meningkatkan hasil
bela
matematika siswa Islamiyah Ciputat. Hal ini dapat dilihat bahwa basil
bela
matematika siswa yang diberi pengajaran dengan metode problem
solv
lebih tinggi dibandingkan hasil belajar matematika siswa yang tidak
dibe
rengajaran dengan metode problem solving. 59 Dwi Priyo dalam penelitiannya yang be1judul " Analisis Apresiasi
Gur
Sekolah
Pen
atan Pemecahan Masalah" (sebuah penelitian terhadap guru kelas VI
SDI
di Kotamadya Malang, khususnya di Kecamatan Lowokwaru),
mer
Dasar
Terhadap
Pembelajaran
lvlatematika Berbasis
:rikan kesimpulan sebagai berikut : Pada umumnya, para guru SD/MI memiliki tingkat apresiasi cukup baik terhadap
pembelajaran
matematika berbasis
pemecahan
masalah. Tidak ada hubungan antara apresiasi guru (terhadap pembelajaran matematika berbasis pemecahan masalah) dan tingkat apresiasi akademik sekolahnya. 60
59
i\4atema
Tarbiyal 60
rhidayati. "Ejektifitas Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Hasil Be/ajar Siswa" Sebuah studi eksperimen di Mts Islamiyah Ciputat, (Jakarta : skripsi Fak. Ilmu rr Keguruan Jur. Matematika. UIN SyarifHidayatullah Jakan:a, 2005) •i Priyo. Analisis Apresiasi Guru Seka/ah Dasar Terhadap Pembe/ajaran Matematika - 1 - --
l
.1 ., . ..
1-1~ t.. .....- . /fr1:,..;1a..... .-v-. ........
"'"'
:rl/ilrnunlr..~rl nhn?f::::.rliQ.k/?4/-iintnmm-~1CTI-
40
l Wayan Redhana dalam skripsinya yang berjudul "Meningkatkan
Ket<
npilan Berpikir Kiritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Den.
1
dite1
mnnya metode pembelajaran pemecahan masalah siswa mampu
men
at tahapan-tahapan pemecahan masalah secara sistematis seperti yang
diru
skan dalam penelitian ini, yaitu memvisualisasi masalah, membuat
des),
si kimia, merencanakan solusi, melaksanakan rencana, melakukan
peni
:kan dan evaluasi. Strategi pembelajaran yang ia gunakan dapat
men
katkan tanggung jawab, menumbuhkan kesetiakawanan, memupuk
sika
sating
men
nukakan pendapat, memecahkan masalah secara terstruktur dan
bert
p, memahami konsep-konsep kimia, memotivasi siswa belajar lebih
akti
1aik di sekolah maupun di rumah, melatih siswa berpikir kritis,
mer
·ong proses belajar lebih teratur dan terstruktur, meningkatkan
kerr
puan
s1swa
mer
ahkan
masalah.
pen
• 61 ,atan.
Strategi Pemecahan Masalah" mengemukakan bahwa dengan
tolong
menolong,
dalam
mendorong
memecahkan
Keterampilan
dan
masalah,
berpikir
s1swa
membantu
dan
siswa
memudahkan
pun mengalami
Yumetti dalam penelitiannya yang be1judul "Pembelajaran Melalui
Pen
catan Problem Solving Berdasarkan Tugas Chapter Report Dan
Keg
2n Laboratorium Sebagai Sumber Be/ajar Dalam Mata Kuliah Fisika
Dm
Di Jurusan Fisika FM/PA Padang" memaparkan bahwa problem
soli
: memainkan peranan penting dalam usaha menw11buh-kembangkan
ken
tpuan
me1
>takan pengajaran yang fleksibel. Dengan metode ini mereka mencoba
me!
1kan proses berpikir dengan sejumlah hipotesis dan penerapan
ken
1puannya. Bila mereka menemukan suatu kombinasi tertentu dari
atrn
·aturan dan situasi yang cocok, disamping memecahkan masalah, juga
tela
1empelajari sesuatu yang baru. 62
61
siswa
----
F\ __
dalam
-~1.
t..
lf\
memecahkan
masalah-masalah
IPA
serta
41
Teten Rustendi dalam skripsinya yang be1judul "Penerapan Metode
Pem
han Masalah (Problem Solving) Dalam Peningkatan Pembelajaran
Men
' Karangan Argumentasi" Pada Siswa Kelas I SMA Negeri 2 Bandung
Tah1
l\jaran 2004/2005 menyimpulkan bahwa penerapan metode Pemechan
Mas
1
sisw
an siswa bisa lebih peka terhadap pelajaran. 63
(Problem Solving) dapat membantu meningkatkan prestasi belajar
Yuswina dalam skripsinya yang berjudul "lmplementasi Metode
Pem
ajaran Problem Solving dalam Meningkatkan Kemampuan berpikir
Krit
)iswa pada Mata Pelajaran PKn (Studi Deskriptif Analitis di SMA
Neg
[ Batujajar)" menyimpulkan bahwa: (1) Tingkat antusiasme siswa tinggi karena kemampuan guru dalam
men
ngkitkan motovasi siswa. Selain itu, sikap gmu yang ramah, penuh
sem
;at, dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik. (2) Persepsi
s1svi
terhadap
materi
pelajaran
yang
dibelajarkan
dengan
metode
peff
ajaran problem solving menjadi lebih menarik dan menantang. (3)
Pen
u1aan metode pembelajaran problem solving dapat menciptakan
sum
1 pembelajaran
yang menyenangkan, tidak bosan dan tidak demok1iais,
den
mengembangkan pembelajaran yang dinamis dan terarah yang
me!
tkan siswa aktif, kreatif dan kritis melalui kegiatan pemecahan masalah
dah
pembelajaran di kelas. 64
D.
rngajuan Konseptual Perencanaan Tindakan 1.
ngertian Pernapasan
Pemapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup
(or,
1isme) dengan lingkungannya. Secara mnum pemapasan dapat dimiikan
seb
1i suatu proses pengambilan 02 (oksigen) dan pengeluarm1 C02
63
Peningk Bandun yang
1
1
64 "\
Ke1natn;
en Rustendi, Penerapan Metode Pemecahan Masa/ah (Problem Solving) Dalam Menu/is Karangan Argwnentasi" Pada Siswa Kelas I SMA Negeri 2 bun Ajaran 2004/2005. http://digilib.upi.edu/pasca/available.letd-1220 l 05-102207 / m pada I Juli 2007 rina. bnplernentasi Metode Pe1nbelajaran Probletn Solving dalam Meningkatkan 1 berpikir Kritis Sfawa pada Mata Pe/ajaran ?Kn (Studi Deskriplif Analitis di SMA 1 Pembelajaran
• •
,
•
·~·
"'"'"'"' ,_L,_ __
11..J~_:1:1. . . _: ~..1 ..
1..... ,,,.,..,../"'"";1,.,J....1,,.1«>t-rl .. 11')01flh_110')'1; 1
v::in~r
42
(km«
dioksida) dan uap air yang dilakukan oleh pai·u-paru. Oksigen
dipe
tan oleh makhluk hidup untuk mengoksidasi makanan, sehingga akan
dipe
~h
sel.
ergi yang dihasilkan oleh pernapasan sel akan digunakan untuk
berb
ti aktivitas tubuh, misalnya pemanasan suhu tubuh, gerak otot, dan
kegi
l-kegiatan lain yang dilakukai1 oleh tubuh. Pada proses pernapasan,
dike
:kan zat produk buangan berupa air (H20) dan karbondioksida (C02)
yan~
rnn dikeluarkan oleh darah ke paru-paru, kemudian oleh paru-paru
dike
ckan melalui hidung.
energi. Proses ini berlangsung di dalam sel, yang disebut pernapasan
Proses membakar zat makaiian di dalam tubuh dengan menggunakai1 oksi
. disebut oksidasi biologi. Oksidasi biologi adalah bereaksinya sari-sari
mak
:n dengan oksigen dalam sel-sel tubuh untulc menghasilkan energi dan
men
uarkan zat-zat sisa berupa C02 dan uap air. 1ksi oksidasi adalah :
+ 602 (oksigen)
6C02 + (karbondioksida)
(zal
I1206 lkanan)
2.
,t-alat Pernapasan pada Manusia ~
Hidung
am hidung udara mengalaini tiga perlakuan, yaitu proses penyaringan 11 bulu-bulu hidw1g dan cairan lendir, penyesuaiai1 sulm, dan embaban yang disesuaikan dengan suhu dan kelembaban tubuh. ) Pangkal tenggorok (taring) igkal tenggorok disusun oleh tulang rawan yang membentuk jakun. la bagian puncak tulang rawan terdapat katup (epiglotis ). Katup ini peran untuk menghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan la saat mengunyah. ) Batang tengggorok (trakea) rsusun dari tulang rawan yang membentuk cincin. Permukaannya :silia/berambut getar yai1g berfungsi untak menyaring kotoran masuk ke uran pernapasai1. Batang tenggorok bercabang menjadi dua yang
43
t
abang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil, disebut
l
1kiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut
c
olus. Paru-paru (pulmo)
I
1-paru terletak di dalam rongga dada sebelah kanan dan kiri yang
c
sahkan oleh jantung. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir, mgkan gelambir kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-paru diselimuti 1
selaput paru-parn (pleura). Paru-paru merupakan kumpulan dari
:mbung-gelembung paru-paru (alveolus) yang jumlabnya kurang lebih juta alveolus. Dalam alveolus inilah
te~jadi
pertukaran 0 2 dan C0 2
1ra difusi. Diafragma
dalab otot yang memisahkan antar rongga dada (torak) dan rongga ~rut
3.
(abdomen).
kanisme Pertukaran Gas
Udara masuk melalui hidung- batang ·1>-bronkiolus -
paru paru -
tenggoro~
bronkus
alveolus
Dlah udara masuk ke dalam paru-paru dari alveolus (gelembung:mbung paru-paru), oksigen masuk ke kapiler-kapiler darah secara isi. Zat warna merah darah yang disebut hemoglobin (Hb) yang lapat dalam darah merah akan mengikat oksigen. Hemoglobin yang 11gikat oksigen disebut oksihemoglobin. Oksigen diedarkan oleh darah seluruh jaringan tubuh dan akhirnya ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel uh darab melepaskan oksigen sehingga oksihemoglobin menjadi noglobin kembali. sigen yang dilepaskan pada sel-sel tubuh digunakan untuk oksidasi ~mbakar)
zat makanan. Proses oksidasi tersebut merupakan proses
pirasi sel yang terjadi di dalam mitokondria. Proses respirasi sel zat
sisa berupa
·bondioksida (C02). Ka.rbondioksida (C02) sisa proses
respirasi sel
nghasilkan produk
utama yaitu
energi
da11
44
3.
d
wa ke paru-paru. Darah yang banyak mengandung karbondioksida
t
varna merah tua dan disebut darah kotor. Di paru-paru, karbondioksida
r
Llk ke dalam alveolus secara difusi. Selanjutnya, karbondioksida
c
luarkan melalui alat pernapasan dan akhirnya keluar melalui rongga
r
111g saat kita mcnghembuskan nafas.
~
:am-macam Pernapasan
~
Pernapasan dada f'ernapasan dada terjadi karena aktivitas otot m1tar tulang rusuk. Bila :itot antar tulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volum rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-pml.1 (tekanan di dalan1 rongga dada mel\jadi kecil). Karena tekanm1 udara di luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke daimn paru-paru melalui rongga hidung, tenggorokan, dan pm·upmu. Dengan demikian terjadi inspirasi. Bila otot-otot antar tulang rusuk mengendor (relaksasi) yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volum rongga dada mengecil (tekanan di dalmn rongga dada membesar). Keadaan ini mengakibatkml naiknya tekanan udara di dalam paru-paru. Seimljutnya udara di dalarn paru-paru yang kaya karbondioksida terdorong ke luar melalui hidung. Dengan demikian terjadilah ekspirasi. Pernapasan Perot Pernapasml perut te1jadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi,
maka
diafragma
akan
menclatm-.
Keadaan
ini
mengakibatkml rongga clada membesar sehingga tek
45
Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi, maka kedudukan diafragma lkan melengkung ke atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada nengecil sehingga tekanan paru-paru membesar (i:ekanan rongga dada 11enjadi
besar).
Akibatnya
udara dari
paru-parn
yang
kaya
'rnrbondioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ?kspirasi.
4.
i
rnme Paru-paru
Volume udara pernapasan sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh . dan kekuatan seseorang I
saat melakukan pernapasan. Udara yang
tar masuk dalam paru-paru dapat digolongkan meruadi enam, yaitu : Udara pernapasan (UP) adalah volume udara yang keluar masuk parnparu sebagai akibat pernapasan. Udara pernapasan disebut juga tidal volume. Banyaknya udara pernapasan lebih kurang 5.000 cc.
Udara komplemen (UK) adalah volume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-pam setelah inspirasi biasa. Banyaknya udara komplemen lebih kurang 1.000 cc. Udara cadangan (UC) merupakan volume udara yang masih dapat diembuskan dari dalam pam-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Banyaknya udara cadangan di dalam paru-paru lebih kurang 2.500 cc. Udara residu (UR) adala11 volume udara yang tersisa di dalam paruparu setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuah1ya Banyaknya udara residu di dalarn pmu-paru lebih kurm1g 1.000 cc. Kapasitas vital paru-paru (KV) adalah volume udara yang dapat diembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuatkuatnya. Kapasitas vital paru-paru dapat dihitung dengan runms: KV
=
UP+UK. Volume total paru-paru (VTP) adalah volume udm11 yang tertan1pung di dalam paru-paru. Volume total paru-paru dapat dihitung dengan rumus : VTP = KV +UR.
46
5. I >
iinan atau Penyaldt pada Sistem Pernapasan Manusia ~on-infeksi
I) Asfiksi merupakan terganggunya pengangkutm1 oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh.
2) Amandel yaitu pembengkakan kelenjar limfe di tekak 3) Po lip yaitu pembengkakan kelef\jar limfe dihid.w1g 4) Asma yaitu penyakit menahun kronis akibat penyempitan bronkus
dan bronkiolus 5) Kanker paru-paru yaitu penyakit yang diakibatkan polusi udara yang bersifat langsung atau tidak langsung, antar lain CO, N02 , H2S04, dan HCO
Infeksi I) Faringitis yaitu peradangan faring disebabkan oleh merokok, bakteri dan virus 2) Tonsillitis yaitu peradangan rongga hidung bagian atas atau tonsil oleh bakteri 3) Bronchitis yaitu peradangan pada bronkus atau bronkiolus 4) Pneumonia yaitu infeksi paru-paru karena bakteri dan virus pada
dinding alveolus 5) TBC yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri bakteri Mycobacterium tuberculosis 6) Dipteri
yaitu
infeksi
saluran
pemapasan
karena
bakteri
Corynebacterium diptherial
·encanaan langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan dalam peneliti
adalah :
Tabel 3. Perencanaan Langkah-langkah Tindakan Siklus
Perencanaan
•
Merancang model pembelajaran problem solving dalam
pembelajaran biologi pada konsep •
-1 -
47
hubungannya dengan kesehatan.
•
Mengembangkan Rencana Pembelajaran
.
Menyiapkan sumber belajar
•
Menyusun lembar kerja siswa
0
Mengembangkan format evaluasi
•
Mengembangkan format observasi KBM
Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa Menerapkan tindakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode pemecahan masalah, yaitu : I.
Identifikasi masalah
2.
Mencari data atan keterangan
3.
Menetapkan jawaban sementara
4.
Menguji kebenaranjawaban Sementara
5.
Pengamatan
.
(observasi)
Menarik kesimpulan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan menggunakan format o bservasi yang telah tersedia.
•
Observer melakukan pencatatan semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran yang melipnti kendala dan kelemahan dari tindakan yang diberikan, perilaku siswa dalam KBM,
48
maupun respon siswa terhadap tindakan yang dilakukan. Refleksi
Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana darnpak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.
Siklus 2
n
seterus11
Perencanaan, tindakan, pengarnatan (observasi), dan refleksi.
E.
Kerangka Pikir Pada dasarnya belajar biologi adalah tidak terlepas dari rnernpelajari
tent
alarn atau kehidupan yang didalamnya banyak terdapat permasalahan.
Ole
arena itu, dalam mempelajari biologi siswa dituntut untuk dapat peka
terh
>P pennasalalmn yang ada dalarn biologi dan berusaha untuk
mer
esaikannya sehingga siswa tersebut dapat mengerti apa yang sedang ia
peh
i. Dalarn biologi, konsep sangat diperlukan untuk menjelaskan suatu
me1
~·
ada
etapi siswa harus dapat mengatasi suatu pern1asalahan yang dihadapi
den
1
pen
lajaran yang ada, diharapkan siswa dapat rnenerapkan serta rnenjelaskan
ket1
Jbungan antar konsep yang satu dengan konsep yang lain.
untuk rnenjadikan siswa tidak hanya rnenguasai konsep yang telah
rnenggunakan konsep yang telah ada. Selain itu, dalan1 proses
Berdasarkan asumsi di atas, maka perlu adanya upaya perbaikan per
1ajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
dar
eatif menemukan ide-ide, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman
49
Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua pote
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan
pem
ajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami,
me!.
kan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri.
Den
1
krea
tas peserta didik dalam rnemecahkan berbagai perrnasalahan.
demikian kegiatan pembelajaran harus dapat mengernbangkan
Konstruktivisme rnerupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang men
mkan bahwa pengetahuan kita merupakan basil pengeintegrasian antara
pen1
thuan dan pengalaman sebelumnya dengan apa yang sedang dipelajari
sert1
nemutuskan pengetahuan dan keyakinan mana saja yang perlu
dike
.ruksi. Pembelajaran konstruktivisrne berpandangan bahwa pengetahuan akan
ters
n atau terbangun di dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berupaya
unti
mengorganisasikan pengalaman barunya berdasar pada kerangka
kog
f yang sudah ada di dalarn pikirannya. Dengan. dernikian, pengetahuan
tida
apat begitu saja dari otak seorang guru ke otak siswanya. Setiap siswa
har1
11embangun pengetahuan itu di dalam otaknya sendiri-sendiri. Pembelajaran konstiuktivistik model cooperative learning merupakan
sali
satu model pembelajaran yang efektif dalam membina kemampuan
pes
, didik rnernecahkan berbagai pennasalahan yang ada berdasarkan
pen
ahuan awal yang rnereka rniliki sebelumnya tentang materi yang
diai
an. Selain itu, pembelajaran ini dapat membantu menumbuhkan
ken
1puan ke1jasarna, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial
SIS1
Pembelajaran model cooperatif learning ini dapat diwujudkan dengan me
e pembelajaran pemecahan masalah (problem solving). Dalam metode
per
ahan masalah (problem solving) ini dapat membantu siswa menganalisa
ber
~ai
pe1
:ahan masalahnya.
permasalahan yang ada serta dituntut unt11k mencari alternatif
Metode pemecahan masalah dapat merangsang siswa untuk berpikir
50
diha1
i berkaitan dengan materi yang dipelajari. Dengan metode ini siswa
dapa
ieke1:jasama dengan teman sejawat untuk bersama-sama mencari
pen)
saian dari sebuah pe1masalahan. Selain itu dalam metode pemecahan
mas1
1
dapat melatih siswa memecahkan masalah secara terstruktur dan
bert<
~,
merangsang siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan berkaitan
den! belq
permasalahan yang ada, sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif. Dalam membangun struktur keilmuan bagi
p1~serta
didik, adalah
sang
penting untuk menolong siswa bagaimana melihat hubungan antara
fakt:
mg satu dengan fakta yang lain yang kelihatannya tidak berhubungan,
dan
mgkondisikan agar siswa menemukannya berdasarkan pengetahuan
yan1
lah mereka miliki. Dan kalau kita cennati melalui metode pemecahan
mas
1
men
ahkan masalah tersebut. Sehingga siswa dapat mengembangkan konsep
dasi
·ang dimiliki untuk menjelaskan konsep yang barn didapatkan oleh
diharapkan dapat merasakan adanya masalah, dan mencoba
SIS\\
Melalui pembelajaran metode pemecahan masalah ini siswa dapat mer
ami pembelajaran bermakna yang pada hakikatnya dapat mengantarkan
sis\!
•ada penguasaan terhadap konsep yang sedang dipelajari.
51
Ilmu Biologi
Pengetahuan
Awai
Strategi Belajar Mengajar
Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah
• Dapat merangsang berpikir secara aktif dan menggunakan nalar. • Menumbuhkembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah. • Memecahkan masalah secara terstruktur dan be1tahap. • Merangsang siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan. untuk memecahkan masalah. • Meningkatkan tanggung jawab dan menumbuhkan kesetiakawanan. • Melatih siswa berpikir kritis. • Memotivasi siswa belajar lebih aktif.
Penguasaan Konsep Biologi
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
52
F.
Ripotcsis Tindakan
Penerapan pembelajaran kooperatif metode pemecahan masalah (pro.
n solving) dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep
siste
>ernapasan manusia.
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN
uan Penelitian
A. I
elitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep
sistem p
apasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan siswa kelas
VIII.2 J\,
Negeri Tangerang II Pamulang.
B.
ktu dan Tempat Penelitian elitian ini akan dilaksanakan bulan November - Desember 2007 dan
bertemp
ii MTs Negeri Tangerang II Pamulang, .Tl. Pajajaran No. 31 Pamulang
Tangera
C.
tode Penelitian dan Dcsain Intervensi Tindakan elitian ini menggunakan penelitian model Peneli:tian Tindakan Kelas
(PTK) I
a situasi kelas atau lazim dikenal dengan classroom action research.
Peneliti
ernpaya menelaah secara seksama masalah yang menjadi fokus
peneliti
fan dalam waktu yang bersamaan peneliti juga harus menganalisis dan
merefle
permasalahan yang ada sebagai dasar melakuka11 perbaikan terhadap
rancang
tindakan selanjutnya. Dalam ha! ini, peneliti di bantu guru serta dosen,
bersam:
1:ma mencari hasil yang terbaik untuk meningkatkan penguasaan konsep
sistem J
.iapasan pada manusia.
54
Perencanaan
--..~
j·
~---'
~-s_1_K_L_u._s_1_~1 I '''"D~ I
Refleksi
~==
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
-~>-
I ¢::::=
I
~-S-ik_l_u_s_1_1_~, I
Pelaksanaan
___...-'l-~
Pengamatan
~
Has ii Penelitian
Gambar 3. Desain Intervensi Tindakm~
D.
ijek Yang Terlibat Dalam Pcnelitian !iek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.2 MTs
Negeri ·
tgerang II Pamulang yang berjumlah 40 orang.
E.
!an dan P6sisi Peneliti Dalam Penelitian 1eliti berperan sebagai observer yang berkolaborasi dengan satu guru
biologi
1g bersangkutan dalan1 ha! ini guru biologi kelas VIIl.2
F.
It a pan Intervensi Tindakan
Tabet 4. Tahapan Intervensi Tindakan 1
1'
mcanaan
Ide Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran biologi
1
man Awai
Berdasarkan basil observasi metode mengajar guru saat ini : pembelajaran biologi berisi konsep, fakta, 1
___
..1~L-.C-1
-!-~~·-
-~~1...,...1.-..:.-. ... n..-.
55
kurang merangsang keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, pemhehrjaran bersifat
teacher-centered, sehingga siswa kurang menguasai konsep.
D
nosa (hipotesis)
Penggunaan pembelajaran kooperatif model pemhelajaran pemecahan masalah (problem
solving) dapat meningkatkan pengnasaan konsep. p,
11canaan
Penerapan metode pemhelajaran pemecahm1 masalah (problem solving) untuk konsep sistem pernapasan pada mmmsia dan huhungannya dengan kesehatan. format tugas : pembagian kelompok kecil ym1g be1:jumlah 5 orang tiap kelompok. Kegiatan kelompok : melalui berbagai sunber yang telah tersedia setiap kelompok berdiskusi mencari jawabm1 atas permasalahan/pertanyaan yang ada, menuliskan hasil diskusi dalmn selembar kertas untuk persiapan presentasi. Persentasi dan diskusi pleno : beberapa kelompok menyajikan hasil diskusinya dalam pleno kelas, guru bertindak sebagai moderator.
2
1
lakan
Pemberian tes awal (pretest) oleh guru w1tuk mengetahui pengetahuan awal siswa. •
Gum menjelaskan sistem pernapasm1 pada mannsia
•
Gum membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil
"
Guru memberikan beberapa pertm1yaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan kepada tiap kelompok untuk didiskusikan
56
"
Siswa mendiskusikan penyelesaian/jawaban dari pertanyaan tentang sistem pernapasan dalam kelompoknya masing-masing berdasarkan sumber yang 1:ersedia.
"
Guru meminta beberapa kelompok mempresentasikm1 basil diskusi mereka di depan kelas dan mencocokkanjawaban sementara mereka denganjawaban yang benm· dari masing-masing pertanyaan.
0
Siswa mengilll1bil kesimpulan setiap pertanyaan dengm1 dibillltu oleb guru.
0
Guru mengumpulkan basil diskusi siswa.
.
Gum memberikan postes dari basil pembelajm·an yang sudah dilakukm1.
3
p
iamatan
Mengumpulkan data berupa basil observasi selama proses belajar mengajar berlangsw1g, basil wawancara dengan guru yang bersangkutan yaitu guru biologi, basil tes tertulis berbentuk piliban ganda.
4
F
eksi
Menggunakan data untuk dim1alisis, evaluasi dan refleksi untuk membuat revisi perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.
Siklus
Ian seterusnya
Penuli1
Laporan Penelitian
G.
.sil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 1ingkatan penguasaan konsep
siswa,
dan situasi
belajar yang
menye1
gkan yang bisa merangsm1g keaktifan siswa untuk memecabkan
masala
ehingga dapat meningkatkm1 penguasaan konsep pada konsep sistem
pemap
n. pada manusia.
57
Tabel 5. Kategori Pe11goasaan Konsep (Sombe1·: Boko Pedoman Akademik LPTK C, 2004) 1
H.
Skor Penguasaan
Kategori
85 - 100
Sangat baik
70-84
Baik
55-69
Cukup
40 - 54
Kurang
0 - 39
Sangat kurang
a dan Somber Data Data yang diperoleh berupa nilai basil penguasaan konsep siswa pada pok1
bahasan sistem respirasi pada manusia dan aktivitas siswa selama
pem
ajaran di kelas. Tabel 6. Data dan Somber Data -
Data
Pe
1asaan Konsep
A1
itas belajar
.
sis
Sumberdata
Instrumen
Siswa
P1·etest dan Postest
Siswa dan guru
p,.odoman Observasi
trumcn Penelitian
I.
trumen adalah alat untuk mengumpulkan data, dengan instrumen inilah data-da
penelitian akan terkumpul. Kemudian data-data tersebut diolah dan
dianafo
untuk kemudian disimpulkan. Instrumen yang digunakan adalah tes
jenis I
tan ganda untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep dan
pedom:
observasi aktivitas siswa selama proses belzgar mengajar untuk
menget
ti suasana saat interaksi belajar mengajar.
Kemamr
lfiani, "Penge1nbanganProgra1n Pen1helajaran Bioteknologi untuk Meningkatkan ' Inkuiri Ca/on Guru" Jurnal Pendidikan IPA METAMORFOSA, Vol. I No. 2, f
1-
I':
58
Tab1
~
No. I. 2.
.
p tt
A I'(
rr
ft 2.
IV
P' d 3.
, Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Pada Manusia Vlateri ----,--R-.an_a_h_K_o~g,~n_it_,if_ _C__._J Jnmlah %
l\ p
ertian dan n respirasi a lat msi pada 1sia dan ;inva inisme karan 0 2
Cl
1,3
Sildus I 2,4
_J
l
4
16%
I
11
44%
18,25
17,22,23*, 24
16, 19,20, 21*
10
40%
3,4,8,9
12
48%
16, 17*
18
8
32%
22,23
25
5
20%
5*,11 *
p
l\ k p
un-n1acam nan dan akit pada
s
m respirasi
11
JSia
* = Ttda
ahd
J.
rnik Pengumpulan Data
5.
3
5
"
_Q
I
7,9,11,12, 15
:s 1pasan me udara ipasan
4.
C2
6,8,10*,13*, 14*
:o,
un-maca1n
I
13*, 14, 15,19*, 20 21,24
Siklus II 1,2,6,7, I 0,12
mik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1.
Observasi langsung saat mengajar di kelas, observasi
1111
berupa
pedoman observasi menggunakan skala lima. 2.
Tes berupa pretes dan pastes untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
K.
knik Pemeriksaan Kcpercayaan :itu tes dapat dikatakan baik, bilamana tes tersebut memiliki ciri sebagai
alat uk
yang baik. Kriterianya yaitu memiliki validitas yang culrnp tinggi dan
memili
reliabilitas yang baik. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas
59
dan ses fungsi p
dengan kriteria tertentu. A1iinya ada kesesuaian alat ukur dengan :ukuran dan sasaran pengukuran. 2 Uji Validitas
uk mengukur validitas soal dalam penelitian ini dengan menggunakan ms korelasi Point Biseral 3 , yaitu :
r pb,
=Mp-Mt SDt
{P
Vq
erangan: r point biseral
Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai peserta tes menjawab betul, yang seclang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan Mean skor total, yang berhasil clicapai oleh peserta didik Deviasi standar skor total Proporsi pese1ia tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes mudian disesuaikan dengan r
tabcl
S(~cara
keseluruhan
dengan kriteria pengujian sebagai
berikut
ka r1i; 1 2: ftab malrn butir soal tersebut adalah valid dan jika r11 ;1 :S ftab maka
butir so
ersebut adalah tidak valid. apun hasil perhitungan instrumen siklus l yang diperoleh terhadap 25
item s
adalah sebanyak 20 item dinyatakan valid yaitu item nomor
1,2,3,4.
,7,8,9,11,12,15,16,17,18,19,20,22,24,25 dan yang gugur sebanyak 5
item yr
nomor 10,13,14,21, dan 23. 4 Sedangkan hasil perhitungan instrumen
siklus
mi 25 item soal adalah sebanyak 20 item dinyatakan valid yaitu item
nomor
,2,3,4,6,7,8,9, 10, 12, 14, 15, 16, 18,20,21,22,23,24,25
2
clan
yang
gugur
•tib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Rja Grafindo Persada, 2001), h.
109 iarsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakaiia : PT Bumi Aksara.
60
ebanya~
, item yaitu nomor 5,11,13,17,dan 19. Untuk langkah-langkah
perhitur
1 uji validitas dan label hasil uji eoba dapat dilihat pada lampiran.
Uji Reliabilitas iabilitas dapat diartikan dengan keajegan bilamana tes tersebut diujikan berkali-
i hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes
berikutr
dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikm1. 5 .tu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
hasil te:
rsebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas
tes, ber
1ungan dengan masalah ketetapm1 hasil tes. Atau seandainya hasilnya
berubal
mh, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Uji ini
dlakuki
iengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau dikenal dengan
K-R20
.itu:
terangan: Reliabilitas instrumen Jumlah item Varians total Proporsi responden yang menjawab benar I -p;
lam memberikan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas (r;;) pada ummm reliabil
digunakm1 patokm1 sebagai berikut : bila r;; > 0.7, tes memiliki 'tinggi atau tes terse but sudah memiliki kualitas yang baik. ri 20 item yang valid diperoleh reliabilitas sebesar 0.85 untuk siklus I
dan ni
reliabilitas untuk siklus II adalah 0,83. Hasil perhitungan reliabilitas
siklus
m siklus II ini termasuk memiliki reliabilitas yang tinggi. Semua hasil
perhiti
m ini dapat dilihat pada lampirm1.
>lib Toha, Teknik Eva/uasi Pendidikan. (Jakarta: PT Rja Grafindo Persada, 2001), h.
61
L.
aiik Analisis Data Skor Gain (Gain N) n adalah selisih antara nilai postes dan pretes. Gain skor ternormalisasi
menuqj1
an tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan skor atau postes. 6
Rumus ,
n menurut Meltzer dalam Y anti (2006) 7, adalah : skor pas tes - skor pre tes tm= Skor ideal
Terdap1
- s kor pre tes
ga kategorisasi perolehan skor gain temormalisasiu : g-tinggi
: nilai ()>O, 7
g-sedang
: nilai 0,7 e"()e"0,3
g-rendah
: nilai ()<0,3
Penilaian Observasi ama pembell_\jaran berlangsung dilakukan observasi berdasarkan pedo1m
ibservasi yang sudah disediakan. Pedoman observasi berisi 8 aspek
aktivita
enilaian. Penilaian atas pertanyaan juga dibagi ke dalam 5 kategori
dengan
jenjang (rendah, sedang, tinggi), yang skomya bergerak dari 0 s/d 4.
untuk r
1peroleh tebaran skor, maka diperoleh dengan cara : 8 x 5 : 3
dibulatl
menjadi 13, sehingga rentangan nilainya adalah :
6
Ke111a111J.
Oktober 7
Pendidil
'
learn in,
=
13,33
fiani. "Pengembangan Program Petnbelajaran Bioteknologi Untuk Meningkatkan lnkuiri Ca/on Guru", Jumal Pendidikan IPA METAMORFOSA, Vol. I No. 2, 16, h. 6 1ti tlerlanti, "Tanya Jmvab Sepular Penelitian Pendidikan Sains". Bogor : Jurusan IPA, 2006, h. tzer E. David, "The Relationship BehVeen Mathe111atics Preparation an Conceptual 'Jfns in Physics: a possible "hidden variable" in diagnostic pretes score", Departemen 1
-- ..1
"' - • - - - - - · ,
1......... c1-.-.1-,.,. T 1... :.,""..";h, A'"'"""" 1,....,.,"'
l\(\(\ 1
I r111ri
uru..rur
anno1P r_nm
62
Tabel 8. Katcgori Aktivitas Siswa Selama P
M.
Rentang
Kategori
0-13
Rendah
14-27
Sedang
28 - 41
Tinggi
dak Lanjut Pcngembangan Perencanaan
olah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, maka ditindak lanjuti dengan
lakukan tahapan pada siklus II, adapun tahapan dalam siklus II adalah
sebagai
·ikut :
I.
encanaan tindakan Identifikasi terhadap permasalahan pembelajaran yang dijumpai dalam siklus I se1ia penentuan altematif pemecahan atas permasalahan tersebut Pengembangan skenario tindakan
2.
aksanaan tindakan aksanaan sesuai skenario
3.
servasi tindakan tgumpulan data
4.
fleksi tindakan nganalisa, mengevaluasi dan refleksi data
9
dengan
>man Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Ekonomi bar Kerja SisH1a dan Petnanjilatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Be/ajar ,. _,,,_ -
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Has
ntervensi Tindalrnn Pada bab ini akan dibabas mengenai basil penelitian yang telab
dilal
an di MTsN Tangerang II Pamulang. Penelitian ini dilakukan terhadap
sisVI
iswi kelas Vlll.2 dengan jumlah siswa 40 orang terdiri dari 17 orang
putr
m 23 orang putTi. Secara garis besar tindakan pembelajaran yang clilakukan terdiri dari
dua
!us yaitu siklus I dan siklus II. Tindakan pembelajaran yang dilakukan
dise
ikan dengan desain intervensi tindakan pacla bab III. Adapun hasil
inteJ
'lsi tindakan yang diperoleh adalah peningkatan penguasaan konsep
sist(
respirasi pada manusia clan aktivtas siswa selama tindakan
pell'
ajaran berlangsung. Berdasarkan hasil intervensi tindakan yang telah dilakukan dengan
mer
:malrnn rnetode pernbelajaran pernecahan masalah dapat cliperoleb hasil
tind
111
1-esf
si pacla rnanusia. Setelab diberikan tinclakan terlihat peningkatan tes
akb
pastes) dari basil tes awal (pretes) baik pada siklus I rnaupun pada
sikl
IL Siswa lebib rnudah rnenguasai konsep dan menerapkan konsep yang
tela
dimiliki untuk memecabkan setiap permasalaban yang dihadapi
ben
1rkan materi yang dipelajari. Tinclakan pembelajaran yang dilakukan
dap
nerangsang daya pikir kiitis siswa untuk menemukan berbagai alternatif
pen
man masalal1 serta memiliki keberanian untuk mengungkapkan
ber'
ai ide dan gagasan terbadap pennasalalmn yang dihadapi.
yaitu peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap konsep sistern
Berdasarkan hasil observasi setelal1 tindakim pembelajaran, maka dip
leh data basil penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II pada
tab<
di bawah ini.
64
Tabel 9. Hasil penguasaan konsep siklus I dlan siklus U 'lo
Nama
I 2
A
3 4 5
c D
)
40 50 55 70 50 65 25 20 65 55 35 75 70 70 55 50 45 45 60 65 70 70 55 45 40 50 50 45 50 60 80 50 45 65 60 55 65 50 60 40 2170
x
54.25
B
E
6
F
7
G
8 9 JO
II
11 12
K
13
1\1
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 )4 35 36 37
N
38
39 40
Pretes
I
.J L
0
p Q R
s T
u
v w x
v z AA AB AC AD
AE AF AG AH Al A,J Al(
AL AM AN
Siklus I Postcs
N-Gain
50 50 85 75 70 70 60 60 75 65 60 85 75 65 60 85 70 50 75 70 70 50 70 85 85 80 70 50 65 65 85 60 65 80 95 85 80 85 65 50
0.17 0 0.67 0.17 0.4 0.14 0.47 0.5 0.28 0.22 0.38 0.4 0.17 -0.2 0.11 0.7 0.45 0.09 0.38 0.14 0 -0.7 0.33 0.73 0.75 0.6 0.4 0.09 0.3 0.13 0.25 0.2 0.36 0.43 0.88 0.67 0.43 0.7 0.13 0.17
2795 69.875
Pretes
Siklus II Postes
N-Gain
0.69 0.67 0.7 0.13 0.8 0.25 0.22 0.82 0.5 0.38 0.5
12.5
20 75 40 80 50 85 60 65 25 85 60 70 55 65 45 90 50 75 35 60 40 70 85 100 60 70 60 85 60 65 55 90 65 75 45 65 40 100 55 80 55 80 40 65 40 90 15 75 45 90 65 80 40 70 50 75 35 75 35 60 50 95 55 75 45 65 60 75 45 85 75 80 60 85 55 I 90 65 ! 75 35 75 1970 3110
0.31
49.25
77.75
0.54
I I i
1
0.25 0.63 0.13 0.78 0.29 0.36 I
0.56 0.56 0.42 0.83 0.71 0.82 0.43 0.5 0.5 0.62 0.38 0.9 0.44 0.36 0.38 0.73 0.2 0.63 0.78 0.29 0.62 21.7
65
B. Pcm
ksaan Keabsaban Data Data basil penguasaan konsep diperoleh dari tes awal (pretes) yaitu tes
yan~
:lakukan sebelum siswa memperoleh materi pelajaran dan tes akhir
(pos
1
Tes
1guasaan konsep siklus I terdiri dari soal pilihan ganda sebanyak 25
soal
1gan pilihan sebanyak 4 option dan skor 5 untuk setiap jawaban yang
bem
-\dapun basil perhitungan instmmen siklus I yang diperoleb terbadap
25 i1
soal adalah sebanyak 20 item dinyatakan valid dengan nilai reliabilitas
sebe
0.85 (relibilitas tinggi).
yaitu tes yang dilakukan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran.
Sedangkan basil perbitungan instrumen siklus 11 dari 25 item soal adal
sebanyak 20 item dinyatakan valid dengan nilai reliabilitas sebesar
0,83
~liabilitas
Dari
tsil pretes dan posies tersebut kemudian dicari selisih rata-rata dan
sefo
N-gain untuk mengetabui rata-rata penguasaan konsep dari tes yang
dilal
an selama proses belajar mengajar. Jika basil rata-rata penguasaan
kon:
yang diperoleb tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan, maka
tind
C. Am I.
tinggi). Data basil pretes dan pastes diperiksa dan dikoreksi.
n akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
is Data
1ingkatan Penguasaau Konsep Sistem Respirasi Pada Manusia 'dasarkan basil penelitian diperoleb data pretes dm1 posies siklus I dari
20 soal
han ganda. Tabel 10. Data basil pretes dan postes siklus I dan Siklus II Siklus I
Siklus 2
Pre-test
Pos-test
NGain
Pre-test
x
54,25
69,875
0,31
49,25
SD
13,04
12,27
0,29
14,08
~'"'"'~'
N Gain
77,75
0,54
10,44
0,24 -
Tabel di atas menunjukkan bahwa, pada siklus pertama sebelum dih
can kegiatan pembelajaran metode pemecahan masalah diperoleh skor
66
pre-
siswa tentang subkonsep pengertian pernapasan, alat-alat respirasi
padi
anusia, dan mekanisme pertukaran gas termasuk dalam kategori kurang
(ren
54,25), namun setelab kegiatan pembelajanm metode pemecahan pada siklus pertama, skor pas-test siswa termasuk dalam kategori
mas
i
cuk1
(rerata 69, 13). Sedangkan
tent<
pada siklus kedua, skor pre-test siswa
subkonsep proses pemapasan, volume paru-paru dan kelainan atau
pen)
t pada sistem pemapasan
termasuk pada kategori kurang (rerata
49,2
namun setelab pembelajaran metode pemecahan masalah pada siklus
kedt
skorpos-test siswa tennasuk baik (rerata 77,75).
Selanjutnya dilakukan penghitung selisih antara nilai pretest dan post
maka diperoleh nilai N Gain pada tiap siklusnya . Nilai rerata N Gain
pad<
dus pertama adalab 0,31, berdasarkan kategorisasi perolehan skor gain
tem1
1alisasi
0,7e
g>)e"0,3). Sedangkan pada siklus kedua nilai rerata N Gain meningkat
men
1ai 0,54 tetapi skor gain terno1malisasinya masih berada pada kategori
maka
hal
1111
menunjukkan
bahwa
g-sedang
(nilai
sed< Setelab didapati nilai basil penguasaan konsep siswa pada tiap siklus, mak
ilakukan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau paired
sam
T test, yaitu pengujian yang dilakukan terhadap dua sarnpel yang
berr
mgan. Maka dilakukan langkab sebagai berikut :
a.
1tukan hipotesis Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan penguasaan konsep pada siklus I dan siklus II. Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan penguasaan konsep pada siklus I dan siklus II.
b.
tentuan kesimpulan berdasarkan probabilitas Jika probabilitas (signifikan) > 0,05, maka Ho : diterima Jika probabilitas (signifikan) < 0,05, maka Ho: ditolak
67
Hasil perhitungan uji-T dengan menggunakan program SPSS I 0.0 dida
can hasil sebagai berikut :
"I
Tabcl 11. Rata-rata N-Gain Siklus I dan Siklus II Mean
N
Std. })cviatio
N-Gain l
.3135
40
.28715
N-Gain 2
.5427
40
.23565
Std. Error Mean .04540
.03726
Dari tabel diatas tampak bahwa rata-rata N-gain siklus I
0,3135,
sta111
deviasi 0,28715, dan standar kesalahan rata-rata 0,04540. Banyalmya
sisw
N) adalah 40. Sedangkan rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,5427,
starn
deviasi 0,23565, dan standar kesala11an rata-rata 0,3726. Banyaknya
sisw
'I) adalah 40.
Berdasarkan analisis ini, malca didapat kenaikan rata-rata skor hasil NGai1
!!ri siklus I dan siklus II. Dimana rata-rata N-Gain siklus II sebesar
0,54
sedangkan rata-rata N-Gain siklus I
adai
pengujian lanjut untuk mengetahui apakah perbedaan hasil tersebut
sign
an pada tai·afkepercayaan 95% dai1 p<0,05.
0,3135. Sdaajutnya diperlukan
Tabel 12. Korelasi antar N-Gain l dan N-Gain 2 Correlation N .942 N-Gain I & 40 N-Gain2
~
_:_°_J
Dari tabel tersebut dapat dilihat ba11wa hasil korelasi antara N-Gain l 0,942 dengan nilai probabilitas yang tampak pada
dan
Gain 2 adalah r
kok
sig. 0,000. Hal ini berarti korelasi antara N-Gain siklus l dan N-Gain
sikl
~
pad.
rafkepercayaan 95% karena probabilitas < 0,5.
=
adalah sangat kuat kai·ena r mendekati 1, dan korelasi ini signifikan
68
Tabel 13. Hasil Uji-t N-Gain Siklus I dan Siklus II
t
df
Sig. (2tailed)
-14.173
39
.000
Paired J)iffcrenccs Std. 95°/o Confidence
Mean Paired I
INN
Std. J)eviation
EtTOf
Mean
Interval of the Difference LO\VCf
I-
-.22922
2
.!0229
.01617
-.26193
lJnner
I
-.196~
Berdasarkan output di atas dapat diuji apakah perbedaan penguasaan kom
siklus 1 dan siklus 2 signifikan pada taraf kesalahan 5% dan
kep'
yaan 95%. Untuk melihat harga tabel, maka didasarkan pada (df)
den~
kebebasan yang besarnya adalah n-1, besarnya adalah 40-1 =39,
seda
~an
Hat
;ebesar 2.02. Dari tabel di atas tan1pak ba11wa rata-rata N-gain siklus I
dan
:!us II adalah sebesar -0,22922 dengan standar kesalahan rata-rata
0,01
7.
thitun
-14,173 dengan probabilitas sebesar 0,000.
pengujian dilakukan dengan menggunakan dua pihak didapat
Simpangan baku atau standar deviasi sebesar 0,10229 dan harga
Nilai thitung lebih besar dari ltabel (14, 173>2.02}. Dapat disimpulkan balr
Ha diteiima dan Ho ditolak (signifikansi dibawah atau sama dengan
O.OS
aka Ha diterima). Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
pern
rntan penguasaan konsep pada siklus 1 dan Siklus 2.
2.
:ivitas Siswa dalan1 Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam. pembelajaran, maka
digt dal<
i::an pedoman observasi yang terdiri dari 8 aspek dengan skala lima setiap
pertemuan.
Setelah
diperoleh
data
observasi
selania
pen
tajaran, maka hasilnya dianalisis. Adapun hasil analisis aktivitas siswa
sela
proses belajar mengajar pada siklus I dan siklns II dapat dilihat pada
tabt
4 di bawah ini :
69
Tabel 14. Hasil analisis aktivitas siswa siklus I dan sildus U Aspek perilalm siswa yang dinilai
Siklus I Pertemuan l 3 2
Sildus II vertemuan I 2 3
I
2
3
3
4
4
0
I
3
3
4
4
2
2
3
3
4
4
I
2
3
3
4
4
2
2
3
3
4
4
lnteraksi siswa selama PBM,
1neliputi interaksi antar sis\va,
-
siswa dengan guru, siswa dalam kelompoknya Keberanian siswa dalam be11anya atau mengernukakan pendapat dalarn PBM Partisipasi siswa dalam
menge1jakan tugas mandiri/kelompok, berdiskusi, dan membuat laooran Motivasi, ketekunan dan antusisme dalam mengikuti PBM dilihat dari kesungguhan respon siswa Kehadiran siswa dalam PBM dilihat dari ketepatan waktu di kelas atau tempat belajar, dan jumlah siswa yang absent Hubungan siswa dilihat dari keakraban, kerjasama dan
--f---
0
I
2
3
4
4
!
2
2
3
4
4
I
!
2
2
3
3
9
13 14,33
21
?3
31 28,33
31
ko1npetisi sis\va llubungan siswa dengan guru
-
dalam pemanfaatan guru sebagai pendamping, pembimbing dan narasumber dalam pemecahan masalah Efektifitas pemanfaatan waktu dilihat dari ketepatan siswa mengerjakan tugas dan ketepatan
pembelajaran sesuai \vaktu yang dirancang dengan 1nantap Jumlah Rata-rata
0
=
Sangat kurang
1 = Kurang 2 = Cukup 3 =Baik 4 = Sangat baik
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan akti
as belajar siswa selama proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
Set
an besar dari aspek yang dinilai menunjukkan adanya peningkatan
per
:u siswa ke arah lebih baik. Pada siklus I diperoleh rata-rata aktivitas
70
sis"
ebesar 14,33 (kategori sedang) sedangkan pada siklus II diperoleh rata-
rata
:ivitas siswa sebesar 28,33 (kategori tinggi).
D. Inti
retasi Hasil Analisis
Peh
maan tindakan adalal1 sebagai berikut :
l.
Ins I Tahap Perencanaan Tindakan (plmming) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai kut: Penelitian direncanakan akan dilaksanakan padla minggu ke-2 pada talrnn pelajaran 200712008 berlangsung yaitu tanggal 8 s/d 20 November 2008. Pembuatan skenario pembelajaraan dengan menerapkan metode pemecahan masalah (problem solving). Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk keperluan demonstrasi tentang hasil proses pernapasan. Membuat instrumen berupa tes pilihan ganda sebanyak 20 soal dan lembar observasi yang telah disepakti oleh guru biologi yang bersangkutan. Menyusun pedoman wawancara untuk guru mengenai tanggapan guru biologi tentang metode pemecahan masalah. Menyustm Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi siswa. Membagi siswa ke dalam 8 kelompok kecil masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang. Tindakan pembelajaran dalam siklus I dilalrnkan sebanyak empat kali pertemuan dengan subkonsep pengertian dan tujuan respirasi, alat-alat respirasi pada manusia dan fungsinya serta mekanisme pertukaran gas.
71
Tahap Tindakan (action) Pembelajaran akan berlangsung di kelas. Sebelum pembelajaran dilal
an, peneliti memberitahukan kepada siswa/siswi kelas VIII.2 bal1wa
sela1
pembelajaran guru akan dibantu oleh peneliti. Pembelajaran biologi
dilal
an oleh guru biologi, peneliti bertugas mengobservasi selama kegiatan
pem
[\jaran berlangsung. Sebelnm pembelajaran dimulai terlebih dahulu siswa diberikan tes
awa
'retes) tentang subkonsep pengertian respirasi, alat-alat respirasi pada
man
a. dan mekanisme pertukaran gas untuk mengetalmi kemampuan awal
sisv.
erhadap konsep sistem respirasi pada manusia tentang pengertian
resp
si, alat-alat respirasi pada manusia dan mekanisme: pertukaran gas. ~Jah pretes
berlangsung guru memerintallkan siswa untuk duduk secara
berk
mpok sesuai dengan nan1a-nan1a anggota kelompoknya yang sudal1
dite1
can
pem
ajaran yang akan digunakan dan langkal1-langkah yang akan diterapkan
selai
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui tahapan
terlebih dahulu oleh peneliti.
Guru
menjelaskan metode
beril Tallap orientasi, guru memberikan orientasi umum dan rasional tentang konsep yang akan dipelajari, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta sekaligus memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dibahas. Tahap restrukturisasi ide, guru merestrukturisasi ide-ide siswa dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
terbimbing
dan
mengajukan
masalah-masalah yang terdapat dalam LKS kegiatan I. Siswa dalam kelompok
mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan
atau
masalah-
masalah yang diajukan guru dan menuliskan jawaban sementara basil diskusi pada selembar kertas. Tahapm1 pemecahan masalah terdiri dari : mengidentifikasi pertanyaan atau masalah yang diajukan, mencari data atau keterangan ym1g dapat digunakan untuk pemecahan masalal1 yaitu dengm1 membaca sumber yang tersedia, meneliti, be1tanya dan
72
permasalahan yang didiskusikan.
Setelah siswa mendiskusikan
permasalahan-permasalahan dalam kelompok, beberapa kelompok ditunjuk untuk menyampaikan jawabannya di depan kelas dan kelompok Jain ditugaskan memberi tanggapan. Guru bertindak sebagai moderator. Dalam diskusi guru dapat mengembangkan pertanyaanpe1ianyaan untuk menggali gagasan-gagasan siswa dan membimbing siswa un1uk memahami konsep yang sedang dipelajari. Tahap pemantapan konsep, guru menugaskan s1swa mengerjakan latihan-latihan pada LKS untuk memantapkan konsep yang telah dipelajari. Tahap sistematisasi clan perluasan. guru menugaskan setiap kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi berdasarkm1 konsep yang sudah dipelajari. :!ah proses pembelajaran selesai kemudian guru memberikan tes akhir 1·tes) clari konsep yang suclah dipel~jari.
Tahap Observasi l) Pemberian tes awal (pre/es) clari 20 soal pihhan ganda diperoleh rerata skor sebesar 54,25. Dari hasil tersebut menmtjukkan bahwa rata-rata siswa di kelas ini memiliki tingkat penguasaan konsep awal yang harnpir merata, yaitu pengetahuan awal sebelum pcnyampaian materi. 2)
Aktivitas belajar siswa belum berlangsung dengan baik karena masih terdapat beberapa siswa yang belum memiliki buku paket biologL sehingga siswa lebih hanyak mengandalkan siswa yang memiliki buku paket.
3)
Kc~jasama
siswa dalam kelompok masih pcrlu ditingkatkan karcna
siswa yang pintar lebih banyak mendominasi diskusi kelompok, sedangkan siswa lainnya lebih banyak sebagai penclengm-. 4) Siswa yang pintar belum secara penuh membimbing atau
73
5) Interaksi siswa dengan guru masih berlangsung satu arah, siswa lebih banyak mendengarkan daripada mengajukan pertanyaan dan sebagian guru yang mengajukan pertanyaan. 6) Pada kegiatan diskusi kelas, secara umum siswa belum mempunyai
keberanian untuk bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga jumlah siswa yang berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas masih sedikit jumlahnya. 7) Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas
lebih banyak didominasi oleh siswa yang pintar. 8) Masih banyak siswa menge1jakan soal··soal yang ditugaskan
perkelompok secara individu. 9) Keseriusan
siswa
dalam
memanfaatk:an
waktu
untuk:
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada masih perlu ditingk:atk:an. 10) Pada pe11emuan terakhir diberik:an tes akhir (pastes). Has ii tes dari 20 soal didapatkan rata-rata penguasaan k:onsep siswa meningk:at menjadi 69,875 dengan besamya peningkatan penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus I sebesar 0,3 J. termasuk kategori sedang. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan pen&>uasaan konsep siswa. dari hasil pretes ke
pastes, meskipun rerata skor pastest baru mem;apai kategori cukup
Tahap retleksi 1) Kegiatan
pembelajaran
metode
pemecahan
masalah
dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa dan menumbuhkan kerjasama siswa dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada, namun dalam pelaksanammya belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini terlihat dari nilai rerata. siswa yang belum rnencapai kriteria ym1g diinginkan dan aktivitas pernbelajaran yang masih helum optimal. Oieh karena itu perlu clitindaklanjuti clengan
74
2) Masih terlihat sikap dominasi dari s1swa yang aktif diskusi kelompok,
sehingga
siswa
yang
pendiam
lebih
banyak
memperhatikan temannya yang aktif ketika diskusi. 3) Penentuan
kelompok yang masih dite:ntukan oleh peneliti
menunjukkan kurangnya kerjasama antar siswa dalam diskusi kelompok. Sehingga perlu adanya perubalmn dalam penentuan kelompok diskusi agar siswa lebih dapat ke1jasama dalam diskusi kelompok. 4) Masalah pemanfaatan waktu merupakan kendala yang paling dirasakan ketika belajar.
Karena diskusi
kelompok sangat
membutuhkan waktu yang lama. Sehingga diperlukan pemanfaatan yang lebih optimal dalam menyelesaikan setiap pen11asa1ahan. 5) Masih sedikitnya siswa yang berperan aktif dalam mengemukakan pendapat pada saat diskusi sehingga siswa yang lain terlihat masih banyak ym1g mengobrol dengan temmmya. 6) Dalm11 mengemukakan pendapat siswa rnasih terpaku terhadap konsep yang ada dibuku paket pegangm1 siswa. Maka untuk siklus selanjutnya peneliti akan berusaha merangsang siswa agar siswa dapat mengemukakan pendapat sendiri berdasarkan konsep ym1g telah dipahm11i. 7) Persentase siswa yang mencapai kategori penguas= konsep yang diharapkm1 perlu ditingkatkan. Oleh karena itu peneliti akan melakukan perbaikan tinda1cm1 pembelajm·an ke siklus selm1jutnya.
Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus I ini diperoleh gambm·an bahwa basil ingkatan penguasaill1 konsep siswa belum rnencapai kriteria yang 'U:apkan. Oleh karena itu, sebagai langkah perbaikan pernbelajm= us I ini maka perlu dilanjutkan ke tindakan pembelajarill1 pada siklus Adapun perbaikan yang hams dilakukill1 pada siklus II ini adalah agai berikut: •
1
1
••
••
,
1
75
2)
~
elum diskusi dimulai terlebih dahulu siswa dibcrikan pemahaman awal
t
adap konsep yang akan didiskusikan oleh siswa dengan pertanyaan-
I
anyaan yang dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis.
3) I
:lakan pengubahan penentuan anggota kelompok. Siswa diberikan
I
ebasan untuk menentukan anggota kelompoknya sendiri, dengan tan bahwa setiap kelompok tetap jumlahnya empat orang clan siswa
)
~
pintar barns merata pada setiap kelompok. Dengan cara demikian
Lrapkan siswa dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan baik.
2.
lus n Tahap Perencanaan (planning) l) Rencana penelitian dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya setelah siklus I berakhir, yaitu hari selasa timggal 22 November s.d 4 Desember 2007. 2) Pembuatan skenario pembelajaran
deng<m menerapkan metode
pemecahan masalah (problem solving). 3) Guru menugaskan siswa untuk menentukan anggota kelompok masing-masing ke dalam 8 kelompok, dirnana tiap kelompok terdiri dari 5 orang dan siswa yang pintar hams merata pada setiap kelompok. 4) Peneliti bertindak sebagai peneliti yang mengobservasi kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir pe:mbelajaran di kelas. Sedangkan yang menjadi guru adalah guru pelajaran biologi yang bersangkutan. 5) Dalam perencanaannya siklus II ini akim dilaksanakan menjadi 3 kali
pertemuan,
dengan
subkonsep
macam-macan1
proses
pernapasan, volume udara pernapasan serta penyakit dan kelainan pada system pernapasan. 6) Kriteria keberhasilan untuk siklus II ini, yaitu adanya peningkatan penguasaan konsep daripada siklus I.
76
Tindakan II (action 2) Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dimaksudkan untuk nperbaiki hasil belajar siswa se1ta mengatasi kekurangan-kekurangan g te1jadi pada siklus I. Adapun tindakan pembelajaran pada siklus II ini ksanakan dalam tiga kali pertemuan. Sub konsep yang akan dipelajari siklus II yaitu macarn-rnacam proses pernapasan, volume udara mpasan dan kelainan atau penyaldt pada sistem pernapasan rnanusia. Sebelurn pembelajaran siswa terlebih dahulu diberikan tes awal
?tes) w1tuk mengetahui pengetalman awal siswa tentang konsep yang n dipelajari. Setelalt dilakukan pretes guru memerintahkan siswa untuk nbentuk anggota kelompok sendiri yang terdiri atas 8 kelornpok. 1ana setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Adapun tahapan metode ibelajaran yang akan digunakan selarna pembelajaran adalah : Talmp orientasi. Sebelurn diskusi kelompok dilakukan, terlebih dahulu guru rnemberikan pemahaman awal dan rnernotivasi belajar siswa tentang subkonsep yang akan dipelajari. Sub konsep yang akan dipelajari pada siklus 2 adalah rnengenai rnacam-rnacarn pernapasan, volume udara pemapasan dan kelainan atau penyakit pada sistern pernapasan. Pada taltap ini guru mernberikan beberapa pertanyaan untuk memotivasi dan mernusatkan perhatian siswa pada rnateri yang akan dibaltas, diantaranya yaitu :"apa yang kamu rasakan dalarn rongga dada ketika menghirup nafas?". Tahap restrukturisasi ide. Dari pertanyaan-pe1tanyaan yang dilontarkan tadi kernudian guru melanjutkannya dengan memberikan beberapa pertanyaan atau perrnasalahan yang terdapat dalam lembar ke1ja siswa. Siswa dalarn kelompok kemudian mendiskusikan masalah-masalalt yang diajukan secara kooperatif. Adapun tahapan pernecahan masalah yang harus diternpuh oleh siswa adalah a) Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, pada talmp ini siswa berdiskusi
dengan ternannya
w1tuk mernahan1i pertanyaan-
77
b) Mencari
data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
pemecahan masalah yaitu dengan membaca sumber yang tersedia, bertanya dan berdiskusi. Semua anggota kelompok berdiskusi mencari
solusi dari
pertanyaan yang ada, mengemukakan
pendapatnya masing-masing berdasarkan konsep yang mereka pelajari dari sumber yang tersedia. c) Menguji jawaban sementara. Beberapa kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas untuk diuji kebenaran jawabannya. Dalam hal ini guru bertugas sebagai moderator. Setiap kelompok bertugas mernberikan tanggapan. Guru rneluruskan kesalahan konsep dari hasil diskusi dan rnernberi pemantapan dengan mereview sernua materi yang sedang dipelajari. Selain itu guru juga mernbimbing siswa memahami konsep yang sedang dipelajari. d) Menarik kesirnpulan dari peimasalahan yartg didiskusikan. Tiap kelompok mernbuat kesirnpulan dari masalah yang didiskusikan dengan bimbingan guru. Tahap
pemantapan
konsep,
guru
menugaskan
s1swa
untuk
mengerjakan soal-soal yang ada dalam lembar kerja siswa untuk memantapkan konsep yang telah dipelajari. Tahap sistematisasi, guru rnenugaskan setiap kelornpok rnembuat kesimpulan dari konsep yang telah dipelajari. elah tindakan pembelajaran selesai dilakukan, lalu dilakukan tes akhir •sties) untuk mengetahui peningkatan penguasaan siswa terhadap
1sep yang telah dipelajari.
Tahap observasi 1) Pemberian tes sebanyak 20 soal pilihan ganda diperoleh rerata skor pretes sebesar 49,25 dan rerata skor postes sebesar 77,75 dengan
N-Gain 0,54. dari hasil tersebut menunjukkan bahwa te1jadi
78
rerata skor pasties mencapai kategori baik, begitu juga dengan NGain yang sudah mengalami peningkatan meskipun masih dalam kategori sedang. 2) Ke1jasama siswa dalam kelompok dan interaksi di antara siswa sudah berlangsung dengan baik, karena kelompok ditentukan oleh mereka sendiri, sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab bersama. 3) Aktivitas belajar siswa sudah berlangsung baik. Karena semua siswa sudah
memegang buku paket sebagai salah satu sumber
referensi meskipun beberapa dari mereka rnenggunakan srnnber buku yang berbeda. 4) Jllllllah siswa yang be1tanya maupun yang menjawab pertanyaan sudah lebih banyak dan lebih merata dari siklus sebelumnya. 5) Siswa yang pintar sudah terlibat aktif membimbing temannya yang mempunyai keman1puan akademik kurang. 6) Pada kegiatan diskusi kelas, siswa terlihat :mdah terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi. 7) Siswa sudah berani mengemukakan pendapat, walaupun hams dirangsang dahulu dengan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas. Setiap anggota kelompok berusaha untuk
memadukan
pendapat
yang
sejalan
ataupun
yang
bertentangan lllltuk menghasilkan pendapa1. yang terbaik bagi kelompoknya.
Tahap Refleksi 1) Kegiatan
pembelajaran
metode
pemecahan
masalah
dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa yaitu dari rerata cukup (69,875) pada siklus I mengalami peningkatan menjadi rerata baik (77,75). N-Gain juga mengalami peningkatan menjadi 0,54 dari 0,31.
79
2) Kegiatan
pembelajaran
menumbuhkan
metode
ke~jasama
pemecahan
masalah
dan kesetiakawanan
dapat
s1swa dalam
kelompoknya. 3) Diskusi kelas yang dilakukan dapat merangsang siswa untuk mengemukakan pendapat dan be1tanya tentang materi yang dipelajari.
4) Metode
pembelajaran
pemecahan
mengembangkan kreativitas
masalah
juga
siswa dalam mencari
dapat
alternatif
pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah serta mempe1mudah siswa mengana!isis suatu masalah. 5) Banyaknya referensi yang digunakan dapat menjadi sumber informasi
dan bukti
konsep yang dipelajari.
mencocokkan pendapat mereka dengan
konsep
Siswa dapat atau fakta
berdasarkan sumber referensi sehingga konsep yang mereka pelajari berubah menjadi konsep yang benar.
Keputusan Setelah dilakukan tindakan pembelajaran metode pemecahan salah (problem solving) pada siklus I dan siklus II, maka diperoleh hasil agai berikut : 1) Penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dari siklus I dan
siklus II serta memiliki perbedaan yang signifikan. 2) Metode pembelajaran yang diterapkan dapat merangsang siswa mengemukakan pendapat. 3) Diskusi kelompok dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kesetiakawanan dan kerjasama antar siswa. 4) Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik pada siklus II dibandingkan dengan siklus I.
80
E. Pem
tasan Temuan Penelitian 'enerapan pembelajaran metode pemecahan masalah (problem
so/vi.
dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Sebelum dilakukan
tinda
t
pembelajaran metode pemecahan masalah kegiatan pembelajaran
lebih
rpusat pada guru (teacher-centered). Aktivitas siswa dapat dikatakan
hany
iendengarkan. Sehingga siswa menjadi kurang mampu mengemukakan
dan
ngaplikasikan ide pada be1TIJacam situasi. Akibatnya siswa kurang
meni
sai konsep yang sedang dipelajari. Penguasaan konsep pada siklus I
tenta
pengertian dan tujuan respirasi, alat-alat respirasi, dan mekanisme
pertL
·an gas belnm mencapai kriteria yang diharapkan (ketuntasan belajar). 'ada siklus I, penguasaan konsep siswa tentang pengertian dan tujuan
resp1
i, alat-alat respirasi dan mekanisme pertukaran gas belum mencapai
krite
ang diinginkan. Begitu juga aktivitas belajar siswa belum berlangsw1g
deng
baik. Dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang sibuk dengan
men:
rol dan bercanda. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum bisa
beke
sama dalam memecal1kan masalah dan menumbuhkan rasa tanggung
jawa
.alam dirinya masing-masing. Sehingga masih perlu ditingkatkan lagi
gum
'encapai pembelajaran yang optimal. Kegiatan peer tutoring belum
berli
mng dengan baik, yakni siswa yang pintar belwn secara penuh
merr
nbing atau membantu temannya yang kurang akademiknya. Pada
kegi
1
pert:
~an
kelo
ok dan interaksi siswa masih berlangsung secara kaku dan kurang
harn
is. Semuanya ini disebabkan oleh penentuan anggota kelompok yang
mas
!itentukan oleh peneliti dan kebiasaan siswa sebelmm1ya yaitu siswa
lebil
myak mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan oleh
gurt
m sering menunggu penjelasan guru. Kebiasaan ini masih terbawa
ketil
mereka sedang mengikuti pembelajaran kooperatif dengan metode
pem
11an masalah. Selain itu, pemanfaatan referensi buku sebagai sumber
info
1si juga belum optimal dan masih terbatas. Siswa hanya menggunakan
diskusi kelas jwnlah siswa yang bertanya maupun yang menjawab masih sedikit dan terbatas pada siswa yang pintar. Kerjasan1a
81
mem
i buku paket. Sehingga penyampaian ide atau gagasan kurang
didas
an atas konsep atau fakta dalam buku referensi. 'ada siklus II, penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan,
begit
mla aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan
siklu:
Penguasaan konsep yang dicapai mengalami peningkatan dari rerata
kateg
cukup (69,13) menjadi rerata kategori baik (77,75). Ke1jasama dan
intere
belajar siswa berlangsung dengan baik dan jumlah siswa yang
berta1
maupun yang menjawab pertanyaan lebih banyak dan lebih merata.
Di sa
ing itu, kegiatan peer tutoring juga sudah berlangsung dengan baik.
Hal
disebabkan siswa sudah mempunyai pengalaman mengikuti
pemt
jaran kooperatif dengan metode pemecahan masalah pada siklus I,
sehin
1
siklu:
!. Selain itu penentuan anggota kelompok oleh siswa sendiri
mem
:kinkan siswa dapat memilih anggota kelompok yang bisa diajak
helm
sama sehingga kegiatan diskusi kelompok dapat berlangsung dengan
siswa sudah mampu beradaptasi dengan pembelajaran sernpa pada
baik. )ari hasil tes awal (pretes) dapat diinterpretasikan bahwa siswa tel ah mem
i pengetahuan awal tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Ini
mem
~tikan
dari
·etan atau tulisan, tetapi siswa memi!iki pengetahuan awal yang
dipe1
h dari pengalamnnya sehari-hari atau hasil dari interaksinya dengan
ling~
;an dalam kehidupan sehari-hari. Konstruktivisme memandang gum
seba:
mediator dalam membangun pemahaman di kelas. Konsep awal yang
suda
imiliki siswa kadangkala tidak selmulrnya sesuai dengan konsep yang
akan
:erima ketika belajar. Oleh karena itu, selan1a interaksi di kelas, ada
pors:
:iientu yang menekankan aktivitas siswa membangun pengetahuan
(stuc
-centered) dan ada juga porsi tertentu bagi gum untuk mengarahkan
pem
man clan keyakinan siswa (teacher-centered).
bahwa siswa bukanlah kertas kosong yang sama sekali bersih
Pembelajaran kooperatif dapat mengoptimalkan peran s1swa dalam beri1
aksi sosial dengan siswa yang lain maupun dengan guru. Selain itu,
82
mem1
k ke1jasama tim, membangun rasa tanggung jawab, menggiatkan
kegia
peer tutoring, meningkatkan kemampuan siswa memecahkan
mas al
secara bersama-sama dan memudahkan pemahaman terhadap konsep-
konse
biologi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Wright bahwa
pemb
!aran kooperatif dapat membangun ke1jasama, :mling mengenal di
antan
;wa dan mendorong terjadinya interaksi sosial. Selain itu Cooper juga
meny
kan bahwa keunggulan pembelajaran ini adalah setiap siswa
mem1
yai
pemb
jaran dan siswa dapat mengembangkan keterampilan tingkat tinggi.
tanggung jawab
dan
berpartisipasi
secara
aktif dalam
1elalui pembelajaran metode pemecahan masalah (problem solving) s1swa
pat memecahakan masalah secara terstruktur sehingga diperoleh hasil
peme
:an masalah yang tepat. Di samping itu, dengan metode pembelajaran
ini si
: dapat terlatih untuk menganalisis suatu permasalahan dengan cermat
sehin
: siswa dengan sendirinya dapat mengembangkan daya nalarnya untuk
menc
pemecahan dari permasalahan. Maka dengan berkembangnya daya
nalar
wa dapat menegambangkan daya kreativitas siswa untuk menemukan
hubu
n barn mengenai konsep yang dimiliki dengan permasalahan yang
dihac 'embelajaran metode pemecahan masalah merangsang
keaktifan
s1swi
tlam berpikir sehingga siswa dapat mengemukakan berbagai ide atau
gaga
mengenai pemecahan setiap permasalahan. Hal ini sesuai dengan
temu
Tyler dalam I Wayan Redhana dimana pembelajaran yang
mem
ilcan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan-
kete1
pilan
kem:
man berpikir siswa. Selain
men'
catkan rasa tanggung jawab serta kerjasama siswa dalam kegiatan
disk1
kelompok. Dengan kerjasama yang baik siswa dapat bertukar ide atau
gaga
dari setiap altematif pemecahan masalah dengan sesama rekan
disk
tya. Hal ini tentu saja dapat menyatukan berbagai pendapat atau ide
yan~
erbeda sehingga dapat diperoleh satu gagasan yang tepat mengenai
dalan1
pemecahan
masalah
akan
dapat
meningkatkan
itu metode pembelajaran ini dapat
83
F. Keti
atasan Penelitian Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak
kekt
1gan dan kelemahan. Adapun beberapa kekurangan dan kelemahan dari
pene
an ini diantaranya adalah sedikitnya waktu yang diberikan pihak
seko
sehingga penerapan metode pembelajaran ini dirasa kurang optimal.
Sela
tu, terbatasnya kemampuan peneliti dalam upaya mencari cara yang
tepa
1tuk meningkatkan penguasaan konsep siswa t:entang sistem respirasi
pad2
musia.
BABV
PENUTUP A. Kes Ben simpula 1. :
mlan rrkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil :;bagai berikut: ::!ah dilakukan tindakan pembelajaran berupa kegiatan pembelajaran .ode pemecahan masalah (problem solving) hasil penguasaan konsep
va pada konsep sistem respirasi pada manusia setiap siklusnya 1galami peningkatan. Pada siklus I rerata skor pre test siswa baru 1capai 54,25 dan rerata skor post test sudah mencapai 69,875 dengan d. N-Gain pada kategori baik (0,31 ). Setelah dilakukan perbaikan pada
us II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan rerata r pre test mencapai
49 ,25 dan rerata skor post test sebesar 77, 75
gan nilai N-Gain 0,54 (kategori baik). Hal ini menunjukkan bahwa
il penguasaan konsep siswa pada konsep sistem respirasi pada rnanusia 'at ditingkatkan rnelalui pembelajaran rnetocle pemecahan rnasalah
Jblem solving). 2.
-t data basil perhitungan rata-rata N-Gain siklus I dan Siklus II eroleh nilai thitung sebesar 14, l 73 clan nilai t1abcl sebesar 2,02, pada taraf rrifikansi 0,05 (5%), jadi thitung>t1abcl· Maka dapat drsimpulkan bahwa Ha ~rima
dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
1g signifikan antar peningkatan penguasaan konsep siswa di siklus I dan lus II 3.
nbelajaran
metode
pemecahan
rnasalah
clapat mengernbangkan
tivitas siswa dalarn rnemecahkan setiap permasalahan yang dihaclapi, nciptakan
suasana
pernbelajaran
yang
rnenyenangkan,
ticlak
mbosankan dan demokratis, meningkatkan ke1j·asama dan interaksi wa dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan cliskusi dapat fangsung dengan baik.
85
B. Sar; Seb; beberap
i tindak lanjut dari hasil penelitian
1111,
maka dapat dikemukakan
tran sebagai berikut: 1daknya penerapan kegiatan pembelajaran pemecahan masalah
1.
1blem solving) ini digunakan
untuk pembahasan konsep sistem
)irasi pada manusia dan konsep lain yang sesuai. 2.
1
·u hendaknya lebih memahami konsep, karakteristik, langkah-langkah evaluasi dad pembelajaran metode pemecal1an masalah agar basil g diperoleh setelah pembelajaran lebih baik.
3.
:i guru hendaknya dapat mengembangkan metode pembelajaran
iecal1an masalah sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa :rapkan dalan1 pembelajaran biologi. 4.
u hendaknya menggunakan variasi metode pembelajaran agar siswa
at lebih memahami materi yang dipelajari serta menciptakan suasana 1belajaran yang tidak membosankan.
DAFT AR PUST AKA
Arikunt
Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :ara, 2005
__ . P
litian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. Pertama, 2006
Anoniff
iQ ://www.mathematic.transdigit.com/index. php/mathematic:nal/model-pembelajaran-creative-problem -solving-dengan-video1pact-disk-dalam-pembelajaran-matematika.html yang direkam pada 25 2007
Anoniff
"Creative Problem Solving", 1://en.wikipedia.org/wiki/creative_problem_solving yang direkam pada \1ei 2008
Anoniff
Problem Solving", http://en.wikipedia.org/wiki/Problem_solving yang :kam pada 25 Mei 2008
Bahri,
ful Djamarah & Aswan Zein. Strategi Be/ajar Mengajar, Jakarta eka Cipta. 2002
Cakra,
oman Griadhi, Penanggulangan Miskansepsi Pada Mata Pelajaran momi dengan Lembar Ke1ja Siswa dan Pemanfaatan Lingkungan untuk ningkatkan Prestasi Belajar Siswa, Jurusan Pendidikan Ekonomi, :ultas Penidikan !PS, !KIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan 1gajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXV Juli 2002
Dwiyoi
Wasis D. Kapabilitas Pemecahan Masalah Sebagai Hasil Be/ajar ',!Jlit!f Tingkat Tinggi. Jurnal Teknologi Pembelajaran, Teori dan 1elitian Tahun 7, No. 2 Oktober 2000
Gustiar
Nurhizrah. Konstruktivisme dan Penerapannya dalam Praktik 1didikan. Fonun Pendidikan, No. 01 Tahun 30, Edisi April 2005
Hamza
Pembelqjaran Matematika Menurut Teori Beilrjar Konstruktivisme. lam Jurua! Pendidikan dan Kebudayaan Edi.si 40, Balitbang pdiknas
Herlanl
Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Bogar usan Pendidikan IP A, 2006
Jukanti
i, lnta. Perbandingan Hasil Be/ajar Biologi Antara Siswa yang Diajar 1gan Metode Ceramah dan Problem Solving. Sebuah studi eksperimen MAN 7 Jakarta, Jakarta : skripsi Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jur. ~-Riolo<'i. l JTN SvarifHidavatullah Jakarta: 2005
PT Bumi
87
Karuru,
erdy. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seling >ibelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk J1feningkatkan Kualitas ajar IPA Siswa SLTP. Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 045, mn Ke-9, November 2003
Lie, A
:. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di mg-ruang Ke/as, Jakarta : Grasindo, 2002
Made,
:ak Citrawati. Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan Sains nologi Masyarakat Dengan menggunakan Pendekatan Kontruktivisme :am Pembelajaran Biologi Untuk A1eningkatkan Literasi dan Teknologi va SMAN I Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKTP Negeri garaja, No. 3 THN. XXXVI, April 2003
Majid, .
iul. Perencanaan Pernbelajaran "Mengembangkan Standar Kompetensi u", Bandung, Rernaja Rosdakarya, Cet. Ke-2, 2006
McCall
foanne. A General Problem Solving Method. Journal !cation. http://www.slc.gc.ca/~jrnc/probsol.htm.
Cartner
kNamara. "Basic Guidelines to Problem Solving and Decision
Research of
king", Adapted from the Field Guide to Leadership and Supervision, )://www.management.org/prsn prd/prb bsc.htm dirdrnm 15 maret 2008 Meltze1
. David, The Relationship Between Mathematics Preparation an •iceptual Learning Gains in Physics: a possible "hidden variable" in gnostic pretes score, Departemen of Physics and Astronomy, Iowa te University, Ames, Iowa 50011. dari www.google.com, 2007
Musahi
'Construtivisme dalam Pembelajaran IPA. Artikel : MAN 4 Jakarta, )4
Nurhid:
ti. "F/ekt!fitas Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Hasil
'ajar Nfatematika Siswa" Sebuah studi eksperimen di A1ts Jslamiyah iutat, Skripsi : Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jur. Matematika. UIN rrif Hidayatullah Jakarta, Jakarta : 2005) Pannen
mlina, dkk. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakarta: PAU-PPAI ·, 2001
Priyo,
1i. Analisis Apresiasi Guru Seka/ah Dasar Terhadap Pembelajaran rtematika Berbasis Pemecahan Masalah. p://digili bumum.ac.i d/download. php ?f=disk/24/jiptumm-gdl-res-2001i-matematika-dwipri yo 1.08.00.pdf
88
Ramli,
maspriyanto. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode 1struktivisme dalam Metamorfosa, Jurua] Pendidikan IPA, Vol. 1 No. 2 Dber2006
Rosyad<
)ede. Paradigma pendidikan Demokratis "Sebuah Model Pelibatan :yarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan", Jakaiia : Kencana, 4
Rusbult
raight Thinking Skills in Education (method~ to improve Problem 1ing), http://www.asa3.org/ASA/education/think/method.htm , 2001, g direkam pada tanggal 16 Mei 2008
Rustam;
Nuryani et all, Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains, UPI Puskur Balitbangdiknas. Failitator Edisi V THN 2003
- - · ''
tegi Be/ajar Mengajar Biologi, Malang : Universitas Negeri Malang, 5
Rustenc
Ieten. Penerapan Metode Pemecahan Masa/ah (Problem Solving) am Peningkatan Pembelajaran Menu/is Karangan Argumentasi" Pada Na Kelas I SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2004/2005. //digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1220105-102207/ yang direkam pada I Juli 7
Sagal a,
iiful. Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, Cet. Ke006
Santosc
3arokah. Cooperatif Learning 'Penerapan Teknik Jigsaw dalain 11belajarai1 Bahasa Indonesia di SLTP, Buletin Pelangi Pendidikan, lume 1 No. 1 Tahun 2000
Sayuti,
thdi. Model Pembelajaran Konstruktivisme, Jakarta : Jurua] Didaktika cm Vol. VI, No. l Juni 2005
Sofyan,
1mad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : nbaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006
Shibata
1idetoshi Problem Solving : definition, terminology, and pattern. )://www.mediafrontier.com/article/PS/PS.htm yang direkam pada 25 lruari 2007
Suasti,
1rni, dkk. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan Tp Melalui Modifikasi Cooperatif Learning Jviodel Jigsaw. Jurnal nbelajai·an, No. 04 Tahun 26, Desember 2003
89
l
tplementasi Model Konstruktivis Dalam Pembelajaran JPS, Jurnal didikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI il 2003
Supamc
ml. Teori Perkembangan Kognitif.Iean Piaget, Yogyakaiia : Kanisius,
Sukadi.
l
Suprapt
Meningkatkan Motivasi Be/ajar Siswa dalam Mata Pelajaran •grafi Melalui Pendekatan Cooperat!f Learning, Buletin Pelangi didikan, Volume 4, No. I Tahun 2001
Suratno
ttang. Peranan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran dan Pengqjaran 1s. Prosiding Seminai· Intemasional Pendidikan IPA, 2007
_ _. (
structivism and Science Education. Bandung : Universitas Pendidikan Jnesia, 2006
Susanto
udyo. Keterampilan Dasar Mengqjar IPA Berbasis Konstruktivisme, . MIP A : UNM, 2002
Syah, I\
dbbin. Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT naja Rosdakarya, 2004)
Tobin, I
meth et all. Research on Instructional Strategies jilr Teaching Science" 'roject of National Science Teacher Association, Macmillan Publishing npany, New York : 2000
Toha, (
l.
bib, Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rja Grafindo Persada, )j
Undan~
1dang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem 'em Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bandung : Penerbit Citra tbara, 2003
Wagira
~1eningkatkan Keakt!fan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui nbelqjaran Konslruktivistik Model Kooperatij Berbantukan Madu!, nal Ilmu Pendidikan , Jilid 13, Nomor 1, Februari 2006
Wahyu
Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, litbang-Diknas. http://www.depdik.nas.go.id.jurnal/36/tingk.atan nahaman siswa.htm. diakses 26 Desember 2006, 2001 Yuliati, Lia. •nampuan Pemikiran Hipotetik Dedukt!f Siswa Dalam Penguasaan nsep Fisika, Jurnal MIPA, Edisi 30, No. 1, Januari 200 I
90
Watson.
:ott B. &James E. Marshall Effects of Collaborative Incentives and erogeneous Arrangement on Achievement and Interaction of ~1eratove Learning Groups in a College Life Science Course. Journal earch in Science Teaching Vol. 32, No. 3 PP 291-299, 2000
Wayan,
:Zedhana. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa lvfelalui 1belajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan lvfasalah, dalam ial Pendidikan dan pengajaran, No. 3 Tahun XXXVI, IKIP Negeri iaraja Juli 2003
Wemin,
orardus. Menggagas Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Humanis, ://. pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Qpj.ni&id= 14523 5 g direkam pada 29 Nov 2007
! Yumett
embelajaran Melalui Pendekatan Problem Solving Berdasarkan Tugas rpter Report dan Kegiatan Laboratorium Sebagai Sumber Be/ajar am Mata Kuliah Fisika Dasar di .Jurusan Fisika FMIPA !KIP Padang, 1m Laporan Penelitian, FMIP A Universitas Negeri Padang, 2000
Yuswin
Implementasi Metode Pembelajaran Problem Solving dalam 1ingkatkan Kemampuan berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran 1 (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri I Batujajar), UPI : 2006, 1//digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1129106-110231 yang direkam a 4 Februari 2008
Zulfiani
Pengembangan Program Pembelajaran Bioteknologi Untuk ningkatkan Kemampuan Inkuiri Calon Guru, Jurnal Pendidikan IP A :TAMORFOSA, Vol. 1 No. 2, Oktober 2006
Lampiran l SKENARIO PEMBELAJARAN Bidang Studi
: Biologi
Dnlrn.lr Rohal.:!an
• ~ilii:.tPm RPlilnir~_fii:i P~;ul~ M~n111td~
l\.Cl3:S:fi.'5illl
:; Y .ill
Standar Kompetensi
: Memaltami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
\Uf:fil_IJiillJI.!.
\;:)U!1UJ
dengan kesehatan tri!fanggal
Konsep/ Subkonsep
Alokasi Waktu
nis, 08 ;ember 17
Pengertian Respirasi,
7x40' (4xpertemuan)
Alat-alat Respirasi Pada Manusia dan Mekanisme Pertukaran Gas
I
I
Kegiatan Pembelajaran Siklus I
1. Pertemuan pertama (80') a. Kegiatan Pendahuluan (20') • Melakukan pretes • Motivasi : Guru bertanya kepada siswa apakah mereka mengetahui istilah respirasi (pernapasan) Prasyarat : Guru bertanya alat apa saja yang • merupakan organ penyusun sistem pernapasan b. Kegiatan Inti (50') • Guru membantu siswa untuk membentuk keiompok diskusi dengan jumlah 5 orang I perkelon1pok • Guru memaparkan permasalahan yang akan dijadikan permasalahan dalam kelompok diskusi, yaitu : - Tujuan respirasi Alat-alat respirasi pada manusia - Proses jalannya pernapasan • Guru menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi lain diberikan kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan
-
Sumber/Bahan/Alat Sumber: Buku Paket Essis kelas VIII Erlangga VIII Campbell jilid III Sains Biologi 2, Aneka Ilmu kelas VIII - Grafindo VIII
-
Alat: Charta sistem respirasi pada manusia Charta organ alveolus - Chari.a mekanisme inspirasi dan ekspirasi
-
Balian: LKS
-
'°.....
• • •
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi permasalahan kegiatan 1 di LKS Pada akhir diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan basil diskusi Melaknkan Tanva iawab basil diskusi
Bahan eksperimen (cermin)
•Siswa dibantu guru membuat kesimpulan dari basil diskusi • Penugasan pekerjaan rumah membuat laporan diskusi perkelompok lSa, 13 1ember
,7
2. Pertemuan kedua (80') a. Kegiatan Pendahuluan (10') •
Guru mengulas materi sebelumnya dengan memberikan beberapa pertanyaan berikut ini: 1. Apakah oksidasi biologi? 2. Sebutkan alat-alat respirasi pada manusia? b. Kegiatan Inti (50') • Guru meminta siswa untuk duduk membentuk kelompok diskusi dengan kelompoknya masingmasing = Guru memaparkan permasalahan yang akan didiskusikan oleb siswa, yaitu : Mekanisme pertukaran gas 0 2 dan C02 di alveolus Fungsi 0 2 di dalam tubuh Buktikan bahwa respirasi menghasilkan H 20 (uap air) Apa yang menyebabkan kita menguap? • Guru memberikan Lembar Kerja Siwa (LKS) sebagai penuntun diskusi • Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi •Diakhir diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan basil diskusi mereka
~
•Melakukan tanyajawab basil diskusi c. Kegiatan Penutup (20') • Membuat kesimpulan •Penugasan pekerjaan rumah membuat laporan diskusi perkelompok u • ..,,,
J'.J
rember 7
....., ,.fl..._.,."'"-'"-"-""-"""=
'°"'"""'~s= \<.FV
J
a. Kegiatan Pendahuluan (15') • Guru mengulas materi sebelumnya dengan memberikan beberapa pertanyaan berikut ini: I. Apakah fungsi oksigen di dalam tubub? 2. Apakah basil dari respirasi? b.Kegiatan Inti (55') • Guru memberikan soal-soal kepada setiap siswa • Guru menugaskan kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS secara individu • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan • Guru mengumpulkan jawaban siswa • Guru dan siswa membahas soal-soal yang dikerjakan siswa bersama-sama c.Kegiatan Penutup (IO') • Guru memberikan beberapa pertanyaan dalam
•
bentuk lisa.n kepada sisv1a Guru. menugaska.11 sis\va membaca materi yang telab dipelajari untuk mempersiapkan tes akhir di akhir pertemuan.
Isa, 20 rember
4. Pertemuan keempat (80') •
7 • •
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada siswa yang ingin mencoba menjawabnya Guru melengkapijawaban siswa
::E
nis, 22 rember 7
Macam-macam pernapasan,macam volume udara pernapasan, serta paa smem resprras1 manusia
6x40' (3xpertemnan)
• Guru memberikan tes akhir <nostes) Siklus II 1.Pertemnan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan (20') • Guru memberikan tes awal (pretes)
I
11ap K'l:!OmpuK
•
Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan "apa yang kamu rasakan dalam rongga dada ketika mengbirup udara?" b. Kegiatan Inti (50') • Guru meminta siswa untuk duduk perkelompok • Guru meminta siswa memperbatikan carta pernapasan dada dan pernapasan perut • Guru meminta siswa membaca buku sumber • Guru memaparkan beberapa permasalahan yang akan dibabas dalam diskusi secara berkelompok, yaitu: Mekanisme pernapasan dada saat inspirasi dan ekspirasi Mekanisme pernapasan perut saat inspirasi dan ekspirasi • Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi • Diakhir diskusi setiap kelompok diminta menjawab setiap pertanyaan berdasarkan basil diskusi • Melakukan tan ya jawab basil diskusi dan mencocokkan jawaban yang benar c. Kegiatan penutup (10') • Tiap kelompok mengumpulkan basil diskusi mereka • Siswa membuat kesimpulan dari basil diskusi
'f
2.Pertemuan Kedua >elasa, 27 '1ovember ?007
a. Kegiatan Pendahuluan (10') • Guru mengulas materi yang telah disampaikan dengan memberikan tes tertulis kepada siswa : 1. Apa yang berperan dalam pernapasan dada dan --o-N···-·-
•H-•A~H~HA-,
n•..,p-uu..,.._
¥""'"""""'
pernapasan dada? 3. Bagaimana mekanisme ekspirasi pada pernapasan perut? b. Kegiatan Inti (55') • Guru meminta siswa untuk duduk perkelompok • Guru meminta tiap kelompok untuk : mendata macam-macam volume pernapasan, mengidentifikasi beberapa penyakit dan kelainan pada sistem respirasi manusia serta penyebabnya dari sumber yang ada. • Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk mendiskusikan permasalahn yang telah diberikan • Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil jawaban mereka • Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang telah tersedia di Lembar Kerja Siswa (LKS)
secara individu dan ja,:vaba..."'lilya dikumpulkan. c, Kegiata..r1 Penutup (15')
• •
~amis,
29 lovember 007
Tiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi mereka Guru menugaskan tiap kelompok untuk membuat laporan hasil diskusi
3.Pertemuan Ketiga (80') a. Kegiatan Pendahuluan (IO') • Guru mengulas materi yang telah disampaikan dengan memberikan tes tertulis kepada siswa : I. Sebutkan macam-macam volume pernaoasan? l,c
u
2. Sebutkan beberapa kelainan dan penyakit pada sistem respirasi pada manusia? b. Kegiatan Inti (40') • Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soalsoal yang terdapat dalam LKS secara individu.
..
.......
...,,.,.,."" """""'·u
vn•n·-...
.
,.u...,."""~~~
.
.
........ .;,..., ...... ~-& .,....,....,"'
..,._.~"'
J"<.Lue
sudab diberikan c. Kegiatan Penutup (30') Melakukan tes akhir (vostes)
Pamulang, 0 I November 2007 Mengetabui,
!is Darsiab N!M.103016127088
~
97
Lampiri
~
INSTRUMEN PENELITIAN SIKI,US I Nama: Kelas : Pilihlah 1.
ah satu jp,waban yang paling tepat ! tespirasi adalah .... pertukaran gas oksigen di paru-paru 1. pertukaran gas oksigen dari atmosfer ke paru-paru :. pertukaran gas oksigen di paru-paru dan jruringan l. pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. 1.
2.
['ujuan utama bemafas adalah .... 1. mendapatkan 02 1. menyerap 0 2 guna pembakaran dalrum tubuh ,. pertukaran gas I. melepaskan C02
3.
)ksidasi biologi adalah .... 1. proses membakar zat makanan di dal.rum tubuh dengan menggunakan oksigen ). proses pengrumbilan 02 dari udara bebas ~. proses penyaringan oleh udara oleh rrumbut-rrumbut hidung dan selaput lendir I. proses penyesuaian suhu udara yang masuk ke rongga hidung
4.
'roses oksidasi biologi di :eaksi .... 1. zat makanan + 02 - ). zat makanan + 02 - :. zat makanan + 02 - 1. zat makanan + 02 - -
5.
dalrum sel tunuh dapat ditulis dengan C02 + H20 C02 + H20 + energi C02 + H20 + gaya C02 + 02 + energi
Organ-organ pemapasan pada grumbar di bawah ini secara berurutan illalah ....
a. b.
hidung, trakea, laring, bronkus, bronkiolm:, alveolus hidung, paring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus
98
hidung, laring, trakea, bronkiolus, bronkus, alveolus hidung, laring, trakea, bronkus, alveolus, bronkiolus 6.
iifat fisik paru-paru pada manusia yang benar adalah .... kanan 2 gelambir •. kanan 3 gelambir kiri 3 gelambir I. tidak mempunyai gelambir
7.
lebagai bagian alat pemapasan, hidung berfungsi sebagai .... menyaring udara yang masuk I. menyaring udara dan menyesuaikan suhu membasahi udara yang masuk pertukaran gas l.
8.
Jdara di dalam rongga hidung dibersihkan oleh.... t. kapiler hidung & lapisan epitel ). kapiler hidung & lendir hidung ,. rambut-rambut hidung dan lapisan epitel !. rambut-rambut hidung & selaput lendir hid.ung
9.
"'ungsi lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir pada rongga hidung 1dalah .... menyimpan udara I. ). menghangatkan udara menyaring udara membuang udara l
10.
Bulu-bulu halus yang terdapat dalam hidung berguna untuk .... menyaring udara b. menghangatkan udara c. mencium bau d. melembabkan udara '!.
11.
Alat pemapasan pada gambar di bawah ini berfungsi untuk ....
"_!~-~-
~_,.,.-::..•. ~'-
a. b. c. d.
tempat mengikat udara tempat menyaring udara tempat pertukaran 02 dan C02 tempat pembentukan hemoglobin
99
12.
ada laring/tekak terdapat anak tekak dan katup tenggorokan yang "rguna untuk .... menyaring kotoran yang masuk ke saluran pemapasan penyesuaian suhu pengatur kelembaban menghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan pada saat mengunyah
13.
rutanjalannya pemapasan pada manusia yang benar adalah .... hidung-trakea-laring-bronkus-bronkiolus--alveolus hidung-laring-trakea-bronkus-bronkiolus-·alveolus hidung-laring-bronkus-alveolus-paruparu hidung-laring-trakea-bronkus-alveolus-paruparu
14.
i dalam paru-paru yang dipertnkarkan adalah .... udara alveoli dengan gas dalam kapiler darah udara bebas dengan udara alveoli antara darah dengan udara alveoli C02 dan H20 darah dengan 02 udara pemapasan
15.
oristiwa pertnkaran gas secara difusi terjadi terhadap gas .... H20 C02 02 Semuanya
16.
ada waktu kita mengembuskan udara pemapasan melalui pipa ke ilam air kapur, lama kelamaan air kapur menjadi keruh. Hal ini :embuktikan bahwa udara dari paru-paru mengandung gas .... C02 H20 N2 NH3
17.
[akan sambil bicara dapat menyebabkan tersedak, pertistiwa ini rjadi pada bagian .... rongga hidung rongga mulut pangkal tenggorok batang tenggorok
18.
ada proses pemapasan, pengikatan 02 terjadi pada.... paru-paru alveolus sel darah
100
19.
Tahapan pernapasan eksternal adalah pertukara:n gas dari .... a. dara:h ke sel b. atmosfer ke paru-paru c. alveolus ke sel d. atmosfer ke alveolus
20.
Zat warna merah yang mengikat oksigen dalam darah adalah .... a. hemosianin b. oksihemoglobin c. hemoglobin d. aksihemoglobin
101
Lampi
13 Kunci Jawaban Instrumen Siklus I
1. D
11. c
2. B
12. D
3. A
13. B
4. B
14. D
5. B
15. c
6. B
16. c
7. B
17. c
8. D
18. D
9. B
19. B
10.B
20.C
102
Lampi!'.
4 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II
Nama: Kelas : Pilihlah 1. F
a 1: 2. F a b c d
3. F
tapasan perut terjadi oleh aktivitas .... )tot diafragma c. otot antar rusuk )tot perut d. otot tulang dada tapasan dada dapat terjadi karena aktivitas .... ·elaksasi otot diafragma contraksi otot diafragma contraksi otot antar rusuk mntraksi dan relaksasi otot rusuk
c d
t waktu inspirasi terjadi .... liafragma mendatar, tulang rusuk menurun liafrgama mendatar, tulang rusuk terangkat liafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat !iafragma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun
(
tbar di bawah adalah aktivitas pemapasan dada pada saat ....
a I:
:kspirasi rnntraksi
a 1:
4.
ah satu jawaban yang paling tepat !
5. 1 I a I:
6. I r
c. inspirasi d. inhalasi
mg rusuk menurun, diafragma melengkung ke atas, adalah aktivitas tapasan .... c. kontraksi mspirasi d. relaksasi :kspirasi
~
" saat kontraksi, volume rongga dada akan membesar, sehingga .yebabkan.... naiknya tekanan udara
'L
""-•--v•r.. ,f-,,,.),,..,....,.,..,_, H,.l,... ......
103
tekanan rongga dada mengecil [)fot tulang rusuk mengendor 7.
l 8. (
2
c 9. I 2
l c
c 10. l ' l 11.
1
12. '
a saat relaksasi volume rongga mengecil (tekanan di dalam rongga 1 membesar), sehingga mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam 1-paru. Dengan demikian terjadilab .... inspirasi c. kontraksi ekspirasi d. Inhalasi ibar di bawab adalab aktivitas pernapasan dada pada saat....
ikspirasi rnntraksi
c. inspirasi d. ekshalasi
lyataan yang tepat tentang inspirasi adalab .... :itot antar tulang rusuk dan diafragma berkontraksi sehingga tulang :usuk terangkat, rongga dada membesar dan udara masuk Jtot antar tulang rusuk dada berkontraksi, diafrgania relaksasi sehingga :ulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan udara masuk Jtot antar tuiang dada dan diafragma relaksasi se:hingga tuiang rusuk rerangkat, rongga dada membesar dan udara masuk Jtot antar tulang dada relaksasi sehingga tula:ng rusuk terangkat, rongga dada membesar dan udara masuk ~anisme pemapasan perut berdasarkan gerakan .... ;ekat diafragma c. dinding paru-paru :itot antar tulang rusuk d. perut
ume udara yang dapat diembuskan sekuat-kuatnya setelab melakukan ,jrasi sekuat-kuatnya disebut .... 1dara pernapasan c. udara kompkmenter kapasitas vital paru-paru d. udara cadangan ume udara yang tersisa di paru-paru setelab ekspirasi biasa disebut. ... idara pemapasan c. udara residu udara komplemen d. udara cadangan
104
13.
telah seseorang mengembuskan udara dalam paru-paru sekuat-kuatnya, lka dalam paru-paru tetap terdapat udara yang disebut udara .... residu c. cadangan komplementer d. pernapasan
14.
orang perenang tahan beberapa waktu di dalam air, ha! ini menunjukkan l1wa dia memiliki .... udara residu paru-paru yang besar udara komplementer paru-paru yang besar udara cadangan yang besar kapasitas vital paru-paru yang besar
15.
pasitas vital paru-paru merupakan .... volume udara yang keluar masuk akibat aktivitas pernapasan volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuatkuatnya volume udara yang diembuskan setelah melakukan inspirasi volume maksimum udara yang diserap paru-paru
16.
ntoh gangguan paru-paru yang bukan karena infeksi adalah .... bronchitis c. TBC pneumonia d. asma
17.
lyakit gangguan saluran pernapasan akibat infeksi Mycobacterium ·erculosis adalah .... difteri c. TBC bronchitis d. asma
18.
ntoh penyakit pada sistem pernapasan karena infeksi adalah ... amandel c. asma polip d. TBC
19.
'adangan pada cabang tenggorok disebut. ... selesma c. TBC bronchitis d. asma
20.
iyakit yang dapat disebabkan oleh alergi terhadap suatu benda, asap tbakau/rokok, psikis (pikiran), atau keturunan adalah .... asma c. bronchitis kanker paru-paru d. TBC
105
Lampi1
5 Kunci Jawaban Instrnmen Siklus II I. A
11. B
2. D
12. D
3. B
13.A
c
14. D
5. B
15. c
6. B
16.D
7. B
17. c
8. A
18. D
9. A
19. B
IO.A
20.A
4.
106
Lampi.
6 Lembar Pedoman Observasi No
1
Aspek pcrilcku siswa yang dinilai Interaksi siswa selama PBM, meliputi interaksi antar siswa, siswa dengan guru, siswa dalarn kelomooknva Keberanian siswa dalarn bertanya atau mengemukakan pendapat dalarn PBM Partisipasi siswa dalam mengerjakan tugas mandiri/kelompok, berdiskusi, dan membuat laooran Motivasi, ketekunan dan antusisme dalam mengikuti PBM dilihat dari kesungguhan respon siswa
2
3
4 '
5
6
7
8
0 I 2 3 4
Kehadiran siswa dalarn PBM dilihat dari ketepatan waktu di kelas atau tempat belajar, dan iumlah siswa vang absent Hubungan siswa dilihat dari keakraban, kerjasama dan kompetisi siswa Hubungan siswa dengan guru dalam pemanfaatan guru sebagai pendarnping, pembimbing dan narasumber dalam pemecahan masalah Efektifitas pemanfaatan waktu dilihat dari ketepatan siswa mengerjakan tugas dan ketepatan pembelajaran sesuai waktu yang dirancang dengan mantap - Sangat kurang = Kurang = Cukup =Baik = Sangat baik
Skor
0
l
.,,,
3
4
107
Lampiri
r Lembar Kerja Siswa (LKS) Sistem Pernapasan Pada Manusia Ringkasan Materi
Mendes! dengan I a. p p pengelua oleh tub1 oksigen memperc bereaksi1 untukme
R
c
(zat: b. A I
2.
3.
4.
5.
Jsikan Sistem Pernapasan pada Manusia dan Hubungannya :ehatan ~ertian Pernapasan apasan atau respirasi merupakan suatu proses pengambilan 0 2 dan · C02 dan uap air yang dilakukan oleh paru-paru. Oksigen diperlukan illltuk oksidasi makanan, sehingga akan diperoleh energi. Pengikatan ilkukan oleh darah. Jadi pemapasan adalah suatu kegiatan untuk ' energi disebut juga oksidasi biologi. Oksidasi biologi adalah sari-sari makanan dengan oksigen dalam sel-sel tubuh tasilkan energi dan mengeluarkan zat-zat sisa berupa C02 dan uap air. :si oksidasinya sebagai berikut : + 6C02 :206 + 602 6H20 canan) (oksigen) (karbondioksida) (uap air) ·alat Pernapasan longga hidung (Cavum nasalis) Jdara yang dihirup melalui hidung mengalami 3 perlakuan : ) Penyaringan oleh rambut-rambut hidung dan sdaput ) Penyesuaian suhu ) Diatur kelembabannya 'angkal Tenggorok (Larink atau tekak) ,etaknya di belakang rongga hidung dan rongga mulut. Pada tekak erdapat anak tekak dan katup tenggorokan yang berguna untuk aenghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan pada saat iengunyah. latang Tenggorok (Trakea) 'ersusun oleh tulang rawan yang membentuk cincin. Permukaannya •ersilia/berambut getar yang berfungsi untuk menyaring kotoran 1asuk ke saluran pemapasan. Batang tenggorok bercabang menjadi .ua disebut bronkus. Bronkus bercabang lagi menjadi saluran kecil di alam paru-paru disebut bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil an halus masuk pada gelembung paru-paru disebut alveolus. 'aru-paru (Pulmo) 'erletak dirongga dada, berjumlah 2 buah, sebelah kiri 2 gelambir dan ang kanan 3 gelambir. Paru-paru (pulmo) memiliki kapiler-kapiler arah yang berfungsi untuk difusi makanart. Paru-paru memiliki elaput pembungkus disebut pleura. )iafragma 'dalah otot yang memisahkan antara rongga. dada (torak) dengan
108
c.
'kanisme Pernapasan/Pertukaran gas fdara masuk melalui hidung batang tenggorok bronkus ronkiolus paru paru alveolus ertukaran gas terjadi di alveolus yaitu dari gas 02 dan C02 •ksigen mengalami pertukaran secara difusi di paru-paru ernapasan eksternal, yaitu : - Pertukaran gas antara udara atmosfir dengan udara alveolus - Pertukaran gas antara udara alveolus dengan darah ernapasan internal, yaitu pertukaran gas antara darah dengan sel
d. 1. I
1ses Pernapasan tapasan dada dengan menggunakan otot tulang rusuk udara masuk (inspirasi/inhalasi) : rongga dada membesar karena tulang rusuk terangkat volume paru-paru membesar tekanan dalam paru-paru mengecil. udara keluar (ekspirasi/ekshalasi) : rongga dada mengecil karena tulang rusuk kembali volume paru-paru mengecil tekanan dalam paru-paru mengecil tapasan perut dengan menggunakan otot diafragma !ara masuk (inspirasi/inhalasi) : membesarnya rongga dada karena iafragma berkontraksi (diafragma mendatar) iara keluar (ekspirasi/ekshalasi) : mengecilnya rongga dada karena otot iafragma melengkung ke atas lume paru-paru Udara tidal atau udara pernapasan : udara keluar masuk saat .pernapasan biasa. Udara komplementer : udara yang masih dapat masuk ke paru-paru setelah inspirasi biasa. Udara suplementer : udara yang masih tersisa setelah kita melakukan ekpirsi biasa. :Udara residu : udara yang masih tertinggal di paru-paru setelah mengadakan ekspirasi sekuat-kuatnya :Kapasitas vital paru-paru : kapasitas udara yang bias dihembuskan setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya. Kapasitas total paru-paru : Kapasitas vital + Volume residu lainan atau penyakit pada sistem pernapasan esma : Infeksi saluran pernapasan mchitis : peradangan cabang tenggorok (bronkus) nritis : peradangan pleura C : infeksi paru-paru oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis na : alergi terhadap udara dan debu ip : pembesaran tonsil di rongga hidung :Iker paru paru : peyakit yang diakibatkan oleh polusi udara yang sifat langsung atau tidak langsung, antara lain C02
2. I 1. 2.
e.
f.
109
Kegiat Sistem Konsef Sub Kc Tujuan
Bahan
CaraK1 I.
2. 3.
4. 5.
Pertanyi I.
1 :napasan : Pemapasan Pada Manusia :p : Sistem pernapasan manusia tersusun atas bagian-bagian yang berfungsi mengeluarkan udara untuk pernapasan Siswa dapat menyebutkan organ pemapasan pada manusia Siswa dapat memahami mekanisme pertukaran gas 02 dan C02 di paru-paru 1. Charta alat pernapasan 2 Buku palcet yang relevan 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1ati charta alat pemapasan :alah buku palcet biologi yang relevan '.atilah gambar di bawah ini baik-baik kemudian berilah keterangan a bagian yang bernomor kusikan permasalahan yang ada is jawaban di lembar yang tersedia
Sesuai gambar yang ditunjukkan oleh nomor 1 s/d 9 adalah :
I. i l. l 5.
2. 3.
6. 7. 8. 9.
Jihidung udara mengalami apa saja? Sebutkan! <\palcah yang dimalcsud oksidasi biologi? Tulislah realcsinya!
110
Kegiat2 Sistem I Konsep SubK01 Tujuan
Alat dan 1. ( 2. (
mpas an : Pemapasan Pada Manusia ~ : Mekanisme pertukaran gas 0 2 dan C02 di paru-paru Siswa dapat memahami mekanisme pertukaran gas 02 dan C02 di paru-paru Siswa dapat memahami fungsi 0 2 di dalam tubuh Siswa mampu membuktikan bahwa respirasi mampu menghailkan H20 han: rta alat pernapasan rta mekanisme pemapasan
3. k Cara Ke; 1. 2. 3. 4.
5.
nati charta mekanisme pemapasan :calah buku paket biologi yang relevan ~plah udara pemapasan ke atas kaca kemudian lihat bagaimana rubahan permukaan kaca setelah ditiup skusikan pennasalahan yang ada Jis jawaban di lembar yang tersedia
Pertanya 1. J1 a
2. I\ ti
3. I\
4. A
:kan secara singkat mekanisme pertukaran 02 dan C02 yang terjadi di llus! usia bemapas menghirup oksigen. Jelaskan fungsi oksigen di dalam b. kita! gapa permukaan kaca menjadi berubah? Berl kesimpulan anda! yang menyebabkan seseorang menguap?
111
Latiha A. Pilil 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
oat Ganda iuan utama bemafas adalah .... mendapatkan 02 menyerap 02 guna pembakaran dalam tubuh pertukaran gas melepaskan C02 itan jalannya pemapasan pada manusia pada manusia yang benar, 1lah ... hidung-trakea-laring-broukus-broukiolus-alveolus hidung-laring-trakea-bronkus-broukiolus-alveolus hidung-laring-bronkus-alveolus-paru-paru hidung-laring-trakea-bronkus-alveolus-pam-paru tukaran oksigen dari udara luar dengan karbondioksida dari darah adi di dalam ... taring c. bronkus trakea d. alveolus !gsi lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir pada rongga hidung uk ... menyimpan udara menghangatkan udara menyaring udara membuang udara :an yang berperan dalam pernapasan dada adalah .. tulang rusuk dan diafragma tulang rusuk dan otot perut diafragma dan otot diafragma otot diafragma dan otot perut istiwa pertukaran gas secara difusi di paru-paru te1jadi terhadap gas ... C02 c. H20 02 d. semuanya ara di dalam rongga hi dung dibersihkan oleh .... kapiler hidung & lapisan epitel kapiler hidung & lendir hidung rambut-rambut hidung dan lapisan epitel rambut-rambut hidung & selaput lendir hidung sidasi biologi adalah ... proses membakar zat makanan di dalam tubuh dengan menggunakan oksigen proses pengan1bilan oksigen dari udara bebas proses penyaringan udara oleh rambut-rambut hidung dan selaput lendir proses penyesuaian suhu udara yang masuk ke: rongga hidung wama merah yang mengikat oksigen dalam darah adalah .... hemosianin oksihemoglobin
112
10.
~
hemoglobin aksihemoglobin t fisik paru-paru pada manusia yang benar adalah .... kanan 2 gelambir kanan 3 gelambir kiri 3 gelambir tidak mempunyai gelambir
Uraian
B.
Perhatikan alat pemapasan berikut!
' Sebutkan bagian-bagian yang bernomor 1-6 ! b. Bagian nomor berapakab tempat te1jadinya pertukaran gas C02 dan 02? Apakab fungsi oksigen dalam tubuh? Sebutkan 3 perlakuan udara yang mauk ke hidung! Bagimana mekanisme pertukaran oksigen dan karbondioksida!
:i.
'
'
113
Kegiata1 Sistem p. Konsep Sub Kon Tujuan
Alat& B
apasan : Pemapasan Pada Manusia : Pemapasan dada dan Pemapasan perut : - Siswa dapat membedakan mekanisme pemapasan dada dan pemapasan perut pada saat inspirasi dan ekspirasi - Siswa c!apat memahami volume udara di paru-paru - Siswa mengetahui beberapa kelainan & penyakit pada sistem pemapasan n : 1. charta alat pemapasan 2. chata pemapasan dada dan pemapasan perut 3. buku paket yang relevan 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
CaraKe1: 1. A 2. B: 3. D 4. Ti
tilah carta pemapasan pemapasan dada dan perut! sumber yang tersedia! .1sikan pertanyaan yang ada! jawaban di lembar yang tersedia!
Pertanya2 1. 2. 3.
ada gambar A, jelaskan yang terjadi saat inspirasi dan ekspirasi! ada gambar B, jelaskan yang terjadi saat inspirasi dan ekspirasi! .pa perbedaan antara pemapasan dada dan pemapasan perut!
G'smbar A. Pemspsssn Perot
Gambar C. Pomapsssn Dada
114
Kegiat: Sistem Konsep Sub Ko Tujuan
! napasan : Pemapasan Pada Manusia p : Volume udara pemapasan dan kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan Siswa dapat memahami volume udara di pam-paru Siswa mengetahui beberapa kelainan & penyakit pada sistem
pemap2 Bah an
Cara K( L
2. 3.
4. Pertany 1.
2. 3.
charta alat pernapasan buku paket yang relevan Lembar Kerja Siswa (LKS)
atilah carta pemapasan dada dan pemt! :a sumber yang tersedia! kusikan pertanyaan yang ada! is jawaban di lembar yang tersedia!
alah macam-macam volume pemapasan dari sumber yang tersedia! 1tifikasi beberapa kelainan dan penyakit dari berbagai sumber yang edia! 1skan apa pengaruh rokok terhadap kesehatan perokok maupun orang1g yang disekeliling perokok!
115
Latihan A. Piliha 1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
B. Uraian 1. Se 2. A] 3. AJ
ti :anda la pemapasan perut yang berperan adalah ... . otot diafragma c. otot antar rusuk . otot perut d. otot tulang dada :nbar di bawah adalah aktivitas pemapasan dada pada saat ... . ekspirasi c. inspirasi . kontraksi d. ekshalasi 'ume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuat-kuatnya :sebut... udara pemapasan c. udara residu udara komplemen d. udara cadangan ume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah akukan inspirasi biasa adalah ... udara residu c. udara cadangan udara komplemen d. kapasitas vital paru-paru ~nyakit gangguan saluran pemapasan akibat infeksi Mycobacterium '.berculosis adalah ... c. bronchitis TBC pneumonia d. as ma ida saat kontraksi, volume rongga dada akan membesar, sehingga enyebabkan.... naiknya tekanan udara turunnya tekanan udara tekanan rongga dada mengecil otot tulang rusuk mengendor angguan paru-paru yang bukan karena infeksi adallah ... difteri c. TBC bronchitis d. asma
kan tahap proses pemapasan pada manusia! till perbedaan antara inspirasi dan ekspirasi? till perbedaan pemapasan dada dan pemapasan perut?
Lampiran 8 KISI-KISI PENGUASAAN KONSEP
.t"r..aa~n
: ll"iFl5llliOgl
Jr IC'!Ujt:Urau:
: VIII (delapan) : 80 Menit : Pilihan Ganda : Memahami berbagai sistem dalam kehidnpan
Kelas Alokasi Waktu Bentuk Soal Standar Korn petensi Konsep/ Snbkonsep
:ompetensi Dasar
Pengertian dan tujuan respirasi
1deskripsikan ~m pemapasan a manusia dan ungannya dengan ~hatan
.pasan d1sebut 1uga oks, · u.:.v.n..:e;.i J.::<..H.u
'
No. Soal
Aspek Yang Dinknr
• Menjelaskan pengertian respirasi • Memahami tujuan respirasi • Menjelaskan pengertian oksidasi biologi • Merumuskan reaksi kimia proses oksidasi biologi
1 2 3
Cl C2 Cl
4
C2
• Mengurutkan macam-macam alat oemaoasan oada manusia
5
C3
Indikator
Uraian Materi
...3.U.i.JU.
U>;.;.i.~a.r
. I
o;iatJ.-.::iUJ.i
makanan menggunakan oksigen. Reaksi kimianya yaitu • C02+ Zat makanan + 02 H20+enerni Alat-alat respirasi pada manusia ad alah .
Alat-alat respirasi pada manusia
0\
1. rongga hidung, berfungsi dalarn penyaringan, penyesuaian suhu, dan pengaturan kelembaban. terdapat katup tenggorokan berfungsi untuk menghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan pada saat mengunyah. 3. Batang tenggorok (trakea) yang bercabang menjadi dua disebut bronkus dan bercabang lagi menj adi saluran kecil dalarn paruparu disebut bronkeolus dan bercabang menjadi cabang yang paling kecil dan halus disebut alveolus. Silia yang terdapat pada ~·'·-rm··t..-aan "'ak.:i.a !-"'-' berfungsi Ui.'1tuk rnenyai.;ng kotoran masuk ke saluran pemapasan. 4. Paru-paru, terletak dirongga dada, berjumlah 2 buah, sebelah kiri 2 gelambir dan kanan 3 gelambir. AUl'I..
J.U
berdasarkan garnbar • Mengarnbarkan sifat fisik paruparu. • MenPPBmhRrk::1n
•
"
• • •
•
~,,._
•
•
I
fnna~:i
hiclnna
pemapasan Menjelaskan bagian rongga hidung yang berfungsi membersihkan udara dalam rongga hidung Menjelaskan fungsi lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir pada rongga hidung Memberi narna batas antara rongga dada dan rongga hidung Menjelaskan fungsi bulu-bulu halus dalarn hidung Menerangkan fungsi alat pemapasan yang ditunjukkan berdasarkan garnbar Memberi narna cabang dari bronkiolus Menjelaskan fungsi silia/rarnbut getar yang terdapat pada batang tengggorok Menjelaskan fungsi katup tengggorokan
I 6
I
Cl
I 7
I
C2
I 8 I
Cl
I 9
I
C2
I 10 I
Cl
I 11 I
C2
I 12 I
C2
I 13 I
Cl
I
I
01
I 15 I
C2
I
I
1'"T "
I
I
'-''
I
-..i
5. Diagfrahma adalah otot yang memisahkan antyar rongga dada dengan rongga nen1t.
.
gas
I manusi~ adal~ ~dara ~asuk melalui hidung diteruskan ke trakea lalu ke bronkus dilanjutkan ke bronkiolus menuju ke paru-paru ke alveolus. Pertukaran gas terjadi di alveolus yaitu dari gas 02 dan gas C02 Oksigen mengalami pertukaran secara difusi di paru-paru Pemapasan ekstemal yaitu pertukaran gas antara udara atmosfer dengan udara alveolus Komponen darah yang mengikat oksigen adalah hemoglobin. Basil utama dari proses respirasi adalah energi yang digunakan oleh tubuh I untuk melak:ukan aktivitas tubuh.
....,.
• e
•
• "
"
I• e "
~
·----:- ,J-·---.r -
r----r:-----
pada manusia yang benar I 17 I Menjelaskan udara yang dipertukarkan dalam paru-paru Menjelaskan gas yang mengalami I 18 I pertukaran secara difusi di paruparu I 19 I Membuktikan zat yang terkandung dalam udara dari paru-paru I 20 I Menunjukkan letak peristiwa tersedak terjadi I 21 I Membuktikan zat yang terkandung dalam udara pemapasan yang diembuskan 22 I Menunjukkan tempat terjadinya I pengikatan 02 I' 23 I Menielaskan oroduk utama yang diha;ilkan darl proses respirasi sel Menguraikan tahapan pemapasan I 24 I ekstemal Menyebutkan komponen darah 25 yang mengikat 02 dalam darah I
I
C2 Cl
C3
C3 C3
C2 C2
C2 Cl
00
Kornponen darah yang rnengikat
nasu ma.'Tia mm proses resp1ras1 adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas tubuh
SIKLUSil tdeskripsikan sistem 1apasan pada usia dan mgannya dengan hatan
Macam Proses Pernapasan
I
Macam-macam Pernapasan : a. Pernapasan dada Organ yang berperan : otot rusuk - udara masuk (inspirasi/inhalasi) : rongga dada membesar karena tulang rusuk terangkat volume paru-paru membesar tekanan dalam paru-paru mengecil. - udara keluar (ekspirasi/ekshalasi) : rongga dada rnengecil karena tulang rusuk kembali volume paru-paru mengecil tekanan dalam paru-paru mengecil b. Pernapasan perut Organ yang berperan : otot diafragma - udara masuk (inspirasi/inhaiasi) : membesarnya rongga dada karena diafragma berkontraksi
• Menjelaskan organ yang terlibat dalam aktivitas pernapasan perut • Menjelaskan aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemapasan dad a • Mengurutkan tahapan terjadinya proses inspirasi • Menentukan mekanisme pernapasan dada pada saat inspirasi berdasarkan garnbar • Menunjukkan peristiwa yang terjadi pada saat pernapasan dada dan perut
pada saat ekspirasi
I ; ~v'fenjelaskan akiivitas pen1apasan berdasarkan tahapan yang dijabarkan yaitu ketika tulang rusuk menurun dan diafragma melengkung ke atas. • Menerangkan akibat yang terjadi pada saat kontraksi, volume rongga dada mernbesar. • Meramalkan oroses vang teriadi saat
I
C2
2
C2
3
C3
4
C3
5
CJ
6
7
I
C2
C2
I
--
\0
(diafragma mendatar) - udara keluar (ekspirasi/ekshalasi) : mengecilnya rongga dada karena ,...+.....+ A: .... l'...---
--1---L--.- -
relaksasi volume rongga mcngecil (tekanan di dalam rongga dada membesar), sehingga mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam
• • •
I
CJ
9
CJ
10
C2
11
Cl
12
C2
13
Cl
14
Cl
15
Cl
16
C2
17
C2
I
-
Volume udara pemapasan
8
Macam volume udara pemapasan yaitu: a)Udara tidal atau udara pemapasan : udara keluar masuk saat pemapasan biasa. b) Udara komplementer: udara yang masih dapat masuk ke paru-paru setelah inspirasi biasa. c)Udara suplementer: udara yang masih tersisa setelah kita melakukan ekpirsi biasa. d) Udara residu : udara yang masih tertinggal di paru-paru setelah mengadakan ekspirasi sekuat-kuatnya e )Kapasitas vital paru-paru :
•
•
•
•
•
l_T.u•...u'l;'1n.urutI1
n1i.-::Karusme pernapasan
yang terjadi berdasarkan gambar yang disajikan. Membedakan pernyataan yang tepat tentang inspirasi Menyebutkan mekanisme yang terjadi pada proses pemapasan perut Menjelaskan organ yang bergerak pada mekanisme pernapasan perut yaitu sekat diafraITTTia Menjelaskan volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat pemapasan yaitu udara pemapasan Menjelaskan volume udara pemapasan yang dapat diembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya. Menjelaskan volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi biasa Menerangkan udara yang tetap terdapat dalam paru-paru s~telah kita mengembuskan udara dalam paruparu sekuat-kuatnya Menjelaskan volume udara yang masih dapat dimasukkan ke oaru-
I
~
kapasitas udara yang bias dihembuskan setelah melakukan inspirasi sekuatkuatnya. r•1•._1:ip{l.~Ita~
vu211 'T vu1urne
residu
paru setelah melakukan inspirasi biasa. • Membuktikan bahwa seorang perenang memiliki udara
l • •
Kelainan atau Penyakit pada Sistem Pemapasan Manusia
a. Non-infeksi Asfiksi merupakan terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. Amandel yaitu pembengkakan kelenjar limfe di tekak • Polip yaitu pembengkakan kelenjar limfe dihidung Asma yaitu penyakit menahun kronis akibat penyempitan bronkus dan bronkiolus;akibat alergi terhadap suatu benda,asap, tembakau/rokok,psikis, atau keturunan
•
• •
•
:
•
senmgga cua blsa tahan beberapa waktu dalam air Mendefinisikan pengertian udara residu Mendefinisikan pengertian kapasitas vital aru- aru Memberi contoh gangguan paru-paru yang bukan karena infeksi Menjelaskan penyakit gangguan saluran pemapasan akibat infeksi
I 18 I
C3
I
I
Cl
I 20 I
Cl
21
Cl
I 22 I
C2
19
Mycobacterium tuberculosis • Memberi contoh penyakit p~da I 23 sistem pemapasan karena infeksi • Menjelaskan penyakit yang diakibatkan oleh peradangau pada I 24 cabang tenggorok • Menentukan penyakit yang dapat disebabkan oleh alergi terhadap suatu j I benda, asap, tembakau/rokok, psikis 25 I (pikiran), atau keturunan.
I
C2
I
Cl
I
C3
Kanker paru-paru yaitu penyakit yang diakibatkan polusi udara yang bersifat langsung atau tidak langsung,
I
I
I
I
-IV
antar lain CO, N02, H2SO,, dan HCO b. Infeksi • Faringitis yaitu peradangan +".. _: ... ,...
•
• •
..J.!--L-L.1.-- _1_1_
Tonsillitis yaitu peradangan rongga hidung bagian atas atau tonsil oleh bakteri Bronchitis yaitu peradangan pada bronkus atau bronkiolus Pneumonia yaitu infeksi paruparu karena bakteri dan virus pada dinding alveolus
~ IV IV
123
Lampiran 9 UJI INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I Nama: Kelas : Pilihlah salah
tu jawaban yang paling tepat !
I.
Re: a. b. c. d.
asi adalah .... ·iukaran gas oksigen Ji paru-paru iukaran gas oksigen dari atmosfer ke paru-paru -tukaran gas oksigen di paru-paru dan jaringan iukaran gas oksigen dan karbondioksida
2.
Tuj a. b. c. d.
1 utama
3.
Ok: a.
d.
1si biologi adalah .... 1ses membakar zat makanan di dalam tubuh dengan menggunakan 1igen 1ses pengambilan 02 dari udara bebas ,ges penyaringan oleh udara oleh rambut-rambut hidung dan selaput dir Ses penyesuaian suhu udara yang masuk ke rongga hidung
4.
Pro a. b. c. d.
oksidasi biologi di dalam sel tunuh dapat ditulis dengan reaksi .... makanan + 02 C02 + H20 makanan + 02 C02 + H20 + energi makanan + 02 C02 + H20 + gaya makana11 + 02 C02 + 02 + energi
5.
Org ada
organ pernapasan pada gambar di bawah ini secara bernrutan
a. b. c. d.
ung, trakea, laring, bronkus, bronkiolus, alveolus ung, paring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus ung, laring, trakea, bronkiolus, bronkus, alveolus ung, laring, trakea, bronkus, alveolus, bronkiolus
b. c.
bernafas adalah .... ndapatkan 02 nyerap 02 guna pembakaran dalam tubuh tukaran gas lepaskan C02
1
124
6.
Sil a. b. c. d.
isik paru-paru pada manusia yang benar adalab .... nan 2 gelambir nan 3 gelambir :i 3 gelambir lak mempunyai gelambir
7.
Se! a. b. c. d.
ai bagian alat pernapasan, hidung berfungsi sebagai. ... myaring udara yang masuk myaring udara dan menyesuaikan suhu :mbasahi udara yang masuk rtukaran gas
8.
Ud a. b. c. d.
di dalam rongga hidung dibersihkan oleh .... :Jiler hidung & lapisan epitel Ji!er hidung & lendir hidung 11but-rambut hidung dan lapisan epitel nbut-rambut hidung & selaput lendir hidung
9.
Fm ada a. b. c. d.
10.
Bat a. b.
lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir pada rongga hidung :nyirnpan udara nghangatkan udara nyaring udara mbuang udara
d.
mtara rongga dada dan rongga perut adalab .... Ura ggorokan :fragma u-paru
11.
Bui a. b. c. d.
:ulu halus yang terdapat dalam hi dung berguna untuk .... nyaring udara nghangatkan udara ncimn bau lembabkan udara
12.
Ala
:rnapasan pada gambar di bawab ini berfungsi untuk ....
c.
X,
a. b. c. d.
j) tpat mengikat udara !pat menyaring udara ipat pertukaran 02 dan C02 ipat pembentukan hemoglobin
125
13.
Brc a.
d.
.olus bercabang-cabang menjadi pembuluh halus yang disebut. ... •nkus eolus cea nkiolus
14.
Fun a. b. c. d. ;
silia/rambut getar yang terdapat pada batang tengg;orok adalah .... nyesuaikan su :gatur kelembaban yaring kotoran yang mauk ke dalam pemapasan 1ghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan
15.
Pad: untu a. 1 b. 1 c. I d. r
ring/tekak terdapat anak tekak dan katup tenggornkan yang berguna
b. c.
r
16.
Umt a. h
b. h c. h
d. h
tyaring kotoran yang masuk ke saluran pemapasan yesuaian suhu ~atur kelembaban :ghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan pada saat .gunyah alannya pernapasan pada manusia yang benar adalah .... ng-trakea-laring-bronkus-bronkiolus-alveolus ng-laring-trakea-broukus-broukiolus-alveolus ng-laring-bronkus-alveolus-paruparu ng-laring-trakea-bronkus-alveolus-pampam
17.
Di di a. u b. u c. aJ d. c
l
18.
Perisl a. H
1 pertukaran
paru-paru yang dipertukarkan adalah .... a alveoli dengan gas dalam kapiler darah l bebas dengan udara alveoli ·a darah dengan udara alveoli dan H20 darah dengan 02 udara pemapasan gas secara difusi terjadi terhadap gas., ..
b. c c. 0 d. Sc 19.
Pad a kapur udara a. 0
b. H: c. N: d. NJ
ianya du kita mengembuskan udara pemapasan melalui pipa ke dalam air
ma kelamaan air kapur meajadi keruh. Hal ini membuktikan bahwa
-i paru-paru mengandung gas ....
126
20.
21.
22.
23.
Mi ba: a. b. c. d.
11
sambil bicara dapat menyebabkan tersedak, pertistiwa ini terjadi pada
Ud ka< pe1 a. b. c. d.
pernapasan yang diembuskan ke pernlkaan kaca akan menyebabkan menjadi buram. Hal ini demikian menunjukkan baliwa udara msau mengandung ....
Pac a. b. c. d.
roses pernapasan, pengikatan 0 2 terjadi pada .... u-paru eolus
Pro a. b.
: utama yang dihasilkan dari proses respirasi adalali. ... >rgi
l ....
ngga hidung 11gga mulut ngkal tenggorok tang tenggorok
)2
0
all
1
2
c. d.
)
24.
Tali a. b. c. d.
11
25.
Zat · a. I b. c. d.
na merali yang mengikat oksigen dalam darali adailali .... tosianin ihemoglobin 1oglobin hemoglobin
pernapasan eksternal adalali pertukaran gas dari .... ili ke sel osfer ke paru-paru ~olus ke sel osfer ke alveolus
Lampiran 11 Tabei 14. Basil Perhitungan Uji Validitas Instrumen 2
3
4
I I I
I I 0
I 0 I
v
v
v
0 0 0 0 I I 0 0 0 I I 0 I 0
I I I 0 0 0 0 0 0 0
y
0 0 I 0 I 0 0 I 0 I 0 0 0 I 0 I 0 I I 0
z AA
R A
B
c
F
G H I
J
K L M N 0 p 0 R
s
T
u v
w x
AB AC AD
AE AF AG AH
Al AJ AK AL AM AN AO AP
AQ AR
I I 0 0
0 0 0 I I
I I
I 0 I
I I I I
0
I
0
I
0 0 I I I 0 0 I I l I
0 0 I I I 0 0 I
I 0
0 I
I 0 I 0 l
I
I I 0
I I 0 I
0 0
0 l l I 0 0 I I l I I I I 0 I
0 0
'
0 I I I I I 0 0 I I 0 0 I I
0 0 0 I I 0 I I ! I I I
0 I I I l I
0 I
I I I
0 0
5 0 I
6
7
8
9
I I
0 I
11 0 I
13
I I
10 I I
12
I 0
I 0
0 I
0
I
I
0
0
1
1
1
0
v 0 0 I 0 0 I I 0 I 0 0 0
u 0 0 I I I I 0 0 0
I
"I
v
1
1
I I I 0 0 I I I 0 I 0 0
I I I I 0
I I 0 0
I 0 0 I
I I 0 I
0 I 0 I 0 0 I 0 0 I 0 0 I I
I 0
I
I I I
I 0 0 l I 0 0 I I 0 I I 0 I
I 0 0
I I I I I
! I I I 0 I I I I l
I I
I
I
I
0 0
l 0
I
I
0 0 I I 0 I
0 0
0 I I I 0
0 I I I
0 0 0 I I l 0 0
0 0
0 I I 0 I 0 0 0
0 I
·1r I 0 0 0 I I I 0 0
0 0 0
0 I
I I
I I I
I I I 0 I I I I
I
0 I
I I
0 I
I
I
0 I 0 I I 0 0
0 0 I 0
0
0 I I 0 I
0 0 0 0
0 I I l
I I 0 I
I 0 I I I I I
I l I
I 0 I I 0 l
I I
I 0 0 I 0 I 0 0
0 0 I 0 I I I
I I I
0 l 0 I I
0 0 I ! 1 I
19
20
21
22
23
24
25
x
X"
I I
I I
I I
I I
I I
0 I
0 I
17 20
289
0
I I
0
n
l
0
I I
0
I I I I 0
0
I I
0 I I I I I I 0 I
121 1% 361 441 256
I I 0 0
l I I 0 I 0 I 0 I
II
0 I I 0 I 0 0 0 0 0 I
I I I I I 0 I 0 0
0
I I I
0 I
I
0
l
' 0
I
0 I I 0 I I 0
0 I I
0 0 I
0 0 0
0 I I I 0 0 l l
1 I 0
0 0 0 I I 0 I I
• ' 0 0 0 I I 0 l
0 0 0 0 0 l
I
I
I
I l
0
I I
0 I
I
18
I I
0 0 I 0 I I I 0 I I I 0 I I
0
I
17
I I
0
I
I
•
16
15 0
0 I I 0 I I 0 I 0 I 0 I I
I
I 0
14 0 I
I I I I 0 0 0 I
I I
0 0 0 0
I I
0
I
0
I 0
I
I I I I 0 0
I
I 0
l I 0
I I 0 I 0 I 0 0 0 I
0 I 0
0
I I I I
0
0
0 0
I 0 l I I I
I
l 0 I I I I
l 0 I I 0
I l
I
0 l I I 0 I I
I
0
I
0 I
I I 0
0 I I l
0
0
0 0 I l 0
I 0 0 I I 0 I 0 I 0
0 I
I I I I I I
0 I I
I I 0 0
.
0 I
I 0 I
0 I I
I 0 0 0 I I I 0 I
I l
I
1
0
I
I
I
I 0 I
I
0 0 I
0 0
I I I I I
0
I
l
0 0 0 0
I 0 0 0 0 0 0 I I I
I I I
I I I I I I 0 0
I I 0 0 I I
I 0 I I 0 I
I i ! l
0 i
I
I I
0 0 I I I I I I I I I I I
l
I
I I I
I 0 0 I
I I I I I
I I I
I I l ! I
.
I I
I
0 I I I I I I I I
0 I
I
I
I I I
l
0
I
I I I I
1
0
0
I
I
I
1 I
I
I I
I I
I
I
I I l I I I I
I
l
I
I I 0
I
I
I
I I I I
I I
I
0 0 I l I 0 I
I 0 I I I I
I
I
I
I
I I
I
I 0 I I I 0 I I I
I
I I I I I I
I I 0 0 I
-
I 0 I 0 l 0 I I 0
0 I
l
1 I I I I I 0 0
l
0 I I 0 I I I 0 I I I 0 I
0 l l I I I 0 I i 0 I I I I I 0 I I
14 19 21 16
400
14
196
18 9 10 16
324 81 100 100 256
9
81
8
64 289
10
17 17 12
18 16 22 23
11 18 9 16
•• '"
22 23
7 9
289 144 324 256 484
529 121 324 81 256 324 484
529 49 81
22
484
24
576
18
324 529 225 289 529
23
15 17 23
17 16 10 16
289
256 100
256
-
N 00
AS AT AU AV AW AX Jmlb
I I 0 0
0 I 23
I I 0 0 0 I
I I 0 I 0 I
24
30
I I I 0 I I 35
I 0 0 0
I I I I
I 0 I I
0
0
0
I
I
I
I 0 0 0 0 I
27
40
26
16
I 0
1 0 0 I 23
I I I
0 I 0
43
I 0 0 0 0 I 31
I I 0
0 I
0 I
I I I I I I
28
23
39
0
I 0 0 I
0 0 0 0 0 I
19
I I
I I
I 0 0
0 I
I I I I I I
I I I 0 0 I
I I I I I I
1
1
0 I I
I I I
0
31
41
22
39
46
40
I I I I 0 I 43
I I I I I I
34
I I I 0 I
I I I 0 I I
37
37
0
24 17 15 to 9
24 799
576 289
225 100 81 576 13955
~
130
Lampira
2 Perhitungan Validitas Item Soal Siklus I
Langkah I
M Langkah2 M
apkan tabel perllitungan validitas
ll'i skor mean dari skor total yaitu Mt dengan menggunakan rumus :
2:Xt M M Langkah3 Me
N 799 50 15.98 ri deviasi standar total yaitu dengan rumus :
Sl
[z::tr
Oil
mi : I;Xt= 13955; I;Xt=799; N=50; jadi :
SL
' 13955 -[799] 50 50
SL
'.J279.1-(15.98)
2
SL SL SL Langkah4 Me1 Langkah 5 Me1
2
.J279. l - 255.3604 .J23.7396 4.92 i perhitungan Mp dari tiap butir I s/d 25
Ko~
i atau menghitung koefisien korelasi (r00 , dari item I s/d 25) menggunakan rumus ;n Point Biserial. Adapun perhitungannya yaitu:
Con Mp
soal No. I l.35 Mt= 15.98
Mal
bL< =
r .,, rhi,
M~;;1t =
H
SD= 4.92
p = 0.46
19.35-15.98 ~0.46 4. 92 0.54
= -3.37 - x0 .85 2
4.92 rhi, = 0.583 r.,"'1
'""'• maka untuk soal no I layak untuk dipakai (valid)
q = 0.54
fw1>o1
= 0.273
131
Lampiran 13 Ta be
5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Siklns I
No I
I\
2 3 4 5 6 7 8 9
I\ I! Ji I! l'i
IO JI 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
•
l'J 19 18 16 18 18 16 16 18 17. 16. 0.5 17. 17. 16. 17. 16. 17. 17.
.
Mt
SDt
15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98 15.98
4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92 4.92
1£
Q
0.54 0.52 0.4 0.3 0.46 0.2 0.48 0.68 0.54 0.14 0.38 0.44 0.54 0.22 0.62 0.38 0.18 0.56 0.28 0.28 0.08 0.2 0.14 0.32 0.26
rpbi 0.583 0.613 0.509 0.489 0.459 0.526 0.37 0.435 0.459 0.106 0.57 0.462 0.02 0.IJ3 0.45 0.506 0.357 0.56 0.468 0.555 0.206 0.566 0.186 0.52 0.447
rt bl*
Kriteria
0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273 0.273
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid ' Valid 0 .27~ Tidak Valid 0.273 Valid 0.273 Valid
valid apabila ypbi > 0,273 (r tabel product moment
Dimana
_ Mp-M1 SDI
untuk n
0 taraf a= 5%)
fq
I>
0.46 0.48 0.6 0.7 0.54 0.8 0.52 0.32 0.46 0.86 0.62 0.56 0.46 0.78 0.38 0.62 0.82 0.44 0.78 0.78 0.92 0.8 0.86 0.68 0.74
Lampiran 14 Tabet 14. Hasil Perhitungan Uji relibilitas Instrumen I
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
15
16
17
18
19
20
22
24
25
x
X'
I
I
I
I
0
I
I
I
0
0
I
0
I
I
I
I
I
I
0
0
14
196
0
I
I
0
I
0
I
I
I
I
0
I
I
I
I
I
I
15
225
0
I
0
1
I
n
n
-
I
I
.
I
0
.
0
-
-
v
v
'
v
I
!
!
0
l
H
121
I
8
64
0
0
0
I
0
I
l
I
0
0
0
0
0
' I
0
I
I
0
I
0
I
I
I
I
0
0
I
0
I
I
0
0
0
I
0
0
0
I
I
0
IO
100
0
0
I
I
I
I
I
0
0
I
I
I
0
I
I
I
I
I
I
I
15
225
I
0
I
I
I
I
0
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
0
I
17
289
0
0
0
I
0
I
I
0
I
I
0
0
I
I
0
I
I
I
I
I
12
144
0
0
I
0
I
I
I
I
11
0
0
I
I
I
I
I
14
121 196
I
I
0
I
0
0
0
0
I
0
I
I
0
I
0
I
I
I
0
I
I
0
I
I
I
0
0
0
0
I
0
I
I
0
I
0
0
0
I
0
0
I
0
0
0
6
36
1
0
0
0
I
0
0
0
0
0
I
0
I
1
0
0
0
0
I
I
7
49
0
0
0
I
0
I
0
I
0
I
0
0
0
0
0
I
0
0
I
0
6
36
I
I
0
I
I
I
1
0
0
0
I
0
0
I
0
0
1
I
1
I
12
144
0
1
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
I
0
0
I
5
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
I
0
I
I
0
0
0
1
0
0
5 12 12
25 25
0
1
1
I
I
I
I
0
0
0
1
I
0
0
I
0
0
I
1
I
I
0
0
1
0
I
I
0
I
I
0
0
I
0
I
0
I
1
I
1
0
I
0
0
!
!
!
1
8
64
I
I
1
!
!
!
0
v
A
15
225
144 144
I
I
1
I
1
0
0
1
I
0
1
0
1
1
I
12
144
1
I
0
1
1
I
1
I
1
I
I
I
17
1
1
1
I
0
1
I
1
1
I
I
1
I
18
289 324
0
0
1
0
0
0
1
I
!
0
0
0
0
8
64
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
I
0
1
0
1
I
0
I
1
1
0
0
1
0
1
1
I
1
0
1
I
1
1
0
1
I
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
I
I
)
1
1
1
1
1
0
0
I
1
0
0
I
1
0
1
I
1
1
1
14
)
0
0
1
I
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
I
0
0
5
196 25
)
0
0
I
0
I
0
0
I
1
0
1
1
I
0
I
1
1
1
1
I
I
1
I
0
1
I
1
1
0
1
0
I
1
I
I
I
I
0
1
12 16
256
I
1
1
1
1
I
1
0
0
I
I
I
1
1
I
I
1
1
I
1
18
324
144
-
w N
0
0
0
0
,
u
I
I
I
I
I
I
0
0
0
0
0
0
0
0
'
'
'
0
0
I
I
0
0
I
I
0
I
I
I
0
0
0
I
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
I
I
I
I
I
I
I
0
I
I
I
0
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
0
I
I
I
I
I
I
I
I
I
0
I
I
1
0
I
'
n
__!_ 0
0
I
0
I
I
0
0
I
'
I
0
0
I
'
n
.
.
I
0
I
I
I
I
I
19
0
0
I
2
4
I
0
0
4
16
0 I
I
I
I
18
324
I
I
I
I
19
361
' '
'
I
I
, I
361
'
19
361
I
12
144
I
I
I
I
0
I
0
0
0
I
0
I
0
I
0
I
I
I
I
I
13
169
I
I
I
I
I
I
I
0
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
19
361
0
0
0
I
I
I
I
0
0
I
I
0
I
I
0
I
I
I
I
I
13
169
I
I
I
I
0
I
I
0
I
I
I
I
0
I
0
I
I
I
0
0
14
1%
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
I
I
0
I
0
I
0
I
0
I
7
49
I
0
0
0
I
I
0
0
I
I
I
0
0
I
0
I
I
I
1
I
12
144
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
0
I
I
I
I
I
I
I
I
19
361
I
I
I
I
0
I
0
0
0
0
I
0
I
I
0
I
I
I
I
I
13
169
0
0
0
I
0
I
I
0
I
0
0
0
I
I
0
I
I
I
I
I
II
121
0
0
I
0
0
I
I
0
0
0
0
0
0
I
0
I
0
I
0
0
6
36
0
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
I
I
0
I
0
0
0
I
5
25
I
I
I
I
I
I
I
20
400 8435
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
23
24
30
35
27
40
26
16
23
31
28
19
31
41
22
39
46
43
37
37
605
1.25
0.25
0.24
0.21
0.25
0.16
0.25
0.22
0.25
0.23
0.25
0.23
0.23
0.15
0.25
0.17
0.17
0.16
0.22
0.19
4.33
Uji Reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan nlmus K_wR_ 20 dari Kuder~Fjcardison. l\dapun pcrhitUiigannya yaitu.:
r,,:
St2
[_!!__] n-I
[i- LPiqi] St 2
=[~XtJ
Diketahui St2 =(4, 72)2; 2;p*q = 4.33, n=20,jadi :
w w
1J4
---,
ti=<
::;:;
N
-'1
2i3
Q
N
blJ blJ i::
~
M
"" ~
N
t-;, ~
----, ~ ('-.
M M
·;::;
""" -.: 11 - - ---,
__, II
~==
~
:r No N
L__J
II
N. N N
I
~
°'0 I
~
00
V')
..::::.. ~ V') V')
~
q
o.
II
II
--..J
II
"' ~
;.§ ;;
...
~
v-.
00
0 II
135
Lampiran 15
JJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II Nama: Kelas :
Pilihlah salal 1.
Perna~
a. oto b. oto
tu jawaban yang paling tepat !
n perut te1jadi okh aktivitas .... afragma c. otot antar rusuk ~rut d. otot tulang dada
2. Pernap a. reli b. kor c. kor d. kor
n dada dapat terjadi karena aktivitas .... 1si otot diafragma ksi otot diafragma ksi otot antar rusuk ksi dan relaksasi otot rusuk
3. Pada w a. dia: b. dial c. diaJ d. diaJ
u inspirasi terjadi .... :ma mendatar, tulang rusuk menurun ma mendatar, tulang rusuk terangkat :ma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat :ma melengkung ke bawah, tulang rusuk menunm
4. Gamba
a. eksJ b. kon 5. Peristi\\ I) Di 2) Ti 3) Ti 4) Di Yangm a. I &
b. 2&
bawah adalah aktivitas pernapasan dada pada saat ....
si
:si
c. inspirasi d. inhalasi
ang terjadi pada pernapasan dada dan perut: agma mendatar 1g rusuk menurun 1g rusuk terangkat agma melengkung ke atas mjukkan peristiwa ekspirasi (pengeluaran udara) adalah .... c. 3 &4
d. I &3
136
6. Tulani pemap a. ms b. ek~
usuk menurun, diafragma melengkung ke atas, ad alah aktivitas n .... c. kontraksi 1si d. relaksasi asi
7. Pada menye a. nai b. tur c. tek d. oto
tt kontraksi, volume rongga dada akan kan .... ra tekanan udara ya tekanan udara n rongga dada mengecil Jang rusuk mengendor
8. Pada s
relaksasi volume rongga mengecil (tekanan di dalain rongga dada ), sehingga mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalain pruru-pruru. :mikian te1jadilah .... c. kontraksi si tsi d. Inhalasi
memb< Dengai a. IDS] b. eks
9. Gainba
a. eks1 c. kon
membesar,
sehingga
bawah adalah aktivitas pemapasan dada pada saat. ...
si ~si
c. inspirasi d. ekshalasi
10. Pemyat a. otot terru b. otot tulru c. otot terai d. otot men
yang tepat tentang inspirasi adalah .... :at, rongga dada membesar dan udara masuk ttar tulang rusuk dada berkontraksi, diafrgan1a relaksasi sehingga usuk terangkat, rongga dada membesar dan udara masuk 1tar tulang dada dan diafragma relaksasi sehingga tulang rusuk at, rongga dada membesar dan udara masuk ar tulang dada relaksasi sehingga tulai1g rusuk terangkat, rongga dada sar dan udara masuk
11. Mekani: a. peni b. peni c. kont d. pen~
: atau proses pemapasan perut meliputi .... tbilan 02 (inspirasi) 1aranC02 si .bilan 0 2 (inspirasi) dan pengeluaran C02 (ekspirasi)
tar tulang rusuk dan diafragma berkontraksi sehingga tulang rusuk
137
12. Mekan a. sek b. oto
.e pemapasan perut berdasarkan gerakan....
13. Volum disebut a. uda b. uda 14. Volum inspirru a. uda b. uda
idara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat pemapasan
15. Volumt a. uda: b. uda
Iara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi biasa disebut. ... •ernapasan c. udara residu :omplemen d. udara cadangan
16. Setelah dalamr a. resi, b. kon
:eorang mengembuskan udara dalam paru-paru sekuat-kuatnya, maka 1-paru tetap terdapat udara yang disebut udara .... c. cadangan :menter d. pernapasan
17. Volumt inspirru; a. uda: b. uda c. udru d. kap:
Jara yang masih dapat dimasukkan ke paru-paru setelah melakukan asa, yaitu .... esidu adangan omplemen llS vital parn-paru
18. Seoran€ bahwac a. uda b. udru c. udru d. kap1
:renang tahan beberapa waktu di dalan1 air, hal ini menunjukkan memiliki .... ;sidu paru-paru yang besar omplementer paru-paru yang besar adangan yang besar as vital paru-paru yang besar
19. Udara n a. vok b. volu c. volu d. volu eksr
lu adalah .... udara yang keluar masuk paru-paru akibat aktivitas pemapasan udara yang diembuskan setelah melakukan inspirasi udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuat-kuatnya udara yang masih dapat diembuskan dari dafam paru-paru setelah
20. Kapasit a. volu b. volu c. volu d. volu
·ital paru-paru merupakan .... udara yang keluar masuk akibat aktiviras pernapm:an udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuat-kuatnya udara yang diembuskan setelah melakukan inspirnsi maksimum udara yang diserap paru-paru
liafragma
.tar tulang rusuk
c. dinding paru-pam d. perut
mmplementer c. udara cadangan iemapasan d. udara vital paru-paru tdara yang dapat diembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan :kuat-kuatnya disebut. ... 1emapasan c. udara komplementeir >ernapasan d. uda:ra cadangan
si
138
21. Contoh. a. bron b. pneu
gguan paru-paru yang bukan karena infeksi adal.ah .... tis c. TBC nia d. asma
22. Penyaki1 tubercul a. difte b. bron
~angguan
23. Contoh1
a. amar b. polii:
saluran
pemapasan
akibat
infeksi
Mycobacterium
~.adalah ....
:is
c. TBC d. asma
yakit pada sistem pemapasan karena infeksi adalah ... c. asma d. TBC
24. Peradani a. seles b. broni
pada cabang tenggorok disebut. ... c. TBC 1s d. asma
25. Penyakit tembaka1 a. asma b. kank•
mg dapat disebabkan oleh alergi terhadap suatu benda, asap 1kok, psikis (pikiran), atau keturunan adalah .... c. bronchitis aru-paru d. TBC
139
La
iran 16 Kunci jawaban nji instrnmen siklus II I. A
11. D
21. D
2. D
12.A
22.C
3. B
13. B
23. D
c
14. B
24.B
5. B
15. D
25.A
6. B
16. A
7. B
17. c
8. B
18. D
9. A
19. c
IO.A
20.C
4.
Lamp1ra11. n Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji Validitas lnstrumen Siklus II I 0
10 0
0 0
9 0 0 0
0
0
0
'
v
l
3 I I I
4 I I I
5 I I I
6 I 0 0
7 I 0 0
8
n
0 I I
2 I 0 0 I
l
1
l
l
R A
B
c r
v
v
v
v
v
v
G
l
l
H I J K
0 0 0 0 I I
I I 0 0 I 0
I I I I
I I I
I I I I
l
I I I
I I I 0 I
0 l I l 0 l
l
L M N 0 p
Q R
s
T
AB
0 l 0 0 0 l l l 0
AC
0
AD AE AF AG
0 0 0
u
v w x y
z AA
AH
Al AJ
AK AL AM AN AO AP AQ AR
0 l 0 l l l 0 0 0 0 0 0
I
I l 0 l 0 l l 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 l
l 0 0 0 0 l 0 0
I I I
I l l l l l
l
l I I
l 0 I 0 0 l l 0 0 0 0 l I I I l l
l 0 I 0 l l l l 0 l 0 l 0 0 l l 0 0
l 0 l l l 0 l l l l l l l l l l l l I l l l I l I
0 0
0
0
0
I
0
I
0
0
I 0
l I
l l l I
l l 0 I
0 l 0 l 0
I
0 0 I 0 0 l
0 l
0 l
0 l 0 0 l
0 0 0 l l 0 0 0 l 0
0 0 0 l
0 0
0 0 0 0 0 0 I I 0 l 0 0 0
0 l 0 0 0 0 0 l 0 0
0 0 l 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0
0 0
0
0 0 0 0 l 0 0 I l 0 0 0 I I 0
0 0 0 0
0 0 0 I
0 0 0 0
0 l l 0
0 0 l 0 0 0
20 I I l
21 I I I
22 I I l
23 I 0 0
24 I 0 0
25 0 0 0
x
X'
I
19 0 I 0
17 11 11
289 121 121
0
I
I
I
I
n
'
n
u
u I 0 0
"I
I
[
I
I
l
l 0 I 0 0 l l 0 l l l 0
l
I I I 0 I I I I I
I 0 0
I
0 I
22
12 0 0 I
13 I I I
14 I 0 0
15 0 0 0
16 I I 0
17 I I 0
18 I
0 0
11 I I I
0
l
l
1
l
0
1
0
v
v
v
v
1
l
0 0
I I 0 I
. I'
tr , -, l
I 0 0 0 0
l l
I 0 0 0 0 I 0 I I 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 I 0
I 0 0 0 0 I 0 0
0 0 0 I 0 0 0 0 0
l 0 l I
l l 0 0 I
l l 0 l 0 0 l 0 0 0 0 0 0 0 0 I l 0 0 0 l 0 0 0
0 I I 0 0
0 I l l 0 l 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
l l 0 I I
l l 0 I 0 0
l 0 I 0 I I
0 l I
l l l l 0
0 0 l 0 l l l l I
0 I 0 0 I l l 0 0 0 0 l l I l I l l
0 l 0 l 0 0 0 0 0
0 l 0 0 0 0
0 0 0 0
I I
l l l l
I 0 0 0 0 0 0
l
I
I
0 l
l I
I I
0 l
l
l
0 l 0 0 l 0 0 0 0 0
I
0
0 l l l l l 0
0 0 0 0
I 0
l I I I
l I
0 l l 0 l 0 l
0 ! 0 0 0
0 0 0 I 0
0 0 0 0 0 0 ! 0 I 0
0 0 0 0 0
I l l l I 0 I 0 0 0 0
0 l 0
0
0 0 0 0 0
0 l l l
0 0 0 0 0 I
0
l
0 0
0 I
l
l 0 l 0 l l
0
0 0 0 0 0 0 ! 0 l 0 I 0
0
0 0 l 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0 0
0
0 l 0 0 0 0 0 0 0 l
0 0 0 0 ! 0 0 0 l
0 0 l 0
I 0 I l I 0
0 I l l 0 I l
0 I I I 0 0 I I I
I 0
l l l I I 0
l l 0 ! 0 l l l l l
l 0 0 0 0 l 0 0 0 I 0 l l 0 l 0
I 0
I 0
l 0 I
I I I
l 0 0 0 0 I
l 0 l l l 0 l l l
0 I 0 l
l I l 0 I 0 l
0 I 0 l l l 0 l
l l l I
l I
l I 0 I I I 0 l I I l l l 0 l 0 0 0 l
0 0 l l
0
0 I 0
l l 0 0
0 I 0 0 l l l 0 l 0 l 0 0 0 0
I 0 l 0 l 0 l l 0 l 0
0
0
I 0 0
I 0 l l 0 I 0 l l
0 0 0 0 0 0 ! l l 0
0 l 0 0 0
0 0 l 0 l l l 0 0
0 0 0 0 l 0 0 l l 0 0 0 l I 0 0 0 0 0 0 0
rn
8 11
100 484 100 121 100 121 361 100 169 400 361 324 16 324 144 361 100 121 144 81 36 324 16 100 121 36 144 36 100 9 361 64 121
5 10 ll 6 8 6
100 121 36 64 36
10 II 10 11 19 10 13 20 19 18
4 18 12
19 to II 12 9 6 18 4
0
IO
0 0 0
II 6 12 6 10 3
0 0 0 ! 0 l 0
0 0 0 0 0
,.,
19
25
~
AS AT AU AV AW AX Jmlh
0 0 0 0 0 0 18
I I 0 0 I I
21
I I
1 I 0 0 37
0 0 0 0 0
0 0 0 I 0 I
40
26
1
0 0 0 0 0 I 23
0 I 0 0 0 I
0
0 0 0 0 0 14
10
10
16
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 7
I I 0
0 0 0 I 0 I
35
20
0 I
1
0 0 I I 0 I 39
I I 0 0 0 0
16
0 0 0 0 0 0 8
0 I 0 0 I
0 22
0 0 0 0 0 0
7
0 0 0 I I
0 17
I I I I 0 0
0 I I 0
34
1 I
0 I I I 0 I
0 I 0 I 0 I
0 0 0 I 0 0
JO
35
38
16
0 I I 0 0
1 26
0 0 0
1 0 0 9
4 II 7
12 5 ti 560
16 121 49
144 25 121 7444
--"""
142
Lampir.
l8 Perhitungan Validitas Item Soal Siklus II
Langkah
j
l\
riapkan tabel perhitungan validitas
Langkah.:i l\
:ari skor mean dari skor total yaitu Mt dengan menggunakan rumus :
IXt
:--
A
A Langkah3 t-1
N 560 :-50 ' 11.20
ari deviasi standar total yaitu dengan rumus :
[~tr
5
=
D
ihui: 2/\'t=7444; 2/\'t=560; N=50;jadi: 2
s =
7444 -[560] 50 50
s =~148,88 - (11,20) s = ~148,88-125,44 s = ~23,44 s =4,85 Langkah 4 M Langkah 5 M K< Cc
M: M:
2
ui perhitungan Mp dari tiap butir I s/d 25
1ri atau menghitung koefisien korelasi (rb;, dari item I s/d 25) menggunakan rumus ien Point Biserial. Adapun perhitungannya yaitu: ~ soal No. l 15 Mt= 11,2 SD= 4,85 p = 0,36 q = 0,64 rm1~1 = 0.273
r =Mp-Mt b~
SDt
[P
Vq
,. . = 15 -11,2 ~0.36 "'
4.85 0.64 3,8 0 rbl.. = . x .75 4 85 ,.bl.< = 0.58 r,,,
r,.11 ~,
maka untuk soal no I layak untuk dipakai (valid)
143
Lampiran
1~
Ta be
No 1 2 3 4
I: 1: 1: 1:
5
J:
6 7 8 9
1• l• 1( 1: 1: 1: I'. Ii
IO
11 12 13 14 I~ 15 I~ 16 1, 17 1: 18 1'. 19 1: 20 l '. 1: 21 22 1: J( 23 24 1: 25 1~ *Dimana
n= 60 tara
; Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrum·en Siklus Il
'
.
Mt 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.2(1 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20 11.20
Mp-Mt SDI ~5%)
IE.
fq
n 0 rnbi rtbl* SDt Kriteria 4.85 0.36 0.64 0.585 0.273 Valid 4.85 0.42 0.58 0.410 0.273 Valid 4.85 0.74 0.26 0.438 0.273 Valid 4.85 0.8 0.2 0.392 0.273 Valid 4.85 0.52 0.48 0.269 0.273 TidakValid 4.85 0.46 0.54 0.680 0.273 Valid 4.85 0.2 0.8 0.288 0.273 Valid 4.85 0.2 0.8 0.495 0.273 Valid 4.85 0.32 0.68 0.602 0.273 Valid 4.85 0.14 0.86 0.326 0.273 Valid 4.85 0.7 0.3 0.252 0.273 TidakValid 4.85 0.4 0.6 0.414 0.273 Valid 4.85 0.78 0.22 0.201 0.273 Tidak valid 4.85 0.32 0.68 0.564 0.273 Valid 4.85 0.16 0.84 0.340 0.273 Valid 4.85 0.44 0.56 0.511 0.273 Valid 4.85 0.14 0.86 0.125 0.273 Tidak Valid 4.85 0.34 0.66 0.362 0.273 Valid 4.85 0.68 0.32 0.262 0.273 TidakValid 4.85 0.6 0.4 0.518 0.273 Valid 0.3 0.273 4.85 0.7 0.382 Valid 0.24 0.462 0.273 4.85 0.76 Valid 4.85 0.32 0.68 0.273 0.689 Valid 4.85 0.52 0.48 0.342 0.273 Valid 4.85 0.18 0.82 0.561 0.273 Valid valid apabila ypbi > 0,273 (r tabelproduct moment untuk
.1..iatmp1rau. •u Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji relibilitas Instrumen Siklus U 23
24
25
x
X2
1
1
I
0
13
169
1
1
0
0
0
6
36
u
l
0
12
144
1
2
3
4
6
7
8
9
10
12
14
15
16
18
20
21
22
0
I
I
1
1
I
0
0
0
0
1
0
1
1
I
I
0
0
I
I
'
'
'
'
I
I
I
1
0 1 ,
I
,,,
0
0
0
u,
u
u
0
0
1
.
0
0
0
0
I
0
I
u
I
!
u
!
u
l
l
I
0
0
1
0
1
0
I
1
I
I
0
0
12
144
0
1
0
I
I
I
1
I
0
9
81
I
I
1
1
I
I
1
1
1
18
324 36
0
0
0
0
0
I
0
0
0
1
I
I
I
1
1
I
0
1
I
0
I
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
6
0
1
1
I
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
I
1
I
0
1
0
9
81
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
I
0
I
0
0
0
0
5
25
0
0
1
1
1
0
0
0
I
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
7
49
1
1
1
1
1
0
I
1
0
I
0
1
1
1
I
0
1
1
I
1
16
256
I
0
1
1
I
I
0
0
0
I
0
0
0
0
I
0
1
0
0
0
8
64
0
I
1
I
I
I
0
I
0
I
I
I
0
I
0
0
I
0
0
0
II
121
I
1
1
1
I
0
1
I
I
0
I
I
I
I
I
0
I
I
I
1
17
289
I
1
I
1
I
1
I
1
I
0
I
0
I
0
I
I
1
I
0
1
16
256
I
1
I
I
I
0
0
1
I
0
I
0
I
0
I
I
1
I
I
0
14
1%
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
0
0
1
0
0
0
3
9
I
I
I
I
I
0
0
0
1
1
I
0
I
I
I
I
I
1
I
0
15
225
0
0
!
!
0
0
!
!
0
!
0
!
0
I
0
!
l
0
0
l
lO
100 .
!
!
!
!
!
!
!
l
0
l
l
0
l
!
l
''
''
''
l
l
18
324
0
I
0
0
0
0
0
1
I
I
0
0
0
0
I
0
I
0
I
0
7
49
0
0
I
I
I
0
0
0
0
I
0
0
0
I
I
I
I
0
0
0
8
64
0
0
1
I
0
0
0
I
0
I
I
0
0
0
I
I
0
0
I
0
8
64
I
0
I
I
0
0
0
0
0
I
0
0
0
0
1
I
I
0
0
0
7
49
I
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
0
0
3
9
I
0
I
I
I
I
0
I
0
1
0
0
I
0
I
I
I
I
I
0
13
169
J
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
2
J
0
I
I
0
0
0
0
0
I
0
0
I
0
0
I
I
0
I
0
7
4 49
J
0
I
I
I
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
I
I
0
I
0
7
49
~
t
u
u
I
I
u
u
u
u
u
u
u
v
u
I
v
I
I
v
v
v
,
.,
0
0
I
I
I
I
0
0
0
0
0
0
0
0
I
I
I
0
I
0
8
64
0
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
0
0
~
4
I
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
I
0
1
0
6
36
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
I
I
I
I
I
0
I
I
0
I
I
I
I
I
I
I
1
1
0
I
"
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
I
I
1
9
81
0
0
I
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
3
9
0
0
I
I
0
0
0
0
0
0
0
0
I
1
0
I
1
0
1
0
7
49
0
0
0
I
I
0
I
I
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
8
64
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
I
0
3
9
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
I
I
1
0
I
0
0
0
6
36
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
I
0
0
0
4
16
0
I
I
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
9
0
1
I
0
0
I
0
0
0
0
I
0
I
0
I
I
I
0
I
0
9
81
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
I
0
0
I
0
4
16
0
0
1
1
0
0
0
0
0
I
0
0
0
I
0
I
1
1
0
1
8
64
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
I
I
0
0
0
0
0
4
16 4501
I
.
.
4
, .
0
I
0
0
1
I
0
I
0
I
0
0
0
0
1
1
I
0
1
0
18
21
37
40
23
10
10
16
7
20
16
8
22
17
30
35
38
16
26
9
9 419
.23
0.24
0.19
0.16
0.16
0.56
0.22
0.12
0.24
0.22
0.13
0.25
0.22
0.24
0.21
0.18
0.22
0.25
0.15
0.12
4.15
81
Uji ReJiabilita5 instrumen dilakukan dengan menggunakao rumus K-R 20 dari Kuder-Ricardison. Adapun perhitungannya yaitu:
ri,
=[n:l] [1
st'
"[,piqi] St'
=[L:']' -e
146
.--
.,..
<:>;
c;:
N
w
~
-
r---1
s:
11
'-----' II :..:,:::
~
"gB
•
i
:;·
-
'--r--
~1;
L..__
II
"' Io\ ...-1"
00
-.:!"
-
-.,.. I
"' ~
·.:::
-
,.......,
'"1 ,......., ;§ 0
I °' .,.. .£. .,.. =o.
q
""'
II
II
["-.
- - q
II
II
~
~
00
c;)
148
Lampiran 2~ HASIL PENGUASAAN KONSEP SIKLUS II
Materi: Mai pad
1-macam pernapasan, Volume udara pernapasan dan Kelainan stem peruapasau lo
Nam a
Nilai orates
Nilai nnstes
1
A B
20 40 50 60 25 60 55 45 50 35 40 85 60 60 60 55 65 45 40 55 55 40 40 15 45 65 40 50 35 35 50
75 80 85 65 85 70 65 90 75 60 70 100 70 85 65 90 75 65
2
a
c
~
D E
? ~
F
7
G H
~ )
I
0 ~
J K L
13 4
M
5
0 p
t2
6
N
7 B 9
Q
b
T
~
v w
It
x
\ g
5
R
s u
y
B
z
f
AA AB AC AD AE AF AG AH Al AJ AK AL AM AN
3 D
0
I
2 > I
5
s 7
' l
)
55
45 60 45 75 60 55 65 35
JOO
80 80 65 90 75 90 80 70 75 75 60 95 75 65 '15
85 80 85 90 75 75
149
Lampiran 2; Skor N-Gain Siklus I dan Sildus II .
No
!esp
1 2 3 4 5
A
pretes
postes
NGain
pretes
Siklus I B
c D
E
6
F
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
G H I
J K L
M N 0 p Q R
s T
•u
v
:w 'X y
z I.A
m IC lD
lE lF ;G
34
~H
35 36 37 38 39 40
u lJ ~K '1L
M
\N
40 50 55 70 50 65 25 20 65 55 35 75 70 70 55 50 45 45 60 65 70 70 55 45 40 50 50 45 50 60 80 50 45 65 60 55 65 50 60 40
50 50 85 75 70 70 60 60 75 65 60 85 75 65 60 85 70 50 75 70 70 50 70 85 85 80 70 50 65 65 85 60 65 80 95 85 80 85 65 50
11ostes
NGain
Siklus II
0.1667 0 0.6667 0.1667 0.4 0.1429 0.4667 0.5 0.2857 0.2222 0.3846 0.4 0.1667 -0.167 0.1111 0.7 0.4545 0.0909 0.375 0.1429 0 -0.667 0.3333 0.7273 0.75 0.6 0.4 0.0909 0.3 0.125 0.25 0.2 0.3636 0.4286 0.875 0.6667 0.4286 0.7 0.125 0.1667
20 40 50 60 25 60 55 45 50 35 40 85 60 60 60 55 65 45 40 55 55 40 40 15 45 65 40 50 35 35 50 55 45 60 45 75 60 55 65 35
75 80 85 65 85 70 65 90 75 60 70 100 70 85 65 90 75 65 100 80 80 65 90 75 90 80 70 75 75 60 95 75 65 75 85 80 85 90 75 75
0.6875 0.6667 0.7 0.125 0.8 0.25 0.2222 0.8182 0.5 0.3846 0.5 1 0.25 0.625 0.125 0.7778 0.2857 0.3636 1 0.5556 0.5556 0.4167 0.8333 0.7059 0.8182 0.4286 0.5 0.5 0.6154 0.3846 0.9 0.4444 0.3636 0.375 0.7273 0.2 0.625 0.7778 0.2857 0.6154
l5G
~amplran
24 Uji-t Skor Hasil Penguasaan Konsep Fiilred Samples Statistics
Mean 54.2500
N 40
Std. Deviation 13.03595
Std. Error Mean -2.06116
Pair I
fretcsl
69.8700
40
12.27294
1.94052
Pair2
Jostes I ?retes2
49.2500
40
14.07626
2.22565
lostes2
77.7500
40
10.43601
1.65008
Pair3
)gain I
.3135
40
.28715
.04:540
i/gain2
.5427
40
.23565
.03726
---
--
Paired Samples Correlations Pai
pretesl & posies! Pretes2 & oostes2 ngainl & Ngain2
Pai: Pai1
N
Correlation
Sig.
40
.368
.019
40
.185
.254
40
.942
.000
Paired Samples Test
Mean
Pair I
Pair 2
Pair 3
pretest postesl
Pretes2 postes2 ngainl, N•ain2
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Difference Mean
. !5.6250 0
14.24094
2.25169
Lower
Unner
7
[ l.0705 3
20.1794
t
df
Sig. (2tailed)
-6.939
39
.000
-
.
.
l8.5000 0
15.90033
2.51406
33.5851 7
23.4148 3
-I l.336
39
.000
k22922
.10229
.01617
-.26193
-.19651
-14.173
39
.000
.
151
Lampiran 2 Tabi
lilai Koefisien Korelasi "r" Product Moment d~tri Pearson .
Ha ma "r" pada taraf signifikansi 5% 1% 0.997 0.950 0.878 0.811 0.754 0.707 0.666 0.632 0.602 0.576 0.553 0.532 0.514 0.497 0.482 0.468 0.456 0.444 0.433 0.423 0.413 0.404 0.396 0.388 0.381 0.374 0.367 0.361 0.355 0.349 0.325 0.304 0.288 0.273 0.250 0.232 0.217 0.205 0.195 0.174 0.159 0.138 0.113 0.098 0.088 0.062
l
2 3 4 5 l( :
J.000 0.990 0.959 0.917 0.874 0.834 0.798 0.765 0.735 0.70:B 0.684 0.661 0.641 0.623 0.606 0.590 0.575 0.561 0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.496 0.487 0.478 0.470 0.463 0.456 0.449 0.418 0.393 0.372 0.3540.325 0.302 0.283 0.267 0.254 0.228 0.208 0.181 0.148 0.128 0.115 0.081
'
152
Lampiran 2 Tabel Nilai "t" 1tau db I 2 3 4 ,5
6 7 lg
19
lo II
12 13 i4
ls
l6 17
ls 19
w !I l2
13
!4 !5
\6
!7 is
;9
lo
!5 0 15
~
'o •
0 0 0 0
1~
so ho )O )0 )O
00
Har1>a kritik "t" nnda taraf si«nilrikansi : 1% 5% 12.71 63.66 4.30 9.92 5.84 3.18 2.78 4.60 4.03 2.57 2.45 3.71 2.36 3.50 2.31 3.36 2.26 3.25 2.23 3.17 2.20 3.11 2.18 3.06 2.16 3.01 2.14 2.98 2.13 2.95 2.12 2 . 92 2.11 2 . 90 2.10 2.88 2.09 2.86 2.09 2.84 2.08 2.83 2.07 2.82 2.07 2.81 2.06 2.80 2.06 2.79 2.06 2.78 2.05 2.77 2.76 2.05 2.04 2.76 2.04 2.75 2.72 2.03 2.02 2.71 2.69 2.02 2.68 2.01 2.00 2.65 2.00 2.65 2.64 1.99 2.63 1.99 1.98 2.·63 2.62 1.98 2.61 1.98 2.60 1.97 1.97 2 ..59 2 ..59 1.97 2 ..59 1.96 2.58 1.96
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI ~NINGKATAN 1
PENGUASAAN KONSEP SISTEM RESPlRASI
~USIA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM
PADA
SOLVING)
I
Di:\jukan padajurusan Pendidikan IPA yang dipers~ntasikan Pada seminar proposal skripsi
fe1Y> ki1rn6-1"0 Oleh:
rrs
~ ~lfb~
Ors. AV...~ <;,llf-{l:tr\, µ ·?·
DARSIAH
NIM. 103016127088
Penguji
r. H. Mahmud ~IP.
Penguji ill
rv
TC•.(r.r, M.Si
.Nengsih Juanengsih M .Pd
I'.;0 222 93'.
NIP. I 50 377 450
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas llmu Tarbl dnn Kcgu u<>n
1~-Ir. H. Mahmud M Sir<'gar, M.Si
NIP. 150 222 933
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
lis Darsiah
NIM
103016127088
J w-usan/Pro1
Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skrips
Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Metode Pemecahan \1asalah (problem solving) Tentang Sistem
.
Pemap~an
Tanda Tangan
Judul dan Halaman Buku/Referensi
No Undani Tentani (Bandu!
~ang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
,Pcmbimbin2 I.
!•tem Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), f Penerbit Citra Umbara, 2003 ), h. 7
(
Nuryan. Sains, L 2003, h.
\staman et all, Kemampuan Dasar Bekerja l/miah da!anz
3
Nuryani (Malang
i>taman, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Bio/ogi, 'niversitas Negeri Malang, 2005), h. 33
3.
4
N, Roes1 (Jakarta
], K. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem.
4.
Anita Li1
poperative Learning "MemprakJikkan Cooperative T?uang-ruang Ke/as, (Jakarta: Grasindo, 2002 ), h. 54
5.
learn in~ 6
Pudyo S1 Konstruk
::to. Kelerampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis '·me, (Fak. MIPA: UNM, 2002), h. 6
.fi.
7
Paul St (Yogyak•
:10.
8
Paulina P (Jakarta:
',n, dkk. Konstruktivisme Da/am Pembelajaran,
Gerard us
["Uin. Menggagas Pen1be/ajaran Bahasa Indonesia yang 9.
2
5
9
2.
!Jan Puskur Balitbangdiknas. Failitator Edisi V THN
'
'.Rieneka Cipta, 1994), Cet. Ke-3, h. 35
Teori Perken1bangan : Kanisius, 200 I), h. 123
Kognitif Jean
Piaget~
7.
ll.
lJ-PPAI UT, 2001), h. 18
Hun1anis, http://.por
Pada Manusia
:akoost.com/berita/index.asp ?Berita=Opin i&id= 145235
29 Nov 2(
h. I
10
Wahdi Sa: Jumal Did
Model Pembe/ajaran Konstruktivisme, (Jakarta : ka Islam Vol. VI. No. I Juni 2005), h. 119
10.
Ii
Abdul Ma. Standar K Cet. Ke-2,
Perencanaan Pemhelajaran "Mengemhangk.an ,etensi Guru", (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). 42
I I.
12
Dede Rosi Pelibatan, (Jakarta : ~
' Paradigma pendidikan Demokratis "Sebuah Model yarakat da!am Penye!enggaraan Pendidikan", \'ana, 2004 ), h. I04
12.
13
Abdul Maj
'Op Cit, h. 123
I 3.
15
Tatang St Pengajar. 2007,h. I
')o. Peranan KonstrukJivisme Dalam Pembelajaran dan 'ains. Prosiding Seminar lntcmasional Pcndidikan IPA.
1.5.
16
Tatang SL Pengajart
'.o.
Peranan Konrlrulaivisme Dalam Pe1nbelajaran dan ains. Op Cit. h. 80
16.
17
Musahir., 2004, h. 3
ytrutivisme da/am Pembelajaran IPA. MAN 4 Jakarta,
17.
18
Tatang Ju
b. Peranan Konrtn1ktivisme Da/am Pemhe/ajaran dan \ins. Op Cit, h. 84-85
18.
:. CaraSeseorang Mempero/eh Pengetahuan don i'ada Pembelajaran Matematika, Portal lnfomiasi [Indonesia, bdiknas.go.id/Jumal/43/rusd~-a-siroj.htm, direkam !Jan 2007,h. 3
19'.
Pengajara
19
Rusdi A. S /mplikasitr, Pcndidikar htt~://ww11
pada tangg 20
Paul Supar. 20
-"'ilsafat Konstruktivisme DalamPendidikan, Op Cit, h.
20.
21
Muhibbin ~ (Bandung:
i,. Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, 'Remaja Rosdakarya, 2004 ), h. 90
21
!2
Sukadi. tm1 /PS, Jumal TH.XXXV
ientasi Model Konstruktivis Da/am Pen1belajaran ijjdikan dan Pengajaran !KIP Negeri Singaraja, No. 2 >ril 2003, h. 83
22.
!3
Tatang Sur. Universitas
I Constructivism and Science Education.
(Bandung :
23.
'.4
Paul Suparn 22
'.'ilsafat Kanstruktivisme Da/amPendidikan, Op Cit, h.
24.
5
Tatang Sura Pengajaran
: Peranan Konstriiktivisme Dalam Pembelajafan dan is, Op Cit, h. 86
25.
6
Paul Supam1 66
.r/safal Konslruktivisme DalamPendidikan, Op Cit, h.
26.
7
Munaspriyar Metode Kon~ IPA, Vol. I I
tarn Ii. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan rtivisme dalam Metamorfosa, Jumal Pendidikan i2 Oktober 2006, h. 49
27.
Nurhizrah G1 Praktik Pena April 2005, c
1 Jnti. Konstruktivisme dan Penerapannya da/am !an. Forum Pendidikan, No. 0 I Tahun 30, Edisi
28.
Abdul Majid.
:, Cit, h. 132
29.
Munaspriyan
iamli. Op Cit, h. 51
30.
Hamzah. Pe" Kons1ruktivis1 Balitbang - C
''J.iaran Matematika Menurur Teori Be/ajar
31.
Wagiran. Mer
latkan KeakJifan Mahasiswa dan Reduksi
• ,1,_,
ldidikan Indonesia, 2006), h. 2
!
Dalam Jumal Pendidikan dan Kebudayaan edisi 40, liknas, h. I 32 .
f
~
f
f
r (
[
f i
~
Nomor I
lbruari 2006. him. 26
33
Tatang ~
,;no. Constructivisn1 and Science Education.
34
Musahir.
? Cit, h. 4
34.
35
Munaspr
\to Ramli. Op Cit, h. 52-53
35.
36
Perdy K1 Seling p, Kualitas Kebuday
,1.
()p l'it,
h. 4
Penerapan Pendekatan Keterampi/an Proses da/ant
33.
36.
Wagiran.
cCit
:17.
38
Barokah da/am p, Pendidik1
toso. ('ooperatif Learning 'Penerapan Teknik JigsalY ilajaran Bahasa Indonesia di SLTP, Buletin Pelangi 1 /olume I No. I Tahun 1998/1999, hal. 6
38.
39
Supraptar
'Meningkatkan Motivasi Be/ajar Siswa da/am Mata ·ografi Me/a/ui Pendekatan Cooperatif Leaming, •gi Pendidikan, Volume 4, No. I Tahun 200 I, hal. 23
39.
idkk. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU 1 UNP Me/a/ui Modifikasi Cooperatif learning Model I Pembelajaran, No. 04 Tahun 26, Desember 2003, h.
40.
Buletin P 40
YumiSu<
Pembang Jigsaw, J1 326. 41
Wagiran.,
:Cit.
41.
42
Gerard us
1
uin. Menggagas Pembe/ajaran Bahasa Indonesia yang
42.
Humanis,
h!!Jl:i/.QQn yang direl
/.
e/ajaran KooperatifTipe STAD untuk Meningkatkan 'Jjar IPA Siswa SLTP. Jumal Pendidikan dan No. 045, Tahun Ke-9, November 2003, h. 792-793
37
Pe/ajara1
~
ak11ost.corn/berita/index.as11?Berita=011ini& id= 14 5235 lpada 29 Nov 2007, h. 2
Op Cit, h. 794
43.
~ f
f
tr
43
Perdy Kar
44
Barokah S
:1so. Loe Cit
44.
45
Wahyudi, IPA, Balitl httg://wwv siswa.htm.
~kat
45.
46
Nuryani R h. 51
man, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit,
46.
47
Syaiful Sa1 Alfabeta, 2
· Konsep Dan Mnkna Pembelajaran, (Bandung: ',),Cd. Ke-4, h. 71
47.
48
Nuryani R1 h. 50
inan, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit
48.
49
Abdul Maj
~p Cit. h. 74
49.
50
Ahmad Sol
'. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis !lkarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN 1 006). Cet. Ke-I, h. 18-19
50/
Kompetens
Jakarta Pre:
Pen1ahan1an Siswa Terhadap Materi Pen1belajaran
'i~Diknas.
'gdiknas.go.id.jumal/36/tingkatan ll!Omahaman ,kses 26 Desember 2006, 200 I, h. I
·e
t
~;£ f/I
52
http://WW' joumal/m
52.
direkam p
athematic.transdigit.corniindex.php/mathematic-pembelajaran-creative-problem -solving-dcngant-disk-dalam-pembelajaran-matematika.html yang 25 Juli 2007, h. 2
Nuryani F Sain.<. Op
Iman et all, Kemampuan Dasar llekerja llmiah da/am h. 92
53.
Yumctti. ,
be/ajaran Me/a/ui Pendekatan Problem Solving fugas Chapter Report dan Kegiatan Laboratorium 'er Be/ajar Dalam Mata Kuliah Fisika Dasar di 1 FM/PA IK!P Padang, dalam Laporan Penelitian,
54.
video-con
53
54
llerdasar) SebagaiS Jurusan f FMIPA U,
bitas Negcri Padang, 2000, h. 8
Joanne Mc Research< http://ww' journal/me
la. A General Problem Solving Method. Journal focation. http://www.slc.qc.ca/-jmc/probsol.htm. h. I ',lthcmatic.transdigit.com/index.php/mathematic-
video-com direkam P'
';-disk-dalam-pembelajaran-matematika.html 25 Juli 2007, h. 3
56
Yurnctti. (
'it, h. 8
56.
57
Desak Ill Berwawas.
Citrawati. Penerapan Suplemen Bohan Ajar Sains Teknologi Masyarakat Dengan menggunakan fontruktivisme Dalam Pembe/ajaran Biologi Untuk · Uterasi don Tekno/ogi Siswa SMAN I Singaraja. :kan dan Pengajaran !KIP Negeri Singaraja, No. 3
57.
55
Pendekata Meningkat
Jurnal Per THN. xx;
!~pembelajaran-creative-problem
55.
-solving-dengan-
yang
, April 2003, h. 15
Syaful Bah (Jakarta: F
.~amarah
& Aswan Zein. Strategi Be/ajar Mengajar, Cipta. 2002), h. I 05
58.
I Wayan
59.
Pemecaha1 3 Tahun X
,lhana. Meningkatkan Ke1erampilan Berpikir Krilis ;ui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi balah, dalam Jurnal Pendidikan dan pengajaran, No. VI, Juli 2003, IKIP Negeri Singaraja, h. 21
60
Syaful Bah
•jamarah & Aswan Zein. Op Cit, h. I 03-104
60.
61
Yumetti. C
ii, h. 9
61.
Dwi Priyo.
62.
http://digili 2001-dwi-r
1/isis Apresiasi Guru Seka/ah Dasar Terhadap :watematika Berbasis Pemecahan Masalah. :1um.ac.id/download.php?f=disk/24/jiptumm-gdl-resmatika-dwipriyo 1.08.00.pdf
53
I Wayan R1
ma. Op Cit, h. 19
63.
54
Yumetti. P Berda\·arkc
:elajaran Melalui.Pendekatan Problem Solving iugas Chapter Report don Kegiatan laboratorium
64.
Sebagai Su .Jurusan Fi: FMIPA Un
tr Be/ajar Dalam Mata Kuliah Fisika Dasar di
58
59
Sislva
62
M
Pembe/ajaJ
55
Teten Rustc .')o/ving) Di Arguntenta.
.. : ____
"'"''"'
b
[FM/PA /KIP-Padang, dalam Laporan Penelitian, [sitas Negeri Padang, 2000
I
t, Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem
Peningkatan Pemhe/ajaran Menu/is Karangan (ada Siswa Kelas I SMA Negeri 2 Bandung Tahun J
65.
Yuswina. /11 dalam Meni Pe/ajaran P Balujajar), l 1129106-111
11entasi Metode Pembelajaran Prablem Solving 1tkan Kemampuan berpikir Kritis Siswa pada Mata Studi Deskriptif Analitis di SMA Negcri I :· 2006, http//digilib.upi.cdu/pasca/available/e!d1yang direkam pada 4 Februari 2008
7
Suharsimi A Aksara, 2001
'n!o, Penelitian Tindakan Ke/as, (Jakarta: PT. Bumi :et. Pertama, h.16
67.
8
Zulfiani, P1. Meningkatkl
'mbanganProgram Pembelajaran Bioteknologi untuk emampuan Inkuiri Ca/on Guru" Jumal Pendidikan lFOSA, Vol. I No. 2, Oktober 2006, h. 6
68.
Chabib Toh Grafindo Per
Teknik Eva/uasi Pendidikan. (Jakarta l, 2001). h. 109
69.
Chabib Toha
t
Suharsimi A PT Bumi Akl
nto. Dasar-Dasar Evaluasi l'endidikan. (Jakarta : . 2005), h. 79
11
IPA
META~
PT Rja
Cit, h. 109-110
70. 71.
72. Chabib Toha
Cit, h.118 73.
Suharsimi Ar
rm·
tto. Op Cit, h. 86 74.
h. 100
Yanli Herlanl Bogor: Jurus
ranya Jawab Sepular Pene/itian Pendidikan Sains". 'endidikan IPA, 2006, h. 70
75.
Zulfiani, Op (
1.6-7
76.
Nyoman Caki Pelajaran Ek< Lingkungan u Pendidikan El Singaraja, Jur No. 3 TH. XX
riadhi, Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata ni dengan lembar Kerja Siswa dan Pemanfaatan : Meningkatkan Prestasi Be/ajar Siswa, Jurusan >mi, Fakultas Penidikan IPS, IKIP Negeri >endidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Juli 2002, h. 76
77.
Drs. Ahm So an, M.Pd NIP. 150 231 502
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGICRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN xrn.GURUAN Tcl:p.
Nomor 9S, Cipulal I !i4
Nomor Lamp. Ha I
!ndonesia
.02. J / Vll /2007 :aksi!Outline BINGAN SKRIPSI
: Ft :A :B
K [ P F
(62-21)7443328, 740192!5. Fax. (62-211 7•14JJ2N
Email : [email protected]
Jakarta . 23 Juli 2007
J:
tda Yth. Ahmad Sofyan, M.Pd )imbing Skripsi Jtas llmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah ·ta.
A
ramu 'a/aikum wr. wb.
(n
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing Jill :ri/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
L
l
ta
!is Darsiah
103016127088
J
san
Pendidikan IPA - Biologi
S
ester
VIII
·J
I Skripsi.
Peningkqtan penguasaan konsep ~;istem respirasi pada manusia melalui '{letode pemecahan masalah (problem solving)
Jw
20 be1
tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 21 Mei lengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing : untuk mengubahjudul tersebut bi la dipandang tidak /kurang sesuai.
Bi1 di>
ngan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat anjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Alas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
We
Tembusan: I. Dekan FITK 2. MahasiswaY
lamu 'a/aikum wr. wb.
DEPARTEMEN AGAM!A IJNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp 1nnda N.;irnor
-
95. C1put11
12. lndonesil
: (62·11) 744))28, 7401945. Fax.. (62.:1) ·;44332:
Em.sit : [email protected]
-~"""'"""""'""'~""""""""""""""'""'"""""'"""""'""'""'""''!!!!~~~"""~""''2~""'""'""'""'""'"""'
Nomor Lamp.
S1ru111e11
Ha I
nN PENELlTlAN
n.Ol/Flfl"L022/
/2007
Jakana. 26 Sep1ember 2007
Rise/
epada Y1 h: -Cpala Madrasah ·rsan;nviyilh i'\egri l'anggcrang 2 Painu/ang
i'. Pa1 nt da 1Jg -,sala11111 'aluik11111 11.,-. 11·b.
:nga11 honr.at kan1i san1pnikan bah\va.
lis Darsiah IM
103016127088.
rllSCff',
IPA/Biologi IX
ju/ Skripsi
s y
~ _JI ~~
Peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi pada manusia melalui metode pemecah_an masalah (problem solving)
_ah be:iar :nahasisll'a Faku/las llmu Tarbiyah dan Keg.1ruaro UIN J3"arta yang ·_ng men; usun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (rise[) di 1nstrnsi/sekolah SaudJra p;·npir1.
l
,_k i1u kami "10hor, banwan Saudarn lcrhadap mahasiswa tersebut dala111
n
_ksana:,an pcnelilian dimaksud.
A
per.rn1;an
f1.
:ulannr 'alaiku111
1rr.11
b.
e, ""''H''li\\ .J.J..; V~.C
T111?usan. I. Debn FIT 2. Pemban!ll [ 3. Mahrsi3\Vil
llidanl' J\\"ck111ik b1°rsar1~k11t'an.
DEPARTEMEN AGAMA UNI VERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Fl~KULTAS Jo•nor 95. C•pu1a1 154:
ILMU TAREIYAH DAN IIBIGURUA.N
1rlon..:sia
Tclp
ltJ2·21) 74'1)328. 740192S. F1111.. t62·.'.!I) 744ll2:
Email
[email protected]
:i--·======,,,-==========No111or Lan1p. HaI
. U1 . ii'..' • U.
/Flfl'L022/
/2007
Jakana, 26 Septe111uer 2007
incn J?iset
'.:OBA INSTRUMEN
1(1
la Y•h•
K( Di
a
M~drasah
·rsanJ\viynh Negri Tanggerang 2 Pa1nula11g
r1ulang A~
an1u ·alaik11111
D<
ir: hcrmat kami sa111paibn bahwa,
r,
•1
r. \:•b.
a
Iis Darsiah
103016127088
N
Jt
an
IP/\/Biologi
S1
stcr
IX
Jc
Skripsi
Peningkatan penguasaan konsep scstem respirasi pada manusia melalui metode pemecahan masalah (problem solving)
ada sed yan
bccar malwsiswa Fa\:ultas llmu i'arbiy&h dan Keguruan UJN Jakarta yang menyuscn skrip;i, dan akan ll1rnr,adakan penelitia.1·. (riset) di instansi/sekolah uud'ira pimpin.
Unt me!
· iw kami mohon bantuan Saudara terhadop n:ahasiswa tersebut dalarn 'anairnn penel itian dimaksud.
Ata
·rhatian
Hl(l.'
1111:r
'alaiku111
11•r H
b.
s [)arwis 0 2J6 .156 Tn1busan: I. Dekan F!TK 2. Pembantu 01 3. Mahasiswa :1
1
~
Bidar.g Akademik bersangkutan.
DEPARTEMEt~
AGAMA
MADRASAH TSAN A WIYAH NEGERI T ANGERANG II PAMULANG
JI. Pajajaran No. 3 I Pamulang Tangerang Telp. 7415023
SURAT KETERANGAN.
Nomor : MTs-i/189/PP.005/,154/2008
ang benanda ta
n dibawah ini Kepala
1mulang dengar
menerangkan bahwa :
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II
Nama
: !is Darsiah
NIM
: 103016127088
Jurusan
: Pendidikan IPA-Biologi
Semester
: VIII
nar nama terseb
liatas telah mengadakan penelitian pada MTsN Tangerang II Pamulang dengan
.ul "PENINGKJ
\.N PENGUASAAN KONSEP SISW A MELALUI METODE PEMECAHAN
\.SALAH (PRO
EM SOLVING) KONSEP SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA PADA
'sN TANGERA
; II PAMULANG", yang dilaksanakan pada bulan November - Desember
17.
nikian surat ket1
igan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pamulang, 23 April 2008 . <-'-".'tepala,
~;'.'..::~:~~'SrJ ·;It~
,-;· ~r.-!~~~~i, M& ~
N1p. 150 281 903