Optional subtitle here Kelompok II
Definisi Riba Ria Secara Bahasa Bermakna
Ziyadah Tambahan
Ibnu al-Arabi alMaliki (Ahkam AlQur’an)
TRANSAKSI BISNIS ATAU KOMERSIAL YANG MELEGITIMASI ADANYA PENAMBAHAN TERSEBUT SECARA ADIL TRANSAKSI JUAL BELI, GADAI, SEWA, ATAU BAGI HASIL PROYEK
Riba dalam ayat Qur’ani yaitu setiap penampahan yang diambil tanpa adanya satu transaksi pengganti/Penyeimbang yang dibenarkan Syariah
TRANSAKSI PENGGANTI PENYEIMBANG?
Definisi Riba (Lanjutan) Badr ad-Din al-Ayni (Umdatul Qari Syarah Shahih al-Bukhari)
Riba berarti penambah an atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil
Imam Sarakhsi dari Mazhab Hanafi
Riba adalah tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya iwadh (atau padanan) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut
Raghib al-Asfahani
Riba adalah penam bahan atas harta pokok
Definisi Riba (Lanjutan) Imam an-Nawawi dari Mazhab Syafi’i Salah satu bentuk Riba yang dilarang AlQur’an dan AsSunnah adalah penambahan atas harta pokok karena unsur waktu
Qatadah Riba jahiliah adalah seseorang yang menjual barangnya seara tempo hingga waktu tertentu
Zaid bin Aslam Yang dimaksud riba jahiliah yang berimplikasi perlipatgandaan sejalan dengan waktu adalah seseorang yang memiliki piutang atas mitranya. Pada saat jatuh tempo, ia berkata “Bayar Sekarang atau tambah”
Definisi Riba (Lanjutan) Mujahid Mereka menjual dagangannya dengan tempo. Apabila telah jatuh tempo dan tidak mampu membayar, si pembeli memberikan ‘tambahan’ atas tambahan waktu
Ahmad bin Hanbal, Ja’far Ash-Shadiq Pendiri Mazhab dari Kalangan Syiah Hanbali Mengapa Allah SWT mengharamkan riba? Supaya orang tidak berhenti berbuat kebajikan. Hal ini karena ketika diperkenankan mengambil bunga atas pinjaman, seseorang tidak lagi berbuat makruf
Sesungguhnya riba itu adalah seseorang memiliki utang maka dikatakan kepadanya apakah akan melunais atau membayar lebih
Jenis – Jenis Riba Riba Qardh • Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertenty yang diisyaratkan terhdap yang berhutang
Riba Jahiliyyah • Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang di tetapkan
Riba Fadhl • Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi
Riba Nasi’ah • Muncul karena adanya perbedaah, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemdian
Jenis Barang Ribawi
Emas & Perak (Bentuk Uang Maupun Lainnya)
Bahan Makanan Pokok (Beras, Gandum, Jagung, Sayur, & Buah-Buahan)
IMPLIKASI KETENTUAN TUKAR MENUKAR ANTARBARANG RIBAWI DALAM KAITANNYA DG BANK SYARIAH Jual beli antara barang barang ribawi sejenis hendaklah dalam jumlah dan kadar yang sama
Jual beli antara barang barang ribawi yang berlainan jenis diperbolehkan dengan jumlah dan kadar yang berbeda dengan syarat diserahkan pada saat akad jual beli
Juga beli barang ribawi dengan yang bukan ribawi tidak disyaratkan untuk sama dalam jumlah maupun untuk diserahkan pada saat akad
Jual beli antara barang-barang yang bukan ribawi diperbolehkan tanpa persamaan dan diserahkan pada waktu akad
Konsep Riba Dalam Perspektif Nonmuslim Mengapa pandangan dari kalangan nonmuslim mengenai riba perlu pula dikaji? − Agama Islam mengimani dan menghormati Nabi Ibrahim, Ishak, Musa dan Isa yang juga diimani oleh orang Yahudi dan Nasrani − Pemikiran kaum Yahudi dan Kristen perlu dikaji karena sangat banyak tulisan mengenai bunga yang dibuat para pemuka agama tersebut − Pendapat orang-orang Yunanidan Romawi juga perlu diperhatikan karena mereka memberikan kontribusi yang besar pada peradaban manusi
Konsep Bunga Di Kalangan Yahudi Orang-Orang Yahudi dilarang mempraktikan pengambilan bunga (old Testamen/UU Talmud)
Exodus Ps. 22:25
Deuteronomy 23:19
• Jika engkau meminjamkan uang kepada salah satu seorang dari umat-Ku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih utang terhadap dia : jagnanlah engkau bebankan bunga uang terhadapnya • Janganlah engaku membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan
Konsep Bunga di Kalangan Yunani dan Romawi
• Telah terdapat beberapa jenis bunga • Besar bunga bervariasi Abad VI SM – I M
Masa Romawi abad V SM-IV M •Terdapat UU yang membenarkan penduduknya mengambil bunga selama tingkat bunga sesuai •Nilai suku bunga berubah-ubah sesuai berubanya waktu
• Pengambilan bunga tidak diperbolehkan Masa Pemerintahan Genucia (342 SM)
Unciaria (88 SM) • Praktik penbambilan bunga diperbolehkan kembali
Konsep Bunga di Kalangan Yunani dan Romawi (Lanjutan) Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM) Para Filsafat Yunani mengecam praktik bunga Alasannya...
Plato Aristoteles
Pengambilan bunga secara tetap merupakan sesuatu yang tidak adil
Menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dlm masyarakat - Bunga alat golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin
Konsep Bunga di Kalangan Kristen
Pandangan Para Pendeta awal Kristen (abad I-XII) Pandangan Sarjana Kristen (Abad XII-XVI) Mengharamkan Pandangan Reformis Bunga Berkeinginan agar bunga Menghalalkan diperbolehkan Bunga
Konsep Bunga di Kalangan Kristen (lanjutan) Pandangan Para Pendeta Awal Kristen (Abad I-XII) (Mengharamkan Bunga) St Basil (329-379) • Menganggap merka yang memakan bunga sebagai orang yang tidak berperikemanusiaan
St. Gregory dari Nyssa • Mengutuk praktik bunga karena menurutnya pertolongan melalui pinjaman adalah palsu
St. St. Ambrose • Mengecam pemakan bunga sebagai penipu dan pembelit (Renternir)
Konsep Bunga di Kalangan Kristen (Lanjutan) Larangan praktik bunga juga dikeluarkan gereja dalam bentuk Undang-Undang (Canon) Council of Elvira
Council of Arles First Council of Nicaea Council of Vienne
Konsep Bunga di Kalangan Kristen (Lanjutan) Kesimpulan para pendeta awal Kristen : Bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang meebihi jumlah barang yang dipinjamkan
Mengambil buna adalah suatu dosa yang dilarang
Keinginan untuk mendapat imbalan melebihi apa yang di pinjamkan adalah dosa
Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya
Harga barang yang ditinggikan untuk penjualan secara kredit adalah bunga terselubung
Konsep Bunga di Kalangan Kristen (Lanjutan) Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XVI) (Ingin Bunga Diperbolehkan) Bunga dibedakan menjadi interest & Usury. Interest : Diperbolehkan, Usury : Bunga Berlebihan Kesimpulan para sarjana Kristen periode tersebut : − Niat untuk mendapatkan keuntungan dengan memberikan pinjaman adalah suatu dosa yang bertentangan dengan konsep keadilan − Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan, namun harap tidaknya bergantung pada niat si pemberi utang
Konsep Bunga di Kalangan Kristen (Lanjutan) Pandangan para Reformis Kristen (Abad XVI-Tahun 1836) Dosa apabila bunga memberatkan Uang dapat membiak Tidak menjadikan pengambil bunga sebagai profesi
Jangan mengambi bunga dari orang miskin Bunga digunakan untuk kepentingan produktif
Larangan Riba dalam Al-Quran Larangan riba dalam Al-Qur’an diturunkan dalam empat tahap Tahap Pertama : menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahirnya seolaholah menolong mereka yang memerlukan sbg suatu perbuatan taqarrub kpd Allah SWT
Tahap Pertama
Dan, sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan, apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya) (ar-Ruum:39)
Larangan Riba dalam Al-Quran Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah mengancam akan memberi balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba
Tahap Kedua
Maka, disebabkan kezaliman orang orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka dan karena mereka banyak mengalangi (manusia) dari jalan Allah, dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil (anNissa : 160-161)
Larangan Riba dalam Al-Quran Tahap Ketiga, riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda
Tahap Ketiga
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (Ali Imran : 30)
Larangan Riba dalam Al-Quran Tahap Terakhir, Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman
Tahap Keempat (Terakhir)
Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang orang yang beriman. Maka, jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. (AlBaqarah 278-279)
Larangan Riba Dalam Hadits Posisi Hadits : untuk menjelaskan lebih lanjut aturan yang telah digariskan melalui Al-Qur’an, pelarangan riba dalam hadits lebih terinci
Amanat terakhir Rasulullah tgl 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah masih menekankan sikap Islam yang melarang Riba “Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu dan Dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba. Oleh karena itu, utang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uan pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita apapun ataupun mengalami ketidakadilan.”
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Diriwayatkan oleh Aun bn Abi Juhaifa,”Ayahku membeli seorang budak yang pekerjaannya membekam (mengeluarkan darah kotor dari kepala). Ayahku kemudian memusnahkan perlatan bekam si budak tersebut. Aku bertanya kepada ayah mengapa beliau melakukannya. Ayahku menjawab bahwa Rasulullah saw. Melaran untuk menerimauang dari transaksi darah, anjing dan kasab budak perempuan. Beliau juga melaknat pekerjaan penato dan yang minta ditato, menerima dan memberi riba serta melaknat para pembuat gambar.” (HR Bukhari no. 2084 kitab alBuyu)
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri bahwa pada suatu ketika Bilal membawa barni (sejenis kurma berkualitas baik) kehadapan Rasulullah saw. Dan beliau bertanya kepadanya, “Dari mana engkau mendapatkannya?” Bilal menjawab, “Saya mempunyai sejumlah kurma dari jenis yang rendah mutunya dan menukarkannya dua sha’ untuk satu sha’ kurma jenis barni untuk dimakan Rasullulah saw.. Selepas itu Rasulullah saw. Terus berkata “Hati-hati! Hati-hati! Ini sesungguhnya riba, ini sesungguhnya riba. Jangan berbuat begini, tetapi jika kamu membeli (kurma yang mutunya lebih tinggi), juallah kurma yang mutunya rendah untuk mendapatkan uang dan kemudian gunakanlah uang tersebuh untuk membeli kurma yang bermutu tinggi itu (HR Bukhari no. 2145, kitab al-Wakalah)
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakar bahwa ayahnya berkata, “Rasulullah saw. Melarang penjualan emas dengan emas dan perak dengan perak kecuali sama beratnya, dan membolehkan kita menjual emas dengan perak dan begitu juga sebaliknya sesuai dengan keinginan kita.” (HR Bukhari no. 2034, kitab al-Buyu)
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Diriwayatkan oleh Abu Said al-Kudhri bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barangsiapa memberi tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah.” (HR Muslim no. 2971, dalam kitab al-Masaqqah)
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Diriwayatkan oleh Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke Tanah Suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-aki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi lakilaki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya,’Siapakah itu?’ Aku dibertahu bahwa laki-laki yang di tengah sungai itu ialah orang yang memakan riba” (HR. Bukhari no. 6525, kitab atTa’bir)
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Jabir berkata bahwa Rasulullah saw. Mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian beliau bersabda,”Mereka itu semuanya sama.” (HR Muslim no. 2995, kitab al-Masaqqah)
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. Berkata, “Pada malam perjalanan mi’raj, aku melihat orang-orang yang perut mereka seperti rumah, di dalamnnya dipenuhi oleh ular-ular yang kelihatan dari luar. Aku bertanya kepada Jibril siapakah mereka itu. Jibril menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang memakan riba.”
Larangan Riba Dalam Hadits (lanjt) Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi saw. Bersabda,”Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan); yang paling rendah (dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina dengan ibunya.” Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tuhan sesungguhnya berlaku adil karena tidak membernarkan empat golongan memasuki surga atau tidak mendapat petunjuk dariNya. (Mereka itu adalah) Peminum arak, pemakan riba, pemakan harta anak yatim, dan mereka yang tidak bertanggung jawab/menelantarkan ibubapaknya”
Alasan Pembenaran Pengambilan Riba
Dalam keadaan darurat, bunga halal hukumnya
Hanya bunga yg berlipat ganda saja dilarang, sedangkan suku bunga yang “wajar” dan tidak menzalimi, diperkenankan. Bank, sbg lembaga, tidak masuk dalam kategori mukallaf. Dengan demikian, tidak terkena khitab ayat-ayat dan hadits riba
Alasan Pembenaran Pengambilan Riba - Darurat Yang dimaksud darurat... Literatur klasik keadaan emergency dicontohkan dg seorang yg tersesat di hutan dan tidak ada makanan lain kecuali daging babi yang diharamkan. Allah menghalalkan daging babi dengan 2 batasan : Harus sesuai dengan metodologi Ushul Fiqh (Penerapan alqawaid al-fiqhiyah)
Harus dibatasi sesuai kadarnya
Alasan Pembenaran Pengambilan Riba – Berlipat Ganda Pendapat keliru bahwa bunga hanya dikategorikan riba bila sudah berlipat ganda dan memberatkan berasal dari pemahaman Surah Ali Imran ayat 130
“Hai orang orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwaah kalian kepda Allah supaya kalian mendapat keberuntungan”
Alasan Pembenaran Pengambilan Riba – Berlipat Ganda (Lanjt) Syeh Umar bin Abdul Aziz al-Matruk penulis ar-Riba wal-Muamalat al-Mashrafiyyah fi Nadzri ash-Shariah alIslamiah menegaskan :
“Adapun yang dimaksud dengan ayat 130 sunah Ali Imran, termasuk redaksi berlipat ganda dan penggunaannya sebagai dalil, sama sekali tidak bermakna bahwa riba harus sedemikan banyak. Ayat ini menegaskan tentang karakteristik riba secara umum bahwa ia mempunyai kecenderungan untuk berkembang dan berlipat sesuai dengan berjalannya waktu. Dengan demikian, redaksi ini (berlipat ganda) menjadi sifat umum dari riba dalam terminologi syara (Allah dan Rasul-Nya)”
Alasan Pembenaran Pengambilan Riba – Badan Hukum dan Hukum Taklif
Alasan Pembenaran Pengambilan Riba – Badan Hukum dan Hukum Taklif (Lanjt) Kelemahan pendapat tersebut : − Sejarah Romawi, Persia, dan Yunani menunjukkan ribuan lembaga keuangan yang mendapat pengesahan dari pihak penguasa − Dalam tradisi hukum, perseroan atau badan hukum sering disebut sebagai juridical personality atau syakhsiyah hukmiyah. Juridical personality secara hukum adalah sah dan dapat mewakili individu-individu secara keseluruhan.
Perbedaan antara Investasi & membungakan uang Investasi : kegiatan usaha mengandung risiko krna berhadapan dgn unsur ketidakpastian
Membungakan uang : kegiatan usaha kurang mengandung risiko krna pengembalian bunga relatif tetap
Islam mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan bunga
Utang Uang
Perbedaan antara Utang Uang & Utang Barang
Utang terjadi karena pembiayaan pengadaan barang.
Tidak boleh ada tambahan kecuali dg alasan yang pasti & jelas.
Sekali harga jual disepakati, selamanya tidak boleh berubah naik.
Utang Barang
Utang terjadi karena pinjam meminjam uang.
Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil Bunga
Bagi Hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dg asumsi harus selalu untung
Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi
Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal yang dipinjamkan)
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untuk atau rugi
Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Berbagai Fatwa Tentang Riba Majelis Tarjih Muhammadiyah
Lajnah Bahsul Masa’il Nahdlatul Ulama
Sidang Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Mufti Negara Mesir
Konsul Kajian Islam Dunia
Majelis Tarjih Muhammadiyah Majelis Tarjih Sidoarjo (1968) memutuskan : Riba hukumnya haram
Bank dengan sistem riba hukumnya haram dan bank tanpa riba hukumnya halal
Bunga diberikan oleh bank-bank milik negara kepada para nasabahnya atau sebaliknya yang selaam ini berlaku termasuk perkara musytabihat
Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian sesuai konsepsi Islam
Majelis Tarjih Muhammadiyah
Majelis Tarjih Wiradesa, Pekalongan (1972) Mengamanatkan Mendesak Majelis kepada PP Tarjih PP Muhammadiyah untuk Muhammadiyah untuk segera dapat dapat mengajukan memenuhi keputusan konsepsi tersebut Majelis Tarjih Sidoarjo
Lajnah Bahsul Masa’il Nahdlatul Ulama
Haram Halal Syubhat
• Termasuk utang yang dipungut rente
• Tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat yang berlaku tidak dapat begitu saja dijadikan syarat • Syubhat(tidak tentu halal-haramnya), para ahli hukum berselisih pendapat tentangnya
Sidang Organisasi Konferensi Islam (OKI) Peserta Sidang OKI di Karachi, Pakistan (Des 1970) menyepakati :
Praktik bank dengan sistem bunga tidak sesuai dengan syariah Islam
Perlu segera didirikan bank-bank alternatif yang menjalankan operasinya sesuai dengan prinsip syariah
Mufti Negara Mesir Tercatat sekurang kurangnya sejak tahun 1900 hingga 1989, Mufti Negara Republik Arab Mesir memutuskan bahwa bunga bank termasuk salah satu benuk riba yang diharamkan
Konsul Kajian Islam Dunia Konferensi II Konsul Kajian Islam Dunia di Universitas Al-Azhar, Kairo, (Muharram 1385/Mei 1965) menetapkan bahwa tidak ada sedikitpun keraguan atas keharaman praktik pembungaan uang seperti yang dilakukan bank-bank konvensional
Fatwa lembaga-lembaga lain...
Akademi Fiqih Liga Muslim Dunia
Pimpinan Pusat Dakwah, Penyuluhan, Kajian Islam, dan Fatwa, Kerjaan Saudi Arabia
Dampak Negatif Riba
Dampak Ekonomi
Sosial Kemasyarakatan
• Dampak Inflatoir yang diakibatkan oleh bunga sebagai biaya uang
• Riba merupakan pendapatan yang didapat secara tidak adil