202
Unmas Denpasar
OPTIMALISASI PERAN SANSEVIERA Masonia congo SEBAGAI PENEKAN SICK BUILDING SYNDROME MELALUI CACAH RIMPANG Zulfitriany D. Mustaka(1 dan Alima B. Abdullahi(1 (1 Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
[email protected] ABSTRAK Pemanfaatan tanaman Sanseviera sebagai Airfreshener untuk menekan Sick Building Syndrome telah banyak diketahui. Sansevieria merupakan tanaman yang mampu menangani sick building syndrome dengan mekanisme Metabolic Breakdown. Namun sosok tanaman yang besar dengan rimpang yang menyerupai umbi menjadi salah satu penghalang penempatan tanaman ini di dalam ruangan atau tepatnya di atas meja dalam ruangan. Untuk memecahkan masalah ini maka perlu dilakukan inovasi untuk mengoptimalkan peran Sanseviera agar dapat diterima dalam lingkungan, baik outdoor maupun indoor. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan hasil riset inovasi kami dalam penciptaan Sanseviera Masonia congo mini melalui cacah rimpang. Riset kami dilakukan di Greenhouse IbIKK Politeknik Pertanian Negeri Pangkep pada bulan Desember 2014 hingga Agustus 2015. Pengujian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok, dengan 4 perlakuan yang diulang sebanyak 10 kali. Jenis Sanseviera yang digunakan adalah Masonia congo. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa melalui cacah rimpang dan media terkontrol Tanaman Sanseviera jenis Masonia congo dapat dihasilkan sosok Tanaman Sanseviera mini. Sosok tanaman sanseviera M. Congo yang diberi perlakuan cacah rimpang pada media alami mampu mengalami pengkerdilan tinggi daun hingga 35,02% dan lebar daun 27,37%. Sedangkan pada perlakuan cacah rimpang dan media terkontrol, tingkat persentase kekerdilan dapat mencapai 53,16% untuk tinggi tanaman dan 41,05% untuk lebar daun. Kata Kunci: Sanseviera mini, Masonia congo, cacah rimpang, sick building syndrome, metabolic breakdown, radiasi. ABSTRACT Utilization of Sanseviera as airfreshener to suppress Sick Building Syndrome. Sansevieria is a plant that is able to supress sick building syndrome with Metabolic Breakdown mechanisms. However, the character of a large plant with rhizomes become one barrier of these plants to using indoors or rather on the table in the room. To solve this problem it is necessary to optimize the role of Sanseviera by innovation order to be accepted in the environment, both outdoor and indoor. This paper aims to present the innovation in the creation of a Sanseviera Masonia congo mini through chopped rhizomes. Our research conducted at State Agricultural Greenhouse Pangkep IbIKK Polytechnic in December 2013 to August 2014. Tests conducted by randomized block design, with 4 treatments were repeated 10 times. Sanseviera type used is Masonia congo . Test results have shown that by chopping the rhizome and controlled media types can be generated Sanseviera Masonia congo mini plants. The character of Sanseviera Masonia congo plants treated chopped rhizome in a natural medium capable of having high leaves up to 35.02 % and 27.37 % leaf width. While the chopped rhizome treatment and controlled media, the smallness of the percentage rate can reach 53.16 % high leaves and 41.05 % leaf width. Keywords: sanseviera mini, masonia congo, chopped rhizome, sick building syndrome, metabolic breakdown, radiation Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
203
Unmas Denpasar
PENDAHULUAN Latar Belakang Kualitas udara perkotaan saat ini semakin menurun baik diluar maupun di dalam ruangan. Zat-zat pencemar udara yang paling sering dijumpai di lingkungan perkotaan adalah SO2, NO dan NO2, CO, O3, SPM (Suspended Particulate Matter) dan Pb (Lead). Selain itu munculnya radiasi dari berbagai produk elektronik menurunkan tingkat imunitas dan kesehatan masyarakat. Kontribusi gas buang kendaraan bermotor di kota-kota besar sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sementara itu, kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen. Sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari pembakaran sampah dan hutan. Sebagai penyumbang polusi terbesar, gas buang kendaraan bermotor pun mengeluarkan gas berbahaya. Gas berbahaya inilah yang berperan besar dalam menurunkan sistem imun manusia sehingga rentan terhadap berbagai penyakit seperti kanker (Ita, J. dkk., 2015). Kanker paru di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak dengan prognosis buruk. Kanker paru di perkotaan dapat disebabkan oleh paparan polutan (xenobiotik). Polutan yang gagal dimetabolisme dengan metabolisme xenobiotik akan menyebabkan mutasi pada gen supresor tumor. Mutasi menyebabkan penonaktifan gen supresor tumor seperti gen p53. Akibat hal ini maka sel paru menjadi sel kanker berprofeliferasi sehingga menyebabkan terjadinya kanker paru. Radiasi dalam berbagai bentuk tanpa disadari, sebenarnya berada disekeliling kita. Aktivitas yang kita lakukan dimana pun seperti di kantor, di lapangan, di rumah, di pasar dan lain tempat, ternyata selalu ada radiasi. Radiasi yang ada di sekitar kita ini dihasilkan oleh berbagai sumber energi. Listrik, peralatan elektronik, panas, cahaya dan berbagai gelombang elektromagnetik merupakan sumber radiasi yang sangat dekat. Cahaya matahari, komputer, televisi, handphone, dan peralatan elektronik lainnya yang memancarkan gelombang elektromagnetik merupakan sumber radiasi yang sudah lekat dalam kehidupan dan aktivitas kita. Radiasi sangat lekat dalam kehidupan perkotaan saat ini, maka perlu ada tindakan preventif agar radiasi yang terdapat di sekeliling kita itu tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Usaha preventif lebih baik dilakukan, salah satunya adalah dengan cara mengatur pemakaian peralatan yang memancarkan radiasi agar tidak berlebihan dan jika perlu memasang alat anti radiasi. Tanaman merupakan salah satu alternatif penyerap radiasi atau polutan yang melimpah disekitar kita. Tanaman yang dikenal dengan tanaman hias ini dapat dimanfaatkan tidak hanya bunga, warna atau aroma namun juga kemampuannya dalam menyerap polutan (Zulfitriany dkk., 2012). Sanseviera merupakan salah satu tanaman yang prospektif untuk diperkenalkan karena merupakan bisa mengurangi dampak radiasi dari peralatan elektronik di rumah kita sesuai fungsinya yang mampu menyerap pancaran radiasi itu sendiri dari sumbernya. Dalam satu tahun terakhir ini di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep telah dikembangkan tanaman sanseviera melalui cacah rimpang dan stek daun, yang bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar akan produk tanaman penyerap polutan/radiasi yang praktis dan mudah dijangkau. Hasil penelitian NASA menyebutkan, bahan aktif pregnan glikosida yang terdapat di lidah mertua mampu menyerap 107 unsur yang terkandung dalam Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
204
Unmas Denpasar
polusi udara. Diantaranya adalah karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir, serta Pb (timbal). Tujuan Penelitian ini bertujuan menciptakan Sanseviera Masonia congo mini melalui cacah rimpang guna mengoptimalkan perannya sebagai penekan Sick Building Syndrome. METODE Pengujian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2014. Bertempat di Greenhouse IbIKK Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Sulawesi Selatan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 4 perlakuan yang diulang sebanyak 10 kali. Jenis Sanseviera yang digunakan adalah Masonia congo. Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu dengan parameter pengamatan adalah tinggi daun dan lebar daun. Media yang digunakan adalah media alami sebagai kontrol dan media khusus sebagai perlakuan terkontrol dengan komposisi sekam bakar, pasir, pupuk organik, cocopeat dan pupuk cair. HASIL DAN PEMBAHASAN Optimalisasi Penciptaan Sanseviera Mini Melalui Cacah Rimpang Pengkerdilan Tanaman Sanseviera (sosok sanse mini) dilakukan melalui cacah rimpang dan media terkontrol. Hasil pengujian yang telah dilakukan di Greenhouse IbIKK Politeknik Pertanian Negeri Pangkep pada bulan Desember 2014 hingga Agustus 2015 menunjukkan bahwa melalui cacah rimpang dan media terkontrol Tanaman Sanseviera jenis Masonia congo dapat dihasilkan sosok Tanaman Sanseviera mini. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik perbandingan ukuran rata-rata tinggi daun Sanseviera pada berbagai perlakuan cacah rimpang dan media.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
205
Unmas Denpasar
Gambar 1., menunjukkan bahwa pada perlakuan dengan media alami tanpa cacah rimpang, akan didapatkan sosok tanaman dengan ukuran tinggi daun 22,16 cm, sedangkan dengan inovasi cacah rimpang didapatkan sosok tanaman mini dengan ukuran tinggi rata-rata 14,4 cm. Hal ini menunjukkan bahwa dihasilkan tanaman dengan tingkat pengkerdilan mencapai 35,02% untuk tinggi daun. Sedangkan pada perlakuan dengan media terkontrol tanpa cacah rimpang, akan didapatkan sosok tanaman dengan ukuran tinggi daun 20,6 cm, sedangkan dengan inovasi cacah rimpang didapatkan sosok tanaman mini dengan ukuran tinggi rata-rata 10,38 cm. Hal ini menunjukkan bahwa dihasilkan tanaman dengan tingkat pengkerdilan mencapai 49,62% untuk tinggi daun. Sedangkan pada perlakuan tanpa cacah rimpang dan media terkontrol, tingkat persentase kekerdilan dapat mencapai 53,16% untuk tinggi. Cacah rimpang dalam perbanyakan tanaman mampu menghasilkan sosok tanaman mini, selain disebabkan karena adanya perlakuan pengurangan cadangan nutrisi pada umbi/rimpang, daya serap hara rimpang pun menurun seiring dengan penurunan volume rimpang. Gambar 2., menunjukkan perlakuan cacah rimpang untuk memperoleh sanseviera mini. Rimpang merupakan alat perkembangbiakan atau reproduksi secara vegetatif pada beberapa tanaman. Jika bagian-bagian rimpang dipotong-potong maka akan tumbuh individu baru, hal ini dikarenakan adanya kuncup pada rimpang tersebut.
Gambar 2.Teknik cacah rimpang untuk perbanyakan Sanseviera Masonia congo. Rimpang atau Rizoma pada tanaman memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit) tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat pengobatan. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang). Penekanan terhadap fungsi rimpang melalui cacah rimpang menyebabkan tunas muncul dalam kondisi yang kerdil (Gambar 3.).
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
206
Unmas Denpasar
Gambar 3. Perbandingan ukuran tinggi dan lebar daun Sanseviera Masonia congo antara yang berkembang secara alami dengan teknik cacah rimpang. Munculnya sanseviera mini, dengan ukuran daun dan rimpang yang lebih kerdil sangat membantu penataan tanaman ini di dalam ruangan (indoor) utamanya untuk penampatan pada meja ruang tamu atau meja kerja dengan luasan ruang yang minimalis. Menurut Indra (2012) tanaman hias Sansevieria selain sebagai antipolutan juga sebagai penangkal radiasi. Sansevieria bisa menangani sick building syndrome jika ditempatkan dalam ruangan, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas korbondioksida, nikotin dari rokok, dan penggunaan AC. Satu tanaman Sansevieria trifasciata lorentii dewasa berdaun 4/5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20 m persegi. Jika ditempatkan di dalam kulkas dapat menghilangkan aroma tidak sedap. Dalam lingkungan industri potongan daun ini disebarkan di ruang-ruang produksi industri untuk mereduksi senyawa beracun yang terhirup oleh pekerja.
Gambar 4. Sanseviera Masonia congo mini yang siap dipasarkan. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
207
Unmas Denpasar
Sosok Tanaman Sanseviera yang mini (Gambar 4.) cukup diminati oleh pasar selain terlihat lebih unik dan menarik, mudah ditempatkan dimana saja juga sangat fleksibel dalam mengoptimalkan perannya sebagai penyerap polutan dan radiasi bahan elektronik. Ukuran mini, memudahkan tanaman ini menjadi pendamping notebook sehingga mengurangi tingkat radiasinya (Zulfitriany, dkk., 2014). Tanaman mampu mereduksi radiasi gelombang elektromaknetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi. Maka baik jika tanaman ini ditaruh di samping komputer atau televisi. Triharyanto dan Sutrisno (2007) mengemukakan bahwa tanaman Sanseviera mempunyai prospek yang cerah di skala usaha karena memiliki sifat multifungsi. Selain sebagai tanaman hias juga bermanfaat sebagai tanaman obat, penghasil serat dan antipolutan. Sanseviera dan Perannya sebagai Detoksifikasi Polutan/radiasi Tanaman lidah mertua atau Sanseviera dikenal sebagai tanaman hias utamanya sebagai ornamen taman. Lidah mertua masuk ke Indonesia sekitar tahun 1980-an dengan jenis laurentii dan trifasciata. Sanseviera biasa dipakai sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, dan mempunyai akar rimpang yang menjalar. Asalnya adalah dari Benua Afrika tropis, namun sekarang khususnya di Indonesia banyak ditemukan di dataran tanah 1 –1000 Meter diatas permukaan Laut. Lidah Mertua daunnya sering digunakan sebagai variasi pada karangan bunga (Min dkk., 2006). Tanaman Lidah Mertua jenis ini banyak menarik para penggemar tanaman hias, karena warna daunnya yang indah dan harganya juga dipara pedagang tanaman hias sedikit lebih mahal dibandingkan dengan jenis Sansevieria Trisfasciata Prain (Iin, 2012). Bagian yang berkhasiat adalah bagian daunnya. Sifatnya sejuk, rasanya masam, berkhasiat sebagai antibiotik, Tanaman yang banyak mengandung kandungan kimia Abamagenin ini banyak digunakan untuk pengobatan influenza, batuk, dan radang saluran pernapasan. Sedangkan sebagai obat luar banyak digunakan untuk pengobatan penyakit keseleo, luka terpukul, gigitan ular berbisa, borok, bisul, atau sebanyak penyubur rambut. Cara pemakaiannya adalah : untuk minum 15 – 30 gram digodok dalam satu liter air lalu setelah menjadi setengahnya didinginkan dan diminum pada pagi, siang dan sore hari (Ratnasari dan Juwita, 2008). Untuk pemakaian luar daunnya setelah dicuci bersih kemudian digiling atau ditumbuk halus dan kemudian ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Bentuk sanseviera yang meninggi dan tumbuh bergerombol membuat sebagian orang menjadikan tanaman ini sebagai pagar. Dibalik bentuk yang sederhana itu, lidah mertua juga dimanfaatkan menjadi benang dan bahan anyaman. Bahkan seratnya ada yang ditenun unutuk dijadikan pakaian. Pabrik tenun di Filipina misalnya, menggunakan serat lidah yang dikombinasikan dengan serat nanas sebagai bahan baku kain (Lestari, dkk., 2008). Mode of Action Sanseviera dalam menyerap polutan Daun dan rimpang Sansevieria mengandung saponin dan kardenolin juga daunnya mengandung polifenol. Sanseviera yang memiliki zat aktif pregnant glikosid. Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Proses detoksifikasi ini mempergunakan zat aktif pregnant glikosid dan dikenal dengan Metabolic Breakdown. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
208
Unmas Denpasar
zat yang diperlukan oleh tanaman seperti asam amino, gula, dan asam organik. Setelah didetoksifikasi juga dihasilkan udara yang telah bersih. Sansevieria sp mampu menyerap polutan derivat hidrokarbon seperti formaldehid sebanyak 0,938 mikrogram/jam, jadi untuk ruangan 100 m 2 cukup ditempatkan Sansevieria laurentii dewasa berdaun 4-5 helai. Untuk ruangan dengan volume 100 m3 (panjang x lebar x tinggi = 5 x 5 x 4 m3) dapat ditempatkan Sansevieria dewasa sebanyak 5 helai sebagai penetralisir udara tercemar agar ruangan tersebut bebas polutan. Lembaga Penerbangan Antariksa AS (NASA) menanam ribuan sansevieria di dekat instalasi nuklirnya. Lokasi penanaman ini hanya berjarak sekitar 10-25 meter dari instalasi nuklir tersebut. Apabila suatu saat terjadi kebocoran, maka ribuan sansevieria tersebut akan meredamnya. Hasil penelitian NASA menyebutkan, bahan aktif pregnan glikosida yang terdapat di lidah mertua mampu menyerap 107 unsur yang terkandung dalam polusi udara. Diantaranya adalah karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir, serta Pb (timbal) (Squire and David, 1987).
PENUTUP Kesimpulan Sosok tanaman sanseviera M. Congo yang diberi perlakuan cacah rimpang pada media alami mampu mengalami pengkerdilan tinggi daun hingga 35,02% dan lebar daun 27,37%. Sedangkan pada perlakuan cacah rimpang dan media terkontrol, tingkat persentase kekerdilan dapat mencapai 53,16% untuk tinggi tanaman dan 41,05% untuk lebar daun. Sansevieria mampu menangani sick building syndrome dengan mekanisme Metabolic Breakdown dan mereduksi radiasi gelombang elektromaknetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi. Saran Sebaiknya daerah industri dan berpolutan tinggi mulai menanam tanaman ini. Jika perlu dimasukkan dalam salah satu kriteria SNI untuk amdal lingkungan sekitar pabrik. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pimpinan institusi bapak Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si., selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi kami untuk berkarya, Ketua LPPM Dr. Dahlia yang tak henti-hentinya mensuport, Ditlitabmas yang telah memberikan kepercayaan dan mendanai riset kami ini, Ir. Muhammad Iqbal atas pengertian dan kesabarannya serta semua pihak yang telah membantu. Harapan kami semoga inovasi kecil yang kami buat, mampu bernilai besar dalam bentuk implementasi nyata dalam menekan sick building syn drome yang pada era ini sudah sangat memprihatinkan.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
209
Unmas Denpasar
DAFTAR PUSTAKA Iin Hasim. 2002. Tanaman Hias Indonesia. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta. Indra. 2012. Manfaat dari Lidah Mertua Sanseviera. Posted on 3 Desember 2012. http://hidupuntuksehat.wordpress.com/2012/12/03/7-manfaat-dari-lidah-mertuasansevieria. diakses 28 September 2014. Ita J., Rahmawati, Rivaldi, Zulfitriany D.M., dan Gusni S.. 2015. Limbah Industri dan Produksi Bersih. Membumi Publishing. Makassar. Lestari, Grasinia dan Ira PC. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta. Min, Boo, Kartini O.,dan Chow L. 2006. 1001 Garden Plants in Singapore. Singapur: National Park Board. Ratnasari dan Juwita. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta. Squire, and David. 1987. House Plant. London. Collins. Triharyanto dan Sutrisno. 2007. Sanseviera. Kultur Jaringan untuk Jenis Langka, 67 Jenis Sanseviera, Step by Step Hidroponik, Kiat dan peluang Usaha. Cet. I. PT. Gramedi a. Jakarta. Zulfitriany, DM, Sri, U dan Mursida. 2012. Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortikultura. Penerbit Jurusan TPHP Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep. Zulfitriany, DM, Kuswinanti T, Inderiati dan Alima. 2014. Implementasi Ipteks bagi Inovasi dan Kreatifitas Kampus Tanaman Sanseviera Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah. Vol. 5. No. 1. Juli 2014.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016