Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
OPTIMALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK Heni Trisnowati1 , Sri Sunarti2 1
Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta 2 Stikes Muhammadiyah Samarinda Email :
[email protected]
Abstrak Latar Belakang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) merupakan satu upaya untuk mengendalikan jumlah perokok yang terus meningkat di Indonesia. Menurut PP 109 tahun 2012, institusi pendidikan adalah salah satu kawasan tanpa rokok namun penerapan KTR pada tempat tersebut tidak mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam penerapan KTR pada institusi pendidikan berbasis kesehatan di Samarinda, Kalimantan Timur. Metode. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan informan para pengambil keputusan diinstitusi pendidikan yaitu ketua institusi, wakil ketua bidang kemahasiswaan, wakil ketua bidang administrasi dan keuangan serta 6 organisasi kemahasiswaan. Setiap organisasi kemahasiswaan diwakili 3 orang. Optimalisasi mahasiswa dilakukan melalui advokasi dan sosialisasi KTR dengan menggunakan media policy brief, spanduk, leaflet, koran, dan facebook. Tahapan penelitian adalah : 1) merekrut tim pelaksana, 2) menentukan tujuan program, 3) mengeksplorasi sumber daya dan hambatan, 4) Implementasi program, 5) Evaluasi program. Analisa data dilakukan secara content analisis. Hasil. Peran mahasiswa dalam penerapan KTR pada institusi pendidikan adalah dengan melakukan advokasi kepada para pengambil kebijakan sehingga tersosialisasi surat keputusan tentang KTR. Selanjutnya terbentuk kesepakatan untuk memasukkan sanksi bagi yang merokok dalam peraturan mahasiswa dan kepegawaian serta menjadikan segenap civitas akademika sebagai pengawas KTR. Lebih jauh, himpunan mahasiswa kesehatan masyarakat melakukan sosialisasi melalui lomba membuat spanduk tentang larangan merokok di institusi pendidikan, sosialisasi kepada 6 himpunan mahasiswa di kampus, sosialisasi KTR pada Sekolah Menengah Atas, sosialisasi bahaya rokok pada facebook, aksi damai KTR dan sosialisasi KTR melalui integrasi mata kuliah. Kesimpulan: Mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan dapat dijadikan sebagai agen perubahan yang mendukung penerapan KTR pada institusi pendidikan. Kata Kunci: Kawasan tanpa rokok, mahasiswa, institusi pendidikan Abstract Background. Non Smoking Area (KTR) is an effort to control the ever-increasing number of smokers in Indonesia. According to government regulation (PP 109 years 2012), educational institutions is a part of Non Smoking Area but the application of Non Smoking Area on the site is not easy. This study aims to optimize the role of college students in the implementation Non Smoking Area based health education institutions in Samarinda, East Kalimantan Method. This research used a qualitative design with decision makers in educational institutions as informans, namely the head of the institution, student affairs vice chairman, deputy chairman of the administrative and financial fields as well as 6 student organizations. Each student organizations represented by 3 people. Optimization of the college students was done through advocacy and socialization KTR using media of policy brief, banners, leaflets, newspapers, and facebook. Stages of research : 1) recruiting of implemenation team, 2) determine the objectives program, 3) explore the resources and constraints, 4) program implementation, 5) program evaluation. Moreover, the data were analyzed by content analysis. Result. The role of college students in the implementation of KTR at educational institution by advocy to policy makers so its socialized of KTR decree. Furthermore, it was formed an agreement to incorporate penalties for smoker in the students and personnel rules and make the academic community as a KTR supervisor. In addition, the association of public health students socialized through creating banner competition about the prohibition of smoking ban in educational institutions, socialization to 6 associations of students on campus, socialization KTR in high school, socialization of the dangers of smoking on facebook, peaceful action and socialization KTR through integration lecture. Conclusion. College students and its organization can be used as agent of change that support the implementation of KTR at educational institution Kata Kunci: Non Smoking Area, college students, educational institution
15
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
1. PENDAHULUAN
membahayakan
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 109 tahun
menyebabkan kerugian pada hampir seluruh organ
2012 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah area yang
tubuh manusia perokok aktif, perokok pasif dan secara
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
lebih luas pada kesehatan lingkungan. Prevalensi
kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan
perokok dewasa di Indonesia menunjukkan bahwa
atau mempromosikan produk tembakau. Selanjutnya,
61,7% pria dan 5.2% wanita (5). Pada sumber yang sama,
institusi pendidikan sebagai wadah proses belajar dan
perokok remaja berusia antara 13-15 tahun adalah 41.0
mengajar merupakan salah satu wilayah yang harus
% pria dan 6.2% wanita, sementara pada tahun 2006
sudah menerapkan KTR. Ini merupakan bentuk
jumlah perokok remaja pria adalah 24.5 % (4,5).
komitmen negara untuk melindungi masyarakat
Rokok bisa menimbulkan kecanduan karena rokok juga
dari bahaya negatif paparan asap rokok dan upaya
mengandung zat yang sifatnya adiktif. Banyak pecandu
untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat
rokok
dan kuat (1)
kebiasaan merokoknya, beberapa di antaranya masih
Sejalan dengan hal tersebut, Muhammadiyah sebagai
mengalami kesulitan dalam memulai proses berhenti
organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia
merokok tersebut.
memiliki
dan
berhenti merokok. Dari beberapa penelitian, sekitar 70
kesehatan masyarakat. Majelis Tarjih dan Tajdid
persen perokok ingin berhenti merokok, tetapi hanya
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan
tiga persen yang berhasil
Fatwa Nomor 6/SM/MTT/III/2010 tanggal 22 Rabiul
mengatasi masalah tersebut, institusi pendidikan
Awal 1431 H / 08 Maret 2010 tentang hukum merokok
dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok (KTR).
yang menyatakan bahwa merokok dapat merugikan
Selanjutnya penelitian ini berusaha mengoptimalkan
kesehatan dan hukumnya haram. Landasan hukum
peran mahasiswa dalam penerapan KTR di institusi
tersebut ditindak-lanjuti dalam Pernyataan Kesepakatan
pendidikan (kampus).
komitmen
terhadap
perlindungan
Bersama oleh empat Majelis dilingkungan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
yaitu
Majelis
dan
(7,8,9,10)
Masyarakat), HIMADIKA (Himpunan Mahasiswa Keperawatan),
HIMAKLI
(Himpunan
Mahasiswa
Kesehatan Lingkungan), IMM (Ikatan Mahasiswa
Indonesia berjumlah 57 juta orang dimana 200.000
Muhammadiyah), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa),
dikarenakan
DPM (Dewan Pertimbangan Mahasiswa). Setiap
penyakit yang memiliki hubungan dengan konsumsi
organisasi
rokok dan 97 juta orang terpaparkan oleh asap rokok (4).
kemahasiswaan
diwakili
3
orang.
Optimalisasi mahasiswa dilakukan melalui advokasi
Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki resiko
dan sosialisasi KTR dengan menggunakan media policy
antara 50%-70% terhadap epidemik global karena tembakau
Sebagai satu upaya untuk
HIMAKESMAS (Himpunan Mahasiswa Kesehatan
Pada tahun 2008 penelitian menemukan perokok di
dunia
(6)
keuangan serta 6 organisasi kemahasiswaan yaitu :
dalam lingkungan Muhammadiyah (2,3)
meninggal
Sangat sulit bagi seseorang untuk
kemahasiswaan, wakil ketua bidang administrasi dan
Majelis
mengharuskan penerapan Kawasan Tanpa Rokok di
diantaranya
menghentikan
pendidikan yaitu ketua institusi, wakil ketua bidang
Pelayanan Sosial (MPS) No. 28/PER/1.7/H/2010 yang
orang
rokok
dengan informan para pengambil keputusan diinstitusi
No. 117/PER/1.4/F/2010 Majelis Perguruan Tinggi 299/KEP/1.3/D/2010
(6)
untuk
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif
Majelis Pendidikan Dasar Menengah (DIKDASMEN)
No.
menginginkan
Konsumsi
2. METODE PENELITIAN
Pelayanan
Kesehatan Umum (MPKU) No. 031/PER/1.6/H/2010
(DIKTI)
yang
kesehatan.
brief, spanduk, leaflet, koran, dan facebook. Tahapan
(5)
. Tidak ada keraguan dan perbedaan
penelitian adalah sebagai berikut :
pendapat sedikitpun bahwa konsumsi rokok dapat
16
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
dan peraturan peraturan yang memperkuat KTR
1.1. Merekrut tim pelaksana, Tim pelaksana adalah himpunan mahasiswa yang
seperti Fatwa dari PP Muhammadiyah tentang
dikoordinir oleh peneliti.
status rokok dan SK KTR institusi. Kempat Pemasangan media berupa spanduk, leaflet bahaya
1.2. Menentukan tujuan program Tujuan program adalah untuk meningkatkan peran
merokok
dan
tanda
larangan
mahasiswa dalam penerapan KTR di institusi
lingkungan kampus serta menggunakan media
pendidikan yang berbasis kesehatan. Kemudian
massa yaitu koran. Kelima sosialisasi KTR pada 6
menentukan sasaran yang diadvokasi.
himpunan
mahasiswa
merokok
di
(HIMAKESMAS,
HIMADIKA, HIMAKLI, IMM, BEM , DPM)
1.3. Mengeksplorasi sumber daya dan hambatan Sumber daya yang dimiliki instistusi berupa :
selanjutnya mahasiswa melakukan sosialisasi ke
fatwa haram tentang rokok dari pimpinan pusat
Sekolah Menengah
muhammadiyah
sosialisasi
(fatwa
Nomor
pada
Atas
disekitar
Facebook
kampus, himpunan
6/SM/MTT/III/2010 tanggal 22 Rabiul Awal 1431
kemahasiswaan tentang bahaya merokok dan
H / 08 Maret 2010), Majelis Perguruan Tinggi
mendapatkan tanggapan positif dari mahasiswa.
(DIKTI)
yang
Keenam HiMAKESMAS mengadakan aksi damai
mengharuskan penerapan KTR di lingkungan
dan menyerukan KTR di institusi bertepatan
muhammadiyah,
:
dengan hari tanpa tembakau. Dalam kegiatan aksi
0579/Ii.3.Au/Kep/2011 Tentang Kawasan Tanpa
damai mahasiswa menyerukan bahaya merokok,
Asap Rokok Di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu
himbauan mematikan rokok dan menggantikannya
Kesehatan
dengan permen serta menyebarkan leaflet bahaya
No.
299/KEP/1.3/D/2010
SK
No.
Muhamamdiyah
Nomor
Samarinda
dan
kelompok berhenti merokok di HIMAKESMAS.
rokok. Kegiatan ini dihadiri 200 mahasiswa.
Sementara hambatan atau tantangan dari program
Ketujuh, sosilaisasi tentang Peraturan Gubernur
ini adalah mengharuskan adanya kerjama lintas
NO.1 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Asap
program dan keaneragaman budaya pada civitas
Rokok, melalui diskusi yang diintegrasikan dalam
akademika.
mata kuliah Organisasi Manajemen yang diikuti oleh 68 mahasiswa semester 2 Program Studi S1
1.4. Implementasi program
Kesehatan Masyarakat.
Implementasi program terdiri dari Pertama
1.5. Evaluasi program.
advokasi kepada ketua institusi yang hasilnya akan memasukkan peraturan rokok dalam peraturan
Evaluasi program dilakukan dengan melalui
kemahasiswaan
Kedua
evaluasi proses, evaluasi impak dan evaluasi
advokasi kepada ketua bidang kemahasiswaan,
outcome.(10) Pada evaluasi proses, semua kegiatan
hasilnya beliau sepakat memasukkan aturan rokok
dalam rangka penerapan KTR di institusi
kedalam
Ketiga
mendapat dukungan yang positif dari para
advokasi kepada wakil ketua bidang administrasi
pengambil kebijakan, mahasiswa dan karyawan.
umum
sepakat
Kemudian untuk sosialisasi di beberapa SMA di
memasukkan aturan rokok kedalam peraturan
sekitar kampus juga mendapat dukungan positif
kemahasiswaan dan kepegawaian namun perlu
dari pihak sekolah bahkan sekolah meminta untuk
dipikirkan atau dibuat draf sanksi bagi yang
mengadakan
melanggar karena merokok masih menjadi budaya
kegiatan penyuluhan kesehatan. Selanjutnya pada
pegawai. Semua advokasi menggunakan media
kegiatan aksi damai di jalan, banyak perokok yang
policy brief yang berisi tentang bahaya merokok
mematikan rokoknya dengan cara memasukkan
dan
peraturan
dan
kepegawaian.
kemahasiswaan.
kemahasiswaan,
beliau
17
kerjasama
secara
rutin
untuk
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
rokok kedalam gelas yang berisi air yang
memberikan perubahan pada organisasi dan
disediakan oleh para mahasiswa. Lebih jauh
social.
tentang kegiatan sosilaisasi tentang Peraturan
intervensi kepada pembuat kebijakan yang
Gubernur NO.1 Tahun 2013 tentang Kawasan
disengaja
Advokasi
merupakan
untuk
dapat
strategi
mempengaruhi
(11)
Tanpa Asap Rokok, melalui diskusi yang
kebijakan atau aturan
diintegrasikan dalam mata kuliah Organisasi
advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
Manajemen Diskusi dalam kelas dibagi menjadi 2
kebijakan publik melalui bermacam-macam
kelompok yaitu kelompok yang pro dan kontra .
bentuk komunikasi persuasive.(12) Beberapa
Diskusi
dengan
metode dalam advokasi yaitu talking point,
kebutuhan mahasiswa dan berlangsung selama 2
editorial pada surat kabar, surat , Emails,
jam. Di akhir Diskusi kelompok yang kontra
telepon, iklan layanan masyarakat, press
menyatakan sebenarnya mereka juga sudah takut
konferens, dan blogs
kalah karena mereka menyadari bahaya rokok dan
advokasi yaitu mempunyai sifat yang realistis
pentingnya KTR tapi memang perlu waktu dan
dimana
semangat
memungkinkan untuk dilakukan oleh sasaran,
berjalan
dalam
mengalir
sesuai
mensosialisasikan
kepada
apa
. Selanjutnya, menurut
(13)
yang
kita
advokasikan
masyarakat luas. Kesulitan dalam diskusi adalah
sistemmatis,
membayangkan bagaimana pengolahan tembakau
keberhasilan advokasi juga dipengaruhi oleh
dan cara menganti lahan tembakau dengan lahan
beberapa faktor yaitu (12, 13):
yang lain karena wilayah Kaimantan bukan
a)
taktis,
Beberapa prinsip
strategi,
berani.
Persiapan yaitu proses persiapan advokasi hal
wilayah pertanian yang dingin.
ini meliputi persiapan policy brief yang akan
Evaluasi impak yaitu SK tentang penerapan KTR
disampaikan dalam proses advokasi dan
institusi diketahui oleh segenap civitas akademika,
persiapan tempat serta waktu .
media KTR terpasang baik diluar maupun di
b) Prioritas, memprioritaskan isu yang menarik
dalam gedung, ada 4 judul skripsi yang topiknya
dan penting , Hal ini KTR dianggap penting
tentang rokok, petugas kebersihan tidak merokok
karena di Samarinda belum ada pembicaran
dilingkungan kampus.
yang serius tentang KTR dan banyak civitas
Hasil Evaluasi outcome adalah KTR dapat
akademika
diterapkan di institusi karena ada advokasi dan
terhadap KTR
sosialisasi, ada 5 mahasiswa yang berhenti
c)
merokok dan aktif dalam kegiatan sosialisasi
yng
masih
belum
perhatian
Functually, yaitu merupakan ketepatan waktu mempengruhi proses advokasi
bahaya rokok, 1 tenaga pendidik berhenti
d) Kesopanan, walaupun advokasi dilakukan
merokok, 1 tenaga Administrasi menurangi
pada tempat kerja mahasiswa tetapi tetap perlu
rokoknya yang biasanya 2 pak per hari menjadi 1
menjaga
pak belum tentu habis sebulan, dan tidak ada lagi
kebijakan atau persepsi dari pimpinan.
bau asap rokok di WC maupun di kebun kampus
kesopanan
dan
menghormati
Penerapan KTR yang dilakukan oleh mahasiswa melalui pendekatan manajemen yaitu melalui
2. HASIL & PEMBAHASAN
advokasi kepada pimpinan . hal ini dilakukan
2.1. Advokasi KTR
karena salah satu cara menegakan peraturan tentang
Advokasi merupakan proses yang dilakukan
rokok
oleh individu atau kelompok yang berusaha
pendekatan kognitif dan perilaku personal
untuk membawa isu tertentu yang terkait untuk
Pada Ketua institusi, mahasiswa bisa menyakinkan
18
adalah
dengan
menegakan
peraturan, (14, 15)
.
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
ketua sehingga ada kesepakatan untuk memasukan
sumberdaya manusia dalam jumlah maupun
sanksi bagi yang merokok dalam peraturan
kemampuan dalam pembuatan media. Dalam
mahasiswa
mengembangkan
dan
kepegawaian
serta
suatu
media (18)
mengoptimalisasi KTR dengan semua segenap
mempertimbangkan
civitas akademika menjadi pengawas pelaksanaan
beberapa
KTR
pembiayaan yaitu: a) waktu yang dibutuhkan ,
2.2. Sosialisasi KTR
persiapan dari design sampai jadi medianya, b)
hal
yang
pembiayaan
perlu .
dipertimbangkan
Ada dalam
Sosialisasi tentang KTR dilakukan disegenap
adanya saran dari ahlinya, c) bahan dasar media
civitas
yang akan digunakan, c) penyusunan tulisan serta
akademika
dengan
mengunakan
berbagai media seperti baliho atau spanduk,
proses
percetakan,
d)penyimpanan
dan
leaflet dan policy brief. Sosilaisasi program
pendistribusian, e) peralatan, f) administrasi, g)
merupakan salah satu upaya
memaparkan
pencahayaan. Adapun media yang digunakan
serta melibatkan sasaran sebagai subyek
adalah Leflet untuk menginformasikan kepada
sehingga diharapkan adanya kemandirian
segenap civitas akademika tentang bahaya rokok.
sasaran dan keberlanjutan program karena
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi
sasaran merasa memiliki program tersebut
tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang
2.3. Pemasangan media KTR Media atau alat peraga dalam promosi
sederhana. Selain Leflet media yang dipakai dalam
kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu
sosialisasi adalah baliho. Baliho merupakan media
untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat,
cetak yang mengunakan gambar besar dan
didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk
mencolok, impresif, pembatasan geografis mudah,
memperlancar komunikasi dan penyebar-
frekuensi sangat tinggi, materi mudah dibuat, dan
luasan
berguna
kontrol mudah. Dalam melakukan sosialisasi juga
memudahkan dalam menyampaikan pesan
mengunakan surat kabar. Surat kabar merupakan
sehingga ada beberapa hal yang harus
media cetak yang mempunyai sifat visual kuat,
diperhatikan yaitu pemahaman dari sasaran
ukuran bisa fleksibel, distribusi luas dan terbit
(16)
media
periodik, waktu terkontrol, relatif murah, baik
memungkinkan adanya komunikasi yang
untuk copy panjang, warna memungkinkan,
efektif sehingga pesan bisa diterima oleh
terdokumentasi (dapat berulang kali dilihat), dan
kelompok sasaran dan memungkinkan adanya
membangun sikap pembaca. (19, 20)
.
informasi.
Pengunaan
Media
metode
dan
perubahan perilaku, sikap serta keyakinan. (17)
3. KESIMPULAN
Dalam pembuatan media ada beberapa hal yang harus dipetimbangkan dalam membuat media
Penerapan KTR di institusi pendidikan
yaitu : a) karakteristik sasaran , yang harus
membutuhkan kebijakan institusi yang mendukung
diperhatikan adalah latar belakang pendidikan ,
seperti adanya SK tentang KTR. Selanjutnya,
bahasa, suku dan etika, b) metode dan media yang
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan dapat
bisa diterima oleh sasaran, c) luas populasi, d)
dijadikan sebagai agen perubahan yang mendukung
kondisi wilayah, e) biaya, waktu dan hambatan, f)
penerapan KTR pada institusi pendidikan. zat adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan 2. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah , Fatwa Nomor
DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung
19
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Worker’s Australia
6/SM/MMT/III/2010 tanggal 22 Rabiul Awal 1431 H / 08 Maret 2010, tentang hukum merokok yang menyatakan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan dan hukumnya haram. 3. Majelis Pelayanan Kesehatan Umum 2010, Pedoman Kawasan Tanpa Asap Rokok di LIngkungan Muhammadiyah, Pimpinana pUsat Muhammadiyah 4. Aditama , TY, 1997 , Rokok dan Kesehatan, Universitas Indonesia Jakarta 5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 6. Pierce, J.P., Distefan, J.M., Hill, D. (2004) Adolescent Smoking. In : Boyle P, Gray, N., Henningfield, J., Seffrin, J., Zatonski, W., eds. Tobacco and Public Health. United stated: Oxford University Press, pp 315-324. 7. Utarini A. (2010). Modul Penelitian Kualitatif, Yogyakarta 8. Creswell, J.W., (2003) Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches, Sage Publication 9. Thorogod N, Green J (2004) Qualitative Methods for Health Research, Sage Publication 10. WHO (1994), Qualitative Research For Health Programmes, Division of Mental Health World Health Organization, Geneva 11. Fertman, C.L., & Allensworth D.D.(2010). Health Promotion Programs From theory To Practice. San Francisco : Jossey-Bass A Wiley Imprint 12. Bartholomew.,K.L.,at al, 2006. Planning Health Promotion Program. An Intervention Mapping Approach.USA Josey-Bass, A Wiley Imprint 13. Davies.,M & Macdowall., W.,(2006). Health Promotion Theory. Open University Press, USA 14. Dignan, M.B.,& Carr, P.A.,(1992). Program Planing For Health Education and Promotion. USA 15. Ewles., L. & Simnett.,I. (1994). Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis, Edisi ke dua, Penerbit Gajah Mada University Press 16. Depkes RI 2009, Undang Undang RI No. 36 , Tentang Kesehatan 17. Morton, B.G.S., Green W.H., & Gottlieb N.H. (1995). Introduction To Health Education and Health Promotion, USA : Waveland Press, Inc 18. Kemm, J., & Close, A. (1995) Health Promotion – theory and practice. London: Macmillan Press LTD 19. Green.,J. & Tones.,K (2008). Health Promotion Planning and Strategies. Washington DC, SAGE 20. Hawe.,P, Degeling.,D. Hall.,J. (1998). Evaluating Health Promotion. A Health
20
Guide.
MACLENNAN+PETTY,
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
21
ISSN : 1907 - 3887