OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE RESOURCES LEVELLING MENGGUNAKAN BANTUAN MICROSOFT PROJECT 2007 (Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS) OPTIMIZING HUMAN RESOURCES USING RESOURCES LEVELLING METHOD THROUGH THE USE OF MICROSOFT PROJECT 2007 (A Case Study of Lecture Room Construction Project And Library, Kleco FKIP PGSD UNS)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universttas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
RAMA PUTRA KELANA NIM I 0105111
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
1
2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat waktu awal dan waktu akhir dengan tujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik atau bangunan. Sejalan dengan makin majunya peradaban manusia maka makin kompleks dan canggih proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan mans, materials, money, machines, method sehingga terjadi suatu kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik berupa bangunan. Sementara itu kebutuhan akan alatalat produksi, barang konsumsi, maupun jasa pada kehidupan masyarakat makin meningkat jumlah maupun mutunya.
Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena seringkali penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal lain. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah lama mereka bergabung dengan proyek tidak mudah untuk melepas dan memanggil kembali untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi fluktuasi keperluan yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).
Fluktuasi sumber daya manusia, menyebabkan permasalahan dalam penjadwalan konstruksi. Karena itu, perlu dikembangkan suatu teknik perataan sumber daya manusia untuk meminimalkan penyimpangan antara kebutuhan sumber daya manusia dan profil sumber daya manusia yang diinginkan. Permasalahan optimasi perataan sumber daya manusia merupakan masalah yang sudah umum dan telah dipelajari dalam waktu yang lama, namun perlu dicari metodologi atau
3
pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini telah berkembang beberapa solusi alternatif yang ditawarkan. Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan optimasi perataan sumber daya manusia, antara lain dengan menggunakan metode Resouces Leveling. Perataan sumber daya manusia (Resources Leveling) merupakan kegiatan untuk meminimalkan fluktuasi penggunaan sumber daya manusia dalam keseluruhan aktivitas proyek. Prinsipnya adalah dengan menggeser aktivitas-aktivitas non kritis dalam waktu tenggang yang tersedia. Karena perataan sumber daya manusia hanya diterapkan pada aktivitas-aktivitas non kritis, lintasan kritis tetap tidak diganggu, dan durasi proyek tidak berubah. Perataan sumber daya manusia (Resources Leveling) merupakan suatu teknik penjadwalan yang valid yang dapat digunakan pada proyek-proyek konstruksi, sehingga teknik ini merupakan teknik yang efisien dalam merencanakan penggunaan tenaga kerja.
Kemajuan pesat disegala bidang khususnya dibidang aplikasi komputer telah meningkatkan kegunaan dan daya guna metode jaringan kerja yang pada dasarnya memang memerlukan dukungan suatu perangkat yang mampu memproses data dan melakukan perhitungan-perhitungan dalam jumlah besar, cepat dan akurat. Dengan demikian, teknik dan metode jaringan kerja dapat dikembangkan sedemikian jauh sehingga sesuai untuk merencanakan, menyusun jadwal dan mengendalikan suatu proyek yang kompleks, berukuran kecil sedang maupun besar dengan ribuan kegiatan. Ini berarti secara potensial akan menambah efektifitas penyelenggaraan proyek (Iman Soeharto, hal 182 th 1997)
Bertolak dari permasalahan tersebut penulis akan melakukan penelitian tentang bagaimana perencanaan alokasi sumber daya manusia dapat diterapkan pada Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS.
1.2.
Rumusan Masalah
4
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana
mendapatkan
histogram
sumber
daya
yang
ideal
mempertimbangkan durasi waktu proyek dengan metode Resources Leveling. 2. Bagaimana alokasi sumber daya yang efektif, mempertimbangkan keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui cara mendapatkan histogram alokasi sumber daya manusia yang ideal dalam pelaksanaan suatu proyek berdasarkan waktu dan sumber daya yang ada. 2. Untuk mengetahui perbedaan jadwal alokasi sumber daya manusia sebelum dan sesudah melalui proses resources leveling menggunakan aplikasi Microsoft Office Project 2007.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Memberi gambaran mengenai perencanaan alokasi sumber daya manusia dengan metode Resources Levelling menggunakan aplikasi Microsoft Office Project 2007. 2. Membantu kepada pelaku jasa pelaksana konstruksi dalam menyusun jadwal alokasi sumber daya tenaga kerja agar tidak menyulitkan pelaksana dalam mencari dan mengalokasikan kebutuhan sumber daya manusia. 1.5.
Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah
Agar diperoleh hasil sesuai tujuan penelitian, tinjauan dibatasi pada :
5
1. Data proyek yang dianalisa adalah Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap 1, namun menggunakan data harga upah dan bahan dari Harga Satuan Dasar (HSD) Dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009. 2. Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap 1 terletak di Jln.Slamet Riyadi No 449 ,Surakarta. Untuk lebih jelasnya, keadaan site dan letak lokasi dapat dilihat pada Gambar Lokasi
rah
RS. PANTI WALUYO
ke a
POLWIL SURAKARTA KOREM SURAKARTA
term
inal
Proyek Pembangunan berikut:
JL.SLAM ET RIYADI
arah Kartosuro
Pos Polisi
SMP Batik Ska SOLO SQUARE
FKIP PGSD KLECO UNS
Lokasi Proyek
Pemukiman
Gambar. 1.1 Lokasi Pembangunan Proyek 3. Penggunaan sumber daya dan waktu kerja berdasar jam kerja normal dengan 7 jam kerja sehari dimulai pada pukul 08.00 sampai 16.00, dengan waktu istirahat 1 (satu) jam pada pukul 12.00 hingga pukul 13.00. Dalam satu minggu berlaku 6 hari kerja. Apabila ada tambahan kerja pada hari minggu dihitung lembur.
6
4. Sumber daya yang diteliti adalah manusia atau tenaga kerja. 5. Proses perencanaan alokasi sumber daya manusia menggunakan metode Resources Levelling dengan bantuan aplikasi Microsoft Office Project 2007.
1.6.
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjuan Pustaka Bab ini terdiri kajian pustaka yang mengulas tentang penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan serta landasan teori yang memuat teori-teori yang digunakan dalam lingkup tugas akhir ini, diantaranya adalah penggunaan analisa SNI dalam perencanaan tenaga kerja, perataan tenaga kerja (Resouces Levelling) metode trial and error, produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI
Bab III : Metodologi Penelitian Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data, tahapan dan prosedur penelitian, serta diagram alir penelitian
Bab IV : Analisis Data Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data. Dalam bab inilah akan dijelaskan tentang pengolahan serta analisis data penelitian ini.
Bab V : Kesimpulan dan Saran Akhir dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan dan saran yang nantinya diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua kalangan yang akan atau sudah berkecimpung dalam bidang usaha konstruksi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.
Kajian Pustaka
Analisa SNI merupakan pembaharuan analisa BOW dalam membuat analisa harga satuan untuk penawaran kontrak. Pada pelaksanaannya di lapangan, kontraktor membuat penawaran dengan analisa SNI namun tidak diimplementasikan pada pelaksanaan. Di lapangan menggambarkan penyediaan tenaga kerja dilakukan hanya berdasarkan perkiraan kebutuhan dan pengalaman kontraktor pada proyekproyek sebelumnya (Yuni Arrosidah:2008).
Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Gedung FKIP Tahap I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit daripada lapangan. Jumlah tenaga kerja riil di lapangan adalah 4943 orang. Namun prestasi fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya tenaga kerja berdasarkan perhitungan SNI adalah Rp.87.737.500,00 sedang biaya yang dikeluarkan kontraktor adalah Rp.100.276.500,00. Jadi selisih biaya tenaga kerja berdasarkan SNI adalah Rp. 12.345.500,00 terhadap tenaga kerja dilapangan. Tenaga kerja berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan volume rencana dengan jumlah tenaga kerja lebih sedikit dari lapangan dalam waktu sama dengan waktu pelaksanaan lapangan yaitu 120 hari sehingga histogram yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama pelaksanaan proyek (Yuni Arrosidah:2008).
7
8
Dari hasil analisis dimana proyek yang digunakan sebagai studi kasus adalah Proyek Pembangunan Gedung F.MIPA Tahap V yang berlokasi dikampus UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa dengan proses perataan dapat dihasilkan histogram sumber daya manusia dengan fluktuasi yang lebih kecil. Sedangkan histogram penggunaan tenaga kerja yang didapat dari laporan pengawas membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat laporan pengawas membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat selama berlangsungnya proyek jauh lebih sedikit daripada jumlah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan analisa SNI (Miftahudin.2007)
Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Perluasan Kantor Pusat Tahap I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih kecil daripada secara riil dilapangan. Jumlah tenaga kerja perencanaan berdasarkan SNI adalah 3341 orang sedangkan tenaga kerja riil dilapangan adalah 6433 orang. Namun prestasi fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya tenaga kerja berdasarkan perhitungan SNI adalah Rp. 97.112.500,00 sedangkan biaya yang dikeluarkan kontraktor adalah Rp.188.115.000,00. Jadi selisih biaya tenaga kerja berdasarkan SNI adalah Rp. 91.002.500,00 terhadap tenaga kerja dilapangan. Tenaga kerja berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan volume rencana dengan jumlah tenaga kerja lebih kecil dari lapangan dalam waktu yang sama dengan waktu pelaksanaan dilapangan sehingga histogram yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama pelaksanaan proyek (Emilla Melati.2008)
9
Dari segi penggunaan sumber daya perencanaan dapat diartikan sebagai memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan, sedangkan pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien (Iman Soeharto:1997:107)
Tenaga kerja merupakan sumber daya yang seringkali tidak mudah didapat, mahal dan menimbulkan banyak persoalan. Untuk itu diperlukan perencanaan yang masak mulai dari memperkirakan jumlah total tenaga kerja jenis dan jumlah masing-masing disiplin dan keahlian, jumlahnya pada masing-masing tahap kemajuan proyek dan lain sebagainya. Demikian juga perlu mengkaji besarnya tenga yang tersedia di daerah lokasi proyek, perlukah diadakan latihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja tersebut, atau lebih baik mendatangkan dari daerah lain (Iman Soeharto.1995:115)
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber daya adalah usaha pemakaian secara efisien. Di sini yang akan ditinjau adalah sumber daya yang berbentuk tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena seringkali penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal lain. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah lama mereka bergabung dengan proyek tidak mudah untuk melepas dan memanggil kembali untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi fluktuasi keperluan yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).
10
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Penjadwalan Proyek Penjadwalan merupakan alat mutlak yang diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek berskala kecil, yang hanya memiliki beberapa kegiatan, umumnya penjadwalan hanyalah dibayangkan saja (di dalam kepala atau pikiran) sehingga penjadwalan tidak terlalu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda masalahnya pada proyek berskala besar, dimana jumlah kegiatannya yang sangat besar serta rumitnya ketergantungan (keterkaitan) antar kegiatan sehingga tidak mungkin lagi bila hanya diolah didalam pikiran. Penjadwalan dan kontrol menjadi rumit dan sangat penting supaya kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien.
Unsur utama penjadwalan adalah peramalan (forecasting). Perlu disadari bahwa perubahan-perubahan yang dapat saja terjadi di masa mendatang sehingga akan mempengaruhi pola rencananya sendiri.
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal Sebelum proyek dimulai sebaiknya seorang manager yang baik terlebih dahulu merencanakan jadwal proyek. Tujuan perencanaan jadwal adalah : 1. Mempermudah perumusan masalah proyek 2. Menentukan metode atau cara yang sesuai 3. Kelancaran kegiatan lebih terorganisir 4. Mendapatkan hasil yang optimum Manfaat perencanaan tersebut bagi proyek adalah : 1. Mengetahui keterkaitan antar kegiatan 2. Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegitan kritis) 3. Mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus menyelesaikannya
2.2.3. Perkembangan Penjadwalan Proyek
11
Diperkenalkannya diagram batang adalah untuk mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan dalam perencanaan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu selesai dan waktu pelaporan. Network analysis sebenarnya adalah perbaikan dari metode diagram
batang.
Metode
tersebut
menyajikan
secara
jelas
hubungan
ketergantungan antara bagian kegiatan dengan kegiatan lain, dan kegiatan yang tidak perlu tergesa-gesa. Metode Network analysis tersebut mengalami penyempurnaan secara bertahap, yaitu PERT, CPM, PDM dan terakhir penjadwalan dengan komputer.
2.2.3.1.
Bar Chart
Bar chart atau lebih dikenal diIndonesia sebagai diagram batang mula-mula dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt
pada tahun 1917.
Metode tersebut bertujuan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan untuk merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan waktu pelaporan.
Aturan Bar Chart Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom terdapat urutan kegiatan yang disusun secara bergantian. Baris menunjukkan periode waktu yang dapat berupa jam, hari, minggu ataupun bulan. Penggambaran bar (batang) pada setiap baris kegiatan akan menunjukkan waktu mulai dan waktu selesainya kegiatan.
2.2.3.2.
Kurva S
Pada proyek yang tidak banyak kegiatannya, metode bar chart sering digunakan. Penggunaannnya digabungkan dengan kurva S sebagai pemantauan biaya. Disebut kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. hal tersebut terjadi karena pada awal proyek (kegiatan persiapan) besarnya kegiatan yang dikeluarkan per satuan waktu cenderung rendah, kemudian meningkat cepat pada pertengahan proyek (kegiatan konstruksi), dan menurun rendah kembali pada akhir proyek (penyelesaian akhir).
12
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Gambar 2.1. Kurva S
Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif terhadap sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang tidak dikerluarkan oleh proyek.
Pembandingan
kurva
S
rencana
dengan
kurva
pelaksanaan
memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun dapat lebih dari yang direncanakan. Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan prouek tersebut.
Rumus bobot kegiatan =
Harga kegiatan
x 100 %
Harga total kegiatan Keunggulan dan Kelemahan Keunggulan penggunaan bar chart pada system penjadwalan adalah mudahnya dibaca dan dimengerti oleh seluruh level baik pelaksana sampai manajer kerena bentuk grafisnya yang sangat sederhana. Pada awal proyek di mana banyak terjadi perubahan-perubahan rencana, bar chart sangat cocok digunakan karena pada proses pembuatannya sangat mungkin dilakukan revisi berkali-kali.
Kelemahan bar chart terletak pada kurangnya penjelasan akan keterkaitan antar kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi mengenai
13
akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu perubahan. Walaupun memiliki kelemahan, bar chart tetap merupakan suatu penjadwalan proyek yang baik.
2.2.3.3.
PERT
Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office yaitu biro proyekproyek khusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957. PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Teknique atau teknik menilai dan meninjau
kembali
program.
PERT
pada
prinsipnya
adalah
hubungan
ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan dalam bentuk diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian kegiatan mana yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan.
Aturan PERT Untuk membuat jaringan kerja kita harus mengetahui semua kegiatan yang terjadi pada suatu proyek, waktu (durasi) setiap kegiatan, dan ketergantungan antar kegiatan (kegiatan pendahulu/predecessors dan kegiatan pengikut/sukccessors). Urutan-urutan logis seluruh proyek harus diketahui dengan baik. Setiap kegiatan harus diketahui kegiatan pendahulu serta kegiatan pengikutnya. Dengan demikian jaringan kerja dapat terbentuk dari awal proyek sampai dengan akhir proyek.
Keunggulan dan Kelemahan Dibandingkan dengan bar chart, metode PERT memiliki beberapa keunggulan , yaitu
berupa
hubungan
ketergantungan
kegiatan
yang
logis
sehingga
memungkinkan proyek dapat dikendalikan dan dikerjakan dengan prosedur yang jelas. Apabila ada suatu proyek yang terganggu, maka kita dapat mengetahui pengaruhnya terhadap kegiatan yang lain.
Walaupun metode tersebut memiliki keunggulan akan tetapi metode tersebut juga memiliki kelemahan. Kelemahannya terletak pada cara pembacaan, tidak semua
14
level menajemen dapat membaca/memahami dan dapat mengetahui kegiatan mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek tersebut dapat selesai rencana.
2.2.3.4.
CPM
Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company (USA) memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi dengan menemukan metode Critical Path Methode (CPM). Perbedaan mendasar antara metode ini dengan PERT adalah dalam penentuan perkiraan waktu, CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat perhatian pengawasan yang cermat agar kegiatan dapat selesai sesuai rencana.
Metode tersebut lebih dikenal dengan istilah lintasan kritis. Lintasan kritis adalah untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan yang tingkat kepekaannya tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan.
Aturan CPM Metode tersebut memiliki istilah-istilah dan symbol-simbol yang sedikit berbeda dengan PERT, yaitu : Tanda (simbol) Anak panah (arrow), kegiatan (activity),job Ada tiga jenis anak panah : Anak panah biasa menunjukkan suatu kegiatan yang dapat dikerjakan secara manual Anak panah tebal menunjukkan suatu kegiatan yang harus menjadi perhatian (kritis)
15
Anak panah putus-putus menunjukkan kegiatan dummy Lingkaran kecil (node), kegiatan/peristiwa event. No
EET
Pada node CPM terbagi tiga bagian yang terdiri dari nomor LET
node, EET (Earlies Event Time), dan LET (Latest Event Time).
2
5 16
A=5
5
24 24
C=6
D=2
7
33 33
G=9
8
35 47
K=2
L=3
F=6 I = 12
1
0
4
9
18
0 B = 10
18
3
10
E=8
50 50
H = 11
6
10
45
J=5
45
Gambar 2.2. Contoh Metode CPM
Keunggulan dan Kelemahan CPM tidak jauh berbeda dengan PERT, akan tetapi CPM lebih baik karena CPM dapat mengontrol keterlambatan kegiatan. Seperti halnya PERT, CPM memiliki kelemahan pada cara pembacaan bagi level manajemen tingkat bawah. Masih banyak penjadwalan yang menggunakan dummy yang sering membingungkan pembacaan. Selain itu juga CPM masih menggunakan aturan ketergantungan kegiatan selesai mulai, artinya suatu kegiatan harus selesai terlebih dahulu baru kemudian dapt dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya. 2.2.3.5.
PDM
16
Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W.Fondahl dari Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. Selanjutnya dikembangkan oleh perusahaan IBM. PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan tidak memerlukan kegiatan dummy.Pada PDM sebuah kegiatan baru dapat dimulai tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping).
Aturan PDM PDM metode yang digunakan adalah Activity on Node (AON) di mana tanda panah hanya menyatakan keterkaitan antara kegiatan. Kegiatan dari peristiwa pada PDM ditulis dalam bentuk node yang berbentuk kotak segi empat. No. & Nama Kegiatan
Nomor Urut E S
Nama kegiatan
Waktu Penyelesaian (D)
E S
L S
Nama kegiatan
Waktu Penyelesaian
L F
ES/LS EF/LF
FF TF
Waktu Penyelesaian (D)
No. & Pekerjaan ES EF
Nama kegiatan
FF
EF LF TF
Gambar 2.3. Node Kegiatan PDM Notasi yang digunakan dalam node kegiatan PDM yaitu : ·
Durasi (D) adalah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
·
Earliest Start (ES) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut dilaksanakan
·
Earliest Finish (EF) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut diselesaikan
·
Latest Start (LS) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut dilaksanakan
·
Latest Finish (LF) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut diselesaikan
·
Free Float (FF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu kegiatan tanpa mempengaruhi waktu awal kegiatan berikutnya
·
Total Float (TF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu kegiatan tanpa memperhitungkan akhir proyek.
17
Rumus : EF = ES + D LS = LF – D FF = ES(i) – EF(j) TF = LF – EF Keunggulan dan Kelemahan Pada PDM sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping). Walaupun penggunaan PDM lebih logis dibandingkan dengan metode yang lainnya, akan tetapi penggambaran masih dalam bentuk network yang hanya dapat dibaca/dimengerti oleh level manajemen tertentu saja. Penggunaan PDM saat ini sudah sangat popular, terutama perhitungannya yang sekarang telah dikomputerisasikan.
2.2.4. Alokasi Sumber Daya Perencanaan/penjadwalan
waktu
proyek
dan
keberhasilan
pelaksanaanya
ditentukan oleh perencanaan alokasi ketersediaan sumber daya (resources) proyek. Perencanaan tersebut meliputi : 1. Perencanaan penyediaan dan alokasi tenaga kerja (SDM) 2. Perencanaan penyediaan material 3. Perencanaan penyediaan peralatan 4. Perencanaan penyediaan dan alokasi dana / keuangan (Cash Flow) Dalam penelitian ini secara lebih khusus pembahasan diarahkan pada perencanaan penyediaan dan alokasi tenaga kerja. Dalam suatu proyek,tenaga kerja yang digunakan memiliki porsi biaya yang terbesar. Oleh karena itu, sudah merupakan keharusan bagi seseorang pimpinan atau manajer proyek untuk memerhatikan dengan cermat hal tersebut agar tidak terjadi pemborosan.
18
Setelah selesai menyusun jadwal seringkali hasil yang didapatkan jauh dari memuaskan. Padahal jadwal yang baik adalah jadwal yang kegiatannya tersusun dengan ketergantungan yang baik dan memiliki jadwal sumber daya yang baik pula. Contoh berikut adalah grafik sumber daya yang kurang baik : Jmh Tenaga 50 40 30 20 10 0
Waktu Gambar 2.4 Grafik Sumber Daya Dikatakan tidak baik karena pada periode pertama kebutuhan akan tenaga kerjanya besar yaitu 50 orang. Namun, pada periode kedua, kebutuhannya sedikit yaitu 30. Dengan demikian, ada kelebihan sumber daya sebanyak 20 orang. Untuk menghindari pemborosan biaya tenaga, kelebihan pada periode pertama diberhentikan karena tidak mungkin tidak bekerja tapi tetap dibayar. Namun pada periode ketiga kembali kebutuhan tenaganya meningkat. Tentu saja hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena tenaga kerja yang telah diberhentikan belum tentu mau bekerja kembali atau mungkin sudah bekerja ditempat lain sehingga terjadi kekurangan sumber daya (kebutuhan 40 orang yang tersedia pada periode sebelumnya sebanyak 30).
Kondisi
sumber daya
yang naik
turun atau
fluktuasi
tersebut
tidak
menguntungkan. Dengan kondisi demikian, perusahaan hanya memiliki dua pilihan, yaitu memindahkan tenaga kerja kelebihan tersebut ke proyek lain yang membutuhkannya atau menanggung kerugian karena tetap membayar tenaga kerja tersebut selama tanpa tugas.
19
Grafik yang terbaik adalah apabila jumlah tenaga kerja meningkat dari awal proyek atau rata atau banyak, kemudian sedikit demi sedikit kemudian meningkat, dan kembali sedikit sampai akhir proyek. Seperti grafik-grafik ideal berikut ini :
Jmh Tenaga
Jmh Tenaga
50 40 30 20 10 0
50 40 30 20 10 0
Waktu
Jmh Tenaga
Waktu
Jmh Tenaga
50 40 30 20 10 0
50 40 30 20 10 0
Waktu
Waktu
Gambar 2.5. grafik-grafik ideal Sumber Daya Tenaga Kerja Untuk mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik, kita dapat mengatur atau menyesuaikan kembali jadwal kegiatan. Kegiatan yang berada pada jalur kritis jangan diganggu karena akan manyebabkan bertambahnya waktu akhir proyek. Penyesuaian hanya dilakukan pada kegiatan tidak kritis, itupun hanya dengan memundurkan atau memajukan sesuai dengan waktu tunda (float). Waktu tunda sebenarnya itu yang menentukan derajat fleksibilitas yang dapat dimanfaatkan perencana dalam usaha meratakan penggunaan tenaga kerja.
20
2.2.5. Histogram Kebutuhan Sumber Daya Histogram kebutuhan sumber daya merupakan gambaran mengenal penetapan kebutuhan tenaga kerja setiap harinya. Langkah-langkah dalam menyusun histogram kebutuhan sumber daya adalah sebagai berikut : a. Menghitung Produktivitas Produktivitas tenaga kerja adalah besarnya volume pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja atau oleh suatu regu tenaga kerja selama periode tertentu. Rumus dasar produktivitas adalah : Produktivitas tenaga kerja =
Volume pekerjaan Kurun waktu pekerjaan
Produktivitas dapat dihitung melalui harga borongan pekerjaan dan upah harian tenaga kerja. Rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut : Produktivitas per kelompok kerja (rPr) =
Upah hatian per kelompok TK Harga borongan satuan pekerjaan
(Robert B.Harris, Journal of Contruction and Management. July/August 1998,p.271 dalam skripsi Desy Haryanti 2002:30) b. Menghitung Durasi Durasi kegiatan dapat ditentukan dengan cara perkiraan, bergantung pada pengalaman. Semakin besar pengalaman semakin akurat dan logis durasi yang ditentukan. Selain itu, durasi dapt dihitung dengan pendekatan teoritis yaitu berdasarkan logika perhitungan berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu. Selanjutnya untuk menghitung durasi hari digunakan rumus sebagai berikut : VpA rPrA
TA= Dimana : TA
= durasi kegiatan
rPrA = Resource production rate untuk kegiatan A (vol/hari)
21
VpA = volume kegiatan A Setelah diketahui besarnya produktivitas yang harus dicapai per hari diketahui durasi yang diinginkan maka dapat dihitung jumlah tenaga kerja per hari.
2.2.6. Batas Maksimum Penggunaan Tenaga Kerja Keperluan rata-rata tenaga kerja sebagai batas normal penggunaan tenaga kerja dan keperluan tenaga kerja puncak sebagai batas maksimum penggunaan tenaga kerja per hari. Nilai batas normal dan batas maksimum dihitung berdasar jenis tenaga kerja masing-masing dalam hal ini pekerja, mandor, tukang kayu, tukang batu, dan tukang besi. Rumus perhitungan sebagai berikut : Keperluan tenaga kerja rata-rata/hari =
Jumlah total keperluan tenaga kerja Total hari kerja efektif
Keperluan tenaga kerja puncak = 1,7 x keperluan tenaga kerja rata-rata/hari (Bahan Bacaan Pendidikan dan Pelatihan Manajemen (PPM), 1992:2578 dalam skripsi Desy Haryanti 2002:32)
2.2.7. Perataan Penggunaan Sumber Daya (Resources Leveling) Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber daya adalah usaha memakainya secara efisien. Tenaga kerja yang sudah bergabung tidak mudah untuk dilepas dan dipanggil kembali sesuai dengan naik turunnya pekerjaan. Oleh karena itu diusahakan jangan terjadi keperluan yang naik turun secara tajam, untuk mengatasinya dengan meratakan sumber daya (resoueces leveling) Pemerataan sumber daya dapat dikerjakan dengan cara grafis yaitu menggambar jadwal kegiatan dalam bentuk (barchart). Sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dijumlah kebawah dalam satu satuan waktu. Mencari jalur kritis dan float jarigan kerja kemudian komponen kegiatan nonkritis diatur dengan
22
menggeser-geser (sebatas float
yang tersedia) dan mangusahakan kebutuhan
sumber daya untuk tidak terjadi flustuasi yang tajam. Ada 2 metode untuk melakukan perataan sumber daya manusia (resources leveling) pada Microsoft Project, yaitu : 1. Trial-and-error approach 2. Blok Schedule
a.
Trial-and-error approach
Hal yang pertama-tama dilakukan saat melakukan perataan menggunakan pendekatan trial-and-error adalah menggambar jadwal kegiatan dalam bentuk diagram balok ( barchart ) yang dimulai dari kegiatan-kegiatan kritis di bagian atas. Sumber daya yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan dijumlah kebawah dalam satu satuan waktu. Sumber daya untuk kegiatan kritis yang telah dijumlahkan tersebut berada pada baris terpisah dibawah barchart. Langkah berikutnya adalah dengan cara mencoba-coba menggeser-geser kegiatan nonkritis diantara EST dan LST sampai didapat fluktuasi minimum atau pola tertentu pada diagram penggunaan SDM (Miftachudin:2007,Surakarta). Namun cara tersebut bila penelitian dilakukan secara manual tanpa bantuan program, sedang dalam Microsoft Project sendiri sudah ada fasilitas untuk melakukan Resources Levelling yang dilakukan trial pada MS.Project adalah pada batasan maksimum unit jumlah tenaga yang tersedia di resources sheet. Dengan mengubah-ubah nilai batasan maksimum kemudian dilakukan Resouces Levelling maka akan diperoleh beberapa Histogram Sumber Daya setelah itu dipilih histogram yang paling ideal.
b. Blok Schedule Keterbatasan sumber daya yang terampil seringkali menjadi kendala tersendiri dalam menyususn kebutuhan sumber daya. Selain keterbatasan sumber daya yang ada, yang sering juga terjadi adalah keterbatasan ruang atau area kerja sehingga
23
tidak memungkinkan sumber daya dengan jumlah yang banyak. Penyusunan grafik sumber daya yang baik dapat juga dilakukan dengan membuat blok schedule. Misal untuk sebuah kegiatan yang jumlah total kebutuhan tenaga adalah 60 orang, dengan durasi 4 hari, maka per harinya 60/4 atau 15 orang per harinya. 15
15
15
15
= 60 orang
Namun yang sering terjadi di lapangan adalah keberadaan tenaga kerja yang pada awalnya tidak tersedia secara lengkap sehingga pembagian tenaga kerja tidak memungkinkan untuk merata seperti diatas. Misalnya tenaga kerja yang akan dipekerjakan didatangkan dari tempat lain (dari kampung), pada hari : 1. Pertama, tenaga kerja yang datang hanya 5 orang sehingga hanya 5 orang yang bekerja pada hari pertama. 2. Kedua, datang lagi 5 orang sehingga sampai pada ahri kedua jumlah yang bekerja 10 orang 3. Ketiga, datang 10 orang lagi sehingga pada hari ketiga yang bekerja 20 orang 4. Keempat, datang lagi 5 orang sehingga berjumlah 25 orang. Penyusunan sumber dayanya adalah sebagai berikut :
5
10
20
25
= 60 orang
Terlihat jumlah total kebutuhan tenaga kerjanya adalah sama, yaitu 60 orang dengan durasi yang sama yaitu 4 hari. Perbedaannya adalah pada jumlah tenaga kerja yang bekerja per harinya sehingga jumlah produktivitasnya per harinya berbeda.
24
15
15
15
15
Menjadi 5
10
20
25
Dalam penelitian kali ini kedua metode akan digunakan dan dipilih hasil histogram sumber daya yang paling ideal. 2.2.8. Penggunaan Microsoft Project Microsoft Project memang ditujukan untuk manajemen proyek sehinggga pada orang-orang yang berkecimpung dalam bidang manajemen proyek saja yang mengenal program Microsoft Project ini secara mendalam, Microsoft Project merupakan suatu program komputer yang banyak digunakan untuk menyusun rencana kerja sebuah proyek konstruksi. Project atau dalam bahasa sehari-hari disebut dengan proyek merupakan suatu rangkaian kerja yang dimulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap akhir. Hal-hal yang perlu dilakukan bila memiliki sebuah proyek adalah : 1. Melakukan perencanaan dan penjadwalan, serta pelibatan pihak-pihak yang berkompeten dalam proyek tersebut. 2. Setelah itu masuk ke dalam proses penentuan jenis-jenis pekerjaan (Task),sumber daya yang diperlukan (Resources) baik sumber daya manusia maupun material,biaya yang diperlukan (cost), juga jadwal kerja (schedule) kapan pekerjaan dimulai dan kapan pekerjaan sudah harus selesai. Jika semua hal tersebut telah ditentukan dandisetujui oleh semua pihak maka kita telah mempunyai rencana dasar (Baseline). 3. Selanjutnya rencana tersebut harus dijalankan dan perkembangannya harus terus dipantau dalam sebuah tahapan Tracking. Apabila pekerjaan belum selesai maka harus dilakukan penjadwalan ulang (Rescheduling). Dengan Microsoft Project dapat memperoleh rincian seluruh komponen kerja secara detail.
25
2.3.
Kerangka Pikir Mulai
-
Latar Belakang: Perencanaan kebutuhan sumberdaya proyek menunjang keberhasilan proyek. Kegiatan proyek selalu berubah-ubah jenis dan intensilasnya sehingga mengakibatkan kebutuhan sumber daya mengalami fluktuasi.
-
Objek permasalahan : kesesuaian rencana kebutuhan sumberdaya proyek dengan implementasi proyek menghindari fluktuasi histogram kebutuhan tenaga kerja keefektifan kebutuhan tenaga keria hasil perataan
-
data Pelaksana
Mengumpulkan data
data Pengawas
- RAB - Daftar harga upah dan bahan - Gambar Kerja - Time Schedule
Menyusun jaringan kerja (Network planning) - Identifikasi & mengelompokkan jenis pekerjaan - Hubungan ketergantungan - Menghitung produktivitas dan durasi - Perhitungan diagram jaringan kerja
Laporan Harian dan Mingguan Proyek
Menyusun histogram tenaga kerja
Proses Levelling dengan MS.Project 2007
Tidak Histogram tenaga kerja ideal setelah levelling
Ya
Pembahasan
Kesimpulan
Histogram tenaga kerja riil
26
Selesai
Gambar 2.6. Kerangka Berpikir
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menganalisa kembali pengendalian tenaga kerja dengan metode Resources Levelling. Metode menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office Project 2007 yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu dengan analisis data-data yang ada. Analisis data menggunakan metode analitis dan deskriptif. Analitis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. Sedangkan deskriptif maksudnya adalah dengan memaparkan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak serta kesimpulan dari hasil analisis.
3.2.
Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mendukung analisa tersebut, penulis mengambil contoh sebagai studi kasus yaitu Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Surakarta Tahap 1. Untuk mempermudah analisis diperlukan data-data yang berkaitan langsung dengan proyek tersebut. Data-data tersebut antara lain : 1. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penawaran dan Pelaksanaan 2. Daftar harga upah dan bahan 3. Daftar harga satuan pekerjaan 4. Laporan harian. 5. Gambar rencana proyek
3.3.
Teknik Pengumpulan Data 27
28
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana meliputi RAB yang ada dalam Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang, gambar rencana, serta laporan harian yang diperoleh dari konsultan pengawas. Data-data tersebut diperoleh pada saat Kerja Praktek di Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Surakarta Tahap 1. Data Upah dan Bahan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum kota Surakarta berupa Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Kota Surakarta Tahun 2009.
3.4.
Tahap dan Prosedur Penelitian
Tahapan dalam analisa data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisa yang akurat untuk mencapai tujuan penulisan. Data terkait yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan tahapan sebagai sebagai berikut : 1. Pengolahan data RAB dan Gambar Kerja dengan bantuan daftar analisa pekerjaan SNI dan daftar upah dan bahan satuan pekerjaan, sehingga diperoleh durasi dan rincian tenaga kerja tiap jenis pekerjaan. 2. Dengan rincian tenaga kerja yang dibutuhkan dan durasi dari tiap pekerjaan, kemudian menentukan hubungan ketergantungan (constrain) antar kegiatan dengan metode PDM. 3. Pengaplikasian Program Microsoft Office Project 2007 dan membuat jaringan kerja metode PDM, berdasarkan input yang diperlukan yang telah dibuat sebelumnya. 4. Pembuatan histogram sumber daya manusia dengan aplikasi Microsoft Office Project 2007, kemudian melakukan Resources Leveling sampai menemukan grafik/histogram sumber daya manusia yang ideal.
29
5. Dari hasil laporan pengawas didapat histogram sumber daya manusia riil. Kemudian berdasarkan histogram hasil levelling dan histogram riil di lapangan dilakukan analisis dan pembahasan, yang meliputi : a. Menganalisa kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI dan riil di lapangan. b. Menganalisa tingkat fluktuasi histogram sumber daya manusia sebelum dan sesudah proses Resources Levelling. c. Menganalisa perubahan kurva S akibat proses Resources Levelling. d. Membandingkan histogram sumber daya manusia berdasarkan laporan pengawas dengan histogram yang didapat dari proses Resources Levelling. 6. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa menjelaskan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana efektifitas histogram tenaga kerja yang telah mengalami proses perataan dapat diterapkan dilapangan dengan tolak ukur histogram tenaga kerja riil yang didapat dari hasil pengawasan.
30
Untuk selanjutnya dapat dibuat diagram alir sebagai berikut :
MULAI
Mempelajari tentang literatur yang berkaitan dengan Resources Leveling dan mengenai aplikasi Microsoft Office Project 2007
Pengumpulan Data Proyek : - Daftar Analisa SNI Upah dan Bahan - Rencana Anggaran Biaya - Laporan Mingguan Tenaga Kerja - Gambar Kerja
Menghitung dan menganalisis data untuk mendapatkan input yang diperlukan aplikasi ke Microsoft Office Project 2007
Mengaplikasikan program Microsoft Office Project 2007 berdasarkan input yang didapat
Membuat Jaringan kerja dengan metode PDM
Membuat Histogram Tenaga Kerja
A
31
A
Melakukan Resources Leveling guna mendapatkan Histogram Alokasi Sumber Daya Tenaga Kerja yang Ideal
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Levelling
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data 4.1.1. Penyusunan Jaringan Kerja PDM a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan lingkup kerja proyek Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dianalisa adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan untuk menyusun jaringan kerja PDM, dalam hal ini : Nama Proyek
: Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS tahap 1
Kontraktor
: PT. Rudi Persada Nusantara, Jl. Adi Sumarmo No.64 Nusukan Surakarta
Setelah mengidentifikasi dan memperoleh data dari Proyek yang akan dianalisa, kemudian menentukan tanggal proyek. Hal ini perlu dilakukan pada saat awal karena berhubungan dengan time schedule yang akan menentukan tanggal mulai dan selesai proyek, dengan cara memilih Project, Project Information seperti berikut.
Gambar 4.1 Menu Project Information Selain tanggal mulai atau selesai, Microsoft Project juga menyediakan project information yang dapat dilihat dan diisi dengan cara memilih menu File,
32
33
Properties. Pada format tersebut, kita dapat memasukkan bio data tentang proyek yang dianalisis.
Gambar. 4.2 Biodata Proyek yang akan dianalisis Pengkajian lingkup proyek berdasarkan penampakan fisik urutan pelaksanaan pekerjaan yang juga disesuaikan dengan urutan pekerjaan berdasarkan Time Schedule yang sudah dibuat pelaksana. Urutan pekerjaan berdasarkan Time Schedule Pelaksanaan Proyek adalah : 1) Pekerjaan persiapan a) Pembuatan utilizet dan bowplank b) Pembuatan direksi keet c) Pembersihan lokasi proyek 2) Pekerjaan tanah a) Pasir urug bawah pondasi b) Pekerjaan galian tanah pondasi sumuran c) Pekerjaan galian tanah pondasi footplat d) Pekerjaan galian tanah pondasi batu kali e) Pekerjaan urugan tanah kembali
3) Pekerjaan pondasi dan pasangan a) Pasangan pondasi batu belah 1 pc : 6 ps
34
b) Pasangan batu kosong c) Pembesian sumuran besi D – 19 mm d) Pembesian sumuran besi polos D – 12 mm e) Beton cyclope 1:2:3, 40% batu kali 4) Pekerjaan beton a) Poer beton K-250 b) Foot plat beton K-250 c) Kolom beton 50x60 cm2, K-250 d) Kolom beton 40x40 cm2, K-250 e) Kolom beton 20x20 cm2, K-250 f) Balok BL1, beton K-250 uk. 40/80 g) Balok BL2, beton K-250 uk. 25/50 h) Balok BL3, beton K-250 uk. 25/40 i) Balok BL4, beton K-250 uk. 20/30 j) Balok BL5, beton K-250 uk. 30/60 k) Balok BL6, beton K-250 uk. 20/30 l) Balok BL7, beton K-250 uk. 30/60 m) Stek besi balok lantai n) Stek besi konsol beton 15/25 o) Plat listplank, beton K-250 p) Plat lantai beton K-250 t=12 cm q) Besi stek kolom 40x60 cm2 + cat menie r) Besi stek kolom 40x40 cm2 + cat menie s) Besi stek kolom 20x40 cm2 + cat menie t) Besi stek Balok Tangga u) Lantai Kerja beton 1pc :4ps :6 kr v) Sloof SL1 25x 60, Beton K-250 w) Besi stek sloof SL2 x) Sloof SL1 25x 60, Beton K-250
35
Setelah itu untuk memudahkan penyusunan jaringan kerja PDM, pekerjaan yang ada dikelompokkan lagi sesuai dengan jenis pekerjaan secara lebih detail sehingga dapat disusun menjadi serangkaian jaringan kerja yang mudah dimengerti dan dianalisis.
Kegiatan – kegiatan tersebut ketika dirangkai akan menjadi
serangkaian kegiatan yang saling berhubungan seperti berikut ini : 1. Pekerjaan persiapan a. Pembersihan lokasi proyek b. Pembuatan utilizet dan bowplank c. Pembuatan direksi keet 2. Pekerjaan tanah a. Pekerjaan galian tanah pondasi sumuran b. Pekerjaan galian tanah pondasi footplat c. Pekerjaan galian tanah pondasi batu kali d. Pasir urug bawah pondasi e. Pekerjaan urugan tanah kembali 3. Pekerjaan pondasi a. Pekerjaan pondasi Beton cyclope ·
Pembesian sumuran besi
·
Pasangan batu kosong
·
Pengecoran pondasi sumuran 1:2:3, 40% batu kali
b. Poer beton K-250 c. Footplat beton K-250 d. Pekerjaan pondasi pondasi batu belah 1 pc : 6 ps 4. Pekerjaan sloof a. Lantai Kerja beton 1pc : 4ps : 6 kr b. Penulangan Sloof c. Pemasangan bekisting d. Pengecoran Sloof e. Bongkar bekisting f. Besi stek sloof 25 x 40 SL3
36
5. Pekerjaan kolom a. Penulangan kolom b. Besi Stek kolom c. Pemasangan bekisting d. Pengecoran kolom e. Bongkar bekisting f. Stek besi balok lantai 6. Pekerjaan kolom praktis beton 15 x 15 a. Penulangan kolom b. Pemasangan bekisting c. Pengecoran kolom d. Bongkar bekisting 7. Pekerjaan balok dan plat lantai a. Pemsangan bekisting balok dan plat b. Penulangan balok c. Penulangan plat d. Stek besi konsol beton 15/25 e. Besi stek balok tangga f. Pengecoran balok dan plat g. Bongkar bekisting balok dan plat
b. Menghitung Produktivitas tenaga kerja dan durasi pada masing – masing kegiatan. Untuk menyusun jaringan kerja dibutuhkan durasi dari masing-masing kegiatan tersebut. Perhitungan durasi tiap-tiap kegiatan didasarkan pada volume pekerjaan, jumlah kebutuhan tenaga kerja, dan produktivitas tenaga kerja. Untuk mendapatkan angka produktivitas tenaga kerja dibutuhkan data harga borongan pekerjaan dan upah harian tenaga kerja.. Rumus yang digunakan dalam perhitungan produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut :
37
Produktivitas =
Upah harian per kelompok tenaga kerja Harga borongan
Contoh Perhitungan produktivitas tenaga kerja : ·
Pekerjaan batu kosong
Berdasarkan analisa SNI untuk 1 m3 pekerjaan batu kosong dibutuhkan : Tenaga Pekerja
0,7800 Oh
Tukang batu
0,3900 Oh
Kepala tukang batu
0,0390 Oh
Mandor
0,0390 Oh
Bahan Batu belah 15/20 cm
1.2000 m3
Pasir urug
0,3000 m3
Data : Volume galian
= 33,93 m3
Harga tenaga
= 41.102,1
Harga borongan
= 45.212,31
Kombinasi tenaga kerja
= 1 tukang batu, 2 pekerja
Upah harian
= pekerja 28.000 Tukang batu 39.600
Produktivitas = (1x39.600) + (2x28.000) 45.212,31
= 2,1147 m3 per hari
38
Produktivitas 1 tukang batu dan 2 pekerja adalah 2,1145 m3 per hari. Maka dapat dikatakan bahwa dalam satu hari 1 tukang batu dan 2 pekerja dapat menyelesaikan 2,11145 m3 pekerjaan batu kosong. Setelah dihitung angka produktivitas dalam sehari, maka dapat dihitung kurun waktu (durasi) masing-masing kegiatan berdasarkan rumus : Durasi =
Volume pekerjaan Produktivitas x jumlah goup pekerjaan
Contoh perhitungan durasi pekerjaan : 1. Volume pembesian besi sumuran
= 4519,88 kg
Produktivitas
= 117,75 kg
Kombinasi tenaga kerja
= 1 tukang besi, 1 pekerja
Kelompok kerja
= 4 group
Durasi
=
4519,88 117,75 x 4
= 9,596 ~ 10 hari
2. Volume pondasi batu kosong = 33,93 m3 Produktivitas
= 2,1147 m3
Kombinasi tenaga kerja
= 1 tukang batu, 2 pekerja
Kelompok kerja
= 2 group
Durasi
= 33.93 2,114 x 2 = 8,02 ~ 8 hari
Hasil peritungan produktivitas dan durasi kegiatan selengkapnya dapat dilihat di lampiran B-1
39
c. Menghitung kebutuhan tenaga kerja Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan menjumlahkan jumlah tenaga kerja yang dipakai oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada hari yang sama. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan bobot dan nilai fisik dari masing-masing kegiatan. Contoh perhitungan jumlah tenaga kerja setiap harinya adalah sebagai berikut : 1) Galian pondasi batu kali Analisa 1 m3 galian tanah berdasarkan SNI Upah 0,400 Oh Pekerja
@ Rp. 28.000,00 = Rp. 11.200,00
0,040 Oh Mandor
@ Rp. 49.500,00 = Rp. 1.980,00 + Jumlah
= Rp. 13.180,00 (100%)
Bahan (tidak memerlukan bahan = 0%) Bahan + upah
= Rp. 13.180,00 (100%)
Nilai fisik sebelum jasa dan pajak 1% = Rp. 10.149.970,84 Bobot pekerjaan
= 0,1170546 %
Besar volume pekerjaan = Rp. 10.149.970,84 x 0,1170546 = 90,144 m3 Rp. 13.180,00 Durasi
= 8 hari
Volume kegiatan per hari
= 90,144 / 8
Mencari faktor pengali
= 11,268 x 100% = 11,268 untuk tenaga
= 11,268 m3
11,268 x 0 % = 0 untuk bahan Kebutuhan tenaga : Pekerja
= 0,400 x 11,268 = 4,5072 ~ 5 Oh
Mandor
= 0,040 x 11,268 = 0,45072 ~ 1 Oh
40
2) Pondasi batu belah 1 pc : 6 ps Analisa 1 m3 pondasi batu belah berdasarkan SNI Upah 1,500 Oh Pekerja
@ Rp. 28.000,00 = Rp. 42.000,00
0,600 Oh Tukang batu
@ Rp. 39.600,00 = Rp. 23.760,00
0,060 Oh Kepala tukang
@ Rp. 48.400,00 = Rp. 2.904,00
0,040 Oh Mandor
@ Rp. 49.500,00 = Rp. 1.980,00 + Jumlah
= Rp. 72.376,50 (19,2%)
Bahan 1,100 m3 batu belah
@ Rp. 107.500,00
= Rp. 118.250,00
117
@ Rp.
= Rp. 128.700,00
kg semen portland
0,561 m3 pasir pasang
1.100,00
@ Rp. 101.200,00
Jumlah
= Rp. 56.773,20 + = Rp. 303.723,20 (80,8%)
Bahan + upah
= Rp. 376.099,70 (100%)
Nilai fisik sebelum jasa dan pajak 1%
= Rp. 10.149.970,84
Bobot pekerjaan
= 3,163375 %
Besar volume pekerjaan = Rp. 10.149.970,84 x 3,163375 = 85,371 m3 Rp. 376.099,70 Durasi
= 12 hari
Volume kegiatan per hari
= 85,371 / 12
Mencari faktor pengali
= 7,1143 x 19,2 % = 1,366 untuk tenaga
= 7,1143 m3
= 7,1143 x 80,8 % = 5,748 untuk bahan Kebutuhan tenaga : Pekerja
= 1,500 x 1,366 = 2,05 ~ 3 Oh
Tukang batu
= 0,600 x 1,366 = 0,819 ~ 1 Oh
Kepala tukang batu
= 0,060 x 1,366 = 0,0819 ~ 1 Oh
Mandor
= 0,040 x 1,366 = 0,05464 ~ 1 Oh
41
Berdasarkan hasil analisis perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja, pada saat pekerjaan pengecoran membutuhkan jumlah tenaga besar karena dalam SNI biaya tenaga termasuk digunakan untuk biaya penggunaan alat, oleh karena itu jumlah tenaga kerja dapat dikurangi dengan cara memperhitungkan alat yang digunakan. Besarnya biaya sewa alat (seperti: molen, concrete vibrator, mixer truck, concrete pump ) yang digunakan selama pelaksanaan proyek dan pada masing-masing pekerjaan, sehingga jumlah tenaga kerja yang diperhitungkan berdasarkan analisa SNI pada pekerjaan pengecoran manual menggunakan kepala tukang batu, tukang batu, dan pekerja tanpa alat bantu dapat dikurangi dengan sejumlah tenaga yang tergantikan oleh alat tersebut. Contoh perhitungan : Berdasarkan laporan harian dan pada saat pengamatan langsung di lapangan, peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pada beberapa pekerjaan adalah : Tabel 4.1 Daftar harga sewa Alat Berat/Alat Konstruksi Jenis pekerjaan
Alat yang dibutuhkan
Biaya sewa / hari (Rp)
Pengecoran pondasi cyclop
- Concrete mixer (250 lt)
251.155,20
Pengecoran sloof
- Concrete mixer (250 lt)
251.155,20
- Concrete vibrator
172.725,68
Pengeocoran kolom
- Concrete mixer (250 lt)
251.155,20
Pengecoran balok dan plat
- Concrete mixer (600 lt)
332.000,00
- Concrete pump (60m3/jam) - Concrete vibrator Pemadatan tanah
- Stemper
Sumber : Asiosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia
1.644.000,00 86.362,84 181.780,64
42
Pengecoran beton K-250 (sloof, kolom, balok dan plat) berdasarkan SNI membutuhkan : Tabel 4.2 komposisi kebutuhan tanaga kerja pekerjaan beton Jenis tenaga
koefisien
jumlah
Pekerja
6.000
60
Tukang batu
1.000
10
Kepala tukang
0.100
1
Mandor
0.300
3
1. Pengecoran pondasi cyclop Biaya sewa concrete mixer 250 lt
= Rp. 251.155,20
Upah harian
pekerja
= Rp. 28.000,00
Tukang batu
= Rp. 39.600,00
Kepala tukang
= Rp. 48.400,00
Mandor
= Rp. 49.500,00
Pekerja
= (5/6 x 251.155,20) = Rp. 209.296
Tukang batu,dll
= (1/6 x 251.155,20) = Rp. 41.859,20
Pekerja
= 209.296 / 28.000
= 7,475 ~ 8 orang
Tukang batu = (0,25/1) x 41.859,20 / 39.600
= 0,26 ~ 0 orang
Kp.Tk batu
= (0,025/1) x 41.859,20 / 48.400
= 0,02 ~ 0 orang
Mandor
= (0,08/1) x 41.859,20 / 49.500
= 0,068 ~ 1 orang
Jadi kebutuhan total tenaga untuk pengecoran balok dan plat menjadi : Pekerja
= 60 – 8 = 52 orang
Tukang batu = 10 orang Kp.Tk batu
= 1 orang
Mandor
= 3 – 1 = 2 orang
43
2. Pengecoran sloof Biaya sewa alat : Concrete mixer 250 lt = Rp.251.155,20 Concrete vibrator
= Rp.172.725,68 + Rp.423.880,88
Pekerja
= (5/6 x 423.880,88) = Rp. 353.234,07
Tukang batu,dll
= (1/6 x 423.880,88) = Rp. 70.646,81
Pekerja
= 353.234,07 / 28.000 = 12,6155 ~ 13 orang
Tukang batu = (0,25/1) x 70.646,81 / 39.600
= 0,44 ~ 0 orang
Kp.Tk batu
= (0,025/1) x 70.646,81 / 48.400
= 0,04 ~ 0 orang
Mandor
= (0,08/1) x 70.646,81 / 49.500
= 0,114 ~ 0 orang
3. Pengecoran kolom Biaya sewa concrete mixer 250 lt
= Rp. 251.155,20
Upah harian
pekerja
= Rp. 28.000,00
Tukang batu
= Rp. 39.600,00
Kepala tukang
= Rp. 48.400,00
Mandor
= Rp. 49.500,00
Pekerja
= (5/6 x 251.155,20) = Rp. 209.296
Tukang batu,dll
= (1/6 x 251.155,20) = Rp. 41.859,20
Pekerja
= 209.296 / 28.000
= 7,475 ~ 8 orang
Tukang batu = (0,25/1) x 41.859,20 / 39.600
= 0,26 ~ 1 orang
Kp.Tk batu
= (0,025/1) x 41.859,20 / 48.400
= 0,02 ~ 0 orang
Mandor
= (0,08/1) x 41.859,20 / 49.500
= 0,068 ~ 1 orang
44
4. Pengecoran balok dan plat Biaya sewa alat : Concrete mixer 250 lt = Rp.
996.000,00
Concrete pump
= Rp. 4.932.000,00
Concrete vibrator
= Rp.
259.088,52+
Rp. 6.187.088,52 Pekerja
= (5/6 x 6.187.088,52) = Rp. 5.155.907,1
Tukang batu,dll
= (1/6 x 6.187.088,52) = Rp. 1.031.181,42
Pekerja
= 5.155.907,1 / 28.000
= 184,14 ~ 184 orang
Tukang batu = (0,25/1) x 1.031.181,42 / 39.600
= 6,51 ~ 7 orang
Kp.Tk batu
= (0,025/1) x 1.031.181,42 / 48.400 = 0,5 ~ 0 orang
Mandor
= (0,08/1) x 1.031.181,42 / 49.500
= 1,666 ~ 2 orang
Biaya penggunaan alat bantu diharapkan sama dengan biaya pengecoran tanpa alat bantu dengan menggunakan tenaga manusia yang lebih banyak jumlahnya. Akan lebih bagus jika biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan alat bantu menjadi lebih sedikit daripada biaya upah tenaga kerja yang dihitung dari analisa SNI. Hal tersebut dapat saja terjadi karena produktivitas alat yang tinggi dengan metode pelaksanaan yang terencana dengan baik.
45
d. Menentukan hubungan ketergantungan antar kegiatan Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya. Menyusun
urutan
atau
hubungan
antar
kegiatan
berdasarkan
urutan
ketergantungan. Setelah diketahui kegiatan yang termasuk dalam lingkup proyek hubungan ketergantungan antar kegiatan dapat ditentukan. Pada tahap penentuan hubungan antar kegiatan ini sudah dibantu dengan aplikasi Microsoft Project 2007 dengan cara memasukkan kegiatan pendahulu di kolom predessor. Contoh hubungan antar kegiatan : · Kegiatan pembersihan lokasi proyek Kegiatan pendahulu (predessor)
:-
Kegiatan pengikut (successor)
: * pembuatan utilizet dan bowplank * Pembuatan direksi keet
· Kegiatan galian tanah pondasi sumuran Kegiatan pendahulu (predessor)
:
kegiatan persiapan
Kegiatan pengikut (successor)
:
pembesian besi sumuran
Selanjutnya urutan antar kegiatan dapat dilihat pada lampiran tabel B-2
e. Perhitungan diagram kerja metode PDM Hubungan antar komponen kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan diperlukan
untuk
membuat
jaringan
kerja
metode
PDM.
Hubungan
ketergantungan dalam metode PDM, yaitu Start to Start, Finish to Start, Finish to Finish, Start to Finish dan dalam suatu kegiatan mempunyai kegiatan pendahulu (predeccessor) dan kegiatan pengikut (successor). Penentuan kegiatan konstrain dilakukan setelah mengetahui durasi tiap-tiap kegiatan, karena dalam memilih jenis kostrain, durasi kegiatan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. Selanjutnya setelah jaringan kerja tersusun dalam suatu diagram, perhitungan dalam PDM network diagram dapat dilakukan.
46
f. Memasukkan Data ke dalam aplikasi Microsoft Project 2007 Data yang telah didapat dari hasil perhitungan sebelumnya berupa urutan kegiatan, durasi masing-masing kegiatan, hubungan kegiatan (konstrain) dengan metode PDM dan kebutuhan tenaga kerja yang diperoleh dari perhitungan produkitivitas dan durasi sebelumnya, kemudian diinput ke dalam lembaran kerja awal ketika pertama kali membuka program Microsoft Project 2007. Proses pengisian datanya adalah : 1. Data kegiatan proyek dimasukkan dengan mengetikkan pada kolom task name, waktu kegiatan pada kolom durasi, dan untuk kolom start dan finish akan terisi sendiri. 2. Masukkan hubungan ketergantungan “sebelum” pada kolom predessor, pada kolom ini hubungan kegiatannya adalah nomor ID-nya, misalkan pekerjaan persiapan dengan 2, pembersihan lokasi proyek dengan 3, dan seterusnya. Pada lembaran kanan (grafik gantt chart) akan tergambar dengan sendirinya bart chart tersebut dengan hubungan keterkaitannya.
Gambar 4.3 Lembar kerja dan Bar Chart hubungan Keterkaitan kegiatan
47
3. Mengubah tampilan, Microsoft project terdiri dari beberapa tampilan, yaitu: calendar, gantt chart, network diagram, task usage, resources graph, resources sheet, resources usage. Penukaran tampilan dapat dilakukan dengan memilih View, dan menentukan tampilan yang dikehendaki misalnya Network Diagram
Gambar 4.4 Network Diagram metode PDM Gambar Network Diagram metode PDM selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.3
48
4. Memasukkan sumber daya manusia pada setiap kegiatan terlebih dahulu mengubah tampilannya gantt chart menjadi resources sheet dengan cara memilih menu view, resources sheet.
Gambar 4.5 Lembaran Kerja Sumber Daya Lembaran kerja sumber daya tersebut terdiri dari beberapa kolom, namun yang akan digunakan hanya beberapa saja, yaitu : a. Resources Name, yaitu nama sumber daya. Namun sumber daya dapat berupa tenaga, dalam penelitian ini yang diteliti hanya pekerja, tukang kayu, tukang gali, tukang batu, dan tukang besi. b. Type, untuk menentukan apakah sumber dayanya termasuk work atau material. c. Initials, awal atau singkatan nama sumber daya. d. Group, bila ingin mengelompokkan sumber daya. e. Max unit, jumlah sumber daya terbanyak yang tersedia. Untuk memasukkan sumber daya ke tiap-tiap kegiatan, kembali ke tampilan gantt chart, kemudian pilih icon assign resources sehingga akan muncul menu sumber daya. Meletakkan kursor pada kegiatan yang akan diisikan sumber daya kemudian isi menu Assign Resources dengan jumlah tenaga sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja pada perhitungan sebelumnya, kemudian mengulangi pada kegiatan selanjutnya sampai selesai.
49
4.1.2. Kurva S dan Histogram Kebutuhan Tenaga Kerja 4.1.2.1 Pembuatan Kurva S Hasil analisis jaringan kerja PDM dari tahapan sebelumnya diaplikasikan pada bagan balok, sehingga diperoleh jadwal pelaksanaan proyek yang memiliki limit jadwal paling awal dan paling lambat. Oleh karena itu terdapat 2 kurva S yang digambar pada bagan balok tersebut dengan batasan kurun waktu pelaksanaan 120 hari. Prosentase bobot dari masing-masing kegiatan perhari diperoleh berdasarkan perbandingan antara bobot tiap-tiap pekerjaan dibagi durasi waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan. Jadwal kegiatan paling awal dan paling lambat untuk batasan kurun waktu proyek 120 hari disajikan dalam lampiran C.2. Prosentase masing-masing pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.3 Prosentase bobot pekerjaan. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kegiatan Pekerjaan Persiapan Pembersihan lokasi proyek Uitzet dan bowplank Direksi keet Perkerjaan Tanah Galian tanah pondasi sumuran Galian tanah footplat Galian pondasi batu kali Pasir urug bawah pondasi Urugan tanah kembali Pekerjaan Pondasi Pembesian besi sumuran Pasangan batu kosong Pengecoran pondasi beton cyclop 1:2:3 40% batu kali Poer beton Footplat beton Pondasi batu belah 1 pc : 6 ps Pekerjaan Sloof Lantai kerja beton 1pc : 4ps : 6kr Penulangan sloof Pemasangan bekisting sloof
Bobot %
Durasi bobot/hari
0.028259 0.2260718 0.3249782
9 3 2
0.003196 0.0696534 0.1803461
0.6678767 0.017191 0.1170546 0.1034 0.0789139
15 2 8 3 9
0.0452611 0.0076196 0.0152393 0.0306311 0.0086318
3.6753236 0.3673306
10 8
0.3829916 0.045783
8.8333508 3.7472499 0.1422033 3.1633747
9 6 2 12
1.0064324 0.6717579 0.0798354 0.2640022
0.1946102 6.2761068 2.1848231
5 13 7
0.0370533 0.4787394 0.318561
50
18 19 20 25 26 27 28 29 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Pengecoran sloof Bongkar bekesting sloof Besi stek sloof 25X40 SL3 Pekerjaan Kolom Penulangan kolom Besi Stek Kolom Pemasangan bekisting kolom Pengecoran kolom Bongkar bekesting kolom Stek besi balok lantai Pekerjaan Kolom Praktis beton 15x15 Penulangan kolom praktis Pemasangan bekisting kolom praktis Pengecoran kolom praktis Bongkar bekesting kolom praktis Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Penulangan balok Pemasangan bekisting balok dan plat Penulangan plat Stek besi konsol beton 15/25 Besi stek balok tangga Pengecoran Beton dan Plat Bongkar bekesting Beton dan Plat TOTAL
2.5726312 0.037012 0.0346238
8 5 1
0.3358789 0.0077121 0.0390239
11.756957 0.0705421 6.8281509 3.3672403 0.0521813 0.0367867
15 2 15 5 7 1
0.7659831 0.0390239 0.4573584 0.6717579 0.0077121 0.0390239
0.250815 0.5407387 0.0735037 0.0041324
1 7 1 1
0.1914958 0.0762264 0.0681452 0.0077121
15.624036 13.091737 6.5250922 0.1027492 0.0177591 8.7824968 0.082696 100.00
16 12 9 3 0 1 5
0.9574789 1.0811335 0.7659831 0.0390239 0.0390239 5.8778814 0.0154243
Kurva S menunjukkan grafik kumulatif sumber daya total dana tiap satuan waktu, yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan acuan Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009 yang tertera pada lampiran A.2. Bagan balok disajikan beserta kurva S sekaligus untuk memudahkan pembacaan time schedule hasil penelitian. Dari hasil pembuatan kurva S dan diagram jaringan kerja maka didapat hasil : 1. Waktu penyelesaian proyek Waktu yang diberikan dari pihak pemilik proyek untuk pelaksanaan proyek adalah 120 hari pelaksanaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan hanya mencapai 84 hari atau sampai tanggal 08 Oktober 2009, hal
51
ini menunjukkan bahwa waktu yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum dilevelling masih menyisakan waktu 36 hari dari yang telah disediakan oleh pihak pemilik proyek (owner). 2. Analisa Float Nilai ES (Early Start), EF (Early Finish), LS (Late Start), FF (Free Float) dan TF (Total Float) dalam Microsoft Project dapat diketahui dengan mengubah tampilan Gantt Chart yang dapat disesuaikan kolom isiannya (task sheet), yaitu dengan cara menuju menu Veiw, Table : Entri, pilih Schedule sehingga tampilan gantt chart akan berubah. Hasil analisis Free Slack dan Total Slack dapat dilihat pada lampiran B.4. 3. Identifikasi Jalur kritis Berdasarkan tabel analisis Free Float (Free Slack) dan Total Float (Total Slack) dapat diketahui bahwa kegiatan kritis adalah kegiatan yang ditunjukkan dengan nilai Total Float (Total Slack) sama dengan nol, sedamgkan kegiatan non kritis ditunjukkan dengan adanya nilai Total Float (Total Slack) pada kegiatan tersebut. Pada tampilan gantt chart dan network diagram jaringan PDM kegiatan kritis dibedakan dengan tanda warna merah.
4.1.2.2 Penyusunan Histogram Tenaga Kerja Histogram SDM menggambarkan kebutuhan tenaga kerja setiap hari selama waktu pelaksanaan proyek. Dengan adanya histogram SDM dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja pada hari-hari berlangsungnya proyek baik dari segi jumlah maupun dari segi jenis tenaga kerja yang dibutuhkan. Penyusunan histogram tenaga kerja pada Microsoft Project 2007 ditampilkan per jenis tenaga kerja sehingga memudahkan melihat kebutuhan tenaga kerja sesuai jenisnya, namun dalam penelitian ini histogram disusun kembali dalam bentuk gabungan dari semua jenis tenaga kerja yang ada. Sehingga memudahkan dalam
52
menganalisa dan melihat secara umum gambaran dari hasil penelitian yang dilakukan. Untuk melihat grafik sumber dayanya, dengan cara mengubah tampilan menu view, Resousces Graph sehingga akan terlihat seperti berikut :
Gambar 4.6 Histogram Sumber Daya Tenaga Kerja MS.Project 2007 Penyusunan histogram dalam penelitian ini dengan cara mengeplotkan kebutuhan sumber daya manusia pada masing-masing pekerjaan setelah itu meng-copy dari tampilan rekapan data kebutuhan yang dapat dilihat pada menu view, Resources Usage kemudian membuat grafik tenaga kerja dengan bantuan Microsoft excel. Histogram tenaga kerja selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.3 s/d C.7.
4.1.2.3 Proses Levelling Sumber Daya Manusia Proses leveling Sumber Daya Manusia dilakukan dalam 3 tahapan yang mana masing-masing tahapan mempunyai cara yang berbeda, yaitu :
53
1. Proses yang pertama dilakukan dengan cara mengubah-ubah batas maximum penggunaan tenaga kerja yang ada pada resources sheet di bagian max unit dilakukan perubahan secara bertahap sehingga yang dapat dilakukan leveling hanya pada jenis tenaga kerja tukang kayu dan pekerja, yaitu dengan batasan terendah 3 unit untuk tukang kayu dan 25 unit untuk pekerja. Kemudian selanjutnya proses leveling dilakukan secara simultan. Langkah-langkah dalam melakukan resources levelling pada Miscrosoft Project 2007 : a. Masukkan sumber daya tenaga kerja pada tiap kegiatan, kemudian pada menu resources sheet tentukan batas maksimum untuk tukang kayu 3 unit dan pekerja 25 unit lalu kembali ke tampilan gantt chart. b. Memilih menu Tools, Resources Levelling, lalu memilih menu Level now dan klik OK.
Gambar 4.7 Cara me-levelling sumber daya Selanjutnya hasil grafik tenaga kerja secara kumulatif trial 1 dapat dilihat pada lampiran C.4 2. Proses leveling yang kedua ini dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan menggeser-geser kegiatan yang nonkritis di dalam ruang senggangnya (float), yaitu dengan cara :
54
a. Kembali ke tampilan gantt chart, mengubah gantt chartnya menjadi tampilan slack atau float dengan cara klik icon gantt chart wizard. Pada step kedua pilih custom gantt chart, next > sampai ke step ke 8 pilih total slack, lalu finish.
Gambar 4.8 Mengubah tampilan gantt chart Pada kegiatan yang tidak kritis kemudian akan terlihat garis hitam yang menandakan batasan waktu senggangnya (slack).
Garis waktu senggang
Gambar 4.9 Batasan waktu senggang b. Bagi dua lembaran kerja gantt chart dengan cara memilih menu Windows, Split atau mengklik icon Task entry view sehingga layar kerja terbagi dua. Tukar bagian bawah dengan resources graph dengan cara mengklik kursor
55
di bagian bawah, kemudian pilih menu view, lalu resources graph sehingga menjadi seperti berikut :
Gambar 4.10 Pembagian tampilan gantt chart. Selanjutnya geser kegiatan nonkritis ke belakang dimulai dari kegiatan yang paling awal, sehingga grafik secara kumulatif akan terlihat seperti pada lampiran C.5
3. Proses leveling yang ketiga sebenarnya hanya langkah penyempurnaan agar didapat grafik sumber daya yang ideal, yaitu dengan cara mem-variasikan kebutuhan tenaga kerja per hari pada kegiatan non kritis. Pada dasarnya pada Microsoft Project tidak berlaku pembagian sumber daya bervariasi seperti di atas. Microsoft Project hanya memberlakukan distribusi secara merata. Untuk dapat menyelesaikan langkah tersebut, kita harus melakukan trik tambahan agar Microsoft Project mengerti dengan susunan sumber daya seperti yang kita harapkan.
Langkah-langkah penyelesaiannya adalah :
56
a. Pada jadwal yang telah diisi kebutuhan tenaga dan dalam hal ini hanya melanjutkan proses leveling sebelumnya. b. Menukar tampilan Gantt chart dengan menu View, Resources Usage. Variasikan kebutuhan tenaga kerja per hari pada pekerjaan yang nonkritis dengan tetap tidak melebihi kebutuhan maksimal tenaga kerja per hari.
Gambar 4.11 Hasil penyesuaian penempatan tenaga kerja Pada proses ini kegiatan yang dipilih untuk divariasikan adalah pada pekerjaan pembersihan lokasi proyek, galian tanah pondasi sumuran, galian pondasi batu kali, dan urugan tanah kembali. Kegiatan-kegiatan tersebut dipilih karena memungkinkan bila diperpanjang durasi karena adanya batasan waktu senggang (slack) pada masing-masing kegiatan tersebut, juga ada kegiatan yang dimungkinkan adanya split durasi yaitu pada pekerjaan urugan tanah kembali. Hasil histogram pada proses terakhir ini dapat dilihat pada lampiran C.6.
4.2. Pembahasan
57
4.2.1. Uraian Kurva S a) Kurva S (time schedule) hasil jaringan PDM (penelitian) berdasarkan SNI
Grafik 4.1 Kurva S sebelum proses leveling Dari hasil kurva S penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan proyek sampai dengan tahap pekerjaan pengecoran akhir hanya membutuhkan waktu sampai minggu ke-9, yaitu pada tanggal 28 Agustus 2009. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2.
Grafik 4.2 Kurva S setelah proses leveling Proses leveling sumber daya mangakibatkan waktu pelaksanaan proyek yang mundur dari sebelum proses leveling, yaitu sampai minggu ke-12 tanggal 19 September 2009 baru dapat dilakukan pekerjaan pengecoran akhir. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kemunduran waktu akibat proses leveling sumber daya tenaga namun masih dalam kurun waktu penyelesaian proyek 120 hari kalender. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.2.
58
Grafik 4.3 Kurva S Pelaksana Proyek. Hal yang dapat diamati dari kurva S pelaksana dari segi realisasi pelaksanaan pekerjaan adalah proses pelaksanaan yang lebih cepat dari waktu perencanaan kontraktor sendiri yaitu sampai minggu ke-10 untuk pekerjaan pengecoran akhir. Dapat dilihat selengkapnya pada lampiran A.4. b) Perbandingan Kurva S penelitian (berdasarkan SNI), setelah dilevelling, kurva S perencanaan kontraktor (time schedule) dan kurva S pelaksanaan proyek (realisasi).
Grafik 4.4 kurva S Perbandingan.
59
Waktu pelaksanaan proyek bila dilihat dari kurva S pembanding antara kurva S penelitian setelah mengalami proses leveling dengan kurva S riil pelaksanaan proyek dari kontraktor memperlihatkan waktu penyelesaian yang lebih lama, namun masih dalam kurun waktu 120 hari kalender. Hal ini disebabkan adanya proses leveling sumber daya guna mencari histogram kebutuahan tenaga kerja yang ideal salah satunya dengan cara menggeser-geser pekerjaan yang menyebabkan tergesernya pekerjaan yang lain.
4.2.2. Uraian Histogram a) Histogram Tenaga Kerja sebelum mengalami proses leveling.
Gambar 4.12 Histogram Tenaga Kerja hasil Jaringan Kerja PDM Sebelum mengalami proses leveling histogram hasil penelitian menunjukkan fluktuasi kebutuhan tenaga kerja, adanya peningkatan kebutuhan antara hari ke-7 sampai hari ke-22 kemudian turun dan naik lagi kebutuannya setelah hari ke-28. Kebutuhan tenaga kerja maksimum mencapai 45 orang pekerja.
60
b) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 1
Gambar 4.13 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 1 Setelah mengalami proses leveling pertama histogram menunjukkan penurunan kebutuhan tenaga kerja maksimum, yaitu 36 tenaga kerja pada hari ke-19, namun masih terlihat fluktuatif dari kebutuhan tenaga kerja dan mengalami kemuduran waktu pelaksanaan yang sebelumnya 97 hari menjadi 105 hari c) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 2
Gambar 4.14 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 2
61
Dari proses leveling yang ke dua ini menunjukkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang lebih kecil kebutuhan tenaga kerjanya per hari namun masih belum menunjukkan histogram kebutuhan yang ideal. d) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 3
Gambar 4.15 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 3 Setelah mengalami beberapa proses leveling sumber daya manusia akhirnya didapatkan histogram yang lebih baik dan termasuk dalam histogram tenaga kerja yang ideal dengan kategori mula sedikit kemudian banyak dan akhirnya secara bertahap berkurang, walaupun masih ada fluktuasi kebutuhan terutama pada saat Pekerjaan Pengecoran Plat dan Balok, karena pada pekerjaan ini memerlukan banyak pekerja yang telah direncanakan waktunya satu hari.
62
4.2.3. Perbandingan Histogram Tenaga Kerja penelitian (berdasarkan SNI) dan Histogram Riil Pelaksanaan.
Gambar 4.16 Histogram Tenaga Kerja antara Penelitian dan Pelaksanaan Histogram yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan lebih kecil daripada jumlah tenaga kerja riil yang dilaporkan oleh pengawas. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam proses penelitian diperoleh berdasarkan angka komposisi yang ada dalam SNI sehingga dapat diketahui produktivitas tenaga kerja sedangkan kontraktor hanya berdasarkan pengalaman tanpa memperhitungkan produktivitas tenaganya.
63
Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI diperoleh komposisi tenaga kerja yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.4 Komposisi kebutuhan tenaga kerja Penelitian dan Pelaksanaan
Jenis Tenaga Kerja
Jumlah berdasarkan penelitian (orang)
Jumlah berdasarkan pelaksanaan riil (orang)
54 54 54 54 0 78 683 78 10 100 117 108 1390
52 54 51 88 806 10 95 589 10 479 88 117 2439
1. Site Manager 2. Pelaksana 3. Logistik 4. M a n d o r 5. Tukang gali 6. Tukang batu 7. Pekerja 8. Tukang Kayu 9. Tukang listrik 10. Tukang besi 11. Penjaga 12. Harian Kantor Jumlah Total
Jadi selisih kebutuhan tenaga kerja berdasarkan SNI yang telah mengalami proses leveling sumber daya manusia dengan kebutuhan tenaga kerja pelaksanaan : Silisih = 2439 – 1390 = 1049 orang pekerja
viii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis tentang kebutuhan tenaga kerja Proyek Pembangunan Gedung Ruang Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap I, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Metode Resources Leveling dalam perencanaan sumber daya manusia suatu proyek dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang ideal dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja riil pada pelaksanaan proyek yang masih terdapat fluktuasi kebutuhan tenaga keja.
2.
Jumlah perencanaan tenaga kerja yang mengalami proses leveling berdasarkan perhitungan SNI adalah 1390 orang sedangkan tenaga riil dilapangan berdasarkan laporan pengawas adalah 2439 orang. Meskipun jumlah tenaga kerja lebih sedikit, namun penyelesaian proyek masih dapat terselesaikan dalam kurun waktu tidak lebih dari 120 hari kalender sesuai dengan waktu yang disediakan pihak pemilik proyek.
3.
Jadwal alokasi kebutuhan tenaga kerja dari hasil penelitian sebelum mengalami proses leveling mampu menyelesaikan kegiatan selama 58 hari, sedangkan pada jadwal alokasi tenaga kerja setelah mengalami proses leveling mampu menyelesaikan kegiatan proyek selama 79 hari. Kemunduran jadwal yang terjadi diakibatkan proses perataan kebutuhan sumber daya untuk menghindari fluktuasi kebutuhan tenaga kerja.
5.2. Saran Dari hasil analisis yang diperoleh dari penyusunan skripsi ini, diberikan saransaran sebagai berikut : 1.
Data yang didapat untuk penyusunan skripsi ini masih belum lengkap yaitu data tentang analisis biaya pekerjaan dari kontraktor, sehingga digunakan data Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)
viii
ix
Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009. Untuk penelitian selanjutnya diusahakan mendapatkan data yang lebih akurat dari pelaksana proyek. 2.
Dalam pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan perencanaan tenaga kerja untuk mencegah terjadinya fluktuasi penggunaan tenaga kerja yang akan berakibat terjadinya keterlambatan waktu penyelesaian proyek karena adanya keterbatasan tenaga kerja yang tersedia.
3.
Dalam pembuatan kurva S (time schedule) proyek perlu memperhatikan faktor tenaga kerja, yaitu diusahakan kenaikan prosentase bobot pekerjaan dapat diikuti jumlah tenaga kerja yang merata tiap harinya agar tidak terjadi fluktuasi yang tajam, yaitu dengan cara melakukan perataan sumber daya manusia (Resources Leveling).
4.
Untuk mengetahui optimasi dari pengaruh penambahan tenaga kerja guna mendapatkan waktu penyelesaian yang cepat dengan perataan tenaga kerja dengan implikasi waktu penyelesaian yang lebih lama dan hubungannya dengan masalah biaya, dapat dilakukan penelitian selanjutnya mengenai efisiensi biaya dari proses leveling sumber daya yang berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek (time cost trade off).
DAFTAR PUSTAKA
ix
x
Dipohusodo, Istimawan.1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi : Jilid 1 dan 2. Kanisius.Yogyakarta Haedar Ali,Tubagus.1995. Prinsip-prinsip Network Planning. PT. Gramedia : Jakarta Haryanti, Desi. 2002. Studi Kasus Time Schedule Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Lab.Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Ditinjau Dari Kerataan dan Kepadatan Jadwal Tenaga Kerja. Skripsi : Surakarta. J Gordon and A Tulip. Resource Scheduling International Journal of Project Management APM, UK.Volume 15, Issue 6, December 1997, Pages 359370 Madcoms. 2005. Mahir dalam 7 Hari Microsoft Project 2003. Penerbit Andi. Yogyakarta. Miftachudin. 2007. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan Resources Leveling Metode Trial and Error (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Mipa UNS). Skripsi : Surakarta. M. H. Elwany, Professor, I. E. Korish, Professor, M. Aly Barakat, Associate Professor and S. M. Hafez, Research Assistant. Resource Smoothening In Repetitive Projects. Faculty of Engineering- Alexandria University, USA Putri Lyna A. Luthan M.Sc.& Syafriandi, ST. 2006. Aplikasi Microsoft Project untuk Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil. Penerbit Andi. Yogyakarta. Yuni, Arrosidah. 2008. Pengaruh Aplikasi Penggunaan SNI Dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi : Surakarta. Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai Operasional. Erlangga : Jakarta.
x