FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 47-51
47
Optimalisasi Aset Dan Arus Kas Bapak Gilbert Dalam Mencapai Tujuan Keuangan Keluarga Marryquest Beatrice Edison Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected] Abstrak—Perencanaan keuangan Bapak Gilbert , dapat dilihat bahwa aset yang dimiliki oleh Keluarga Bapak Gilbert tergolong memadai dan permasalahan yang dihadapi adalah pengalokasian aset yang dimiliki belum optimal. Perencanaan ini bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai tujuan-tujuan keuangannya, yaitu kebutuhan akan dana darurat, dana pendidikan anak, dana pensiun, dana pengembangan usaha bridal, dana mendirikan kost dan dana pembelian mobil dengan cara mengoptimalkan alur dana dan aset yang sudah ada. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut perencana keuangan merekomendasikan produkproduk yang sesuai yaitu Tabungan BRITAMA, Reksadana TRIM Kas 2, Panin Dana Utama Plus 2, Panin Dana Unggulan, dan Panin Dana Maksima. Dengan kondisi keuangan yang ada berupa alur dana yang positif dan adanya aset yang memadai merupakan modal utama yang membuat keluarga Bapak Gilbert akan mudah mencapai tujuan-tujuan investasinya. Kata Kunci: Perencanaan Keuangan, Reksa Dana, Tabungan. Abstract—At Mr.Gilbert financial planning, it can be seen that the assets owned by client can be considered as being adequate assets and the problems faced is the allocation of assets has not been optimal. The basic purpose of this planning was to assist Mr. Gilbert in achieving the financial goals in his life. These goals were the emergency fund, education fund, pension fund, bridal store development fund,build boarding housefund and fund car purchases. It is done by optimizing his assets and cash flow allocation. In order to achieve the objectives, a financial planner recommended the following products for his fund alocation: BRITAMA Saving, Mutual Fund of TRIM Kas 2, Panin Dana Utama Plus 2, Panin Dana Unggulan, and Panin Dana Maksima. By having positive cash flow and adequate assets, Mr. Gilbert may be able to achieve all of their investment goals. Keywords: Financial Planning, Mutual Fund, Saving Account
1. PENDAHULUAN
P
ada zaman sekarang masih banyak keluarga yang belum menyadari akan pentingnya perencanaan keuangan dalam kelangsungan hidupnya, padahal kehidupan keluarga memerlukan dana yang tidak sedikit dan anggaran yang berkesinambungan. Seperti ada pepatah “bukan seberapa besar isinya tapi bagaimana kamu mampu mengelolanya”. Menurut Hartono (2012) uang dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi yang mampu mengelolahnya tetapi uang juga dapat menjadi petaka ketika
salah dalam pengelolaannya karena pengelolaan keuangan yang kurang baik membuat suatu keluarga bisa terbelenggu hutang. Sebagian orang yang hidup dan bekerja mencari nafkah memiliki sejumlah tujuan keuangan dalam hidupnya seperti dana pendidikan,dana pensiun, dana membeli mobil dan tujuan-tujuan keuangan lainnya (Senduk, 1999). Untuk mencapai tujuan keuangan sebuah keluarga bisa dengan melakukan investasi. Berinvestasi banyak sekali caranya, mulai dari saham, obligasi, reksadana, sampai berinvestasi dibidang properti atau membuka usaha maupun menanam modal langsung ke dunia bisnis. Sehingga dengan perencaanan keuangan yang baik tujuan keuangan dapat tercapai. Bapak Gilbert dan Ibu Susan adalah sepasang suami istri yang memiliki dua orang anak. Bapak Gilbert saat ini berusia 51 tahun. Saat ini anak pertama mereka sedang menempuh pendidikan S1 pada Universitas Swasta di Surabaya dan anak keduanya sedang menempuh pendidikan pada SMA Kristen Mercusuar Pasangan ini keduanya bekerja Sebagai Pegawai Negri Sipil. Serta ada berapa usaha yang dijalankan isrti bapak Gilbert yaitu usaha Bridal dan sanggar tari.Walaupun sudah hampir memasuki usia pensiun, namun bapak Gilbert masih memiliki sejumlah tujuan yang ingin dicapainya yaitu dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun, dana mengembangkan usaha bridal, dana mendirikan kost dan dana membeli mobil. Oleh sebab itu, diperlukan analisa dan perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, sehingga keuangan bapak Gilbert di masa yang akan datang menjadi lebih baik dan terarah. Berdasarkan kuisioner Trimegah securities Bapak Gilbert tergolong investor dengan profil resiko konservatif moderat yaitu investor yang mementingkan pada keutuhan nilai pokok investasi, tapi mulai bersedia menerima fluktuasi investasi dalam jangka pendek untuk mendapatkan hasil yang lebih dari produk regular perbankan. Aset yang dimiliki bapak Gilbert berupa Aset lancar yaitu Kas ditangan Rp 1.000.000, Tabungan Mandiri Rp 35.000.000,00 , Tabungan Britama Rp 60.000.000, Aset Investasi berupa nilai bersih bisnis yaitu usaha bridal yang dijalankan istri sebesar Rp 45.500.000 juga tanah seluas 150m2 senilai Rp 65.000.000, juga Aset penggunaan pribadi senilai Rp 185.460.000 yaitu berupa emas perhiasan,motor Satria Fu, motor Honda Tiger, Mobil Daihatzu Feroza, serta rumah pribadi. Keluarga ini juga memiliki arus kas masuk tahunan sebesar Rp 174.364.000, arus kas masuk ini berasal dari penghasilan gaji pokok sebagai PNS, uang kesejahteraan PNS, gaji 13, penghasilan dari bridal dan sanggar tari.
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 47-51
48
Keluarga ini memiliki pengeluaran operasional yang rutin harus dikeluarkan tiap bulannya yaitu sebesar Rp 9.004.300 berupa pengeluaran untuk utilitas, pendidikan anak, premi asuransi dan gaya hidup, serta pengeluaran tahunan untuk pembayaran pajak. Pengeluaran tahunan keluarga ini sebesar Rp 134.789.600 sehingga terjadi surplus kas tahunan atau disposable income sebesar Rp 39.574.400. Keluarga ini tidak memiliki kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Dana yang terdapat di aset lancar dan disposable income dapat dioptimalkan dengan melakukan investasi agar mencapai tujuan keuangan yang diharapkan klien.
Menurut Trimegah, alokasi aset untuk investor konservatif moderat adalah : a. 10 % Reksadana Jenis Pasar Uang. b. 65 % Reksadana Jenis Pendapatan Tetap c. 15 % Reksadana Jenis Campuran d. 10 % Reksadana Jenis Saham
2. TEORI PENUNJANG Menurut Financial Planning Standards Boards (2007, p. 9), “Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana, yang termasuk tujuan hidup adalah membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan pensiun”. Dalam perencanaan keuangan seseorang, Invetasi memiliki peran yang sangat penting dalam semua lini. Masyarakat modern yang bijak pasti akan menaruh hartanya pada lahan investasi yang memberikan return (imbal hasil) yang terbaik. Menurut FPSB (2007) Perencanaan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Perencanaan keuangan menyeluruh (comprehensive financial planning) 2. Perencanaan keuangan akan kebutuhan khusus atau tertentu (special need planning) Menurut Financial Planning Standard Board (2007) investasi memiliki makna sebuah komitmen untuk mengorbankan konsumsi saat ini untuk ditempatkan pada instrumen investasi yang produktif demi mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik di masa mendatang. Jenis – jenis investasi dapat berupa instrumen pasar uang yaitu tabungan dan deposito, juga dapat berupa reksadana. Ada 4 jenis Reksa Dana berdasarkan jenis investasinya yang dikenal di Indonesia, yaitu: Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) Adalah Reksa Dana yang menempatkan investasinya sebesar 100% pada efek pasar uang. RDPU memiliki risiko investasi yang paling rendah dibandingkan Reksa Dana lainnya. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) Adalah Reksa Dana yang menginvestasikan sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang, terutama hutang berjangka panjang, dan sisanya diinvestasikan pada pasar uang. Reksa Dana Campuran (RDC) Adalah Reksa Dana yang menempatkan investasinya baik pada efek hutang di pasar uang maupun pada efek ekuitas di pasar modal. Reksa Dana Saham (RDS) Adalah Reksa Dana yang menempatkan investasinya sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelola ke dalam efek bersifat ekuitas (saham).. RDS memiliki tingkat risiko yang tinggi.
1. Mendefinisikan Hubungan Dengan Klien Saat bertemu dengan klien, perencana keuangan menjelaskan siapa dirinya, jasa perencanaan keuangan yang diberikan, termasuk tujuan perencanaan tersebut dan bagaimana dia memberikan jasa tersebut. Hal ini dilakukan agar klien mengerti peran, tugas serta pelayanan si perencana keuangan demi keuntungan klien itu sendiri.
Kemungkinan terjadinya kerugian atau kemungkinan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, disebut risiko investasi. Dalam memilih produk investasi perlu disesuaikan dengan profil resiko klien.
Perencanaan keuangan klien meliputi perencanaan dana darurat, perencanaan dana pendidikan, perencanaan dana pensiun, perencanaan dana mengembangkan usaha bridal serta perencanaan dana mendirikan kost.
3. METODOLOGI PENELITIAN Proses perencanaan keuangan yang dirancang FPSB (2007, p.9) meliputi 6 langkah yang akan membantu klien untuk menemukan gambaran besar mengenai dimana dan bagaimana kondisi keuangan pribadinya.
2. Menentukan Tujuan Dan Mendapatkan Data Perencana keuangan mulai menanyakan informasi mengenai situasi. Kemudian bersama-sama dengan klien menentukan tujuan keuangan klien serta jangka waktu yang diinginkan oleh klien untuk mencapainya. Perencana keuangan meminta klien untuk mengisi kuisioner mengenai profil resiko dan menjelaskan hasil dari kuisioner tersebut kepada klien. 3. Analisa Dan Evaluasi Status Keuangan Klien Informasi yang telah didapat dari klien perlu dianalisa dan dievaluasi untuk menentukan situasi klien saat ini dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan klien. Analisa yang dilakukan adalah analisa aset, kewajiban dan arus kas dengan menggunakan 8 rasio keuangan yaitu Basic Liquidity Ratio, Liquid Asset to Net Worth Ratio Saving Ratio Debt to Asset Ratio Debt Service Ratio Non Mortgage Debt Service Ratio Investment Asset to Net Worth Ratio Solvency Ratio. 4. Menyajikan Rekomendasi Perencanaan Keuangan Rekomendasi perencanaan keuangan yang diberikan dititikberatkan pada tujuan keuangan klien berdasarkan informasi yang diberikan dan akan dipelajari bersamasama oleh perencana keuangan dan klien. 5. Implementasi Rekomendasi Perencanaan Keuangan Perencana Keuangan dan klien harus sepakat tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. 6. Memonitor Perencanaan Keuangan Klien dan Perencana Keuangan harus sepakat “siapa” yang akan memonitor perkembangan klien dalam mencapai tujuan-tujuannya. Apabila disetujui, Perencana Keuanga harus meninjau dan melaporkan perkembangan yang terjadi kepada klien secara berkala.
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 47-51 Tabel 1.Tujuan keuangan klien berdasarkan jangka waktu
Tabel 2. Sumber dana yang digunakan untuk memenuhi tujuan investasi
Setelah itu dilakukan pemilihan produk investasi. Pemilihan produk investasi yang direkomendasikan kepada klien disesuaikan dengan jangka waktu serta tujuan investasi dan kebutuhan klien. Selain itu, pemilihan produk investasi yang direkomendasikan juga harus disesuaikan dengan karakteristik atau profil resiko klien. Setelah didapat produk terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka dilakukan pembentukan portofolio. Pembentukan portofolio diperlukan agar investasi dapat terdiversifikasi dengan baik, dengan adanya pembentukan portofolio ini dapat meminimalkan risiko yang ditanggung klien. Proses pembentukan portofolio investasi yaitu : 1. Tiga produk dengan Coefficient of Variation terendah dari masing-masing reksadana akan dihitung coefficient of correlation antara produk yang satu dengan yang lain. 2. Memiilih beberapa alternatif portofolio produk yang memiliki coefficient correlation negative atau positif kecil. 3. Membentuk proporsi penempatan investasi dalam portofolio produk dengan solver yang disesuaikan dengan profil risiko klien dan dipilih portofolio dengan coefficient of variation yang terendah. Tabel 3. Portofolio investasi berdasarkan tujuan klien
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Kondisi keuangan klien sebelum dilakukan perencanaan keuangan dapat dilihat dari neraca, arus kas, dan rasio keuangan yang kemudian akan dilakukan analisa serta pembahasan terhadap ketiganya. Sebelum perencanaan, aset yang dimiliki Bapak Gilbert adalah sebesar Rp 531.500.000. Total aset tersebut terdiri dari 18.06% aset lancar, 24.65%
49 aset investasi dan 57.29% aset penggunaan pribadi. Klien tidak memiliki kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang harus diselesaikan. Pada aset lancar seluruhnya dialokasikan pada produk perbankan berupa tabungan yang memiliki return yang kecil sehingga nilai aset tersebut akan tergerus oleh inflasi. Kondisi keuangan Bapak Gilbert dikatakan sehat karena memiliki nilai kekayaan bersih lebih besar dari total hutangnya. Surplus kas atau disposable income yang dimiliki Bapak Gilbert sebesar 22.70%. Dana ini akan dipakai untuk memenuhi tujuan keuangan keluarga. Setiap tujuan keuangan Bapak Gilbert akan diuraikan dan dianalisa secara rinci agar perencanaan keuangan yang sistematis dapat dilakukan dengan baik. 1. Dana darurat Dana Darurat adalah suatu dana yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pada saat kritis atau darurat. Dana darurat perlu disediakan mengingat keadaan darurat tidak dapat kita prediksi secara tepat. Dana darurat yang wajib dimiliki keluarga ini sebesar 3 x pengeluaran tahunan/12 yaitu sebesar Rp 33.697.400 dimana dana ini ditempatkan pada Tabungan Britama sebesar Rp 4.980.000 dan Reksa dana pasar uang sebesar Rp 28.717.400. 2. Dana Pendidikan Satu tahun lagi Bapak Gilbert membutuhkan dana untuk membiaya pendidikan pasca sarjana anaknya yang pertama sebesar Rp 28.000.000, kebutuhan dana ini diinvestasikan pada TRIM KAS 2 dengan return 6,03% sehingga bapak Gilbert perlu menabung saat ini sebesar Rp 25.310.747 dengan sekali simpan menggunakan sumber dana aset lancar. Kemudian dua tahun lagi Bapak Gilbert membutuhkan biaya sebesar Rp 58.309.020 untuk membiayai pendidikan Sarjana anak keduanya, sehingga bapak Gilbert perlu menabung sebesar Rp 36.831.871. dana untuk pendidikan ini diambil dari sisa aset lancar sebesar Rp 35.592.253 untuk simpanan sekaligus dan karena aset lancar telah habis maka kekurangan dana nya menggunakan simpanan berkala per tahun sebesar Rp 792.407 selama 2 tahun. Kebutuhan dana pendidikan ini akan diinvestasikan kedalam portofolio jangka menengah dengan return 18,066%. 3. Dana Pensiun Saat ini bapak Gilbert berusia 51 tahun, pada usia 56 tahun bapak Gilbert akan Pensiun. Bapak Gilbert memperkirakan akan menikmati masa pensiun selama 19 tahun sampai usianya yang ke 75. Kebutuhan operasional saat ini sebesar Rp 134.789.600. Kebutuhan masa pensiun tentunya akan berbeda dengan pengeluaran saat ini karena akan ada pengeluaran yang bertambah serta berkurang sehingga perlu adanya penyesuaian. Kebutuhan klien disesuaikan dengan gaya hidup saat ini sehingga minimal pada saat pensiun klien memiliki gaya hidup yang sama seperti sekarang. Perkiraan kebutuhan hidup saat pensiun 5 tahun lagi dengan inflasi 5.8% adalah sebesar Rp 118.666.208. Bapak Gilbert masih memiliki pendapatan saat pensiun sebesar Rp 116.490.600. pendapatan tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup saat pensiun.Total kebutuhan kekurangan dana yang harus tersedia untuk diinvestasikan ke ketika memasuki masa pensiun adalah sebesar Rp.39.515.126. Karena asset lancar Bapak Gilbert sudah habis diinvestasikan, maka digunakan simpanan
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 47-51 berkala yang bersumber dari disposable income sebesar Rp.5.317.782 per tahun. 4. Dana Pengembangan Usaha Bridal Saat ini, istri klien sudah memiliki usaha bridal yang dijalankan dirumah. Klien bertujuan mengembangkan usaha ini 5tahun lagi dengan total kebutuhan dana sebesar Rp 61.125.357. Aset yang dimiliki telah habis sehingga dilakukan simpanan berkala menggunakan disposable income sebesar Rp 8.225.997 per tahunnya yang diinvestaikan ke portofolio jangka panjang dengan return 19,93%. 5. Dana Mendirikan Kost Bapak Gilbert telah memiliki tanah seluas 15 x 10 meter. Diatas tanah ini direncanakan akan dibangun kos-kosan 7 tahun lagi. Kebutuhan dana untuk membangun kost ini sebesar Rp 264.951.817. Aset yang dimiliki telah habis sehingga dilakukan simpanan berkala menggunakan disposable income sebesar Rp 8.225.997 per tahunnya yang diinvestaikan ke portofolio jangka panjang dengan return 19,93%. 6. Dana Membeli mobil Bapak Gilbert berencana membeli mobil Toyota Avansa Velos 1.5M/T 10 tahun lagi. Total kebutuhan dana membeli mobil tersebut sebesar Rp 263.810.785. Bapak Gilbert harus menginvestasikan dana pertahunnya sebesar Rp 10.200.014. namun karena Aset lancarnya telah habis dan sisa Disposable Income Bapak Gilbert tidak mencukupi lagi maka tujuan ini harus ditunda atau Bapak Gilbert memilih membeli mobil yang lebih murah. 7.Evaluasi Asuransi Saat ini Bapak Gilbert dan istrinya telah memiliki produk asuransi jiwa dari perusahaan AXA Mandiri. Setelah dilakukan evaluasi, Asuransi jiwa yang dimiliki Bapak Gilbert overinsured. Hal ini dikarenakan istri klien juga memiliki penghasilan sendiri serta tunjangan yang diberikan pemerintah juga bisa mengcover semua kebutuhan. Kondisi keuangan klien setelah perencanaan keuangan dapat dilihat dari neraca, arus kas dan rasio keuangan yang berada pada pembahasan selanjutnya. Setelah menganalisa ketiganya, perencana keuangan akan membandingkan kondisi keuangan sebelum dan sesudah dilakukannya perencanaan keuangan. Hal ini bertujuan agar Bapak Gilbert dapat mengerti perubahan yang terjadi setelah dilakukannya perencanaan keuangan sehingga untuk ke depannya dapat mengelola keuangannya secara lebih optimal karena telah memiliki perencanan keuangan yang matang. Setelah perencanaan keuangan ini total aset yang dimiliki oleh klien tidak tidak mengalami perubahan yaitu masih tetap sebesar Rp 531.500.000. Hal ini dikarenakan tidak adanya penambahan aset baru dalam perencanaan keuangan ini, hanya ada perubahan dalam pengalokasian aset agar lebih optimal. Aset lancar terdiri dari kas di tangan sebesar Rp 1.000.000, tabungan untuk dana darurat di Tabungan Britama sebesar Rp.4.980.000 dan investasi untuk dana darurat dan dana Reksadana Pasar Uang TRIM Kas 2 sebesar Rp 28.717.400 dan Total aset lancar klien mengalami penurunan menjadi Rp 34.697.400 karena sebagian besar dana aset tersebut telah dialokasikan ke
50 dalam aset investasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan klien. Sedangkan aset investasi klien bertambah menjadi sebesar Rp 171.802.600 Hal ini dikarenakan setelah perencanaan keuangan terjadi penambahan aset investasi berupa TRIM Kas 2 sebesar Rp.25.710.347, Reksadana Pendapatan Tetap Panin Dana Utama Plus 2 sebesar Rp 28.918.706 Reksadana Campuran Panin Dana Unggulan sebesar Rp 6.673.547 dan. Aset penggunaan pribadi yang dimiliki Bapak Gilbert tidak mengalami perubahan, yaitu sebesar Rp 304.500.00. Setelah dilakukan perencanaan keuangan, arus kas klien mengalami perubahan. Perubahan itu berupa pengeluaran investasi yang bertambah. Hal ini terjadi karena setelah perencanaan keuangan ini, Bapak Gilbert melakukan investasi per tahun sebesar Rp 34.896.893 untuk mencapai tujuan keuangan yang diharapkan. Untuk pengeluaran aktivitas operasional klien tidak mengalami perubahan. Sebelum perencanaan keuangan, aset lancar klien dialokasikan pada kas di tangan 1,04%, tabungan di Bank Mandiri sebesar 36,64%, dan Tabungan di Bank BRI sebesar 62,50%. Dari pengalokasian aset tersebut diperoleh return portofolio sebesar 0,99% per tahun sedangkan setelah perencanaan dari pengalokasian aset tersebut diperoleh return portofolio sebesar 10.17% per tahun. Di samping itu, disposable income klien pada awalnya tidak diinvestasikan, sehingga tidak ada hasil dari investasi sebelum perencanaan. Setelah perencanaan, disposable income klien digunakan secara khusus untuk investasi karena adanya simpanan atau investasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan keuangannya. Investasi dilakukan secara langsung pada reksa dana Panin Dana Utama Plus 2 dengan nilai investasi sebesar Rp 25.274.848 per tahun, reksa dana Panin Dana Unggulan sebesar Rp 5.832.657 per tahun, dan pada reksa dana Panin Dana Maksima sebesar Rp 3.789.387 per tahun sehingga total investasi sebesar Rp 34.896.893 per tahun. Setelah perencanaan keuangan, terdapat perubahan hasil investasi menjadi sebesar Rp 41.835.646 atau 19,88% per tahun Maka, melalui perencanaan keuangan, disposable income klien mampu memberikan return yang lebih tinggi dengan tetap memperhatikan profil risiko dan kondisi dari klien melalui investasi yang dilakukan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Analisa dan pembahasan terhadap tujuan keuangan klien dan usaha pencapaian tujuan tersebut telah dilakukan. Susunan terhadap perencanaan keuangan yang sesuai dengan keuangan klien telah terbentuk. Perencana telah menyesuaikan dan mengatur neraca dan arus kas klien sehingga aset dan disposable income dapat dialokasikan dengan optimal untuk mencapai tujuan keuangan serta memberikan alternatif produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan serta profil risiko klien. Aset lancar dan disposable income telah dialokasikan secara optimal sebesar Rp 4.980.000 pada tabungan Britama, pada TRIM Kas 2 sebesar Rp 54.427.427, Panin Dana Utama Plus 2 sebesar Rp 54.193.554, Panin Dana Unggulan sebesar Rp 12.506.205 dan pada Panin dana Maksima sebesar 3.789.387. Perencanaan yang dilakukan juga dapat mencapai seluruh tujuan keuangan Bapak Gilbert.
FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 47-51 DAFTAR PUSTAKA Financial Planning Standards Board. (2007). fundamental of financial planning. Jakarta: CFP Financial Planning Standards Board. (2007). investment planning. Jakarta: CFP Financial Planning Standards Board. (2007). manajemen resiko dan perencanaan asuransi. Jakarta: CFP Financial Planning Standards Board. (2007). perencanaan hari tua, perencanaan pajak, perencanaan distribusi kekayaan. Jakarta: CFP Hartono, A. (2012). Nasibmu di dompetmu. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Kompas – Gramedia. Senduk, S. (1999). Merancang program pensiun. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Kompas – Gramedia.
51