PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PUSAT PEMBERDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA NASIONAL (PP-PON) KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2015
Oni Trianto Magister Ilmu Administrasi Universitas Nasional
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap kualitas pelayanan di PP-PON, disiplin kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan, motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan dan secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan. Kenaikan disiplin kerja 1 satuan meningkatkan kualitas pelayanan 0,063 satuan dan kenaikan motivasi kerja 1 satuan meningkatkan kualitas pelayanan 0,779 satuan. Proporsi pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan sebesar 35,1% sedangkan sisanya 64,9% dipengaruhi oleh variable lainnya yang tidak ada didalam model regresi linier. Kata kunci : Disiplin, Motivasi, Kualitas Pelayanan
penting
I. PENDAHULUAN
dalam
meningkatkan
kualitas
pelayanan kepada masyarakat. Motivasi A. LATAR BELAKANG MASALAH
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (2008:930) adalah dorongan yang
Menurut
Peraturan
Pendayagunaan
Aparatur
Menteri No.
sadar untuk melakukan suatu tindakan
aparatur
dengan tujuan tertentu, atau usaha–usaha
pemerintah diposisikan sebagai public
yang dapat menyebabkan seseorang atau
service yang wajib memberikan pelayanan
sekelompok
sepenuh hati kepada masyarakat dengan
melakukan sesuatu karena ingin mencapai
sebaik-baiknya untuk menjamin pelayanan
tujuan yang dikehendaki.
63/KEP/M.PAN/7/
Negara
timbul pada diri seseorang sadar atau tidak
2003
yang berkualitas. Perilaku demikian tidak
orang
Motivasi
tertentu
menjadi
bergerak
pendorong
terbentuk secara instan dan serta merta
seseorang melaksanakan suatu kegiatan
tetapi melalui proses yang panjang dan
guna mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh
dipengaruhi oleh kepuasan kerja, motivasi
karena itu tidak heran jika pegawai yang
kerja dan disiplin yang kuat.
mempunyai motivasi kerja yang tinggi
Faktor disiplin memegang peranan
biasanya mempunyai kinerja yang tinggi
yang sangat penting dalam pelaksanaan
pula. Untuk itu motivasi kerja pegawai
pelayanan kepada masyarakat. Seorang
perlu dibangkitkan agar pegawai dapat
pegawai
menghasilkan kinerja yang baik dalam
yang
mempunyai
tingkat
kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja
memberikan
dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh
masyarakat.
pelayanan
kepada
atasan dan mentaati peraturan yang ada
Pelayanan publik dapat diartikan
dalam lingkungan kerja dengan kesadaran
sebagai kegiatan pelayanan yang dilakukan
yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
akhirnya
mempunyai
sesuai dengan hak – hak dasar setiap
kedisplinan yang tinggi akan mempunyai
warga negara dan penduduk atas suatu
kualitas kerja yang tinggi dan berdampak
barang,
akan memberikan pelayanan yang baik
administrasi
pada masyarakat karena waktu kerja
penyelenggara pelayanan yang terkait
dimanfaatkan
dengan kepentingan publik.
pegawai
sebaik
yang
mungkin
untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Faktor motivasi juga tidak kalah
jasa
dan
atas
pelayanan
yang disediakan
oleh
Dalam undang-undang 25 tahun 2009
tentang
pelayanan
publik
menyebutkan pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
Pusat Pemberdayaan Pemuda Dan
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
Olahraga Nasional (PP-PON) Kementerian
sesuai
perundang-
Pemuda dan Olahraga merupakan salah
undangan bagi setiap warga negara dan
satu instansi yang langsung memberikan
penduduk atas barang, jasa, dan/ atau
pelayanan kepada masyarakat dalam hal
pelayanan administratif yang disediakan
fasilitasi
pemberdayaan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
olahraga
dituntut
Penyelenggara pelayanan publik yang
pelayanan prima agar tercapai kepuasan
selanjutnya disebut penyelenggara adalah
masyarakat. Dalam waktu satu bulan rata-
setiap
rata PPPON melayani kurang lebih 15
dengan
institusi
peraturan
penyelenggara
korporasi,
lembaga
independen
dibentuk
berdasarkan
negara, yang
stakeholder
undang-undang
melibatkan
pemuda
untuk
dan
memberikan
yang melakukan kegiatan jumlah
pemakai
yang
untuk kegiatan pelayanan publik, dan
bervariasi antara 10 sampai 100 orang.
badan hukum lain yang dibentuk semata-
Jumlah
mata untuk kegiatan pelayanan publik.
pelayanan langsung kepada pelanggan
Di era globalisasi saat ini tuntutan masyarakat akan kualitas prima dalam
pegawai
yang
menangani
terdiri dari PNS sebanyak 5 orang, honorer 10 orang dan Cleaning Service 10 orang.
pelayanan public merupakan suatu kondisi yang tidak dapat dihindarkan, hal ini jelas
Pelayanan yang diberikan PP-PON
menuntut adanya profesionalisme di dalam
kepada para pelanggan dirasa masih
birokrasi. Pegawai Negeri Sipil sebagai
kurang
aparatur negara dan pelayan masyarakat
dimungkinkan sebagai akibat kurangnya
harus dapat memberikan pelayanan prima
disiplin kerja pegawai karena kurangnya
sesuai tugaspokok dan fungsinya. Untuk
kesadaran
itu setiap pegawai perlu menciptakan
aturan/norma yang ditetapkan, kurangnya
kreatifitas dan inovasi sehingga pekerjaan
keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam
pekerjaan, kurangnya penegakan sanksi
hal ini seorang pemimpin instansi perlu
bagi pegawai yang melanggar, kurangnya
memberikan motivasi dan menciptakan
kemauan
disiplin kerja bagi para pegawai, agar hasil
kondisi lingkungan yang kurang baik.
kerja yang diperoleh sesuai dengan target
Disamping itu dimungkinkan juga karena
yang
rendahnya motivasi kerja akibat kurangnya
telah
ditetapkan
dan
meningkatkan kualitas pelayanan.
dapat
dari
berbagai
pegawai
pegawai
sisi
untuk
untuk
yang
menaati
berprestasi,
kompensasi yang diterima pegawai, waktu kerja
yang
tidak
tidak
teratur,
ketidaksesuaian kompensasi dengan waktu kerja,
kondisi
fisik
dan
psikologis
karyawan.
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel bebas dalam penelitian berupa : X1 = Disiplin kerja dan X2 = Motivasi
II.
METODOLOGI PENELITIAN
kerja. Sedangkan variabel terikatnya adalah : Y = Kualitas Pelayanan
A. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
D. Definisi Operasional Variabel.
pendekatan
“Kuantitatif”, dalam penelitian kuantitatif
Operasionalisasi variabel penelitian
menekankan pada pengujian teori-teori
dirumuskan sebagai berikut:
melalui
1.Disiplin Kerja (X1), memiliki dimensi
pengukuran
variabel-variabel
penelitian dengan angka dan melakukan
internal
analisis
penghitungan
ketaatan/kepatuhan, terhadap peraturan
statistik karena datanya berwujud angka-
yang berlaku, kesanggupan menjalankan
angka.
aturan dan kesanggupan melaksanakan
data
dengan
sikap
menghormati,
tugas. Dan dimensi intervensi terdiri kesediaan menerima sanksi, kemampuan
B. Populasi dan Sampel
menggunakan wewenang. 1.Populasi
2.Motivasi Kerja (X2), memiliki dimensi
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan
yaitu
stakeholder
Intrinsik yaitu sikap mental posistif,
yang
kemajuan, tanggungjawab serta dimensi
menggunakan jasa pelayanan di PPPON
ekstrinsik yaitu situasi kerja, kondisi
pada bulan Oktober 2015.
yang menggerakkan, tujuan yang ingin
2.Sampel
dicapai, pengawasan, kebijakan kantor,
Sampel dalam penelitian ini adalah stakeholder
yang
menggunakan
jasa
kondisi pekerjaan. 3.Kualitas Pelayanan (Y), terdiri dari
pelayanan di PPPON yang berjumlah 110
dimensi
produk
meliputi
berwujud,
orang.
keandalan, upaya perbaikan, kesadaran akan merk dan dimensi sumberdaya
C. Variabel Penelitian
terdiri dari kecepatan tanggap, jaminan, empati
Dengan
E. Skala Pengukuran
cara
mempelajari
buku,
berbagai literatur, artikel, serta bahan – Untuk keperluan analisis ini, penulis
bahan tulisan yang mempunyai hubungan
mengumpulkan dan mengolah data yang
dengan masalah yang dibahas
diperoleh dari kuisioner dengan cara
2. Riset Lapangan
memberikan bobot penilaian dari setiap pernyataan
berdasarkan
Skala
Yaitu
dengan
meneliti
langsung
Likert.
objek yang diteliti dengan cara melakukan
Adapun skor jawabannya adalah sebagai
wawancara kepada pihak – pihak yang
berikut :
terlibat dengan masalah yang sedang
1. Jawaban sangat setuju, diberi skor 5
dibahas
2. Jawaban setuju, diberi skor 4
kepada pelanggan/stakeholder.
serta
memberikan
kuisioner
3. Jawaban kurang setuju, diberi skor 3 4. Jawaban tidak setuju, diberi skor 2
H. Metode Analisis Data
5. Jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 1 Skala
Pengujian terhadap data digunakan tersebut
di
atas,
penulis
metode sebagai berikut :
lakukan untuk pertanyaan dalam kuisioner
1.Uji Validitas
yang bersifat positif sehingga tidak ada
Uji
pertanyaan yang bersifat negatif (jebakan).
validitas
dilakukan
untuk
mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mampu mengukur apa yang harus diukur. Uji validitas digunakan
F. Data yang Digunakan
untuk menguji seberapa cermat suatu alat Data yang digunakan adalah data
ukur dalam melakukan fungsi ukurannya.
primer yang diperoleh melalui melalui
Kriteria
validitas
alat
ukur
kuisioner kepada pelanggan/stakeholder
menggunakan ketentuan :
yang sesuai dengan penelitian yang penulis
a. apabila rhitung ≥ rtabel maka dinyatakan
lakukan.
valid b.apabila rhitung ≤ rtabel maka dinyatakan tidak valid c.
G. Metode Pengumpulan Data
2.Uji Reliabilitas (Test of Reliabilitas) 1.Studi Research)
Kepustakaan
Uji
(Library
reliabilitas
bertujuan
untuk
mengetahui apakah alat pengumpul data pada
dasarnya
menunjukkan
tingkat
ketepatan,
keakuratan
konsistensi
alat
kestabilan tersebut
atau
a. Analisis Korelasi
dalam
Analisis korelasi digunakan untuk
mengunkapkan gejala-gejala tertentu dari
mengetahui keeratan hubungan antara
sekelompok individu, walaupun dilakukan
variabel bebas yaitu Disiplin Kerja (X1)
pada waktu yang berbeda.
dan Motivasi Kerja (X2) dengan variabel terikat yaitu Kualitas Pelayanan (Y). b.Analisis Regresi
3.Uji Prasyarat Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Analisis
regresi
linier
berganda
Berguna untuk mengetahui apakah
digunakan
untuk
variabel dependen, independen atau kedua-
hubungan
atau
duanya berdistribusi, mendekati normal
dependen terhadap variabel independen.
atau
Persamaan regresi linier berganda yang
tidak,
berdistribusi
jika
data
normal,
ternyata maka
tidak
analisis
mengetahui pengaruh
Ŷ = a + bX1+ bX2 + e
b.Uji Multikolinearitas
Keterangan : Ŷ = Kualitas Pelayanan
satu dengan yang lain dalam model regresi
a = konstanta
berganda tidak saling berhubungan secara
X1 = Kepuasan kerja
sempurna.
X2 = Motivasi kerja
c. Uji Heteroskedastisitas
b = slope
Adanya varians variabel independen
variabel
digunakan sebagai berikut :
nonparametrik dapat digunakan.
Artinya variabel independen yang
nilai
e = error
adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (Homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak
5.Koefisien Determinasi ( R2 ). Koefisien
determinasi
terjadi heteroskedastisitas.
untuk
d.
hubungan dari beberapa variabel dalam
Uji Autokorelasi
mengetahui
digunakan
seberapa
besar
Persamaan regresi yang baik adalah
pengertian yang lebih jelas. Koefisien
tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika
determinasi akan menjelaskan seberapa
terjadi autokorelasi
maka perasamaan
besar perubahan atau variasi suatu variabel
tersebut menjadi tidak baik atau tidak
bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi
layak dipakai prediksi.
pada variabel yang lain.
4.Analisis Korelasi dan Regresi Linier
6.Uji Hipotesis
Berganda
a.Uji t
Uji
t
digunakan
untuk
melihat
Teknis
yang
berada
dibawah
dan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
bertanggungjawab kepada Deputi Bidang
penjelas/independen
Pemberdayaan Pemuda. PP-PON dipimpin
secara
individual
dalam menerangkan variabel dependen.
oleh seorang Kepala. PP-PON mempunyai
b.
tugas
Uji F Uji F digunakan untuk menunjukkan
apakah semua variabel independen atau
melaksanakan
pendidikan
dan
pelatihan di bidang kepemudaan dan keolahragaan secara nasional.
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/terikat, yaitu sebagai berikut :
ada
Uji
Validitas
dan
Uji
Reliabilitas
a. H0 : β1 = β2 = β3= β4 = β5..... = βk = 0, (tidak
B. Hasil
pengaruh
dan
Dengan menggunakan sampel 30 dan
signifikan antara disiplin kerja, dan
tingkat signifikansi 5%, maka df menjadi
motivasi kerja secara bersama-sama
28 sehingga dapat diketahui rtabel sebesar
terhadap
0,361.
Kualitas
positif
a.Hasil Uji Validitas
Pelayanan
Pusat
Setelah
dilakukan
pengujian
Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga
validitas tahap pertama dan pengujian
Nasional).
validitas tahap kedua, diperoleh hasil
b.H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5......≠ βk ≠ 0, (ada pengaruh positif dan signifikan
sebagai berikut : 1.Variabel Disiplin Kerja
antara disiplin kerja, dan motivasi kerja
Terdapat 6 butir pertanyaan tidak
secara bersama-sama terhadap Kualitas
valid yaitu nomor 1, 2, 6, 7, 12 dan 13
Pelayanan Pusat Pemberdayaan Pemuda
dengan nilai
dan
dilakukan pengujian tahap kedua setelah
Olahraga
Nasional),
(level
of
significant = 5% atau 0,05)
rhitung ≤ rtabel. Selanjutnya
mengeluarkan 6 butir tidak valid diperoleh hasil seluruh butir (24 butir) dinyatakan valid.
III.
HASIL
PENELITIAN
DAN
2.Variabel Motivasi Kerja Hasil analisis uji validitas untuk
PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian
variabl motivasi kerja menunjukkan dari 40 butir pertanyaan, terdapat 3 butir tidak
Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga
Nasional
yang
selanjutnya
disebut PP-PON adalah Unit Pelaksana
valid yaitu nomor 9, 38, dan 40 dengan nilai rhitung ≤ rtabel.
Selanjutnya hasil pengujian tahap kedua
terhadap
37
butir
pertanyaan
diperoleh hasil seluruh butir dinyatakan
Koefisien korelasi variabel disiplin kerja
dihitung
menggunakan
rumus
diperoleh sebagai berikut :
valid. 3.Variabel Kualitas Pelayanan Selanjutnya
Hasil analisis uji validitas untuk variabl Kualitas Pelayanan menunjukkan dari 38 butir pertanyaan, terdapat 3 butir tidak valid yaitu nomor 18, 28, dan 32
tersebut
koefisien
dimasukkan
reliabilitas
Spearmen
korelasi
kedalam
rumus
Brown
sebagai
berikut:
dengan nilai rhitung ≤ rtabel. Dengan hasil perhitungan reliabilitas b.
yang menghasilkan nilai 0,97 maka dapat
Hasil Uji Reliabilitas Pengujian
pertanyaan
dilakukan
yang
telah
terhadap
valid
untuk
mengetahui tingkat ketepatan, keakuratan
disimpulkan bahwa instrumen variabel disiplin
kerja
sangat
reliabel
untuk
digunakan.
kestabilan atau konsistensi alat dalam mengunkapkan gejala-gejala tertentu dari
2.Variabel Motivasi Kerja
sekelompok individu, walaupun dilakukan
Pengujian terhadap variabel motivasi
pada waktu yang berbeda. Apabila alat
kerja diperoleh koefisien korelasi (r)
ukur atau instrumen dapat digunakan dua
sebesar 0,91. Nilai tersebut selanjutnya
kali untuk mengukur gejala yang sama
digunakan
dengan hasil pengukuran yang diperoleh
reliabilitas
relative konsisten, maka alat ukur tersebut
memasukkannya
dinyatakan reliabel.
reliabilitas Spearmen Brown.:
untuk
menghitung
instrumen kedalam
nilai dengan rumus
Koefisien korelasi variabel disiplin
1.Variabel Disiplin Kerja Pengujian terhadap variabel disiplin kerja diperoleh koefisien korelasi (r)
kerja
dihitung
menggunakan
rumus
diperoleh sebagai berikut :
sebesar 0,95. Nilai tersebut selanjutnya digunakan
untuk
reliabilitas memasukkannya
menghitung
instrumen kedalam
reliabilitas Spearmen Brown.
nilai dengan rumus
Selanjutnya tersebut reliabilitas berikut:
koefisien
dimasukkan Spearmen
korelasi
kedalam
rumus
Brown
sebagai
Dengan hasil perhitungan reliabilitas yang menghasilkan nilai 0,96 maka dapat
1. Jawaban
kerja
sangat
reliabel
untuk
digunakan.
Variabel
Disiplin Kerja (X1)
disimpulkan bahwa instrumen variabel disiplin
Responden
Skor
jawaban
responden
atas
kuesioner dengan 24 pertanyaan tentang variable disiplin kerja dapat disajikan sebagaimana tabel berikut :
3.Variabel Kualitas Pelayanan Pengujian terhadap variabel motivasi kerja diperoleh koefisien korelasi (r)
Tabel. 1 Output Analisis Skor Jawaban Responden Variabel Disiplin Kerja
sebesar 0,96. Nilai tersebut selanjutnya digunakan
untuk
reliabilitas
menghitung
instrumen
memasukkannya
kedalam
nilai dengan
No . 1
menggunakan
rumus
2
diperoleh sebagai berikut :
Selanjutnya tersebut
koefisien
dimasukkan
reliabilitas
Spearmen
Rata
Skor
-rata
Skor
72
3
115
4,79
Minimum
Koefisien korelasi variabel disiplin dihitung
Total
rumus
reliabilitas Spearmen Brown.
kerja
Keterangan
Skor Maksimum
korelasi
kedalam
rumus
Brown
sebagai
3
Rata-rata
99,68
4,15
4
Rata-rata
100,18
4,17
5.63
0,23
dengan tingkat
berikut :
kepercayaan 95%
Dengan hasil perhitungan reliabilitas yang menghasilkan nilai 0,98 maka dapat
5
Standar Deviasi
disimpulkan bahwa instrumen variabel kualitas pelayanan sangat reliabel untuk digunakan. Jumlah C. Analisis Data
skor
minimun
jawaban
responden terhadap 24 butir pernyataan untuk variabel Disiplin Kerja adalah 72
1.Analisis Jawaban Responden
sehingga rata-rata skor minimum per butir penyataan adalah 3. Dengan demikian bisa
ditafsirkan bahwa rata-rata skor terendah
dengan memperhitungkan margin error
jawaban responden berada pada skor 3
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
(kurang setuju).
skor 5 (sangat setuju).
Jumlah skor maksimum jawaban
Standar deviasi (simpangan baku)
responden terhadap 24 butir pernyataan
skor jawaban responden adalah 5,63, bisa
untuk variabel Disiplin Kerja adalah 115
ditafsirkan
sehingga rata-rata skor maksimum per
penyimpangan titik-titik dari rata-rata skor
butir penyataan adalah 4,79. Dengan
jawaban responden butir pernyataan untuk
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata
variabel Disiplin Kerja adalah sebesar
skor tertinggi jawaban responden berada
0,23.
bahwa
rata-rata
jarak
pada rentang skor 4 (setuju) dan skor 5 (sangat setuju).
2. Jawaban
Rata-rata skor jawaban responden terhadap
butir
Variabel
Motivasi Kerja (X2)
pernyataan
untuk
Kerja
tanpa
kuesioner dengan 37 pertanyaan tentang
memperhitungkan margin error (tingkat
variable Motivasi Kerja dapat disajikan
kesalahan yang ditoleransi) adalah 99,68
sebagaimana tabel berikut :
variabel
24
Responden
Disiplin
Skor
jawaban
responden
atas
sehingga rata-rata per butir pertanyaan adalah
4,15.
Dengan
demikian
bisa
Tabel.
2
Output
Analisis
Skor
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
Jawaban Responden Variabel Motivasi
responden untuk variabel Disiplin Kerja
Kerja
tanpa
memperhitungkan
margin
error
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
No Keterangan
Total
Rata
skor 5 (sangat setuju).
.
Skor
-rata
111
3
166
4,49
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel
24
butir
pernyataan
Disiplin
Kerja
untuk
1.
Minimum
dengan
memperhitungkan margin error (tingkat
2.
kesalahan yang ditoleransi) 5% atau tingkat kepercayaan 95% adalah 100,18
Skor
Skor Maksimum
3.
Rata-rata
155,1
4,19
4.
Rata-rata
155,88
4,21
sehingga rata-rata per butir pertanyaan adalah
4,17.
Dengan
demikian
bisa
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban responden untuk variabel Disiplin Kerja
dengan
tingkat
responden untuk variabel Motivasi Kerja
kepercayaan
tanpa
95%
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
memperhitungkan
margin
error
skor 5 (sangat setuju). 5.
Standar
7,6
0,21
Rata-rata skor jawaban responden
Deviasi
terhadap
37
variabel Dari tabel di atas dapat diketahui halhal sebagai berikut : Jumlah
skor
butir
pernyataan
untuk
Kerja
dengan
Motivasi
memperhitungkan margin error (tingkat kesalahan yang ditoleransi) 5% atau
minimun
jawaban
tingkat kepercayaan 95% adalah 155,88
responden terhadap 37 butir pernyataan
sehingga rata-rata per butir pertanyaan
untuk variabel Motivasi Kerja adalah 111
adalah
sehingga rata-rata skor minimum per butir
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
penyataan adalah 3. Dengan demikian bisa
responden untuk variabel Motivasi Kerja
ditafsirkan bahwa rata-rata skor terendah
dengan memperhitungkan margin error
jawaban responden berada pada skor 3
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
(kurang setuju).
skor 5 (sangat setuju).
4,21.
Dengan
demikian
bisa
Jumlah skor maksimum jawaban
Standar deviasi (simpangan baku)
responden terhadap 37 butir pernyataan
skor jawaban responden adalah 7,6 Bisa
untuk variabel Motivasi Kerja adalah 166
ditafsirkan
sehingga rata-rata skor maksimum per
penyimpangan titik-titik dari rata-rata skor
butir penyataan adalah 4,49. Dengan
jawaban responden butir pernyataan untuk
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata
variabel Motivasi Kerja adalah sebesar
skor tertinggi jawaban responden berada
0,21
bahwa
rata-rata
jarak
pada rentang skor 4 (setuju) dan skor 5 (sangat setuju).
3. Jawaban
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel
37
butir
pernyataan
untuk
Kerja
tanpa
Motivasi
Responden
Variabel
Kualitas Pelayanan (Y) Skor
jawaban
responden
kuesioner dengan 35 pertanyaan tentang
memperhitungkan margin error (tingkat
variable
kesalahan yang ditoleransi) adalah 155,1
disajikan sebagaimana tabel berikut :
sehingga rata-rata per butir pertanyaan adalah
4,19.
Dengan
demikian
bisa
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
atas
Kualitas
Pelayanan
dapat
Tabel.
3
Output
Analisis
Skor
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata
Jawaban Responden Variabel Kualitas
skor tertinggi jawaban responden berada
Pelayanan
pada skor 5 (sangat setuju). Rata-rata skor jawaban responden
No. Keterangan
Total
Rata-
terhadap
35
butir
Skor
rata
variabel
Kualitas
pernyataan
untuk
Pelayanan
tanpa
memperhitungkan margin error (tingkat 1.
Skor Minimum
105
3
2.
Skor Maksimum 175
5
3.
Rata-rata
146,05 4,17
kesalahan yang ditoleransi) adalah 146,05 sehingga rata-rata per butir pertanyaan adalah
4,17.
Dengan
demikian
bisa
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban 4.
Rata-rata dengan
5.
146,78 4,19 tingkat
variabel
Kualitas
kepercayaan
error berada pada rentang skor 4 (setuju)
95%
dan skor 5 (sangat setuju).
Standar Deviasi
10,25
0,29
hal sebagai berikut : Jumlah
skor
minimun
jawaban
responden terhadap 35 butir pernyataan untuk variabel Kualitas Pelayanan adalah 105 sehingga rata-rata skor minimum per penyataan
adalah
3.
Dengan
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata skor terendah jawaban responden berada pada rentang skor 3 (kurang setuju). Jumlah skor maksimum jawaban responden terhadap 35 butir pernyataan untuk variabel Kualitas Pelayanan adalah 175 sehingga rata-rata skor maksimum per butir
untuk
Pelayanan tanpa memperhitungkan margin
Dari tabel di atas dapat diketahui hal-
butir
responden
penyataan
adalah
5.
Dengan
Rata-rata skor jawaban responden terhadap
35
butir
variabel
Kualitas
pernyataan Pelayanan
untuk dengan
memperhitungkan margin error (tingkat kesalahan yang ditoleransi) 5% atau tingkat kepercayaan 95% adalah 146,78 sehingga rata-rata per butir pertanyaan adalah
4,19.
Dengan
demikian
bisa
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban responden
untuk
Pelayanan
dengan
variabel
Kualitas
memperhitungkan
margin error berada pada rentang skor 4 (setuju) dan skor 5 (sangat setuju). Standar deviasi (simpangan baku) skor jawaban responden adalah 10,25 Bisa ditafsirkan
bahwa
rata-rata
jarak
penyimpangan titik-titik dari rata-rata skor jawaban responden butir pernyataan untuk
variabel Kualitas Pelayanan adalah sebesar
berdasarkan hasil pengolahan data dapat
0,29.
dilihat
dari
nilai
VIP
pada
kolom
collinearity statistics. 2. Analisis Korelasi dan Regresi Linier Tabel 4. Hasil Pengujian Multikolinearitas
Berganda
Coefficientsa
2.1.Pengujian Asumsi Klasik a.Normalitas Hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar Normal P-P Plot, apabila sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal) maka dikatakan bahwa (data) residual terdistribusi normal, namun apabila sebaran titik-titik tersebut menjauhi garis maka tidak terdistribusi normal.
Hasil pengolahan data tabulasi skor yang
diperoleh
dari
110
responden
diperoleh bahwa nilai VIF untuk variabel Gambar 1. Sebaran titik-titik Normal P-P Plot
disiplin kerja dan motivasi kerja samasama 1,954, tidak ada yang lebih besar dari 5, artinya tidak terjadi multikolinieritas pada kedua variabel bebas tersebut.
c. Heteroskedastisitas Pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan dengan membuat Scatterplot (alur sebaran) antara residual dan nilai disimpulkan
prediksi dari variabel terikat yang telah
bahwa (data) residual terdistribusi normal.
distandarisasi. Hasil uji heteroskedastisitas
Hasil ini sejalan dengan asumsi klasik dari
dapat dilihat pada gambar Scatterplot,
regresi linier dengan pendekatan OLS.
seperti pada gambar di bawah ini:
Dari
b.
gambar
dapat
Gambar 2. Scatterplot Hasil Uji
Uji Multikolinieritas Untuk
menguji
multikolinearitas
apakah antar
terjadi variable
Heteroskedastisitas
dilihat pada Tabel DW dengan tingkat signifikansi (error) 5% (α = 0,05). Pada model regresi yang digunakan dan jumlah responden yang disurvei maka jumlah variabel bebas : k = 2 dan jumlah sampel : n = 110. Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dL = 1.652 dan nilai dU = 1.726 sehingga dapat ditentukan Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu pola/alur
tertentu,
disimpulkan
sehingga tidak
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
dapat
Gambar 3 Kriteria Penerimaan Atau
terjadi
Penolakan Yang Dibuat Dengan Nilai dL
heteroskedastisitas atau dengan kata lain
dan dU
terjadi homoskedastisitas.
d.
kriteria terjadi atau tidaknya autokorelasi
Autokorelasi Untuk menguji apakah terjadi auto
korelasi
pada
model
regresi
yang
digunakan dapat melihat nilai residual nilai durbin
Watson
pada
tabel
Model
b
Summary kolom terakhir.
Nilai DW hitung sebesar 1,772 lebih besar dari dU 1,726 dan lebih kecil dari 6,904 yang artinya berada pada daerah
Tabel 5 Hasil Pengujian Autokorelasi
tidak ada autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tidak terjadi autokorelasi.
2.2.Analisis Korelasi dibandingkan
Analisis korelasi digunakan untuk
dengan kriteria penerimaan atau penolakan
mengetahui keeratan hubungan antara
yang akan dibuat dengan nilai dL dan dU
variabel bebas yaitu Disiplin Kerja (X1)
ditentukan berdasarkan jumlah variabel
dan Motivasi Kerja (X2) dengan variabel
bebas dalam model regresi (k) dan jumlah
terikat yaitu Kualitas Pelayanan (Y).
Angka
DW
akan
sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat
Tabel 6 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi
No. Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
1
Sangat Rendah
Sumber : hasil penelitian dengan kuesioner (diolah), 2015
2
0,20 – 0,399
Rendah
3
0,40 – 0,599
Sedang
4
0,60 – 0,799
Kuat
5
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Hasil pengujian untuk mengetahui keeratan hubungan antara variable bebas disiplin kerja dan motivasi kerja dengan variabel terikat kualitas pelayanan secara bersama-sama
Sumber : Sinambela, Lijan Poltak, 2014
menunjukkan
hubungan
Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja dengan Kualitas Pelayanan di PP-PON kuat sesuai
Hasil pengujian keeratan hubungan antar variavel bebas dengan variabel
dengan nilai R sebesar 0,603 sebagaimana tabel berikut ini :
terikat menggunakan Pearson Correlatian menunjukkan hubungan Disiplin Kerja dengan Motivasi Kerja di PP-PON adalah kuat berdasarkan dengan nilai Person
Tabel 7 Hasil Pengujian Keeratan Hubungan X1 dan X2 Dengan Y Secara Bersama-sama
Correlation = 0,699. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kualitas Pelayanan di PPPON sedang berdasarkan nilai Person Correlation = 0,438. Sedangkan hubungan Motivasi Kerja dengan Kualitas Pelayanan di PP-PON kuat berdasarkan nilai Person Correlation 0,602.
2.3.Analisis regresi linier berganda a. Persamaan Regresi
Tabel
7
Hasil
Pengujian
Correlatian X1, X2, dan Y
Pearson
Analisis
regresi
digunakan
untuk
hubungan
atau
linier
berganda
mengetahui pengaruh
nilai variabel
dependen terhadap variabel independen.
Demikian juga jika motivasi kerja pegawai
Persamaan regresi linier berganda yang
PP-PON
digunakan sebagai berikut :
pelayanan PP-PON juga akan meningkat.
meningkat
maka
kualitas
Ŷ = a + bX1+ bX2 + e Keterangan :
b. Koefisien Determinasi
Ŷ = Kualitas Pelayanan
Koefisien determinasi menjelaskan
a = konstanta
variasi pengaruh variabel-variabel bebas
X1 = Kepuasan kerja
terhadap variabel terikatnya. Atau dapat
X2 = Motivasi kerja
pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh
b = slope
seluruh variabel bebas terhadap variabel
e = error
terikat. Nilai koefisien determinasi dapat
Model (persamaan) regresi linier
diukur oleh nilai R-Square atau Adjusted
berganda yang diperoleh dari pengolahan
R-Square. R-Square digunakan pada saat
data dengan SPSS yang dapat dilihat pada
variabel bebas hanya 1 saja (biasa disebut
a
kolom Coefficients
pada tabel 4.21
adalah sebagai berikut :
dengan
Regresi
Linier
Sederhana),
sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu.
Ŷ = 18,932 + 0,063X1 + 0,779X2 + e,
Jika dilihat dari nilai Adjusted RSquare yang besarnya 0,351 menunjukkan
Tabel
8
Hasil
Pengolahan
Model
Persamaan Regresi
bahwa proporsi pengaruh variabel disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap variabel kualitas
pelayanan
sebesar
35,1%,
sedangkan sisanya 64,9% dipengaruhi oleh variable lainnya yang tidak ada didalam model regresi linier.
Tabel. 9 Hasil Output Koefisien Determinasi Pengolahan Data Dengan Koefisien regresi untuk variabel disiplin kerja sebesar 0,063 dan variabel motivasi kerja
sebesar 0,779, bernilai
positif artinya pada saat disiplin kerja pegawai PP-PON meningkat maka kualitas pelayanan PP-PON juga akan meningkat.
SPSS
c.
Uji Hipotesis
1)
Nilai t
Uji t Uji
t
digunakan
untuk
melihat
hitung
variabel bebas disiplin
kerja sebesar 0,320 lebih kecil dibanding t
seberapa jauh pengaruh satu variabel
tabel
penjelas/independen
individual
hitung dari variabel bebas disiplin kerja
dalam menerangkan variabel dependen,
sebesar 0,750 yang lebih besar dari 0,05
yaitu sebagai berikut :
sehingga hipotesis ditolak artinya variabel
a)
Ha : Terdapat pengaruh yang
bebas disiplin kerja tidak berpengaruh
positif dan signifikan antara displin kerja
signifikan terhadap variabel terikat kualitas
terhadap kualitas pelayanan PP-PON.
pelayanan pada alpha 5% atau dengan kata
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang
lain disiplin kerja tidak berpengaruh
positif dan signifikan antara displin kerja
signifikan terhadap kualitas pelayanan di
terhadap kualitas pelayanan PP-PON.
PP-PON pada taraf keyakinan 95%.
b)
secara
Ha : Terdapat pengaruh yang
sebesar 1,659, sedangkan nilai prob. t
Nilai t
hitung
variabel bebas motivasi
positif dan signifikan antara motivasi
kerja sebesar 5,538 lebih besar dibanding t
kerja terhadap kualitas pelayanan PP-
tabel
PON.
hitung dari variabel bebas motivasi kerja
Ho : Terdapat pengaruh yang positif dan
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
signifikan antara motivasi kerja terhadap
maka hipotesis diterima variabel bebas
kualitas pelayanan PP-PON
motivasi kerja berpengaruh signifikan
Pada
pengujian
hipotesis
untuk
sebesar 1,659 sedangkan nilai prob. t
terhadap
variabel
terikat
kualitas
model regresi, derajat bebas ditentukan
pelayanan pada alpha 5% atau dengan kata
dengan rumus n – k. Dimana n = banyak
lain motivasi kerja berpengaruh signifikan
observasi sedangkan k = banyaknya
terhadap kualitas pelayanan di PP-PON
variabel (bebas dan terikat).
pada taraf keyakinan 95%.
Tabel
10
Dengan Uji t
Hasil
Pengujian
Hipotesis
2) Uji F Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/terikat, yaitu sebagai berikut :
a. H0 : β1 = β2 = β3= β4 = β5..... = βk = 0, (tidak
ada
pengaruh
positif
dan
signifikan antara disiplin kerja, dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
Kualitas
Pelayanan
Pusat
Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional).
Karena nilai F
tabel
sebesar 3,08 lebih
b.H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5......≠ βk ≠ 0,
kecil daripada nilai F hitung sebesar
(ada pengaruh positif dan signifikan
30,490 yang memiliki tingkat sig 0,000
antara disiplin kerja, dan motivasi kerja
yang lebih kecil dari 5% maka dapat
secara bersama-sama terhadap Kualitas
simpulkan bahwa variabel bebas Disiplin
Pelayanan Pusat Pemberdayaan Pemuda
Kerja dan Motivasi Kerja secara bersama-
dan
sama berpengaruh signifikan terhadap
Olahraga
Nasional),
(level
of
significant = 5% atau 0,05) Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang
variabel terikat Kualitas Pelayanan di PPPON pada taraf keyakinan 95% sehingga hipotesis diterima.
dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut : df1 (Pembilang)
=k–1
D. Pembahasan
df2 (Penyebut) = n – k
1. Mengenai jawaban responden
Keterangan :
1.1.Disiplin Kerja
n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat
Jumlah
skor
minimun
jawaban
responden terhadap 24 butir pernyataan
Pada penelitian ini diketahui jumlah
untuk variabel Disiplin Kerja adalah 72
sampel (n) 110 dan jumlah keseluruhan
sehingga rata-rata skor minimum per butir
variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :
penyataan adalah 3. Dengan demikian bisa
df1 (pembilang)
= 3–1=2
df2 (penyebut) = 110 – 3 = 107 Hasil uji F dapat dilihat pada tabel
ditafsirkan bahwa rata-rata skor terendah jawaban responden berada pada skor 3 (kurang
setuju).
Hal
tersebut
berikut :
mengisaratkan
Tabel 11 Hasil Prengujian Hipotesis
responden/pelanggan dihinggapi keraguan
Dengan Uji F
antara keyakinannya bahwa mereka telah
bahwa
menyaksikan bahwa pegawai PP-PON telah menerapkan disiplin dalam bekerja
tetapi kurang yakin apakah kedisiplinan
tentang tingkat disiplin pegawai PP-PON
pegawai telah mencukupi batasan minimal
dengan responden yang merasa yakin
yang harus dipenuhi.
tentang tingkat disiplin pegawai PP-PON
Jumlah skor maksimum jawaban
dalam bekerja. Hal tersebut sekaligus
responden terhadap 24 butir pernyataan
menunjukkan
untuk variabel Disiplin Kerja adalah 115
menilai pegawai PP-PON telah bekerja
sehingga rata-rata skor maksimum per
dengan disiplin lebih banyak dibandingkan
butir penyataan adalah 4,79. Dengan
yang masih ragu-ragu.
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata
bahwa
responden
yang
Rata-rata skor jawaban responden
skor tertinggi jawaban responden berada
terhadap
pada rentang skor 4 (setuju) dan skor 5
variabel
(sangat setuju). Hal tersebut menunjukkan
memperhitungkan margin error (tingkat
bahwa terdapat sejumlah pelanggan yang
kesalahan yang ditoleransi) 5% atau
merasa yakin bahwa pegawai PP-PON
tingkat kepercayaan 95% adalah 100,18
telah berlaku disiplin dalam melaksanakan
sehingga rata-rata per butir pertanyaan
pekerjaannya
adalah
sehingga
mereka
24
butir
pernyataan
Disiplin
4,17.
Kerja
Dengan
untuk dengan
demikian
bisa
menganggap PP-PON telah menerapkan
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
aturan kedisiplinan dengan baik.
responden untuk variabel Disiplin Kerja
Rata-rata skor jawaban responden terhadap
pernyataan
untuk
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
Kerja
tanpa
skor 5 (sangat setuju). Selisih 0,02 rata-
memperhitungkan margin error (tingkat
rata skor jawaban tentang disiplin kerja
kesalahan yang ditoleransi) adalah 99,68
tidak signifikan untuk diperhitungkan.
variabel
24
butir
dengan memperhitungkan margin error
Disiplin
sehingga rata-rata per butir pertanyaan adalah
4,15.
Dengan
demikian
bisa
Standar deviasi (simpangan baku) skor jawaban responden adalah 5.63. Bisa
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
ditafsirkan
responden untuk variabel Disiplin Kerja
penyimpangan titik-titik dari rata-rata skor
tanpa
error
jawaban responden butir pernyataan untuk
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
variabel Disiplin Kerja adalah sebesar 0,4
skor 5 (sangat setuju). Hal ini terjadi
lebih kecil dari rentang skala skor yaitu 1.
karena
memperhitungkan
responden
jarak
responden
Artinya
keseluruhan
responden
umumnya tidak terlalu jauh dari rata-rata
sehingga hasilnya merupakan perpaduan
skor sehingga dapat dimaknai bahwa
antara responden yang memiliki keraguan
jawaban responden relatif homogen.
dari
jawaban
rata-rala
jawaban
diambil
rata-rata
margin
bahwa
pada
Rata-rata skor jawaban responden
1.2.Motivasi Kerja Jumlah
skor
minimun
jawaban
terhadap
responden terhadap 37 butir pernyataan
variabel
untuk variabel Motivasi Kerja adalah 111
memperhitungkan margin error (tingkat
sehingga rata-rata skor minimum per butir
kesalahan yang ditoleransi) adalah 155,1
penyataan adalah 3. Dengan demikian bisa
sehingga rata-rata per butir pertanyaan
ditafsirkan bahwa rata-rata skor terendah
adalah
jawaban responden berada pada skor 3
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
(kurang
responden untuk variabel Motivasi Kerja
setuju).
Hal
tersebut
mengisaratkan
bahwa
tanpa
37
butir
pernyataan
untuk
Kerja
tanpa
Motivasi
4,19.
Dengan
demikian
memperhitungkan
margin
bisa
error
responden/pelanggan dihinggapi keraguan
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
antara keyakinannya bahwa mereka telah
skor 5 (sangat setuju). Hal tersebut
menyaksikan bahwa pegawai PP-PON
menunjukkan
telah memiliki motivasi yang kuat dalam
menilai pegawai PP-PON telah memiliki
bekerja
apakah
motivasi yang baik dalam bekerja lebih
motivasi pegawai telah cukup untuk
banyak dibandingkan yang masih ragu-
mendorong pegawai bekerja dengan baik
ragu, mengingat hal tersebut terjadi karena
dalam melayani pelanggan.
rata-rata jawaban responden diambil dari
tetapi
kurang
yakin
bahwa
responden
yang
Jumlah skor maksimum jawaban
keseluruhan responden sehingga hasilnya
responden terhadap 37 butir pernyataan
merupakan perpaduan antara responden
untuk variabel Motivasi Kerja adalah 166
yang memiliki keraguan tentang motivasi
sehingga rata-rata skor maksimum per
pegawai PP-PON dengan responden yang
butir penyataan adalah 4,49. Dengan
merasa yakin tentang tingkat motivasi
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata
pegawai PP-PON dalam bekerja.
skor tertinggi jawaban responden berada
Rata-rata skor jawaban responden
pada rentang skor 4 (setuju) dan skor 5
terhadap
(sangat setuju). Hal tersebut menunjukkan
variabel
bahwa terdapat sejumlah pelanggan yang
memperhitungkan margin error (tingkat
merasa yakin bahwa pegawai PP-PON
kesalahan yang ditoleransi) 5% atau
telah memiliki motivasi yang besar dalam
tingkat kepercayaan 95% adalah 155,88
melaksanakan
sehingga rata-rata per butir pertanyaan
mereka
pekerjaannya
menganggap
sehingga
PP-PON
telah
adalah
37
butir
pernyataan
untuk
Kerja
dengan
Motivasi
4,21.
Dengan
demikian
bisa
mampu menumbuhkan motivasi pegawai
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
dengan baik.
responden untuk variabel Motivasi Kerja
dengan memperhitungkan margin error
Jumlah skor maksimum jawaban
berada pada rentang skor 4 (setuju) dan
responden terhadap 35 butir pernyataan
skor 5 (sangat setuju). Selisih 0,02 rata-
untuk variabel Kualitas Pelayanan adalah
rata skor jawaban tentang motivasi kerja
175 sehingga rata-rata skor maksimum per
tidak signifikan untuk diperhitungkan.
butir
penyataan
adalah
5.
Dengan
Standar deviasi (simpangan baku)
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata
skor jawaban responden adalah 7,6. Bisa
skor tertinggi jawaban responden berada
ditafsirkan
jarak
pada skor 5 (sangat setuju). Hal tersebut
penyimpangan titik-titik dari rata-rata skor
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah
jawaban responden butir pernyataan untuk
pelanggan yang merasa yakin bahwa PP-
variabel Motivasi Kerja adalah sebesar
PON telah memberikan pelayanan yang
0,21 lebih kecil dari rentang skala skor
baik kepada pelanggan sehingga mereka
yaitu 1. Artinya jawaban responden pada
menganggap
umumnya tidak terlalu jauh dari rata-rata
melaksanakan pelayanan prima kepada
skor sehingga dapat dimaknai bahwa
pelanggan.
bahwa
rata-rala
jawaban responden relatif homogen.
skor
mampu
terhadap
35
butir
variabel
Kualitas
pernyataan
untuk
Pelayanan
tanpa
jawaban
memperhitungkan margin error (tingkat
responden terhadap 35 butir pernyataan
kesalahan yang ditoleransi) adalah 146,05
untuk variabel Kualitas Pelayanan adalah
sehingga rata-rata per butir pertanyaan
105 sehingga rata-rata skor minimum per
adalah
butir
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
penyataan
minimun
telah
Rata-rata skor jawaban responden
1.3.Kualitas Pelayanan Jumlah
PP-PON
adalah
3.
Dengan
4,17.
Dengan
responden
skor terendah jawaban responden berada
Pelayanan tanpa memperhitungkan margin
pada rentang skor 3 (kurang setuju). Hal
error berada pada rentang skor 4 (setuju)
tersebut
dan skor 5 (sangat setuju). Hal tersebut
bahwa
Kualitas
responden/pelanggan dihinggapi keraguan
menunjukkan
antara keyakinannya bahwa mereka telah
menilai bahwa kualitas pelayanan di PP-
mendapatkan pelayanan yang baik di PP-
PON
PON tetapi kurang yakin apakah kualitas
dibandingkan
pelayanan yang mereka dapatkan telah
mengingat hal tersebut terjadi karena rata-
sesuai dengan yang mereka harapkan.
rata jawaban responden diambil dari
sudah
bahwa
variabel
bisa
demikian bisa ditafsirkan bahwa rata-rata
mengisaratkan
untuk
demikian
baik yang
responden
lebih masih
yang
banyak ragu-ragu,
keseluruhan responden sehingga hasilnya
merupakan perpaduan antara responden
2.Interpretasi Model
yang memiliki keraguan tentang kualitas
Uji keterandalan model atau uji
pelayanan PP-PON dengan responden
kelayakan model atau yang lebih populer
yang
disebut sebagai uji F (ada juga yang
merasa
yakin
tentang
kualitas
pelayanan PP-PON.
menyebutnya sebagai uji simultan model)
Rata-rata skor jawaban responden terhadap
35
butir
variabel
Kualitas
pernyataan Pelayanan
merupakan tahapan awal mengidentifikasi
untuk
model regresi yang diestimasi layak atau
dengan
tidak. Layak (andal) disini maksudnya
memperhitungkan margin error (tingkat
adalah
kesalahan yang ditoleransi) 5% atau
digunakan untuk menjelaskan pengaruh
tingkat kepercayaan 95% adalah 146,78
variabel-variabel bebas terhadap variabel
sehingga rata-rata per butir pertanyaan
terikat.
adalah
4,19.
Dengan
yang
diestimasi
layak
bisa
Hasil penghitungan nilai prob. F
ditafsirkan bahwa rata-rata skor jawaban
hitung (sig.) sebesar 0,000 lebih kecil dari
responden
untuk
Kualitas
tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
Pelayanan
dengan
memperhitungkan
disimpulkan bahwa model regresi linier
margin error berada pada rentang skor 4
yang diestimasi layak digunakan untuk
(setuju) dan skor 5 (sangat setuju). Selisih
menjelaskan pengaruh disiplin kerja dan
0,02
motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan
rata-rata
skor
demikian
model
variabel
jawaban
tentang
motivasi kerja tidak signifikan untuk diperhitungkan.
PP-PON. Setelah estimasi model regresi linier
Standar deviasi (simpangan baku)
berganda dilakukan dan diuji pemenuhan
skor jawaban responden adalah 10,25 Bisa
syaratnya
ditafsirkan
kelayakan modelnya, maka tahap terakhir
bahwa
rata-rata
jarak
penyimpangan titik-titik dari rata-rata skor
(uji
asumsi
klasik)
serta
adalah menginterpretasikannya.
jawaban responden butir pernyataan untuk
Interpretasi yang dilakukan terhadap
variabel Kualitas Pelayanan adalah sebesar
koefisien regresi meliputi dua hal, tanda
0,29 lebih kecil dari rentang skala skor
dan besaran. Tanda menunjukkan arah
yaitu 1. Artinya jawaban responden pada
hubungan, dapat bernilai positif atau
umumnya tidak terlalu jauh dari rata-rata
negatif. Positif menunjukkan pengaruh
skor sehingga dapat dimaknai bahwa
yang searah antara variabel bebas terhadap
jawaban responden relatif homogen.
variabel variabel
terikat
yang bebas
berarti
apabila
mengalami
kenaikan/peningkatan/ bertambah maka
variabel terikat akan mengalami hal yang
PP-PON
sama kenaikan/peningkatan/ bertambah
pelayanan PP-PON juga akan meningkat
dan apabila variabel bebas mengalami penurunan/pengurangan
maka
kualitas
Berdasarkan nilai koefisiennya dapat
akan
disimpulkan bahwa jika disiplin kerja naik
berdampak kepada variabel terikat yang
1 satuan maka akan meingkatkan kualitas
akan mengalami penurunan/pengurangan
pelayanan PP-PON sebesar 0,063 satuan
juga. Sedangkan negatif menunjukkan
dan sebaliknya. Sedangkan untuk variable
pengaruh yang berlawanan arah yaitu
motivasi kerja dapat disimpulkan bahwa
apabila
mengalami
jika motivasi kerja naik 1 satuan maka
kenaikan/peningkatan/ bertambah maka
akan meingkatkan kualitas pelayanan PP-
variabel terikat akan mengalami hal yang
PON sebesar 0,779 satuan.
variabel
maka
meningkat
bebas
sebaliknya yaitu penurunan/ pengurangan dan apabila variabel bebas mengalami penurunan/pengurangan terikat
maka
akan
variabel
mengalami
peningkatan/bertambah.
3.Keeratan
Hubungan
Pengaruh Antar Variabel a. Keeratan
hubungan
Kerja
(X2)
antara
ditunjukkan
berganda sebagai berikut :
Pearson Correlatian
Ŷ = 18,932 + 0,063X1 + 0,779X2 + e,
sehingga
Nilai (constant) menunjukan nilai 18,932
Satuan
variabel
Disiplin Kerja (X1) dengan Motivasi
Model (persamaan) regresi linier
sebesar
Dan
dapat
oleh
nilai
sebesar 0,699
disimpulkan
bahwa
Disiplin Kerja mempunyai hubungan
artinya
jika
nilai
yang kuat dengan Motivasi Kerja di PP-
variabel independent (bebas)
nol
maka
PON. Perubahan disiplin kerja akan
nilai variabel dependent (terikat) sebesar
mempengaruhi perubahan motivasi kerja
18,932. Dalam hal ini jika Disiplin Kerja
dan sebaliknya, artinya apabila disiplin
dan Motivasi Kerja bernilai 0,00 (nol)
kerja berubah maka motivasi kerja juga
maka Kualitas Pelayanan akan mencapai
akan berubah demikian juga apabila
sebesar 19% (pembulatan).
terjadi peningkatan motivasi kerja maka
Koefisien regresi untuk variabel disiplin kerja sebesar 0,063 dan variabel motivasi kerja
sebesar 0,779, bernilai
akan terjadi juga perubahan pada disiplin kerja. b.Keeratan
hubungan
antara
variabel
positif artinya pada saat disiplin kerja
Disiplin Kerja (X1) dengan Kualitas
pegawai PP-PON meningkat maka kualitas
Pelayanan (Y) ditunjukkan oleh nilai
pelayanan PP-PON juga akan meningkat.
Pearson Correlatian
Demikian juga jika motivasi kerja pegawai
sehingga
dapat
sebesar 0,438
disimpulkan
bahwa
Disiplin Kerja mempunyai hubungan
pelayanan juga akan berubah secara
yang sedang dengan Kualitas Pelayanan
positif.
di PP-PON. Perubahan disiplin kerja mempengaruhi
perubahan
kualitas
Hasil penelitian ini nilai t
hitung
variabel bebas motivasi kerja sebesar
pelayanan, artinya apabila disiplin kerja
5,538 lebih besar dibanding t
meningkat maka kualitas pelayanan juga
1,659 sedangkan nilai prob. t hitung dari
meningkat.
variabel bebas motivasi kerja sebesar
Pada penelitian ini nilai t
tabel
sebesar
hitung
0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka
variabel bebas disiplin kerja sebesar 0,320
dapat diartikan motivasi kerja mempunyai
lebih kecil dibanding t
sebesar 1,659,
keeratan hubungan yang kuat dengan
sedangkan nilai prob. t hitung dari variabel
kualitas pelayanan atau variabel bebas
bebas disiplin kerja sebesar 0,750 yang
motivasi kerja berpengaruh signifikan
lebih besar dari 0,05 artinya variabel bebas
terhadap
disiplin kerja mempunyai pengaruh lemah
pelayanan pada alpha 5% atau dengan kata
terhadap kualitas pelayanan atau disiplin
lain motivasi kerja berpengaruh signifikan
kerja
terhadap kualitas pelayanan di PP-PON
tidak
terhadap
tabel
berpengaruh
variabel
signifikan
terikat
kualitas
variabel
terikat
kualitas
pada taraf keyakinan 95%.
pelayanan pada alpha 5% atau dengan kata
d.Keeratan hubungan antara variable bebas
lain disiplin kerja tidak berpengaruh
disiplin kerja dan motivasi kerja secara
signifikan terhadap kualitas pelayanan di
bersama-sama dengan variabel terikat
PP-PON pada taraf keyakinan 95%.
kualitas
pelayanan
menunjukkan
hubungan Disiplin Kerja dan Motivasi c. Keeratan
variabel
Kerja dengan Kualitas Pelayanan di PP-
Motivasi Kerja (X2) dengan Kualitas
PON kuat sesuai dengan nilai R sebesar
Pelayanan (Y) ditunjukkan oleh nilai
0,603. Perubahan disiplin kerja dan
Pearson Correlatian
motivasi kerja secara bersama-sama akan
sehingga
hubungan
dapat
antara
sebesar 0,602
disimpulkan
bahwa
mempengaruhi
perubahan
kualitas
Motivasi Kerja mempunyai hubungan
pelayanan, artinya apabila disiplin kerja
yang kuat dengan Kualitas Pelayanan di
dan motivasi kerja meningkat maka
PP-PON. Perubahan motivasi kerja akan
kualitas pelayanan juga akan meningkat.
mempengaruhi
perubahan
kualitas
Hal tersebut juga dibuktikan dengan
pelayanan, artinya apabila motivasi kerja
nilai F
berubah secara positif maka kualitas
daripada nilai F
tabel
sebesar 3,08 yang lebih kecil hitung
sebesar 30,490
dengan tingkat sig 0,000 yang lebih kecil
dari 5% sehingga dapat disimpulkan
4.Hasil Uji Hipotesis
disiplin kereja dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan yang
Hipotesis 1 ditolak yaitu “Tidak
kuat dengan kualitas pelayanan atau bahwa
terdapat pengaruh signifikan disiplin kerja
variabel bebas Disiplin Kerja dan Motivasi
terhadap kualitas pelayanan di PP-PON”
Kerja secara bersama-sama berpengaruh
karena nilai t
signifikan
kerja sebesar 0,320 lebih kecil dibanding t
terhadap
variabel
terikat
hitung
variabel bebas disiplin
Kualitas Pelayanan di PP-PON pada taraf
tabel
sebesar 1,659 sedangkan berdasarkan
keyakinan 95%.
nilai prob. t hitung dari variabel bebas
Berdasarkan tabel Model Summary
disiplin kerja sebesar 0,750 yang lebih
jika dilihat dari nilai Adjusted R-Square
besar dari 0,05 sehingga variabel bebas
yang besarnya 0,351 menunjukkan bahwa
disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan
proporsi pengaruh variabel disiplin kerja
terhadap
dan motivasi kerja terhadap variabel
pelayanan pada alpha 5% atau dengan kata
kualitas pelayanan sebesar 35,1%. Dengan
lain disiplin kerja tidak berpengaruh
demikian dapat diartikan bahwa disiplin
signifikan terhadap kualitas pelayanan di
kerja dan motivasi kerja hanya memiliki
PP-PON pada taraf keyakinan 95%.
proporsi
Apabila disiplin kerja naik 1 satuan maka
pengaruh
pelayanan
sebesar
terhadap 35,1%
kualitas sedangkan
sisanya 64,9% dipengaruhi oleh variable
hanya
kualitas
meningkatkan
kualitas
Hipotesis 2 diterima yaitu “Terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kualitas
Hal tersebut menunjukkan bahwa masih
akan
terikat
pelayanan PP-PON sebesar 0,063 satuan.
lainnya yang tidak ada didalam model regresi linier.
variabel
banyak
factor
yang
akan
pelayanan di PP-PON" karena nilai t
hitung
variabel bebas motivasi kerja sebesar
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
5,538 lebih besar dibanding t
di PP-PON selain disiplin kerja dan
1,659 dan berdasarkan nilai prob. t hitung
motivasi kerja. Masih terdapat faktor-
dari variabel bebas motivasi kerja sebesar
faktor lain sebagai indikator dari kualitas
0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka
pelayanan,
Komitmen,
variabel bebas motivasi kerja berpengaruh
Kejujuran,
signifikan terhadap variabel terikat kualitas
Ketaatan, lnisiati, Adaptasi, sarana pra
pelayanan pada alpha 5% atau dengan kata
sarana, dan Sopan santun yang terdukung
lain motivasi kerja berpengaruh signifikan
oleh perilaku individu pegawai dalam
terhadap kualitas pelayanan di PP-PON
proses pelayanan kepada pelanggan.
pada
Kreativitas,
antara
lain
Loyalitas,
taraf
keyakinan
tabel
95%.
sebesar
Apabila
motivasi kerja naik 1 satuan maka akan
motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan
meingkatkan kualitas pelayanan PP-PON
antara lain sebagi berikut :
sebesar 0,779 satuan.
1.Hasil
penelitian
yang
dilakukan
Hipotesis 3 diterima yaitu “Terdapat
Romadhana Alhadi Lubis (2015) pada
pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja
Kantor Camat Medan Tembung Kota
secara bersama-sama terhadap kualitas
Medan
pelayanan di PP-PON", dibuktikan dengan
terdapat hubungan meskipun rendah
nilai F
antara disiplin kerja terhadap pelayanan
tabel
sebesar 3,08 yang lebih kecil
daripada nilai F nilai
F hitung
hitung
sebesar 30,490 dan
sebesar
30,490
yang
yang
menunjukkan
bahwa
publik di Kantor Camat Kecamatan Medan
Tembung.
Nilai
koefisien
memiliki tingkat sig 0,000 yang lebih kecil
determinasi antara variabel X (disiplin
dari 0,005 maka dapat simpulkan bahwa
kerja) dengan variabel Y (pelayanan
variabel bebas Disiplin Kerja dan Motivasi
publik), yang menghasilkan harga r xy
Kerja secara bersama-sama berpengaruh
sebesar 0,343, sehingga dapat diartikan
signifikan
terikat
bahwa kedua variabel tersebut bervariasi
Kualitas Pelayanan sehingga hipotesis
secara positif dan signifikan. Dengan
diterima.
demikian apabila disiplin kerja pegawai
terhadap
Mengingat
variabel
disiplin
secara
meningkat maka akan meningkatkan
parsial tidak memiliki pengaruh signifikan
pelayanan publik di Kantor Camat
terhadap
Medan Tembung Kota Medan.
kualitas
kerja
pelayanan
namun
motivasi kerja memiliki pengaruh yang
2.Penelitian P. Bonusia Agung M.P.
signifikan sedangkan secara bersama-sama
(2013)
terhadap
Kualitas
mimiliki pengaruh yang signifikan maka
Concierge Pada Hotel Sahid Jaya Solo
untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
menghasilkan
PP-PON harus sangat memperhatikan
product moment hubungan disiplin kerja
motivasi kerja dan secara bersama-sama
terhadap kualitas pelayanan petugas
meningkatkan disiplin kerja dan motivasi
concierge mempunyai nilai koefisien
kerja pegawai agar kualitas pelayanan
determinasi sebesar
meningkat sesuai harapan pelanggan.
atau sebesar 75 %. Kesimpulan dari hasil
perhitungan
Pelayanan
analisi
Rxy adalah 0,75
penelitian adalah ada pengaruh yang Hasil sejalan
penelitian
dengan
sebelumnya
tersebut
beberapa
yang
tekait
diatas
penelitian dengan
hubungan/pengaruh disiplin kerja dan
positif dan signifikan disiplin kerja dengan
kualitas
pelayanan
petugas
concierge. Semakin tinggi disiplin kerja
maka semakin tinggi pula kualitas
bidang
pelayanan petugas concierge.
sebagian besar dari perubahan yang
3.Hasil penelitian Elisabeth Desy Natalia S
persampahan
menunjukkan
terjadi pada kualitas pelayanan publik
(2011) pada pembuatan Kartu Tanda
bidang
Penduduk di Kelurahan Titi Rantai,
kontribusi dari motivasi kerja pegawai
Kecamatan Medan Baru, Kota Medan
yang memberikan
menunjukkan
bidang persampahan.
bahwa
motivasi
kerja
persampahan
merupakan
pelayanan
publik
pegawai mempunyai pengaruh yang positif
terhadap
kualitas
pelayanan
publik dan pengaruhnya berada pada
V. PENUTUP A. Kesimpulan
kategori yang sedang. Hal ini terbukti dengan
hasil
perhitungan
koefisien
Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai
korelasi product moment sebesar 0,4778.
berikut :
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
1.Disiplin kerja tidak berpengaruh
dinyatakan r hitung yaitu 0,4778 lebih
signifikan
terhadap
kualitas
besar dari r tabel dengan taraf signifikan
pelayanan di PP-PON pada taraf
5% sebesar 0,213.
keyakinan 95%. Koefisien regresi
4.Hasil penelitian Noor Ikhsan Muttaqin
sebesar 0,063 menunjukkan disiplin
dkk (2013) terhadap pelayanan publik di
kerja berpengaruh positif terhadap
Kantor Camat Tenggarong Kabupaten
kualitas pelayanan di PP-PON.
Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa motivasi terhadap
kerja
berpengaruh
pelayanan
publik.
kuat
2. Motivasi signifikan
kerja
berpengaruh
terhadap
kualitas
Apabila
pelayanan di PP-PON pada taraf
motivasi kerja ditingkatkan, maka akan
keyakinan 95%. Koefisien regresi
berpengaruh terhadap pelayanan publik
variabel motivasi kerja sebesar 0,779
yang diselenggarakan pada organisasi
menunjukkan
tersebut. Dan terlihat bahwa Motivasi
berpengaruh positif terhadap kualitas
kerja internal lebih berpengaruh kuat
pelayanan di PP-PON.
motivasi
kerja
terhadap pelayanan publik di Kantor
3. Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja
Camat Tenggarong Kabupaten Kutai
secara bersama-sama berpengaruh
Kartanegara, daripada motivasi kerja
signifikan
eksternal.
Pelayanan di PP-PON pada taraf
5.Hasil penelitian Siti Ismaryati (2010) di Kota Depok terkait pelayanan publik
terhadap
keyakinan 95%.
Kualitas
menciptakan situasi kerja yang baik,
B. Implikasi
menciptakan
kondisi
yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat
menggerakkan, menentukan tujuan
diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
yang ingin dicapai, pengawasan,
1.Peningkatan kualitas pelayanan di
kebijakan
perusahaan,
mengingat
PP-PON dapat dilakukan dengan
hal-hal tersebut merupakan indikator
meningkatkan disiplin kerja pegawai
yang memberikan pengaruh terhadap
karena
variabel Motivasi kerja.
apabila
disiplin
kerja
meningkat maka kualitas pelayanan juga
akan
meningkat
walaupun
3.Disiplin
kerja
yang
tinggi
motivasi kerja yang tinggi akan
peningkatannya tidak signifikan. Hal
meningkatkan kualitas
yang
Apabila
perlu
ditingkatkan
pada
dan
pelayanan.
PP-PON
dapat
pegawai adalah sikap menghormati,
meningkatkan disiplin kerja dan
ketaatan/kepatuhan
motivasi kerja maka peningkatan
terhadap
peraturan yang berlaku, kesanggupan
kualitas
menjalankan aturan,
dengan baik.
melaksanakan menerima
tugas,
sanksi,
kemampuan
akan
dicapai
kesediaan
meningkatkan
pimpinan
menggunakan sebagainya
kesanggupan
pelayanan
dalam
wewenang mengingat
dan hal-hal
C. Saran 1.Penegakan disiplin bagi pegawai PPPON
perlu
ditingkatkan
agar
pelanggan memperoleh pelayanan
tersebut merupakan indikator yang
yang
memberikan
mewujudkan pelayanan prima dapat
pengaruh
terhadap
Disiplin Kerja. 2.Upaya
sehingga
upaya
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
peningkatan
kualitas
pelayanan dapat dilakukan dengan meningkatkan
baik
motivasi
kerja
agar kepuasan masyarakat dan good governance dapat terwujud. 2.Pimpinan perlu memperhatikan dan
pegawai karena apabila motivasi
menciptakan
kerja
membangkitkan motivasi pegawai
meningkat
maka
kualitas
baik
yang perlu dilakukan pegawai adalah
pegawai maupun dari luar terkait
meningkatkan sikap mental posistif
dengan pemberian penghargaan baik
untuk
secara materi maupun non materi.
pengakuan,
memberikan tanggungjawab,
dari
untuk
pelayanan juga akan meningkat. Hal
kemajuan,
motivasi
terobosan
dalam
diri
3.Mengingat kualitas pelayanan tidak
hanya dipengaruhi oleh disiplin kerja dan
motivasi
pengembangan
kerja
maka
pegawai
perlu
dilakukan berbasis motivasi kerja dan hal-hal lain yang langsung terkait dengan pelayanan dan kepuasan pelanggan perlu diperhatikan lebih detil seperti kondisi lingkungan, penyediaan
akomodasi
dan
konsumsi, sarana dan prasarana, keamanan
lingkungan
dan
sebagainya.
Luthans, Fred. 2006., Perilaku Organisasi 10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Martoyo, Susilo. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta BPFF Parasuraman.2003. Jurnal pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepercayaan. Januari 2003 Robbin, Stephen. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, KontroversiAplikasi. Jilid 2 Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Prenhallindo.
DAFTAR PUSTAKA
Robbin, Stephen ,P Prinsip-Prinsip Prilaku Organisasi , 1999 Edisi Ke Lima, Jakarta Erlangga
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen Kualitas Pendidikan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Siagian, Sondang. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Dessler, Gark, 1999 Manajemen Personalia (Terjemahan Moh. Masud). Jakarta , Erlangga
Sinambela, Lijan Poltak.2012. Metodologi Penelitian kuantitatif. Cetakan Pertama. Yogjakarta : Graha Ilmu
Danim, Sujarwan, 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Cetakan 1. Bandung : Pustaka setia
Sinambela, Lijan Poltak.2014. Kinerja Pegawai : Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogjakarta : Graha Ilmu
Hani T Handoko. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV. ALFABETA
Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono.2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Thoha, Miftah. 2010. Perilaku Organisasi : Konsep dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Jakarta : Rajawali Pers. Wuryanto. Ign. 2003. Manajemen Kepegawaian. Jilid 2. Yogjakarta : Kanisius