PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh WIDYA NUR EVIANY 1401411005
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNUVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Widya Nur EViany
NIM
: 1401411005
Jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 13 April 2015 Peneliti,
Widya Nur Eviany NIM 1401411005
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Widya Nur Eviany, NIM 1401411005 berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”, telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Senin
tanggal : 20 April 2015
Semarang, 13 April 2015
Dosen Pembimbing
Masitah, S.Pd., M.Pd. NIP. 195206101980032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Widya Nur Eviany, NIM 1401411005 berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Senin
tanggal : 20 April 2015 Panitia Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Drs. Moch. Ichsan, M.Pd. NIP. 195006121984031001 Penguji Utama,
Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd. NIP.19561201 198703 1 001 Penguji I,
Penguji II,
Dra. Munisah, M.Pd. NIP. 195506141988032001
Masitah, S.Pd., M.Pd. NIP. 195206101980032001
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan, Dan bahwa usahanya akan kelihatan nantinya (Q.S. An-Najm: 39-40).
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (QS.Al-Mujadalah:11).
PERSEMBAHAN Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT karyaku ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Ibu Ibu Pangati dan Bapak Nurkamid.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya sehingga peneliti mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Di dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fakhtur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian. 3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memperlancar jalannya penelitian. 4. Masitah, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing yang sabar memberikan bimbingan dan arahan yang berharga. 5. Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji Utama Skripsi yang telah menguji dengan teliti dan sabar serta memberi masukan dan perbaikan skripsi ini
vi
6. Dra. Munisah, M.Pd., Dosen Penguji I Skripsi yang telah menguji dengan teliti dan memberikan masukan dan perbaikan skripsi ini. 7. Eny Anggorowati, S.Pd., Kepala SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 8. ML. Diah K.A., S.Pd., Guru Kolaborator yang telah memberikan bantuan dan bimbingan. 9. Teman-teman PPL SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dan teman seperjuangan PGSD angkatan 2010 yang telah membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian. 10. Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang yang telah menjadi subjek penelitian. 11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita tawakal dan memohon hidayah dan inayah-Nya. Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semarang, April 2015
Peneliti
vii
ABSTRAK
Eviany, Widya Nur. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Masitah, S.Pd., M.Pd. 237 hal.
Berdasarkan hasil observasi di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, tedapat masalah kualitas pembelajaran IPS yang belum optimal. Hal ini disebabkan kurangnya optimalisasi penggunaan model dan media pembelajaran yang inovatif yang berdampak pada keterampilan guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa kurang optimal. Berdasarkan hasil evaluasi mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVA Semester I SDN Kalibanteng Kidul 01 tahun pelajaran 2014/2015, dari 43 siswa terdapat 28 siswa (65,12%) yang nilaianya masih di bawah KKM (70), dan hanya 15 siswa (34,88%) yang tuntas. Diperlukan suatu perbaikan pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran NHT dengan media powerpoint. Rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?”. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 sebanyak 43 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian keterampilan guru pada siklus I mendapat skor 28 kategori baik, pada siklus II mendapat skor 36 kategori baik, dan siklus III mendapat skor 46 kategori sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat rata-rata skor 23,58 kategori cukup, siklus II mendapat rata-rata skor 30,65 kategori baik, dan siklus III mendapat rata-rata skor 40,12 kategori sangat baik. Hasil belajar ranah kognitif diperoleh ketuntasan klasikal 62,80%, siklus II 74,42%, dan siklus III 86,05%. Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar IPS siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01. Saran dari penelitian ini adalah hendaknya guru menerapkan model NHT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Kata Kunci: IPS; kualitas pembelajaran; NHT; powerpoint
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v PRAKATA .................................................................................................. vi ABSTRAK .................................................................................................. viii DAFTAR ISI............................................................................................... ix DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ......................................... 10 1.2.1
Rumusan Masalah ............................................................................ 10
1.2.2
Pemecahan Masalah ......................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 12 1.3.1
Tujuan Umum .................................................................................. 12
1.3.2
Tujuan Khusus ................................................................................. 12
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 12 1.4.1
Manfaat Teoritis ............................................................................... 12
1.4.2
Manfaat Praktis ................................................................................ 13
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ........................................................................................... 15 2.1.1
Hakikat Belajar ................................................................................ 15
2.1.1.1 Pengertian Belajar ............................................................................ 15 2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................................... 16 2.1.2
Hakikat Pembelajaran ...................................................................... 17
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran .................................................................. 17 2.1.2.2 Komponen Pembelajaran ................................................................. 18 2.1.3
Kualitas Pembelajaran ..................................................................... 19
2.1.3.1 Keterampilan Guru........................................................................... 20 2.1.3.2 Aktivitas Siswa ................................................................................ 34 2.1.3.3 Hasil Belajar..................................................................................... 37 2.1.4
Hakikat Pembelajaran IPS ............................................................... 42
2.1.4.1 Pengertian IPS .................................................................................. 42 2.1.4.2 Tujuan IPS ....................................................................................... 44 2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS .......................................................................... 46 2.1.5
Pembelajaran IPS di SD ................................................................... 48
2.1.6
Materi Pembelajaran dalam Penelitian ............................................ 49
2.1.7
Evaluasi IPS ..................................................................................... 52
2.1.8
Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 55
2.1.9
Model Pembelajaran NHT ............................................................... 56
2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran NHT ............................................. 56 2.1.9.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT .................... 58
x
2.1.9.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT .................................. 59 2.1.10 Media Pembelajaran......................................................................... 60 2.1.10.1 Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 60 2.1.10.2 Fungsi Media Pembelajaran ........................................................... 61 2.1.10.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran ..................................................... 62 2.1.11 Media Powerpoint ............................................................................ 63 2.1.12 Penerapan Model NHT dengan Media Powerpoint pada Pembelajaran IPS .................................................................... 67 2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Model NHT dengan Media Powerpoint ............................................................... 69 2.2 Kajian Empiris ....................................................................................... 71 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 77 2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................ 80 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Subjek Penelitian ................................................................................... 81 3.2.Variabel Penelitian ................................................................................. 81 3.3.Prosedur PTK ......................................................................................... 82 3.3.1. Pengertian PTK ................................................................................ 82 3.3.2. Prosedur Pelaksanaan PTK .............................................................. 82 3.3.2.1.Perencanaan ..................................................................................... 83 3.3.2.2.Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 84 3.3.2.3.Observasi.......................................................................................... 85 3.3.2.4.Refleksi ............................................................................................ 85 3.4.Siklus Penelitian..................................................................................... 86
xi
3.4.1. Siklus I ............................................................................................. 86 3.4.2. Siklus II ............................................................................................ 90 3.4.3. Siklus III........................................................................................... 95 3.5.Data dan Cara Pengumpulan Data ......................................................... 99 3.5.1. Sumber Data..................................................................................... 99 3.5.2. Jenis Data ......................................................................................... 100 3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 101 3.5.4. Teknik Analisis Data........................................................................ 103 3.5.4.1.Data Kuantitatif ................................................................................ 103 3.5.4.2.Data Kualitatif .................................................................................. 106 3.6.Indikator Keberhasilan ........................................................................... 109 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 110 4.1.1
Deskripsi Data Penelitian Siklus I ................................................... 110
4.1.1.1 Perencanaan ..................................................................................... 110 4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 112 4.1.1.3 Observasi.......................................................................................... 116 4.1.1.4 Refleksi ............................................................................................ 138 4.1.1.5 Revisi ............................................................................................... 140 4.1.2
Deskripsi Data Penelitian Siklus II .................................................. 144
4.1.2.1 Perencanaan ..................................................................................... 144 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 145 4.1.2.3 Observasi.......................................................................................... 149
xii
4.1.2.4 Refleksi ............................................................................................ 169 4.1.2.5 Revisi ............................................................................................... 170 4.1.3
Deskripsi Data Penelitian Siklus III ................................................. 173
4.1.3.1 Perencanaan ..................................................................................... 173 4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 174 4.1.3.3 Observasi.......................................................................................... 178 4.1.3.4 Refleksi ............................................................................................ 198 4.1.3.5 Revisi ............................................................................................... 198 4.1.4
Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan ............................... 199
4.2 Pembahasan............................................................................................ 206 4.2.1
Pemaknaan Temuan Penelitian ........................................................ 206
4.2.1.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru ................................................ 206 4.2.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ...................................................... 212 4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 216 4.2.2
Uji Hipotesis .................................................................................... 226
4.2.3
Implikasi Hasil Penelitian ................................................................ 226
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................ 229 5.2 Saran ...................................................................................................... 231 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 232 LAMPIRAN................................................................................................ 238
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester II .................................................................47 Tabel 2.2 Langkah-langkah Model NHT dengan Media Powerpoint ......68 Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Individual .....................................105 Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%) ......................................................................106 Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Data Kualitatif .......................................108 Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Keterampilan Guru ................................108 Tabel 3.5 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa ......................................108 Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Afektif .............................108 Tabel 3.7 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Psikomotor.......................109 Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ...................117 Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .........................124 Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ...................132 Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus I .....................133 Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus I ..............136 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I .......................................143 Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ..................150 Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........................156 Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II ..................163 Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II ....................165 Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus II .............167
xiv
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II .....................................172 Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III.................179 Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ......................185 Tabel 4.15 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus III.................192 Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III...................193 Tabel 4.17 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus III ............196 Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus III ....................................199 Tabel 4.19 Rekapitulasi Data Siklus I, II, dan III .......................................200 Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ....................203
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 79 Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK ................................................... 83 Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ............ 118 Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................. 125 Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ............................................................ 132 Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar SiswaRanah Afektif Siklus I ............... 134 Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus I ....... 137 Gambar 4.6 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ........... 151 Gambar 4.7 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................. 157 Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II........................................................... 164 Gambar 4.9 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II ............. 165 Gambar 4.10 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus II ...... 168 Gambar 4.11 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III.......... 180 Gambar 4.12 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ............... 186 Gambar 4.13 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus III ......................................................... 192 Gambar 4.14 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III ............ 194 Gambar 4.15 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus III .................................................... 196 Gambar 4.16 Diagram Perolehan Skor Keterampilan Guru .......................... 200 Gambar 4.17 Grafik Peningkatan Skor Keterampilan Guru .......................... 201 xvi
Gambar 4.18 Diagram Perolehan skor Aktivitas Siswa ................................. 201 Gambar 4.19 Grafik Peningkatan Skor Aktivitas Siswa ................................ 202 Gambar 4.20 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ....... 203 Gambar 4.21 Diagram Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif .. 204 Gambar 4.22 Grafik Peningkatan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 204 Gambar 4.23 Diagram Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ................................. 205 Gambar 4.24 Grafik Peningkatan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ................................. 205
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Penelitian .............................................................238
Lampiran 2
Hasil Penelitian.....................................................................338
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Pada era globalisasi sekarang ini, segala aspek kehidupan manusia
mengalami perkembangan. Untuk menghadapi perkembangan tersebut maka dibutuhkan pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itu, guru sebagai salah satu pemegang
kunci
kesuksesan
pendidikan
nasional
harus
mampu
mengembangkan segala kemampuannya untuk menjalankan tugasnya. Guru dituntut untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan professional dalam melaksanakan tugas pendidikan nasional ini.
1
2
Pendidikan erat kaitannya dengan kurikulum. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 13, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selanjutnya, pada ayat 15 disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) berpusat pada potensi, perkembangan serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya, 2) beragam dan terpadu, 3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4) relevan dengan kebutuhan, 5) menyeluruh dan berkesinambungan, 6) belajar sepanjang hayat, dan7)
seimbang
antara
kepentingan
global,
nasional
dan
lokal.
(Permendiknas nomor 22 tahun 2006). Struktur KTSP pada jenjang SD/MI memuat delapan mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Delapan mata pelajaran tersebut yaitu Pendidikan
Agama,
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Bahasa
Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya
3
dan Keteramilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. (BSNP, 2006: 11-12). Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah disebutkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang disusun secara sistematis dan terpadu dalam proses pembelajaran sebagai bekal hidup
di masyarakat.
Saidiharjo
(dalam Taneo 2010: 1.8) menjelaskan IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu IPS. IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial, yaitu bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada. Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu (Hidayati, 2008: 1-27). Tujuan pendidikan IPS menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3)memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
4
4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Dalam pencapaian tujuan pelajaran IPS tersebut, terdapat permasalahan dalam strategi dan sarana pembelajaran IPS. Berdasarkan temuan kajian di lapangan oleh Depdiknas (2007), ada suatu kecenderungan pemahaman yang salah bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan. Pemahaman seperti ini berakibat pada pembelajaran yang lebih menekankan pada verbalisme. Guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas guru, bukan pada aktivitas siswa. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang variatif, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bahkan menyuruh siswa untuk mencatat. Selain itu guru masih berorientasi pada buku teks, dan tidak mengacu pada dokumen kurikulum. Padahal seharusnya guru mampu menjabarkan dan mengembangkan kurikulum agar ketercapai tujuan pembelajaran dapat maksimal. Hal tersebut menjadikan pembelajaran
kurang
variatif
dan
tidak
mengaktifkan
siswa.
Siswa
mendengarkan penjelasan guru yang mengejar ketercapaian materi saja tanpa membuat siswa paham. Hal ini kurang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis. Daryanto (2012: 57) mendefinisikan kualitas pembelajaran sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Depdiknas (2004:7) menjelaskan terdapat tujuh komponen kualitas pembelajaran: (1) keterampilan guru berupa kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan yang ditetapkan, (2) aktivitas siswa adalah segala bentuk kegiatan siswa baik
5
secara fisik maupun non-fisik, (3) hasil belajar siswa yaitu perubahan perilaku setelah mengalami aktivitas belajar, (4) iklim mengacu pada interaksi antar komponen seperti guru dan siswa, (5) materi disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai, (6) media merupakan alat bantu untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa, dan (7) sistem pembelajaran adalah proses yang terjadi di sekolah. Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama kolaborator selama Praktik Pengalaman Lapangan menunjukkan adanya permasalahan dalam kualitas pembelajaran IPS di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Keterampilan guru kelas VIA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang pada pembelajaran IPS kurang optimal. Guru belum mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran yang inovatif sehingga menyebabkan siswa cenderung bosan. Keterampilan bertanya guru masih kurang interaktif, sehingga beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan pembelajaran. Keterampilan guru dalam menggunakan variasi kurang optimal, pola interaksi guru belum melibatkan semua siswa. Guru belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran terutama media yang berbasis teknologi sehingga siswa kurang tertarik dan kurang antusias mengikuti pembelajaran. Pemberian penghargaan terhadap siswa maupun kelompok yang aktif juga belum dioptimalkan. Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 pada pembelajaran IPS juga kurang optimal. Sesuai hasil refleksi bersama
6
kolaborator, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pembentukan komunitas belajar atau kelompok diskusi dalam pembelajaran di kelas masih kurang dioptimalkan, sehingga kurang menumbuhkan hubungan sosial yang baik di antara siswa. Partisipasi, kerjasama, dan kompetisi di antara siswa belum dikembangkan secara optimal. Rasa tanggung jawab terhadap tugas kelompok juga masih kurang optimal. Hanya beberapa siswa yang mengerjakan tugas kelompok, dan kurang aktif bertanya maupun memberi tanggapan. Permasalahan pembelajaran IPS tersebut juga didukung oleh data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang pada mata pelajaran IPS. Dari 43 siswa, hanya 34,88% atau 15 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 70. Sedangkan sisanya, yaitu 65,12% atau 28 siswa belum mencapai KKM. Dengan melihat data pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS tersebut, perlu dicari alternatif pemecahannya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Peneliti bersama tim kolaborator menetapkan alternatif tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media powerpoint. Model Pembelajaran koopertif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keagamaan, dan pengembangan keterampilan sosial (Suprijono 2012: 61). NHT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kesadaran
7
peserta didik dalam kerja sama kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen, yang pada umumnya digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran (Daryanto, 2012: 245). Tujuan NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Hadi, 2014: 203). Model NHT dapat mengembangkan kemampuan jiwa kreatif, kritis, bagi peserta didik dalam kegiatan diskusi, mengerjakan tugas atau LKS, memotivasi peserta didik agar mampu bersaing dalam kelompok maupun di luar kelompok. Pada model NHT ini, pembelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah saja, namun ada variasi metode yang dapat menarik siswa belajar sehingga suasana belajar dapat kondusif. Tahap-tahap pelaksanaan NHT pada hakiktnya sama dengan diskusi kelompok, yaitu: 1) siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok, 2) masingmasing siswa dalam kelompok diberi nomor, 3) guru member tugas/ pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya, 4) setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut, 5) guru memanggil salah satu nomor secara acak, dan 6) siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka (Hadi, 2014: 203). Kelebihan model NHT menurut Hamdani (2011: 90) adalah 1) setiap siswa menjadi siap semua; 2) siswa dapat melakukan diskusi dengan
8
sungguh-sungguh; 3) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Melalui model NHT dapat meningkatkan semangat kerja sama siswa serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Dalam pelaksanaanya, nomor kepala menggunakan gambar yang disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan semangat dan rasa ingin tahu siswa. Pembelajaran IPS menggunakan model NHT akan leih optimal apabila ditunjang dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa) (Aqib 2014: 50). Pada penelitian ini, media yang digunakan adalah media powerpoint. Menurut Susilana (2013: 99), program Microsoft Office Powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data. Pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint ini dapat meningkatkan keberhasilan penyampaian materi kepada siswa. Penelitian relevan yang mendukung dan memperkuat penelitian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Haydon, dkk (2010) dalam jurnal internasional Springer Science+Business Media vol.19 berjudul “Effects of Numbered Heads Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities” menunjukkan bahwa dengan penerapan NHT
9
dapat meningkatkan perilaku mengerjakan tugas dan skor kuis harian selama berdiskusi menyatukan pendapat (Heads Together) pada siswa berkebutuhan khusus dengan gangguan perilaku emosional. Selanjutnya penelitian oleh Dewi (2014) dalam Jurnal Nasional Didaktia Dwija Indria (SOLO) vol. 2 no. 7 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar pada siswa kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terbukti pada prasiklus nilai rata-rata kelas hanya 57,39. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi 70,65. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,96. Bukan hanya nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan, tetapi ketuntasan klasikal juga meningkat. Jika pada prasiklus ketuntasan klasikal hanya 39,13%, maka pada siklus I mengalami peningkatan men-jadi 69,57%. Pada siklus II ketuntasan klasi-kal meningkat lagi menjadi 91,30 %. Pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint dapat membantu guru dalam mengkondisikan dan menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran, dapat mendorong peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran, bertanggung jawab terhadap tugas kelompok dan mampu berpikir analitis sehingga dapat dengan mudah memahami antara materi yang diajarkan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.
10
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”.
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 1.2.1
Rumusan Masalah Setelah
mengkaji
latar
belakang
masalah
dapat
dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?” Lebih khusus rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut. a.
Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?
b.
Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?
c.
Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?
11
1.2.2
Pemecahan Masalah Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran IPS yang terjadi pada
kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model NHT menurut Hamdani (2010:90) dikombinasikan dengan media powerpoint menurut Sanjaya (2012: 188-191). Adapun langkah-langkah pembelajaran model NHT dengan media powerpoint adalah sebagai berikut: a. Guru membuka pembelajaran b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran d. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda f. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) g. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut h. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka i. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru j. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi k. Siswa mengerjakan evaluasi
12
1.3
TUJUAN PENELITIAN
1.3.1
Tujuan Umum Dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. 1.3.2 a.
Tujuan Khusus Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui model NHT dengan media powerpoint.
b.
Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui model NHT dengan media powerpoint.
c.
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui model NHT dengan media powerpoint.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1
Manfaat Teoritis Secara teoritis, model pembelajaran NHT dengan media powerpoint
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada sekolah dasar, sehingga dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS di sekolah dasar.
13
Selebihnya
memberikan
kontribusi
bagi
pendidikan
yaitu
dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.4.2
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi dalam
proses pembelajaran IPS, selain itu dapat memberikan manfaat bagi: a. Guru 1) Meningkatkan keterampilan dan kreatifitas guru melalui penggunaan model pembelajaran inovatif dan media teknologi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS. 2) Mendorong guru untuk berperan sebagai model, fasilitator, motivator, dan evaluator. 3) Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam pembelajaran. b. Siswa 1) Meningkatkan keaktifan dan fokus siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan pemahaman siswa. 2) Menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. 3) Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS meningkat
14
c. Sekolah 1) Meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah tersebut dan memotivasi para guru untuk menggunakan berbagai model pembelajaran yang inovatif. 2) Mendorong
sekolah
untuk
melengkapi
menunjang proses pembelajaran.
berbagai
sarana
untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
KAJIAN TEORI
2.1.1
Hakikat Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan
ataupun
perubahan
sementara
karena
suatu
hal
(Komalasari, 2010:8). Belajar menurut Hamdani (2011: 21) merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Selain itu belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, dan tidak bersifat verbalistik. Sardiman (2012: 20) menjelaskan belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan dalam pengertian sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Suryani dan Agung (2012: 36) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi dari hasil latihan yang dilakukan secara
15
16
sadar, bersifat fungsional, menetap, bersifat aktif dan positif berdasarkan atas latihan, bertujuan dan terarah, serta mencakup keseluruhan aspek kepribadian. Berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses kegiatan perubahan tingkah laku atau penampilan seseorang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang melalui latihan dan interaksi dengan lingkungannya serta proses pengalamannya dalam jangka waktu yang lama menuju terbentuknya pribadi yang seutuhnya dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal. 2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010: 54) dibagi dalam dua kelompok, yaitu: a. Faktor Intern (Faktor yang Berasal dari Dalam) Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 1. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh 2. Faktor Psikologis, meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan 3. Faktor kelelahan, meliputi kelehan jasmani dan kelelahan rohani b. Faktor Ekstern (Faktor yang berasal dari luar) Faktor ekstern
yang
berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu: faktor masyarakat.
keluarga, faktor sekolah dan faktor
17
1. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga 2. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, metode belajar. 3. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul. 2.1.2 2.1.2.1
Hakikat Pembelajaran Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara
sistematis agar subjek didik/pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2010:3). Pembelajaran
berorientasi
pada
bagaimana
siswa
berperilaku,
memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang hasil
belajar
dalam
bentuk
selanjutnya dapat menyebabkan adanya ingatan
jangka
panjang
(Rifa’i dan Anni, 2011:193). Menurut Thobroni (2011: 21) pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Secara lebih rinci Suprijono (2012: 13) menjelaskan bahwa pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.
18
Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinyapembelajaran, guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswa untuk mempelajarinya. Jadi, siswa menjadi subjek dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Sukardi (2013:1) menjelaskan belajar mengajar atau disebut juga pembelajaran adalah suatu kegiatan pendidikan yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi ini dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum kegiatan dilakukan. Berbagai definisi pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi yang berarti antara guru dan siswa dalam suatu kegiatan proses belajar dan mengajar dan didukung oleh sumber belajar dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara optimal dan menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Proses belajar melibatkan semua hal yang dapat membantu kelancaran belajar siswa. 2.1.2.2
Komponen Pembelajaran Kegiatan pembelajaran berjalan lancar apabila terdapat komponen yang
mendukung. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Komponen-komponen pembelajaran menurut Rifa’i dan Anni (2011:194-197), yaitu: 1) Tujuan, berupa pengetahuan, dan keterampilan, atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam
tujuan
pembelajaran
semakin
spesifik
dan
operasional,
19
2) Subyek belajar, yaitu siswa dan guru yang merupakan komponen utama karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek, 3) Materi pelajaran, berada dalam Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan buku sumber, 4) Strategi, pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran
yang
diyakini
efektivitasnya
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran, 5) Media pembelajaran, merupakan alat/wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaranuntuk membantu penyampaian pesan pembelajaran, 6) Penunjang, berupa fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya, berfungsi untuk memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran. 2.1.3
Kualitas Pembelajaran Menurut Etzioni (dalam Hamdani, 2011: 194), kualitas atau disebut juga
dengan mutu dan keefektifan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mecapai sasaran atau tingkat pencapaian tujuan-tujuan (Prokopenko dalam Hamdani 2011: 194). Daryanto (2013: 57) juga menjelaskan bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran menurut Sudjana (2013: 40) ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.
20
Berdasarkan pendapat-pendapat tentang kualitas atau efektivitas pembelajaran tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah
tingkat
keberhasilan
pencapaian
tujuan
pembelajaran
berupa
peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui proses pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran tidak akan tercapai tanpa keterkaitan antara komponen-komponen di dalamnya. Depdiknas (2004: 7) menjelaskan terdapat tujuh komponen kualitas pembelajaran: (1) keterampilan guru berupa kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan yang ditetapkan, (2) aktivitas siswa adalah segala bentuk kegiatan siswa baik secara fisik maupun non-fisik, (3) hasil belajar siswa yaitu perubahan perilaku setelah mengalami aktivitas belajar, (4) iklim mengacu pada interaksi antar komponen seperti guru dan siswa, (5) materi disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai, (6) media merupakan alat bantu untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa, dan (7) sistem pembelajaran adalah proses yang terjadi di sekolah. Pada penelitian ini, akan dikaji tiga variabel yang mencakup ketujuh komponen tersebut, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint. Lebih jelasnya ketiga indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut: 2.1.3.1 Keterampilan Guru Guru
merupakan
figur
yang
sangat
penting
dalam
kegiatan
pembelajaran. Guru sangat berperan besar dan berpengaruh pada kesuksesan
21
belajar anak. Untuk itu, seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar. Rusman (2013: 80) mengemukakan bahwa keterampilan dasar mengajar (teaching skill) merupakan suatu karakteristrik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui
tindakan.
Yang
dimaksud
dengan
keterampilan
dasar
ialah
keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan itulah yang dapat membedakan mana yang guru profesional dan mana yang bukan (Aqib, 2013:83). Menurut Rusman (2013: 80-92) keterampilan dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui sembilan keterampilan mengajar, yaitu: a. Keterampilan Membuka Pelajaran Kegiatan membuka pelajaran adalah merupakan kegiatan awal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam suatu pembelajaran. Karena kegiatan ini adalah kegiatan awal yang akan sangat menentukan keberlangsungan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya karena merupakan pengkondisian mental atau psikologi siswa agar siap menerima pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Apabila kegiatan ini berhasil dilakukan oleh guru, maka kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti dan kegiatan penutup juga akan berhasil. Uzer Usman (dalam Rusman, 2013: 81) menjelaskan komponen-komponen dalam membuka pelajaran, yaitu: 1) menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi;
22
2) menimbulkan
motivasi,
disertai
kehangatan
dan
keantusiasan,
menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan memerhatikan minat atau interes siswa; 3) memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemuakan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan beberapa pertanyaan; 4) memberikan apersepsi (memberi kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari), sehingga materi yang dipelajari merupakan suatu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah. b. Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan ini sangat penting dikuasai oleh seorang guru. Karena melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna (Sanjaya, 2011: 33). Menurut Joni (1985: 33-47) keterampilan bertanya dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Keterampilan bertanya dasar (a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan siswa sehingga mudah dipahami siswa.
23
(b) Pemberian acuan Sebelum mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. (c) Pemindahan giliran Untuk pertanyaan yang luas boleh dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena sering kali jawaban siswa belum benar atau belum sesuai. Cara ini juga dapat menarik perhatian siswa. (d) Penyebaran Agar semua siswa aktif dalam pembelajaran guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan yang berbeda-beda. (e) Pemberian waktu berpikir Sesudah
mengajukan
pertanyaan
keseluruh
siswa
guru
perlu
memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik ini sangat perlu agar siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban. (f) Pemberian tuntutan Apabila siswa memberikan jawaban yang salah atau tidak dapat memberikan jawaban maka guru harus memberikan tuntutan kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar dengan cara mengukapakan sekali yang
lebih
untuk
menemukan
lagi
mudah
pertanyaan tersebut
dipahami
jawaban
yang
siswa, benar,
dengan bahasa
menuntun dan
siswa
mengulangi
24
penjelasan-penjelasan
sebelumnya
yang
berhubungan
dengan
pertanyaan itu. 2) Keterampilan bertanya lanjutan. (a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan Pertanyaan yang dikemukakan guru hendaknya dapat mengandung proses mental yang rendah dan tinggi, adalah pertanyaan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. (b) Pengaturan urutan pertanyaan Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa. (c) Penggunaan pertanyaan pelacak Jika jawaban yang diungkapkan siswa benar tetapi kurang sempurna maka guru dapat mengajukan peranyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. (d) Peningkatan terjadinya interaksi Agar siswa aktif dalam pembelajaran guru hendaknya menghilangkan peranannya sebagai sentral dengan cara guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dengan teman terdekatnya, dan jika siswa bertanya kepada guru, sebaiknya guru menunda untuk menjawab akan tetapi guru melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain.
25
c. Keterampilan Memberi Penguatan (reinforcement skills) Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti betul, bagus, pintar, ya, seratus, tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, elusan, isyarat, sentuhan, pendekatan, dan sebagainya) yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu tindakan
dorongan,
sehingga
perbuatan
tersebut
terus
diulang
(Rusman, 2013: 84). Komponen-komponen keterampilan memberikan penguatan yang perlu dipahami dan dikuasai guru menurut Joni (1985: 69-72) adalah: 1) Penguatan verbal Penguatan verbal merupakan komentar guru berupa kata-kata pujian, dukungan, pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa. 2) Penguatan non verbal Komponen penguatan non verbal yaitu: (a) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan, seperti senyuman, anggukan, acungan ibu jari, tepuk tangan. (b) Penguatan dengan cara mendekati, ialah mendekatnya guru kepada siswa untuk menyatakan perhatian dam kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah laku dan atau penampilan siswa.
26
(c) Penguatan dengan sentuhan, seperti menepuk bahu atau pundak siswa dan menjabat tangan siswa,. (d) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa. (e) Penguatan simbol atau benda, yang berbentuk simbol antara lain dapat berupa tanga cheklist () atau komentar tertulis pada buku siswa, sedangkan yang benda dapat berupa kartu bergambar, bintang plastik, stiker. (f) Penguatan tak penuh, jika siwa memberikan jawaban yang kurang tepat guru hendaknya tidak langsung merespon dengan menyalahkan siswa akan tetapi memberikan penguatan tak penuh. d. Keterampilan Mengadakan Variasi Variasi adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran (Sanjaya, 2011: 38). Penggunaan variasi dimaksudkan agar siswa terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas muncul. Penggunaan variasi merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan
minat,
(Rusman, 2013: 86).
gairah,
dan
aktivitas
belajar
yang
efektif
27
Ada tiga prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi yang perlu diperhatikan guru, yaitu: 1) variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2) variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. 3) direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Rusman, 2013: 86) Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yakni: 1)
Variasi gaya mengajar: variasi suara (rendah, tinggi, besar, kecil), memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak, mengadakan kontak pandang dengan peserta didik, variasi gerakan badan dan mimic, serta mengubah posisi (di depan kelas, keliling di tengah kelas, dan kebelakang tapi jangan mengganggu suasana pembelajaran)
2)
Variasi penggunaan media dan sumber belajar: variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dimanipulasi, srta penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
3)
Variasi pola interaksi: variasi dalam pengelompokkan peserta didik, variasi tempat kegiatan pembelajaran, variasi pola pengaturan guru, variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik.
28
4)
Variasi
dalam
kegiatan
pembelajaran:
penggunaan
metode
pembelajaran, media dan sumber belajar, pemberian contoh dan ilustrasi, interaksi dan kegiatan peserta didik (Joni, 1985: 88 - 90). e. Keterampilan Menjelaskan Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Menurut Majid (2014: 241) keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Rusman (2013: 87-88) mengemukakan, penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa 2) Penggunaan contoh dan ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari 3) Pemberian tekanan 4) Penggunaan balikan f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara bekelompok. Untuk itu keterampilan guru harus
29
dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil, yaitu: 1) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi, kemukakanlah
masalah-masalah
khusus,
catat
perubahan
atau
penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi; 2) memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam memimpin diskusi soerang guru perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan, meminta komemntar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta diskusi memperoleh pengertian yang lebih jelas; 3) menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam diskusi,menuntut
seorang
guru
harus
menganalisis
dengan
cara
memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di samping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat; 4) meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan penuh perhatian; 5) memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dilakuan dengan cara memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan
30
kesempatan pada siswa yang belum bertanya (pendiam) terlebih dahulu, mencegah
monopoli
pembicaraan,
dan
mendorong siswa
untuk
berkomentar terhadap pertanyaan temannya; 6) menutup
diskusi,
yaitu
membuat
rangkuman
hasil
diskusi,
menindaklanjuti hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi; 7) hal-hal
yang
perlu
dihindarkan
adalah
mendominasi/monopoli
pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi (Rusman, 2013: 89-90). g. Keterampilan Mengelola Kelas Menurut Sanjaya (2011: 44) keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Komponen-komponen
dalam
mengelola
kelas
menurut
Rusman (2013:90) adalah sebagai berikut: 1) keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan 2) kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang, memberikan penguatan. 3) keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa
31
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Menurut Joni (1985: 54-67) keterampilan mengelola kelas terbagi menjadi dua yaitu: 1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, antara lain: (a) Menunjukan sikap tanggap. Guru sebaiknya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai perilaku yang muncul didalam kelas, baik perilaku yang mendukung seperti tanggap terhadap perhatian siswa, keantusiasan siswa, motivasi siswa yang tinggi, dan lain-lain; maupun tanggap terhadap perilaku yang tidak mendukung seperti ketidakacuhan, motivasi belajar siswa rendah, dan lain sebagainya. (b) Membagi perhatian Pengelolaan
yang efektif terjadi bila
guru mampu membagi
perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan visual yaitu guru mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan lain, dan verbal yaitu guru dapat memberikan komentar singkat terhadap aktivitas siswa. (c) Memusatkan perhatian kelompok Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugastugas yang dilakukan. Ada dua cara memusatkan perhatian kelompok. Pertama, menyiagakan siswa yaitu dengan memusatkan perhatian siswa
32
pada suatu tugas dengan menciptakan situasi yang menarik. Kedua, menuntut tanggungjawab siswa dengan cara mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa. (d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas Komponen ini berhubungan dengan petunjuk guru yang disampaikan secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas, kelompok, maupun perorangan. (e) Menegur Cara guru dalam menegur tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok dalam kelas yaitu dilakukan dengan cara verbal yang harus memenuhi syarat, antara lain tegas dan jelas serta tertuju kepada siswa yang menggagu, menghindari peringatan kasar dan menyakitkan, serta menghindari ejekan yang berlebihan. (f) Memberi penguatan Tujuan dan cara penggunaan kompone keterampilan memberi penguatan dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran maupun yang mengganggu proses pembelajaran. 2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
33
h. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan Rusman (2013: 91) menyatakan bahwa pembelajaran individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes siswa. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam pembelajaran perseorangan adalah: (1) keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi; (2) keterampilan mengorganisasi; (3) keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi; (4) keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. i. Keterampilan Menutup Pelajaran Rusman (2013:92) menjelaskan bahwa keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudakn untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Komponen menutup pelajaran diantaranya adalah: 1) Meninjau kembali materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran 2) Melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam menciptakan suasana
34
belajar yang kondusif selama proses pembelajaran, sehingga dapat membawa siswa ke arah perkembangan intelektual serta pengembangan psikis/jiwa yang lebih baik. Pada penelitian ini, indikator penilaian keterampilan guru adalah: a. Membuka pelajaran b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Menggunakan media powerpoint d. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajara e. Menyampaikan materi pembelajaran f. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran g. Membimbing pembentukan kelompok kecil dan menjelaskan aturan diskusi h.
Membimbing diskusi kelompok siswa
i. Menggunakan model NHT dalam diskusi kelompok j. Membimbing presentasi hasil diskusi k.
Memberikan penguatan kepada siswa
l. Menutup pelajaran 2.1.3.2 Aktivitas Siswa Menurut Sardiman (2012: 97) dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, bertanya hal
35
yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Aktivitas belajar siswa banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan
klasifikasi,
antara
lain
Paul
D.
Dierich
(dalam Sardiman, 2012: 101) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut: a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin. e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah berani, tenang, dan gugup.
36
Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan atau perilaku yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar yang meliputi kegiatan bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Sehingga menimbulkan
perubahan
perilaku
belajar
pada
diri
siswa
untuk
mengembangkan pemahaman, meningkatkan penguasaan keterampilan, dan mendapatkan sejumlah pengetahaun dari apa yang telah dipelajari. Aktivitas siswa yang maksimal akan berdampak pada kualitas pembelajaran. Karena didalam aktivitas siswa akan terjadi sebuah interaksi antara siswa dengan komponen pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh karena itu guru harus dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang akan diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model NHT dengan media powerpoint berikut: a. Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran (emotional activities) b. Menanggapi apersepsi (oral activities) c. Memperhatikan slide Powerpoint (visual, listening, oral, activities) d. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi (visual, listening, writing activities) e. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran (emotional and oral activities)
37
f. Membentuk
kelompok
dan
memasang
nomor
kepala
(mental and emotional activities) g. Mendiskusikan tugas bersama kelompok (mental, motor, oral, and writing activities) h. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai nomor siswa yang dipanggil guru (mental and oral activities) i. Menanggapi hasil diskusi sesuai nomor yang dipanggil guru (visual, listening, mental, and oral activities) j. Bertanya
tentang
materi
yang
belum
dipahaminya
(mental, visual, and emotional activities) k. Menyimpulkan hasil diskusi (mental, visual, writing, and oral activities) l. Mengerjakan soal evaluasi (mental and writing activities) 2.1.3.3 Hasil Belajar Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Suprijono menjelaskan (2012: 5) bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Sedangkan menurut Sudjana (2010:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Winkel dalam Purwanto (2014: 46) menjelaskan hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahannya mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran
38
yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Grounland dalam Purwanto (2014:45) juga menyatakan bahwa, hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran dalam bentuk tingkah laku. Menurut Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 86-91) terdapat tiga ranah yang merupakan hasil belajar yaitu : a. Domain Kognitif Domain kognitif berhubungan dengan pegetahuan, kemampuan dan kemahuran intelektual. Cakupan domain kognitif adalah sebagai berikut: 1) Knowledge (pengetahuan) Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi yang telah dipelajari sebelumnya 2) Comprehension (pemahaman) Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi peserta didikan. 3) Application (menerapkan) Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi peserta didikan yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit. 4) Analysis (menguraikan) Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material kedalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
39
5) Synthesis (mengorganisasikan) Sistesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur baru. 6) Evaluation (menilai) Evaluasi atau penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi peserta didikan untuk tujuan tertentu. b. Domain Afektif Domain afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori domain afektif adalah sebagai berikut: 1) Receiving (sikap menerima) Receiving mengacu pada keinginan peserta didik untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku teks, musik, dan sebagainya). Kategori ini berkaitan dengan memperoleh, menangani, dan mengarahkan, dan perhatian peserta didik. 2) Responding (memberikan respon) Responding mengacu pada partisipasi aktif pada diri peserta didik . 3) Valuing (nilai) Valuing berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek, fenomena atau perilaku tertentu pada diri peserta didik. 4) Organization (organisasi) Organization berkaitan dengan konseptualisasi nilai (mengenali tanggung jawab, setiap individu untuk memperbaiki hubungan antar manusia) atau
pengorganisasian
sistem nilai (mengembangkan
40
rencana kerja yang memenuhi kebutuhan sendiri baik dalam hal peningkatan ekonomi maupun pelayanan sosial). 5) Organization by value complex (pembentukan pola hidup) Pembentukan pola hidup mengacu pada peserta didik memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya. c. Domain Psikomotor Domain psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Cakupan domain psikomotor menurut Elizabeth Simpson adalah sebagi berikut: 1) Perception (persepsi) Persepsi
berkaitan
dengan
penggunaan
organ
indera
untuk
memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik. 2) Set (Kesiapan) Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu yang mencakup kesipan mental dan fisik. 3) Guide Response (gerakan terbimbing) Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal belajar keterampilan kompleks yang meliputi peniruan dan mencoba-coba. 4) Mechanism (gerakan terbiasa) Gerakan terbiasa berkaitan dengan keterampilan kinerja dari berbagai
41
tipe, namun pola-pola gerakannya kurang kompleks dibandingkan tingkatan berikutnya yang lebih tinggi 5) Complex overt response (gerakan kompleks) Gerkan kompleks berkaitan dengan kemahiran kinerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kategori ini ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, kekuratan, dan yang memerlukan energy minimum. 6) Adaptation (penyesuaian) Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga individu partisipan dapat memodifikasi polapola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi masalah baru. 7) Originality (kreativitas) Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan hasil belajar merupakan suatu perubahan pada diri individu yang dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, serta psikomotorik. Berdasarkan ketiga ranah tersebut, peneliti menetapkan indikator hasil belajar yang mencakup domain tersebut, yaitu: a. Domain Kognitif 2.3.1
Menyebutkan 3 alat produksi tradisional
2.3.2
Menyebutkan 3 alat produksi modern
2.3.3
Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern
42
2.3.4
Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi
2.3.5
Mengkategorikan jenis alat komunikasi tradisional sampai modern
2.3.6
Membandingkan
perbedaan
antara
teknologi
komunikasi
tradisional dan modern 2.3.7
Membedakan jenis-jenis transportasi
2.3.8
Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi
2.3.9
Menyempurnakan tabel perbandingan
teknologi transportasi
tradisional dan modern b. Domain Afektif 1) Percaya diri 2) Saling menghargai 3) Bertanggung jawab 4) Jujur c. Domain Psikomotor 1) Berdiskusi dalam kelompok 2) Mengemukakan pendapat 2.1.4 2.1.4.1
Hakikat Pembelajaran IPS Pengertian IPS Pengertian IPS menurut NCSS tahun 1993 (Sapriya, 2009:10) adalah
sebagai berikut : Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, pshycology, religion and sociology, as well as
43
appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed ad reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. IPS merupkan suatu biang studi yang memadukan ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mengembangkan kemampuan kewarganegaraan. Dalam program sekokah, IPS mengkoordinasikan bidang studi yang sistematik seperti studi tentang antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, maupun konsep yang berasal dari kemanusiaan, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Tujuan utama IPS adalah membantu generasi muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam membuat keputusan yang mendasar sebagai warga Negara yang baik dan latar keberagaman budaya, agar menjadi suatu masyarakat demokratis yang saling bergantung satu sama lain. Menurut Puskur dalam depdiknas (2007: 14) IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu dan merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, modifikasi
yang
diorganisasikan
dari
konsep-konsep
dan
keterampilan-keterampilan Sajarah, Geografi, Sosiologi, Antropoligi, dan Ekonomi, dan ilmu lannya. Somantri menjelaskan IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila (dalam Hidayati, 2008: 1.3).
44
IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial, yaitu bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada. Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu (Hidayati, 2008: 1-27). Selanjutnya Saidiharjo (dalam Taneo 2010: 1.8) menjelaskan IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu IPS. Gunawan (2013: 113) juga berpendapat bahwa
IPS adalah sebuah
program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak aka ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan. Berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah sebuah kajian hasil penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya berdasarkan prinsip pedagogis dan psikologis peserta didik yang merupakan sebuah integrasi atau keterpaduan yang utuh, dan digunakan sebagai program pengajaran pada pendidikan dasar dan menengah. 2.1.4.2
Tujuan IPS NCSS dalam Sapriya (2009: 10) menjelaskan tujuan utama IPS adalah
membantu generasi muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam membuat keputusan yang mendasar sebagai warga Negara yang baik dan latar
45
keberagaman budaya, agar menjadi suatu masyarakat demokratis yang saling bergantung satu sama lain. Kemudian Sapriya (2012: 12) mengemukakan bahwa IPS pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetathuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes dan values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Tujuan IPS adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik (Taneo, 2010: 1.27). Ahmadi
(2014:
10)
menyebutkan
lima
tujuan
IPS,
yaitu:
1) mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang ilmu-ilmu sosial jika nantinya masuk ke perguruan tinggi, 2) mendidik kewarganegaraan yang baik, 3) hakikatnya merupakan suatu komproni antara satu dan dua tersebut di atas, 4) mengajari masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan di muka umum, 5) menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi tersebut, yaitu dengan materi yang dipilih, disaring dan disingkronkan kembali maka saasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah pada
46
dua hal yaitu pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila atau UUD 1945 dan sikap sosial yang rasional dalam kehidupan. Selanjutnya mata pelajaran IPS pada tingkat sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang
majemuk, di tingkat lokal,
nasional,
dan global
(BSNP, 2007: 575). Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetathuan, keterampilan, sikap dan nilai untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik. IPS pada tingkat sekolah dasar juga bertujuan untuk mengenalkan konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, melatih anak berpikir logis, kritis, dan memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah sosial, serta kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk dari tingkat lokal samapai tingkat global. 2.1.4.3
Ruang Lingkup IPS IPS adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan cara manusia
47
memenuhi kebutuhannya, yang meliputi kebutuhan materi, budaya, dan kejiwaanya, serta pemanfaatan sumber daya yang ada. Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut KTSP (2006:575) adalah sebagai berikut: a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c. Sistem Sosial dan Budaya d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Gunawan (2013:51) menambahkan ruang lingkup IPS pada pendidikan SD yaitu IPS sebagai pendidikan global (global education) di SD, adalah mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia; Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa; Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Mengenal sumber daya 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang alam, kegiatan ekonomi, berkaitan dengan sumber daya alam dan dan kemajuan teknologi potensi lain di daerahnya di lingkungan kabupaten/ 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam kota dan provinsi meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya (KTSP, 2006: 579)
48
2.1.5
Pembelajaran IPS di SD Pembelajaran IPS di sekolah dasar mencakup hal-hal yang ada disekitar
lingkungan peserta didik. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat (KTSP, 2006 :175). IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep displin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik (Sapriya, 2012: 20). Pelajaran IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (konkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Itulah sebabnya pembelajaran IPS di SD
49
bergerak dari yang konkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh dan seterusnya. (Gunawan, 2013: 50). Beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan memperhatikan karakteristik dan tingkat perkembangan siswa. Guru harus mampu menjelaskan materi dari hal-hal kongkrit ke hal-hal yang abstrak sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran IPS. 2.1.6
Materi Pembelajaran dalam Penelitian Pada penelitian ini, materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa
yaitu tentang perkembangan teknologi yang meliputi perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. a. Perkembangan Teknologi Produksi Teknologi berkaitan dengan suatu kreasi dan penemuan manusia untuk membuat dan menggunakan sesuatu. Pada zaman dahulu manusia masih memiliki sedikit alat. Peralatannya pun masih sangat sederhana. Pembuatan peralatan dari batu merupakan teknologi tertua. Seiring perkembangan teknologi mulailah diciptakan alat-alat yang lebih modern. Semua itu bertujuan untuk membantu kehidupan mereka. Perkembangan teknologi menunjukkan kemajuan kecerdasan manusia. Setiap kemajuan dalam ilmu pengetahuan akan
50
membuka cara baru bagi pengembangan teknologi. Produksi berarti pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sehingga nilai barangnya menjadi meningkat. Teknologi produksi adalah teknik perindustrian dengan menggunakan mesin-mesin. Perkembangan teknologi produksi dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Produksi Pangan Contoh alat produksi pangan: kerbau, cangkul, lesung, traktor, mesin penanam padi, mesin perontok padi, dll. 2) Produksi Sandang Contoh alat produksi sandang: alat tenun bukan mesin, mesin pembuat kain, dll. 3) Produksi Papan Contoh alat produksi papan: gergaji, kapak, mesin gergaji, mesin penebang pohon, dll (Suranti dan Saptiarso : 2009). b. Perkembangan Teknologi Komunikasi Alat komunikasi dapat diartikan alat untuk berhubungan. Sebagai makhluk sosial, kita selalu berhubungan dengan orang lain. Banyak manfaat yang kita dapat dalam berkomunikasi. Kita dapat bertukar pikiran, mengetahui kabar serta mengirim pesan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Komunikasi lisan dilakukan dengan cara berbicara secara langsung. Berkomunikasi secara tertulis dapat dilakukan melalui tulisan pada kertas. Kini perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Terbukti dengan adanya berbagai alat komunikasi modern. Maupun cara berkomunikasi yang bervariasi.
51
Berdasarkan bentuknya, alat komunikasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: 4) Komunikasi tertutis, contoh: surat dan telegram 5) Komunikasi Lisan, contoh: telepon, radio, televisi 6) Komunikasi melalui isyarat, contoh: kentongan, bedug, lonceng, asap, sirine, alarm, dan lampu (Sutoyo: 2009). b. Perkembangan Teknologi Transportasi Sarana
pengangkutan
disebut
juga
alat
transportasi.
Alat-alat
transportasi mengalami proses perrkembangan. Dulu orang menggunakan alat transportasi yang masih sangat sederhana. Bahkan pada zaman dulu kalau bepergian orang hanya berjalan kaki. Sekarang orang sudah memakai alat transportasi modern. Alat atau sarana transportasi yang digunakan dewasa ini terdiri dari transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara. 1) Transportasi Darat Transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang menghubungkan dua tempat yang berjauhan melalui darat. Pada masa lalu alat transportasi darat misalnya kuda, keledai, gajah, dan kerbau. Alat transportasi darat dibagi menjadi dua. Ada transportasi yang tidak menggunakan tenaga mesin. Misalnya becak, pedati, dokar, bendi, dan sepeda. ada pula yang menggunakan tenaga mesin. Misalnya sepeda motor, bis, mobil, dan kereta. 2) Transportasi Udara Di Indonesia, sarana transportasi udara mengalami kemajuan pesat. Setiap ibu kota provinsi sudah memiliki bandar udara. Bahkan beberapa kota
52
terpencil sudah ada yang memiliki bandar udara. Perhubungan udara sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada waktu itu, balon gas hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang. Kelemahannya waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan teknologi, manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat. Yang termasuk alat transportasi udara adalah pesawat terbang, helikopter, balon udara, dll. 3) Transportasi/Air Yang dimaksud alat transportasi air adalah alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat transportasi air tidak bermesin. Alat transportasi bermesin meliputi kapal mesin, speedboat, jet ski, perahu motor, dll. Sedangkan alat transportasi air tidak bermesin meliputi perahu, sampan, kano, rakit, sepeda air, dll (Triyono: 2009). 2.1.7
Evaluasi IPS Evaluasi dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tidak berbeda
dengan penilaian dengan mata pelajaran lainnya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, evaluasi
yang dilakukan guru bertujuan untuk
1) membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran (aspek-aspek belajar yang penting) bagi peserta didik; 2) menginformasikan kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar; 3) menginformasikan peserta didik bagaimana meningkatkan proses dan hasil belajarnya; 4) bahan informasi esensial kepada
53
orang tua dan masyarakat mengenai efektivitas program sekolah (Jarolimek dan W.C. Parker dalam Sapriya, 2006). Evaluasi dalam pembelajaran IPS salah satunya adalah penilaian dalam bentuk penilaian otentik. Asmawl Zainul (dalam Rustaman, 2006: 2) menekankan perlunya penilaian kinerja untuk mengukur aspek lain di luar kognitif, yaitu tujuh kemampuan dasar menurut Howard Gardner yang tidak mungkin dinilai hanya dengan cara – cara biasa. Ketujuh kemampuan dasar tersebut adalah : (1) visual – spatial, (2) bodly – kinesthetic, (3) musical – rhythmical, (4) Interpersonal, (5) Intrapersonal, (6)Logical mathematical, (7) Verbal linguistic. Baru dua kemampuan terakhir yang banyak diukur dan dinilai orang. Sementara lima kemampuan yang lainnya belum banyak diungkapkan. Dari keterangan di atas jelaslah bahwa proses penilaian terutama penilaian otentik menjadi fokus utama penilaian. Rustaman (2006: 5) menyebutkan bahwa tugas-tugas penilaian otentik dalam IPS dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk : (1) computer adaptive testing ( tidak berbentuk tes obyektif) yang menuntut peserta tes dapat mengekspresikan diri untuk dapat menunjukkan tingkat kemampuan yang nyata, (2) tes pilihan ganda diperluas dengan memberikan alasan terhadap jawaban yang dipilih, (3) extended response atau open ended
question juga
dapat digunakan, (4) group performance assesment atau individual perfomance assessment, (5) Interview berupa pertanyaan lisan dari asesor, (6) observasi, (7) portofolio, (8) projek, expo atau demontrasi, (9) constructed response yaitu siswa perlu mengkonstruksi sendiri jawabannya.
54
Evaluasi pembelajaran IPS menurut Wahab (2012: 1.32) adalah: a. Tes Tes dalam pembelajaran IPS dapat berupa tes objektif, tes esai (uraian), dan tes lisan. Dalam merancang tes, hal yang harus dipelajari adalah kurikulum sekolah yang berlaku, kemudian ditentukan KD, materi pokok, hasil belajar yang diharapkan dan terakhir indikator yang berkaiatan dengan tujuan intruksional khusus untuk tes yang akan disusun (Sardiyo, 2009: 8.6). Syarat-syarat tes yang baik antara lain harus valid (sahih) atau hanya mengukur apa yang hendak diukur dan harus andal (reliable), yang meliputi kecermatan atau ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) dari hasil pengukuran yang dilakukan (Sardiyo, 2009: 8.4). b. Non tes Evaluasi tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencangkup aspek afektif dan keterampilan. Jenis evaluasi nontes yang sering digunakan pada mata pelajaran IPS, meliputi tugas dan penampilan. Dengan demikian, evaluasi dalam IPS perlu dilakukan secara terus menerus, utuh, menyeluruh sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat secara utuh tersentuh. Sardiyo (2009: 8.29) menjelaskan bahwa alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial (ranah afektif) seperti membuat daftar pertanyaan, skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan wawancara. Sedangkan langkah mengembangkan tes ranah afektif menurut Poerwanti (2008: 4.45-4.46) meliputi: (1) memilih variabel afektif yang akan diukur; (2) membuat beberapa pernyataan tentang variabel; (3) mengklasifikasikan
55
pertanyaan positif atau negatif; (4)menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi alternatif pilihan; (5) menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian; (6) melakukan ujicoba; (7) membuang butir pernyataan yang kurang baik; (8) melaksanakan penilaian. Sedangkan langkah mengembangkan tes psikomotorik meliputi: (1) menyusun soal dengan mencermati kisi-kisi instrumen psikomotor yang telah dibuat; (2) menjabarkan indikator dengan memperhatikan materi pokok dan materi belajar; (3) menyusun lembar observasi dan lembar penilaian yag mengacu pada soal. Pada penelitian ini, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint adalah penilaian tes dan nontes. Untuk ranah kognitif, menggunakan evaluasi tes berupa soal objektif/pilihan ganda dan uraian. Sedangkan ranah afektif dan psikomotor menggunakan evaluasi nontes berupa observasi. 2.1.8
Pembelajaran Kooperatif Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2011: 42) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Sanjaya (2011: 242) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Pembelaajaran kooperatif memiliki dua komponen utama, yaitu
56
komponen tugas kooperatif (cooperative task) yang berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure) yang merupakan sesuatu yang membangkitkan motovasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2012: 54). Nurhadi (dalam Wena, 2013: 189) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda (Rusman, 2013: 209). Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan kemampuan kerja sama siswa dengan kelompoknya dengan latar belakanng berbeda untuk mencapai tujuan bersama. 2.1.9 2.1.9.1
Model Pembelajaran NHT Pengertian Model Pembelajaran NHT NHT atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pemebelajaran
57
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2011: 62). Selanjutnya menurut Jauhar (2011: 62) NHT adalah suatu pendekatan di mana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen, yang pada umumnya digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran (Daryanto, 2012: 245). Dalam model NHT, peserta didik dituntut dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan kelompoknya tentang masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Menurut Slavin (dalam Huda, 2013: 203), metode ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerjasama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. NHT merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya (Shoimin, 2014: 108).
58
Beberapa pengertian NHT tersebut dapat disimpulkan bahwa NHT merupakan salah satu model pembeljaran kooperatif yang mengembangkan sikap kerja sama, saling berbagi, dan tanggung jawab siswa tentang tugas dalam kelompoknya dengan menggunakan sistem nomor pada setiap siswa dalam setiap kelompok. 2.1.9.2
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT Kelebihan model
pembelajaran NHT menurut Hamdani (2011: 90)
adalah: 1) Setiap siswa menjadi siap semua; 2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; dan 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kemudian Shoimin (2014: 109) menambahkan bahwa dengan menggunakan model NHT, akan terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal. Selain itu tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi. Sedangkan kelemahan model NHT menurut Hamdani (2011: 90) adalah 1) kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru, dan 2) tidak semua nggota kelompok dipanggil oleh guru. Selain itu, menururt Shoimin (2014: 109), model NHT tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama. Untuk mengatasi kekurangan model pembelajaran NHT nomor satu, guru dapat memberi nama yang berbeda pada masing-masing kelompok, lalu mencatat nomor siswa beserta nama asal kelompok yang sudah dipanggil. Lalu
untuk mengatasi kelemahan model NHT nomor kedua, guru dapat
59
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa yang tidak dipanggil oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan bertanya atau memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran. 2.1.9.3
Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT Suprijono (2012: 93) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan
mengguankan model NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok
kecil.
Jumlah
kelompok
sebaiknya
mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah siswa dala satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok dibri nomor 1-8. Kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan dan tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together”berdiskusi memikirkan jawaban yang benar. Langkah berikutnya guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Kemudian Hamdani (2011:90) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.
60
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa, dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. e. Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain. f. Kesimpulan 2.1.10 Media Pembelajaran 2.1.10.1
Pengertian Media Pembelajaran Hamdani (2011: 243) menjelaskan media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Sejalan dengan pendapat diatas, media pembelajaran menurut Asyhar (2012: 8) adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa (Suryani dan Agung, 2012: 135). Sependapat dengan Suryani dan Agung (dalam Arsyad, 2013: 4) mengatakan bahwa media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
61
menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan sampai kepada penerima yang dituju. Selanjutnya Aqib (2013: 50) berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa. Penjelasan dari berbagai ahli tersebut tentang media pembelajaran, peneliti menyimpulkan pengertian media pembelajaran adalah segala bentuk alat atau perantara untuk menyalurkan pesan atau informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran. 2.1.10.2
Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2013: 23) terdapat tiga fungsi penggunaan media pembelajaran, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) member instruksi. Selanjutnya Hamdani (2011: 246) menyebutkan ada berbagai fungsi media pembelajaran secara umum, diantaranya adalah: a. menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau, b. mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, c. memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil. d. mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung e. mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung,
62
f. dengan mudah membandingkan sesuatu, g. dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya, h. dapat belajar sesuai kemampuan, minat dan temponya masing-masing, dan sebagainya. Sanjaya (2011: 169-171) menyebutkan media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan, yaitu untuk: a) menangkap suatu objek atau peristiwaperistiwa tertentu, b) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, dan c) menambah gairah dan motivasi belajar siswa. 2.1.10.3
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Secara umum menurut Hamdani (2011: 248) ada tiga kelompok media pembelajaran yaitu visual, audio, dan audio visual. a. Media visual Media visual
adalah
media
yang hanya
dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Media visual dapay digolongkan menjadi dua, yaitu media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visual). Media projected visual contohnya gambar diam dan gambar bergerak. Sedangkan media non-projected visual contohnya gambar tentang binatang, manusia, tumbuhan, atau objek lainnya yang berkaitan dengan materi. b. Media Audio Media audio adalah media yang mengandung pesan auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsing pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media ini membutuhkan
63
keterampilan mendengar dan menyimak dalam penggunaanya. Contoh media audio adalah radio, kaset suara, rekaman piringan, dll. c. Media Audiovisual Media audio visual merupakan kombinasi antara audio dan visual atau juga bisa disebut dengan media pandang-dengar. Media ini melibatkan kemapuan indera penglihatan dan pendengaran. Contoh media audio visual adalah film, slide power point bersuara, dan video pembelajaran. Guru perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai hal sebelum memutuskan untuk mempergunakan jenis media tertentu dalam kegiatan pembelajaran. Karakteristik media yang dianggap paling tepat dan efektif untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran itulah media yang seharusnya dipakai. 2.1.11 Media Powerpoint Powerpoint adalah program Microsoft Office yang ada di komputer yang merupakan program presentasi. Bob Gaskin dan Dennis Austin adalah orang yang pertama mengembangkan aplikasi Powerpoint. Arsyad (2013: 193) menjelaskan bahwa Microsoft Office Powerpoint aplikasi
yang
paling
banyak
digunakan
oleh
merupakan salah satu orang-orang
dalam
mempresentasikan bahan ajar, laporan, atau karya. Menurut
Susilana
(2013:
100-101)
program
Microsoft
Office
Powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.
64
Arsyad (2013: 65) menjelaskan bahwa Microsoft Powerpoint akan membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya jika dipresentasikan karena akan membantu dalam pembuatan slide, outline presentasi, menampilkan slide yang dinamis, termasuk clipart yang menarik, yang mudah ditampilkan di layar monitor. Arsyad juga menyebutkan tiga manfaat program Powerpoint, yaitu 1) materi pembelajaran akan menjadi lebih menarik, 2) penyampaian pembelajaran akan lebih efektif dan efisien, serta 3) materi pembelajaran disampaian secara utuh, ringkas dan cepat melalui pointer-pointer materi. Penggunaan program ini menurut Daryanto (2013: 164) mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagaia berikut: 1) penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto; 2) lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji; 3) pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik; 4) tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan; 5) dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang; 6) dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk). Media powerpoint termasuk dalam multimedia, karena powerponit merupakan media presentasi yang dapat menampilkan berbagai jenis media di dalamnya, diantaranya adalah teks, suara, animasi, gambar, video, dan sebagainya. Menurut Susilana (2009: 22) multimedia memiliki beberapa
65
kelemahan yaitu 1) biayanya cukup mahal, dan 1) memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional. Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti menyajikan beberapa solusi untuk mengantisipasi apabila kekurangan media Powerpoint terjadi saat pembelajaran, antara lain dengan cara mempersiapkan dan merencanakan pembelajran dengan menggunakan media powerpoint secara matang, seperti menyiapkan file presentasi yang akan ditayangkan beserta alat-alat yang dibutuhkan dalam penayangan presentasi. Selanjutnya, penempatan media harus disesuaikan dengan jumlah siswa dan luasnya ruangan, agar dapat disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa. Selain itu, konsep media yang ditayangkan
harus
dibuat
dengan
memperhatikan
karakteristik
dan
perkembangan belajar siswa, agar dapat menarik dan memotivasi belajar siswa. Dalam penyusunan powerpoint perlu memperhatikan prosedur-prosedur pembuatan agar powerpoint yang dibuat akan berkualitas dan tepat sasaran. Prosedur pembuatan powerpoint untuk presentasi, yaitu: a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll. b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara.
66
c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di PowerPoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe). d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan (Susilana, 2009:102-103). Selanjutnya langkah-langkah penggunaan media powerpoint menurut (Sanjaya: 2012) adalah sebagai berikut: 2. Persiapan 1) Kenali tempat presentasi berlangsung. 2) Kumpulkan informasi tentang siswa. 3. Penyajian 1) Pastikan semua siswa mengetahui tujuan yang hendak dicapai. 2) Usahakan ruangan tetap terang sekalipun menggunakan alat presentasi yang diproyeksikan seperti LCD atau OHP. 3) Ketika presentasi berlangsung, jaga kontak pandang dengan siswa. 4) Gunakan teknik masking dan petunjuk untuk memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang memerlukan penekanan. 5) Setiap selesai menyajikan satu pokok permasalahan, pastikan siswa memahaminya dengan benar. 4. Penutup a. Pastikan siswa memahami materi yang kita presentasikan.
67
b. Buatlah pokok-pokok materi yang telah kita sajikan. 2.1.12 Penerapan Model NHT dengan PowerPoint pada Pembelajaran IPS Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga dalam praktiknya, proses pembelajaran tidak hanya menonjolkan ranah pengetahuan saja melainkan juga meliputi ranah sikap dan keterampilan. Oleh karena itu pembelajaran dirancang agar berlangsung secara kondusif dan menghindari pembelajaran terpusat pada guru, menekankan adanya kolaborasi dan kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran juga dibantu dengan media powerpoint agar proses pembelajaran berlangsung menyenangkan dan membantu siswa dalam memahami materi. Langkah-langkah model NHT dengan media powerpoint adalah:
68
Tabel 2.2 Langkah-langkah model NHT dengan Media Powerpoint Langkah Model (NHT) (Hamdani, 2010: 90) 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 2. Guru memberikan tugas dan masingmasing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa, dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. 5. Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain. 6. Kesimpulan
Langkah Penggunaan Media Powerpoint (Sanjaya : 2012) 1. Persiapan - Kenali tempat presentasi berlangsung. - Kumpulkan informasi tentang siswa. 2. Penyajian - Pastikan semua siswa mengetahui tujuan yang hendak dicapai. - Usahakan ruangan tetap terang sekalipun menggunakan alat presentasi yang diproyeksikan seperti LCD atau OHP. - Ketika presentasi berlangsung, jaga kontak pandang dengan siswa. - Gunakan teknik masking dan petunjuk untuk memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang memerlukan penekanan. - Setiap selesai menyajikan satu pokok permasalahan, pastikan siswa memahaminya dengan benar. 3. Penutup - Pastikan siswa memahami materi yang kita presentasikan. - Buatlah pokok-pokok materi yang telah kita sajikan.
Langkah-Langkah Model NHT dengan Media Powerpoint 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint 5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda 6. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) 7. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut 8. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka 9. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru 10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi 11. Siswa mengerjakan evaluasi
69
2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Model NHT dengan Media Powerpoint 2.1.13.1 Teori Belajar Konstruktivisme Teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajari. Siswa membangun atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan informasi sendiri yang telah didapatkannya menjadi pengetahuan yang baru. Konstruktivisme merupakan teori yang menggambarkan bagaimana belajar itu terjadi pada individu, berkenaan dengan apakah siswa itu menggunakan pengalamannya untuk memahami pelajaran atau mengkuti pembelajaran dalm membuat suatu model (Rifa’I dan Anni, 2011: 226). Menurut teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya (Trianto, 2011: 13). Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara membuat pembelajaran menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa. Selain itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menrapkan ideide dan mengajak siswa menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Teori belajar konstruktivisme mendukung model pembelajaran NHT dengan media powerpoint karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut menemukan dan membangun pengetahuan mereka melalui tayangan slide powerpoint. Setelah siswa menemukan menemukan pengetahuannya, siswa
70
harus
dapat
mengkonstruksikan
sendiri
pengetahuannya
untuk
dapat
menyelesaikan masalah dan menemukan jawaban yang tepat terhadap masalah yang didiskusikan bersama kelompok melalui model pembelajaran NHT. 2.1.13.2 Teori Belajar Behaviorisme Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang tampak dan tidak tampak. Menurut teori belajar behavioristik perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon (Winataputra, 2008:2.4). Aspek yang paling penting dari teori behaviorisme dalam belajar bahwa hasil belajar yang berupa perubahan perilaku itu tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia, tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respon. Untuk itu, agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus dirancang sedemikian rupa (menarik dan spesifik) sehingga mudah direspon oleh siswa (Rifa’I dan Anni, 2011: 106). Pendapat lain yang sama dengan pendapat di atas yaitu pendapat dari Sani (2013: 5) yang menyatakan bahwa pembelajaran dilakukan dengan memberi stimulus kepada peserta didik agar menimbulkan respons yang tepat seperti yang diinginkan. Teori behaviorisme mendasari model pembelajaran NHT dengan media Powerpoint. Karena dalam pembelajaran ini siswa akan diberi stimulus atau rangsangan berupa gambar dan teksyang dikemas secara menarik yang
71
ditayangkan melalui slide Powerpoint agar respon siswa terhadap pembelajaran akan semakin meningkat, dengan tujuan siswa dapat memberikan jawaban tentang masalah yang diberikan guru. 2.1.13.3 Teori Belajar Kognitivisme Menurut teori kognitivisme, ilmu pengetahuan dibangun di dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisas-pisah, tetapi melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh (Thobroni, 2011: 93). Menurut Rifa’I dan Anni (2011: 128) teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang dating dari luar. Dengan kata lain aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Penjelasan berbagai teori tersebut dapat disimpulkan bahwa teori konstruktivisme, behaviorisme, dan kognitivisme akan diimplementasikan dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
2.2 KAJIAN EMPIRIS Terdapat beberapa penelitian yang memeperkuat peneliti untuk melakukan penelitian melalui model NHT dan media powerpoint dalam pembelajaran IPS, yaitu: a. Hossein Nouri dan Abdus Shahid (2005) dari jurnal Global Perspective on Accounting Education vol. 2 berjudul “The Effect of Powerpoint
72
Presentation on Student Learning and Atitudes” menunjukkan hasil bahwa presentasi powerpoint dapat meningkatkan sikap siswa terhadap instruktur dan presentasi kelas. b. Haydon,
dkk
(2010)
dalam
jurnal
internasional
Springer
Science+Business Media vol.19 berjudul “Effects of Numbered Heads Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities” menunjukkan bahwa dengan penerapan NHT dapat meningkatkan perilaku mengerjakan tugas dan skor kuis harian selama berdiskusi menyatukan pendapat (Heads Together) pada siswa berkebutuhan khusus dengan gangguan perilaku emosional. c. Penelitian oleh Maheady, dkk (2013) dari College of Education State University of
New York, dari Journal of Behavioral Education
vol.15 no.1 berjudul “The Effects of Numbered Heads Together with and Without an Incentive Package on the Science Test Performance of a Diverse Group of Sixth Graders” menunjukkan hasil bahwa model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar praktik IPA pada kelompok kelas enam. d. Penelitian oleh Nur Afifah Oktafiana (2012) dari jurnal PGSD FIP UNESA vol.1 no.2 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Di Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam tema ekonomi
73
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata kelas memperoleh nilai 81,54 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71,79%. Pada siklus II ada peningkatan rata-rata kelas mencapai 87,94. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal mencapai 89,74%. Nilai tersebut dinyatakan berhasil dan telah melampaui batas persentase ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan yakni 70% sedangkan nilai rata-rata kelas
mencapai
indikator
keberhasilan,
yaitu
≥80%,
sehingga
pembelajaran dapat dinyatakan berhasil. Upaya meningkatkan hasil belajar ini dipengaruhi oleh kualitas interaksi belajar antar siswa. e. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kamik Suryani (2013) dari jurnal PGSD UNESA vol.1 no.1 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Wonokromo II Surabaya”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
aktivitas guru mengalami peningkatan dengan skor rata-rata dari siklus I sebesar 75%, siklus II sebesar 78,13%, dan siklus III sebesar 88,54%. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan skor rata-rata dari siklus I sebesar 73,44%, siklus II sebesar 79,69%, dan siklus III sebesar 89,06%. Sedangkan yang mencapai nilai 65 atau lebih pada siklus I sebesar 75%, siklus II sebesar 79%, dan siklus III sebesar 87,5%. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Wonokromo II Surabaya.
74
f. Penelitian oleh Istiqomah (2013) dari jurnal PGSD UNESA vol.1 no.1 berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered
Head Together (NHT) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V-B SD Al – Ichsan Surabaya”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru selama pembelajaran mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan 75% pada siklus I, 83,75% pada siklus II, 95% pada siklus III. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan 69,44% pada siklus I, 77,77% pada siklus II, 91,67% pada siklus III. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan 61,29% pada siklus I, 77,42% pada siklus II, 86,21% pada siklus III. Respon siswa juga mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan 72,74% pada siklus I, 78,95% pada siklus II, 95,43% pada siklus III. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siwa, hasil belajar dan respon siswa pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Al-Ichsan Surabaya. g. Penelitian oleh Pulung Dhian Wijanarko (2014) dari Joyful Learning Journal vol.3 no.1 berjudul “Numbered Head Together Berbantuan Media Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn” menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran PKn mengalami peningkatan, diantaranya keterampilan guru meningkat setiap pertemuan dengan jumlah skor 22;
75
28; 32. Aktivitas siswa dengan rata-rata skor 18,8; 23,1; 26,3 dan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat berturut-turut 33,3%; 51,4%; 88,2%. Simpulan dari penelitian ini adalah menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together berbantuan media visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas Vb SD Wates 01 Semarang. h. Penelitian Umi Anggraini (2013) dari jurnal PGSD UNILA vol.1 no.6 berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn melalui TPS dan Media Powerpoint” menghasilkan bahwa Pembelajaran melalui model TPS dan media PowerPoint menunjukkan peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa. Terlihat dari rata-rata aktivitas siswa siklus I. rata-rata 56,42 kategori cukup aktif, siklus II. rata-rata 62,49 kategori aktif dan siklus III. rata-rata 78,07 kategori aktif. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 17,86%, siklus II 60,71% dan siklus III 78,57%. Simpulan penelitian ini adalah melalui penerapan model TPS dan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. i. Dewi (2014) dalam jurnal nasional Didaktia Dwija Indria (SOLO) vol.2 no. 7 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar pada siswa kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terbukti pada prasiklus nilai rata-
76
rata kelas hanya 57,39. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi 70,65. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,96. Bukan hanya nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan, tetapi ketuntasan klasikal juga meningkat. Jika pada prasiklus ketuntasan klasikal hanya 39,13%, maka pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 69,57%. Pada siklus II ketuntasan klasi-kal meningkat lagi menjadi 91,30 %. j. Penelitian oleh Abdullah Mubarak (2015) dari jurnal nasional Pendidikan dan Pembelajaran vol. 4 no. 3 “Peningkatan Motivasi Belajar Menggunakan Media Powerpoint pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik pada siklus pertama sebesar 75,4%, pada siklus kedua sebesar 84%, dan pada siklus ketiga mencapai 89%. Sedangkan kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan media berbasis powerpoint dilihat dari peningkatan skor rata-rata disetiap siklusnya. Skor rata-rata pada siklus pertama sebesar 3,55, pada siklus kedua sebesar 3,6, dan pada siklus ketiga mencapai 3,94. Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media berbasis powerpoint dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas IIIA SD Negeri 34 Pontianak Kota dengan kategori peningkatan motivasi “Tinggi”.
77
2.3 KERANGKA BERPIKIR Pola interaksi belajar mengajar yang baik antara guru dengan siswa sangat dibutuhkan agar kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat maksimal. Untuk itu guru harus memiliki keterampilan mengajar. Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama kolaborator selama Praktik Pengalaman Lapangan menunjukkan adanya permasalahan dalam kualitas pembelajaran IPS di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Keterampilan guru masih kurang optimal, diantaranya guru belum mengoptimalkan penggunaan variasi model pembelajaran yang inovatif, guru belum memanfaatkan media yang berbasis teknologi dengan optimal, pola interaksi guru kurang optimal, keterampilan bertanya guru belum interaktif, dan pemberian penghargaan terhadap siswa yang aktif juga kurang dioptimalkan. Keterampilan guru yang masih kurang optimal tersebut mengakibatkan motivasi dan minat belajar siswa menjadi kurang. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Partisipasi, kerjasama, dan kompetisi di antara siswa kurang optimal. Rasa tanggung jawab terhadap tugas kelompok masih kurang optimal. Permasalahanpermasalahan tersebut didukung data hasil belajar siswa IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang pada mata pelajaran IPS. Dari 43 siswa, hanya 34,88% atau 15 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 70. Sedangkan sisanya, yaitu 65,12% atau 28 siswa belum mencapai KKM.
78
Berdasarkan
kondisi
tersebut,
peneliti
bersama
kolaborator
merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan model NHT dengan media Powerpoint pada pembelajaran IPS kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Penerapan model NHT dengan media Powerpoint, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Berikut bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini.
79
Kondis i awal
Tindakan
Kondisi akhir
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kurang optimal 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kurang optimal 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS belum optimal, ketuntasan klasikal 34,88% dengan KKM 70 Menerapkan model NHT dengan media powerpoint dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint 5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda 6. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) 7. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut 8. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka 9. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru 10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi 11. Siswa mengerjakan evaluasi
1. Keterampilan guru pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 2. Aktivitas siswa pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 3. Hasil belajar IPS siswa meningkat dengan ketuntasan belajar individual ≥70 dan ketuntansan belajar klasikal sebesar ≥ 80 %.
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
80
2.4
HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan uraian pada kajian teori, kajian empiris, dan kerangka
berpikir tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: a.
Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
b.
Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
c.
Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul
01 Semarang sebanyak 43 siswa, yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan, dan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
3.2
VARIABEL PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010: 3) variabel adalah segala sesuatu yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dsimpulkan. Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Variabel Masalah 1) Keterampilan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang pada pembelajaran IPS. 2) Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang pada pemelajaran IPS. 3) Hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semaranag pada pembelajaran IPS. b. Variabel Tindakan Penerapan model NHT dengan media powerpoint dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
81
82
3.3
PROSEDUR PTK
3.3.1
Pengertian PTK Menurut Arikunto (2012: 3) PTK atau Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sedangkan menurut Aqib (2011: 3) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dari penjelasan tentnag pengertian PTK di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan tim kolaborator yang dilakukan dengan cara merefleksi diri dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 3.3.2
Prosedur Pelaksanaan PTK Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan
yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi, dalam (Arikunto, 2012:16). Adapun model dan penjelasan untuk masing – masing tahap adalah sebagai berikut:
83
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK 3.3.2.1
Perencanaan Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2012: 18). Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: a. Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran serta menentukan indikator dalam pembelajaran IPS kelas IV bersama tim kolaborator. b. Menyusun
perangkat
pembelajaran
berupa
silabus,
Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan model NHT dan media powerpoint.
84
c. Menyiapkan sumber dan media powerpoint tentang perkembangan teknologi, speaker, laptop, dan LCD proyektor. d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan sikap, dan lembar penilaian produk, dan catatan lapangan. e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam proses pembelajaran berupa foto dan video. 3.3.2.2
Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan merupakan implementasi atau penerapan yang telah
ditetapkan dalam tahap perencanaan.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Kunandar (2011: 98) bahwa pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan realisasi dari teori teknik mengajar serta tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus, di mana setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Jika ternyata tindakan perbaikan pada siklus pertama belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru maka terdapat siklus berikutnya yang langkah-langkahnya tetap sama dengan menerapkan model pembelajaran NHT dengan media Powerpoint namun dengan indikator yang berbeda. Dalam pelaksanaan tindakan ini direncanakan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III yang dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun.
85
3.3.2.3
Observasi Tahap ke tiga dari penelitian tindakan kelas adalah observasi atau
pengamatan. Observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2012: 19). Dalam penelitian ini, peneliti bersama tim kolaborasi melaksanakan observasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. Peneliti menggunakan lembar pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi dalam pengambilan data-data di lapangan. 3.3.2.4
Refleksi Arikunto (2012: 19) berpendapat refleksi merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Dalam refleksi ada
beberapa kegiatan penting, yaitu (a) merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan; (b) menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung; (c) memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul; (d) mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi; (e) memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan (Kunandar, 2011: 75). Kegiatan refleksi terdiri atas empat aspek, yaitu analisis data hasil observasi yang sudah dilaksanakan oleh peneliti bersama tim kolaborator,
pemaknaan data hasil analisis, penjelasan hasil analisis, dan
penyimpulan. Penyimpulan dilakukan untuk mengetahui apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai atau belum tercapai.
86
Bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan siklus berikutnya sampai mencapai indikator kinerja. Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah penelitian itu berhenti di situ atau harus diteruskan ke siklus selanjutnya.
3.4
SIKLUS PENELITIAN Suyadi (2010: 65) menyatakan bahwa siklus adalah putaran dari suatu
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Dalam hal ini yang dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah suatu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK sebagaimana disebutkan di atas. Jadi satu skilus adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakuakan dalam tiga siklus. Satu siklus terdapat empat kegiatan yang harus dilakukan, yaitu (a) perencanaan ; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi. Berikut ini penjabarannya : 3.4.1 3.4.1.1
Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan, beberpa kegiatan yang dilakukan yaitu: a. Menganalisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan materi pembelajaran bersama tim kolaborator. Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
87
transportasi serta pengalaman menggunakannya. Indikator : 2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional 2.3.2 Menyebutkan 3 alat produksi modern 2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern 2.3.4 Menunjukkan contoh sikap percaya diri b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan model NHT dan media powerpoint. c. Menyiapkan sumber dan media powerpoint tentang perkembangan teknologi produksi, speaker, laptop, dan LCD proyektor. d. Menyiapkan perlengkapan nomor siswa untuk melaksanakan model NHT. e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan. f. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam proses pembelajaran berupa foto dan video. 3.4.1.2
Pelaksanaan Tindakan a. Pra Kegiatan (± 5 menit) 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa
88
3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a 4) Guru melakukan presensi 5) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran b. Kegiatan Awal (± 10 menit) 1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara bersama-sama. 2) Apersepsi: “siapakah yang pernah melihat petani membajak sawah?”
apa
yang
digunakan
petani
untuk
membajak
sawahnya?” 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang alat produksi tradisional, alat produksi modern, serta membandingkan teknologi produksi tradisional dan modern c. Kegiatan Inti (± 75 menit) 1) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan video perkembangan dan jenis teknologi produksi (eksplorasi) 2) Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
tentang
perkembangan teknologi produksi tadisional dan modern (eksplorasi) 3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang perkembangan teknologi produksi melalui slide powerpoint (eksplorasi) 4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda (elaborasi)
89
5) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) (elaborasi) 6) Masing-masing
kelompok
berdiskusi
untuk
menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut (elaborasi) 7) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka (elaborasi) 8) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru (elaborasi) 9) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi) 10) Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi produksi (konfirmasi) 11) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan reward atau penghargaan (konfirmasi) d. Kegiatan Akhir (± 15 menit) 1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. 2) Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 4) Guru
memberikan
menyampaikan
tindak
rencana
berikutnya. 5) Guru menutup pembelajaran
lanjut/
pekerjaan
pembelajaran
untuk
rumah
dan
pertemuan
90
3.4.1.3 Observasi Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati meliputi: a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat produk (ranah psikomotorik). d. Pegumpulan data hasil belajar ranah kognitif setelah mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. Hasil pengamatan digunakan menjadi acuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran siklus berikutnya. 3.4.1.4 Refleksi a. Peneliti
bersama
kolaborator
mengkaji
ulang
pelaksanaan
pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus I. b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I. d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II. 3.4.2 3.4.2.1
Siklus II Perencanaan Pada tahap perencanaan, beberpa kegiatan yang dilakukan yaitu:
91
a. Melakukan diskusi bersama guru kolaborator di SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang untuk membahas kekurangan yang terjadi pada siklus I serta merancang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus ke II. 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Indikator : 2.3.5 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi 2.3.6 Mengkategorikan jenis alat komunikasi 2.3.7 Membandingkan antara teknologi komunikasi tradisional dan modern 2.3.8 Menunjukkan contoh sikap bertanggung jawab b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan model NHT dan media Powerpoint. c. Menyiapkan sumber dan media Powerpoint tentang perkembangan teknologi komunikasi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.
92
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan, dan catatan lapangan. e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam proses pembelajaran berupa foto dan video. 3.4.2.2
Pelaksanaan Tindakan a. Pra Kegiatan (± 5 menit) 1) Guru memberikan salam 2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa 3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa 4) Guru melakukan presensi 5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran b. Kegiatan Awal (± 10 menit) 1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara bersama-sama. 2) Guru melakukan apersepsi: guru menunjukkan sebuah telepon genggam dan menanyakan “Apakah nama alat ini? Apa fungsi alat ini?” 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan teknologi komunikasi, mengkategorikan jenis alat komunikasi c. Kegiatan Inti (± 75 menit) 1) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan video
93
perkembangan dan jenis teknologi komunikasi (eksplorasi) 2) Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
tentang
perkembangan teknologi produksi komunikasi (eksplorasi) 3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat komunikasi dan perbedan teknologi komunikasi tradisional dan modern melalui slide powerpoint (eksplorasi) 4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda (elaborasi) 5) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) (elaborasi) 6) Masing-masing
kelompok
berdiskusi
untuk
menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut (elaborasi) 7) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka (elaborasi) 8) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru (elaborasi) 9) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi) 10) Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi komunikasi (konfirmasi)
94
11) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan reward atau penghargaan (konfirmasi) d. Kegiatan Akhir (± 15 menit) 1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. 2) Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan 4) Guru
memberikan
menyampaikan
tindak
rencana
lanjut/
pekerjaan
pembelajaran
untuk
rumah
dan
pertemuan
berikutnya. 5) Guru menutup pembelajaran 3.4.2.3 Observasi Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati meliputi: a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat produk (ranah psikomotorik). Hasil pengamatan digunakan menjadi acuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran siklus berikutnya.
95
3.4.2.4 Refleksi a. Peneliti
bersama
kolaborator
mengkaji
ulang
pelaksanaan
pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus II. b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II. d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III. 3.4.3 3.4.3.1
Siklus III Perencanaan Pada tahap perencanaan, terdapat beberpa kegiatan yang dilakukan,
yaitu: a. Melakukan diskusi bersama guru kolaborator di SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang untuk membahas kekurangan yang terjadi pada siklus II serta merancang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus ke III. Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Indikator : 2.3.9 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi
96
2.3.10 Membedakan jenis-jenis transportasi 2.3.11 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional dan modern 2.3.12 Menunjukkan contoh sikap jujur b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan model NHT dan media Powerpoint. c. Menyiapkan sumber dan media Powerpoint tentang perkembangan teknologi transportasi, speaker, laptop, dan LCD proyektor. d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan, dan catatan lapangan. e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam proses pembelajaran berupa foto dan video. 3.4.3.2
Pelaksanaan Tindakan a. Pra Kegiatan (± 5 menit) 1) Guru memberikan salam 2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa 3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa 4) Guru melakukan presensi 5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran
97
b. Kegiatan Awal (± 10 menit) 1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara bersama-sama. 2) Guru melakukan bertanya kepada siswa “Bagaimanakah kalian bisa sampai sekolah? Berjalan kaki, atau naik kendaraan?” 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan teknologi
transportasi,
jenis-jenis
alat
transportasi,
dan
perbandingan teknologi tradisional dan modern. c. Kegiatan Inti (± 75 menit) 1) Siswa mengamati slide powerpoint tentang perkembangan alat transportasi (eksplorasi) 2) Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
tentang
perkembangan teknologi produksi transportasi (eksplorasi) 3) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi video jenis alat transportasi (eksplorasi) 4) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat transportasi dan perbedan teknologi transportasi tradisional dan modern melalui slide powerpoint (eksplorasi) 5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda (elaborasi) 6) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) (elaborasi)
98
7) Masing-masing
kelompok
berdiskusi
untuk
menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut (elaborasi) 8) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka (elaborasi) 9) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru (elaborasi) 10) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi) 11) Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi transportasi (konfirmasi) 12) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan reward atau penghargaan (konfirmasi) d. Kegiatan Akhir (± 15 menit) 1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. 2) Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan 4) Guru
memberikan
menyampaikan
tindak
rencana
berikutnya. 5) Guru menutup pembelajaran
lanjut/
pekerjaan
pembelajaran
untuk
rumah
dan
pertemuan
99
3.4.3.3 Observasi Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati meliputi: a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint. c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat produk (ranah psikomotorik). 3.4.3.4
Refleksi
a. Peneliti bersama kolaborator mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus III. b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada siklus III. c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus III. d. Membuat kesimpulan dan laporan. Apabila hasil pembelajaran pada siklus III telah memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian dihentikan. Namun, apabila belum memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya
3.5
DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
3.5.1
Sumber Data Arikunto (2012: 129) mengatakan bahwa data yang baik merupakan
data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.
Untuk itu dalam
100
menetapkan sumber data harus dipikirkan dengan matang. Dalam PTK ini sumber data adalah sebagai berikut : 3.5.1.1 Siswa Sumber data siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang sebanyak 43 siswa yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan, yang diperoleh melalui observasi langsung secara sistematik mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir yang berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint. 3.5.1.2 Guru Sumber data guru bersumber dari lembar pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint. 3.5.1.3 Data Dokumen Sumber data dokumen diperoleh dari data awal hasil belajar siswa yaitu nilai ulangan siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru, catatan lapangan dan hasil foto pada pembelajaran IPS menggunaan model NHT dengan media powerpoint. 3.5.1.4 Catatan Lapangan Sumber data dari catatan lapangan diperoleh dari catatan pada saat mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 3.5.2 3.5.2.1
Jenis Data Data Kuantitatif Menurut Arikunto (2012: 131) data kuantitatif adalah data yang berupa
101
nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto dan Akib: 2011). Data kuantitatif pada penelitian ini berupa data hasil belajar atau nilai yang diperoleh siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint. 3.5.2.2
Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut
(Herrhyanto dan Akib: 2011). Sedangkan menurut Arikunto (2012: 131), data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran (psikomotor), perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil observasi tentang aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powepoint yang diperoleh melalui lembar observasi serta catatan lapangan oleh peneliti dan tim kolaborator. 3.5.3 3.5.3.1
Teknik Pengumpulan Data Teknik Tes Arikunto (2010: 193) mengemukakan bahwa tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes pada penelitian ini dilakukan untuk
102
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media Powerpoint. Tes dilaksanakan pada saat pembelajaran dan akhir pembelajaran di setiap siklus. Bentuk instrument tes ini berupa lembar kerja suswa dan lembar evaluasi pada akhir pembelajaran. 3.5.3.2
Teknik Non Tes Teknik nontes adalah suatu alat penilaian yang digunakan untuk
mendapatkan
informasi
tertentu
tentang
keadaan
peserta
tes
tanpa
menggunakan tes (Hamdani, 2011: 316). Dalam penelitian ini, teknik nontes dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. a. Observasi Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data di mana pengumpul
data
mengamati
secara
visual
gejala
yang
diamatiserta
menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut ke bentuk catatan sehingga validitas data sangat bergantung pada observer (Widoyoko, 2014:46). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan atau medeskripsikan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses pembalajaran IPS menggunakan model NHT dengan media Powerpoint pada kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. b. Dokumentasi Sukmadinata (2012: 221) menjelaskan bahwa studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa data nama dan nilai
103
hasil belajar siswa serta berupa foto-foto dan video kegiatan pembelajaran. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian dan juga untuk melihat kembali kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan selama proses pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media Powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2013:197). Malino (2012:1) juga menjelaskan bahwa catatan lapangan atau field note adalah catatan yang digunakan oleh para peneliti untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian. Penulisan field note haruslah dicatat dengan cermat, terperinci, dan jelas karena catatan lapangan itulah yang akan dianalisis dan diolah sebagai hasil penelitian dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, catatan lapangan berisi catatan peneliti selama pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berguna untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi. 3.5.4 3.5.4.1
Teknik Analisis Data Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran
104
IPS yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan menentukan mean atau rerata, median, modus, nilai tertinggi, nilai terendah dan ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal yang ditampilkan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkah untuk menganalisi data kuantitatif adalah sebagai berikut: a. Menghitung mean atau rerata ∑
̅=∑ Keterangan: ̅
= mean (rata-rata)
∑
= jumlah semua nilai siswa
∑
= jumlah banyak data
(Herrhyanto, 2010: 4.2)
b. Menghitung median =
[
]
Keterangan: Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung Me fm = frekuensi kelas interval yang mengandung Me F = frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang mengandung Me p = panjang kelas interval c. Menghitung modus = Keterangan:
(Herrhyanto, 2010: 4.21)
105
Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung modus atau dapat juga dikatakan bahwa kelas interval yang mempunyai frekuensi tinggi b1 = selisih frekuensi yang mengandung modus dengan frekuensi sebelumnya b2 = selisih frekuensi mengandung modus dengan frekuensi sesudahnya p = panjang kelas interval
(Herrhyanto, 2010: 4.19)
d. Menghitung ketuntasan belajar Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakan dalam pembelajaran (Poerwanti, 2008: 6.16). Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam kriteria tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Individual Kriteria ketuntasan Individual
Kualifikasi
≥ 70
Tuntas
< 70 Tidak tuntas ( KKM IPS Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang) Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal, menggunakan rumus sebagai berikut:
106
% ketuntasan belajar=
x 100%
(Aqib, 2011:41)
Data hasil belajar siswa dapat dianalisis secara kuantitatif untuk memperoleh simpulan dengan menggunakan tabel sebagai berikut : Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen Tingkat Keberhasilan % > 80% 60-79% 40-59% 20-39% <20%
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Aqib, 2011: 41)
Dalam penelitian ini kualifikasi tingkat keberhasilan belajar siswa diartikan dalam kategori sangat baik (>80%), baik (60-79%), cukup (40-59%), kurang (20-39%) dan sangat kurang (<20%). 3.5.4.2
Data Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi ketrampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model NHT dengan media Powerpoint. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kalimat dan dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
107
Menurut Poerwanti, dkk (2008:6.9) dalam mengelola data skor dapat dilakukan langkah sebagai berikut :(1) menentukan skor terendah;(2) menentukan skor tertinggi;(3) mencari median; (4) mencari rentang nilai menjadi 4 kategori (Sangat baik, Baik, Cukup dan Kurang). Jika: R = skor terendah T = skor tertinggi
n = banyaknya skor maka untuk mencari n = (T – R )+ 1 Untuk menentukan Q1, Q2, dan Q3, dapat digunakan rumus sebagai berikut: (Herrhyanto dan Akib 2008: 5.3) : Q1 = kuartil pertama Letak Q1 =
( n +1 )
Q2 = median Letak Q2 = ( n+1 ) Q3 = kuartil ketiga Letak Q3 = (n +1 ) Q4 = kuartil keempat = T (skor tertinggi) Dari beberapa langkah yang telah dilakukan, maka dapat diketahui Q1, Q2, Q3, dan Q4 yang kemudian digunakan sebagai nilai kriteria ketuntasan atau sebagai nilai acuan yang digunakan untuk menilai aktivitas guru atau siswa. Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif
108
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Data Kualitatif Skor
Kriteria
Kualifikasi
Q3 ≤ skor ≤ T
Sangat baik
Berhasil
Q2 ≤ skor < Q3
Baik
Berhasil
Q1 ≤ skor < Q2
Cukup
Tidak Berhasil
R ≤ skor < Q1
Kurang
Tidak Berhasil
Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Keterampilan Guru Skor
Kriteria
Keberhasilan
36,5 ≤ skor ≤ 48
Sangat Baik
Berhasil
24 ≤ skor < 36,5
Baik
Berhasil
11,5 ≤ skor < 24
Cukup
Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tidak Berhasil
Tabel 3.5 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa Skor
Kriteria
Keberhasilan
36,5 ≤ skor ≤ 48
Sangat Baik
Berhasil
24 ≤ skor < 36,5
Baik
Berhasil
11,5 ≤ skor < 24
Cukup
Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tidak Berhasil
Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Afektif Skor
Kriteria
Keberhasilan
12,5 ≤ skor ≤ 16
Sangat Baik
Berhasil
8 ≤ skor < 12,5
Baik
Berhasil
4,5≤ skor < 8
Cukup
Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 4,5
Kurang
Tidak Berhasil
109
Tabel 3.7 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Psikomotor
3.6
Skor
Kriteria
Keberhasilan
6,5 ≤ skor ≤ 8
Sangat Baik
Berhasil
4,5≤ skor < 6,5
Baik
Berhasil
1,5 ≤ skor < 4
Cukup
Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 1,5
Kurang
Tidak Berhasil
INDIKATOR KEBERHASILAN Pembelajaran melalui model NHT dengan media Powerpoint dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dengan indikator sebagai berikut: a. Keterampilan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 pada lembar observasi keterampilan guru. b. Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 pada lembar observasi aktivitas siswa. c. Hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang pada pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint meningkat dengan ketuntasan belajar individual ≥ 70 dan ketuntansan belajar klasikal sebesar ≥ 80 %.
BAB V PENUTUP
5.1. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model NHT dengan media powerpoint, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1
Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran denga menggunakan model NHT dengan media powerpoint pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
5.1.2
Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terlihat dari peningkatan yang diperoleh dari hasil observasi, keterampilan guru pada siklus I mendapat skor 28 dengan presentase 58,33% yang termasuk dalam kategori baik, pada siklus II meningkat dengan skor yang diperoleh 36 dengan presentase 75% dengan kategori baik, dan pada siklus III juga meningkat dengan skor yang diperoleh 46 dengan presentase 95,83% yang termasuk dalam kategori sangat baik.
5.1.3
Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terlihat dari peningkatan yang
229
230
diperoleh dari hasil observasi, aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor rata-rata 23,58 dengan persentase 49,13% yang termasuk dalam kategori cukup, pada siklus II skor rata-rata meningkat menjadi 30,65 dengan persentase 63,85% yang termasuk dalam kategori baik, dan pada siklus III juga meningkat dengan skor rata-rata 40,12 dengan presentase 83,58% yang termasuk dalam kategori sangat baik. 5.1.4
Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terbukti dengan ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I mendapatkan nilai rata-rata 74 dengan presentase ketuntasan 62,80%, pada siklus II meningkat dengan nilai rata-rata menjadi 78 dengan presentase ketuntasan 74,42%, dan pada siklus III juga meningkat dengan nilai rata-rata menjadi 85 dengan presentase ketuntasan 86,05%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang
telah dirumuskan dalam penelitian terbukti kebenarannya, bahwa dengan menggunakan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
231
5.2. SARAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut. 5.2.1
Guru hendaknya dapat menerapkan model NHT dengan media powerpoint pada pembelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu guru dalam mengorganisasikan materi ajar serta memberikan bantuan visual konkret dan
memudahkan siswa
dalam memahami materi. 5.2.2
Siswa hendaknya mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran, menyiapkan alat tulis, memperhatikan penjelasan informasi/materi yang disampaikan guru, melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kualitas dan hasil belajar siswa meningkat.
5.2.3
Sekolah sebaiknya
menyediakan sarana maupun media untuk
menunjang, mendukung terlaksananya pembelajaran berkualitas.
232
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Iif Khoiru. 2014. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka. Anderson, Lorin W. 2010. Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Anggraini, Umi. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn melalui TPS dan Media Powerpoint. Jurnal PGSD UNILA. 1, (6): 1-10 Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. . 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penilaian. Yogyakarta: Rineka Cipta.. Yogyakarta: Rineka Cipta. . 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Ashyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas. BSNP. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. . 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media Depdiknas. 2004. Kualitas Pembelajaran. Jakarta: DIKTI.
233
. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. ________. 2006. Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. ________. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. ________. 2011. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Pustaka Belajar. Dewi, Hartina Kusuma. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT). Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO). 2 (7): 1-6 Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Ebrahim, Ali. 2010. The Effect Of Cooperative Learning Strategies On Elementary Students’ Science Achievement and Social Skills in Kuwait. International Journal of Science and Mathematics Education. 10 (2): 293-314 Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS filosofi, Konsep dan aplikasi. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Haydon, Todd, dkk. 2010. Effects of Numbered Heads Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities. Journal Springer Science+Business Media. 19: 222-238 Herrhyanto dan Akib Hamid. 2011. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hidayati. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: DIKTI
234
Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. . 2013. Model-Model Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Istiqomah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V-B SD Al – Ichsan Surabaya. Jurnal PGSD UNESA. 1(1): 1-5 Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Joni, T. Raka. 1985. Buletin Pendidikan Guru. Jakarta: Dharma Karya Utama. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press. Maheady, Larry Ph.D., dkk. 2013. The Effects of Numbered Heads Together with and Without an Incentive Package on the Science Test Performance of a Diverse Group of Sixth Graders. Journal of Behavioral Education. 15 (1): 25-39 Mubarak, Abdullah. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Menggunakan Media Powerpoint pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikam dan Pembelajaran. 4 (3): 4-15 Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya. Nouri, Hossein dan Shahid, Abdus. 2005. The Effect of Powerpoint Presentation on Student Learning and Atitudes. Journal of Global Perspective on Accounting Education. 2: 53-73.
235
Oktafiana, Nur Afifah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal PGSD UNESA. 1(2): 1-12 Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rifa’i, Achmad dan Catharina Anni 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Rusman. 2013. Model-Model Pmbelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rustaman.2006. Penilaian Otentik (authentic Assessment). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. ___________, 2012. Pembeljaran. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT Renaja Rosdakarya Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sardiyo, dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2010. Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
236
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Suprijono, Agus. 2009.Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . 2012.Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Suryani, Kamik. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Wonokromo II Surabaya. Jurnal PGSD UNESA. 1(1): 1-10 Susilana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. 2010. Jogjakarta: Diva Press Taneo, Silvester Petrus. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Thobroni, Muhammad dan Arif Mustafa. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Inovatif
Berorientasi
Triyono. Radjiman A. 2009. Ilmu Pengetahuan sosial 4: untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah B., dkk. 2012. Menjadi peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.
237
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara Widoyoko, Eko Putro. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wijanarko, Pulung Dhian. 2014. Numbered Head Together Berbantuan Media Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn. Joyful Learning Journal. 3 (1): 25-30 Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universita Terbuka
238
Lampiran I Instrumen Penelitian
239
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang Keterampilan Dasar Mengajar
1. Keterampilan membuka pelajaran 2. Keterampilan bertanya 3. Keterampilan memberi penguatan 4. Keterampilan menggunakan variasi 5. Keterampilan menjelaskan 6. Keterampilan mengelola kelas 7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan 9. Keterampilan menutup pelajaran
Langkah Model NHT dengan Media Powerpoint
1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint 5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda 6. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) 7. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban
Indikator Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan media Powerpoint
1. Membuka pelajaran (keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan bertanya) 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pembelajaran) 3. Menggunakan media powerpoint (keterampilan menggunakan variasi) 4. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran (keterampilan bertanya) 5. Menyampaikan materi pembelajaran (keterampilan menjelaskan, keterampilan menggunakan variasi) 6. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran (keterampilan melakukan
240
Keterampilan Dasar Mengajar
Langkah Model NHT dengan Media Powerpoint
tersebut 8. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka 9. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru 10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi 11. Siswa mengerjakan evaluasi
Indikator Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan media Powerpoint
variasi) 7. Membimbing pembentukan kelompok kecil dan menjelaskan aturan diskusi (keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan) 8. Membimbing diskusi kelompok siswa (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil) 9. Menggunakan model NHT dalam diskusi kelompok (keterampilan mengadakan variasi) 10. Membimbing presentasi hasil diskusi kelompok (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan). 11. Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan memberi penguatan) 12. Menutup pelajaran (keterampilan menutup pembelajaran)
241
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT Judul : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01Semarang
Aktivitas Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Emotional activities Visual activities Oral activities Listening activities Writing activities Drawing activities Motor activities Mental activities
Langkah Model NHT dengan Media Powerpoint 1. Guru membuka pembelajaran 2.
3.
4.
5.
6.
7.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan
Indikator Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint 1. Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran (emotional activities) 2. Menanggapi apersepsi (oral activities) 3. Memperhatikan slide Powerpoint (visual, listening, oral, activities) 4. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi (visual, listening, writing activities) 5. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran (emotional and oral activities) 6. Membentuk kelompok dan memasang nomor kepala (mental and emotional activities) 7. Mendiskusikan tugas bersama kelompok
242
Aktivitas Siswa
Langkah Model NHT dengan Media Powerpoint memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut 8.
9.
Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru
10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi 11. Siswa mengerjakan evaluasi
Indikator Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint (mental, motor, oral, and writing activities) 8. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai nomor siswa yang dipanggil guru (mental and oral activities) 9. Menanggapi hasil diskusi sesuai nomor yang dipanggil guru (visual, listening, mental, and oral activities) 10. Bertanya materi yang belum dipahaminya (mental, visual, and emotional activities) 11. Menyimpulkan hasil diskusi (mental, visual, writing, and oral activities) 12. Mengerjakan soal evaluasi (mental and writing activities)
243
KISI-KISI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT Judul : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01Semarang No 1
Variabel Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint
Indikator
1. Membuka pelajaran (keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan bertanya) 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pembelajaran) 3. Menggunakan media powerpoint (keterampilan menggunakan variasi) 4. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran (keterampilan bertanya) 5. Menyampaikan materi pembelajaran (keterampilan menjelaskan, keterampilan menggunakan variasi) 6. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran (keterampilan melakukan variasi) 7. Membimbing pembentukan kelompok kecil dan menjelaskan aturan diskusi (keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan)
Alat/ Instrumen Sumber Pengumpul data 1. Guru 1. Dokumentasi 2. Lembar 2. Foto Observasi 3. Catatan 3. Video Lapangan
244
No
Variabel
Indikator
Sumber
Alat/ Instrumen Pengumpul data
8. Membimbing diskusi kelompok siswa (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil) 9. Menggunakan model NHT dalam diskusi kelompok (keterampilan mengadakan variasi) 10. Membimbing presentasi hasil diskusi kelompok (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan). 11. Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan memberi penguatan) 12. Menutup pelajaran (keterampilan menutup pembelajaran) 2
Aktivitas Siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint
1. Mempersiapkan diri dalam 1. Siswa menerima pelajaran 2. Foto (emotional activities) 3. Video 2. Menanggapi apersepsi (oral activities) 3. Memperhatikan slide Powerpoint (visual, listening, oral, activities) 4. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi (visual, listening, writing activities) 5. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran (emotional and oral activities) 6. Membentuk kelompok dan memasang nomor kepala (mental and emotional activities) 7. Mendiskusikan tugas bersama kelompok (mental, motor, oral, and writing activities)
1. Dokumentasi 2. Lembar Observasi 3. Catatan Lapangan
245
No
Variabel
Indikator
Sumber
Alat/ Instrumen Pengumpul data
8. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai nomor siswa yang dipanggil guru (mental and oral activities) 9. Menanggapi hasil diskusi sesuai nomor yang dipanggil guru (visual, listening, mental, and oral activities) 10. Bertanya tentang materi yang belum dipahaminya (mental, visual, and emotional activities) 11. Menyimpulkan hasil diskusi (mental, visual, writing, and oral activities) 12. Mengerjakan soal evaluasi (mental and writing activities) 3
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint
Ranah Kognitif: 2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional 2.3.2 Menyebutkan 3 alat produksi modern 2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern 2.3.4 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi 2.3.5 Mengkategorikan jenis alat komunikasi tradisional sampai modern 2.3.6 Membandingkan perbedaan antara teknologi komunikasi tradisional dan modern 2.3.7 Membedakan jenis-jenis
1. Siswa 2. Foto 3. Video
1. Tes Tertulis 2. Lembar Observasi
246
No
Variabel
Indikator transportasi 2.3.8 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi 2.3.9 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional dan modern Ranah Afektif: 1. Percaya diri 2. Saling menghargai 3. Bertanggung jawab 4. Jujur Ranah Psikomotor: 1. Berdiskusi dengan kelompok 2. Menyampaikan pendapat
Sumber
Alat/ Instrumen Pengumpul data
247
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus ….
Nama Guru
: Widya Nur Eviany
Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
:
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru. 2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator pengamatan! Skala Penilaian : Skala Penilaian
Penjelasan
Niali 4
Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3
Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2
Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1
Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0
Jika tidak ada deskriptor yang nampak (Rusman, 2013: 98)
No 1
2
Indikator
Deskriptor
Membuka pelajaran (keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan bertanya) Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka
1. Mengucapkan salam 2. Berdoa 3. Melakukan presensi 4. Melakukan apersepsi 1. Sesuai indikator pembelajaran 2. Sesuai tingkat perkembangan anak
Nampak Skor (√)
248
No
Indikator pembelajaran)
3
Menggunakan media powerpoint (keterampilan menggunakan variasi)
4
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran (keterampilan bertanya)
5
Menjelaskan materi pembelajaran (keterampilan menjelaskan, keterampilan menggunakan variasi)
6
Melakukan variasi dalam proses pembelajaran (keterampilan melakukan variasi)
7
Membimbing pembentukan kelompok
Deskriptor 3. Memuat Audience, Behavior, Condition, Degree 4. Suara guru jelas terdengar ke seluruh ruang kelas 1. Media dapat dilihat jelas oleh siswa 2. Media sesuai dengan tujuan pembelajaran 3. Media yang ditampilkan menarik 4. Media yang ditampilkan sesuai dengan karakteristik siswa 1. Memberikan pertanyaan dengan jelas dan singkat 2. Pertanyaan sesuai dengan materi dan bersifat menggali pengetahuan 3. Mengarahkan siswa menjawab benar 4. Memberi kesempatan siswa berpikir 1. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami 3. Memberi tekanan pada bagian yang penting 4. Menggunakan contoh/ilustrasi melalui media powerpoint 1. Memusatkan perhatian siswa 2. Melakukan perubahan posisi dalam kelas 3. Menggunakan alat bantu yang dapat dilihat (menulis di papan tulis, menunjukkan gambar/ video melalui media powerpoint 4. Pola interaksi dengan siswa dilakukan secara langsung melalui media powerpoint. 1. Membentuk kelompok secara heterogen
Nampak Skor (√)
249
No
8
9
10
11
Indikator
Deskriptor
kecil dan menjelaskan 2. Membantu siswa menata meja aturan diskusi dan kursi kelompok (keterampilan mengelola 3. Memberi aturan diskusi yang kelas dan keterampilan jelas mengajar kelompok 4. Menegur siswa yang gaduh kecil dan perorangan) dengan bijaksana 1. Memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya Membimbing diskusi 2. Memberi bantuan pada siswa kelompok siswa yang kurang paham (keterampilan membimbing diskusi 3. Mendorong siswa kelompok kecil) mengutarakan pendapat 4. Selalu menciptakan kondisi diskusi yang optimal 1. Memberikan nomor kepala kepada masing-masing anggota kelompok 2. Memberikan tugas tiap-tiap Menggunakan model kelompok NHT dalam diskusi kelompok (keterampilan 3. Memberikan kesempatan mengadakan variasi) siswa untuk menyatukan pendapatnya 4. Melakukan pemanggilan nomor secara adi 1. Mengadakan pendekatan secara pribadi 2. Membimbing siswa berperan aktif dalam menyampaikan Membimbing presentasi pendapat hasil diskusi kelompok (keterampilan mengajar 3. Membantu siswa maju ke kelompok kecil dan depan kelas tanpa mengalami perorangan). frustasi 4. Mengarahkan siswa menanggapi hasil diskusi kelompok lain 1. Memberi penguatan verbal (berupa kata-kata positif: Memberikan penguatan bagus, benar, pintar, hebat, kepada siswa dsb) (keterampilan memberi 2. Memberi penguatan gestural penguatan) (memberikan acungan jempol, senyuman, anggukan kepala,
Nampak Skor (√)
250
No
12
Indikator
Nampak Skor (√)
Deskriptor
tepuk tangan dll) 3. Memberi penguatan dengan cara mendekati anak. 4. Memberi reward kepada siswa yang aktif selama pembelajaran berupa simbol (stiker, gambar) 1. Menyimpulkan pembelajaran Menutup pelajaran 2. Melaksanakan evaluasi (keterampilan menutup 3. Memberikan tindak lanjut pembelajaran) 4. Salam Penutup Jumlah Skor Kategori
Kriteria penilaian: Skor tertinggi (T) = 12x4=48 Skor terendah (R) = 12x0=0 Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49 Q1= kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q1= (n +1)
Letak Q3 = (n +1)
= (49+1)
= (49 +1 )
= x50
=
= 12,5
= 37,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
x 50
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X37)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 11 + 0,5
= 36 + 0,5
= 11,5
= 36,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q2= kuartil kedua Letak Q2= (n +1)
Q4= kuartil keempat
251
Q4 = T = 48
= (49+1)
Jadi nilai Q4 adalah 48
= x 50 = 25 Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25) = 24 + 0(25-24) = 24 + 0 = 24 Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Kriteria Skor Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kriteria
Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48
Sangat Baik
Tuntas
24 ≤ skor < 36,5
Baik
Tuntas
11,5 ≤ skor < 24
Cukup
Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tidak tuntas
Semarang, … Februari 2015 Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd. NIP. 19691020 199103 2 009
252
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus …. Nama Siswa
:
Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
:
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru. 2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator pengamatan! Skala Penilaian : Skala Penilaian
Penjelasan
Niali 4
Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3
Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2
Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1
Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0
Jika tidak ada deskriptor yang nampak (Rusman, 2013: 98)
No
Indikator
1
Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran (emotional activities)
2
Menanggapi apersepsi (oral activities)
Deskriptor 1. Berada di dalam kelas 2. Menempati tempat duduk masing-masing 3. Menyiapkan buku dan alat tulis 4. Bersemangat mengikuti pembelajaran 1. Menjawab dengan tepat 2. Menjawab dengan lengkap 3. Suara lantang
Nampak Skor (√)
253
No
3
4
5
6
7
8
9
Indikator
Deskriptor
4. Kesantunan bahasa 1. Mengamati powerpoint dengan seksama Memperhatikan slide 2. Mengungkapkan isi yang Powerpoint (visual, terkandung dalam powerpoint listening, oral, activities) 3. Menanggapi pertanyaan guru 4. Menjawab dengan bahasa santun 1. Sikap duduk benar dan tertib Memperhatikan 2. Mendengarkan penjelasan dari penjelasan guru tentang guru materi (visual, listening, 3. Pandangan fokus memperhatikan penjelasan guru writing activities) 4. Mencatat materi yang penting 1. Mengangkat tangan untuk Melakukan tanya jawab bertanya dan menjawab dengan guru tentang pertanyaa materi pembelajaran 2. Mengajukan pertanyaan 3. Menjawab pertanyaan (emotional and oral 4. Pertanyaan dan jawaban sesuai activities) dengan materi 1. Memperhatikan instruksi pembentukan kelompok Membentuk kelompok 2. Berkumpul dengan anggota dan memasang nomor kelompok secara tepat kepala (mental and 3. Menerima anggota kelompok dengan baik emotional activities) 4. Memasang nomor kepala dengan benar 1. Mendiskusikan masalah dalam kelompok Mendiskusikan tugas 2. Tetib ketika diskusi bersama kelompok 3. Memberikan pendapat (mental, motor, oral, and 4. Memberikan pemahaman writing activities) kepada teman sekelompok yang belum paham 1. Berani mempresentasikan di Mempresentasikan hasil depan kelas diskusi sesuai nomor 2. Suara lantang siswa yang dipanggil 3. Ketepatan jawaban guru (mental and 4. Jawaban mewakili pendapat oraactivities) kelompok 1. Berani memberikan tanggapan Menanggapi hasil diskusi 2. Suara lantang dipanggil guru (visual, 3. Tanggapan sesuai dengan
Nampak Skor (√)
254
No
Indikator listening, mental, and oral activities)
10
Aktif bertanya tentang hal yang materi yang belum dipahaminya (mental, oral, and emotional activities)
11
Menyimpulkan hasil diskusi (mental, visual, writing, and oral activities)
12
Mengerjakan soal evaluasi (mental and writing activities)
Nampak Skor (√)
Deskriptor konteks masalah yang sedang dibahas 4. Percaya diri 1. Bertanya pada guru ketika ada materi yang belum dipahami 2. Bertanya pada teman sebangku 3. Bertanya pada teman kelompok saat diskusi 4. Bertanya pada teman saat tanya jawab dan presentasi 1. Menyebutkan pokok-pokok materi yang telah dipelajari 2. Menyimpulkan pembelajaran dengan percaya diri 3. Mengemukakan simpulan dengan runtut 4. Menulis simpulan di buku catatan 1. Mengerjakan soal evaluasi dengan mandiri 2. Mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan petunjuk dari guru 3. Mengerjakan soal evaluasi dengan alokasi waktu yang ditentukan guru 4. Siswa tertib dan tenang dalam mengerjakan soal evaluasi Jumlah Skor Kategori
Kriteria penilaian: Skor tertinggi (T) = 12x4=48 Skor terendah (R) = 12x0=0 Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49 Q1= kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q1= (n +1)
Letak Q3 = (n +1)
= (49+1)
= (49 +1 )
= x50
=
x 50
255
= 12,5
= 37,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 11 + 0,5
= 36 + 0,5
= 11,5
= 36,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q2= kuartil kedua Q4= kuartil keempat
Letak Q2= (n +1)
Q4 = T = 48
= (49+1)
Jadi nilai Q4 adalah 48 = x 50 = 25 Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25) = 24 + 0(25-24) = 24 + 0 = 24 Jadi nilai Q2 adalah 24 (median) Kategori Skor Aktivitas siswa Kriteria Aktivitas Siswa
Kriteria
Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48
Sangat Baik
Tuntas
24 ≤ skor < 36,5
Baik
Tuntas
11,5 ≤ skor < 24
Cukup
Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tidak tuntas
Semarang, … Februari 2015 Observer,
(………………………..)
256
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus …. Nama Siswa
:
Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
:
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru. 2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator pengamatan! Skala Penilaian :
No
Skala Penilaian
Penjelasan
Niali 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Nilai 0
Jika semua deskriptor nampak Jika hanya 3 deskriptor yang nampak Jika hanya 2 deskriptor yang nampak Jika hanya 1 deskriptor yang nampak Jika tidak ada deskriptor yang nampak (Rusman, 2013: 98)
Indikator
1
Percaya diri
2
Saling Menghargai
Deskriptor 1. Pantang menyerah 2. Berani menyatakan pendapat dalam kelompok atau kelas 3. Berani bertanya 4. Mengutamakan usaha sendiri dari pada bantuan 1. Menghargai perbedaan pendapat teman 2. Memaklumi kekurangan teman 3. Membantu teman sekelompok yang belum mengerti 4. Dapat bekerja sama dengan teman
Check (√)
Skor
257
No
Indikator
3
Tanggung Jawab
4
Jujur
Check (√)
Deskriptor
Skor
kelompok 1. Menyelesaikan tugas tepat waktu 2. Mengerjakan tugas sesuai pembagian kelompok 3. Mengerjakan tugas dengan standar baik 4. Mengerjakan soal evaluasi sendiri 1. Tidak mencontek saat mengerjakan soal evaluasi 2. Bersikap sportif saat diskusi kelompok 3. Berpendapat sesuai dengan pengetahuannya 4. Mengakui kesalahan yang telah dilakukan Jumlah Skor Kategori
Kriteria penilaian: Skor tertinggi (T) = 4x4=16 Skor terendah (R) = 12x0=0 Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (16-0)+1=17 Q1= kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q1= (n +1)
Letak Q3 = (n +1)
= (17+1)
= (17+1 )
= x18
=
= 4,5
= 13,5
Nilai Q1 = X4 + 0,5(X5 – X4)
x 18
Nilai Q3 = X13 + 0,5(X14 – X13)
= 3 + 0,5 (4-3)
= 12 + 0,5 (13-12)
= 3 + 0,5
= 12 + 0,5
= 4,5
= 12,5
Jadi nilai Q1 adalah 4,5
Jadi nilai Q3 adalah 12,5
Q2= kuartil kedua
Q4= kuartil keempat
258
Q4 = T = 16
Letak Q2= (n +1)
Jadi nilai Q4 adalah 16
= (17+1) = x 18 =9 Nilai Q2 = X9 + 0(X10 – X9) = 8 + 0(9-8) =8+0 =8 Jadi nilai Q2 adalah 8 (median)
Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afekttif Skala
Ketuntasan
Kategori
12,5≤skor<16
Tuntas
Sangat Baik
8≤skor<12,5
Tuntas
Baik
4,5≤skor< 8
Tidak tuntas
Cukup
0 ≤skor< 4,5
Tidak tuntas
Kurang
259
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus …. Nama Siswa
:
Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
:
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru. 2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator pengamatan! Skala Penilaian :
No
1
Skala Penilaian
Penjelasan
Niali 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Nilai 0
Jika semua deskriptor nampak Jika hanya 3 deskriptor yang nampak Jika hanya 2 deskriptor yang nampak Jika hanya 1 deskriptor yang nampak Jika tidak ada deskriptor yang nampak (Rusman, 2013: 98)
Indikator
Berdiskusi dengan kelompok
Deskriptor 1. Siswa Akrab dengan teman sekelompoknya 2. Bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok 3. Tertib saat berdiskusi 4. Menjelaskan kepada teman satu kelomok yang kurang mengerti
Check (√)
Skor
260
No 2
Check (√)
Indikator
Deskriptor
Mengemukakan pendapat
1. Berani maju ke depan kelas 2. Menanggapi jawaban kelompok 3. Membacakan hasil diskusi dengan suara lantang 4. Bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami Jumlah Skor Kriteria
Kriteria penilaian: Skor tertinggi (T) = 2x4=8 Skor terendah (R) = 2x0=0 Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (8-0)+1=9 Q1= kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q1= (n +1)
Letak Q3 = (n +1)
= (9+1)
= (9+1 )
= x10
=
= 2,5
= 7,5
Nilai Q1 = X2 + 0,5(X3 – X2)
x 10
Nilai Q3 = X7 + 0,5(X7 – X6)
= 1 + 0,5 (2-1)
= 6 + 0,5 (6-5)
= 1 + 0,5
= 6 + 0,5
= 1,5
= 6,5
Jadi nilai Q1 adalah 1,5
Jadi nilai Q3 adalah 6,5
Q2= kuartil kedua
Q4= kuartil keempat
Letak Q2= (n +1)
Q4 = T = 8
= (9+1) = x 10 =5 Nilai Q2 = X5 + 0(X6 – X5)
Jadi nilai Q4 adalah 8
Skor
261
= 4 + 0(5-4) =4+0 =4 Jadi nilai Q2 adalah 4 (median)
Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Skala
Kriteria
Ketuntasan
6,5≤skor<8
Sangat Baik
Tuntas
4≤skor< 6,5
Baik
Tuntas
1,5≤skor< 4
Cukup
Tidak tuntas
0 ≤skor< 1,5
Kurang
Tidak tuntas
262
CATATAN LAPANGAN PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus …. Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa, dan proses pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya!
Catatan : …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Semarang, … Februari 2015 Observer
(…………………………)
268
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : IVA/2 Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK/ PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
SUMBER BELAJAR
ALOKASI WAKTU
1. 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakann ya.
Perkembangan teknologi produksi
1. Mengamati slide powerpoint 2.3.10 Teknik: M enyebutkan 3 alat yang berisi gambar dan video 1. Tes produksi perkembangan dan jenis 2. Non Tes tradisional (C1) teknologi produksi 2. Tanya jawab dengan guru tentang perkembangan teknologi produksi tadisional dan modern
2.3.11 enyebutkan 3 alat produksi modern (C1)
Tes: 1. Obyektif 2. Uraian M Non Tes: 1. Lembar Observasi
Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
2. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media. 3. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
368
2.3.12 embandingkan 3. Memperhatikan penjelasan jenis teknologi guru tentang perkembangan produksi teknologi produksi melalui tradisional dan
Bentuk M Instrumen:
3 x 35 menit
269
slide powerpoint
modern (C5)
4. berdiskusi untuk menemukan 2.3.13 enunjukkan jawaban yang benar tentang contoh sikap LKS dan memastikan tiap sikap percaya diri anggota kelompok (Afektif) mengetahui jawaban tersebut
Afektif 2. Lembar M Observasi Psikomotor
5. mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka 6. menyimpulkan hasil diskusi 7. bertanya mengenai materi perkembangan teknologi produksi yang belum jelas
Pustaka Setia. 4. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 5. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 6. Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.
369
270
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
I.
Nama Sekolah
: SDN Kalibanteng Kidul 01
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: IVA/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari/ Tanggal
: Jum’at, 6 Februari 2015
Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
II.
Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
III.
Indikator 2.3.13 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional (C1) 2.3.14 Menyebutkan 3 alat produksi modern (C1) 2.3.15 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern (C5) 2.3.16 Menunjukkan contoh sikap percaya diri
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Dengan mengamati gambar teknologi produksi dalam slide powerpoint, siswa dapat menyebutkan 3 alat produksi tradisional. 2. Dengan mengamati gambar teknologi produksi dalam slide powerpoint, siswa dapat menyebutkan 3 alat produksi modern.
271
3. Dengan mengamati video teknologi produksi tradisional dan modern dalam slide powerpoint, siswa dapat membandingkan teknologi produksi tradisional dan modern dengan benar. 4. Dengan menempel gamabar alat-alat produksi pada LKS bersama kelompok, siswa dapat menunjukkan dua contoh sikap percaya diri. Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.
V.
Materi Pembelajaran 1. Perkembangan teknologi produksi 2. Alat produksi tradisional dan modern
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together) Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi
VII.
Kegiatan Pembelajaran 1. Pra Kegiatan (5 menit) a. Guru memberikan salam b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa d. Guru melakukan presensi e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran 2. Kegiatan Awal (10 menit) 4) Guru melakukan apersepsi: “siapakah yang pernah melihat
petani
membajak
sawah?”
apa
digunakan petani untuk membajak sawahnya?” 5) Memotivasi siswa
yang
272
6) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang alat produksi tradisional, alat produksi modern, serta membandingkan teknologi produksi tradisional dan modern 3. Kegiatan Inti (75 menit) 12) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan video perkembangan dan jenis teknologi produksi (eksplorasi) 13) Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
tentang
perkembangan teknologi produksi tadisional dan modern (eksplorasi) 14) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang perkembangan teknologi produksi melalui slide powerpoint (eksplorasi) 15) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda (elaborasi) 16) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) (elaborasi) 17) Masing-masing
kelompok
berdiskusi
untuk
menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut (elaborasi) 18) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka (elaborasi) 19) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru (elaborasi) 20) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi) 21) Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi produksi (konfirmasi) 22) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan reward atau penghargaan (konfirmasi) 4. Kegiatan Akhir (15 menit)
273
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. 2) Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan 4) Guru
memberikan
menyampaikan
tindak
rencana
lanjut/
pekerjaan
pembelajaran
untuk
rumah
dan
pertemuan
berikutnya. 5) Guru menutup pembelajaran VIII.
Media dan Sumber Belajar 1. Media : a. LCD proyektor b. Laptop c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang materi perkembangan teknologi produksi d. Nomor kepala dan label nama kelompok 2. Sumber belajar : a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan. b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media. c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional f. Sutoyo, Leo Agung. 2009.
IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
274
IX.
Penilaian 1. Teknik penilaian a. Penilaian kognitif
: Tes (Tes Tertulis)
b. Penilaian Afektif
: Non Tes (Observasi )
c. Penilaian Psikomotorik : Non Tes (Observasi) 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian kognitif
: Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)
b. Penilaian Afektif
: Lembar Observasi Afektif
c. Penilaian Psikomotorik : Lembar Observasi Psikomotor
Semarang, 6 Februari 2015
275
MATERI AJAR Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
1. Perkembangan Teknologi Produksi Teknologi berkaitan dengan suatu kreasi dan penemuan manusia untuk membuat dan menggunakan sesuatu. Pada zaman dahulu manusia masih memiliki sedikit alat. Peralatannya pun masih sangat sederhana. Pembuatan peralatan dari batu merupakan teknologi tertua. Seiring perkembangan teknologi mulailah diciptakan alat-alat yang lebih modern. Semua itu bertujuan untuk membantu kehidupan mereka. Perkembangan teknologi menunjukkan kemajuan kecerdasan manusia. Setiap kemajuan dalam ilmu pengetahuan akan membuka cara baru bagi pengembangan teknologi. Produksi berarti pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sehingga nilai barangnya menjadi meningkat. Teknologi produksi adalah teknik perindustrian dengan menggunakan mesin-mesin. Dapatkah kamu menyebutkan alat-alat teknologi tradisional dan modern yang ada di rumahmu? 2. Jenis teknologi produksi tradisional dan modern 1) Teknologi produksi Pangan Pada zaman prasejarah, manusia sangat tergantung pada alam dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh makanan, mereka masih melakukan cara berburu. Cara pengolahannya pun masih sederhana. Dalam perkembangannya, manusia mulai mengenal cara bercocok tanam. Meskipun masih menggunakan alat sederhana. Misalnya cangkul dan bajak dengan bantuan tenaga hewan. Sekarang industri pertanian sudah menggunakan
276
cara yang lebih maju dan modern. Pengerjaannya tidak hanya menggunakan tenaga manusia. Sekarang sudah menggunakan alat-alat seperti traktor dan alat penyemprot hama. Dengan demikian, tanah pertanian yang luas bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Pada saat panen petani zaman dahulu menggunakan alat sederhana. Yaitu ani-ani atau sabit untuk memotong padi. Setelah padi dipanen, petani memisahkan antara kulit dan bulir padi. Untuk itu digunakan alat yang disebut alu dan lesung. Alu dan lesung digunakan untuk menumbuk padi. Dengan ditumbuk, kulit padi dan bulir padi akan terpisah. Setelah terpisah, kulit padi akan dijadikan makanan ternak. Sedangkan bulir padi adalah beras untuk bahan makanan pokok. Sekarang sudah ada alat penumbuk padi yang lebih modern. Yaitu, mesin penggilingan padi. Mesin ini digunakan untuk memisahkan kulit dan bulir padi. Dengan mesin ini, tenaga manusia yang dibutuhkan tidak besar. Meskipun demikian, cangkul, bajak, lesung dan alu masih digunakan oleh masyarakat Indonesia. Sekarang, orang-orang mulai berpikir praktis. Orang mulai menyukai makanan-makanan cepat saji. Misalnya makanan yang tersimpan dalam kaleng dan botol. Zaman dulu, jumlah dan jenis makanan tidak sebanyak sekarang. Produksi makanan sekarang sudah semakin maju dan kreatif. Dari satu jenis bahan baku bisa menghasilkan berbagai jenis makanan baru. Contoh-contoh bahan baku yaitu kedelai, nanas, dan gandum. Bahan baku tersebut dapat diuolah menjadi beberapa jenis barang jadi. Kedelai dapat diolah menjadi tempe, tahu, kecap, tauco, dan lain-lain. Nanas, dapat diolah menjadi selai, sirup, manisan, dan lain-lain. Sedangkan gandum dapat dioah menjadi mie, roti, biscuit, kue, dan lain-lain. 2) Teknologi produksi sandang Untuk membuat kain, masyarakat dulu menggunakan alat tenun sederhana. Alat tenun sederhana terbuat dari kayu yang dirakit secara sederhana. Untuk bahan pewarnanya digunakan daun atau kulit pohon yang diolah. Hal ini tentu akan membutuhkan waktu yang lama. Dan juga tenaga yang besar. Sehingga jumlah barang yang dihasilkan juga tidak banyak.
277
Dengan perkembangan teknologi produksi, pembuatan kain tidak susah lagi. Pabrik tekstil dengan mesin-mesin modern dapat menghasilkan kain yang berkualitas. Dan jumlah yang dihasilkannya pun besar. Bahkan kain yang dihasilkan lebih bervariasi. Di zaman sekarang, ada bermacammacam bahan untuk membuat kain. Bahan baku yang diperlukan tergantung pada jenis kain yang diproduksi. Seperti kapas untuk membuat katun. Bulu biri-biri untuk kain wol. Bahan sintetis untuk kain nilon. 3) Teknologi produksi bahan bangunan Selain bahan pangan dan bahan sandang, manusia juga memerlukan rumah sebagai tempat tinggal. Segala perlengkapan rumah tangga seperti kursi, tempat tidur, lemari merupakan kebutuhan hidup lainnya yang diperlukan. Masyarakat masa lalu memotong kayu menggunakan kapak dan peralatan sederhana. Waktu yang diperlukan cukup lama untuk mengerjakannya. Sedangkan sekarang orang memotong kayu dapat menggunakan gergaji mesin. Selain lebih cepat hasil yang didapat pun sangat banyak. Selain itu potongan juga lebih rapi. Menyerut pun juga sekarang sudah menggunakan serutan mesin. Tidak seperti dulu yang menggunakan serutan biasa dan menggunakan tenaga manusia lebih besar 3. Perbandingan teknologi alat produksi tradisional dan modern Alat Produksi tradisional Digerakkan dengan tenaga manusia, hewan, dan alam. Peralatan dibuat dari bahan yang sederhana dan dapat dibuat sendiri.
Alat Produksi Modern
Digerakkan dengan tenaga mesin secara otomatis. Peralatan dibuat dengan teknologi yang canggih dan membutuhkan tenaga ahli. Hasil produksi yang didapat sedikit Hasil produksi yang didapatkan dan membutuhkan waktu yang lama banyak dalam waktu yang singkat Tenaga yang dibutuhkan banyak Tenaga yang dibutuhkan sedikit karena dibantu dengan mesin Hasil produksi kurang bagus dan tidak Hasil produksi bagus, rapi, dan awet awet Tidak menimbulkan pencemaran atau Menimbulkan pencemaran atau polusi polusi Tidak tergantung dengan peralatan Sangat tergantung dengan peralatan (mesin)
278
RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
279
280
281
LEMBAR KERJA SISWA Siklus I Nama Kelompok: ……………………………………. 1. …………………………………………………………. 2. …………………………………………………………. 3. …………………………………………………........ 4. …………………………………………………………. 5. …………………………………………………………. 6. ………………………………………………………….
Petunjuk: - Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis produksinya! - Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom! - Tulislah kegunaan dan penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut pada kolom ! Jenis Teknologi Teknologi Kegunaan/ Keterangan Produksi Produksi Produksi Modern Tradisional Produksi Pangan
Produksi Sandang
Produksi Papan
282
GAMBAR YANG DI DALAM AMPLOP
283
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA Siklus I Jenis Teknologi Produksi
Teknologi Produksi Tradisional
Membajak dengan kerbau
Teknologi Produksi Modern
Traktor
Produksi pangan
Lesung dan alu
Produksi Sandang
Alat tenun bukan mesin
Canting, batik tulis
Produksi Papan
Kapak
Cangkul
Mesin perontok padi
Mesin pembuat kain
Mesin pencetak batik
Mesin gergaji
Truk pengaduk semen
Kegunaan/ Keterangan
Dahulu petani membajak sawahnya dengan bantuan kerbau, tetapi dengan perkembangan teknologi, dibuatlah mesin pembajak sawah atau traktor. Dahulu, untuk memisahkan padi dengan batangnya, petani menggunakan lesung dan alu, tetapi dengan perkembangan teknologi, dibuatlah mesin perontok padi yang dapat meringankan pekerjaan petani Dahulu, orang membuat kain dengan menggunakan alat tenun yang sederhana, dengan perkembangan teknologi, dibuatlah mesin pembuat kain yang sangat canggih. Dahulu, untuk membuat batik, orang harus menulis atau menggambar batik menggunakan cantik dan lilin, sekarang dengan perkembangan teknologi, hadir mesin pembuat batik, atau mesin pencetak batik. Dahulu, tukang kayu memotong kayu menggunkan kapak sederhana, sekarang menggunakan teknologi mesin gergaji Dahulu tukan bangunan mengaduk semen dan pasir dengan cangkul yang sederhana, sekarang menggunakan truk bermesin pengaduk semen dan pasir secara otomatis.
284
KISI-KISI EVALUASI Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakan nya
2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional
Teknik
Penilaian Bentuk Ranah
Tes Tertulis
Pilihan ganda C1 Uraian Pilihan ganda
2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi modern
2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern 2.3.4 Menunjukkan contoh sikap percaya diri
No Soal 1, 3, 4, 8
12 2, 5, 9 C1
Uraian Pilihan ganda
11, 13 6, 7, 10 C4
Uraian Observ asi
Lbr. Observ asi Afektif
14, 15 Afek tif
-
285
SOAL EVALUASI NILAI
Siklus I Nama
:
Kelas/No.
:
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini! 1. Yang dimaksud kegiatan produksi adalah kegiatan …. a. menjual barang
c. menyewakan barang
b. menghasilkan barang
d. memperbaiki barang
2. Teknologi alat-alat produksi setiap tahun mengalami. . . . a. peningkatan
c. perkembangan
b. kemajuan
d. perluasan
3. Sebelum ditemukan traktor, manusia membajak sawah menggunakan tenaga… a. manusia
c. mobil
b. sapi atau kerbau
d. matahari
4. Di bawah ini yang merupakan alat produksi tradisional adalah …. a. Lesung, ATBM, cangkul b. lesung, ATBM, mesin pemotong kayu c. lesung, mesin pintal listrik, kapak d. lesung, cangkul, mixer 5. Berikut ini yang bukan merupakan jenis alat-alat teknologi produksi pangan adalah …. a. mesin fotokopi
c. mesin penggiling padi
b. mesin
d. mesin pengering padi
penyuling
minyak 6. Dibawah ini yang
merupakan kelemahan teknologi produksi
tradisional adalah . . . . a. prosesnya lama
c. menimbulkan polusi
b. menggunakan tenaga mesin
d. hasilnya jelek
286
7. Dengan adanya teknologi mesin produksi, tenaga kerja yang dibutuhkan semakin. . . . a. banyak
c. tidak berpengaruh
b. sedikit
d. menghilang
8. Lesung dan alu adalah barang-barang yang terbuat dari … a. plastik
c. kayu
b. besi
d. tanah liat
9. Dibawah ini yang termasuk bahan baku pembuatan kertas adalah …. a. benang
c. kapas
b. plastik
d. kayu
10. Jika dibandingkan dengan jaman dahulu, pengolahan produksi pada masa sekarang lebih …. a. boros
c. cepat
b. kuno
d. lambat
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat! 11. Mengapa teknologi produksi mengalami perkembangan? 12. Sebutkan 3 contoh teknologi produksi tradisional! 13. Sebutkan 3 contoh teknologi produksi modern! 14. Jelaskan perbedaan membajak sawah dengan menggunakan tenaga kerbau dan menggunakan tenaga mesin! 15. Sebutkan perbedaan jenis teknologi produksi tradisional dan modern!
287
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus I I. Pilihan Ganda 1. b 2. c 3. b 4. d 5. a
6. a 7. b 8. c 9. c 10. c
II. Uraian 11. Untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yang semakin meningkat 12. Membajak sawah menggunakan kerbau, mencangkul sawah, lesung, alu, alat tenun yang terbuat dari kayu, menumbuh obat-obatan dari bahan alami,kapak. 13. Traktor, alat tenun mesin, mesin jahit, gergaji mesin 14. Membajak sawah dengan bantuan kerbau waktunya lebih lama disbanding dengan bantuan mesin traktor. Tetapi membajak sawah dengan bantuan kerbau tidak menimbulkan polusi, sedangkan dengan bantuan mesin dapat mencemari udara. 15. Alat Produksi tradisional Digerakkan dengan tenaga manusia, hewan, dan alam. Peralatan dibuat dari bahan yang sederhana dan dapat dibuat sendiri.
Alat Produksi Modern
Digerakkan dengan tenaga mesin secara otomatis. Peralatan dibuat dengan teknologi yang canggih dan membutuhkan tenaga ahli. Hasil produksi yang didapat sedikit Hasil produksi yang didapatkan dan membutuhkan waktu yang lama banyak dalam waktu yang singkat Tenaga yang dibutuhkan banyak Tenaga yang dibutuhkan sedikit karena dibantu dengan mesin Hasil produksi kurang bagus dan tidak Hasil produksi bagus, rapi, dan awet awet Tidak menimbulkan pencemaran atau Menimbulkan pencemaran atau polusi polusi Tidak tergantung dengan peralatan Sangat tergantung dengan peralatan (mesin)
288
PEDOMAN PENSKORAN
Pilihan ganda (A):
Benar = Skor 1 Salah = Skor 0 Uraian (B): Benar = Skor Maksimal 4
N=
x 10
N : nilai yang diperoleh A : jumlah skor yang diperoleh pilihan ganda B: jumlah skor yang diperoleh uraian
289
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS II Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : IVA/2 Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi KOMPETENSI DASAR 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakann ya.
MATERI POKOK/ PEMBELAJARAN Perkembangan teknologi produksi
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. mengamati slide powerpoint yang berisi 2.3.14 enjelaskan gambar dan video perkembangan perkembangan dan jenis teknologi teknologi komunikasi komunikasi (C2) 2. melakukan tanya jawab dengan guru tentang perkembangan teknologi 2.3.15 engkategorikan produksi komunikasi jenis alat 3. memperhatikan penjelasan komunikasi guru tentang jenis alat tradisional sampai komunikasi dan perbedan modern (C4) teknologi komunikasi tradisional dan modern 2.3.16 melalui slide powerpoint embandingkan 4. berkelompok dengan
PENILAIAN
SUMBER BELAJAR
ALOKASI WAKTU
a. Teknik: M 1. Tes 2. Non Tes Bentuk Instrumen: M Tes: 1. Obyektif 2. Uraian Non Tes: 1. Lembar M Observasi
3 x 35 menit
Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media. c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
289
290
jumlah anggota 6 orang dan perbedaan antara setiap anggota kelompok teknologi mendapatkan nomor yang komunikasi (C5) berbeda 5. Setiap kelompok diberikan 2.3.17 enunjukkan Lembar Kerja Siswa (LKS) contoh sikap 6. Masing-masing kelompok sikap berdiskusi untuk bertanggung menemukan jawaban yang jawab benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut 7. siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka 8. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru 9. menyimpulkan hasil diskusi 10. bertanya mengenai materi perkembangan teknologi komunikasi yang belum jelas
Afektif 2. Lembar Observasi Psikomotor M
Pustaka Setia. d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional f.
Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.
290
291
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
I.
Nama Sekolah
: SDN Kalibanteng Kidul 01
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: IVA/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari/ Tanggal
: Rabu, 11 Februari 2015
Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
II.
Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
III.
Indikator 2.3.17 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi (C2) 2.3.18 Mengkategorikan jenis alat komunikasi (C4) 2.3.19 Membandingkan antara teknologi komunikasi tradisional dan modern (C5) 2.3.20 Menunjukkan contoh sikap sikap bertanggung jawab
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Dengan memperhatikan slide powerpoint tentang perkembangan teknologi komunikasi, siswa dapat menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dengan baik. 2. Dengan mengamati slide powerpoint tentang jenis alat komunikasi, siswa dapat mengkategorikan jenis alat komunikasi dengan benar.
292
3. Dengan memperhatikan video perkembangan teknologi komunikasi pada slide powerpoint, siswa dapat membandingkan antara teknologi komunikasi tradisional dan modern dengan benar. 4. Melalui menempelkan gamabar alat komunikasi pada LKS bersam kelompok, siswa dapat menunjukkan dua contoh sikap tanggung jawab. Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur
V.
Materi Pembelajaran 1. Perkembangan teknologi komunikasi 2. Alat komunikasi tradisional dan modern
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together) Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi
VII.
Kegiatan Pembelajaran 1. Pra Kegiatan (5 menit) a. Guru memberikan salam b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa d. Guru melakukan presensi e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran 2. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru melakukan apersepsi: guru menunjukkan sebuah telepon genggam dan menanyakan “Apakah nama alat ini? Apa fungsi alat ini?” b. Memotivasi siswa dengan mengajak siswa bertepuk semangat
293
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan teknologi komunikasi, mengkategorikan jenis alat komunikasi 3. Kegiatan Inti (75 menit) a. Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan video
perkembangan
dan
jenis
teknologi
komunikasi
(eksplorasi) b. Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
tentang
perkembangan teknologi produksi komunikasi (eksplorasi) c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat komunikasi dan perbedan teknologi komunikasi tradisional dan modern melalui slide powerpoint (eksplorasi) d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda (elaborasi) e. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) (elaborasi) f. Masing-masing
kelompok
berdiskusi
untuk
menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut (elaborasi) g. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka (elaborasi) h. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru (elaborasi) i. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi) j. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi komunikasi (konfirmasi) k. Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan reward atau penghargaan (konfirmasi) 4. Kegiatan Akhir (15 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
294
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan d.
Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan menyampaikan
rencana
pembelajaran
untuk
pertemuan
berikutnya. e. Guru menutup pembelajaran VIII.
Media dan Sumber Belajar 1. Media : a. LCD proyektor b. Laptop c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang materi perkembangan teknologi komunikasi d. Nomor kepala dan label nama kelompok 2. Sumber belajar : a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan. b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media. c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional f. Sutoyo, Leo Agung. 2009.
IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
295
IX.
Penilaian 1. Teknik penilaian a. Penilaian kognitif
: Tes (Tes Tertulis)
b. Penilaian Afektif
: Non Tes (Observasi)
c. Penilaian Psikomotor
: Non Tes (Observasi)
2. Instrumen Penilaian a. Penilaian kognitif
: Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)
b. Penilaian Afektif
: Lembar Observasi Afektif
c. Penilaian Psikomotor
: Lembar Observasi Psikomotor
Semarang, 2015
11Februari
296
MATERI AJAR SIKLUS II
Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Perkembangan Teknologi Komunikasi Alat komunikasi dapat diartikan alat untuk berhubungan. Sebagai makhluk sosial, kita selalu berhubungan dengan orang lain. Banyak manfaat yang kita dapat dalam berkomunikasi. Kita dapat bertukar pikiran, mengetahui kabar serta mengirim pesan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Komunikasi lisan dilakukan dengan cara berbicara secara langsung. Berkomunikasi secara tertulis dapat dilakukan melalui tulisan pada kertas. Kini perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Terbukti dengan adanya berbagai alat komunikasi modern. Maupun cara-cara berkomunikasi yang bervariasi. Jenis-jenis Alat komunikasi 1. Alat Komunikasi Tradisional Alat komunikasi zaman dulu masih sederhana sekali dan belum dilengkapi mesin elektronik didalamnya sehingga proses penyampain pesan berlangsung sangat lambat. Contoh alat komunikasi zaman dulu adalah kentongan, lonceng, surat, sandi, bedug, dll. 2. Alat komunikasi Modern Pada dasarnya cara berkomunikasi itu ada dua macam, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung terjadi bila dua orang atau lebih berbincang-bincang dengan saling berhadapan muka.
297
Sedangkan komunikasi secara tidak langsung terjadi bila orang yang berkomunikasi menggunakan suatu alat perantara. Biasanya orangnya tidak berhadapan secara langsung. Sekarang marilah kita bahas perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Zaman sekarang, kita dapat berkomunikasi melalui surat, telegram, handy talkie, pager, telepon, TV, radio, internet, koran, dan majalah. Berdasarkan bentuknya, alat komunikasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu komunikasi terlutis, lisan, dan isyarat. 1. Komunikasi tertutis Surat Komunikasi tertulis melalui surat dari dulu sampai sekarang masih dilakukan orang. Sebelum ditemukan kertas, biasanya orang menulis surat pada daun, pelepah pohon atau kulit batang. Surat diantar oleh seorang kurir (pengantar surat). Pada masa lalu mereka mengantar surat dengan berjalan kaki atau menunggang kuda. Masyarakat masa kini menulis di atas kertas dengan cara tulis tangan atau diketik. Surat dapat kita kirim ke tujuan yang jauh tempat tinggalnya melalui kantor pos. Cepat atau lambatnya pengiriman tergantung pada biaya atau perangko yang diberikan. Dengan berkem-bangnya teknologi sekarang kita pun dapat mengirim surat lewat faksimile. Faksimile merupakan mesin cetak/fotocopy jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan telepon. Dengan faksimile surat dapat diterima salinannya secara langsung. Alat komunikasi tertulis lainnya adalah koran, majalah dan buku yang disebut sebagai media cetak. Telepon genggam dan internet juga dapat dimanfaatkan untuk mengirim pesan tertulis yang disebut dengan SMS (Short Message Service) dan e-mail atau surat elektronik. Telegram Telegram sering disebut surat kawat. Alat pengirim telegram disebut telegraf. Telegraf adalah pesawat
untuk
mengirim
berita. Telegram
mempergunakan kekuatan listrik. Pesawat telegraf diciptakan oleh Samuel F.B.
298
Morse tahun 1840. Orang berkebangsaan Amerika. Pengiriman berita dengan telegraf termasuk mahal. Ini karena perhitungannya tiap huruf. 2. Komunikasi Lisan Telepon Pernahkah kalian menerima berita lewat telepon? Telepon merupakan alat yang sering digunakan. Adanya telepon, komunikasi menjadi sangat mudah dan cepat. Pesawat telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell tahun 1876. Alexander berkebangsaan Amerika Serikat. Jenis telepon ada dua, yaitu telepon kabel dan telepon selular. Adanya telepon selular memudahkan dalam berkomunikasi. Baik dengan suara langsung atau dengan pesan tertulis (SMS). Radio Apakah radio itu? Radio ditemukan oleh C. Marconi tahun 1901. Apa yang sering kalian dengar dari radio. Radio dapat memberikan informasi dan hiburan. Informasi dapat berupa berita. Adapun hiburan berupa musik. Siaran radio dipancarkan oleh pemerintah dan swasta. Pemancar radio milik pemerintah adalah RRI (Radio Republik Indonesia). Pemancar radio milik swasta jumlahnya banyak sekali. Stasiun pemancar radio pemerintah bernama RRI (Radio Republik Indonesia). RRI berdiri pertama kali pada tanggal 11 September 1945. Televisi Televisi merupakan alat komunikasi yang sering digunakan. Televisi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kita dapat melihat berbagai peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dari tempat tinggal kita melalui televisi. Di negara kita, dulu hanya ada satu stasiun televisi, yaitu TVRI. Sekarang, kita dapat menyaksikan berbagai acara dari banyak stasiun televisi. Televisi merupakan sarana komunikasi yang sangat penting karena menjadi sarana informasi dan hiburan. Tahukah kamu siapa yang membuat televisi pertama kali? Orang yang pertama kali membuat televisi adalah John Logie Baird. Ia berkebangsaan Inggris. Ide pertamanya untuk membuat televisi gagal. Pada tahun 1923, dia mulai mengutak-atik mesin untuk memindahkan gambar sekaligus suara lewat radio. Dia berhasil mengirim gambar kasar ke pesawat
299
penerima yang berjarak beberapa meter tanpa kabel. Pada bulan Januari 1926, dia mendemonstrasikan televisi di depan umum di Institut Kerajaan di London. Ini adalah peragaan televise pertama kalinya. 3. Komunikasi melalui isyarat Komunikasi dengan isyarat tidak hanya dilakukan manusia di masa lalu. Masyarakat masa lalu biasa menggunakan kentongan, bedug, lonceng ataupun asap. Masyarakat masa kini juga masih menggunakan alat-alat tersebut. Namun penggunaanya kadang ditambah dengan alat pengeras suara. Sekarang juga banyak digunakan sirine, alarm, dan lampu sebagai alat komunikasi isyarat.
Perbandingan teknologi alat komunikasi tradisional dan modern Alat Komunikasi tradisional Murah Alatnya sederhana Jika rusak, memperbaikinya mudah Tidak terlalu bergantung pada alat Tidak berdampak negatif pada kesehatan Jangkauannya terbatas Susah dibawa kemana-mana
Alat Komunikasi Modern Harganya mahal Alatnya modern dan canggih Jika rusak, sulit memperbaiki Sangat tergantung pada alat/onderdil Dapat mengganggu kesehatan Jangkauan luas Mudah dibawa ke mana-mana
300
RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
301
302
303
304
LEMBAR KERJA SISWA Siklus II Nama Kelompok: ……………………………………. 1. …………………………………………………………. 2. …………………………………………………………. 3. …………………………………………………........ 4. …………………………………………………………. 5. …………………………………………………………. 6. ………………………………………………………….
Jenis Komunikasi
Tertulis
Lisan
Isyarat
Nama dan gambar alat
Alat Tradisional Alat Modern
Petunjuk: - Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis komunikasinya! - Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom! - Beri tanda √ pada kolom “Alat Tradisional” atau “Alat Modern” sesuai dengan alatnya! - Tulislah kegunaan dan penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut pada kolom !
Surat
√
Kegunaan Untuk mengirim pesan secara tertulis
305
GAMBAR YANG DI DALAM AMPLOP
306
Jenis Komunikasi
Nama dan gambar alat
Alat Tradisional Alat Modern
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA Siklus II
Surat
√
Tertulis
faksimile Telepon
Lisan
Kegunaan Untuk mengirim pesan secara tertulis
√
Untuk mengirim pesan secara tertulis
√
Berkomunikasi lisan dengan seseorang
√
Melihat berbagai peristiwa yang terjadi di tempat jauh
televisi √
Isyarat
Kentongan Alarm kebakaran
Memberi tahu tentang adanya bahaya Memanggil warga agar berkumpul, dll
√
Memberi pesan bahwa telah terjadi kebakaran
307
KISI-KISI EVALUASI Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
Kompetensi Dasar
Indikator Teknik
2.3 Mengenal 2.3.5 Menjelaskan Tes perkembangan perkembangan Tertulis teknologi teknologi komunikasi produksi, komunikasi 2.3.6 Mengkategori dan kan jenis alat transportasi komunikasi serta pengalaman menggunakan 2.3.7 Membandingk an antara nya teknologi komunikasi tradisional dan modern 2.3.8 Menunjukkan Observ contoh sikap asi bertanggung jawab
Penilaian Bentuk Ranah Pilihan C1 ganda
No Soal 1, 2
Uraian C2 Pilihan C2 ganda
11, 14 3, 4, 5,6
Uraian C3 Pilihan C4 ganda
12, 13 7, 8, 9, 10
Uraian
15 -
Lbr. Observ asi Afektif
C5 Afek tif
308
SOAL EVALUASI NILAI
Siklus II Nama
:
Kelas/No.
:
I.
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini! 1. Kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung dinamakan …. a. konsumsi
c. komunikasi
b. produksi
d. distribusi
2. Pada zaman dahulu sudah ada bermacam-macam alat komunikasi. Contoh alat komunikasi pada zaman dahulu adalah …. a. kentongan
c. telegram
b. lesung
d. telepon
3. Sekarang ini, mengiriman surat jarak jauh dapat menggunakan layanan…. a. merpati
c. perangko
b. PT Pos Indonesia
d. SMS
4. Pesan teks singkat yang dikirim dan diterima melalui telepon genggam adalah… a. MMS
c. LINE
b. BBM
d. SMS
5. Penemu teknologi pesawat telepon adalah …. a. Marconi
c. Alexander Graham Bell
b. John Logie Baird
d. Samuel Morse
6. Di bawah ini stasiun TV yang dikelola oleh pemerintah ialah …. a. NET.TV
c. TVRI
b. Indosiar
d. RCTI
7. Jika dibandingkan dengan jaman dulu, penggunaan teknologi komunikasi pada masa sekarang lebih ….. . . .
309
a. murah
c. nyaman
b. mudah
d. canggih
8. Berikut ini yang termasuk teknologi komunikasi dengan isyarat adalah…. a. faksimil
c. e-mail
b. rambu-rambu lalu lintas
d. short message service
9. Alat komunikasi tradisional harganya lebih murah karena …. a. lebih canggih membuatnya b. lebih rumit membuatnya c. lebih sederhana membuatnya d. sederhana menggunakannya 10. Salah satu keuntungan perkembangan teknologi komunikasi adalah … a. menyampaikan pesan lebih cepat b. menyampaikan pesan lebih lama c. lebih ramah lingkungan d. pemanasan global II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat! 1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi? 2. Sebutkan 3 jenis alat komunikasi tradisional! 3. Sebutkan 3 jenis alat komunikasi modern! 4. Jelaskan manfaat alat komunikasi bagi manusia! 5. Sebutkan perbedaan jenis teknologi komunikasi tradisional dan modern!
310
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus II I.
Pilihan Ganda 1. c 2. a 3. b 4. d 5. c
6. c 7. d 8. b 9. c 10. b
II. Uraian 11. Kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung 12. Surat, kentongan, bedug. 13. Telepon, internet, televisi 14. Memudahkan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain, manusia dapat berkomunikasi secara langsung tanpa membutuhkan waktu yang lama 15. Alat Komunikasi tradisional Murah Alatnya sederhana Jika rusak, memperbaikinya mudah Tidak terlalu bergantung pada alat Tidak berdampak negatif pada kesehatan Jangkauannya terbatas Susah dibawa kemana-mana
Alat Komunikasi Modern Harganya mahal Alatnya modern dan canggih Jika rusak, sulit memperbaiki Sangat tergantung pada alat/onderdil Dapat mengganggu kesehatan Jangkauan luas Mudah dibawa ke mana-mana
311
PEDOMAN PENSKORAN
Pilihan ganda (A): Benar = Skor 1
Salah = Skor 0 Uraian (B): Benar = Skor Maksimal 4
N=
x 10
N : nilai yang diperoleh A : jumlah skor yang diperoleh pilihan ganda B: jumlah skor yang diperoleh uraian
312
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS III Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : IVA/2 Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi KOMPETENSI DASAR 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakann ya.
MATERI POKOK/ PEMBELAJARAN Perkembangan teknologi transportasi
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. mengamati slide powerpoint yang berisi 2.3.18 Menjelaskan perkembangan video jenis alat transportasi teknologi 2. melakukan tanya jawab transportasi (C2) dengan guru tentang perkembangan teknologi 2.3.19 Membedakan produksi transportasi jenis-jenis 3. memperhatikan penjelasan transportasi (C4) guru tentang jenis alat transportasi dan perbedan teknologi transportasi 2.3.20 Menyempurnakan tabel tradisional dan modern perbandingan melalui slide powerpoint teknologi 4. berkelompok dengan transportasi jumlah anggota 6 orang dan tradisional dan setiap anggota kelompok
PENILAIAN
SUMBER BELAJAR
ALOKASI WAKTU
a. Teknik: 1. Tes 2. Non Tes Bentuk Instrumen: Tes: 1. Obyektif 2. Uraian Non Tes: 1. Lembar Observasi
3 x 35 menit
Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media. c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
312
313
5. 6.
7.
8.
9.
mendapatkan nomor yang modern (C6) Afektif berbeda 2. Lembar Setiap kelompok diberikan 2.3.21 Menunjukkan observasi contoh sikap jujur Lembar Kerja Siswa (LKS) psikomotor (Afektif) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut siswa yang nomornya dipanggil guru mempresentasikan hasil diskusi kelompok menyimpulkan hasil diskusi bertanya mengenai materi perkembangan teknologi transportasi yang belum jelas
Pustaka Setia. d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional f.
Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.
313
314
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III
I.
Nama Sekolah
: SDN Kalibanteng Kidul 01
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: IVA/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari/ Tanggal
: Rabu, 18 Februari 2015
Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
II.
Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
III.
Indikator 2.3.9
Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi (C2)
2.3.10 Membedakan jenis-jenis transportasi (C4) 2.3.11 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional dan modern (C6) 2.3.12 Menunjukkan contoh sikap jujur
IV.
Tujuan Pembelajaran 1.
Dengan mengamati slide powerpoint tentang perkembangan teknologi transportasi, siswa dapat menjelaskan perkembangan teknologi dengan baik.
315
2.
Dengan mengamati video tentang alat transportasi dalam slide powerpoint, siswa dapat mebedakan jenis transportasi darat, air, dan udara dengan benar
3.
Melalui kegiatan bertukar pendapat dengan kelompok tentang perbandingan alat transportasi tradisional dan modern, siswa dapat menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional dan modern dengan benar.
4.
Dengan mengerjakan soal evaluasi, siswa dapat memberikan 2 contoh sikap jujur.
Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur
V.
Materi Pembelajaran 1. Perkembangan teknologi transportasi 2. Alat transportasi tradisional dan modern
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together) Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi
VII.
Kegiatan Pembelajaran 1. Pra Kegiatan (5 menit) a. Guru memberikan salam b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa d. Guru melakukan presensi e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran
316
2. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru
melakukan
apersepsi
dengan
mengajak
siswa
menyanyikan lagu naik kereta api lalu menanyakan “Apa fungsi kereta api?” b. Memotivasi siswa c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan teknologi
transportasi,
jenis-jenis
alat
transportasi,
dan
perbandingan teknologi tradisional dan modern. 3. Kegiatan Inti (75 menit) a. Siswa mengamati slide powerpoint tentang perkembangan alat transportasi (eksplorasi) b. Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
tentang
perkembangan teknologi produksi transportasi (eksplorasi) c. Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi video jenis alat transportasi (eksplorasi) d. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat transportasi dan perbedan teknologi transportasi tradisional dan modern melalui slide powerpoint (eksplorasi) e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda (elaborasi) f. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) (elaborasi) g. Masing-masing
kelompok
berdiskusi
untuk
menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut (elaborasi) h. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka (elaborasi) i. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh guru (elaborasi)
317
j. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi) k. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi transportasi (konfirmasi) l. Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan reward atau penghargaan (konfirmasi) 4. Kegiatan Akhir (15 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan d. Guru
memberikan
menyampaikan
tindak
rencana
lanjut/
pekerjaan
pembelajaran
untuk
rumah
dan
pertemuan
berikutnya. e. Guru menutup pembelajaran VIII.
Media dan Sumber Belajar 1. Media : a. LCD proyektor b. Laptop c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang materi perkembangan teknologi transportasi d. Nomor kepala dan label nama kelompok 2. Sumber belajar : a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan. b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media. c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
318
e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional f. Sutoyo, Leo Agung. 2009.
IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. IX.
Penilaian 1. Teknik penilaian a. Penilaian kognitif
: Tes (Tes Tertulis)
b. Penilaian Afektif
: Non Tes (Observasi)
c. Penilaian Psikomotorik : Non Tes (Observasi) 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian kognitif
: Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)
b. Penilaian Afektif
: Lembar Observasi Afektif
c. Penilaian Psikomotorik : Lembar Observasi Psikomotor
Semarang, 18 Februari 2015
MATERI AJAR
319
SIKLUS III Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Perkembangan Teknologi Transportasi Apakah kamu pernah melihat orang berdesak-desakan di terminal bus, di stasiun kereta api, di pelabuhan laut, dan di bandar udara. Sarana pengangkutan sangat penting bagi hidup manusia. Sarana pengangkutan disebut juga alat transportasi. Tahukah kamu bahwa alat-alat transportasi yang ada sekarang ini mengalami proses perrkembangan yang panjang? Dulu orang menggunakan alat transportasi yang masih sangat sederhana. Bahkan pada zaman dulu kalau bepergian orang hanya berjalan kaki. Sekarang orang sudah memakai alat transportasi modern. Coba sebutkan beberapa alat transportasi yang digunakan dewasa ini! Alat atau sarana transportasi yang digunakan dewasa ini terdiri dari transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara. Ketiga kelompok transportasi ini akan dibahas di bawah ini. 1. Transportasi Darat Transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang menghubungkan dua tempat yang berjauhan melalui darat. Pada masa lalu alat transportasi darat misalnya kuda, keledai, gajah, dan kerbau. Untuk masa sekarang alat transportasi darat dibagi menjadi dua. Ada transportasi yang tidak menggunakan tenaga mesin. Misalnya becak, pedati, dokar, bendi, dan sepeda. ada pula yang menggunakan tenaga mesin. Misalnya sepeda motor, bis, mobil, dan kereta. Transportasi darat harus didukung sarana yang baik. Sarana pendukungnya antara lain sebagai berikut. a. Jalan merupakan sarana penghubung dari satu kota ke kota yang lain. Oleh karena jumlah kendaraan dan pengguna jalan semakin banyak,
320
jalanan juga semakin macet. Akhirnya pemerintah membangun jalan tol dan jembatan layang di kotakota besar. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan. b. Terminal merupakan tempat pemberhentian bis yang terdapat di kota-kota dati II. c. Stasiun merupakan tempat pemberhentian kereta api. Pemerintah juga membangun prasarana seperti rel, palang pintu kereta api, dan lain-lain. Kereta api adalah angkutan darat paling murah yang banyak diminati masyarakat. 2. Alat Transportasi Udara Di Indonesia, sarana transportasi udara mengalami kemajuan pesat. Setiap ibu kota provinsi sudah memiliki bandar udara. Bahkan beberapa kota terpencil sudah ada yang memiliki bandar udara. Penerbangan sudah menjangkau daerah-daerah terpencil. Penerbangan ini disebut penerbangan perintis. Perhubungan udara sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada waktu itu, balon gas hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang. Kelemahannya waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan teknologi, manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat. Releigh dan Wright bersaudara, seorang ahli dari Amerika mengawali kemajuan teknologi transportasi udara. Mereka berhasil membuat kapal terbang sederhana. Kemajuan ini diikuti para ahli yang lain. Kini masyarakat dapat memanfaatkan alat transportasi udara yang lebih cepat. Transportasi udara meliputi angkutan udara sipil dan angkutan militer. Angkutan udara militer digunakan untuk kepentingan pertahanan negara, misalnya pesawat tempur. Adapun angkutan sipil digunakan untuk angkutan penumpang dan barang, misalnya mengangkut jamaah haji. Angkutan udara di negara kita dikelola oleh pemerintah yaitu PT Angkasa Pura,selain itu juga dikelola oleh pihak swasta. 3. Transportasi Air Lihatlah peta negara kita Indonesia! Di dalam peta itu, kita melihat bahwa negara kita terdiri dari banyak pulau. Pulau-pulau itu terbentang dari Sabang sampai Merauke. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh selat, laut, dan lautan yang
321
luas. Tentu saja untuk bepergian dari satu pulau ke pulau lain tidak dapat menggunakan angkutan darat. Negara kita sangat memerlukan alat transportasi air. Yang dimaksud alat transportasi air adalah alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat transportasi air tidak bermesin. Coba sebutkan alat-alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut! Alat transportasi yang dipakai di sungai, danau, dan laut adalah kano, rakit, perahu, feri, kapal. Kendaraan laut itu digerakkan dengan baling-baling di dalam air. Sebelum mesin uap ditemukan, kapal digerakkan dengan layar dan dayung. Jadi, dulu orang berlayar bergantung pada angin. Karena bergantung pada angin, maka pada zaman dulu kalau orang berlayar itu bisa lama sekali. Ingat para pedagang rempah-rempah pada zaman dulu perlu waktu berbulanbulan untuk mencapai Maluku dari Spanyol. Zaman sekarang sudah berbeda. Kapal sudah digerakkan dengan mesin diesel, mesin uap. Ada juga kapal yang digerakkan dengan tenaga nuklir. Kapal uap mulai menggantikan layar pada awal abad XIX. Pertama kali, kapal uap didorong oleh roda-roda pendayung yang besar. Letak roda-roda itu ada di samping kiri dan kanan kapal. Sejak tahun 1840 mulai dipakai baling-baling seperti yang ada di kapal sekarang. Baling-baling itu ada di bagian belakang kapal dan berada di dalam air. Bahan bakar kapal uap adalah batubara. Badan kapal sebelumnya terbuat dari kayu diganti dengan besi. Kemudian, besi diganti dengan baja. Menurut fungsinya, ada bermacam-macam jenis kapal. Mari kita lihat satu per satu. 1.
Kapal barang Jenis kapal khusus untuk mengangkut barang-barang. Biasanya dipakai untuk mengangkut mobil, beras, kontainer, dan sebagainya.
2.
Kapal penumpang Kapal yang khusus mengangkut orang. Yang termasuk kapal penumpang adalah kapal ferry.
3.
Kapal tanker Kapal tanker adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut minyak, gas, pelumas, solar, bensin.
322
4.
Kapal perang Kapal perang adalah kapal yang khusus digunakan oleh angkatan laut untuk berperang. Kapal jenis ini dilengkapi dengan senjatasenjata dan meriam. Bahkan ada kapal yang dapat dipakai untuk mengangkut pesawat. Kapal ini namanya kapal induk.
5.
Kapal tunda Kapal tunda adalah kapal yang digunakan untuk memandu kapalkapal besar waktu masuk ke pelabuhan atau keluar pelabuhan.
6.
Kapal ikan Kapal ikan adalah kapal yang digunakan para nelayan khusus untuk menangkap ikan.
7.
Kapal riset Kapal riset adalah kapal yang digunakan oleh para ahli atau peneliti untuk meneliti kehidupan laut. Urusan transportasi laut diatur oleh Dirjen Perhubungan Laut di bawah
naungan Departemen Perhubungan. Perusahaan pemerintah yang mengelola transportasi laut adalah PT Pelni dan Perum ASDP. Pelni singkatan dari Pelayaran Nasional Indonesia. ASDP singkatan dari Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan. Untuk mendukung lancarnya perjalanan laut diperlukan dermagadermaga atau pelabuhan untuk berlabuh kapal. Ada banyak pelabuhan di Indonesia. Misalnya, Pelabuhan Tanjungpriok (Jakarta), Tanjungperak (Surabaya), Tanjungemas (Semarang), dan Belawan (Medan). Bisakah kamu menyebutkan nama-nama pelabuhan lainnya? Di mana letak pelabuhan yang kamu sebutkan itu?
Perbandingan teknologi alat komunikasi tradisional dan modern Alat Komunikasi tradisional Biaya murah Bahan yang digunakan mudah didapat Aman dipergunakan Tidak menimbulkan polusi Mudah rusak Jalannya tidak cepat Jumlah barang yang diangkut terbatas Tidak banyak dinikmati
Alat Komunikasi Modern Harganya mahal Pembuatannya sulit Nyaman digunakan Menimbulkan polusi Awet Jalannya cepat Jumlah barang yang diangkut banyak Diminati banyak orang
323
RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
324
325
326
327
LEMBAR KERJA SISWA Siklus III Nama Kelompok: ……………………………………. 1. …………………………………………………………. 2. …………………………………………………………. 3. …………………………………………………........ 4. …………………………………………………………. 5. …………………………………………………………. 6. ………………………………………………………….
Darat
Udara
Air/Laut
Nama dan gambar alat transportasi
Transportaasi Modern
Jenis Transpor tasi
Transportasi Tradisional
Tugas 1. Petunjuk: - Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis transportasinya! - Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom! - Beri tanda √ pada kolom “Transportasi Tradisional” atau “Transportasi Modern” sesuai dengan jenis alat transportasi yang kamu tempel!
328
Tugas 2 Petunjuk: Sempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional dan modern berikut ini! Alat Transportasi …….…………………………
Alat Transportasi …………..…………………..
Biaya murah
………………………………………..
………………………………………..
Pembuatannya sulit
Aman digunakan
Nyaman digunakan
…………………………………………
Menimbulkan polusi
Mudah rusak
……………………
…………………………………………
Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas
…………………………………………..
Tidak banyak dinikmati
…………………………………………
329
GAMBAR YANG DI DALAM AMPLOP
330
Nama dan gambar alat transportasi
Transportaasi Modern
Jenis Transpor tasi
Transportasi Tradisional
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA Siklus III
√
Darat
Bus
Kereta √
Becak
Delman √
Udara
Balon udara √
Helikopter
Pesawat Terbang √
Air/Laut Rakit
Perahu
331
√
Speedboat
Kapal feri
Alat Komunikasi tradisional Biaya murah Bahan yang digunakan mudah didapat Aman dipergunakan Tidak menimbulkan polusi Mudah rusak Jalannya tidak cepat Jumlah barang yang diangkut terbatas Tidak banyak dinikmati
Alat Komunikasi Modern Harganya mahal Pembuatannya sulit Nyaman digunakan Menimbulkan polusi Awet Jalannya cepat Jumlah barang yang diangkut banyak Diminati banyak orang
332
KISI-KISI EVALUASI Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
Kompetensi Dasar
Indikator
2.3 Mengenal 2.3.9 Menjelaskan perkembanga perkembangan n teknologi teknologi transportasi produksi, komunikasi dan 2.3.10 Membedakan transportasi jenis-jenis serta transportasi pengalaman menggunakan nya 2.3.11 Menyempurn akan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional dan modern 2.3.12 Menunjukkan contoh sikap jujur
Teknik
Penilaian Bentuk Ranah
Tes Tertulis
Pilihan ganda
C1
Uraian Pilihan ganda
C2 C2
13, 14 2, 3, 4, 7
Uraian Pilihan ganda
C4 C6
11, 12 8, 9, 10
Uraian
C6
15
Lbr. Observa si Afektif
Afek tif
-
Observ asi
No Soal 1, 5,6
333
SOAL EVALUASI NILAI
Siklus III Nama
:
Kelas/No.
:
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini! 1. Kegiatan perpindahan atau pengangkutan yang dilakukan manusia untuk berpindah tempat adalah kegiatan …. a. konsumsi
c. komunikasi
b. produksi
d. transportasi
2. Transportasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu …, …, …. a. darat, air, laut
c. darat, udara, angkasa
b. darat, udara, laut
d. darat, laut, sungai
3. Berikut ini yang termasuk alat transportasi air adalah. . . . a. perahu
c. bajai
b. becak
d. sepeda
4. Berikut ini yang tidak termasuk alat transportasi tradisioal adalah … a. perahu
c. becak
b. delman
d. kereta api
5. Sebelum menemukan alat transportasi, pada zaman dahulu orang bepergian dengan cara …. a. berjalan kaki
c. naik kereta
b. naik delman
d. naik bus
6. Salah satu kelemahan alat transportasi tradisional adalah …. a. lambat
c. rawan kecelakaan
b. menimbulkan polusi
d. mahal
7. Di bawah ini angkutan darat bermesin adalah …. a. speed boat
c. mobil
b. pesawat terbang
d. kapal tanker
334
Perhatikan tabel perbandingan alat transportasi tradisional dan modern berikut ini, untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 8-10! No. Alat Transportasi tradisional
Alat Transportasi Modern
A
Aman digunakan
Nyaman digunakan
B
Biaya lebih murah
....
C
….
Menimbulkan polusi udara
D
Kecepatannya lebih …
Lebih tinggi
8. Jawaban yang paling tepat untuk mengisi titik-titik nomor B pada tabel di atas adalah …. a. lebih mahal
c. biaya geratis
b. sama murahnya
d. biaya ditanggung pemerintah
9. Jawab yang tepat untuk mengisi titik-titik nomor C pada tabel di atas adalah …. a. menimbulkan polusi air
c. menimbulkan polusi udara
b. menimbulkan polusi suara
d. tidak menimbulkan polusi
10. Jawab yang tepat untuk mengisi titik-titik nomor D pada tabel di atas adalah …. a. tinggi
c. lambat
b. sama tinggi
d. cepat
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat! 11. Sebutkan 3 jenis transportasi jika dilihat dari tempatnya! Berikan contohnya masing-masing 3! 12. Sebutkan 3 contoh alat transportasi tradisional dan 3 contoh alat transportasi modern! 13. Sebutkan 3 kekurangan transportasi modern! 14. Sebutkan 3 kelebihan transportasi tradisional! 15. Sempurnakan tabel pebandingan antara alat transportasi tradisional dan modern berikut ini!
335
Alat Transportasi …….…………………………
Alat Transportasi …………..…………………..
Biaya murah
………………………………………..
…………………………………………
Menimbulkan polusi
Mudah rusak
……………………
…………………………………………
Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas
…………………………………………..
336
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus III I.
Pilihan Ganda 1. d 2. b 3. a 4. d 5. a
6. a 7. c 8. a 9. d 10. c
II. Uraian 11. Darat : mobil, becak, kereta, bus, mobil, delman, sepeda, sepeda motor, truk, dll Laut: kapal, perahu, rakit, speed boat, skoci, kapal layar, dll Udara: helicopter, pesawat terbang, balon udara, jet, dll. 12. Tradisional: becak, sepeda, delman, kapal layar, perahu, balon udara, dll Modern: mobil, sepeda motor, bus, truk, kereta, pesawat terbang, kapal, speed boat, helicopter, dll. 13. Harganya lebih mahal, menimbulkan polusi udara, sangat bergantung pada mesin, pembuatannya susah dan rumit 14. Biaya lebih murah, pembuatannya mudah dan sederhana, tidak menimbulkan polusi, dll 15. Alat Transportasi Tradisional
Alat Transportasi Modern
Biaya murah
Biaya mahal
Tidak menimbulkan polusi
Menimbulkan polusi
Mudah rusak
Awet
Jalnnya tidak cepat/lambat
Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas
Jumlah barang yang diangkut banyak
337
PEDOMAN PENSKORAN
Pilihan ganda (A): Benar = Skor 1
Salah = Skor 0 Uraian (B): Benar = Skor Maksimal 4
N=
x 10
N : nilai yang diperoleh A : jumlah skor yang diperoleh pilihan ganda B: jumlah skor yang diperoleh uraian
338
Lampiran II Hasil Penelitian
339
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus I
Nama Guru
: Widya Nur Eviany
Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
: Perkembangan Teknologi Produksi
Hari/tanggal
: Jum’at, 6 Februari 2015
Petunjuk
:
3. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru. 4. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator pengamatan! Skala Penilaian : Skala Penilaian
Penjelasan
Niali 4
Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3
Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2
Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1
Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0
Jika tidak ada deskriptor yang nampak (Rusman, 2013: 98)
No 1
2
Indikator Membuka pelajaran (keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan bertanya) Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka
Nampak Skor (√) 1. Mengucapkan salam √ 4 2. Berdoa √ 3. Melakukan presensi √ 4. Melakukan apersepsi √ 1. Sesuai indikator pembelajaran √ 2 2. Sesuai tingkat perkembangan √ anak Deskriptor
340
No
Indikator pembelajaran)
3
4
5
Menggunakan media powerpoint (keterampilan menggunakan variasi)
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran (keterampilan bertanya)
Menjelaskan materi pembelajaran (keterampilan menjelaskan, keterampilan menggunakan variasi)
6
Melakukan variasi dalam proses pembelajaran (keterampilan melakukan variasi)
7
Membimbing pembentukan kelompok
Deskriptor 3. Memuat Audience, Behavior, Condition, Degree 4. Suara guru jelas terdengar ke seluruh ruang kelas 1. Media dapat dilihat jelas oleh siswa 2. Media sesuai dengan tujuan pembelajaran 3. Media yang ditampilkan menarik 4. Media yang ditampilkan sesuai dengan karakteristik siswa 1. Memberikan pertanyaan dengan jelas dan singkat 2. Pertanyaan sesuai dengan materi dan bersifat menggali pengetahuan 3. Mengarahkan siswa menjawab benar 4. Memberi kesempatan siswa berpikir 1. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami 3. Memberi tekanan pada bagian yang penting 4. Menggunakan contoh/ilustrasi melalui media powerpoint 1. Memusatkan perhatian siswa 2. Melakukan perubahan posisi dalam kelas 3. Menggunakan alat bantu yang dapat dilihat (menulis di papan tulis, menunjukkan gambar/ video melalui media powerpoint 4. Pola interaksi dengan siswa dilakukan secara langsung melalui media powerpoint. 1. Membentuk kelompok secara heterogen
Nampak Skor (√)
3 √ √ √ √
2
√
√
2
√ √
3
√
√
√
2
341
No
8
9
10
11
Indikator
Deskriptor
kecil dan menjelaskan 2. Membantu siswa menata meja aturan diskusi dan kursi kelompok (keterampilan mengelola 3. Memberi aturan diskusi yang kelas dan keterampilan jelas mengajar kelompok 4. Menegur siswa yang gaduh kecil dan perorangan) dengan bijaksana 1. Memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya Membimbing diskusi 2. Memberi bantuan pada siswa kelompok siswa yang kurang paham (keterampilan membimbing diskusi 3. Mendorong siswa kelompok kecil) mengutarakan pendapat 4. Selalu menciptakan kondisi diskusi yang optimal 1. Memberikan nomor kepala kepada masing-masing anggota kelompok Menggunakan model 2. Memberikan tugas tiap-tiap NHT dalam diskusi kelompok kelompok (keterampilan 3. Memberikan kesempatan menggunakan model siswa untuk menyatukan NHT) pendapatnya 4. Melakukan pemanggilan nomor secara adi 1. Mengadakan pendekatan secara pribadi 2. Membimbing siswa berperan aktif dalam menyampaikan Membimbing presentasi pendapat hasil diskusi kelompok (keterampilan mengajar 3. Membantu siswa maju ke kelompok kecil dan depan kelas tanpa mengalami perorangan). frustasi 4. Mengarahkan siswa menanggapi hasil diskusi kelompok lain 1. Memberi penguatan verbal (berupa kata-kata positif: Memberikan penguatan bagus, benar, pintar, hebat, kepada siswa dsb) (keterampilan memberi 2. Memberi penguatan gestural penguatan) (memberikan acungan jempol, senyuman, anggukan kepala,
Nampak Skor (√) √
1
√
3 √ √ √
1
√
2 √
√
342
No
12
Indikator
Nampak Skor (√)
Deskriptor
tepuk tangan dll) 3. Memberi penguatan dengan cara mendekati anak. 4. Memberi reward kepada siswa yang aktif selama pembelajaran berupa simbol (stiker, gambar) 1. Menyimpulkan pembelajaran Menutup pelajaran 2. Melaksanakan evaluasi (keterampilan menutup 3. Memberikan tindak lanjut pembelajaran) 4. Salam Penutup Jumlah Skor Kategori
√ √ √ √
4
28 Baik
Kriteria penilaian: Skor tertinggi (T) = 12x4=48 Skor terendah (R) = 12x0=0 Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49 Q1= kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q1= (n +1)
Letak Q3 = (n +1)
= (49+1)
= (49 +1 )
= x50
=
= 12,5
= 37,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
x 50
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 11 + 0,5
= 36 + 0,5
= 11,5
= 36,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q2= kuartil kedua Letak Q2= (n +1) = (49+1)
Q4= kuartil keempat Q4 = T = 48 Jadi nilai Q4 adalah 48
343
= x 50 = 25 Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25) = 24 + 0(25-24) = 24 + 0 = 24 Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Kategori Skor Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kriteria
Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48
Sangat Baik
Tuntas
24 ≤ skor < 36,5
Baik
Tuntas
11,5 ≤ skor < 24
Cukup
Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tidak tuntas
Semarang, 6 Februari 2015 Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd. NIP. 19691020 199103 2 009
344
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus II
Nama Guru
: Widya Nur Eviany
Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
: Perkembangan Teknologi Komunikasi
Hari/tanggal
: Rabu, 11 Februari 2015
Petunjuk
:
5. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru. 6. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator pengamatan! Skala Penilaian : Skala Penilaian
Penjelasan
Niali 4
Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3
Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2
Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1
Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0
Jika tidak ada deskriptor yang nampak (Rusman, 2013: 98)
No 1
2
Indikator Membuka pelajaran (keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan bertanya) Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka
Nampak Skor (√) 1. Mengucapkan salam √ 4 2. Berdoa √ 3. Melakukan presensi √ 4. Melakukan apersepsi √ 1. Sesuai indikator pembelajaran √ 3 2. Sesuai tingkat perkembangan √ anak Deskriptor
345
No
Indikator pembelajaran)
3
4
5
6
7
Menggunakan media powerpoint (keterampilan menggunakan variasi)
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran (keterampilan bertanya)
Menjelaskan materi pembelajaran (keterampilan menjelaskan, keterampilan menggunakan variasi)
Melakukan variasi dalam proses pembelajaran (keterampilan melakukan variasi)
Membimbing pembentukan kelompok
Deskriptor 3. Memuat Audience, Behavior, Condition, Degree 4. Suara guru jelas terdengar ke seluruh ruang kelas 1. Media dapat dilihat jelas oleh siswa 2. Media sesuai dengan tujuan pembelajaran 3. Media yang ditampilkan menarik 4. Media yang ditampilkan sesuai dengan karakteristik siswa 1. Memberikan pertanyaan dengan jelas dan singkat 2. Pertanyaan sesuai dengan materi dan bersifat menggali pengetahuan 3. Mengarahkan siswa menjawab benar 4. Memberi kesempatan siswa berpikir 1. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami 3. Memberi tekanan pada bagian yang penting 4. Menggunakan contoh/ilustrasi melalui media powerpoint 1. Memusatkan perhatian siswa 2. Melakukan perubahan posisi dalam kelas 3. Menggunakan alat bantu yang dapat dilihat (menulis di papan tulis, menunjukkan gambar/ video melalui media powerpoint 4. Pola interaksi dengan siswa dilakukan secara langsung melalui media powerpoint. 1. Membentuk kelompok secara heterogen
Nampak Skor (√) √
√
4
√ √ √ √
3
√
√ √
3
√ √ 3 √
√
√ √
3
346
No
8
9
10
11
Indikator
Deskriptor
kecil dan menjelaskan 2. Membantu siswa menata meja aturan diskusi dan kursi kelompok (keterampilan mengelola 3. Memberi aturan diskusi yang kelas dan keterampilan jelas mengajar kelompok 4. Menegur siswa yang gaduh kecil dan perorangan) dengan bijaksana 1. Memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya Membimbing diskusi 2. Memberi bantuan pada siswa kelompok siswa yang kurang paham (keterampilan membimbing diskusi 3. Mendorong siswa kelompok kecil) mengutarakan pendapat 4. Selalu menciptakan kondisi diskusi yang optimal 1. Memberikan nomor kepala kepada masing-masing anggota kelompok Menggunakan model 2. Memberikan tugas tiap-tiap NHT dalam diskusi kelompok kelompok (keterampilan 3. Memberikan kesempatan menggunakan model siswa untuk menyatukan NHT) pendapatnya 4. Melakukan pemanggilan nomor secara adi 1. Mengadakan pendekatan secara pribadi 2. Membimbing siswa berperan aktif dalam menyampaikan Membimbing presentasi pendapat hasil diskusi kelompok (keterampilan mengajar 3. Membantu siswa maju ke kelompok kecil dan depan kelas tanpa mengalami perorangan). frustasi 4. Mengarahkan siswa menanggapi hasil diskusi kelompok lain 1. Memberi penguatan verbal (berupa kata-kata positif: Memberikan penguatan bagus, benar, pintar, hebat, kepada siswa dsb) (keterampilan memberi 2. Memberi penguatan gestural penguatan) (memberikan acungan jempol, senyuman, anggukan kepala,
Nampak Skor (√)
√ √ 2 √ √
3 √ √ √
2 √ √
2 √
√
347
No
12
Indikator
Nampak Skor (√)
Deskriptor
tepuk tangan dll) 3. Memberi penguatan dengan cara mendekati anak. 4. Memberi reward kepada siswa yang aktif selama pembelajaran berupa simbol (stiker, gambar) 1. Menyimpulkan pembelajaran Menutup pelajaran 2. Melaksanakan evaluasi (keterampilan menutup 3. Memberikan tindak lanjut pembelajaran) 4. Salam Penutup Jumlah Skor Kategori
√ √ √ √
4
36 Baik
Kriteria penilaian: Skor tertinggi (T) = 12x4=48 Skor terendah (R) = 12x0=0 Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49 Q1= kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q1= (n +1)
Letak Q3 = (n +1)
= (49+1)
= (49 +1 )
= x50
=
= 12,5
= 37,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
x 50
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 11 + 0,5
= 36 + 0,5
= 11,5
= 36,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q2= kuartil kedua Letak Q2= (n +1) = (49+1)
Q4= kuartil keempat Q4 = T = 48 Jadi nilai Q4 adalah 48
348
= x 50 = 25 Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25) = 24 + 0(25-24) = 24 + 0 = 24 Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Kategori Skor Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kriteria
Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48
Sangat Baik
Tuntas
24 ≤ skor < 36,5
Baik
Tuntas
11,5 ≤ skor < 24
Cukup
Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tidak tuntas
Semarang, 11 Februari 2015 Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd. NIP. 19691020 199103 2 009
349
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG Siklus III
Nama Guru
: Widya Nur Eviany
Nama SD
: SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2 Materi
: Perkembangan Teknologi Transportasi
Hari/tanggal
: Rabu, 18 Februari 2015
Petunjuk
:
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru. 2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator pengamatan! Skala Penilaian : Skala Penilaian
Penjelasan
Niali 4
Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3
Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2
Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1
Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0
Jika tidak ada deskriptor yang nampak (Rusman, 2013: 98)
No 1
2
Indikator Membuka pelajaran (keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan bertanya) Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka
Nampak (√) 1. Mengucapkan salam √ 2. Berdoa √ 3. Melakukan presensi √ 4. Melakukan apersepsi √ 1. Sesuai indikator pembelajaran √ 2. Sesuai tingkat perkembangan √ anak Deskriptor
Skor 4
4
350
No
Indikator pembelajaran)
3
4
5
6
7
Menggunakan media powerpoint (keterampilan menggunakan variasi)
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran (keterampilan bertanya)
Menjelaskan materi pembelajaran (keterampilan menjelaskan, keterampilan menggunakan variasi)
Melakukan variasi dalam proses pembelajaran (keterampilan melakukan variasi)
Membimbing pembentukan kelompok
Deskriptor 3. Memuat Audience, Behavior, Condition, Degree 4. Suara guru jelas terdengar ke seluruh ruang kelas 1. Media dapat dilihat jelas oleh siswa 2. Media sesuai dengan tujuan pembelajaran 3. Media yang ditampilkan menarik 4. Media yang ditampilkan sesuai dengan karakteristik siswa 1. Memberikan pertanyaan dengan jelas dan singkat 2. Pertanyaan sesuai dengan materi dan bersifat menggali pengetahuan 3. Mengarahkan siswa menjawab benar 4. Memberi kesempatan siswa berpikir 1. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami 3. Memberi tekanan pada bagian yang penting 4. Menggunakan contoh/ilustrasi melalui media powerpoint 1. Memusatkan perhatian siswa 2. Melakukan perubahan posisi dalam kelas 3. Menggunakan alat bantu yang dapat dilihat (menulis di papan tulis, menunjukkan gambar/ video melalui media powerpoint 4. Pola interaksi dengan siswa dilakukan secara langsung melalui media powerpoint. 1. Membentuk kelompok secara heterogen
Nampak (√)
Skor
√ √ √
4
√ √ √ √
4
√ √ √ √
3
√
√ √
4
√
√
√ √
3
351
No
8
9
10
11
Indikator
Deskriptor
kecil dan menjelaskan 2. Membantu siswa menata meja aturan diskusi dan kursi kelompok (keterampilan mengelola 3. Memberi aturan diskusi yang kelas dan keterampilan jelas mengajar kelompok 4. Menegur siswa yang gaduh kecil dan perorangan) dengan bijaksana 1. Memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya Membimbing diskusi 2. Memberi bantuan pada siswa kelompok siswa yang kurang paham (keterampilan membimbing diskusi 3. Mendorong siswa kelompok kecil) mengutarakan pendapat 4. Selalu menciptakan kondisi diskusi yang optimal 1. Memberikan nomor kepala kepada masing-masing anggota kelompok Menggunakan model 2. Memberikan tugas tiap-tiap NHT dalam diskusi kelompok kelompok (keterampilan 3. Memberikan kesempatan menggunakan model siswa untuk menyatukan NHT) pendapatnya 4. Melakukan pemanggilan nomor secara adi 1. Mengadakan pendekatan secara pribadi 2. Membimbing siswa berperan aktif dalam menyampaikan Membimbing presentasi pendapat hasil diskusi kelompok (keterampilan mengajar 3. Membantu siswa maju ke kelompok kecil dan depan kelas tanpa mengalami perorangan). frustasi 4. Mengarahkan siswa menanggapi hasil diskusi kelompok lain 1. Memberi penguatan verbal (berupa kata-kata positif: Memberikan penguatan bagus, benar, pintar, hebat, kepada siswa dsb) (keterampilan memberi 2. Memberi penguatan gestural penguatan) (memberikan acungan jempol, senyuman, anggukan kepala,
Nampak (√)
Skor
√ √ 4 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ √
4
√ √ √ 3
√
352
No
12
Indikator
Nampak (√)
Deskriptor
tepuk tangan dll) 3. Memberi penguatan dengan cara mendekati anak. 4. Memberi reward kepada siswa yang aktif selama pembelajaran berupa simbol (stiker, gambar) 1. Menyimpulkan pembelajaran Menutup pelajaran 2. Melaksanakan evaluasi (keterampilan menutup 3. Memberikan tindak lanjut pembelajaran) 4. Salam Penutup Jumlah Skor
Skor
√ √ √ √ √ √
Kategori
4
46 Sangat Baik
Kriteria penilaian: Skor tertinggi (T) = 12x4=48 Skor terendah (R) = 12x0=0 Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49 Q1= kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q1= (n +1)
Letak Q3 = (n +1)
= (49+1)
= (49 +1 )
= x50
=
= 12,5
= 37,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
x 50
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 11 + 0,5
= 36 + 0,5
= 11,5
= 36,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q2= kuartil kedua Letak Q2= (n +1)
Q4= kuartil keempat Q4 = T = 48
353
Jadi nilai Q4 adalah 48
= (49+1) = x 50 = 25 Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25) = 24 + 0(25-24) = 24 + 0 = 24 Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Kategori Skor Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kriteria
Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48
Sangat Baik
Tuntas
24 ≤ skor < 36,5
Baik
Tuntas
11,5 ≤ skor < 24
Cukup
Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tidak tuntas
Semarang, 18 Februari 2015 Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd. NIP. 19691020 199103 2 009
354
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Siswa Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D.
1 2 3 4 2 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 3
2 2 2 2 4 2 2 2 1 3 2 3 2 3 1 1 3 2 3
3 2 1 3 2 1 2 1 1 1 3 2 2 4 2 2 4 1 1
4 2 1 3 2 2 3 2 3 1 3 2 1 3 2 3 3 1 1
5 3 1 1 2 1 3 1 0 1 2 1 1 1 2 2 3 1 3
Indikator 6 7 3 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 0 2 3 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 4 3 1 1 3 2 2 2
8 1 3 1 3 1 3 0 0 1 2 1 2 3 3 1 1 4 1
9 0 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 2
10 1 1 2 3 1 2 0 1 1 2 1 2 1 2 2 0 0 1
11 2 1 2 2 1 2 0 3 1 2 1 3 3 2 2 0 0 0
12 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 4 4 3 3 1 1 1
Jumlah Kriteria Skor Cukup 21 Cukup 18 Baik 25 Baik 27 Cukup 19 Baik 27 Cukup 15 Cukup 16 Cukup 22 Baik 25 Cukup 18 Baik 26 Baik 33 Cukup 22 Baik 27 Cukup 20 Cukup 18 Cukup 20
354
355
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara Rayhan Indra N. Revina Amalia Putri Rijal Hibrizy Naufal I. Rijal Sultan Sofwan Shita Safira Dwitasari Veronica Angeline Yuan Beliano Aditya Yudhistira Mahendra H. Ahmad Luigi Alwan F.
2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2
2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 4
4 2 3 1 2 3 1 2 4 1 3 2 1 2 3 1 2 1 3 1 3 2 1 3
2 2 2 1 3 3 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 3
0 1 3 3 1 3 2 2 1 3 3 2 1 2 2 3 1 2 1 2 1 2 1 0
2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3
1 3 2 1 3 2 4 1 3 2 2 2 4 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3
0 4 1 2 1 4 4 0 2 1 1 2 3 0 4 2 2 1 2 0 1 2 2 1
2 1 1 1 2 2 2 0 3 1 1 3 1 0 2 2 2 1 1 0 1 1 1 0
1 2 2 0 3 1 1 3 1 2 1 2 0 2 2 1 1 1 2 0 2 2 2 1
2 2 1 0 2 1 1 2 2 2 1 2 0 2 2 1 2 3 3 0 3 3 2 1
4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3
22 27 25 21 29 27 27 21 29 24 26 28 21 21 31 24 24 26 28 15 27 25 23 24
Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik 355
356
43
Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
2 1 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 105 102 87 87 73 97 86 74 55 59 68 121 2,44 2,37 2,02 2,02 1,70 2,26 2,00 1,72 1,28 1,37 1,58 2,81
20 1014 23,58
Cukup Cukup
Semarang, Februari 2015 Observer
Isnaini Nurrohmah
356
357
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata
1 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 4
2 4 4 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 2
4 2 3 3 2 2 3 2 3 1 3 2 1 3 2 3 3 4
5 3 4 3 2 3 3 1 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3
Indikator 6 7 3 1 4 1 2 2 2 1 4 2 2 2 3 2 4 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
8 1 3 3 3 1 3 4 3 1 2 1 2 3 3 1 1 4
9 0 1 3 2 3 3 0 3 3 2 3 2 3 1 3 2 3
10 1 1 2 3 1 2 0 3 3 2 1 2 1 2 2 0 0
11 2 1 2 2 1 2 0 3 1 2 1 3 3 4 2 0 4
12 2 2 2 2 3 3 2 4 3 2 2 4 4 3 3 2 4
Jumlah Skor 25 30 32 29 29 30 22 37 30 27 29 31 37 32 33 27 37
Kriteria Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 357
358
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara Rayhan Indra N. Revina Amalia Putri Rijal Hibrizy Naufal I. Rijal Sultan Sofwan Shita Safira Dwitasari Veronica Angeline Yuan Beliano Aditya Yudhistira Mahendra H.
3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3
3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
2 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 2 4 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2
3 4 1 3 3 1 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4
2 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4
2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2
1 2 4 1 2 1 4 4 2 2 1 3 2 3 2 4 3 3 1 2 3 1 2 2
2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2
1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 0 2 2 1 2 3 2 0 2 2 2
3 2 2 1 4 2 1 1 2 1 3 1 3 0 2 2 1 2 3 3 0 3 3 2
3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 4 2 2 3
29 35 33 28 36 29 30 32 30 31 32 32 32 30 34 31 26 32 31 31 28 30 31 32
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 358
359
42 43
Ahmad Luigi Alwan F. Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
4 2 138 3,21
4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 126 125 110 112 123 116 96 2,93 2,91 2,56 2,60 2,86 2,70 2,23
0 2 1 2 2 2 1 2 86 79 82 125 2,00 1,84 1,91 2,91 Semarang, Februari 2015 Observer
Isnaini Nurrohmah
30 26 1318 30,65
Baik Baik Baik
360
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS III
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata
1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4
2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4
3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4
4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4
5 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 3 2 2 3 4
Indikator 6 7 3 4 4 1 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
8 2 3 3 3 1 3 4 3 1 3 1 2 3 3 4 4 4
9 4 1 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 1 3 4 3
10 4 1 2 3 1 2 4 3 3 4 3 4 4 2 2 4 3
11 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 4 3 3 4 2 4 1
12 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3
Jumlah Skor 43 37 38 42 36 37 42 41 38 39 38 40 39 36 38 44 40
Kriteria Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik 360
361
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara Rayhan Indra N. Revina Amalia Putri Rijal Hibrizy Naufal I. Rijal Sultan Sofwan Shita Safira Dwitasari Veronica Angeline Yuan Beliano Aditya Yudhistira Mahendra H.
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3
4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4
3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4
3 4 1 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4
4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4
2 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4
4 2 3 2 2 4 4 4 2 4 3 3 2 3 2 4 2 4 3 2 3 1 2 3
2 2 4 4 4 2 4 2 4 3 2 3 3 4 4 2 4 4 2 1 4 2 4 2
4 1 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 4 2 2 3
3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3 3 2
3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
39 39 36 42 43 41 42 44 38 42 41 43 42 43 45 41 43 39 37 35 43 37 41 39
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik 361
362
42 43
Ahmad Luigi Alwan F. Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 163 152 146 153 141 149 145 121 129 128 141 157 3,79 3,53 3,40 3,56 3,28 3,47 3,37 2,81 3,00 2,93 3,28 3,65
44 41 1725 40,12
Semarang, Februari 2015 Observer
Isnaini Nurrohmah
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
363
DATA PRA SIKLUS HASIL BELAJAR SISWA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara
Nilai 60 74 84 73 60 73 72 40 82 60 73 72 60 55 50 77 76 77 58 70 70 70 70 72 82 75 65 74 72 70 49 70 70
364
34 Rayhan Indra N. 35 Revina Amalia Putri 36 Rijal Hibrizy Naufal I. 37 Rijal Sultan Sofwan 38 Shita Safira Dwitasari 39 Veronica Angeline 40 Yuan Beliano Aditya 41 Yudhistira Mahendra H. 42 Ahmad Luigi Alwan F. 43 Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
53 63 72 73 62 70 64 70 70 53 2905 67,56 84 40
365
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara Rayhan Indra N.
Nilai 67 80 73 63 63 77 80 63 40 67 73 73 67 67 56 83 73 80 73 73 77 77 67 83 93 87 67 80 87 67 63 73 87 67
Kategori Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
366
35 Revina Amalia Putri 36 Rijal Hibrizy Naufal I. 37 Rijal Sultan Sofwan 38 Shita Safira Dwitasari 39 Veronica Angeline 40 Yuan Beliano Aditya 41 Yudhistira Mahendra H. 42 Ahmad Luigi Alwan F. 43 Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas PeRsentase Ketuntasan Klasikal
73 90 80 93 77 67 87 83 67 3183 74 93 40 27 16 62.80%
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
367
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara
Nilai 67 67 87 80 77 87 80 53 93 67 83 83 90 90 83 67 90 93 67 80 87 83 63 83 90 90 80 83 83 77 53 80 73
Kategori Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tu ntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
368
34 Rayhan Indra N. 35 Revina Amalia Putri 36 Rijal Hibrizy Naufal I. 37 Rijal Sultan Sofwan 38 Shita Safira Dwitasari 39 Veronica Angeline 40 Yuan Beliano Aditya 41 Yudhistira Mahendra H. 42 Ahmad Luigi Alwan F. 43 Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Persentase Ketuntasan Klasikal
67 77 80 80 77 83 67 70 77 67 3354 78 93 53 32 12 74,42%
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
369
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara
Nilai
Kategori
73 90 90 83 77 97 67 60 97 83 100 93 77 63 83 97 90 93 100 70 93 67 87 93 90 100 97 87 90 87 77 90 87
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
370
34 Rayhan Indra N. 35 Revina Amalia Putri 36 Rijal Hibrizy Naufal I. 37 Rijal Sultan Sofwan 38 Shita Safira Dwitasari 39 Veronica Angeline 40 Yuan Beliano Aditya 41 Yudhistira Mahendra H. 42 Ahmad Luigi Alwan F. 43 Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Persentase Ketuntasan Klasikal
60 90 87 93 67 77 87 93 87 87 3656 85 100 60 37 6 86,05%
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
371
DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF SIKLUS I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Siswa Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A.
1 3 3 4 3 1 4 3 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 1 3 4 4 2 1 2 1 1 1 2
Indikator 2 3 2 2 2 4 2 1 1 3 2 2 1 3 2 2 4 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 1 2 1 1 4 3 1 3 1 2 4 2 2 1 3 0 2 2 2 3 3 4 1 2 3 2 2 3 3 4 1 2 3
4 2 1 2 2 2 2 4 1 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2 2 1 4 1 3 4
Jumlah Skor 9 10 9 9 7 10 11 9 10 8 7 10 9 9 10 9 8 10 8 8 10 8 9 10 9 10 8 8 9 8 9 11
Kriteria Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
372
33 Rakha Indra Kumara 34 Rayhan Indra N. 35 Revina Amalia Putri 36 Rijal Hibrizy Naufal I. 37 Rijal Sultan Sofwan 38 Shita Safira Dwitasari 39 Veronica Angeline 40 Yuan Beliano Aditya 41 Yudhistira Mahendra H. 42 Ahmad Luigi Alwan F. 43 Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
2 1 2 1 1 3 2 2 2 0 3 93 2,16
4 3 3 3 3 1 2 3 2 3 1 96 2,23
1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 97 2,26
3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 103 2,40
10 9 10 9 7 10 10 10 10 6 9 389 9,05
Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
373
DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Siswa Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara Rayhan Indra N.
1 3 3 4 3 2 3 3 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 4 2 3 2 2 4 4 2 2 2
Indikator 2 3 2 2 2 4 2 1 3 3 2 2 4 3 2 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 3 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 1 3 3 2 4 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2
4 2 3 2 2 2 2 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3
Jumlah Skor 9 12 9 11 8 12 11 12 13 8 7 10 9 9 13 12 11 12 13 11 11 10 9 13 13 9 12 10 11 13 14 13 12 10
Kriteria Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
374
35 Revina Amalia Putri 36 Rijal Hibrizy Naufal I. 37 Rijal Sultan Sofwan 38 Shita Safira Dwitasari 39 Veronica Angeline 40 Yuan Beliano Aditya 41 Yudhistira Mahendra H. 42 Ahmad Luigi Alwan F. 43 Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
2 3 2 3 4 3 2 3 1 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 116 120 121 117 2,70 2,79 2,81 2,72
10 12 9 13 10 12 10 14 12 474 11,02
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik
375
DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF SIKLUS III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Siswa Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara Rayhan Indra N.
1 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 2 4 4
Indikator 2 3 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 2 2 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2
4 2 4 2 2 2 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4
Jumlah Skor 10 15 14 11 10 13 12 13 14 14 14 16 13 12 14 13 13 12 12 14 14 10 15 13 13 11 14 12 13 13 14 14 14 13
Kriteria Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
376
35 36 37 38 39 40 41 42 43
Revina Amalia Putri Rijal Hibrizy Naufal I. Rijal Sultan Sofwan Shita Safira Dwitasari Veronica Angeline Yuan Beliano Aditya Yudhistira Mahendra H. Ahmad Luigi Alwan F. Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
2 4 4 4 2 3 4 4 4 144 3,35
4 4 3 4 2 4 2 3 3 141 3,28
4 4 4 3 4 3 4 4 3 138 3,21
4 3 2 3 4 3 4 4 3 142 3,30
14 15 13 14 12 13 14 15 13 565 13,40
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
377
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Siswa Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara
Indikator 1 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 1 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4
2 2 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 3 0 4 4 4 3 2 2 4 1 4 2
Jumlah Skor 6 6 7 7 6 8 7 7 7 8 7 5 7 6 5 6 7 7 5 6 6 7 4 8 8 6 6 6 6 8 5 7 6
Kriteria baik baik sangat baik baik baik sangat baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik sangat baik baik baik baik baik sangat baik baik baik baik
378
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Rayhan Indra N. Revina Amalia Putri Rijal Hibrizy Naufal I. Rijal Sultan Sofwan Shita Safira Dwitasari Veronica Angeline Yuan Beliano Aditya Yudhistira Mahendra H. Ahmad Luigi Alwan F. Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 135 3,14
3 4 4 3 2 4 4 2 4 3 111 2,57
7 8 8 7 6 6 7 6 8 7 246 5,71
sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik baik baik sangat baik baik sangat baik sangat baik Sangat Baik
379
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Siswa Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara
Indikator 1 2 4 2 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 1 4 4 2 3 4 3 4 4 1 2 4 2 4 4 2 4 0 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 4 2 4 4 4 1 2 4 4 2
Jumlah Skor 6 7 7 7 6 8 7 7 7 8 7 6 7 6 5 6 7 7 5 6 6 6 4 8 8 6 6 6 6 8 5 6 6
Kriteria Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik
380
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Rayhan Indra N. Revina Amalia Putri Rijal Hibrizy Naufal I. Rijal Sultan Sofwan Shita Safira Dwitasari Veronica Angeline Yuan Beliano Aditya Yudhistira Mahendra H. Ahmad Luigi Alwan F. Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 148 3,43
3 4 4 3 2 4 4 2 4 3 135 3,14
7 8 8 7 6 6 7 6 8 7 283 6,57
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
381
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS III
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Almita Dwi Pradita Al Zibran Mahesa Aulia Putri Adinda Aurelio Nayla T. Bagas Nur Ihsan Damai Ariela Lintang Dewangga Setiawan Diah Ayu Maharani C. Didrika Dewaga S. Dinar Alfaziano Dita Dwi Cahyani Diva Aulia Zahra Fredly Mayheisya W. Gading Kaliko Galih Budi Kurniawan Genta Buana Arfian Ginasha Firly Janata Gustika Shalsabila D. Haydar Daffa Putra Ivan Rizky Maulana Jhosevan Arya Setya M. Abriel Khirian M. Adrian Bagas R. M. Al Ahsan M. Hanif Aryo Putra M. Mirza Ardiansyah Najwa Ayu Shabila Nazifa Delfina A. Nurdiana Rizki R. Pandu Revi Arman Rachma Puspa W. Rakai Aryaguna A. Rakha Indra Kumara
Indikator 1 2 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4
Jumlah Skor 6 7 7 7 6 7 7 7 7 8 7 8 7 7 7 8 7 7 8 6 6 7 8 8 8 6 6 7 8 8 7 6 6
Kategori Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
382
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Rayhan Indra N. Revina Amalia Putri Rijal Hibrizy Naufal I. Rijal Sultan Sofwan Shita Safira Dwitasari Veronica Angeline Yuan Beliano Aditya Yudhistira Mahendra H. Ahmad Luigi Alwan F. Aryo Ladrang Lalean E. Jumlah Skor Rata-rata Skor
3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 154 3,57
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 151 3,51
7 8 8 7 7 7 7 7 8 7 305 7,08
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
383
384
385
386
387
388
389
DOKUMENTASI
Gedung SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Plang SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
390
PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS I
Guru membuka pembelajaran
Siswa berdiskusi menyatukan pendapat
Siswa mengamati media powerpoint
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa aktif bertanya saat pembelajaran
Guru membimbing diskusi kelompok
391
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru menutup Pembelajaran
392
PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS II
Guru membuka pembelajaran
Siswa berdiskusi menyatukan pendapat
Siswa mengamati media powerpoint
Guru membimbing diskusi kelompok
Siswa aktif saat kegiatan tanya jawab
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
393
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru menutup pembelajaran
394
PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS III
Guru membuka pembelajaran
Siswa berdiskusi menyatukan pendapat
Siswa mengamati media powerpoint
Guru membimbing diskusi kelompok
Siswa aktif bertanya jawab
Siswa mepresentasikan hasil diskusi
Siswa mengerjakan evaluasi
Guru menutup pembelajaran
395