PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN SEKOLAH NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL DALAM PENANGANAN DINI CEDERA OLAHRAGA MENGUNAKAN REST ICE COMPRESSION ELEVATION Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi e-mail :
[email protected]
Abstrak Guru pendidikan jasmani dan kesehatan mampu melakukan pencegahan cedera pada siswanya. Fakta dilapangan menunjukkan guru cenderung bertindak tidak selamat. Ditakutkan guru tidak mampu memberikan pertolongan dini cedera olahraga pada siswanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul dalam penanganan dini cedera olahraga dengan Rest Ice Compression Elevation (RICE). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul. Jumlah populasi 53 responden. Seluruh anggota populasi dijadikan subjek penelitian. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi product moment . 36 butir soal dinyatakan valid dengan nilai korelasi ≥ r tabel 0.374. Uji Reliabilitas Instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.726. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul dalam penanganan dini cedera olahraga dengan Rest Ice Compression Elevation (RICE) berkategori sedang, adapun persentasenya sebagai berikut: 26 orang (49,06%) dalam kategori sedang, 14 orang (26,42%) dalam kategori kurang, terdapat 6 orang (11,32%) dalam kategori baik sekali, 5 orang (9,43%) dalam kategori baik, dan 2 orang (3,77%) dalam kategori kurang sekali. Kata kunci: pengetahuan, cedera, RICE
PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengembangan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif (Depdiknas, 2003: 2). Selama proses pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuannya, pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dikelola oleh seorang guru. Pengelolaan pengajaran yang baik dari guru merupakan kunci keberhasilan pengajaran. Hal yang harus kita sadari bahwa setiap aktivitas manusia tentunya ada risiko. Risiko nyata dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatankes adalah terjadinya cedera.
Guru pendidikan jasmani dan kesehatan diharapkan mampu memberikan dan melakukan pencegahan cedera berupa pertolongan apabila terjadi cedera pada siswanya karena guru mendapatkan bekal selama pembelajaran di perguruan tinggi berupa materi pencegahan cedera dan P3K. Tujuan dari pertolongan pertama ini untuk merawat orang yang mengalami cedera sebelum mereka mendapat pertolongan medis (Ali Satya Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009:72). Suprayitno (2001: 31) dalam penelitiannya yang mengambil sampel 50 guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah dasar Kabupaten Bantul, 2 (4%) orang berpersepsi cenderung bertindak secara selamat, dan 48 (96%) orang berpersepsi cenderung bertindak tidak selamat. Melihat hal tersebut, ditakutkan guru juga tidak mampu memberikan tindakan pertolongan dini yang aman, tepat , dan cepat jika terjadi cedera pada siswanya. Selain hal tersebut, fakta di lapangan menunjukkan bahwa materi P3K ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006, sehingga timbul rasa takut jika guru tidak mampu memberikan bekal pengetahuan kepada siswa didiknya tentang penanganan dini yang aman, cepat dan tepat untuk menangani cedera olahraga. Pemberian penanganan terhadap cedera olahraga, diawali dari penilain apakah ada hal yang mengancam jiwa. Bila dipastikan tidak ada hal yang mengancam jiwanya atau hal tersebut sudah teratasi maka dilanjutkan dengan upaya rest, ice, compression, elevation (RICE) (Andun S, 2000: 31). Diungkapkan oleh C.K.Giam (1992: 161) RICE dapat membantu penyembuhan cedera
dengan menghentikan, mengurangi,dan membatasi
perdarahan, pembengkakan,
nyeri, dan pergerakan. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor jasmani diri seseorang, intelektual, afektif, kognitif, dan
pengalaman (Sukmadinata, 2007: 41). Guru yang memiliki jasmani,
intelektual, afektif, kognitif dan pengalaman yang baik akan mempunyai pengetahuan yang baik dalam penanganan dini cedera olahraga dengan RICE untuk nantinya digunakan apabila terjadi cedera saat pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan pada siswanya. Begitu pula yang akan terjadi sebaliknya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan datanya menggunakan angket.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul. Waktu penelitian pada bulan Mei tahun2012 di Kecamatan Bantul. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pendidikan jasmani dan kesehatankes sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul yang berjumlah 53 responden. Seluruh anggota populasi dijadikan subjek penelitian sehingga disebut sampel total. Prosedur Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup. Responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Angket diuji validitas dengan rumus korelasi person product moment dan reliabilitasnya dengan menggunakan AlphaCronbach. Cara pengambilan data dengan: (1) memberikan angket kepada sejumlah responden, (2) responden mengisi angket yang diberikan, dan (3) angket dikembalikan kepada peneliti setelah diisi oleh responden. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, peneliti menggunakan teknik diskrptif dengan persentase, menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) memberi skor tiap responden pada tiap-tiap butir, (2) menjumlahkan skor setiap responden pada tiap-tiap butir, (3) pengkategorian data berdasarkan nilai mean dan standar deviasi menjadi 5 kategori, dan (4) menentukan predikat pengetahuan responden dengan menghitung persentasenya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah data diperoleh, data tersebut dianalisa dengan teknik analisis diskriptif dengan persentase dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pendidikan jasmani dan kesehatankes Sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul Dalam Penanganan Dini Cedera Olahraga Dengan Rest Ice Compression Elevation(RICE) Kelas interval Kategori Frekuensi Frekuensi relative >121,145 Baik Sekali 6 11,32 % 111,47 ≤ X < 121,145 Baik 5 9,43 % 101,80 ≤ X <111,47 Sedang 26 49,06 % 92,13 ≤ X < 101,80 Kurang 14 26,42 % < 92,13 Kurang Sekali 2 3,77 % Jumlah 53 100,00 %
Dari tabel dapat diketahui bahwa secara keseluruhan pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul dalam penanganan dini cedera olahraga dengan rest ice compression elevation adalah sedang dengan persentase: 26 orang (49,06 %) dalam kategori sedang, 14 orang (26,42 %) dalam kategori kurang, 6 orang (11,32 %) dalam kategori baik sekali,5 orang (9,43 %) dalam kategori baik, dan 2 orang (3,77 %) dalam kategori kurang sekali. Pengetahuan guru menunjukkan kategori sedang dikarenakan belum semua guru mempunyai yang kondisi jasmani, intelektual, afektif, kognitif dan pengalaman yang sama dalam menerapkan dan mengaplikasikan teknik rest ice compression elevation dalam penanganan dini cedera pada siswa. Mengingat pentingnya hal tersebut, diharapkan guru mampu meningkatkan pengetahuannya tentang penanganan dini cedera olahraga dengan rest ice compression elevation. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa hasil penelitian persepsi guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah negeri se-Kecamatan Bantul dalam kategori sedang. Saran Bagi peneliti yang akan datang hendaknya mengadakan penelitian lanjut jika nantinya hasil dari penelitian ini masih dirasa kurang. DAFTAR PUSTAKA Adun Sudianjoko. (2000). Perawatan dan Pencegahan Cedera. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 1999/2000. Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. (2009). Terapi Masase Frirage Penatalaksanaan Cedera pada Anggota Tubuh Bagian Atas. Yogyakarta: FIK UNY. Depdiknas. (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Kurikulum 2004. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Giam. C.K, dan Teh K.C. (1992). Ilmu Kedokteran Olahraga. (Terjemah Hartono Satmoko) Jakarta: Penerbit: Bina Rupa Aksara. Sukmadinata, N.S. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprayitno. (2001). Persepsi Guru Pendidikan jasmani dan kesehatankes Sekolah Dasar Kabupaten Bantul Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan di Sekolah Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan Pangkat atau Golongan Ruang. Sekripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta.
PENGESAHAN E-journal yang berjudul ” Pengetahuan Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Sekolah Negeri se-Kecamatan Bantul dalam Penanganan Dini Cedera Olahraga dengan Rice Ice Compression Elevation (RICE) ” yang disusun oleh Satriya Wicaksana, NIM 08603141032 ini telah telah disetujui oleh penguji. DEWAN PENGUJI
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Tanggal
Drs. Bambang Priyonoadi, M.Kes Ketua Penguji
......................
.................
dr.Novita Intan A, M.Ph
Sekretaris Penguji
......................
.................
dr.Rahmah Laksmi A, M.Kes
Penguji I
......................
.................
Ali Satya Graha, M.Kes
Penguji II
......................
................