ISSN : 2548—4605 Volume 2, Nomor 4, November 2016
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
Editor in Chief: Abdurrahman
Diterbitkan oleh: Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jalan Hamzah Fansury No. 8 Darussalam, Banda Aceh 23111. Email:
[email protected] Website: http://jim.unsyiah.ac.id/penjaskesrek
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI Terbit 4 Kali dalam Satu Tahun pada Bulan Februari, Mei, Agustus dan November; Berisi Hasil Ringkasan Penelitian Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga Ketua Penyunting Drs. Abdurrahman, M.Kes. Wakil Ketua Penyunting Zahara, S.Pd., M.Pd. Sekretaris Penyunting Munawar Hadi, S.Pd.I Penyunting Pelaksana Drs. Nuzuli, M.S Drs. Alfian Rinaldy, M.Pd. Drs. Muhammad Jafar, M.Pd. Ifwandi, S.Pd., M.Pd. Karimuddin, S.Pd., M.Pd. Masri, S.Pd., M.Pd. Yeni Marlina, S.Pd., M.Pd. Alamat Editor: Kantor Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Jalan Hamzah Fansury No. 8 Darussalam Banda Aceh 23111 Contact Person: 085260165402.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Pembina : Rektor Unsyiah dan Dekan FKIP Unsyiah, Penanggung Jawab: Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Terbit Pertama Kali pada Tahun 2015.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyunting telah berhasil menerbitkan Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 2 Nomor 4. Pada Nomor ini ada 11 (sebelas) artikel yang dipublikasikan secara online melalui website http://jim.unsyiah.ac.id/penjaskesrek/issue/view/64. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala merupakan jurnal yang berisikan hasil dari tugas akhir mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Penerbitan jurnal ini bertujuan untuk menambah pembendaharaan bacaan kepada mahasiswa program studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unsyiah di bidang ilmu pendidikan jasmani dan keolahragaan yang selama ini dirasakan sangat minim jumlahnya di provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala diterbitkan sebanyak 4 kali dalam satu tahun yaitu pada Bulan Februari, Mei, Agustus dan November. Mahasiswa diwajibkan melakukan Publikasi artikel dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) dimaksudkan sebagai syarat bagi mahasiswa yang akan telah lulus Tugas Akhir (Skripsi). Penulisan Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala ini ditulis oleh mahasiswa bersama 2 orang dosen pembimbing dan telah melewati proses reviewer. Tim penyunting menerima sumbang saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa-masa mendatang.
Banda Aceh, November 2016 Tim Penyunting
ii
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI VOLUME 2, NOMOR 4 NOVEMBER 2016
DAFTAR ISI Firdaus, Bustamam, Ifwandi
Evaluasi Tingkat Kemampuan Fisik Atlet Sepak Takraw UKM UNSYIAH Tahun 2016 ....................................................245-256
Araiko Rahmat, Abdurrahman, Ifwandi
Kontribusi Kelentukan Togok dan Power Otot Lengan Terhadap Kecepatan MendayungPerahu Tradisional Pada Atlet PODSI Kota Banda Aceh Tahun 2016 ..........................................257-269
Trio Handika, Alfian Rinaldy, Razali
Hubungan Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bola Voli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 ....................................................270-281
Jufrizal, Muhammad Jafar, Razali
HubunganKeseimbangan dengan Ketepatan Memanah pada Atlet Perpani Aceh Tahun 2016 .................................................282-292
Defi Yanti, Ifwandi, Saifuddin
Kontribusi Daya Tahan Jantung Paru dan Daya Tahan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Tendangan Sabit pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015 ........................293-303
Ikhsan, Razali, Alfian Rinaldy
Tingkat Kecemasan Atlet Bola Voli PON Aceh Tahun 2016...................................................................................304-313
Deri Wantona, Ifwandi, Nyak Amir
Evaluasi Tingkat Kebugaran Jasmani Petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 .................314-322
Anizul Farmi, Muhammad Jafar, Ifwandi
Kontribusi Keseimbangan dan Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu Pada Atlet Rengcong Windsurfing Aceh Club ..................323-324
Masykur, Nuzuli, Maimun Nusufi
Kontribusi keseimbangan statis dan power lengan terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter pada atlet dayung Pengcab Banda Aceh ........................................................335-347
Misbah Alsah, Muhammad Jafar, Alfian Rinaldy.
Hubungan Power Otot Lengan Dan Panjang TungkaiTerhadap Kemampuan Smash Bola Voli Pada Klub Pjvc Punge Juroeng Tahun 2015 .......................................................................348-358
Janu Friadi, Muhammad Jafar, Nuzuli
Kontribusi Status Gizi dan Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Lari 200 Meter Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 .....................359-371
iii
1
EVALUASI TINGKAT KEMAMPUAN FISIK ATLET SEPAK TAKRAW UKM UNSYIAH TAHUN 2016 Firdaus*, Bustamam, Ifwandi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 *Corresponding Email:
[email protected] Abstrak : Penelitian yang berjudul: “Evaluasi Tingkat Kemampuan Fisik Atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah Tahun 2016 ” ini mengangkat masalah bagaimana Tingkat Kemampuan Fisik Atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kemampuan Fisik Atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah yang berjumlah 10 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu keseluruhan dari jumlah populasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes kemampuan fisik atlet yaitu tes:(1) Lari 15 Menit Tes Balke, (2) Vertical Jump, (3) Sit up, (4) Sit & Reach, (5)Lari 30 Meter, (6) 300 meter, dan (7)Lari Bolak balik 4 x 5 meter. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan analisis statistik sederhana yaitu persentase. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data menunjukan bahwa tingkat kemampuan fisik atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah Tahun 2016 dengan hasil persentase yaitu lari 30 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, Vertical Jump berada pada Kategori Sedang dengan rincian 10% Kategori Baik Sekali, 30% kategori Baik dan 60% Kategori Sedang, lari 300 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, Sit Up berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, lari Bolak Balik 4x5 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 70% kategori Baik dan 30% kategori Sedang, Sit and Reach berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, tes Balke berada pada Kategori Sedang dengan rincian 40% kategori Baik dan 60% kategori Sedang. Dengan demikian atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah masih sangat perlu memperhatikan dan meningkatkan intensitas latihan hingga mencapai taraf kemampuan fisik yang maksimal. Karena dengan adanya kemampuan fisik yang ideal akan berdampak pada pencapaian prestasi yang maksimal. Kata kunci: Kemampuan fisik, Sepak takraw PENDAHULUAN Pembinaan olahraga prestasi secara ilmiah sudah seharusnya menjadi landasan dalam proses pembibitan dan pembinaan atlet dari suatu program untuk mencapai prestasi tinggi, baik yang bersifat nasional dan daerah, serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Dalam UU. RI No. 3 Tahun 2005 pasal 27 ayat 4 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan bahwa: “Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan sentral pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan”. Berdasarkan kutipan diatas, pembinaan olahraga berprestasi harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan yang melibatkan lembaga pendidikan, organisasi
2
keolahragaan dan masyarakat dalam mencapai prestasi yang mengembangkan dan mengharumkan nama bangsa. Olahraga prestasi menurut Syafruddin (2006:29) adalah “kemampuan prestasi olahraga menggambarkan tingkat penguasaan suatu prestasi olahraga tertentu dan ditentukan oleh struktur kondisi yang kompleks dari sejumlah faktor khusus prestasi adapun faktor tersebut dapat meliputi kondisi fisik, teknik, taktik, mental serta sarana dan prasarana yang digunakan”. Kondisi fisik merupakan keadaan fisik serta kesiapan seorang atlet terhadap tuntutan-tuntutan khusus suatu cabang olahraga. Artinya setiap cabang olahraga permainan membutuhkan komponen kondisi fisik khusus yang didasarkan atas kebutuhan gerak teknik dan taktik. Sedangkan teknik merupakan suatu cara yang digunakan atau dikembangkan oleh seseorang atau atlet untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu tugas gerakan dalam olahraga secara efektif dan efesien. Taktik adalah siasat seseorang atau sekelompok orang untuk memperdaya, menipu atau mengecoh lawan melalui trik-trik atau gerak tipu yang dimiliki dalam pertandingan atau kompetisi yang bertujuan untuk meraih suatu kemenangan secara sportif. Menurut Imam Hariadi (2001) mengatakan bahwa : “Sepak takraw adalah cabang olahraga yang mempunyai ciri khas tersendiri. Gerakan-gerakannya sungguh menarik, sehingga bisa dikatakan sebagai olahraga aerobik, artistik, dan memerlukan keberanian yang cukup tinggi. Gerakan-gerakan teknik dasarnya dimainkan dengan seluruh bagian badan kecuali tangan”. ‘PB. PSTI (1996:14) menyatakan sepak takraw adalah cabang olagraga yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari tiga orang pemain, (tekong, apit kiri, dan apit kanan) dengan seorang pemain cadangan, yang dipisahkan oleh sebuah net yang memiliki ukuran sama dengan net bulutangkis. Adapun komponen gerak dasar pemain sepak takraw meliputi service, sepakan (menimang), smash, kepala (heading), serta block umumnya di butuhkan kelentukan dan irama tubuh yang baik disetiap melakukan gerakan dasar sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik untuk melakukan gerakan yang baik dan benar”. Untuk dapat mengembangkan teknik dasar yang baik, maka harus ditunjang dengan komponen-komponen kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan, ketepatan, dan keterampilan gerak. Kondisi yang baik dapat meningkatkan dan berpegaruh pada kemampuan melakukan tehnik-teknik permainan dalam sepak takraw. Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer dan sangat digemari oleh lapisan masyarakat di Indonesia, olahraga sepaktakraw merupakan salah satu dari sekian banyak olahraga yang dibina dan dikembangkan, perkembangan ini ditandai dengan lahirnya perkumpulan-perkumpulan atau klub-klub seluruh daerah di indonesia bahkan pembinaan juga di lakukan sampe kepada jenjang pendidikan baik itu sekolah maupun universitas. Universitas Syiah Kuala salah satunya telah melakukan pembinaan olahraga sepak takraw hal ini terbukti bagaimana Universitas Syiah Kuala telah membentuk UKM sepak takraw yang tujuannya untuk membina dan menaungi mahasiswa yang memiliki kemampuan dan bakat dibidang olahraga sepak takraw. UKM Sepak Takraw Universitas Syiah Kuala telah memiliki prestasi, hal ini terbukti dari beberapa atlet yang telah mengikuti turnamen sepak takraw tingkat mahasiswa pada POMNAS 2015 dan PON Tahun 2016 mendatang di Jawa Barat.Berdasarkan permasalahan diatas serta dari obsevasi dilapangan maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Evaluasi Tingkat Kemampuan Fisik Atlet Sepak Takraw UKM Universitas Syiah Kuala tahun 2016”. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2010:105) menyatakan bahwa: “Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
3
menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian ini dapat digolongkan ke dalam jenis penelitian deskriptif yang menjadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk mengetahui serta menjelaskan/menerangkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Teknik Pengumpulan Data Tes Lari 30 meter. Tujuan untuk mengukur kecepatan lari menempuh jarak 30 meter. Pelaksanaan : Kecepatan lari dihitung dari saat bendera diangkat sampai pelari melewati garis finish. Kecepatan lari dicatat sampai dengan 0,1 detik, bila memungkinkan dicatat sampai dengan 0,01 detik. Tes Lari 300 Meter Tujuan untuk mengukur kemampuan kapasitas anaerobik seorang atlet dalam lari. Pelaksanaan : Dengan aba-aba “siap” testi dengan start berdiri siap lari. Dengan aba-aba “yaak” bersamaan dengan bendera start terangkat testi lari secepat-cepatnya menempuh jarak 300 meter. Tes Sit up Tujuan Untuk ini mengukur daya tahan kekuatan otot-otot perut. Pelaksanaan : Testi berbaring telentang, kedua tangan dibelakang tengkuk, kedua siku lurus ke depan. Kedua lurus ke depan. Kedua lutut ditekuk, kedua tapak kaki tetap di lantai. Bersama dengan aba-aba “siap” testi siap melaksanakan, bersamaan dengan aba-aba “yaak” stopwatch dijalankan, testi mengangkat tubuh, kedua siku menyentuh tubuh, kedua siku menyentuh lutut, kemudian kembali berbaring/ke sikap semula. Tes Vertical Jump Tujuan mengukur daya eksplotasi kedua kaki. Pelaksanaan : Papan LT digantung pada tembok dengan ketinggian sesuai kebutuhan. Testi berdiri menyamping, tapak kaki kanan/kiri merapat tembok. Tangan kanan/kiri berkapur diluruskan ke atas setinggi-tingginya dan diletakkan pada papan LT. Bekas yang tertinggi ini ialah tinggi raihan. Kemudian testi berdiri untuk siap/meloncat. Selanjutnya testi meloncat setinggi-tingginya dengan bantuan ayunan kedua lengan dan menyentuhkan jarijari tangan kanan/kiri ke papan LT. Tes lari bolak – balik 4x5 meter. Tujuan untuk mengukur kelincahan seseorang mengubah posisi dan atau arah. Pelaksanaan : Lari dari garis start atau garis pertama menuju ke garis kedua dan kembali ke garis start dihitung 1 kali. Pelaksanaan lari dilakukan sampai ke empat kalinya bolak-balik sehingga menempuh jarak 40 meter. Setelah melewati garis finish stopwatch dihentikan. Kelincahan lari dihitung sampai dengan 0,1 atau 0,01. Tes Sit & Reach Tujuan mengukur kelentukan tubuh pada pinggul.Pelaksanaan: Pita pengukur diletakkan lurus di lantai, dengan huruf o (nol) pada tepi tembok. Testi melepaskan sepatu dan kaos kaki, duduk berlunjur menduduki pita pengukur: pantat, punggung dan kepala merapat tembok, kedua kaki lurus ke depan dengan kedua lutut lurus. Panjang kaki dicatat sampai cm penuh, pengukuran dari tembok, kedua kaki kangkang, lutut boleh bengkok. Kemudian
4
testi meraihkan kedua lengan kedepan sejauh mungkin dan menematkan kedua jari tangan pada pita sejauh mungkin. Tahap raihan tersebut minimal selama 3 (tiga) detik, dan jarak terjauh yang dihitung. Tes Lari 15 Menit Tujuan Untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 max.Pelaksanaan seperti lari 1.600 meter, hanya saja testi berusaha lari sejauh mungkin dalam waktu 15 menit. Apabila testi tidak kuat lari dapat diselingi dengan berjalan. Persisi 15 menit stopwatch dihentikan bersamaan dengan bunyi peluit yang keras dan saat itu pula setiap testi berhenti ditempat atau lari-lari di tempat. HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada atlet sepak takraw UKM Unsyiah 2016 yaitu berupa kuantitatif atau data dalam bentuk angka. Data ini dapat secara langsung dari Tes Kemampuan Fisik yang terdiri dari 7 jenis tes yaitu tes lari 30 meter, Vertical Jump, lari 300 meter, Sit Up, lari bolak-balik 4x5 meter, Sit and Reach, Tes Balke. Untuk memudahkan pengolahan data , selanjutnya data-data tersebut ditabulasikan ke dalam tabel. Tabel 1. Data tes dan pengukuran lari 30 meter. NO. Nama Peserta Nilai (detik) 1. Irwansyah 4,24 2. Runa Fazri Barus 4,40 3. Azmi Hidayat 4,32 4. Zikri Rahmanda 4,30 5. Iko Desriandi 4,38 6. Chairunnas 4,14 7. Muammar Giffari 4,27 8. Rico Dwianda Helmi 4,31 9. Arief Krisnawan 4,62 10. Aria Muzakky 4,69 Rata – Rata 43,67
Keterangan Baik Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik
Hasil peneltian tabel 4.1 di atas menggambarkan kemampuan lari 30 meter atlet sepak takraw UKM Unsyiah rata-rata nilai 43,67 yang berada pada kategori baik. Perhitungan Nilai rata-rata Σ𝑥 𝑥̅ = 𝑛 43,67 = 10 = 4,36 Perhitungan Nilai Persentase 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁
5
6 × 100 % 10 = 60 % Kategori Baik. 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 4 = × 100 % 10 = 40 % Kategori Sedang =
Tabel 2. Data Tes Vetical Jump NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Peserta Irwansyah Runa Fazri Barus Azmi Hidayat Zikri Rahmanda Iko Desriandi Chairunnas Muammar Giffari Rico Dwianda Helmi Arief Krisnawan Aria Muzakky Rata – Rata
Nilai (cm) 94 78 79 73 74 69 73 80 68 76 764
Keterangan Baik sekali Baik Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Sedang
Hasil peneltian tabel 4.2 di atas menggambarkan kemampuan Vertical Jump atlet sepak takraw UKM Unsyiah rata-rata nilai 706 yang berada pada kategori sedang. Perhitungan Nilai Rata-rata Σ𝑥 𝑥̅ = 𝑛 764 = 10 = 76,4 Perhitungan Nilai Persentase 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 1 = × 100 % 10 = 10 % Kategori Baik Sekali 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 3 = × 100 % 10 = 30 % Kategori Baik 𝑃=
𝐹 × 100 % 𝑁
6
6 × 100 % 10 = 60 % Sedang =
Tabel 3. Data Tes Lari 300 meter NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Peserta Irwansyah Runa Fazri Barus Azmi Hidayat Zikri Rahmanda Iko Desriandi Chairunnas Muammar Giffari Rico Dwianda Helmi Arief Krisnawan Aria Muzakky Rata – Rata
Nilai (Detik)
Keterangan
39,72 40,31 42,22 45,01 46,99 41,89 44,73 43,89 44,67 44,21 433,64
Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik
Hasil peneltian tabel 4.3 di atas menggambarkan kemampuan lari 300 meter atlet sepak takraw UKM Unsyiah rata-rata nilai 433,64 yang berada pada kategori baik. Perhitungan Nilai Rata-Rata Σ𝑥 𝑥̅ = 𝑛 433,64 = 10 = 43,36 Perhitungan Nilai Persentase 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 6 = × 100 % 10 = 60 % Kategori baik 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 4 = × 100 % 10 = 40 % Kategori Sedang Tabel 4. Data Tes Sit Up NO. Nama Peserta 1 2 1. Irwansyah 2. Runa Fazri Barus 3. Azmi Hidayat 4. Zikri Rahmanda
Nilai (Score) 3 59 57 38 39
Keterangan 4 Baik Baik Sedang Sedang
7
1 5. 6. 7. 8. 9. 10.
2 Iko Desriandi Chairunnas Muammar Giffari Rico Dwianda Helmi Arief Krisnawan Aria Muzakky Rata – Rata
3 52 56 58 54 55 53 521
4 Sedang Baik Baik Baik Baik Sedang Baik
Nilai (Score)
Keterangan
12,30 12,54 12,98 13,56 13,58 12,83 12,72 13,54 12,65 13,49 130,19
Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Baik
Perhitungan Nilai Rata-Rata Σ𝑥 𝑥̅ = 𝑛 521 = 10 = 52,1 Perhitungan Nilai persentase 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 6 = × 100 % 10 = 60 % Kategori Baik 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 4 = × 100 % 10 = 40 % Kategori Baik Tabel 6 Data tes lari Bolak – Balik 4x5 Meter. NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Peserta
Irwansyah Runa Fazri Barus Azmi Hidayat Zikri Rahmanda Iko Desriandi Chairunnas Muammar Giffari Rico Dwianda Helmi Arief Krisnawan Aria Muzakky Rata – Rata Perhitungan Nilai rata – rata Σ𝑥 𝑥̅ = 𝑛 130,19 = 10 =13,01
8
Perhiungan Nilai Persentase 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 7 = × 100 % 10 = 70 % Kategori Baik 𝐹 × 100 % 𝑁 3 = × 100 % 10 = 30 % Kategori Sedang
𝑃=
Tabel 6 Data tes Sit & Reach NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Peserta Irwansyah Runa Fazri Barus Azmi Hidayat Zikri Rahmanda Iko Desriandi Chairunnas Muammar Giffari Rico Dwianda Helmi Arief Krisnawan Aria Muzakky Rata – Rata
Perhitungan Nilai Rata-Rata Σ𝑥 𝑥̅ = 𝑛 316 = 10 = 31,6 Perhitungan Nilai Persentase 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 6 = × 100 % 10 = 60 % Kategori baik 𝐹 × 100 % 𝑁 4 = × 100 % 10 = 40 % Kategori Sedang
𝑃=
Nilai (CM)
Keterangan
33 35 36 30 28 31 33 36 28 26 316
Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik
9
Tabel 7 Data Tes lari 15 Menit NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Peserta Irwansyah Runa Fazri Barus Azmi Hidayat Zikri Rahmanda Iko Desriandi Chairunnas Muammar Giffari Rico Dwianda Helmi Arief Krisnawan Aria Muzakky Rata – Rata
Nilai (Meter)
Keterangan
58,22 59,01 59,24 50,38 52,50 51,65 53,33 57,01 49,40 50,87 541,61
Baik Baik Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Sedang
Hasil peneltian tabeldi atas menggambarkan kemampuan tes Balke atlet sepak takraw UKM Unsyiah rata-rata nilai 541,61 yang berada pada kategori sedang. Perhitungan Nilai rata – rata Σ𝑥 𝑥̅ = 𝑛 541,61 = 10 = 54,16 Perhitungan Nilai Persentase 𝐹 𝑃 = × 100 % 𝑁 4 = × 100 % 10 = 40 % Kaegori Baik 𝐹 × 100 % 𝑁 6 = × 100 % 10 = 60 % Kategori Sedang
𝑃=
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemampuan fisik atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah Tahun 2016 dengan hasil persentase yaitu lari 30 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, Vertical Jump berada pada Kategori Sedang dengan rincian 10% Kategori Baik Sekali, 30% Baik dan 60% Kategori Sedang, lari 300 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, Sit Up berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, lari Bolak Balik 4x5 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 70% kategori Baik dan 30% kategori Sedang, Sit and Reach berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, tes Balke berada pada Kategori Baik dengan rincian 40% kategori Baik dan 60% kategori
10
Sedang. Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan para pelatih dan atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah sangat perlu memperhatikan dan meningkatkan intensitas latihan hingga mencapai taraf kemampuan fisik yang maksimal. Karena dengan adanya kemampuan fisik yang ideal akan berdampak pada pencapaian prestasi yang maksimal. Peneltian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi pelatih atau atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah dalam meningkatkan kemampuan fisik, guna mencapai prestasi yang lebih baik dimasa yang akan datang. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data menunjukan bahwa tingkat kemampuan fisik atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah Tahun 2016 dengan hasil persentase yaitu lari 30 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, Vertical Jump berada pada Kategori Sedang dengan rincian 10% Kategori Baik Sekali, 30% Baik dan 60% Kategori Sedang, lari 300 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, Sit Up berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, lari Bolak Balik 4x5 meter berada pada Kategori Baik dengan rincian 70% kategori Baik dan 30% kategori Sedang, Sit and Reach berada pada Kategori Baik dengan rincian 60% kategori Baik dan 40% kategori Sedang, tes Balke berada pada Kategori Baik dengan rincian 40% kategori Baik dan 60% kategori Sedang. Dengan demikian atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah masih sangat perlu memperhatikan dan meningkatkan intensitas latihan hingga mencapai taraf kemampuan fisik yang maksimal. Karena dengan adanya kemampuan fisik yang ideal akan berdampak pada pencapaian prestasi yang maksimal. Saran Setelah penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka peneiliti menyarankan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh kemampuan fisik yang lebih baik hendaknya pada para pelatih dan pembina atlet Sepak Takraw UKM Unsyiah memberikan latihan yang teratur dan memberi pengetahuan tentang bagai mana cara meningkatkan fisik dengan baik. 2. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, pembina maupun atlet dapat berupaya meningkatkan kemampuan fisik dan prestasi. 3. Bagi peneliti sendiri, kiranya dapat menjadikan masukan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Hamidi. 2007. Sepaktakraw (Konsep dan Aplikasi) : FPOK UPI Bandung. Amir,Nyak. 2010. Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja Olahraga, Banda aceh Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Cetakan ke-14. Jakarta: PT Rineka Cipta Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: Koni Margono, S 2010. Metodologi Penelitian pendidikan. Ed 1(8). Rineka Cipta: Jakarta Sajoto, M. 2005. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Effhar & Dahara Prize.
11
Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Cetakan kedua. Jakarta : PTRaja Grafindo Persada. Sudrajat Prawirasaputra. (2000). Sepak Takraw. Jakarta: Balai pustaka. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta. Ucup, Yusup, dkk 2001. Pembelajaran Permainan Sepaktakraw, Pendekatan Keterampilan Taktis. Jakarta: Depdiknas.
12
KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK DAN POWER OTOT LENGAN TERHADAP KECEPATAN MENDAYUNG PERAHU TRADISIONAL PADA PODSI KOTA BANDA ACEHTAHUN 2016 Araiko Rahmat*,Abdurrahman, Ifwandi Program StudiPendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan danIlmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala,BandaAceh 23111 *CorrespondingEmail:
[email protected] Abstrak : Penelitian ini berjudul “Kontribusi Kelentukan Togok dan Power Otot Lengan Terhadap Kecepatan Mendayung Perahu Tradisional Pada Atlet PODSI Kota Banda Aceh Tahun 2016”. Mendayung adalah salah satu cabang olahraga air yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Olahraga dayung juga adalah olahraga tertua di olimpiade. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan mendayung adalah adanya kelentukan togok dan powerotot lengan yang baik. Unsur fisikkelentukan dapat membantu menambah jangkauan saat mendayung dan membantu frekuensi agar lebih cepat sehingga atlet tersebut dapat mendayung dengan baik, sedangkan powerotot lengan sangat dibutuhkan dalam olahraga dayung, agar dapat melakukan setiap dayungan yang menghasilkan gerakan memajukan perahu kelentukan dapat membantu menambah jangkauan saat mendayung dan membantu frekuensi agar lebih cepat sehingga atlet tersebut dapat mendayung dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiKontribusi Kelentukan Togok dan Power Otot Lengan Terhadap Kecepatan Mendayung Perahu Tradisional Pada Atlet PODSI Kota Banda Aceh Tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet dayung Kota Banda Aceh yang berjumlah 15 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah atlet dayung Kota banda Aceh sebanyak 15 orang, Teknik pengambilan sampel adalah total sampling(sampel jenuh).Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Tes kelentukan togok, diukur dengan tesseat and reach, (2) Tes power otot lengan, diukur dengan menggunakan tes ball medicine, dan (3) Tes kecepatan mendayung diukur dengan menggunakan tes mendayung jarak 200 meter. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) Terdapat hubungan yang signifikanantara Kelentukan Togok dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter(rhitung = 0.58), (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara Power Otot Lengan dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter(rhitung = 0,52), dan (3) Terdapat kontribusi yang signifikan antara kelentukan Togok dan Power Otot Lengan terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter (Ry.x1x2 = 0,64), nilai Fh (Fhitung) = 3,75sedangkan nilai Ft (Ftabel) pada taraf signifikan 0,05% dengan dk (n-Perahu Tradisional) adalah sebesar 3,60. Maka dari analisis data, dapat disimpulkan bahwa kelentukan togok dan powerotot lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan mendayung. Kata kunci : Kelentukan Togok, Power Otot Lengan, Kecepatan Mendayung, Perahu Tradisional. PENDAHULUAN Olahraga merupakan suatu kebutuhan setiap individu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Olahraga juga suatu sarana untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani.Keberadaan olahraga itu sendiri telah ada
13
sejak zaman purba. Penerapan fungsi olahraga zaman dahulu bukanlah sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan jasmani akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari seperti berburu dan menyelamatkan hidup dari kerasnya alam pada zaman dahulu. Masyarakat zaman dulu menggunakan olahraga sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka dengan berburu, berenang, maupun dalam pertarungan mempertahankan wilayah mereka. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ramdan(1982:2) sebagai berikut : “Olahraga adalah kegiatan manusia yang wajar sesuai dengan kodrat illahi, untuk mendorong, mengembangkan, membangkitkan, dan membina power jasmani dan rohani serta mental manusia demi kebahagiaan kesejahteraan pribadi dan masyarakat”.Kutipan tersebut menjelaskan bahwa dengan olahraga dapat mendorong kemauan manusia untuk melakukan hal-hal yang berguna dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dayung merupakan aktivitasyang menjadi rutinitas sebagian kalangan masyarakat daerah pesisir pantai maupun daerah kawasan perairan. Dalam perkembangannya olahraga dayung dijadikan cabang olahraga yang dipertandingkan.Dewasa ini dayung telah mengalamani perubahan yang signifikan baik dari segi ragam bentuk serta pemanfaatannya.Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadikan beberapa aktifitas umum masyarakat dayung menjadi satu jenis olahraga yang cukup bergengsi dalam bersaing dibidang prestasi,Olahraga dayung merupakan gerak olahraga yang melibatkan perpanduan gerak tubuh beserta alat yang digunakan untuk mendayung. Berkaitan dengan hal ini Stephen (1990:1) dalam kutipan Rohmat (2002:8), menjelaskan tentang karakteristik mendayung yaitu: "gerakan mendayung dilakukan secara berirama, terus menerus dan ada rasio yang baik antara fase kerja dan fase istirahat. Olahraga dayung yang diperlombakan sekarang terdiri dari tiga nomor yaitu nomor Olympic, Tradisional dan Mesin.Nomor Olympic terdiri atas dua jenis yaitu Canoeing dan Rowing”. Jenis Canoeing pun meliputi dua nomor sesuai ICF (2011:9) “Terdiri dari Kano polo, Kanada, Arus deras dan Slalom. Nomor Rowing meliputi nomor Scull dan Sweep”.Nomor tradisional yang dilombakan adalah perahu naga.Sedangkan nomor mesin adalah nomor Dayung Ergometer”. Olahraga dayung jenis tradisional atau tradisional boat race (perahu naga) merupakan salah satu nomor perlombaan yang dipertandingkan dalam berbagai even kedaerahan, nasional dan internasional, karena melibatkan banyak pedayung dan bentuk perahu yang khas naga sesuai dengan asal negara yang mempopulerkan perahu naga, di Indonesia nomor-nomor dayung perahu naga yang diperlombakan dalam even resmi Kejurnas dan PON seseuai dengan ketentuan pengurus besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) (2016:2) adalah:” Nomor Putera:10 Pedayung jarak 200 meter, 20 Pedayung jarak 200 meter, 10 Pedayung jarak 1000 meter, 20 Pedayung jarak 1000 meter dan untuk Nomor Puteri:10 Pedayung jarak 200 meter, 20 Pedayung jarak 200 meter, 10 Pedayung jarak 500 meter, dan 20 Pedayung jarak 500 meter”. Berdasarkan kutipan di atas, bahwa jarak tempuh yang harus oleh pendayung baik putra dan putri terdiri dari nomor jarak jauh dan nomor jarak pendek, masing-masing nomor memerlukan tehnik dan system kerja tubuh tersendiri untuk dapat menyelesaikannya. Dalam olahraga dayungPerahu Tradisional sangat memerlukan unsur kondisi fisik seperti power otot lengan, daya tahan, dan kelentukan togok. Power otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena power merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik.Begitu juga dengan power otot dalam olahraga dayung mempunyai peranan yang sangat penting.Peran power otot lengan sangat berarti saat melakukan dayungan yang tentu
14
saja didukung dengan jangkauan pinggang sehingga menghasilkan jauhnya raihan dayung dan pijakan kaki secara konsisten.Daya ledak powerotot lengan pada saat dayungan masuk ke air harus kuat dan cepat agar bisa mempertahankannya sampai finish.Power dalam hal ini adalah power otot lengan berperan dalam melakukan setiap dayungan yang menghasilkan luncuran perahu.Penjelasan diatas merupakan pemahaman tentang betapa pentingnya power otot lengan dalam olahraga dayung guna mencapai prestasi yang maksimal dan secara pemahaman sederhana power otot lengan memberikan kontribusi terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter.Selain power otot lengan terdapat aspek lainnya yang juga dapat menunjang dalam teknik mendayung yaitu kelentukan, biasanya mengacu kepada ruang gerak sendi tubuh.Hal ini dijelaskan oleh Harsono (1988:) yang menjelaskan bahwa:“Lentuk tidaknya seorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendinya, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon, dan legament disekitar sendi”. Kutipan tersebut menjelaskan orang yang fleksibel merupakan orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot yang elastis. Uraian diatas menjelaskan bahwa pada cabang olahraga dayung kelentukan pinggang sangat berperan penting terhadap jangkauan dayung, terutama bagi pendayung Perahu Tradisional, diantaranya jangkauan pinggang yang membantu frekuensi kayuhan agar lebih cepat.Secara pemahaman sederhana power dan kelentukan memberikan sumbangan yang berarti terhadap kecepatan mendayung.Hal ini sesuai dengan pendapat.Harsono (1988:204) yaitu: “Komponen fisik yang di perlukan dalam cabang olahraga dayung antara lain; power otot, daya tahan otot, kelentukan, kelincahan, dan power”.ini disebabkan karena dalam perlombaan menempeuh jarak 200 sampai dengan 1000 meter, atlit dituntut untuk memacu laju perahu lebih cepat menuju garis finish dengan menggunakan tehnik kayuhan yakni jangkauan, tarikan dan recovery. Oleh sebab itu dalam olahraga dayung Perahu Tradisional sangat memerlukan ketiga unsur kondisi fisik diatas selain dari unsur-unsur lainnya.Bagian yang unik pada cabang olahraga dayung agar menghasilkan luncuran yang baik yaitu dihasilkan dari otot-otot besar di antara otot punggung, bahu, dan otot lengan. Otot – otot yang kuat atau power sangat penting untuk meluncurkan dan mempertahankan laju perahu. Berdasarkan pembinaan terhadap cabang olahraga dayung Perahu Tradisional di kota Banda Aceh telah berjalan sebagai mana mestinya, hasil pengamatan penulis bahwa atlet PODSI kota Banda Aceh telah berprestasi ditingkat daerah seperti PRA PORA dan PORA disebabkan karena memiliki dasar fisik kelentukan togok dan power otot lengan yang baik,dengan kata lain kemampuannya untuk mendayung sampai memiliki prestasi disebabkan karna adanya keterlibatan unsur fisik kelentukan togok dan power otot lengan pada saat mendayung sehingga kecepatan laju Perahu Tradisional melejit dengan cepatnya. Untuk membuktikan kebenaran hasil pengamatan yang peneliti kemukakan, peneliti berhasrat untuk membuktikan kebenarannya dengan cara melakukan penelitian yang berjudul: “Kontribusi Kelentukan Togok dan Power Otot Lengan Terhadap Kecepatan Mendayung Perahu Tradisional Pada Atlet PODSI Kota Banda Aceh Tahun 2016” METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan teknik analisis korelasional, artinya penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Menurut Surachmad (1982:139) “penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”. Selanjutnya Arikunto (1993:209) mengatakan “Penelitian deskriptif mempelajari tentang
15
masalah masyarakat serta situasi tertentu termasuk kegiatan, sikap-sikap pandangan dan proses yang belangsung serta pengaruh-pengaruh dari fenomena tertentu”. HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengumpulan data penelitian lapangan yang dilakukan di lapangan pada atlet dayung PODSI Banda Aceh, diperoleh data penelitian sebagai berikut(1) data Kelentukan togok, (2) data power otot lengan, dan (3) data kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 m. diperoleh sebagaimana yang terdapat dalam tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Data Mentah Hasil Pengukuran Kelentukan Togok (X1), Power Otot Lengan(X2) dan Pengukuran Kecepatan Mendayung Perahu Tradisional 200-m pada Atlet Dayung Kota Banda Aceh Tahun 2016. Kelentukan Power otot Kecepatan No Nama togok lengan Mendayung X1(cm) X2(m) Y(detik) 1 Agus Triawan 25 5.90 1.19 2 Firman Muttaqin 27 4.54 1.42 3 Jimy Kurniawan 27 4.11 1.23 4 Khairil 29 5.00 1.22 5 Kolid Maulana 26 4.83 1.21 6 Munawirsyah 26 4.60 1.25 7 Masykur 28 4.16 1.22 8 Mahdi 27 4.85 1.39 9 M. Husen 25 3.87 1.43 10 Nazarul Mahfud 25 4.28 1.41 11 Nasrul Hayat 28 4.30 1.32 12 Roni Miranda 26 4.20 1.36 13 Sadrah 24 3.50 1.48 14 Umar Dani 25 4.02 1.34 15 Widi Muchtar 24 4.50 1.26 Jumlah 392 66.66 19.73 Menghitung Nilai Rata-rata Kelentukan Togok (X1), Power Lengan (X2), dan Kecepatan Mendayung (Y) Nilai rata-rata merupakan tiap bilangan yang dapat dipakai sebagai wakil dari rentetan nilai rata-rata.wujudnya hanya satu bilangan saja, namun dengan satu bilangan itu akan dapat tercermin gambaran secara umum mengenai kumpulan atau deretan bahan keterangan yang berupa angka atau bilangan itu. Yaitu jumlah dari keseluruhan angka yang ada, dibagi dengan banyaknya angka bilangan tersebut.Berdasarkan hasil tes pengukuran Kelentukan togok, Power otot lengan dan kecepatan mendayung yangdilakukan pada atlet dayung Kota Banda Aceh Tahun 2016, sebagaimana terdapat pada tabel 1, Maka dapat dihitung nilai rata-rata sebagai berikut: X1
=
X N
392
= 15 = 26,1
1
16
Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Kelentukan togok pada atlet dayung Kota Banda Aceh Tahun 2016 sebesar 26,1.Berdasarkan hasil tes pengukuran Power Otot Lengan dilakukan pada atlet dayung Kota Banda Aceh tahun 2016.Maka dapat dihitung nilai rata-rata sebagai berikut: X2
= =
X
1
N
66.66
15 = 4.44
Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Power Otot Lengan pada atlet dayung kota Banda Aceh tahun 2016 sebesar 4.44. Berdasarkan hasil tes pengukuran kecepatan mendayung dilakukan pada atlet dayung kota Banda Aceh tahun 2016. Maka dapat dihitung nilai rata-rata sebagai berikut: ∑Y Y = N 19.68 = 15 = 1.31 Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecepatan mendayung pada atlet kota Banda Aceh tahun 2016 sebesar 1,31. Menghitung Standar Deviasi Kelentukan Togok (X1), Power Lengan (X2), dan Kecepatan Mendayung (Y) Standar deviasi merupakan cara untuk mengetahui sebaran data rata-rata yang telah diteliti, makin kecil sebarannya berarti nilai data semakin sama. Berdasarkan hasil tes pengukuran Kelentukan togok, Power Otot Lengan dan kecepatan mendayung yang dilakukan pada atlet dayung Kota Banda Aceh tahun 2016, sebagaimana terdapat pada tabel 4.1, Maka dapat dihitung standar deviasi tes Kelentukan Togok X1 dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SD
=
X
SD
=
X 2 X
1
X
n 1 √392 − 26 = 15 − 1 √366 = 14 = √26.14 = 5.11 Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, di peroleh nilai standar deviasi Kelentukan togok sebesar 5.11. Berdasarkan hasil tes pengukuran Power Otot Lengan yang dilakukan pada atlet dayung Kota Banda Aceh tahun 2016 dapat dihitung standar deviasi Power otot lengan X2 sebagai berikut:
=
n 1
√66.66 − 4.44 15 − 1
17
√62.22 14 = √4.44 = 2.10 =
Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, di peroleh nilai standar deviasi Power otot lengan sebesar 2.10.Menghitung standar deviasi tes kecepatan mendayung Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SD
=
Y X n 1
√19.73 − 1.31 15 − 1 √18.42 = 14 = √1.31 = 1.14 =
Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, di peroleh nilai standar deviasi kecepatan mendayung sebesar 1,14. Berdasarkan hasil analisis rata-rata dan standar deviasi di atas, langkah selanjutnya adalah merubah skor mentah menjadi T-score. Perhitungan Nilai T-Score Berdasarkan hasil analisis rata-rata dan standar deviasi di atas, langkah selanjutnya adalah merubah skor mentah menjadi T-score. Tabel 2 Rekapulasi Data Mentah dan T-score Kelentukan (X1), Power Otot Lengan(x2), Kecepatan Mendayung (Y) Variabel Penelitian No Nama KL (X1) POL (X2) KM (Y) R-score T-score R-score T-score R-score T-score 1 Agus Triawan 25 48.1 5.90 87.8 1.19 50.4 2 Firman M 27 51.9 4.54 74.2 1.42 52.7 3 Jimy K 27 51.9 4.11 69.9 1.23 50.8 4 Khairil 29 55.8 5.00 78.8 1.22 50.7 5 Kolid M 26 50.1 4.83 77.1 1.21 50.6 6 Munawirsyah 26 50.1 4.60 74.8 1.25 51.1 7 Masykur 28 53.9 4.16 70.4 1.22 50.7 8 Mahdi 27 51.9 4.85 77.3 1.39 52.4 9 M. Husen 25 48.1 3.87 67.5 1.43 52.8 10 Nazarul M 25 48.1 4.28 71.6 1.41 52.6 11 Nasrul Hayat 28 53.9 4.30 71.8 1.32 51.7 12 Roni Miranda 26 50.1 4.20 70.8 1.36 52.1 13 Sadrah 24 46.1 3.50 63.8 1.48 53.3 14 Umar Dani 25 48.1 4.02 69.1 1.34 51.9 15 Widi Muchtar 24 46.1 4.50 73.8 1.26 51.1 Jumlah 392 242.5 66.66 1098.7 19.73 774.9
18
Keterangan: KL(X1) : Kelentukan Togok POL (X2): Power Otot Lengan KM (Y) : Kecepatan Mendayung Analisis Korelasi Tabel 3 Tabel penolong analisis koefisien Korelasi X1 terhadap Y. No Nama X1 Y X12 Y2 1 Khairil 29 1,48 841 2,1904 2 Masykur 28 1,43 784 2,0449 3 Nasrul H 28 1,42 784 2,0164 4 Firman 27 1,41 729 1,9881 5 Jimmy 27 1,39 729 1,9321 6 Mahdi 27 1,36 729 1,8496 7 Kholid 26 1,34 676 1,7956 8 Munawirsyah 26 1,32 676 1,7424 9 Roni M 26 1,26 676 1,5876 10 Agus T 25 1,25 625 1,5625 11 M. Husen 25 1,23 625 1,5129 12 Nazarul M 25 1,22 625 1,4884 13 Umar Dani 25 1,22 625 1,4884 14 Sadrah 24 1,21 576 1,4641 15 Widi M 24 1,19 576 1,4161 Jumlah
392
19,73
10276
26,0795
X1.Y 42,92 40,04 39,76 38,07 37,53 36,72 34,84 34,32 32,76 31,25 30,75 30,5 30,5 29,04 28,56 517,56
Menghitungn rhitung dengan masukan angka statistik dari tabel 3 dengan rumus:
rx1y = = =
n∑X1 y−(∑X1 )(∑y)
√{n∑𝑋1 2 −(𝑋1 )2 }{n∑𝑦 2 −(y)2 } 15(517,56)−(392)(19,73)
√{15(10276)−(392)2 }{15(26,07)−(19,73)2 } 7763,4−7734,16
= = =
√(154179)−(153664).(391,05−389,27) 29,24 √(515).(1,78) 29,24 √916,7 29,24 30,27
= 0,96 Hasil analisis di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara Kelentukan Togok (X1), dengan Kecepatan Mendayung (Y) pada atlet kota Banda Aceh tahun 2016 (rx1y) atau rhitung sebesar 0,96, sedangkan rtabel dengan dk =n-k = 152= 13 diperoleh rtabel sebesar0,55, maka Ho ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Dayung Kota Banda Aceh tahun 2016.
19
PerhitunganNilai Korelasi variabel X2 dengan variabel Y. Tabel 4. Tabel penolong analisis koefisien Korelasi variabel X2 terhadap variabel Y sebagai berikut: Variabel Penelitian No Nama X2 Y X22 Y2 X2.Y 1 Agus Triawan 5,9 1,48 34,81 2,1904 8,732 2 Khairil 5 1,43 25 2,0449 7,15 3 Mahdi 4,85 1,42 23,5225 2,0164 6,887 4 Kholid Maulana 4,83 1,41 23,3289 1,9881 6,8103 5 Munawirsyah 4,6 1,39 21,16 1,9321 6,394 6 Firman Muttaqin 4,54 1,36 20,6116 1,8496 6,1744 7 Widi Muchtar 4,5 1,34 20,25 1,7956 6,03 8 Nasrul Hayat 4,3 1,32 18,49 1,7424 5,676 9 Nazarul Mahfud 4,28 1,26 18,3184 1,5876 5,3928 10 Roni Miranda 4,2 1,25 17,64 1,5625 5,25 11 Masykur 4,16 1,23 17,3056 1,5129 5,1168 12 Jimmy Kurniawan 4,11 1,22 16,8921 1,4884 5,0142 13 Umar Dani 4,02 1,22 16,1604 1,4884 4,9044 14 M. Husen 3,87 1,21 14,9769 1,4641 4,6827 15 Sadrah 3,5 1,19 12,25 1,4161 4,165 JUMLAH 66,66 19,73 300,7164 26,0795 88,3796 Menghitungn rhitung dengan masukan angka statistik dari tabel 4 dengan rumus:
rx2y = = =
n∑X2 y−(∑X2 )(∑y)
√{n∑𝑋2 2 −(𝑋2 )2 }{n∑𝑦 2 −(y)2 } 15(88,37)−(66,66)(19,73)
√{15(300,71)−66,66)2 }{15(26,07)−(19,73)2 } 1325,55−1315,20
= = =
√(4510,65)−(4443,55).(391,05−389,27) 10,35 √(67,1).(1,78) 10,35 √119,43 10,35 10,92
= 0,94 Hasil analisis di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara Power Otot Lengan (X2), dengan kecepatan mendayung (Y) pada atlet kota Banda Aceh tahun 2016 (rx2y) atau rhitung sebesar 0,94, sedangkan rtabel dengan dk =n-k = 152= 13 diperoleh rtabel sebesar0,55 maka Ho ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Dayung Kota Banda Aceh tahun 2016.
20
Perhitungan Nilai Korelasi Variabel X1 dengan Variabel X2. Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis koefisien korelasi antara variabel X1 terhadap variabel Y digunakan tabel penlong sebagai berikut: Tabel 5.Tabel penolong analisis koefisien Korelasi X1 terhadap X2. Variabel Penelitian No Nama X1 X2 X12 X22 1 Khairil 29 5,9 841 34,81 2 Masykur 28 5 784 25 3 Nasrul Hayat 28 4,85 784 23,5225 4 Firman 27 4,83 729 23,3289 5 Jimmy kurniawan 27 4,6 729 21,16 6 Mahdi 27 4,54 729 20,6116 7 Kholid 26 4,5 676 20,25 8 Munawirsyah 26 4,3 676 18,49 9 Roni Miranda 26 4,28 676 18,3184 10 Agus Triawan 25 4,2 625 17,64 11 M. Husen 25 4,16 625 17,3056 12 Nazarul Mahfud 25 4,11 625 16,8921 13 Umar Dani 25 4,02 625 16,1604 14 Sadrah 24 3,87 576 14,9769 15 Widi Muchtar 24 3,5 576 12,25 JUMLAH 392 66,66 10276 300,7164
X 1 X2 171,1 140 135,8 130,41 124,2 122,58 117 111,8 111,28 105 104 102,75 100,5 92,88 84 1753,3
Menghitung koefesien korelasi Kelentukan Togok (X1) dengan Power Otot Lengan (X2) dengan rumus sebagai berikut:
r x1X2 = = =
n∑X1 .X2 −(∑X1 )(∑X2 )
√{n∑𝑋1 2 −(𝑋1 )2 }{n∑X1 )2 −(∑X2 )2 } 15(1753,3)−(392)(66,66)
√{15(10276)−(392)2 }{15(300,71)−(66,66)2 } 26299,5−26130,72
= = =
√(154140−153664).(4510,65−4443,55) 168,78 √(476).(67,1) 168,78 √31939,6 168,78 178,71
= 0.94 Hasil analisis di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara Kelentukan Togok (X1) dengan Power Otot Lengan (X2) pada atlet dayung Kota Banda Aceh tahun 2016 (rX1X2) sebesar 0,94 atau rhitung 0,94 sedangkan rtabel dengan dk =n-k = 15-2= 13 diperoleh rtabel sebesar0,55 maka Ho ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara Kelentukan Togok dengan Power Otot Lengan pada atlet dayung Kota Banda Aceh tahun 2016.
21
Perhitungan Koefesien Determinasi Variabel X1Terhadap VariabelY Determinasi merupakan satu ukuran yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Untuk melihat besarnya kontribusi yang diberikan Kelentukan terhadap kecepatan mendayung perahu tradisional Atlet Kota Banda Aceh tahun 2016 dingunakan rumus analisis statistik sebagai berikut: KD =𝑟12 x 100% = (0,96)2 x 100% = 0,9216 x 100% = 92,16% Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa Kelentukan memberikan kontribusi sebanyak 92,16 persen terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional pada Atlit Kota Banda Aceh tahun 2016 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainya. Perhitungan Koefesien Determinasi Variabel X2Terhadap Variabel Y Determinasi merupakan satu ukuran yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk melihat besarnya kontribusi yang diberikan Kekuatan otot lengan terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional pada Atlet Kota Banda Aceh tahun 2016 dingunakan rumus analisis statistik sebagai berikut: KD =𝑟22 𝑥100% = (0,94)2 x 100% = 0,8836 x 100% = 88,36% Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa Power otot lengan memberikan kontribusi sebanyak 88,36 persen terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional pada Atlit Kota Banda Aceh tahun 2016 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainya. Analisis Koefesien Korelasi Ganda Kolerasi ganda merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama dengan variabel yang lain.Analisis koefesien korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya korelasi Kelentukan Togok (X1) dan Power Otot Lengan (X2) terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet kota Banda Aceh tahun 2016 (Y), maka r yang diperoleh dari hasil analisis koefisien korelasi antara variabel di atas digunakan untuk menghitung korelasi ganda dengan cara masukan hasil dari korelasi antara variabel dengan menggunakan rumus: r2 x1 y+r2 x2 y−2(rx1 y).(rx2 y).(x1 .x2 )
Ry. x1x2 = √ = = =
1−r2 x1 x2
√(0,96)2 +(0,94)2 −2(0,96𝑥0,94𝑥0,94) 1−(0,94)2 √(0,92+0,88)−2(0,84) 0,16 √1,7−1,6 0,16 √0,1
= 0,16
=√0,625 = 0,79
22
Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi ganda (R) Kelentukan Togok (X1) dan Power Otot Lengan(X2) terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak200 meter pada atlet Kota Banda Aceh tahun 2016 (Y) adalah sebesar 0,79, atau Rhitung sebesar 0,79 sedangkan rtabel 0,55, maka Ho ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara Kelentukan Togok dan Power Otot Lengan terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Kota Banda Aceh tahun 2016. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan dan hasil pengolahan data, maka untuk pembuktian hipotesis dapat ditempuh dengan pengujian uji Fhitung. Pehitungan dapat di lakukan sebagai berikut: F= =
𝑅 2 /𝐾 (1−𝑅 2 ) /(𝑁−𝐾−1) (0,792 /2)
(1−(0,79)2 )/(15−2−1) 0.62/2
= (0.38)/12 0.31
= 0.03 = 10,33 Hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Fh (Fhitung) = 10,33 sedangkan nilai Ft (Ftabel) pada taraf signifikan 0,05% dengan dk (n-Perahu Tradisional) adalah sebesar 3,06 artinya nilai Fh = 10,33> nilai Ft = 3,06 Uraian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan yaitu: “Terdapat kontribusi yang signifikan antara Kelentukan Togok dan Power Otot Lengan dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Kota Banda Aceh tahun 2016”, diterima kebenaranya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1989:37) yang menyatakan bahwa “Hipotesis dalam penelitian banyak memberikan manfaat baik dalam proses dan langkah-langkah penelitian, maupun dalam memberikan penjelasan suatu gejala yang diteliti”. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan pada Bab I yaitu terdapat kontribusi yang signifikan antara Kelentukan Togok dan Power Otot Lengan terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Kota Banda Aceh tahun 2016 terbukti kebenaranya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan analisis data yang telah dilakukan pada pengukuran kelentukan Togok, Power Otot Lengan dan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Dayung Kota Banda Aceh tahun2016, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikanantara Kelentukan Togok dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter(rhitung = 0.58), thitung lebih besar dari rtabel, atau 0,58>0,553,maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Kelentukan Togok dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Kota Banda Aceh tahun 2016. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara Power Otot Lengan dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter(rhitung = 0,52), rhitung lebih besar dari rtabel, atau 0,52>0,553,maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan
23
antara PowerOtot Lengan dengan kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Kota Banda Aceh Tahun 2016. 3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kelentukan Togok dan Power Otot Lengan terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter (Ry.x1x2 = 0,64), nilai Fh (Fhitung) = 3,75sedangkan nilai Ft (Ftabel) pada taraf signifikan 0,05% dengan dk (n-Perahu Tradisional) adalah sebesar 3,60 artinya nilai Fh = 3,75> nilai Ft = 3,60.Maka uraian tersebut menunjukan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara kelentukan Togok dan Power Otot Lengan terhadap kecepatan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter pada atlet Kota Banda Aceh tahun 2016. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam upaya peningkatan kemampuan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter hendaknya para pelatih dan atlet harus memperhatikan komponen kondisi fisik yang dominan kelentukan Togok dan Power Otot Lengan karena kedua komponen ini sangat berperan dalamkemampuan mendayung Perahu Tradisional jarak 200 meter. 2. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, pembina maupun atlet dapat berupaya meningkatkan prestasi. 3. Bagi peneliti sendiri, kiranya dapat menjadikan masukan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Argasasmita, H. 2007. Teori Kepelatihan Dasar. Jakarta: Kementrian Negara Pemudan dan Olahraga. Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian. Edisi revisi .Cet. Ke-14. Jakarta: Rineka Cipta. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Pisikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV Tambak Kusuma. Hay.J.G. 1982.The Biomekanic of sport technique. Englewood Clifts: Prentice Hall inc. Hidayat.I. 1997.Biomekanika. Bandunng: FPOK-IKIP Bandung International Canoe Federation. 2011. Canoe Sprint Competition Rules. Switzerland. Kusyanto, Yanto. 1996. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2. Cetakan Pertama. Edisi Revisi. Bandung: Ganeca Exact Bandung. Lutan, Rusli dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. Jakarta: Institut Teknologi Bandung. Ramdan, Endang dkk.1981/1982.Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sudjana, 2005.Pengantar statistic inferensial.Jakarta : PT.Rajawali Pers. Sudijono, A. 2006.Stastistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sunjata, Aan dkk 2010.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII.Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Sajoto.1988. Pembinaan Kondisi fisik dalam olahraga. Jakarta: Depdikbud. Suharno. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: Yayasan STO. Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga.Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya.
24
HUBUNGANKEMAMPUAN MOTORIK DENGAN KETERAMPIAN BERMAIN BOLA VOLI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH ANGKATAN 2013 Trio Handika*, Alfian Rinaldy, Razali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan danRekreasi Fakultas Keguruan danIlmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala, BandaAceh 23111 *CorrespondingEmail:
[email protected] Abstrak : Penelitian ini berjudul “Hubungan Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bola Voli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013”. Penelitian ini mengangkat masalah apakah terdapat hubungan antara kemampuan motorik dengan keterampilan bermain bola voli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan motorik dengan keterampilan bermain bola voli.Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 75 orang, sedangkan pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara Purposive Samplingyaitu mahasiswa yang telah lulus mata kuliah T.P bola Voli dengan nilai A sebanyak 20 orang dan di buktikan melalui KHS. Teknik pegumpulan data untuk kemampuan motorik dengan menggunakan tes (1) melempar pada sasaran/target, (2) kelentukan togok dan pinggang, (3) lompat jauh tanpa awalan, (4) lengkup dan bangun, (5) push-up dan (6) kelincahan larisedangkan untuk keterampilan bermain bola voli dengan tes(1) service, (2) passing dan(3) smash. Pengolahan data dilakukan dengan korelasi product moment.Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: terdapat hubungan antara kemampuan motorik denganketerampilan bermain bola volisebesar (r = 0.42). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung = 1.99 ≥ ttabel = 1.73. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorikterhadap keterampilan bermain bola volipada mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah angkatan 2013 dapat diterima kebenarannya. Kata kunci: kemampuan motorik, keterampilan bermain bolavoli. PENDAHULUAN Kemampuan motorik merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam pendidikan jasmani, agar menjadi terampil melakukan aktifitas fisik.Salah satu kemampuan individu yang dapat berpengaruh terhadap penampilannya adalah kemampuan motorik yang dimilikinya.Seperti yang dijelaskan oleh Mutohir (2004:47) bahwa kemampuan motorik merupakan kualitas kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak, disamping itu kemampuan motorik juga sebagai landasan keberhasilan masa datang di dalam melakukan tugas keterampilan olahraga. Kemampuan Gerak merupakan salah satu kategori gerakan yang ketika melakukannya diperlukan koordinasi dan kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian. Koordinasi dan kontrol tubuh yang baik akan meningkatkan keterampilan gerak.Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang tinggi akan lebih mudahmelakukan tugas geraknya,baik secara kualitas maupun kuantitas, Permainan bola voli merupakan suatu gabungan dari teknik-teknik dasar bermain bola voli dan strategi pertahanan maupun penyerangan yang membutuhkan berbagai macam gerak tubuh secara
25
cepat dan tepat, untuk itu seorang pemain bola voli harus mempunyai kemampuan gerak yang baik dan benar. Menurut Muhadjir (2006:5) bahwa bola voli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang tiap regu terdiri atas enam orang pemain. Tiap regu berusaha menempatkan bola di daerah lawan agar memperoleh angka (point), regu yang pertama mencapai angka 25 adalah regu yang menang.Menurut PBVSI (2004) bolavolimerupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap tim terdapatenam orang pemain dan dipisahkan oleh sebuah net,permainan menggunakan tangan dengan cara dipantulkan atau di voli.Sedangkan tujuan dari permainan bola voli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan, untuk mencegah bola yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola diluar perkenaan block.Memantulkan bola merupakan karakteristik permainan bola voli yang dilakukan sebanyak-banyaknya tiga kali,setelah itu bola harus segera diseberangkan ke daerah lawan. Seluruh permainan melibatkan keterampilan dalam mengolah bola dengan tangan.Menurut Ahmadi (2007:20) “Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab dalam permainan bola voli dibutuhkan fisik yang tinggi, power otot, koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam keterampilan permainan bolavoli. Kemampuan motorik adalah faktor yang sangat penting dalam permainan bola voli, terutama dalam melakukan teknik dasar dalam permainan bola voli.Kemampuan motorik merupakan salah satu indikator kebugaran yang penting pada setiap individu yang erat kaitannya dengan pencapaian kualitas fisik dan kualitas keterampilan gerak, yang dimaksud kemapuan motorik adalah sebagai suatu kapasitas dari seseorang yang berkaitannya dengan pelaksanaan kemampuan fisik untuk dapat melaksanakan suatu gerakan (Widiastuti, 2007:165).Permasalahan kemampuan motorik dan keterampilan bermain bola voli pada setiap individu siswa.Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang baik akan lebih mudah melakukan tugas geraknya, baik secara kualitas maupun kuantitas, dan dengan mempunyai kemampuan motorik dan keterampilan bermain bola voli akan memperoleh prestasi yang lebih baik. Bola voli merupakan salah satu mata kuliah yang harus diambil dan wajib diprogramkan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.Bola voli tersebut diprogramkan di semester 4 (genap) yang harus lulus. Selain itu, bola voli sudah menjadi mata kuliah wajib yang sudah terprogramkan dalam kurikulum yang telah ditentukan.Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan TP. Bola Voli kebanyakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unsyiah mempunyai terkendala pada proses pembelajaran mata kuliah tersebut. Kendala tersebut diakibatkan oleh sejumlah faktor salah satunya adalah kemampuan motorik yang kurang baik, sehingga berdampak pada penampilan yang tidak sesuai dengan keinginan. Selanjutnya penguasaan teknik-teknik dasar yang baik dan benar tidak dimiliki oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis berkeinginan untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan Motorik Dengan Keterampilan Bermain Bola Voli Pada Mahasiswa Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013”.
26
METODE PENELITIAN Tempat danWaktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 22 April 2016 yang bertempat dilapangan bola voli Gelanggang Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam penelitian Deskriptif Korelasional Seperti yang dikemukakan Arikunto (1991:27) “Dalam penelitian korelasional, peneliti memilih individu-individu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, semua anggota kelompok yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, semua anggota kelompok yang dipilih sebagai subyek penelitian diukur mengenai jenis variabel yang diselidiki, kemudian dihitung untuk diketahui korelasinya”. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah angkatan 2013 yang berjumlah 75 orang yang telah lulus mata kuliah T.P Bola Voli yang mendapat nilai A. Karena dengan mengambil sampel yang telah lulus mata kuliah tersebut diharapkan sampel tersebut bisa menguasai dan memahami teknik bermain bola voli dengan baik. Sampel merupakan bagian terkecil dari polulasi atau yang mewakili populasi. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling.Purposive Sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Sesuai denganpendapat Arikunto (2010:184) mengatakan “Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dilakukan karena beberapa pertimbangan tertentu”. Adapun yang menjadi sampel Dalam penelitian ini adalah mahasiswa Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 yang telah lulus mata kuliah T.P Bola Voli dengan nilai (A) yang berjumlah 20 orang. HASIL PENELITIAN Dari hasil pelaksanaan pengukuran Kemampuan Motorik Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 diperoleh data sebagaimana terdapat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Rekapitulasi Data Mentah Penelitian Hasil Pengukuran Kemampuan Motorik Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. NO
NAMA
MST
KT
KP
LJTA
TLB
P-U
KLB-B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jlh T-skor 10
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Agus Triawan Abdul Azis Agus Wandi Adista J Amanda Tari Anggun L Erwan Tona Irhamna Yusri
22 17 25 19 16 18 21 24
24 30 22 27 21 17 25 27
26 27 25 30 22 19 27 26
2.16 2.78 2.56 2.78 1.45 1.56 2.43 2.51
24 19 25 19 17 14 19 24
22 21 21 21 16 15 17 19
15.28 17.21 16.07 15.11 17.34 17.67 15.23 15.19
396.29 401.59 390.75 399.82 288.13 262.47 382.86 388.76
Hasil 11
57 57 56 57 41 37 55 56
27
1 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
2 Imam M Ika Yuni K Julianda Kurnia Elianti Khairil Anwar Nazarul M Ridayati Rinaldi Solin Ridha Aulia Santia Whidi M
3 21 19 24 22 19 23 25 21 19 29 23
4 25 17 31 16 26 27 16 29 32 17 31
5 22 18 24 18 27 29 17 25 22 17 29
6 2.89 1.51 2.27 1.46 2.39 3.05 1.32 2.31 2.78 1.65 3.11
7 19 17 19 16 24 19 16 24 24 16 18
8 17 15 18 16 27 21 15 27 23 15 21
9 15.07 17.88 16.12 19.18 17.54 15.19 19.15 15.12 18.37 18.09 15.13
10 369.92 290.98 384.01 334.32 384.63 416.17 336.53 398.14 385.73 305.60 402.22
11 53 42 55 48 55 59 48 57 55 44 57
20.
Zulfikar N
24
25
28
2.91
24
19
15.14
388.34
55
Jumlah
1044
Keterangan : MST : Melempar Pada Sasaran KT : Kelentukan Togok KP : Kelentukan Pinggang LJTA : Lompat Tanpa Awalan TLB : Telungkup Dan Bangun P-U : Push-Up KLB-B : Kelincahan Lari Bolak-Balik Hasil Pengukuran Keterampilan Bermain Bola Voli (Y) NO
NAMA
SERVICE
PASSING
SMASH
Jumlah T-skor
Hasil
1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
2 Agus Triawan Abdul Azis Agus Wandi Adista Jakaramadhan Amanda Tari Anggun Lestari Erwan Tona Irhamna Yusri Imam Maulana Ika Yuni Kurniasi Julianda Kurnia Elianti Khairil Anwar Nazarul Mahfud Ridayati Rinaldi Solin
3 18 22 24 19 18 17 21 18 22 22 17 17 21 23 19 17
4 9 11 14 9 8 7 11 13 10 10 8 10 12 10 11 12
5 7 12 11 8 7 6 10 9 9 10 8 7 9 8 9 8
6 138.00 168.32 172.89 140.29 136.98 134.80 165.40 147.32 161.17 162.67 137.63 138.82 165.76 159.50 144.27 143.25
7 46 56 58 47 46 45 55 49 54 54 46 46 55 53 48 48
28
1 17. 18. 19. 20.
2 Ridha Aulia Santia Whidi Mukhtar Zulfikar Noverda
3 19 16 23 23
4 9 8 12 9 Jumlah
5 10 7 13 7
6 143.05 136.37 172.74 157.21
7 48 45 58 52 1009
Tabel 3. Perhitungan Nilai Rata-Rata Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bolavoli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Kemampuan Keterampilan Bermain NO NAMA Motorik Bola Voli 1. Agus Triawan 57 46 2. Abdul Azis 57 56 3. Agus Wandi 56 58 4. Adista Jakaramadhan 57 47 5. Amanda Tari 41 46 6. Anggun Lestari 37 45 7. Erwan Tona 55 55 8. Irhamna Yusri 56 49 9. Imam Maulana 53 54 10. Ika Yuni Kurniasi 42 54 11. Julianda 55 46 12. Kurnia Elianti 48 46 13. Khairil Anwar 55 55 14. Nazarul Mahfud 59 53 15. Ridayati 48 48 16. Rinaldi Solin 57 48 17. Ridha Aulia 55 48 18. Santia 44 45 19. Whidi Mukhtar 57 58 20. Zulfikar Noverda 55 52 Jumlah 1044 1009 Berdasarkan perhitungan pada tabel 3 di atas, selanjutnya dapat ditentukan nilai rata-rata kemampuan motorik dengan rumus berikut ini.
X
Xx
N
1044 20
= 52.19 Selanjutnya perhitungan nilai rata-rata keterampilan bermain bola voli dengan rumus:
Xy
y
1009 20
= 50.45
N
29
Hasil perhitungan tersebut, dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata kemampuan motorik Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013adalah 52.19 dan nilai rata-rata keterampilan bermain bola Voli Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 adalah 50.45. Tabel 4 Tabel Penolong untuk MenghitungStandar Deviasi Kemampuan Motorik Siswa Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. (X- ) (X- )2 NO NAMA X 1. Agus Triawan 57 4.8 23.04 2. Abdul Azis 57 4.8 23.04 3. Agus Wandi 56 3.8 14.44 4. Adista Jakaramadhan 57 4.8 23.04 5. Amanda Tari 41 -11.2 125.44 6. Anggun Lestari 37 -15.2 231.04 7. Erwan Tona 55 2.8 7.84 8. Irhamna Yusri 56 3.8 14.44 9. Imam Maulana 53 0.8 0.64 10. Ika Yuni Kurniasi 42 -10.2 104.04 11. Julianda 55 2.8 7.84 12. Kurnia Elianti 48 -4.2 17.64 13. Khairil Anwar 55 2.8 7.84 14. Nazarul Mahfud 59 6.8 46.24 15. Ridayati 48 -4.2 17.64 16. Rinaldi Solin 57 4.8 23.04 17. Ridha Aulia 55 2.8 7.84 18. Santia 44 -8.2 67.24 19. Whidi Mukhtar 57 4.8 23.04 20. Zulfikar Noverda 55 2.8 7.84 Jumlah 1044 793.2
SD =
(X
X)
2
( n 1) 793.2
= √20−1 =√
793.2 19
=√41.74 = 6.46 Selanjutnya perhitungan nilai standar deviasi keterampilan bermain bola voli dengan rumus berikut ini.
30
Tabel 5 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi Keterampilan Bermain Bola Voli Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. NO (Y- ) (Y- )2 NAMA Y 1. Agus Triawan 46 -4.45 19.80 2. Abdul Azis 56 5.55 30.80 3. Agus Wandi 58 7.55 57.00 4. Adista Jakaramadhan 47 -3.45 11.90 5. Amanda Tari 46 -4.45 19.80 6. Anggun Lestari 45 -5.45 29.70 7. Erwan Tona 55 4.55 20.70 8. Irhamna Yusri 49 -1.45 2.10 9. Imam Maulana 54 3.55 12.60 10. Ika Yuni Kurniasi 54 3.55 12.60 11. Julianda 46 -4.45 19.80 12. Kurnia Elianti 46 -4.45 19.80 13. Khairil Anwar 55 4.55 20.70 14. Nazarul Mahfud 53 2.55 6.50 15. Ridayati 48 -2.45 6.00 16. Rinaldi Solin 48 -2.45 6.00 17. Ridha Aulia 48 -2.45 6.00 18. Santia 45 -5.45 29.70 19. Whidi Mukhtar 58 7.55 57.00 20. Zulfikar Noverda 52 1.55 2.40 Jumlah 1009 390.95
(X X ) SD =
2
(n 1) 390.95
= √ 20−1 =√
390.95 19
=√20.57 = 4.53 Hasil perhitungan tersebut, dapat dikemukakan bahwa nilai standar deviasi kemampuan motorik Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 adalah 6.46 dan nilai standar deviasi keterampilan bermain bola voli Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 adalah 4.53.
31
Tabel 6. Tabel Penolong untuk Menghitung Koefesien Korelasi Antara Kemampuan Motorik (X) dengan Keterampilan Bermain Bola Voli (Y) Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. No X Y X2 Y2 (X.Y) 1. 57 46 3249 2116 2622 2. 57 56 3249 3136 3192 3. 56 58 3136 3364 3248 4. 57 47 3249 2209 2679 5. 41 46 1681 2116 1886 6. 37 45 1369 2025 1665 7. 55 55 3025 3025 3025 8. 56 49 3136 2401 2744 9. 53 54 2809 2916 2862 10. 42 54 1764 2916 2268 11. 55 46 3025 2116 2530 12. 48 46 2304 2116 2208 13. 55 55 3025 3025 3025 14. 59 53 3481 2809 3127 15. 48 48 2304 2304 2304 16. 57 48 3249 2304 2736 17. 55 48 3025 2304 2640 18. 44 45 1936 2025 1980 19. 57 58 3249 3364 3306 20. 55 52 3025 2704 2860 Jumlah 1044 1009 55290 51295 52907 Berdasarkan tabel 4.6 di atas, selanjutnya untuk dapat mencari korelasi (X) terhadap (Y) dapat mencari dengan rumus sebagai berikut:
n( xy ) x y
n x
𝑟𝑥𝑦 = = = = =
2
x n y 2 y 2
2
20(52907)−(1044)(1009) √[20(55290)−(1044)2 ][20(51295)−(1009)2 ] 1058140−1053396
√(1105800−1089936)(1025900−1018081) 4744 √(15864)(7819) 4744 √124040616 4744
= 11137.35 = 0.42 Hasil analisis data tersebut, menunjukkan bahwa nilai koefesien korelasi (r) antara Kemampuan Motorik (X) dengan keterampilan bermain bola voli (Y) Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 yaitu sebesar 0.42.Dari hasil perhitungan koefesien korelasi XY tersebut maka diperoleh harga r = 0.42 sehingga koefesien determinasinya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
32
KP = r2 x 100% = 0.422 x 100% = 0.1764 x 100 % = 17.64 % Terujinya koefesien korelasi tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa hubungan kemampuan motorik (X) sebesar 17.64% terhadap keterampilan bermain bola voli (Y), dan 82.36% dipengaruhi oleh faktor fisik, faktor materi, faktor mental, faktor teknik, dan berbagai faktor lainya. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa nilai koefesien korelasi (r) antara kemampuan motorik dterhadap bermain bola voli Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 yaitu 17,64%. Untuk mengetahui signifikan kemampuan motorik variabel (X) dengan keterampilan bermain bola voli variabel (Y) diuji dengan menggunakan pengujian hipótesis dengan rumus sebagai berikut: 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = = =
𝑟√𝑛 − 2 √1 − 𝑟 2 0.42√20 − 2 √1 − 0.422 0.42√18 √1 − 0.1764 0.42 x 4.28
√0.8236 1.7976 = 0.90 = 1.99 Berdasarkan perhitungan diatas, nilai ttabel menggunakan tabel t dengan ketentuan taraf signifikan α = 0,05 dan n = 20, Uji satu pihak (dk = n – 2) , Dk = 20-2=18 maka diperoleh ttabel = 1,73. Berdasarkan perhitungan diatas Pada Bab I telah dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bola Voli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP UnsyiahAngkatan 2013”. Hipotesis statistik yang akan diuji berbunyi: H0 : Tidakterdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bola Voli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP UnsyiahAngkatan 2013. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bola Voli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP UnsyiahAngkatan 2013. Kriteria Pengujian: a. Jikathitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya Signifikan. b. Jikathitung≤ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Tidak Signifikan. Berdasarkan perhitungan di atas, ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 1,99> 1,73 maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bola Voli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP UnsyiahAngkatan 2013.
33
Uraian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan yaitu: “Terdapat hubungan antara Kemampuan Motorik dengan Keterampilan Bermain Bola Voli pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP UnsyiahAngkatan 2013.”,diterima kebenarannya. PEMBAHASAN Berdasarkan serangkaian perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian ini sehingga diperoleh hasil untuk nilai rata-rata kemampuan motorik sebesar 52.19 dan nilai rata-rata keterampilan bermain bola voli sebesar 50.45.Selanjutnya untuk perhitungan nilai standar deviasi kemampuan motorik diperoleh hasil sebesar 6.46 dan nilai standar deviasi keterampilan bermain bola voli sebesar 4.53.Untuk nilai koefesien korelasi pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0.42 dan untuk nilai koefesien determinasi diperoleh nilai sebesar 17.64%. Berdasarkan perhitungan tersebut maka, = 0,05 dan n = 20 uji satu pihak dk = n-2 = 20-2 = 18, sehingga diperoleh t-tabel = 1.73,dengan demikian jelas bahwa thitung sebesar 1,99 artinya ≥ ttabel sebesar 1,73. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik dengan keterampilan bermain bola voli Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 dapat di terima kebenarannya. Berdasarkan pembahasan di atas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik dengan keterampilan bermain bola voli Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Nurhasan (1991:233) mengemukakan bahwa dalam cabang olahraga bola voli dibutuhkan komponen-komponen kondisi fisik yang meliputi: (1) daya tahan umum dan lokal, (2) kekuatan, (3) power, (4) kecepatan, dan (5) flexibility. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tes kemampuan motorik dengan keterampilan bermain bola voli pada mahasiswa program studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkata 2013 telah diperoleh hasil melalui hipotesis yang telah diuji dengan keterikatan yang baik antara satu dengan yang lainnya tanpa didasari secara kebetulan. 1. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan motorik dengan keterampian bermain boa voli ditunjukkan dari hasil korelasi sebesar (r=0,42) sehingga kemampua motorik memberi kontribusi sebesar 52,19% terhadap keterampilan bermain bola voli dan 50,45% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. 2. Berdasarkan perhitungan di atas, = 0,05 dan n = 20, uji satu pihak;dk = n – 2 = 20 – 2 = 18, sehingga diperoleh ttabel = 1,73.Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 1,99 1,73, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik dengan keterampilan bermain bola voli. 3. Perhitungan diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat sumbangan yang signifikan dari kemampuan motorik dengan keterampilan bermain bola voli pada mahasiswa program studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. Selain itu juga didukung oleh teknik yang dikuasai oleh pemain, semakin baik teknik yang dikuasai pemain maka hasil yang diperolehakan semakin optimal.
34
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kemampuan motorik dapat dilakukan dengan latihan-latihan fisik seperti latihan lari, interval traning, push_up, dan sebagainya. Latihan tersebut untuk meningkatkan kemampuan motorik yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan bermain bola voli. 2. Bagi peneliti yang lain disarankan mengadakan penelitian ulang dengan sample yang lebih baik seperti penelitian pada atlet. 3. Bagi para pelatih agar lebih menfokuskan latihan dengan meningkatkan kemampuan motorik karena sangat memberikan kontribusi bagi keterampilan bermain bola voli. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Nuril. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama. Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur suatu penelitian pendekatan praktis. Jakarta:PT Bina Angkasa. FKIP Unsyiah. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala. Hartono. 2004. Statistik Untuk Penelitian Cetakan Kedua. Pekanbaru. LSFK2P. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hurlock, Elizabeth, B. 1998. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga. Irianto Pekik Djoko. 2002. Dasar Kepelatihan. (sebuah diktat. Yogyakarta: FIK UNY). Kirkendall, Don R. 1980. Measurement and Evaluasion For Fhysical Educators. M. C. Brown Company Publisher. Lutan, Rusli, 1988, Belajar Keterampilan Gerak Pengantar Teori dan Metode.Jakarta, P2LPTK, Ditjen Peguruan Tinggi. Muhadjir.2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.Bandung: Yudistira. Muthohir, Gusril. 2004. Perkembangan Motorik pada Masa Anak-anak. Jakarta: Depdiknas. PBVSI. 2004. Peraturan Permainan BolaVoli.Jakarta: PBVSI. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, 2005.Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Suharno HP. 1985. Dasar-Dasar Permainan Bolavoli.Yogyakarta: Yayasan STO. Sukamti Rini Endang. 2007. Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY. Sukintaka. 2001. Teori Pendidikan Jasmani. Solo: Esa Grafika.
35
HUBUNGAN KESEIMBANGAN DENGAN KETEPATAN MEMANAH PADA ATLET PERPANI ACEH Jufrizal*, Muhammad Jafar, Razali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 * Corresponding email:
[email protected] Abstrak : Penelitian yang berjudul “HubunganKeseimbangan dengan Ketepatan Memanah pada Atlet Perpani Aceh Tahun 2016”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keseimbangan dengan ketepatan memanah pada atlet Perpani Aceh tahun 2016.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan teknik analisis korelasional.Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Perpani Aceh tahun 2016 yang berjumlah 18 orang.Penentuan sampel dilakukan dengan mengambil keseluruhan populasi (total sampling) yaitu sebanyak 18 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan tes keseimbangan (stork stand tes) dan tes ketepatan memanah. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasional dengan rumusproduct moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan ketepatan memanah (r = 0,54) keseimbangan memberi kontribusi sebesar 29,16% terhadap ketepatan memanah pada atlet Perpani Aceh Tahun 2016, dan sisanya sebesar 70,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Kata Kunci : Keseimbangan, Ketepatan Memanah PENDAHULUAN Perkembangan yang dinamis dan penyebaran yang semakin meluas dari fenomena olahraga dari tahun ke tahun, telah menyebabkan kegiatan olahraga menjadi salah satu kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia.Kegiatan olahraga dapat meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, kesegaran jasmani, pembinaan mental, watak serta perkembangan kebudayaan manusia. Olahraga sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan bagi para pekerja, baik yang bekerja pada pemerintahan maupun swasta.Pemeliharaan tubuh sangat perlu diperhatikan, karena kondisi fisik sangat mempengaruhi aktivitas olahraga. Dengan demikian kondisi yang segar akan membawa dampak yang positif terhadap kegairahan kerja dan berolahraga serta peningkatan kualitas hidup seseorang.Menurut Rahantoknam (1988:6) menyatakan, olahraga harus bergerak dari konsep, game dan sport. Dalam ruang lingkup games mempunyai karakteristik berdasarkan kompetisi hasil yang di tentukan oleh keterampilan fisik, strategi dan kesempatan. Untuk mencapai suatu prestasi baik itu dalam cabang olahraga panahan atau cabang olahraga lainnya.Pembinaan olahraga juga telah menjadi kebutuhan yangdiperlukan baik dikalangan masyarakat maupun lembaga–lembaga pendidikan lainnya. Pembinaan olahraga dewasa ini sepertinya telah menjadi harapan baru bagi pelakunya untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Pemerintah dalam hal ini sangat mendukung adanya pembinaan olahraga yang diselenggarakan di masyarakat, seperti yang terkandung dalam Tap MPR No. 11/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara : “Bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Pemupukan watak disiplin dan sportivitas serta pengembangan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan nasional”
36
Menciptakan prestasi yang maksimal tidak mudah melainkan membutuhkan ketekunan serta perjuangan yang panjang. Program latihan yang tepat akan mengantar seseorang atlet untuk mencapai prestasi yang tinggi, sehingga seorang atlet dapat berprestasi. Olahraga panahan merupakan olahraga ketepatan yang menggunakan busur untuk melepaskan atau menembakkan anak panah melalui lintasan tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu.Panahan awalnya panahan adalah alat berburu dan mempertahankan hidup.Kini, panahan terdaftar sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade. Olahraga panahan juga merupakan cabang olahraga yang di pertandingkan pada even daerah dan even nasional. PON adalah salah satu even nasional yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, dan panahan adalah salah satu cabang olahraga dari sekian banyak cabang olahraga yang di pertandingkan. Ada 3 (tiga) ronde yang di pertandingkan dalam olahraga panahan yaitu, ronde nasional, ronde FITA recurve, dan ronde FITA conpound, bahkan pada PON II sampai PON IV di makasar tahun 1957 olahraga panahan masi di pertandingkan ronde tradisional, yang dilakukan secara duduk bersila sambil memanah. Dengan perkembangan olahraga panahan yang makin membumi dan kian diminati, atlet-atlet panahan terus berlatih mengasah kemampuan demi suatu tujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi mungkin, begitu juga dengan setiap daerah-daerah yang ada di indonesia khususnya Aceh, para atlet dengan penuh semangat dan tekad terus berlatih untuk menjadi yang terbaik di even daerah, nasional maupun internasional. Persatuan Panahan Indonesia atau biasa disingkat dengan Perpani adalah organisasi panahan yang di bentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta oleh Sri Paku Alam VIII.Sebelumnya Indonesia juga banyak berkecimpung pada dunia pemanahan, sedangkan perlombaan nasional pertama yang teroganisir di adakan pada tahun 1959 di Surabaya. Dengan perkembangan yang begitu pesat panahan sekarang menjadi salah satu cabang unggulan indonesia di olimpiade brazil. Sedangkan pada even nasional, panahan aceh masuk dalam perioritas ke tiga dalam pembinaan prestasi KONI.Dalam Prakualifikasi PON XIX 2015 yang digelar 23 November dan berakhir Selasa (1/12) kemarin di Jakarta, Perpani Aceh mengirim 13 atlet yang berjuang merebut tiket PON Jabar,dan lima pemanah Aceh berhasil meraih tiket PON 2016 Jabar. Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi, alangkah baiknya jika semenjak usia dini telah mendapatkan pembinaan dan pelatihan olahraga, khususnya olahraga panahan secara terarah. Dalam pelatihan olahraga panahan, untuk dapat mencapai prestasi harus memperhatikan beberapa faktor, di antaranya adalah sarana dan prasarana yang memadai, menguasai teknik memanah yang benar dan tentunya dengan latihan yang tekun dan terprogram. Dalam olahraga panahan keseimbangan sangat di butuhkan karena anda harus mampu menahan tubuh sementara di sisi lain anda bertujuan untuk melepaskan tembakan (Taufiqurrahman, 2015:13). Maka dengan demikian keseimbangan dalam gerakan memanah tentunya merupakan acuan pokok gerakan teknik dasar memanah.Seperti yang dikemukakan oleh Sajoto (1995:9) bahwa keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan saraf-saraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Hubungan antara keseimbangan dengan ketepatan memanah belum di teliti secara mendalam.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut sebagai informasi ilmiah yang di harapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan olahraga panahan di daerah maupun nasional. Atas dasar pemikiran tersebut penulis menetapkan judul “Hubungan Keseimbangan dengan Ketepatan Memanah pada Atlet Perpani Aceh tahun 2016”
37
METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada 10 maret 2016, bertempat dilapangan Panahan PPLP Aceh Lhong Raya, Banda Aceh.Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif, dengan teknik analisis korelasional, artinya penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Arikunto (2003:310) bahwa: “penelitian diskriptif adalah penelitian hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan. Selanjutnya Arikunto (2003:326) berpendapat penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel, besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefesien korelasi”. Teknik Pengumpulan Data Tes Keseimbangan Statis :Stork Stand Test Tujuan: untuk mengukur keseimbangan statis, Peralatan dan bahan: stopwach atau jam tangan, Pelaksanaan: testi berdiri dengan menopangkan salah satu telapak kaki ke kaki satunya lagi yang lebih dominan, tempatkan telapak kaki di bagian dalam lutut dan kedua tangan di pinggul. Pada saat di beri aba-aba, angkat tumit secara perlahan dan jaga keseimbangan selama mungkin tanpa menggerakkan posisi telapak kaki dari lutut atau membiarkan tumit menyentuh lantai, Penilaian: yang di nilai adalah jumlah detik terbanyak yang di hitung pada saat tumit dimulai naik dan lama keseimbangan. Tiga kali tes di perbolehkan dan hanya skor terbaik yang di catat. Tes Ketepatan Memanah Tujuanya adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan memanah atlet perpani aceh.Pelaksanaan: untuk wanita 2-6 anak panah dari jarak 10 - 20 meter dan pria memanah 2-6 anak panah dengan jarak 10,20 dan 30 meter. Wanita memanah dengan total 24 anak panah dan pria memanah dengan total 36 anak panah. Keseluruhan anak panah di mulai dengan jarak 10 meter. Setiap pemanah harus menyelesaikan menembak jarak 10 meter selanjutnya berpindah ke jarak 20 meter, setelah menyelesaikan 20 meter pemanah pria berpindah ke jarak 30 meter. Pemanah yang tidak mendapatkan 10 poin pada 1 jarak tidak boleh melanjutkan ke jarak berikutnya. Pemanah di izinkan menggunakan teknik apapun serta diberi kesempatan untuk melakukan percobaan sebanyak 4 anak panah.Perlengkapan: target standar 48 inc, busur, anak panah, pelindung tangan, tab. Kekuatan busur berkisar antara 15- 40 pons dan panah panjangnya 24-48 inc. Di karenakan 4 pemanah dapat menembak dalam waktu yang sama maka nomor busur di sesuaikan dengan nomor target. Setiap pemanah setidaknya memiliki 6 anak panah. Perlengkapan peralatan mencakup tali pengukur garis tembak, area keselamatan, kapur. Perlengkapan skoring mencakup peluit, skorsit dan alat tulis.Persiapan: pengaturan jarak target, mengukur dan menandai garis tembak dengan jarak 10,20 dan 30 meter. HASIL PENELITIAN Hasil Pengukuran Tes Keseimbangan dan Ketepatan Memanah Hasil serangkaian penelitian lapangan yang dilakukan pada pada Atlet Perpani Aceh tahun 2016, diperoleh data penelitian berupa data tes keseimbangan dan data tes ketepatan memanah.
38
Tabel 1. Data Mentah Hasil Penelitian Keseimbangan dan Ketepatan Memanah Atlet Perpani Aceh. Bentuk Tes Ketepatan Memanah No Nama Keseimbangan Skor (detik) 10 M 20 M 30 M Total 1 Aris munandar 36 104 100 96 300 2 Putra 38 98 98 93 289 3 Dayat 37 101 94 95 290 4 Doni 38 108 90 88 286 5 Fany febriansyah 38 110 104 102 316 6 Khaliq 37 102 98 96 296 7 Mulyadi 37 105 104 99 308 8 M. Heriansyah 38 118 107 105 330 9 Mukhtar 37 118 108 102 328 10 Muhajir 38 111 103 101 315 11 Munawir 40 114 106 100 320 12 Muammar qadafi 40 109 108 101 318 13 Maulidin 37 110 104 104 318 14 M. Zakaria 36 98 91 98 287 15 Nuzul puji rama 42 118 118 106 342 16 Syukran 35 100 89 109 298 17 Siddiq 39 99 98 92 289 18 Yanuar panji indra 40 105 105 108 318 Jumlah
683
1928
1825
1795
5548
Analisis Data Penelitian Berdasarkan hasil tes keseimbangan dan tes ketepatan memanah pada atlet perpani aceh tahun 2016, sebagaimana terdapat pada tabel 4.1 diatas, kemudian data diperoleh dan dilanjutkan mencari nialai rata-rata sebagai berikut : ∑𝑥 𝑥̅ = 𝑁 683 = 18 = 37,94 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat di simpulkan bahwa rata-rata keseimbangan atlet Perpani Aceh tahun 2016 adalah 37,94. ∑𝑥 𝑥̅ = 𝑁 5548 = 18 = 308,2 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketepatan memanah atlet Perpani Aceh tahun 2016 adalah 308,2.
39
Menghitung Nilai Standar Deviasi Tabel 2 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi Keseimbangan Atlet Perpani Aceh Tahun 2016. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Aris munandar Putra Dayat Doni Fany febriansyah Khaliq Mulyadi M. Heriansyah Mukhtar Muhajir Munawir Muammar qadafi Maulidin M. Zakaria Nuzul puji rama Syukran Siddiq Yanuar panji indra Jumlah
X
(X-X̅)
(X-X̅)2
36 38 37 38 38 37 37 38 37 38 40 40 37 36 42 35 39 40
-1,94 0,06 -0,94 0,06 0,06 -0,94 -0,94 0,06 -0,94 0,06 2,06 2,06 -0,94 -1,94 4,06 -2,94 1,06 2,06
3,7636 0,0036 0,8836 0,0036 0,0036 0,8836 0,8836 0,0036 0,8836 0,0036 4,2436 4,2436 0,8836 3,7636 16,4836 8,6436 1,1236 4,2436 50,94
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat menghitung standar deviasi keseimbangan (X) dangan menggunakan rumus yang di kemukakan oleh Sudjana (2002:67) sebagai berikut: ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
SD =√
𝑛−1 50,94
=√18−1 =√
50,94 17
=√2,9964 = 1,73 Berdasarkan hasil perhitungan data di atas, diperoleh standar devisi keseimbangan pada atlet Perpani Aceh tahun 2016 adalah sebesar 1,73 . Tabel 3 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi Ketepatan Memanah Atlet Perpani Aceh Tahun2016. No Nama Y (Y-Y̅) (Y-Y̅)2 1 2 3 4 5 1 Aris munandar 300 -8,2 67,24 2 Putra 289 -19,2 368,64 3 Dayat 290 -18,2 331,24 4 Doni 286 -22,2 492,84 5 Fany febriansyah 316 7,8 60,84
40
1 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 Khaliq Mulyadi M. Heriansyah Mukhtar Muhajir Munawir Muammar qadafi Maulidin M. Zakaria Nuzul puji rama Syukran Siddiq Yanuar panji indra Jumlah
3 296 308 330 328 315 320 318 318 287 342 298 289 318
4 -12,2 -0,2 21,8 19,8 6,8 11,8 9,8 9,8 -21,2 33,8 -10,2 -19,2 9,8
5 148,84 -0,4 475,24 392,04 46,24 139,24 96,04 96,04 449,44 1142,44 104,04 368,64 96,04 4874,68
Berdasarkan tabel 4.3 diatas selanjutnya dapat menghitung standar deviasi ketepatan memanah (Y) dangan menggunakan rumus yang di kemukakan oleh Sudjana (2002:67) sebagai berikut: ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
√
𝑛−1
SD =
4874,68
√ = =√
18−1
4874,68 17
= √286,74 = 16,93 Berdasarkan hasil perhitungan di atas di peroleh standar deviasi ketepatan memanah pada atlet Perpani Aceh tahun 2016 adalah sabesar 16,93 Perhitungan Nilai Koefisien Korelasi Nilai tes yang telah di peroleh dari pengukuran lapangan yang sudah di tabulasikan kedalam table. Tabel 4 Tabel Penolong untuk Menghitung Koefesien Korelasi antara Keseimbangan (X) dengan Ketepatan Memanah (Y). No Nama X Y X2 Y2 X.Y 1 2 3 4 5 6 7 1 Aris munandar 36 300 1296 90000 10800 2 Putra 38 289 1444 83521 10982 3 Dayat 37 290 1369 84100 10730 4 Doni 38 286 1444 81796 10868 5 Fany febriansyah 38 316 1444 99856 12008 6 Khaliq 37 296 1369 87616 10952 7 Mulyadi 37 308 1369 94864 11396
41
1 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 M. Heriansyah Mukhtar Muhajir Munawir Muammar qadafi Maulidin M. Zakaria Nuzul puji rama Syukran Siddiq Yanuar panji indra Jumlah
3 38 37 38 40 40 37 36 42 35 39 40 683
4 330 328 315 320 318 318 287 342 298 289 318 5548
5 1444 1369 1444 1600 1600 1369 1296 1764 1225 1521 1600 25967
6 108900 107584 99225 102400 101124 101124 82369 116964 88804 83521 101124 1714892
7 12540 12136 11970 12800 12720 11766 10332 14364 10430 11271 12720 210785
Perhitungan koefesien korelasi keseimbangan (X) dengan ketepatan memanah (Y) dengan menggunakan rumus korelasi product moment daripearson yang di kemukakan oleh Sudjana (2002:369), sabagai berikut: 𝑁 (∑ 𝑥𝑦 ) − (∑𝑥)(∑𝑦) 𝑟𝑥𝑦 = √{ 𝑁 ∑𝑥 2 − ( ∑𝑥)2 }{ 𝑁 ∑𝑦 2 − (∑𝑦)2 } 18 (210785) − (683)(5548) = √{ 18. 25967 − (683)2 } {18.1714892 − (5548)2 } 3794130 − 3789284 = √{467406 − 466489}{30868056 − 30780304} 4846 = √(917)(87752) 4846 = √80468584 4846 = 8970,42 = 0,54 Hasil perhitungan data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara keseimbangan (X) dengan ketepatan memanah (Y) pada atlet Perpani Aceh tahun 2016 adalah rxy 0,54. Mencari Besarnya Sumbangan (Kontribusi) KP = r2 x 100% = 0,542 x 100% = 29,16% Dari perhitungan di atas, variabel keseimbangan (X) memberi kontribusi terhadap ketepatan memanah (Y) sebesar 29,16% dan sisanya 70,84% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain.
42
Pengujian Hipotesis Pembuktian hipotesis dapat dilakukan dengan pengujian t-hitung yang merupakan salah salah satu cara untuk membuktikan kebenaran atau kedudukan suatu hipotesis penelitian, jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel, maka hipotesis yang di rumuskan diterima kebenarannya, sebaliknya jika t-hitung lebih kecil dari pada t-tabel, maka hipotesis yang di ajukan di tolak kebenaranya. Pengujian t-hitung dapat di lakukan dengan menggunakan rumus statistik student t, Sudjana (2002:380) sebagai berikut: 𝑟√𝑛 − 2 𝑡= √1 − 𝑟 2 0,54√18 − 2 = √1 − 0,542 0,54√16 = √1 − 0,29 0,54 𝑥4 = √0,71 2,16 = 0,84 = 2,57 Hasil analisis di atas, di peroleh nilai t-hitung sebesar 2,57, sedangkan ttabeldengan derajat kebebasan 18-2 (dk=16) pada taraf signifikan α = 0,05% adalah sebesar 1,74. Hal ini berarti nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keseimbangan dengan ketepatan memanah pada atlet Perpani Aceh tahun 2016. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:” Terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan ketepatan memanah pada atlet Perpani Aceh tahun 2016”. PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang telah di uraikan di atas, dapat di lihat bahwa hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan (X) terhadap ketepatan memanah (Y) r = 0,54. Keseimbangan memberi kontribusi sebesar 29,16% (0,542x100%) terhadap ketepatan memanah. dari hasil pengolahan data juga diperoleh thitung sebesar 2,57. Sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikan α = 0,05% dengan derajat kebebasan atau dk = 16 yaitu sebesar 1,74. Dari kedua hasil ini dapat diketahui bahwa niali thitung lebih besar dari ttabel sehingga sesuai dengan kriteria penerimaan hipotesis alternatif (Ha) dan penolakan hipotesis (Ho).Berarti hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keseimbangan dengan ketepatan memanah pada atlet Perpani Aceh tahun 2016. Pembahasan di atas, jelas bahwa untuk menunjang dan meningkatkan prestasi dalam olahraga panahan sangat di butuhkan keseimbangan yang baik, maka penguasaan teknik-teknik dasar dan keterampilan memanah akan semakin baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Taufiqurrohman, (2015:13) mengatakan bahwa “Dalam memanah juga membutuhkan keseimbangan, karena anda harus mampu menahan tubuh sementara di sisi lain anda bertujuan melepaskan anak panah”. Penelitian ini dilakukan hanya sebatas pembuktian teori-teori yang telah dikemukakan para ahli olahraga, oleh karena itu penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan lebih
43
khususnya lagi untuk pengembangan ilmu keolahragaan dalam rangka peningkatan prestasi cabang olahraga panahan. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan pengolahan serta analisis data, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keseimbangan dengan ketepatan memanah (r = 0,54), keseimbangan memberikan kontribusi sebesar 29,16% terhadap ketepatan memanah pada atlet Perpani Aceh tahun 2016. sisanya 70,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainya. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah di peroleh dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam upaya peningkatan ketepatan memanah hendaknya para pelatih/guru pendidikan jasmani harus memperhatikan komponen kondisi fisik yang dominan seperti keseimbangan karena komponen ini sangat berperan penting dalam memanah. 2. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, pembina maupun atlet dalam upaya meningkatkan prestasi. 3. Bagi peneliti sendiri, kiranya dapat menjadikan masukan dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Edisi Revisi. Rineka Cipta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Baley, james. 1986. Pedoman Atlet Teknik Peningkatan Ketangkasan dan Stamina. Semarang: Dahara Prize.Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Hadi, Sutrisno. 2000.Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen DIKTI. Jakarta: Proyek Penelitian Tenaga Kependidikan. Nurhasan. 1992. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Dalam Lutan, R. Dkk. 1992. Manusia dan olahraga.ITB & FPOKIKIP Bandung: Bandung Rahantoknam B, Eward. 1988. Belajar Motorik Tiori dan Aplikasinya dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Sajoto. 1988. Pembinaan dan Peningkatan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize. Sajoto. 1995. Pembinaan dan Peningkatan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize. Edisi Revisi. Sudjana, M. 1989. Pengantar Statistik Infrensi. P.T. Rajawali, Jakarta. Taufuqurrahman. 2015. 3 Olahraga Anjuran Nabi. Jakarta: Pusat Ilmu.
44
KONTRIBUSI DAYA TAHAN JANTUNG PARU DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PUTRA PENCAK SILAT UKM UNSYIAH TAHUN 2015 Defi Yanti*, Ifwandi, Saifuddin Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 *Corresponding Email:
[email protected] Abstrak : Penelitian yang berjudul “Kontribusi Daya Tahan Jantung Paru dan Daya Tahan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Tendangan Sabit pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015 ”. Pencak Silat adalah dapat melakukan kemampuan tendangan sabit, dengan demikian diperlukan komponen fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi daya tahan jantung paru dan daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit. Sampel penelitian ini adalah atlet putra pencak silat UKM Unsyiah tahun 2015 yang berjumlah 13 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) daya tahan jantung paru dilakukan dengan lari 2,4 km (2) daya tahan otot tungkai dilakukan dengan squat jump, dan (3) kemampuan tendangan sabit. Data diolah dengan menggunakan teknik statistik dalam bentuk perhitungan nilai rata-rata mean, standar deviasi, penghitungan nilai korelasi r, penghitungan nilai korelasi ganda, menghitung koefisien diterminasi dan pengujian signifikansi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: terdapat kontribusi yang signifikan antara daya tahan jantung paru dan daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit (R= 0,55), dengan demikian jelas bahwa Fhitung 2,16 lebih besar dari Ftabel 1,77. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara (X1) dan (X2) dengan (Y) berarti, maka hipotesis menyatakan terdapat kontribusi daya tahan jantung paru dan daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit pada atlet putra pencak silat UKM Unsyiah tahun 2015 dapat diterima kebenarannya.
Kata kunci: Daya Tahan Jantung Paru, Daya Tahan Otot Tungkai dan Kemampuan Tendangan Sabit. PENDAHULUAN Pencak silat merupakan olahraga bela diri yang lahir dan berkembang dalam masyarakat melayu. Pada awalnya pencak berfungsi sebagai alat untuk membela diri dari berbagai ancaman. Seiring dengan perkembangannya, fungsi pencak silat tidak hanya sebagai alat bela diri tetapi juga di jadikan sebagai sarana olahraga, sarana mencurahkan kecintaan pada aspek keindahan (estetika), dan alat pendidikan mental dan rohani. Seperti yang di ungkapkan oleh Lubis (2004 :7) menyatakan bahwa:”pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan, yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya”. Dalam bidang olahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi, adanya daya tahan jantung paru dan daya tahan otot tungkai yang merupakan pesyaratan yang tidak dapat terabaikan, disamping itu kesegaran jasmani yang tinggi dapat meningkatkan penampilan atau kinerja olahragawan sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cedera. Menurut M. Sajoto, (1988:58) Daya tahan jantung paru adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung, pernapasan dan peredaran darahnya secara efektif dan efesien dalam menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot besar dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan jantung paru sangat berpengaruh bagi atlet-atlet seperti Pencak Silat. Didalam pencak silat juga
45
memerlukan daya tahan otot tungkai untuk mencapai gerakan yang bersinambung dari bentuk menggerakkan beban ringan berulang-ulang dengan baik dan maksimal. Peningkatan prestasi yang tinggi, adanya kondisi fisik yang baik pada olahragawan merupakan pesyaratan yang tidak dapat terabaikan, Menurut M. Sajoto (1988 : 57) kondisi fisik adalah salah satu pesyaratan yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seseorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai landasan olahraga prestasi. Hal ini di karenakan factor kondisi fisik memegang peranan penting dan merupakan komponen dasar untuk menuju latihan-latihan berikutnya, kalau tidak didukung dengan kondisi fisik yang prima seoarang atlet tidak akan mampu melakukan latihan sesuai dengan porsinya. Menurut Harsono (1988 : 153) kalau kondisi baik maka :1)Akan ada meningkatan dalam kemampuan system kursilasi dan kerja jantung; 2) Akan ada peningkatan dalam peningkatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan komponen-komponen kondisi fisik lainnya; 3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan ; 4) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan ; 5) Akan ada respon yang cepat dari organism tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan. Peningkatan status kondisi fisik seseorang dapat diketahi setelah mengikuti latihan. Latihan dapat dilakukan sendiri atau terkoordinasi seperti pemusatan atlet binaan yang ada di Universitas Syiah Kuala yaitu UKM. Adanya latihan diharapkan ada peningkatan prestasi sesuai dengan tujuan itu sendiri, sebab berlatih merupakan proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian meningkat jumlah beban atau pekerjaannya (Harsono, 1986 :27). Dari berbagai cabang olahraga yang masuk dalam binaan UKM Unsyiah adalah cabang olahraga pencak silat. Pencak silat adalah hasil budaya Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksintensi (kemandirian intergritasnya (menunggalnya) terhadap lingkungan hidup atau alam sekitar untuk mencapai keselarasan guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. PB. IPSI’ (2000 : 14). Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jawaban dari pemasalahan tersebut, sehingga peneliti merumuskan judul : “Kontribusi Daya Tahan Jantung Paru Dan Daya Tahan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Tendangan Sabit Pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2014/2015”. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2015, yang bertempat di Stadion Prof. Ali Basyah Amien Darussalam Banda Aceh.Penelitian ini adalah penelitian diskriptif, Surachmad (1982:139) mengatakan “penelitian diskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”. Sedangkan pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah pendekatan korelasional, jadi penelitian ini termasuk kedalam penelitian diskriptif jenis korelasional. Arikunto (1991:27) berpendapat bahwa “Dalam penelitian korelasional, peneliti memilih individu-individu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, semua anggota kelompok yang dipilih sebagai subjek penelitian diukur mengenai jenis variabel yang diselidiki, kemudian dihitung untuk diketahui korelasinya”.Berdasarkan pendapat diatas maka penelitian ini termasuk kedalam penelitian diskriptif korelasional, artinya penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
46
Teknik Pengumpulan Data Tes Daya Tahan Jantung Paru Tujuan dari pengukuran ini yaitu untuk mengukur kemampuan dan kesanggupan kerja fisik seseorang yang ditunjukan oleh kerja jantung dan paru-paru.Dalam pengukuran ini menggunakan Cooper Test Yaitu Lari 2,4 Km. Lapangan dan alat : a) Lintasan lari (track) 400 m atau menggunakan lapangan; b) Stopwatch; c) Petugas penghitung waktu dan lintasan Prosedur pengukuran : 1. Lintasan lari harus rata 2. Gunakan sepatu dan pakaian olahraga yang sesuai. 3. Dengarkan aba-aba oleh petugas dan mulailah lari secepat mungkin (stopwatch dihidupkan) menempuh 6X putaran (2,4 KM). 4. Setelah selesai menempuh jarak 2,4 km stopwatch dimatikan. 5. Catatlah hasil dalam menit dan detik. 6. Waktu tempuh dicocokan dengan tabel standart yang berlaku menurut kelompok umur dan jenis kelamin. 7. Tes dianggap gagal apabila tidak dapat menyelesaikan /menempuh jarak 2,4 km. Tes Daya Tahan Otot Tungkai Tes Daya Tahan Otot Tungkai yaitu menggunakan Squat Jump, Tujuan : Mengukur komponen daya tahan dinamis lokal otot esktensor tungkai, Perlengkapan : Bidang datar / ruangan. Pelaksanaan : Testi coba berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki menyentuh patatnya, dan kaki yang lainnya berada di depan. Sedangkan kedua tangan saling berkait diletakkan dibelakang kepala, pandangan kedepan. Orang coba melompat keatas sehingga kedua tungkai lurus , lalu mendarat dengan berganti kaki ke depan dan ke belakang, dengan posisi sikap setengah jongkok (half squat). Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan sikap kaki bergantian, sampai orang coba tak dapat melompat lagi secara sempurna, seperti ketentuan tersebut di atas. Tes Kemampuan Tendangan Sabit Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan pencak silat atlet. Peralatan: 1) Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box); 2) Meteran; 3) Stop Watch Petugas : 1) Pengukur ketinggian sandsack/target; 2)Pencatat waktu 3.Penjaga sandsack Pelaksanaan : Atlet bersiap-siap berdiri dibelakang sandsack/target dengan satu kaki tumpu berada di belakang garis sejauh 60 cm (putra). Pada saat aba-aba “ya”, atlet melakukan tendangan dengan kaki kanan dan kembali ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, kemudian melanjutkan tendangan kanan secepatcepatnya dan sebanyak-banyaknya selama 10 detik. Demikian juga dengan kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan tiga kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian sandsack/target 100 cm (putra).Penilaian: Skor berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet. HASIL PENELITIAN Data penelitian yang diperoleh dari hasil tes yangdilakukan pada Atlit UKM Unsyiah Angkatan 2015 yaitu berupa data kuantitatif. Data ini diperoleh dari tes Daya Tahan Jantung Paru, Daya Tahan Otot Tungkai dan Tendangan Sabit, kemudian datadata tersebut ditabulasikan ke dalam tabel.Mengukur Daya Tahan Jantung Paru
47
menggunakan Cooper Test,Daya Tahan Otot menggunakan Squat Jump dan kemampuan Tendangan Sabit dengan tes kemampuan Tendangan Sabit. Semua data tertera dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Data Mentah Hasil Penelitian Pada Atlit Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun Akademik 2015/2016 Bentuk-Bentuk Tes Daya Tahan Daya Tahan Kemampuan No Nama Sampel Jantung Paru Otot Tungkai Tendangan Sabit (Menit) (Kali) (kali) M. Husnul Yaqin 10,05 21 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Usly Risqi. S Safwil Fajria M. Ziqraullah Muhammad Ikhsan Idrus Kamal Syahrizal Rivaldi M. Haris Karisma Iklas Diko Rahmad Fitra Kania Pasi Marwansyah Mitra Walidai Jumlah
10,01 09,10 08,49 09,05 11,24 10,33 13,22 10,04 11,37 10,07 09,38 08,08
19 23 30 22 31 34 18 29 19 22 23 18
18 14 17 13 16 20 19 14 17 18 19 15
130,43
309
215
Berdasarkan hasil tes daya tahan jantung paru, daya tahan otot tungkai dan tes kemampuan tendangan sabit pada atlet putra pencak silat UKM Unsyiah tahun 2015, sebagaimana terdapat pada tabel 1. Maka dapat dihitung nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:
Hasil analisis di atas, menunjukkan rata-rata daya tahan jantung paru (X1) adalah sebesar 10,03 atau berada pada kategori baik, daya tahan otot tungkai (X2) sebesar 32,76 atau berada pada kategori cukup dan kemampuan tendangan sabit (Y) sebesar 16,53 atau berada pada kategori baik.
48
Tabel 2. Menghitung Koefesien Korelasi antar Variabel Daya Tahan Jantung Paru (X1) dan Daya Tahan Otot Tungkai (X2) terhadap Kemampuan Tendangan Sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015 No
X1
X2
Y
X12
X22
Y2
X1Y
X2Y
X1X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
10,05 10,01 09,10 08,49 09,05 11,24 10,33 13,22 10,04 11,37 10,07 09,38 08,08
21 19 23 30 22 31 34 18 29 19 22 23 18
15 18 14 17 13 16 20 19 14 17 18 19 15
101,0025 100,2001 82,81 72,0801 81,9025 126,3376 106,7089 174,7684 100,8016 129,2769 101,4049 87,9844 65,2864
441 361 529 900 484 961 1145 324 841 361 484 529 324
225 324 196 289 169 256 400 361 196 289 324 361 225
150,75 180,18 127,4 144,33 117,65 179,84 206,6 251,18 140,56 193,29 181,26 178,22 121,2
315 342 322 510 286 496 680 342 406 323 396 437 270
211,05 190,19 209,3 254,7 199,1 348,44 351,22 237,96 291,16 216,03 221,54 215,74 145,44
Jlh
130
309
215
1330,5643
7695
3615
2173,46
5125
3091,6
rx1y
= = = = =
n(∑ x1y) − (∑ x1)(∑ y) √{n ∑ X12 − (∑ x1 )2 } {n ∑ y 2 − (∑ y )2 } 13(2173,46) - (130)(215)
13(1330,5643) (130) 13(3615) (215) 2
2
28254,98 - 27950
17297,3359 1690046995 46225 304,98 397,3359770
304,98 305948,643
= 304,98 553,12
= 0,55 Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara daya tahan jantung paru (X1) dengan kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Usyiah Tahun 2015 adalah sebesar 0,55. Berdasarkan hasil koefisien korelasi antar variabel di atas, selanjutnya dapat ditentukan uji keberartian korelasi atau uji signifikan antara daya tahan jantung paru (X1) dengan kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015 yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:380) adalah sebagai berikut:
49
t=
r n2 1 r2
= 0,55 13 2 1 (0,55) 2
=
0,55 11 1 0,3025
=
0,55 x3,31 0,6975
=
1,8205 0,83
= 2,19 Kaidah pengujian: Jika thitung≥ ttabel, maka Ho ditolak artinya Signifikan Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima artinya Tidak Signifikan Berdasarkan perhitungan di atas, ∝ = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak; dk = n – 2 -1= 13 – 2-1 = 10, sehingga diperoleh ttabel = 1,77. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 2,19≥ 1,77, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan jantung paru (X1) dengan kemampuan tendangan sabit (Y). Selanjutnya penulis dapat menghitung koefesien korelasi kelentukan badan (X2) dengan kemampuan tendangan sabit (Y) dengan cara memasukkan angka statistik sebagai berikut. n(∑ x2y) − (∑ x2)(∑ y) rx2y = √{n ∑ X22 − (∑ x2 )2 } {n ∑ y 2 − (∑ y )2 }
13(5125) - (309)(215)
= = = =
13(7695) (309) 13(3615) (215) 2
2
66625 - 66435
100035 9548146995 46225 190
4554770 190
3506580 190 = 1872,58 = 0,10 Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara daya tahan otot tungkai (X2) dengan kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015 adalah sebesar 0,10. Selanjutnya untuk mencari besarnya kontribusi variabel X2 terhadap Y dengan rumus: Artinya variabel daya tahan otot tungkai (X2) memberikan kontribusi terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) sebesar 1,00 % dan sisanya 99.00% dipengaruhi oleh
50
faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil koefisien korelasi antar variabel di atas, selanjutnya dapat ditentukan uji keberartian korelasi atau uji signifikan antara daya tahan otot tungkai (X2) dengan kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unyiah Tahun 2015 yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:380) adalah sebagai berikut:
r n2 t= =
1 r2 0,10 13 2 1 (0,10) 2
= 0,10 11
1 0,01
=
0,10 x3,31 0,99
=
0,331 0,99
= 0,33 Kaidah pengujian: Jika thitung ttabel, maka Ho ditolak artinya Signifikan Jika thitung ttabel, maka Ho diterima artinya Tidak Signifikan Berdasarkan perhitungan di atas, = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak; dk = n – 2-1 = 13 – 2 = 11, sehingga diperoleh ttabel = 1,77. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 0,33 1,77, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot tungkai (X2) dengan kemampuan tendangan sabit (Y). Selanjutnya untuk mengetahui hasil koefesien korelasi daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) dengan cara memasukkan angka ststistik sebagai berikut. rx1x2
= = =
=
= =
n(∑ x1x2) − (∑ x1)(∑ x2) √{n ∑ X12 − (∑ x1 )2 } {n ∑ X22 − (∑ x2 )2 } 13(3091,6) - (130)(309)
13(1330,5643) (130) 13(7695) (309) 2
40190,8 - 40170
17297,3359 16900100035 95481 20,8 397,33594554 20,8 1809467,6886 20,8 1345,16
= 0,01
2
51
Berdasarkan hasil perhitungan data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara daya tahan jantung paru(X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun2015 adalah sebesar 0,01. Perhitungan Koefesien Korelasi Ganda Analisis koefesien korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya kontribusi antara daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y), maka r yang diperoleh dari hasil analisis koefisien korelasi antar variabel di atas selanjutnya dianalisis dengan rumus koefisien korelasi ganda yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:385) sebagai berikut:
r 2 yx1 r 2 yx 2 2ryx1 ryx2 rx1 x2 1 r 2 x1 x2
R x1x2 =
0,552 0,102 20,55)(0,10)(0,01
= =
1 (0,01) 2
0,3025 0,01 20,00055 1 0,0001
=
0,3125 0,0011 0,9999
=
0,3114 0,9999
= 0,31 = 0,55 Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai(X2) terhadapkemampuan tendangan sabit (Y)padaAtlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015 adalah sebesar 0,55.pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015 dengan menggunakan rumus statistik F sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:385) adalah sebagai berikut: F =
R2 / k (1 R 2 ) /( n k 1)
(0,55) 2 / 2 = 2 (1 0,55 ) /(13 2 1) =
0,3025 / 2 (1 0,3025) / 10
=
0,15125 0,06975
= 2,16 Kaidah pengujian: Jika Fhitung≥ Ftabel, maka Ho ditolak artinya Signifikan Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima artinya Tidak Signifikan
52
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, ∝ = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak; dk = n – 2 = 13 – 2 - 1 = 10, sehingga diperoleh Ttabel = 1,77. Ternyata Fhitung lebih besar dari Ftabel, atau 2,16≥1,77, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) dengan kemampuan tendangan sabit (Y). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan di atas, ∝ = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak; dk = n – 2 = 13 – 2 - 1 = 10, sehingga diperoleh Ttabel = 1,77. Ternyata Fhitung lebih besar dari Ftabel, atau 2,16≥1,77, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) dengan kemampuan tendangan sabit (Y).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sumbangan yang signifikan dari daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015.Tujuan penelitian ini dilakukan hanya sebatas pembuktian teori-teori yang telah dikemukakan para ahli olahraga, namun demikian penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara umum dan lebih khusus lagi untuk pengembangan ilmu keolahragaan dalam rangka peningkatan prestasi cabang olahraga khususnya pencak silat. PENUTUP Simpulan Perhitungan diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat sumbangan yang signifikan dari daya tahan jantung paru (X1) dan daya tahan otot tungkai (X2) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah Tahun 2015. Selain itu juga didukung oleh teknik yang dikuasai oleh atlet, semakin baik teknik yang dikuasai atlet maka hasil yang diperoleh akan semakin optimal. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapatdikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam upaya peningkatan tingkat Kelincahan tendangan sabit. Dengan melakukan latihan-latihan kondisi fisik yang dominan seperti Kelincahan yang berperan digunakan dalam tendangan sabit. 2. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih dalam meningkatkan Kelincahan tendangan. 3. Bagi peneliti sendiri, kiranya dapat menjadikan masukan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto.Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta: PT RinekaCipta. Hariyadi. 2003. Pencak Silat Tanding.Jakarta: PTDian Rakyat. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Fisikologi Dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Harsuki. 2003. Perkembangan olahraga terkini. Jakarta: PT Raja grafindo.
53
TINGKAT KECEMASAN ATLET BOLA PON ACEH TAHUN 2016 *Ikhsan, Razali, Alfian Rinaldy Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 * Corresponding Email:
[email protected] Abstrak : Penelitian yang berjudul: “Tingkat Kecemasan Atlet Bola Voli PON Aceh Tahun 2016”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada atlet bola voli PON Aceh tahun 2016. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif yaitu data yang diperoleh berbentuk angkaangka, di mana penulis mengungkapkan fakta-fakta dan data berupa persentase pada saat penelitian dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 yang berjumlah 11 orang atlet. Mengingat jumlah populasi yang relatif sedikit maka semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian (total sampling). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan kategorisasi jenjang dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat kecemasan dan selanjutnya menghitung persentase. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 dengan rata-rata 84,8% berada pada kategori sedang dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 2 responden (18,1%) berada pada kategori rendah dan (2) sebanyak 9 responden (81,9%) berada pada kategori sedang. Dengan demikian, tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 rata-rata menyatakan mengalami kecemasan sebelum bertanding yaitu sedang. Disarankan kepada pengurus atau pelatih agar dapat memberikan pengetahuan tentang psikologi pada semua atlet. Kata kunci: Kecemasan, bola voli PENDAHULUAN Olahraga merupakan usaha manusia unttuk mengembirakan diri sambil memelihara kesegaran jasmani. Olahraga adalah sarana bagi manusia untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai kepribadian disiplin, oleh karena itu olahraga ini dijadikan sebagai sarana untuk menjaga kesehatan maka olahraga secara terus-menerus selalu di upayakan keberadaannya. Dalam perkembangannya olahraga telah dijadikan sebagai suatu profesi bagi sebagian manusia bahkan mampu meningkatkan harkat martabat suatu bangsa. Oleh karena itu peran yang begitu besar dalam diri olahraga maka olahraga mutlak memerlukan sumber daya manusia yang mampu dan tangguh melaksanakannya dan secara terus menerus untuk mempertahankan keberadaannya. Soekarman (1989:1) menyatakan bahwa “peran olahraga dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental, maupun watak bertambah lama bertambah memegang peran penting, dengan adanya olahraga maka keharuman nama bangsa dapat ditingkatkan”. Dalam perkembangannya olahraga bola voli merupakan olahraga yang cukup populer di Indonesia ini terbukti dengan banyaknya di selenggarakannya event-event atau kompetisi olahraga bola voli baik di tingkat daerah Pekan olahraga daerah (PORDA) maupun ditingkat nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON). PON merupakan pesta olahraga nasional di Indonesia yang diadakan setiap empat tahun sekali dan diikuti seluruh
54
provinsi di Indonesia. Sebagai suatu ajang pekan olahraga yang bergengsi di Indonesia maka setiap provinsi yang ada di Indonesia tidak terkecuali Provinsi Aceh berlomba-lomba untuk mempersiapkan atletnya untuk berlaga diajang bergengsi tersebut untuk meraih prestasi di berbagai cabang olahraga dalam hal ini olahraga bola voli, untuk meraih prestasi di ajang yang besar seperti ini perlu di lakukan persiapan-persiapan yang matang pada setiap atlet sehingga prestasi yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat sehingga banyak atlet-atlet muncul dan terkenal dengan permainan bola volinya dan olahraga ini pula menjadi salah satu tontonan permainan yang sangat menarik di hati masyarakat. Sebagai salah satu tontonan permainan olahraga yang menarik olahraga bola voli ini diharapkan agar dapat menampilkan suatu tontonan yang sangat menarik agar penonton tidak merasa bosan dengan permainan yang ditampilkan. Untuk menampilkan itu semua di perlukan suatu keterpaduan dari berbagai pihak yang terlibat didalamnya. Baik itu pelatih, wasit, atlet, dalam hal ini atlet merupakan salah satu bagian yang sangat penting didalam tontonon itu karena atlet merupakan pelaku olahraga langsung di dalam lapangan tersebut. Sebagai bagian yang sangat penting dalam sebuah tontonan maka kiranya sebagai seorang atlet diharapkan dapat menampilkan permainan yang menarik dan menjunjung tinggi sportifitas dalam sebuah pertandingan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permainan dalam hal ini permainan bola voli faktor yang dimaksud antara lain: fisik, teknik, taktik dan mental. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi permainan seorang atlet didalam lapangan, sehingga setiap atlet yang menguasai faktor-faktor tersebut memberikan keuntungan sendiri baginya sehingga para atlet lebih siap didalam lapangan, fisik memberikan ketahanan bagi tubuh pada saat atlet bermain atau bertanding dalam sebuah kompetisi, sedangkan teknik mempermahir gerakan pada saat melakukan serta taktik memberikan cara pada saat bermain dan mental memberikan ketahanan psikis baginya. Dari beberapa faktor-faktor tersebut memiliki peranan penting bagi seorang atlet untuk meraih suatu prestasi yang optimal sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sajoto (1995:7), yang menyatakan bahwa: “Pada prinsipnya, untuk mencapai tujuan prestasi yang obtimal dalam tiap-tiap cabang olahraga haruslah berdasar pada prinsipprinsip pengembangan fisik, pengembangan teknik, pengembangan mental, dan kematangan juara”. Dari penjelasan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan suatu prestasi tidak lepas dari dukungan beberapa komponen-komponen yang tercantum diatas yang berperan demi tercapainya suatu prestasi, semua itu tidak terlepas dari prinsip dasar pengetahuan cabang olahraga yang ditekuni yang meliputi keseluruhan aspek komponen fisik, teknik, taktik, dan mental. Apabila komponen-komponen ini telah diberikan kepada para pelaku olahraga maka prestasi akan dapat dicapai dengan mudah karena dengan adanya kelengkapan yang diberikan kepada para atlet, sehingga memberikan penampilan yang optimal bagi pemain pada saat bertanding dalam sebuah kompetisi olahraga dalam hal ini olahraga bola voli. Keberhasilan tim dalam sebuah event atau pertandingan olahraga di Indonesia seperti olahraga bola voli sangat di tentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh seorang atlet. Atlet merupakan pelaku olahraga yang terjun langsung kearena pertandingan yang memiliki kemampuan yang cukup memumpuni atau tangguh dalam suatu cabang olahraga. Walaupun memiliki kemampuan yang sedemikian rupa, manusia tidak terlepas dari suatu perasaan yaitu rasa kecemasan dalam hal ini seorang atlet. Kecemasan merupakan reaksi
55
emosional individu terhadap kejadian atau situasi yang tidak pasti, maka akan timbul perasan kecemasan. Setiap orang pasti pernah merasakan cemas dalam menghadapi sesuatu. Perasaan yang muncul pada diri seseorang dalam menghadapi apa yang ingin dicapainya adalah sebuah hal yang wajar karena untuk mencapai suatu keberhasilan terkadang selalu diikuti dengan gejolak psikologi perasaan tersebut dapat menimbulkan ketengangan atau stress sehingga dalam perkembangan lebih lanjut menimbulkan perasaan kecemasan. Pada seorang atlet kecemasan dapat menjadi masalah yang serius terhadap performa permainan dilapangan dalam sebuah pertandingan. Terkadang seorang atlet akan merasa cemas ketika saat bertanding melawan tim-tim besar yang memiliki kemampuan yang hampir sama bahkan bisa melebihi kemampuan tim yang dia perjuangkan. Setiap atlet tentu saja selalu berhadapan dengan pertandingan yang menimbulkan suatu kondisi kompetisi, dan dalam setiap kompetisi atau pertandingan tersebut kecemasan selalu hadir dalam diri atlet. Karena memang pada dasarnya setiap atlet ingin mencapai hasil yang terbaik berdasarkan kemampuan-kemampuan yang diamiliki dalam mencapai prestasi. Hal inilah yang menimbulkan kondisi dimana atlet merasa cemas akan keberhasilan untuk satu pencapaian tersebut. Perasaan atau kesan seperti ini akan menimbulkan rasa kecemasan yang sangat berpengaruh konsentrasi di lapangan sehingga kemampuan-kemampuan yang ada pada seorang atlet tidak akan keluar atau muncul secara maksimal dalam sebuah pertandingan.Dalam hal ini Nevid (2003:163) berpendapat bahwa, “Kecemasan (Anxiety) adalah suatu keadaan aprehensi atau kadaan khawatir yang mengeluh bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi yang dapat menimbulkan suatu perasaan yang menunjukkan seseorang berada dalam keadaan was-was, khawatir dan cemas”. Berbicara mengenai aspek psikologis seorang atlet banyak hal yang perlu di perhatikan diantaranya percaya diri, emosi, motivasi, kecemasan dan lain sebagainya. Kecemasan merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengacam suatu keadaan yang akan terjadi. Dalam suatu kegiatan dalam hal ini kegiatan olahraga kecemasan merupakan hal yang sangat penting karena kecemasan ini dapat di pengaruhi berbagai faktor, diantaranya prediksi berlebihan dalam sebuah pertandingan. Seorang atlet yang akan melakukan pertandingan harus mempersiapkan diri dari segala sesuatu hal yang berkaitan berkaitan dengan pertandingan hal ini dilakukan untuk mencegah berbagai hal kemungkinan yang akan terjadi dilapangan. Karena terkadang dalam suatu pertandingan tersebut akan memungkinkan sporter yang lebih besar. Dengan begitu peningkatan kecemasan semakin tinggi dan dalam kondisi ini pula konsentrasi seorang atlet bisa terganggu dalam bertanding. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan seorang atlet yang akan melangsungkan pertandingan baik itu yang berasal dari dalam diri sendiri maupun faktoryang timbul dari luar seperti lingkungan pertandingan, maupun keramaian sporter pada saat bertanding. Oleh karena itu kesiapan-kesiapan seorang atlet dalam mengikuti kompetisi perlu di persiapkan dengan matang, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di dalam lapangan.Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Tingkat Kecemasan Atlet Bola Voli PON Aceh Tahun 2016”. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2016. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan digedung olahraga KONI Aceh.
56
Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka jenis pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif yaitu data yang diperoleh berbentuk angka-angka, di mana penulis mengungkapkan faktafakta dan data berupa persentase pada saat penelitian dilakukan. Menurut Sunarno dan Sihombing (2011:51). “Rancangan penelitian deskriptif pada dasarnya bertujuan untuk memberikan deskripsi dengan maksud untuk menjawab pentanyaan-pertanyaan penelitian”. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang akan diselidiki, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:115) yaitu: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari populasi yang dijadikan subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:117) bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah atlet PON Aceh Tahun 2016 yang berjumlah 11 orang atlet. Mengingat populasi yang 56 relative sedikit,maka semua anggota populasi dijadikan sempel penelitian (total sampling). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:107) yang menyatakan bahwa.”Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian populasi”. Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Atlet Voli PON Aceh Tahun 2016 No Nama Posisi 1 M.Ravi Quiker 2 M. Ilman Spiker 3 Suryadi Jaya Putra Libero 4 M. Fadhil Tosser 5 As’Ari Spiker 6 Mahmunir Spiker 7 Ibrar Safana Spiker 8 Wahyudi Spiker 9 Misbah Alsah Spiker 10 Ikhlas Spiker 11 Salda Kamal Spiker Sumber: Pelatih Bola Voli PON Aceh Tahun 2016
Ket
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan salah satu langkah penting dalam sebuah penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai dalam penelitian ini, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan mengunakan intrumen atau alat berupa kuisioner yaitu berupa daftar pernyataan tertulis yang akan diberikan kepada responden untuk di jawab secara tertulis. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:128). Koesioner yang akan disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kajian teori dari berbagai pendapat para ahli, kemudian dituangkan dalam kisi-kisi intrumen peneliti yang dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan menggunakan skala likert.Jenis
57
angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang jawabannya telah ditentukan, responden hanya diminta untuk memberikan tanda terhadap jawaban yang telah disediakan. Jumlah pernyataan sebanyak 35 butir dengan 5 alternatif jawaban.Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Variabel
Indikator
Kecemasan Keluhan Somatik Takut Gagal Rasa Bersalah Kehilangan Kendali Diperhatikan Orang Lain Kegelisahan Yang Berlebihan Cedera Kegagalan pada pertandingan yang lalu Peran Pelatih Pengalaman Bertanding Wasit Lawan Lingkungan Keluarga Jumlah
Butir Pernyataan Positif Negatif 10 1, 5, 7 8 6 32 9 6, 15, 16 2, 23 4, 33 9 2, 13,28 25 14, 21 27, 35 30 17 24 20, 29 34 31 18 22 11 26
Ket 4 2 2 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 35
Setelah pengumpulan data dilakukan, mula-mula peneliti mentabulasikan semua hasil dari jawaban responden dengan menggunakan skor penelitian seperti tabel di bawah ini: Tabel 3. Penilaian Instrument Kecemasan. Pernyataan Positif Negatif
Selalu 1 5
Kategori Jawaban dan Skor Sering Kadang-kadang Jarang 2 3 4 4 3 2
Tidak pernah 5 1
Kemudian data dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat kecemasan atlet dengan mengunakan rumus yang di kemukakan oleh Azwar (2010:106) yaitu sebagai berikut: X < (µ - 1,0σ) : Rendah (µ - 1,0σ) ≤ X < (µ + 1,0σ) : Sedang X < (µ - 1,0σ) ≤ X : Tinggi Selanjutnya, menghitung presentase dengan rumus Soedjiono (2005:43) adalah sebagai berikut: 𝐹 P = 𝑁 𝑥100% Keterangan: P = Persentase yang diberikan simbol % F = Frekuensi N = Jumlah sampel 100% = Bilangan tetap
58
HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil jawaban angket atlet bola voli PON Aceh Tahun 2016, diperoleh data penelitian yang selanjutnya pada bab ini akan di kemukakan rekapitulasi dari hasil penelitian seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Penelitian Tingkat Kecemasan Atlet Bola Voli PON Aceh Tahun 2016 No Nama Total Skor Kecemasan 1 M. Rafi 95 2 M. Ilman 96 3 Suryadi Jaya Putra 84 4 M.Fadhil 72 5 As’ari 87 6 Mahmunir 83 7 Ibrar Safana 79 8 Wahyudi 86 9 Misbah Alsah 82 10 Ikhlas 86 11 Salda Kamal 83 Jumlah total 933 Rata-rata 84,8 Instrumen penelitian tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 yang penulis gunakan berbentuk angket dengan skala liket. Jumlah pernyataan yang penulis gunakan sebanyak 35 item pernyataan dengan menggunakan 5 alternatif jawaban dalam bentuk tabel, yaitu: (1) Selalu, (2) Sering, (3) Kadang-Kadang, (4) Jarang, (5) Tidak Pernah.Selanjutnya data kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang untuk mendapatkan kategori tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh Tahun 2016. Azwar (2010:106) dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Rentang maksimum : Nilai Tertinggi x Jumlah Butir : 5 x 35 : 175 2. Rentang minimum : Nilai Terendah x Jumlah Butir : 1 x 35 : 35 3. Luas arah sebarah (µ) : Rentang maksimum – rentang minimum : 175 – 35 : 140 4. Standar bernilai (σ) : 140 6 : 23,3 5. Mean teoritis : Skor Maksimum + Skor Minimun 2 : 175 + 35 2
59
: :
210 2 105
6. Menggolongkan subjek ke dalam 3 kategori diagnosis tingkah kecemasan, maka ke 6, satuan standar di bagi kedalam 3 kategori: X < (µ - 1,0σ) : Rendah (µ - 1,0σ) ≤ X < (µ + 1,0σ) : Sedang X < (µ - 1,0σ) ≤ X : Tinggi Selanjutnya, memasukan nilai µ dan σ ke dalam kategorisasi tersebut di atas. 1. Untuk kategori rendah (kecemasan rendah) X < (105 - 1,0 x 23,3) X < (105 – 23,3) X < (81,7) ( 0 – 80 ) 2. Untuk kategori sedang (Kecemasan sedang) (105 – 1.0 x 23,3) ≤ X < (105 + 1.0 x 23,3) (105 – 23,3) ≤ X < (105 + 23,3) 81,7 ≤X< 128,3 ( 81- 127 ) 3. Untuk kategori tinggi (kecemasan tinggi) (105 + 1,0 x 23,3) ≤x (105 + 23,3) ≤x 128 ≤x ( 128 keatas ) ………………….. 80 ………………………… 128 ……………..………………..X Rendah Sedang Tinggi Berdasarkan analisis kategori jenjang diatas, maka pada tabel 5 dapat dilihat klasifikasi / kategori skor tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 sebelum bertanding. Tabel 5. Klasifikasi / Kategori Skor Tingkat Kecemasan Atlet Bola Voli PON Aceh Tahun 2016 Sebelum Bertanding No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama M. Rafi M.Ilman Suryadi Jaya Saputra M. Fadhil As’Ari Mahmunir Ibrar Safana Wahyudi Misbah Alsah Ikhlas Salda Kamal Jumlah Total Rata-rata
Total Skor Kecemasan 95 96 84 72 87 83 79 86 82 86 83 933 84,8
Kategori Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang
60
Tabel 6. Klasifikasi Kecemasan No Kategori 1 Tinggi 2 Sedang 3 Rendah Jumlah
Jumlah 9 orang 2 orang 11 orang
Persentase 81,9% 18,1% 100%
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 sebelum bertanding dengan rata-rata 84,8% berada pada kategori sedang. Dengan rincian sebagai berikut (1) sebanyak 2 responden (18,1%) berada pada kategori rendah, (2) sebanyak 9 responden (81,9%) berada pada kategori sedang. Selanjutnya dapat dilihat pada diagram persentase tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 sebelum bertanding. Gambar 1. Diagram Persentase Tingkat Kecemasan Atlet Bola Voli PON AcehTahun 2016
RENDAH 18,1% SEDANG 81,9%
PEMBAHASAN Kecemasan merupakan suatu perasaan yang berhubungan dengan rasa takut terhadap sesuatu hal yang akan terjadi pada dirinya yang ditandai dengan kekhawatiran, kurang percaya diri, kegelisahan yang berlebihan yang kadang kala dapat mengganggu kinerja fisiologis tubuh seseorang, sehingga segala sesuatu hal yang ingin dilakukan menjadi tegang dan dapat menganggu kemampuan kinerja fisik dan psikis seseorang yang menggalaminya. Besar kecilnya tingkat kecemasan seseorang dapat mempengaruhi beberapa hal seperti diri sendiri dan lingkungan tempat melakukan kegiatan, kecemasan juga dapat mempengaruhi semangat para atlet didalam lapangan pertandingan yang akan berdampak pada kurang baiknya penampilan seorang atlet didalam lapangan pertandingan. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh Tahun 2016 sebelum bertanding dengan rata-rata 84,8%berada pada kategori sedang. Dengan rincian (1) sebanyak 2 responden (18,1%) berada pada kategori rendah, (2) sebanyak 9 responden (81,9%) berada pada kategori sedang. Seseorang yang mengalami kecemasan dapat menunjukkan keadaan dimana seseorang mengalami perasaan gelisah atau cemas akibat dari bekal pengalaman hidup manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekpresikan dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak terindentifikasi dari mana munculnya perasaan tersebut. Begitu pula dengan atlet bola voli PON Aceh, dengan
61
timbulnya kecemasan dari diri mareka sendiri, maka penampilan sesungguhnya dalam setiap pertandingan tidak akan maksimal seperti penampilan pada saat waktu latihan akibat yang ditimbulkan dari kecemasan yang dialami setiap atlet. Dengan mengetahui kecemasan seorang atlet maka diharapkan dapat menggatasi gejala-gejala yang dapat menimbulkan kecemasan pada diri seorang atlet sehingga prestasi yang diinginkan dapat tercapai dengan semestinya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 sebelum bertanding dengan rata-rata berada pada kategori sedang. Dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 2 responden (18%) berada pada kategori rendah dan (2) sebanyak 9 responden (81.9%) berada pada kategori sedang. Dengan demikian, tingkat kecemasan atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 sebelum bertanding rata-rata yang menyatakan menggalami kecemasan sebelum bertanding yaitu sedang. Saran Sehubungan dengan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada pelatih dan pengurus tim dengan adanya kecemasan pada atlet bola voli PON Aceh tahun 2016 sebelum bertanding diharapkan bagi pengurus dan pelatih atlet bola voli PON Aceh agar lebih mengedepankan pengetahuan psikologis pada seorang atlet dan untuk kedepannya dalam mencari bibit atlet PON kedepan nya harus dilihat dari berbagai aspek tidak hanya aspek fisik dan kemampuan tetapi mental seorang atlet, sehingga para atlet PON Aceh ini lebih siap dalam menghadapi berbagai gangguan psikologis yang dapat mengganggu kemampuan seorang atlet pada saat pertandingan sedang berlangsung. 2. Kepada para atlet, sehubungan dengan adanya perasaan kecemasan pada sebagian atlet maka diharapkan para atlet untuk lebih dapat meninggatkan latihan, jam terbang pertandingan dan cara mengatasi kecemasan. Agar kematangan secara psikologis semakin meningkat, sehingga pada saat menjalani pertandingan dapat menampilkan permainan yang terbaik. 3. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan pada atlet lainya, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih dan pengurus olahraga lainnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 1996. Manajemen Penelitaian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Nevid, Dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid I, Jakarta: Erlangga. Sajoto, M. 1995. Peningkatan/Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Edisi Revisi. Dahara Prize: Semarang Soedjiono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sunarno, Agung dkk. 2011. Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta Yuma Pustaka
62
EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PETANI KOPI DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2015 Deri Wantona*, Ifwandi, Nyak Amir Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan danIlmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala,BandaAceh 23111 *CorrespondingEmail:
[email protected] Abstrak : Penelitian ini berjudul “Evaluasi Tingkat Kebugaran Jasmani Petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015”. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Penelitian ini adalah penelitian diskriftif yang bertujuan Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 yang terdiri dari 15 orang. Sampel penelitian adalah keseluruhan dari populasi karna kurang dari 100 orang yakni sebanyak 15 orang maka peneliti mengambil 100% dari total sample, jadi sample dalam penelitian ini adalah 15 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Tes Harvard Step Tes. Data diolah dengan menggunakan teknik statistik dalam bentuk perhitungan nilai rata-rata(mean), dan Persentase. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa rata-rata tingkat kebugaran jasmani pada petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 dengan nilai rata-rata 81,6 berada pada kategori baik dimana tingkat persentase untuk kategori baiknya sebanyak 67% dan sisanya untuk ketegori cukup sebanyak 33. Kata kunci: evaluasi, kebugaran jasmani. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian dari revolusi Indonesia. Sejak kemerdekaan Negara Indonesia, dunia olahraga ditanah air sudah menampakkan pekembangan yang makin mantap. Seiring dengan perkembangan tersebut, olahraga telah menjadi suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kebutuhan setiap individu terhadap pendidikan jasmani dan olahraga dilihat dari bagaimana setiap masyarakat di Indonesia begitu antusias dalam mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan olahraga. Pelaksanaan olahraga merupakan upaya untuk pembinaan mutu sumber daya manusia untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran dan juga untuk peningkatan prestasi. oleh karena itu upaya untuk pembinaan masyarakat maupun peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditanamkan kesadaran betapa pentingnya olahraga bagi kesehatan dan kebugaran jasmani. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:2) menurut pertimbangan Presiden Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa: “Pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dapat menjamin pemerataan akses terhadap olahraga, peningkatan kesehatan dan kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen keolahragaan yang mampu menghadapi tantangan
63
serta tuntutan perubahan kehidupan nasional dan global memerlukan system keolahragaan nasional”. Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat yang aktif, serta bersikap sportif. Selain itu pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan usaha untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa kearah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Usaha tersebut berupa kegiatan yang diprogramkan secara ilmiah, terarah, dan sistematis yang disusun oleh lembaga pendidikan yang berkompeten. dengan demikian upaya pembinaan pendidikan jasmani dan olahraga peserta didik maupun masyarakat membutuhkan kesabaran agar dapat berkembang lebih pesat. Pendidikan jasmani dan olahraga ini diberikan kepada peserta didik dan masyarakat, dengan tujuan untuk membantu dan memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana melakukan gerakan secara aman , efesien dan efektif. Kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari. Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani sendiri adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan. Kebugaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan maupun bergerak. Selain itu kebugaran jasmani juga berfungsi untuk meningkatkan kenerja bagi siapapun, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Menurut Mutohir dan Maksum (2007:51) menyatakan bahwa, “kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti”. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa disadari atau tidak, sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kebugaran jasmani bersenyawa dengan hidup manusia. kebugaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan setiap individu masing-masing berbeda. Seperti halnya kebugaran jasmani yang dibutuhkan oleh seorang anak berbeda dengan yang dibutuhkan oleh orang dewasa, bahkan tingkat kebutuhannya sangat individual. Faktor penentu keberhasilan kebugaran jasmani diperlukan kondisi fisik yang stabil. Adapun unsur dari komponen kebugaran jasmani tersebut adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, kelentukan, kecepatan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Dengan memahami unsur-unsur dari komponen kebugaran jasmani serta ditambah dengan melakukan latihan kondisi fisik maka seseorang dapat mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani. Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. kian tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang kian tinggi kemampuan kerja fisiknya. Setiawan (1992:110) menatakan bahwa, “Latihan kondisi fisik amat penting untuk meningkatkan kesegaran jasmani agar seseorang mencapai hasil kerja yang lebih produktif”. Kabupaten Bener meriah merupakan salah satu daerah pemekaran dari daerah Aceh Tengah. Kabupaten Bener meriah memiliki tataletak geografis yang berupa daerah pergunungan maupun perbukitan yang berada pada dataran tinggi khususnya kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Mayoritas masyarakat dataran tinggi gayo adalah berprofesi sebagai petani, khususnya adalah petani kopi. Dengan kondisi yang demikian, masyarakat dataran tinggi gayo khususnya masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah hamper setiap hari melakukan rutinitasnya yaitu berkebun. Sehingga secara tidak langsung, kondisi ini meneyebkan mereka melakukan gerakan-gerakan seperti
64
menyangkul, memikul, mengangkat secara sistematis, teratur, serta terus menerus sepanjang hari setiap harinya. Dengan demikian berdasarkan dari tingkatan aktifitas gerak mereka telah memenuhi akan kebutuhan gerak untuk mencapai tujuan kebugaran jasmani. Namun pada kenyatannya, masih banyak beberapa individu masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah yang masih sering terjangkit penyakit seperti batuh, flu, atau bahkan serangan jantung. METODE PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang tertuju pada masalah-masalah yang timbul pada masa sekarang. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang tertuju pada masalah-masalah yang timbul pada masa sekarang. Menurut Arikunto (1996:63) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta situasisituasi tertentu termasuk kegiatan, sikap, pandangan dan proses yang berlangsung serta pengaruh-pengaruh tertentu atau suatu tinjauan tentang kemampuan yang dimiliki oleh individu”. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 yang terdiri dari 15 orang. Dalam penelitian ini pengambilan data penelitian menggunakan tes Harvard step tes dari masing-masing sampel. Untuk lebih jelas mengenai teknik pengumpulan data menggunakan alat Harvard step tes. Rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Rancangan penelitian dibuat agar memudahkan pelaksanaan pengukuran yang dilaksanakan, dalam hal ini pengukuran lapangan. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Hasil jumlah denyut nadi Harvard StepTest Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015. No Nama Nilai 1 2 3 1 Zulkifli 180 2 Jusri 178 3 Iwan Saputra 191 4 Saudi 176 5 Sulaiman 183 6 Bahgie Miko 176 7 Sardimanto 191 8 Erwin 183 9 M. Jailani 183 10 Samsul 176
65
1 11 12 13 14 15
2 Win Yoga Pratama Ahmad Syaroni Temas Miko Gunadi Afri Jaini
3 169 172 193 195 200
Hasil di atas merupakan data mentah, yaitu hasil denyut nadi yang diukur setelah Harvard step test. Berdasarkan hasil tes berupa harvard step test yang dilakukan pada lingkungan petani kopi Gayo di peroleh data mentah sebagai data awal dalam penelitian ini. Tabel 2. Hasil Awal Tes Harvard Step Tes Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015. No Nama Jumlah Nilai Klasifikasi Ket 1 2 3 4 5 1 Warsito 88 Baik 2 Abu Bakar 87 Baik 3 Iwan Saputra 85 Baik 4 Srikala 85 Baik 5 Sulaiman 85 Baik 6 Kelari 84 Baik 7 Sardiman 83 Baik 8 Erwin 81 Baik 9 M. Jailani 81 Baik 10 Khaironi Ariber 81 Baik 11 Fathur Rozi 78 Cukup 12 Ahmad Syaroni 78 Cukup 13 Nidhomuddin 77 Cukup 14 Reza Rahmad 76 Cukup 15 Warju 75 Cukup Jumlah 1224 Analisis Nilai Rata-Rata dan Persentase Rata-rata ∑𝑋 𝑋̅ = 𝑛
1224
= 15 = 81,6 ( Kategori Baik) Berdasarkan analisis rata-rata data di atas, maka dapat di simpulkan bahwa untuk derajat Kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 berada dalam kelompok kategori Baik yakni dengan rata-rata nilai Kebugaran Jasmani adalah 81,6. Persentase Untuk megetahui persentase data di atas, di gunakan rumus persentase dari Hadi (1990: 229) sebagai berikut:
66
𝐹
P = 𝑁 ×100% Baik
Cukup
No 1 2
10
= 15 × 100% = 66.66 = 67% 5 = 15 × 100% = 33.33 = 33% Kategori Baik Cukup Jumlah
Persentase (%) 67 33 100
Berdasarkan tabel di atas tergambarkan hasil evaluasi Kebugaran Jasmani dengan menggunakan Tes Harvard Steptest yang dilakukan pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015. Dari table di atas lebih dari setengah Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 yang menjadi sampel dalam penelitian ini meiliki derajat kebugaran jasmani “baik” dengan besaran persentase adalah sebesar 67%, dan sisianya sebanyak 33% lainnya berada pada kelompok dengan derajat kebugaran jasmani berada pada kategori cukup. Untuk lebih jelas lagi mengenai gambaran kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 dapat dilihat pada gerafik dibawah ini:
KEBUGARAN JASMANI PETANI KOPI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2015
Baik Cukup
Berdasarkan hasil analisis kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 di peroleh gambaran untuk para petani kopi yang memiliki kebugaran jasmani dengan kategori baik berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 67%, dan sisanya untuk petani kopi kecamatan Bandar
67
Kabupaten Bener meriha tahun 2015 yang memiliki kebugaran jasmani dengan kategori Cukup berjumlah 5 orang dengan persentase sebesar 33%. Berdasarkan hasil analisis kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 di peroleh gambaran untuk para petani kopi yang memiliki kebugaran jasmani dengan kategori baik berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 67%, dan sisanya untuk petani kopi kecamatan Bandar Kabupaten Bener meriha tahun 2015 yang memiliki kebugaran jasmani dengan kategori Cukup berjumlah 5 orang dengan persentase sebesar 33%. Dari analisis data di atas, di peroleh hasil bahwa untuk kebugaran jasmani Petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 berada pada rentang nilai rata-rata 81.6 berada dalam klasifikasi kategori baik. PEMBAHASAN Hasil pengujian hipotesis pada penelitian tersebut berdasarkan hasil uji korelasi antara X dengan Y diperoleh koefesien korelasi sebesar 0.81. Dari hubungan dengan Kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari. Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani sendiri adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan. Kebugaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan maupun bergerak. Selain itu kebugaran jasmani juga berfungsi untuk meningkatkan kenerja bagi siapapun, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Menurut Mutohir dan Maksum (2007:51) menyatakan bahwa, “kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti”. Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. kian tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang kian tinggi kemampuan kerja fisiknya. Setiawan (1992:110) menatakan bahwa, “Latihan kondisi fisik amat penting untuk meningkatkan kesegaran jasmani agar seseorang mencapai hasil kerja yang lebih produktif”. Faktor penentu keberhasilan kebugaran jasmani diperlukan kondisi fisik yang stabil. Adapun unsur dari komponen kebugaran jasmani tersebut adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, kelentukan, kecepatan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Dengan memahami unsurunsur dari komponen kebugaran jasmani serta ditambah dengan melakukan latihan kondisi fisik maka seseorang dapat mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, telah didapat persentase mengenai derajat kebugaran jasamani pada Petani Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut : (1) sebanyak 10 orang petani kopi (67%) berada pada katagori baik, dan sisanya sebanyak 5 orang petani kopi kecamatan Bandar (33%) berada pada kategori kebugaran jasmani cukup. Kebugaran jasmani merupakan suatu kondisi fisik yang berdampak pada saat melakukan aktivitas fisik. Dengan kebugaran jasmani yang baik, maka seseorang dapat melakukan berbagai aktivitas tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan. Dalam hal ini Sajoto (1995:122) menyatakan “Tubuh, baik dalam keadaan istirahat maupun dalam keadaan bergerak akan sangat tergantung pada zat-zat makanan. Zat-zat makanan yang baik dan memadai akan berguna untuk keperluan metabolisme dan kecukupan energi tubuh”.
68
Pada Hakikatnya Kabupaten Bener Meriah yang terletak di daerah pegunungan seharusnya lebih di untungkan dengan keadaan alam dan kadar oksigen yang dimilikinya, kadar oksigen di daerah pegunungan biasanya lebih tipis dibandingkan dengan wilayah dataran rendah, semakin tinggi daerah pegunungan tersebut maka kadar oksigen yang terkandung dalam atmosfer akan semakin menipis, seperti yang dikemukakan Habibudin (2009:71) bahwa: “Semakin ke atas tempat tinggal yang semakin jauh dari permukaan laut, kadar oksigen di udara atmosfer akan semakin rendah”, selain itu temperatur udara daerah pegunungan termasuk ke dalam kategori normal tetapi memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi, berbeda dengan di dataran rendah yang memiliki suhu yang lebih panas dan kelembaban yang rendah, sehingga dengan kondisi alam yang demikian akan berpengaruh terhadap aktivitas fisik yang dilakukan. Kadar oksigen yang lebih rendah menyebabkan kadar hemoglobin lebih tinggi, sehingga tubuh dapat menyesuaikan diri dengan keadaan alam, Habibudin (2009:17) mengemukakan: “Produksi sel darah merah meningkat apabila bertempat tinggal didaerah yang tinggi”. Kadar hemoglobin darah sangat berhubungan dengan kesegaran jasmani, semakin tinggi kadar hemoglobin dalam darah akan mengakibatkan proses pendistribusian oksigen dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tingkat kesegaran jasmani menjadi semakin tinggi. Disamping oleh kondisi alam yang berupa daerah pegunungan, mayoritas pekerjaan petani yang menjadi petani juga merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani pada para petani. Hal ini dikarnakan dengan rutinitas petani yang setiap harinya beraktifitas guna memenuhi kebutuhan hidup seharihari seperti menyangkul ladang, mengangkat hasil tani dari kebun menuju rumah, maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang menyangkut aktifitas fisik dikebun telah memenuhi terhadap kebutuhan akan gerak guna menjada derajat kebugaran jasmani seseorang. Adapun dari hasil penelitian yang telah didapat, siswa yang tinggal di dataran tinggi lebih baik kebugaran jasmaninya di bandingkan dengan siswa yang tinggal di dataran rendah, karena siswa yang tinggal di dataran rendah, selalu menggunakan aktivitas fisiknya dalam melakukan tugas sehari-hari. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian dan analisis data Evaluasi kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: Kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 berada dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 81,6 ( Kategori Baik ). Kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 berada dalam rincian kategori Baik sebanyak 67% dengan satuan sebanyak 10 orang dari total sampel. Kebugaran jasmani pada Petani Kopi Gayo Masyarakat Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015 berada dalam rincian kategori Cukup sebanyak 33% dengan satuan sebanyak 5 orang dari total sampel. Saran Bagian akhir dalam skripsi ini peneliti mengajukan beberapa saran sebagai bahan masukan untuk semua kalangan dalam pembinaan terkait dalam upaya meningkatkan kebugaran jasmani. Di harapkan kepada guru pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi di sekolah mayoritas Masyarakat Petani di.Kabupaten Bener Meriah untuk dapat terus melakukan peningkatan guna menjaga derajat kebugaran jasmani. Diharapkan
69
dapatmenjadi tolak ukur terhadap penelitian-penelitan selanjutnya yang sejenis dalam rangka mengevaluasi kebugaran jasmani. DAFTAR PUSTAKA Anwar. D. 2005. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta: PT. Raja Grafindo. Arikunto. S. 1989. Prosedur Penelitian Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Bumi: Aksara. Arikunto, S. 1991. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Bumi: Aksara. Brown, J. 2001. Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Perpustakaan. Dinas Olahraga. 2006. Panduan Pembinaan Keolahragaan. Nanggroe Aceh Darussalam: Dinas Pemuda dan Olahraga. Dinas Olahraga. 2007. Keolahragaan Nasional Tahun... Jakarta: Dinas Pemuda dan Olahraga. Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Kurniawan, F. 2011. Buku Pintar Olahraga. Cetakan I. Bandung: Laskar Aksara. Lutan, R. 2000. Strategi Pembelajaran pendidikan Jasmani dan kesehatan. Jakarta: Proyek Peningkatan Guru Penjaskes, Dirjen Dikdasmen. Poerwadarminta. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Poerwadarminto. 1996. Ilmu kepelatihan. Yogjakarta: Universitas Gajah Mada Press. Riduan. dkk. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Cetakan keempat. Bandung: Alfabeta. Sajoto. Muhammad.1995. Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Pize.
70
KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP KEMAMPUAN BERLAYAR SELANCAR ANGINPADA ATLET RENCONG WINDSURFING ACEH CLUB Anizul Farmi*, Muhammad Jafar, Ifwandi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 * Corresponding Email:
[email protected] Abstrak : Penelitian yang berjudul: “Kontribusi Keseimbangan dan Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu Pada Atlet Rengcong Windsurfing Aceh Club”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu terhadap kemampuan berlayar selancar angin. Populasi dalam penelitian adalah Atlet Rengcong Windsurfing Aceh Club yang berjumlah 23 orang, sedangkan pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara Purposive Sampling atau sampel bertujuan, sebanyak 17 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes keseimbangan, tes daya tahan otot lengan dan bahu dan tes kemampuan berlayar.Data yang diperoleh dianalisis dengan rumus korelasi sederhana dan korelasi ganda, serta uji statistic (uji t) pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) terdapat hunbungan yang positif dan signifikan antara keseimbangan terhadap kemampuan berlayar atau Rx1y sebesar 0,74, (2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara daya tahan otot lengan dan bahu terhadap kemampuan berlayar selancar angin atau Rx2y sebesar 0.24, (3) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu secara bersama-sama terhadap kemampuan berlayar selancar angin atau Ry.x1x2 sebesar 0.84. Maka dari analisis data, dapat disimpulkan bahwa keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan berlayear selancar angin. Kata kunci: Kesimbangan, Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu, Berlayar Selancar Angin. PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktiftas jasmani yang dilakukan dengan gerak untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Tujuan tersebut untuk mendapatkan kesegaran, kebugaran, kesehatan dan prestasi. Perkembangan kegiatan olaharaga Indonesia telah menyebabkan kesadaran akan pentingnya hidup secara jasmani dan rohani. Kesadaran itu membuat gemar masyarakat Indonesia untuk berolahraga.Di Indonesia pada tahun 1952 terbentuk perkumpulan layar yang dipelopori oleh Mayor Laut Roeseno. Sejak itu berkembang perkumpulan layar, tahun 1956 terbentuk organisasi Persatuan Olahraga Perairan Indonesia ( PEROPI). Selancar angin merupakan salah satu cabang dibawah induk Porlasi, Teknik dasar yang dibutuhkan dalam olahraga selancar adalah Uphaul, posisi, Berlayar Upwind & Downwind, Tacking dan jibing. Faktor penentu keberhasilan secara khusus pada olahraga selancar angin ada pada kondisi fisik yang maksimal, agar menjadi buah usaha dilakukan untuk berlayar. Kekuatan, daya tahan, Kelentukan, Postur tubuh menjadi faktor penting yang perlu dikembangkan dan power otot tungkai juga menjadi salah satu faktor yang diperlukan pada cabang olahraga Selancar angin.Komponen tersebut dibutuhkan karena dalam mengejarkan dan melakukan menahan layar untuk tetap berdiri. komponen tersebut memilik peranan yang
71
sangat besar. keberhasilan tersebut membuat papan melaju. Dengan demikian diharapkan melalui Hasil tes ini akan dapat membantu pelatih dan Atlet untuk dapat meningkatkan kemampuannya. Rencong Windsurfing Aceh Club merupakan sebuah bentuk organisasi yang dibentuk oleh Pecinta olahraga untuk meningkatkan prestai dan Perparawisataan, Pengurus Club yang merupakan Atlet-Atlet yang pernah membawa Nama baik Aceh ketingkat Nasional maupun Internasional.Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa keseimbangan dan daya tahan otot Lengan memiliki peranan penting dalam keberhasilan berlayar dan bermain selancar angin, untuk itu peneliti menetapkan judul penelitian sebagai berikut “ Kontribusi keseimbangan dan Daya tahan otot lengan dan bahu terhadap kemampuan berlayar Selancar angin Pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club”. METODE PENELITIAN Tempat dan WaktuPenelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2016.Bertempat di Kota Sabang. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian Deskriptif sesuai yang dikemukakan dengan Arikunto (1991:63) bahwa “Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara y ang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan dan proses-proses yang sedang berlangsung serta pengaruh-pengaruh dari fenomena”. Penelitian ini untuk mengetahui adanya sebab akibat yang timbul melalui pengumpulan data dan pengolahan data yang didasarkan oleh hasil test yang dilakukan. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang akan diselidiki, adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Atlet Renccong windsurfing Aceh Club yang berjumlah 17 Orang dan yang sudah 71abl bermain selancar anginh. Jumlah populasi tersebut dapat dilihat pada 71able dibawah ini. Tabel 1 : Jumlah Populasi Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club No Nama Umur (tahun) Jenis kelamin 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 Darul Fuadi Rifky Ahmad Supriadi Rizki M. Iqbal M. Alfian Mahendi Nugrian Pratama Yowanda E Gia Saputra M. Hafis Dedi F M. Alfarauq
3 28 27 26 24 20 21 19 20 20 19 18 19 21
4 L L L L L L L L L L L L L
pekerjaan 5 Wira Swasta Wira Swasta Wira Swasta Wira Swasta Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa mahasiswa Mahasiswa
72
1 2 3 4 14 Haikal Firdaus 21 L 15 Launar Shawlan 20 L 16 Akhda Putra 20 L 17 M. Imam 21 L Sumber : Sekretariat Rencong Windsurfing Aceh Club Tahun 2016.
5 Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Teknik Pengumpulan Data 1. Pengukuran Kemampuan Kesimbangan Tes dimulai dengan berdiri diam di kaki kana atau titik awal, kemudian melompat ke tanda pertama dengan kaki kiri dan mempertahankan sikap ini pada posisi statis selama lima detik. Setelah 5 detik, ia kemudian melompak ke tanda kedua dengan mempertahankan sikap ini. Hasil dicatat sebagai sukses atau gagal.Sebuah tes yang sukses terdiri dari melompat kesetiap tanda atau nomor dan dapat bertahan selama 5 detik dengan posisi kaki yang lainnya tidak menyentuh lantai dan tetap dapat menjaga keseimbangan. Setiap dapat melakukan lompatan dengan benar mendapat 5 poin, jika tidak dapat melakukan gerakan sesuai ketentuan pelaksaaan tidak memiliki nilai. 2. Tes Daya tahan otot lengan dan bahu Pengukuran daya tahan otot lengan dan bahu di lakukan dengan tes kemampuan ringstok. Adapun prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut : Peserta tes berdiri di bawah palang yang telah disediakan, kemudian menggantung pada palang dengan seluruh badan diluruskan. Peserta tes menggunakan lengannya untuk menggangkat badan sampai dagu, Peserta melakukan sebanyak mungkin 3 Pengukuran Tes Kemampuan Berlayar Dalam melakukan test ini setiap peserta mengikuti proses start seperti mengikuti pertandingan biasanya. Pelaksanaannya setiap peserta harus menghabiskan satu putaran race. Setiap peserta yang jatuh masih bisa melanjudkan race seperti peraturan dalam perlombaan. “ Setiap peserta race yang terjatuh, langsung bangun melanjudkan pertandingan, untuk mengejar ketertinggalan (Ander Anderson 2010, 49)”. HASIL PENELITIAN Tabel 2.Tes Keseimbangan, Tes Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu,dan Tes Kemampuan Berlayar atlet rencong windsurfing Aceh club Daya Tahan Keseimbangan Kemampuan No Nama Peserta Otot Lengan (X1) Berlayar (Y) Bahu (X2) 1 2 3 4 5 1 Darul Fuadi 90 16 30 2 Rifky Ahmad 90 14 30 3 Supriadi 75 18 30 4 Rizki 80 10 25 5 M. Iqbal 70 13 25 6 M. Alfian 75 17 30 7 Mahendi 85 18 30 8 NugrianPratama 75 14 25 9 Yowanda E 65 8 20
73
1 10 11 12 13 14 15 16 17
2 GiaSaputra M.Hafis Dendi F M. Alfarauq HaikalFirdaus LaunaShawlan Akhda Putra M. Imam
3 90 75 85 80 85 85 75 85
4 10 9 14 20 13 9 9 19
5 30 20 30 30 25 25 15 30
Jumlah
1365
231
450
Analisis Rata-rata dan Standar Deviasi Berdasarkan hasil tes keseimbngan, tes daya tahan otot lengan dan bahu dan tes kemampuan berlayar selancar anginpada atlet rencong windsurfing aceh club, maka dapat dihitung nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut : ∑X ∑X ∑Y ̅̅̅ ̅̅̅ ̅̅̅ 𝑋1 = N 1 𝑋2 = N 2 𝑋y = N 1365
= 17 = 80,29
231
= 17 = 13,58
450
= 17 = 26,47
Hasil analisis diatas, menggambarkan rata-rata keseimbangan (X1) adalah 80.29 Poin dan dikatagorikan dalam keadaan “Baik Sekali”, daya tahan otot lengan dan bahu (X2) adalah 13,58 dan dikatagorikan dalam keadaan “Baik Sekali”, selanjutnya kemampuan berlayar selancar angin (Y) adalah 26,47 dan dikatagorikan dalam keadaan “Baik Sekali” Tabel 3. Perhitungan Nilai Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi Keseimbangan Standar Deviasi Keseimbangan No Nama Peserta X X (x-x) (x-x)2 1 Darul Fuadi 90 80.29 9.71 94.28 2 Rifky Ahmad 90 80.29 9.71 94.28 3 Supriadi 75 80.29 -5.29 27.98 4 Rizki 80 80.29 -0.29 0.08 5 M. Iqbal 70 80.29 -10.29 105.88 6 M. Alfian 75 80.29 -5.29 27.98 7 Mahendi 85 80.29 4.71 22.18 8 NugrianPratama 75 80.29 -5.29 27.98 9 Yowanda E 65 80.29 -15.29 233.78 10 GiaSaputra 90 80.29 9.71 94.28 11 M.Hafis 75 80.29 -5.29 27.98 12 Dendi F 85 80.29 4.71 22.18 13 M. Alfarauq 80 80.29 -0.29 0.08 14 HaikalFirdaus 85 80.29 4.71 22.18 15 LaunaShawlan 85 80.29 4.71 22.18 16 Akhda Putra 75 80.29 -5.29 27.98 17 M. Imam 85 80.29 4.71 22.18 Jumlah 1365 1364.93 0.07 873.46
74
SD = √
̅) ∑ (X-X
2
873,46
873,46
17-1
16
SD = √
N-1
SD = √
SD = √54,59125SD = 28,28
Hasil perhitungan di atas, dapat dikemukakan bahwa standar deviasi keseimbangan (X1) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club sebesar 28.28. SD = √
̅) ∑ (X-X N-1
2
242,26
242,26
17-1
16
SD = √
SD = √
SD = √15,14125SD = 3,89
Hasil perhitungan di atas, dapat dikemukakan bahwa standar deviasi daya tahan otot lengan dan bahu (X2) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club sebesar sebesar 3.89. X X 338.23, 338.23 N 1 SD = √ SD = √ SD = √21,139375SD = 4,59 2
SD
17-1
16
Hasil perhitungan di atas, dapat dikemukakan bahwa standar deviasi kemampuan berlayar selancar angin (y) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club sebesar sebesar 4.59. Analisis data T-score Berdasarkan hasil analisis rata-rata dan standar deviasi diatas, selanjutnya dapat ditentukan nilai T-score untuk masing-masing variabel dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Sudijono (2009:176) sebagai berikut: T score 50 10 SD
Tabel 4.
Rekapitulasi Data Mentah dan T score keseimbangan (X1), daya tahan otot lengan dan bahu (X2) dan Kemampuan berlayar selancar angin (Y) No Nama X1 T-Score X2 T-Score Y T-Score 1 Darul Fuadi 90 63.15 16 56.22 30 57.69 2 Rifky Ahmad 90 63.15 14 51.07 30 57.69 3 Supriadi 75 42.83 18 61.36 30 57.69 4 Rizki 80 49.60 10 40.79 25 46.79 5 M. Iqbal 70 36.05 13 48.50 25 46.79 6 M. Alfian 75 42.83 17 58.79 30 57.69 7 Mahendi 85 56.83 18 61.36 30 57.69 8 NugrianPratama 75 42.83 14 51.07 25 46.79 9 Yowanda E 65 29.58 8 35.65 20 35.90 10 GiaSaputra 90 63.15 10 40.79 30 57.69 11 M.Hafis 75 42.83 9 38.22 20 35.90 12 Dendi F 85 56.38 14 51.07 30 57.69 13 M. Alfarauq 80 49.60 20 66.50 30 57.69 14 HaikalFirdaus 85 56.38 13 48.50 25 46.79 15 LaunaShawlan 85 56.38 9 38.22 25 46.79 16 Akhda Putra 75 42.83 9 38.22 15 25.01 17 M. Imam 85 56.58 19 63.93 30 57.69 Jumlah 1365 850.78 236 850.26 450 849.97
75
Data-data T-score tersebut selanjutnya dianalisis dengan rumus koefesien korelasi untuk diperoleh suatu kesimpulan tentang kontribusi antara keseimbangan ,daya tahan otot lengan dan bahu, dan kemampuan berlayar selancar anginpadaatlet rencong windsurfing aceh club. Menghitung Koefesien Korelasi keseimbangan (X1) Dengan Kemampuan berlayar selancar angin (Y). Menghitung koefesien korelasi keseimbangan (X1) dengan kemampuan berlayar selancar angina (Y). Adapun harga-harga yang diperlukan untuk menghitung koefesien korelasi X1 dan Y adalah sebagai berikut : rx1 y
N X 1Y X 1 Y
N X
2 1
X 1
2
N Y
2 2
Y
2
1743486,02 (850,78). 849.97
17.44197.17 850,78 17.44102,87 849.97 2
2
73926,34 723137,466
751362,34 723826,60749748,79 722449 16124,874
27535,4927299,79 16124,874 27417,38
16124,874 751713094.55
0.58
Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefesien korelasi ( r ) antarakeseimbangan (X1) dengan hasil berlayar selancar angin (Y) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Clubatau r𝑥1 𝑦 adalah 0,58. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X1 terhadap Y dengan rumus: KD = r2 x 100% = 0,582 x 100% = 33,64 % Artinya variabel keseimbangan (X1) memberikan kontribusi terhadapberlayar selancar angin (Y) sebesar 33,64 % dan sisanya 66,36 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Menguji signifikansi Berdasarkan hasil koefisien korelasi antar variabel di atas, selanjutnya dapat di tentukan uji keberartian korelasi antara keseimbangan dengan kemampuan berlayar selancar angin dengan menggunakan rumus statistik student t: 0,58 17 2 r n2 0,58.3.87 2,2446 0,58 15 t 2 2 1 0,58 1 r 1 0,3364 0,6636 0,81 2,77 Kaidah pengujian: Jika t-hitung ≥ t-tabel, maka Ho ditolak t-hitung ≤ t-tabel, maka Ho diterima Berdasarkan perhitungan di atas, α = 0,05 dan n = 17, uji satu pihak; dk = n – 2 = 17 – 2 = 15, sehingga diperoleh ttabel = 1,71. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 2,77> 1,74, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keseimbangan (X1) terhadap kemampuan berlayar selancar angin (Y) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil uji lanjut sesuai dengan hipotesis yang gunakan yaitu: terdapat
76
hubungan yang positif dan signifikan antara keseimbanganterhadap kemampuan berlayar selancar angin pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club. Menghitung Koefesien Korelasi daya tahan otot lengan dan bahu (X2) dengan kemampuan berlayar selancar angin (Y). Menghitung koefesien korelasi daya tahan otot lengan dan bahu (X2) dengan kemampuan berlayar selancar angin (Y). Adapun harga-harga yang diperlukan untuk menghitung koefesien korelasi X1 dan Y adalah sebagai berikut : N X 2Y X 2 Y rx2 y 2 2 N X 22 X 2 N Y22 Y
1743717.6705 850,26. 849,97
17.44166.16 850,26 17.44102,87 849.97 2
2
743200.398 722695492
750824,72 722942,06749748,79 722449 20504,90
27882,6527299,78 20504,90 27589,68
20504,90 761190516
0.74
Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefesien korelasi (r) antara daya tahan otot lengan dan bahu (X2) dengan hasil berlayar selancar angin(Y) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club atau r𝑥1 𝑦 adalah 0,74. 2.4.3 Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X2 terhadap Y dengan rumus: KD = r2 x 100% = 0,742 x 100% = 54,46 % Artinya variabel daya tahan otot lengan dan bahu (X2) memberikan kontribusi terhadap berlayar selancar angin (Y) sebesar 54,46 % dan sisanya 45,54 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Menguji signifikansi Berdasarkan hasil koefisien korelasi antar variabel di atas, selanjutnya dapat di tentukan uji keberartian korelasi antara keseimbangan dengan kemampuanberlayar selancar angin dengan menggunakan rumus statistik student t:
t
r n2 1 r
2
0,74 17 2 1 0,74
2
0,4 15 1 0,5476
0,74. 3,87 0,4524
2,8638 0,67
4,25
Kaidah pengujian: Jika t-hitung ≥ t-tabel, maka Ho ditolak t-hitung ≤ t-tabel, maka Ho diterima Berdasarkan perhitungan di atas, α = 0,05 dan n = 24, uji satu pihak; dk = n – 2 = 17 – 2 = 15, sehingga diperoleh ttabel = 1,74. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 4,25> 1,74, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara daya tahan otot lengan dan bahu (X2) terhadap
77
kemampuan berlayar selancar angin (Y) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil uji lanjut sesuai dengan hipotesis yang gunakan yaitu: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara daya tahan otot lengan dan bahuterhadap kemampuan berlayar selancar angin pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club. Menghitung Koefesien Korelasi (X1 dengan X2) Menghitung koefesien korelasi keseimbangan (X1) dengan daya tahan otot lengan dan bahu (X2). Adapun harga-harga yang diperlukan untuk menghitung koefesien korelasi X1 dan Y adalah sebagai berikut : Tabel 5. Menghitung Koefesien Korelasi keseimbangan (X1) dengan daya tahan otot lengan dan bahu (X2). No Nama X1 X2 X12 X22 X1X2 1 Darul Fuadi 63.15 56.22 3987.923 3160.688 3550.293 2 Rifky Ahmad 63.15 51.07 3987.923 2608.145 3225.071 3 Supriadi 42.83 61.36 1834.409 3765.05 2628.049 4 Rizki 49.60 40.79 2460.16 1663.824 2023.184 5 M. Iqbal 36.05 48.5 1299.603 2352.25 1748.425 6 M. Alfian 42.83 58.79 1834.409 3456.264 2517.976 7 Mahendi 56.83 61.36 3229.649 3765.05 3487.089 8 NugrianPratama 42.83 51.07 1834.409 2608.145 2187.328 9 Yowanda E 29.58 35.65 874.9764 1270.923 1054.527 10 GiaSaputra 63.15 40.79 3987.923 1663.824 2575.889 11 M.Hafis 42.83 38.22 1834.409 1460.768 1636.963 12 Dendi F 56.38 51.07 3178.704 2608.145 2879.327 13 M. Alfarauq 49.60 66.5 2460.16 4422.25 3298.4 14 HaikalFirdaus 56.38 48.5 3178.704 2352.25 2734.43 15 LaunaShawlan 56.38 38.22 3178.704 1460.768 2154.844 16 Akhda Putra 42.83 38.22 1834.409 1460.768 1636.963 17 M. Imam 56.58 63.93 3201.296 4087.045 3617.159 Jumlah 850.78 850.26 44197.77 44166.16 42955.91 rx1 x 2
N X 1 X 2 X 1 X 2
N X
2 1
X 1
2
N X
2 2
X 2
2
1742955,91 850,78850,26
17.44197,77 850,78 17.44166,16 850,26 2
2
730250,47 723384,20
751362,09 723826,60750824,72 722942,06 6866,26
27535,4827882,65
0,24
6866,26 767762262
6866,26 27708,52
78
Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefesien ( r ) antara keseimbangan (X1) dengan daya tahan otot lengan dan bahu (X2) pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club atau rx1x2 sebesar 0,24 Selanjutnya mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X1 terhadap X2 dengan rumus: KD = r2 x 100%= 0,242 x 100% = 0,0576 x 100% = 5,76 % Artinya variabel keseimbangan(X1) memberikan kontribusi terhadap daya tahan otot lengan dan bahu(X2) sebesar 5,76 % dan sisanya 94,24 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Analisis Koefesien Korelasi Ganda Analisis koefesien korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya kontribusi antara keseimbangan (X1) dan daya tahan otot lengan dan bahu (X2) terhadapkemampuan berlayar selancar angin (Y), maka (R) yang diperoleh dari hasil analisis koefisien korelasi antar variabel diatas selanjutnya dianalisis dengan rumus koefisien korelasi ganda sebagai berikut : Ry. x1x2 =
r 2 yx1 r 2 yx 2 2ryx1 ryx 2 rx1 x 2 1 r 2 x1 x 2
0,3364 0,5476 0.206016 1 (0,0576)
0,582 0,742 20,58x0,74 x0,24 1 (0,24) 2
= 0,67798 0,9424 =
0.7194 = 0,84 = = Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) keseimbangan (X1) dan daya tahan otot lengan dan bahu (X2) terhadapkemampuan berlayar selancar angin (Y) adalah sebesar 0,84. Selanjutnya untuk menguji keberartian koefisien korelasi digunakan statistik student t dengan rumus sebagi berikut : 3,2508 0.84 x 3,87 3,2508 r n 2 0.84 17 2 1 0,7056 = 0,2944 = 0,54 = 6,02 Dari distribusi dengan dk (n-2) = 17 dan taraf nyata α = 0.05 diperoleh t tabel sebesar 1,74 dengan demikian jelas bahwa t hitung 6.02 lebih besar dari t tabel 1,74. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara keseimbangan (x1) dan daya tahan otot lengan dan bahu (x2) dengan kemampuan berlayar selancar angin (Y) berarti “terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu dengan kemampuan berlayar pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club”. Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai Fh (F-hitung) = 8,39, sedangkan nilai Ft(Ftabel) pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan n-k-1 adalah 1,72. Artinya nilai Fh = 8,39 > nilai Ft = 1,75. Uraian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan “Terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahuterhadap kemampuan berlayar selancar angin pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club” diterima kebenarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Isparjadi (1988:112) yang mengatakan bahwa :”Bilamana F yang kita peroleh sama atau lebih besar dari pada nilai F yang terdapat dalam tabel, maka nilai F yang diperoleh itu signifikan”. t=
1 r2 =
1 (0.84) 2 =
79
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan terhadap variabel yang di ukur atau sangat berarti pada taraf kepercayaan 95%.Demikian juga halnya dengan Kontribusi atau korelasi antara keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu dengan kemampuan berlayar selancar angin pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club terdapat korelasi yang berarti. Terdapat hubungan yang berarti antara variabel yang diukur lebih di sebabkan oleh kebutuhan komponen fisik cabang olahraga tertentu. Keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu sangat di perlukan bagi atlet selancar angina dan pelaku olahrga tersebut, dimana dengan memiliki keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berlayar selancar angin. Bagi seorang atlet selancar angin dan pelaku olahraga tersebut unsur keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu merupakan faktor yang sangat berperan terhadap prestasi atlet tersebut disamping unsur-unsur yang lain juga. Berdasarkan pembahasan diatas, cukup meyakinkan untuk disimpulkan bahwa seorang atlet dan pelaku olahraga selancar angin sangat memerlukan unsur keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu untuk dapat meningkatan kemampuan berlayar dalam permainan olahraga selancar angin. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data yang telah dilakukan pada pengukuran keseimbangan, daya tahan otot lengan dan bahu dan kemampuan berlayar selancar angin pada atlet Rencong Windsurfing Aceh Club, maka dapat disimpulkan : 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan berlayar selancar angin padaatlet Rencong Windsurfing Aceh Club. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara daya tahan otot lengan dan bahu dengan kemampuan berlayar selancar angin pada atlet Rencong Windsurfing Aceh Club. 3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu secara bersama-sama terhadap kemampuan berlayar selancar angin pada Atlet Rencong Windsurfing Aceh Club. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam upaya peningkatan kemampuan berlayar selancar angin hendaknya para pelatih harus memperhatikan komponen kondisifisik yang dominan seperti keseimbangan dan daya tahan otot lengan dan bahu karena kedua komponen ini sangat berperan dalam kemampuan berlayar selancar angin. 2. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, pembina maupun atlet dapat berupaya meningkatkan prestasi. 3. Bagi peneliti sendiri, kiranya dapat menjadikan masukan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik.
80
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S 2010.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikunto, S.1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara. Arden Anderson. 2010. Windsurfing Manual. Wisconsin. PT. The university of Wisconsin. Consuelo G. Servila. 1993. Pengantar Metode Penelitian.Malang: Universitas Indonesia Harsono, 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching.Jakarta: CV.TambakKusuma Hartono. 2004. Statistik Untuk Penelitian Cetakan Kedua. Pekanbaru. LSFK2P. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Isparjadi. 1998. Statistik Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta Lutan, R. dkk. 1992. Manusia dan Olahraga.ITB: Bandung.
81
KONTRIBUSI KESEIMBANGAN STATIS DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN MENDAYUNG KAYAK 1 JARAK 20 METER PADA ATLET DAYUNG PENGCAB BANDA ACEH Masykur, Nuzuli, Maimun Nusufi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan danIlmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala,BandaAceh 23111 CorrespondingEmail:
[email protected] Abstrak : Penelitian ini berjudul “kontribusi keseimbangan statis dan power lengan terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter pada atlet dayung Pengcab Banda Aceh”. Mendayung kayak adalah salah satu cabang olahraga air yang mengunakan tenaga manusia berlangsung di atas air. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan mendayung adalah adanya keseimbangan dan power lengan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi keseimbangan statis dan power lengan terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter pada atlet dayung pengcab Banda Aceh. Jenis penelitian ini dinamakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet dayung pengcab Banda Aceh berjumlah 13 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan atlet dayung pengcab Banda Aceh yang berjumlah 13 orang, teknik pengambilan sampel adalah total sampling(sampel keseluruhan). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tes keseimbangan statis, diukur dengan stork stand tes, (2) tes power lengan, diukur dengan menggunakan tes two hand medicine ball push, dan (3) tes kecepatan mendayung diukur dengan menggunakan tes kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan statis dengan kecepatan mendayung pada atlet dayung pengcab Banda Aceh sebesar (r=0,83), keseimbangan statis memberikan kontribusi sebesar 68,89% terhadap kecepatan mendayung, (2) tidak terdapat hubungan yangsignifikan antara power lengan dengan kecepatan mendayung pada atlet dayung pengcab Banda Aceh sebesar (r = 0,11), power lengan memberikan kontribusi sebesar 1,21% terhadap kecepatan mendayung, (3) terdapat kontribusi yangsignifikan antara keseimbangan statis dan power lengan secara bersamasama terhadap kecepatan mendayung pada atlet dayung pengcab Banda Aceh kayak 1 sebesar (Ry.x1x2 = 0,85), hal ini menunjukan bahwa 72,25% variasi kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter ditentukan oleh kedua variabel. Disarankan dalam upaya peningkatan mendayung kayak 1 hendaknya para pelatih dan atlet harus memperhatikan komponen kondisi fisik keseimbangan statis dan power lengan karena kedua komponen ini sangat berperan dalam kecepatan mendayung. Kata kunci : keseimbangan statis, power lengan, mendayung PENDAHULUAN Olahraga tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang sehat saja, namun olahraga juga bertujuan untuk meraih prestasi. Perkembangan olahraga dunia yang sangat pesat ini menuntut atlet atau olahragawan untuk memberikan yang terbaik melalui prestasi yang maksimal. Pencapaian prestasi yanng tinggi melalui olahraga dapat meninggikan nama seorang olahragawan dan juga nama bangsa di dunia
82
internasional. Namun demikian untuk mencapai suatu prestasi yang tinggi tidak ditempuh dengan jalan yang mudah. Meningkatnya prestasi olahraga, tidak hanya bergantung pada lamanya seseorang melakukan latihan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan prestasi seorang olahragawan antara lain tingkat kesegaran jasmani, keterampilan teknik dan taktik, masalah lingkungan, serta keberuntungan. Dengan memiliki kondisi fisik yang baik akan memberikan faktor-faktor yang mendukung untuk pencapaian prestasi yang maksimal. Adapun unsur-unsur fisik tersebut yang dikemukakan oleh Sajoto (1988: 2) yaitu: kekuatan (strength), daya tahan, kekuatan otot, kecepatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Untuk pencapaian prestasi yang maksimal perlu dikembangkan komponen-komponen fisik kepada diri seorang atlit, karna setiap cabang olahraga memiliki karakteristik yang sangat berbeda, namun komponen-komponen fisik ini saling berkaitan. Olahraga dayung merupakan salah satu cabang olahraga dengan ketangkasan, menggunakan perahu dan dayung di atas air, baik di sungai, danau maupun di laut. Selanjutnya Kurniawan (2012:97) mengatakan bahwa:”mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlansung di atas sungai, danau, dan laut. Olahraga ini membutuhkan komponen kondisi fisik, diantaranya keseimbangan dan power. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan merupakan faktor yang penting pada olahraga senam, ski air terutama pada olahraga dayung. Keseimbangan bergantung pada kemampuan koordinasi dari indera penglihatan, organ keseimbangan pada telinga, sistem persarafan dan otot (Depkes, 1996:18). Komponen fisik yang diperlukan dalam cabang olahraga dayung yaitu. Harsono (1988:204) menjelaskan bahwa:”komponen fisik yang diperlukan dalam cabang olahraga dayung antara lain: kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, kelincahan, dan power”. Bagian yang sangat berperan pada cabang olahraga dayung yaitu dihasilkan dari otot-otot besar diantaranya otot punggung, bahu, dan otot lengan. Otot-otot yang kuat atau power otot sangant penting sebagai penambah kekuatan penampilannya. Peran power lengan sangat berarti saat melakukan tarikan yang tentusaja didukung dengan keseimbangan statis, putaran pinggang, dan pijakan kaki secara konsisten. Daya ledak otot atau power pada saat daun dayung masuk kedalam air harus kuat dan cepat, agar bisa mempertahankannya samapi finis maka peranan keseimbangan sangat dibutuhkan. Dengan keadaan fisik yang baik tentusaja akan mempengaruhi terhadap setiap penampilan kerja atau prestasi. Power lengan dalam olahraga dayung mempunyai peranan yang penting. Power dalam hal ini adalah daya ledak otot lengan yang memiliki peranan penting dalam menghasilkan gerakan maju dalam mendayung. Secara pemahaman sederhana keseimbangan dan power lengan memberikan sumbangan terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter. Kecepatan yaitu waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk menempuh suatu jarak tertentu. Untuk menilai kecepatan, jarak yang di tempuh harus cukup jauh, sehingga didalam penilaiannya tidak terjadi kekeliruan. Kecepatan dipengaruhi oleh: kelenturan, tipe tubuh, usia, aktifitas fisik, jenis kelamin, dan suhu (Depkes 1996). Dari uraian di atas menjelaskan bahwa pada cabang olahraga dayung keseimbangan statis dan power lengan sangat berperan penting terhadap teknik, terutama bagi pendayung kayak, diantaranya kontribusi keseimbangan dan power lengan yang membantu frekuensi
83
kayuhan agar lebih cepat, membantu menambah jangkauan dan kecepatan saat mendayung. Secara pemahaman sederhana keseimbangan dan power lengan memberikan sumbangan yang berarti terhaadap kecepatan mendayung. Atlet dayung pengcab banda aceh telah berprestasi pada tingkat daerah seperti Porda (Pekan olahraga daerah) atau Porprov (Pekan olahraga provinsi) bahkan ditingkat nasional seperti pra PON dan PON blum lama ini. Mengikuti program yang sistematis dan berkelanjutan dalam melakukan latihan beban yang diberikan sudah tersusun serinci mungkin baik latihan fisik, teknik, taktik, dan mental atau kejiwaan. Namun demikian untuk mencapai kemenangan yang tinggi tidak ditempuh dengan jalan yang sangat mudah. Dengan adanya beberapa komponen fisik yan terlatih ini, dapat membantu atlet untuk mendorong perahunya dengan kecepatan maksimal pada saat melakukan dayungan serta dapat meningkatkat power lengan dan keseimbangan statis. Tetapi gambaran tersebut harus memerlukan pembuktian secara ilmiah, untuk itu penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kontribusi Keseimbangan Statis dan Power Lengan Terhadap Kecepatan Mendayung Kayak 1 Jarak 20 Meter Pada Atlet Dayung Pengcab Banda Aceh”. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan teknik analisis korelasional, artinya penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Menurut Surachmad (1982:139) “penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”. Selanjutnya Arikunto (1993:209) mengatakan “Penelitian deskriptif mempelajari tentang masalah masyarakat serta situasi tertentu termasuk kegiatan, sikap-sikap pandangan dan proses yang belangsung serta pengaruh-pengaruh dari fenomena tertentu”. HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengumpulan data penelitian lapangan yang dilakukan di lapangan pada atlet dayung Pengcab Banda Aceh, diperoleh data penelitian sebagai berikut. Hasil pengukuran tes balance stork stand, power lengan dan pengukuran kecepatan mendayung kayak-1 jarak 20 meter pada atlet dayung Pengcab Banda Aceh diperoleh sebagaimana yang terdapat dalam tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Data Mentah Hasil Pengukuran Tes Balance Stork Stand (X1), Power Lengan (X2) dan Pengukuran Kecepatan Mendayung K-1 20 Meter pada Atlet Dayung Pengcab Banda Aceh. No
Nama Sampel
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8
Agus Triawan Nasrul Hayat Widhi Muhtar Zul Fahmi M Rifai Aditia Fahrudin Firman Mutaqin Araiko Rahmat
Tes Balance Stork Stand (X1) 3
Tes Power Lengan (Meter) (X2) 4
Kecepatan Mendayung (Y) 5
0,49 0,58 1,02 1,02 1,06 1,08 1,11 1,12
4,40 3,38 3,32 3,20 3.80 3,45 3,40 4,12
3,50 3,53 3,57 3,59 4,11 4,11 4,13 4,13
84
1 9 10 11 12 13
2 Najarul Mahfud Nasrul Hayat Khairil Munawir Rinal firnadra Anto nasrul Jumlah
3 1,15 1,20 1,20 1,24 1,31 13,58
4 3,10 3,92 3,26 3,30 3,60 46,25
5 4,19 4,20 4,20 4,27 4,29 51,82
Analisis Data Menghitung Nilai Rata-rata Keseimbangan Statis (X1), Power Lengan (X2), dan Kecepatan Mendayung (Y) ∑𝑋 X1 = 𝑛1 13,58
= 13 =1,044 Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseimbangan statis pada atlet dayung pengcab Banda Aceh sebasar 1,044. Berdasarkan hasil tes pengukuran power lengan yang dilakukan pada atlet pengcab Banda Aceh, yang terdapat pada table 1, maka dapat dihitung nilai rata-rata sebagai berikut: ∑𝑋 X2 = 𝑁2 46,25
= 13 =3,55 Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata power lengan atlet dayung Pengcab Baanda Aceh sebesar 3,55. Berdasarkan hasil tes pengukuran kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter yang dilakukan pada atlet dayung pengcab Banda Aceh, yang terdapat pada table 1, maka dapat dihitung nilai rata-rata sebagai berikut: ∑𝑌 Y =𝑁 51,82
= 13 =3,98 Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, di peroleh nilai standar deviasi kecepatan mendayung kayak 1 sebesar 3,293. Menghitung Standar DeviasiKeseimbangan Statis (X1), Power Lengan (X2), dan Kecepatan Mendayung (Y) Tabel 2. Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi. ̅ )2 ̅ )2 No Nama Sampel (X1 -X (X2 -X 1 2 3 4 1 Agus Triawan 0,3025 0,7225 2 Nasrul Hayat 0,2116 0,0289 3 Widhi Muhtar 0,0004 0,0529 4 Zul Fahmi 0,0004 0,1225 5 M Rifai Aditia 0,0004 0,0625 6 Fahrudin 0,0016 0,01
̅ )2 (X-X 5 0,2304 0,2025 0,1681 0,1521 0,0169 0,0169
85
1 7 8 9 10 11 12 13
2 Firman Mutaqin Araiko Rahmat Najarul Mahfud Nasrul Hayat Khairil Munawir Rinal firnadra Anto nasrul Statistik Jumlah
3 0,0021 0,0064 0,0121 0,0256 0,0256 0,04 0,0729 ̅ )2 ∑ (X1 -X
0,716
4 0,0225 0,3249 0,2025 0,1369 0,0841 0,0625 0,0025 ̅ )2 ∑ (X2 -X
1,8352
5 0,0225 0,0225 0,0441 0,0484 0,0484 0,0841 0,0961 ̅ )2 ∑ (Y-Y
1,153
Berdasarkan hasil tes pengukuran keseimbangan statis, power lengan, dan kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter pada atlet dayung pengcab Banda Aceh yang terdapat pada table 2, maka dapat dihitung standar deviasi tes keseimbangan statis X1 dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SD
=√
∑(𝑋1−𝑋̅ )2 𝑛−1 0,716
=√13−1 =√
0,716 12
=√0,060 =0,244 Berdasarkan hasil dari perhitungan data di atas, di peroleh nilai standar deviasi keseimbangan statis sebesar 0,244. Berdasarkan hasil tes pengukuran power lengan yang dilakukan pada atlet dayung pengcab Banda Aceh dapat dihitung standar deviasi power lengan X2 sebagai berikut: SD
=√
∑(𝑋2−𝑋̅ )2 𝑛−1 1,8352
=√ 13−1 =√
1,8352 12
=√0,153 =0,391 Berdasarkan hasil dari perhitungan data di atas, di peroleh nilai standar deviasi power lengan sebesar 0,391. Menghitung standar deviasi tes kecepatan mendayung Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SD
=√
∑(𝑌−𝑌̅)2 𝑛−1 1,153
=√13−1 =√
1,153 12
=√10,847 =3,293
86
Perhitungan Nilai T-Score Tabel 3 Rekapitulasi Data Mentah dan T-Score Keseimbangan Statis (X1), Power Lengan (X2) dan Kecepatan Mendayung (Y). No
Tes Balance stork stand (X1) Skor Mentah T-score
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0,49 0,58 1,02 1,02 1,06 1,08 1,11 1,12 1,15 1,20 1,20 1,24 1,31 13,58
27,46 31,15 49,18 49,18 50,81 51,64 52,86 53,27 54,50 56,55 56,55 58,19 61,06 652,4
Tes Power Lengan (Meter) (X2) Skor T-score Mentah
4,40 3,38 3,32 3,20 3.80 3,45 3,40 4,12 3,10 3,92 3,26 3,30 3,60 46,25
71,74 45,65 44,11 41,05 56,40 47,44 46,16 64,57 38,50 54,46 42,58 43,60 51,27 652,53
Tabel 4.Tabel Penolong Untuk Analisis Korelasi No Y X1 X2 X12 X22 1 27,46 71,74 48,54 754,05 5146,62 2 31,15 45,65 48,63 970,32 2083,92 3 49,18 44,11 51,24 2418,67 1945,70 4 49,18 41,05 48,81 2418,67 1685,10 5 50,81 56,40 50,40 2581,65 3180,96 6 51,64 47,44 50,40 2666,69 2250,55 7 52,86 46,16 50,45 2794,18 2130,74 8 53,27 64,57 50,45 2837,70 4169,28 9 54,50 38,50 50,63 2970,25 1482,25 10 56,55 54,46 50,66 3197,90 3535,50 11 56,55 42,58 50,66 3197,90 1813,05 12 58,19 43,60 50,88 3386,07 1900,96 13 61,06 51,27 50,94 3728,32 2628,61 652,4 652,53 652,69 33922,82 33953,24
Y2 2356,13 2364,87 2625,53 2382,41 2540,16 2540,16 2545,20 2545,20 2563,40 2566,43 2566,43 2588,77 2594,88 32779,57
Kecepatan mendayung (Y) Skor Mentah
T-score
3,50 3,53 3,57 3,59 4,11 4,11 4,13 4,13 4,19 4,20 4,20 4,27 4,29 51,82
48,54 48,63 51,24 48,81 50,40 50,40 50,45 50,45 50,63 50,66 50,66 50,88 50,94 652,69
X1 . X2 1969,98 1421,99 2169,32 2018,83 2865,68 2449,80 2440,01 3439,64 2098,25 3362,46 2407,90 2537,08 3130,54 32311,48
X1 .Y 1332,90 1514,82 2519,98 2400,47 2560,82 2602,65 2666,78 2687,47 2759,33 2864,82 2864,82 2960,70 3110,40 32845,96
Analisis Koefisien Korelasi Antara Variabel X1 dengan Variabel Y Mencari 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan masukan angka statistik dari tabel 4 dengan rumus: rx1y
= =
n∑X1 y-(∑X1 )(∑y) √{n∑X1 2 -(X1 )2 }{n∑y2 -(y)2 } 13.32845,96−(652,4)(652,69) √{13 ∑ 33922,82−(652,4)2 }{13.32779,57−(652,69)2 }
X2 .Y 3482,25 2219,96 2260,20 2003,65 2842,56 2390,97 2328,77 3308,00 1949,25 3012,24 2153,05 2218,36 2611,70 32749,96
87
426997,48−425814,95
=
√{440996,66−425625,76}{426134,41)−(426004,23)} 1182,53
=
√(15370,9).(130,18) 1182,53
=
√2000983,76 1182,53
=1414,56
=0,83 Hasil analisis data di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara Keseimbangan Statis (X1), dengan Kecepatan Mendayung (Y) pada atlet dayung pengcab Banda Aceh (rx1y) sebesar 0,83. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variable X1 terhadap Y dengan rumus: KP = r2 x 100% = 0,832 x 100% = 68,89 Artinya variabel keseimbangan statis (X1) memberikan kontribusi terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter (Y) sebesar 68,89% dan sisanya 31,11% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Perhitungan Uji Signifikan Berdasarkan hasil koefesien korelasi antara variabel di atas, selanjutnya dapat ditentukan uji keberartian korelasi antara keseimbangan statis dengan kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter dengan menggunakan rumus statistik student t: Uji – t = = = =
𝑟 √𝑛−2 √1−𝑟 2 0,83 √13−2 √1−(0,83)2 0,83 √11 √1−0,68 (0,42)(3,13) √0,32 2,74
= 0,56
= 4,89 Kaidah pengujian : Jika thitung ≥ttabel, Maka Ho ditolak thitung ≤ ttabel, Maka Ho diterima Berdasarkan perhitungan di atas, nilai ttabel menggunakan tabel t dengan ketentuan taraf signifikan ∝ = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak (dk = n - 2), dk = 13 - 2 = 11 maka diperoleh ttabel = 1,796. Berdasarkan perhitungan di atas, nilai ttabel menggunakan tabel t dengan ketentuan taraf signifikan ∝ = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak (dk = n - 2), dk = 13 2 = 11 maka diperoleh ttabel = 1,796. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 4,89 > 1,796, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan statis terhadap kecepatan mendayung kayak 1. Analisis koefisien korelasi antara variabel X2 dengan variabel Y. Mencari 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan masukan angka statistik dari tabel 6 dengan rumus: rx2y
=
n∑X2 y-(∑X2 )(∑y)
√{n∑X2 2 -(X2 )2 }{n∑y2 -(y)2 }
88
=
13.32749,96-(652,53)(652,69) √{13.33953,24-(652,53)2 }{13.32779,57-(652,69)2 } 425749,48-4425899,80
=
√(441392,12-425795,40)(426134,41-426004,23) 155,32
=
√(15596,72).(130,18) 155,32
=
√2030381 155,32
=1424,91
= 0,11 Hasil analisis di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara power lengan (X2), dengan Kecepatan Mendayung (Y) pada atlet dayung pengcab Banda Aceh (rx2y) sebesar 0,11. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variable X2 terhadap Y dengan rumus: KP = r2 x 100% = 0,112 x 100% = 1,21 Artinya variabel power lengan (X2) memberikan kontribusi terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter (Y) sebesar 1,21% dan sisanya 98,79% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Perhitungan Uji Signifikan Berdasarkan hasil koefesien korelasi antara variabel di atas, selanjutnya dapat ditentukan uji keberartian korelasi antara power lengan dengan kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter dengan menggunakan rumus statistik student t: Uji – t = =
= =
𝑟 √𝑛−2 √1−𝑟 2 011 √13−2
√1−(0,11)2 0,11 √11 √1−1,21 (0,11)(3,13) √0,21 0,36
= 0,45 = 0,8 Kaidah pengujian : Jika thitung ≥ttabel, Maka Ho ditolak thitung ≤ ttabel, Maka Ho diterima berdasarkan perhitungan di atas, nilai ttabel menggunakan tabel t dengan ketentuan taraf signifikan ∝ = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak (dk = n - 2), dk = 13 - 2 = 11 maka diperoleh ttabel = 1,796. Berdasarkan perhitungan di atas, nilai ttabel menggunakan tabel t dengan ketentuan taraf signifikan ∝ = 0,05 dan n = 13, uji satu pihak (dk = n - 2), dk = 13 2 = 11 maka diperoleh ttabel = 1,796. Ternyata thitung lebih kecil dari ttabel, atau 0,8 < 1,796, maka Ha diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara power lengan terhadap kecepatan mendayung K-1. Analisis Koefesien Korelasi Antara Variable X1 dengan Variable X2 Mencari 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan masukan angka statistik dari tabel 6 dengan rumus:
89
rx1x2 =
𝑛∑𝑋1 .𝑋2 −(∑𝑋1 )(∑𝑋2 ) √{𝑛∑𝑋1 2 −(𝑋1 )2 }{𝑛∑𝑋1 )2 −(∑𝑋2 )2 }
=
13.32311,48-(652,4)(652,53) √{13.33922,82-(652,4)2 }{13.33922,82-(652,53)2 }
= = =
420049,24-425710,57 √(440996,66-425625,76)(440996,66-425795,40 5611,33 √(15370,9)(15201,26) 5611,33 √233657047,33 5611,33
= 15285,84
= 0,37 Hasil analisis data di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara keseimbangan statis (X1), dengan power lengan (X2) pada atlet dayung pengcab Banda Aceh kayak 1 adalah (rX1X2) sebesar 0,37. Analisis Koefesien Korelasi Ganda Analisis koefesien korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya kontribusi keseimbangan statis (X1) dan power lengan (X2) terhadap kecepatan mendayung Kayak-1 jarak 20 meter pada atlet dayung Pengcab Banda Aceh (Y), maka r yang diperoleh dari hasil analisis koefisien korelasi antara variabel di atas. r2 x1 y+r2 x2 y-2(rx1 y).(rx2 y).(x1 .x2 )
Ry. x1x2 = √
1-r2 x1 x2
= = = =
√(0.83)2 +(0,11)2 −2(0.83𝑥0,11𝑥0,37) 1−(0,37)2 √(0,68+0,01)−2(0,03) 1−0,86 √0,69−0,06 0,86 √0.63 0,86
= √0,73 = 0,85 Hasil analisis data di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara keseimbangan statis (X1) dan power lengan (X2) terhadap kecepatan mendayung kayak-1 jarak 20 meter pada atlet dayung pengcab Banda Aceh adalah sebesar 0,85. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) antara variable X1 dan variable X2 terhadap Y dengan rumus: KP = r2 x 100% = 0,852 x 100% = 72,25 Artinya variabel keseimbangan statis (X1) dan power lengan (X2) memberikan kontribusi terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter (Y) sebesar 72,25% dan sisanya 27,75% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain.
90
Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan dan hasil pengolahan data, maka untuk pembuktian hipotesis dapat ditempuh dengan pengujian uji Fhitung. Perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut: F
= =
R2 /K 2
(1-R ) /(N-K-1) (0,852 /2) (1-(0,85)2 )/(13-2-1) 0,7225/2
= (1-0,7225)/10 0,36125
= 0.2775/10 0.36125
= 0,02775 = 13,018 Hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Fh (Fhitung) = 13,018 sedangkan nilai Ft (Ftabel) pada taraf signifikan 0,05% dengan dk (n-k-1) adalah sebesar 4,10 artinya nilai Fh = 13,018 > nilai Ft = 4,10. Uraian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan yaitu: “terdapat kontribusi yang signifikan antara keseimbangan statis dan power lengan terhadap kecepatan mendayung kayak-1 jarak 20 meter pada atlet dayung pengcab Banda Aceh”, diterima kebenarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Isparjad (1988:112) yang menyatakan bahwa “Bila Fhitng yang diperoleh itu signifikan”. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan pada Bab I yaitu terdapat kontribusi yang signifikan antara keseimbangan statis dan power lengan terhadap kecepatan mendayung Kayak-1 jarak 20 meter pada atlet dayung Pengcab Banda Aceh terbukti kebenaranya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan analisis data yang telah dilakukan pada pengukuran keseimbangan statis, power lengan dan kecepatan mendayung kayak-1 jarak 20 meter pada atlet dayung Pengcab Banda Aceh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan statis terhadap kecepatan mendayung kayak-1 jarak 20 meter (rhitng= 0,83), keseimbangan statis memberikan kontribusi sebesar 68,89% terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter. 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara power lengan terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter (rhitng = 0,11), power lengan memberikan kontribusi sebesar 1,21% terhadap kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter. 3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara keseimbangan statis dan power lengan terhadap kecepatan mendayung kayak-1 jarak 20 meter (Ry.x1x2 = 0,85), hal ini menunjukan bahwa 72,25% variasi kecepatan mendayung kayak 1 jarak 20 meter ditentukan oleh kedua variabel bebas secara bersama-sama. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, dapat di kemukakan saran saran sebagai berikut: 1. Dalam upaya peningkatan mendayung Kayak-1 hendaknya para pelatih/guru dan atlet harus memperhatikan komponen kondisi fisik yang dominan keseimbangan statis dan
91
power lengan karena kedua kompoen ini sangat berperan dalam kecepatan mendayung kayak-1. 2. Bagi peneliti lain, kiranya peneliti ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, Pembina maupun atlet dapat berupaya meningkatkan prestasi. 3. Bagi peneliti sendiri, kiranya dapat menjadikan masukan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT Bina Aksara. --------- 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Rineka Cipta.. Csaba Szanto. 1991. Racing Canoeing. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Kuala Banda Aceh: Universitas Syiah. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma. http://www,Engkos Kosasih,kemham,go.id. Teknik Program Latihan, Hari sabtu, tanggal 28 Februari 2015. http://www,Husni,Staff,Uny,ac,id. Olahraga Prestasi, Bandung. Hari sabtu, tanggal 28 Februari 2015. http://www, Csaba Szanto dan Franc Dallos,1991, International Canoe Pederation.com. Hari sabtu, tanggal 28 Februari 2015 . http://www,Soeprapto,scribd.com/doc/. Perkembangan Olahraga. Surabaya. Johnson, dkk. 2000. Practical, Measurements For Evelution In Physical Education. New York. Champaign,IL : Human Kinetics.
92
HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI PADA KLUB PJVC PUNGE JUROENG TAHUN 2015 Misbah Alsah*, Muhammad Jafar, Alfian Rinaldy Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 * Coresponding Email :
[email protected] Abstrak : Penelitian ini berjudul:“Hubungan Power Otot Lengan Dan Panjang TungkaiTerhadap Kemampuan Smash Bola Voli Pada Klub Pjvc Punge Juroeng Tahun 2015”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar hubungan kelentukan togok dan panjang tungkai terhadap kemampuan smash bola voli pada PJVC Punge Juroeng. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pemain bola voli klub PJVC Punge Juroeng yang berjumlah 17 orang. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan tes power otot lengan, tes panjang tungkai, tes kemampuan smash. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan teknik statistik. Hasil penelitian adalah: (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara power otot lengan terhadap keterampilan smash bola voli r = 0,48 pada X1 power otot lengan memberi kontribusi sebesar 23,04% terhadap keterampilan smash bola voli Y, (2) Tedapat hubungan yang positif dan signifikan antara panjang tungkai terhadap keterampilan smash bola voli r = 0,60 pada X2 panjang tungkai memberi kontribusi sebesar 36% terhadap keterampilan smash bola voli Y, (3) Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara power otot lengan dan panjang tungkai terhadap keterampilan smash bola voli r = 0,60 pada X1 dan X2 power otot lengan dan panjang tungkai memberi kontribusi sebesar 36% terhadap keterampilan smash bola voli Y. Hal tersebut menunjukan bahwa menunjukan bahwa 0,60% keterampilan smash bola voli ditentukan oleh kedua variabel bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis menunjukkan hasil yang signifikan terhadap keterampilan smash bola voli pada klub PJVC Punge Juroeng Tahun 2015. Kata kunci :power otot lengan, panjang tungkai, smash bola voli
PENDAHULUAN Permainan bola voli merupakan permainan yang dimainkan dengan menggunakan bola, net dan lapangan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain, dimana dalam permainannya menggunakan bola, net sebagai pembatas kedua regu dan lapangan untuk bermain. Permainan bola voli sangat digemari oleh masyarakat,sehingga bola voli sangat cocok untuk tujuan peningkatan kesegaran jasmani. Bermain bola voli pada prinsipnya adalah memukul dan memantulkan bola sebanyak 3 kali dilapangan sendiri dan mengusahakan agar bola melewati atas net dan masuk kedaerah lapangan lawan. Tujuan bermain bola voli berawal dari tujuan yang bersifat rekreasi, mencapai prestasi,melatih keterampilan berpikir, meningkatkan kebugaran jasmani. Salah satu teknik dasar dalam permainan ini adalah teknik smash, bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai atau angka oleh suatu tim. Muhajir (2004:37) mengemukakan bahwa “smash merupakan tindakan memukul bola
93
yang keras sehingga menggakibatkan pihak lawan sulit untuk mengembalikannya. Untuk dapat melakukan smash dengan baik, maka diperlukan penguasaan teknik yang baik dan benar untuk melakukan smash, dalam melakukan smash sangat memerlukan unsur kondisi fisik salah satunya adalah power otot lengan dan panjang tungkai. Berkaitan dengan power otot lengan pada dasarnya power otot lengan merupakan faktor yang dominan pada permainan bola voli pada saat melakukan smash. Power digunakan pada saat melakukan servis dan pukulan smash. Power pada lengan sangat bergantung dan sangat berpengaruh pada gerakan seperti servis, pukulan dan pertahanan. Teknik tersebut dapat digunakan apabila power yang digunkan telah berada pada kekuatan maksimum dan cepat dan tungkai merupakan alat gerak pasif yang hanya dapat bergerak apabila otot-otot yang terdapat pada tungkai menghendaki untuk bergerak akibat adanya perintah dari sistem pensyarafan. Menurut Damiri (1984 : 54) tungkai berfungsi sebagai alat gerak, menahan berat badan bagian atas, ia dapat memindahkan tubuh (bergerak), dan mengerahkan tubuh kearah atas dan lainnya Komponen-komponen fisik tersebuk masing-masing memilki peranan yang berbeda, sesuai karateristik yang dimiliki. Untuk dapat menghasilkan smash (spike) yang baik dalam permainan bola voli seorang atlet harus memiliki kelentukan togok dan panjang tungkai yang baik pula. Berdasarkan kondisi di lapangan maka dalam penelitian ini peneliti akan mencoba mencari tahu bagaimana “Hubungan Power Otot Lengan Dan Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Smash Bola Voli Pada Klub Pjvc Punge Juroeng Tahun 2015”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan korelasional. Tujian penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (memaparkan) persitiwa pada masa kini. Deskriptif persitiwa tersebut dilakukan secara sistematis yang menekan pada pengungkapan data berdasarkan faktor yang diperoleh dari lapangan, dengan cara mengukur dan mencatat hasil dari pengukuran panjang tungkai, kelentukan togok dan keterampilan smash dalam permainan bola voli. Teknik Pengumpulan Data 1) Tes Power otot Lengan Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan medicine ball push test. medicine ball push test adalah suatu tes yang diadakan untuk mengukur power otot lengan bahu. Tes ini menggunakan bola medicine yang dilakukandengan menolak kedepan. 2) Tes Panjang TungkaiTes panjang tungkai bertujuan untuk mengukur panjang tungkai.3) Tes kemampuan smashTeste berada dalam daerah seorang atau boleh juga bebas didalam lapangan permainan. Bola dilambungkan kedekat dan atas jarring kearah teste. HASIL PENELITIAN Data penelitian yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada pemain bola voli Tim PJVC Punge Juroeng yaitu berupa kuantitatif atau data bentuk angka, data ini diperoleh secara langsung dari tes power otot lengan, tes panjang tungkai, tes kemampuan smash bola voli, yang selanjutnya data tersebut ditabulasi dalam tabel berikut ini :
94
Tabel 1. Rekapitulasi Data Mentah Hasil Tes Power Otot Lengan (X1), Panjang Tungkai (X2) dan Smash Bola Voli pada klub PJVC Punge Juroeng Tahun 2015. No
Nama mahasiswa
Power Otot Lengan(X1)
Panjang Tungkai(X2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Asqar Tamuqa Agam Aldinal Ade Pratama Andri setiawan Taufik Fahrol Kafrawi Muhammad Mirza Muhammad Iqbal Muhammad Farham Muhammad Maufiandre Muhammad Reza Nami Rahmat Raja Mutasir Said Mubaraq Taufik Jumlah
4,30 4,78 4,34 4,65 4,32 4,43 4,20 4,16 4,44 4,03 4,12 3,95 245 4,71 3,87 3,76 4,56 313,62
90 100 89 107 100 104 97 98 103 90 87 92 98 90 88 90 91 1614
Keterampilan Smash Bola Voli(Y) 30 46 54 33 26 64 25 37 28 34 56 22 44 31 28 27 36 621
Hasil analisis menunjukkan rata-rata power otot lengan (X1) 18,44, panjang tungkai (X2) 94,9, dan hasil smash bola voli (Y) adalah 36,5. Tabel 2.Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Power Otot Lengan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama mahasiswa Asqar Tamuqa Agam Aldinal Ade Pratama Andri setiawan Taufik Fahrol Kafrawi Muhammad Mirza Muhammad Iqbal Muhammad Farham Muhammad Maufiandre Muhammad Reza Nami Rahmat Raja Mutasir Said Mubaraq Taufik Statistik Jumlah
X1 4,30 4,78 4,34 4,65 4,32 4,43 4,20 4,16 4,44 4,03 4,12 3,95 3,66 4,71 3,87 3,76 4,56 ∑X 313,62
̅) (X-𝐗 14,14 13,66 14,10 13,79 14,12 14,01 14,24 14,28 14,00 14,41 14,32 14,49 14,78 13,73 14,57 14,68 13,88
̅ )2 (X-𝐗 199,93 186,59 198,8 190,16 199,37 196,28 202,77 203,91 196,00 207,64 205,06 209,96 218,44 188.51 212,.28 215,50 192,65 ̅ )2 ∑(X-𝐗 2021,07
95
Tabel 1.3. Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Panjang Tungkai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama mahasiswa Asqar Tamuqa Agam Aldinal Ade Pratama Andri setiawan Taufik Fahrol Kafrawi Muhammad Mirza Muhammad Iqbal Muhammad Farham Muhammad Maufiandre
12 Muhammad Reza 13 Nami 14 Rahmat 15 Raja Mutasir 16 Said Mubaraq 17 Taufik Statistik Jumlah
X2 90 100 89 107 100 104 97 98 103 90 87
̅) (X-𝐗 4,95 5,05 5,95 12,05 5,05 9,05 2,05 3,05 8,05 4,95 7,95
̅ )2 (X-𝐗 24,50 25,50 35,40 145,20 25,50 81,90 4,20 9,30 64,80 24,50 63,20
92 98 90 88 90 91 ∑X 1614
2,95 3,05 4,95 6,95 4,95 3,95
8,70 9,30 24,50 48,30 24,50 15,60 ̅)2 ∑(X-𝐗 10884,10
Berdasarkan hasil dari perhitungan, di peroleh nilai standar deviasi panjang tungkai sebesar 26,08. Tabel Voli No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1.4. Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Keterampilan Smash Bola Nama mahasiswa Asqar Tamuqa Agam Aldinal Ade Pratama Andri setiawan Taufik Fahrol Kafrawi Muhammad Mirza Muhammad Iqbal Muhammad Farham Muhammad Maufiandre Muhammad Reza Nami Rahmat Raja Mutasir Said Mubaraq Taufik Statistik Jumlah
Y 30 46 54 33 26 64 25 37 28 34 56 22 44 31 28 27 36 ∑X 621
̅) (X-𝐗 6,52 9,48 17,48 3,52 10,52 27,48 11,52 0,38 8,52 2,52 19,48 14,52 7,48 5,52 8,52 9,52 0,52
̅)2 (X-𝐗 42,51 89,87 305,5 12,39 110,6 755,1 132,7 0,14 72,59 6,35 379,47 210,83 55,95 30,47 72,59 9,52 0,27 ̅)2 ∑(X-𝐗 2286,85
96
Berdasarkan hasil dari perhitungan, di peroleh nilai standar deviasi keterampilan samsh bola voli sebesar 11,95.Berdasarkan hasil analisis rata-rata dan standar deviasi di atas, langkah selanjutnya adalah merubah skor mentah menjadi T-score. Adapun rincian Tscore dapat di lihat di lampiran dan rekapitulasi score mentah dan T-score dapat dilihat pada Tabel 1.5 sebagai berikut. Tabel 1.5 Rekapulasi Data Mentah dan T-score Power Otot Lengan (X1), Panjang Tungkai (x2) dan Keterampilan smash bola voli (Y). Keterampilan smash Power Otot Lengan Panjang Tungkai Bola Voli (X1) (X2) (Y) No Skor Skor Skor T-score T-score T-score mentah mentah mentah 4,30 62,60 90 52,88 30 55,45 1 4,78 62,17 100 51,93 46 57,93 2 4,34 62,56 89 52,28 54 64,62 3 4,65 62,29 107 54,62 33 52,94 4 4,32 62,58 100 51,93 26 58,80 5 4,43 62.48 104 53,47 64 72,29 6 4,20 62,69 97 50,78 25 59,64 7 4,16 62,72 98 51,16 37 50,31 8 4,44 62,47 103 53,08 28 57,12 9 4,03 62,84 90 51,89 34 52,10 10 4,12 62,76 87 53,04 56 66,30 11 3,95 62,91 92 51,13 22 62,15 12 3,66 63,17 98 51,16 44 56,25 13 4,71 62,23 90 51,89 31 54,61 14 3,87 62,98 88 52,66 28 57,12 15 3,76 63,08 90 51,89 27 57,96 16 4,56 62,19 91 51,51 36 50,43 17 313,62 1064,72 1614 1048,01 621 665,87 Analisis koefisien korelasi antara variabel Tabel 1.6. Tabel Penolong Untuk Analisis Korelasi No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
X1 2 62,60 62,17 62,56 62,29 62,58 62,48 62,69 62,72 62,47 62,84 62,76
X2 3 52,88 51,93 52,28 54,62 51,93 53,47 50,78 51,16 53,08 51,89 53,04
Y 4 55,45 57,93 64,62 52,94 58,80 72,29 59,64 50,31 57,12 52,10 66,30
X12 5 3918,76 3865,11 3913,75 3880,04 3916,26 3903,75 3930,04 3933,80 3902,50 3948,87 3938,82
X22 6 2796,29 2696,72 2733,20 2983,34 2696,72 2859,04 2578,61 2617,35 2817,49 2692,57 2813,24
Y2 7 3074,70 3355,88 4175,74 2802,64 3457,44 5225,84 3556,93 2531,10 3262,69 2714,41 4395,69
X1.X2 8 3310,29 3228,49 3270,64 3402,28 3249,78 3340,81 3183,40 3208,76 3315,91 3260,77 3328,79
X1.Y 9 3471,17 3601,51 4042,63 3297,63 3679,70 4516,68 3738,83 3155,44 3568,29 3273,96 4160,99
X2.Y 10 2932,20 3008,30 3378,33 2891,58 3053,48 3865,35 3028,52 2573,86 3031,93 2703,47 3516,55
97
1 12 13 14 15 16 17 Jlh
2 62,91 63,17 62,23 62,98 63,08 62,19 1064,72
3 51,13 51,16 51,89 52,66 51,89 51,51 1048,01
4 62,15 56,25 54,61 57,12 57,96 50,43 665,87
5 3957,67 3990,45 3872,57 3966,48 3979,09 3867,60 66685,47
6 2614,28 2617,35 2692,57 2773,08 2692,57 2653,28 64700,75
7 3862,62 3164,06 2982,25 3262,69 3359,36 2543,18 26490,67
8 3216,59 3231,78 3229,11 3316,53 3273,22 3203,41 65633,04
9 3909,86 3553,31 3398,38 3597,42 3656,12 3136,24 41705,47
10 3177,73 2877,75 2833,71 3007,94 3007,54 2597,65 41118,03
A. Mencari rhitung dengan masukan angka statistik dan Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X1 terhadap Y dari tabel 1.6 KP
= r2 x 100%
rx1y
=
= 0,482 x 100% = 23,04%
n∑X1 y−(∑X2 )(∑y) √{n∑𝑋1 2 −(𝑋1 )2 }{n∑𝑦 2 −(y)2 }
=
17.41705,47−(1048,01)(665,87) √{17.66685,47−(1064,72)2 }{17.26490,67−(665,87)2 }
= = = =
708992,99−697838,42 √(1133652,99)−(166543).(450341,39)−(443382,85) 11154,57 √(967109,99).(6958,54) 11154,57 √526333550 11154,57 22941,96
= 0,48 Hasil analisis di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (R) antara power otot lengan (X1), dengan keterampilan smash bola voli (Y) pada klub PJVC Punge Juroeng Tahun 2015 adalah rx1y sebesar 0,48 dan variabel power otot lengan (X1) memberikan kontribusi terhadap keterampilan smash bola voli (Y) sebesar 23,04% dan sisanya 76,96% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Analisis koefisien korelasi antara variabel X2 dengan variabelY. n∑X2 y−(∑X1 )(∑y) KP = r2 x 100%
rx2y =
= 0,602 x 100% = 36%
=
√{n∑𝑋2 2 −(𝑋1 )2 }{n∑𝑦 2 −(y)2 } 17.41118,03−(1064,72)(665,87)
√{17.64700,75−(1064,72)2 }{17.26490,67−(665,87)2 }
= = = =
899006,51−708965,10 √(1099912,75)−(113628,67).(450341,39)−(443382,85 ) 190041,41 √(986284,08).(6958,54) 190041,41 √98630972220 190041,41 314055,68
=0,60
98
Analisis Koefisien Korelasi Antara Variabel X1 dengan Variabel X2 r x1X2 =
= = = =
n∑X1 .X2 −(∑X1 )(∑X2 )
KP = r2 x 100%
√{n∑𝑋1 2 −(𝑋1 )2 }{n∑X1 2 −(∑X2 )2 }
= 0,662 x 100%
17.65633,04−(1064,72) (1048,01)
= 43,56%
√{17.66685,47−(1064,72)2 }{17.66685,47−(1048,01)2 } 1115761,68−715837,20 √(1133652,99)−(113368,67).(1133652,99)−(1098324,96 ) 399924,48 √(102084,32).(35328,03) 399924,48 √360643791910
=
399924,48 600536,25
= 0.66
Hasil analisis di atas, menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (R) antara power otot lengan (X1), dengan panjang tungkai (X2) pada klub PJVC Punge Juroeng Tahun 2015 adalah rX1X2 sebesar 0,66 dan variabel power otot lengan (X1) memberikan kontribusi terhadap panjang tungkai (X2) sebesar 43,56% dan sisanya 56,44% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Analisis Koefesien Korelasi Ganda Mencari korelasi ganda dengan cara masukan hasil dai korelasi antar variabel dan Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) vaiabel X1 dan X2 terhadap Y Rx1x2.y = √
= = =
r2 x1 y+r2 x2 y−2(rx1 y).(rx2 y).(x1 .x2 ) 1−r2 x1 x2
1−(0,66)2 √(0,23+0,36)−(0,38) √0,59−0,38
=
= r2 x 100% = 0,602 x 100%
√(0.48)2 +(0.60)2 −2(0.48x0,60x0,66)
0,56
KP
= 36%
0,56
√0.21 0,56
= √0,37= 0,60
Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) power otot lengan (X1) dan panjang tungkai (X2) terhadap keterampilan smash bola voli dilakukan pada klub PJVC Punge Juroeng Tahun 2015(Y) adalah sebesar 0,60dan variabel power otot tungkai (X1) dan panjang tungkai (X2) memberikan hubungan terhadap keterampilan smash boli voli (Y) sebesar 36% dan sisanya 64%,di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan dan hasil pengolahan data, maka untuk pembuktian hipotesis dapat di tempuh dengan pengujian uji Fhitung. Pehitungan dapat di lakukan sebagai berikut: F
= =
𝑅2/𝑘 (1−𝑅 2 ) /(𝑛−𝑘−1) (0,60)2 /2) (1−(0,60)2 )/(17−2−1) 0.36/2
=(1−0.36)/14
0,18
0.18
= 0.64/14= 0,04571= 3,93
99
Hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Fh (Fhitung) = 3,93 sedangkan nilai Ft (Ftabel) pada taraf signifikan 0,05% dengan dk (n-k-1) adalah sebesar 3,44 atrtinya nilai Fh = 3,93> nilai Ft = 3,44 Uraian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan yaitu: “terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dan panjang tungkai terhadap keterampilan smash bola voli pada klub PJVC Punge Juroeng Tahun 2015”, diterima kebenaranya. Hal ini sesuai dengan pendapat Isparjad (1988:112) yang menyatakan bahwa “Bila Fhitng yang diperoleh itu signifikan”. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dan panjang tungkai terhadap keterampilan smash bola voli pada klub PJVC Punge Juroeng Tahun 2015 terbukti kebenarannya. PENUTUP Simpulan Hasil penelitian dengan pengolahan serta analisis data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara power otot lengan terhadap keterampilan smash bola voli r = 0,48 pada X1 power otot lengan memberi kontribusi sebesar 23,04% terhadap keterampilan smash bola voli Y. 2. Tedapat hubungan yang positif dan signifikan antara panjang tungkai terhadap keterampilan smash bola voli r = 0,60 pada X2 panjang tungkai memberi kontribusi sebesar 36% terhadap keterampilan smash bola voli Y. 3. Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara power otot lengan dan panjang tungkai terhadap keterampilan smash bola voli r = 0,60 pada X1 dan X2 power otot lengan dan panjang tungkai memberi kontribusi sebesar 36% terhadap keterampilan smash bola voli Y. Hal tersebut menunjukan bahwa menunjukan bahwa 0,60% keterampilan smash bola voli ditentukan oleh kedua variabel bebas. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam upaya peningkatan keterampilan smash bola voli hendaknya para guru pendidikan jasmani harus membimbing komponen kondisi fisik yang dominan power otot lengan dan panjang tungkai karena kedua komponen ini sangat berperan dalam keterampilan smash bola voli. 2. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, pembina maupun atlet dapat berupaya meningkatkan prestasi. 3. Bagi peneliti sendiri, kiranya dapat menjadikan masukan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian dan dalam mengadakan penelitian berikutnya dapat menjadi lebih baik.
100
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Cet. Ke-14.Jakarta: Rineka Cipta. Ahmadi. 2007. Panduan Olahraga bola Voli. Surakarta: Era Pustaka Utama. Damiri,A. 1994. Anatomi Manusia. Bandung: Diklat FPOK UPI Bandung Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Johnson, Nelson. 1986. Pratical Meansurements For Evolution in Physical Education. New York:Macmillan Publishing Company. M. Sajoto 1995.Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik.Semarang: Dahara Prize Muhajir.2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek SMA. Jakarta Erlangga. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung :FPOK-IKIP Sugianto, dkk.1991. Pendidikan Atletik I. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdikbud. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidik. Bandung: Penerbit Alfabeta. Wirjasantosa, R, 1984. Survesi Pendidikan Olaraga. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press. Winarno, M.E. 2011. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Media CakrawalaUtama Press
101
KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 200 METER PADA MAHASISWAPROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH Janu Friadi*, Muhammad Jafar, Nuzuli Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 * Corresponding email:
[email protected] Abstrak : Penelitian yang berjudul: “Kontribusi Status Gizi dan Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Lari 200 Meter Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013”. Gizi menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik atau terbentuknya tungkai panjang, dua unsur gizi dan panjang tungkai pada atlet atau manusia harus dimiliki oleh pelari 200 meter. Karena dengan memiliki postur tubuh atau tungkai yang panjang pada akan memiliki harapan yang dapat memberikan kontribusi terhadap lari 200 meter. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah terdapat kontribusi status gizi dan panjang tungkai terhadap kemampuan lari 200 meter pada mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi status gizi dan panjang tungkai terhadap kemampuan lari 200 meter pada mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 yang berjumlah 135 orang. Teknik pengambilan sampeladalah purposive sampling atau sampel bertujuan,sebanyak 27 orang atau 20%. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengukur tinggi dan berat badan, mengukur panjang tungkai dan lari 200 meter. Data diolah dengan menggunakan analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizidanpanjang tungkaiterhadap kemampuan lari 200 meter pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 mempunyai hubungan yang signifikan. Dimana hasil pengujian diperoleh nilai r = 0,49 sehingga koefesien determinasinya adalah (0,97)2 x100% = 94,09%.Ini menunjukkan bahwa 94,09%variasi skor yang terjadi terhadap kemampuan lari 200 meterdapat dijelaskan oleh status gizidanpanjang tungkai pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013, sehingga kontribusi faktorfaktor lainnya sebesar 5,91%. Kata kunci: Status gizi, panjang tungkaidan lari 200 meter PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesegaran jasmani, kesehatan, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga. Kegiatan olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan manusia, karena kegiatan jasmani dan rohani merupakan suatu hal yang penting dalam menghadapi tantangan hidup dan kegiatan sehari-hari. Setiap manusia pada dasarnya memerlukan makanan. Makanan tersebut masuk kedalam tubuh dan diproses guna mengambil sari-sari makanan tersebut. Sari-sari makanan ini disebut zat gizi. Menurut Sutarto (1980:9) zat gizi adalah zat yang diperlukan tubuh yang berasal dari makanan. Makanan yang dikonsumsi berfungsi sebagai sumber energi yang diperlukan tubuh untuk
102
mempertahankan hidup dan beraktivitas yang dilakukan seseorang. Untuk menuju hidup yang sehat, kebutuhan gizi harus selalu dipenuhi oleh setiap manusia. Zat gizi berguna bagi tubuh untuk menjaga kesehatan, meningkatkan daya kerja, daya tahan tubuh dan bagi anak-anak untuk pertumbuhan dan perkembangan (Sutarto, 1980:15). Kebutuhan gizi sehari-hari bagi setiap orang tidak sama. Kebutuhan gizi dipengaruhi oleh tingkat umur, jenis kelamin, berat badan, aktifitas dan fisiologi. Kebutuhan gizi dihitung secara individu, keluarga maupun kelompok yang kegunaannya untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kadar zat gizi suatu bahan makanan. Kekurangan ataupun kelebihan zat gizi yang diterima oleh tubuh seseorang akan berdampak negatif, perbaikan konsumsi pangan dan peningkatan status gizi yang seimbang jelas memberikan dampak yang lebih baik. Melakukan kegiatan olahraga salah satu tujuan manusia adalah untuk berprestasi. Untuk meningkatkan prestasi olahraga seperti cabang atletik sangat diperlukan kemauan dan kemampuan berlatih yang keras, metode latihan yang serasi, serta postur tubuh yang cocok dengan didukung oleh kemampuan kondisi fisik yang prima. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang mendasari cabang olahraga yang lain dan disebut juga sebagai induk dari semua cabang olahraga. Sebutan tersebut sangat mendasar, karena dalam setiap cabang olahraga, unsur atletik tetap menjadi dasar dari unsur gerak dan penampilannya seperti jalan, lari, lompat dan lempar.Atletik di Indonesia dikenal melalui penjajah Belanda. Pada saat itu yang mendapat kesempatan untuk melakukan latihan hanya terbatas pada golongan dan tempat-tempat tertentu saja. Nomor-nomor yang ada dalam atletik meliputi jalan, lari, lompat dan lempar. Setiap nomor yang diperlombakan mempunyai karakteristik gerak teknik tersendiri. Salah satu nomor tersebut yang juga memiliki karakteristik gerak yang khusus dalam atletik yaitu lari 200 meter. Lari 200 meter termasuk ke dalam lari jarak pendek yang biasa disebut juga sprint atau lari cepat (Kurniawan, 2011:14). Panjang tungkai memberi pengaruh terhadap prestasi seorang pelari sprint 200 meter. Kontribusi (sumbangan) gizi dan panjang tungkai dalam lari 200 meter, bahwa gizi menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik atau terbentuknya tungkai panjang, dua unsur gizi dan panjang tungkai pada atlet/manusia harus dimiliki oleh pelari 200 meter. Karena dengan memiliki postur tubuh atau tungkai yang panjang pada akan memiliki harapan yang dapat memberikan kontribusi terhadap lari 200 meter.Tungkai yang panjang diprediksikan memberi pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi seorang pelari sprint. Namun, seberapa besar kontribusi variabel tersebut terhadap prestasi lari sprint diperlukan suatu pembuktian di lapangan dengan mengumpulkan data-data yang konkret. Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah memiliki tanggung jawab atas pembinaan olahraga pendidikan di lingkungan kampusnya. Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada mahasiswa. Lulusan Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang keolahragaan dan dapat menjadi tenaga pengajar yang berkualitas dan profesional dalam bidang olahraga. Dalam kurikulum Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah, mata kuliah T.P Atletik merupakan salah satu mata kuliah praktek yang ada di Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah. Mata kuliah atletik bermaterikan teknik dasar jalan, lari, lompat dan lempar. Setiap nomor yang diajarkan mempunyai ciri dan gerak teknik tersendiri. Salah satu nomor tersebut yaitu lari 200 meter. Berdasarkan uraian tentang latar belakang permasalahan yang telah penulis jelaskan di atas, maka sehubungan dengan hal ini peneliti ingin melakukan suatu penelitian yang berjudul tentang: “Kontribusi Status Gizi dan Panjang Tungkai
103
Terhadap Kemampuan Lari 200 Meter Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013”. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 27Februari 2015 bertempat di Stadiun Kampus Unsyiah Darussalam-Banda Aceh. Suatu penelitian yang tertuju pada masalah yang timbul pada masa sekarang dinamakan penelitian deskriptif, sedangkan teknik analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah teknik analisis korelasional, Arikunto (1991:27) berpendapat bahwa “dalam penelitian korelasional, peneliti memilih individu-individu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, semua anggota kelompok yang dipilih sebagai subjek penelitian diukur mengenai jenis variabel yang diselidiki, kemudian dihitung untuk diketahui korelasinya”. Berdasarkan pendapat diatas maka penelitian ini termasuk kedalam penelitian diskriptif korelasional, artinya penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya kontribusi antara satu variabel dengan variabel lainnya Teknik Pengumpulan Data Tes Status Gizi Untuk menghitung status gizi dilakukan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (Body Massa Indeks). BMI yang dikemukakan Suharto (1993:32) yaitu: Berat Badan/ BB (kg) BMI = Tinggi Badan Kuadrat/ TB2 (m) Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Pengukuran tinggi badan subjek diharuskan melepas alas kaki dan tanpa penutup kepala. Subjek dengan sikap anatomis berdiri lurus membelakangi batang pengukur tinggi badan sambil melihat kedepan, kedua tumit rapat, punggung dan bagian kepala sejajar dengan batang pengukur. Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan. Waktu pelaksanaannya subjek diharuskan menaggalkan alas kaki, dan pemberat lain. Pengukuran tinggi badan dicatat dalam satuan Centimeter (Cm), sedangkan pengukuran berat badan dicatat dalam satuan Kilogram (Kg). Pengukuran Panjang Tungkai Untuk mengukur panjang tungkai terlebih dahulu di ukur tinggi badan sampel, kemudian di ukur tinggi duduk, setelah itu hasil ukur tinggi badan di kurangi hasil ukur tinggi duduk, maka akan di dapat hasil ukuran panjang tungkai. Tes Lari Sprint 200 Meter Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari, dengan menggunakan stopwatch sebagai alat pengambil waktu. Pelaksanaan tes ini adalah: petugas memanggil anak coba (testee) yang akan lari pada aba-aba “siap” maka pelari mengambil sikap start berdiri, kemudiian terdengar aba-aba “ya” pelari harus lari secepat-cepatnya dan pada saat itu (abaaba “ya”) stopwacth dihidupkan. Testee harus lari sampai melewati garis finish berjarak 200 meter dan pada saat testee mencapai garis finish stopwacth dimatikan. Pencatat
104
mencatat waktu yang telah ditempuhnya.Yang dinilai adalah kecepatan waktu yang diperoleh testee dengan jarak 200 meter. HASIL PENELITIAN Data penelitian yang diperoleh terdiri atas: 1). Status gizi, 2). Panjang tungkai dan 3). Lari 200 meter. Untuk memudahkan pengolahan data, selanjutnya data-data tersebut ditabulasikan ke dalam tabel. Tabel 1: Rekapitulasi Data Mentah Hasil Penelitian Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013. Tes Tes Tes No. Nama Status Gizi Panjang Tungkai Lari 200 Meter Mahasiswa (X1) (X2) (Y) 20,82 22,04 27,09 1. Khairil Anwar 18,28 20,08 28,02 2. Mursiadi 24,22 20,09 27,02 3. Suhasdi Wijaya 22,85 19,02 26,09 4. Chairul Najar 22,23 20,06 27,01 5. Abdul Mukti 20,47 17,09 26,06 6. Runa Fazry Barus Erwan Zona 27,04 16,02 27,04 7. 20,98 22,05 27,02 8. Fiki Eduansyah 23,03 22,03 27,08 9. Jefry 20,14 20,07 26,09 10. Agus Maulana 20,19 25,04 27,01 11. Rinaldi Solin 20,71 20,08 26,03 12. Riza Fahlevi 24,38 23,03 27,09 13. Chairul Nazri Fadhli Umam 19,02 20,04 27,05 14. 19,37 21,09 27,08 15. Muhammad Ridha 19,16 20,01 26,06 16. M. Rangga Jauli 18,68 24,09 27,01 17. Erwan Tona 21,85 19,02 26,06 18. Ilyas 20,41 19,06 26,09 19. Nazarul Mahfud 20,82 18,06 28,02 20. Irhamna Yusri 18,28 21,09 27,07 21. Rahmatsyah Yoga 24,22 20,01 26,09 22. Rizki Vorda 22,85 24,03 26,01 23. Syahrawi 22,23 19,02 26,06 24. Zulfikar Noverda 20,47 19,07 26,07 25. Fajar M. Sidiq 25,04 21,04 27,03 26. T. Saiful Ahmad 20,98 19,03 26,02 27. Julian Riski Jumlah 578,72 551,36 720,37 Setelah didapatkan hasil dari data mentah, kemudian data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:
105
Analisis Data Penelitian Menghitung Rata-Rata dan Standar Deviasi Tes Status Gizi(X1) Berdasarkan hasil tes status gizipadamahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013, sebagaimana terdapat pada tabel 4.1 di atas, langkah selanjutnya adalah menghitung statistik dasar yaitu: Menghitung rata-rata skor tes status gizi
X
X=
N
= 578,72 27 = 21,43 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata status gizi sebesar 21,43. Menghitung standar deviasi skor tes status gizi Menggunakan standar deviasi tes status gizi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
( X X)
S=
2
n 1
=
127,19 27 1
=
127,19 26
= 4,89 = 2,21 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai standar deviasi status gizi sebesar 2,21. Menghitung Rata-Rata dan Standar Deviasi Tes Panjang Tungkai (X2) Berdasarkan hasiltes panjang tungkai padamahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013, sebagaimana terdapat pada tabel 4.1 di atas, langkah selanjutnya adalah menghitung statistik dasar yaitu: A. Menghitung rata-rata skor tes panjang tungkai X= =
X N 551,36 27
= 20,42 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata panjang tungkai sebesar 20,42.
106
Menggunakan standar deviasi tes panjang tungkai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
( X X)
S=
2
n 1
=
112,39 27 1
=
112,39 26
= 4,32 = 2,08 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai standar deviasi panjang tungkai 2,08. Menghitung Rata-Rata dan Standar Deviasi TesLari 200 Meter (Y) Berdasarkan hasil tes lari 200 meter padamahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 di atas, langkah selanjutnya adalah menghitung statistik dasar yang dijelaskan sebagai berikut: Menghitung rata-rata skor teslari 200 meter
Y
X=
N
=
720,37 27
= 26,68 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata lari 200 meter sebesar 26,68. Menggunakan standar deviasi tes lari 200 meter dengan menggunakan rumus sebagai berikut: S=
(Y X)
2
n 1
=
9,96 27 1
=
9,96 26
= 0,38 = 0,62 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai standar deviasi tes lari 200 meter sebesar 0,62.
107
Berdasarkan hasil analisis rata-rata dan standar deviasi di atas, langkah selanjutnya adalah merubah skor mentah menjadi T-Skor dengan menggunakan rumus:
X T Skor 50 10 SD Keterangan: X = Data Mentah X = Rata-rata SD = Standar Deviasi Analisis Korelasi Berdasarkan hasiltes status gizi dan panjang tungkai terhadap kemampuan lari 200 meter pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013, langkah selanjutnya adalah menganalisis korelasi. rx1 y
rx1 y
rx1 y
rx1 y
n X 1Y ( X 1 )( Y ) {n( X 1 ) ( X 1 ) 2 }{n( Y 2 ) ( Y ) 2 } 2
27(67301,03) (1350,18)(1349,84) {27(70120,13) (1350,18) 2 }{27(70073,75) (1349,84) 2 }
1817127,81 1822526,97 (1893243,51 1822986,03)(1891991,25 1822068,02) 5399,16
(70257,48)(69923,23)
5399,16
rx1 y
4912629933,26 5399,16 rx1 y 70090,15 rx1 y 0,08
Dengan demikian, koefisien hubungan antara status gizi(X1) dengan kemampuan lari 200 meter (Y)pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 adalah sebesar 0,08. rx2 y
rx2 y
rx2 y rx2 y
n X 2Y ( X 2 )( Y ) {n( X 2 ) ( X 2 ) 2 }{n( Y 2 ) ( Y ) 2 } 2
27(67992,38) (1349,90)(1349,84) {27(70088,12 (1349,90) 2 }{27(70073,75) (1349,84) 2 }
1835794,26 1822149,02 (1892379,24 1822230,01)(1891991,25 1822068,02) 13645,24 (70149,23)(69923,23)
108
13645,24
rx2 y
rx2 y
4905060743,61
13645,24 70036,14
rx2 y 0,19
Dengan demikian, koefisien hubungan antara panjang tungkai (X2) dengan kemampuan lari 200 meter (Y) pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 adalah sebesar 0,19. rx1 x 2
rx1 x2
rx1 x2 rx1 x2 rx1 x 2
n X 1 X 2 ( X 1 )( X 2 ) {n( X 1 ) ( X 1 ) 2 }{n( X 2 ) ( X 2 ) 2 } 2
2
27(67017,87) (1350,18)(1349,90) {27(70120,13) (1350,18) 2 }{27(70088,12) (1349,90) 2 }
1809482,49 1822607,98 (1893243,51 1822986,03)(1892379,24 1822230,01) 13125,49 (70257,48)(70149,23) 13125,49 70203,33
rx1 x2
13125,49
rx1 x2 0,19
4928508123,74 Dengan demikian, koefisien hubungan antara status gizi(X1) dengan panjang tungkai(X2) pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 adalah sebesar 0,19. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) tiap variabel dengan rumus: KP = r2 x 100% = 0,082 x 100% = 0,64% Dari hasil perhitungan koefesien korelasi X1Y diperoleh harga r = 0,08 sehingga koefesien determinasinya adalah (0,08)2 x100% = 0,64%.Dengan terujinya koefesien korelasi tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa 0,64% (Y) dapat dijelaskan oleh variabel (X1). KP = r2 x 100% = 0,192 x 100% = 3,61% Dari hasil perhitungan koefesien korelasi X2Y diperoleh harga r = 0,19 sehingga koefesien determinasinya adalah (0,19)2 x100% = 3,61%.Dengan terujinya koefesien korelasi tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa 3,61% (Y) dapat dijelaskan oleh variabel (X2).
109
KP = r2 x 100% = 0,192 x 100% = 3,61% Dari hasil perhitungan koefesien korelasi X1X2 diperoleh harga r = 0,19 sehingga koefesien determinasinya adalah (0,19)2 x100% = 3,61%.Dengan terujinya koefesien korelasi tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa 3,61% (X2) dapat dijelaskan oleh variabel (X1). Menguji Keberartian Koefesien Korelasi t=
= = = =
r n2 1 r2
0,08 27 2 1 (0,08) 2 0,08 25 1 0,0064
0,08 x5 0,99 36
0,4 0,996794863550169
= 0,40 Dari distribusi dengan Derajat Kebebasan atau DK 25 (n-2) dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh t tabel sebesar 1,70, dengan demikian jelas bahwa t hitung 0,40 lebih kecil dari t tabel 1,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara status gizi(X1) dengankemampuan lari 200 meter (Y)pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 mempunyai hubungan, tetapi tidak signifikan. t=
= = = =
r n2 1 r2
0,19 27 2 1 (0,19) 2 0,19 25 1 0,0361
0,19 x5 0,9639
0,95 0,98178
= 0,97 Dari distribusi dengan Derajat Kebebasan atau DK 25 (n-2) dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh t tabel sebesar 1,70, dengan demikian jelas bahwa t hitung 0,97 lebih kecil dari t tabel 1,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara panjang tungkai (X2) dengankemampuan lari 200 meter (Y)pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 mempunyai hubungan, tetapi tidak signifikan.
110
t=
= = = =
r n2 1 r2
0,19 27 2 1 (0,19) 2 0,19 25 1 0,0361
0,19 x5 0,9639
0,95 0,98178
= 0,97 Dari distribusi dengan Derajat Kebebasan atau DK 25 (n-2) dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh t tabel sebesar 1,70, dengan demikian jelas bahwa t hitung 0,97 lebih kecil dari t tabel 1,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara status gizi(X1) denganpanjang tungkai (X2) pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 mempunyai hubungan, tetapi tidak signifikan. Analisis Koefesien Korelasi Ganda Analisis koefesien korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya kontribusi antara status gizi dan panjang tungkai terhadap kemampuan lari 200 meter pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013, maka r yang diperoleh dari hasil analisis koefisien korelasi antar variabel diatas selanjutnya dianalisis dengan rumus koefisien korelasi ganda berikut:
r 2 yx1 r 2 yx 2 2ryx1ryx2 rx1 x2 1 r 2 x1 x2
Ry. x1x2 =
=
0,082 0,192 20,08x0,19 x0,19 1 (0,19) 2
=
0,0064 0,0361 20,002888 1 0,0361
=
0,0425 0,005776 0,9639
=
0,036724 0,9639
= 0,0380993879033095 = 0,19 Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) status gizi dan panjang tungkai terhadap kemampuan lari 200 meter pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013adalah sebesar 0,19. t=
r n2 1 r2
111
= = = =
0,19 27 2 1 (0,19) 2 0,19 25 1 0,0361
0,19 x5 0,9639
0,95 0,98178
= 0,97 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tesstatus gizi,dan tespanjang tungkai pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 yang terdiri dari tiga item tes telah diperoleh hasil sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis.Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa status gizi(X1) danpanjang tungkai (X2) terhadap kemampuan lari 200 meter (Y) pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 mempunyai hubungan yang signifikan. Dimana hasil pengujian diperoleh nilai r = 0,49 sehingga koefesien determinasinya adalah (0,97)2 x100% = 94,09%.Ini menunjukkan bahwa 94,09%variasi skor yang terjadi terhadap kemampuan lari 200 meterdapat dijelaskan oleh status gizidanpanjang tungkai pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013, sehingga kontribusi faktorfaktor lainnya sebesar 5,91%. PENUTUP Simpulan Hasil penelitian dengan pengolahan serta analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: status gizidanpanjang tungkaiterhadap kemampuan lari 200 meter pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013 mempunyai hubungan yang signifikan. Dimana hasil pengujian diperoleh nilai r = 0,49 sehingga koefesien determinasinya adalah (0,97)2 x100% = 94,09%.Ini menunjukkan bahwa 94,09%variasi skor yang terjadi terhadap kemampuan lari 200 meterdapat dijelaskan oleh status gizidanpanjang tungkai pada Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah Angkatan 2013, sehingga kontribusi faktor-faktor lainnya sebesar 5,91%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Dalam upaya peningkatan kemampuan lari 200 meterhendaknya para guru pendidikan jasmani harus memahami status gizidanpanjang tungkaikarena kedua komponen ini berperan untuklari 200 meter.Diharapkan agar untuk penelitian di masa-masa mendatang jika ada peneliti yang ingin meneliti tentang lari 200 metersupaya memilih sampel yang lebih banyak untuk mendapatkan perbandingan terhadap hasil penelitian ini.
112
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arma. 1995. Olahraga untuk Pelatih, Pembina dan Pengamat. Jakarta: PTSastra Hidayat. Adisasmita. 1986. Hakikat Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani Dalam Masyarakat. Jakarta: Depdikbud, Dirjen dikti, P2LPTK. Arikunto Suharsimi. 1991.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PTRineka Cipta. Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: PTRineka Cipta. Astawan, Made dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Usia Lanjut). Jakarta: PT. Madiyatama Sarana Perkasa. Ballesteros. 1993. Pedoman Latihan Dasar Atletik, diterjemahkan untuk PASI. Bandung: PT. Enka Parahiyangan. Djaeni, Muhammad. 2004. Dasar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhatara. Harsuki, 2003. Perkembangan Olahraga Terkini, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Kurniawan, Feri. 2011. Buku Pintar Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara. Lutan, Rusli, dkk. 1991. Manusia dan olahraga. TB dan FPOK/IKIP Bandung. Marsetyo. 2002. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sajoto, M. 1995. Peningkatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Soedarmo. 1985. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Dian Aksara. Sudjana,1989. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Suharto. 1993. Teknis Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Transito. Sutarto, Asmira. 1980. Ilmu Gizi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Syamsuri. 2003. Materi Pokok Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud. Syaifuddin. 1992. Pedoman Pembinaan Kondisi Fisik Atletik. Solo: CV. Aneka. Tasya. 1986. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Team FKIP. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Undang-Undang Republik Indonesia. 2005. UU RI No. 3 Tahun 2005 Tentang Ketentuan Umum Olahraga. Jakarta: Biro Humas Dan Hukum Kemenegpora. Pearce. 1992. Atletik. Bandung: CV Pioner. Purwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.