147 PENGENALAN MENGENAI PENGGUNAAN JURIMETRIDALAM BIDANG HUKUM
Oleh: Ronny Hanitjo Soemitro. SH
Pendahuluan Istilah Jurirnetri (Jurimetrics) untuk perlama kali diperkenalkan dalam tahuo 1949 oleh Lee Loevinger. Yang dimaksud dengan Jurimetri ialah penyelidikan ilmiah (scientific investigation) mengenai persoalan~persoalan hukum. Meskipun bidang ini berkembang sesuai dengan perkembangan
hukum itu sendiri namun usaha kegiatan Jurimetri terutama dipusatkan pacta tiga masalah pokok yai tu: J. Penyjrnpanan dan penemuan kern bali data hukum secara elektronik. 2. Analisa secara elektronis terhadap dokumen-dokumen hukum . pelak· sanaan administra~i hukum secara elektronis dan analisa tingkah laku terhadap cara<ara menetapkan keputusan hukum. 3.
Penggunaan metode kwan tilative di dalam pelaksanaan hukum term asuk di dalamnya penggunaan statistik, model-model matematik dan simulasi. Sampai batas tertentu ketiga kegiatan terse but masing-rhasing berkembang sendiri-sendiri. Pengolahan data secara elektronis berkemhang sehagai akibat dari sangat cepat bcttarn bahnya bahan-bahan yang harus diolah dan dianalisa sehingga tidak m em ungkinkan Iagi untuk melaksanakannya dengan cara yang biasa dilakukan. Metode pen elitian tingkah laku terhadar cara-cara pengambilan kcputusan hukum mcncerrninkan kemajuan yang tclah dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Penggunaan metode logika yang kompleks dalam mcnganaUsa persoalan-persoalan hukum dapat dikemhalikan pacta rnasa penyebaran aliran formalistik dari mazhab filosofis yang biasanya dikaitkan dengan pemikiran dari Ludwig Wittgenstein yang bersifat teoritis. Meskipun demikian ketiga aspek dari kegiatan Jurim etri sebagaimana tersebut di atas berhubungan erat dengan tujuan-tujuan praktis yang timbul pacta masa kini dan merupakan produk dari jatnan komputer sekarang ini. (Baade, 1963: 1). Hanya komputerlah agaknya yang dapat mengatasi gelombang demi gclombang dari bahan-bahan yang relevant untuk dianalisa seeara elektronis dan kornputer pula agaknya yang mampu mengatasi secara efisien kalkulasi yang [umit yang disyaraktan dalam analisa probabilitas terhadap tingkah laku pengarnbil i keputusan hukum. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa k,omputer tidak mungkin dapat menyelesaikan sesuatu yang tidak memiliki konsistensi logis. Dalam hal analisa tingkah laku dan teru tama prediksi mengenai kepll tusan hu kum masalah feed back dan "effek Heisenberg" pertu mendapat perhatian lebih lanjut. Sehagaimana diketahlli analisa keputusan berdasarkan bentuk fakta-fakta yang menonjol dan perwujudaI\-perwujudan yang muncul sebagai sesuatu yang dianggap
14~
-'Iulwm dall pemballgunan
Illelehihi keputusan ynng mempakan hasil musyawarah an tara pendapatpcndapat yang hasilnya bersifat arbitrer, sudah dikemukakan oleh Herman Oliphant lebih dari 45 tahun yang!aiu (Baade, 1963: 3).
JURIMETRI SEBAGAI SUATU METODE lLMIAH : Untuk menjelaskan dasar-dasar pengertian Jurimetri, Lee Loevinger mengemukakan pcrbedaan antara Ilmu J-1ukum (Jurisprudense) dengan Jurimetri (Jurimetrics) sebagai berikut: Jurisprudence is engaged in asking questions such as: What is the nature of law ? What is the end or aim of law? What is property? Why should a man be held liable for negligence? (Loevingcr, 1968:7). Menurut Loevinger pcrtanyaan-pertanyaan demikian ini bukan merupakan pcrtanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh atau harus dijawab oleh suaLl! disiplin ilmiah. In science a question is meaning less unless it is posible to find some operation by which an answer may be given to it, The questions of science are likely to he of the "How"? variety. How do you know that? How do you do this? /\ sdentific question must be one that can be answered, at least partially , by doing something and observing the results (Loevinge r , 1968:7). Scianjutnya dalam menguraikan perbedaan an tara Jurisprudence dengan J urirnetrics lebih ianjut Lee Loevinger mengemukakan sehagai berikut: Jurisprudence is concerned with sllch matters as the nature and sources of the law, the formal bases of law, the province and function of law. the ends of law al1d the analysis of general Juristic concepts Jurimetics is concerned with such matters as the quantitative analysis of Judicial behavior the application of communication and in farmation th eory to legal expression the use of rnathernaticaJ logic to legal expression the lise of mathernaticaJ logic in law, the retrieval of legal data by electronic and mechanicaJ means and formulation of a calculus of legal predictability. Jurisprudence is primarily an undertaking of rationalism; Jurimctrics is an effort to utili~e the methods of science in the field of law (Loevingcr, 1968:8). Akhirnya mengenai rerbedaan an tara Jurisprudence dengan Jurimetrics in i Lee Locvingcr menari k kcsimpulan dcrnikian : The conclusions of Jurisprudence are merely debatable; the conclusions of Jurimctrics are testable. Jurisprudence cogitates essence and ends and values. Jurimetrics investigates methods of inquiry (Loevinger; 1%8:8)
PENGGUNAAN METODE KWANTITATIF DALAM BIDANG HUKUM Istilah Jurimetri yang pertama kali dipergunakan pada tahun 1949 illL. maksudnya ialah penggunaan metode ilmiah dalam bidang hukurn. Yang
jurime/tri
149
dimaksud dengan metode-metode ilmiah terutama ialah ilmu pasti dan logika atau dengan pernyataan yang lebih umum; penelaahan secara kwantitatif terhadap aspek-aspek dari problema-problema juridis. Metode-metode dan tehnik-tehnik yang bersifat kwantitatif yang dapat dipakai untuk. menggarap masalah-masalah hukum banyak jumlahnya contohnya antara lain: penggunaan statistik untuk menyelesaikan masalah-masalah hukum, cara penggunaan metode pengambilan keputusan (decision-making methods) untuk keputusankeputusan hukum. Statistik : Di dalam suatu tulisan dalam majalah Amerika Jurimetrics Joumal (March 1969, vol 8 no 3 p.7) dikemukakan suatu kasus sebagai berikut: Seorang laki-laId yang mempunyai keiuarga berumur 30 tahun, tewas dalam suatu kecelakaan kereta api. Isterinya menumtut ganti kerugian. Untuk menentukan jumlah yang dapat diberikan haruslah diketahui berapa lama sikorban sudah hidup bersama dengan isterinya, selanjutnya hams pula diperhitungkan jumlah penghasilan dari si)eorban seandainya ia terus hidup. Perhitungan ini dilakukan dengan. menyusun statistik berdasarkan atas ijazahijazah yang diperoleh sikorban dan prestasinya dalam pekerjaannya serta variable-variable lain seperti buku-buku, surat--surat kabar dan majalah-majalah yang dibacanya yang dapat menggambarkan keinginan sikorban untuk mencapai kemajuan di dalam pekerjaannya. Di dalam keadaan demikian ini hakim dalam memberikan pertimbangan yang berhubungan dengan jumlah uang sebagai ganti kerugian haruslah menghub"llngkan perhitungan-perhitungannya pada index-index kemungkinan sesuai dengan ilmu statistik. (Bos, 1970: 98). Di dalam hukum administrasi Amerika terjadi suatu perkara antara suatu perusahaan pembangkit tenaga listrik (A) dengan dinas kotapraja yang menjadi pemakai tenaga listrik. Oinas Kotapraja itu juga memakai tenaga listrik dari suatu perusahaan pembangkit tenaga listrik lain (B) Di dalam kontrak an tara ketiga fihak ini ditentukan bahwa perusahaanperusahaan pembangkit A dan B akan mengukur berapa banyak aliran listrik di dalam tiap-tiap setengah jam yang dipergunakan oleh Dinas Kotapraja. Pengukuran ini dilakukan dengan rnernpergunakan empat buah alat pengukur aliran listrik yang dipasang pada penyalur utarna. Oleh karena perusahaan listrik B tidak mampu menghasilkan lebih dari 290 megawa~t per setengah jam, maka selu·ruh aliran listrik~ di atas jumlah itu dihasilkan oleh perusahaan listrik A. Kontrak dengan perusahaan listrik A menetapkan bahwa apabila dihasilkan lebih dari 50 megawatt per setengah jam akan diberikan tambahan pembayaran (toeslag). Sehingga ketentuan rnengenai bayaran tambahan ini mulai berlaku , apabila jumlat. aliran listrik per setengah jam melebihi 290 megawatt yaitu ditambah 50 megawatt menjadi 340 megawatt. Pada tanggal 21 Juli 1960 di dalam priode an tara jam 14.30 sampai jam 15.00 siang, keernpat alat pengukuI aliran listrik rnenunjukkan bahwa jumlah aliran listrik A menuntut tambahan biaya karena ia dapat menghasilkan Iebih dari 50 mega~att. Dinas Kota menolak tuntutan ini oleh karena satu aiat pengukur listrik dari Perusahaan listrik B mengukur salah. Salah penggunaan ini dapat
ISO
Iwklfm dal1 pcmbangllnall
menirnbulkan perbedaan lebih dari 2 megawat.t. Olch karen a menurut cara pengukuran yang dipergunakan suatu batas kesalahan merupakan hal yang serius (mengingat taksiran kasar kerapkali kelihatan lebm rnurah dari pengukuran secara teliti) maka untuk Dinas Kota lebih-Iebih untuk waktu-waktu yang akan datang hal demikian ini dapat menimbulkan banyak kemgian apabila pada kelebihan dari 340 megawatt tidak segera diperhitungkan tarnbahan pembayaran. Menurut cara pengukuran yang dirergunakan suatu batas kesaJahan yang ked] saja mempakan hal yang perill mendapat perhatian karena taksiran-taksiran kerarkali kelihatannya lebih murah dibandingkan pengukuran yang teliti. Apahila pada liap kele bihan ali ran listrik di atas 340 megawatt tidak segera diperhitungkan biaya tambahannya maka untuk masa~masa datang Dinas Kotapraja akan menderita kerugian besar. Dalam perkara ini banyak didengar pendapat dari pada tehnisi terutarna mengcnai tehnik pengukuran serta perhitungan~perhitungan yang didasarkan atas hasil pengukuran itu yang menghasilkan angka-angka berupa juml~h aliran listrik yang dihasilkan tiap~tiap perusahaan listrik masing~masing. Tehnik pengukuran ternyata tidak dapat, tiap alat pengukuf menunjukkan kesalahan. Baru kemudian mcnjadi jelas bah wa di dalam hal yang dcrnikian ini perhitungan statistik dapat dipakai untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan kesalahan dan besarnya kesalahan -kesalahan itu. Tampilnya pengetahuan statistik kedalarn masalah ini adalah karen a kebetulan salah scorang dari tehnisi yang didengar keterangannya adalah juga seorang ahli statistik. la melihat bahwa penggllnaan statistik dapat rnembantu mencari penyelesaian yang dapat di terima olch ketiga belah pihak. Bagaimana rumitnya perkara ini dapat dibuktikan dcngan jumlah bidang-bidang yang diadakan dalam tahun 1961 dan 1962 schanyak 25 ka1i. Perselisihan ini tidak periu terjadi apabila di dalam kontrak dimasukkan suatu klausula rnengenai apa yang harus dilakukan apabila tcrjadi suatu kesalahan di dalam pcrhitungan. Di dalam kejadian yang demikian para pihak dapat menentukan sendiri penye lesaiannya di mana dasar-dasar pcngetahuan statistik dapat dipergunakan untuk menyusun suatu ketentuan toleransi umparnanya bah wa kesalahan sampai 5 atau 6 megawatt dapat diterima olch para pihak sedangkan tuntutan barn akan dilakukan pada kesalahan pengukuran di alas jumlah itu. Pada akhimya para pihak dalam perkara ini bersedia mencrima tchnik pengllkuran demikian ini setelah memahami bahwa melcran listrik yang dipakai tidak menunjukkan dengan tepat berapa jumlah stroom yang diambilkan. Di dalam penyusunan kontrak sebcnarnya ilmu statistik dapat menjadi alat pembantu untuk menetapkan batas-batas kesalahan yang dapat ditolereer dan menentukan risiko yang dapat diterima para pihak. Perkara ini tidak disclesaikan dengan suatu kepu tusan pengadilan akan tetapi dengan cara perdamaian an tara para pihak (Bos, 1970: 99) I)i dalam bidang hukum pidana dilakukan pemikiran mengenai pemeriksaan darah berhubung dengan pcrbuatan menjalankan kendaraan di bawah pengaruh minuman keras. Oi California ditentukan bahwa kadar alkohol scbanyak 0.15% di dalam darah merupakan bukti adanya pengaruh minuman keras. Angka 0,1 srI{ diperoleh dari hasil stuui tli Skandinavia bcrtalian scbelumnya. Angka tcrscbut merupakan titik kritis di atas titik mana mungkin
151
;urime/tri
dapat terjadi tindakan-tindakan yang membahayakan keselamatan umum eli dalam lalu lintas jalan. Sebagai bukti kcsalahan mengendarai mobil di bawah pengaruh alkohol tentu diajukan pula keterangan saksi-saksi mengenai caracara rnenjalankan mobil secara tidak wajar akan tetapi prosentasi alkohol di dalam darah kebanyakan dianggap sebagai bukti yang menentukan putusan hakim.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(Decision making method) Dalam tahun 1960 terjadi perbedaan pendapat dian tara para perwira staf di Pentagon mengenai kebij aksanaan di dalam pelaksanaan perang nuklir, an tara Amerika dan Rusia. Angkatan Udara ingin menjalankan st rategi di mana se ran gan dengan senjata nukJir dibalas dengan penyerangan terhadap obye k-obyek mil iter yang sudah dipilih lebih dulu . .Angkatan Darat dan Angkatan Laut sebaliknya berpendapat bahwa musuh akan Iebih menderita dengan !.:ara menghancurkan tem pat-tempat pemusatan penduduk rnusuh. Di dalam perdebatan ini Angkatan Udara memprogramkan altematif-altematif strategis tersebut yang hasil-hasiln yal dihitung dengan komputer. Suatu perang total dengan senjata~enjata nuklir' kerapkali dicobakan dengan mesinmesin dengan memperhitungkan penyeharan penduduk dan kekuatan dari senjata-senjata penyerang dan pertahanan; secara berulang-ulang dengan mengganti-ganti hypothesa yang berlainan sebagai titik tolaknya . Hasilnya selalu sarna yaitu hahwa siapapun yang rnenyerang pertarna kali dengan senjata nuklir berapa saja dan terhadap pertahanan yang manapun , akibat dari pad a penyerangan terhadap pusat tempat tinggal menunjukkan 55 sampai 90% dan penduduk Amerika akan tewas dibandingkan 20 sampai 3 5% penduduk Rusia. DemiJdan tulisan David Bergamirni di dalam Government by Computers dl dalam majalah Washin gton Stars. Dengan cara ini diusahakan untuk rnengetahui konsekwensi-konsekwensi apa yang dihadapi oleh suatu kebijaksanaan tertentu di dalam berbagai situasi yang berlainan. Dati contoh ini ingin dikemukakan bahwa metode kwantitative mampu menyediakan infonnasi-informasi yang dapat dijadikan dasar perbentukan suatu kebijak sanaan pemerintah. Ini adalah salah satu contoh mengenai proses kwantifikasi untuk tujuan mengambil kepulusan. Ke tika dalam tahun 1942 pemerintah Inggris mernutuskan untuk meny eran g kota-kota di Jerman dari udara timbul lah pendapat-pendapat baik dari kalangan pemerintah maupun umum bahwa waktu peperangan akan dipersingkat. Sebenamya tidak rnustahil bahwa waktu peperangan dengan keputusan itu menjadi lebih lama. Seorang penulis Inggris mengusulkan agar keterangan-ketcrangan dan data-
152
lIu kum dan pembangunan
begitu banyak sedangkan variasi hubungannya satu dertgan yang lain begitu beraneka ragam sehingga tanpa mesin-mesin , perhitungan mengenai konsekwensinya hanya akan merupakan pengira-iraan saja. Penulis Inggris tadi juga mengusulkan agar keterangan-keterangan dan data-data dati tahun 1942 itu dianalisa oleh dua team yang berlainan dan terpisah; satu yang setuju dengan pemboman dan yang lain yang tidak setuju, Dengan cara demikian sekaligus dapat terbukti pula apakah pandangan seorang peneliti turut serta menentukan kesimpulannya. Jadi metode-metode kwantitatif dapat dipergunakan sebagai das;U infonnasi untuk mewujudkan/menghasllkan suatu kebijaksanaan pemerintah. lni adalah tidak lain dari pada suatu kejadian khusus dari pada usaha kwantifikasi untuk maksud mengambil keputusan. Proses pembentukan suatu keputusan di dalam bentuknya yang umum sudah lama menjadi object dari pada penelitian yang mendalam yang dilakukan di dalam bennacam-macam disiplin ilmu pengetahuan. Misalnya dapat dipela)ari pribadi dari orang yang mengambil keputusan atau pada hubungannya dengan orang-orang lain dan dalam hal ini titik berat di dalam mengambil kepu tusan diletakkan pada faktor-faktor psychologis dan sosiologis. Dapat pula disor0ti tujuan dari ? rganisasi di mana keputusan-keputusan itu diambil , usaha-usaha pengarahan ketujuan itu , apabila penyimpanganpenyimpangannya diteliti maka .studi demikian ini termasuk tugas cyberntic. (Bos, 1970: I 03 ) . Atau dapat pula diselidiki proses yang berlangsung di dalam sistim itu sendiri, apakah penyelidikan ini bertujuan untuk me rnperoleh gamharan yang Iebih baik mengenai proses itu atau untuk menunjukkan bekerjanya proses ter~ebut guna rneramalkan tindakan -tind~kan yang akan dilakukan, pendekatan demikian J1lerupakan pendekatan operasional research atau system analyses. Uraian di atas bertujuan untuk menjelaskan bahwa terdapat bermacammacam cara untuk melakukan proses pembentukan pengambilan keputusan . dengan kemungkinan penggunaan metode-metode yang bermacam-macam pula. Cootoh penggunaan mctode itu adalah dalam usaha penycJesaian masalah kemacetan dengan cara penyelesaian masalah kemacetan dengan cara pen yelesaian secara alternatif. Di dalam dunia yang sudah menjadi semakin penuh sesak ini berulangulang orang menghadapi persoaian stagnasi (keJambatan) yaitu keadaan di mana orang terpaksa menunggu, ketinggalan-ketinggalan, kejadian-kejadian yang timbul sebagai akibat dari suatu situasi. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa terdapat suatu kesamaan an tara sebuah kapal yang menunggu di muka ';s,:!atu pelabuhan sampai adanya dermaga yang kosong dengan seorang tertuduh yang ditahan menunggu perkaranya disidangkan. Dalam kedua kejadian itu terdapat suatu unit yang dinamis yaitu kapal dan tertud uh yang bergerak melalui suatu sistim, yaitu sis tim organisasi pelabuhan dan sistim hukum acara pidana. Selanjutnya terdapat suatu fasilitas yang hanya da pat melayani jumlah kesatuan yang terbatas, dalam contoh ini dennaga dan pengadilan.
jurime1tri
153
Selanju ln ya mungkin tc rda pat suatu ha risan yang haTUs rnenunggu gilirannya masing-masing untuk memperoleh fasiiitas itt! (antree, file, queue). Pala dasar dari masalah kongesti (kemacetan) selalu sarna yaitu adanya tiga unsur sbb: sejumiah kcsatuan dinamis yang harus melalui suatu sistim. suatu fasilitas yang hanya mempunyai kcmamruan terbatas sehingga rnungkin dapat menimbulkan stagnasi (kclambatan) dan suatu barisan yang harus menunggu gilirannya (antree). Oleh karena kedua sis lim di dalam contoh tii alas YJitu sistim organisasi relabuhan dan sistim huklllll acara pidana men unjukkan garis-garis pemikiran yang sarna, maka kita darat memakai logika yang sarna pula. Dari kedua L'ontoh itu Japat dihuat suatu model yan g sarna. Karena adanya bcrmacam-macam model , maka kita darat memilih salah satu di anta ranya. Model verbal lll crurakan pen gga m baran secara tepat dengan mempergunakan kata-kala dan ka llmat-kalim a t men genai unsur-unsur yang e'sensiil dari suatu sistim termasuk m engena i jalann y a kesatuan-kesatuan dinam ik melalui sistim itll . Model ve rba l in i da r at di gam har kan dalam oentuk ilmu ~asLi se hingga te rj a dilah m od el lllClte matik. Mod el-model matematik sesllai untuk Jip ergunakan bag! sistim-sisLim di mana tidak ada atau sedjkit saja hal-hal yang Udak dapal Jihitung dan dimana tidak ada kcjadian-kcjadian yang kehctulan tcrjatiL Te tap i model matcm a tik sulit dilaksanakan apabila terdapat faktorfaktor manusia dan faktor-faktor kebetuian di dalam si5tim ltu. Olch karena itll di dalam praktek untuk memecahkan masalah kongesti dipakai sllatu jcnis model lain yailu model simuiasi. Simulasi tidak bcrwuju d problema matemalika yang harus diseiesaikan, akan tetapi terdiri dari hebe· rapa perhitul1gan -pcrh i.tungan scdcrhana yang ke rapkali harus diulang-ulang~ (Bos, 1970: 1 Scorang in gin mcngctahui herarakah waktu rata-rata yang dibutuhkan untu k bcrkcrata api dari A ke B arabila ia lidak ctapat menctapkan sendiri saal pcmbcrangkatannya. Untuk ini ia tdarat Illcngambil jadwai pcmberangkalan kercUI api dan mcnghitung jumiah waktl1 yang diperiukan untuk perjaianan itu dcngan mcmpcrgunakan heberapa saat pembe rJngkatan yang berhecla . Dari pcrhitungan ini Jarat diketahui waktu rata-rata yang diperlukan untuk mellemplih jarak itu . Mctode simulasi didasarkan pada prinsip ini yai tu yang mcrupakan Sl~amacam percobllan di mana dih it ung waktll yang dibutuhkan dcngan cara hcrergian dengan kcrcta api akan tctapi tidak dalam keadaan yang scsungguhnya m c lainkan hanya dalam angan-angan/p ikiran saja. Di sini dilihal jam hcrapa samrai ditcmpat yang dituju kcmudian pcrjalanan illl diulang-ulangi lagi. Pcrhitungan-pc rhitungan itu hanls diulangj berkalibli agar direrolch hasil y
On
154
hukum dati pembangulloll
SIFAT SALING TERGANTUNG DARI ASPEK-ASPEK JURIMETRI: Pada pandangan pertama mungkin diperoieh kesan bahwa pembicaraan mengenai jurimetri rne iipliti mated yang sangat berpencar-pencar. Materi yang dimaksud ini rneliputi an lara lain: struktur yang lOgis dari pacta suatu peraturan hukum, pola tingkah laku dari seorang penjahat disertai rarnalan rnengenai tcmpat dan waktu dari kejahatan yang akan dilakukannya, cara menghitung ganti kerugian dengan bantuan statistik, perhitungan alimentasi dengan bantuan rumus-rumus ilIl)u pasti, suatu model simulasi untuk menentukan kebijaksanaan mengenai nilai persewaan, penyusunan suatu bank data regional dengan bahan-bahan mengenai penduduk merumuskan suatu klausula, di dalam suatu kontrak , mang lingkup dan tugas-tugas dari suatu perpustakaan hukum, dan lain lain. Pokok persoalan yang menjadi dasar bukanlah oby.e knya akan tetapi rnetodenya, lebm tegas lagi mcngcnai suatu metode tertentu yaitu metode kwantitatif (Bos, 1970: 104). Mcskipun pada waktli ini Jurimetri lebih mcniUk beratkan pad a remikiran kwantitatif untuk menyelesaikan masalahmasalah hukum, akan tetapi hal ini sccara perJahan-lahan akan mengaiami perub;lhan dengan scmakin besamya peranan komputcr di dalam hukum. Pada waktu ini materi dari iiteratur mengenai Jurimetri men unjukkan 3 (tiga) rnacam corak: pertarna mengenai metode-metode kwantitatif (statlstik, model matematik dan simulasi), kedua mengenai pengolahan data secara elektronis (dokumen hukum , administrasi pekerjaan tambahan) dan kctiga mengenai hukum positif (interrretasi-interrretasi baru, perundang.- undangan baru akibat diterapkannya tehnoiogi komputer). Roy N .Freed di dalam bukunya Lcgal aspects of computer usc in medicine, law and contemporary problems 1967 no.3 mengemukakan bahwa hukum positif harus dapat m~ngatur mengenai tanggung jawab hukum dari orang-orang yang tUnit serta di datam proses tugas-tugas medis scperti dokter, apoteker, bidan, dengan dipergunakannya komputcr umparnanya untuk menginterpretasikan eicktrocardiogram atau menginterpretasikan metode siffiulasi mcngenai suatu cara pengobatan. SeJanjutnya tampil orang-orang lain yang masing-masing memiliki tanggung jawab hukum tertentu yaitu produsen komputer , pencipta sis tim , pemakai sistim dan lain-lain. Apakah mereka juga mempunyai hak untuk mcn:..IOtut kesalahan dari pekerjaan komputer. Roy N .Freed juga mempersoalkan apakah ketentuan-ketentuan di dalam hukum pembuktian yang mengenal tongkat -tongkat gembala tetapi tidak mengenal kartu-kartu informasi scsuai untuk dipakai pada output komputer. Contoh-contoh demikian yaitu mengcnai penyesuaian hukum positif terhadap tehnologi komputcr mcrupakan bagian dari materi literatur mengenai Jurimetri , dan an tara aspek yang pertama dengan aspek yang kedua terdarat suatll huhungan yang nyata . (Bas, 1070: 106). Usaha kearah kwantifikasi di dalam cara pemikiran dalam bidang hukum dike nal scjak ahad kc-J R. Bentham termashur karena perhitungan-perhitungan mcngcnai schah yang mengakibatkan kebahagiaan (felicific calculus) dan kalkulus mcngl'nai proposisi kehendak. Sebelum itu Concordet telah pemah hl'rusaha dalam pcncrapan sistimatis mengcnai teori -teori kemungkinan di dalalll hiJang hukum. HClTaria mengcmukakan mengcnai kehahagiaan ter-
jllrime,tri
155
besar untuk jumlah terbanyak. Perhitungan-perhitungan di dalam abad ke-18 tidak berhasil oleh karena ketika itu be1um dikenal metode -metode dan tehnik-tehnik seperti sekarang . Meskipun demikian usaha mereka kcarah kwantifikasi merupakan bagian yang esensiil dari perkembangan sampai sekarang.
SUMBERBAHANBACAAN
1. Bos, A., Jurimetrie, dalam buku J.M.M. Maeyer, ed., Rechtssociologie en lurimetrie (Deventer: Klu wer, 1970). 2. Eldridge, William B & Dennies, Sally F, The Computer as a Tool for Legal Research, dalam buku Hans W. Baade ed. Jurimetrics (New York: Basic Books, 1963). 3. Loevinger, Lee, lurimetrics: The Methodology of Legal Inquiry, dalam buku: Hans W.Eaade, ed. , Jurimetrics (Ne'v York: Basic Books, 1963). 4. Seeber. Ramonda 10; Legal Information Retrieval: State of the Art , dalam buku: LM.M. Maeyer, ed. Rechtssocioiogie en Jurimetrie ( DevenIer: Kluwer, 1970). 5. Wignjosoebroto , Soetandyo, Penelitian Hukum, sebuah Tipoiogi, dalam majalah: Masyarakat Indonesia, tahun 1 nomor 2 (Desember 1974).
N,an:uullale MA..~cro&EUN
~, ...
lr. __ Kajar" le··h=i
J-mc ......
IIAI AJASI 1lANtJ8£ lEIJNG 8E110~ .~ Alamat: REDAKSI & TATA USAHA)1. Asia Afrika No. 174 Telp. 59627 BANDUNG