PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
STRATEGI PENGELOLAAN PAKET WISATA OLEH ASSOCIATION OF THE INDONESIAN TOURS AND TRAVEL AGENCIES (ASITA) DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI KOTA PONTIANAK Oleh: RIA WULANDARI NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang digunakan oleh ASITA dan Biro Perjalanan Wisata dalam pemasaran paket wisata di Kota Pontianak dan ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pemasaran paket wisata di Kota Pontianak. Permasalahan dalam penelitian ini ialah belum optimalnya pemasaran paket wisata di Kota Pontianak dan Biro Perjalanan Wisata (Travel Agent) belum sepenuhnya menjual paket wisata ke Kota Pontianak karena lebih cenderung pada penyediaan paket wisata luar kota dan luar negeri serta penyediaan jasa penjualan tiket (ticketing). Untuk menganalisis permasalahan tersebut peneliti menggunakan teori dari Pitana (2009:152) yaitu melalui model perencanaan pemasaran sebagai berikut : a) penentuan misi dan target; b) potret pasar; c) analisis situasi bisnis; d) penetapan tujuan pemasaran dan; e) penyediaan strategi bauran pemasaran yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang digunakan oleh ASITA dan Biro Perjalanan (Travel Agent) adalah produk yang ditawarkan tidak menarik sehingga terkesan biasa saja, harga yang ditawarkan cukup tinggi namun sesuai dengan fasilitas yang diberikan, kegiatan promosi yang dilakukan sudah baik namun perlu adanya kreatifitas yang dilakukan untuk dapat bersaing dan kenyamanan pelayanan wisatawan dalam mendapatkan informasi, penyelesaian pembelian atau pembayaran paket wisata serta penyampaian keluhan konsumen dalam meningkatkan kualitas travel belum mendapat perhatian khusus. Untuk faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pemasaran paket wisata di Kota Pontianak adalah ketersediaan dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjamin kesuksesan pariwisata di Kota Pontianak tidak dapat bersaing di pasar industri pariwisata yang membutuhkan SDM yang berkualitas dan berpendidikan minimal S1 Pariwisata, selain itu di Kota Pontianak belum membentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Pontianak. Peneliti menyarankan pembuatan paket wisata di Kota Pontianak lebih unik dan pemasarannya tidak tergesa-gesa dan disiapkan di jauh hari sebelum event-event di Kota Pontianak berlangsung. Kemudian harga yang ditawarkan harus cukup terjangkau bagi wisatawan serta perlunya kerjasama dengan stakeholders pariwisata sehingga strategi promosi dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, pemerintah harus mengedepankan pendidikan untuk jurusan Pariwisata agar dapat bersaing dan membentuk Badan Promosi Pariwisata untuk mendukung kelancaran pariwisata di Kota Pontianak. Kata-kata Kunci : strategi, pemasaran, paket wisata, produk, promosi.
MANAGEMENT STRATEGIES OF TOUR PACKAGES BY THE ASSOCIATION OF THE INDONESIAN TOURS AND TRAVEL AGENCIES (ASITA) IN DEVELOPING TOURISM IN PONTIANAK CITY Abstract This research aims to analyze the strategies used by the ASITA and Travel Agencies in marketing tour packages in Pontianak and to find out the inhibiting factors of marketing such packages in Pontianak. The problems in this research are the marketing of tour packages in Pontianak is not optimal and Travel Agencies have not completely sold tour packages to Pontianak city because they tend provide tour packages outside the city and abroad, and services of ticket sales. To analyze this problem, this research used the theory of Pitana (2009: 152) i.e. through marketing planning model as follows: a) determination of mission and targets; b) portrait of the market; c) analysis of business situation; d) determination of marketing goals; e) provision of an effective marketing mix strategy. The results of this research showed that the strategies used by the ASITA and Travel Agencies were that the services offered was not appealing; the price was quite high but in accordance with the facilities provided; promotional activities were quite good but need more creativity to be competitive and comfortable for tourists to obtain information; the completion of purchase or payment of tour packages and complaints from customers have yet to receive special attention. The inhibiting factors in the marketing of tour packages in
1 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pontianak City are the Human Resources that ensure the success of tourism in the City cannot compete in the market of the tourism industry which requires qualified individuals and at least undergraduate education in Tourism; in addition, Pontianak has not formed a Regional Tourism Promotion Board (BPPD). This research made some recommendations to create unique tour packages in Pontianak City and marketing strategies should be timely carried out and prepared long before the events in the city of Pontianak take place. Besides, the price offered should be quite affordable for tourists as well as the need for cooperation with tourism stakeholders so that the promotion strategies will run smoothly. In addition, the government should promote education in tourism major in order to be competitive and to establish the Tourism Promotion Agency to support the smooth running of tourism in Pontianak City. Keywords: strategies, marketing, tour packages, product, promotion.
wisata, diantaranya Keraton Qadriyah,
A. PENDAHULUAN
Pemerintah
terus
mengembangkan
berusaha
Jami’,
Makam
Batu
Layang
sebagai
Objek
Wisata
Budaya
hasil
dalam
peninggalan kebudayaan yang diwarisi
meningkatkan mutu dan kualitas sumber
sampai sekarang. Dengan anugrah ciptaan
daya alam di Indonesia. Pengelolaan dan
Tuhan dikembangkan objek wisatapada
pengembangan
dilakukan
lokasi Tugu Khatulistiwa dimana keunikan
memperhatikan
sistem tatasurya dapat disaksikan pada
terpeliharanya kebudayaan dan kekhasan
moment kulminasi matahari dan Taman
negara Indonesia itu sendiri. Untuk itu
Alun Kapuas dengan panorama tepian
perlu
Sungai Kapuas atau Water Front City
dengan
kepariwisataan
Mesjid
pariwisata tetap
diambil
langkah-langkah
dalam
pengelolaan yang lebih terarah antara lain bidang pemasaran, penyediaan fasilitas dan mutu, dan kelancaran pelayanan publik.
(WFC). Kemudian
Kota
Pontianak
mempromosikan wisata pertanian atau
Kota Pontianak adalah salah satu kota
agro pada budidaya dan pengembangan
yang pariwisatanya dapat diunggulkan
tanaman lidah buaya atau Aloevera Centre
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
(AVC) yang dapat diolah menjadi minuman
50 Tahun 2011. Kota ini merupakan ibu
dan makanan khas Kota Pontianak.
kota Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang terkenal sebagai “kota khatulistiwa”.
Pada tahun 2009 jumlah wisatawan yang
berkunjung
adalah
310.230
Sebagai kota yang sudah mempunyai
orang,dibandingkan dengan tahun 2012
sejarah panjang, situs peninggalan dari
ialah 503.529 orang dengan peningkatan
perjalanan dan interaksi budaya masa itu
rata – rata per tahun adalah 18,6% dan
masih dapat disaksikan sebagai objek
sampai bulan Desember 2013 jumlah 2
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kunjungan wisata adalah 537.937 orang.
Indonesian Tours and Travel Agencies
Peningkatan
(ASITA) Kalimantan Barat.
ini
terjadi
pada
wisatawandomestik dari periode 2009-
Selain ASITA Kalbar adapula Biro
2012 dengan rata – rata adalah 16,7% dan
Perjalanan
juga wisatawan mancanegara yakni rata –
berperan
rata adalah 65,7% (Renstra Disbudpar
wisata. Dari data ASITA Kalbar, di Kota
(2015:20).
Pontianak
Dibandingkan
(BPW)
membantu
terdapat
dan
yang
mengelola
paket
109
BPW
yang
ibukota
terdaftar dan menjadi anggota di ASITA
Kalimantan Timur yaitu Samarinda, tahun
Kalbar, diantara 109 BPW tersebut hanya
2012
2 BPW yang menyediakan paket wisata ke
kunjungan
dengan
Wisata
wisatawan
domestik
mencapai 1.337.300 orang dan wisatawan
Kota Pontianak sisanya
mancanegara
penjualan
mencapai
26.148
orang.
tiket
dan
fokus pada
beberapa
BPW
Untuk tahun 2013 kunjungan wisatawan
menawarkan paket tur perjalanan ke luar
domestik mencapai 1.426.899 orang dan
kota dan luar negeri.
wisatawan
mancanegara
mencapai
Menurut
Iwan
strategi
(http://www.kaltimprov.go.id/media/pariwi
utama di berbagai kantor atau perusahan
sata.png 25/06/2015 13.33). Perbandingan
yang meliputi strategi pemasaran, sumber
dua kota diatas sangat jauh meskipun
daya manusia, operasional, riset dan
berstatus ibu kota provinsi. Sehingga Kota
pengembangan, dan strategi keuangan.
Pontianak
meningkatkan
Namun dari kelima bidang fungsional
potensi dan destinasi yang ada untuk dapat
strategi tersebut, peneliti memilih bidang
bersaing dengan Kota Samarinda.
strategi pemasaran untuk memecahkan
lebih
Dalam rangka memanfaatkan peluang pariwisata
secara
optimal,
dari
strategi-
27.063orang.
harus
terbentuk
(2012:161)
bidang-bidang
persoalan penelitian ini.
diperlukan
Dari latar belakang diatas, pemasaran
kegiatan pariwisata untuk meningkatkan
paket wisata ke Kota Pontianak belum
aktivitas pariwisata di Kota Pontianak.
optimal dan Biro Perjalanan Wisata (BPW)
Salah satunya dengan mengelola suatu
belum sepenuhnya menjual paket wisata ke
produk paket wisata. Dalam mengelola
Kota Pontianak karena lebih cenderung
suatu paket wisata terdapat berbagai
pada penyediaan paket wisata luar kota dan
stakeholders yang terlibat salah satunya
luar negeri serta penyediaan jasa penjualan
adalah Asosiasi Perusahaan Perjalanan
tiket (ticketing).
Wisata Indonesia atau Association of the
Adapun
yang
menjadi
rumusan
permasalahan adalah bagaimana strategi 2 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pemasaran paket wisata di Kota Pontianak
Richard Sihite (dalam Marpaung dan
oleh ASITA Kalbar dan tujuan penelitian
Bahar, 2000:46-47) menjelaskan bahwa
adalah
serta
definisi pariwisata adalah suatu perjalanan
menganalisis strategi pemasaran paket
yang dilakukan orang untuk sementara
wisata di Kota Pontianak oleh ASITA
waktu dari suatu tempat ke tempat lain
Kalbar dan ingin mengungkapkan faktor-
meninggalkan tempatnya semula, dengan
faktor yang mempengaruhi pengelolaan
suatu perencanaan dan dengan maksud
paket wisata di Kota Pontianak.Manfaat
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan
teoritis untuk menambah khasanah pustaka
dan
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
keinginan yang beraneka ragam. Dari
Universitas
konsep
ingin
mengetahui
Tanjungpura
dan
manfaat
rekreasi
atau
untuk
pengertian
memenuhi
diatas
dapat
praktis Untuk memberikan informasi dan
disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu
pengetahuan kepada instansi-instansi lain
perjalanan yang dilakukan seseorang dari
dan
strategi
tempat ia tinggal ke tempat lain dalam hal
Kota
memenuhi hasrat dengan berekreasi atau
masyarakat
pengelolaan
paket
tentang wisata
di
Pontianak.
bertamasya dan berwisata.
3. Pengertian Wisatawan Pendapat dari Soekadijo (1996:3) yang
B. TINJAUAN PUSTAKA
menyatakan wisatawan ialah orang yang mengadakan
1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan (management), menurut
perjalanan
dari
tempat
kediamannya tanpa menetap di tempat
Leiper (dalam Pitana, 2009:80) merujuk
yang
pada seperangkat peranan yang dilakukan
sementara waktu tinggal di tempat yang
oleh seseorang atau sekelompok orang atau
didatanginya. Yang dapat digolongkan
bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi
wisatawan ada 4 (empat) yaitu : 1) Mereka
yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-
yang datang baik dengan maupun tanpa
fungsi manajemen tersebut adalah sebagai
kontrak kerja, dengan tujuan mencari kerja
berikut : a) Perencanaan (planning); b)
ataupun mengadakan kegiatan usaha di
Pengarahan
c)
suatu negara; 2) Mereka yang datang untuk
dan;
mengusahakan tempat tinggal tetap di
Pengorganisasian
(directing); (organizing)
d) Pengawasan (controlling).
didatangi,
atau
hanya
untuk
suatu negara; 3) Penduduk di suatu tapal batas negara dan mereka bekerja di negara
2. Pengertian Pariwisata
yang berdekatan dan; 4) Wisatawan3
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
wisatawan yang melewati suatu negara
yang
ditawarkannya
dan
akhirnya
tanpa tinggal, walaupun perjalanan tersebut
konsumen menjadi puas sehingga mereka
berlangsung lebih dari 24 jam.
akan selalu membeli produk tersebut. Untuk itu peneliti memilih teori dari Pitana (2009)
4. Pengertian Paket Wisata
sebagai
pisau
analisis
yang
Paket wisata adalah suatu rencana
digunakan untuk memecahkan masalah
kegiatan wisata yang telah disusun secara
pada strategi pengelolaan paket wisata oleh
tetap dengan harga tertentu yang mencakup
ASITA Kalbar dalam segi pemasaran yaitu
transportasi, hotel atau akomodasi, obyek
melalui model perencanaan pemasaran
dan daya tarik wisata serta fasilitas
sebagai berikut: a) penentuan misi dan
penunjang lainnya yang tertera dalam
target; b) potret pasar; c) analisis situasi
perjanjian paket wisata tersebut.
bisnis; d) penetapan tujuan pemasaran dan; e) penyediaan strategi bauran pemasaran yang efektif.
5. Manajemen Strategi Manajemen strategi menurut Lawrence
Dalam penelitian ini, penulis juga
R. Jauch & W.F Glueck (dalam Purwanto,
menggunakan teori yang dituliskan oleh
2012:79) adalah sejumlah keputusan dan
Rangkuti dalam buku Manajemen Publik
tindakan yang mengarah pada penyusunan
untuk menganalisis faktor-faktor yang
suatu strategi atau sejumlah strategi yang
mempengaruhi pemasaran paket wisata di
efektif untuk membantu mencapai sasaran
Kota Pontianak. Menurut Rangkuti (dalam
perusahaan.
Nogi,
Dari
manajemen
strategi
988:19),
lingkungan kinerja
yang
tersebut terbentuklah strategi fungsional
mempengaruhi
untuk bidang-bidang fungsional dari suatu
ditentukan oleh dua faktor, yaitu internal
perusahaan atau kantor. Bidang-bidang
dan eksternal. Kedua faktor tersebut patut
utamanya meliputi strategi pemasaran,
menjadi
sumber daya alam, operasional, riset dan
lingkungan strategis, khususnya dalam
pengembangan serta strategi keuangan.
analisis
pertimbangan
model
perusahaan
dalam
SWOT
analisis
(Strenght,
Weakness, Oppurtunities, and Threats) 6. Teori Pemasaran
yang berarti kekuatan, kelemahan, peluang
Seperti yang telah diuraikan diatas
dan ancaman. Analisis lingkungan internal
proses pemasaran adalah proses dimana
dan eksternal akan memberikan gambaran
bidang pemasaran dapat mempengaruhi
yang lebih jelas tentang isu-isu strategis
konsumen agar para konsumen tersebut
organisasi.
menjadi tahu, senang lalu membeli produk 4 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
7. Undang
-
Undang
Tentang
Kepariwisataan. Untuk
melandasi
kepariwisataan
diperlukan
Undang-Undang
mengaturnya
yaitu
Undang
yang Undang
Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 bahwa
pembangunan
kepariwisataan
diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat
serta
Perumusan Masalah Bagaimana strategi pemasaran paket wisata di Kota Pontianak oleh ASITA Kalbar
mampu
menghadapi
Teori Strategi Iwan Purwanto (2012:161) strategi fungsional dibagi 5, yaitu : a) Strategi Pemasaran b) Strategi Sumber Daya Manusia c) Strategi Manajemen Produksi/Operasional d) Strategi Riset dan Pengembangan e) Strategi Keuangan.
Teori Pemasaran Pitana (2009:152): a) Penentuan misi dan target b) Potret Pasar c) Analisis situasi bisnis d) Penetapan tujuan pemasaran e) Penyediaan strategi bauran pemasaran yang efektif
tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Selain Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009, segala bentuk pembangunan pariwisata tertuang pula pada Peraturan Pemerintah
Nomor
50
Tahun
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui dan menganalisis strategi pemasaran paket wisata di Kota Pontianak oleh ASITA Kalbar. 2. Mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan paket wisata di Kota Pontianak.
2011
Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional. Adapun kerangka pikir dalam penelitian
C. METODE PENELITIAN
ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kerangka Pikir Penelitian Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Identifikasi Masalah 1. Pemasaran paket wisata ke Kota Pontianak belum optimal. 2. Biro Perjalanan Wisata (BPW) belum sepenuhnya menjual paket wisata ke Kota Pontianak dan lebih cenderung pada penyediaan paket wisata luar kota dan luar negeri serta penyedian jasa ticketing.
Lokasi atau tempat penelitian akan dilaksanakan di Kantor Asosiasi Perjalanan Wisata
(ASITA)
Kalimantan
Barat
(Kalbar).Waktu penelitian dimulai dari pengumpulan
data
sampai
penulisan
laporan adalah dari februari 2016 sampai dengan Juni 2016.
2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam
Fokus Penelitian Strategi pemasaran paket wisata di Kota Pontianak oleh ASITA Kalbar
penelitian ini adalah penelitian deskriptifkualitatif.Penelitian
deskriptif-kualitatif 5
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
dalam
penelitian
ini
adalah
strategi
menggambarkan keadaan yang sebenarnya
pemasaran paket wisata di Kota Pontianak
berdasarkan data dan fakta dilapangan
oleh ASITA Kalbar.
dengan menggunakan penelitian kualitatif. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menurut
3. Subjek dan Objek Penelitian Dalam
penelitian
ini
menggunakan
informan
Koentjaraningrat
(1997:89)
penulis
Sugiyono (2005:62)
merupakan langkah
menurut
yang penting dalam penelitian, karena
informan
dalam penelitian memiliki tujuan untuk
penelitian tersebut meliputi: 1) Informan
mendapatkan data, baik dengan wawancara
pangkal; 2) Informan pokok dan; 3)
mendalam, observasi serta dokumentasi.
Informan
kunci.
Pengertianinforman
pangkal adalah mereka yang mempunyai pengetahuan
luas
mengenai
berbagai
5. Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, orang yang
sektor dalam masyarakat serta mempunyai
menjadi
kemampuan untuk menghubungi informan
peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif
lain; Informan pokok adalah mereka yang
sebagai
ahli
kebiasaan-kebiasaan
menetapkan fokus penelitian, memilih
masyarakat atau unsur-unsur yang ingin
informan sebagai sumber data, melakukan
peneliti ketahui dan; Informan kunci
pengumpulan data, menilai kualitas data,
adalah mereka yang dapat memberikan
analisis
informasi kepada peneliti secara tidak
membuat kesimpulan atas penemuannya.
tentang
langsung.
alat
pengumpul
human
data,
data adalah
instrument,
menafsirkan
berfungsi
data
dan
Selain peneliti sebagai alat pengumpul
Informan-informan
tersebut
adalah
data,
peneliti dibantu juga oleh alat
sebagai berikut: informan pangkal adalah
pengumpulan
data,
yaitu
panduan
kepala ASITA Kalbar, informan pokok
wawancara, panduan pengamatan dan buku
adalah agen perjalanan wisata (travel
catatan.
agent) dan informan kunci adalah tokoh masyarakat. Dalam
6. Teknik Analisis Data penelitian
ini
penulis
Apabila
telah
selesai
proses
menentukan objek penelitian agar pada
pengumpulan data pada penelitian ini
saat penulis melaksanakan penelitian tidak
penulis melakukan analisis data dengan
menyimpang
langkah-langkah reduksi data, penyajian
dari
fokus
penelitian.
Berdasarkan rumusan permasalahan, objek
data dan penarikan kesimpulan. 6
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sangat penting untuk menetapkan apa yang diharapkan dalam perencanaan dalam
7. Teknik Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data
kerangka
pencapaian
target
jangka
dalam penelitian kualitatif ini dilakukan
panjang. Dalam beberapa kasus, target
dengan triangulasi data.
ditetapkan setelah pengembangan dan
Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi
yaitu
triangulasi
evaluasi program perencanaan pemasaran.
sumber,
Sementara itu, penetapan target perusahaan
triangulasi teknik pengumpulan data, dan
akan menjadi tuntunan bagi staf tentang
triangulasi
2009:
apa rencana target pemasaran dalam
125).Akan tetapi dalam penelitian ini
perusahaan. Seperti yang di ungkapkan
peneliti
jenis
oleh Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok
menguji
Kita Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel
waktu
hanya
triangulasi
(Sugiyono,
menggunakan
sumber
untuk
kredibilitas data yang diperoleh.
sebagai berikut: “Misi dan target kami ialah pengenalan wisatawan terhadap potensi, fasilitas, dan
D. PEMBAHASAN
atraksi wisata-wisata yang tersedia.(Hasil 1. Strategi Pemasaran Paket Wisata Di
wawancara dengan Rosdiyani, Amd selaku
Kota Pontianak Oleh Association Of
staf PT. Yok Kita Jelajah Khatulistiwa
The Indonesian Tours And Travel
Tour dan Travel, 8/3/2016) Berdasarkan penjelasan dari Rosdiyani
Agencies (ASITA) Ada beberapa hal yang menjadi faktor pengelolaan
paket
Pontianak,
Cooper
2009:168)
wisata (dalam
menyatakan
perencanaan
di
bahwa
pemasaran
Kota
dapat dilihat bahwa penetapan misi dan target travel tersebut sudah baik dan hak
Pitana,
travel
model
masing diharapkan dalam perencanaan
pariwisata
menetapkan
pencapaian
target
targetnya
masing-
tersebut
dapat
melibatkan beberapa kegiatan pokok dan
berkembang dan mensukseskan pariwisata
juga
di
sebagai
strategi
pengelolaan
Kota
Pontianak
serta
staf
dapat
pemasaran yaitu:a) penentuan misi dan
menjalankan target tersebut dengan baik.
target; b) potret pasar; c) analisis situasi
Selain itu, target yang diharapkan ASITA
bisnis; d) penetapan tujuan pemasaran dan;
yaitu seperti yang diungkapkan oleh wakil
e) penyediaan strategi bauran pemasaran
ketua ASITA bapak Nugroho sebagai
yang efektif.
berikut:
a. Penentuan Target Perusahaan
“Kita menargetkan kedepannya setiap Biro Perjalanan Wisata (BPW) masing7
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
masing harus menyediakan paket wisata ke
Begitu informasi yang dikumpulkan
Kota Pontianak tetapi kita juga tidak dapat
cukup, berikutnya perlu dilakukan analisis
memaksa karena hal tersebut kembali lagi
situasi bisnis. Hal ini bisa dilakukan
ke BPW atau travel agent karena hak
dengan
mereka
target
kelemahan, peluang dan tantangan yang
(Hasil
dihadapi atau yang dikenal dengan analisis
wawancara dengan Nugroho Henray. E.
SWOT. Seperti yang dipaparkan oleh
S.Pd , 21/03/2016)
Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok Kita
dalam
perusahaannya
menentukan masing-masing.
Dari pernyataan bapak Nugroho kita
mengidentifikasi
kekuatan,
Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel
dapat melihat target tersebut belum tentu
sebagai berikut:
berjalan karena akan kembali kepada BPW
“Untuk
atau travel agent masing-masing sehingga
dengan instansi terkait dan menjalin
dalam
dapat
silahturahmi dengan masyarakat setempat
berjalan optimal padahal target yang
dengan cara memberikan pelatihan kepada
ditetapkan
mereka
pencapaian
oleh
target
tidak
ASITA
tersebut
kekuatan
tentang
ialah
bekerjasama
bagaimana
caranya
bermanfaat untuk kesuksesan pariwisata di
menjadi seorang pemandu wisata lokal
Kota Pontianak karena jika setiap BPW
dan memberikan pelayanan kepada para
menyediakan
Kota
wisatawan”. (Hasil wawancara dengan
Pontianak maka promosi dan pemasaran
Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok Kita
pariwisata Kota Pontianak akan ramai
Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel,
mengundang wisatawan datang ke Kota
8/3/2016)
paket
wisata
ke
Pontianak.
Untuk analisis kekuatan diatas, dalam
b. Potret Pasar Pengumpulan informasi yang relevan
mengelola
suatu
paket
memiliki
kekuatan
wisata
yang
kuat.
harus Dari
dan cukup mengenai potert pasar sangat
wawancara diatas, PT. Yokkita Jelajah
penting untuk dapat mencapai target yang
Khatulistiwa
ada. Potret pasar meliputi kompetitor,
mengungkapkan bahwa kerjasama dengan
penilaian lingkungan, riset pasar dan
masyarakat menjadi kekuatan yang penting
karakteristikpasar.
Informasi-informasi
dalam mengelola paket wisata. Namun,
pasar tersebut meliputi faktor-faktor yang
kekuatan yang lebih penting adalah inovasi
menyangkut
dan ide-ide dari travel agent sendiri karena
faktor
STEP
(Sosial,
Tour
&
Travel
Teknologi, Ekonomi dan Politik).
suatu produk paket wisata dapat kuat dan
c. Analisis Situasi Bisnis
bertahan ialah dengan kreatifitas yang dimiliki. 8
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Selanjutnya untuk kelemahan
yang
dimiliki PT. Yok Kita Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel sebagai berikut: “Untuk
kelemahan
ialah
dengan Nugroho Henray. E. S.Pd , 21/03/2016) Untuk peluang, peneliti mendapatkan
kurangnya
hasil wawancara sebagai berikut:
pemasaran produk paket wisata diluar
“Peluang yang terlihat ialah pemanfaatan
Provinsi
potensi wisata yang ada, serta kehidupan
Kalimantan
Barat”.
(Hasil
wawancara dengan Rosdiyani, Amd selaku
masyarakat
staf PT. Yok Kita Jelajah Khatulistiwa
berperan
Tour dan Travel, 8/3/2016)
wisata ini dan dari segi ekonomi dengan
Berdasarkan
wawancara
serta
yang untuk
dapat
diajak
pengembangan
dilibatkannya
masyarakat
pemasaran produk paket wisata menjadi
kepariwisataan,
merekadapat
kelemahan utama. Dari pengamatan, hal
majikan
dirinya
tersebut terjadi karena Pemerintah Daerah
wawancara dengan Rosdiyani, Amd selaku
belum sepenuhnya melibatkan ASITA dan
staf PT. Yok Kita Jelajah Khatulistiwa
biro perjalanan atau travel agent dalam
Tour dan Travel, 8/3/2016)
memperkenalkan
diatas,
lokal
sendiri”.(Hasil
Dari wawancara diatas, sebenarnya
Pontianak. Selain itu menurut bapak
peluang dalam pengelolaan suatu produk
Henray penyebab kurangnya pemasaran
paket wisata di Kota Pontianak cukup
produk
besar. Selain yang disebutkan diatas,
wisata
di
menjadi
Kota
paket
pariwisata
untuk
dalam
diluar
Provinsi
Kalimantan Barat ialah sebagai berikut:
adapula pemanfataan wisata-wisata yang
“Untuk pemasaran belum benar-benar
ada untuk diolah menjadi isi dari sebuah
diperhatikan,
kita
produk paket wisata. Misalnya wisata air,
memiliki Badan Promosi Pariwisata Kota
wisata kuliner, wisata budaya dan masih
Pontianak atau yang disingkat BPP Kota
banyak lagi yang dapat dibuat untuk
Pontianak yang sesuai dengan amanat
menarik minat wisatawan. Hal tersebut
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
dapat menjadi peluang besar jika ada
bahwa tiap-tiap Pemerintahan Daerah
kerjasama yang baik.
harus
karena
membentuk
seharusnya
BPP
dan
Kota
Kemudian yang terakhir adalah tantang
Pontianak belum memiliki BPP Kota
yang dihadapi, sebagai berikut:
Pontianak
mitranya
“Dan untuk tantangan travel ialah ketika
pemerintah dalam mempromosikan dan
menyiapkan rincian itinerary paket wisata
memasarkan pariwisata daerah karena
yang didalamnya terdapat biaya serta
selama ini pemasaran ke luar Kalbar
waktu perjalanan wisata yang terkadang
datar-datar
sering berubah menyesuaikan dengan
yang
merupakan
saja”.
(Hasil
wawancara
9 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kondisi dan situasi misalnya musim”.
Khatulistiwa
(Hasil wawancara dengan Rosdiyani, Amd
melakukan
selaku
kelemahan, peluang, dan tantangan yang di
staf
PT.
Yok
Kita
Jelajah
Khatulistiwa Tour dan Travel, 8/3/2016) Untuk tantangan, perubahan waktu
Tour
dan
Travel
identifikasi
telah
kekuatan,
hadapi perusahaan, atau yang dikenal dengan
analisis
SWOT
diperkuatnya
memang sering dialami selama paket
masyarakat tersebut. Analisis sistematis
wisata berlangsung, hal itu dapat membuat
dari tahapan ini menghasilkan formulasi
keyakinan wisatawan terhadapat paket
dan
yang disediakan dan kepuasan diragukan.
perusahaan masa lalu, kondisi mendatang,
Tantangan tersebut dapat di akali dengan
peluang produk, sumber daya dan prioritas
mengatur dan memilih rute perjalanan
pelayanan sebagai dasar penentuan rencana
yang jarang dilewati kendaraan karena
strategis
masalah utama pada keterlabatan dan
pariwisata.
pengubahan jadwal sebuah paket wisata
d. Penentuan Tujuan Pemasaran
adalah pada rute perjalanan yang dilewati.
mengenai
perusahaan
dari
dengan
menyesuaikan kondisi. Tantangan tersebut
asumsi
pernyataan
dan
tokoh
performance
dalam
sektor
Konsep penentuan tujuan pemasaran di
Kemudian adapula analisis situasi bisnis
atas, seperti yang di ungkapkan oleh
ini dari tokoh masyarakat yaitu bapak Yudi
Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok Kita
Firmansyah, SE. sebagai berikut:
Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel
“Untuk kekuatan paket wisata di Kota
sebagai berikut:
Pontianak ini bisa kuat bisa juga tidak,
“Tujuan dari memilih target pemasaran
saya katakan kuat tergantung promosi dan
ialah dapat dipergunakan sebagai wadah
pengemasan produk dan saya katakan
pengenalan kepada wisatawan lokal dan
tidak karena saat ini hanya mengharapkan
mancanegara atas potensi, fasilitas serta
situasional saja. Untuk kelemahan paket
atraksi wisata yang dimiliki suatu kawasan
wisata di Kota Pontianak harga yang
wisata”
dipasarkan tergolong cukup mahal. Untuk
denganRosdiyani, Amd selaku staf PT.
peluangnya cukup besar dan tantangan
Yok Kita Jelajah Khatulistiwa Tour dan
yang
Travel, 8/03/2016)
dihadapi
prasarana
belum
adalah
sarana
mendukung.
dan
(Hasil
wawancara
(Hasil
Berdasarkan hasil wawancara PT. Yok
wawancara dengan Yudi Firmansyah, SE,
Kita Jelajah Khatulistiwa Tour&Travel
11/03/2016).
bahwa tujuan terfokus pada satutujuan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat di lihat bahwa PT. Yok Kita Jelajah
dimana tujuan tersebut diharapkan mampu menggunakan prinsip SMART (Specific, 10
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Measureble, Achievable, Realistic dan
Berdasarkan penjelasan dari Rosdiyani
Time limit).
bahwa strategi yang dilakukan dalam
e. Strategi Bauran Pemasaran
pembuatan
Keberhasilan strategi ini tergantung kepada
keseimbangan
produk,
harga,
bauran
dan
pengemasan
produk
mencakup penentuan standar kualitas dari
elemen
produk yang ditawarkan karena penyedia
tempat.
produk dengan layanan yang sedemikian
Namun strategi bauran ini harus senantiasa
rupa tersebut akan lebih berhasil jika
dicek untuk memastikan semua dapat
mampu memberikan produk dan layanan
diterima (acceptable). Bauran pemasaran
yang memiliki kualitas lebih baik dari
juga harus memperhatikan segmen pasar.
saingan-saingannya.
promosi
dan
Selain itu dalam membuat suatu produk 1) Produk
paket
Ketika mengembangkan produk, pelaku
wisata
diperhatikan
ada
juga
yang
yaitu mutu dari
harus produk
bisnis pembuat produk paket wisata harus
tersebut, karena apabila kemasan yang
mengidentifikasi inti kebutuhan konsumen
dibuat sudah baik namun mutu di dalam
yang
produk.
produk tersebut tidak terfokus dan terkesan
merancang
asal-asalan akan mengurangi keindahan
produk aktual dan menentukan cara untuk
sebuah produk paket wisata. Mutu produk
memberikan
tambahan
padanya
agar
disini adalah kemampuan produk untuk
menciptakan
kumpulan
manfaat
yang
melaksanakan fungsinya yaitu terarah dan
akan
dipuaskan
Kemudian
mereka
oleh
harus
paling memuaskan konsumen.
tepat sasaran. Sehingga tujuan untuk
Seperti yang di ungkap oleh Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok Kita Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel sebegai berikut:
memuaskan konsumen lebih terfokus. 2) Harga Dari semua elemen bauran pemasaran, mungkin keputusan penentuan hargalah
“Kami
memperindah
pengemasan
yang paling sulit untuk dibuat. Hal itu
pembuatan produk paket wisata kedalam
karena penentuan harga bagi produk
bentuk dokumentasi, brosur, leatfet dan
pariwisata
kedalam
sebelum
kompleksitas yang ditimbulkan oleh sifat
dipasarkan sehingga dapat lebih menarik
musimannya, perbedaan dalam segmen
minat
pasar (liburan atau perjalanan bisnis), dan
bentuk
wisatawan.”
lainnya
(Hasil
wawancara
harus
Konsep
memperhitungkan
dengan Rosdiyani, Amd selaku staf PT.
sebagainya.
kebijakan
harga
Yok Kita Jelajah Khatulistiwa Tour dan
tersebut juga seperti yang di ungkapkan
Travel, 8/03/2016)
oleh Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok 11
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kita Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel
Yok Kita Jelajah Khatulistiwa Tour dan
sebagai berikut:
Travel, 8/03/2016).
“Kami memberikan fasilitas yang sesuai
Berdasarkan hasil wawancara diatas
dengan harga yang ditawarkan kepada
dapat
dilihat
bahwa
wisatawan”. (Hasil wawancara dengan
dilakukan oleh PT. Yok Kita Jelajah
Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok Kita
Khatulistiwa
Jelajah Khatulistiwa, 8/03/2016)
melakukan
Tour
promosi
dan
berbagai
yang
Travel
metode
telah
promosi
Berdasarkan hasil wawancara tersebut,
namun dalam kegiatan promosi ini ada
PT. Yok Kita Jelajah Khatulistiwa Travel
beberapa hal yang harus diperhatikan
dan Travel menawarkan harga paket wisata
diantaranya efek komunikasi, adversiting,
dengan sesuai fasilitas yang diberikan,
promosi penjualan, personal selling, dan
yang berarti semakin tinggi harga maka
humas.
semakin baik pula fasilitas yang di berikan
4) Distribusi
karena penentuan harga bagi produk pariwisata
harus
memperhitungkan
Karena sifat dan karakteristiknya yang khusus. Produk pariwisata merupakan satu
kompleksitas yang ditimbulkan oleh sifat
produk
musimannya, perbedaan dalam segmen
kepemilikan,
pasar (liburan atau perjalanan bisnis), dan
pelayanannya secara langsung disewa atau
sebagainya.
dikonsumsi. Hanya saja sebelum dapat
3) Promosi
dikonsumsi, produk tersebut harus tersedia
Promosi
merupakan
komunikasi
dimana
penyelenggara
pariwisata
mempengaruhi
khalayak
khusus,
tidak
tetapi
ada produk
transfer dan
kegiatan
dan dapat diakses. Hal ini memerlukan
organisasi
sistem distribusi yang merupakan saluran
berusaha
yang dipakai umtuk memperoleh akses
dari
mana
penjualan produknya bergantung.
produk tersebut. Seperti yang diungkapkan Rosdiyani, Amd selaku staf PT. Yok Kita
Strategi promosi tersebut seperti yang
Jelajah Khatulistiwa Tour dan Travel
diungkapkan oleh Rosdiyani, Amd selaku
sebagai berikut:
staf PT. Yok Kita Jelajah Khatulistiwa
“Produk wisata tidak dapat didistribusikan
Tour dan Travel sebagai berikut:
secara fisik. Distribusi produk wisata bisa
“Kami
melakukan
melalui
dilakukan secara langsung oleh produsen
media yang ada, penjualan tatap muka,
jasa angkutan wisata, akomodasi dan
publisitas,
dan
aktraksi kepada wisatawan, tour operator
pemasaran langsung.” (Hasil wawancara
dan organisasi-organisasi tertentu. Selain
dengan Rosdiyani, Amd selaku staf PT.
itu ada juga distribusi yang tidak langsung
promosi
periklanan
penjualan
12 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
ialah dari organisasi ke konsumen secara
utama yang harus disediakan dengan baik
langsung atau melalui agen perjalanan”.
oleh pihak terkait.
(Hasil wawancara dengan Rosdiyani, Amd selaku
staf
PT.
Yok
Kita
Jelajah
Khatulistiwa Tour dan Travel, 8/03/2016)
Begitu pula dengan kondisi jalan di Kota
Pontianak
sebagai
ibukota
ini,
Kota
Provinsi
Pontianak seharusnya
Berdasarkan hasil wawancara diatas
memiliki infrastruktur jalan yang layak.
dapat dilihat bahwa PT. Yok Kita Jelajah
Dari data Dinas Cipta Karya, Tata Ruang,
Khatulistiwa telah melakukan distribusi
dan
paket wisata dengan beberapa cara seperti
Pontianak sampai dengan 2014 mencapai
yang
konsep
264,888 kilometer. Dari panjang jalan
pendistribusian diatas namun kenyamanan
tersebut 241,414 kilometer jalan sudah
pelayanan wisatawan dalam mendapatkan
diaspal, 15,764 kilometer jalan tanah, dan
informasi, penyelesaian pembelian atau
7,710 kilometer jalan beton. Bila ditinjau
pembayaran paket wisata yang dipilih dan
dari kondisinya, 222,635 kilometer jalan
penyampaian
sudah baik, 2,770 kilometer jalan kondisi
dijelaskan
pada
keluhan
juga
harus
diperhatikan oleh travel tersebut.
Perumahan,
panjang
jalan
Kota
sedang, 6,100 kilometer jalan kondisi rusak dan 33,383 kilometer jalan kondisi rusak
2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
berat.
Pengelolaan Paket Wisata Di Kota
b) Tingkat Kemacetan Tingkat kemacetan yang ada di Kota
Pontianak
Pontianak mungkin tidak sepadat yang ada a.
Faktor Internal Dalam Pemasaran
di Ibu Kota Jakarta. , namun jika tidak di
Paket Wisata di Kota Pontianak
antisipasi makan tingkat kemacetan akan
Faktor internal adalah hal-hal yang ada
terus meningkat. Sekarang saja beberapa
ataupun potensi-potensi yang ada di Kota
sudut Kota Pontianak sudah diwarnai
Pontianak yang berkenaan dengan paket
dengan kemacetan.
wisata.
Hal-hal
atau
potensi-potensi
Kota Pontianak masih memiliki peluang
tersebut mencakup infrastruktur, objek
besar untuk mengurangi tingkat kemacetan
wisata, dan sumber daya manusia.
dan membuat sistem yang lebih baik untuk
a) Jalan
menghindari kemacetan.
Jalan merupakan hal atau bagian yang
Hal
tersebut
sedikit
demi
sedikit
terpenting dalam sebuah proses pariwisata.
dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
Jalan merupakan infrastruktur dasar yang
mengurai
harus terpenuhi. Jalan merupakan sarana
pengempisan ban bagi kendaraan yang
kemacetan
misalnya 13
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
diparkir di badan jalan. Mungkin sebagian
pada
orang, terutana para pelanggar yang ban
Pontianak Sumber Daya Manusia yang
kendaraannya
diharapkan
dikempiskan
akan
kenyataanya
berbeda
berbeda,
di
seperti
Kota
yang
menimbulakan rasa tidak nyaman namun
diungkapkan oleh Bapak Nugroho Henray.
mengakibatkan
E. S.Pd selaku wakil ketua ASITA yang
efek
jera
bagi
sang
pelanggar.
menyatakan:
Kemudian upaya lain yang dilakukan pemerintah
adalah
membuat
mengelola paket wisata di Kota Pontianak
Yellow Box Junction (YBJ) di perempatan
ini sedang menjadi issu karena tingkat
traffic light atau lampu merah. YJB adalah
pendidikan yang paling tinggi untuk
marka jalan yang bertujuan mencegah
lulusan pariwisata itu sampai tingkat
kepadatan
Sekolah
lalu
dengan
“Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
lintas
dan
berakibat
Menengah
(SMK),
tersendatnya arus kendaraan di jalur lain
bagaimana
yang tidak padat agar kendaraan bermotor
sedangkan Perguruan Tinggi tidak ada
tidak menerobos lampu merah saat antrian
program pariwisata yang dulu sempat ada
kendaraan
selesai
yaitu sampai jenjang D3 namun sekarang
melewati. YBJ ini merupakan marka
sudah ditutup. Jadi belum dapat bersaing
berbentuk bujur sangkar berwarna kuning
karena pasar membutuhkan SDM yang
berukuran besar tergambar di aspal jalan.
berkualitas dan berpendidikan minimal S1
didepannya
belum
mau
Kejuruan meningkatkan
Yang terpenting dari upaya diatas
sedangkan
yang
diproduksi
adalah bagaimana kesadaran masyarakat
Pontianak
tidak
ada
berlalu lintas agar terhindarnya kemacetan.
kejenjang S1”. (Hasil wawancara dengan
Berhubungan dengan transportasi yang
Nugroho Henray. E. S.Pd , 21/03/2016)
akan
dilewati
dalam
kegiatan
yang
di
SDM
Kota sampai
Berdasarkan hasil wawancara di atas
kepariwisataan.
dengan wakil ketua ASITA diatas dapat di
c) Sumber Daya Manusia (SDM)
lihat bahwa ketersedian dari SDM yang
Pemasaran akan melibatkan beberapa
menjamin
kesuksesan
perencanaan
dapartemen dan beragam sumber daya
pariwisata di Kota Pontianak tidak dapat
manusia perusahaan. Perencanaan yang
bersaing di pasar industri pariwisata yang
baik
mengalami
membutuhkan SDM yang berkualitas dan
hambatan atau resistensi dari staf, bahkan
berpendidikan minimal S1 sedangkan di
sebaliknya
staf
Kota Pontianak jenjang tertiggi untuk
peluang
kesuksesan
seharusnya
tidak
hendaknya
membuat
perencanaan
pemasaran menjadi lebih besar. Namun
lulusan
program
pariwisata
sekarang
adalah SMK. Hal ini menjadi hambatan 14
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dan tidak dapat menjadi peluang untuk
kegaitaan usaha yang bersifat komersil
kesuksesan perencanaan pemasaran suatu
dalam
produk paket wisata.
menyelenggarakan perjalanan bagi seorang
b.
Faktor Eksternal Dalam Pemasaran
atau
Paket Wisata di Kota Pontianak
melakukan perjalanan.
a) Peranan ASITA
mengatur,
sekelompok
menyediakan
orang
yang
dan
akan
Selain itu, BPW juga berperan dalam
Dalam kegiatan kepariwisataan, ASITA
meyusun
dan
menjual
paket
wisata
berperan sebagai fasilitator khususnya
sehingga strategi yang digunakan harus
dalam menaungi pemasaran paket wisata.
sangat diperhatikan agar terciptalah produk
Selain
paket wisata yang berkualitas. Oleh karena
itu
ASITA
juga
berperan
mengayomi anggotanya yaitu travel-travel
itu,
agent yang di Kota Pontianak.
didukung oleh berbagai pihak untuk
Sebuah produk paket wisata yang telah
dalam
perkembangannya
harus
mencapai suatu kesuksesan.
dibuat seterusnya dapat dipasarkan oleh ASITA dan dapat pula dipasarkan oleh masing-masing membuatnya.
travel
agent
yang
ASITA
dapat
pula
membantu dalam penyelesaian masalah yang terjadi
di
anggotanya sehingga
ASITA berperan penting di dalamnya. Paket wisata di Kota Pontianak jika di
E. PENUTUP
1. Kesimpulan Berdasarkan analisa data, informasi dan hasil
pembahasan
mengenai
strategi
pemasaran paket wisata oleh Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies
kelola dengan benar dapat meningkatkan
(ASITA)
pendapat Kota Pontianak, hal tersebut
pariwisata di Kota Pontianak, peneliti
dapat menjadi perhatian khusus ASITA
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
sebagai asosiasi yang menaungi travel
a. Penetapan
agent di Kota Pontianak untuk dapat
tersebut
memberikan
memperkenalkan potensi, fasilitas dan
pengarahan
kepada
anggotanya untuk dapat membuat paket wisata yang layak jual. b) Biro Perjalanan Wisata atau Travel Agent Biro Perjalanan Wisata (BPW) atau travel agent merupakan usaha industri
dalam
misi
mengembangkan
dan
sudah
target baik
travel dengan
atraksi wisata kepada wisatawan. b. Berdasarkan
analisis
potret
pasar
ditemukan informasi yang mencakup empat faktor yaitu faktor sosial, faktor teknologi, faktor ekonomi dan faktor politik.
pariwisata yang berperan melaksanakan 15 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
c. Travel
telah melakukan identifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan
yang
perusahaannya, dengan
atau
analisis
di
hadapi
yang
dikenal
SWOT
ditemukan
bahwa untuk kekuatan travel
tanpa
melirik
pada
perkembangan
pariwisata di Kota Pontianak. 2. Saran Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan serta kesimpulan yang telah di
adalah
kemukakan penulis di atas, ada beberapa
kerjasama dengan masyarat menjadi
saran dari penulis sebabagi masukan antara
kekuatan yang penting dalam mengelola
lain sebagai berikut:
paket wisata, untuk kelemahannya ialah
a. Pada
penentuan
misi
dan
kurangnya pemasaran produk paket
perusahaan
wisata diluar Kalimantan Barat, untuk
perencanaan pencapaian target tersebut
peluang
pada
dapat berkembang dan mensukseskan
potensi wisata yang adadan masyarakat
pariwisata di Kota Pontianak serta staf
lokal yang dapat diajak berperan untuk
dapat
pengembangan destinasi wisata, dan
dengan baik.
yaitu
pemanfaatan
diharapkan
target
menjalankan
target
dalam
tersebut
untuk tantangan travel adalah biaya
b. Potret pasar yang diungkapkan sudah
serta waktu perjalanan wisata yang
baik namun dalam pengaplikasiannya
terkadang sering berubah menyesuaikan
diharapkan
kondisi dan situasi misalnya musim.
dengan ditambah dengan sarana-sarana
d. Untuk
penetapan
menerapkannya
Travel
penunjang seperti infrastruktur yang
pemasaran
perlu mendapat perhatian khusus oleh
mengikuti target travel yaitu sebagai
pemerintah agar potret pasar dapat
wadah pengenalan kepada wisatawan
berjalan dengan baik serta sumber daya
lokal dan mancanegara atas potensi,
manusia yang berkualitas masih kurang.
menetapkan
fasilitas
serta
tujuan,
mampu
tujuan
atraksi
wisata
yang
dimiliki suatu kawasan wisata.
c. Untuk analisis situasi bisnis harapannya adalah a) mengemas paket wisata
e. Untuk strategi bauran pemasaran pada
semenarik mungkin dengan inovasi dan
travel, mereka memiliki strategi sendiri
kreativitas dan selalu available dan up
dalam pengemasan produk, penentuan
to date; b) meningkatkan silahturahmi
harga, strategi promosi dan penempatan
dan promosi terhadap paket wisata
distribusi produk paket wisata. Namun,
dengan baik; c) kerjasama dengan
strategi yang dilakukan tersebut lebih
stakeholders dalam kepariwisataan baik
mengedepankan keuntungan individu
dalam promosi
menyusun dan
kegiatan
maupun
membentuk
Badan 16
RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Promosi
Pariwisata
mengembangkan
dan
Daerah;
d)
memperluas
jaringan pemasaran dan mempermudah akses
dan
membangun
fasilitas
Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta : BPFE Hakim, Luchman. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Malang : Bayumedia Publishing
kepariwisataan. d. Untuk penetapan tujuan perusahaan diharapkan travel mampu menerapkan dan memperhatikan prinsip SMART (Specific,
Measureble,
Achievable,
Realistic, and Time limit) dengan tujuan yang telah ditetapkan. e. Untuk strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi agar dapat bekerja sama dengan stakeholders pariwisata supaya strategi yang dilakuakn dapat lancar dan diharapkan kunjungan
dapat wisatawan
ke
Kota
harus diutamakan karena berhubungan dengan proses pelayanan yang diberikan konsumen
1984. Penerbit
Pengantar Universitas
Marpaung, Happy. 2000. Pengantar Pariwisata. Bandung : ALFABETA ---------------------.2002. Pengantar Pariwisata. Bandung : ALFABETA Moleong, Lexy J. 2000. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya -----------------------. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
meningkatkan
Pontianak serta kualitas produk juga
sehingga
Koentjaraningrat. Antropologi. PT. Djakarta
dapat
betah
berlama-lama di Kota Pontianak.
F. DAFTAR PUSTAKA
Pendit S nyoman, 1994. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT.Pradnya Paramita Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : ANDI Purwanto, Iwan. 2012. Manajemen Strategi. Bandung: CV Yrama Widya. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
1. Buku Abdullah, Thamrin. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada David, Fred R.. 2006. Manajemen Strategis. Jakarta : Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat
Rose, Glenn. 1998. Psikologi Pariwisata. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis. Bandung : Alfabeta 17 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrsasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sugiyono. 2005.Memahami Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Peneltian
------------.2007.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ------------.2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ------------.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ------------.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Soekanto. Pengantar. Persada
2003. Sosiologi Suatu Jakarta:PT Raja Grafindo
Sumadi, Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Wahab, Saleh. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT. Perca Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. ANGKASA
2.
Surat Kabar
Erdi. 23/3/2014/. Makna Harga Paket Wisata di Mata Turis. Pontianak Post.
18 RIA WULANDARI, NIM. E01111053 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN