PREDIKSI PERUBAHAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN STUDI LABORATORIUM STIMULASI VIBRASI TERHADAP CONTOH BATUAN LAPANGAN PADA BERBAGAI TEKANAN OVERBURDEN Oleh : Onnie Ridaliani* Tutuka Ariadji* Gunawan Handayani** Sari Dari hasil analisa studi laboratorium yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya terhadap core sintetis, mengindikasikan bahwa stimulasi vibrasi dapat memperbaiki sifat fisik batuan yaitu meningkatkan porositas (φ) sampai dengan 15.3 %, dan permeabilitas absolut (kabs) sampai dengan 2.2 %, serta menurunkan saturasi minyak tersisa (Sor) sampai dengan 53.6 %. Dari hasil tersebut diatas perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menganalisa pengaruh frekwensi vibrasi dan tekanan overburden terhadap φ, kabs dan Sor pada core lapangan. Analisa studi laboratorium, dilakukan dengan menggunakan alat Hasler Permeameter yang dimodifikasikan dengan vibrator. Model 1 didisain dengan vibrator yang diletakkan diatas core holder dan dengan arah vibrasi vertikal. Sedangkan model 2 didisain dengan vibrator yang diletakkan disamping core holder dengan arah vibrasi horizontal dan jarak antara vibrator dengan core holder lebih dekat dibandingkan dengan model 1. Dari hasil analisa studi laboratorium dengan alat model 2 pada 15 core lapangan diperoleh bahwa data φ sebelum vibrasi berkisar antara 4.84 % - 26.73 % dan setelah vibrasi dapat mencapai kenaikan φ sampai dengan 53.9 % dengan rata-rata 36.6 %. Data kabs sebelum vibrasi berkisar antara 231.46 mD – 1113.59 mD dan setelah vibrasi dapat mencapai kenaikan kabs sampai dengan 54.1 % dengan rata-rata 39.4 %. Data Sor sebelum vibrasi berkisar antara 0.15 % - 0.57 %, dan setelah vibrasi dapat mencapai penurunan Sor sampai dengan 68 % dengan rata-rata 66.1 %. Dari hasil tersebut diatas dapat dilihat adanya kesamaan kecenderungan hasil antara core sintetis dan core lapangan yang memberikan gambaran adanya kesamaan pola perubahan sifat fisik batuan ( φ, kabs dan Sor ) akibat stimulasi vibrasi, yaitu kenaikan φ dan kabs serta penurunan Sor. Lebih lanjut pengaruh tekanan overburden pada stimulasi vibrasi membuat sistem lebih confined, dan pengaruh jarak dari sumber getaran terhadap core holder dapat sebagai radius efektif dari kekuatan vibrator. Pada akhirnya hasil studi laboratorium terhadap core lapangan, membuktikan keberhasilan dari teknologi stimulasi vibrasi, dan diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam prediksi awal penerapan teknologi stimulasi vibrasi. Kata kunci :
Teknologi stimulasi vibrasi, studi laboratorium, efek vibrasi dan tekanan overburden terhadap sifat fisik batuan, contoh batuan lapangan, peningkatan porositas, peningkatan permeabilitas absolut, penurunan Sor, frekwensi optimum.
Abstract Based on laboratory analytical studies, which have been carried out by previous researchers on synthetic core there is an indication that vibration stimulation can improve the reservoir rock properties like increasing the porosity (φ ) up to 15.3 % and the absolute permeability (kabs) up to 22 % also decreasing the residual oil saturation (Sor) till 53.6 %. From the above mentioned results these is a need for further research by analyzing the influence of vibration frequency as well as the overburden pressure on φ, kabs, Sor on the field core. The Laboratory study analysis has been conducted using the Hasler Permeameter equipment, which has been modified with a vibrator. The Model 1 is designed with a vibrator, which has been laid on top of the core holder and in a vertical vibration direction. Whereas the Model 2 is designed with the vibrator laid beside the core holder in a horizontal vibration direction and the distance between the vibrator and the core holder is less as compared to the Model 1. It has been found from laboratory study analysis using the Model 2 equipment on 15 field cores that the porosity data before the vibration varies between 4.84 % - 26.73 %, after the vibration can reach an increase of up to 53.9 % with an average of 36.6 %. The absolute permeability data before the vibration varies between 231.46 mD – 1113.59 mD and after vibration may reach a kabs increase of up to 54.1 % with an average of 59.4 %. The residual oil saturation data before vibration varies from 0.15 % - 0.57 % and after the vibration may reach a Sor decrease of up to 68 % with an average of 66.1 %. It can been seen from above mentioned results that there is a tendency of similarity between synthetic core and field core, which gives an illustration that there is a similarity of the physical rock properties change pattern (φ, kabs, and Sor) as a result of the vibration stimulation, such as the increase of φ and kabs as well as a decreased Sor. In addition the influence of the overburden pressure on the vibration stimulation can make the sistem more confined and the influence of distance from the core holder may be an effective radius of the vibrator powers conclusively. The laboratory study results on the field core proves the success of the vibration stimulation technology and hopefully it may give a contribution to the preliminary applied vibration stimulation technology. *Departemen Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung **Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung I.
PENDAHULUAN
Teknologi Stimulasi Vibrasi, termasuk sebagai metoda Improvement Oil Recovery (IOR). Ide dasar dari teknologi stimulasi vibrasi adalah tektonik, yang memberikan efek signifikan terhadap formasi. Teknologi Stimulasi Vibrasi menerapkan stimulasi gelombang elastik kedalam reservoir dengan menggunakan generator berupa vibrator dari
permukaan dan dari bawah permukaan. Penggunaan vibrator bawah permukaan disebut sebagai generasi pertama, dan generasi berikutnya menggunakan vibrator permukaan. Sedangakan pada saat ini teknologi stimulasi vibrasi menggunakan keduanya 14. Manfaat teknologi stimulasi vibrasi yaitu : mempercepat pemisahan minyak dan gas; meningkatkan porositas batuan; memperbaiki permeabilitas batuan;
meminimalkan saturasi minyak tersisa; memperbaiki mobilitas minyak; memperbaiki permeabilitas relatif 1 minyak . Teknologi stimulasi vibrasi bukan merupakan pengganti metoda EOR, akan tetapi sebagai alternatif pelengkap agar metoda yang sudah ada menjadi lebih efektif dan optimal. Dari hasil analisa studi laboratorium yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya terhadap core sintetis, mengindikasikan bahwa stimulasi vibrasi dapat memperbaiki sifat fisik batuan yaitu meningkatkan porositas (φ), dan permeabilitas absolut (kabs), serta menurunkan saturasi minyak tersisa (Sor). Dengan hasil tersebut diatas perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menganalisa pengaruh frekwensi vibrasi dan tekanan overburden terhadap core lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa efek stimulasi vibrasi dan efek tekanan overburden terhadap sifat fisik batuan lapangan khususnya φ, kabs, dan Sor, juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam prediksi awal penerapan teknologi stimulasi vibrasi. II.
METODOLOGI
Metoda penelitian yang digunakan adalah kajian literatur dan analisa data di laboratorium untuk mengevaluasi efek stimulasi vibrasi khususnya terhadap sifat fisik batuan lapangan dengan alat Hasler Permeameter yang di modifikasikan dengan vibrator. Didalam penelitian ini akan didisain dua model alat yaitu Model 1 dan Model 2. Variasi efek vibrasi yang digunakan adalah efek frekwensi vibrasi yaitu 5 Hz, 10Hz, 15 Hz dan 25 Hz. Sedangkan Variasi efek tekanan overburden yang digunakan yaitu 100 psig, 125 psig, 150 psig, 175
psig dan 200 psig. Pada penelitian ini akan dianalisa dengan 2 kondisi yaitu ; Kondisi I dengan Frekwensi Opt 10 Hz & Pob 100 psig, dan Kondisi II dengan Frekwensi Opt 10 Hz & Pob 200 psig. III.
PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian di laboratorium, dengan menggunakan peralatan yang ada. Peralatan yang digunakan meliputi porosimeter, ruska gas permeameter, modifikasi hassler permeameter dan vibrator. Core lapangan yang digunakan adalah sandstone dengan kedalaman tidak melebihi 1800 meter. Penelitian yang dilakukan ini meliputi tiga tahapan, yaitu tahapan sebelum vibrasi, tahapan pada saat vibrasi dan tahapan setelah vibrasi. Skema peralatan Model 1 dan Model 2 yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 1 dan 2. Tahap pertama, yaitu tahapan sebelum vibrasi meliputi penelitian untuk mendapatkan data sifat petrofisik core lapangan, yaitu φ, kabs, dan Sor. Tahap kedua, yaitu tahapan pada saat vibrasi meliputi penelitian untuk menguji core lapangan terhadap berbagai frekwensi vibrasi dan berbagai tekanan overburden dengan menggunakan alat Model 1 dan Model 2. Tahap ketiga, yaitu tahapan setelah vibrasi meliputi penelitian untuk mengukur φ, kabs, dan Sor. setelah core lapangan dikeringkan dalam oven selama 24 jam. Adapun prosedur umum analisa efek frekwensi vibrasi dan efek tekanan overburden terhadap (φ), (kabs), dan (Sor) pada core lapangan adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan core lapangan (15 buah).
2. Memeriksa rangkaian peralatan yang dipergunakan terhadap kebocoron gas atau fluida lainnya. 3. Sediakan air bersih yang telah diberi pewarna merah dengan tujuan untuk memudahkan pengamatan terhadap paraffin yang telah terkumpul di flask berskala. 4. Lakukan pengukuran φ, kabs, dan Sor sebelum vibrasi. 5. Masukkan core lapangan yang telah dijenuhi dengan paraffin pada core holder dan lakukan proses vibrasi dengan berbagai frekwensi (5 Hz, 10 Hz, 15Hz, 25 Hz) dan berbagai tekanan overburden (100 psig, 125 psig, 150 psig, 175 psig, 200 psig) sambil didesak dengan air selama 15 menit. Gunakan alat Model 1 dan Model 2. 6. Setelah sampel di berikan vibrasi dan tekanan overburden, lakukan pengukuran φ, kabs, dan Sor setelah vibrasi. IV.
HASIL DAN DISKUSI
Efek frekwensi vibrasi terhadap perubahan φ, kabs, dan Sor untuk keseluruhan core lapangan diwakili oleh core 10C. Hasil perhitungan φ, kabs, dan Sor sebelum dan setelah vibrasi dapat diamati pada Gambar 3, 4 dan 5. Berdasarkan ketiga gambar tersebut, diperoleh hasil bahwa pada frekwensi 10 Hz kenaikan φ terbesar yaitu mencapai sebesar 25.96 %, kabs, mencapai 1026.39 mD, dan penurunan Sor terbesar mencapai 0.4 %. Hal ini berarti bahwa frekwensi optimum core 10C adalah 10 Hz (skala laboratorium). Untuk menentukan frekwensi optimum secara analitik dipergunakan persamaan sebagai berikut : ω = Cs / 4H ………………...1 dimana : ω = frekwensi optimum (Hz). Cs = kecepatan gelombang shear
(m/sec) 3. H = ketebalan formasi (m) Jika diketahui kecepatan gelombang shear adalah 1000 m/sec dengan tebal formasi adalah 25 m, maka frekwensi optimum adalah 10 Hz. Berdasarkan eksperimen lapangan jika diterapkan ternyata ketebalan formasi mendekati kenyataan. Sehingga konsep ini dapat digunakan untuk memprogram frekwensi optimum (skala lapangan). Berdasarkan Gambar 3, dapat diamati bahwa kenaikan φ core disebabkan adanya perubahan susunan butir dari tidak teratur menjadi teratur, adanya agitasi partikel dalam rongga sehingga terjadi gesekan antara fluida dengan batuan yang menyebabkan pelarutan partikel penyumbat pori dan sementasi, pada akhirnya partikel tersebut akan mudah terbawa ketika terdapat aliran fluida didalamnya, selain itu juga dapat terjadi disintergrasi material organik dan agregat yang menyumbat pori, sehingga dapat menyebabkan pembentukan peronggaan (cavitation). Dengan adanya cavitasi, akan meningkatkan volume pori batuan. Akibat peningkatan volume ruang pori tersebut, maka porositas batuan akan bertambah. Dari hasil pengolahan data kenaikan porositas core 10C pada gambar 3 adalah sebesar 27 %. Berdasarkan Gambar 4, dapat diamati bahwa kenaikan kabs, terjadi karena adanya hubungan antar pori-pori batuan, sehingga kemampuan batuan meluluskan fluida (permeabilitas) juga akan bertambah. Pertambahan permeabilitas tersebut juga disebabkan terjadinya penurunan tekanan kapiler dan menurunnya viscositas. Penurunan tekanan kapiler akan menyebabkan mudah terpisahnya minyak dari kontak dengan batuan, yang berarti akan mempermudah minyak mengalami disposisi dari keadaan awal. Keadaan ini
akan meyebabkan minyak lebih mudah mengalir. Dari hasil pengolahan data kenaikan kabs core 10C pada gambar 4 adalah sebesar 17 %. Berdasarkan Gambar 5, dapat diamati bahwa penurunan Sor terjadi karena adanya perbaikan susunan partikel akibat dari proses agitasi partikel-partikel tersebut didalam rongga sehingga partikel-partikel penyumbat pori akan larut. Dapat dikatakan pula bahwa akibat dari adanya kenaikan porositas dan terjadinya perbaikan hubungan antara pori-pori batuan maka permeabilitas akan bertambah, sehingga minyak akan dapat dikeluarkan lebih banyak atau Sor akan semakin kecil. Dari hasil pengolahan data Sor core 10C pada Gambar 5, penurunan Sor akibat efek frekwensi vibrasi adalah sebesar 23 %. Secara keseluruhan Efek frekwensi vibrasi menyebabkan kenaikan φ, kabs, dan penurunan Sor.
suatu kondisi optimum akibat stimulasi vibrasi yaitu pada frekwensi 10 Hz dan tekanan overburden 100 psig (Kondisi I), ternyata masih dapat ditingkatkan lagi hasilnya dengan menambahkan variasi tekanan overburden terhadap frekwensi optimum 10 Hz. Kondisi yang lebih baik tersebut yaitu stimulasi vibrasi dengan frekwensi optimum 10 Hz dan tekanan overburden 200 psig (kondisi II) baik menggunakan alat Model 1 dan 2. Dari uraian diatas membuktikan bahwa adanya efek tekanan overburden pada stimulasi vibrasi dapat membuat sistem lebih confined (membuat sistem tertutup rapat karena tekanan). Hal ini mengakibatkan bahwa semakin besar tekanan overburden, maka semakin besar harga porositas dan kabs, serta semakin kecil harga Sor. Oleh karena itu, pengaruh tekanan overburden menunjukan hasil yang positif untuk skala laboratorium.
Efek frekwensi vibrasi untuk core sintetis dan core lapangan disajikan pada Gambar 6, 7, dan 8. Pada ke tiga gambar tersebut dapat diamati bahwa ada kesamaan kecenderungan hasil antara core sintetis dengan core lapangan. Hal ini memberikan gambaran adanya kesamaan pola perubahan sifat fisik batuan (φ, kabs, dan Sor ), yaitu kenaikan φ, kabs, dan penurunan Sor.
Pengaruh Jarak Dari Sumber Getaran Pada Stimulasi Frekwensi Vibrasi, dapat ditunjukan dengan penggunaan alat Model 1 dan Model 2. Pada Alat Model 2, vibrator diletakkan lebih dekat jaraknya terhadap core holder, sehingga hasil penelitiannya lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan alat Model 1. Hal tersebut diatas membuktikan bahwa pengaruh jarak dari sumber getaran memberikan hasil yang positif untuk skala laboratorium.
Efek tekanan overburden dan frekwensi optimum 10 Hz terhadap φ, kabs, dan Sor pada core 10C dengan alat Model 1 dan Model 2 dapat dilihat pada Gambar 9, 10 dan 11. Dari 3 Gambar tersebut akan didapat hasil dengan Kondisi Awal, Kondisi I (Frekwensi 10 Hz & Tekanan overburden 100 psig), dan Kondisi II (Frekwensi 10 Hz & Tekanan overburden 200 psig). Prosentase kenaikan φ, kabs, dan penurunan Sor untuk kondisi diatas dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. Walaupun telah didapat
Secara umum stimulasi vibrasi terhadap core lapangan menunjukkan hasil yang positif terhadap kenaikan harga φ, kabs dan penurunan harga Sor. Teknologi stimulasi vibrasi membuka paradigma baru dalam pendekatan masalah yaitu dengan meninggalkan pendekatan pemecahan masalah secara kimiawi menjadi pendekatan masalah secara fisika. Dari hasil studi laboratorium diatas diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam prediksi awal penerapan teknologi stimulasi vibrasi.
V.
KESIMPULAN
Frekwensi optimal pada stimulasi frekwensi vibrasi terhadap core lapangan adalah 10 Hz. Adanya kesamaan kecenderungan hasil antara core sintetis dengan core lapangan. Hal ini memberikan gambaran adanya kesamaan pola perubahan sifat fisik batuan (φ, kabs, dan Sor ), yaitu kenaikan φ, kabs, dan penurunan Sor. Hasil keseluruhan dapat dikatakan bahwa Kondisi II (Frekwensi 10HZ & Tekanan overburden 200 psig) dengan alat Model 2 lebih baik jika dibandingkan dengan alat Model 1. Pengaruh tekanan overburden pada stimulasi frekwensi vibrasi dapat membuat sistem lebih confined (membuat sistem tertutup karena tekanan). Pengaruh jarak dari sumber getaran terhadap core holder, merupakan radius efektif pengaruh stimulasi frekwensi vibrasi. Hasil Studi laboratorium terhadap core lapangan membuktikan keberhasilan dari stimulasi vibrasi sebagai berikut : • Kenaikan φ sampai dengan 53.9 % dan rata-rata 36.6 %. • Kenaikan kabs sampai dengan 54.1 % dan rata-rata 39.4 %. • Penurunan Sor sampai dengan 68 % dan rata 66.1 %. Diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam prediksi awal penerapan teknologi stimulasi vibrasi. VI.
SARAN
1. Agar dilakukan studi laboratorium mengenai pengaruh waktu vibrasi terhadap sifat fisik batuan.
2. Melakukan vibrasi terhadap core dengan menggunakan 2 buah sumber getaran atau vibrator yang diletakan di atas dan di samping core holder secara bersamaan. 3. Menghitung secara kuantitatif besarnya frekwensi dari sumber vibrasi yang diserap oleh core. VII.
DAFTAR PUSTAKA
1. Belonenko V.N.: ”Vibroseismic Technology For Increasing Hydrocarbon Bed Recovery”, New Technologies For The 21 st Century, 2000. 2. Baresnev, I.A., Johnson,P.A, : “Elastic Wave Stimulation Of Oil Production, A Review Of Methods and Results, Geophisics”, vol 59 No. 6, hal. 1000-1007, 1994. 3. Das Braja M. : Stress Waves In Bounded Elastic Medium, Fundamentals Of Soil Dynamics, The University Of Texas at El Paso, Elsevier Sience Publishing Co.Inc., 1982. 4. DuHon, R.D. : An Investigation Of The Effect Of Ultrasonic Energy On The Floe Of Fluuids In Porous Media , Ph.D. Thesis, University Of Oklahoma, Norman, 1964. 5. --------------, : Elastisitas Zat Padat Dan Batuan Serta Aspek Geofisikanya, Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika, Institut Teknologi Bandung, 1977. 6. Geffen, T.M., Owen, W.W , Parrish, D.R., and Morse, R.A. : “Experimental Investigation Of Factor Affecting Laboratory Relative Permeability Measurement”, Trans. AIME, 192, 99 , 1951.
7. Honarpour, M., Koederitz, L., Harvey, A.H. : Relative Permeability Of Petroleum Reservoir, Florida, CRC Press Inc., 1986. 8. Mirawan, Trisna, I Made : Studi Laboratorium Pengaruh Vibrasi Terhadap Saturasi Minyak Sisa Dan Permeabilitas Relatif Minyak-Air, Tugas Akhir Departemen Teknik Permiyakan, Institut Teknologi Bandung, 2001. 9. Nikolaevskiy, V.N., Lopukhov, G.P., Liao, Yishu, and Economides, M.J. : “Residual Oil Reservoir with Seismic Vibrations”, SPE Journal Seri 29155, 1996. 10. Osaba, J.S., Richardson, J.G., Kerver, J.K., Hafford, J.A., and Blair, P.M. : “Laboratory Relative Permeability Meaurement”, Trans. AIME, 192, 1951.
11. Richardson, J.G., Kerver, J.K., Hafford, J.A., and Osaba, J.S. : “Laboratory Determination Of Relative Permeability”, Trans. AIME, 187-195, 1952. 12. Rudiono, Agus : Teori Analisis dan Aplikasi Teknologi Vibroseismic Untuk Peningkatan Perolehan Minyak pada Lapangan X, Tugas akhir Depatemen Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, 2001. 13. Standing, M.B. : Note On Relative Permeability Relationships, Trondheim, Norway, 1975. 14. Tarmuzi, Aziz : “Teknologi Akustik Dan Vibrasi”, Jakarta, 2002.
Gambar 1 – Skematik Alat Model 1
Gambar 2 – Skematik Alat Model 2
Porositas %
Frekwensi Vs Porositas Core 10C 30 25 20 15 10 5 0 0
5
10
15
25
Frekwensi Hz
Gambar 3. Histogram Frekwensi terhadap φ
Frekwensi Vs kabs Core 10C Kabs mD
1500 1000 500 0 0
5
10
15
25
Frekwensi Hz
Gambar 4. Histogram Frekwensi terhadap kabs
Frekwensi Vs Sor Core 10C
Sor %
0.6 0.4 0.2 0 0
5
10
15
25
Frekwensi Hz
Gambar 5. Histogram Frekwensi terhadap Sor
Porositas %
Frekwensi Vs Porositas 10C 30 25 20 15 10 5 0 0
5
10
Frekwensi Hz
Core lapangan
15
Core Sintetis
Gambar 6. Frekwensi terhadap φ Core Sintetis dan Core Lapangan
Kabs %
Fr e k w e n s i V s Kab s 10C 2000 1500 1000 500 0 0
5
10
15
Fr e k w e n s i Hz Core Sintetis
Core Lapangan
Gambar 7. Frekwensi terhadap kabs Core Sintetis dan Core Lapangan F rekw ensi V s S o r 10C
Sor %
0 .6 0 0 .4 0 0 .2 0 0 .0 0 0
5
10
F re k w e n si H z
C o re S in te tis
C o re L a p a n g a n
Gambar 8. Frekwensi terhadap Sor Core Sintetis dan Core Lapangan
15
Porositas, %
Diagram Perbandingan Poverburden Vs Porositas Frekwensi 10 Hz Core 10C 30 25 20 15 10 5 0 100
125
150
175
200
Poverburden, psig
Model 1
Awal
Model 2
Gambar 9. Perbandingan Tekanan Overburden terhadap φ Frekwensi 10 Hz Alat Model 1 & Model 2 Diagram Perbandingan Poverburden Vs kabs Frekwensi 10 Hz Core 10C
Kabs, mD
1500 1000 500 0 100
125
150
175
200
Poverburden, psig Awal
Model 1
Model 2
Gambar 10. Perbandingan Tekanan Overburden terhadap kabs Frekwensi 10 Hz Alat Model 1 & Model 2
Diagram Perbandingan Poverburden Vs Sor Frekwensi 10 Hz Core 10C 0.6
Sor, %
0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 100
125
Awal
150
Poverburden, psig
Model 1
175
200
Model 2
Gambar 11. Perbandingan Tekanan Overburden terhadap Sor Frekwensi 10 Hz Alat Model 1 & Model 2
Tabel 1. Perubahan φ, kabs dan Sor Dari Kondisi Awal ke Kondisi I Sifat Fisik Batuan φ,% kabs, mD Sor, %
Kondisi Awal 20.42 875.13 0.52
Alat Model 1 Kondisii I % 25.96 27.1 1026.39 17.3 0.4 23.1
Alat Model 2 Kondisi I % 26.23 28.4 1030 17.7 0.38 28.8
Tabel 2. Perubahan φ, kabs dan Sor Dari Kondisi Awal ke Kondisi II Sifat Fisik Batuan φ, % kabs, mD Sor, %
Kondisi Awal 20.42 875.13 0.52
Alat Model 1 Kondisii II % 27.7 35.7 1054.24 20.5 0.17 67.3
Alat Model 2 Kondisi II % 28.18 38 1074.13 22.7 0.16 69.2
Tabel 3. Perubahan φ, kabs dan Sor Dari Kondisi I ke Kondisi II Sifat Fisik Batuan φ, % kabs, mD Sor, %
Alat Model 1 Kondisii I Kondisi II 25.96 27.7 1026.39 1054.24 0.4 0.17
% 6.7 2.71 57.5
Alat Model 2 Kondisi I Kondisi II 26.23 28.18 1030 1074.13 0.38 0.16
% 7.43 4.28 57.9
OTOBIOGRAFI
Peronal Data Name : Ir. Onnie Ridaliani Place and Date of Birth : Banjarmasin, 26 Januari 1964 Addrress : Jl.Pelepah Raya Blok TM 1/28 Kelapa Gading Permai JAKARTA UTARA (14240) : PH 021 4530141 Sex : Female Religion: : Moeslem Nationality: : Indonesia Education Bachelor of Science Graduate Program
: Petroleum Engineering Trisakti University (Nov 1989). : Petroleum Engineering Bandung Institute of Technology (August 2003)
Personal Data Name : Ir. Tutuka Ariadji, M. Sc., Ph. D Place and Date of Birth : Solo, 26 Agustus 1964 Address : Jl. Sukaresmi Kav. 9, Komplek Perumahan Sukaresmi, Bandung, Indonesia
Education Bachelor of Science Master of Science Doctor of Philosophy
: Teknik Perminyakan-ITB, Indonesia (October 1988) : Petroleum Engineering-Texas A&M Univ., Texas-USA (May 1994) : Petroleum Engineering-Texas A&M Univ., Texas-USA (Dec. 1996)
Lecturer Reservoir Fluid Properties Reservoir Rock Mechanics Applied Heat Transfer Geosystem Numerical Simulation Thermal Oil Recovery
Personal Data GUNAWAN HANDAYANI
Pengalaman kerja
I. 1984 – sekarang Indonesia
Dosen Pada Departemen Fisika ITB Bandung,
I. 1993 – 2002 Dosen “MK Instrumentasi Geofisika dan MK Praktikum Pengukuran Geofisika” dan Sekretaris Program, Pada
Program S-2 Geofisika Terapan ITB Bandung, Indonesia II. 1997 – sekarang Dosen “MK Mekanika Tanah” Pada Program S-2 Rekayasa Pertambangan ITB Bandung, Indonesia V. Peneliti pada Lab. Geoteknik Pusat Penelitian Antar Universitas Rekayasa PPAU ITB V. Peneliti dan Ketua Lab. Fisika Bumi, Departemen Fisika ITB Pendidikan
1979 - 1984
Departemen Fisika ITB, Bandung, Indonesia
Sarjana Fisika ITB 1986-1988
Civil Engineering, Univ. Wisconsin-Madison, US
Master (MSCE) Master Thesis title: “Workstation software for soil liquefaction” 1988-1993 Madison,USA
Civil Engineering, Univ. Wisconsin-
Ph.D Ph.D dissertation title: “Time Delay Spectrometry measurements on Civil Engineering materials”