EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MATA PELAJARAN FIQH KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh NURHIKMAH NIM: 1110011000087
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK NURHIKMAH (1110011000087), Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh (Penelitian Tindakan Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat). Skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 30 Oktober 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh pada materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2014 dengan subyek peneliitan berjumlah 32 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan pada siklus I, dalam siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melalui pre test dan post test, observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan instrument tes kemampuan kognitif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test dari setiap siklus yaitu siklus I (78,3%)dan II (90%), juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas KKM, karena peningkatannya dapat dilihat dari peningkatan point yaitu sejumlah 12 point.
Kata kunci : Efektivitas, Metode Demonstrasi, Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
i
ABSTRACT NURHIKMAH (1110011000087), The effectiveness of the method demonstration in Fiqh subjects (Classroom Action Research in Islamic MTs Chester). Thesis Islamic Education Department. Tarbiyah and Teaching Science Faculty of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 30 Oktober 2014. This study aims to mengethui how the level of effectiveness of the use of methods of demonstration in the material subject to the provisions of prayer Fiqh jama ', qashar and jama' qashar students Islamiyah MTs Chester. This study was conducted from March to May 2014 with peneliitan subjects are 32 students. The research method used was a classroom action research (CAR), which consists of two cycles. Each cycle consists of 3 three sessions the meeting in the first cycle, the second cycle consists of two sessions meeting. Data collected through Pre test and post test, observation, interviews, field notes, documentation and instrument tests of cognitive abilities. The results obtained in this study is the demonstration that the application of the method can improve the effectiveness of student learning. It is seen from the results of post-test were increased compared of siklus I (78,3%) and II (90%), and also the achievement of all students in the upper grades KKM. Keywords: Effectiveness, Method Demonstration, And Classroom Action Research (CAR)
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat seiring salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw sebagai suri tauladan kita semuanya, yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai ke alam terang benderang seperti sekarang ini. Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat” disusun untuk memenuhi syarat meraih gelar sarjana strata satu (S1) Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, dan waktu serta do’a restu dan motivasi dari berbagai pihak lain, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan yang dapat memotivasi penulis.
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3.
Ibu Marhamah Shaleh, MA, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan motivasi untuk penulis.
4.
Bapak Dr. Sapiudin Shidiq, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang telah sabar, teliti, dan meluangkan waktu dalam proses penyusunan skripsi.
5.
Bapak Drs. Rusdi Jamil, MA, Penasehat Akademik yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
6.
Segenap dosen Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan motivasi untuk penulis.
ii
iii
7.
Bapak Drs. Aris Herdiana Kepala Madrasah MTs Islamiyah Ciputat, beserta seluruh staffnya yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.
8.
Khususnya Kedua orang tua, yaitu Ayahanda Uned Junaedi S.Pd. dan Ibunda Rosidah yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang secara tulus, mendoakan dan mencukupi moril dan materil dari sejak kecil sampai sekarang dan seterusnya (kasih sayang mereka tidak akan terputus sepanjang hayat). Tak lupa juga kepada Ibunda Alm. Rofiqoh kasih sayang mu selalu melekat di hati, Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihaa wa’fu ‘anha.
9.
Kakak
Ade Nurohmah S.Pd serta adik-adikku, Iis Rahmawati, dan Siti
Azkiatullatifah yang selalu memberikan senyum semangat untuk penulis. 10. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi serta bantuannya. Khususnya teman-teman Molose PAI C 2010 yang selalu menyemangati dan menjaga kekompakan persahabatan kita, sehingga selesai dalam penulisan skripsi ini . 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan saran yang berguna untuk penulisan skripsi. Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khazanah ilmu pengetahuan. Fastabiqul Khoirot Wassalamu’alaikum Wr.Wb Jakarta, 30 Oktober 2014 Penulis,
Nurhikmah NIM. 1110011000087
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ...............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
vii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah ...........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................
5
C. Pembatasan ...............................................................................................
5
D. Perumusan Masalah ..................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI A. Efektivitas metode pembelajaran 1. Pengertian Efektivitas ...........................................................................
7
2. Pengertian Metode Pembelajan ............................................................
8
3. Ciri-ciri Pembelajaran Efektif ..............................................................
11
4. Prinsip-prinsip Belajar .........................................................................
12
B. Metode demonstrasi .................................................................................
12
1. Pengertian metode demonstrasi ...........................................................
12
2. Langkah-langkah metode demonstrasi ................................................
15
3. Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi ...................................
16
4. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi .................................
17
C. Mata pelajaran fiqh di MTs ......................................................................
18
1.Pengetian fiqh ........................................................................................
18
2. Tujuan mata pelajaran fiqh di MTs ......................................................
20
3. Ruang lingkup materi pembelajaran di MTs ........................................
21
iv
v
D. Penelitian Relevan ....................................................................................
22
E. Hipotesis Tindakan ..................................................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................
25
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan .....................................
25
C. Subjek Penelitian dan Partisipan yang Terlibat Dalam Penelitian .......................................................................................................
29
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ..................................................
29
E. Tahapan dan Intervensi Tindakan .................................................................
29
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan .................................................................
31
G. Data dan Sumber Data ..................................................................................
31
H. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................
33
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................
37
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................................
37
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...............................................
38
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .........................................................
39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat ...........................................
41
B. Deskripsi Data ...............................................................................................
45
C. Analisis Data .................................................................................................
79
D. Pembahasan ...................................................................................................
80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................
83
B. Saran .............................................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN RPP Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 .................................................................................. RPP Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................................................. Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat sebelum penelitian Tindakan .................... Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat sebelum penelitian Tindakan ......................... Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas I............. Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas I ................. Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas II .......... Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas II ................ Lembar observasi aktivitas pembelajaran siklus I .............................................................. Lembar observasi aktivitas belajar mengajar siklus I ........................................................ Lembar observasi aktivitas mengajar siklus I ..................................................................... Lembar observasi aktivitas pembelajaran siklus II ............................................................. Lembar observasi aktivitas belajar mengajar siklus II........................................................ Lembar observasi aktivitas mengajar siklus II.................................................................... Catatan lapangan siklus I pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas I ......................... Catatan lapangan siklus II pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas II ...................... Soal Tes Evaluasi Siswa pada Siklus I .............................................................................. Soal Tes Evaluasi Siswa pada Siklus II ............................................................................. Dokumentasi pada pelaksanaan Tindakan kelas siklus I ................................................... Dokumentasi pada pelaksanaan Tindakan kelas siklus II .................................................. Absensi kelas VII.1 ............................................................................................................ Uji Referensi Surat Permohonan Izin Penelitian Surat Permohonan Izin Observasi Surat Bimbingan Skripsi
vi
85 94 100 103 106 107 110 111 114 115 116 118 119 120 122 123 124 125 126 128 130
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Penelitian ............................................................................. Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru ......................................................................................... Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................... Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................. Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ................................................................. Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV ................................................................ Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru ......................................................................................... Tabel 4.7 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................... Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Kelompok II .................................................................. Tabel 4.9 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ................................................................. Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... Tabel 4.12 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. Tabel 4.13 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. Tabel 4.16 Hasil Belajar Siklus I ....................................................................................... Table 4.17 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... Tabel 4.18 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. Tabel 4.19 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ Tabel 4.20 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... Tabel 4.21 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. Tabel 4.22 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... Tabel 4.23 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. Tabel 4.24 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ Tabel 4.25 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... Table 4.26 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. Tabel 4.27 Hasil Belajar Siklus II ...................................................................................... Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa .....................................................................
vii
25 50 51 52 52 53 54 55 56 56 57 58 59 60 61 61 62 68 69 69 70 71 72 73 73 74 75 76 79
DAFTAR GRAFIK Grafik Siklus I Hasil Belajar Siswa ................................................................................... 64 Grafik Siklus II Hasil Belajar Siswa .................................................................................. 78
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan tidak pernah berkembang pesat, Pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi setiap manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya, sebab pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi yang ada pada manusia. Pada dasarnya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kompetensi guru, materi ajar, metode yang digunakan serta alat media yang digunakan. Wina Sanjaya, mengatakan : Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.1 Kadang terjadi, dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, sementara dibangku siswa juga asyik mengobrol, bermain atau bahkan mengantuk. Karena, siswa tidak peduli dengan apa yang disampaikan oleh guru. Bagi guru yang penting adalah materi pelajaran sudah tersampaikan tidak peduli dipahami atau tidak. Khususnya dalam mata pelajaran fiqh seorang guru harus menguasai materi yang akan diajarkan oleh guru terhadap siswa serta menggunakan metode yang tepat. Mungkin faktor yang menyebabkan siswa kurang peduli karena siswa kurang tertarik dengan metode konvensional, mereka kurang mengerti makna dari pembelajaran fiqh karena kurangnya pengetahuan agama juga menjadi pengaruh dalam proses pembelajaran ini. metode pembelajaran fiqh selama
1
Wina Sanjaya, Perencanaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008), h. 26
1
2
ini kurang efektif, serta siswa tidak mendapatkan sarana dan prasarana untuk praktek tidak tersedia. Berdasarkan hasil wawancara guru bidang studi fiqh dan data nilai hasil belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat tidak mengalami peningkatan yang meningkat, serta dalam proses belajar mengajarpun siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran Fiqh, sedangkan data pencapaian hasil belajar bidang studi fiqh masih tergolong rendah. Mungkin Penyebab rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi terlalu konvensional dan siswa merasa bosan, boring, serta siswa merasa jenuh, mengantuk dan kurang peduli serta kurang memperhatikan penjelasan materi yang sedang disampaikan oleh guru2. Di samping itu, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan metode yang ada. Selama ini guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni ceramah, dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran fiqh, siswa seharusnya dilibatkan secara fisik untuk mendemonstrasikan materi yang diberikan misalnya pada materi sujud sahwi, dan shalat serta pada materi lainnya yang membutuhkan praktik secara langsung agar siswa lebih mudah untuk memahaminya. Dalam
pembelajaran
di
kelas,
terkadang
para
siswa
tidak
memperhatikan, karena, kurangnya daya tarik yang digunakan oleh guru. Misal dalam metode yang tepat sebagai perantara transformer dalam materi untuk mencapai tujuan. Serta media yang dijadikan bahan dalam pembelajaran yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses pmbalajaran kurang mendukung. Berdasarkan faktanya, kondisi yang selama ini dihadapi dalam proses belajar mengajar seperti sedikitnya metode pembelajaran yang digunakan 2
Wawancara dengan Bapak Aris,Guru Fiqh di Sekolah MTs Islamiyah di Ruang Guru, jam 09.10. Jakarta: 4 Maret 2014
3
menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh dengan materi yang disajikan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan metode ceramah, setelah itu guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS masingmasing. Sehingga di sini terjadi dalam proses pembelajaran yang berpusat hanya pada guru (Teacher Centered), bukannya Student Centered dimana dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam proses kegiatan pembelajaran para siswa lebih menunjukkan belajar secara individu dibandingkan belajar bersama atau berkelompok, melihat dari hasil belajar siswa yang diterima tidak merata, karena, dalam kelas siswa selalu mengandalkan guru dibandingkan teman. jadi, tidak adanya student centered, sehingga
siswa tidak bisa memecahkan berbagai
permasalahan dalam pembelajaran. Padahal jika siswa terlibatnya dalam proses kegiatan pembelajaran serta adanya kerjasama antar siswa dalam proses belajar itu akan membuat mereka semakin mudah untuk memahami materi yang dijelaskan. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar apabila metode yang digunakan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, tidak terlalu monoton serta anak tidak pasif, serta sarana dan prasana diusahakan sekolah sudah menyediakannya, dan siswa juga siap dalam menerima materi yang disampaikan dan merasakan kepuasan dan memusatkan perhatiannya dalam materi yang disampaikan. Metode yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan keadaan. Karena keunggulan suatu metode yang digunakan itu terdapat pengaruh pada siswa dalam pembelajaran seperti bidang study fiqh. Dalam bidang fiqh seorang guru harus menguasai materi yang akan diajarkan kepada siswa, terdapat beberapa metode yang dapat diajarkan oleh guru terhadap siswa seperti metode ceramah, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya-jawab, dan sebagainya. Seorang guru dalam memilih suatu metode harus selektif agar tepat sasaran serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
4
Sehubungan dengan metode mengajar, dalam Pendidikan Agama Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan. Karena metode menjadi sarana yang bermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa, sehingga dapat dipahami atau di serap oleh siswa.3 Menurut Zakiah, “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha secara sadar yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama”.4 “Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah membina manusia agar mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan perbuatannya dalam seluruh kehidupannya sehari-hari, serta dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.5 Kita ketahui bahwasannya fiqh merupakan suatu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Materi terdapat dalam fiqh sangat banyak, sehingga banyak pula yang perlu dibahas. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup banyak bagi guru untuk dapat menjelaskan materi secara keseluruhan. Oleh karenanya diperlukan metode yang tepat yang dapat mengantarkan siswa kepada tujuan pembelajaran secara efisien. Yang relevan agar dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa yang diharapkan. Namun ini tidak berarti bahwa mengenal petunjuk-petunjuk umum tersebut dengan sendirinya akan menjamin kesuksesan siswa. Banyak aspek yang mempengaruhi dalam proses tercapainya kesuksesan tersebut. Dalam fenomena yang peneliti temukan dalam pembelajaran fiqh guru lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa diselingi penggunaan
3
Ihsan Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia,2007), cet. ke-3, h.
163 4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 172 5 Ibid., h. 172
5
metode yang lain. Hal demikian dapat menimbulkan rasa jenuh dan membosankan oleh siswa yang melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian untuk menciptakan suasana belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dalam pelajaran Fiqh maka, guru menggunakan metode demonstrasi, karena untuk melihat upaya peningkatan efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan, untuk memperjelas suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa.6 Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh Di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Metode Pembelajaran fiqh yang digunakan oleh guru selama ini kurang efektif 2. Siswa kurang tertarik dengan metode konvensional, seperti metode ceramah 3. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru 4. Kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan praktek.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada tingkat efektivitas metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqh.
6
Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Grafindo Persada. 1995), h. 49
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi serta pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan, yaitu:
apakah penggunaan
metode demonstrasi dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran mata pelajaran Fiqh?
E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitin ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi 2. Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi 3. Mengetahui efektivitas pembelajaran mata pelajaran fiqh belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi instansi sekolah, tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memperbaiki metode
serta teknis pembelajaran
khususnya dalam mata pelajaran Fiqh. 2. Bagi guru bidang studi diharapkan agar dijadikan sebagai motivator untuk mengelola kelas dengan menggunakan metode yang sesuai dengan keadaan dan materi untuk mengembangkan minat belajar siswa. 3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan agar bermanfaat dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga kompetensi dalam mata pelajaran Fiqh dapat tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Efektivitas Metode Pembelajaran 1. Pengertian Efektivitas Efektivitas berasal dari kata “Efektif”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, efektif berarti ada pengaruh, akibat terhadap sesuatu, yakni hasil pengaruh dari sesuatu.1 Jadi dapat diperoleh pengertian bahwa efektivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap sesuatu yang membawa pengaruh terhadap sesuatu itu. Efektivitas dapat dijadikan sebagai barometer untuk mengukur keberhasilan. Efektivitas dapat dikatakan sebagai tingkat keberhasilan
dalam
mencapai
tujuannya.
Dengan
demikian
efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan. Menurut Slamento, untuk meningkatkan cara belajar yang efektif, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri seperti kesehatan, keamanan, ketentraman dan sebagainya. b. Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa, agar dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur. Contoh ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran. c. Strategi belajar. Dalam belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.2 Fakta dalam proses belajar mengajar di kelas guru masih menggunakan metode lama yaitu ceramah (konvensional) dalam mengajar. Padahal kemajuan
ilmu pengetahuan sangatlah pesat,
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 266 Slamento, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet. 4, h. 74-76 2
7
8
maka guru harus memanfaatkan metode ataupun strategi yang telah berkembangkan upaya untuk meningkatkan cara mengajar yang lebih efektif. Dengan demikian, efektivitas belajar siswa, yang paling utama menyangkut tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan dan yang telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Berdasarkan tujuan pembelajaran ini, maka kegiatan pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik apabila dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum minimal 75 % dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan suatu bagian yang penting dalam proses pembelajaran. Karena, mampu memberikan deskriptif mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya, yaitu peningkatan pengetahuan dari keterampilan serta pembelajaran dapat diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Fiqh yang telah ditetapkan di MTs Islamiyah Ciputat, yaitu 75. tingkat efektivitas pembelajaran dijadikan empat level, yaitu : a. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah b. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang c. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi d. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi Efektivitas pembelajaran penggunaan metode demonstrasi dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre test dan post test. dalam pembelajaran dapat dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil pre test dan post test.
2. Pengertian Metode Pembelajaran Sebelum kita menjelaskan tentang metode demonstrasi, ada baiknya jika kita menjelaskan metode pembelajaran. Menurut
9
Jalaludin dan Usman, “Metode adalah cara untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik”.3 Menurut Wina Sanjaya, “Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi”.4 Dalam Istilah metode yang sangat populer dalam kalangan Islam adalah at-Thariqah yang mempunyai pengertian jalan atau cara yang harus ditempuh.5 Maka, dalam proses belajar mengajar dibutuhkan metode agar mencapai suatu tujuan pembelajaran. Namun, metode juga disesuaikan dengan materi dan kondisi kelas dan siswa. Dalam Pendidikan Agama Islam faktor metode adalah faktor yang tidak bisa diabaikan, karena turut menentukan sukses atau tidaknya pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. Hubungan antara tujuan dan metode Pendidikan Agama Islam dikatakan merupakan hubungan sebab akibat. Demikian dalam mendidik dan mengajar ummat, Nabi selalu memperhatikan masalah metode. Salah satu keberhasilan beliau dalam mengemban misi kerasulannya adalah sikap beliau yang didaktis dalam penyampaian dakwah. Sebagaimana dalam firman Allah surat ke 3 ayat 159:
…. “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhi diri darimu” (QS. Ali Imran: 159)
3
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 52 4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,( Jakarta : Kencana 2011), h. 127 5 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi “Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004, ( Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,2006),h. 76
10
Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas adalah untuk mencapai tujuan pendidikan pengajaran siswa haruslah dengan cara didaktis metodis, maksudnya harus dengan cara yang tepat, bijaksana, dan tidak boleh kasar agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang kita gunakan harus direncanakan untuk persiapan belajar mengajar dalam materi dan kondisi kelas dan siswa, agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang belajar.6 Pembelajaran berasal dari terjemahan instruction yang banyak dipakai dalam pendidikan Amerika serikat. Istilah ini dipakai oleh ahli psikologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. 7 Rusman mengatakan : Pembelajaran merupakan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.8
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 11 Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana. 2011), h. 26 8 Rusman, M.Pd, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Profesionalisme Guru”, (Jakarta : RajaWali Press, 2011),h.1 7
11
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.9 Dalam pembelajaran dapat melibatkan dua belah pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan yang dilaksanakan dengan menggunakan
metode
imposisi,
dengan
cara
menuangkan
pengetahuan kepada siswa”.10 Jadi, dapat disimpulkan Metode pembelajaran
adalah
suatu
cara
atau
jalan
yang
sudah
direncanakan, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, efektivitas metode pembelajaran adalah cara dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. karena, hasil pengaruh dari metode yang telah dilakukan oleh guru untuk mengetahui adanya peningkatan efektivitas dalam mata pelajaran fiqh, yaitu hasil penerapan dari metode demonstrasi kelas VII.1
dalam materi
shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat.
3. Ciri-Ciri Pembelajaran Efektif Menurut Harry Firman, keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Berhasil
mengantarkan
siswa
mencapai
tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan 2. Memberikan pengalaman belajar yang efektif, melibatkan siswa secara
aktif
sehingga
menunjang
pencapaian
tujuan
instruksional 9
Rudi Susilana, Cepi Ryana M.Pd,Media Pembelajaran,(Bandung : CV Wacana Prima,2009), h. 1 10 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet ke-1, h.58
12
3. Memiliki mengajar.
sarana-sarana
yang
menunjang
proses
belajar
11
Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti digambarkan di atas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.
4. Prinsip-prinsip Belajar Dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
tentunya
harus
menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bertindak seara tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip belajar adalah: a. Kematangan jasmani dan rohani b. Memiliki kesiapan c. Memahami tujuan d. Memiliki kesungguhan e. Ulangan dan latihan12 Siswa maupun guru tidak dapat mengabaikan prinsip-prinsip belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh dalam penghasilan belajar siswa.
B. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode berasal dari bahasa Greek / Yunani yaitu Metha dan hodos. Metha artinya berarti melalui atau melewati dan hodos 11
Harry, Firman, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.(Bandung : Penerbit ITB ,1987).h.24 12 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h. 51-54
13
berarti jalan atau cara. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi metode yang juga berarti jalan atau cara yang dilalui.13 Menurut Mohammad Athiyah Al-Abrasy sebagaimana dikutip oleh Jalaludin, “Metode adalah rencana yang kita buat untuk diri kita sebelum kita memasuki kelas, dan diterapkan dalam kelas selama kita mengajar dalam kelas”.14 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang kita gunakan harus direncanakan untuk persiapan belajar mengajar dalam materi dan kondisi kelas dan siswa, agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Tayar Yusuf, “Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk memperjelas
suatu
pengertian
atau
untuk
memperlihatkan
bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa”.15 Sebab kata demonstrasi terambil dari kata Demonstration = To Show (memperagakan / memperlihatkan) suatu proses yang sedang berlangsung. Menurut Wina Sanjaya, “Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik yang sebenarnya maupun hanya sekedar tiruan”. 16 Sedangkan Menurut Zakiah Darajat, “Metode demonstrasi adalah dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya menggabungkan penjelasan verbal
13
Nur Uhbiyati , Ilmu Pendidikan Islam II, (Jakarta : Kalam Muliah, 1997) h. 35 Jalaluddin,op.cit.h. 53 15 Yusuf,Tayar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Grafindo Persada. 1995) h. 49 16 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientsi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : kencana, 2005), cet.5, h. 152 14
14
dengan suatu kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum di demonstrasikan”.17 Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan atau prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara lain, atau untuk mengetahui kebenaran sesuatu yang belum diketahui oleh siswa. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan memperagakan langsung dengan suatu proses terjadinya sesuatu baik dalam bentuk sebenarnya maupun tiruan sehingga proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, serta dapat membentuk pengertian yang baik dan sempurna. Metode ini sering digunakan dalam mata pelajaran Fiqh. Karena agar siswa mampu untuk mempraktekan langsung setelah gurunya mempraktekannya di depan kelas. Namun dalam metode ini yang aktif berperan tidak semua karena terbatasnya waktu dan akan membuang waktu jika semuanya ikut mempraktekan. Penggunaan metode demonstrasi ini dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian metode tersebut harus dilakukan oleh guru dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh gurunya atau pelatih. Pelajaran Fiqh di MTs merupakan pelajaran yang materi ajarnya bisa dikatakan cukup banyak, ditambah dengan materimateri yang harus dipraktekkan tata caranya seperti shalat, wudhu, 17
Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 1996), cet.ke. 1. h. 144
15
dan lain sebagainya. Oleh karena itu kita mencoba untuk menggunakan metode demonstrasi
dalam mata pelajaran Fiqh
materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, untuk melihat efektif atau tidaknya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara untuk penyampaian materi dengan memperagakan secara langsung suatu proses terjadinya sesuatu baik dalam bentuk sebenarnya ataupun tiruan, agar pelajaran lebih berkesan serta dapat membentuk pengertian yang baik dan sempurna.
2. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi Pembelajaran yang akan kita ikuti dalam mata pelajaran di dalam kelas sangatlah akan menarik jika dalam penyampaian materi menggunakan beragam metode yang efektif. Salah satunya metode demonstrasi, menurut Zakiah Darajat dalam
Penerapan metode
demonstrasi ini memiliki beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh fasilitator atau guru di dalam kelas, antara lain : a. Perumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi berbagai aspek, sehingga dapat diharapkan murid-murid itu akan melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah pertemuan berakhir. b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum melakukan metode demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang diinginkan tidak akan terjadi di saat demonstrasi berlangsung. c. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya anda sudah merencanakan seluruh waktu untuk setiap langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
16
d. Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru introspeksi diri e. Mempertimbangkan penggunaan alat bantu pengajaran lainnya, sesuai dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi. f. Menetapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan siswa.
seringkali perlu terlebih dahulu dilakukan diskusi-diskusi dan murid mencoba lagi demonstrasi atau mengadakan demonstrasi ulang untuk memperoleh kecekatan yang lebih baik.18
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Setiap metode yang digunakan oleh seorang guru pastilah mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materinya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, menurut Martinis Yamin kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut : a. Perhatian siswa dapat difokuskan pada titik berat yang dianggap penting bagi guru b. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses tertentu melalui pengamatan dan percobaan, siswa mendapatkan pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan lama. c. Menghindarkan pengajaran yang bersifat verbalisme, di mana siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan, atau bisa membaca Alquran tetapi tak bisa menulis dengan benar.
18
Ibid.h 145
17
d. Dapat
mengurangi
kesalahan
bila
dibandingkan
dengan
membaca buku, karena siswa telah meemperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan langsung. e. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat dijawab di waktu mengamati demonstrasi. Sedangkan kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut : a. Dalam pelaksanaannya demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang cukup banyak. b. Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit (jika memakai alat-alat yang mahal). c. Tidak semua hal yang dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat peraga demonstrasi sangat besar / berat atau berada di tempat jauh. d. Demonstrasi akan menjadi tidak efektif bila siswa tidak turut akif dan suasana gaduh.19
4. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Demonstrasi Metode yang digunakan oleh guru pasti ada kelemahannya, namun bagaimana cara mengatasi kelamahan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Tayar Yusuf, untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut : a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang hendak dicapai. b. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
19
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada, 2004), h. 67
18
c. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan, termasuk waktu siswa untuk bertanya, memberi komentar, kesimpulan serta catatan yang diperlukan. d. Selama demonstrasi berlangsung kita dapat mengajukan pertanyaan, apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan apakah alat sudah ditempatkan pada posisi yang tepat dsb. e. Menetapkan rencana penelitian, mengenai hasil yang dicapai melalui demonstrasi. f. Dapat
merekam
kembali/mengulangi
kembali
proses
demonstrasi, jika siswa merasa belum paham/mengerti tentang masalah yang dibicarakan.20
C. Mata pelajaran Fiqh di MTs 1. Pengertian Fiqh Mata pelajaran Fiqh adalah salah satu unsur Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengarah pada pengenalan, pemahaman, penghafalan, serta pengamalan Fiqh dalam kehidupan sehari-hari sesuai syariat hukum Islam yang berlaku,
Serta meluruskan
pandangan hidup sesuai dengan syariat hukum Islam yang menjadi pengalaman dan kebiasaan. “Fiqh secara bahasa adalah
fahmun yang berarti paham.
Adapun makna Fiqh secara syara’ adalah mengetahui hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan amal, baik amal anggota maupun amal hati”.21 Seperti dalam surat At-taubah ayat 122
….. “...Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama... ( QS. At-taubah : 122) 20
Yusuf, op. cit, h.50-52 Abdul Karim Amrullah, Pengantar Ushul Fiqh, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1984), cet. IV. h. 2 21
19
Sebagian ulama menyatakan bahwa fiqh ialah pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang didapati dari kekuatan ijtihad (kesungguhan) mujtahid. Misalnya berniat adalah wajib sewaktu mengerjakan wudhu.22 Maka permasalahan hukum yang tidak terbit dari ijtihad mujtahid, tidaklah termasuk dalam fiqh lagi. Karena nyatalah bahwa pengetahuan yang yakin atau Qath’i, melainkan kekuatan sangka zhanni. Menurut Zakiah Darajat menyatakan, “Fiqh menurut para fuqaha ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci”.23 Berdasarkan definisi di atas dapat di atas peneliti dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Fiqh adalah mengetahui hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan, baik perbuatan dari prilaku ataupun melalui hati yang didapat dari dalildalil tertentu ataupun ijtihad para ulama. Sedangkan Menurut Mushthafa Zarqa sebagaimana dikutip oleh Dede Rosyada membagi pembahasan fiqh itu menjadi enam bidang yaitu : a. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang ubudiyah, seperti shalat, puasa, dan haji. Inilah yang disebut fiqh ibadah b. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, seperti perkawinan,perceraian, nafakah dan ketentuan nasab. Inilah ahwal al syakhsyiyah. c. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial antara umat islam., dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa. Seperti jual beli, sewa menyewa dan gadai. Inilah fiqh Mu’amalah
22 23
Ibid. h. 3 Darajat, op. cit. h. 78
20
d. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan sangsi-sangsi terhadap pelaku tindak kejahatan criminal. Seperti Qishash. Inilah fiqh jinayah. e. Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah-masalah hubungan warga Negara dengan pemerintahnya, serta hubungan antara satu Negara dengan yang lainnya. Yaitu fiqh siyasah. f. Ketentuan-ketentuan yang mengatur etik pergaulan antara seorang muslim dengan yang lainnya dalam tatanan kehidupan sosial.yaitu al-ahkan khuluqiyah.24
2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh baik berupa dalil naqli dan aqli. Menurut Abdul Wahab Khallaf, “Tujuan mempelajari ilmu fiqh ialah menerapkan hukum syari’at Islam terhadap perbuatan dan ucapan manusia”.25 Jadi, ilmu fiqh itu adalah rujukan (tempat kembali) seorang hakim (qadhi) dalam keputusannya, rujukan seorang Mufti dalam fatwanya, dan rujukan seorang Mukallaf untuk mengetahui hukum syari’at dalam ucapan dan perbuatannya. Inilah tujuan yang dmaksudkan dari semua Undang-Undang untuk umat manusia. Karena dari Undang-Undang itu tidak dimaksudkan kecuali untuk menerapkan materi hukumnya terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Selain itu juga untuk membatasi setiap Mukallaf terhadap hal-hal yang diwajibkan atau diharamkan baginya. Pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah diarahkan untuk mengantarkan siswa dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam 24
Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, ( Jakarta : PT Rajawali pers,1993),h. 64 25 Abdul wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 6
21
kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna). Pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali siswa agar dapat: a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqh ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqh muamalah. b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social. Pembelajaran fiqh diarahkan untuk mengantarkan siswa dapat memahami pokokpokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna).26
3. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Fiqh di MTs Adapun ruang lingkup Fiqh meliputi keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara lain : a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
26
Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.h. 84
22
c. Hubungan manusia dengan alam semesta (selain manusia) dan lingkungan.27
D. Penelitian Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya: 1. Hasil
penelitian
Robiatul
Adawiyah
(2013)
yang
berjudul
“Penggunaan Metode Demonstrasi Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Fiqh” dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di Mts Ad-Da’wah kelas IX pada pokok bahasan tata cara pengurusan jenazah. hal ini dapat dilihat dari ratarata hasil belajar Fiqh pada siklus I siswa dilihat dari keaktifannya dalam mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 4 orang (17,23%), pada siklus II siswa dilihat dari keaktifan dalam mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 6 orang (28,57), pada tindakan kelas siklus III sebanyak 12 orang (57,14%) . Pada siklus III ini sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan sekolah dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam keaktifan siswa melalui penerapan metode Demonstrasi. Yang menjadikan beda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa peneliti lebih mengkhususkan kepada Peningkatan efektivitas penggunaan metode demonstrasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh. 2. Hasil penelitian dari Maria Ulfah (2012) yang berjududl “Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Fiqh Siswa
Di
Madrasah
Ibtidaiyah
Al-Falah
Jakarta”
hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa nilai r terhitung sebesar 0,464 dan termasuk kategori sedang ( nilai r hitung pada rentang 0,4000.700) dengan nilai KD sebesar 21,52 %. Dengan demikian terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara penerapan metode
27
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005), h.78
23
demonstrasi terhadap prestasi belajar. Yang menjadikan beda dengan penelitian ini bahwa peneliti lebih mengkhususkan kepada peningkatan efektivitas penggunaan metode demonstrasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh. 3. Hasil penelitian dari Anwaruddin (2009) salah satu mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul, “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keberhasilan Belajar PAI Di SMA Mandiri 99 Tangerang”, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa metode demonstrasi yang diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Mandiri 99 sudah menunjukkan pengaruh yang nyata, oleh karena itu dapat dijadikan andalan bagi guru ketika akan menyampaikan Pendidikan Agama Islam di sekolah. Yang menjadikan beda dengan penelitian ini bahwa penelitian ini lebih mengkhususkan peningkatan efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh.
E. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat, maka diharapkan dapat meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa dalam
proses belajar
mengajar bidang studi fiqh pada siswa kelas VII.1 Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Mata pelajaran Fiqh dengan materi pelajaran shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat , sedangkan bidang kajiannya adalah metode demonstrasi. Shalat jama’,qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat merupakan materi mata pelajaran Fiqh yang memerlukan adanya pemahaman mendalam dan terperinci. Karena proses shalat jama’, qashar dan jama’ qashar berbeda-beda raka’at serta niatnya. Sehingga dalam pelaksanaan shalat jama’, qashar dan
24
jama’ qashar itu tidak asal melaksanakan shalat itu harus jelas halangan untuk melakukannya shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, dsb. Kurangnya pemahaman terhadap materi ini menjadikan siswa akan mengalami kesulitan, terlebih dalam dunia nyata mereka dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut mereka untuk melakukan hal itu. Untuk mempelajari shalat jama’, qashar, dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat perlu adanya penyajian
yang
menarik
yang
dikemas
meggunakan
metode
demonstrasi agar dalam praktiknya siswa dapat mengaplikasikan berdasarkan pemahaman yang mereka dapat di sekolah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat-Tangerang Selatan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VII.1 pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, dimulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014. Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Penelitian No 1.
Kegiatan Persiapan
Observasi
April
√
√
Mei
Juni
Juli
dan
perencanaan 2.
Maret
(studi √
lapangan) 3.
Kegiatan penelitian
4.
Analisis data
5.
Laporan penelitian
√ √
√ √ √
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas atau classroom action research yang difokuskan pada situasi kelas, Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
25
26
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.1 Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebenarnya model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin, hanya saja model penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.2 Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan melakukan penelitian study pendahuluan atau observasi (pra penelitian) setelah refleksi awal dan akan dilanjutkan dengan 2 siklus. Dalam setiap siklus atau putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dilakukan empat kegiatan pokok, yaitu: a. Perencanaan Pada tahap ini juga peneliti membuat RPP, instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar mengajar siswa dan guru, catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk awal pre test dan akhir siklus post test, serta kisi-kisi instrumen.
1
Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2011) h.
2
30
27
b. Tindakan Pada kegiatan ke-2, adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan penerapan yang dilakukan oleh peneliti dan guru yaitu RPP dengan menggunakan metode demonstrasi
sesuai dengan fokus masalah dan
perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti dan guru. c. Observasi Kegiatan observasi ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan kolaborator. d. Refleksi Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan.
2. Desain Penelitian Setelah melakukan kegiatan pokok PTK yaitu, perencanaan, tindakan, observasi serta analisis dan refleksi maka siklus I selesai, kemudian penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Akan tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada desain yang dikemukakan oleh Wina sanjaya, sebagai berikut:
28
Bagan I Alur Pelaksanaan PTK
permasalahan n
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan data
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Pengamatan/ Pengumpulan data II
29
C. Subjek Penelitian dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.1 Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat Observer yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini yaitu guru bidang studi Fiqih kelas VII.1 sebagai pengamat jalannya penelitian sekaligus berperan sebagai kolaborator. Pada saat pelaksanaan tindakan, guru Fiqh membantu peneliti mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu, guru Fiqh juga melakukan observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan selanjutnya.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru bidang study Fiqh sebagai kolaborator dan observer. Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya. Kerja sama antara guru Fiqh dan peneliti menjadi hal yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang setara dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini Dimaksudkan untuk melihat bagaimana efektivitas belajar siswa setelah diberikan tindakan. 1) Observasi Pendahuluan a. Observasi kegiatan belajar pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran metode demonstrasi pada kelas VII-1 Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat.
30
b. Wawancara dengan guru dan siswa Wawancara dilakukan sebelum tindakan, wawancara sebelum tindakan untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelaran metode demonstrasi di kelas VII-1 dan juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar fiqh. 2) Tahapan Penelitian a. Tahap Perencanaan 1) Pembuatan
rancangan
perencanaan
pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan metode demonstrasi 2) Penentuan materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dalam RPP dan disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). b. Tahap Pelaksanaan 1) Memberikan pre test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa 2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi 3) Pembelajaran menggunakan 2 siklus, pada siklus 1 terdiri dari 3kali pertemuan sedangkan siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan 4) Pertemuan pertama, menjelaskan pengertian shalat
jama’ dan shalat
qashar 5) Pertemuan kedua, menjelaskan pengertian shalat jama’ qashar serta membagikan kelompok yang ditentukan oleh peneliti serta menjelaskan langkah-langkah metode demonstrasi. 6) Pertemuan ketiga, siswa melakukan praktek shalat jama’, qashar dan jama’ qashar
dengan aturan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh
peneliti dan peneliti mengawasi jalannya metode demonstrasi, kemudian diakhiri dengan post test. 7) Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.
31
c. Tahap Pengamatan 1) Melakukan wawancara guru dan siswa setelah tindakan kelas. 2) Melakukan wawancara setelah tindakan dengan guru fiqh kelas VII-1 untuk mengetahui respon guru mengenai metode demonstrasi. 3) Wawancara bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa telah digunakan metode demonstrasi serta untuk mengetahui perubahan yang ada pada siswa dari segi efekivitas dan hasil belajar siswa dalam belajar fiqh. d. Tahap Refleksi 1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis dari hasil observasi yang telah diisi oleh guru kolaborator dan juga hasil wawancara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. 2) Analisis didiskusikan dengan guru kolaborator, kemudian dibuat perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada. 3) Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
penelitian. 4) Membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan kelas.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya efektivitas penggunaan metode demonstrasi hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh menggunakan metode pembelajaran metode demonstrasi yaitu semua siswa mampu mencapai skor belajar lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang mencapai 75 %.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post test, lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa dan peneliti.
32
Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian atau penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III dan seterusnya. Bagan kegiatan ini sebagai berikut: Siklus I 1.
Perencanaan
Kegiatan
Mempersiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang telah disiapkan.
Mempersiapkan lembar kegiatan sesuai dengan metode Demonstrasi.
Mempersiapkan instrumen (tes bacaan, lembar observasi, catatan lapangan, dan wawancara).
Mempersiapkan lembar tes akhir (post tes) untuk mengetahui hasil dari kegiatan tersebut.
2.
Tindakan
Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.
Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi .
Melakukan post tes untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkannya metode Demonstrasi.
3.
Pengamatan
(observasi)
Kolaborator
mengobservasi
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi.
Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.
33
Mendokumentasikan
kegiatan
pembelajaran
dengan aktivitas siwa. 4.
Refleksi
Peneliti
bersama kolaborator mengevaluasi
proses pembelajaran siklus I. Hasil penelitian siklus
I
dibandingkan
dengan
indikator
keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuannya. Siklus II dan seterusnya
Siklus II akan dilanjutkan apabila tidak memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu siswa harus tuntas belajar. Pelaksanaan alur siklus II sama dengan
pelaksanaan
alur
siklus
I
dengan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Penyusunan
laporan Hasil tes pada siklus I dan II, hasil observasi dan
penelitian
hasil wawancara.
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi aktivitas belajar Fiqih siswa, hasil observasi aktivitas demonstrasi siswa, lembar catatan lapangan, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, dan hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran). 2. Data kuantitatif : nilai hasil tes tiap siklus. 3. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti.
H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian terdiri atas dua jenis yaitu:
34
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes (pre Test dan post test) Tes tertulis itu berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). tes awal adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis Essay sebanyak 5 butir. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VII.I sebelum dan sesudah pembelajaran untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi. 2. Lembar observasi Untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan metode pembelajaran di kelas dan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. 3. Pedoman Wawancara Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang menggunakan metode Demonstrasi. 4. Kisi-kisi instrument a. Tes pengetahuan (Kognitif) Tes tertulis pre test Dan post test yang diberikan kepada subyek yang teramat dalam bentuk soal objektif.
35
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil belajar Siklus I No
Kompetensi
Indikator
Kemampuan Bentuk Nomor
Dasar 1.
Menjelaskan
C1
jama’,
Soal Essay
Soal 1, 2
tentang
qashar, pengertian
dan jama’ qashar
C3
√
Memberikan
ketentuan shalat definisi
C2
shalat
jama’, qashar dan jama’ qashar Menjelaskan syarat-
2.
Mempraktikan shalat
syarat shalat jama’,
Essay √
4
jama’, qashar dan jama’
qashar dan jama’ qashar qashar
Menjelaskan
Essay
2
Essay
5
√
macam-macam shalat jama', qashar dan jama’ qashar Menjelaskan
tata
√
cara shalat jama’, qashar dan jama’ qashar Mendemonstrasikan
√
shalat jama’, qashar dan jama’ qashar Jumlah Keterangan: C1 = Ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi
5
36
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil belajar Siklus II No
Kompetensi
Indikator
Kemampuan Bentuk Nomor
Dasar 1.
C1
Menjelaskan
dalam
keadaan dalam
darurat
Soal
Soal
Essay
1, 2, 3
shalat
keadarurat
ketika dan dalilnya
sedang sakit dan Menjelaskan tata dikendaraan. cara ketentuan 2.
C3
√
Mengidentifikasi
ketentuan Shalat pengertian
C2
Mempraktikan
shalat
Essay √
4
dalam
shalat
dalam keadaan sakit keadaan darurat ketika sakit
sedang dan
di
kendaraan. Menjelaskan cara
tata
ketentuan
shalat
Essay
5
√
dalam
kendaraan Mendemonstrasikan shalat
dalam
√
keadaan darurat Jumlah Keterangan: C1 = Ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi
5
37
5. Foto Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung pada siklus I dan II.
I. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi aktivitas belajar Fiqh siswa; diperoleh dari lembar observasi aktivitas yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan. Hasil observasi proses pembelajaran Fiqh di kelas, data ini berasal dari hasil observasi terhadap tindakan pembelajaran. 2. Observasi aktivitas kerjasama siswa dalam kelompok; diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan. 3. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. 4. Wawancara : peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi Fiqih dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada akhir siklus. 5. Catatan lapangan; catatan lapangan ini dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran yang tidak teramati dari lembar observasi. 6. Dokumentasi ; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang perkembangan hasil belajar Fiqih siswa, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Study Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan instrument yang kualitasnya baik pula. Instrument yang baik dapat ditinjau dari validitas.
38
Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur.3 Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila instrument tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang digunakan adalah untuk mengukur kemampuan efektif atau tidaknya hasil belajar Fiqh siswa dilihat dari formatif akhir siklus. Validitas yang digunakan untuk instrument kemampuan keefektivitasan hasil belajar Fiqh siswa. Yaitu content validity (validitas isi) yang termasuk validitas Rasional Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.4 Dalam validitas yang digunakan dengan mengkonsultasikan instrument tes kepada para pakar. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong yang merupakan pakar di bidang pendidikan termasuk dalam mata pelajaran Fiqh.5
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran peneliti dan hasil observasi prestasi belajar siswa. Menganalisis jurnal harian dengan mengelompokkan respons siswa ke dalam kelompok berkomentar positif, negatif, netral dan tidak berkomentar kemudian dihitung presentasenya. Tahap analisis data di mulai dengan menyajikan keseluruhan data yang diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimatkalimat dan skala penilaian hasil belajar siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna. Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran Fiqh di MTs Islamiyah Ciputat, yaitu 75. Dalam menganalisis tingkat keberhasilan atau 3
h.164
4 5
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2011),
Ibid., h.164 Suharsimi Arikunto,,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 128
39
persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya (siklus) dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Teknis analisis data kuantitatif pada hasil belajar menggunakan analisis statistik deskriptif dengan menjumlah, mencari mean (rata-rata) dan presentase keberhasilan belajar.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqh maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan metode pembelajaran melalui Metode Demonstrasi dalam meningkatkan prestasi belajar Fiqh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan penelitian yang peneliti akan lakukan memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup panjang. Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi aktivitas belajar siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan dan soal-soal tes formatif untuk menilai hasil belajar Fiqh siswa serta lembar wawancara untuk guru dan siswa. Peneliti juga dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat peneliti sendiri atau yang disarankan pihak sekolah. Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi Fiqh berkolaborasi dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan untuk siklus selanjutnya.
40
Penelitian ini berakhir, setelah berhasil menguji penerapan pembelajaran metode demonstrasi pada materi Fiqh dalam peningkatan efektivitas pembelajaran hasil belajar.
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat 1. Sejarah Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat pada kelas VII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat berdomisili di Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat Telp. 28752974 Kecamatan Ciputat, Kota Tanggerang Selatan 15411 yang secara geografis terletak dekat kantor Kelurahan Ciputat, dan mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak sarana transportasi. Madrasah Tsanawiyah ini merupakan cikal bakal tebentuknya Yayasan Islamiyah Ciputat, ini dikarenakan Madrasah Tsanawiyah Islamiyah adalah unit sekolah pertama yang berdiri dari diantara sekolah-sekolah yang ada di Yayasan Islamiyah Ciputat. Tahun berdirinya sekitaran tahun 1978 adapun bulan tepatnya sekitaran bulan Agustus. Dan kemudian berdirilah sekolahsekolah yang lain hingga jejang STIE Islamiyah Ciputat. Yayasan Islamiyah itu sendiri membawahi beberapa sekolah termasuk didalamnya Madrasah Tsanawiyah Islamiyah, SMP Islamiyah, MA Islamiyah, SMK Islamiyah, yang terakhir adalah STIE Islamiyah. Padaperkembangannya Mts ini cukup bagus dan telah menciptakan lulusan yang banyak berkompeten di bidangnya masing-masing. Setelah adanya SMP Islamiyah banyak orang tua yang memilihkan anaknya untuk disekolahkan di SMP, ini mengakibatkan berkurangnya jumlah siswa di Madrasah Tsanwiyah itu sendiri.
41
42
Adapun karena Madrasah Tsanawiyah merupakan
sebuah lembaga
yang bernuansakan Islam, maka dari jenis pelajarannya pun cukup padat. Ini dikarenakan agar para siswa mempunyai jiwa keislaman yang lebih dari sekolah-sekolah lain. Selain itu ekstrakulikulernya pun banyak yang bernuansakan keislaman. Contohnya seperti nasyid, marawis, pidato dan jenisjenis kegiatan keislaman lainnya. Salah satu pendiri Yayasan Islamiyah bernama Bapak Zarkasih Noor, beliau bersama-sama dengan saudaranya mengembangkan yayasan tersebut hingga seperti sekarang.
2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi Terbentuknya manusia unggul dalam iman, ilmu, dan amal yang berhaluan ahlussunah wal jamaah
b. Misi - Membentuk siswa yang berakhlakul karimah - Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler - Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam tindakan maupun perbuatan - Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kaidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kebanyakan tenaga pengajar ataupun tenaga kependidikan yang ada di MTs. Islamiyah berlatar belakang pendidikan sarjana tingkat satu. Yang berasal dari universitas yang berada disekitar Jakarta, dan kebanyakan berasal dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
43
Guru yang ada di Mts. Islamiyah berjumlah 18 orang dan seorang staf TU. Karena MTs banyak memuat mengenai materi yang bermuatan Islam tenaga kependidikannyapun banyak yang berlatar belakangkan jurusan-jurusan Islam. Adapun kepala sekolahnya ditunjuk langsung oleh pihak yayasan yang memayungi MTs. Islamiyah. Tenaga pengajar di MTs ini tidak hanya memegang satu mata pelajaran hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pengajar yang berada di MTs ini. Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yayasan ini pun sering melakukan program peningkatan kualitas guru. Ini dilakukan agar meningkatnya kualitas pengajaran agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Dalam pengajarannya guru-guru disi sudah mulai menggunakan metode yang berpusat pada siswa (Student Center) ini dilakukan agar siswa tidak bosan dalam melakukan pembelajaran. Hal ini pula dilakukan agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guna menunjang proses pembelajaran yang berlasung guru-guru di Mts.Islamiyah diwajibkan lulusan S1. Ini sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan dari staff TU sendiri hanya satu dan mereka saling berkordinasi dengan kantor pusat yaitu Yayasan Islamiyah, maka latar belakang dari staff tersbut juga masih dalam proses gelar S1.
4. Data Siswa Siswa-siswi yang bersekolah di Mts. Islamiyah ini berasal dari sekitaran Ciputat ini dikarenakan letak Mts ini yang mudah diakses dari segala arah transportasi. Kebanyakan siswanya berasal dari kalangan menengah kebawah. Siswa sangat kurang minat membacanya. Dari tahun ketahun jumlah siswa yang ada di MTs ini mengalami peningkatan ini dikarenakan semakin baiknya pola pengajaran yang dilakukan oleh guru-guru. Berikut ini adalah data jumlah siswa MTs. Islamiyah tiga tahun kebelakang.
44
Kelas VII Tahun Ajaran
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Sisw
Rombe
Sisw
Rombe
Sisw
Rombe
Sisw
Rom
a
l
a
l
a
l
a
bel
70
2
76
2
74
2
220
6
88
2
72
2
70
2
230
6
102
3
91
2
74
2
267
7
102
3
100
3
81
2
283
8
2011/201 2
2013/201 4
– IX
Jml
1
3
Jumlah VII
Kelas IX
Jml
2010/201
2012/201
Kelas VIII
5. Sarana Prasarana Sarana yang ada di sekitaran MTs. Islamiyah ini cukup memadai untuk standar sekolah. Tetapi sangat disayangkan belum lengkapnya perpustakan yang ada di sekolah di MTs. Islamiyah ini hanya mempunyai perpustakaan mini. Berikut ini data sarana yang berada di sekolah MTs. Islamiyah.
No.
Jumlah
Jumlah
Jenis
Jumlah
Ruang
Ruang
Prasarana
Ruang
Kondisi
Kondisi
Baik
Rusak
1
Ruang Kelas
8
8
2
Perpustakaan
1
1
3.
R. Lab IPA
1
1
4
R. Lab Biologi
-
-
5
R. Lab Fisika
-
-
Kategori Kerusakan Rusak
Rusak
Rusak
Ringan
Sedang
Berat
Ket
45
6
R. Lab Kimia
-
-
R. Lab 7
Komputer
2
2
8
R. Lab Bahasa
1
1
9
R. Pimpinan
1
1
10
R. Guru
1
1
11
R. Tata Usaha
1
1
12
R. Konseling
1
1
13
Tempat Ibadah
1
1
14
R. UKS
1
1
15
Jamban
5
5
16
Gudang
1
1
17
R. Sirkulasi
-
-
Tempat 18
Olahraga
2
2
19
R. OSIS
1
1
20
R. Lainnya
-
-
B. Deskripsi Data 1. Kondisi Awal Untuk mengetahui data penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data sebelum melakukan tindakan kelas. Pengumpulan data penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan test untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa mengenai materi tentang ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Wawancara dengan guru serta pengamatan pada siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 4 Maret - 13 Mei 2014 Tujuan penelitian pendahuluan ini untuk menentukan fokus penelitian.
46
Pada hari selasa, tanggal 4 Maret 2014 peneliti menemui kepala sekolah untuk memperjelas tujuan dan maksud kadatangan peneliti ke sekolah. Sekaligus menemui guru bidang study fiqh dan siswa. Kemudian pada tanggal 11 Maret 2014 peneliti melakukan wawancara dan pengamatan pembelajaran di Kelas. Pengamatan peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan 3 siswa kelas VII.1 bahwa pada saat pembelajaran mereka merasa jenuh, bosan dan kurang asyik dalam pembelajaran. Dalam pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung terdapat sebagian siswa yang merasakan kurang semangat, mengantuk, ada yang asyik bercanda serta mengobrol dan tidak memperhatikan dan bosan serta jenuh dan kurang adanya timbal balik antara guru dan siswa karena, guru terlalu monoton dalam mengajar. Sebelum melakukan tindakan kelas, peneliti bersama guru mata pelajaran Fiqh mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Masalah yang perlu diatasi adalah metode pembelajaran yang monoton sehingga siswa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran. Indikator yang digunakan peneliti untuk peningkatan efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqh serta meningkatnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, maka dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan efektivitas dalam penggunaan metode demonstrasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran fiqh. Maka, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode PTK.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap
47
pertemuannya 2x40 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap pada siklus I adalah: a. Tahap Perencanaan (Planning) Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan metode demonstrasi kepada subyek. disepakati bahwa untuk siklus I dan II materi yang akan dipelajari adalah ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Fiqh pada kelas VII.1 dengan Kompetensi Dasar menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar. Dalam instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, catatan lapangan, lembar pengamatan aktivitas mengajar guru, lembar soal pre test dan post test, dan pedoman wawancara, sebelum peneliti masuk kedalam kelas untuk melaksanakan tahap pelaksanaan, terlebih dahulu peneliti sudah melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas VII.1 dan kepada guru mata pelajaran Fiqh terkait pembelajaran di kelas. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu (2x40 menit) setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB. Penjelasan materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat jama’. Jumlah siswa yang hadir 29 siswa dari 32 siswa.
48
Dalam kegiatan pembelajaran ini di awali dengan kegiatan pendahuluan yaitu dengan memberikan apersepsi dan motivasi belajar, kemudian peneliti melakukan pre test. Selanjutnya kegiatan inti pembelajaran peneliti menjelaskan tentang pengertian shalat jama’. setelah itu peneliti melakukan pembagian kelompok untuk berdiskusi terkait materi yaitu shalat jama’. Dalam diskusi siswa ternyata masih ada yang bercanda, dan ada yang mulai jenuh Mungkin penyebabnya karena, jam pelajaran terakhir dan sebelumnya belajar pelajaran matematika juga. Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti melihat masih terdapat siswa yang belum memahami dan terdapat kesalah pahaman maka, peneliti memperbaikinya dengan cara menjelaskan kembali. Kemudian, peneliti melakukan tanya jawab terkait materi ketentuan shalat jama’ qashar dan jama’ qashar. Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 15 April 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB. Penjelasan materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat qashar dan jama’ qashar. Jumlah siswa yang hadir seluruh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran ini diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu dengan memberikan apersepsi dan motivasi belajar, kemudian dilanjutkan dengan melakukan Tanya jawab. Selanjutnya kegiatan inti pembelajaran peneliti yaitu menjelaskan tentang pengertian shalat qashar dan jama’ qashar, yang merupakan lanjutan materi dari shalat jama’. setelah itu peneliti melakukan pembagian kelompok untuk berdiskusi terkait materi yaitu shalat qashar dan jama’ qashar. serta
49
guru memperagakan shalat terkait dengan materi shalat qashar dan jama’ qashar. Ketika diskusi siswa mulai serius , dan tidak menghiraukan teman yang membuat mereka tidak fokus, meskipun masih ada siswa yang ingin bercanda. Mungkin penyebabnya karena, jam pelajaran terakhir dan sebelumnya belajar pelajaran matematika juga. Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan sebagai tindak lanjut kegiatan peneliti memerintahkan siswa untuk mengulas kembali materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar. 3) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, Pada pertemuan ketiga ini semua siswa hadir dengan jumlah 32 siswa. Dalam kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Setelah itu peneliti memberikan intruksi kepada siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya maingmasing. Kemudian, peneliti memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mempraktekkan shalat sesuai dengan pilihan yang ditentukan oleh peneliti. Ketika disebutkan urutan kelompoknya maka, yang melakukan tugasnya adalah perwakilan dari setiap kelompok yang sudah ditentukan oleh setiap kelompok. Dalam kegiatan diskusi dan memperagakan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar ini siswa mulai serius dan tidak ada yang mengantuk dan bercanda. Semuanya ikut berpartisispasi dalam kegiatan tersebut.
50
Pada kegiatan konfirmasi, peneliti memberikan pemahaman terkait materi tersebut, karena terdapat kekeliruan ketika melaksanakan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar. pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kemudian diakhiri dengan pembagian kertas post test. c. Pengamatan Dalam kegiatan pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti. 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas kelompok siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
B
1.
Memberi pertanyaan kepada siswa
√
2.
Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu
√
3.
Memerintahkan siswa untuk berdiskusi
√
4.
Memerintahkan siswa untuk praktek
√
5.
Memberikan poin-poin penting terkait
√
C
K
SK
51
materi Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan kategori baik semuanya dalam kegiatan pembelajaran.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Kelompok 1 Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
B
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
√
C
K
SK
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa menyimak poin-poin penting
√
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok 1, pada pertemuan pertama ini dalam aktivitas belajar siswa pada empat aspek sudah menunjukkan kategori baik bahkan ada satu yang sudah sangat baik.
52
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Kelompok II Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
B C
K SK
√ √
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
√
Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya
4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa menyimak poin-poin penting terkait
√
materi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok II, dalam pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu aspek siswa memperhatikan guru,ketika mendemonstrasikan.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Kelompok III No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
B √
C
K SK
53
2.
√
Siswa memperhatikan guru, ketika mendemonstrasikan terlebih dahulu
3.
√
Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya
4.
Siswa memperagakan
5.
Siswa menyimak poin-poin penting
√ √
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok III, pada pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa, menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa menyimak poin-poin penting terkait materi.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
B
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
√
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
C
K
SK
54
5.
√
Siswa menyimak poin-poin penting terkait materi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok IV, pada pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas kegiatan belajar mengajar siswa. Menunjukkan penilaian baik semuanya. 2) Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
1.
Memberi tugas kepada siswa
2.
Guru mendemonstrasikan terlebih
B
√ √
dahulu 3.
Memerintahkan siswa untuk berdiskusi
√
4.
Memerintahkan siswa untuk praktek
√
5.
Memberikan poin-poin penting terkait
√
materi
C
K
SK
55
Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan kedua beberapa aspek sudah menunjukkan kategori sangat baik, tetapi untuk aspek memerintahkan siswa berdiskusi dan yang lainnya masih menunjukkan kategori baik.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Siswa Kelompok I No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
B
C
K
SK
√ √
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa menyimak poin-poin penting terkait
√
materi
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada pertemuan kedua aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah baik, namun untuk siswa melaksanakan tugas dari guru menunjukan penilaian sangat baik.
56
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Kelompok II No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
B
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
√
C
K SK
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa menyimak poin-poin penting
√
terkait materi Berdasarkan table di atas menunjukkan hasil observasi kelompok II, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaiu siswa berdiskusi.
Tabel 4.9 Hasil Observasi Siswa Kelompok III No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
B
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
√
C
K SK
57
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
√
Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya
4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa menyimak poin-poin penting
√
terkait materi Berdasarkan table di atas menunjukkan hasil observasi kelompok III, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa menunjukkan penilaian baik semuanya.
Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
B √
√
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa menyimak poin-poin penting terkait
√
materi
C
K
SK
58
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok IV, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa memperhatikan guru, ketika mendemonstrasikan. 3) Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ketiga, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
1.
Memberi tugas kepada siswa
2.
Guru mendemonstrasikan terlebih
B
C
K
SK
√ √
dahulu 3.
Memerintahkan siswa untuk
√
berdiskusi 4.
Memerintahkan siswa untuk praktek
5.
Memberikan poin-poin penting terkait
√ √
materi
Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan ketiga sudah sangat baik
59
terutama pada aspek memberi tugas kepada siswa, memerintahkan siswa berdiskusi
dan
memberikan
poin-poin
dalam
materi.
Namun
memerintahkan siswa untuk praktek masih dalam kategori baik.
Tabel 4.12 Hasil Observasi Siswa Kelompok I Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
√
B
C
K
SK
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa mempergakan
5.
Siswa menyimak poin-poin penting
√ √
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok I, pada pertemuan ketiga aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan kategori baik untuk aspek yang diamati bahkan pada aspek siswa menerima tugas, berdiskusi dan mencari poin-poin terkait dengan materi menunjukkan seudah sangat baik, sedangkan dalam pelaksanaan praktik siswa masih dalam kategori baik.
60
Tabel 4.13 Hasil Observasi Siswa Kelompok II Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
B
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
√
C
K
SK
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa menyimak poin-poin penting
√
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok II, pada pertemuan ketiga ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa berdiskusi.
Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa Kelompok III Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
B √
C
K SK
61
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
√
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
5.
Siswa menyimak poin-poin penting
√ √
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada pertemuan ketiga ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa menunjukkan aspek sudah sangat baik namun, ada beberapa yang menunjukkan aspek yang baik antara lain, siswa melaksanakan tugas dan siswa menyimak poin-poin penting terkait materi.
Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV Penilaian No
Aspek yang dinilai SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
2.
Siswa memperhatikan guru, ketika
B √
√
mendemonstrasikan terlebih dahulu 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
C
K
SK
62
5.
Siswa menyimak poin-poin penting terkait
√
materi Pertemuan ketiga adalah pertemuan terakhir dalam siklus I, yang kemudian dilanjutkan dengan tes akhir siklus I untuk mengetahui apakah peningkatan Efektivitas pembelajaran hasil belajar Fiqh siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif metode demonstrasi. Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2014. Pada tes akhir siklus I ini seluruh siswa kelas VII.1 hadir semua dengan jumlah 32 siswa. Hasil dari tes akhir siklus I ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16 Hasil Belajar Siklus I NO
NAMA
Nilai KKM
Pre test I
Post test I
1
A
75
72
80
2
B
75
78
75
3
C
75
68
85
4
D
75
45
77
5
E
75
78
95
6
F
75
78
77
7
G
75
85
85
8
H
75
85
77
9
I
75
85
80
10
J
75
58
80
11
K
75
85
70
12
L
75
40
80
13
M
75
43
75
63
14
N
75
55
75
15
O
75
55
90
16
P
75
60
77
17
Q
75
58
80
18
R
75
82
77
19
S
75
60
95
20
T
75
90
77
21
U
75
55
60
22
V
75
72
75
23
W
75
75
77
24
X
75
62
80
25
Y
75
73
75
26
Z
75
60
80
27
Aa
75
35
65
28
Bb
75
70
75
29
Cc
75
85
85
30
Dd
75
75
75
31
Ee
75
75
77
32
Ff
75
75
75
Jumlah
2506
Rata-rata
78,3
Berdasarkan tabel hasil belajar siklus I diatas diperoleh rata-rata nilai siswa 78.3. Dari 32 siswa masih terdapat 3 orang siswa yang nilainya belum mencapai nilai KKM. Ini berarti kegiatan pembelajaran siklus I belum maksimal, dan masih perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
64
Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa Siklus I
SIKLUS I 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
60
65
70
75
77
80
85
90
95
BANYAK SISWA NILAI SISWA SIKLUS I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 32 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I ada 1 orang siswa mendapatkan nilai 60, 1 orang siswa mendapatkan nilai 65, 1 orang siswa mendapatkan nilai 70, 8 orang siswa mendapatkan nilai 75, 8 orang siswa mendapatkan nilai 77, 7 orang siswa mendapatkan nilai 80, 3 orang siswa mendapatkan nilai 85, 1 orang siswa mendapatkan nilai 90, dan 2 orang siswa mendapatkan nilai 95.
d. Tahap Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa, serta hasil belajar siswa Fiqh pada siklus I, maka diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi sebagai berikut, Untuk Peneliti, yaitu : Belum maksimal memberikan penjelasan materi serta tugas kepada siswa, Belum maksimal memerintahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya,
65
Belum mampu untuk membimbing siswa untuk memperagakan terkait materi. Dan Belum menguasai kelas dan materi dengan baik. Sedangkan Untuk Siswa, yaitu : Belum antusias dalam menerima tugas serta praktek yang diberikan oleh guru, Kurang memahami materi pembelajaran., Belum semangat dalam berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya. Serta dalam setiap kelompok siswa lebih mengandalkan teman yang pintar, Belum tertarik dengan cara saya mengajar dan Sulit mempraktekan materi yang diperintahkan oleh guru dan kurang kerja sama dalam kelompok. Berdasarkan analisis hasil refleksi kegiatan pembelajaran pada siklus I tersebut, maka peneliti berencana melakukan perbaikan-perbaikan pada kegiatan pembelajaran siklus II. Rencana perbaikan guru tersebut antara lain: Membuat kelompok sesuai dengan barisan bangku mereka, Memaksimalkan memerintahkan siswa untuk menjalankan tugas kelompoknya, Meningkatkan cara memerintahkan siswa dalam berdiskusi seputar materi serta Harus menguasai kelas dn memahami materi pembelajaran.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II Tindakan pembelajaran siklus II merupakan tindakan lanjutan berdasarkan hasil refleksi pada tindakan pembelajaran siklus I. Kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuannya 2x40 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap tindakan pembelajaran pada siklus II adalah: a. Tahap Perencanaan Pada
tahap
perencanaan
ini
dilakukan
penyusunan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Fiqh pada kelas VII.1 dengan Kompetensi Dasar menjelaskan Ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Dalam instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, catatan lapangan, lembar
66
pengamatan aktivitas mengajar guru, lembar soal pre test dan post test, dan pedoman wawancara, sebelum peneliti masuk kedalam kelas untuk melaksanakan tahap pelaksanaan, terlebih dahulu peneliti sudah melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas VII.1 dan kepada guru mata pelajaran Fiqh terkait pembelajaran di kelas . Materi pembelajaran yang akan dibahas pada siklus II ini adalah menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan darurat, menyebutkan macammacam shalat dalam keadaan darurat, dan menyebutkan syarat-syarat shalat dalam keadaan darurat. Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah siswa semakin meningkat proses pembelajaran dan hasil belajar Fiqh mereka. b. Tahap Pelaksanaan 4) Pertemuan Keempat Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Pertemuan keempat pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Mei 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan pengertian ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Pada pertemuan kali ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 32 siswa. Kemudian, Kegiatan pembelajaran sama halnya dengan kegiatan pembelajaran pada siklus II diawali dengan membuka pelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi serta mengkondisikan tempat duduk. Setelah itu peneliti memberikan pre test terlebih dahulu. Kemudian kegiatan inti pembelajaran peneliti menjelaskan pengertian ketentuan shalat dalam keadaan darurat . kemudian, peneliti memberikan kelompok menjadi 4 kelompok dan mereka membuat lingkaran dalam setiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah itu peneliti meminta kepada
67
salah
satu
kelompok
untuk
mempresentasikan
serta
peneliti
mempraktikan terlebih dahulu. Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti menemukan kekeliruan dan
kesalahan
dalam
hasil
diskusi
siswa,
kemudian
peneliti
memperbaikinya sekaligus mempraktikannya. Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan sebagai tindak lanjut kegiatan peneliti memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan keempat ini. 5) Pertemuan Kelima Pertemuan kelima atau pertemuan terakhir
pada siklus II ini
dilaksanakan pada hari selasa, 13 Mei 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan tentang ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir. Dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan keenam ini diawali dengan membuka pelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi serta
mengkondisikan siswa. Selanjutnya kegiatan inti
pembelajaran peneliti menjelaskan sekilas tentang shalat dalam keadaan darurat. Setelah itu peneliti menerapkan metode demonstrasi dengan memngelompokkan kembali siswa pada 4 kelompok, untuk berdiskusi dan mempraktekkan kembali shalat dalam keadaan darurat. Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti menemukan kekeliruan pada
praktek
shalat
dalam
keadaan
darurat
maka,
peneliti
memperbaikinya dengan cara mengulang kembali penjelasan serta peragaan seputar materi shalat dalam keadaan darurat. Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan sebagai tindak lanjut peneliti memerintahkan siswa untuk mengisi lembar post test terkait materi yang telah dipelajari.
68
c. Tahap Pengamatan Tahap pengamatan pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti. 4) Pertemuan Keempat Pada pertemuan keempat, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.17 Hasil Observasi Guru No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
B
C K
SK
√
1.
Memberi tugas kepada siswa
2.
Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu
3.
Memerintahkan siswa untuk berdiskusi
√
4.
Memerintahkan siswa untuk praktek
√
5.
Memberikan poin-poin penting terkait
√
√
materi
Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan keempat dalam siklus II aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori sangat baik. Dan mengalami
69
peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya pada siklus I. Tabel 4.18 Hasil Observasi Siswa kelompok I No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa menerima tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
√
B
C K
SK
mendemonstrasikan seputar materi 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√ √
terkait materi Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada pertemuan keempat ini aktivitas belajar siswa pada umumnya sudah terlihat sangat baik dan lebih ditingkatkan lagi pada aspek siswa memperhatikan poin-poin penting yang diberikan guru.
Tabel 4.19 Hasil Observasi Siswa Kelompok II No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
B
C K
SK
70
1.
Siswa menerima tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
√
mendemonstrasikan seputar materi 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√
terkait materi Berdasarkan table di atas
hasil observasi kelompok II, pada
pertemuan keempat ini dalam aspek-aspek aktivitas belajar mengajar siswa menunjukkan sangat baik semuanya.
Tabel 4.20 Hasil Observasi Siswa Kelompok III No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa menerima tugas dari guru
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
√ √
mendemonstrasikan seputar materi 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
B
√
C K SK
71
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√
terkait materi Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada pertemuan keempat ini dalam aspek-aspek aktivitas belajar mengajar siswa dalam kelas menunjukkan penilaian sangat baik. Namun, ada satu aspek yang menunjukkan penilaian baik yaitu siswa memperhatikan guru ketika mendemonstrasikan.
Tabel 4.21 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa menerima tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
√
B
C K SK
mendemonstrasikan seputar materi 3.
√
Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya
4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√
terkait materi
Berdasarkan table di atas hasil observasi kelompok IV, pada pertemuan keempat ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di dalam kelas sudah menunjukkan sangat baik, namun masih ada yang
72
menunjukkan penilaian baik yaitu dalam aspek siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya. 5) Pertemuan Kelima Pada pertemuan kelima, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.22 Hasil Observasi Guru No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Memberi tugas kepada siswa
√
2.
Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu
√
3.
Memerintahkan siswa untuk berdiskusi
√
4.
Memerintahkan siswa untuk praktek
√
5.
Memberikan poin-poin penting terkait
√
B
C K SK
materi
Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini sudah sangat baik untuk semua aspek yang diamati.
73
Tabel 4.23 Hasil Observasi Siswa Kelompok I No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
√
B
C K SK
mendemonstrasikan seputar materi 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini sudah sangat baik pada semua aspek yang diamati.
Tabel 4.24 Hasil Observasi Siswa Kelompok II No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
√
B
C K SK
74
mendemonstrasikan seputar materi 3.
√
Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya
4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok II, pada pertemuan terakhir ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di dalam kelas sudah menunjukkan penilaian sangat baik semua dalam semua aspek yang diamati oleh peneliti.
Tabel 4.25 Hasil Observasi Siswa Kelompok III No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
√
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
√
mendemonstrasikan seputar materi 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√
B
C K
SK
75
terkait materi
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada pertemuan terakhir ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di dalam kelas sudah menunjukkan penilaian sangat baik semua pada semua aspek yang telah diamati oleh peneliti.
Tabel 4.26 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Siswa melaksanakan tugas dari guru
2.
Siswa memperhatikan Guru ketika,
B
C K SK
√ √
mendemonstrasikan seputar materi 3.
Siswa berdiskusi dengan teman
√
sekelompoknya 4.
Siswa memperagakan
√
5.
Siswa Memperhatikan poin-poin penting
√
terkait materi
Pada pertemuan terakhir ini dalam siklus II, yang kemudian dilanjutkan dengan tes akhir siklus II untuk mengetahui apakah peningkatan efektivitas hasil belajar siswa pada materi Fiqh dengan menerapkan metode demonstrasi. Tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari selasa 13 Mei 2014. Pada tes akhir siklus II ini
76
seluruh siswa kelas VII.1 hadir dengan jumlah 32 siswa. Hasil dari tes akhir siklus II ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.27 Hasil Belajar Siklus II NO
NAMA
1
A
2
Nilai
Pre test II
Post test II
75
75
85
B
75
70
90
3
C
75
80
90
4
D
75
75
100
5
E
75
78
90
6
F
75
78
95
7
G
75
85
85
8
H
75
85
90
9
I
75
85
90
10
J
75
75
100
11
K
75
85
85
12
L
75
65
95
13
M
75
70
80
14
N
75
75
90
15
O
75
60
85
16
P
75
70
100
17
Q
75
58
85
18
R
75
82
85
19
S
75
60
80
20
T
75
90
100
KKM
77
21
U
75
80
80
22
V
75
72
90
23
W
75
75
85
24
X
75
62
80
25
Y
75
73
100
26
Z
75
60
80
27
Aa
75
70
75
28
Bb
75
70
100
29
Cc
75
85
100
30
Dd
75
75
100
31
Ee
75
75
100
32
Ff
75
75
95
Jumlah
2885
Rata-rata
90
Berdasarkan hasil belajar siswa di siklus II ini semua siswa sudah mencapai nilai KKM yakni 75. Di siklus II ini sudah terlihat adanya peningkatan hasil belajar Fiqh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi dibandingkan dengan siklus I. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 78,3 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 90.
78
Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siswa Siklus II
SIKLUS II 120 100 80 BANYAK SISWA
60
NILAI SISWA SIKLUS II
40 20 0 1
2
3
4
5
6
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 32 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II ada 1 orang siswa mendapatkan nilai 75, 5 orang siswa mendapatkan nilai 80, 7 orang siswa mendapatkan nilai 85, 7 orang siswa mendapatkan nilai 90, 3 orang siswa mendapatkan nilai 95, dan 9 orang siswa mendapatkan nilai 100. d. Tahap Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran selama siklus II ini sudah berjalan dengan baik, penerapan metode demonstrasi
pada semua tahapan dan langkah-langkah pembelajarannya
sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil belajar Fiqh siswa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus II yang menunjukkan bahwa semua siswa kelas VII.1 MTs Islamiyah Ciputat telah mencapai nilai KKM 75.
79
C. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti didampingi oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer tersebut diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat obsevasi untuk mengetahui dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru dengan menerapkan metode demonstrasi sebagai inovasi pembelajaran. Observasi
juga
dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa dengan menerapkan metode demonstrasi. Kegiatan observasi ini dilakukan dalam setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II. Indikator ketercapaian penerapan metode demonstrasi dalam penelitian ini adalah apabila lembar observasi siswa dan lembar observasi guru selama dua siklus telah menunjukkan kategori sangat baik pada setiap aspek yang diteliti. 2. Data hasil belajar Fiqh siswa pada setiap akhir siklus. Dari hasil belajar Fiqh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi pada siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa yang digambarkan dalam tabel sebagai beikut:
Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Materi Fiqh Penerapan Metode Demonstrasi dalam
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Siklus II
78,3
90
peningkatan efektivitas pada Materi Fiqh Rata-rata nilai
80
Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa subyek menyenangi proses pembelajaran mata pelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan meningkatkan belajar subyek. Setelah
dilakukan
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
demonstrasi, subyek merasa senang dalam belajar fiqh. Suasana kerja kelompok yang saling membantu antar sesama anggota, membuat subyek yang kurang pandai menjadi terbantu dengan adanya aktivitas tutor sebaya yang dilakukan oleh teman sekelompoknya. Indikator penerapan metode demonstrasi pada materi Fiqh terdapat peningkatan efektivitas hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah jika seluruh siswa telah mencapai nilai KKM 75 maka penelitian dihentikan. Dilihat dari tabel diatas bahwa rata-rata hasil belajar Fiqh siswa pada siklus I sebesar 78,3 dan ratarata hasil belajar Fiqh siswa pada siklus II sebesar 90. hal tersebut berarti hasil belajar siswa pada materi Fiqh selama dua siklus ini mengalami peningkatan sejumlah 12 point.
D. Pembahasan Temuan Penelitian Data-data penelitian tentang efektivitas pembelajaran mata pelajaran fiqh menggunakan metode demonstrasi di Madrasah Tsanawaiyah Islamiyah diperoleh peneliti melalui observasi, wawancara serta lembar instrumen. Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Fiqh yang telah ditetapkan di MTs Islamiyah Ciputat, yaitu 75. tingkat efektivitas pembelajaran dijadikan empat level, yaitu : 1. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah 2. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang
81
3. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi 4. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi Pada tindakan kelas siklus I yang terdiri dari 3 kali pertemuan diperoleh data dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama dalam aspek aktivitas mengajar guru telah menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan dalam aspek aktivitas kegiatan siswa untuk kelompok I menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek siswa berdiskusi dengan siswa lainnya. Dalam aspek aktivitas siswa kelompok II menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek siswa mendemonstrasikan terkait materi. Kelompok III dalam aspek aktivitas siswa menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek menerima poin-poin penting terkait materi. Sedangkan kelompok IV dalam aspek aktivitas siswa menunjukkan baik dalam kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan kedua dalam aspek aktivitas mengajar guru telah menunjukkan hasil yang baik serta sangat baik dalam aspek memberikan tugas kepada siswa. Sedangkan dalam aspek aktivitas siswa kelompok I menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek melaksanakan tugas dari guru, kelompok II dan IV menunjukkan baik dan sangat baik dalam berdiskusi sedangkan kelompok III menunjukkan baik dalam kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan ketiga, dalam aspek aktivitas mengajar guru telah menunjukkan baik dan sangat baik terdapat dalam aspek memberikan tugas kepada siswa, memerintahkan siswa untuk berdiskusi, dan memberikan poin-poin penting yang terkait. Sedangkan dalam aspek aktivitas siswa kelompok I menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam mempraktekkan terkait materi, kelompok II menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek berdiskusi, kelompok III menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek memperhatikan peragaan guru, siswa mempraktekkan terkait materi serta berdiskusi, sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek memperhatikan peragaan guru serta berdiskusi dengan siswa sekelompoknya. ini
82
adalah pertemuan terakhir yang menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 78,3. Pada pertemuan keempat aspek aktivitas guru menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu guru dalam memberikan tugas, memerintahkan siswa berdiskusi, dan memerintahkan siswa untuk memperagakan. Sedangkan aspek aktivitas siswa dilihat dari kelompok I menunjukkan sangat baik dan baik yaitu siswa memperhatikan poin-poin penting terkait materi. Kelompok II menunjukkan penilaian sangat baik. Kelompok III menunjukkan penilaian sangat baik dan baik dalam aspek siswa memperhatikan guru ketika mendemonstrasikan seputar materi, sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian yang sangat baik dan baik yaitu siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Pada pertemuan kelima dalam aspek aktivitas mengajar guru menunjukkan penilaian semuanya menunjukkan sangat baik. Sedangkan dalam aspek aktivitas siswa kelompok I, II dan III menunjukkan
penilaian sangat baik semuanya,
sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian sangat baik dan baik dalam aspek siswa melaksanakan tugas. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dari berbagai aspek serta hasil belajar siswa maka efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelajaran fiqh terdapat peningkatan efektivitas hasil belajar siswa karena, melihat hasil dari siklus I menunjukkan hasil rata-rata 78,3 sedangkan siklus II menunjukkan angka 90 dan nilai siswa telah mencapai KKM. Pembelajaran metode demonstrasi mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran hasil belajar siswa yaitu siswa senang dan semangat menerima pelajaran dan hal ini berpengaruh pada pemahaman materi siswa, hal ini terbukti : Hasil post test setiap siklus terdapat peningkatan, dapat dilihat dari siklus I dan siklus II dan Terjadinya peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM oleh seluruh siswa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Metode Demonstrasi terbukti mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga nilai post test siklus II yang meningkat dibandingkan dengan post test siklus I. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan Metode Demonstrasi memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. 2. Penerapan metode demonstrasi ternyata dapat dilakukan dalam pembelajaran PAI khususnya pada mata pelajaran Fiqh dengan pokok bahasan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat. 3. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi menyenangkan karena terdapat unsur kerjasama dengan teman-teman dan ikut serta dalam praktik dan mampu untuk berdiskusi.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dapat dikemukaan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan sekolah, yakni sebagai berikut : 1. Guru Fiqh pada umumnya dan khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat menerapkan metode demonstrasi karena metode pembelajaran ini mampu meningkatkan efektivitas belajar siswa dan menciptakan suasana baru yang menyenangkan dalam belajar fiqh, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
83
84
2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali metode pembelajaran lainnya, agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang pada akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. 3. Guru diharapkan lebih kreatif menyajikan contoh-contoh yang berkaitan dengan konteks kehidupan nyata dengan mengaitkan berbagai aspek sehingga pembelajaran berjalan lebih hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah,
Abdul
Karim,
Pengantar
Ushul
Fiqh,
Jakarta
:
Pustaka
Panjimas,1984, cet. IV Arikunto,Suharsimi,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2012. Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 2011. Darajat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Sinar Grafika Offset,1996, cet 1 -------, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995. Firman, Harry, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan,Bandung : Penerbit ITB ,1987. Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, cet ke-1 Hamdani,Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia,2007, cet. Ke-3 Jalaludin
dan
Usman
Said,
Filsafat
Pendidikan
Islam
Konsep
dan
Perkembangan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Khallaf, Abdul wahab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002. Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005. Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi “Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004, Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,2006. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muliah, 1994. Rusman,Dr,
M.Pd,
Model-Model
Pembelajaran
“Mengembangkan
Profesionalisme Guru”, Jakarta : RajaWali Press, 2011. Rosyada, Dede, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, Jakarta : PT Rajawali pers,1993. Sanjaya ,Wina, Strategi Pembelajaran Berorientsi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : kencana, 2005, cet.5.
-------,Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2011.
-------,Perencanaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008. -------¸Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana 2011. Sjafei, Mohammad, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Centre For Strategic And Instructional Studies, 1979, cet. 2. Slamento, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, cet. 4 Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Susilana, Rudi Drs, Cepi Ryana M.Pd, Media Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima,2009. Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks, 2012, Cet.5. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung persada, 2003. Yusuf,Tayar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, Jakarta : PT Grafindo Persada. 1995.
85 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )
Madrasah
: MTs Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran
: Fiqh
Kelas
: VII / 1 ( 7.1 )
Standar Kompetensi
: Melaksanakan tata cara shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta dalam keadaan darurat
Kompetensi Dasar
: 6.1
Menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar
6.2
Mempraktekkan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar
Alokasi Waktu A.
: 6 x 40 menit (3x pertemuan)
Indikator 6.1.1 Mendefinisikan pengetian shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar 6.1.2 Mengemukakan syarat sholat jama‟, qashar dan jama‟ qashar 6.1.3 Menunjukkan shalat yang boleh dijama‟, qashar dan jama‟ qashar 6.1.4 Menyebutkan macam-macam sholat jama‟, qashar. dan jama‟ qashar 6.1.5 Mempraktekkan shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar
B.
Tujuan Pembelajaran
Maka dari indicator di atas siswa mampu : 1. Menjelaskan pengertian shalat jama‟. Qashar dan jama‟ qashar 2. Menyebutkan syarat-syarat shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar 3. Menunjukkan shalat yang boleh dijama‟ qashar dan jama‟ qashar 4. Menguraikan macam-macam shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar 5. Memperagakan shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar C.
Materi Pembelajaran Pengertian shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar (Terlampir)
D. Karakteristik Religius, percaya diri, Jujur, tanggung jawab, komunikatif, berani, kerjasama E.
Media
86 Power point dan LKS (Lembar Kerja Siswa) F. Metode Pembelajaran Pre test dan pos test, Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, penugasan,kerja kelompok dan Demonstrasi G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan pendahuluan a. Guru masuk kelas serta mengucapkan slaam b. Guru memulai pembelajaran membaca do‟a c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai d. Mengajukan pree test menanyakan kepada siswa tentang ketentuan shalat dalam keadaan darurat, misalnya “ anak-anak ada yang tahu apa yang dimaksud dengan shalat? e. Mengaitkan pengalaman siswa apersepsi, misalnya “ baik anak-anak apakah niat termasuk dalam syarat shalat jama‟? 2. Kegiatan inti a. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama guru memberikan pree test guna mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang terkait dengan indicator yaitu tentang shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar. aktivitas tersebut diselingi dengan Tanya jawab dan diskusi. b. Pertemuan kedua Guru membagikan kelompok kepada siswa untuk mendiskusikan perwakilan dari setiap kelompok untuk mempraktekan Shalat qashar dan jama‟ qashar. kelompok terdiri dari 4 kelompok dengan mendiskusikan dan memptekkan tentang materi yang telah disampaikan pertemuan sebelumnya. c.
Pertemuan ketiga Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok yang telah dikelompokkan tugsanya adalah perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan untuk mempraktekkan shalat yang ditunjukkan oleh guru dan sudah dipelajari sebelumnya. Tujuan penerapan metode demonstrasi adalah untuk melatih kerjasama serta ssiwa lebih kuat dalam pemahamannya terhadap suatu materi.
87 3. Kegiatan akhir Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test H. Sumber Belajar Buku Fiqh, Buku LKS Fiqh I. Penilaian 1. Tekhnik penilaian a. Tes lisan b. Tes tulisan 2. Bentuk instrument a. uraian singkat b. praktek
Jakarta, 8 April 2014 Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Drs. Aris Herdiana
Nurhikmah
88 Lampiran materi ajar Fiqh A. Pengertian Shalat Jama’ Ditinjau dari segi bahasa jama‟ memiliki arti yaitu mengumpulkan, sedangkan menurut istilah shalat jama‟ yaitu sebagai metode pelaksanaan dua shalat fardhu secara bersamaan dalam waktu yang sama dan dilaksanakan secara berurutan, karena hal-hal yang dibolehkan oleh syari‟at islam. Menurut shiddieq ( 2006 : 56) shalat jama‟ ialah menggabungkan dua waktu yang sebab waktunya sama dikerjakan di salah satu dari kedua waktu itu. Menurut khalil ( 2006 : 119-120) shalat jama' (penggabungan dua shalat) adalah pelaksanaan dua shalat wajib (dzuhur _ashar dan magrib + isya) dalam salah satu waktuny, sedang dalam masing-masing shalat tetap dilaksanakan satu persatu ( tidak digabung) dan dengan urutan yang tetap. Hal ini dapat dilakukan apabila sedang dalam perjalanan, sampai saat tiba dariperjalanan. Shalat jama‟ merupakan salah satu bentuk kemudahan (Rukhshah) dalam beragam yamg diberikan oleh Allah SWT. Kepada hamba-hambanya. Setiap muslim diperbolehkan menjama‟ shalat fadhu jika telah memenuhi syarat-syarat yang ada, antara lain Karena sedang sakit, dalam perjalanan, atau terkepung hujan lebat yang menghalanginya untuk pulang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa shalat jama’ adalah menggabungkan dua waktu shalat wajib dan dikerjakan dalam satu waktu. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits riwayat bukhari bahwa. Rasulullah pernah melaksanakan shalat jama‟, sabda Nabi : كان رسىل اهلل صلً اهلل عليً وسلم إذا ارتحل قبل ان تسيغ الشمس اخر الظهر الً وقت العصر: عه أوس قال )ثم وسل فجمع بيىهما فإن زاغت قبل ان يرتحل صلً الظهر ثم ركب (رواي البخاري Artinya : “Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW , apabila berangkat menuju perjalanan sebelum tergelincir matahari, beliau ta’khirkan shalat zuhur ke waktu ashar. Kemudian beliau turun (berhenti) untuk menjama’ shalat keduanya ( zuhur dan asar) jika matahari telah tergelincir sebelum beliau berangkat, beliau shalat zuhur dahulu, kemudian naik kendaraan.” (H.R Bukhari)
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salat karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua salat diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab tertentu. Shalat jamak boleh dilaksanakan karena beberapa alasan (halangan), yakni: 1. Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam madzhab) 2. Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat. 3. Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam. Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat duhur dengan asar dan salat magrib dengan „isya. Sedangkan salat subuh tidak boleh dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan magrib
89 B. Ketentuan Shalat yang Boleh Di Jama’ Tidak semua shalat fardu boleh dijama‟, hanya shalat tertentu saja yang diperkenankan untuk dijama‟, diantaranya yaitu : c. Shalat dzuhur dengan shalat ashar d. Shalat maghrib dengan shalat isya Shalat subuh tidak boleh dijama‟ dengan shalat fardhu yang lain, shalat ini harus dikerjakan sendiri sesuai waktu yang telah ditentukan untuknya. C. Macam-Macam Shalat Jama’ Terdapat dua macam cara dalam melaksanakan shalat jama‟, yaitu : 1. Jama‟ Taqdim Shalat jama‟ taqdim yaitu metode pelaksanaan dua shalat fardhu secara bersamaan yang dilaksanakan di waktu shalat fardu yang pertama. Misal Ahmad menjama‟ shalat dzuhur dengan shalat ashar maka, ia melaksanakan shalat jama‟ itu pada waktu shalat dzuhur (mengerjakan shalat dzuhur 4 raka‟at yang segera diikuti shalat ashar 4 rakaat). 2. Jama‟ Ta‟khir Shalat jama‟ ta‟khir yaitu metode pelaksanaan dua shalat fardu secara bersamaan yang dikerjakan di waktu shalat fardu yang kedua. Misal ahmad menjama‟ shalat dzuhur dengan shalat ashar maka, ia melaksanakan shalat jama‟itu pada waktu shalat ashar. Dalam Jama' ta‟khir tidak disyaratkan mendahulukan shalat pertama atau shalat kedua. Misalnya shalat Dzuhur dan Ashar boleh mendahulukan Ashar baru Dzuhur atau sebaliknya. Muadz bin Jabal menerangkan bahwasanya Nabi SAW dipeperangan Tabuk, apabila telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, beliau kumpulkan antara Dzuhur dan Ashar dan apabila beliau ta‟khirkan shalat Ashar. Dalam shalat Maghrib begitu juga, jika terbenam matahari sebelum berangkat, Nabi SAW mengumpulkan Maghrib dengan Isya‟ jika beliau berangkat sebelum terbenam matahari beliau ta‟khirkan Maghrib sehingga beliau singgah (berhenti) untuk Isya‟ kemudian beliau menjama'kan antara keduanya. D. Syarat-Syarat Shalat Jama’ Seseorang yang diperbolehkan menjama‟ shalat fardu, apabila telah memenuhi salah satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini : 1. Sedang dalam perjalanan (musafir) yang dapt menyulitkannya melaksanakan semua shalat fardu. 2. Menderita sakit 3. Terhalang hujan lebatpun Adapun syarat-syarat shalat jama‟ taqdim, yaitu : a. Mendahulukan shalat yang punya waktu, artinya shalat dzuhur terlebih dahulu, kemudian shalat ashar b. Berniat shalat jama‟ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing shalat ًأصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا اليً العصر جمع تقديم هلل تعال ًأصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا اليً الظهر جمع تقديم هلل تعال c.
Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan shalat tersebut. Adapun syarat-syarat shalat jama‟ ta‟khir, yaitu :
90 a. Berniat untuk mengerjakan shalat jama‟ ta‟khir a. ًأصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا الً العصر جمع تأخير هلل تعال b. ًأصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال
b. Mengerjakan kedua shalat secara berurutan, tanpa menyelinginya dengan apapun, termasuk dzikir dan do‟a. E. Tata Cara Shalat Jama’ Cara mengerjakan shalat jama‟ adalah : 1. Cara mengerjakan shalat jama‟ taqdim Menjama‟ atau melaksanakan dua shalat fardu pada waktu shalat fardu yang pertama. Misalnya ketika ahmad melaksanakan shalat jama‟ taqdim dzuhur dengan ashar, maka dia harus mengerjakan shalat dzuhur 4 rakaat lebih dahulu, kemudian segera mengeikuti shalat itu dengan shalat asar 4 rakaat setelahnya. Tanpa diselingi dzikir, do‟a atau pekerjaan apapun, diwaktu shalat dzuhurnya. Tata caranya sebagai berikut: 1)
Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:
ًأصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا اليً العصر جمع تقديم هلل تعال ” Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim karena Allah Ta‟ala” 2) Takbiratul ihram 3) Salat duhur empat rakaat seperti biasa. 4) Salam. 5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut; ًأصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال “ Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim karena Allah ta‟ala. 6) Takbiratul Ihram 7) Salat asar empat rakaat seperti biasa. 8) Salam. 2. Cara mengerjakan shalat jama‟ ta‟khir Menjama‟ atau melaksanakan dua shalat fardu pada waktu shalat fardu yang kedua. Misalnya ketika ahmad ingin menjama‟ ta‟khir shalat maghrib dengan isya, maka kita harus melaksanakan shalat maghrib 3 rakaat dahulu, kemudian diikuti
91 dengan shalat isya 4 rakaat. Atau bisa juga mengerjakan shalat isya 4 rakaat terlebih dahulu, baru diikuti dengan shalat magribnya. Yang penting disini adalah kedua shalat itu dikerjakan pada waktu shalat isya. Tata caranya sebagai berikut: 1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta‟khir. Bila dilafalkanyaitu: ًصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا الً العصر جمع تأخير هلل تعال
“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat „isya dengan jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala” 2) Takbiratul ihram 3) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa. 4) Salam. 5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua („isya), jika dilafalkan sebagai berikut; ًأصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال “ Saya berniat salat „isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala.” 6) Takbiratul Ihram 7) Salat „isya empat rakaat seperti biasa. 8) Salam. F. Pengertian Sholat Qashar Shalat yang diringkas, yaitu shalat fardhu yang 4 (empat) rakaat (Dzuhur, Ashar dan Isya‟) dijadikan 2 (dua) rakaat, masing-masing dilaksanakan tetap pada waktunya. Sebagaimana menjamak shalat, mengqashar shalat hukumnya sunnah. Dan ini merupakan rushah (keringanan) dari Allah SWT bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan tertentu. Hukum Shalat Jama' dan Qashar Menurut mazhab Syafi'i hukum shalat jama' dan qashar adalah jaiz (boleh), bahkan lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan dan telah mencukupi syaratsyaratnya. Allah SWT berfirman : Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar[343] sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisaa : 101).
92
Perhatikan Hadist Nabi SAW :
Berkata Anas bin Malik radhiallahu „anhu : “Kami pergi bersama Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wassalam dari kota Madinah ke kota Makkah, maka beliaupun shalat dua-dua (qashar) sampai kami kembali ke kota Madinah.” (HR. Bukhari dan Muslim). ”Rasulullah SAW tidak bepergian, melainkan mengerjakan shalat dua raka‟at saja sehingga beliau kembali dari perjalanannya dan bahwasanya beliau telah bermukim di Mekkah di masa Fathul Mekkah selama delapan belas malam, beliau mengerjakan shalat dengan para Jama‟ah dua raka‟at kecuali shalat Maghrib. Kemudian bersabda Rasulullah SAW: ”Wahai penduduk mekkah, bershalatlah kamu sekalian dua raka‟at lagi, kami adalah orang – orang yang dalam perjalanan.” (HR. Abu Daud) G. Syarat –Syarat Diperbolehkan Mengqashar Bagi orang yang sedang bepergian (musafir) boleh mengqashar shalat (menyingkat shalat fardhu yang empat rakaat menjadi dua rakaat) dengan beberapa syarat: 1. Kepergiannya bukan dalam rangka kemaksiatan Jadi, qashar hanya dapat dilakukan pada safar yang dibenarkan oleh syari‟at, meliputi: a) Safar yang wajib, seperti safar haji. b) Safar yang mandub, seperti menziarahi makam Rasulullah. c) Safar yang mubah seperti perjalanan niaga. 2. jarak kepergiannya harus mencapai 16 farsakh (80 Km, lebih 640 m) atau 48 mil yang sama dengan 76, 80 Km. 3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, dan bukan shalat qadha‟. 4. Berniat
qashar bersamaan dengan mengucapkan takbiratul
ihram.
Usholli
fardodzzuhri maqsurotin 5. Tidak boleh bermakmum kepada orang yang menetap (mukim). 6. Perjalanan itu dilakukan menuju ke suatu tempat tertentu, orang yang berjalan tanpa tujuan, sekalipun jarak yang ditempuhnya jauh tidak dibenarkan mengqashar shalat.
93 7. Shalat itu dilakukan setelah musafir melampaui batas kota atau desa yang menjadi awal safarnya. Diriwayatkan dari Anas, katanya: “Saya shalat zuhur bersama Rasulullah di Madinah empat rakaat dan Zul Hulaifah dua rakaat” (Hadits Jama‟ah) 8. Shalat tersebut dilakukan sepenuhya dalam keadaan musafir. Bila safarnya putus, misalnya ditengah pelaksanaan shalat itu ia sampai ketujuan, maka ia harus menyempurnakannya menjadi empat rakaat.
“Rasulullah bermukim di Mekkah
selama delapan belas hari dan selama itu pula beliau mengerjakan shalat hanya dua rakaat-dua rakaat, dan sabdanya: “wahai penduduk negeri ini, shalat lah empat rakaat, karena kami adalah musafir”. (Hadits Abu Daud) 9. mengetahui bahwa ia boleh mengqashar shalat tersebut H. Tata Cara Melaksanakan Shalat Qashar Adalah : 1. Niat shalat qashar ketika takbiratul ihram. 2. Mengerjakan shalat yang empat rakaat dilaksanakan dua rakaat kemudian salam. Allah berfirman dalam surat An-Nisa: 10 ”Bila kamu mengadakan perjalanan dimuka bumi, tidaklah kamu berdosa jika kamu memendekkan shalat...” (QS. An-Nisa: 101) Dalam hadits Nabi SAW bersabda: ”Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: ”Shalat itu difardhukan atau diwajibkan atas lidah Nabimu didalam hadlar (mukim) empat rakaat, didalam safar (perjalanan) dua rakaat dan didalam khauf (keadaan takut/perang) satu rakaat.” (HR. Muslim) I. Pengertian Sholat Jama’ Qashar Shalat jama‟ qashar adalah dua shalat fardhu yang dikerjakan secara secara berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Selain bisa menjama‟atau mengqashar. Seorang musafir
yang
melakukan perjalanan jauh juga diperbolehkan
melakukan shalat jama‟ qashar sekaligus. J. Tata cara shalat jama’ qashar Adapun caranya sebagai berikut : 1. Shalat jama‟ qashar (jama‟ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan
94 pada waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang ashar dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka‟at dan ashar 2 rakaat. Usholli fardho dzzuhri rok‟ataini qashron majmu‟an ilaihil „ashru adaaan lillahi ta‟alaaa Usholli fardol „ashri rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta‟ala 2. Shalat jama‟ qashar (jama‟ ta‟khir) magrib dan isya berarti menggabungkan shalat magrib dan dan ashar dalam satu waktu (waktu magrib dan isya) serta meringkas shalat isya dan tidak meringkas shalat magrib sebab magrib hanya 3 raka‟at dan tidak bisa diqashar, bisanya dengan dijama‟ cara pelaksanaannya yaitu dikerjakan pada waktu magrib atau isya, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang magrib atau isya dengan melaksanakan shalat maghrib 3 raka‟at dan isya 2 raka‟at. Niat maghrib Usholli fardol magribi tsalatsa roka‟atin majmu‟an ilaihil „isya u adaaan lillahi ta‟alaa Niat isya jama‟ qashar Usholli fardol „isyai rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilmagribi adaaaan lillahi ta‟alaa
95 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )
Madrasah
: MTs Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran
: Fiqh
Kelas
: VII / 1 ( 7.1 )
Standar Kompetensi
: Melaksanakan tata cara shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta dalam keadaan darurat
Kompetensi Dasar
: 6.3
Menjelaskan
ketentuan
shalat dalam keadaan
darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan 6.4
Mempraktekkan ketentuan shalat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan
Alokasi Waktu A.
: 4 x 40 menit (2x pertemuan)
Indikator 1. Mendefinisikan shalat dalam keadaan darurat 2. Menguraikan tata cara shalat dalam keadaan sakit 3. Menunjukkan cara shalat dalam keadaan sakit, dengan duduk, berbaring, miring dan telentang 4. Menguraikan tata cara shalat di kendaraan 5. Memperagakan shalat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan
B.
Tujuan Pembelajaran
Maka dari indicator di atas siswa mampu : 1. Mendefinisikan shalat dalam keadaan darurat 2. Menguraikan tata cara shalat dalam keadaan sakit 3. Menunjukkan cara shalat dalam keadaan sakit, dengan duduk, berbaring, miring dan telentang 4. Menguraikan tata cara shalat di kendaraan 5. Memperagakan shalat dalam keadaan darurat etika sedang sakit dan di kendaraan C.
Materi Pembelajaran Pengertian ketentuan shalat dalam keadaan darurat ketika sakit dan di kendaraan (Terlampir)
D. Karakteristik
96 Religius, percaya diri, Jujur, tanggung jawab, komunikatif, berani, kerjasama E.
Media Power point dan LKS (Lembar Kerja Siswa)
F. Metode Pembelajaran Pre test dan pos test, Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, penugasan,kerja kelompok dan Demonstrasi G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan pendahuluan a. Guru masuk kelas serta mengucapkan slaam b. Guru memulai pembelajaran membaca do’a c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai d. Mengajukan pree test menanyakan kepada siswa tentang ketentuan shalat dalam keadaan darurat, misalnya “ anak-anak ada yang tahu apa yang dimaksud dengan shalat dalam keadaan darurat? e. Mengaitkan pengalaman siswa apersepsi, misalnya “ baik anak-anak apakah sakit termasuk dalam keadaan darurat? 2. Kegiatan inti a. Pertemuan keempat Pada pertemuan keempat guru memberikan pree test guna mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang terkait dengan indicator yaitu tentang shalat dalam keadaan darurat ketika sakit dan di kendaraan. aktivitas tersebut diselingi dengan Tanya jawab dan diskusi. b. Pertemuan kelima Guru membagikan
kelompok, kemudian setiap kelompok
yang telah
dikelompokkan ditugaskan untuk menunjuk perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan untuk mempraktekkan shalat yang ditunjukkan oleh guru dan sudah dipelajari sebelumnya. Tujuan penerapan metode demonstrasi adalah untuk melatih kerjasama serta ssiwa lebih kuat dalam pemahamannya terhadap suatu materi.
3. Kegiatan akhir Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test H. Sumber Belajar
97 Buku Fiqh, Buku LKS Fiqh I. Penilaian 1. Tekhnik penilaian a. Tes lisan b. Tes tulisan 2. Bentuk instrument a. uraian singkat b. praktek
Jakarta, 13 Mei 2014 Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Drs. Aris Herdiana
Nurhikmah
98
Lampiran materi ajar Fiqh A. pengertian shalat dalam keadaan darurat Shalat dalam Keadaan Darurat adalah shalat yang dilakukan dalam keadaan tidak normal, baik karena sakit ataupun kondisi sekitar seperti di dalam kendaraan. Shalat dalam Keadaan Darurat bisa dilakukan dengan duduk, miring, berbaring dan telentang. Gerakan shalat, seperti ruku dan sujud, dilakukan dengan isyarat, misalnya anggukan kepala atau kedipan mata. Allah Mahatahu kondisi hamba-Nya : Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Dari Ali bin Abu Thalib ra. telah berkata Rasulullah SAW tentang shalat orang sakit : “Jika kuasa seseorang shalatlah dengan berdiri, jika tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud maka isyarat saja dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada ruku;nya. Jika ia tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring ke sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan terlentang, kedua kakinya ke arah kiblat.” (HR. Ad-Daruquthni).
Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bagaimana cara sholat di atas perahu. Beliau bersabda: “Sholatlah di dalam perahu itu dengan berdiri kecuali kalau kamu takut tenggelam.” (HR. Ad-Daruquthni). B. Tata Cara Shalat Dalam Keadaan Darurat 1.
Tata cara salat dalam keadaan sakit 1) Shalat dengan posisi duduk . Cara duduknya ialah bersimpuh, atau boleh pula duduk seperti ketika duduk tasyahud awal, yakni duduk tawaruk. Dengan cara duduk ini, maka mengerjakan rukuknya ialah dengan membungkuk sedikit, dan sujudnya seperti cara sujud biasa. Semua bacaan yang dibaca sama dengan bacaan sewaktu shalat sambil berdiri. 2) Shalat dengan posisi badan miring. Jika seseorang melakukan salat dengan keadaan miring, ia miring kesebelah kanan dengan kepala disebelah utara dan kaki disebelah selatan. Semua bacaan yang dibaca sama dengan bacaan sewaktu salat sambil berdiri atau salat sambil duduk. Sedangkan untuk rukuk dan
sujudnya
kemampuan.
cukup
dengan
menggerakkan
kepala
sesuai
dengan
99 3) Shalat dengan Berbaring. Cara kaki berada di sebelah utara. Kepala di sebelah selatan dengan menghadap ke arah kiblat. Untuk bacaan-bacaan sama seperti shalat biasa. Untuk gerakan-gerakannya cukup dengan isyarat kepala atau kedipan mata. 4) Shalat dengan Telentang. Kaki di sebelah barat dan kepalanya di sebelah timur (jika memungkinkan kepalanya diberi bantal agar mukanya dapat menghadap kiblat). Gerakan-gerakan cukup dengan isyarat dan bacaan sholat ada keringanan sesuai dengan kemampuan. 2.
Tata cara Praktik salat dalam kendaraan.
1) Apabila menggunakan kendaraan pribadi, jika waktu shalat tiba diusahakan untuk mencari masjid setelah itu melakun shalat jama’ dan qasar 2) Shalat dalam kendaraan memungkinkan dengan berdiri,
apabila tidak
memungkinkan shalat sambil duduk,yaitu dengan cara shalat seperti orang sakit
100 Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
Nama
:
Jabatan
: Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat
Tempat
: Mts Islamiyah Ciputat
Tanggal
:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Apa latar belakang pendidikan bapak ? Sudah berapa lama bapak mengajar fiqh di sekolah ini ? Media apa saja yang ibu gunakan untuk pembelajaran fiqh ? Kendala apa yang sering dihadapi bapak pada saat pembelajaran fiqh ? Bagaimana cara bapak mengatasi kendala itu? Bagaimana tingkat hasil belajar siswa di kelas VII ? Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak menjelaskan materi pelajaran ? Dalam pembelajaran fiqh pernahkan bapak menggunakan metode demonstrasi ? Metode pembelajaran seperti apa yang selama ini bapak terapkan dalam pembelajaran fiqh khususnya untuk materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat ? 10. Menurut bapak apakah menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqh?
101
Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh Nama
: Drs Aris Herdian
Jabatan
: Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat
Tempat
: Mts Islamiyah Ciputat
Tanggal
: 4 Maret 2014
1. Apa latar belakang pendidikan bapak ? Jawab : Tingkatan S1 di IAIN Jakarta 2. Sudah berapa lama bapak mengajar fiqh di sekolah ini ? Jawab : selama 9 tahun dari tahun 2005 - sekarang 3. Media apa saja yang ibu gunakan untuk pembelajaran fiqh ? Jawab : terkadang menggunakan laptop dan infocus 4. Kendala apa yang sering dihadapi bapak pada saat pembelajaran fiqh ? Jawab : terlihat dari back ground anak-anak lulusan SD jadi, anak-anak kurang paham tentang agama begitupun orang tuanya kurang mendukung. Dan anak-anak kadang takut dalam pembelajaran fiqh dikelas. 5. Bagaimana cara bapak mengatasi kendala itu? Jawab : solusinya menggunakan strategi yang efektif untuk mengetahui bakat dan minat siswa dalam belajar. 6. Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak menjelaskan materi pelajaran ? Jawab : terlalu sering mengantuk meskipun tidak semua murid seperti itu. 7. Dalam pembelajaran fiqh pernahkan bapak menggunakan metode demonstrasi ? Jawab : pernah, contoh Tayammum 8. Metode pembelajaran seperti apa yang selama ini bapak terapkan dalam pembelajaran fiqh khususnya untuk materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat ? Jawab : metode ceramah dan strategi yang lain seperti card sort dll. 9. Menurut bapak apakah menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqh? Jawab : dengan memerintahkan siswa untuk rajin belajar. 10. Bagaimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran fiqh : Jawab : KKM nya 75 %
102
Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
Nama
:
Kelas
: VII (Tujuh)
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ? 2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ? 3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ? 4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ? 5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaikin nilai fiqh kamu yang kurang ? 6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas? 7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ? 8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ? 9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi? 10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan membuat kamu memahami materi ajar?
103
Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh Nama
: Wahyu Bintara
Kelas
: VII (Tujuh)
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ? Jawab : lumayan senang 2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ? Jawab : lumayan senang 3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ? Jawab : ya, lumayan baik 4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ? Jawab : ya, belum terlalu puas 5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaiki nilai fiqh kamu yang kurang ? Jawab : belajar dengan sungguh-sungguh 6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas? Jawab : kurang jelas karena terlalu berisik 7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ? Jawab : bertanya kepada teman 8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ? Jawab : berisik dan kurang memahami 9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi? Jawab : pernah 10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan membuat kamu memahami materi ajar? Jawab : belum, karena menjelaskannya dengan cara ceramah saja.
104
Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
Nama
: Citra Khairunnisa
Kelas
: VII (Tujuh)
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ? Jawab : jarang masuk kelas gurunya 2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ? Jawab : senang 3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ? Jawab : kurang bagus 4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ? Jawab : belum puas 5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaikin nilai fiqh kamu yang kurang ? Jawab : belajar lebih giat lagi 6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas? Jawab : kurang jelas 7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ? Jawab : bertanya kepada teman dan guru 8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ? Jawab : terlalu berisik dan mengantuk karena pelajaran terakhir 9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi? Jawab : pernah 10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan membuat kamu memahami materi ajar? Jawab : belum, karena menggunakan metode ceramah saja.
105 Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh Nama
: Dara Oktaviani
Kelas
: VII (Tujuh)
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ? Jawab : menyenangkan 2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ? Jawab : senang sekali 3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ? Jawab : memuaskan 4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ? Jawab : puas, karena nilai saya yang paling besar 5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaiki nilai fiqh kamu yang kurang ? Jawab : belajar dengan lebih giat dan mempertahan prestasi 6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas? Jawab : jelas 7. Apabila ada materi yang kurang mengerti, apa yang kamu lakukan ? Jawab : bertanya kepada guru 8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ? Jawab : berisik dan mengantuk 9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi? Jawab : pernah 10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan membuat kamu memahami materi ajar? Jawab : sudah cukup baik dan saya mulai memahami materi yang telah diajarkan oleh guru fiqh
106 Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
Nama
: Drs Aris Herdian
Jabatan
: Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat
Tempat
: Mts Islamiyah Ciputat
Tanggal
: 8 April 2014
1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini? Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat jama’ qashar dan jama’ qashar 2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ? Jawaban : siswa lumayan antusias dalam mengikuti pembelajaran fiqh 3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? jawaban : iya, lumayan meskipun ada anak yang masih bercanda 4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawaban : lumayan, anak-anak mudah untuk memahami 5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini? Jawaban : lebih membuat anak-anak antusias lagi dan memberikan dorongan agar anakanak tidak pada ngantuk karena, ini jam terkahir dan anak-anak cenderung ngantuk dan capek
Jakarta , 8 April 2014
Drs. Aris Herdian
107 Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh
Nama : Tamia Septiana Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu alami ? Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun belum sepenuhnya. 2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya, menurut saya efektif 3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham 4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini? Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat jama’ 5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini? Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan 6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ? Jawabnya : kurang puas, karena saya mendapatkan nilai rendah yaitu 65
108 Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh
Nama : Devi Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu alami ? Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan. 2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya, menurut saya efektif 3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya mudah banget dan saya mulai paham 4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini? Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik, bercanda dan lumayan susah melafalalkan niat shalat jama’ 5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini? Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan 6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ? Jawabnya : lumayan hasilnya, yaitu 75
109 Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh
Nama : Ariffah Damayanti Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu alami ? Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun belum sepenuhnya. 2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya, menurut saya efektif 3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham 4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini? Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat jama’ 5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini? Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan 6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ? Jawabnya : belum puas, karena saya ingin mendapatkan nilai yang lebih bagus lagi.
110
Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh Nama
: Drs Aris Herdian
Jabatan
: Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat
Tempat
: Mts Islamiyah Ciputat
Tanggal
: 13 Mei 2014
1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini? Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat dalam keadaan darurat yaitu sakit atau dalam kendaraan. Yang sebelumnya itu tentang shalat jama’ qashar dan jama’ qashar. 2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ? Jawaban : iya, sudah bagus dengan melihat antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi ini. 3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? jawaban : menurut saya, lebih efektif jadi, anak-anak langsung mempraktekkannya setelah mendapatkan materi yang disampaikan didiskusikan dengan teman-temannya. 4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawaban : siswa mulai memahami, dapat dilihat dari kekompakan bersidkusi dan memperagakan materi shalat dalam keadaan sakit. 5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini? Jawaban : pada pertemuan kali ini siswa sudah mulai antusias dan suasana kelas juga mulai menjadi ramai dengan keaktifan anak-anak ketika ada yang memperagakan shalat dan caranya salah. Ini menunjukkan anak-anak tertarik dan memperhatikan dengan pembelajran fiqh yang menggunakan metode demonstrasi. Jakarta , 13 April 2014
Drs. Aris Herdian
111 Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh
Nama : Dara Oktaviani Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu alami ? Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun belum sepenuhnya. 2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya, menurut saya efektif 3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham 4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini? Jawabnyan : temen-temen dikelas masih ada yang bercanda, namun kesulitan saya dalam keadaan shalat isyarat 5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini? Jawabnya : menurut saya, hanya perlu penambahan waktu dan lebih seru lagi dalam pembelajaran fiqh hari ini.namun, penjelasannya mudah untuk dipahami. 11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ? Jawabnya : merasa puas karena, saya mendapatkan nilai yang memuaskan bagi saya.
112 Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh
Nama : Citra Kirana Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu alami ? Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan. 2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya, menurut saya efektif 3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya mudah banget dan saya Alhamdulillah mulai paham 4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini? Jawabnyan : temen-temennya masih ada yang bercanda, namun saya hanya kesulitan dalam praktek shalat dalam keadaan dengan cara shalat isyarat. 5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini? Jawabnya : dari sarana prasarananya harus lebih memadai,namun, menurut saya dalam pembelajaran kali ini sangat menyenangkan karena, setelah pembelajaran kita langsung mempraktekannya. Dan penjelasannya juga mudah dipahami. 11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ? Jawabnya : merasa puas karena, saya mendapatkan nilai 95
113 Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh
Nama : Wahyu Bintara Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu alami ? Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun belum sepenuhnya. 2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya, menurut saya efektif 3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi? Jawabnya : iya Alhamdulillah paham, daripada sebelumnya dan lebih paham 4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini? Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan gerakan dalam shalat keadaaan darurat yaitu seperti isyarat. 5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini? Jawabnya : dari teman-teman dikelas, masih ada yang mau bercanda tapi, tidak seperti pada pertemuan-pertemuan yang lalu anak-anak masih banyak yang bercanda. Namun, sekarang hanya ada 1 dan 2 orang yang bercanda.dalam penyampaian materi dan penjelasannya baik dan mudah dipahami. 11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ? Jawabnya : merasa sangat puas karena, saya mendapatkan nilai 100
114 Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1 SB
= Sangat Baik
B
= Baik
C
= Cukup
K
= Kurang
SK
= Sangat Kurang
No Aspek diobservasi
1
2 3
4
5
6
yang
Ada Guru menyampaikan √ materi yang akan diajarkan Guru melakukan Tanya jawab Guru menyuruh anak √ untuk melakukan demonstrasi Siswa maju ke depan kelas untuk melakukan demonstrasi setelah melakukan √ demonstrasi siswa kembali ke tempat duduk Melakukan Tanya jawab dengan siswa, lalu memberikan hadiah kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar
Ket
Nilai
Tidak SB
B √
√
√ √
√
√
√
√
√
C
K
SK
115 Lembar aktivitas Belajar Siswa Siklus I Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1 SB
= Sangat Baik
B
= Baik
C
= Cukup
K
= Kurang
SK
= Sangat Kurang
No Aspek diobservasi
1 2
3
4
5 6 7 8 9
yang Ket Ada tes √
Melaksanakan awal (pre test) Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar Siswa melakukan praktek demonstrasi depan kelas Melakukan Tanya √ jawab siswa aktif Aktif bertanya Aktif mengeluarkan pendapat Menjawab √ pertanyaan dari guru Melaksanakan tes √ akhir ( post test)
Nilai Tidak SB √
B
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √ √ √
C
K
SK
116 Lembar Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1 SB
= Sangat Baik
B
= Baik
C
= Cukup
K
= Kurang
SK
= Sangat Kurang
No Aspek diobservasi
1
2 3
4
5
6 7
8
9
yang Ket
Mengkondisikan siswa situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk untuk mengikuti proses pembelajaran Apersepsi Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (mtivasi) Menyampaikan tujuan atau indicator yang ingin dicapai Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan inikator bahan ajar Penjelasan metode demonstrasi Pemusatan perhatian siswa terhadap proses belajar Teknik menyampaikan materi Guru memberikan contoh-contoh terkait pelajaran yang terkait dengan pelajaran yang
Ada √
Nilai Tidak SB
√
B √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√ √
C
K
SK
117
10
11
12
13
14
15
16
diajarkan Pengelolaan kegiatan praktek dengan menggunakan metode demonstrasi Bmbingan kepada siswa terpilih untuk melakukan praktek Memberikan √ kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek Mengamati kesulitan dan kemajuan siswa belajar Keterampilan √ menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaian materi Kemampuan √ memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai
√
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√
118 Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus II Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II SB
= Sangat Baik
B
= Baik
C
= Cukup
K
= Kurang
SK
= Sangat Kurang
No Aspek diobservasi
1
2 3
4
5
6
yang
Ada Guru menyampaikan √ materi yang akan diajarkan Guru melakukan √ Tanya jawab Guru menyuruh anak √ untuk melakukan demonstrasi Siswa maju ke depan √ kelas untuk melakukan demonstrasi setelah melakukan √ demonstrasi siswa kembali ke tempat duduk Melakukan Tanya jawab dengan siswa, lalu memberikan hadiah kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar
Ket
Nilai
Tidak SB √
B
√ √ √
√
√
√
C
K
SK
119 Lembar aktivitas Belajar Siswa Siklus II Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II SB
= Sangat Baik
B
= Baik
C
= Cukup
K
= Kurang
SK
= Sangat Kurang
No Aspek diobservasi
1 2
3
4
5 6 7 8 9
yang Ket Ada tes √
Melaksanakan awal (pre test) Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar Siswa melakukan praktek demonstrasi depan kelas Melakukan Tanya jawab siswa aktif Aktif bertanya Aktif mengeluarkan pendapat Menjawab pertanyaan dari guru Melaksanakan tes akhir ( post test)
Nilai Tidak SB √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
B
√ √
√
C
K
SK
120 Lembar Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II SB
= Sangat Baik
B
= Baik
C
= Cukup
K
= Kurang
SK
= Sangat Kurang
No Aspek diobservasi
1
2 3
4
5
6 7
8
9
yang Ket
Mengkondisikan siswa situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk untuk mengikuti proses pembelajaran Apersepsi Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (mtivasi) Menyampaikan tujuan atau indicator yang ingin dicapai Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan inikator bahan ajar Penjelasan metode demonstrasi Pemusatan perhatian siswa terhadap proses belajar Teknik menyampaikan materi Guru memberikan contoh-contoh terkait pelajaran yang terkait dengan pelajaran yang
Ada √
Nilai Tidak SB √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
B
√
C
K
SK
121
10
11
12
13
14
15
16
diajarkan Pengelolaan kegiatan praktek dengan menggunakan metode demonstrasi Bimbingan kepada siswa terpilih untuk melakukan praktek Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek Mengamati kesulitan dan kemajuan siswa belajar Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaian materi Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
122 Catatan Lapangan Pada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Tempat penelitian :MTs Islamiyah Ciputat Hari/tanggal : Selasa, 8 April 2014 Kegiatan : Pembelajaran Fiqh Siklus :I Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan pree-test. Jumlah soalnya sebanyak 5 tes Essay. Tes berlangsung 10 menit yang diikuti 32 siswa kelas VII .1 Aktivitas Guru Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu membagikan ice breaking siswa. Setelah itu guru ,menjelaskan/menguraikan materi pelajaran fiqh dengan materi pokok pengertian dan ketentuan shalat jama’ serta memberikan contoh-contoh yang terkait dengan materi yang diajarkan. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mempraktekan untuk melaksanakan praktek metode demonstrasi dan sebelumnya guru menjelaskan langkahlangkah metode demonstrasi. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajaran fiqh berlangsung kurang efektif masih banyak yang kurang memperhatikan dan bercanda serta mengantuk karena, mungkin mata pelajaran terakhir jadinya anak-anak mulai mengantuk dan sebelumnya belajar matematika kata anakanak mereka pusing mengikuti pelajaran matematika gak ngerti dan jadinya males.
123 Catatan Lapangan Pada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Tempat penelitian :MTs Islamiyah Ciputat Hari/tanggal : Selasa, 6 Mei 2014 Kegiatan : Pembelajaran Fiqh Siklus : II Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan pre-test. Jumlah soalnya sebanyak 5 tes Essay. Tes berlangsung 10 menit yang diikuti 32 siswa kelas VII .1 Aktivitas Guru Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memberikan ice breaking kepada siswa. Setelah itu guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran fiqh dengan materi pokok pengertian dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat serta memberikan contoh-contoh dengan cara memperagakan shalat dalam keadaan darurat yang terkait dengan materi yang diajarkan. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mempraktekan untuk melaksanakan praktek metode demonstrasi dan sebelumnya guru menjelaskan langkah-langkah metode demonstrasi. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajaran fiqh berlangsung lumayan efektif meskipun terdapat siswa yang kurang memperhatikan. mungkin karena mata pelajaran terakhir jadinya anak-anak mulai mengantuk dan sebelumnya belajar matematika yang menurut mereka banyak yang mereka kurang pahami pada mata pelajaran matematika karena, kebanyakan teori dan rumus-rumus. Namun, akhirnya saya berikan suatu kesepakatan jika mereka menjawab pertanyaan yang saya sampaikan dan memperagakan shalat yang telah saya tentukan maka, siswa akan mendapat hadiah dan akhirnya para siswa mulai semangat dengan antusias.
124 Soal pre test dan post test Siklus 1 1. 2. 3. 4. 5.
Apa yang dimaksud dengan shalat jama’? Sebutkan macam-macam shalat jama’ ? Shalat apa saja yang boleh diqashar? Sebutkan syarat sah shalat jama’ taqdim? Sebutkan tata cara shalat jama’ qashar (jama’ taqdim)?
kunci jawaban : 1. Shalat jama’ adalah adalah menggabungkan dua waktu shalat wajib dan dikerjakan dalam satu waktu. 2. jama’ taqdim dan jama’ ta’khir 3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, seperti isya, ashar dan dzuhur 4. Mendahulukan shalat yang punya waktu, artinya shalat dzuhur terlebih dahulu, kemudian shalat ashar , Berniat shalat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing shalat seerta Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan shalat tersebut. 5. Shalat jama’ qashar (jama’ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan pada waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang ashar dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka’at dan ashar 2 rakaat. Usholli fardho dzzuhri rok’ataini qashron majmu’an ilaihil ‘ashru adaaan lillahi ta’alaaa Usholli fardol ‘ashri rok’ataini qosron majmu’an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta’ala
125 Soal pre test dan post test Siklus II 1. Jelaskan pengertian shalat dalam keadaan darurat! 2. Tuliskan dalilnya tentang shalat dalam keadaan darurat! 3. Kapankah kita melakukan shalat dalam keadaan darurat? 4. Jelaskan tatacara shalat dalam keadaan sakit! 5. Jelaskan tatacara shalat dalam kendaraan! Kunci jawaban : 1. Shalat dalam Keadaan Darurat adalah shalat yang dilakukan dalam keadaan tidak normal, baik karena sakit ataupun kondisi sekitar seperti di dalam kendaraan. 2. Rasulullah SAW bersabda“Dari Ali bin Abu Thalib ra. telah berkata Rasulullah SAW tentang shalat orang sakit : “Jika kuasa seseorang shalatlah dengan berdiri, jika tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud maka isyarat saja dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada ruku;nya. Jika ia tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring ke sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan terlentang, kedua kakinya ke arah kiblat.” (HR. Ad-Daruquthni). 3. Ketika dalam keadaan sakit dan dalam kendaraan 4. tentang shalat orang sakit : Jika kuasa seseorang shalatlah dengan berdiri, jika tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud maka isyarat saja dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada ruku’nya. Jika ia tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring ke sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan terlentang, kedua kakinya ke arah kiblat. 5. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, jika waktu shalat tiba diusahakan untuk mencari masjid setelah itu melakukan shalat jama’ dan qashar. Atau jika dalam kendaraan umum seperti Shalat dalam kendaraan yang memungkinkan dengan berdiri, apabila tidak memungkinkan salat sambil duduk,yaitu dengan cara shalat seperti orang sakit.
126
Dokumentasi Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Fiqh di Madratsah Tsanawiyah Ciputat Pada Pelaksanaan Siklus I
127
128
Dokumentasi Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Fiqh di Madratsah Tsanawiyah Ciputat Pada Pelaksanaan Siklus II
129
130
ABSENSI PESERTA DIDIK SEMESTER GENAP MTS ISLAMIYAH CIPUTAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Kelas
: VII-1
Nama Guru
: Drs. Aris H
Mata pelajaran : Fiqh
Semester
: II (Dua)
Wali kelas
KKM
: 75
: Drs. Aris Herdiana
No
Nama
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Aaliyah Salsabila P Alfina Damaiyanti Ariffah Damayanti Daniel Tahulending Dara Oktaviani Dinda Meimana Fani siti Fatimah Habibullah Igo Muhammad Raihan Leni Nuraeni M. Abid Abigail M. Arya Dwi Putra Naufal Ferdiansyah Muhammad Ridho Arsyillah Muhammad Roihan Nur khaidah Sahada ayu nabila Putri Apriana Mazaya zakira Rhaina Syalfiyana Dewi Robby Alvian Jaya Mulya Rosyidah Aulia Putri Syalindri Febriani Syarifah Raudha Jarnie Tamia Septiana Wahyu Bintara
1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . .
Hari pertemuan 3 4 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . .. .
6 . .. . .. . .. . . . .. . . . . . . . .. . .. . . . .. . .
131
29 30 31 32
Azhar M Iqbal Fikri Citra Khairunnisa Hafijan F Rata-Rata
. . . a
. . . .
. . . .
Laki
: 15
Perempuan
: 18
. . . .
. . . .
. . . .
Mengetahui, April 2014
Ciputat,
01
Kepala MTs ISLAMIYAH Study
Guru Bidang
Drs. Aris Herdiana Herdiana
Drs. Aris