Oleh : Novita Kurnia Putri
6507040036
Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System pada plant produksi sulfurid acid di PT. Liku Telaga Gresik merupakan dua sistem yang memiliki resiko. Dikarenakan Boiler System
mempunyai potensi ledakan dengan tekanan sebesar 10 bar dan Sulfuric Acid Storage Tank System yang berisi bahan kimia bersifat korosif dengan kosentrasi 98 %. Resiko yang ada pada kedua system dapat diminimalkan dengan cara pembuatan preventive maintenance. Penelitian ini membahas penentuan kegiatan maintenance dengan metode RCM II yang diawali dengan pembutan FMEA untuk menganalisa kegagalan dari suatu fungsi komponen sehingga dapat menentukan kegiatan maintenance yang tepat pada decision worksheet dan mengidentifikasi bahaya yang ada dalam kegiatan maintenance. Perhitungan kuantitatif diberikan untuk menentukan perawatan optimal (TM). Pembuatan JSA hanya pada scheduled restoration task dan scheduled discard task. Dengan hasil identifikasi potensi bahaya pada JSA maka kegiatan maintenance akan lebih aman dari bahaya.
Kebocoran yang sering terjadi pada Sulfuric Acid Storage Tank System di PT Liku Telaga Gresik. 2. Mencegah ledakan yang diakibatkan dari boiler system bertekanan 10 bar 3 Meminimalisir kerusakan pada kedua system tersebut agar proses produksi Sulfuric Acid dapat terus berjalan. 1.
1. Bagaimana mengidentifikasi kegagalan pada Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System PT. Liku Talaga Gresik.
2.Apa jenis perawatan yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan (failure) dengan memperhatikan konsekuensi yang timbul jika kegagalan tersebut terjadi. 3. Bagaimana menentukan interval perawatan pada Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System PT. Liku Telaga Gresik. 4. Bagaimana menganalisa potensi bahaya kerja dalam kegiatan perawatan yang akan dilakukan di Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System PT. Liku Telaga Gresik.
1. Penelitian hanya dilakukan pada Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System pada PT. Liku Telaga Gresik. 2. Pengujian distribusi dilakukan dengan menggunakan software Weibull 7 ++. 3. Kerusakan pada komponen atau peralatan tercatat pada data historis perawatan bukan disebabkan oleh
human error.
4. Interval perawatan dihitung pada komponen/ peralatan yang mendapatkan restoration task dan discard task. 5. Pembuatan JSA diberikan terhadap kegiatan scheduled restoration dan scheduled discard .
1. Data yang telah diperoleh oleh penulis sudah valid sesuai dengan history record perawatan. 2. Pada saat penelitian dilakukan seluruh komponen/ peralatan pada Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System memenuhi fungsinya. 3. Peralatan atau sistem dioperasikan pada lingkungan, dan konsentrasi Sulfuric Acid yang sama. 4. Kegiatan produksi dilakukan selama 24 jam yang dimulai dari pukul 08.00 WIB dan setiap ada kerusakan pada mesin akan langsung diperbaki oleh bagian maintenance.
Diagram Alir
Safety Valve
Blower
Drying tower
Menghisap udara luar yang dibutuhkan oleh boiler
Mengubah udara luar menjadi udara kering
Burner
Hot gas
Membakar campuran bahan bakar
Mengubah gas hasil pembakara n menjadi gas SO2
Plant H2SO4 Pengolaha n lanjut gas SO2 menjadi gas H2SO4 Safety valve
Pressure gauge
Pengaman tekenan kerja berlebih
Sulfur gun
Sulfur fit Mencairkan sulfur padat sebagai bahan bakar boiler
Menyembur kan bahan bakar ke dalam furnace
Sulfur furnace
Tempat pembakaran campuran bahan bakar
Mengeluarkan Sulfuric Acid dalam kondisi darurat
Pengukyr tekanan kerja
Pompa Centrifugal I
Menyedot Sulfuric Acid agar dapat masuk kedalam pipa menuju kedalam tangki
Pipa Jalannya aliran Sulfuric Acid dalam proses penyimpanan Sulfuric Acid
Tempat penampun gan solar
Water Treatment
Water drum
Denerator
Tempat mengolah air tanah menjadi air yang bebas dari mineral untuk boiler
Tempat untuk menampun g air hasil treatment
Pemanas air awal sebelum masuk ke coil
Storage Tank Valve Inlet Mengatur masuknya Sulfuric Acid kedalam tangki
Tempat menampung Sulfuric Acid
Coil
Pompa Centrifugal II
Tempat memanaskan air menjadi uap air
Menyedot Sulfuric Acid agar dapat keluar dari dalam tangki
Truk Tangki Tangki Solar
Cerobong Udara Jalan Keluar masuknya udara luar
Mendistribusikan Sulfuric Acid
Valve Outlet
Pipa
Mengatur keluarnya Sulfuric Acid dari dalam tangki menuju truk tangki
Jalannya aliran Sulfuric Acid dalam proses penyimpanan Sulfuric Acid
Man Hole Lubang keluar masuknya orang dan tempat mengambilan contoh Sulfuric Acid pada tangki
1. 2.
FMEA BOILER FMEA Sulfuric Acid Storage Tank System
1. 2.
Decission Worksheet BOILER Decission Worksheet Sulfuric Acid Storage Tank System
1.
JSA BOILER DAN Sulfuric Acid Storage Tank
System
1. 2. 3. 4.
5.
Penentuan distribusi Perhitungan MTTF dan MTTR Biaya perawatan (CM) Biaya perbaikan (CR) Perhitungan Interval Perawatan Optimum (TM)
Komponen pada kedua system tersebut bekerja secara seri sehingga setiap fuction failure yang terjadi dapat mengakibatkan terganggunya atau terhentinya proses produksi Sulfurid Acid dan selain itu juga dapat menyebabkan terganggunya keselamatan operator, lingkungan dan sistem itu sendiri. Kegagalan fungsi pada komponen Blower untuk failure modes motor blower terbakar dan Burner adalah kegagalan fungsi komponen yang dapat menyebabkan terhentinya proses produksi karena apabila kegagalan tersebut terjadi dapat mengakibatkan tidak adanya kegiatan proses pembakaran bahan bakar pada Boiler System
Pompa centrifugal untuk sulfurid acid dengan failure mode seal pompa rusak. Dalam hal ini kegagalan seal pompa mengakibatkan terjadinya kebocoran pada pompa, sehingga sulfurid acid dapat keluar dari pompa dan dapat membahayakan operator karena sifatnya yang korosif sehingga apabila terpapar pada kulit dapat menyebabkan luka bakar. Selain memiliki dampak pada keselamatan operator, kerusakan seal pompa sulfurid acid juga memiliki dampak lain berupa pencemaran lungkungan dan kegagalan operasi tetapi untuk mengikuti jalanya decision diagram maka yang didahulukan adalah dampak pada keselamatan atau safety. Maka yang muncul dalam kolom consequence evaluation decision worksheet untuk kegagalan pada seal pompa sulfurid acid karena salah satu dampaknya adalah terhadap safety maka Y (Yes) diisikan pada kolom S (Safety). Selanjutnya untuk proactive task pada seal pompa sulfurid acid yang rusak diberikan tindakan berupa scheduled discard task karena seal pada pompa tidak bisa dilakukan pemulihan pada saat kerusakan terjadi dan komponen hanya bisa untuk dilakukan pergantian sehingga pada kolom S3 diisikan Y (Yes). Discard adalah mengganti komponen atau item yang rusak sesuai dengan interval yang telah dihitung tanpa memperhatikan kondisinya pada saat itu. Dengan harapan dapat secara signifikan menurunkan konsekuensi kegagalan yang ditimbulkan.
Urutan kegiatan dalam pembuatan JSA untuk yang pertama adalah mengelompokan kegiatan dari tahap persiapan, proses kegiatan maintenance dan cleaning. Setelah itu untuk setiap tahapannya dilakukan identifikasi bahaya yang ada dan diberikan rekomendasi untuk meminamalisir potensi bahaya tersebut. Tujuan dari pembuatan JSA adalah untuk dapat digunakan dalam membantu para pekerja dibidang maintenance agar dapat lebih memahami kegiatan kerja yang akan dilakukan dan mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada pada kegiatan tersebut, sehingga para pekerja dapat meminimalisir kecelakaan kerja yang diakibatkan karena human error. Pengadaan work permit merupakan pendukung dari keberhasilan penerapan JSA yang sudah dibuat.
Perhitungan kuantitatif diawali dengan pendistribusian terhadap interval kerusakan (TTF) dan selang lamanya perbaikan komponen (TTR) dengan bantuan software Weibull 7 ++, sehingga kita mendapatkan parameter distribusi yang digunakan untuk mencari waktu antar kerusakan (MTTF) dan antar perbaikan (MTTR). Berdasarkan hasil perhitungan MTTF yang sudah dilakukan maka dapat diketahui bahwa batu tahan panas merupakan komponen dengan MTTF tertinggi, yaitu 41040.9654 jam yang berarti memiliki rentang waktu kerusakan yang lama, sedangkan komponen bearing pada pompa Sulfurid Acid merupakan komponen dengan MTTF terkecil, yaitu 1906.7058 jam yang berarti semakin cepat komponen tersebut untuk mengalami kerusakan.
1. Analisa FMEA/ RCM II Information Worksheet menunjukkan bahwa terdapat Untuk komponen pada Boiler System terdapat 24 failure modes, sedangkan untuk komponen pada Sulfuric Acid Storage Tank System terdapat 11 failure modes. 2. Kebijakan perawatan yang diberikan untuk menghadapi functional failures dari komponen pada Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System secara keseluruhan terbagi dalam kegiatan, yakni : a. Scheduled discard task b. Scheduled restoration task c. Scheduled on condition task d. Combination of task 3. Berdasarkan hasil perhitungan interval perawatan (scheduled discard & restoration task) , diketahui bahwa nilai yang diperoleh dalam menurunkan kegagalan yang dialami oleh komponen Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System berada di bawah nilai MTTF-nya. 4. JSA yang dibuat akan membantu meningkatkan awareness pekerja terhadap potensi bahaya dalam menjalankan kegiatan perawatan serta dapat menghindarkan terjadinya kesalahpahaman/ human error antar pekerja yang melaksanakan kegiatan perawatan.
Pengujian distribusi dengan metode RCM II sebaiknya dicoba dengan menggunakan softwere lain selain
weibull.
Pekerja yang bertanggung jawab terhadap tindakan perawatan yang telah direcord pada RCM II decission worksheet harus mampu dan teliti dalam menjalankan proposed task yang telah direncanakan sehingga kegagalan fungsi (functional failure) dan konsekuensi yang dapat timbul akibat kegagalan dapat diminimalisir. Peningkatan kesadaran pekerja terhadap potensi bahaya yang dihadapi selama menjalankan kegiatan maintenance perlu diperhatikan sehingga terjadinya kesalahan (human error) dapat diminimalkan.
Moubray, J. (1997). Reliability Centered Maintenance 2nd Edition. Industrial Press Inc. Madison Avenue-New York. Anderson, Ronald T. dan Neri, L. (1996). RCM Management & Engineering Method. Elsevier Applied Science, London. Setyana, I. (2007). Implementasi RCM II (Reliability Centered Maintenance) dan RPN (Risk Priority Number) dalam Analisa Resiko serta Perencanaan Kegiatan Perawatan HPB (High Pressure Boiler) berbasis JSA (Job Safety Analysis). Tugas Akhir Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PPNS-ITS Aggarwal, KK. (1993). Reliability Engineering. Kluwer Academic, Netherlands Setyawan, A. (2007). Analisa Resiko dan Penentuan Kegiatan Perawatan pada Stacker/Reclaimer Menggunakan Metode RCM II. Tugas Akhir Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PPNS-ITS. OHSAS 18001:1999. Occupational Health and Safety Managemen Systems. Shields, CD. (1961). Boilers. McGraw Hill Book Company, U.S,
Terima Kasih
Memberikan masukan mengenai evaluasi perawatan yang telah dilakukan kepada perusahaan untuk mencegah terjadinya kebocoran yang disebabkan oleh kegagalan dari Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System, serta untuk meningkatkan produktifitas dan proses penyimpanan sulphuric Acid dapat berjalan dengan lancar. 2. Memberikan masukan pada pihak perusahaan mengenai JSA untuk mengurangi, menurunkan terjadinya insiden, kecelakaan atau cidera yang terjadi pada tempat kerja.
1.
1. Mengidentifikasi kegagalan pada Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System PT. Liku Telaga Gresik. 2. Menentukan kegiatan perawatan yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan (failure) dengan memperhatikan konsekuensi yang ditimbulkan oleh kegagalan Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System PT. Liku Telaga Gresik. 3. Menentukan interval waktu perawatan pada Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System PT. Liku Telaga Gresik. 4. Menganalisa potensi bahaya kerja kegiatan perawatan di Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System PT. Liku Telaga Gresik.
Sulfuric Acid Storage Tank System
Hal ini dikarenakan Boiler System yang berfungsi sebagai penghasil steam yang berguna untuk mencairkan sulfur dan merupakan bahan yang akan diolah sehingga menjadi Sulfuric Acid yang siap untuk ditampung terlebih dahulu pada Sulfuric Acid Storage Tank System. Boiler System ini dapat berhenti berproduksi atau mengurangi hasil produksinya yang dikarenakan tangki pada Sulfuric Acid Storage Tank System mengalami kebocoran, sehingga apabila Sulfuric Acid Storage Tank System mengalami kebocoran pada komponen tangki kapasitas 6000 ton dibagian level dengan volume 500 ton, maka prosedur yang akan dilaksanakan untuk mengatasi kebocoran tersebut adalah menguras tangki tersebut terlebih dahulu sebelum dilakukan pengelasan dan bisa menghabiskan waktu 12 jam , sedangkan dalam 12 jam tersebut Boiler system dapat menghasilkan SO2 yang akan diproses sehingga menjadi Sulfuric Acid sebesar 160 ton, karena dalam waktu satu hari atau per 24 jam plant produksi dapat menghasilkan Sulfuric Acid sebesar 320 ton.
Blower PLANT PRODUKSI SULFURIC ACID
Udara Luar
Safety Valve DRYING TOWER
Udara kering
Pompa Centrifugal
SULFUR FIT
Sulfur Gun
COIL
Filter
Valve Sulfur cair
Pressure Gauge
SULFUR FURNACE
Burner Valve Solar II
Pompa Centrifugal
Valve Air Boiler II
Pompa Centrifugal
Water Drum Pompa Centrifugal
Valve Solar I
Valve Air Boiler I
Deaerator
Filter
Filter
Valve Air tanah
AIR TANAH
Valve Air treatment
Valve Air tanah
Water Treatment
Filter
Filter
Valve Air treatment Pompa Centrifugal
Tangki Solar Pompa Centrifugal
Cerobong Udara
Valve
Man Hole
L E V E L
Sulfuric Acid
Storage Tank
Valve
I N D I K A T O R
Valve Valve PT. Liku Telaga Gresik H2SO4
POMPA CENTRIFUGAL
PONDASI
POMPA CENTRIFUGAL