307
• BEBERAPA UPAYA DAN PERHATIAN DALAM PEMELIHARAAN DAN PELESTARlAN LINGKUNGAN*) **)
_ _ _ _ _ _ _ _ Oleh: N.H.T.
S~ahaan
_ _ _ _ _ _ _-.....J
Pengertian Dan Sifat Lingkungan . Setiap lingkungan selalu didasarkan pada sistim lingkungannya masing-maHidup
•
Sejak dasawarsa tujuhpuluhan, masyarakat dunia bangun dari kesadarannya untuk menggeluti lingkungan. Padahal fakta menyatakan bahwa masalah lingkungan itu sudah ada sejak ribuan tahun yang silam. Mengapa dflmikian baru kita sadari sekarang? Masalah itulah yang perlu mendapat per, hatian kita sekarang dan kemudian diperlukan upaya dan kemampuan optimal bagi setiap manusia untuk mengatasinya. Maka sebelum kit a sampai pada persoalan terse but , kiranya penting sekali diketahui pengertian serta sifat daripada lingkungan hidup. Lingkungan, sering disebut juga dengan lingkungan hidup ialah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu ruang atas tempat di mana kita berada dan yang mempengaruhi hidup kita. Dari pengertian ini mudahlah kita temukan unsur-unsu-rnya., yaitu : a. Segala sesuatu yang ada tennasuk daya dan kondisi. . b. Dalam suatu ruang atau tempat. c. Dapat mempengaruhi kondisi hidup • manUSla. •
*)
**)
Tulisan yang disampaikan pada Pe· nataran Penyuluhan Hukum Universitas Pakuan tgl. 20-24 Desember 1982 di Bogor. Materi ceramah .ini disesuaikan dengan kebutuhan serta maksud dan tujuan penataran.
sing, yaitu adanya hubungan timbal balik antara makhluk-makhluk hiduu dengan lingkungannya. Setiap interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya disebut dengan ekoisistim.
-
Semua satuan (komponen) atau subsistim yang menjalin interaksi satu sama lainnya terdiri at as lingkungan biotis dan lingkungan abiotis. lingkungan biotis terdiri dari makhluk-makhluk hidup, yaitu manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sel-sel. Sedangkan lingkungan abiotis ialah sem ua bendabenda matiseperti tanah, udara, air, gaya tarik bumi, cahaya, cuaca, dan lain-lain. Dengan contoh jalinan interaksi lingkungan dapat dilihat melalui burung yang menggantungkan hidupnya pada pohon. Burung ini hidup dari ulat-ulatan yang terdapat di ponon. Ulat-ulatan sendiri menggantungkan hidupnya dari dedaunan pohon. Kotoran burung jatuh ke tanah dekat pohon dan berobah menjadi makanan cacing-{;acing tanah. Binatang yang disebutkan terakhir berfungsi untuk menggemburkan tanah di sekitar pohon, yang kemudian membuat pohon menjadi subur_ Demikianlah seterusnya interaksi ini teIjalin dalam sistim yang seim bang dan serasi dalam siklus (cycluc) kehidupan antara: pohon, burung, ulat dan cacing.
308
Hukum dan Pembangunan •
Akan dapat kita mengerti dengan jelas, bahwa bilamana mata rantai siklus terganggu maka komponen.-komponen jainnya pun akan mengalami gangguan. Apabila misalnya populasi burung menurun karena diburu atau ditembaki manusia, maka tingkat populasi ulat-ulatan akan semakin menaik, karena predator (binatang pemangsa) yang fungsinya mengkontrol tingkat populasi ulat-ulatan sudah berkurang. Naiknya populasi ulat-ulatan, jelas akan menghabiskan dedaunan pohon dan kemudian pohonpun akan mati. Matinya pohon berarti akan mengganggu keseimbangan hidrologis (tata air), sebab pohon berfungsi untuk menyimpan air. Di sam ping itu juga, pohon berfungsi untuk memperkokoh stabilitas tanah (mencegah tanah kritis atau erosi) serta memelihara keseimbangan oksigen (02) dan carbon di oksida (C02)' Seperti dikatakan tadi dalam pengertian lingkungan , bahwa segala sesuatu selalu menempati ruang atau tempat. Ruang atau tempat sebagai salah satu subsistim tidaklah mengenal batas-batas tertentu. Jadi lingkungan itu pada prinsipnya tidaklah terbatas luasnya. Kendatipun misalnya ada batas-batas seperti desa, kecamatan , kota, kabupaten atau negara bahkan regionalisasi, pada hakikatnya menurut pengertian ekologis, semuanya itu adalah satu. Dan adapun batas-batas tersebut hanyalah disesuaikan dengan kebutuhan manusial) . Dengan demikian seluruh wajah planit bumi ini adalah serba terhubung sesuai dengan prinsip lingkungan itu sendiri: every thing is connected to every" thing else, dan every thing must go somewhere. jelaslah identitasnya kini, bahwa keselu1) Otto Soemarwoto: Pemzasalahan Ling· kungan Hidup; Seminar Segi-segi Penge· lolaan Lingkungan Hidup, Bandung, 2931 Maret 1976.
I
ruhan bagian-bagian bumi ini adalah satu dalam satu ekosif'tim, yaitu ekosistim bumi atau lajim disebut dengan bios/er.
Masalah Lingkungan Dan FaktorFaktor Penyebabnya Melalui contoh yang dikemukakan di atas bahwa setiap komponen (dhi. pohon, burung, ulat-ulatan dan cacing), agar dapat menjalin rantai kehidupan (cycluc) yang serasi. Maka komponen dan dalam segala internaksinya berlangsung sedemikian rupa dalam batas-batas keseimbangan. D.l.p. setiap komponen terse but hidup dalam proporsi yang seimbang baik dalam kondisi populasi maupun dalam setiap interaksinya. . Selama kondisi demikian berlangsung, maka selama itu pula lingkungan disebut serasi (harmonious) . Tetapi andaikan seperti contoh di atas. Populasi burung berkurang karen a diburu oleh manusia, maka menurunnya populasi burung ini telah menimbulkan gangguan terhadap batas-batas keseim bangan siklus interaksi dan keadaan ini selanjutnya akan mempengaruhi pula pada komponen-komponen atau subsistim yang lainnya. Terganggunya interaksi antara manusia dengan lingkungan atau karena keseimbangan sesuatu komponen sudah melampaui batas, m aka tim bullah masalah lingkungan. Pada bagian pertama tulisan ini telah disinggung, bahwa masalah lingkungan sudah dirasakan sejak ribuan tahun yang silam. Bahkan runtuhnya peradabatI Mesopotamia yang cukup tinggi itu dapat dikatakan sebagai sebab daripada masalah lingkungan. Masalah mana tim bul sebagai dampak daripada keberhasilan pemerintahan • Mesopotamia untuk menampung aIr sungai Tigris dan Euphrat. Walaupun memang hasilnya dapat dirasakan de-
I
•
310 • 4,5 milliar. Tahun 2000 nanti diramalkan menjadi 6 milliar. Dengan pertumbuhan penduduk yang 2% setahun, Paul R. Ehrlich membayangkan bahwa dalam jangka waktu 900 tahun setelah kini, m uka bumi ini akan dihuni oleh 60.000.000.000.000.000, enampulu h juta milliar manusia. Berarti tingkat kepadatan penduduk adalah 100 orang setiap meter di seluruh muka bumi termasuk lautan. Menurut bayangan Ehrlich ini, tingkat kepadatan demikian hanya dapat diatasi dengan membangun gedung 2.000 tingkat. 4 ) Fakta kependudukan Indonesia menurut SP 1980 memiliki angka 147 juta jiwa, dengan tingkat pertumbuhan 2,34% setahun. Dengan tingkat pertumbuhan itu maka saat ini diperkirakan jumlah itu menjadi 150 juta jiwa. Perkembangan sejak tahun 1930 menunjukkan demikian: (dalam jutaan dan I2erseotase pertllmbllhao) Tahlln 1930: 60,7 (1,5); Tahun 1961: 97,0 (2,1); 1971: 119,2 (2,3); 1980: 147,5. Masalah pertumbuhan penduduk sesungguhnya tidak begitu penting dipersoalkan seandainya faktor-faktor pangan, air minum, 1ahan, perumahan, pemukiman, energi, pendidikan, angkatan kerja, dan lain-Jain masih mampu untuk dicukupi. Akan tetapi karena faktor-faktor itu bertum buh dalam kemampuan produktip terbatas, sedangkan kenaikan penduduk selalu menuntut faktor-faktor tersebut, maka angka pertumbuhan demikian selalu membawa dampak yang besar pada kemampuan dan kwalitas lingkungan. Di sinilah masalahnya. Sebagai masalah sentral, tidal{ berlebihan kiranya bila Lester R. Brown menemukan benturan-benturan penduduk itu dalam 22 masalah. Antara lain pollusi, • penyakit karen a lingkungan, kelapar4) Paul R. Ehrlich: Population Bomb; Bal-
latine Books, New York, 1978.
Hukum dan Pembangunan
an, ancaman terhadap cadangan pertam bangan, pengangguran, m enipisny a cadangan perikamin, pemukiman yang saling berdesakan, terancamnya berbagai jenis kehidupan sampai pengaruhnya pada kebebasan perorangan 5 ). .
Demikian halnya kemiskinan sebagai variasi kwalitas hidup yang juga tidak dapat diabaikan sebagai faktor penyebab dalam intensitas masalah lingkungan. Mengapa kwalitas hidup mempengaruhi pada kondisi lingkungan? Kedua kondisi, baik kwalitas hidup maupun kwalitas lingkungan tidaklah dapat dipisahkan. Sebab kwalitas kehidupan yang baik hanya dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang baik 6 ). Sedangkan kwalitas hidup yang ' baik itu sendiri hanya dapat (relatif) tercipta apabila kebutuhan pokok materil terpenuhi dibarengi dengan kebutuhan spirituil secara seim bang, se bagaim ana dika takan oleh Prof. Otto Soemarwoto: 7 ) ''Manusia Indonesia atau paling sedikit sebagian besar manusia Indonesia, tidak akan merasa bahagia, jika kebutuhan pokok untuk kedua kehidupan itu tidak tersedia". Jadi, msalah lingkungan hidup yang
kita alami sekarang harus dibedakan dengan masalah lingkungan yang dialami oleh negara maju, pada mana fokus masalah lingkungan yang kita alami sekarang selaku negara berkembang ialah keterbelakangan atau kemiskinan 8 ). Fakta nyata dan secara sehariharlan dapat kita amati sikap atau praktek-praktek hidup masyarakat 5) Lester R. Brown: Twenty Two Dimention Of The Problems; World watch Institute, 1976. 6) Otto Soemarwoto: Opcit. 7) Ibid . 8) Lih. Alameida, et.al: Environment And Development; The Founex Report, Carnegie Endowmant for International Peace No. 586,1972.
•
Pelestarian Llngkungan
311
Selaku pemegang kedaulatan terbaik yang tinggal eli desa maupun di kota. Praktek-praktek masyarakat de- tinggi, maka apapun yang dihasilkan ngan menebas hutan sampai meng- oleh konperensi terse but pada prinsipgundul , menangkap ikan di laut de- nya tidaklah mengikat bagi setiap nengan alat-alat peledak dan bahan ra- gara tennasuk negara kita. Namun secun, pengkuraslln karang-karang, pasir, cara moral dan sejalan pula dengan kerikil pantai , pengkurasan kapur eli pembukaan UUD '45:" .... yang megunung, sis tim ladang berpindah yang lindungi segenap bangs a Indonesia dan dapat menim bulkan tanah-tanah kritis, seluruh tumpah darah . . . . ", maka pemakaian pupuk anorganis secara ber- deklarasi Stockholm terse but sangat lebihan, pemukiman-pemukinan liar di perlu dilaksariakan secara sebaik-baikkota, gelandangan yang mengganggu nya sebagai pangkal tolak pembenkeindahan kota, dan lain-lain memper- tukan pengaturan hukum nasional di jelas kerusakan lingkungan yang berci- bidang lingkungan hidup. rikan kemiskinan, keterbelakangan Dan nyatanya, setelah sepuluh taatau kemelaratan. hun kern udian dengan lahirnya deklarasi Stockholm , maka pada tahun Pelestarian Lingkungan Melalui 1982 negara kita berhasil melahirkan Upaya Hukum satu pengaturan hukum, yaitu UndangMasalah pelestarian lingkungan undang tentang Ketentuan-ketentuan tidak saja hanya elidekati dari kaca- Pokok pengelolaan Lingkungan Hidup mata ekologi, biologi, sosiologi, eko- dengah Undang-undang No.4 Tahun nomi atau demografi, tetapi masalah 1982. demikian melibatkan berbagai pemikiran dan elisiplin pengetahuan. Pemikiran dan disiplin yang sangat tidak dapat eliabaikan ialah pemikiran melalui hukum , tellnasuk segi institusionalnya. Pemikiran serta sentuhan hukum , baik nasional maupun internasional telah banyak eliprakarsai serta disupport m elalui Konperensi Lingkungan Hidup Sedunia tahun 1972 di Stockholm. Dari beberapa prinsip pengelolaan dan pengembangan lingkungan , rekomendasi, action plan yang dihasilkan konperensi, maka salah satu hal yang sangat ditekankan pentingnya , ialah pengelolaan dan pere ncanaan yang rasio lUll (rational management and planning) atas lingkungan terutama bila diperhadapkan antara kebutuhan pembangunan dan kebutuhan untuk melindungi lingkungan. 9 ) 9) Lih. khususnya Prinsip 13 sampai 15 dari R ep o rt of Th e UNCHE, Stockh o lm 1 972, United Natio ns, N ew York , 1 9 73.
Adapun prinsip yang diletakkan oleh Undang-undang ini ialah bahwa setiap pengelolaan lingkungan elidasarkan pada kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang. dan melalui ini akan dicapai tujuan berupa (pasal 4): 1. Terciptanya harmonisasi hubungan an tara manusia dan lingkungan. 2. Terkendalinya penggunaan sumbersumber alam secara bijaksana. 3 . Terwujudnya manusia Indonesia sebagai Pembina lingkungan. 4. Terciptanya pem bangunan yang berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. 5. Terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara dari .tiap ancaman kerusakan dan pencemaran lingkungan. Hal-hal yang pokok dari Undang-undang ini yang kiranya perlu disampaikan ialah bahwa eli samping setiap orang berhak untuk menikmati lingJuli 1983
..
-
312
•
Hukum dan Pembangunan
kungan hidup yang baik juga diwajibkan untuk memelihara lingkungan, mencegah dan menanggulangi setiap kerusakan dan pencemaran. Setiap orang berhak dan wajib untuk berpartisipasi dalam mengelola lingkungan . Mengingat sifat dan hakekat lingkungan yang serba "connected", maka Undang-undang ini menuntut dikembangkannya sistim pengeioiaan yang ter. padu baik di tingkat nasional, di tingkat sektoral dan di tingkat daerah yang terkait dalam kebijaksanaan nasional dengan kesatuan gerak dan langkah. Masih banyak kiranya hal-hal yang perlu dari Undang-undang ini yang patut dikemukakan, seperti sis tim ganti rugi yang menyimpang dari sistim ganti rugi biasa, masalah dampak lingkungan, masalah pemidanaan, dan Jain-lain, akan tetapi mengingat sikon yang tidak mengijinkan, maka hanya beberapa bagian saja disampaikan sepanjang yang berkenaan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan penyuluhan lingkungan. -
' -~ -- '
tidak sampai besoknya, penduduk desa sudah mulai lagi menebangi hutan. Namun sekalipun telah demikian kompleksnya, sementara para pengambil keputusan masih bergelut untuk menentukan titik pijak yang lebih idehl, maka penyuluhan-penyuluhan yang diprogramkan sudah mesti dija lankan. Walaupun kondisinya agak sulit mendapat pemecahan, namun kita tidak perlu pesimis. Sebaliknya kita harus yakin bahwa out put dari usaha kita akan tidak sia~ia . Kalaupun tidak sekarang, nanti dapat dirasakan, dan harus pula disadari bahwa penyuluhan adalah sesuatu upaya yang dapat mencerdaskan berfikir masyarakat. Adapun yang kiranya penting diperhatikan ialah, antara lain:
a. Masalah kepadatan penduduk
Telah diterangkan di muka bahwa kepadatan penduduk merupakan masalah lingkungan yang cukup dominan. Oleh karenanya maka faktor dan pePerhatian dan Beberapa Upaya ngaruhnya perlu ditekan sekecil mungSulit untuk mengidentifisir masalah- kin. Sebagaimana telah diuraikan di masalah lingkungan yang bagaimana muka kependudukan tidak dapat dileyang prioritas mendapat perhatian. Se- paskan dari masalah pengadaan yang bab masalah lingkungan itu ialah mas- seimbang di bidang pangan, pemukimalah yang kompleks, banyak masalah an, pengadaan angkatan kerja, ekstenyang kait-mengait dan sulit untuk me- sifikasi pendidikan, kesehatan, lahan netapkan titik-titik pijakanuntuk pertanian, dan lain.,)ain. Jelas upaya menggelutinya. "Andaikan misalnya se- yang ditempuh ialah dengan meningkelompok penduduk di sebuah desa katkan sektoHektor tersebut. Namun yang selama ini hidup dengan mene- apakah sektoHektor terse but cukup bangi pepohonan di hutan (untuk ke- mampu untuk memenuhi kebutuhan perluan kayu bakar dan pemanasan tersebut dengan tingkat pertumbuhan atau dijual ke kota) lalu kita sarankan penduduk yang terus-menerus berlangsupaya menghentikan kegiatan sehari- sung? Apakah kapasitas dukung sumhari mereka supaya jahgan menebas beHumber alam mampu membutuhi hutan, apakah sararAita itu beIlllan- itu semua? Jawabnya jelas, tidak! faat t.anpa mem ):Jeri .alternatif_ .objek Dan di sinilah memang masalahnya pencanarian bag! mereka? Paling me- yang _. _ telah . ".-_.. begitu terstruktur! . - reka hanya bilang: ''Yia den betul Maka kini upaya-upaya yang harus apa yang aden biiang .... ". Te;a-=Pl~·ka- ditempuh ialah menekan tingkat keparena diuber kebutuhan, besoknya atau datan penduduk dengan cara-<:ara: 1. -
313
Pelestarian Lingkungan
langsung. Beberapa upaya modernisasi teknologi teras a amat besar dampaknya terhadap lingkungan sebagairnana telah saya lukiskan pada permulaan tulisan ini. Sehari-hari dapat kita amati bagairnana karakter dan dampak-dampak dari media kemajuan (baca: teknologi) terse but dirasakan oleh masyarakat. Atas dasar itu, rnaka praktekoopraktek teknologi yang hampir telah memasyarakat sifatnya seperti pemakaian DDT dan sejenisnya, pemupukan dengan pupuk kimiawi, mesin-mesin in-, b. Masalah Penggunaan Teknologi dustri tanpa alat penyanggah penceTeknologi telah mengantar kit a un- maran, produk-produk kendaraan bertuk berkembang dan membangun. Na- motor, produk-produk elektronik yang mun di sisi lain kehadiran teknologi boros energi, dan lain-lain dapat dinitersebut tidak semuanya mencanang- lai sebagai terlalu banyak mengorbankan kehidupan yang serasi dan utuh kan kelestarian dan keserasian alam . menurut pandangankita. Khusus dalam Namun agaknya sulit untuk mengatausaha pembinaan lingkungan kita, kan bahwa produk-produk terse but semaka teknologi yang diinginkan ialah baiknya jangan dipakai, karen a keseteknologi yang sekaligus mampu untuk muanya itu atas hasil usaha yang dimelindungi lingkungan atau kelestarian maksudkan pemerintah untuk meningalamo Prof Sumitro Djojohadikusu- katkan taraf hidup rakyat. Sebaliknya moll) menginginkan, selain teknologi pula, agak berat untuk menyingkirkanmaju (advanced technology) dan tek- nya karena rasanya produk-produk itu nologi adaptif (adaptive technology) sudah begitu memasyarakat. Tetapi yang pantas dan perlu dibina dan di- saya pikir, hal yang paling baik ialah kembangkan, maka bersamaan dengan agar masyarakat perlu lebih hati-hati itu kiranya diterapkan pula "protect- dan selektif untuk proive technology " yang sifatnya memeli- duk-produk yang modern itu selagi hara, melindungi atau mengamankan masih ada pilihan-pilihan yang lain lingkungan hidup . yang masih dapat ditempuh. "Banyak Sebetulnya !iola teknologi yang kita y ang ditawarkan, belilah sebatas kepersoalkan di atas adalah urusan dan mampuan lingkungan / ", begitulah kebijaksanaan para pengambil keputus- kira-kira motto yang harus ditanaman. Akan tetapi melalui ini patut kita kan ke masyarakat. Untuk ini misalketahui bahwa produk-produk tekno- nya, pemakaian pupuk industri rasalogi yang kini kita pakai belumlah se- nya tidak perlu untuk dibeli selagi bagian besar mencellninkan perlin- pupuk-pupuk organik at au pupuk alam dungan pelestarian lingkungan, baik se- masih mencukupi dan mampu meningcara langsung maupun secara tidak katkan kesuburan tanah. memasyarakatkan KB secara intensif dan ekstensif mungkin. 2. merubah pandangan masyarakat khususnya terhadap segi-segi yang merintangi program, KB. Misalnya ungkapan banyak anak banyak rejeki perlu ditinggalkan. 3. memperluas wawasan berfikir masyarakat dalam hubungannya dengan pelestarian alam, baik masa kini maupun masa mendatang. Dan ini sangat erat benar dengan keserasian kemampuan sumber daya alam untuk membutuhi seluruh penduduk.
11)
Sumitro Djojohadikusumo: Aspek Ekonomi Dan Politik Sekitar Masalah EKologi Dan Lingkungan Hidup; Makalah dal"''' Pekan Lingkungan Hidup Tanggal 21-26 Januari 1974.
c. Masalah Konsumerisme Erat hubungannya dengan masalah No.2 di atas, jaman teknologi sekarang I
Juli 1983
•
314
membuka peluang lebar-Iebar bagi sebagian masyarakat untuk menciptakan semacam "suasana baru", yaitu hidup dalam suasana konsumerisme. Masyarakat, baik dari kalangan miskin (bawah) ataupun menengah dan atas cenderung pamer dengan "gaya hidup konsumptip" dan ternyata sering menutup mata pada pertimbangan dan perencanaan yang lebih rasional, seka- . lipun gaya yang ia lenggangkan adalah merupakan haknya sendiri. Tetapi bila mengingat sumber-sumber alam yang makin menipis dan sis tim ekonomi belum terasa mantap untuk menata pengadaan kebutuhan, maka untuk masa kini sikap konsumptip tanpa pertimbangan dan perencanaan dapat kita nilai sebagai tidaketis. Sementara perhatian kita akan pergi pada penghlloi bumi yang semakin berjubel dan jutaan penduduk yang belum mendapat kebutuhan yang layak, maka perhatian kit a akan pula dibebani sesuatu akan hari esok yang masih belum dapat diramalkan berhubung gambaran ekonomi kini semakin ruwet.
Hukum dan Pembanguna"
kat. Begitu pulalah sikap konsumerisme kita pada gaya-gaya hidup yang lain. Sehingga posisi kita sekarang menjadi terbalik. Seharusnya manusia adalah subjek perencana, tetapi dengan gaya hidup yang konsumeristis, kini ia menjadi objek yang diperintah sikap dan gaya hidupnya sendiri. Apabila mental-mental semacam ini semakin meluas dan merata, berarti kita membiarkan generasi berikut menjadi "setan-setan yang kurus" karena dunia yang kita wariskan adalah dunia yang kering korintang tanpa sumber-sumber kehidupan. Habis, bagaimana kalau sumber-sumber alam sudah dipoya-poyakan?
d. Etiket Dan Moral Berlingkungan hidup .
Dengan menyadari sifat dan hakekat lingkungan, di mana satu sama lain komponen-komponen memiliki tautan rantai (every thing is connected to every thing else dan every thing must go somewhere) maka setiap tindak laku manusia selalu membawa Gejala konsumerisme tampak sema- pengaruh yang serba "connected" kin meluas, kendati sikap-sikap sema- pada subsistim-subsistim yang lain. cain itu misalnya banyak di luar kesa- Lalu dengan itu , maka dibutuhkan kini darannya. Sering kita berbuat sesuatu etik serta moral untuk menghargai dengan cara mendiamkan potensi lingkungan sebagai bagian kelengkapan alamiah kit a lalu kita cepat--cepat yang tidak bisa dilepaskan dari kelangmempergunakan alat-alat yang tersedia sung an hidup kita. Sifat ekologis medi lingkungan kita. Menghitung 5 x 13 nuntut bahwa tidak ada sesuatu benda umpamanya kita dengan sekejap dapat lingkungan yang dapat dipakai secara menghitungnya, akan tetapi karena semena-mena atau mutlak tanpa permental kit a sudah lebih dulu tertuju timbangan-pertimbangan yang wajar pada mesin hitung, maka kemampuan walaupun miliknya sendiri. Bila tidak , alamiah kita ini kita diamkan dan kita maka kornponen-komponen yang laincepat--cepat mempergunakan alat terse- pun akan mengalami gangguan at au kebut. Bahan kue yang hanya satu panci tidakserasian , yang pada akhirnya disaja misalnya dan tangan sebelah sang- alami oleh pihak lain. gup mengaduknya, tetapi pikiran kita Contoh: Seseorang pemilik pohon demenginginkan supaya diaduk saja de- kat pinggiran jalan yang cukup strategis untuk memperkokoh jalan, rasangan "mikser", alat pengaduk . ..... Begitulan praktek-praktek yang kini nya kurang beretiket bilamana menetelah menggejala di kalangan masyara- bang pohon terse but tanpa sesuatu •
Pelestarlan Lingkungan
315
alasan yang lebih baik dan tepat (rasional), sebab tindakan seperti itu telah merusak jalan yang bukan hanya merugikan dirinya tetapi juga penduduk yang lain.
e. Pemeliharaan Lingkungan Dalam Gerak Kebersamaan Prinsip lingkungan membutuhkan usaha pemeliharaan masyarakat dalam tindak nyata kebersamaan. Dan hampir tidak berarti apabila mengabaikan upaya demikian. Contoh, seseorang yang menyiram pekarangannya dalam musim kemarau tampaknya sia-sia kalau usaha yang serupa tidak diikuti bersama oleh penduduk atau tetangga Jainnya masing-masing, sebab abu masih saja dapat terhembus dari pekarangan tetangga.
corak kepentingan yang hampir .sama. . Namun di sinilah dibutuhkan kebijakan hidup untuk mendapatkan pilihan yang sangat pantas serta bertanggungjawab.Pola pemeliharaan kepantasan dan kerasian telah digariskan oleh GBHN dan PeIita bahwa dalam pemanfaatan sumber-sumber daya alam supaya tidak merusak lingkungan hidup dan dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh serta memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Dalam pada ini Pancasila telah memedomani tingkah Jaku interaksional kita, agar (ialam mencapai kebahagiaan perlu didasarkan pada keselarasan dan keseimbangan:
1. dalam hidup sebagai pribadi. 2. dalam interaksinya dengan masyarakat. 3. dalam interaksinya dengan alamo f. Pemeliharaan Dalam Tindak 4. dalirn interaksinya dengan Tuhan. Keserasian Kalau kita simpulkan dari apa yang Kepentingan manusia dan juga ke- digariskan GBHN dan Pembangunan di pentingan ekologis adalah dua realitas atas maka yang diinginkan dati setiap yang ternyata sering berbenturan. Pi- individu ialah sikap kita dalam satu kelihan mana yang mau diambil tidak se- pantasan dan tanggungjawab yang selalu mudah untuk menentukannya, ka- suai dengan pandangan hidup bangsa rena toh keduanya hampir memiliki kita .
... INlXJNi.:§1A T.
. . . APA
Pel'".I
\"
.....
I
Juli 1983
•