PENGARUH KARAKTERISTIK KONSUMEN TERHADAP JUMLAH PEMBELIAN TELUR AYAM BURAS DI PASAR PA’BAENG – BAENG, KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
OLEH MUTMAINNA ARMIN. I311 09 262
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 i
PENGARUH KARAKTERISTIK KONSUMEN TERHADAP JUMLAH PEMBELIAN TELUR AYAM BURAS DI PASAR PA’BAENG – BAENG, KOTA MAKASSAR
OLEH :
MUTMAINNA ARMIN I 311 09 262
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 ii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Mutmainna Armin
Nim
: I 311 09 262
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : a. Karya skripsi saya adalah asli b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab hasil dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku. 2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya. Makassar,
Februari 2014
Mutmainna Armin
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
: Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar
Nama
: Mutmainna Armin
Stambuk
: I 311 09 262
Jurusan
: Sosial Ekonomi Peternakan
Skripsi ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
Ir. Veronica Sri Lestari, M.Ec Pembimbing Anggota
Dr. Ir. Palmarudi, M.SU Pembimbing Utama Mengetahui :
Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc Dekan
Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si Ketua Jurusan
Tanggal Lulus : 03 Februari 2014
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Syukur Alhamdulilah, sujud syukur atas diri-Nya yang memiliki sifat ArRahman dan Ar-Rahim, dengan kemulian-Nyalah atas kesehatan, ilmu pengetahuan, rejeki dan nikmatnya sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini, setelah mengikuti proses belajar, pengumpulan data, bimbingan sampai pada pembahasan
dan
pengujian
skripsi
dengan
Judul
”
PENGARUH
KARAKTERISTIK KONSUMEN TERHADAP JUMLAH PEMBELIAN TELUR AYAM BURAS DI PASAR PA’BAENG – BAENG, KOTA MAKASSAR ”Skripsi ini merupakan syarat akademisi dalam menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) pada Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemukan hambatan dan tantangan serta penulis menyadari betul bahwa hanya dengan Doa, keikhlasan serta usaha InsyaAllah akan diberikan kemudahan oleh Allah dalam penyelesaian skripsi ini. Demikian pula penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah, hal ini disebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih berada dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaannya.
v
Penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dan sembah sujud kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kekuasaannya juga kepada kedua orang tua yang sangat ku sayangi Ayahanda Armin Hasmin dan (Almh) Ibunda Sitti Mardiana Syakban, SE. yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik dan mengiringi setiap langkah penulis dengan doa restu yang tulus serta tak henti-hentinya memberikan dukungan baik secara morill maupun materi. Penulis juga menghaturkan banyak terimah kasih kepada saudara-saudariku Musdhalifah Armin, S.Pt., Muh. Irfan Armin, SH., Megawati Armin, Mustika Armin dan Muh. Irsan Armin yang telah menjadi inspirasi dalam hidupku untuk menjadi seorang yang bisa menuntut ilmu lebih tinggi. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: •
Bapak Dr. Ir. Palmarudi, M.SU. selaku pembimbing utama yang telah memberikan nasehat, arahan, petunjuk dan bimbingan serta dengan sabar dan penuh tanggungj awab meluangkan waktunya mulai dari penyusunan hingga selesainya skripsi ini.
•
Ir. Veronica Sri Lestari, M.Ec. selaku pembimbing anggota yang telah memberikan nasehat, arahan, petunjuk dan bimbingan serta dengan sabar dan penuh tanggungj awab meluangkan waktunya mulai dari penyusunan hingga selesainya skripsi ini.
•
Ir. Martha B. Rombe, MP. selaku pembimbing akademik yang membimbing penulis mulai dari maba sampai sarjana selama menjadi mahasiswa di Sosial Ekonomi Peternakan.
vi
•
Prof.DR. Dr. Idrus A.Paturusi SpBO, selaku Rektor Universitas Hasanuddin.
•
Prof. Dr.Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
•
Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin terima kasih atas ilmu, pengalaman dan nasehatnya semoga semua bermanfaat bagi penulis
•
Dosen Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberi ilmu yang sangat bernilai bagi penulis.
•
Seluruh Staf dalam lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama menjalani kuliah hingga selesai. Terima Kasih atas bantuan dan informasi yang sangat bermanfaat dan bernilai bagi penulis.
•
Teman-teman ”KAMIKASE 09” alfon, muthe, rara, uci, rahmi, yuni ((bestfriend anywhere, anytime, anymore ☺) nindi, witha, niar, ani, nova, dita, mila, jawas, dian, dewi, cica, nita, mitha, eka, wahyuni aras, opie, riri, babe sulham, dicky, muis, imran, didit, ngehe, toelank, dwiko, callu’, arsyal, slamet, mahyuddin, atho, maskar, farid, gandi, manto, adit, juni. Kalian adalah teman yang berharga dalam hidupku, kebersamaan selama di UNHAS adalah anugrah dan kenangan terindah yang penulis rasakan, semoga kebersamaan KAMIKASE 09 akan tetap terjaga sampai diluar dunia KAMPUS.
vii
•
Teman – teman SMK sekaligus teman nongkrong yang gokil ilho, wawan dan rafly kalian luar biasa!!! You’re the bestfriend i ever had.
•
Terspesial untuk ”Muhammad Faisal” Penulis mengucapkan terimah kasih atas bantuan, semangat, nasehat, dan kesabarannya selama menemani penulis menyusun skripsi. He’s the best my partner in my life when i ever had, thanks upil ☺
•
Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Peternakan Jurusan Sosial Ekonomi kepada kakanda 03, 04, 05, 06, 07 & Adinda 10, terima kasih atas kerjasamanya,,
•
Rekan-rekan Seperjuangan di lokasi KKN posko Desa Jampu, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng (Angel 08 Teknik, Irma 09 Biologi, Ami Potabuga 09 Sastra Jepang, Gito 08 Ilmu Ekonomi, Rangga 08 Pertanian, Takdir 08 Teknik Informatika dan Rahman 09 Hukum) makasih atas kerjasamanya dan pengalamannya di lokasi KKN. Semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua yang penulis
telah
sebutkan diatas maupun yang belum sempat ditulis. Harapan Penulis kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan diri pribadi penulis. Amin.... Wassalumualaikum Wr.Wb. Makassar,
Februari 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
Mutmainna Armin 1311 09 262. Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras Di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Di Bawah Bimbingan : Dr.Ir. Palmarudi, M.SU Sebagai Pembimbing Utama dan Ir. Veronica Sri Lestari, M.Ec Sebagai Pembimbing Anggota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh karakteristik konsumen terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pabaeng – Baeng, Kota Makassar, (2) karakteristik konsumen yang mana paling dominan mempengaruhi jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pabaeng – Baeng, Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2013. Jenis Penelitian ini merupakan kuantitatif eksplanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli telur ayam buras untuk konsumsi rumah tangga di Pasar Pa’baeng - Baeng, Kota Makassar. Jumlah populasi yaitu sebanyak 100 orang dan dilakukan penarikan sampel menggunakan teknik random sampling sebanyak 50 orang. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur (X1) dan pendidikan (X2) tidak berpengaruh terhadap jumlah pembelian telur ayam buras, sedangkan variabel pendapatan (X3) dan jumlah tanggungan keluarga (X4) memberikan pengaruh terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar dan kontribusi variabel yang paling besar terhadap jumlah pembelian telur ayam buras oleh konsumen adalah variabel pendapatan (X3) yaitu sebesar 24,5%. Implikasi pada penelitian yaitu agar pedagang lebih memfokuskan target penjualan telur ayam buras di kalangan konsumen yang memiliki tingkat pendapatan tinggi begitupun dengan jumlah tanggungan keluarga konsumen. Kata Kunci : Telur Ayam Buras, Jumlah Pembelian dan Karakteristik Konsumen
ix
ABSTRACT
Mutmainna Armin 1311 09 262. The Influence of Consumer Characteristics of Total Purchase Buras Eggs In The Market Pa'baeng - Baeng, Makassar City. Under The Guidance: Dr.Ir. Palmarudi, M.SU as a Main Supervisor and Ir. Veronica Sri Lestari, M.Ec as a Member Advisor This study aimed to determine (1) The influence of consumer characteristics on purchase quantity buras eggs (2) The characteristics of the most dominant consumer which affects the amount of purchase buras eggs. This study was conducted in August - December 2013. This type of study was a quantitative explanatory. The population in this study were all buyers domestic poultry eggs for household consumption in Market Pa'baeng – Baeng , Makassar City. Total population of as many as 100 people and conducted sampling using random sampling technique as many as 50 people. Analysis of the data used in this study was a multiple linear regression analysis. The results showed that the age variable (X1) and education (X2) has no effect on the amount of purchase buras eggs, while the income variable (X3) and the number of family dependents (X4) giving effect to the purchase amount buras eggs in Market Pa'baeng - Baeng, Makassar City and variable greatest contribution to total purchases by consumers buras eggs was variable income (X3) was equal to 24.5%. Implications of the study was that traders were more focused sales target buras eggs among consumers who have high income levels as well as with the number of dependents of consumers. Keywords : Buras Eggs, Total Purchase and Consumers Characteritics
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ..................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
ABSTRAK ....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang ...................................................................................... Rumusan Masalah ................................................................................. Tujuan Penelitian .................................................................................. Kegunaan Penelitian ....................................................................... ......
1 3 3 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Telur Ayam Buras ...................................................... Permintaan ............................................................................................. Karakteristik Konsumen ........................................................................ Perilaku Konsumen................................................................................ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian/Permintaan . Faktor Lain Yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian/Permintaan........ Kerangka Pikir ....................................................................................... Hipotesis Penelitian ...............................................................................
5 7 8 12 14 19 20 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat................................................................................. Jenis Penelitian ...................................................................................... Populasi dan Sampel .............................................................................
23 23 23
xi
Metode Pengambilan Data .................................................................... Jenis dan Sumber Data .......................................................................... Analisa Data .......................................................................................... Konsep Operasional ...............................................................................
26 27 27 31
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI Sejarah singkat ....................................................................................... Letak Geografis ..................................................................................... Kependudukan ....................................................................................... Pasar Pa’baeng - Baeng .........................................................................
32 33 33 34
BAB V. GAMBARAN UMUM RESPONDEN Umur ...................................................................................................... Pendidikan ............................................................................................. Pendapatan ............................................................................................. Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................................... Jumlah Pembelian ..................................................................................
35 36 37 38 40
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
41
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ............................................................................................ Saran ......................................................................................................
55 55
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
59
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL Halaman
No.
Teks 1. Data Konsumsi Telur Ayam Buras dan Telur Ayam Ras Per-Kapita 2007 – 2011…………………...............................................
2
2. Perbandingan Kandungan Yang Ada Dalam Telur Ayam Buras Dengan Telur Ayam Ras.... .....................................................................................
7
3. Contoh Kerangka Sampling.........................................................................
25
4. Kecamatan Kota Makassar..........................................................................
32
5. Keadaan Penduduk Kota Makassar.............................................................
33
6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Pasar Pa’baeng- Baeng, Kota Makassar...................................................................................................... 35 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan di Pasar Pa’baeng–Baeng, Kota Makassar.............................................................................................. 36 8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar............................................................................................. 37 9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah keluarga di Pasar Pa’baengBaeng, Kota Makassar................................................................................. 38 10. Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar………………………………………………………………….
40
11. Uji Validitas...............................................................................................
41
12. Uji Reliabilitas............................................................................................
42
13. Uji Linearitas...............................................................................................
45
14. Uji Multikolinearitas………………………………………………………
46
15. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi dan uji F Variabel Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar………………………
48
xiii
16. Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras Di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar..................................................................................................... 50 17. Kontribusi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen…………
xiv
54
DAFTAR GAMBAR Halaman
No.
Teks 1. Kerangka Pemikiran Teoritis..................................................................
21
2. Histogram……........................................................................................
45
3. P-Plot…...……........................................................................................
45
4. Scaterplot.................................................................................................
46
xv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
No.
Teks 1. Kuisioner Penelitian................................................................................
60
2. Data Responden.....................................................................................
61
3. Hasil SPSS.............................................................................................
63
xvi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ketahun terus diimbangi dengan kesadaran akan pentingnya peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan penggunaan utama makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup, manusia juga menggunakannya untuk nilai-nilai sosial, karena penggunaan makanan tidak melembaga sebagai alat berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial. Di samping semakin pentingnya peranan telur ayam buras dalam struktur konsumsi telur, telur ayam buras memiliki sifat permintaan yang income estic demand, bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat. Di masa yang akan datang, pendapatan per kapita per tahun akan meningkat terutama pada negara-negara yang saat ini negara yang berkembang dan sedang berkembang. Dengan demikian konsumsi telur juga diperkirakan akan meningkat (Samosir, 2008). Dalam hal ini permintaan telur ayam buras lebih sedikit dibanding telur ayam ras, hal ini bisa kita lihat pada Tabel 1.
1
Tabel 1. Data Konsumsi Telur Ayam Buras dan Telur Ayam Kapita 2007 -2011. Tahun Jenis Telur 2007 2008 2009 2010 Telur Ayam Ras 6,10 5,79 5,84 6,73 Telur Ayam Buras 5,11 4,17 3,65 3,70 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012.
Ras Per-
2011 6,62 3,75
Tabel 1, menunjukkan bahwa jumlah konsumsi telur ayam buras masih lebih sedikit dibanding jumlah
konsumsi telur ayam ras. Hal ini berarti
kebanyakan masyarakat memilih untuk mengkonsumsi telur ayam ras padahal telur ayam buras memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi yang berkhasiat untuk kesehatan, sekalipun demikian terdapat beberapa golongan masyarakat yang tetap loyal untuk mengkonsumsi telur ayam buras. Masyarakat tetap bertahan mengkonsumsi telur ayam buras meskipun memiliki harga yang jauh lebih mahal dari telur ayam ras, hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa telur ayam buras memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi yang memiliki khasiat untuk kesehatan diantaranya sebagai obat kuat, pegal linu dan mempermudah dalam proses persalinan, sehingga banyak masyarakat yang mengkonsumsi telur ayam buras sebagai konsumsi obat maupun sebagai konsumsi harian. Sampai saat ini belum banyak diketahui faktor – faktor apa yang mendorong konsumen tersebut tetap loyal membeli telur ayam buras, menurut Mangkunegara (2002) bahwa pembelian suatu produk ditunjukkan oleh karakteristik konsumen. Perilaku konsumen dalam pemberian produk di pengaruhi lingkungan dan karakteristik pribadi seperti umur, tahap daur hidup
2
pembeli, jabatan, keadaan ekonomis biaya hidup kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras Di Pasar Pa’Baeng – Baeng, Kota Makassar sangat perlu untuk dilakukan. I.2. Rumusan Masalah Masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian yaitu 1. Apakah karakteristik konsumen (umur, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga) berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pabaeng – Baeng, Kota Makassar. 2. Manakah dari karakteristik konsumen (umur, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga) yang kontribusinya paling besar terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. I.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Sebagai Berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik konsumen terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pabaeng – Baeng, Kota Makassar. 2. Untuk mengetahui karakteristik konsumen yang mana paling dominan mempengaruhi jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pabaeng – Baeng, Kota Makassar.
3
I.4 Kegunaan Penelitian Adapun Kegunaan Penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya tentang pengaruh karakteristik konsumen terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pabaeng – Baeng, Kota Makassar. 2. Sebagai bahan masukan bagi konsumen dalam melakukan pembelian telur ayam buras. 3. Sebagai bahan masukan untuk pedagang dalam melakukan pemasaran telur ayam buras.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Tinjauan Umum Telur Ayam Buras Ayam buras merupakan ayam lokal asli indonesia yang telah dikenal sejak lama oleh masyarakat dan telah lama dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat terutama yang tinggal di pelosok – pelosok pedesaan. Ayam – ayam tersebut telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan pemeliharaan yang sederhana. Ayam buras telah mengalami perkembangan sedemikian rupa akibat adanya perkawinan antar jenis ayam sehingga terdapat berbagai jenis ayam Buras. Secara garis besar, jenis – jenis ayam buras dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu ayam buras dengan karakteristik relatif seragam dan ayam buras dengan karakteristik sangat beragam. Masyarakat sangat menyukai produk ayam buras baik daging maupun telurnya. Telur ayam buras sangat disukai oleh konsumen karena memiliki karakteristik yang khas, yaitu telur berbentuk mungil dengan kulit halus berwarna kuning kecoklatan atau putih, warna kuning telur lebih gelap dan isinya relatif lebih kental dibandingkan dengan telur ayam ras (Suprijatna, 2005). Telur ayam buras merupakan salah satu produk peternakan yang memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari telur ayam ras, serta memiliki citra yang baik di mata konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumen umumnya memiliki khasiat untuk kesehatan diantaranya sebagai obat kuat, pegal linu dan mempermudah dalam proses persalinan, akan tetapi telur ayam buras tersebut
5
tidak sama dengan telur ayam ras ini mudah diperoleh dimana saja, harga yang relatif murah dan lain sebagainya (Anonima, 2008). Telur ayam buras dihasilkan dari kandang diklasifikasikan berdasarkan bobot telur, keadaan kulit telur dan isi telur. Klasifikasi berdasarkan bobot telur dilakukan agar telur diberikan nilai sesuai pada tiap bobotnya. Selama ini telur ayam buras dihargai sama dalam rupiah perbutir. Untuk itu, sebaiknya cara lama diubah dengan penilaian yang sesuai. Kelak konsumen tinggal memilih sesuai seleranya. Berdasarkan berat atau bobotnya, telur dapat diklasifikasikan menjadi berat, sedang dan ringan. Telur yang sedang diambil berdasarkan bobot rata – rata, diatas rata – rata berat dan dibawah rata – rata ringan (Rasyaf, 2003). Telur ayam Buras memiliki ukuran lebih kecil, tetapi warna kuningnya lebih cerah. Telur ayam buras yang asli mempunyai kelebihan dibandingkan telur ayam yang lain. Selain sumber kalori dan protein hewani yang cukup baik (mudah diserap usus dalam jumlah yang banyak) dapat dipakai sebagai campuran minuman jamu yang diyakini dapat memberikan khasiat kesegaran pada tubuh (Setiawan, 2008). Per 100 gram telur ayam buras mengandung 174 kalori, 10,8 gram protein, 4,9 mg zat besi dan 61,5 g retinol (vitamin A) (Setiawan, 2008). Telur ayam buras mempunyai kandungan vitamin E-nya dua kali lipat lebih banyak dari ayam ras,dan lemak omega-3-nya 2,5 kali lebih unggul. Kuning telur juga
mengandung
lecithin,
yang
bersama
omega-3
akan
berfungsi
menyeimbangkan kadar kolesterol dan lemak jenuhnya (Ridwan, 2010). Kajian terhadap kandungan nutrisi telur menunjukkan bahwa kandungan protein telur ayam buras paling tinggi. Demikian juga kandungan lemaknya lebih
6
tinggi dibanding kandungan lemak telur ayam yang lain. Perbandingan kandungan gizi telur dari dua jenis ayam dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Kandungan Yang Ada Dalam Telur Ayam Buras Dengan Telur Ayam Ras Jenis Ayam Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Air (%) Ayam Buras 12,80 11,50 0,75 74,00 Ayam Ras 12,10 10,50 1,00 65,60 Sumber : Triharyanti (2001) Sebagai bahan pangan telur ayam buras merupakan bahan yang mudah mengalami kerusakan. Kerusakan pada telur ayam buras dapat terjadi secara fisik, kimia maupun biologis sehingga terjadi perubahan selama masa penyimpanan. Oleh karena itu dalam pemilihan telur ayam buras perlu memperhatikan kualitasnya. Secara keseluruhan kualitas sebutir telur ayam buras tergantung pada kualitas telur ayam buras sebelah dalam (isi telur) dan kualitas telur ayam buras bagian luar (kulit telur) (Sudaryani, 2000). II.2. Permintaan Permintaan adalah keinginan terhadap produk – produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk membeli produk itu. Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh kemampuan untuk membeli. Banyak orang menginginkan mobil Cadillac, tetapi hanya sedikit yang benar – benar mampu dan mau membeli mobil mewah itu. Karena itu perusahaan – perusahaan harus mengukur bukan hanya beberapa orang yang menginginkan produk mereka, tetapi yang lebih berapa orang yang secara nyata mau dan mampu membeli produk itu (Koller, 1996). Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :
7
•
Tingkat pendapatan seseorang / masyarakat
•
Jumlah penduduk
•
Selera penduduk
•
Fluktuasi ekonomi
•
Harga barang yang dituju
•
Harga barang subtitusi
•
Faktor lain (harapan, hubungan sosial dan politik)
Besar kecilnya permintaan ditentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus. Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dan penawaran seperti yang dinyatakan Alfred Marshall dalam Chaelidah (2010) yang menyatakan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan. II.3. Karakteristik Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu : konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Misalnya membeli pakaian, sepatu dan sabun. Konsumen individu membeli barang dan jasa yang digunakan oleh anggota – anggota keluarga, misalnya susu formula untuk bayi atau digunakan oleh seluruh anggota keluarga, misalnya TV, furniture rumah dan mobil. Konsumen individu mungkin
8
juga membeli barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara atau orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakakn langsung oleh individu dan sering disebut sebagai “pemakai akhir” atau “konsumen akhir” (Sumarwan, 2003). Simamora (2002) mengemukakan bahwa keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi biaya hidup kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan sebagai berikut : •
Usia dan Tahap Daur Hidup Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
•
Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasikan. Kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata – rata terhadap produk mereka.
•
Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya
peka
terhadap
pendapatan
dapat
dengan
saksama
memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan
9
tingkat bunga. Jadi jika indikator – indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resensi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya. •
Gaya Hidup Orang yang berasal dari subkultur, kelas social, dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatnya.
•
Kepribadian dan Konsep Diri Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi prilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relative konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis prilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk dan merek. Sunarto
(2003)
mengemukakan
bahwa
keputusan
pembeli
juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan , lingkungan, gaya hidup serta kepribadian. Penjelasan tentang hal tersebut adalah sebagai berikut : •
Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang pembeli barang dan jasa berbeda sepanjang hidupnya. Mereka makan makanan bayi selama tahun – tahun awal hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun – tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet khusus selama tahun – tahun berikutnya. Selera orang terhadap pakaian,
10
perabotan dan juga rekreasi berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Sembilan tahap hidup keluarga, bersama dengan situasi keuangan dan minat produk yng berbeda – beda untuk masing – masing kelompok. Pemasar sering memilih kelompok – kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. •
Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan seseorang, juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja dan kotak makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal dan perjalanan dengan pesawat udara. Pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata – rata produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk kelompok profesi tertentu.
•
Gaya Hidup Orang – orang yang berasal dari sub – budaya, kelas sosial dan pekerja yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi pemasaran, semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Namun, pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya. Jika ya, maka pemasar perlu mengetahui pasar potensial dari produk yang dipasarkannya. Pendidikan
11
dan pekerjaan yang dilaksanakan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh seorang konsumen. Beberapa profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, ahli laporan memerlukan syarat pendidikan formal agar bias bekerja sebagai profesi tersebut (Sumarwan, 2003). II.4. Perilaku Konsumen Schittman dan Kanuk dalam Sumarwan ( 2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : “Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diterapkan konsumen
dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
mengevaluasi
dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”. Sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2003) mendefinisikan prilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Amirullah (2002) menyatakan bahwa beberapa definisi perilaku konsumen dari para ahli : •
David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1993) mengemukakan bahwa “perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilam keputusan
dan
aktivitas
individu
secara
fisik
melibatkan
dan
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang – barang dan jasa.
12
•
James F. Engle et al, (1992) mengungkapkan bahwa prilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan – tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang – barang dan jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan – tindakan tersebut.
•
American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavoiur) sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka”. Perilaku konsumen merupakan tindakan – tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel – variabel tersebut cenderung saling berinteraksi (Tjiptono, 1997). Angipora (2002) mengemukakan bahwa pengetahuan tentang market segmentation yang sudah dimiliki perusahaan harus didukung pula oleh pengetahuan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam melakukan pembelian atas barang / jasa yang dibutuhkan. Untuk mendalami pengetahuan tersebut marketing executive tidak hanya mempelajari konsumen melalui pengalaman
13
dalam melakukan suatu penelitian (riset) yang terpadu dan kontinue seiring dan sejalan dengan pertumbuhan perusahaan. Schiffman dan Kanuk dalam Maleke (2013) menyatakan bahwa studi perilaku konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran yang terpisah dimulai ketika para pemasar menyadari bahwa para konsumen tidak selalu bertindak atau memberikan reaksi seperti yang dikemukakan oleh teori pemasaran. Perilaku konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang/jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan da penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen atau pembeli barang-barang konsumsi terdiri dari kelompok yang mempengaruhi (reference groups), keluarga (family), dan status sosial. Faktor pribadi perorangan yang mempengaruhi perilaku konsumen atau pembeli barang-barang konsumsi terdiri dari tingkat siklus kehidupan (life cycle stage) dan umur si pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi, cara hidup (life style), kepribadian, dan konsep diri sendiri (self concept), yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri (Assauri, 2010). Empat proses psikologis penting yaitu motivasi, presepsi, pembelajaran, dan sikap secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran (Kotler dan Keller, 2009). II.5. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian/Permintaan Pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut pengadaan barang. Tujuan
14
utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan. Terlepas dari memastikan bahwa perusahaan mempunyai persediaan bahan tanpa henti, adalah fungsi dari pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisi labanya sepanjang menyangkut biaya bahan (Anonimb, 2012). Menurut Sukirno dalam Sihotang (2009) faktor yang mempengaruhi jumlah
pembelian
adalah
pendapatan
dan
Jumlah
Tanggungan
Keluarga/penduduk. Menurut Syahruddin (1989) faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian adalah pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut: •
Pendidikan Menurut Alba dan Hutchinson (1987) dalam Rao dan Sieben (1992)
mengatakan bahwa pengetahuan konsumen terdiri dari pengetahuan yang berdasar pada pembelian, pemakaian atau pengalamannya sendiri dan keahlian yang berdasar pada kemampuan untuk menghubungkan kinerja produk dengan tugas atau pekerjaan. Menurut Bruks (1985) dalam Rao dan Sieben (1992), pengetahuan sebelumnya tentang produk merupakan pengetahuan dari informasi yang dikirim ke dalam memori (pengetahuan obyektif). Sedangkan pengetahuan sebelumnya menurut Monroe (1976) dalam Rao dan Sieben (1992) merupakan pengetahuan dari apa yang mereka rasa mereka tahu tentang produk atau kelas produk (pengetahuan subyektif).
15
Yang dimaksud dengan product knowledge adalah pengetahuan konsumen tentang produk (Assael, 1995). Rao dan Sieben (1992) mendefinisikan pengetahuan produk sebelumnya (priorproduct knowledge) sebagai cakupan seluruh informasi akurat yang disimpan dalam memori konsumen yang sama baiknya dengan persepsinya terhadap pengetahuan produk. Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan perilaku pembelianya terhadap suatu produk.Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perubahan perilaku yang disebabkan oleh perubahan pola pikirdan pengalaman pengalamanya.Orang yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi cenderung untuk memilih pangan yang lebih baik kualitasya dari pada yang rendah pendidikannya (Syahruddin, 1989). Ditambahkan oleh Suharjo (1989) konsumen yang memiliki pengetahuan dan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memilih pangan yang lebih baik. Indikator tingkat pendidikan menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003), terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan terdiri dari : •
Pendidikan dasar : Jenjang pendidikan awal selama 9 tahun pertama masuk sekolah anak – anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
•
16
Pendidikan menengah : Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
•
Pendidikan tinggi : Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh seorang konsumen. Beberapa profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, ahli laporan memerlukan syarat pendidikan formal agar bisa bekerja sebagai profesi tersebut (Sumarwan, 2003). •
Pendapatan Sukirno (2005) menyatakan bahwa pendapatan para pembeli merupakan
faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Berbagai barang dapat dibedakan menjadi empat golongan : (i) barang inferior (ii) barang esensial adalah barang yang terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian utama, (iii) barang normal dan (iv) barang mewah. Pendapatan masyarakat sangat berpengaruh terhadap jumlah permintaan ke atas suatu barang. Perubahan pendapatan masyarakat mengakibatkan perubahan terhadap permintaan ke atas suatu barang. Hubungan kedua variabel itu, antara pendapatan masyarakat dengan jumlah permintaan ke atas suatu barang tergantung pada jenis dan sifat barangnya. Jenis barang tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu barang normal dan barang inferior. Barang normal adalah suatu barang yang jumlahnya mengalami perubahan searah dengan perubahan pendapatan masyarakat sedangkan barang inferior adalah barang yang jumlahnya
17
mengalami perubahan terbalik dengan perubahan pendapatan (Wilson dalam Prayudi, 2009). Pendapatan merupakan satu indikator tingkat kesejahteraan seseorang serta dengan tingginya pendapatan akan mempengaruhi seseorang membeli barang dan jasa, pendapatan yang dimiliki seorang konsumen menunjukkan tingkat daya beli konsumen dalam membeli suatu produk (Alma, 2002). Rasyaf (1996) menyatakan bahwa ada beberapa kriteria yang berhubungan dengan penghasilan dan konsumsi diantaranya sebagai berikut: 1. Bertambahnya penghasilan akan menyebabkan pembelian terhadap suatu barang berkurang. Ini tentu berlaku untuk barang atau makanan yang akrab dengan kemiskinan. 2. Bertambah penghasilan tidak selalu akan menyebabkan pertambahan permintaan barang tersebut.walaupun konsumen sudah semakin kaya tetap saja permintaan atas suatu barang akan tetap. Ini tidak berlaku untuk makanan rutin harian seperti beras, garam dan sebagainya. 3. Bertambah penghasilan akan menyebabkan permintaan akan barang atau produk itu bertambah. •
Jumlah Tanggungan Keluarga/Penduduk Jumlah Tanggungan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan. Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu
18
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Anonimc, 2012). Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan ke atas suatu barang. Meningkatnya jumlah penduduk merupakan sasaran ke atas suatu barang dalam meningkatkan jumlah permintaannya, dan sebaliknya. Bertambahnya jumlah penduduk suatu Negara merupakan potensi terhadap peningkatan jumlah permintaan ke atas suatu barang. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi jumlah permintaan ke atas suatu barang tertentu. Sebaliknya, permintaan ke atas suatu barang akan menjadi berkurang apabila jumlah penduduk semakin berkurang. Pernyataan itu benar bila didukung oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik (Wilsondalam Prayudi, 2009). Pertambahan
pertumbuhan tidak dengan
sendirinya menyebabkan
pertambahan permintaan, tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan (Sukirno, 2005). II.6. Faktor-Faktor lain yang mempengaruhi Jumlah Pembelian/Permintaan Menurut Samosir (2008) bahwa faktor-faktor lain (selain selera, kualitas produk, pendapatan dan Jumlah Tanggungan Keluarga) yang ikut mempengaruhi permintaan masyarakt akan suatu barang (tetapi tidak/belum diperhatikan karena dianggap sama atau tidak berpengaruh) adalah: •
19
Jumlah pembeli/konsumen,
•
Pengaruh musim, mode, kebiasaaan, perubahan jaman, pengaruh lingkungan,
•
Harapan atau pandangan orang tentang masa depan.
•
Harga barang itu sendiri. Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atau komoditi-komoditi lain dan menambah pembelian pada yang mengalami penurunan tersebut. Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli lain yang sebelumnya tidak mampu membeli komoditi tersebut untuk mulai membelinya.
•
Harga barang-barang lain. Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga. Disamping itu kenaikan harga menyebabkan para pembeli untuk mengurangi pembeliannya atas komoditi yang mengalami kenaikan harga.
II.7. KerangkaPikir Dalam suatu proses pembelian, biasanya konsumen mempertimbangakn lebih dahulu tentang produk apa yang akan dibelinya. Apa manfaatnya, apa kelebihannya dari suatu produk. Banyak faktor yang mempengaruhi karakteristik pembelian oleh konsumen seperti umur, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga. Seperti yang dikemukakan Assauri (2010), faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen atau pembeli barang-barang konsumsi terdiri dari kelompok yang mempengaruhi (reference groups), keluarga (family), dan status sosial. Faktor pribadi perorangan yang mempengaruhi perilaku konsumen atau pembeli barang-barang konsumsi terdiri dari tingkat siklus
20
kehidupan (life cycle stage) dan umur si pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi, cara hidup (life style), kepribadian, dan konsep diri sendiri (self concept), yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Hal yang sama dikemukakan oleh Simamora (2002) bahwa keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi biaya hidup kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan. Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dimuka mengenai variabel karakteristik konsumen antara lain umur, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga pengaruhnya terhadap jumlah pembelian, maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Umur (X1)
Pendidikan (X2) Jumlah Pembelian (Y) Pendapatan (X3)
Jumlah Tanggungan Keluarga (X4) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis
21
II.8. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dibuatlah suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : H0
: Umur, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jumlah
pembelian telur ayam buras di pasar
pa’baeng - baeng, Kota Makassar. Ha
: Umur, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga memberikan kontribusi besar dalam jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng - Baeng, Kota Makassar.
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2013 bertempat di Pasar Pa’baeng - baeng, Kota Makassar. Pemilihan tempat di Pasar Pa’baeng – baeng karena merupakan pasar yang banyak dikunjungi oleh konsumen maupun produsen, tempatnya strategis dan mudah dijangkau serta banyak terdapat penjual telur ayam buras. III.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksplanatory adalah suatu penelitian yang sifatnya memberikan penjelasan tentang pengaruh antara variabel independen (umur, pendidikan, pendapatan dan Jumlah Tanggungan Keluarga) dengan variabel dependen (jumlah pembelian) di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Pada penelitian jenis kuantitatif ekspalanatori wajib hukumnya melakukan uji hipotesis. III.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli telur ayam buras untuk konsumsi rumah tangga di Pasar Pa’baeng - Baeng, Kota Makassar. Penetapan populasi sebanyak 100 orang responden tersebut diasumsikan bahwa konsumen yang melakukan pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar jumlahnya tidak tetap setiap hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Josep F. Hair (1998) bahwa dalam penentuan jumlah populasi yang tak diketahui dianjurkan di atas 30 sampel dan untuk bisnis, sampel sekitar 100
23
dianggap memadai. Berhubung populasi tidak terbatas maka dibuat kerangka sampling dari jumlah orang yang membeli dari informasi para pedagang Dari jumlah populasi tersebut di atas, dapat ditentukan ukuran sampel yang digunakan sebagai sumber data dengan menggunakan rumus Slovin menurut Umar (2001) sebagai berikut : n
N N e
1
Dimana : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Tingkat Kelonggaran (10%) Dari rumus tersebut, maka dapat diketahui jumlah sampel minimal yang dapat digunakan yaitu : n
1
1
100 100 0,1 100 100 0,01 100 1 1
100 2 n
50 responden
n
50 responden
Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling yaitu teknik penentuan sampel memilih satuan sampel dari populasi sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dari populasi mempunyai
24
peluang yang sama besar untuk terpilih ke dalam sampel, dan peluang itu diketahui sebelum pemilihan dilakukan (Suryabrata, 2004). Kemudian dalam menentukan sampel dengan teknik simple random sampling keseluruhan populasi didaftarkan semua ke dalam sebuah kerangka sampel, misalnya saja populasi sasaran berukuran N = 100 unit sampel. Adapun contoh atau bentuk dari kerangka sampelnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Contoh Kerangka Sampling No. Urut Unit
Nama
Alamat
001
Mutmainnah
Jl. X No. 01
002
Rahayu
Jl. Y No. 02
003
Alfon
Jl. P No. 03
---
----
------
077
Faisal
Jl. Z No. 23
Sumber : Data Primer, 2013 Adapun cara peneliti dalam memilih sampel dalam penyajian kerangka sampel untuk unit (responden) sebanyak 100 orang, dengan cara melakukan pemilihan melalui mekanisme menulis nomor unit ditiap-tiap kertas undian sebanyak 100 nomor urut, kemudian memasukkan kedalam gelas dan mengundi nomor unit sebanyak 50 kali, sehingga terpilihlah 50 orang responden (pembeli telur ayam buras) yang akan di wawancarai nantinya.
III.4. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah : 1. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan atau melihat secara langsung kegiatan pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng - Baeng, Kota Makassar.
25
2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan teknik wawancara secara terstruktur dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden
menggunakan alat bantu berupa
kuesioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya, yang berisi daftar pertanyaan yang dalam
dibuat
bentuk pertanyaan tertutup (multiple choice questions), semi
tertutup dan pertanyaan terbuka (open question). Mengingat pengumpulan data menggunakan kuisioner maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan dan keaslian suatu hasil penelitian sosial ekonomi sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang dipakai tidak valid atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Dalam mengatasi hal ini, diperlukan dua macam pengujian yaitu uji validitas dan uji keandalan untuk menguji kesungguhan jawaban responden. Sebelum kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan pengujian. Uji coba kuesioner dimaksudkan untuk mengevaluasi item-item pertanyaan dalam kuisioner secara verbal, mengetahui tingkat validitas dan keterandalan kuisioner. Untuk menguji validitas kuisioner (Hadi, 2000), akan dilakukan dengan korelasi product moment (pearson). Jika nilai koefesien korelasi ini lebih besar dibandingkan dengan nilai kritis (tabel korelasi Pearson) pada taraf nyata 1% maka kuisioner dapat dinyatakan valid, jika tidak maka perlu dilakukan revisi untuk item-item yang berkorelasi rendah. Sedangkan
26
untuk menguji keterandalan kuisioner akan dilakukan dengan uji Crobanch Alpha. Jika nilai Cr lebih besar dari 0.60 maka dapat disimpulkan bahwa kuisioner sudah terandal. III.5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka berdasarkan hasil wawancara terhadap konsumen, seperti jumlah pembelian dan umur responden. Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan konsumen yang melakukan pembelian telurayam buras di PasarPa’baeng – baeng, Kota Makassar. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan perusahaan, kepustakaan serta instansi-instansi terkait dengan penelitian III.6. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada regresi linear berganda terdapat satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah umur (X1), Pendidikan (X2), Pendapatan (X3) dan Jumlah Tanggungan Keluarga (X4).
27
Adapun
persamaan dari Regresi Berganda adalah sebagai berikut
(Algifari, 2000) : Y = a + b1X1 + (D X2) + b3X3 + b4X4 + e Keterangan : Y = Jumlah Pembelian (Butir/Minggu) a = konstanta b1= Koefisien regresi Umur b2= Koefisien regresi Pendidikan b3 = Koefisien regresi Pendapatan b4= Koefisien regresi Jumlah Tanggungan Keluarga X1= Variabel Umur (Tahun) D2= Variabel Pendidikan(Dummy Variabel) X3= Variabel Pendapatan (Rp/bulan) X4= Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga e = Standard Error Namun sebelum dilakukan analisis dalam penelitian ini, maka data yang telah diperoleh di lapangan kemudian diuji penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini dilakukan karena dalam model struktur perlu memperhatikan adanya penyimpangan-penyimpangan atas asumsi klasik, karena pada hakekatnya jika asumsi klasik tidak dipenuhi maka variabel-variabel yang menjelaskan akan menjadi tidak efisien.
28
Pada penelitian ini akan dilakukan beberapa uji asumsi klasik terhadap model regresi yang akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 (Singgih Santoso, 2000) yang meliputi : •
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik.Dalam pengujian normalitas yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode plot grafik. Dimana pengujian metode grafik adalah dengan cara melihat penyebaran sumbu diagonal pada grafik normal P-P plot of regression standardized residual. •
Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model
regresi
adalah
tidak
adanya
multikolinearitas.Dalam
pengujian
multikolinieritas yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode melihat Variance Inflation Factor (VIF). •
29
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi
dalam
model
regresi
adalah
tidak
adanya
gejala
heteroskedastisitas. Pada analisis regresi, heteroskedastisitas berarti situasi dimana keragaman variabel independen bervariasi pada data yang kita miliki. Salah satu asumsi kunci pada metode regresi biasa adalah bahwa error memiliki keragaman yang sama pada tiap-tiap sampelnya. Asumsi inilah yang disebut homoskedastisitas.Dalam pengujian heteroskedastisitas yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi. Dimana metode ini dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). •
Uji Linieritas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel
mempunyaihubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas dilakukandengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Dalam pengujian linieritas yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan pengujian program SPSS 16.00 dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Deviation from Linearity) lebih dari 0,05. III.7. Konsep Operasional 1. Telur Ayam Buras adalah salah satu produk peternakan yang memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari telur ayam ras.
30
2. Permintaan adalah keinginan responden yang didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk membeli telur ayam buras. 3. Pendapatan adalah besarnya penghasilan yang diperoleh oleh responden tiap bulannya yang bersumber dari hasil pekerjaan kepala rumah tangga (suami). 4. Jumlah Pembelian adalah banyaknya jumlah perbutir telur ayam buras yang dibeli oleh responden dalam seminggu. 5. Umur adalah usia responden yang membeli telur ayam buras pada saat dilakukan penelitian. 6.
Pendidikan adalah lamanya responden mengikuti pendidikan formal, berdasarkan jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Untuk mengukur tingkat pendidikan yaitu dengan menggunakan variabel dummy, dimana tingkat pendidikan dibagi menjadi dua sesuai UU SISDIKNAS. Tingkat pendidikan rendah (≤ SMP) diberi symbol 0 dan tingkat pendidikan tinggi (≥ SMA) diberi simbol 1.
7. Jumlah Tanggungan Keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang ditanggung sebagian atau seluruh kehidupannya oleh responden.
31
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
IV.1. Sejarah Singkat Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang memiliki luas areal 175,79 km2 dengan penduduk 1.223,540 jiwa. Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industry, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan, barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehtan. Kota Makassar memiliki 14 kecamatan antara lain :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tabel 4. Kecamatan Kota Makassar Kecamatan Tamalanrea Biringkanaya Manggala Panakukkang Tallo Ujung Tanah Bontoala Wajo Ujung Pandang Makassar Rappocini Tamalate Mamajang Mariso
Total Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2009.
Luas (Km2) 31,80 48,22 24,14 17,05 5,83 5,94 2,10 1,99 2,63 2,52 9,23 20,21 2,25 1,82
175,77
Berdasarkan Tabel 4, maka diperoleh bahwa kecamatan yang paling besar adalah Kecamatan Biringkanaya dengan luas wilayah 48,22 Km2 sedangkan
32
kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Mariso dengan luas wilayah 1,88 Km2 VI.2. Keadaan Geografis Secara geografis Kota Makassar terletak antara 119024’17’38” BT dan 508’6’19” LS dengan luas wilayah 175.77 Km2 yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Kondisi topografi Kota Makassar bervariasi yaitu ketinggian Kota Makassar antara 0-25 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 200C sampai dengan 320C. Kondisi iklim terbagi dua musim (musim hujan dan musim kemarau) namum waktu kemarau relatif lebih panjang dibanding musim hujan kemudian rata – rata kelembapan udara sekitar 79%, temperature udara sekitar 25,10 – 29,10c dan rata – rata kecepatan angin 4,2 knot. VI.3. Kependudukan Keadaan kependudukan di Kota Makassar berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari Tabel 5.
No 1 2
Tabel 5. Keadaan Penduduk Kota Makassar Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Laki – laki 611.049 Perempuan 612.491 1.223.540 Total Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2009.
Persentase (%) 49,9 % 50,05% 100,00%
Pada Tabel 5, dapat dilihat jumlah penduduk di Kota Makassar sejumlah 1.223.469 jiwa. Dari jumlah tersebut sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 612.491 jiwa atau sekitar 50,05% dan laki – laki berjumlah 611.049 jiwa atau 49,9%. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat
33
ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 99,76% yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 99 penduduk laki – laki. VI.4. Pasar Pa’baeng – Baeng Pasar Pa’baeng – Baeng merupakan pasar yang terletak di Kota Makassar di kelurahan Pa’baeng – Baeng kecamatan Tamalate yang buka setiap hari. Pasar Pa’baeng – Baeng memiliki luas wilayah ±3000 meter dengan 24 kios dan 300 unit los. Adapun 300 lapak temporer pedagang kaki lima (PKL) yang dijalankan 955 pedagang. Di pasar ini terdapat bermacam – macam penjual baik penjual daging, ayam, telur, sayur – sayuran, kebutuhan rumah tangga dan masih banyak lagi yang dijual setiap hari. Telur yang dijual di Pasar Pa’baeng – Baeng pada umunya adalah telur ayam ras, telur ayam buras dan telur itik. Permintaan telur di Pasar Pa’baeng – baeng dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain musim pesta dan hari raya keagamaan seperti idul fitri, idul adha dan maulid.
34
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
V.1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan pembelian suatu produk maupun jasa. Perbedaan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan. Semakin dewasa seseorang maka kesadaran untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi meningkat, begitu pula dalam mengkonsumsi bahan asal ternak yaitu telur. Adapun klasifikasi berdasarkan umur di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 6.
No 1 2 3 4 5 6
Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Pasar Pa’baengBaeng, Kota Makassar Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 20-25 4 8 26-31 11 22 32-37 20 40 38-43 10 20 44-49 3 6 50-55 2 4 Total 50 100% Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang melakukan
pembelian telur telur ayam buras di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar berdasarkan tingkat umur bervariasi mulai dari umur 20 tahun sampai 55 tahun. Sebagian besar responden yang melakukan pembelian yang paling banyak berada antara umur 32-37 tahun sebanyak 40 orang dengan persentase 40,00% dan responden yang melakukan pembelian paling kecil berada antara umur 50-55 tahun dengan persentase 2%. Berdasarkan umur tersebut maka dapat dikatakan
35
bahwa umur dapat mempengaruhi seseorang dalam pembelian. Hal ini sesuai dengan pendapat Simamora (2002) yang meyatakan bahwa orang akan mengubah barang jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan umur. V.2. Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai – nilai yang dianutnya, caara berpikir, cara pandang bahkan persepsi akan suatu masalah. Pendidikan yang berbeda akan menyebabkan selera yang berbeda pula. Selain itu, pengetahuan dapat dipengaruhi tingkat pendidikan formal sehingga akan mempengaruhi juga pada pengetahuan mengenai atribut – atribut yang mempengaruhi jumlah pembelian. Adapun resonden berdasarkan pendidikan yang melakukan pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 7.
No 1 2 3 4
Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan di Pasar Pa’baeng–Baeng, Kota Makassar Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) SMP/Sederajat 7 14 SMA/Sederajat 9 18 Diploma 32 Strata I 2 Total 50 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.
64 4 100
Pada tabel di atas terlihat bahwa yang melakukan pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar yang tingkat pendidikannya Strata I sebanyak 32 orang dengan persentase 64% dan responden yang berpendidikan diploma hanya berjumlah 2 orang dengan persentase 4%. Berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki responden, maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
36
tingkat pendidikan maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen. V.3. Pendapatan Pendapatan adalah besarnya penghasilan yang diperoleh oleh konsumen setiap bulannya yang bersumber dari pekerjaan utama maupun usaha sampingan. Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan konsumsi/pembelian seseorang terhadap produk seperti telur ayam buras. Adapun jumlah pendapatan konsumen telur ayam buras di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 8.
No 1 2 3 4
Tabel 8.Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar Jumlah Persentase Kategori Pendapatan (Rp) (Orang) (%) Sejahtera I 500.000-1.500.000 9 18 Sejahtera II 1.600.000-2.500.000 9 18 Sejahtera III 2.600.000-4.000.000 28 56 Sejahtera III plus 4.000.000 4 8 Total 50 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya pendapatan yang
diperoleh responden setiap bulannya sangat bervariasi yaitu berada pada kategori sejahtera I (Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000) sampai dengan kategori sejahtera III plus (>Rp. 4.000.000) sebagian besar responden berada pada kategori sejahtera III yaitu dengan pendapatan yang berkisar antara Rp. 2.600.000 – Rp. 4.000.000 yaitu sebanyak 28 orang atau 56% dan jumlah responden paling sedikit berada pada tingkatan sejahtera III plus (>Rp. 4.000.000) yaitu sebanyak 4 orang atau 8%. Hal ini disebabkan orang-orang yang membeli di lokasi tersebut adalah kalangan menengah ke atas. Pendapatan yang diperoleh tersebut merupakan
37
sumber daya yang dapat digunakan dalam pemenuhan berbagai jenis kebutuhan sandang pokok dan kebutuhan lainnya. Hal ini sesuai dengan informasi dari Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN dalam Hastang, Lestari dan Prayudi (2011) bahwa keluarga di Indonesia yang didata setiap tahun diklasifikasikan menurut kelompok Pra sejahtera dengan pendapatan keluarga kurang dari Rp. 500.000,- per bulan, sejahtera satu pendapatan keluarga Rp. 500.000,- sampai Rp 1.500.000,- per bulan. Sejahtera dua dengan pendapatan keluarga antara Rp 1.500.001,- sampai Rp. 2.500.000,- per bulan. Sejahtera tiga dengan pendapatan keluarga Rp 2.500.001,- sampai Rp. 4.000.000,- per bulan dan sejahtera tiga plus dengan pendapatan keluarga lebih dari Rp. 4.000.000,- per bulan. Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti secara total hanya ada uang yang lebih sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin terhadap sebagian besar barang (Samosir, 2008). V.4. Jumlah Tanggungan Keluarga Keputusan konsumsi dipengaruhi oleh jenis keluarga dimana individu menjadi anggota. Dimana keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. Adapun jumlah tanggungan keluarga konsumen yang mengkonsumsi telur ayam buras di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 9.
38
No 1 2 3
Tabel 9.Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Pasar Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar Tanggungan Keluarga Jumlah (Orang) Persentase (%) (Orang) 2-3 28 56 4-5 20 40 6-7 2 4 Total 50 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013. Pada Tabel 9. terlihat bahwa jumlah tanggungan keluarga responden
berkisar antara 2 sampai 7 orang dengan jumlah terbanyak pada tingkatan 2 sampai 3 orang anggota keluarga yaitu banyak 28 orang responden atau 56% dan hanya terdapat 2 orang pada tingkatan 6 sampai 7 orang anggota keluarga atau 4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola konsumsi keluarga dapat dipengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga/penduduk. Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pola konsumsi produk peternakan, termasuk telur ayam buras. Baik dalam hal kualitas maupun kuantitas atau jumlah telur ayam buras yang dikonsumsi, ini disebabkan dengan meningkatnya jumlah anggota keluarga maka kebutuhan telur ayam buras akan meningkat. Akan tetapi, jumlah anggota keluarga tersebut dapat juga berdampak negatif, yakni jika jumlah anggota keluarga meningkat maka biaya kebutuhan akan meningkat sehingga dapat saja permintaan akan telur ayam buras menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Alma (1992) bahwa pola dan barang yang dikonsumsi sehari – hari berbeda jumlah dan mutunya antara keluarga kecil dan keluarga besar namun ini sangat tergantung atas jumlah anggaran belanja rumah tangga yang tersedia.
39
V.7. Jumlah Pembelian Jumlah pembelian menunjukkan banyaknya telur ayam buras yang dibeli konsumen dalam 1 bulan terakhir. Adapun jumlah pembelian telur ayam burasdi Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar No. Jumlah Pembelian (Butir) Jumlah (Orang) Persentase 1 Rendah (5 – 10) 30 60 2 Sedang (11 – 15) 8 16 3 Tinggi ( > 15 ) 12 24 Total 50 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013. Pada Tabel 10. terlihat bahwa jumlah pembelian telur ayam burasdi Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar berkisar antara 5 sampai 10 butir perminggu dengan jumlah pembeli 30 orang atau 60%, sedangkan jumlah pembelian terendah telur ayam buras berkisar 11 – 15 butir dan berjumlah 8 orang atau 16% dalam kurun waktu satu bulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah pembelian konsumen berbeda-beda disebabkan banyaknya faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian tersebut seperti umur, pendapatan dan pendidikan. Hal ini sesuai dengan Alma (1992) yang mengatakan bahwa pola konsumsi akan mempunyai variasi yang berbeda diantara banyak keluarga karena pola konsumsi keluarga ini sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, jumlah pendapatan dan pendidikan.
40
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total dari masing – masing variabel. Selanjutnya dilakukan analisis korelasi Pearson Product Moment Test dengan menggunakan program SPSS 17. Nilai validitas masing – masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corected Item – Total Correlation masing – masing butir pertanyaan. Cara interpretasinya yaitu dengan membandingkan r hitung (Corrected Item – Total Correlation) dengan r tabel. Apabila r hitung > r tabel, maka instrument dapat dikatakan valid dan apabila r hitung < r tabel, maka instrument tersebut dapat dikatakan tidak valid (Simamora, 2007). Tabel 11. Uji Validitas Corrected Item-Total No. Variabel Correlation 1 Umur 0,286 2 Pendidikan 0,422 3 Pendapatan 0,495 Jumlah 4 Tanggungan 0,483 Keluarga 5 Jumlah Pembelian 0,493 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.
r Tabel
Keterangan
0,25 0,25 0,25 0,25
Valid Valid Valid Valid
0,25
Valid
Pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa 5 item pertanyaan memiliki nilai corrected item-total correlation di atas 0,25. Hal ini berarti ke-lima item pertanyaan di kuisioner dianggap mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Dalam artian semua item pertanyaan valid.
41
VI.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan dari variabel umur, pendidikan, pendapatan, Jumlah Tanggungan Keluarga dan jumlah pembelian dengan melihat Cronbach’s coefficient alpha sebagai koefisien dari reliabilitas yang diartikan sebagai hubungan positif antara pertanyaan yang satu dengan yang lainnya. Reliabilitas satu instrumen dapat diterima apabila memiliki koefisien reliabilitas minimal 0,5. Hal ini berarti bahwa instrument dapat digunakan sebagai pengumpul data yang handal, jika memiliki koefisien reliabilitas besar atau sama dengan 0,5 (Sugiyono, 2008). Hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan Cronbach’s coefficient alphadapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Uji Reliabilitas No. 1 2 3 4 5
Variabel
Cronbach's Alpha if Item Deleted 0,756 0,593 0,681
Umur Pendidikan Pendapatan Jumlah Tanggungan 0,607 Keluarga Jumlah Pembelian 0,894 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.
Keterangan Handal Handal Handal Handal Handal
Berdasarkan Tabel 12, hasil pengolahan data uji reliabilitas pada seluruh variabel menunjukkan nilai > 0,5 yang menunjukkan bahwa atribut pada variabel tersebut sudah konsisten dan dapat dipercaya (reliable) serta dapat digunakan untuk proses selanjutnya. Uji persyaratan instrument penelitian telah dilakukan dan hasilnya pun telah memenuhi standar yang diharuskan. Oleh karena itu, selanjutnya akan dilakukan pengujian persyaratan analisis data, yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan model regresi sebaik-baiknya.
42
VI.3. Uji Asumsi Klasik Karakter data penelitian menentukan teknik analisis data yang akan digunakan untuk membuktikan atau menguji hipotesis. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan analisis data yang menguji hipotesis dilakukan pemeriksaan atau pengujian terhadap data tersebut. Pengujian persyaratan analisis data sebagai berikut : •
Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal (Santoso dan Ashari, 2005). Adapun hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Histogram
43
Gambar 3. P-Plot Berdasarkan Gambar 2 dan Gambar 3, menunjukkan bahwa grafik model regresi yang dihasilkan berdistribusi normal dilihat dari distribusi titik-titik data yang menyebar dan searah dengan garis diagonal dan garis histogramnya menunjukkan sebaran data yang menyebar ke semua daerah kurva normal. Hal ini sesuai dengan (Ghozali, 2007) yang menyatakan bahwa pada normal P-Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan : a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
44
•
Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atai tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada program SPSS version 17 dengan menggunakan Test For Linearity dengan pada taraf signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 (Duwi, 2011). Adapun hasil dari uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares Jumlah
Between
(Combined)
Pembelian
Groups
Linearity
* Umur
Deviation from Linearity Within Groups Total
df
Mean Square
F
Sig.
477.437
18
26.524
1.054
.436
1.255
1
1.255
.050
.825
476.182
17
28.011
1.113
.385
780.183
31
25.167
1257.620
49
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013. Dari Tabel 13, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada linearity sebesar 0,825. Karena signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel independent yaitu umur (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3) dan Jumlah Tanggungan Keluarga (X4) dengan variabel dependent jumlah pembelian (Y) bersifat linear. •
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independent dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam
45
model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang biasa digunakan diantaranya yaitu 1). Dengan melihat nili inflaction factor (VIF) pada model regresi, 2). Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan (R3) dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index (Duwi, 2012). Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Adapun hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics No. Variabel Tolerance VIF 1
Umur
.834
1.200
2
Pendidikan
.732
1.366
3
Pendapatan
.789
1.267
4
Jumlah Tanggungan .850 Keluarga Sumber : Data Setelah Diolah, 2013.
1.177
Ket Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas
Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa nilai VIF umur yaitu 1,200, pendidikan yaitu 1,366, pendapatan yaitu 1,267, dan Jumlah Tanggungan Keluarga yaitu 1,177. Artinya nilai VIF dari setiap variabel bebas lebih kecil daripada 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolineritas di antara variabel bebas karena memenuhi syarat nilai VIF <10. •
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
46
harus
terpenuhi
dalam
model
regresi
adalah
tidak
adanya
gejala
heteroskedastisitas. . Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot (Duwi, 2012). Adapun hasil uji heteroskedistisitas dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Scatterplot Dari Gambar 4 scatterplot, terlihat titik – titik yang tidak beraturan atau dengan kata lain tidak ada pola yang jelas dan titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. VI.4. Uji Goodness Of Fit Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit – nya. Uji model fit dilakukan dengan menggunakan koefisien determinasi dan uji F. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan besarnya kemampuan model dalam menerapkan variabel karakteristik konsumen terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di
47
Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar dapat diketahui dari hasil perhitungan model summary, khususnya nilai adjusted R2. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) atau untuk mengetahui apakah model refresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Hasil uji F dan koefisien determinasi variabel karakteristik konsumen terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 15 berikut. Tabel 15. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi dan uji F Variabel Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Hasil Uji Fhitung Ftabel Keterangan 1. Uji F 10,593 2,583 H0 diterima 2. Koefisien Determinasi (R2) nilai adjusted R square = 0,439 Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2013. Hipotesis : H0 : Umur , pendidikan, pendapatan dan Jumlah Tanggungan Keluarga berpengaruh terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Ha : Umur, pendidikan, pendapatan dan Jumlah Tanggungan Keluarga memberikan kontribusi besar dalam jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) dari model 43,9% yang berarti bahwa kemampuan model untuk menjelaskan variasi
48
dalam variabel keputusan pembelian adalah sebesar 43,9%. Sedangkan sisanya sebesar 56,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama maka dilakukan uji F. Adapun hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitungsebesar 10,593 dan nilai Ftabelsebesar 2,583. Karena nilai Fhitung> Ftabel (71,954> 2,32) maka dengan demikian variabel bebas (Umur (X1), Pendidikan (X2), Pendapatan (X3) dan Jumlah Tanggungan Keluarga (X4)) secara bersama memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah pembelian (Y) telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Hal ini berarti bahwa model layak dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. VI.5. Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras Adapun hasil analisis regresi linear berganda pengaruh karakteristik konsumen terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng,kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 16.
49
Tabel 16. Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras Di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Variabel Penelitian
Koefisien Regresi
T hitung
Sig
Keterangan
Jumlah Pembelian (Y) Umur (X1) Pendidikan (X2) Pendapatan ( X3) Jumlah Tanggungan Keluarga (X4)
- .191 3.231 1.672E-6 2.520
- 1.966 1.768 3.028 4.512
.055 .081 .004 .000
Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan
R Constanta T tabel
= .696 = 3.780 = 2.776
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013. Berdasarkan data pada Tabel 15, dapat dimasukkan dalam rumus regresi : Y = 3,780 - 0.191X1 + 3,231 X2+ 1,672E-6 X3+ 2,520 X4 Berdasarkan persamaan regresi di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 3,780. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh umur, pendidikan, pendapatan dan Jumlah Tanggungan Keluarga oleh konsumen, maka keputusan pembelian sebesar 3,780. Koefisien regresi umur (X1) sebesar – 0,191menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan umur akan menurunkan jumlah pembelian sebesar – 0,191 satuan, koefisien regresi pendidikan (X2) sebesar 3,231 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 tahunpendidikan akan menaikkan jumlah pembelian sebesar 3,231, koefisien regresi pendapatan (X3) sebesar 1,672E-6menyatakan bahwa setiap penambahan Rp.1 pendapatan akan menaikkan jumlah pembelian sebesar 1,672E-6, koefisien regresi Jumlah Tanggungan Keluarga (X4) sebesar 2,520
50
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 orang tanggungan keluarga akan menaikkan keputusan pembelian sebesar 2,520. Nilai R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 – 1, jika mendekati 1, maka hubungan semakin erat. Sebaliknya jika mendekati 0, maka hubungannya semakin lemah. Angka R yang didapatkan 0,696, artinya korelasi antara variabel independen Umur (X1), Tingkat pendidikan (X2), Pendapatan (X3) dan Jumlah Tanggungan Keluarga (X4) terhadap variabel dependen Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras (Y) sebesar 0,691. Hal ini berarti terjadi hubungan erat karena lebih mendekati 1. VI.5.1. Pengaruh Umur (X1) terhadap Jumlah Pembelian (Y) Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Dari hasil perhitungan pada Tabel 15, di peroleh thitung umur (X1) sebesar 1,996 dan nilai ttabel = 2,776 (α = 0,01). Karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (6,255 < 2,015) maka dapat dikatakan bahwa secara parsial umur (X1) memberikan pengaruh atau hubungan yang tidak signifikan dengan jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Hal ini dikarenakan konsumen yang berumur tua mengurangi konsumsi makanan berlemak seperti telur ayam buras. Hal ini sesuai dengan Simamora (2002) yang menyatakan bahwa orang akan mengubah barang dan jasa yang dibeli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan umur. VI.5.2. Pengaruh Tingkat Pendidikan (X2) terhadap Jumlah Pembelian (Y) Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar.
51
Dari hasil perhitungan pada Tabel 15, diperoleh thitung tingkat pendidikan (X2) sebesar 1,768 dan nilai ttabel = 2,776 (α = 0,01). Karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,768 < 2,776) maka dapat dikatakan bahwa secara parsial tingkat pendidikan (X2) memberikan pengaruh atau hubungan yang tidak signifikan dengan jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan akan mempengaruhi cara berpikir dan cara pandang konsumen terhadap telur ayam buras dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin bervariasi barang dan jasa yang diinginkan. Sehingga mereka yang memiliki tingkat pendidikan maka akan sadar atau sudah mengetahui tentang kandungan gizi dan manfaat telur ayam buras bagi kesehatan. VI.5.3. Pengaruh Pendapatan (X3) terhadap Jumlah Pembelian (Y) Telur Ayam Buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Dari hasil perhitungan pada Tabel 15, diperoleh thitung pendapatan (X3) sebesar 3,028 dan nilai ttabel = 2,776 (α = 0,01). Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (3,028 > 2,776) maka dapat dikatakan bahwa secara parsial pendapatan (X3) memberikan pengaruh atau hubungan yang signifikan dengan jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Hal ini dikarenakan konsumen berpenghasilan tinggi cenderung memilih konsumsi telur yang bervariasi (memilih telur ayam buras) dibanding pendapatan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Samosir (2008) yang menyatakan bahwa pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.
52
VI.4.4. Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga (X4) terhadap Jumlah Pembelian (Y) Telur Ayam Buras Di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Dari hasil perhitungan pada Tabel 15, diperoleh thitung Jumlah Tanggungan Keluarga (X4) sebesar -4,512 dan nilai ttabel = 2,776 (α = 0,01). Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (4,512 > 2,776) maka dapat dikatakan bahwa secara parsial Jumlah Tanggungan Keluarga (X4) memberikan pengaruh atau hubungan yang signifikan dengan jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. Hal ini dikarenakan, dalam pembelian telur ayam buras, konsumen mempertimbangkan jumlah anggota keluarganya. Hal ini sesuai dengan pendapat Howard (1973) yang menyatakan bahwa keluarga, kelas sosial, dan kelompok referensi, yang merupakan input yang sangat efektif untuk sebuah keputusan pembelian. Untuk mengetahui variabel dominan, terlebih dahulu diketahui kontribusi masing-masing variabel bebas yang diuji terhadap variabel terikat. Kontribusi masing-masing variabel diketahui dari koefisien determinasi regresi sederhana terhadap variabel terikat atau diketahui dari kuadrat korelasi sederhan][a variabel bebas dan terikat. Adapun hasil kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 17.
No. 1 2 3 4
53
Tabel 17. Kontribusi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Variabel R r2 Kontribusi (%) Umur 0,032 0,020 2% Pendidikan 0,262 0,069 6,9 % Pendapatan 0,495 0,245 24,5% Jumlah Tanggungan 0,483 0,233 23,3% Keluarga Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa variabel yang paling dominan di antara variabel independen yang lain adalah variabel pendapatan (X3) yaitu memiliki kontribusi sebesar 24,5% terhadap keputusan pembelian.
54
BAB VII PENUTUP
VII.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa : a. Variabel umur (X1) dan pendidikan (X2) tidak berpengaruh terhadap jumlah pembelian telur ayam buras, sedangkan variabel pendapatan (X3) dan jumlah tanggungan keluarga (X4) memberikan pengaruh terhadap jumlah pembelian telur ayam buras di Pasar Pa’baeng – Baeng, Kota Makassar. b. Kontribusi variabel yang paling besar terhadap jumlah pembelian telur ayam buras oleh konsumen adalah variabel pendapatan(X3) yaitu sebesar 24,5%. VII.2. Saran Dari penelitian yang telah saya lakukan maka saran yang dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan yaitu : a. Pedagang sebaiknya lebih memfokuskan target penjualan telur ayam buras di kalangan konsumen yang memiliki tingkat pendapatan tinggi begitupun dengan Jumlah Tanggungan Keluarga konsumen. b. Karena penelitian ini hanya dilakukan di Pasar Pa’baeng – baeng. Sehingga untuk generalisasi yang lebih luas diperlukan penelitian yang sama tetapi dengan lokasi yang berbeda.
55
DAFTAR PUSTAKA Alba, Joseph W. and J. Wesley Hutchinson. 2008. “Consumer Psychology,” in nd Handbook of Applied Cognition, 2 edition, ed. Frank Durso et al., West Sussex, England: John Wiley and Sons, Ltd., 683-711. Algifari. 2000. Analisis Regresi YOGYAKARTA. Yogyakarta.
(Teori,
kasus
dan
Solusi).
BPFE
Alma, B. 1992. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta, Bandung. _______. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV Alvabeta: Bandung Assael, Henry, 1995. Costumer Behavior And Marketing Action, Keat PublishingCompany, Boston. Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran. Cetakan Kesepuluh. Rajawali Pers. Jakarta. Angipora, 2004. Dasar – Dasar Pemasaran. Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo, JAWARA. Anonima, 2008. Telur Ayam Kampung. http://www.indonesia.com. Diakses Pada Tanggal 18 April 2013. _______b. 2013.Harga. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimusgdl-ariefkurni-5220-3-bab2.pdf (Diakses Tanggal 19 September 2013). _______c, 2013. Jumlah Tanggungan Keluarga. http://wikipedia/ (Diakses Tanggal 19 September 2013). _______d, 2012. Goodness Of Fit (SPSS). Exponent.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 23 November 2013. Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta. Chaliedah, Z. 2010. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran. http://ziakhalidah.blogspot.com/_ Diakses Pada Tanggal 19 September 2013. Duwi. 2012. Analisis Regresi Linear Berganda. Duwiconsultant.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 15 Oktober 2013.
56
Fitrian, N. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian “ ( Studi Pada Bakso Bignyo Di Pamulang)”: skripsi. http://www.studentsite.gunadarma.ac.id. (Diakses tanggal 19 September 2013). Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hadi, S. 2000. Statistik. Yogyakarta. Andi Offset Hair, J. 1998. Simple Thing. http://virtualyuni.wordpress.com/. Diakses Pada Tanggal 19 September 2013. Hastang, Lestari, S. Veronica, Prayudi, A. 2011. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras Oleh Konsumen Di Pasar Pa’baeng – Baeng, Makassar. Jurnal Agribisnis Vol. X (3). Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Irawan, Wijaya, F dan Sudjoni. 2001. Pemasaran, Prinsip dan Kasus. Edisi Kedua Cetakan Kelima. BPFE-UGM, Yogyakarta. Kasim Nur, 2011. Sejarah Perkembangan dan Pembangunan Kota Makassar. http://nurkasim49.blogspot.com/2011/12/iv.html. Diakses Pada Tanggal 8 Oktober 2013. Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1994. Indonesia Country Report Population And Development, Jakarta, Indonesia. Kottler, P. 1994. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat, Jakarta. _______. 1996. Manajemen Pemasaran. Edisi Kelima. Jilid 1. Erlangga.Jakarta. _______. 1997.Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, dan Kontrol, Edisi Revisi. PT Prenhallindo, Jakarta. _______. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Edisi Ketigabelas. Erlangga. Jakarta. Kustituanto. 1996. Ekonomi Manajerial Edisi II. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ekonomi YPKN. Jakarta. Lembang, D. R. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Mahasiswa
57
Fakultas Ekonomi S1 Reguler Ii Universitas Diponegoro). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Maleke, Cindy Liffie. 2013. Faktor Sosial, Pribadi, Dan Psikologis Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry Gemini Pada Pt. Megamitra Makmur Sejahtera. ISSN 2303-1174. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Mangkunegara, P. A. 2002. Perilaku Konsumen. Refika Aditama. Bandung. Pemerintah Republik Indonesia, (2003). Undang – Undang republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta. Prayudi, A. 2009. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras Oleh Konsumen di Pasar Pa’Baeng-Baeng Kota Makassar. FAPET UNHAS. Makassar. Rao, C.S. 1992. Environmental Pollution Control Engineering. Wiley Eastern Limited. New Delhi. Rasyaf. 1996. Memasarkan Hasil-hasil Peternakan. Penerbit Swadaya. Jakarta. _______. 2002. Memasarkan Hasil – Hasil Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta. _______. 2003. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Penerbit Swadaya. Jakarta. Ridwan, 2010. Telur Ayam Kampung Baik Untuk Ibu Hamil. http://www.Babyorchestra.wordpress.com. Diakses pada 18 April 2013. Samosir, H, V. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus: Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Santoso dan Ashari. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andy, Yogyakarta. Santoso, S., 2005.Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS 12.PT Elex Media Komputindo, Jakarta. _______. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.
58
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana:Bandung. Setiawan, B. 2008. Beternak Ayam Kampung. Penerbit Swadaya. Jakarta. Sihotang, N. 2009. Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan Daging Sapi Beku Impor pada Pelanggan CV. Surya Makmur Abasi Makassar. FAPET UNHAS. Makassar. Sudaryani, T. 2000. Kualitas Telur. Penebar Swadaya, Jakarta. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Sukirno. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. PT Raja Graha Persada. Jakarta. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sunarto. 2003. Perilaku Konsumen. Penerbit Amus, Yogyakarta. Suprijatna, E. 2005. Ayam Kampung Krosing Petelur. Penerbit Swadaya. Jakarta. Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sutisna, 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta. Umar, H., 2001. Riset Akuntansi. Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
59
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUSIONER PENELITIAN
“Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur Ayam Buras Di Pasar Pabaeng – Baeng, Kota Makassar” Oleh Mutmainnah Armin /I31109262 Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Kami sangat mengharapkan Bapak/ Ibu/ Saudara (i) untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan sejujur-jujurnya. Jawaban yang anda sampaikan akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerja sama dan bantuan yang diberikan kami ucapkan terima kasih. A. Identitas Responden Nama
:…………………………………………..
Umur
:…………(Tahun)
Jenis Kelamin
:
Pekerjaan
:………………………………………….
Pendidikan
:………………………………………….
Pendapatan
:……………………(Rp/Bulan)
Laki – laki
Perempuan
Jumlah Tanggunggan : B. Pertayaan 1. Jumlah pembelian telur ayam buras …………../butir (dalam angka) 2. Berapa kali anda melakukan pembelian telur ayam buras………./Minggu
Makassar,
Responden
60
2013
Lampiran 2. Data Responden No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Pembeli Yoseph Hj. Herwati Ratna Baiduri Hj. Irawati St. Inayah Suharni Shinta ST. A. Baso Mahmud Paulina ITA Hj. Nurjannah Agus Aswan Yuli Suraib Abd. Razak Baharuddin Irwani Murni Frans Nurhastuti Matius T.
Umur 40 35 35 35 31 28 25 30 35 40 35 27 45 41 35 29 40 38 35 35 34 25 30 40
Pendidikan SMP D2 S1 SMA SMP SMA SMA S1 S1 S1 SMP SMP SMA S1 S1 SMP S1 S1 S1 SMA SMA S1 S1 SMA
Pendapatan 2000000 3500000 3000000 1000000 3300000 2000000 2000000 2000000 3500000 3000000 1500000 1500000 1000000 3000000 4000000 1000000 3500000 5000000 3000000 2000000 1000000 3500000 3700000 1500000
Jumlah Tanggungan 6 3 2 3 3 3 2 4 5 2 5 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2
Jumlah Pembelian 10 15 10 10 15 20 10 15 20 10 10 10 10 10 20 10 10 20 18 15 10 5 15 10
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Rama Krisyanti NUR Meti Biu Naharia Syahrir S. Darmawati Marnawati Esman Rasmiati Akbar Okta Lisna Arif Ilham Tika Riska Anugrah Rudi Irvan St. Zaenab Usman Sofyan Titin ARI Popy
32 35 35 35 50 36 34 40 45 37 47 25 40 45 27 29 28 30 40 35 40 34 36 26 35 24
S1 S1 S1 D3 SMA S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMA S1 S1 SMP S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMP S1 S1
3500000 3500000 2500000 3000000 2000000 3000000 3000000 3000000 3000000 2800000 3000000 2500000 2000000 5000000 3000000 900000 3000000 3000000 5000000 3500000 3000000 6000000 3000000 1500000 3500000 3000000
2 4 4 4 3 5 5 6 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 5 4 3 3 2
10 20 20 20 10 15 20 25 5 10 15 10 10 15 10 5 10 10 20 10 10 25 10 10 10 20
Lampiran 3. Hasil SPSS
Regression Notes Output Created
29-OCT-2013 11:06:36
Comments Input
Data
C:\Users ina\Documents\SPSS HASIL\spss bla bla.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
57 User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax
REGRESSION /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 /SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED) /RESIDUALS HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).
Resources
Processor Time
00:00:07.02
Elapsed Time
00:00:12.38
Memory Required
2308 bytes
Additional Memory Required for Residual Plots
888 bytes
Descriptive Statistics Jumlah Pembelian Umur Pendidikan Pendapatan Jumlah Tanggungan
Mean 13.2600 34.8600 .8600 2814000.0000 3.4400
Std. Deviation 5.06613 6.09788 .35051 1104722.70045 1.05289
N 50 50 50 50 50
Correlations Jumlah Jumlah Pembelian Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Jumlah Pembelian
Umur
Pendidikan
Pendapatan
Tanggungan
1.000
.032
.262
.495
.483
Umur
.032
1.000
.258
.149
.286
Pendidikan
.262
.258
1.000
.422
-.106
Pendapatan
.495
.149
.422
1.000
.135
Jumlah Tanggungan
.483
.286
-.106
.135
1.000
.
.414
.033
.000
.000
Umur
.414
.
.035
.151
.022
Pendidikan
.033
.035
.
.001
.232
Pendapatan
.000
.151
.001
.
.175
Jumlah Tanggungan
.000
.022
.232
.175
.
Jumlah Pembelian
50
50
50
50
50
Umur
50
50
50
50
50
Pendidikan
50
50
50
50
50
Pendapatan
50
50
50
50
50
Jumlah Tanggungan
50
50
50
50
50
Jumlah Pembelian
Variables Entered/Removed
a
Variables Model
Variables Entered
1
Jumlah
Removed
Tanggungan,
Method
. Enter
Pendidikan, Umur, b
Pendapatan
a. Dependent Variable: Jumlah Pembelian b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
R
1
.696
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.485
.439
Change Statistics R Square Change
3.79392
F Change
.485
10.593
a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Pendidikan, Umur, Pendapatan b. Dependent Variable: Jumlah Pembelian
a
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
609.897
4
152.474
Residual
647.723
45
14.394
1257.620
49
Total
a. Dependent Variable: Jumlah Pembelian b. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Pendidikan, Umur, Pendapatan
F 10.593
Sig. .000
b
df1
df2 4
Sig. F Change 45
.000
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients
Coefficients
Correlations
Collinearity Statistics
ZeroModel 1
B
Std. Error
(Constant)
3.780
3.410
Umur
-.191
.097
Pendidikan
3.231
Pendapatan Jumlah Tanggungan
Beta
t
Sig.
order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1.109
.274
-.230
-1.966
.055
.032
-.281
-.210
.834
1.807
.224
1.788
.081
.262
.258
.191
.732
1.672E-6
.000
.365
3.028
.004
.495
.411
.324
.789
2.520
.558
.524
4.512
.000
.483
.558
.483
.850
a. Dependent Variable: Jumlah Pembelian
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions Model
Dimension
Eigenvalue
1
1
4.729
1.000
.00
.00
.00
.00
.00
2
.137
5.872
.01
.01
.33
.09
.19
3
.081
7.661
.01
.02
.28
.86
.01
4
.039
11.034
.15
.11
.37
.03
.80
5
.014
18.109
.83
.86
.01
.02
.00
a. Dependent Variable: Jumlah Pembelian
Condition Index
(Constant)
Umur
Pendidikan
Pendapatan
Jumlah Tanggungan
a
Residuals Statistics Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
6.1597
23.1357
13.2600
3.52801
50
Std. Predicted Value
-2.013
2.799
.000
1.000
50
.664
1.918
1.150
.347
50
5.2083
22.5596
13.2206
3.58173
50
-8.11871
7.52608
.00000
3.63577
50
Std. Residual
-2.140
1.984
.000
.958
50
Stud. Residual
-2.271
2.106
.005
1.009
50
-9.14632
8.48565
.03935
4.04007
50
-2.387
2.194
.005
1.026
50
Mahal. Distance
.519
11.538
3.920
2.886
50
Cook's Distance
.000
.135
.023
.034
50
Centered Leverage Value
.011
.235
.080
.059
50
Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: Jumlah Pembelian
Charts
RIWAYAT HIDUP
MUTMAINNA ARMIN (I311 09 262) lahir di Ujung Pandang, 18 Mei 1991, sebagai anak ke-tiga dari enam bersaudara dari pasangan bapak Armin Hasmin dan ibu (Almh) Sitti Mardiana Syakban, SE. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah TK. Aisyiyah Bustanul Athfal II Makassar, lulus tahun 1997. Kemudian setelah lulus TK penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri Bara – Baraya II Makassar, lulus tahun 2003. Setelah lulus di SD penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama pada SMP Negeri 23 Makassar, lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menengah kejuruan pada SMK Negeri 4 Makassar lulus pada tahun 2009. Setelah menyelesaikan pendidikan SMK, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur SNMPTN di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makasssar dan lulus pada tahun 2014.