PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENYUKSESKAN TOMOHON INTERNATIONAL FLOWER FESTIVAL (TIFF) DI KOTA TOMOHON (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON) Oleh : Mellissa Margaretha Pontoh Abstrak Penelitian ini akan mendalami dampak pelaksanaan TIFF sebagai kebijakan pemerintah tersebut terhadap Ekonomi Masyarakat, Apakah erjadi hubungan mutualistik antara TIFF 2014 dengan masyarakat dalam hal perekonomian, dimana usaha rakyat dapat mengambil keuntungan dengan pelaksanaan TIFF. Hal ini menjadi sesuatu persoalan yang perlu dikaji melalui sebuah penelitian, sebagaimana yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Adanya TIFF telah memacu usaha pembibitan dan budidaya Bunga Krisan yang beberapa tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Permintaan Bunga Krisan pada pasar dalam negeri diperkirakan meningkat sebesar 15% per-tahun, sedangkan pada pasar luar negeri dipekirakan meningkat sebesar 20% per-tahun. Menurut catatan Asbindo (Asosiasi Bunga Indonesia) impor produk florikultura terus meningkat. Peningkatan impor produk florikultura sejalan dengan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang terus tumbuh. Semua ini menunjukan peluang pasar produk florikultura terbuka dan akan terus mengalami peningkatan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah pada umumnya petani di Tomohon Barat belum mempunyai kemampuan memadai dalam mengakses potensi sumberdaya yang ada termasuk teknologi yang terus berkembang untuk memperoleh penghasilan yang layak. Selain itu penanganan pengembangan sumberdaya tersebut belum terpadu, masih terlena dengan sub sektor masing-masing. Terlebih lagi implementasi program yang telah dicanangkan pada umumnya masih banyak tidak sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat pelaku agribisnis, terutama masyarakat petani.
PENDAHULUAN Indonesia dengan keberagaman budaya masyarakatnya, dari tari-tarian, kesenian daerah, adat istiadat yang mengandung nilai luhur, seluruhnya merupakan potensi pariwisata yang sangat besar dan melimpah ruah. Potensi pariwisata Indonesia tidak hanya terletak dari segi kebudayaan saja, tetapi keindahan alam bumi pertiwi juga memiliki potensi pariwisata yang sangat besar apabila dikelola dengan baik. Bentang alam Indonesia yang masuk dalam iklim tropis menjadi keunggulan dengan kesuburan hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal tersebut berbanding lurus dengan keberagaman flora dan fauna, bahkan beberapa diantaranya merupakan endemik asli Indonesia. Tomohon, sebagai salah satu kota yang masuk di wilayah administratif Provinsi Sulawesi Utara menyimpan sejumput keindahan alam tersebut. Ya, keanekaragaman jenis bunga yang tumbuh dan dibudidayakan di Tomohon sudah terkenal bahkan hingga ke beberapa negara sahabat di mancanegara. Masyarakat Tomohon turut berperan serta dalam mengembangkan keanekaragaman jenis bunga agar menjadi daya tarik bagi wisatawan. Selain itu dengan adanya bunga sebagai ikon kota Tomohon turut serta mengembangkan potensi ekonomi kreatif bagi masyarakat setempat. Pemerintah pun memberikan dukungan langsung demi mengembangkan potensi wisata melalui bunga yang menjadi ikon kota Tomohon. Sejak tahun 2008 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan berbagai pihak menggelar acara bertajuk Tomohon International Flower Festival (TIFF) yang akan kembali diselenggarakan pada 8-12 Agustus 2014. Pada awal diselenggarakan pada tahun 2008 acara
ini hanya memenuhi skala nasional saja, selanjutnya pada tahun 2010 acara ini dikembangkan dengan skala yang lebih luas dengan taraf internasional. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun memasukkan festival ini ke dalam calendar of event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. TIFF kembali diselenggarakan tahun 2014 kali ini dengan mengangkat tema “Colourful Tomohon”. Berbagai kalangan optimis acara ini akan kembali memikat mata dunia. Dilihat dari mata acara dan partisipasi dari kalangan nasional maupun internasional diharapkan semakin menyemarakkan pagelaran festival bunga Tomohon kali ini. Dengan digelarnya acara ini cita-cita agar kota Tomohon dan Provinsi Sulawesi Utara semakin dikenal dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatifnya akan segera terwujud. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut dan dikarenakan festival ini telah menjadi agenda penting Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka panitia telah mempersiapkan dengan serius TIFF 2014 dengan rangkaian acara sedemikian rupa. Parade kendaraan hias bertajuk Tournament of Flower yang akan digelar pada 8-12 Agustus 2014 dan akan diikuti oleh perwakilan negara sahabat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, BUMN/BUMD, serta instansi/perusahaan swasta. Selain itu akan diselenggarakan juga Kontes Ratu Bunga yang diadakan pada 7-10 Agustus 2014 dan diikuti oleh para putri terbaik dari seluruh Indonesia. Kontes ini diadakan dengan tujuan memfasilitasi generasi muda bangsa untuk mengembangkan minat bakat masing-masing, termasuk kecintaannya terhadap bunga. Untuk melengkapi rangkaian acara TIFF 2014 dan demi mengembangkan ekonomi kreatif, panitia telah menambahkan mata acara Tourism, Trade, Investment, and Floriculture Expo yang diadakan pada tanggal 7-11 Agustus 2014. Acara ini merupakan sebuah pameran yang akan memamerkan landscape taman bunga dan juga menjadi ajang pameran pariwisata, perdagangan, investasi, dan seni rupa. Selain mengadakan acara berkaitan dengan keindahan kekayaan bunga sebagai ikon kota Tomohon, panitia juga menggelar rangkaian acara Pagelaran Seni dan Budaya Nusantara. Acara yang digelar untuk memperkenalkan warisan seni dan budaya Nusantara ini akan digelar pada 9-11 Agustus 2014. Acara tersebut diharapkan menjadi pemicu daya tarik penikmat TIFF untuk dapat mengenal potensi pariwisata Nusantara dari sisi Seni dan Budaya Nusantara. Penyelenggaraan TIFF 2014 selain untuk mempromosikan pariwisata Kota Tomohon yang memiliki ikon bunga sebagai daya tarik, juga memberikan dampak pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui kepariwisataan maupun ekonomi kreatif. Khususnya pengembangan kreativitas terhadap bunga yang banyak dikembangkan masyarakat setempat. Di luar rangkaian festival bunga Tomohon, diselenggarakan pula side event, di antaranya Eksibisi Layang-layang tingkat Nasional, Kompetisi Marching Band se-Indonesia Timur, Festival Kuliner, Lomba Paduan Suara antar Pelsus dan Denominasi Gereja, Pameran Seni Rupa tingkat Nasional, Karnaval Budaya dan Pawai Pembangunan serta Pameran dan Lomba Fotografi. Kegiatan tersebut juga diharapkan dapat menjadi perhatian dunia nasional dan internasional, karena melibatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Tomohon, serta dihadiri sebelas Duta Besar yang terundang dalam Diplomatic Tour dalam rangka TIFF 2014, para pemerhati Kota Tomohon, serta para stakeholder pariwisata. Pemerintah sebagai pelaksana event ini, merupakan bagian dari kebijakan pembangunan mereka yang berusaha meningkatkan kemajuan bidang pariwisata yang selanjutnya akan mensejahterakan rakyat Tomohon sendiri dan Sulut pada umumnya. Sesuai dengan sistem negara saat ini yang menganut pola otonomi yang dimulai sejak adanya Undangundang nomor 32 tahun 2004 mengenai pemerintahan daerah, yang menjelaskan mengenai sistem pemerintahan daerah dalam konsep otonomi daerah, sehingga setiap daerah berusaha mengembangkan potensi dirinya termasuk Kota Tomohon yang berusaha mengembangkan potensi bunganya dengan julukan kota bunga, dan menyelenggarakan TIFF sebagai Iven
internasional. Dampak dari TIFF adalah bagi pengembangan pembangunan pariwisata dan usaha masyarakat di bidang pertanian dan industri kecil dapat meningkat. Penelitian ini akan mendalami dampak pelaksanaan TIFF sebagai kebijakan pemerintah tersebut terhadap Ekonomi Masyarakat, Apakah erjadi hubungan mutualistik antara TIFF 2014 dengan masyarakat dalam hal perekonomian, dimana usaha rakyat dapat mengambil keuntungan dengan pelaksanaan TIFF. Hal ini menjadi sesuatu persoalan yang perlu dikaji melalui sebuah penelitian, sebagaimana yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Masri Singarimbun (1982), bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu. Dalam penelitian ini tim peneliti tidak melakukan kuantifikasi terhadap data yang diperoleh. Data yang diperoleh akan dianalisis serta dideskripsikan berdasarkan penemuan fakta-fakta penelitian di lapangan. GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Tomohon dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat, jarak dari ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado ±25 km. Dari Bandara International Sam Ratulangi ±34 km, dan dari Pelabuhan International Bitung ±60 km melalui Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Induk. Jarak dari Kabupaten Minahasa Induk ±15 km dan Kabupaten Minahasa Selatan ±58 km. Letak wilayah Kota Tomohon dari sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pineleng dan Tombulu (Kabupaten Minahasa), sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sonder dan Remboken (Kabupaten Minahasa) dan Kecamatan Tombariri (Kabupaten Minahasa), sebelah Barat dengan Kecamatan Tombariri dan sebelah Timur dengan Kecamatan Airmadidi (Kabupaten Minahasa Utara). Kota Tomohon berada di wilayah pegunungan yang terletak antara 01°18’51” Lintang Utara dan 124°49’40” Bujur Timur, memiliki luas 147,21 km2 dan berada pada ketinggian 400-1500 meter dpl dengan kisaran suhu 18° C - 30° C. Dengan kecepatan angin rata-rata 3,35 knot/bulan, kelembapaan udara rata-rata 90,67 %/bulan, temperature udara 22,33 °C/bulan, curah hujan rata-rata 291,04 mm/bulan dan tekanan udara 940,10. Terdapat tiga gunung yaitu gunung Lokon (1.579,6 m dpl), gunung Tampusu (1.474 m dpl), dan gunung Mahawu (1.331 m dpl). Beberapa sungai seperti Sungai Ranowangko, Sungai Sapa, Sungai Sinambey dan 32 mata air tersebar. Selain itu terdapat dua danau, yaitu danau Linow dan danau Pangolombian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kota Tomohon, Sulawesi Utara memang sedang gencar mengukuhkan diri sebagai kota bunga. Dengan mayoritas masyarakatnya yang bekerja di bidang holtikultura, khususnya bunga, memang sudah selayaknya Pemerintah dan masyarakat saling mendukung demi meningkatnya ekonomi negara dan Tomohon melalui tanaman cantik tersebut. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan menggelar Tomohon International Flower Festival 2012 pada 8-12 Agustus 2012 yang diisi dengan berbagai acara, termasuk Tournament of Flower, Pameran Florikultura, Festival Seni Budaya Nusantara, dan Kontes Ratu Bunga. Festival berskala internasional ini tentunya selain akan meningkatkan pendapatan petani bunga lokal, juga mendatangkan wisatawan, baik domestik dan mancanegara Dunia kepariwisataan dewasa ini berkembang semakin pesat dan menjadi fenomena yang mengglobal, yang menuntut keterlibatan berbagai pihak dalam rangka pemanfaatannya yang harus semakin terarah. Pariwisata telah menjadi salah satu sumber penerimaan devisa non-migas yang menjadi andalan negara – negara di dunia. Dunia yang semakin terbuka dengan perkembangan teknologi dan informasi, semakin menjadikan pariwisata sebagai daya tarik yang paling besar dari suatu daerah. Kepariwisataan merupakan sektor yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan erat dan harus didukung oleh sektor perkenomian, kebudayaan, perdagangan,
investasi, dan produk – produk unggulan daerah lainnya, seperti florikultura. Untuk mengelola dan mengembangkan sektor – sektor ini, diperlukan suatu sarana promosi yang dapat memperkenalkan dan kemudian mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki daerah, baik Kota/Kabupaten maupun Indonesia secara menyeluruh., sehingga dapat menunjang peningkatan ekonomi masyarakat, baik lokal maupun nasional. Dalam rangka mendukung program “Wonderful Indonesia” menuju peningkatan ekonomi melalui peningkatan arus kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun Nusantara, dan untuk mempromosikan berbagai potensi yang ada, maka Pemerintah Kota Tomohon akan menyelenggarakan kembali event Tomohon International Flower Festival 2014. Adapun maksud dan tujuan Tomohon International Flower Festival adalah sebagai berikut : Event Tomohon International Flower Festival 2014 mengangkat warna dan keanekaragaman berbagai aspek yang ada di Kota Tomohon, sehingga event ini diberi Tema “Colorful Tomohon”; Memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata Kota Bunga Tomohon beserta industri pendukungnya; Memberikan aspirasi dan motivasi bagi masyarakat terhadap usaha kepariwisataan serta bagi para calon Wisatawan yang akan datang di kota Tomohon; Mendukung program Pemerintah Pusat dalam menyukseskan Wonderful Indonesia 2014; Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui tumbuhnya usaha pariwisata dan meningkatkan kecintaan terhadap bunga dan tanaman hias sebagai bagian dari budaya masyarakat (flower liking as a lifestyle); Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM di bidang usaha berbasis produk florikultura serta kemampuan dan ketrampilan di bidang usaha kreatifitas desain dalam berbagai motif dan rancangan; Tujuan Wisata yang dikenal dan terkenal di dunia Internasional yang berkelanjutan; Meningkatnya kunjungan Wisatawan baik Mancanegara maupun Nusantara yangdapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. SASARAN dari Tomohon International Flower Festival adalah sebagai berikut : Menjadikan event Tomohon International Flower Festival 2014 sebagai wadah promosi pariwisata, perdagangan, investasi dan florikultura bagi Negara Sahabat, Kota dan Kabupaten, BUMN/ BUMD dan Perusahaan Swasta se Indonesia; Terdorongnya kerja sama promosi antar Negara Sahabat dengan Pemerintah Kota/ Kabupaten, Perusahaan Swasta dan BUMN/ BUMD se Indonesia; Meningkatnya kunjungan Wisatawan baik Mancanegara maupun Nusantara. MATERI KEGIATAN DAN JADWAL PELAKSANAAN Tomohon International Flower Festival berisi 4 (empat) agenda kegiatan, yakni: 1. Tournament of Flowers (ToF) : 8 Agustus 2014 Kegiatan pawai kendaraan hias bertaraf internasional yang akan diikuti oleh Perwakilan Negara Sahabat, Kabupaten / Kota se – Indonesia dan Perusahaan Swasta / BUMN / BUMD. Peserta kendaraan hias akan dinilai oleh tim pakar independent bertaraf nasional dengan kriteria yang ditetapkan panitia, dengan hadia sebagai berikut: Juara I : Trophy tetap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI + Uang Tunai Rp. 30.000.000,Juara II : Trophy tetap Gubernur Sulawesi Utara + Uang Tunai Rp. 25.000.000,Juara III : Trophy tetap Walikota Tomohon + Uang Tunai Rp. 15.000.000 Event ini akan diliput oleh media cetak dan media elektronik nasional dan akan dikunjungi oleh ± 35.000 pengunjung.
2. Kontes Ratu Bunga : 7 s/d 10 Agustus 2014 Bertaraf Nasional yang akan diikuti oleh Putri – putri terbaik utusan Kota/Kabupaten se-Indonesia 3. Pameran Bunga/Florikultura : 8 s/d 12 Agustus 2014 Kegiatan eksebisi bertaraf nasional yang menampilkan berbagai jenis bunga / florikultura yang disajikan dalam berbagai desain unik dan menarik yang dapat menarik minat wisatawan baik lokal, dalam dan luar negeri. 4. Pagelaran Seni Budaya Nusantara : 8 s/d 12 Agustus 2014 Menampilkan beragam Seni dan Budaya Nusantara yang diikuti oleh peserta Kabupaten / Kota se Indonesia, pagelaran akan dilaksanakan setiap hari di area pameran dan pada malam penutupan akan di isi oleh panggung hiburan rakyat dengan menampilkan artis – artis lokal dan nasional Pada 8 Februari 2006 untuk pertama kalinya diadakan Parade Bunga di Tomohon untuk merangsang wisata dan budi daya bunga. Parade bunga ini oleh Walikota Tomohon dijadikan kalender tetap tahunan. Pada bulan Juni 2008 diselenggarakan Tomohon Flowers Festival (TFF) sebagai kelanjutan dari Parade Bunga yang diadakan 8 Februari 2006. Tomohon International Flower Festival sebagai event dua tahunan pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 sebagai ‘Tomohon Flower Festival’, masih berskala nasional dengan peserta sebanyak 46 kota se-Indonesia dan dikunjungi 20 ribu orang. Pada penyelenggaraan keduanya tahun 2010, ditingkatkan menjadi event berskala internasional sebagai ‘Tomohon International Flower Festival’ dan diikuti 82 peserta, termasuk negara Malaysia, Vietnam, Korea Utara, India, dan Rusia dengan pengunjung sebanyak 25 ribu orang. TIFF 2012 kali ini mengangkat tema “Wonderful Tomohon”. Ajang berskala internasional ini dimaksudkan sebagai wadah promosi pariwisata bersama dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Sulawesi Utara, khususnya ke Tomohon. Wamen Parekraf Sapta Nirwandar yang juga sebagai (Plt) Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf menyatakan bahwa penyelenggaraan TIFF 2012 selain untuk memperomosikan pariwisata Kota Tomohon yang memiliki daya tarik bunga sebagai ikon, juga memberikan dampak pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pariwisata maupun ekonomi kreatif, terutama dari kreativitas bunga yang banyak dikembangkan masyarakat setempat. Sementara Walikota Tomohon Jimmy F. Eman menyatakan bahwa penyelenggaraan TIFF 2012 akan meliputi empat kegiatan utama, yakni Tournament of Flower (TOF) yang berlangsung tanggal 8 Agustus dan Kontes Ratu Bunga pada 10 Agustus. Juga ada Pameran Pariwisata, Perdagangan, Investasi dan Florikultura, serta Festival Seni Budaya Nusantara yang berlangsung pada 8-12 Agustus 2012. Penyelenggaraan TIFF 2012 akan diikuti para peserta dari perwakilan negara-negara sahabat, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), 15 Kabupaten/Kota seSulawesi Utara, BUMN, BUMD, serta perusahaan swasta dengan jumlah pengunjung pameran diperkirakan mencapai 30 ribu orang. Tomohon International Flower Festival 2014 yang tahun ini memasuki tahun pelaksanaan yang ke-empat kalinya setelah pelaksanaan pertamanya pada tahun 2008. Tomohon International Flower Festival 2014 merupakan event pariwisata yang menjadi bentuk komitmen nyata dari Pemerintah Kota Tomohon untuk memaksimalkan semua potensi wilayah dalam program-program kerja yang berkontribusi positif dalam pengembangan Kota Tomohon yang menjadi Kota Otonomi pada 27 Januari 2003. Event tersebut merupakan agenda dua tahunan yang digagas untuk menjadi introduktori Kota Tomohon sebagai Kota Bunga. Hal tersebut dikarenakan berbagai jenis tanaman termasuk bunga, telah tumbuh subur di daerah pegunungan Kota Tomohon yang asri. Pemerintah Kota Tomohon meyakini bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor potensial untuk mempromosikan Kota Tomohon yang
merupakan Kota berkembang hasil pemekaran wilayah. Dengan mempertimbangkan faktorfaktor penunjang kepariwisataan yang merupakan karakteristik wilayah seperti alam pegunungan, udara sejuk dan tempat-tempat wisata alam, budaya dan reliji maka kemudian promosi melalui event-event kepariwisataan dianggap representatif. Mengulang sukses Tomohon International Flower Festival 2012 yang menampilkan parade sekitar 34 kendaraan hias (float) dan dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Wakil Menteri Perdagangan RI, Wakil Menteri Pertanian RI, Gubernur Sulawesi Utara dan sejumlah undangan Bupati/Walikota, anggota DPRD serta undangan perwakilan dari negara sahabat seperti Duta Besar afrika Selatan, Konjen USA, Konjen Filipina dan Perancis. Tomohon sejak dahulu telah dituliskan dalam beberapa catatan sejarah. Salah satunya terdapat dalam karya etnografis Pendeta N. Graafland yang ketika pada tanggal 14 Januari 1864 di atas kapal Queen Elisabeth, ia menuliskan tentang suatu negeri yang bernama Tomohon yang dikunjunginya pada sekitar tahun 1850. Perkembangan peradaban dan dinamika penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan dari tahun ke tahun menjadikan Tomohon sebagai salah satu ibukota kecamatan di Kabupaten Minahasa. Salah satu upaya pemerintah kota tomohon dalam mempromosikan kota tomohon sebagai kota bunga adalah dengan menyelenggarakan iven internasional yang bertajuk “Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2012. Potensi pariwisata juga merupakan salah satu andalan dari kota tomohon dalam upaya mempromosikan Tomohon sebagai salah satu kota produktif kepada dunia luar. Kota Tomohon yang dijuluki sebagai kota bunga, dipandang sebagai salah satu kota langka di Indonesia. Karena, Tomohon memiliki budaya bunga dan mempunyai potensi dalam mengembangkan florikultura. 1. Dengan potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Bagian pemerintah kota Tomohon akan sangat memudahkan dalam meningkatkan promosi Tomohon sebagai kota bunga. 2. Peran pemkot Kota Tomohon mempromosikan Tomohon sebagai kota Bunga masih sangat kurang atau dengan kata lain belum maksimal. 3. Peran pemkot Tomohon lebih terfokus pada membuat ivent internasional, membuat pameran, menggunakan iklan media massa, website/internet dan baliho maupun pamflet dalam mempromosikan Tomohon sebagai Kota bunga Internasional. Dalam upaya mempromosikan Tomohon sebagai Kota Bunga bagian humas perlu meningkatkan intensitas penggunaan media massa seperti televisi maupun majalah serta rutin menupdate informasi tersebut pada website pemkot Tomohon sebagai media supporting Tomohon sebagai Kota Bunga tersebut.Diperlukan bagian khusus untuk menanggani permasalahan promosi Tomohon sebagai kota bunga internasional untuk mengoptimalisasikan upaya promosi tersebut. A. Prospek Kota Tomohon Bagi Pegembangan Bunga Kebijakan pemerintah mengenai Tomohon International Flower Festival (TIFF), sangat sejalan dengan kondisi Kota Tomohon yang memiliki tofografi bergunung dengan ketinggian lahan antara 700 m – 800 m diatas permukaan laut (dpl), dengan tingkat kelembapan terendah berkisar di 88% dan kelembapan tertinggi 93%. Sebagian besar wilayah Kota Tomohon memiliki tofografi bergunung di antaranya terdapat gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Lokon (1580 m) dan Gunung Mahawu (1311 m), sedangkan yang tidak aktif Gunung Tampusu (1500 m) dan Gunung Tatawiran (1474 m). Berdasarkan ketinggian lahan, Kota Tomohon berada pada ketinggian antara 700 m dpl – 800 m dpl. Sesuai dengan Kebijakan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Tomohon bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tomohon, tercantum
Visi dan Misi Kota Tomohon yang menjadi landasan Pembangunan Jangka Menengah tahun 2011 –2016 adalah: Visi “ Terwujudnya Masyarakat Kota Tomohon Yang Religius, Mandiri, Sejahtera, Berwawasan Lingkungan Dengan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Mendunia.” Misi 1. Mengembangkan dasar-dasar moral yang positif, kreatif, dan realistis bagi pembangunan berdasarkan nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut. 2. Meningkatkan program kemandirian baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. 3. Melanjutkan pembangunan berdasarkan tata ruang yang mencakup semua aspek yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 4. Melestarikan lingkungan hidup melalui semua konsep pembangunan yang harus berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan good governance dan clean government dengan transparansi dan akuntabilitas total yang melindungi kepentingan rakyat. 6. Membangun kerjasama yang harmonis dan saling menguntungkan dalam segala bidang baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tomohon Tahun 2011 – 2031, menyebutkan Tujuan penataan ruang Kota Tomohon yang sangat berkaitan dengan pengembangan wisata TIFF yang adalah adalah “Mewujudkan Pembangunan Yang Berkelanjutan di Kota Tomohon Sebagai Kota Bunga yang Ramah Lingkungan didukung Kegiatan Agrikultur dan Ekowisata”. Kebijakan Penataan Ruang Kota Tomohon: 1. Perwujudan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Kota Tomohon. 2. Pengembangan Kota Tomohon sebagai Kota Bunga secara progresif yang berorientasi pada pengembangan “kota hijau” yang natural. 3. Pengembangan aktivitas agrikultural yang bernilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan. 4. Pembangunan dan pengembangan ekowisata di Kota Tomohon yang berbasis masyarakat dan keunggulan budaya lokal yang telah dikenal dan melekat dengan Kota Tomohon. Strategi Penataan Ruang Kota Tomohon: 1. Perwujudan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Kota Tomohon, meliputi: a. Memantapkan kawasan yang berfungsi lindung di wilayah Kota Tomohon dan mengendalikan pembangunan agar jangan sampai mengganggu keberadaan kawasan- kawasan yang berfungsi lindung tersebut. b. Melakukan konservasi dan preservasi pada kawasan-kawasan lindung dan pada kawasan- kawasan kritis. c. Mengendalikan pembangunan pada kawasan-kawasan yang rawan terhadap bencana gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir. d. Membangun prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang sifatnya ramah lingkungan seperti pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu, lubang biopori, sumur-sumur resapan, dan lain-lain, agar peran wilayah Kota Tomohon sebagai daerah hinterland dan penyangga untuk kawasan sekitarnya dapat tetap terjaga dan lestari. e. Membangun dan mengembangkan pembangunan kota yang berlandaskan pada aspek mitigasi bencana dengan merencanakan jalur-jalur evakuasi dan ruang evakuasi.
f. Mengembangkan sistem transportasi yang memberikan rasa aman dan nyaman di seluruh wilayah Kota Tomohon dengan memperhatikan peran Tomohon sebagai kota di persimpangan sirkulasi yang ada di Tanah Minahasa. g. Mengembangkan sistem energi yang terbarukan dan ramah lingkungan di seluruh wilayah Kota Tomohon dengan memaksimalkan potensi klimatologi yang dimiliki Kota Tomohon. h. Mempertahankan dan mengembangkan fungsi-fungsi yang telah berkembang dan telah menjadi bagian dari pencitraan Kota Tomohon yaitu fungsi pendidikan agar lebih dapat ditingkatkan lagi pada semua aspek fasilitas pendidikan dan melebarkan peran tersebut pada fungsi-fungsi yang lain seperti kesehatan, keagamaan, dan lain-lain. i. Mengembangkan dan melestarikan keberlangsungan aktivitas industri rumah tradisional Minahasa dengan menjamin ketersediaan bahan baku industri yang berbahan dasar kayu seperti menyediakan lahan bagi pengembangan hutan rakyat, dan lain-lain. j. Merencanakan dan mengendalikan pembangunan dengan menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Zoning Regulation (ZR) serta Rencana Tata Ruang dan Lingkungan (RTBL) yang lebih dapat diandalkan dalam menata dan mengatur pembangunan di wilayah Kota Tomohon. 2. Pengembangan Tomohon sebagai Kota Bunga secara progresif yang berorientasi pada pengembangan kota hijau yang natural, meliputi: b. Mengembangkan aktivitas florikultura di wilayah Kota Tomohon berdasarkan karakteristik wilayah yang ada serta berdasarkan hasil kajian untuk menentukan dan menetapkan delineasi pengembangan kawasan florikultura yang jelas. c. Mengembangkan citra kota bunga di wilayah Kota Tomohon dengan membangun gerbang- gerbang kota dengan nuansa dan simbol bunga yang berbeda-beda sekaligus menjadi landmark bagi kawasan. d. Mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Kota Tomohon dengan memaksimalkan peran aktivitas florikultura sebagai bagian dari upaya menciptakan kota hijau yang bersih (clean and green city), selain dengan tetap mempertahankan kawasan-kawasan alami yang hijau sebagai kawasan hutan kota, jalur hijau, taman kota, dan lainnya. e. Mengembangkan sarana-sarana penunjang aktivitas industri bunga di Kota Tomohon dengan mengembangkan aktivitas yang dapat mengangkat citra kota bunga seperti membangun etalase bunga, pasar bunga, mempertahankan penyelenggaraan TOFF (Tournament Of Flower Festival) yang rutin diadakan tiap tahun dan meningkatkannya ke taraf internasional, mengembangkan upaya dan peluang ekspor dari aktivitas industri bunga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat. 3. Pengembangan aktivitas agrikultur yang bernilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan, meliputi: a. Menetapkan dan mengembangkan kawasan pertanian, berdasarkan kondisi, dan karakteristik lahan dengan memperhatikan faktor kesesuaian lahan. b. Menerapkan sistem pertanian organik. c. Meningkatkan produktivitas pertanian melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian. d. Menerapkan sistem pengolahan tanah yang konservatif seperti sistem terasering pada lahan berkontur, dan lainnya. e. Mengembangkan komoditas prospektif dan bernilai ekonomi tinggi. f. Mengembangkan klaster pertanian secara integratif.
g. Mengembangkan sistem distribusi dan pemasaran hasil produksi pertanian yang terkontrol dan terkendali yang ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang seperti tersedianya pasar tradisional atau pasar khusus sayuran, cold storage dan pergudangan, sistem sirkulasi, dan transportasi penunjang pasca produksi. 4. Pembangunan dan pengembangan ekowisata di Kota Tomohon yang berbasis masyarakat dan keunggulan budaya lokal yang telah dikenal dan melekat dengan Kota Tomohon, meliputi: a. Mengidentifikasi dan menetapkan ODTW (Objek Daerah Tujuan Wisata) Kota Tomohon, serta mengembangkannya dalam suatu tatanan masterplan wisata yang tidak hanya melingkupi wilah Kota Tomohon, tetapi juga terpadu dengan kawasankawasan wisata lain di wilayah sekitarnya Tomohon. b. Melakukan revitalisasi dan mengembangkan ODTW terutama yang berifat unik dan berbasis lingkungan (alami). c. Mengembangkan ODTW kreatif yang berbasis kearifan lokal, alamiah, unik, dan partisipatif, seperti dengan mengembangkan wisata religius di Kota Tomohon yang mengangkat peran sejarah perkembangkan keagamaan dan keberagaman simbolsimbol religius yang ada. d. Membangun dan mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berorientasi pada aspek pariwisata. e. Merevitalisasi, merenovasi, dan merehabilitasi objek-objek yang memiliki nilai sejarah tinggi dan mengembangkannya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pariwisata di Kota Tomohon. B. Dampak TIFF Pada Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tomohon Barat Pada skala usaha untuk pengembangan bunga potong dalam ukuran 4-5 bedengan maka para petani dapat menghasilkan produksi bunga potong sebanyak 8000 tanaman yang ditanam, dengan produksi bunga 6200 tangkai maka hasil yang diperoleh sebesar Rp. 12.400.000,- (tahun 2008) sedangkan untuk tahun 2009 produksi bunga meningkat menjadi 12.400 tangkai dengan harga Rp. 2000,- per tangkai maka hasil yang diperoleh yaitu Rp. 24.000.000,-. Untuk usaha pembibitan telah memproduksi sebanyak 13.800 tanaman bibit yang telah dipasarkan, Pemasaran bibit selain kebutuhan di desa sampai kecamatan lain di kota Tomohon juga sampai di luar kota Tomohon. Perbaikan kondisi social ekonomi pada masyarakat Kakskasen Dua sangat ditunjang oleh salah satunya pembangunan infrasruktur. Pembangunan tersebut berupa jalan usahatani menuju perkebunan hortkultur, sehingga terjadi peningkatan aktifitas usahatani. Selanjutnya berdasarkan data desa bahwa setelah Prima Tani telah terjadi peningkatan jumlah traktor tangan yang dimiliki masyarakat dari 5 menjadi sekitar 8 unit. Aroma bunga nan semerbak mengiringi perayaan pesta bunga yang secara rutin digelar di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Acara bertajuk Tomohon Flower Festival (TFF), yang digelar sebagai puncak Tournament of Flowers, menyedot arus kunjungan wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara setiap kali perayaannya. Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon telah mencanangkan Tomohon Kota Bunga sebagai Ikon Kota dan referensi dasar pembangunan ekonomi daerah. Hal ini mendorong berkembangnya usaha florikultura di Tomohon yang berdampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pertumbuhan sektor barang dan jasa. Mengingat pentingnya peran promosi bagi pengembangan industri florikultura, Pemkot Tomohon memfasilitasi kegiatan promosi tahunan dalam bentuk festival yang dikaitkan dengan promosi pariwisata. Melalui TFF, berbagai acara digelar dalam upaya mengenalkan potensi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Tomohon.
KESIMPULAN DAN SARAN Pemerintah Kota Tomohon telah berupaya mengembangkan sarana-sarana penunjang aktivitas industri bunga di Kota Tomohon dengan mengembangkan aktivitas yang dapat mengangkat citra kota bunga seperti membangun etalase bunga, pasar bunga, mempertahankan penyelenggaraan TOFF (Tournament Of Flower Festival) yang rutin diadakan tiap tahun dan meningkatkannya ke taraf internasional, mengembangkan upaya dan peluang ekspor dari aktivitas industri bunga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat. Adanya TIFF telah memacu usaha pembibitan dan budidaya Bunga Krisan yang beberapa tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Permintaan Bunga Krisan pada pasar dalam negeri diperkirakan meningkat sebesar 15% per-tahun, sedangkan pada pasar luar negeri dipekirakan meningkat sebesar 20% per-tahun. Menurut catatan Asbindo (Asosiasi Bunga Indonesia) impor produk florikultura terus meningkat. Peningkatan impor produk florikultura sejalan dengan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang terus tumbuh. Semua ini menunjukan peluang pasar produk florikultura terbuka dan akan terus mengalami peningkatan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah pada umumnya petani di Tomohon Barat belum mempunyai kemampuan memadai dalam mengakses potensi sumberdaya yang ada termasuk teknologi yang terus berkembang untuk memperoleh penghasilan yang layak. Selain itu penanganan pengembangan sumberdaya tersebut belum terpadu, masih terlena dengan sub sektor masing-masing. Terlebih lagi implementasi program yang telah dicanangkan pada umumnya masih banyak tidak sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat pelaku agribisnis, terutama masyarakat petani.
DAFTAR PUSTAKA Abe, Alexander,, 2001, Perencanaan daerah memperkuat prakarsa rakyat dalam otonomi daerah, Lapera Pustaka Utama, Yogyakarta. Abe, Alexander, 2002, Perencanaan Daerah Partisipatif, Penerbit Pondok Edukasi, Solo. Adi, Isbandi Rukminto, 2001, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Lembaga Penelitian FE-UI, Jakarta. Ade Cahyat dan Sigit Wibowo , 2006, Masyarakat mengawasi pembangunan daerah, Bagaimana agar dapat efektif?. Penerbit Center for International Forestry Research, CIFOR Bogor, Indonesia. Budi Puspo, Bahan Ajar Metodologi Penelitian Kualitatif, Universitas Diponegoro, Semarang. Conyers, Diana, 1994, Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kunarjo, 2002, Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan, Universitas Indonesia UI Press, Jakarta. Kartasasmita, Ginanjar, 1997, Administrasi Pembangunan, LP3ES, Jakarta. Moleong, Lexy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosada Karya, Bandung. Mubiyarto, 1984, Pembangunan Pedesaan, P3PK UGM, Yogyakarta. Mikkelsen, Britha, 2006, Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Muhadjir, H. Noeng, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rakesarasin, Yogyakarta. Milles, MB & Hubberman, AM, (1992) Analisis Data Kualitatif , Terjemahan leh Tjetjep Rohidi dan mulyarto, UI Percetakan, Jakarta.
Riyadi dan Bratakusumah, D.S, 2004, Perencanaan Pembangunan Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. ReksoPutranto, Soemadi, 1992, Manajemen Proyek Pemberdayaan, Lembaga Penerbitan FEUI, Jakarta. Siagian, Sondang P, 1994, Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta. Singarimbun, Masri dan sofyan Effendi, 1986, Metode Penelitian Survey, Suntingan LP3ES, Jakarta. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta. Tjokroamidjojo, Bintoro, 1995, manajemen Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta. Nawawi Ismail, 2009. Ekonomi Islam, (:Surabaya : CV.Putra Media Nusantara Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, 2009. Ekonomi Islam,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Sukirno Sadono, 2009. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, Sumodiningrat, Gunawan, 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS Gramedia, Jakarta: Pustaka Utama Sasono, Adi 1998. Solusi Islam atas Problematika Umat (Ekonomi,Pendidikan dan Dakwah),( Jakarta : Gema Insani Perss, http://javlec.org/index.php/isu/usaha-kecil-mandiri.html, dicatat pada tanggal, 25 Mei 2012 Daftar Bacaan Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan Nasional. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.