PERBEDAAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PADA KONSEP FUNGI (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 39 Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh LATIFA NURRACHMAN 1110016100023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ABSTRAK Latifa Nurrachman, 1110016100023, Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada konsep fungi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 39 Jakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan metode kuasi eksperimen yang menggunakan desain two group pretest-posttest design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 berjumlah 36 orang sebagai kelas eksperimen I (kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah) dan siswa kelas X MIA 2 berjumlah 36 orang sebagai kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek). Instrumen penelitian berupa soal uraian sebanyak 15 soal dan lembar observasi guru. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji beda Mann Whitney U, diperoleh harga signifikansi sebesar 0,264 lebih besar dari harga alpha sebesar 0,05 (Sig > α ). Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada konsep fungi. Kata kunci : Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Berbasis Proyek
v
ABSTRACT Latifa Nurrachman, 1110016100023, Differences High Order Thinking Skill Between Students Using Problem Based Learning Model and Project Based Learning Model on The Concept of Fungi, BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The aim of this research study is to determine the differences high order thinking skill between students using problem based learning model and project based learning model on the concept of fungi. This research was conducted at SMAN 39 Jakarta academic year 2014/2005 with a quasi experimental method which uses two design group pretest posttest design. Sampling in this study was purposive sampling technique. The sample were class X MIA 1 with 36 students as the first experimental class (class using problem based learning model) and X MIA 1 with 36 students as the second experimental class (class using project based learning model). The instrument test were an essay test consist of 15 question and teacher observation sheet. Data analysis the two groups was Mann Whitney U test, the result of significance value is 0,264 over alpha value 0,05 (Sig > α). This suggest that there were no differences high order thinking skill between students using problem based learning model and project based learning model on the concept of fungi. Keyword : High Order Thinking Skill, Problem Based Learning, Project Based Learning
vi
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi dengan judul Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasihkepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Meiry F. Noor, M.Si., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A 2010 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6.
Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk menyelesaikan penelitian ini.
7.
Drs. H. Sukandi, MM., Kepala Sekolah SMA Negeri 39 Jakarta yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini dan Dra. Tri Hardani, guru bidang studi Biologi Kelas X SMA Negeri 39 Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
vii
8.
sSiswa kelas X MIA 1 dan X MIA 2 SMA N 39 Jakarta yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
9.
Ayah (Abdul Rahman) dan Ibu (R.Rahmawati) tercinta serta adik (Zaini Hadi Nurrahman dan Latisya Citra Nurrahman) yang selalu mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis.
10. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini. 11. Seluruh kawan-kawan PPKT SMA Negeri 4 Depok yaitu Aldian Kurnia Putra, Bayu Purnomo, Kurnia Dewi N, Ardi Wahyudi, dan Mulianingsih yang selalu memberikan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini. 12. Asisten laboratorium pendidikan kimia dan pendidikan biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini. 13. Kawan-kawanku, Anastasya desy P, Amalia Amin, Zulfah F, Sekar Wisma W, Anas Binazar yang telah memberikan semangat dalam penelitian ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Jakarta,
Penulis
viii
Mei 2015
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................. iv ABSTRAK ...............................................................................................................v ABSTRACT ............................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Identifikasi Masalah……………………………………………….............5 C. Pembatasan Masalah .....................................................................................5 D. Rumusan Masalah .........................................................................................6 E. Tujuan Penelitian...........................................................................................6 F. Kegunaan Penelitian ......................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ..............................................................................................8 1. Kajian Teoritis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ............................8 2. Kajian Teoritis Teori Belajar Konstruktivisme .......................................24 3. Kajian Teoritis Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) .................................................................................................28 4. Tinjauan Konsep Fungi ...........................................................................42 B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................44 C. Kerangka Berpikir ........................................................................................47 ix
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................................48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................49 B. Metode Penelitian .........................................................................................50 C. Variabel Penelitian .......................................................................................51 D. Populasi dan Sampel ....................................................................................51 E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................52 F. Instrumen Penelitian .....................................................................................52 G. Prosedur Penelitian ......................................................................................56 H. Kalibrasi Instrumen .....................................................................................57 I.
Teknik Analisis Data ....................................................................................61
J.
Hipotesis Statistik .........................................................................................67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................68 1. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II.......68 2. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II.......73 B. Analisis Data Tes Hasil Belajar ...................................................................77 1. Uji Normalitas .........................................................................................77 2. Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi .....................................................................................................78 3. Uji Homogenitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah .............79 4. Uji Hipotesis Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah ...................80 C. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ..............................................80 D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................81
BAB VPENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................89
x
B. Saran .............................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................91 LAMPIRAN ............................................................................................................97
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Perbedaan Problem Solving Test dan Exercise Solving Test ...................20 Tabel 2.2Sintaks PBL ..............................................................................................31 Tabel 2.3KI dan KD Konsep Fungi .........................................................................42 Tabel 3.1Tahapan Persiapan, Uji Coba, dan Penelitian ...........................................49 Tabel 3.2Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II .............50 Tabel 3.3Desain Penelitian.......................................................................................51 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Konsep Fungi .......................................................................................................53 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Konsep Fungi .......................................................................................................55 Tabel 3.6Interpretasi Kriteria Realibilitas Instrumen...............................................59 Tabel 3.7Interpretasi Tingkat Kesukaran ................................................................60 Tabel 3.8Interpretasi Daya Pembeda .......................................................................60 Tabel 4.1 Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi).........................68 Tabel 4.2 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir TingkatTinggi) Sub-Konsep Pretest,Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I danKelas Eksperimen II ..........................................................................................69 Tabel 4.3Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ................................................. 72 Tabel 4.4Hasil N-Gain (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ......................................................................................... 72 Tabel 4.5 Pretest, Posttest, dan N-Gain Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) .......................73 Tabel 4.6Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Sub-Konsep Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I
xii
dan Kelas Eksperimen II ........................................................................ 74 Tabel 4.7Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Jenjang KognitifPretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas EksperimenII .......................................................................... 75 Tabel 4.8Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II .................................77 Tabel 4.9Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II .................................78 Tabel 4.10 Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ........................................................................................79 Tabel 4.11 Uji Homogenitas berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah .....................................................................................79 Tabel 4.12Uji Hipotesis berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah................................................................................................... 80 Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas Eksperimen I ......................................................................................... 80 Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas Eksperimen II .........................................................................................81
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen I .......97 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen II .....141 Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen I...................................................................191 Lampiran 4. LKS Kelas Eksperimen II .................................................................223 Lampiran 5. Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi......................258 Lampiran 6. Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi..................273 Lampiran 7. Rekap Analisis Butir Soal Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah...............................................................................................284 Lampiran 8. Instrumen Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah ...................286 Lampiran 9. Data Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen I dan II .....................................................292 Lampiran 10. Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen I dan II .....................................................300 Lampiran 11. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Tiap Subkonsep Kelas Eksperimen I dan II ..............................................303 Lampiran 12. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Tiap Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif I dan II ............................315 Lampiran 13. Data Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Kelas Eksperimen I dan II....................................................331 Lampiran 14. Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Kelas Eksperimen I dan II....................................................339 Lampiran 15. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Tiap Subkonsep Kelas Eksperimen I dan II ..............................................341 Lampiran 16. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Tiap Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen I dan II .....................................353 Lampiran 17. Uji Normalitas Gain .........................................................................365 Lampiran 18. Uji Beda Gain (Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ................................................................................................366 Lampiran 19. Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah................367
xiv
Lampiran 20. Uji T Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah..........................368 Lampiran 21. Lembar Wawancara Guru .................................................................369 Lampiran 22. Nilai Siswa Pada Materi Sebelum Fungi ..........................................370 Lampiran 23. Uji Beda Gain (Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif .............................372 Lampiran 24. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen I....................................373 Lampiran 25. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen II ..................................385 Lampiran 26. Lembar Uji Referensi ........................................................................397 Lampiran 27. Surat Permohonan Izin Penelitian .....................................................407 Lampiran 28. Surat Keterangan Penelitian ..............................................................408 Lampiran 29. Foto Penelitian ..................................................................................410
xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, setiap bangsa memiliki visi yang sama yaitu maju dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. UNESCO Science Report 2010 dalam Sari menyatakan bahwa kejayaan suatu bangsa di era globalisasi seperti sekarang ini ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang menguasai sains dan teknologi (saintek).1Keunggulan dalam saintek mampu menciptakan berbagai barang dan jasa yang baik serta diminati oleh berbagai negara. Akibatnya, ekonomi negara tersebut akan maju. Sebaliknya, jika suatu negara tidak unggul dalam saintek, maka negara tersebut akan bergantung kepada negara lain. Keunggulan dalam saintek ditentukan oleh kualitas pendidikan. Kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang bermutu mampu membekali peserta didik dalam menghadapi tantangan di era globalisasi sehingga menjadikannya manusia unggul dalam bidang saintek. Salah satu indikator pembelajaran bermutu adalah dapat membelajarkan peserta didik belajar secara mandiri dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir untuk menemukan jawaban atau solusi di tengah-tengah situasi yang sulit dan membingungkan dengan cara mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori kemudian mampu menguhubungkannya menjadi informasi yang lebih luas sehingga solusi ditemukan. Berpikir tingkat tinggi pada Taksonomi Bloom berada pada proses kognitif analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Proses kognitif menganalisis dan mengevaluasi digolongkan ke dalam
1
Milya Sari, “Usaha Mengatasi Problematika Pendidikan Sains di Sekolah dan Perguruan Tinggi”, Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, No. 1, Februari 2012, h. 74
1
2
berpikir kritis (critical thinking), sementara mencipta digolongkan ke dalam berpikir kreatif (creative thinking).2 Siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak hanya hafal informasi tetapi memiliki kemampuan menerapkan informasi pada situasi baru. Keterampilan berpikir tingkat tinggi juga meliputi keterampilan siswa dalam menalar.3 Indonesia tidak termasuk negara yang diperhitungkan dalam perkembangan saintek.4 Hal ini dikarenakan prestasi pendidikan Indonesia yang masih rendah. Prestasi ini dinilai dari kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal yang menggunakan daya pikir tingkat tinggi. Berdasarkan data PISA tahun 2012 yaitu dari 65 negara peserta, peringkat Indonesia untuk kemampuan matematika dan sains berada di posisi 64.5Siswa di Indonesia hanya terbiasa dengan soal-soal rutin pada level 1 dan level 2 sehingga nilainya rendah ketika diberi soal dengan standar PISA yang terdiri atas level 1-6 dan soal bersifat kontekstual.6 Pemerintah menerapkan kurikulum 2013 untuk menghadapi tuntutan pendidikan di era globalisasi.Tema pengembangan kurikulum 2013yaitu kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.7Kompetensi sikap yang harus dimiliki siswa berupa perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santu, responsif dan pro-aktif.Selain itu, siswa juga memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
2
dan metakognitif dalam berbagai
bidang ilmu
Muslimin Ibrahim, “Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)”, Makalah yang disampaikan pada seminar Pendidikan FMIPA di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 11 April 2015), h. 3 3 Emi Rofiah, Nonoh Siti Aminah, Elvin Yusliana Ekawati, “Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 2,September 2013,ISSN: 2338 - 0691, h. 17. 4 Sari., loc. cit. 5 OECD, PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds know and what they can do with what they know, 2015, p.5, (http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf) 6 I Ketut Kertayasa, Tanpa Judul, 2014, (http://www.indonesiapisacenter.com/2014/03/tentang-website.html) 7 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, “Konsep dan Implementasi Kurikulum”, Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan, Jakarta, 14 Januari 2014, h. 24
3
pengetahuan
sebagai
kompetensi
pengetahuan.
Kompetensi
keterampilan
menuntut siswa memiliki kemampuan bertindak secara efektif, kreatif dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan dalam mengaplikasikan materi yang dipelajari di sekolah di kehidupan sehari-hari.8 Pola pembelajaran kurikulum 2013 menekankan kepada high order thinking skill.9 Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dapat dikembangkan dengan teknik pembelajaran yang mendorong siswa menggali pengetahuannya secara aktif dan mandiri. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu menggunakan pembelajaran
berdasarkan
pendekatan
konstruktivisme.
Pendekatan
konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.10 Model pembelajaran yang sesuai paham konstruktivisme dan kurikulum 2013 diantaranya Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).11Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dan menggunakan masalah dalam dunia nyata sebagai bahan bagi siswa untuk belajar. Masalah yang dihadirkan bersifat rumit sehingga tidak ada jawaban atau prosedur yang jelas untuk diikuti oleh siswa. Siswa menganalisis masalah, konteks dan menerapkan proses berpikir deduktif dan induktif untuk memahami masalah dan menemukan solusi.12 Sementara itu, pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang melatih kemampuan siswa untuk membuat suatu produk guna mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Pembelajaran berbasis proyek memiliki sifat menjelajahi daerah baru, menemukan
8
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 12 9 Kemdikbud, Perubahan Pola Pikir dalam Kurikulum 2013, 2014, h. 39, tersedia melalui kemdikbud.go.id diakses pada tanggal 2 April 2015. 10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet ke 2, h. 69 11 Salinan Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3, tersedia melalui akmadsudrajat.wordpress.com diunduh pada tanggal 12 Mei 2015. 12 Matthew B. Eterington, “Investigative Primary Science: A Problem-based Learning Approach”,Australian Journal of Teacher Education, Vol. 36, No. 9, September 2011, p.37
4
masalah ilmiah baru dan mengintegrasikan pengetahuan dari mata pelajaran yang berbeda.13 Persamaan kedua model ini antara lain kegiatan pembelajaran bersifat student centered, pertanyaan yang disajikan menuntut banyak jawaban alternatif, dan siswa bekerja secara kooperatif dalam sebuah grup, serta fokus pembelajaran bermuara kepada pemecahan masalah. Perbedaan dari kedua model tersebut adalah produk Problem Based Learning(PBL) berupa suatu solusi permasalahan yang disampaikan dalam bentuk tulisan atau presentasi sedangkan pada Project Based Learning(PjBL)siswa diharuskan membuat produk hasil kreasinya sebagai solusi permasalahan sehingga mendorong siswa untuk menggunakan keterampilan psikomotoriknya. Penulis menerapkan penggunaan model Problem Based Learning dan Project Based Learningpada konsep kingdom fungi (jamur). Konsep fungi yang digunakan dalam penelitian ini dikarenakan jamur banyak memunculkan isu positif maupun isu negatif bagi manusia. Isu yang muncul karena jamur dapat bermanfaat maupun merugikan kehidupan manusia dan lingkungannya. Sejauh ini belum banyak penelitian membedakanketerampilan berpikir tingkat tinggi antara model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) yang disertai dengan pembagian instrument pada ranah pengetahuan dan jenjang kognitif. Instrumen pembelajaran penting dikembangan sesuai dengan ranah pengetahuan dan jenjang kognitif agar memudahkan guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Berdasarkan paparan di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian “PerbedaanKeterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Pada Konsep Fungi”.
13
Milan Kubiatko dan Ivana Vaculova, “Project-based learning:characteristic and the experiences with application in the science subjects”, Energy Education Science and Technology Part B: Social and Educational Studies, Vol. 3, No. 1, p. 66
5
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut: 1. Rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih rendah. 2. Pembelajaran kurikulum 2013 telah mengarah kepada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 3. Model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) dianggap sebagai solusi untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 4. Belum banyak penelitian untuk melihat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
C.
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada: 1. Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMAN 39 Jakarta. 2. Instrumen untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu soal uraian dan instrumen untuk hasil belajar tingkat rendah yaitu soal pilihan ganda 3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi mengukur pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural pada jenjang kognitif Bloom C4-C6, sementara untuk pengetahuan metakognitif dibatasi pada jenjang kognitif Bloom C2 dan C4 sebagai data primer. 4. Keterampilan berpikir tingkat rendah yang diukur dalam soal pilihan ganda dominan soal jenjang kognitif Bloom C1-C3 sebagai data sekunder. 5. Model pembelajaran yang digunakan yaitu Pembelajaran
Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). 6. Konsep biologi dalam penelitian ini adalah Fungi.
6
D.
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah keterampilan berpikir
tingkat tinggisiswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) lebih tinggi dari siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada konsep Fungi?”
E.
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan keterampilan
berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) pada Fungi di SMAN 39 Jakarta.
F.
Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk: 1. Bagi guru Khususnya bagi guru bidang studi biologi dapat menjadikan penggunaan Problem Based Learning dan Project Based Learning sebagai salah satu alternatif
strategi
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa 2. Bagi siswa Untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tingginya yang meliputi kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi 3. Bagi pembaca Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih mendalam dan relevan.
7
4. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menyampaikan informasi tentang perbedaan penggunaan Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teoritis
1.
Kajian Teoritis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi a. Pengertian Keterampilan Berpikir Menurut Gilmer dalam Kuswana, berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau simbol-simbol pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Berpikir juga sebuah proses dari penyajian suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang satu sama lain saling berinteraksi.1 Berpikir dianggap sebagai sebuah tindakan dan kegiatan. Berpikir adalah tindakan yang melebihi informasi yang diberikan dan kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.2 Berpikir terkenal sulit untuk didefinisikan, tetapi jika kita ingin mendefinisikannya,
berpikir
adalah
proses
psikologi
abstrak
yang
memanipulasi pengetahuan. Proses-proses yang abstrak tidak dapat dibatasi oleh keterangan-keterangan dari pengalaman sebelumnya dan berpikir abstrak merupakan dasar dari klaim rasionalitas manusia. Tidak seperti mengingat sebagai proses berpikir abstrak yang dibatasi oleh peristiwa sebelumnya, meskipun pengetahuan atau isi pikiran itu sendiri mungkin menjadi pengalaman sebelumnya.3 “Costa menyatakan bahwa berpikir terdiri atas kegiatan atau proses berupamenemukan hukum sebab akibat, pemberian makna terhadap sesuatu
1
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.
1, h. 2
2
Maya Kusumaningrum dan Abdul Aziz Saefudin, “Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 10 November 2012, ISBN : 978-979-16353-8-7, h. 573 3 R. Read Hunt dan Henry C. Ellis, Fundamentals of Cognitive Psychology, (New York: McGraw-Hill Higher Education, 2004), p. 347
8
9
yang baru; , mendeteksi keteraturan di antara fenomena, penentuan kualitas bersama (klasifikasi); dan menemukan ciri khas suatu fenomena”4 Berpikir terkait dengan fungsi otak bagian tertentu sehingga perlu diasah supaya terbentuk pola pemikiran yang baik dengan terbiasa berpikir secara logis, kompleks, realitis, dan sistematis. Oleh karena itu, diperlukan strategi berpikir untuk mengembangkannya. Strategi berpikir atau taktik berpikir adalah sekumpulan keterampilan berpikir yang digunakan secara bersamasama.5 Keterampilan adalah aksi kompleks yang membutuhkan pengetahuan, melibatkan
perbuatan,
dan
mudah
singkat.6Sehingga dapat dikatakan
dipelajari
dalam
waktu
yang
keterampilan tidak hanya melibatkan
fungsi kognitif (pengetahuan) tetapi juga gerakan (motorik). Keterampilan berpikir dibagi menjadi berpikir kompleks.
Proses
berpikir
dasar
adalah
dasar dan berpikir
menemukan
hubungan,
menghubungkan sebab akibat, mentransformasikan, mengklasifikasi, dan memberi kualifikasi. Sedangkan proses berpikir kompleks yang dikenal sebagai proses berpikir tingkat tinggi dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.7 Keterampilan berpikir sejalan dengan wacana meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan hasil belajar. Hasil belajar yang diharapkan adalah hasil belajar yang sampai pada tahapan berpikir tingkat tinggi. Menurut Gagne, hasil belajar yang paling tinggi adalah kemampuan menyelesaikan masalah karena ketika seseorang berhasil menyelesaikan masalah maka seseorang telah mencapai dua hal
4
Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 5, Desember 2012, h. 175 5 Dian Musial. et al., Foundations of Meaningful Educational Assessment, (New York: McGraw-Hill, 2009), p. 83 6 Thomas M. Haladyna, Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking, (USA: Alyyn and Bacon, 1997), p. 8 7 Hilda Karli, “Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir”, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 18, Tahun ke 11, Juni 2012, h. 60
10
sekaligus yaitu jawaban terhadap masalahnya (pengetahuan) dan cara menyelesaikan masalah (proses). Maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir adalah usaha aktif seseorang
menggunakan fungsi otak untuk memperoleh dan mengolah
pengetahuan yang ada guna menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.
b. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom dianggap sebagai dasar untuk mengelompokkan keterampilan berpikir.Dalam taksonomi Bloom revisi, kemampuan analisis, evaluasi, dan mengkreasi dikategorikan dalam transferring atau processing yang merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi, sementara kemampuan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan masuk ke dikategorikan ke dalam recalling yang merupakan bagian kemampuan berpikir tingkat rendah.8 Mc Loughlin dan Luca dalam Widodo dan Kadarwati menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi berarti kemampuan untuk memahami informasi lebih dari yang diberikan, mengadopsi sikap kritis, memiliki kesadaran metakognitif, dan mampu memecahkan masalah.9Kemampuan berpikir tingkat tinggi (High
Order Thingking Skills – HOTS) merupakan merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru.10 Menurut Susan M. Brookhart keterampilan berpikir tingkat tinggi dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Kategori tersebut adalah mendefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam istilah transfer, mendefinisikan keterampilan berpikir dalam hal berpikir kritis, dan 8
Ibrahim, loc. cit. Tri Widodo dan Sri Kadarwati, “Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa”,Jurnal Cakrawala Pendidikan, Nomor 1 Th. XXXII, Februari 2013, h. 163. 9
10
Emi Rofiah, Nonoh Siti Aminah, Elvin Yusliana Ekawati, op.cit., h. 18
11
mendefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam hal pemecahan masalah.11 Berdasarkan definisi di atas, muara keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan pemecahan masalah. Menurut Woolfook dalam Eka Sastrawati keterampilan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan seorang siswa dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.12 Dapat disimpulkan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan seseorang untuk mengkritisi, menyelesaikan masalah yang sifatnya kompleks dan mampu memberikan berbagai solusi alternatif dari pemecahan masalah dengan memanipulasi berbagai informasi yang ia dapatkan. Manusia bukan satu-satunya makhluk yang dapat memecahkan masalah, namun pemecahan masalah diidentifikasikan sebagai hal yang paling khas dari aktivitas manusia.13
c. Taksonomi Bloom Pada tahun 1956, Benyamin S Bloom membagi domain belajar kognitif ke dalam enam jenjang yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kemudian pada tahun 2001, Anderson dan Krathwohl merasa perlu melakukan revisi
pada kawasan kognitif karena menurut
pendapat mereka proses berpikir itu dinamis sehingga harus dinyatakan menggunakan kata kerja dan terdapat kerancuan sehingga sulit membedakan
11
Susan M. Brookhart, How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom, (Alexandria: ASCD, 2010), p. 3 12 Eka Sastrawati., Muhammad Rusdi, dan Syamsurizal, “Problem-Based Learning, Strategi Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”. Tekno-Pedagogi. Vol. 1, No. 2, September 2011, ISSN: 2088-205X, h. 5. 13 Stephen K. Reed, Kognisi: Teori dan Aplikasi, Terj dari Cognition: Theory and Applications oleh Aliya Tusyani, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 306.
12
setiap levelnya.14 Menurut mereka terdapat dua kategori yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. 1) Dimensi Proses Kognitif Dimensi
proses
kognitif
merupakan
pengklasifikasian
proses-
proseskognitif siswa yang terdapat dalam tujuan bidang pendidikan. Pada dimensi proses kognitif ada enam jenjang tujuan belajar yaitu mengingat, mengerti, mengaplikasikan, menganalisis, menilai, dan mencipta.15 Level pertama adalahremembering (mengingat). Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik untuk mengingat kembali (recall) apa yang disampaikan oleh gurunya. Peserta didik menyampaikan informasi sederhana secara lisan atau tulisan. Misalnya tentang tanggal lahir suatu tokoh, nama-nama ilmuwan, nama-nama presiden, menghafal puisi, dll. Jadi sifatnya ingatan semata tanpa ada interpretasi atau manipulasi dari peserta didik sebab yang diingat dan disampaikan adalah data dan fakta belaka. Level kedua adalah understanding (memahami). Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik untuk memahami, menjabarka atau menegaska informasi yang masuk seperti menafsirkan dengan bahasa sendiri, member contoh, menjelaskan ide, membuat rangkuman, dan melakukan interpretasi sederhana terhadap data serta memperkirakan kecenderungan masa depan. Contohnya, peserta didik diminta untuk menafsirkan informasi yang diberikan dari satu media ke media lain atau memberikan penjelasan sesuatu dengan kata-kata mereka sendiri. Level
ketiga
adalahapplying
(menerapkan).Aplikasi
memerlukan
informasi yang dipelajari untuk digunakan dalam mencapai solusi atau menyelesaikan tugas. Contohnya, peserta didik menerapkan aturan tata bahasa ketika menulis makalah atau menerapkan teorema geometris ketika memecahkan masalah geometri. Untuk dikategorikan sebagai kegiatan mengaplikasikan, soal yang disajikan harus unik. Dalam level ini, peserta 14
Ibrahim, loc. cit Yuli Kwartolo, “Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom”, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 18, Tahun ke 11, Juni 2012, h. 71 15
13
didik
dapat
menggunakan,
melakukan
aktivitas
menjalankan,
belajar
melakukan,
dengan
melaksanakan,
mempraktikan,
memilih,
menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi, dsb. Level keempat adalah analysis (menganalisis). Level ini merujuk pada kemampuan
anak
didik
dalam
menguraikan,
membandingkan,
mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, membuat kerangka, menyusun
outline,
mengintegrasikan,
membedakan,
menyamakan,
mengelompokka, menjelaskan cara kerja sesuatu, menganalisis hubungan antara bagian-bagian, mengenali motif, dsb. Seorang guru sains misalnya bertanya bagaimana sistem peredaran darah manusia bekerja. Seorang guru kelas VIII meminta gagasan tentang cara menggunakan sebuah kata dalam sebuah kalimat. Sedangkan seorang guru IPS meminta peserta didik untuk menjelaskan sikap yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Level kelima adalah evaluating (mengevaluasi). Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik memberikan penilaian terhadap sesuatu yang dievalusi. Peserta didik dengan sendirinya memiliki berbagai bahan pertimbangan yang diperlukan untuk member nilai. Selain itu, peserta didik mampu
menyusun
hipotesis,
mengkritik,
menguji,
membenarkan,
menyalahkan, dsb. Contoh, peserta didik diminta menentukan sumber energi terbaik bagi Indonesia. Intinya, peserta didik diminta memutuskan yang terbaik maupun yang terburuk; mengidentifikasi paling tidak atau paling penting yang membutuhkan pemikiran dan penalaran tingkat tinggi. Level keenam adalah creating (berkreasi). Level ini merujuk pada kemampuan peserta didik memadukan berbagai macam informasi dan mengembangkannya sehingga terjadi suatu bentuk baru. Selain itu juga ditunjukkan
dengan
kemampuan
dalam
merancang,
membangun,
merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah, dsb.
14
2) Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan merupakan klasifikasi jenis pengetahuan yang dipelajari di kelas. Dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat kategori yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.16 Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan suatu masalah tertentu atau suatu mata pelajaran tertentu. Elemen-elemen ini lazimnya berupa simbolsimbol yang berkaitan dengan makna konkret atau simbol yang menyampaikan informasi penting. Pengetahuan faktual dibedakan menjadi dua subjenis yaitu pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang detail-detail dan elemenelemen yang spesifik. Pengetahuan tentang terminologi merupakan pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan nonverbal. Contoh pengetahuan tentang terminologi antara lain pengetahuan mengenai alphabet, istilah tertentu misal nama-nama bagian sel, pengetahuan tentang kosakata dalam seni rupa, dan pengetahuan tentang simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan pengucapan kata yang tepat. Pengetahuan tentang detail dan elemen-elemen yang spesifik merupakan pengetahuan yang meliputi semua informasi yang mendetail dan spesifik. Contohnya pengetahuan tentang fakta-fakta pokok perihal kebudayaan dan masyarakat tertentu; pengetahuan tentang nama orang, lokasi, tanggal, dan peristiwa yang signifikan di koran, pengetahuan tentang produk utama dan produk ekspor negara-negara
tertentu, pengetahuan tentang sumber-sumber
informasi yag terpercaya tentang pembelian yang tepat. Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model-model mental, atau teori eksplisit dan implicit dalam beragam model psikologi kognitif. Skema-skema, model-model dan teori-teori ini menunjukkan pengetahuan
16
Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; A Revivon of Bloom Taxonomy of Educational Objective oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 67-71
15
yang seseorang miliki mengenai bagaimana pokok bahasan tertentu diatur dan disusun, bagaimana bagian-bagian informasi yag berbeda saling berhubungan dan berkaitan dalam suatu cara yang lebih sistematis, bagaimana bagian-bagian ini berfungsi bersama-sama. Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga subjenis yaitu pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur. Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda. Contohnya pengetahuan tentang macam-macam bentuk usaha, pengetahuan tentang beraneka kalender, dan pengetahuan tentang berbagai jenis masalah psikologi. Pengetahuan prinsip dan generalisasi meliputi pengetahuan dari abstraksi-abstraksi tertentu yang merangkum pengamatanpengamatan fenomena. Contohnya, pengetahuan tentang hukum-hukum fisika dasar, pengetahua tentang prinsip-prinsip kimia yang relevan dengan proses kehidupan dan kesehatan, dan pengetahuan tentang implikasiimplikasi kebijakan perdagangan Amerika pada perekonomian dunia dan sikap masyarakat internasional. Sementara itu, pengetahuan tentang teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi serta interelasi antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang jelas, utuh, dan sistemik tentang sebuah fenomena, masalah, atau materi kajian yang kompleks. Contohnya pengetahuan mengenai semua struktur MPR, pengetahuan perihal rumusan lengkap teori evolusi, dan pengetahuan tentang model-model genetika. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Melakukan sesuatu ini boleh jadi mengerjakan latihan rutin sampai menyelesaikan masalah-masalah baru. Pengetahuan prosedural dibedakan menjadi tiga subjenis
yaitu
pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme, pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu, dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan
16
prosedur yang tepat. Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma sebagai suatu rangkaian langkah-langkah yang secara kolektif
dikenal
sebagai
prosedur.
Contohnya
pengetahuan
tentag
keterampilan-keterampilan yang dipakai dalam melukis dengan cat air. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu mencakup pengetahuan yang galibnya merupakan hasil kesepakatan dalam disiplin ilmu bukan hasil pengamatan atau eksperimen. Contohnya pengetahuan tentang metode-metode untuk mengevaluasi konsep-konsep kesehatan. Sementara itu, contoh pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat contohnya pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan metode apa dalam menyelesaikan persamaanpersamaan aljabar. Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognitif secara umum dan kesadaran akan serta pengetahuan tentang kognisi diri sendiri. Penekanan kepada murid untuk lebih sadar dan bertanggung jawab untuk pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri membuat gaya belajar mereka menjadi lebih baik. Peserta didik perlu memiliki, menyadari, dan memahami tiga jenis pengetahuanuntuk meningkatkan kemampuan metakognitif . Ketiga jenis penetahuan itu adalah pengetahuan deklaratif (declarative knowledge), pengetahuan
prosedural
(procedural
knowledge),
dan
pengetahuan
kondisional (conditional knowledge).17 Pengetahuan deklaratif adalah informasi faktual yang diketahui oleh seseorang. Pengetahuan ini dapat diungkapkan baik dengan lisan maupun tulisan. Contoh dari pengetahuan ini misalnya adalah seorang peserta didik mengetahui bahwa formula untuk menghitung momentum dalam mata
17
Djemari Mardapi, Metakognisi dan Tipe-Tipe Pengetahuan, 2015, tersedia melalui http://pps.uny.ac.id/berita/metakognisi-dan-tiga-tipe-pengetahuan.html diakses pada tanggal 4 April 2015
17
pelajaran fisika. Formula momentum adalah massa dikalikan dengan kecepatan. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana seseorang melakukan sesuatu, pengetahuan bagaimana cara seseorang dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses. Contoh dari pengetahuan ini adalah seorang peserta didik mengetahui masa suatu benda, kecepatannya, dan bagaimana prosedur menentukan momentum benda tersebut. Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan terkait kapan suatu prosedur digunakan dan kapan tidak digunakan, pada kondisi apa suatu prosedur dapat digunakan, dan mengapa suatu prosedur lebih baik dari prosedur yang lain. Contoh dari pengetahuan ini misalnya identifikasi suatu kasus/ soal cerita yang mensyaratkan perhitungan momentum sebagai salah satu bagian dalam menentukan solusi penyelesaian.
d. Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Menurut Krathwohl dalam A revision of Bloom Taxonomy: an overviewTheory Into Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur berpikir tingkat tinggi yaitu cara berpikir yang sifatnya menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Indikator untuk berpikir analisis yaitumenganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenalipola atau hubungannya, mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuahskenario yang rumit, dan mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan. Indikator untuk berpikir evaluasi antara lain memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya, membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian, serta menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yangtelah ditetapkan.
18
Mengkreasi, merupakan tahapan berpikir yang terdiri dari membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu, merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah, mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi strukturbaru yang belum pernah ada sebelumnya.18 Menilai keterampilan menganalisis siswa, dapat dilihat dari bagaimana mereka menemukan informasi, membagi suatu informasi menjadi bagianbagiannya dan mencari hubungan dari setiap informasi yang ditemukan. Kemudian, siswa mengajukan pertanyaan atau masalah yang jawabannya memerlukan berbagai cara penyelesaian. Menjelaskan alasan yang digunakan untuk menghubungkan berbagai bagian satu sama lainnya sering menjadi bagian dari suatu tugas analisis.19 Menilai keterampilan mengevaluasi siswa, dapat dilihat dari bagaimana siswa menilai manfaat beberapa materi menggunakan sudut pandangnya sendiri. Penilaian yang diberikan oleh siswa bukan berdasarkan kesukaan yang sifatnya personal melainkan harus didukung dengan data dan alasan yang logis. 20 Menilai keterampilan siswa dalam mencipta, dapat dinilai dari bagaimana siswa mengorganisaskan berbagai hal yang ada untuk menjadi sesuatu yang baru. Caranya dengan memberikan siswa tugas yang tuntutannya adalah memberikan berbagai solusi, merencanakan suatu prosedur untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu, atau memproduksi sesuatu yang baru.21
e. Cara Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kesulitan (difficulty) mengacu kepada besarnya upaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah. Kerumitan (complexity) merujuk pada proses berpikir yang dilakukan otak dalam memproses informasi. Menciptakan siswa ditengah sesuatu yang sulit merupakan hal yang mudah. Siswa cukup 18
Lewy, Zulkardi, dan Nyimas Aisyah, loc. cit Susan M. Brookhart, op. cit, h. 42 20 Ibid., h.53 21 Ibid., h. 55-56 19
19
diperintahkan untuk mengucapkan fakta-fakta yang ada atau menghafal rumus dengan cara pengulangan terus menerus. Contohnya menghafal karakteristik dan anggota semua divisi fungi. Hal ini mudah dan sepintas kelihatannya murid sudah melakukan suatu proses pembelajaran yang mendalam karena mampu mengingat banyak fakta. Tetapi contoh tersebut menempati level paling bawah dalam aspek kognitif menurut taksonomi Bloom walau memerlukan upaya yang besar dari siswa. 22 Perintah guru agar siswa menghafal beberapa fakta tidaklah salah asal siswa diberi kesempatan untuk bisa masuk ke dalam tahapan berpikir yang lebih tinggi. Sangat disayangkan jika murid hanya menghabiskan banyak waktu dan energi untuk melakukan proses berpikir tingkat rendah. Murid yang mampu menghafal dengan baik jelas akan mendapatkan nilai yang tinggi. Tapi tidak ada jaminan jika ia dikenal sebagai orang yang cerdas dan mampu berpikir tingkat tinggi. HOT dapat dipelajari dan dapat diajarkan kepada siswa. Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan multi sensori dan tantangan berpikir.23 Kondisi lingkungan yang seperti itu dapat meningkatkan komunikasi diantara sel-sel otak. Sel-sel otak selalu berusaha mecari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Sehingga otak sangat membutuhkan rangsangan dari luar yang bersifat segera dan menawarkan banyak pilihan. Jika pemecahan masalah merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi, maka tujuan pembelajaran adalah memfasilitasi siswa agar mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dalam urusanakademik dan masalah kehidupan sehari-hari yang mereka alami.24 Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mendesain pembelajaran di mana siswa lebih sering mengerjakan soal yang berbasis pemecahan masalah (problem solving test)
22
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menetapkan Accelerated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 170 23 Ibid., h. 9. 24 Susan M Brokhart., op. cit, p. 8.
20
bukan menyelesaikan soal latihan (exercise test). Adapun perbedaan problem solving dan exercise solving test yaitu:25 Tabel 2.1 Perbedaan Problem Solving Test dan Exercise SolvingTest No. Problem Solving Test 1. Membutuhkan banyak cara yang belum diketahui untuk menemukan jawaban yang benar. 2. Situasinya tidak bisa diprediksikan, masalah tidak diungkapkan secara eksplisit oleh guru sehingga siswa harus berusaha untuk menemukan sebuah permasalahan dalam ketidakteraturan 3. Permasalahan yang diajukan bersifat baru bagi siswa. Siswa belum pernah menghadapi kasus itu sebelumnya di tiap pembelajaran. 4. Tidak ada instruksi yang jelas bagi siswa untuk menentukan langkah-langkah pemecahan masalahnya (apa yang perlu dicari, alat bahan, dan cara kerja) 5. Menimbulkan banyak solusi 6. Tidak ada rumus 7. Mengintegrasikan berbagai cabang ilmu 8. Menuntut kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam memecahkan masalah.
Exercise Solving Test Melibatkan satu cara dan sudah ada satu jawaban yang benar Masalah dimunculkan secara eksplisit dalam soal.
Soal sama seperti yang ada di buku atau pernah dijelaskan oleh guru sebelumnya.
Ada instruksi yang jelas bagi siswa untuk memecahkan masalah yang diminta.
Hanya ada satu solusi Ada rumusnya Satu topik di dalam satu cabang ilmu pengetahuan Tidak menuntut kemampuan berkomunikasi dalam ememcahkan masalah.
Siswa juga dituntut untuk bisa mengembangkan keterampilan HOT secara mandiri. Maksudnya supaya siswa tergantung kepada guru. Selain itu, mencoba mengembangkan HOT secara mandiri berarti memberikan 25
N, J Mourtos., DeJong Okamoto and J. Rhee. “Defining, Teaching, and Assessing Problem solving skills”, 7th UICEE Annual Conference on Engineering Education, Mumbai, 9-13 February 2014, p.2.
21
kesempatan bagi siswa untuk bertanggung jawab dalam mengendalikan isi pikirannya sehingga ketika ia sudah dewasa diharapkan ia mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang ada karena sudah berpengalaman bekerja atau berpikir secara mandiri. Ada lima belas langkah untuk mengembangkan HOT:26 Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mencari potensi atau kekuatan apa yang ada dalam diri sendiri. Potensi tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk memecahkan masalah yang ada. Kedua, ketika menghadapi konsep atau masalah baru, anda perlu membandingkan dan menghubungkan konsep baru tersebut dengan konsep yang sudah ada di dalam memori otak. Contohnya ketika belajar materi sel di kelas XI, siswa harus memutar kembali ingatan di otak terhadap materi sel yang pernah dipelajari di SMP, kemudian mencari informasi baru dari konsep sel di kelas XI dan menghubungkan dengan konsep sebelumnya. Ketiga, buatlah skema skema visual dari materi yang sedang anda pelajari. Satu gambar yang simple untuk satu konsep. Keempat,
melakukan
identifikasi
konsep-konsep
penting
dan
menentukan jenis konsepnya (konkret,abstrak, verbal, nonverbal , atau proses). Identifikasi konsep penting dilakukan supaya siswa dapat menentukan strategi pemecahan masalah. Kelima, membuat peta pikiran untuk memudahkan mengingat konsep. Konsep-konsep yang ada dibuat skemanya sesuai dengan yang ada dalam pikiran dan dipahami. Ketika siswa lupa materi, ia tidak perlu membuka buku catatan dan buku pelajarannya yang cukup tebal, cukup melihat peta pikiran yang dibuatnya maka konsep yang sebelumnya lupa akan mudah diingat kembali. Keenam, anggaplah anda sedang menonton film ketika anda menghadapi konsep yang lebih kompleks dan luas. Maksudnya, jangan dianggap itu 26
Alice Thomas, Glenda Thorne and Bob Small, “Higher Order Thinking–It’s HOT!”,The Newsletter for the Center for Development and Learning, Louisiana, March 2000, Vol. 1, No. 4, p.10
22
adalah hal yang sulit. Ketika anda menonton film, anda akan terbawa pada rasa penasaran mengenai akhir film tersebut dan sabar dalam menontonnya. Perasaan emosional inilah yang juga sebaiknya anda gunakan ketika ingin melatih HOT. Ketujuh, mencari apa saja yang sudah dipahami dan apa yang belum dipahami. Kemudian bekerja pada konsep-konsep yang belum anda dipahami. Ajukan pertanyaan tentang konsep itu, telusuri konsep tersebut dengan banyak membaca dan diskusi dengan orang yang lebih mengerti. Kedelapan, dalam memecahan suatu masalah, buatlah tahapan perencanaan yang matang. Pikirkan tentang apa yang ingin ada capai. Kembangkan beberapa cara untuk menemukan jawabannya dan pilih solusi yang palingbaik. Kesembilan, bekerjalah dengan orang yang sudah dikenal baik sebagai problem solver. Contohnya teman anda yang cerdas, guru anda, atau pekerja professional. Lihat bagaimana cara mereka bekerja menyelesaikan masalah. Pikirkan bagaimana cara ia bekerja dan bagaimana cara anda mencari alternatif pemecahan masalah. Kesepuluh, gunakan beberapa langkah yang runut dalam menyelesaikan masalah seperti menentukan permasalahan. Pahamilah apa yang ditanyakan, identifikasi apa yang ingin kamu cari tahu. Ada banyak solusi yang dapat diambil dan pikirkanlah solusi mana yang paling efektif. Cari sumber informasi yang dapat membantu kamu dan jelaskan informasi tersebut dengan benar. Jangan lupa untuk selalu melakukan pengecekan terhadap kinerja anda. Jadilah orang yang flexible. Jangan takut untuk mengubah rencana jika memang dibutuhkan. Evaluasi solusi yang anda pilih. Jika solusi tersebut tidak bekerja, carilah solusi lain. Kesebelas, anda perlu memikirkan tentang apakah anda cenderung menggunakan berpikir analitis,praktis atau kreatif. Berani mengambil risiko dan mencoba menggunakan duajenis kemampuan berpikir yang cenderung mendukung anda. Untuk studi sosial, coba kembangkan kemampuan berpikir kreatif, untuk tes ilmu pengetahuan, berpikir aalitis mungkin lebih
23
baik, dan ketika memilih formula untuk memecahkan masalah matematik, gunakan kecerdasan praktis anda. Kedua belas, cocokan permasalahan yang ada dengan kemampuan berpikir yang ingin digunakan. Jika anda ingin membuat poster, gunakan berpikir kreatif, jika ada ingin memecahakan soal ulangan IPA, gunakan berpikir analisis, jika ada ingin mencari rumus untuk memecahkan soal matematika gunakan kecerdasan praktis. Ketiga belas, perhatikan cara anda menggunakan kemampuan berpikir yang berbeda. Pahami bagaimana anda berpikir adalah langkah pertama untuk meningkatkan proses berpikir. Keempat belas, pantau dan aturlah pemikiran anda. Hal ini dapat membantu anda dalam menyesuaikan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Kelima belas, yang paling penting, ingatlah bahwa ada banyak cara untuk berpikir dan memecahkan masalah. Jangan lupa untuk perluas relasi dengan orang-orang yang dapatmendukung kinerja anda.
f. Kegunaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi tentunya memberikan banyakmanfaat diantaranya siswa lebih mudah memahamikonsep yang kompleks dan abstrak, dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, dapat berargumen dengan baik dan mengkonstruksi penjelasan, membantu siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi, melatih kemampuan berpikir secara induktif dan deduktif, melatih siswa untuk menghasilkan ide yang berkualitas, melatih siswa menjadi pemikir yang mandiri, dan pembelajaran dikelas terasa lebih produktif. Berpikir induktif seperti mengenal hubungan, menganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Sedangkan keahlian berpikir
24
deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang bersifat spasial, logis, silogisme, dan membedakan antara fakta dan opini. 27 Penggunaan HOT sebagai salah satu pendekatan pembelajaran menghasilkan aktivitas belajar yang produktif misalnya dalam hal memberi dan menerima bantuan; mengubah dan melengkapi sumber informasi; mengelaborasi dan menjelaskan konsep; berbagi pengetahuan dengan teman; saling memberi dan menerima balikan; menyelesaikan tugas dalam bentuk kolaboratif, dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan.
2.
Kajian Teoritis Teori Belajar Konstruktivisme a. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang barudalam psikologi pendidikan. Pandangan klasik yang selama ini berkembang adalah pengetahuan secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran anak. Kemudian,seiring dengan berkembangnya penelitian pendidikan sains, terungkaplah bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan terakhir inilah yang dianut di dunia pendidikan. Belajar menurut pandangan konstruktivistik artinya membangun yaitu siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktifitas aktif dalam pembelajaran.28Menurut pandangan konstruktivisme anak secara aktif membangun pengetahuan dengan cara terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru, dengan kata lain konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita (Slavin, 1994: 225).29Seseorang dikatakan mengasimilasikan informasi ketika ia sudah menggabungkan informasi baru yang didapatkan ke dalam pengetahuannya yang sudah ada. Sedangkan mengakomodasikan infornasi 27
Adi, W. Gunawan., op. cit. 177 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1., h. 119 29 Trianto, op. cit., h. 74. 28
25
adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru atau melakukan modifikasi pengetahuan yang ada untuk mencocokkannya denga informasi yang baru. Guru semata-mata bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus mampu membangun pengetahuan dalam benaknya. Peranan guru pada pendekatan konstruktivisme adalah sebagai fasilitator. Tugas guru sebagai fasilitator yaitu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab, memberikan tugas yang dapat merangsang siswa berpikir aktif dengan membangun pengetahuannya dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasannya serta memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa dapat diberlakukan untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan atau tidak.30 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menekankan proses pembentukan pengetahuan terjadi di dalam diri peserta didik bukan dari seorang pendidik ke peserta didiknya.
b. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme Winataputra dalam Putrayasa mengemukakan beberapa karakteristik yang juga merupakan prinsip dasar konstruktivisme dalam pembelajaran. Prinsip tersebut antara lain mengembangkan strategi alternatif untuk memperoleh dan menganalisis informasi, dimungkinkannya perspektif jamak dalam proses belajar, student center, penggunaan scaffolding, peran guru sebagai fasilitator, mementingkan kegiatan belajar dan evaluasi belajar yang otentik.31 Berikut penjelasan lebih rinci dari setiap butir prinsip yang telah disebutkan.
30
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.41 31 Ida Bagus Putrayasa, Buku Ajar Landasan Pembelajaran, 2013, (Singaraja: Undiksha Press, 2013), Cet ke 1, h. 88-89
26
Tujuan dari prinsip pertama yaitu siswa perlu dibiasakan untuk dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, koran, pengamatan, wawancara, dan dengan menggunakan internet. Sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa, mereka perlu belajar bagaimana memproses informasi seperti menganalisis informasi, sejauh mana kebenarannya, asumsi yang melandasi informasi tersebut, bagaimana mengklasifikasikan informasi tersebut, dan menyederhanakan informasi yang banyak. Maksud dari prinsip kedua yaitu selama kegiatan belajar mengajar akan muncul pendapat, pandangan, dan pengalaman yang beragam. Dalam menjelaskan suatu fenomena, di antara siswa pun akan terjadi perbedaan pendapat yang dipengaruhi oleh pengalaman, budaya dan struktur berpikir yang dimiliki. Student center artinya siswa aktif dalam kegiatan belajar bersama supaya ia paham dengan pengetahuan yang didapatnya. Siswa perlu terlatih untuk mendengarkan dan mencerna dengan baik pendapat siswa lain dan guru. Sesuai dengan tahap perkembangan emosi dan berpikirnya, dia perlu dapat menganalisis pendapat tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Scaffolding adalah proses memberikan bimbingan kepada siswa untuk mencapai apa yang harus dipahami dari apa yang sekarang sudah diketahui siswa. Siswa dilatih secara perlahan dengan intensitas bimbingan yang semakin berkurang. Dengan cara ini, kemampuan berpikir siswa akan semakin berkembang. Peranan pendidik/guru lebih sebagai tutor, fasilitator, dan mentor untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan proses belajar siswa. Halini menandai telah terjadi perubahan paradigmdari pembelajaran berorientasi gurumenjadi pembelajaran berorientasi siswa. Siswa diharapkan mampu secara sadar dan aktif mengelola belajarnya sendiri. Kegiatan belajar yang otentik yaitu seberapa dekat kegiatan belajar yang dilakukan dengan kehidupan dan permasalahan nyata yang terjadi dalam
27
masyarakat yang dihadapi siswa ketika berusaha menerapkan pengetahuan tertentu. c. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Menurut Driver dan Oldham dalam Siregar dan Nara, ada lima ciri-ciri pembelajaran berbasis konstruktivis. Lima ciri tersebut antara lain orientasi, elisitasi, restrukturisasi ide, penggunaan ide dalam berbagai situasi, dan review.32 Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi ketika mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi. Motivasi penting untuk dibentuk supaya siswa tidak bosa denga pembelajaran. Kegiatan observasi bertujuan supaya siswa aktif menggunaka seluruh panca inderanya dalam kegiatan pembelajaran. Elisitasi, yaitu siswa mengembangkan idenya dengan kegiatan diskusi, menulis, membuat poster dan lain-lain. Semakin sering ia mengembangkan idenya maka semakin banyak pengalaman yang ia dapat. Restrukturisasi
ide,
yaitu
setiap
siswa
saling
mengklarifikasi,
membangun, dan mengevaluasi ide baru. Tujuannya supaya siswa dapat saling bertukar pikiran dan membangun rasa toleransi. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada berbagai macam situasi. Maksudnya supaya siswa dapat berpikir kreatif. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, ide yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah. Kegiatan review membentuk siswa menjadi seorang yang mempunyai sifat berpikir fleksibel. Ada beberapa model pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar konstruktivisme
diantaranya
pembelajaran
berbasis
masalah
dan
pembelajaran berbasis proyek. Dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori konstruktivis dengan ciri pemahaman yang diperoleh berasal dari interaksi antara skenario permasalahan dengan lingkungan belajar; pergulatan masalah dan proses inquiry masalah 32
Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit., h. 39
28
menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar; pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.33 Pembelajaran berbasis proyek didasarkan pada teori konstruktivis karena dipandang sebagai salah satu model yang dapat mendorong anak membangun pengetahuan dan keterampilan secara personal. Mereka akan memahami bahan kajian untuk membuat proyek memnggunakan bahasa mereka sendriri berdasarkan apa yang mereka lihat, temukan, dan alami.
3.
Kajian Teoritis Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang akan dihadapinya di masyarakat. Tentunya diperlukan serangkaian kegiatan pembelajaran pemecahan masalah yang diterapkan di sekolah untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi handal dalam pemecahan masalah. Serangkaian kegiatan itu bisa diterapkan di kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Rumusan mengenai pengertian PBL yang cukup mewakili, salah satunya rumusan yang diungkapkan menurut Prof. Howard Barrows dan Kelson:34 Problem Based Learining (PBL) adalah kurikulum dan pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya 33
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), Cet. 4, h. 231 34 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. 2, h.21
29
menggunakan pendekatan sistemik untuk memcahkan masalah atau menghadapi masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari. Menurut Boud, Felleti dan Fogarty dala Wena strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk illstrctured atau open ended melalui stimulus dalam belajar.35 Pada umumnya, permasalahan yang ditawarkan oleh guru menjurus pada masalah di kehidupan nyata dan bersifat terbuka. Jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Guru dan setiap siswa dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. PBL or Problem Based Learning, is an instructional method of groupbased learning centered on utilizing each member of the group's own information, resources, and personal experiences.36 Selama memecahkan masalah secara berkelompok, masing-masing siswa saling mengkonstruk pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah sebaik mungkin. Menurut
Tan
dalam
Rusman,
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran ini kemampuan berpikir siswa dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok sehingga
siswa
dapat
memberdayakan,
mengasah,
menguji,
dan
mengembangkan kemampun berpikirnya secara berkesinambungan.37 Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan materi berupa suatu permasalahan yang memungkinkan banyak jawaban alternatif untuk diselesaikan siswa bersama-sama, mampu membangun rasa ingin tahu dan berpikir aktif siswa.
35
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet, 6, h. 91. 36 Priyanka Mahendru dan D.V. Mahindru, Problem Based Learning:Influence on Students’s Learning in an Electronics & Communication Engineerig Course,Global Journal of Researces in Engineering Electronic and Electronics Engineering, Vol. 11, Desember 2011, ISSN: 2249-4588, p. 3. 37 Rusman, op. cit., h. 229
30
b. Karakteristik Problem Based Learning(PBL) Savoie dan Hughes dalam Wena menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah memiliki enam karakteristik. Karakteristik tersebut antara lain permasalahan merupakan pintu pembuka proses pembelajaran, permasalahan yang diajukan berhubungan dengan dunia nyata, pembelajaran berpusat di sekitar permasalahan bukan di seputar displin ilmu, memberikan tanggung jawab yang besar dalam menjalankan proses belajarmereka sendiri, pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok kecil, dan siswa dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.38 Dari enam karakteristik tersebut, dikerucutkan lagi menjadi tga ciri utama. Terdapat tiga ciriutama PBL yaitu merupakan serangkaian aktivitas pembelajaran yang artinya dalamimplementasimodel ini ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBL menuntut siswa untuk aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan, bukan hanya sekedar mendengar, mencatat, dan menghafal materi. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Masalahditempatkan sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Jadi tanpa masalah, tidak akan ada proses pembelajaran. Ketiga, pendekatan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah. Berpikir dengan metode ilmiah yaitu dengan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.39
38
Made Wena. loc. cit Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008), h. 214. 39
31
Pengertian masalah dalam strategi PBL ialah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan.40 Sehingga masalah atau materi pembelajaran yang disajikan melalui PBL ini tidak terbatas pada materi yang bersumber dari buku saja, tetapi juga dari sumber lain seperti peristiwa tertentu yang terjadi dalam masyarakat yang menimbulkan kerisauan atau keluhan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Menurut Sanjaya dalam Rusmono, setidaknya terdapat lima kriteria dalam memilih materi pelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah. Lima kriteria tersebut yaitu materi pelajaran harus mengandung isu yang dapat bersumber dari berita, video, radio, dan lainnya; materi yang dipilih familiar dengan siswa supaya semua siswa dapat mengikutinya dengan baik; materi yang dipilih berhubungan dengan keperluan orang banyak sehingga dirasakan manfaatnya; materi yang dipilih mendukung kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku; materi yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa penting untuk mempelajarinya.41
c. Langkah Problem Based Learning (PBL) Secara operasional, ada lima tahapan dalam model pembelajaran PBL yang disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini.42 Tabel 2.2 Sintaks PBL Tahapan Pembelajaran Perilaku Guru Tahap 1 : Memberikan orientasi Guru membahas tujuan tentang permasalahannya kepada pembelajaran, mendeskripsikan siswa dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah Tahap 2 : Mengorganisasikan Guru membantu siswa untuk siswa untuk meneliti mendefinisikan dan mengorganisaskan tugas belajar 40
Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), h. 78 41 Ibid. 42 Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS Surakarta, 2010), Cet. 2, h. 136
32
Tahap 3 : Membantu investigasi mandiri dan kelompok
Tahap 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
yang terkait dengan permasalahannya Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan serta solusi Guru membantu siswa selama merencanakan dan menyiapkan hasil-hasil yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model dan membantu mereka menyampaikan kepada orang lain Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan
Tahapan pembelajaran PBL lainnya juga diungkapkan oleh Ridwan Abdullah Sani. Menurut Sani ada tujuh sintaks PBL. Ketujuh sintaks itu adalah guru menyampaikan masalah kepada siswa atau siswa mengajukan permasalahan yang relevan dengan topik yang dikaji, siswa mendiskusikan permasalahan dalam kelompok kecil, siswa membuat perencanaan untuk menyelesaikan masalah dengan berbagi tugas pencarian, masing-masing siswa melakukan penelusuran informasi, siswa berdiskusi kembali bersama kelompoknya menyampaikan hasil penelusuran informasi yang didapat, tiap kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas, dan anggota kelompok melakukan review terhadap solusi yang telah dilakukan dan menilai kontribusi dari masing-masing anggota.43 Menurut M. Taufiq Amir juga mengungkapkan ada tujuh langkah proses PBL. Tujuh langkah yang dimaksud yaitu mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, merumuskan masalah, menganalisis masalah, manata gagasan
43
dan
secara
sistematis
menganalisisnya
secara
mendalam,
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet ke 1, h.153-514
33
memformulasikan tujuan pembelajaran, mencari informasi tambahan dari sumber lain, mensintesis dan menguji informasi serta membuat laporan.44 Berdsarkan tiga pendapat di atas, peneliti memilih menggunakan sintaks PBL menurut Sugiyono yang lebih sngkat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan waktu jam pelajaran biologi di kelas yang tidak terlalu lama (45 menit untuk satu jam pelajaran).
d. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran berbasih masalah yang berdasar pada teori konstruktivis tentunya memiliki banyak kelebihan. Adaenam kelebihan daripembelajaran berbasis masalah yang diungkapkan oleh Smith dalam M. Taufiq Amir.45 Pertama, siswa menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi ajar. Pengetahuan yang didapatkan lebih dekat dengan konteks praktiknyaakan lebih mudah diingat. Dengan konteks yang dekat dan sekaligus melakukan deep learning (banyak mengajukan pertanyaan menyelidik) bukan surface learning (sekedar hafalan saja) maka materi akan lebih mudah diserap. Kedua,
meningkatkan
fokus
siswa
pada
pengetahuan
yang
relevan.Kritikansbagi dunia pendidikan adalah materi yang diajarkan di kelas jauh dari apa yang terjadi di dunia praktik. Pembelajaran berbasis masalah yang baik mencoba untuk mengatasi kritikan itu. Dengan kemampuan pendidik membangun masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, siswa bisa merasakan lebih baik konteks operasinya di lapangan. Ketiga,mendorong siswa untuk berpikir. Pembelajaran ini melatih siswa untuk bertanya, berpikir kritis dan reflektif. Siswa tidak disarankan untuk terburu-buru
menyimpulkan,
mencoba
menemukan
landasan
atas
argumennya, dan fakta-fakta yang mendukung alasan. Daya nalar siswa dilatih dan kemampuan berpikir ditingkatkan sehingga ia tidak hanya sekedar tahu. 44
M. Taufiq Amir, op. cit., h. 25 Ibid.,, h.29
45
34
Keempat, membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. Kegiatan pemecahan masalah dilakukan secara berkelompok, maka Pembelajaran Berbasis Masalah yang baik dapat meningkatkan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial. Siswa diharapkan memahami perannya dalam kelompok, menerima pendapat orang lain, dan bisa memberikan pengertian bahkan untuk orang-orang yang mungkin tidak mereka senangi. Kelima, membangun kecakapan belajar siswa (life-long learning skills). Ilmu dan keterampilan yang siswa butuhkan nantinya akan terus berkembang.Struktur masalah di dunia kerja bersifat mengambang bahkan open-endedsehingga mereka harus terbiasa belajar untuk mengembangkan bagaimana kemampuan untuk belajar. Keenam, memotivasi pemelajar. Tantangan yang sesungguhnya bagi seorang guru adalah bagaiana memotivasi
siswa, terlepas dari apapun
metode yang digunakan. PBL memberikan peluang
kepada
membangkitkan minat belajar siswa guru dan siswa saling
guru
untuk
menciptakan
masalah dengan konteks pekerjaan. Memang tidak semua siswa semangat ketika melakukan pemecahan masalah yang menantang. Mungkin beberapa diantara mereka ada yang justru merasa kebingungan. Di sinilah peran pendidik menjadi sangat ditentukan. Selain memiliki kelebihan, pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan yang dimaksud antara lain:46 Pertama,diperlukan guru yang terampil dalam menentukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah, dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Disini dapat dilihat bahwa peran guru sebagai fasilitator tidaklah mudah. Guru perlu mempersiapkan segala materi dan hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran sesuai dengan kondisi yang telah disebutkan supaya siswa tidak merasa sulit dalam pembelajaran.
46
Salmiah, Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Kompetensi Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kementerian Agama Se-Provinsi Sumatera Utara danAceh, 2015, (http://sumut.kemenag.go.id)
35
Kedua, memerlukan waktu yang cukup banyak dan terkadang terpaksa mengambil jam pelajaran lain. Hal ini dikarenakan siswa perlu waktu untuk mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber informasi sebelum ia menemukan solusi pemecahan masalah. Ketiga, perlu adaptasi siswa terhadap perubahan kegiatan belajar. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok yang memerlukan berbagai sumber belakar merupakan kesulitan sendiri bagi siswa.
e. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di SMA Mountlake Terrace, di Moutlake Terrace, Washington, tim dari murid kelas geometri SMA mendesign SMA yang canggih untuk tahun 2050.47 Siswa membuat rencana lokasi, design arsitek yang sederhana dari ruang dan model fisik, budget, dan laporan narasi. Hasil proyek mereka diserahkan kepada arsitek untuk dinilai. Cerita tersebut merupakan gambaran pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.48 Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik di dalam transfer pengetahuan dan keterampilan melalui proses penemuan dengan serangkaian pertanyaan yang tersusun dalam tugas atau proyek (Buck Institute of Education49. Istilah proyek diambil dari manual arts (pekerjaan tangan) di mana anak-anak harus menyelesaikan suatu
47
Forrest W. Parkay dan Beverly Hardcastle Stanford, Menjadi Seorang Guru, Terj. dari Becoming a Teacher, 7th Edition oleh Dani Dharyani, (Jakarta: PT Indeks, 2008), Cet. I, h. 505. 48 Made Wena, op. cit., h. 145. 49 Navies Luthvitasari, Ngurah Made D. P, dan Suharto Linuwih, “Implementasi Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Dan Kemahiran Generik Sains”,Journal of Innovative Science Education, Vol. 1, No. 2, November 2012, ISSN: 2252-6412, h. 93.
36
pekerjaan tertentu.50 Proyek yang dirancang merupakan hasil pikiran siswa sendiri secara berkelompok, bukan ide dari guru. Jika siswa melaksanakan suatu kegiatan yang idenya dari guru, maka itu bukan sebuah proyek. Definisi
secara
lebih
komperehensif
tentang
Project
Based
Learningdiungkapkanoleh The George Lucas Educational Foundation. Definisi yang diuraikan antara lain:51 Pertama, project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based Learning. merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui
Project
Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. Kedua, project-based learning asks a question or poses a problem that each
student can answer. Project Based Learning adalah model
pembelajaran
yang
menuntut
pengajar
dan
atau
peserta
didik
mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun. Ketiga, project-based learning asks students to investigateissues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the
50
S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 14 Sabar Nurohman, Pendekatan project based learning sebagai upaya internalisasi scientific method bagi siswa calon guru fisika, 2013,h. 78,(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/project-based-learning.pdf). 51
37
curriculum. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yangmenghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topikdunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Keempat, project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta
didik
melakukan
eksplorasi,
penilaian,
interpretasi
dan
mensintesisinformasi melalui cara yang bermakna. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diartikan jika Project Based Learning adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan aktivitas motorik siswa untuk memecahkan sebuah masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Proyek yang diciptakan merupakan hasil ide siswa secara kolaboratif di dalam masing-masing kelompoknya.
f. Karakteristik Project Based Learning(PjBL) Ada delapan karakteristik belajar berbasis proyek menurut Buck Institute for Education dalam Made Wena. Kedelapan karakteristik tersebut adalah siswa membuat keputusan dan kerangka kerja, terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, siswa merancang proses untuk mencapai hasil, siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan, siswa melakukan evaluasi secara kontinu, siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan, hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.52 Sedangkan karakteristik penting dari strategi proyek menurut Nolker & Schoenfeldt dalam Made Wena adalah siswa dapat menerapkan berbagai keterampilan teori dan praktik yang dimiliki guna menanggulangi gugus 52
Made Wena, loc.cit.
38
tugas konkret dan berfaedah dengan berhasil.53 Agar siswa dapat menerapkan keterampilantersebut,iaperlu memiliki pengetahuan awal yang matang. The AutoDesk Foundation yang terdapat dalam Sabar Nurohman mengungkapkan setidaknya Project Based Learning memiliki enam karakteristik. Enam karakteristik tersebut antara lain peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan, peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, dan peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.54
g. Langkah Project Based Learning (PjBL) Project
Based
Learning
memiliki
delapan
tahapan
kegiatan
pembelajaran. Delapan kegiatan pembelajaran Project Based Learning meliputi:55 Pertama, mendeskripsikan konsep/materi yang sedang dipelajari. Guru menugaskan
siswa
untuk
menggambarkan
atau
mendeskripsikan
konsepyangsedang dipelajari. Misal siswa sedang belajar materi ekosistem, siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan unsur-unsur biologis, geografis, dan fisik yang ada di sebuah ekosistem dan bagaimana ketiga unsur tadi berinteraksi. Kedua, menentukan permasalahan.Guru mengarahkan siswa untuk membentuk sebuah pertanyaan dengan melihatdeskripsi konsep yang sudah
53
Ibid., h. 107 Sabar Nurohman. loc. cit. 55 Erica Backer, dkk, Project Based Learning Model: Relevant Learning for the 21 st Century, (Washington: Pacific Education Institute, 2011), h. 4 54
39
siswa buat. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi permasalahan kecil yang menyangkut suatu sistem secara utuh. Ketiga, mengkaji permasalahan.Dengan menggunakan pemikiran yang lebih mendalam, siswa diajak untuk memahamipermasalahan sebagai langkah awal untuk menemukan solusi yang efektif. Siswa bekerja secara kooperatif dengan teman-temannya untuk mencari tahu apa yang mereka butuhkan bukan hanya menentukan apa saja yang sudah mereka ketahui. Guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan beberapa sumber informasi yang bisa digunakan oleh siswa, menyempurnakan pertanyaan yang diajukan oleh siswa, dan menghubungkan siswa dengan ahli terkait. Keempat, memahami pihak-pihak yang terlibat. Siswa melakukan diskusi dengan ahli yang terkait. Jika hal tersebut tidakmemungkinkan, maka ia bisa membuka web primer dari ahli tersebut dan membaca beberapa penelitiannya. Kelima, menentukan pemecahan masalah/solusi. Solusi atas pemecahan masalah yang diambil harus berlandaskan keputusanbersamadengan memperhitungkan aspek keterbatasan dan kemudahan. Guru menjelaskan kepada siswanya bahwa solusi yang didambil harus berdasarkan kriteria berikut ini yaitu hasil rangkuman beberapa solusi yang memungkinkan berdasarkan pertanyaan siapa, apa, dimana, kapan, dan bagaimana; mempertimbangkan aspek positif dan negatif; berbasis pendapat pihak yang terlibat/ahli terkait; dan tingkat kesulitan dari masing-masing solusi. Keenam, merencanakan proyek. Secara berkolaboratif siswa dan guru menyusun jadwal aktivitas dalammenyelesaikan proyek yag meliputi timeline, deadline, alat bahan, dan cara kerja. Ketujuh, melaksanakan proyek. Proyek dilaksanakan juga secara kolaboratif antarsiswa dalam kelompok. Padatahapanini guru memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Guru menggunakan rubrik yang dapat merekam seluruh aktivitas siswauntuk mempermudah proses monitoring. Selain itu, guru juga mencatat kesulitan apa saja yang siswa hadapi.
40
Kedelapan, menyimpulkan, mengevaluasi, dan merefleksi. Pada tahapan ini guru memberikan penilaian terhadap proyek yang sudah dibuat siswa. Guru dan siswa saling berdiskusi dalam menyimpulkan, mengevaluasi, dan merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Tahapan terakhir ini berguna untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran sehingga pada akhirnya ditemukan suatu cara yang efektif untuk ke depannya dalam membentuk sebuah proyek yang baik. h. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning(PjBL) Dibandingkan dengan belajar yang hanya dari buku teks, pendekatan ini memilikibanyak manfaat untuk murid, termasuk pengetahuan yang lebih dalam mengenai masalah tersebut, meningkatkan pengarahan diri, dan motivasi, dan meningkatkan kemampuan riset dan menyelesaikan masalah.56 Menurut George Lucas dalam Forrest W. Parkay, ProjectBased Learning mempromosikan kecerdasan emosional yang lebih penting di dunia nyata dibandingkan kecerdasan intelektual yang tinggi karena apa yag kita lakukan di masa depan adalah bekerja dengan orang lain.57 Moursund dalam Made Wena juga mengungkapkan setidaknyaProject Based Learningmemiliki lima keunggulan. Kelima keuungulan yang dimaksud yaitu:58 Pertama, increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Denganmembuat suatu proyek, siswa dilatih untuk bekerja keras dan belajar secara tekun. Beberapa laporan juga menyatakan siswa lebih merasa bergairah dalam pembelajaran dan keterlambatan dalam kehadiran berkurang. Kedua, increased problem-solving ability. Beberapa sumber menyatakan bahwa lingkungan belajar berbasis proyek dapatmeningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasl memecahkan masalah yang bersifat kompleks. 56
Forrest W. Parkaydan Beverly Hardcastle Stanford., op. cit, h. 504 Ibid. 58 Made Wena , op. cit., h.147 57
41
Ketiga, improved library research skills. Keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi. Keempat, increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek membuat siswa perlu untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi secara online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Kelima, increased resource management skills.Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Selain kelebihan, pembelajaran berbasis proyek juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan yang dimaksud antara lain:59 Pertama, penggunaan waktu yang relatif panjang. Pembuatan proyek terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu satu pertemuan sehingga siswa dan guru perlu bekerja sama di luar jam pelajaran untuk menyelesaikan proyek yang dibuat. Kedua, biaya yang cukup besar. Proyek yang dibuat membutuhkan alat dan bahan yang tidak sedikit sehingga siswa akan mengeluarkan uangnya untuk satu pelajaran tertentu. Penting bagi guru dan siswa untuk meminimalisir pengeluaran dengan cara menggunakan bahan-bahan bekas yang masih digunakan. Ketiga, diperlukan tingkat pengetahuan siswa yang lebih advance. Siswa sering dilibatkan pada kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi selama membuat proyek. Ia harus memikirkan apakah proyek ini sesuai dengan 59
Supraptomo dan Yusrin Sanusi Baso, Panduan Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek, 2015, (www.unhas.ac.id)
42
tujuan yang diharapkan, bagaimana cara membuatnya, dan berapa besar kemungkinan keberhasilannya. Dengan begitu, guru perlu mengecek kemampuan siswanya apakah siswanya bisa diajak berpikir ke arah yang lebih tinggi. Jika kemampuan siswa masih rendah, sebaiknya guru mencari alternatif pembelajaran lain sebelum memberikan kegiatan proyek kepada siswa. Proyek akan lebih mudah dilaksanakan jika siswa sudah memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi. Keempat, ada kemungkinan proyek yang direncanakan tidak selesai tepat pada waktunya atau bahkan gagal. Terkadang, persiapan yang sudah dilaksanakan ternyata tidak mendukung proses pelaksanaan. Ketika melaksanakan proyek, terkadang ditemukan beberapa hal yang kurang baik itu berupa alat, bahan, ataupun kajian teoritis terkait pembuatan proyek. Akibatnya, perlu melakukan persiapan ulang. Hal ini bisa saja menyebabkan waktu penyelesaian proyek mundur dri tanggal yang sudah ditetapkan. Bahkan, jika kesalahan tersebut tidak disadari, maka proyek yang dibuat bisa saja gagal. Kegagalan ini baru diketahui ketika proyek diuji coba karena tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4.
Tinjauan Konsep Fungi a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Konsep Fungi Konsep Fungi yang dipelajari ditingkat SMA/MA memiliki kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut:60 Tabel 2.3 KI dan KD Konsep Fungi Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif denga lingkungan sosial dan alam serta dalam 60
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), tersedia melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-sudarmaji-mpd/03-kompetensi-dasar-sma2013.pdf diunduh pada tanggal 5 Februari 2015.
43
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, mengaalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3. 6 : Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan peranannya bagi kehidupan melalui percobaan 4.7 : Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau perannya bagi kehidupan b. Kajian Konsep Fungi Kajian konsep fungi ditinjau dari tiga buku. Buku kesatu yaitu buku biologi untuk mahasiswa, buku kedua dan buku ketiga adalah buku biologi SMA berdasarkan Kurikulum 2013. Buku kesatu karangan Campbell, Reece, dan Mitchell, buku kedua karanagn Irnaningtyas, dan buku ketiga karangan Sri Pujiyanto. Fungi memiliki beberapa definisi ditinjau dari ketiga buku tersebut. Pertama, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organisme eukariotik lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi
struktural,
serta pertumbuhan dan reproduksinya.61Jamur
merupakan organisme eukariotik, memiliki inti sel, memiliki dinding sel dari kitin, heterotorf, dan berukuran mikroskopis atau makroskopis.62 Jamur merupakan organisme uniseluler atau multiseluler, dengan dinding sel
61
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi, Jilid II, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.185 62 Irnaningtyas, Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 251
44
tersusun dari kitin, tidak memiliki klorofil, dan memiliki keturunan haploid yang singkat.63 Campbell, Reece dan Mitchell membagi materi Fungi ke dalam empat bahasan. Keempat bahasan itu adalah pengantar fungi, keanekaragaman fungi, dampak ekologis fungi, dan hubungan filogenetik fungi. 64 Pengantar fungi menjelaskan pengertian, cara hidup, struktur tubuh dan reproduksi fungi. Keanekaragaman fungi berisi tentang divisi-divisi fungi. Dampak ekologis fungi menjelaskan tentang peranan fungi dalam ekosistem sebagai pengurai, simbion, dan patogen serta fungi yang dijadikan sumber makanan oleh banyak hewan. Hubungan filogenetik fungi menjelaskan tentang evolusi fungi dari protista. Irnaningtyas membagi materi Fungi ke dalam tujuh bahasan. Tujuh bahasan itu adalah ciri-ciri tubuh jamur, cara hidup dan habitat jamur, reproduksi jamur,klasifikasi jamur, simbiosis jamur dengan organisme lainnya, peranan jamur dalam kehidupan manusa, dan pembiakan jamur.65 Sementara itu, Sri Pujiyanto membagi konsep Fungi ke dalam tiga bahasan. Tiga bahasan tersebut antara lain ciri-ciri jamur, klasifikasi jamur, dan peran jamur dalam kehidupan.66
B.
Hasil Penelitian yang Relevan Barak Miri, Ben Chaim David, dan Zoller Uri dalam penelitian mereka yang
berjudul Purposely Teaching for the Promotion of Higher-order Thinking Skills: A Case of Critical Thinking disimpulkan bahwa siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran yang didesign untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi berhasil mengalami peningkatan nilai berpikir tingkat tinggi yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan strategi konvensional. Berpikir tingkat tinggi melatih siswa menjadi problem solver yang baik. Oleh
63
Sri Pujiyanto, Menjelajah Dunia Biologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminata Matematika dan Ilmu Alam, (Solo: Platinum, 2014), h. 159 64 Campbell, Reece, Mitchell, op. cit., h. 199 65 Irnaningtyas, op. cit., h. 226-250 66 Sri Pujiyanto, op.cit., h. 147-156
45
sebab itu, guru perlu menyediakan soal yang memungkinkan siswa menggunakan keterampilan berpikir tingkat tingginya.67 Tri Widodo dan Sri Kadarwati dalam penelitiannya yang berjudul Higher order thinking berbasis pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar berorientasi pembentukan karakter siswa hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat menjadi 73,84 (melebihi target minimal yaitu 70). Siswa yang telah menguasai materi ada sebanyak 96,87%. Skor aktivitas adalah 83,81 (melebihi target minimal yaitu 70). Karakter dan respon siswa terhadap pembelajaran termasuk pada kategori baik.68 Muchamad Afcariono dalam penelitiannya
yang berjudulPenerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologihasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir diperoleh pada saat siswa mengajukan pertanyaan dan jawaban pada saat presentasi laporan. Pertanyaan dengan tingkat kognitifrendah (C1,C2,C3) mengalami penurunan dan meningkat pada tingkat kognitif tinggi yaitu C4, C5, dan C6 selama pembelajaran (siklus I dan siklus II). Hal serupa juga terjadi pada jawaban siswa yang mengalami penurunan pada C1 dan C3, untuk C2 tidak mengalami perubahan. Pada siklus I pola pertanyaan masih pada kemampuan rendah dan meningkat pada siklus ke II yaitu mampu mengajukan pertanyaan tingkat tinggi.69 Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Susetyo dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis, menyimpulkan bahwa PBL berpengaruh nyata pada kemampuan analisis siswa. Ini dikarenakan siswa yang belajar dengan model PBL sering bertukar pikiran dan berargumentasi dalam kelompok. Dalam kegiatan diskusi tersbut, masalah yang menjadi pusat
67
Barak Miri, “Purposely Teaching for The Promotion of Higher Order Thinking Skills: A Case of Critical Thinking”, Journal Res Sci Educ, 12 Januari 2007, vol 37, p. 353 68 Tri Widodo dan Sri Kadarwati, op.cit., h. 161 69 Muchamad Afcariono, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”, Jurnal Pendidikan Inovatif, 2008, Vol. 3, No. 2, h. 66-67
46
diskusi mengarahkan siswa untuk menganalisis bahkan memberikan prediksi tentang solusi-solusi yang relevan.70 Navies Luthvitasari, Ngurah Made D. P, Suharto Linuwih dalam penelitiannya
yang
berjudulImplementasi
Pembelajaran
Fisika
Berbasis
ProyekTerhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Kemahiran Generik Sainsdisimpulkan bahwa hasil analisis uji gain menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemahiran generik siswa SMK. Setiap aspek keterampilan berpikir kritis mempunyai hubungan dengan aspek keterampilan berpikir kreatif berdasarkan hasil analisis uji regresi. Sebagian besar siswa merespon baik dan senang dengan pembelajaran fisika berbasis proyek.71 Muh Rais dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan “Proyek’’ dalam Project-Based Learning : Suatu Upaya Memahami, Mengembangkan, dan Menerapkan Pendekatan Scientific Learning Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Vokasional, menjelaskan bahwa Project-based learning sangat kuat, menantang, dan memerlukan visi, struktur, dan pemahaman nyata dalam proses pembelajaran. Proyek yang baik tidak hanya lahir tiba-tiba, namun dihasilkan dari perencanaan yang teliti yang meliputi hasil berfikir tingkat tinggi, tepat waktu, dan manajerial. Dengan memulai dari pertanyaan dan pikiran mendasar, pebelajar akan ditingkatkan kemampuannya dalam merancang proyek, berkomunikasi dengan baik serta menanamkan pemahaman yang berarti dalam perolehan motivasi berprestasi dan hasil belajar.72
70
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Susetyo, “Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis, Unnes Journal of Biology Education, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, h.22 71 Navies Luthvitasari, Ngurah Made D. P, Suharto Linuwih,op.cit., h. 92 72 Muh Rais, Pengembangan “Proyek’’ dalam Project-Based Learning : Suatu Upaya Memahami, Mengembangkan, dan Menerapkan Pendekatan Scientific Learning Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Vokasional, Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13-14 November 2014, h. 639
47
C.
Kerangka Berpikir Kegiatan pembelajaran di sekolah tujuannya adalah membentuk kemampuan
berpikir seseorang. Proses berpikir digunakan untuk mengoptimalkan potensi akal yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Dengan berpikir, kita bisa belajar kemudian bisa memperoleh banyak ilmu. Ilmu yang diperoleh melalui hafalan saja tidak akan bertahan lama dan tidak berguna. Sebaliknya jika ilmu itu terus diolah dan dikaitkan dengan berbagai masalah, maka otak akan merekam dengan jelas ilmu itu dalam memori jangka panjangnya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang menyuruh siswa menghafal banyak hal dan hanya menampilkan soal-soal dari C1-C3 tentunya kurang baik. Keterampilan berpikir siswa dipersempit. Terkesan guru malas untuk membuka gerbang bagi siswa menuju berpikir tingkat tinggi. Permasalahan yang ada di dunia kerja sangatlah kompleks atau disebut juga ill-structured. Untuk memecahkan masalah tersebut, bukan dengan menggunakan kemampuan hafalan terhadap suatu konsep. Tetapi diperlukan keterampilan untuk menggabungkan fakta dan ide dalam proses mensintesis, menganalisis sebabakibat, mengevaluasi, dan berkreasi hingga sampai pada satu pemecahan masalah yang tepat. Dengan begitu, penting bagi guru untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, guru perlu memilih model pembelajaran yang sekiranya sesuai. Contoh model pembelajaran yang dapat mengembangkan high order thinking siswa yaitu Problem based learning dan Project based learning. Problem based learning adalah menggunakan masalah dalam dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar. Model ini dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran Sementara itu, project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan proyek dilakukan secara kolaboratif, inovatif, dan unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Dalam pembelajaran proyek, kerja tim dan kemampuan berkomunikasi merupakan landasan untuk berkembangnya problem solving skill.
48
Melalui penggunaan model problem based learning dan project based learning ini, siswa dapat belajar lebih aktif dan serius sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir analisis, evaluasi, dan kreasinya. Ketiga kemampuan berpikir itu meningkat maka akan mendorong peningkatan keterampilan siswa dalam neyelesaikan masalah. Selain itu, dibutuhkan keterampilan lebih dari sekedar memecahkan masalah dalam pembalajaran proyek yaitu keterampilan dan kedisiplinan dalam melakukan penelitian mulai dari merancang proses, proses investigasi sampai menghasilkan produk yang nyata. Dengan demikian diduga bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang menggunakan modelpembelajaran berbasis proyek (project based learning)lebih tinggidibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
D.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan sebelumnya,
maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) lebih tinggidibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 39 Jakarta Jalan R.A Fadillah
Komplek Kopassus Cijantung, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah pada semester II tanggal 5Januari sampai 6Februari 2015 tahun pelajaran 2014/2015. Adapun rangkaian kegiatan persiapan, uji coba, dan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Tahapan Persiapan, Uji Coba, dan Penelitian No.
Waktu
Tempat
2.
Oktober – Desember 2014
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.
25 November Agustus 2014
SMAN 28 Jakarta
4.
28 Desember 2014
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.
2 Januari 2014
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jenis Kegiatan Pembuatan instrumen penelitian (RPP, LKS, dan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi) Validasi instrumen soal pilihan ganda oleh siswa SMAN 28 Jakarta Validasi instrumen soal keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh dosen pembimbing I dan II Persiapan akhir penelitian oleh dosen pembimbing
6.
5 Januari - 6 Februari 2015
SMA Negeri 39 Jakarta
Penelitian
7.
Februari-April 2015
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Analisis data
8.
Mei 2015
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penyerahan laporan penelitian
49
50
Adapun jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II No.
Hari/Tanggal
1.
5 Januari 2015
2.
15Januari 2015
3.
15Januari 2015
4.
22Januari 2015
5.
22Januari 2015
6.
29Januari 2015
7.
29Januari 2015
8.
6 Februari 2015
B.
Kegiatan Pre Test konsep Fungi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II Proses pembelajaran PBL kegiatan I berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan peranan jamur divisi Zygomycota pada kelas eksperimen I Proses pembelajaran PjBL kegiatan I berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan peranan jamur divisi Zygomycota pada kelas eksperimen II Proses pembelajaran PBL kegiatan II berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan peranan jamur divisi Ascomycota dan Basidiomycota pada kelas eksperimen I Proses pembelajaran PjBL kegiatan II berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan peranan jamur divisi Ascomycota dan Basidiomycota pada kelas eksperimen II Proses pembelajaran PBL kegiatan III berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan peranan jamur divisi Deutromycota, serta simbiosis jamur pada kelas eksperimen I Proses pembelajaran PjBL kegiatan III berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan peranan jamur divisi Deutromycota, serta simbiosis jamur pada kelas eksperimen II Posttest keterampilan berpikir tingkat tinggi
Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode kuasi eksperimen.Penelitian kuasi eksperimen merupakan metode penelitian yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian. Sampel penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan guru mata pelajaran Biologi kelas X di SMA N 39 Jakarta. Kelas eksperimen I yang dipilih di SMA Negeri 39 Jakarta adalah kelas X MIA I dan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
51
sedangkan kelas eksperimen II yang dipilih di SMA Negeri 39 Jakarta adalah kelas X MIA 2 dan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok tersebutdiberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai materi yangakan diajarkan dan kemudian setelah perlakuan diberikan posttest untukmengetahui pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa setelah proses belajarmengajar. Tabel desain penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Desain Penelitian Kelompok Eksperimen I Eksperimen II
Pre Test
Perlakuan
Post Test
Keterangan : O1 : Pretestyang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai dan diberikan kepada kedua kelompok eksperimen (Problem Based Learning Model dan Project Based Learning Model) O2 : Postestyang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan kepada kedua kelompok eksperimen (Problem Based Learning Model dan Project Based Learning Model). X1 :Perlakuan pada kelas eksperimen I (kelompok eksperimen I (Problem Based Learning Model) X2 : Perlakuan pada kelas eksperimen II (Project Based Learning Model)
C.
Variabel Penelitian Terdapat dua variabel yaitu variabel yang mempengaruhi (variabel bebas)
dan variabel yang dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (variabel X) yaitu model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning 2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
D.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
52
ditarik kesimpulan.1Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 39 Jakarta. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 39 Jakarta.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakter populasi yang diteliti.2
Sampel diambil dari populasi terjangkau yaitu siswa kelas X MIA I sebagai kelas eksperimen I dan X MIA 2 sebagai kelas eksperimen II. Pengambilan sampel dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 39 Jakarta dengan teknikpurposive sampling. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu3. Sampel yang dipilih ditentukan berdasarkan jadwal jam pelajaran Biologi kelas X yang waktunya berdekatan dan teknis pelaksanaan praktikum fungi yang memerlukan kesiapan alat dan bahan. Jadwal pelajaran Biologi kelas eksperimen I yaitu hari kamis jam pelajaran ke 4-6 dan kelas eksperimen II di hari yang sama jam pelajaran ke 8-10.
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan
nontes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal uraian untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi, pilihan ganda untuk keterampilan berpikir tingkat rendah, dan nontes berupa lembar observasi kegiatan guru.
F.
Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah:
1.
Tes Tes uraian yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat
tinggi berjumlah 15 soal. Soal yang disajikan menguji pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif siswa. Untuk pengetahuan faktual, 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 16, h. 117. 2 Ibid., h. 118. 3 Ibid., h. 124
53
konseptual, dan prosedural, ranah kognitif yang diujikan yaitu kemampuan pada tingkat C4-C6, sementara pada kemampuan metakognitif ranah yang diukur yaitu aspek pengetahuan deklaratif jenjang kognitif C2 dan pengetahuan kondisional jenjang kognitif C4. Tes uraian untuk mengukur berpikir tingkat tinggi telah dikoreksi oleh 2 dosen pembimbing yaitu Dr. Zulfiani dan Dr. Yanti Herlanti. Peneliti telah melakukan ujicoba empirik namun hasilnya tidak valid dan atas pertimbangan tersebut maka dilakukan validasi konstruk dan validasi isi oleh dosen pembimbing. Validitas isi dilakukan untuk mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan dan validitas konstruksi berkenaan dengan pertanyaan yang diuji apakah aspek dalam soal-soal itu betulbetul tercakup dalam perumusan tentang aspek berpikir yang hendak diukur.4 Hasil validasi dinyatakan valid setelah dilakukan revisi pada keefektifan penulisan wacana yang disajikan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), ketepatan penyajian kasus, kesesuaian soal dengan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, kesesuaian penggunaan taksonomi kognitif revisi Bloom pada setiap soal, ketepatan soal sesuai dengan konsep Fungi kelas X SMA, ketepatan penggunaan gambar dalam soal, penyederhanaan penggunaan istilahilmiah dan ketepatan soal dengan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tabel 3.4 Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Konsep Fungi 1) Divisi Zygomycota Indikator Pembelajaran Ciri umum, habitat, dan reproduksi jamur Zygomycota Peranan jamur Zygomycota 4
Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan C2 C4 C5 C6
1d (MD)
1c (K)
1e (F)
Total Soal Valid
3 soal
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), cet. 10, h . 67
54
Menentukan solusi penyelesaian suatu kasus Total Soal Valid
1
1b (MK) 2
1a (P) 1
1
2 soal 5 soal
2) Divisi Ascomycota Jenjang Pengetahuan dan Kognitif Indikator Pembelajaran Ciri umum, habitat, dan reproduksi Ascomycota Peranan jamur Ascomycota Menentukan solusi penyelesaian suatu kasus Total Soal Valid
C2
C4
2b (MD)
2a (K)
1
2d (MK) 2
C5
C6
Total Soal Valid 2 soal
2e (F)
2f (P)
2 soal
2c (P) 2
2 soal 1
6 soal
3) Divisi Basidiomycota Jenjang Pengetahuan dan Kognitif Indikator Pembelajaran Ciri umum, habitat, dan reproduksi Basidiomycota Peranan jamur Basidiomycota Menentukan solusi penyelesaian suatu kasus Total Soal Valid Keterangan : *= Soal yang valid F = Faktual K= Konseptual
C2
C4
3d (MD)
3c (K)
Total Soal Valid 2
3a (F)
1
1
2
C5
C6
3b (P)*
1
1
4 soal
P = Prosedural MD = Metakognitif deklaratif MK = Metakognitifkondisional
Untuk mendukung penelitian, peneliti juga menguji keterampilan siswa pada ranah kognitif yang rendah. Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat rendah siswa adalah tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 30 soal yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu a, b, c, d, dan e. Tes yang diberikan mengukur ranah kognitif meliputi aspek ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Berikut kisikisi instrumen keterampilan berpikir tingkat rendah.
55
Tabel 3.5 Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Konsep Fungi Tiap Indikator Sub Konsep Ciri-ciri jamur
Indikator
Mengidentifikasi ciriciri, cara hidup, dan habitat kingdom fungi serta perbedaannnya dengan kingdom lainnya Menjabarkan divisidivisi jamur Mengidentifikasi struktur dan peranan jamur Divisi Zygomycota Mengidentifikasi struktur dan peranan Klasifikasi jamur Divisi jamur Ascomycota Mengidentifikasi struktur dan peranan jamur Divisi Basidiomycota Mengidentifikasi struktur dan peranan jamur Divisi Deutromycota Reproduksi Menjelaskan proses jamur reproduksi jamur Mengidentifikasi struktur dan peranan liken dalam kehidupan Asosiasi sehari-hari jamur Mengidentifikasi simbiosis mikoriza dan peranannya Peranan Menjelskan contohjamur dalam contoh jamur dan kehidupan peranannya dalam sehari-hari kehidupan sehari-hari Jumlah Soal
Dimensi Proses Kognitif C1
C2
1 2 5 6
3 4
C3
C4
C5
C6
7
1
9
8
2
10 11
2
12
14 15 16
13
1
17
18
6
19 20
1 21
22
25 26 27 28 12
2
23
24
29
9
Jumlah Soal 6
2
5
1
3
30
6
1
30
56
2.
Non Tes Instrumen non tes menggunakan lembar observasi guru. Observasi adalah
proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai situasi, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.5 Tujuan penggunaan lembar observasi ini adalah melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat.
G.
Prosedur Penelitian
1.
Tahap Perencanaan/Persiapan Tahap perencanaan/persiapan terdiri dari: a.
Studi pendahuluan berupa pengamatan ke sekolah terkait dan telaah pustaka untuk menyusun rencana pembelajaran pada konsep Fungi
b.
Menyelesaikan surat izin penelitian
c.
Merancang rencana pembelajaran (RPP)
d.
Menghubungi
guru
biologi
sekolah
yang
bersangkutan
untuk
menentukan waktu penelitian dan mendiskusikan prosedur jalannya penelitian dan mengambil kesepakatan antara peneliti dengan guru Biologi di sekolah yang bersangkutan e.
Menyusun instrumen penelitian (alat pengumpul data) berupa tes pilihan ganda, uraian, dan lembar observasi
f.
Melakukan uji coba instrumen
g.
Mengolah data hasil uji coba instrumen kemudian menentukan soal yang valid untuk digunakan dalam penelitian
2.
Tahap Pelaksanaan a.
Membagi dua kelas penelitian kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
b.
Memberikan pengertian awal mengenai proses berjalannya model PBL PjBL di kelas masing-masing
5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 5., h. 153
57
c.
Memberikan pretest kepada seluruh subjek penelitian dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda dan uraian
d.
Melaksanakan pembelajaran pada dua kelas tersebut sesuai model masing-masing
e.
Memberikan posttest kepada seluruh subjek penelitian dengan menggunakan instrumen tes yang sama saat pretest
3.
Tahap Akhir a.
Mengolah dan mengkonversi data hasil tes pilihan ganda dan uraian(pretest dan posttest) dalam bentuk nilai/angka
b.
Mengolah data dengan analisis statistik
c.
Mengolah data observasi kegiatan guru
d.
Menganalisis hasil penelitian yang tertuang dalam pembahasan
e.
Menarik kesimpulan
H.
Kalibrasi Instrumen
1.
Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Instrumen tes pilihan ganda dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan
dalam penelitian. Tujuan dari hal ini yaitu untuk diketahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Uji tes pilihan ganda menggunakan program Anates V 4.0.9 a. Uji Validitas Validitas artinya tepat atau sahih. Validitas yakni dapat diartikan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.6 Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas butir soal dengan rumus korelasi koefisien korelasi biseral, hal ini dikarenakan
6
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 105
58
data atau butir soal yang diukur bersifat kontinu dengan menggunakan rumus:7 √
=
Keterangan : rpbi = Koefisien korelasi Biseral Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang akan dicari validasinya Mt = Rerata skor total St = Standar deviasi dari skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawab salah
maka
Apabila
dianggap
signifikan,
artinya
soalyangdigunakan sudah valid. Sebaliknya jika
artinya
soaltersebut tidak valid, maka soal tersebut harus direvisi atau tidak digunakan. Dari hasil perhitungan Anates Versi 4.0.9, diperoleh data bahwa dari 49 soal piliha ganda terdapat 29 soal yang dinyatakan valid yaitu no soal 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 30, 32, 33, 34, 36, 39, 41, 43, 45, 46, 48.8 Untuk soal 38 mengalami validitas isi dari dosen pembimbing sehingga digunakan dalam penelitian.9
b. Uji Reliabilitas Realibilitas merujuk tingkat kepercayaan suatu tes. Tes dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil
yang
tetap.10Reliabilitas
dapat
dihitung
menggunakan rumus K-R 20. Rumus tersebut adalah sebagai berikut: =
(
dengan 11
)
Keterangan: = reliabilitas instrumen 7
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 79 Lampiran 7 9 Lampiran 7 10 Suharsimi Arikunto, op.cit., h.86 11 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian,Ed. Revisi, Cet. 7, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 175 8
59
k p q
= banyaknya butir soal atau butir pertanyaan = varians total = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1) = proporsi subjek yang mendapat skor 0 ( q = 1- p)
Setelah didapat nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai rii seperti dibawah ini: Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien korelasi Kriterian Realibilitas 0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat Rendah Dari hasil uji coba butir soal yang menggunakan Anates versi 4.0.9 diperoleh realibilitasnya adalah 0.75.12Hal ini berarti soal yang sudah diujikan memiliki reliabilitas dengan kriteria tinggi.
c. Tingkat Kesukaran Penghitungan tingkat kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa besar tingkat kesukaran suatu butir soal. Hasil penghitungannya didapat dari perbandingan antara siswa yang menjawab betul dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes/ujian. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Cara melakukan analisis untuk menentukan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:13
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknnya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
12
Lampiran 7 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 208.
13
60
Berikut ini adalah tabel tingkat kesukaran:14 Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks kesukaran 0,00 – 0,30 0,30 – 0,70 0,70 – 1,00
Interpretasi kesukaran Soal sukar Soal sedang Soal mudah
Berdasarkan hasil perhitungan anates versi 4.0.9 dari 49 soal yang diujikan terdapat sebanyak 2 soal sangat sukar, 10 soal sukar, 17 soal sedang, 8 soal mudah, dan 12 soal sangat mudah.
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.15 Rumus pengujian daya pembeda yaitu:16
Keterangan: J = Jumlah peserta tes JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Setelah didapat nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai daya pembeda seperti di bawah ini:17 Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda Indeks kesukaran 0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 14
Ibid.,h. 210. Ibid., h. 211. 16 Ibid., h. 213-214. 17 Ibid., h. 218. 15
Interpretasi kesukaran Jelek Cukup
61
0,40 – 0,70 0,70 – 1,00 Negatif
Baik Baik sekali Semuanya tidak baik
Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 49 soal sebanyak 2 soal jelek sekali, 7 soal jelek, 32 soal cukup, 6 soal baik, dan 2 soal baik sekali.
2.
Non Tes Non tes yaitu berupa lembar observasi guru. Validasi isi lembar observasi
kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu disetujui oleh pertimbangan para ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing.
I.
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh setelah penelitian selanjutnya diolah secara statistik dan
dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Data terbagi menjadi dua kelompok yaitu data kuantitatif (tes) dan data kualitatif (lembar observasi). 1.
Data Kuantitatif Data keterampilan tingkat tinggi dan rendah diuji secara kuantitatif.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah: a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji asumsi dasar untuk mengetahui persebaran suatu data apakah terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan SPSS 20. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:18 1) Masuk ke program SPSS 2) Klik variabel view pada SPSS editor
18
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet ke 1, h. 163167
62
a) Pada kolom name baris pertama ketik nama respondennya misal “X MIA 1” dan baris kedua ketik jenis tes yang diuji misal “nilai” b) Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik string, baris kedua tidak diubah c) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 utnuk baris pertama, sementara baris kedua ganti dengan angka 2 (sesuai kebutuhan) d) Pada kolom label untuk baris pertama kosongkan dan pada baris kedua ketik jenis tes yang ingin diuji misal “nilai pretest PG” e) Pada kolom measure baris pertama klik nominal dan pada baris kedua klik skala ordinal 3) Klik data view pada SPSS editor a) Pada kolom X MIA 1 masukkan jumlah responden b) Pada kolom nilai masukkan nilai siswa 4) Klik Analysis laluDescriptive statistics dan pilih Explore 5) Masukkan nilai pretest PG ke dependent list. 6) Klik plot a) Klik steam and test b) Klik histogram c) Kemudian klik normalitylots with tests d) Klik continue untuk kembali ke menu sebelumnya e) Kemudian tekan OK dan hasil perhitunga akan keluar 7) Analisis hasil Test of Normality Kriteria pengujian diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas (sig) >0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan jika probabilitas (sig) <0,05, maka data berdistribusi normal. Jika keseluruhan data probabilitas (sig) yang diperoleh adalah normal, maka uji statistik lanjutan yang digunakan adalah uji parametrik. Namun, jika ada beberapa data yang tidak normal dari data keseluruhan, maka uji statistik lanjutan yang digunakan adalah uji
63
statistik nonparametrik.19Dengan begitu, untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi dilanjutkan ke uji nonparametrik Mann Whitney U dan uji parametrik untuk keterampilan berpikir tingkat rendah yaitu uji homogenitas dan uji t.
b. Uji Beda Mann Whitney U Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan hasil uji normalitas terdapat data yang tidak normal, maka hipotesis hasil belajar berpikir tingkat tinggi diuji dengan menggunakan uji Mann Whitney U. Uji Mann-Whitney atau U-tes digunakan untuk menguji dua kelompok independen yang ditarik dari suatu populasi ketika asumsi distribusi normalitas sampel dan homogenitas tidak terpenuhi.20 Penghitungan uji Mann Whitney U menggunakan SPSS 20. Langkahlangkah dalam pengujian Mann-Whitney sebagai berikut:21 1) Masukkan data pada worksheet SPSS dengan menggabung semua skor menjadi satu kolom, missal X MIA 1 dan X MIA 2, masing-masing skor kelas diberi kode 1 untuk X MIA dan 2 untuk X MIA 2. 2) Klik menu analysis, pilih nonparametric test, dan klikindependent samples. 3) Masukkan kelas pada test variable list atau nama yang akan diuji. 4) Klik define groups pada kolom group variabel, kemudian isi 1 pada group 1 dan 2 pada group 2. 5) Klik continue. 6) Klik test type uji Mann-Whitney untuk diaktifkan 7) Klik Ok. Dari hasil perhitungan, akan diperoleh harga U dan harga Asymp. Sig. Jika nilai Asymp.sig> 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan pada data yang diuji.
19
Ibid., h. 153 Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian; Dilengkapi ara Perhitungan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung, Refika Aditama, 2010), cet 1, h. 236 21 Ibid., h. 292- 294 20
64
c. Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok data yang diuji memiliki varians yang sama atau tidak. Penghitungan uji normalitas menggunakan SPSS 20. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:22 1) Masuk ke program SPSS 2) Klik variabel view pada SPSS editor a) Pada kolom name baris pertama ketik nama respondennya misal “nomor siswa”, baris kedua ketik “kelas” dan pada baris ketiga ketik data yang diuji misal “nilai” b) Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik string, baris kedua tidak diubah c) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 d) Pada kolom label, untuk bari pertama dikosongkan dan pada baris kedua ketik “kelas” serta pada baris ketiga ketik nilai yang ingin diuji missal “nilai Gain HOT siswa” e) Pada kolom values, untuk baris pertama dikosongkan. Pada baris kedua kolom ini klik kotak kesil, lalu langkah selanjutnya adalah ketik “1” pada value dan pada label ketik “X MIA 1”, lalu klik add; ketik “2” pada value dan pada label ketik “X MIA 2”, lalu klik add. 3) Klik ok untuk kembali ke menu sebelumnya. Pada kolom measure baris pertama klik nominal dan baris kedua klik ordinal. 4) Pengisian data dengan klik data view pada SPSS editor. Pada kolom nomor siswa masukkan semua sampel, pada kolom kelas masukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut, dan pada baris nilai masukkan total nilai masing-masing siswa. 5) Pengolahan data yaitu dengan klik Analysis kemudian Compare meanslalu klik one way anova. Dari one way anova masukkan jawaban ke dependent list dan kelas ke factor.
22
Ibid., h. 174-178
65
6) Pengujian uji homogenitas dengan klik options dan pada statistic klik homogenity of variance test. 7) Klik ok untuk kembali ke menu sebelumnya. 8) Data dikatakan homogen jika nilai sig > α
d. Uji Hipotesis Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelompok yang independent. Untuk menganalisis dua sampel independent dengan jenis data interval/rasio digunakan uji-t dua sampel. Penghitungan uji hipotesis dua sampel independent menggunakan SPSS 20. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:23 1) Masuk ke program SPSS 2) Klik variabel view pada SPSS editor a) Pada kolom name baris pertama ketik “kelas” , baris kedua ketik data yang diuji misal “nilai” b) Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik string, baris kedua tidak diubah c) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 d) Pada kolom label, untuk bari pertama ketik “kelas” serta pada baris kedua ketik nilai yang ingin diuji missal “nilai Gain HOT siswa” e) Pada kolom values, untuk baris pertama dikosongkan. Pada baris kedua kolom ini klik kotak kesil, lalu langkah selanjutnya adalah ketik “1” pada value dan pada label ketik “X MIA 1”, lalu klik add; ketik “2” pada value dan pada label ketik “X MIA 2”, lalu klik add. f) Pada kolom measure dari baris pertam, klik skala nominal dan baris kedua klik skala interval/rasio. 3) Pengisian data dengan cara klik data view pada SPSS editor . Pada kolom kelas ketik angka “1” dan “2” sesuai denga kelasnya serta pada kolom nilai masukkan hasil nilai siswa yang ingin diuji.
23
Ibid., h. 242-248
66
4) Pengolahan
data
dilakukan
dengan
cara
klik
analysis
lalu compare means kemudian pilih independent sample T-test. 5) Pengisian kolom uj, caranya masukkan nilai ke test variable (s). Pada grouping variable, masukkan kelas dengan cara klik define group dan pada grup 1 ketik angka “1” dan grup 2 ketik angka “2”, lalu klik continue. 6) Tahapan terakhir adalah pengisian tingkat signifikansi dengan α = 5%. Caranya klik options dan confidence level diubah menjadi 95% lalu klik continue dan ok untuk memproses data. 7) Jika nilai probabilitas (sig) > 0,025 maka Ho diterima.
e. Uji N-Gain Uji N-Gain merupakan selisih antara nilai pretest dan nilai posttest.Untuk mencari normal gain digunakan rumus sebagai berikut:24 N Gain = Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut: g-tinggi
: nilai (g) > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 > (g) > 0,30 g-rendah : nilai (g) < 0,3
2.
Data Kualitatif Data hasil observasi kegiatan pembelajaran dilakukan saat guru sedang
melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti yang dituliskan dalam RPP. Pihak yang menjadi observer adalah guru Biologi Kelas X SMAN 39 Jakarta yaitu Dra. Tri Hardani selaku observer I dan rekan sejawat mahasiswa Pendidikan Biologi 2010 UIN Jakarta Ratna Maruti selaku observer II. Kedua observer mengikuti proses kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh peneliti
24
Yanti Herlanti, Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008, h. 53,(http://dhetik.weebly.com).
67
J.
Hipotesis statistik Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho :μ1 = μ2 Ha :μ1 > μ2 Keterangan: μ1: Rata-rata berpikir tingkat tinggi biologi siswa yang menggunakan model Project Based Learning (PjBL) μ2: Rata-rata berpikir tingkat tinggi biologi siswa yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat
tinggi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II , dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1Pretest, Posttest, danN-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi)
Kelas
Data
Bahan Uji N
Max
Min
̅
SD
Pretest
36
22,41
0
10,49
5,47
Posttest
36
87,93
6,90
68,44
19,38
Pretest
36
29,31
1,72
10,30
4,67
Posttest
36
84,48
32,76
67,38
13,26
XA1
N-Gain
36
0,87
0,02
0,65
0,21
XA2
N-Gain
36
0,82
0,26
0,64
0,14
XAI
XA2
*Keterangan : XA1 = Kelas eksperimen I XA2 = Kelas eksperimen I Berdasarkan Tabel 4.1, perbedaan nilai rata-rata pretest eksperimen I dan II (10,49 dan 10,30) yaitu sebesar 0,19 dan perbedaan nilai rata-rata posttest eksperimen I dan II (68,44 dan 67,38) yaitu sebesar 1,06. Nilai rata-rata
68
69
keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I naik 58% dari 10,49 pada pretest menjadi 68,44 pada posttest dan kelas eksperimen II naik 57% dari 10,30 pada pretest menjadi 67,38 pada posttest. Kelas eksperimen I memiliki rata-rata nilai keterampilan berpikir tingkat tinggidari pretest ke posttest lebih besar dibandingdengan kelas eksperimen II (58%>57%). Nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang. Kelas eksperimen I memiliki ratarata N-Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II (0,65> 0,64) Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil tes keterampilan berpikir tingkat tinggi (pretest, posttest dan N-Gain) kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.1 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat tinggi sub-konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Sub-Konsep Pretest,Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II No
Sub-Konsep
1.
Ciri-ciri umum jamur, cara hidup, dan reproduksi jamur Peranan jamur Menentukan solusi suatu permasalahan Rata-Rata
2. 3.
Pretest (%) XA1 XA2
Posttest (%) XA1 XA2
N-Gain XA1 XA2
0
1
56
58
0,56
0,58
19
18
77
76
0,72
0,71
10
8
66
64
0,61
0,60
9,67
9
66,3
66
0,63
0,63
Berdasarkan Tabel 4.2, hasil pretest ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk masing-masing kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II, keseluruhan sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa belum tercapai. Tetapi, keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada posttest mengalami perubahan. Pada sub-konsep ciri umum, cara hidup, dan reproduksi jamur kelas eksperimen I dan eksperimen II, ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa tergolong kurang baik (56% dan 58%). Sementara itu, 1
Lampiran 10
70
ketercapaian sub-konsep sudah cukup baikbagi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada sub-konsep peranan jamur ( 66% dan 64%). pada subkonsep menentukan solusi suatu permasalahan diperoleh nilai ketercapaian dengan baik bagi kelas eksperimen I dan eksperimen II (76% dan 77%). Nilai rata-rata ketercapaian seluruh sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dari pretest ke posttest berbeda tipis yaitu 56,63% ( kelas eksperimen I) dan 57% (kelas eksperimen II). Hasil N-Gain sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang yaitu pada sub-konsep ciri umum jamur, cara hidup, dan reproduksi jamur serta pada sub-konsep menentukan solusi suatu permasalahan. Sementara itu, rata-rata hasil N-Gain sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu 0,63 dan tergolong kategori sedang. Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk kelas eksperimen I dan PjBL (Project Based Learning) untuk kelas eksperimen II, keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk melihat lebih jelas deskripsi hasil ketercapaian belajar (keterampilan berpikir tingkat tingi) sub-konsep pretest, posttest dan N-Gain kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.2 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat tinggi tiap ranah pengetahuan dan jenjang kognitif kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4. Berdasarkan tabel 4.3, hasil pretest ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk masing-masing kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II, keseluruhan ranah pengetahuan dan jenjang kognitif keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa tergolong sangat rendah atau belum tercapai, sedangkan untuk posttestnya mengalami berbagai ketercapaian. Pada posttest, ketercapaian yang baik sekali bagi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 (92% dan 87%). Ketercapaian yang baik bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah prosedural jenjang C5 (71%) dan prosedural jenjang C6 (70% dan 79%). Ketercapaian yang belum 2
Lampiran 11
71
diraih/tidak tercapai bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah metakognitif jenjang C2 (45% da 44%). Ranah faktual jenjang kognitif C5 diperoleh dengan kategori baik pada kelas eksperimen I (76%) dan sangat baik bagi kelas eksperimen II (81%). Ranah konseptual jenjang C4 diperoleh dengan kategori baik bagi kelaseksperimen I (71%) dan cukup bagi kelas eksperimen II (68%). Kelas eksperimen I memiliki ketercapaian yang baik (71%) pada kemampuan metakognitif jenjang C4 dan nilai ketercapaia kelas eksperimen II termasuk kurang baik (52%). Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk kelas eksperimen I dan PjBL (Project Based Learning) untuk kelas eksperimen II, keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji N-Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah pengetahuan dan jenjang kognitif tiap kelas eksperimen I dan eksperimen II memiliki beberapa kategori. Hasil N-gain kategori tinggi pada kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 (0,82dan 0,84) dan ranah faktual jenjang C5 (0,71 dan 0,77). Hal ini dikarenakan model PBL dan PjBL menuntut siswa untuk menganalisis kejadian yang bersifat faktual di setiap pembelajarannya. Sementara itu, perbedaan N-Gain kedua kelas ada pada ranah prosedural jenjang C6, kelas eksperimen II juga memiliki N-Gain yang tinggi yaitu sebesar 0,74 dan kelas eksperimen II memiliki N-Gain yang sedang yaitu sebesar 0,61. Hal ini dikarenakan model PjBL tidak hanya menuntut siswa untuk menyelesaikan suatu masalah saja tetapi juga menuntut siswa untuk membuat suatu ide yang baru disertai langkah kerja yang sistematis di setiap pembelajaran dan PBL cukup sampai menemukan suatu solusi permasalahan yang bersifat faktual. Hasil N-Gain kategori sedang diperoleh kelas eksperimen I dan II pada ranah konseptual jenjang C4 (0,71 dan 0,67), ranah prosedural jenjang C5 (0,61 dan 0,62), dan ranah metakognitif jenjang C2 (0,45 dan 0,44) serta ranah metakognitif jenjang C4 (0,69 dan 0,48). Model PBL dan PjBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk melihat lebih jelas deskripsi hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi tiap ranah
72
pengetahuan dan jenjang kognitif siswa untuk pretest, posttestdan N-Gainkelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.3 Tabel 4.3Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Jenjang Kognitif C2 (%) Ranah Kelas Pre Post Pengetahuan Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognitif
C4 (%) Pre
C5 (%)
Post Pre
C6 (%)
Post Pre
Post
XA1
21
92
15
76
XA2
19
87
17
81
XA1
2
71
XA2
4
68
XA1
26
71
18
70
XA2
22
71
15
79
XA1
0
45
7
71
XA2
1
44
7
52
Tabel 4.4 Hasil N-Gain (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Ranah Pengetahuan Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
3
Lampiran 12
Kelas XAI XA2 XAI XA2 XAI XA2 XAI XA2
C2
0,45 0,44
Jenjang Kognitif C4 C5 0,82 0,71 0,84 0,77 0,71 0,67 0,61 0,62 0,69 0,48
C6
0,61 0,74
73
2. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II , dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5Pretest,Posttest, dan N-Gain Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah)
Kelas
Data
Bahan Uji N
Max
Min
̅
SD
Pretest
36
86,67
16,67
52,41
17,25
Posttest
36
96,67
60
82,31
7,72
Pretest
36
83,33
16,67
52,31
17,76
Posttest
36
90
50
75,28
9,61
XA1
N-Gain
36
0,90
-0,50
0,56
0,30
XA2
N-Gain
36
0,86
-0,43
0,41
0,33
XA1
XA2
Berdasarkan Tabel 4.5, perbedaan nilai rata-rata pretest eksperimen I dan II (52,41 dan 52,30) yaitu sebesar 0,11 dan perbedaan nilai rata-rata posttest eksperimen I dan II (82,31 dan 75,28) yaitu sebesar 8.03. Nilai rata-rata hasil belajar berpikir tingkat rendahkelas eksperimen I naik 30% dari 52,41 pada pretest menjadi 82,31 pada posttest dan kelas eksperimen II naik 23% dari 52,30 pada pretest menjadi 74,28 pada posttest. Kelas eksperimen I memiliki kenaikan nilai hasil belajardari pretest ke posttest lebih besar dibandingdengan kelas eksperimen II (30%>23%). Nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang. Kelas eksperimen I memiliki rata-rata N-Gain lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II (0,56> 0,41). Untuk lebih jelasnya
74
deskripsi hasil belajar berpikir tingkat rendah(pretest,posttest dan N-Gain) kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.4 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah tiap sub-konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah)Sub-Konsep Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas EksperimenII No 1. 2. 3. 4. 5.
Pretest (%) XA1 XA2 Ciri-ciri umum jamur 62 64 Klasifikasi jamur 47 45 Reproduksi jamur 56 44 Asosiasi jamur 54 47 Peranan jamur dalam 51 61 kehidupan sehari-hari Rata-rata 54 52,2 Sub-Konsep
Posttest (%) XA1 XA2 80 77 80 71 81 89 99 91 76 68
N-Gain XA1 XA2 0,32 0,32 0,49 0,38 0,39 0,50 0,90 0,81 0,34 -0,06
81,2
0,49
79,2
0,39
Berdasarkan Tabel 4.6, hasil ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat rendah pretest diketahui bahwa sub-konsep yang sudah tercapai cukup baik yaitu ada pada ciri umum jamur (62%) kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur (64%) dan peranan jamur (61%). Sub-konsep yang tercapai kurang baik yaitu reproduksi jamur (56%), asosiasi jamur (54%), dan peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari (51%) untuk kelas eksperimen I. Sedangkan sub-konsep yang tidak tercapai untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu ada pada klasifikasi jamur (47% dan 45%), reproduksi jamur (44%) dan asosiasi jamur (47%) untuk kelas eksperimen II. Nilai rata-rata ketercapaian sub-konsep hasil belajar kognitif dari pretest ke posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II (27.2% > 27%).. Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian sub-konsep antara pretest dan posttest, didapatkan sub-konsep pada pretest yang belum tercapai pada kelompok eksperimen I satu sub-konsep, sedangkan untuk posttestnya tidak ada. Untuk kelas
4
Lampiran 14
75
eksperimen II, sub-konsep pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak tiga sub-konsep, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan berpikir tingkat rendah (C1-C3) yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir. Berdasarkan Tabel 4.6, hasil N-Gain per sub-konsep hasil belajar kelas eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, asosiasi jamur, dan peranan jamur dalam kehidupan. Pada kelas eksperimen IIdiperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus pada sub-konsep peranan jamur. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu didapatkan pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, reproduksi jamur. N-Gain kategori tinggi di kedua kelas tersebut ada pada kategori asosiasi jamur. Hasil NGain untuk sub-konsep peranan jamur kelas eksperimen I adalah sedang tetapi kelas
eksperimen
II
rendah.
Hasil
rata-rata
N-Gain
per
sub-konsep
memperlihatkan bahwa kelas eksperimen I lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain keterampilan berpikir tingkat rendahsub-konsep jamur kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.5 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah tiap jenjang kognitifkelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Jenjang KognitifPretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas EksperimenII No
Jenjang Kognitif
1. 2.
C1 C2 5
Lampiran 15
Pretest (%) XA1 XA2 53 60 55 51
Posttest (%) XA1 XA2 81 70 87 81
N-Gain XA1 XA2 0,44 -0,07 0,68 0,54
76
No 3. 4. 5. 6.
Pretest (%) Posttest (%) N-Gain XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2 C3 49 19 94 89 0,72 0,68 C4 51 51 79 76 0,55 0,36 C5 44 33 97 72 0,53 0,44 C6 44 61 39 61 0,22 0,25 Rata-rata 49.3 45,83 79.5 74,83 0,52 0,37 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil ketercapaian belajar keterampilanberpikir
Jenjang Kognitif
tingkat rendahpretest diketahui bahwa jenjang kognitif yang tercapai cukup baik yaitu C1 (60%) dan C6 (61%) untuk kelas eksperimen II sedangkan kelas eksperimen I tidak ada. Jenjang kognitif yang tercapai kurang baik yaitu C1 (53%), C2 (55%), dan C4 (51%) untuk kelas eksperimen I dan C2 (51%) dan C4 (51%) untuk kelas eksperimen II. Sementara itu, untuk jenjang kognitif yang gagal dicapai yaitu C3 (49%), C5 (44%), dan C6 (44%) untuk kelas eksperimen I dan untuk kelas eksperimen II yang gagal tercapai yaitu jenjang kognitif C3 (19%) dan C5 (33%). Nilai kenaikan rata-rata ketercapaian jenjang kognitif hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah dari pretest ke posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II (29.5% > 29%).. Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian jenjang kognitif antara pretest dan posttest, didapatkan jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai pada kelompok eksperimen I sebanyak tigajenjang kognitif, sedangkan untuk posttestnya ada 1 yaitu di C6 (39%). Untuk kelas eksperimen II, jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak duajenjang kognitif, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan berpikir tingkat rendah (C1-C3) yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir. Berdasarkan Tabel 4.7, hasil N-Gain jenjang kognitif hasil belajar kelas eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada semua jenjang kognitif kecuali jenjang C6. Pada kelas eksperimen II diperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus
77
padajenjang C1. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu didapatkan pada jenjang kognitif C2, C4 dan C5. N Gain kategori rendah untuk kelas eksperimen I dan II yaitu pada jenjang C6. N-Gain jenjang C1 untuk kelas eksperimen I termasuk kategori sedang sementara kelas eksperimen II termasuk kategori rendah bahkan minus. N-Gain jenjag C3 untuk kelas eksperimen I termasuk kategori tinggi dan kelas eksperimen II termasuk kategori sesang. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain keterampilan berpikir tingkat rendahjenjang kognitif jamur kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.6 Selanjutnya untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk kelas eksperimen I dan PjBL (Project Based Learning) untuk kelas eksperimen II terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, dilakukan uji statistik lanjutan yang dijelaskan pada sub-bab berikutnya.
B.
Analisis Data Tes Hasil Belajar
1.
Uji Normalitas Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok eksperimen I dan kelas
eksperimen II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.8 Uji NormalitasGain Keterampilan Berpikir Tingkat TinggiSiswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Data Statistik Sampel (N) Sig Kesimpulan
6
Lampiran 16
Gain Eksperimen I Eksperimen II 36 36 0,000 0,042 0,025 0,025 Tidak Normal Normal
78
Tabel 4.9 Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Data Statistik Sampel (N) Sig Kesimpulan
Gain Eksperimen I Eksperimen II 36 36 0,200 0,200 0,025 0,025 Normal Normal
Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, menunjukkan bahwa terdapat beberapa data normal diantaranya data Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi kelas eksperimen II, dan data Gain hasil belajar biologi kelas eksperimen I dan II karena nilai Sig lebih besar dari α (Sig> α), maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima, dengan demikian, bahwa sebaran data yang dianalisis tersebut normal. Berdasarkan Tabel 4.6, menunjukkan bahwa terdapat data tidak normal yaitudata Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I karena nilai Sig lebih kecil dari α (Sig< α), maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal ditolak, dengan demikian, bahwa sebaran data yang dianalisis tersebut tidak normal. Berdasarkan data tersebut, terdapat data normal dan data tidak normal pada uji normalitas Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adanya perbedaan distribusi data tersebut, langkah uji statistik yang selanjutnya dipilih adalah jenis uji statistik non parametrik. Sementara itu, untuk data Gain hasil belajar berpikir tingkat rendah dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji homogenitas dan uji t karena nilai Gain kedua kelas berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.7
2.
Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Hasil data sebaran Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi ada yang
normal dan tidak normal maka untuk menguji statistik lanjutan (uji hipotesis) 7
Lampiran 17
79
menggunakan uji statistika non parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Dalam uji ini, jika hasil hitungan uji Mann Whitney U (probabilitas) > 0,05 maka H o diterima sedangkan jika hasil hitungan uji Mann Whitney U (probabilitas) < 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji Mann Whitney U dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji Mann Whitney U dapat dilihat pada lampiran.8 Tabel 4.10 Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi No. Data Statistika 1. Hasil Belajar HOT
Sig 0,264
0,05
Keterangan 0,264> 0,05
Kesimpulan Ha ditolak
Dari hasil perhitungan, harga signifikansi adalah 0,264 yang berada di atas harga alpha 0,05, maka Ha ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat perbedaan keterampilanberpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
3.
Uji Homogenitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua
populasi normal. Hasil uji normalitas hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.11 Uji Homogenitas berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah No. Data Statistika 1. Hasil Belajar Kognitif
Sig 0,561
0,05
Keterangan 0,561> 0,05
Kesimpulan Varians homogen
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui signifikansi sebesar 0,561. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai sig >α, maka dapat disimpulkan Gain hasil belajar
8
Lampiran 18
80
kedua kelas mempunyai varian yang sama.Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas Gain hasil belajar dapat dilihat pada lampiran.9
4.
Uji Hipotesis Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Setelah melakukan uji prasyarat analisis (uji normalitas dan homogenitas)
gain hasil belajar siswa, diketahui kedua kelompok berdistriusi normal dan homogen. Dengan demikian, untuk melakukan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t. Tabel 4.12 Uji Hipotesis berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah No. Data Statistika 1. Hasil Belajar Kognitif
Sig 0,106
0,025
Keterangan 0,106> 0,025
Kesimpulan Ha ditolak
Dari hasil perhitungan, harga signifikansi adalah 0,106 yang berada di hatas harga alpha 0,025, maka Ha ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).Untuk lebih jelasnya perhitungan uji hipotesis hasil belajartingkat rendah dapat dilihat pada lampiran.10
C.
Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil perhitungan data penelitian mengenai data hasil observasi kegiatan
guru selama pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14. Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas Eksperimen I No. 1. 2.
Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Orientasi Siswa pada Masalah Mengorganisasi Siswa Belajar
No. 9
Sub Kegiatan Inti Pembelajaran
Lampiran 19 Lampiran 20
10
Kelas Eksperimen I Observer I Observer II 100% 100% 100% 100% Kelas Eksperimen I Observer I Observer II
81
3.
Membimbing Penyelidikan Individu dalam Kelompok Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
4. 5.
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Berdasarkan Tabel 4.13, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen I terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Penilaian observasi kegiatan guru sudah sangat baik bahkan sudah dilaksanakan seluruhnya oleh guru. Adapun data hasil observasi guru selama pembelajaran pada kelas kontrol II terdapat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas Eksperimen II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Mendeksripsikan Konsep atau Materi yang sedang dikaji Menemukan Masalah Meneliti Masalah Memahami Stakeholder Menentukan Pemecahan Masalah Merencanakan Proyek Melaksanakan Proyek Menyimpulkan, Mengevaluasi, dan Merefreksi
Kelas Eksperimen II Observer I Observer II 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan Tabel 4.14, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen II terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Dari penilaian observer I dan observer II sub kegiatan inti pembelajaran telah dilaksanakan secara keseluruhan oleh guru.
D.
Pembahasan Hasil Penelitian Hasil ketercapaian sub-konsepketerampilan berpikir tingkat tinggi biologi
siswa secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan karena mencapai >50%. Nilai ketercapaian kelas eksperimen I dan eksperimen II berbeda tipis yaitu 1-2%
82
pada tiap sub-konsep. Nilai ketercapaian paling tinggi di kedua kelas tersebut yaitu pada sub-konsep peranan jamur. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran di kedua kelas tersebut lebih mengedepankan aspek peranan jamur dalam kehidupan seperti yang tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dari hasil data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning) sama efektifnya dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi siswa. Hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa tiap ranah pengetahuan dan jenjang kognitif secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan karena > 50% pada kelas eksperimen I dan eksperimen II kecuali pada ranah metakognitif jenjang C2. Nilai ketercapaian tertinggi pada kedua kelas yaitu pada ranah faktual jenjang kognitif C4 dan C5. Dari hasil data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project
Based
Learning) sama
efektifnya
dalam
meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa. Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kedua kelas eksperimen belum mencapai KKM Biologi sebesar 75 (68,44 pada kelas eksperimen I dan 67,38 pada kelas eksperimen II). Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menghadapi soal ulangan biologi dalam bentuk tes uraian dengan distribusi soal jenjang kognitif C4-C6. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dra. Tri Hardani selaku guru Biologi kelas X MIA 1 dan X MIA 2, diketahui bahwa soal ulangan yang biasa dibuat oleh guru biologi yaitu dalam bentuk tes pilihan ganda sejumlah 40-50 soal dengan distribusi soal dari C1-C4.11 Siswa yang tuntas KKMnya pada materi sebelum Fungi dengan bentuk soal tersebut yaitu lebih dari 70% pada materi virus, 90% pada materi Archaebacteria dan Eubacteria serta Protista.12 Adapun mengenai rata-rata hasil belajarpretest dan posttest mengalami kenaikan baik pada kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II. Kedua model 11
Lampiran 21 Lampiran 22
12
83
pembelajaran ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar kognitif pada kedua kelas sampel penelitian. Hasil N-Gain kelas eksperimen I per sub-konsep lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, asosiasi jamur, dan peranan jamur. Namun hasil N-Gain per sub-konsep tertinggi pada kelas eksperimenII dibandingkan dengan kelas eksperimen I terdapat pada sub-konsep reproduksi jamur. Dari hasil ketercapaian sub-konsep jamur menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) lebih efektif terhadap seluruh sub-konsep jamur dibandingkan kelas PjBL (ProjectBased Leaning) , kecuali pada sub-konsep reproduksi jamur. Ketercapaian suatu sub-konsep, ranah pengetahuan dan jenjang kognitif keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keteraampilan berpikir tingkat rendahbaik pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II ini dipengaruhi oleh kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model dan pendekatan yang diterapkan selama proses pembelajaran. Kelebihan model PBL (Problem Based Learning) yakni membantu siswa dalam mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuan dasar yang ia dapatkan untuk menyelesaikan masalah dunia nyata.Sementara itu, kekurangan dari model PBL (Problem Based Learning) yakni membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat pembelajaran menjadi bermakna karena siswa perlu memahami materiterlebih dahulu sebelum mereka berusaha memecahkan masalah. Sedangkan kelebihan PjBL (Project Based Learning) adalah melatih siswa untuk memecahkan masalah dunia nyata, melatih cara siswa berpikir kreatif da inovatif melalui pembuatan proyek yang diberikan. Di lain sisi, PjBL juga memiliki kekurangan yaitu alokasi waktu yang lebih lama dibandingkan PBL karena pembelajaran lebih difokuskan kepada pengerjaan proyek bukan membangun pengetahuan konten siswa. PjBL juga Ini juga yang menyebabkan nilai rata-rata kognitif kelas eksperimen II lebih rendah dari kelas eksperimen I. Berdasarkan uji normalitas pretest dan posttest keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir tingkat rendah diperoleh beberapa data yang tidak normal. Oleh karena itu, untuk menghindari biasnya penelitian, maka uji
84
statistik yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari nilai Gain siswa. Nilai ini mengukur selisih nilai posttest dan pretest masing-masing siswa. Hasil uji normalitas Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I yaitu tidak normal sedangkan data berdistribusi normal di kelas eksperimen II. Oleh karena distribusi data yang beragam tersebut (data berdistribusi normal dan tidak normal), maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda adalah uji non parametrik jenis uji Mann Whitney U. Data uji beda berdasarkan hasil uji Mann Whitney diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas uji Mann Whitney U pada hasil belajar kemampuan berpikir tingkat tinggi Ha ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang menggunakanmodel PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning). Berdasarkan uji Mann Whitney U, secara umum keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan II adalah sama. Tetapi, keterampilan berpikir tingkat tinggi pada kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat beberapa perbedaannya berdasarkan nilai ketercapaian ranah pengetahuan dan jenjang kognitif. Kelas eksperimen I unggul 19% dari kelas eksperimen IIpada kemampuan metakognitif jenjang C4 (71%) dan 52%). Berdasarkan uji beda Mann Whitney U untuk pengetahuan metakognitif jenjang C4 diperoleh data Ho ditolak karena nilai Sig lebih kecil dari harga α (0,000 < 0,05) artinya terdapat perbedaan pengetahuan metakognitif jenjang C4 antara kelas eksperimen I (Problem
Based
Learning)
dan
kelas
eksperimen
II
(Project
Based
Learning).13Nilai N-Gain pengetahuan metakognitif jenjang C4 kelas eksperimen I lebih besar dibandingkan kelas eksperimen II (0,69> 0,48). Nilai kelas eksperimen I pada ranah pengetahuan metakognitif jenjang C4 lebih baik karena mereka lebih mempunyai banyak waktu untuk untuk menganalisis suatu kondisi yang terjadi sedangkan kelas eksperimen II mereka lebih terfokus kepada pembuatan proyek. Walaupun begitu, nilai N-Gain metakognitif jenjang C4 kelas eksperimen II berada direntangan yang sama dengan nilai kelas eksperimen I yaitu termasuk kategori sedang artinya baik model PBL dan PjBL keduanya sama-sama 13
Lampiran 23
85
dapat meningkatkan keterampilan metakognitif analisis siswa dengan standar yang cukup atau sedang. Sejauh ini belum banyak penelitian yang lebih mendalam terkait dengan perbedaan pengetahuan metakognitifantara model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Oleh sebab itu diperlukan beberapa penelitian
untuk
membuktikannya
pada
masing-masing
model
pembelajaran.Beberapa penelitian di bawah ini membahas mengenai kemampuan metakognitif pada model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Penelitian mengenai metakognitif dilakukan oleh Lina Gassner yang menghasilkan data bahwa pembelajaran PBL memberikan pengaruh secara langsung bagi siswa untuk membangkitkan kesadaran metakognitifnya karena model PBL mengharuskan siswa berpikir mengenai apa dan mengapa untuk dapat memecahkan masalah.14Penelitian lainnya dilakukan oleh Brian Wicaksono dkk, kesimpulan yang dihasilkan
yaitumodel pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dapat meningkatkan kemampuan metakognitif siswa di siklus ke I dan ke II sehingga meningkatkan hasil belajar siswa15. Sementara itu, penelitian mengenai PjBL terhadap kemampuan metakognitif pernah dilakukan oleh Milyarda Shadaika, Murni Ramli, dan Nurmiyati, kesimpulan yang dihasilkan yaitu model pembelajaran PjBL berbasis potensi Makroalga daerah pesisir dapat meningkatkan pengetahuan metakognitif siswa lebih baik dari kelas kontrol yang menggunakan model konvensional.16 Kelas eksperimen II unggul 9% dari kelas eksperimen I pada kemampuan prosedural jenjang C4 (79%) dan70%). Hasil uji Mann Whitney U untuk pengetahuan prosedural jenjang C6 menunjukkan hasil bahwa Ho ditolak karena nilai Sig lebih kecil dari nilai α (0,029 < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan 14
Lina Gassner, Developing Metacognitive Awareness – a modified model of a PBL Tutorial, Bachelor Thesis of Odontology in Oral Health, 15 ECTS, June 2009, pp. 8-13. 15 Brian Wicaksono, dkk, “Peningkatan Kemampuan Metakognitif Fisika Melalui Model Pembelajaran Problem Based LearningPada SMK Pancasila 1 Kutoarjo”, Radiasi, Vol. 3 No.2, 2013, h. 184. 16 Milyarda Shadaika, Murni Ramli, dan Nurmiyati, “Pengaruh Model Project Based Learning Berbasis Potensi Makrolga Daerah Pesisir Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMAN 1 Tanjungari Gunung Kidul D.I. Yogyakarta”, Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015, 2015, h. 286
86
keterampilan prosedural jenjang C6 pada kelas eksperimen I (Problem Based Learning) dan kelas eksperimen II (Project Based Learning).17 Nilai N-Gain pengetahuan metakognitif jenjang C4 kelas eksperimen II lebih besar dibandingkan kelas eksperimen I (0,74> 0,61). Perbedaan ini disebabkan karena model Project Based Learning menuntut siswa untuk bekerja secara sistematis sesuai prosedur supaya karya yang dihasilkan sesuai harapan. Mereka dituntut untuk menciptakan suatu hal yang baru dengan pikiran dan tangan mereka sendiri. Sementara itu pada Problem Based Learning, siswa kurang dituntut untuk bekerja melalui serangkaian prosedur karena hasil akhir dari kegiatan pembelajaran PBL bukan suatu produk atau karya melainkan cukup dengan sebuah presentasi atau malakah untuk memecahkan masalah. Model Project Based Learning menghadirkan tugas berupa suatu investigasi ataupenyelidikan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan danpenyajian data. Dalam penelitian Grant and Branch (2005) melaporkan bahwa benda, laporan penelitian, dan lukisan yang diproduksi dalam kegiatan PjBL menunjukkan bahwa siswa mampu berpindah dari orang baru menjadi ahli dalam ranah pengetahuan dan mereka menyatukan beberapa kemampuan yang diperoleh selama pembelajaran di dalam pembuatan benda-benda terkait proyek yang diberikan.18 Penelitian Hernandez-Ramosand Pas (2009) menyatakan bahwa siswa yang belajar melalui model PjBL tidak membuat dirinya hanya memiliki kemampuan mengumpulkan fakta saja tetapi siswa dapat menginterpretasikan informasi, memiliki semangat kerja secara kolaborasi yang lebih tinggi dan memiliki sikap yang lebih positif.19. Hal ini juga terlihat jelas pada ketercapaian ranah faktual jenjang kognitif C4 (87%), faktual C5 (81%) dan ranah prosedural jenjang kognitif C6 (79%). Sejumlah kasus dan proyek yang dihadirkan dalam kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II diambil berdasarkan peristiwa kehidupan sehari-hari (faktual).
17
Lampiran 23 Suha R Tamim dan Michael M Grant, Definitions and Uses: Case Study of Teacher Implementary Project Based Learning, Interdisiciplinary journal of Problem Based Learning, May 2013, Vol. 71 (2), h. 73 19 Ibid., 18
87
Melalui kegiatan pembelajaran selama 3 kali pertemuan yang didasarkn pada peristiwa faktual, kemampuan berpikir siswa pada ranah pengetahuan faktual meningkat sangat baik di kedua kelas eskperimen. Pada pengetahuan faktual jenjang kognitif C4, kedua kelas memperoleh pencapaian yang sangat baik (92% dan 87%). Begitu juga dengan pengetahuan faktual siswa jenjang C5, ketercapaian kelas eksperimen I termasuk baik (76%) dan kelas eksperimen II sangat baik (81%). Guru perlu memastikan bahwa siswanya sudah memiliki pengetahuan kerja istilah, fakta, dan konsep yang kuat sebelum mereka dapat mengatasi masalah atau membuat proyek. Pengetahuan tersebut dapat diberikan melalui pembelajaran ekspositori atau instruksi langsung. Setelah siswa memiliki dasar pengetahuan yang cukup, maka melalui pembelajaran PBL dan PjBL kemampuan siswa dalam berpikir bisa meningkat ke ranah prosedural dan metakognitif serta ke jenjang kognitif yang bersifat analisis, evaluasi dan kreasi. Sementara itu, hasil uji normalitas Gain hasil belajarketerampilan berpikir tingkat rendah siswa menunjukkan sebaran data di kedua kelas eksperimen terdistribusi normal. Dengan begitu, untuk uji Gain keterampilan berpikir tingkat rendah, langkah uji statistik selanjutnya yaitu uji statistik parametrik. Uji homogenitas menunjukkan kedua kelas eksperimen memiliki varians yang homogen. Data uji hipotesis berdasarkan hasil uji t diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas uji t pada hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah Ha ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan kemampuan kognitif siswa yang menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning) tidak mempunyai perbedaan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir tingkat rendahsiswa. Hal ini disebabkan oleh persamaan model PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning) memiliki kesamaan yaitu student centered, memberikan tugas-tugas yang bersifat otentik, open ended dan berorientasi pada masalah yang ada dalam dunia nyata supaya dapat memperluas
88
belajar siswa dan merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi. PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning) paling baik digunakan guru ketika ingin membantu siswa memahami makna dari konsep materi yang mereka pelajari melalui pembelajaran yang mandiri.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang diajarkan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dengan siswa yang menggunakan Project Based Learning (PjBL). Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan pada nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen I (problem based learning) sebesar 68,44 dan kelas eksperimen II (project based learning) sebesar 67,38. Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kedua kelas eksperimen masih dibawah 75 sebagai KKM Biologi. Nilai keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada uji Mann Whitney U (probabilitas) >0,05 (0,264 > 0,05), maka Ha ditolak, artinya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada konsep Fungi tidak memiliki perbedaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi antara kelas eksperimen I dan II sama kuatnya. Sementara itu, berdasarkan uji Mann Whitney U pada hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah pengetahuan dan jenjang kognitif, diperoleh dua data untuk Ho ditolak artinya ada perbedaan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Pertama, pada keterampilan metakognitif jenjang C4 diperoleh nilai uji Mann Whitney U (probabilitas) < 0,05 ( 0,000 < 0,05) dan kedua pada keterampilan procedural jenjang C6 diperoleh nilai uji Mann Whitney U (probabilitas) < 0,05 (0,029 < 0,05). Kelas eksperimen I terlihat lebih baik pada ranah metakognitif jenjang C4 sementara kelas eksperimen II lebih unggul pada ranah prosedural jenjang C6. Permasalahan yang dihadirkan pada kelas ekperimen I dan kelas eksperimen II selama tiga kali pertemuan berdasarkan pada masalah dalam kehidupan seharihari. Kedua model yang menghadirkan masalah dalam kehidupan sehari-hari berhasil meningkatkan kemampuan pengetahuan faktual jenjang C4 dan faktual jenjang C5 siswa dengan kategori N-Gain tinggi.
89
90
B.
Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan
adalah sebagai berikut: 1. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) pada konsep-konsep biologi yang lain. 2. Perlu optimaliasi peran guru sebagai fasilitator untuk menggunakan model Problem Based Learning (PBL) danProject Based Learning (PjBL)sehingga dapat diketahui perbedaan diantara keduanya secara lebih nyata. 3. Guru perlu mengembangkan keterampilan metakognitif siswa terutama pada model Project Based Learning sebagai bahan self regulation. 4. Peneliti selanjutnya mengungkap semua aspek pengetahuan dan jenjang kognitif lebih lengkap dan proporsional seperti ranah pengetahuan metakognitif dengan jenjangkognitif Bloom yang lebih tinggi (C3, C5, dan C6). 5. Dengan segala keterbatasan dalam penyajian kasus dan rancangan proyek dalam penelitianini, diharapkan ada penelitian lebih lanjut dengan kasus dan proyek yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA Afcariono, Muchamad. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 3. No. 2. 2008. Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet II, 2010. Anderson, Lorin Wdan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; A Revivon of Bloom Taxonomy of Educational Objective oleh Agung Prihantoro.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet I, 2010. Arifin,Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet V, 2013. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, Cet X, 2009. Arikunto, Suharsimi.Manajemen Penelitian Ed. Revisi. (Jakarta: Rineka Cipta, Cet VII, 2005. Atikasari, Sandra, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Susetyo. “Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis. Unnes Journal of Biology Education. Vol. 1. No. 3. Desember 2012. Backer, Erica, dkk. Project Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st Century. Washington: Pacific Education Institute. 2011. Brookhart, Susan M.How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom. Alexandria: ASCD, 2010. Campbell, Neil A, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell.Biologi. Jakarta: Erlangga, Jilid II, 2010. Eterington, Matthew B. “Investigative Primary Science: A Problem-based Learning Approach”. Australian Journal of Teacher Education. Vol. 36. No. 9. September 2011. Gassner, Lina.“Developing Metacognitive Awareness – a modified model of a PBL Tutorial”. Bachelor Thesis of Odontology in Oral Health. 15 ECTS. June 2009. Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menetapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.
91
92
Haladyna, Thomas M.Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. USA: Alyyn and Bacon, 1997. Herlanti,Yanti.Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan SainsUniversitas Islam Negeri Jakartadiaksesdarihttp://dhetik.weebly.com. 16 Desember 2014. Hunt, R. Read dan Henry C. Ellis. Fundamentals of Cognitive Psychology. New York: McGraw-Hill Higher Education, 2004. Ibrahim, Muslimin, “Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)”, Seminar Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Jakarta. Seminar. 2015. Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2014. Karli, Hilda. “Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir”. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 18. Tahun ke 11. Juni 2012. Kemdikbud. Perubahan Pola Pikir Kemdikbud.go.id.14 April 2015.
Dalam
Kurikulum
2013
diakses
dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)diaksesdarihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drssudarmaji-mpd/03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf. 5 Februari 2015. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Konsep dan Implementasi Kurikulum”. Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan. 2014. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)”. 2013 . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Salinan Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah diakses dari akmadsudrajat.wordpress.com. 12 Mei 2015. Kertayasa, I Ketut. Indonesia Pisa Center diakses dari http://www.indonesiapisacenter.com/2014/03/tentang-website.html. 14 April 2015. Kowiyah. “Kemampuan Berpikir Kritis”. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 3. No. 5. Desember 2012. Kubiatko, Milan dan Ivana Vaculova. “Project-based learning:characteristic and the experiences with application in the science subjects”. Energy Education Science and Technology Part B: Social and Educational Studies.Vol. 3. No. 1. 2011.
93
Kusumaningrum, Maya dan Abdul Aziz Saefudin. “Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika”. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. ISBN : 978-979-16353-8-7. 10 November 2012, Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet I, 2011. Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Kwartolo,Yuli. “Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom”. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 18, Tahun ke 11. Juni 2012 Lewy, Zulkardi, Nyimas Aisyah. “Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan Dan Deret Bilangan Di Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang”. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 3. Desember 2009. Luthvitasari, Navies, Ngurah Made D. P, dan Suharto Linuwih. “Implementasi Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Dan Kemahiran Generik Sains”. Journal of Innovative Science Education. Vol. 1, No. 2. ISSN: 2252-6412 November 2012. Mahendru, Priyanka dan D.V. Mahindru.“Problem Based Learning:Influence on Students’s Learning in an Electronics & Communication Engineerig Course”.Global Journal of Researces in Engineering Electronic and Electronics Engineering. Vol. 11. ISSN: 2249-4588. Desember 2011. Mardapi,Djemari. Metakognisi dan Tipe-Tipe Pengetahuan diakses dari(http://pps.uny.ac.id/berita/metakognisi-dan-tiga-tipe-pengetahuan.html). 1 April 2015 Miri, Barak. “Purposely Teaching for The Promotion of Higher Order Thinking Skills: A Case of Critical Thinking”.Journal Res Sci Educ. vol 37.12 Januari 2007. Mourtus, N, J, DeJong Okamoto and J. Rhee. “Defining, teaching, and assessing problem solving skills”, 7th UICEE Annual Conference on Engineering Education. Mumbai. 9-13 Februari 2014. Musial. Dial, et al.Foundations of Meaningful Educational Assessment. New York: McGraw-Hill. 2009. Nasution, S.Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Bumi Aksara,Edisi II, Cet I, 1995. Nurohman,Sabar.Pendekatan project based learning sebagai upaya internalisasi scientific method bagi siswa calon guru fisika diakses melaluihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/projectbasedlearni ng.pdf. 30 Desember 2013.
94
OECD, PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds know and what they can do with what they know diakses dari http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. 14 April 2015. Parkay, Forrest W dan Beverly Hardcastle Stanford. Menjadi Seorang Guru. Terj. dari Becoming a Teacher 7th Edition oleh Dani Dharyani. Jakarta: PT Indeks, Cet I, 2008. Pujiyanto, Sri.Menjelajah Dunia Biologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminata Matematika dan Ilmu Alam. Solo: Platinum, 2014. Putrayasa, Ida Bagus. Buku Ajar Landasan Pembelajaran. Singaraja: Undiksha Press. 2013. Rais,Muh.“Pengembangan “Proyek’’ dalam Project-Based Learning : Suatu Upaya Memahami, Mengembangkan, dan Menerapkan Pendekatan Scientific Learning Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Vokasional”.Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. 13-14 November 2014. Reed, Stephen K.Kognisi: Teori dan Aplikasi. Terj dari Cognition: Theory and Applications oleh Aliya Tusyani. Jakarta: Salemba Humanika, 2011. Rofiah, Emi, Nonoh Siti Aminah, Elvin Yusliana Ekawati, “Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP”.Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1. No. 2. ISSN: 2338 – 0691. September 2013. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press, Cet IV, 2011. Rusmono. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia, 2012. Salmiah. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kompetensi Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kementerian Agama Se-Provinsi Sumatera Utara dan Acehdiaksesmelaluihttp://sumut.kemenag.go.id. 10 April 2015. Sani, Ridwan Abdullah.Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, Cet I, 2014. Sanjaya,Wina.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008. Sari, Milya. “Usaha Mengatasi Problematika Pendidikan Sains di Sekolah dan Perguruan Tinggi”. Jurnal Al-Ta’lim. Jilid 1. No. 1. Februari 2012.
95
Sastrawati, Eka,Muhammad Rusdi, dan Syamsurizal. “Problem-Based Learning, Strategi Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”. Tekno-Pedagogi. Vol. 1. No. 2. ISSN: 2088-205X. September 2011. Shadaika,Milyarda, Murni Ramli, dan Nurmiyati. “Pengaruh Model Project Based Learning Berbasis Potensi Makrolga Daerah Pesisir Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMAN 1 Tanjungari Gunung Kidul D.I. Yogyakarta”. Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015. 2015. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Siregar, Syofian.Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara, Cet I, 2013. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press, 2006. Sugiyanto. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS Surakarta, Cet II, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta,Cet XVI 2013. Supraptomo dan Yusrin Sanusi Baso. Panduan Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyekdiaksesdari www.unhas.ac.id . 5 April 2015. Susetyo, Budi.Statistika untuk Analisis Data Penelitian; Dilengkapi ara Perhitungan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: Refika Aditama, Cet I, 2013. Tamim, Suha R dan Michael M Grant. “Definitions and Uses: Case Study of Teacher Implementary Project Based Learning”.Interdisiciplinary journal of Problem Based Learning. Vol. 71 (2). May 2013. Thomas, Alice, Glenda Thorne and Bob Small. “Higher Order Thinking–It’s HOT!”. The Newsletter For The Center For Development And Learning. Louisiana, Vol. 1, No. 4. March 2000. Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara, Cet II, 2010. Wena, Made.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet VI, 2011. Wicaksono, Brian, dkk. “Peningkatan Kemampuan Metakognitif Fisika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada SMK Pancasila 1 Kutoarjo”. Radiasi. Vol. 3 No.2. 2013.
96
Widodo,Tri dan Sri Kadarwati, “Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa”. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Nomor 1 Th. XXXII, Februari 2013. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,Cet I, 2009.
97 Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN I Sekolah
: SMA Negeri 39 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Pertemuan ke
:1
Alokasi Waktu
: 3 x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
98 2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis Indikator : 3.6.1 Membedakan jamur dan tumbuhan (Faktual, C1) 3.6.2 Menyebutkan ciri-ciri jamur (Faktual, C1) 3.6.3 Menjelaskan ciri-ciri jamur (Konsep, C2) 3.6.4 Membedakan cara hidup dan habitat jamur berdasarkan perolehan nutrisi (Konsep, C2) 3.6.5 Membedakan cara reproduksi jamur secara vegetatif dan generatif (Konsep, C2) 3.6.6 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan reproduksi seksual (Konsep, C3 3.6.7 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Zygomicota (Konsep, C4) 3.6.8 Membuat sketsa tubuh jamur Zigomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.9 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Zygomycota berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.10 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Zygomicota (Faktual, C3) 3.6.11 Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Zygomicota (Faktual, C6) 3.6.12 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6) 3.6.13 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4) 3.6.14 Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6)
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
99 4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara pembuatan preparat segar jamur Zigomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3) 4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara pembuatan preparat jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4) 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5)
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting dalam kehidupan di bumi. 2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah. 3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran 4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan. 5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas maupun diluar kelas. 6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka. 7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya. 8. Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen. 9. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Zygomicota melalui kegiatan eksperimen. 10. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur 2. Cara hidup dan habitat jamur 3. Reproduksi jamur 4. Klasifikasi jamur Zygomicota 5. Peranan jamur Zygomicota dalam kehidupan manusia
100 E. Metode Pembelajaran Model
: Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pendekatan : Kontekstual Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, tanya jawab, tugas, portofolio, tes a. Ceramah - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur - Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning) b. Diskusi - Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru - Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang berkaitan dengan materi jamur Zygomicota untuk memecahkan masalah yang ada dan didiskusikan secara berkelompok c. Praktikum Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan peranan merugikan jamur Zygomicota yang membuat roti busuk kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis, dan solusinya d. Tugas Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Zygomicota. e. Portofolio Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup facebook f. Tes Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari ini
101 F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1. Media LCD, Laptop 2. Sumber Belajar Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu 10 menit
Guru
Siswa Menyimak,
Pembukaan Memberi salam Guru
bertanya, perhatian
menjawab
siswa dengan menayangkan
pertanyaan
beberapa
temannya
menarik
gambar
jamur
Zygomicota seperti jamur tempe, roti, dan oncom. (Mengamati) Guru memberikan apersepsi : -
Disebut apakah struktur putih di atas tempe?
-
Mengapa
roti
dapat
memotivasi
siswa
menyuruh
siswa
berjamur ? Guru dengan untuk
memberikan
pertanyaan mengenai jamur dari
gambar
yang
telah
dan
dari
102 dilihat siswa. (Menanya) Guru mempersilahkan siswa lain
untuk
menjawab
pertanyaan dari temannya Orientasi
Siswa
Pada Masalah Guru
membahas
tujuan
pelajaran,
15 menit
Kegiatan Inti Menyampaikan
tujuan
Menjawab
pembelajaran Guru menanyakan kepada
mendeskripsikan
siswa untuk mendorong
dan
rasa
memotivasi
ingin
siswa untuk terlibat
berpikir
dalam
memberikan
kegiatan
mengatasi masalah
Menyimak
tahu
kritis
pertanyaan guru
dan
dengan sebuah
pertanyaan seperti apakah ciri-ciri
jamur,
apakah
Menyimak Menjawab
perbedan
antara
jamur
dengan
bakteri
dan
pertanyaan guru
tumbuhan? ” (Menanya) Guru menanyakan kepada siswa untuk meningkatkan minat
siswa
terhadap
pembelajaran
jamur
Menulis
yang dialami dalam
dengan bertanya “Tahukah
menjawab
kalian
pertanyaan
bahwa
ternyata
pembungkus
roti
menentukn kualitas roti? (Menanya) Guru meminta siswa untuk menuliskan kesulitan
kesulitansiswa
menjawabpertanyaan sebelumnya
dalam
kesulitan
103 Mengorganisasika n
siswa
15 menit
untuk
Guru kelompok
meneliti
6 Berkumpul bersama
membentuk praktikum.
1
kelompok terdiri dari 5-6
kelompok Memahami isi LKS
Guru
membantu
siswa
untuk
Guru memberikan LKS dan
mendefinisikan dan
wacana pada tiap kelompok
mengorganisasikan
dengan permasalahan yang
tugas-tugas belajar
sama
yang terkait dengan
Zygomicota.
orang.
jamur Melakukan diskusi
terkait
kelompok
Membantu kelompok untuk
permasalahannya.
dan memilih ketua
mendefinisikan
dan
mengorganisasikan
tugas
guna
memulai perencanaan untuk memecahkan
belajar yang berhubungan
masalah
yang
dengan
disajikan
dalam
permasalahan
tersebut seperti menetapkan
LKS.
subtopik yang spesifik dan penyelidikan Mengumpulkan
tugas (Mengasosiasi) Mendorong
siswa
mengumpulkan berbagai
data dari berbagai untuk
data
sumber
dari
sebagai
sumber, memberikan permasalahan
landasan untuk berhipotesis
tentang
dan
yang
menentukan
solusi
pemecahan masalah
fenomena mereka
selidiki, menawarkan
(Mengumpulkan data)
penjelasan bentuk dan
dalam hipotesis,
pemecahan
masalah Membantu investigasi mandiri
45 menit
Guru
menyuruh
untukmenyiapkan
siswa Menyiapkan alat
dan bahan
alat
104 dan kelompok
bahan di meja praktikum
Guru
mendorong
kelompok
siswa
untuk
masing-masing Melaksanakan
kemudian mengeceknya. Menyediakan bantuan yang
mendapatkan informasi
yang
dibutuhkan
tanpa
tepat, melaksanakan
mengganggu aktivitas siswa
eksperimen,
dalam
dan
solusi
pemecahan
masalah
melalui
kegiatan praktikum
melakukan Membersihkan alat
mencari penjelasan
praktikum.(Mengumpulka
dan solusi
n data)
praktikum Mempresentasikan
Guru menyuruh siswa untuk membersihkan
alat
praktikum
kegiatan praktikum dan saling bertanya jawab
Guru menyuruh siswa untuk menyampaikanhasil praktikum secara singkat dan mempersilahkan siswa untuk saling bertanya jawab (Mengkomunikasikan) Mengembangkan dan
menyajikan
20menit
Guru meminta siswa bekerja Bekerja
secara
sama untuk menghimpun
kelompok
hasil karya
berbagai informasi terkait
memecahkan kasus
Guru
membantu
kasus yang telah dipelajari
yag ada di LKS
siswa
dalam
serta
memikirkan
secara
merencanakan dan
cermat strategi pemecahan
menyiapkan
yang
karya
berguna
untuk masalah Mencatat
yang sesuai seperti
pemecahan
laporandan
(Mengumpulkan data)
lain
yang
membantu
model
dalam
dapat
Guru meminta siswa untuk
mereka
mengupload tugasnya ke
untuk
grup facebook yang dibuat
menyampaikan
oleh guru minimal dua hari
yang diberikan
tugas
105 kepada orang lain
Mencatat
setelah praktikum.
tugas
(Mengkomunikasikan)
yang diberikan dan
Guru meminta siswa untuk
menentukan
memberikan tanya
jam
saran
atau
berapa untuk saling
di
grup
memberikan
jawab
facebook
tersebut
komentar
(Mengkomunikasikan). Waktu untuk memberikan komentar disepakati sesuai kesepakatan kelas Menganalisis dan
20 menit
Guru menjelaskan bahwa Menyimak
mengevaluasi
iaakan
proses pemecahan
jawaban tiap kelompok dan
membandingkan
masalah
memberikan jawaban yang
dengan
benar
penyelesaian
Guru
membantu
siswa
untuk
mengevaluasi
melalui
grup
penjelasan guru dan
facebook yang dibuat leh
telah
melakukan refleksi
guru
kelompoknya
terhadap
diskusi selesai
hasil
investigasinya
dan
setelah
kegiatan
Guru meminta siswa untuk
proses-proses yang
merekontruksi
mereka lakukan
dan aktivitas yang telah dilakukan KBM.
pemikiran
selama
proses
Caranya dengan
memberikan pertanyaan
sejumlah melalui
grup
facebook, seperti : - Kapan kalian
pertama
kali
memperoleh
pemahaman
yang
jelas
mengenai situasi masalah yang diajukan?
yang
dilakukan
106 - Kapan
kalian
dengan masalah
yakin
pemecahan yang
kalian
ajukan? - Apakah kalian berubah pikiran
tentang
masalah
situasi ketika
penyelidikan berlangsung? (Menanya) 10 menit
Penutup
Guru
memberikan Mengerjakan soal
beberapa soal PG terkait konsep dari materi hari ini (Cirinumum jamur dan divi Zygomicota)
Guru memberikan pesan Menjawab salam untuk belajar mengenai divisi Basidiomycota
jamur dan
Ascomycota
Guru mengakhiri kegiatan belajar
dengan
memberikan pesan untuk tetap
semangat
mengerjakan tugas dan mengucap salam
H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen
107 3. Pedoman penskoran
Sikap Pengetahuan
Teknik Penilaian Observasi Tes tulis
Keterampilan
Portofolio
Jenis
Bentuk Instrumen Catatan pendidik Soal pilihan ganda Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapai rubrik
Pedoman Penskoran Terlampir Terlampir Terlampir
Jakarta,
2015
Mengetahui, Guru Biologi
Mahasiswa
Dra. Tri Hardani
Latifa Nurrachman
NIP.
NIM. 1110016100023
Catatan: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...........................................................................................................................................................
108 SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 1 1. Manakah dari pernyataan berikut ini yang bukanmerupakan ciri-ciri jamur? A. Hidupnya di tempat lembab B. Cara hidupnya saprofit dan parasit C. Bersifat heterotrof D. Menyerap bahan organik yang telah diuraikan E. Bersifat autotrof 2. Jamur bersifat eukariotik. Apakah arti kata eukariotik? A.Mempunyai bahan inti yang terbungkus membran inti B. Mempunyai bahan inti tanpa membran inti C. Mempunyai membran inti tanpa bahan inti D. Tidak mempenyai inti. E. Mempunyai inti banyak 3. Diantara karakteristik berikut ini yang manakah yang dimiliki bersama oleh semua fungi? A. Simbiotik D. Patogenik B. Heterotrofik E. Saprobik C. Berflagela 4. Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada dindingselnya. Bahan apakah yang terkandung pada dinding sel pada jamur? A. Lipoprotein D. Zat kersik B. Lipid E. Zat kitin C. Protein 5. Untuk memperoleh energi, Jamur menyerap makanannya dari sisa-sisa organisme. Dikenal dengan istilah apakah cara jamur memperoleh energi tersebut? A. Autotrof D. Epifit B. Heterotrof E. Parasit C. Saprofit 6. Pada jamur terdapat spora yang dapat bergerak dan berflagel dua. Disebut apakah spora pada jamur yang dapat bergerak dan berflagel dua ? A. Zoospora D. Askospora B. Zigospora E. Basidiospora C. Aplanospora 7. Para ahli mengklasifikasikan jamurberdasarkan ciri-ciri spora seksual danstruktur tubuhnya. Manakahpengklasifikasian jamur yang tepat? A. Archaemycota, Basidiomycota, Deutromycota, dan Ascomycota
109 B. C. D. E.
Eumycota, Deutromycota,Ascomycota, dan Zygomycota Archaemycota, Eumycota,Deutromycota, dan Ascomycota Aechaemycota, Deutromycota, Zygomycota, dan Ascomycota Zygomycota, Ascomycota, Deutromycota, dan Basidiomycota
8. Ragi kedelai tempe Pada pembuatan tempe, sepotong ragi dilembutkan dan ditaburkan di atas kedelai yang sudah disiapkan. Bagian manakah dari ragi yang benar-benar bekerja untuk pembuatan tempe ? A. Spora sejenis jamur B. Sejenis zat kimia yang tidak dikenal C. Tepung beras yang halus D. Bumbu masakan yang dihaluskan E. Sebangsa bakteri yang saprofit 9. Dikelompokkan dalam divisi apakahjamur roti dan jamur tempe? A. Zygomycotina B. Ascomycotina C. Deuteromycotina D. Basidiomycotina E. Eumycotina 10. Untuk membuat tempe dari kedelai diperlukan bantuan jamur. Apakah nama spesies jamur yang dimanfaatkakn dalam pembuatan tempe ? A. Rhizopus divisi Zygomycota B. Mucor divisi Zygomycota C. Rhizopus divisi Ascomycota D. Mucor divisi Ascomycota E. Neurospora divisi Basidiomycota 11. Seorang siswa melakukan percobaan pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai varietas A, B dan C. Jenis jamur yang digunakan adalah Rhizopus oryzae dengan dosis yang sama untuk ketiganya. Setelah itu ia membandingkan tekstur ketiga tempe yang dihasilkan. Rumusan masalah yang paling tepat adalah .... A.Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe? B. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah kedelai jadi tempe? C.Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi tekstur tempe? D. Bagaimana cara pembuatan tempe? E. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN I Sekolah
: SMA Negeri 39 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Pertemuan ke
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.2 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.2 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
111 pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis Indikator : 3.6.1 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Konsep, C4) 3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.4 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur
Basidiomycota dan
Ascomycota (Faktual, C3) 3.6.5 Menganalisis informasi mengenai pemanfaatan jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Faktual, C4) 3.6.6 Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Faktual, C6) 3.6.7 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6) 3.6.8 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4) 3.6.9 Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6)
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis 4.6.1 Menyelidiki
informasi
mengenai
cara pembuatan preparat
segar jamur
Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3) 4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara mengamati jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
112 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5)
C. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting dalam kehidupan di bumi.
2.
Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
3.
Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4.
Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan.
5.
Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas maupun diluar kelas.
6.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka.
7.
Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
8.
Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
9.
Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota melalui kegiatan eksperimen.
10. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.
D. Materi Pembelajaran 1.
Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota
2.
Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota dan Ascomycota
3.
Reproduksi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
4.
Klasifikasi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
5.
Peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota dalam kehidupan manusia
E. Metode Pembelajaran Model
: Pembelajaran Berbasis Masalah.
113 Pendekatan : Kontekstual Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, tanya jawab, tugas, portofolio, tes a. Ceramah - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur - Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning) b.
Diskusi - Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru - Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang berkaitan dengan materi jamur Basidiomycota dan Ascomycotauntuk memecahkan masalah yang ada dan didiskusikan secara berkelompok
c. Praktikum Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan ciri dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis, dan solusinya d. Tugas Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota. e. Portofolio Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup facebook f. Tes Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 8 soal pilihan ganda terkit materi hari ini
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1. Media LCD, Laptop
114 2. Sumber Belajar Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Guru
Siswa
Pembukaan Memberi salam Guru menarik perhatian siswa
dengan
menayangkan
beberapa
gambar
jamur
Basidiomycota
dan
Ascomycota.
Seperti
jamur tape dan jamur oncom (Mengamati) Guru 10 menit
memberikan
apersepsi : -
Pernakah
anda
memasak jamur? Jika pernah
bagaimana
caranya ? Guru
memotivasi
siswa
dengan menyuruh siswa untuk
memberikan
pertanyaan mengenai jamur dari gambar yang telah dilihat siswa. (Menanya) Guru
mempersilahkan
Melakukan tanya jawab
115 siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya Orientasi
Siswa
Pada Masalah Guru
membahas
tujuan
pelajaran,
15 menit
Menyampaikan
tujuan
Menyimak
pembelajaran Guru
menanyakan
kepada
siswa
untuk
mendeskripsikan
mendorong
dan
tahu dan berpikir kritis
memotivasi
rasa
dengan
dalam
sebuah pertanyaan seperti
mengatasi masalah
Menjawab pertanyaan guru
ingin
siswa untuk terlibat kegiatan
Menyimak
memberikan
Mengapa singkong dapat ketika
Menyimak
menjadi tapai? Tahukah
Menjawab
menjadi
kamu
manis
bagaimana
membuat
cara
oncom?
pertanyaan guru
”
(Menanya) Guru
menanyakan
kepada
siswa
untuk
meningkatkan
minat
siswa
terhadap
pembelajaran dengan
Menulis
yang dialami dalam
jamur
menjawab
bertanya
pertanyaan
“Tahukah
kalian
bertanya,
bagaimana caranya jamur
menjawab
membuat
pertanyaan
menjadi
singkong tapai
yang
manis? (Menanya) Guru untuk
meminta
siswa
menuliskan
kesulitan-kesulitan siswa dalam
menjawab
kesulitan
guru
dan
dari
116 pertanyaan sebelumnya Mengorganisasika n
siswa
15 menit
Kegiatan Inti Guru memberikan LKS dan Berkumpul bersama
untuk
meneliti
wacana pada tiap kelompok
Guru
membantu
siswa
untuk
kelompok
dengan permasalahan yang Memahami isi LKS sama
terkait
mendefinisikan dan
Basidiomycota
mengorganisasikan
Ascomycota
jamur dan
Membantu kelompok untuk Melakukan diskusi
tugas-tugas belajar yang terkait dengan
mendefinisikan
permasalahannya.
mengorganisasikan
dan tugas
kelompok
guna
memulai
belajar yang berhubungan
perencanaan untuk
dengan
memecahkan
permasalahan
tersebut seperti menetapkan
masalah
yang
subtopik yang spesifik dan
disajikan
dalam
tugas
LKS.
penyelidikan
(Mengasosiasi) Mendorong siswa
untuk Mengumpulkan
mengumpulkan data dari
data dari berbagai
berbagai sumber sebagai
sumber,
landasan untuk berhipotesis
memberikan
dan
permasalahan
menentukan
solusi
pemecahan masalah
tentang
(Mengumpulkan data)
fenomena
yang
mereka
selidiki, menawarkan penjelasan bentuk dan
dalam hipotesis,
pemecahan
masalah Membantu
45 menit
Guru
menyuruh
siswa Menyiapkan
alat
117 investigasi mandiri
untukmenyiapkan
dan kelompok
bahan di meja praktikum
Guru
mendorong
kelompok masing-masing
siswa
untuk
kemudian mengeceknya. Menyediakan bantuan yang
mendapatkan informasi
alat
yang
dibutuhkan
tanpa
dan bahan
Melaksanakan solusi
pemecahan
masalah
melalui
tepat, melaksanakan
mengganggu
eksperimen,
siswa dalam melakukan Membersihkan alat
dan
aktivitas
mencari penjelasan
praktikum.(Mengumpulk
dan solusi
an data) Guru
kegiatan praktikum
praktikum Mempresentasikan
siswa
kegiatan praktikum
untuk membersihkan alat
dan saling bertanya
praktikum
jawab
Guru
menyuruh
menyuruh
siswa
untuk menyampaikanhasil praktikum secara singkat dan mempersilahkan siswa untuk
saling
bertanya
jawab (Mengkomunikasikan) Mengembangkan dan
menyajikan
20menit
Guru
meminta
bekerja
sama
siswa Bekerja
secara
untuk
dalam
hasil karya
menghimpun
Guru
membantu
informasi
siswa
dalam
yang telah dipelajari serta
merencanakan dan
memikirkan secara cermat
menyiapkan
strategi pemecahan yang
karya
berbagai
terkait
kasus
kelompok
memecahkan kasus yag ada di LKS
yang sesuai seperti
berguna untuk pemecahan Mencatat
laporandan
masalah (Mengumpulkan
lain
yang
membantu
model dapat mereka
data) Guru meminta siswa untuk
yang diberikan
tugas
118 untuk
mengupload tugasnya ke
menyampaikan
grup facebook yang dibuat Mencatat
kepada orang lain
oleh guru minimal dua
yang diberikan dan
hari setelah praktikum.
menentukan
tugas
jam
(Mengkomunikasikan)
berapa untuk saling
Guru meminta siswa untuk
memberikan
memberikan tanya
saran
jawab
di
facebook
atau
komentar
grup
tersebut
(Mengkomunikasikan). Waktu untuk memberikan komentar disepakati sesuai kesepakatan kelas Menganalisis dan
20 menit
Guru menjelaskan bahwa Menyimak
mengevaluasi
iaakan
proses pemecahan
jawaban tiap kelompok
membandingkan
masalah
dan memberikan jawaban
dengan
mengevaluasi
penjelasan guru dan
Guru
membantu
yang benar melalui grup
penyelesaian yang
siswa
untuk
facebook yang dibuat leh
telah
melakukan refleksi
guru
kelompoknya
terhadap
diskusi selesai
hasil
setelah
kegiatan
dan
Guru meminta siswa untuk
proses-proses yang
merekontruksi pemikiran
mereka lakukan
dan aktivitas yang telah
investigasinya
dilakukan selama proses KBM.
Caranya dengan
memberikan
sejumlah
pertanyaan melalui grup facebook, seperti : - Kapan kalian kali
pertama
memperoleh
dilakukan
119 pemahaman yang jelas mengenai
situasi
masalah yang diajukan? - Kapan
kalian
dengan masalah
yakin
pemecahan yang
kalian
ajukan? - Apakah kalian berubah pikiran tentang situasi masalah
ketika
penyelidikan berlangsung? (Menanya) 15 menit
Penutup
Mengerjakan soal Guru
memberikan
beberapa soal PG terkait konsep dari materi hari ini
(divisi
Basidiomycota
dan
Ascomycota)
Guru memberikan pesan untuk belajar mengenai divisi
jamur
Deutromycota dan Liken
Guru
mengakhiri
kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap
semangat
mengerjakan tugas dan mengucap salam
Menjawab salam
120 H. Penilaian 1.Jenis/teknik penilaian 2.Bentuk instrumen dan instrumen 3.Pedoman penskoran
Sikap Pengetahuan
Teknik Penilaian Observasi Tes tulis
Keterampilan
Portofolio
Jenis
Bentuk Instrumen Catatan pendidik Soal pilihan ganda Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapai rubrik
Pedoman Penskoran Terlampir Terlampir Terlampir
Jakarta,
2015
Mengetahui, Guru Biologi
Mahasiswa
Dra. Tri Hardani
Latifa Nurrachman
NIP.
NIM. 1110016100023
Catatan: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...........................................................................................................................................................
121 SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 2 1. Untuk membuat adonan roti juru masak mencampur tepung, air, garam, dan ragi. Sesudah dicampur adonan disimpan dalam wadah selama beberapa jam untuk proses fermentasi. Selama fermentasi terjadi perubahan kimia pada adonan. Ragi merupakan jamur bersel satu yang membantu mengubah amilum dan gula dalam tepung menjadi karbon dioksida dan air. Fermentasi menyebabkan adonan roti mengembang. Mengapa adonan mengembang? A. Sebab alkohol yang dihasilkan berubah menjadi gas B. Sebab selama fermentasi dihasilkan gas karbon C. Sebab fermentasi mengubah air menjadi uap air D. Sebab gula dalam adonan berubah menjadi gas E. Sebab selama fermentasi dihasilkan alkohol
2. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur : 1) Spora dihasilkan di dalam alat berbentuk botol 2) Spora mempunyai alat gerap berupa bulu cambuk 3) Spora terdapat dalam tonjolan hifa 4) Hifa bersekat dan berinti banyak 5) Bersifat mikroskopis Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur Ascomycotina? A. 1 dan 2 D. 2 dan 4 B. 1 dan 4 E. 2 dan 5 C. 2 dan 3 3. Yang manakah diantara pernyataan berikut ini yang benar mengenai Basidiomicota? A. Hifa menyatu menjadi miselium dikariotik B. Spora tersusun dalam kantung setelah spora dibentuk melalui meiosis C. Sebagian besar spora terbentuk secara aseksual D. Basidiomisetes adalah sumber antibiotik yang paling penting secara komersial E. Basidiomisetes tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui 4. Jamur yang termasuk dalam kelompok Ascomycota dapat menghasilkan spora seksual di dalam askus. Berapakah jumlah spora di tiap askusnya? A. 2 askospora D. 8 askospora B. 4 askospora E. 10 askospora C. 6 askospora 5. Digunakan dalam pembuatan apakah jamur Saccharomyces cereviceae dan Neurospora crassa ? A. Untuk membuat tempe dan alkohol
122 B. C. D. E.
Untuk membuat tape dan tempe Untuk membuat tape dan oncom Penelitian genetika dan oncom Fermentasi alkohol dan penelitian genetika
6. Perhatikan tabel di bawah ini: Nama Jamur 1. Fusarium sp
2. Auricularia polytricha 3. Saccharomyces 4. Rhizopus oryzae
Peranan a. Untuk membuat kue b. Untuk membuat tempe c. Untuk bahan makanan d. Sebagai parasit pada tanaman
Manakah dari tabel di atas yang benar merupakan hubungan antara jenis jamur dengan peranannya ? A. 1 dan c D. 4 dan b B. 2 dan a E. 3 dan a C. 3 dan d 7.
Salah satu jenis jamur dari divisi Ascomyoctina dapat menghasilkan racun alfa toksin yang menyebabkan penyakit kanker. Apa nama jenis jamur tersebut? A. Aspergillus oryzae B. Aspergillus wentii C. Aspergillus flavus D. Aspergillus fumigates E. Aspergillus niger
8. Dari jenis jamur dibawah ini, manakah jamur yang tidak dapat dikonsumsi manusia? A. Auricularia polytricha B. Rhizopus oryzae C. Saccharomyces cereviceae D. Volvariella volvacea E. Pneumonia carinii
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN I Sekolah
: SMA Negeri 39 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Pertemuan ke
:3
Alokasi Waktu
: 3 x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti 1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
124 pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis Indikator : 3.6.1 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur (Konsep, C4) 3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken berdasarkan kajian pustaka dan praktikum (Konseptual, C3) 3.6.3 Menampilkan data mengenai struktur tubuh likenberdasarkan kajian pustaka dan praktikum (Konseptual, C3)
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis 4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara mengamati liken secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3) 4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara mengamati liken secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4) 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum mengenai cara mengamati liken secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting dalam kehidupan di bumi. 2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah. 3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran 4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan.
125 5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas maupun diluar kelas. 6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka. 7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya. 8. Siswa dapat membuat preparat liken untuk diamati secara langsung dengan mikroskop 9. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Deutromycita dan simbiosis jamur melalui kajian pustaka. 10. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur Deutomycota dan simbiosis jamur 2. Cara hidup dan habitat jamur Deutomycota dan simbiosis jamur 3. Reproduksi jamur Deutomycota dan simbiosis jamur 4. Klasifikasi jamur Deutomycota dan simbiosis jamur 5. Peranan jamur Deutomycota dan simbiosis jamur dalam kehidupan manusia
E. Metode Pembelajaran Model
: Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pendekatan : Kontekstual Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, tanya jawab, tugas, portofolio, tes a.Ceramah - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur - Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning) b.Diskusi -Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahanyang diberikan guru
126 - Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang berkaitan dengan materi jamur Deutomycota dan simbiosis jamur untuk memecahkan masalah yang ada dan didiskusikan secara berkelompok c. Praktikum Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan ciri struktur liken d. Tes Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari ini
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1. Media : LCD, Laptop 2. Sumber Belajar Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Guru
Siswa
Pembukaan Memberi salam Guru
menarik
perhatian
siswa dengan menayangkan beberapa 5 menit
gambar
jamur Menyimak, bertanya,
Deutromycota dan liken. dan menjawab (Mengamati)
pertanyaan dari
Guru memberikan apersepsi temannya : -
Tahukah kalian apa arti jamur tidak sempurna itu?
127 -
Pernahkah
kalian
melihat liken? Guru
memotivasi
siswa
menyuruh
siswa
dengan untuk
memberikan
pertanyaan mengenai jamur dari
gambar
yang
telah
dilihat siswa. (Menanya) Guru mempersilahkan siswa lain
untuk
menjawab
pertanyaan dari temannya Orientasi
Siswa
Pada Masalah
5 menit
Menyampaikan
tujuan
Menyimak
pembelajaran
Guru
membahas
Guru menanyakan kepada
tujuan
pelajaran,
siswa untuk mendorong
mendeskripsikan
rasa
dan
berpikir
memotivasi
ingin
tahu
kritis
pertanyaan guru
dengan
memberikan
dalam
pertanyaan seperti apakah
mengatasi masalah
Menjawab
dan
siswa untuk terlibat kegiatan
Menyimak
sebuah
penyebab penyakit panu? Apakah
liken
itu?
” Menyimak Menjawab
(Menanya) Guru menanyakan kepada
pertanyaan guru
siswa untuk meningkatkan minat
siswa
pembelajaran
terhadap jamur
dengan bertanya “Tahukah
Menulis
kesulitan
kalian bahwa liken dapat
yang dialami dalam
berperan sebagai orgaisme
menjawab
perintis?
pertanyaan
(Menanya)
Mengapa?
128 Guru meminta siswa untuk menuliskan
kesulitan-
kesulitan
siswa
menjawab
dalam
pertanyaan
bertanya,
dan
menjawab pertanyaan
dari
guru
sebelumnya Mengorganisasika n
siswa
5 menit
Guru memberikan LKS dan Berkumpul bersama
untuk
meneliti Guru
membantu
siswa
untuk
Kegiatan Inti
wacana pada tiap kelompok
dan memilih ketua
dengan permasalahan yang
kelompok
sama
mendefinisikan dan
jamur Memahami isi LKS
terkait
Deutromycota dan liken Membantu kelompok untuk
mengorganisasikan tugas-tugas belajar
mendefinisikan
yang terkait dengan
mengorganisasikan
permasalahannya.
belajar yang berhubungan
kelompok
dengan
memulai
dan tugas Melakukan diskusi
permasalahan
guna
tersebut seperti menetapkan
perencanaan untuk
subtopik yang spesifik dan
memecahkan
tugas
masalah
yang
disajikan
dalam
penyelidikan
(Mengasosiasi)
LKS. 30 menit
Membantu
Guru
menyuruh
siswa Menyiapkan
investigasi mandiri
untukmenyiapkan
dan kelompok
bahan di meja praktikum
Guru
mendorong
kelompok
siswa
untuk
yang
kemudian mengeceknya.
dibutuhkan
tanpa
tepat, melaksanakan
mengganggu aktivitas siswa
eksperimen,
dalam
dan
mencari penjelasan
dan bahan
masing-masing
Menyediakan bantuan yang
mendapatkan informasi
alat
alat
Melaksanakan solusi
pemecahan
masalah
melalui
kegiatan praktikum
melakukan Membersihkan alat
praktikum.(Mengumpulka
praktikum
129 dan solusi
Mempresentasikan
n data) Guru menyuruh siswa untuk membersihkan
alat
praktikum
kegiatan praktikum dan saling bertanya jawab
Guru menyuruh siswa untuk menyampaikanhasil praktikum secara singkat dan mempersilahkan siswa untuk saling bertanya jawab (Mengkomunikasikan) Mengembangkan dan
10menit
menyajikan
Guru
meminta
kelompok
beberapa
yang
hasil karya
secara
Guru
membantu
megkomunikasikan
siswa
dalam
dipilih
acak
untuk hasil
praktikum liken
merencanakan dan
(Mengkomunikasikan)
menyiapkan
Guru meminta siswa untuk
karya
yang sesuai seperti
memberikan
laporandan
tanya jawab
lain
model
yang
membantu
saran
atau
dapat mereka
untuk menyampaikan kepada orang lain Menganalisis dan
10 menit
Guru mengevaluasi jawaban Menyimak
mengevaluasi
siswa
proses pemecahan
miskonsepsi yang ada
dan
Guru
masalah Guru
membantu
siswa
untuk
melakukan refleksi
pembelajaran pertemuan
meluruskan
penjelasan guru
mengevaluasi Menyimak dari
awal dengan
menyampaikan hal-hal yang
penjelasan guru
130 terhadap
hasil
investigasinya
kurang
dan
selama
pembelajaran Guru bertanya kepada siswa
proses-proses yang mereka lakukan
mengenai
materi
yang
masih kurang jelas
Menyebutkan submateri
dalam
jamur yang masih kurang jelas Menyimak
Guru menjelaskan materi yang masih sulit dimengerti oleh siswa 70 menit
Penutup
Mengerjakan soal Guru
memberikan
beberapa soal PG terkait konsep dari materi hari ini (divisi Deutromycota dan simbiosis jamur)
Guru melakukan posttest soal HOT
H. Penilaian 1.Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran
Sikap Pengetahuan
Teknik Penilaian Observasi Tes tulis
Keterampilan
Portofolio
Jenis
Bentuk Instrumen Catatan pendidik Soal pilihan ganda Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapai rubrik
Pedoman Penskoran Terlampir Terlampir Terlampir
131 Jakarta,
2015
Mengetahui, Guru Biologi
Mahasiswa
Dra. Tri Hardani
Latifa Nurrachman
NIP.
NIM. 1110016100023
Catatan: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...........................................................................................................................................................
132 SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 3 1. Jamur Divisi Deuteromycota disebut sebagai Fungi Imperfecti. Mengapa jamur divisi ini disebutsebagai Fungi Imperfecti? A. Belum diketahui cara hidupnya B.Belum diketahui cara reproduksi aseksualnya C. Belum diketahui cara reproduksi seksualnya D.Sudah diketahui cara reproduksi seksualnya E. Sudah diketahui cara rproduksi seksual dan aseksualnya 2.
Manakah dari pernyataan di bawah ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan aseksual dari jamur divisi Deuteromycotina? A. Belum diketahui & Konidia B. Konidia & Belum diketahui C. Belum diketahui & Askospora D. Askospora & Belum diketahui E. Belum diketahui keduanya
3. Apakah nama spora aseksual jamur divisi Deutromycotina ? A. Konidiospora B. Askospora C. Basidiospora D. Sporngiofor E. Zigospora 4. Apa nama jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya ? A. Deuteromycota D. Basidiomycota B. Zygomycota E. Oomycota C. Ascomycota 5.
Pernyataan manakah yang benar tentang Deuteromycotina ? A. Hifa tidak bersekat B. Hifa bersekat dan dinding sel dari zat kitin C. Alat reproduksi generatif berupa konidium D. Semua jenisnya bersifat parasit E. Tidak satu pun dari jenisnya bersifat saprofit 6. Ada suatu jenis jamur yang dahulu dimasukkan dalam kelompok Deuteromycota, tetapi sekarang dimasukkandalam kelompok Ascomycota karena sudah ditemukancara reproduksi seksualnya. Jamur tersebut adalah...
133
A. Neurospora crassa B. Aspergillus niger C. Rhizopus oryzae D. Boletus edulis E. Amanita muscari 7. Manakah yang merupakan ciri-ciri lumut kerak ? A. Lumut kerak tumbuh pada permukaan batubatuandan batang pohon B. Lumut kerak hidup di tempat yang lembap C. Lumut kerak tumbuh di daerah yang kering D. Lumut kerak tidak dapat tumbuh diatas batu-batuan E. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di daerah yang telah tercemar 8. Liken dapat digunakan sebagai indikator lingkungan untuk menentukan adanya pencemaran di suatu lingkungan.Mengapa liken dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan? A. karena liken akan tumbuh subur pada daerah tercemar B. karena iken tahan terhadap pengaruh pencemaran C. karena liken peka terhadap zat pencemar D. karena liken toleran terhadap zat pencemar tertentu E. karena liken adaptif terhadap berbagai zat pencemar 9. Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme dengan akar tumbuhan tingkat tinggi.Disebut apakah hubungan mutualisme antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi? A. Liken B. Mikoriza C. Konidiospora D. Miselium E. Spora 10. Meskipun dalam keadaan kekeringan, mikoriza tetap dapat melanjutkan pertumbuhan. Mengapa mikoriza dapat tetap tumbuh? A. Hifa pada jamur dapat meningkatkan luas permukaan untuk mengabsorbsi air B. Tumbuhan memiliki sedikit jaringan bunga karang C. Akar tumbuh lebih dalam untuk mencari air D. Akar melakukan tranpor aktif ion E. Akar tumbuh ke samping untuk mencari air
134 11. Seorang siswa berjalan di hutan pinus, kemudian Ia menemukan sejenis jamur berbentuk payung tumbuh di bawah pohon tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon pinus termasuk jenis simbiosis mutualisme. Manakah pernyataan mengenai simbion pembentuk mikoriza yang benar ? A. Pohon pinus pada tahun pertama tidak dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis dengan jamur. B. Pohon pinus pada tahun pertama dapat tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan jamur. C. Dengan adanya jamur pinus tidak mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah. D. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon pinus menjadi kering. E. Dengan adanya jamur, pohon pinus memerlukan bulu akar untuk mendapatkan air dan unsur-unsur hara.
135 INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
Hasil Penilaian Diskusi Topik : ……………………………..… Tanggal : ………………………………. Jumlah Siswa:
No Nama Menyampaikan siswa
Menanggapi
pendapat 1
2
3
1
2
3
4
Mempertahankan
Jumlah
argumentasi
score
1
2
3
4
Rubrik : Menyampaikan pendapat 1. Tidak sesuai masalah 2. Sesuai dengan masalah, tapi belum benar 3. Sesuai dengan masalah dan benar Menanggapi pendapat 1. Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan 2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna 3. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar 4. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi Mempertahankan pendapat 1. Tidak dapat mempertahankan pendapat 2. Mampu Mempertahankan pendapat, alasan kurang benar 3. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi 4. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar didukung referensi
Nilai =
x 100
Nilai
136 LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN
ASPEK NO NAMA 1
2
3
4
5
JUMLAH NILAI 6
7
SCORE
Keterangan Aspek : 1. Keaktifan 2. Kesediaan menerima pendapat 3. Tanggungjawab dalam tugas 4. Inisiatif dalam mengambil keputusan 5. Kepedulian terhadap kesulitan yang dialami sesama teman 6. Kepedulian dalam memberi kesempatan yang dialami sesama teman 7. Kemampuan mendorong aktivitas kerja kelompok
Ketentuan:
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
Nilai = Jumlah score x 100 35
137 INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRATIKUM
NO
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN 1
1
Merangkai Alat
2
Pengamatan
3
Data yang Diperoleh
4
Kesimpulan
2
3
Rubrik: NO
1
ASPEK YANG DINILAI
Merangkai Alat
PENILAIAN 1
2
3
Rangkaian alat
Rangkaian alat
Rangkaian alat,
tidak benar
benar, tapi tidak
benar dan
rapi atau tidak
memperhatikan
memperhatikan
keselamatan
keselamatan
kerja
kerja 2
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
tidak cermat
cermat tetapi
cermat
tidak
mendukung
mendukung
interpretasi
interpretasi 3
Data Yang Diperoleh
Data tidak
Data lengkap,
Data lengkap,
lengkap
tetapi tidak
terorganisir, dan
terorganisir atau
ditulis dengan
ada yang salah
benar
tulis 5
Kesimpulan
Tidak benar atau
Sebagian
Semua benar
tidak sesuai
kesimpulan ada
atau sesuai
138 NO
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN tujuan
yang salah atau tidak Sesuai tujuan
tujuan
139 RUBRIK PENILAIAN PEMECAHAN MASALAH No. 1.
Komponen Rancangan Menuliskan proyek
Skor 3
permasalahan/pertanyaan 1 3
2.
Menuliskan hipotesis
1 3
3.
Pencarian solusi pemecahan masalah
1 3
4.
Fokus pencarian solusi
1 3
5.
Penarikan kesimpulan
1
Kriteria Penilaian Menuliskan permasalahan dan sesuai dengan permasalahan utama Menuliskan permasalahan tapi tidak sesuai dengan permasalahan utama Menuliskan hipotesis terkait dengan permasalahan yang diajukan Tidak menuliskan hipotesis terkait dengan permasalahan yang diajukan Mengajukan ebih dari 2 solusi peemcahan masalah Mengajukan 1 solusi pemecahan masalah Memilih 1 solusi terbaik yang ada dengan beberapa petimbangan Memilih 1 solusi terbaik dengan pertimbangan yang kurang tepat Kesimpulan yang diajukan dapat menjelaskan langkah penyelesaian masalah secara singkat, padat, dan jelas Kesimpulan yang diajukan kurang menjelaskan langkah penyelesaian masalah secara singkat, padat, dan jelas
140 LEMBAR PENILAIAN PEMECAHAN MASALAH No
Kriteria
1.
Menuliskan permasalahan/pertanyaan proyek Menuliskan hipotesis Penelusuran data Fokus penemuan solusi Kesimpulan pemecahan masalah Total Skor Kelompok Jumlah Skor Maksimal Nilai
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nilai =
x 100
1
2
Kelompok 3 4
5
6
15
15
15
15
15
15
141 Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN II Sekolah
: SMA Negeri 39 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Pertemuan ke
:1
Alokasi Waktu
: 3 x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
142 2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis Indikator : 3.6.1 Membedakan jamur dan tumbuhan (Faktual, C1) 3.6.2 Menyebutkan ciri-ciri jamur (Faktual, C1) 3.6.3 Menjelaskan ciri-ciri jamur (Konsep, C2) 3.6.4 Membedakan cara hidup dan habitat jamur berdasarkan perolehan nutrisi (Konsep, C2) 3.6.5 Membedakan cara reproduksi jamur secara vegetatif dan generatif (Konsep, C2) 3.6.6 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan reproduksi seksual (Konsep, C3 3.6.7 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Zygomicota (Konsep, C4) 3.6.8 Membuat sketsa tubuh jamur Zigomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.9 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Zygomycota berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.10 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Zygomicota (Faktual, C3) 3.6.11 Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Zygomicota (Faktual, C6) 3.6.12 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6) 3.6.13 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4) 3.6.14 Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6) 3.6.15 Menyusun langkah pengerjaan proyek (Faktual, C6) 3.6.16 Memperjelas peranan jamur Zygomicota berdasarkan pembuatan proyek dan kajian pustaka (Konseptual, C6)
143
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis 4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara pembuatan preparat segar jamur Zigomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3) 4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara pembuatan preparat jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4) 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5) 4.6.4 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Zygomicota (Pengetahuan Prosedural, C3) 4.6.5 Menganalisis
informasi
mengenai
cara
pemanfaatan
jamur
Zygomicota(Pengetahuan Prosedural, C4) 4.6.6 Merancang proyek pemanfaatan jamur Zygomicota(Pengetahuan Prosedural, C5) 4.6.7 Menciptakan produk terkait eranan jamur Zygomicota (Pengetahuan procedural, C6)
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting dalam kehidupan di bumi. 2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah. 3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran 4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan. 5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas maupun diluar kelas. 6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur Zygomycota berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka. 7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya. 8. Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
144 9. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek 10. Siswa dapat membuat produk yang bermanfaat terkait peranan dari jamur melalui kegiatan eksperimen 11. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Zygomicota melalui kegiatan eksperimen. 12. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur Zygomicota.
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur 2. Cara hidup dan habitat jamur 3. Reproduksi jamur 4. Klasifikasi jamur Zygomicota 5. Peranan jamur Zygomicota dalam kehidupan manusia
E. Metode Pembelajaran Model
: Pembelajaran Berbasis Proyek
Pendekatan : Kontekstual Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, pembuatan proyek, portofolio, tes a. Ceramah - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur - Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PjBL (Project Based Learning) b. Diskusi - Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru - Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang berkaitan dengan materi jamur Zygomicota untuk memecahkan masalah yang ada dan membuat proyek secara berkelompok c. Praktikum Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan peranan merugikan jamur Zygomicota yang membuat roti busuk kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis, dan solusi pemecahan masalah
145
d. Pembuatan proyek Siswa melakukan pembuatan proyek untuk mengatasi peranan merugikan jamur Zygomicota. e. Tugas Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Zygomicota. f. Portofolio Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup facebook g. Tes Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari ini
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1. Media LCD, laptop 2. Sumber Belajar Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Alokasi Berbasis Proyek
Waktu
Kegiatan Pembelajaran Guru
Siswa
Pembukaan Memberi salam 10 menit
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran Guru menarik perhatian
Melakukan jawab
tanya
146 siswa
dengan
menayangkan
beberapa
gambar jamur Zygomicota seperti jamur tempe, roti, dan oncom. (Mengamati) Guru
memberikan
apersepsi : -
Disebut apakah warna putih pada roti?
-
Mengapa roti dapat berjamur ?
Guru
memotivasi
siswa
dengan menyuruh siswa untuk
memberikan
pertanyaan mengenai jamur dari gambar yang telah dilihat siswa. (Menanya) Guru
mempersilahkan
siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran,
aktifitas
yang
akan
dilakukan
dan
proses
evaluasi
yang
akan
berlangsung Guru
memberikan
gambaran
manfaat
mempelajari ciri-ciri dan klasifikasi jamur
147 10
Mendeskripsikan konsep
atau
materi
menit
Guru menampilkan peta Menyimak konsep terkait hal apa saja Mendeskripsikan
yang sedang dikaji.
yang
Guru
dipelajari.(Mengamati)
menugaskan
Guru
siswauntuk menggambarkan
akan
konsep yang akan dipelajari
6 Berkumpul
membentuk
atau
kelompok praktikum. 1
bersama
dan
mendeskripsikan konsep
kelompok terdiri dari 5-6
memilih
ketua
yang sedang dipelajari
orang.
kelompok
Guru memberikan LKS pada tiap kelompok dengan Memahami permasalahan yang sama
isi
LKS
terkait jamur Zygomicota. Membantu kelompok untuk mendefinisikan
dan
mengorganisasikan
tugas
belajar yang berhubungan Melakukan diskusi dengan
permasalahan
kelompok
guna
tersebut seperti menetapkan
memulai
konsep yang spesifik dan
perencanaan untuk
tugas penyelidikan yang
memecahkan
akan dilakukan
masalah
yang
(Mengasosiasi)
disajikan
dalam
LKS.
Menemukan Masalah Guru mengarahkan siswa untuk
membentuk
sebuah
pertanyaan
10 menit
Mengajak siswa untuk fokus Merumuskan masalah memahami isi lks yang sudah diberikan
dan
rumusan masalah
membuat
148 dengan melihat deskripsi konsep yang sudah siswa buat 45
Meneliti Masalah Dengan
menggunakan
pemikiran
yang
menit
lebih
Guru untuk
menyuruh menyiapkan
siswa Menyiapkan alat
kelompok masing-masing
diajakuntuk
kemudian mengeceknya Guru
memahamipermasalahan
awaluntuk
dan bahan
bahan di meja praktikum
mendalam,siswa
sebagai
alat
langkah menemukan
siswa Praktiukum
untuk meneliti masalah.
pengamatan jamur
(Mengumpulkan data)
Zygomicota
Guru
solusi yang efektif.
memantau
menyuruh
siswa Membersihkan alat
untuk membersihkan alat
praktikum
praktikum Guru
menyuruh
siswa Mempresentasika
untuk menyampaikan hasil
m hasil praktikum
praktikum secara singkat
dan melaksanakan
dan mempersilahkan siswa
kegiatan
untuk saling tanya jawab
jawab
tanya
(Mengkomunikasikan) Memahami stakeholder Guru
mengarahkan
10 menit
Guru
menginstrusksikan Mencatat perintah
kepada siswa untuk mencari
guru
siswauntuk melakukan
dan membaca isi penelitian Memahami
diskusi
yang disunting pada web
penelitian
resmi
pernah
dengan
yang terkait.
ahli
milik
stakeholder
data)atau
mengambil
wawancara langsung
yang
dilakukan
stakeholder(Mengumpulkan melakukan
isi
dan
informasi dari sana yang
disesuaikan
dengan penelitian
149 yang akan mereka kerjakan
atau
wawancara langsung (dilakukan di luar kelas) 10
Menentukan Pemecahan Masalah Solusiatas
menit
pemecahan
masalah yang diambil
Membimbing siswa untuk Siswa menentukan
menulis
solusi beberapa solusi yang
pemecahan masalah
mungkin
(Mengasosiasi)
dilaksanakan
harusberlandaskan
kemudian
keputusanbersama
menentukan
denganmemperhitungkan
kelemahan
aspek keterbatasan dan
kelebihan dari setiap
kemudahan.
solusi.
dan
Pemecahan
masalah yang diambil adalah
yang
mempunyai
nilai
lebih
yang
tinggi
(bisa
dilakukan
di
luar kelas juga untuk penyempurnaan) Merencanakan Proyek
10
Guru menyuruh siswa
menit
untuk memikirkan secara matang
mengenai
Guru mengecek rancangan Siswa
menentukan
perencanaan proyek siswa sumber daya (alat dan dan memberikan masukan
bahan)
yang
diperlukan,
estimasi waktu, alat dan
menyusun cara kerja,
bahan
dan
digunakan
yang
akan dalam
melaksanakan proyek
memperkirakan
hasil apa yang akan diperoleh dilkaukan
(bisa di
luar
150 kelas
untuk
penyempurnaan) Melaksanakan proyek Guru
mempersilahkan
siswa
untuk
melaksanakan yang
di
luar
10 menit
Guru menyuruh siswa untuk Mengerjakan proyek melaksanakan rumahsecara
proyek jam
pelajaran
proyek
di secara
berkelompok
berkelompok. di luar jam pelajaran
Proyek
hrus
selesai
maksimal
6
setelah
hari
penugasan (Mengumpulkan data)
Menyimpulkan, Mengevaluasi,
10 menit
Guru menjelaskan kepada Menyimak siswa untuk menyelesaikan
Merefreksi
pembuatan
Guru memberikan feed
maksimal selama 6 hari
back terhadap hasil kerja
kemudian
siswa
hasil proyeknya ke grup
dan
mencatat tugasnya
proyek
mengupload
facebook yang dibuat oleh guru. Proyek difoto dan diberikan deskripsi singkat sesuai dengan LKS yang Menyimak
diberikan Guru siswa
mempersilahkan untuk
melakukan
penilaian atauu tanya jawab melalui
grup
tersebut
terkait
facebook proyek
yang sudah dibuat oleh temannya Guru
menyuruh
siswa
untuk menentukan waktu penilaian dan tanya jawab secara online
Menentukan waktu diskusi
online
sesuai kesepakatan kelas
151 Guru menjelaskan bahwa Menyimak iaakan menilaiproyek tiap kelompok dan memberikan hasil evaluasi melalui grup facebook juga
10 menit
Penutup
memberikan Mengerjakan soal
Guru
beberapa soal PG terkait konsep dari materi hari ini (Cirinumum jamur dan divi Zygomicota)
Guru memberikan pesan untuk belajar mengenai Menjawab salam divisi
jamur
Basidiomycota
dan
Ascomycota
Guru
mengakhiri
kegiatan belajar dengan memberikan untuk
tetap
pesan semangat
mengerjakan tugas dan mengucap salam
H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Jenis
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Pedoman Penskoran
Sosial
Observasi
Skala penilaian yang dilengkapi rubrik
Terlampir
152 Pengetahuan Keterampilan melaksanakan proyek
Tes tulis Observasi
Soal pilihan ganda Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapai rubrik
Terlampir Terlampir
Jakarta,
2015
Mengetahui, Guru Biologi
Mahasiswa
Dra. Tri Hardani
Latifa Nurrachman
NIP.
NIM. 1110016100023
Catatan: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...........................................................................................................................................................
153 SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 1 1. Manakah dari pernyataan berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur? A. Hidupnya di tempat lembab B. Cara hidupnya saprofit dan parasit C. Bersifat heterotrof D. Menyerap bahan organik yang telah diuraikan E. Bersifat autotrof 2. Jamur bersifat eukariotik. Apakah arti kata eukariotik? A.Mempunyai bahan inti yang terbungkus membran inti B. Mempunyai bahan inti tanpa membran inti C. Mempunyai membran inti tanpa bahan inti D. Tidak mempenyai inti. E. Mempunyai inti banyak 3. Diantara karakteristik berikut ini yang manakah yang dimiliki bersama oleh semua fungi? A. Simbiotik D. Patogenik B. Heterotrofik E. Saprobik C. Berflagela 4. Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada dindingselnya. Bahan apakah yang terkandung pada dinding sel pada jamur? A. Lipoprotein D. Zat kersik B. Lipid E. Zat kitin C. Protein 5. Untuk memperoleh energi, Jamur menyerap makanannya dari sisa-sisa organisme. Dikenal dengan istilah apakah cara jamur memperoleh energi tersebut? A. Autotrof D. Epifit B. Heterotrof E. Parasit C. Saprofit 6. Pada jamur terdapat spora yang dapat bergerak dan berflagel dua. Disebut apakah spora pada jamur yang dapat bergerak dan berflagel dua ? A. Zoospora D. Askospora B. Zigospora E. Basidiospora C. Aplanospora 7. Para ahli mengklasifikasikan jamurberdasarkan ciri-ciri spora seksual danstruktur tubuhnya. Manakahpengklasifikasian jamur yang tepat?
154 A. B. C. D. E.
Archaemycota, Basidiomycota, Deutromycota, dan Ascomycota Eumycota, Deutromycota,Ascomycota, dan Zygomycota Archaemycota, Eumycota,Deutromycota, dan Ascomycota Aechaemycota, Deutromycota, Zygomycota, dan Ascomycota Zygomycota, Ascomycota, Deutromycota, dan Basidiomycota
8. Ragi kedelai tempe Pada pembuatan tempe, sepotong ragi dilembutkan dan ditaburkan di atas kedelai yang sudah disiapkan. Bagian manakah dari ragi yang benar-benar bekerja untuk pembuatan tempe ? A. Spora sejenis jamur B. Sejenis zat kimia yang tidak dikenal C. Tepung beras yang halus D. Bumbu masakan yang dihaluskan E. Sebangsa bakteri yang saprofit 9. Dikelompokkan dalam divisi apakahjamur roti dan jamur tempe? A. Zygomycotina B. Ascomycotina C. Deuteromycotina D. Basidiomycotina E. Eumycotina 10. Untuk membuat tempe dari kedelai diperlukan bantuan jamur. Apakah nama spesies jamur yang dimanfaatkakn dalam pembuatan tempe ? A. Rhizopus divisi Zygomycota B. Mucor divisi Zygomycota C. Rhizopus divisi Ascomycota D. Mucor divisi Ascomycota E. Neurospora divisi Basidiomycota 11. Seorang siswa melakukan percobaan pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai varietas A, B dan C. Jenis jamur yang digunakan adalah Rhizopus oryzae dengan dosis yang sama untuk ketiganya. Setelah itu ia membandingkan tekstur ketiga tempe yang dihasilkan. Rumusan masalah yang paling tepat adalah .... A.Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe? B. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah kedelai jadi tempe? C.Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi tekstur tempe? D. Bagaimana cara pembuatan tempe? E. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN II Sekolah
: SMA Negeri 39 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Pertemuan ke
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
156 pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis Indikator : 3.6.1
Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Konsep, C4)
3.6.2
Membuat sketsa tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.3
Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.4
Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Faktual, C3)
3.6.5
Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Faktual, C6)
3.6.6
Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6)
3.6.7
Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4)
3.6.8
Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6)
3.6.9
Menyusun langkah pengerjaan proyek (Faktual, C6)
3.6.10 Memperjelas peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan pembuatan proyek dan kajian pustaka (Konseptual, C6)
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis 4.6.1
Menyelidiki informasi mengenai cara pembuatan preparat segar jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3)
157 4.6.2
Menganalisis informasi mengenai cara pembuatan preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
4.6.3
Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5)
4.6.4
Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Pengetahuan Prosedural, C3)
4.6.5
Menganalisis informasi mengenai cara pemanfaatan jamur Basidiomycota dan Ascomycota(Pengetahuan Prosedural, C4)
4.6.6
Merancang
proyek
pemanfaatan
jamur
Basidiomycota
dan
Ascomycota(Pengetahuan Prosedural, C5) 4.6.7
Menciptakan produk terkait peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota (Pengetahuan procedural, C6)
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting dalam kehidupan di bumi. 2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah. 3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran 4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan. 5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas maupun diluar kelas. 6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka. 7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya. 8. Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen. 9. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek
158 10. Siswa dapat membuat produk yang bermanfaat terkait peranan dari jamur melalui kegiatan eksperimen 11. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota melalui kegiatan eksperimen. 12. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur Basidiomycota dan Ascomycota
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota 2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota dan Ascomycota 3. Reproduksi jamur Basidiomycota dan Ascomycota 4. Klasifikasi jamur Basidiomycota dan Ascomycota 5. Peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota dalam kehidupan manusia
E. Metode Pembelajaran Model
: Pembelajaran Berbasis Proyek
Pendekatan : Kontekstual Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, pembuatan proyek, portofolio, tes a. Ceramah - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur - Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PjBL (Project Based Learning) b. Diskusi - Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru - Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang berkaitan dengan materi jamur Basidiomycota dan Ascomycotauntuk memecahkan masalah yang ada dan membuat proyek secara berkelompok
159 c. Praktikum Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis, dan solusi pemecahan masalah d. Pembuatan proyek Siswa melakukan pembuatan proyek terkait pemanfaatan jamur Basidiomycota dan Ascomycota e. Tugas Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota. f. Portofolio Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup facebook g. Tes Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 8 soal pilihan ganda terkit materi hari ini
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media
:LCD, Laptop
Sumber Belajar : Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Alokasi Berbasis Proyek
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Guru
Siswa
Pembukaan Memberi salam 10 menit
Melakukan
Guru menarik perhatian jawab siswa
dengan
tanya
160 menayangkan
beberapa
gambar
jamur
Basidiomycota
dan
Ascomycota.
Seperti
jamur tape dan jamur oncom (Mengamati) Guru
memberikan
apersepsi : -
Pernahkah
kalian
membuat dari
masakan
jamur?
Jika
pernah, bagaimaa cara membuatnya? Guru
memotivasi
siswa
dengan menyuruh siswa untuk
memberikan
pertanyaan mengenai jamur dari gambar yang telah dilihat siswa. (Menanya) Guru
mempersilahkan
siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya 10
Mendeskripsikan konsep
atau
materi
menit
Guru menampilkan peta Menyimak konsep terkait hal apa saja Mendeskripsikan
yang sedang dikaji.
yang
Guru
dipelajari.(Mengamati)
menugaskan
Guru
siswauntuk menggambarkan
atau
mendeskripsikan konsep yang sedang dipelajari
akan
konsep yang akan dipelajari
mempersilahkan Berkumpul
siswa untuk duduk secara
bersama kelompok
berkelompok Guru
memberikan
LKS Memahami
isi
161 pada tiap kelompok dengan
LKS
permasalahan yang sama terkait
jamur
Basidiomycota
dan Melakukan diskusi
Ascomycota Membantu kelompok untuk mendefinisikan
dan
mengorganisasikan
tugas
kelompok
guna
memulai perencanaan untuk
belajar yang berhubungan
memecahkan
dengan
masalah
yang
tersebut seperti menetapkan
disajikan
dalam
konsep yang spesifik dan
LKS.
permasalahan
tugas penyelidikan yang akan dilakukan(Mengasosiasi)
Menemukan Masalah Guru mengarahkan siswa untuk
membentuk
sebuah
pertanyaan
10 menit
Mengajak siswa untuk fokus Merumuskan masalah memahami isi lks yang sudah diberikan
dan
membuat
rumusan masalah masalah
dengan melihat deskripsi konsep yang sudah siswa buat 45
Meneliti Masalah Dengan
menggunakan
pemikiran
yang
lebih
menit
Guru untuk
menyuruh menyiapkan
siswa Menyiapkan alat
kelompok masing-masing
diajakuntuk
kemudian mengeceknya
sebagai awaluntuk
langkah menemukan
dan bahan
bahan di meja praktikum
mendalam,siswa
memahamipermasalahan
alat
Guru
memantau
siswa Praktiukum
untuk meneliti masalah.
pengamatan jamur
(Mengumpulkan data)
Basidiomycota dan
162 Guru
solusi yang efektif.
menyuruh
siswa
Ascomycota
untuk membersihkan alat Membersihkan alat praktikum Guru
praktikum
menyuruh
siswa
untuk menyampaikan hasil Mempresentasika
Memahami stakeholder
10
Guru mengarahkan siswauntuk melakukan diskusi dengan ahli yang terkait.
menit
praktikum secara singkat
m hasil praktikum
dan mempersilahkan siswa
dan melaksanakan
untuk saling tanya jawab
kegiatan
(Mengkomunikasikan)
jawab
Guru
tanya
menginstrusksikan Mencatat perintah
kepada siswa untuk mencari
guru
dan membaca isi penelitian Memahami yang disunting pada web
penelitian
resmi
pernah
milik
isi yang
dilakukan
stakeholder(Mengumpulkan
stakeholder
data)atau
mengambil
melakukan
wawancara langsung
dan
informasi dari sana yang
disesuaikan
dengan penelitian yang akan mereka kerjakan
atau
wawancara langsung (dilakukan di luar kelas) 10
Menentukan Pemecahan Masalah Solusiatas
pemecahan
masalah yang diambil
menit
Membimbing siswa untuk Siswa menentukan
menulis
solusi beberapa solusi yang
pemecahan masalah
mungkin
(Mengasosiasi)
dilaksanakan
harusberlandaskan
kemudian
keputusanbersama
menentukan
163 denganmemperhitungkan
kelemahan
dan
aspek keterbatasan dan
kelebihan dari setiap
kemudahan.
solusi.
Pemecahan
masalah yang diambil adalah
yang
mempunyai
nilai
lebih
yang
tinggi
(bisa
dilakukan
di
luar kelas juga untuk penyempurnaan) Merencanakan Proyek
10
Guru menyuruh siswa
menit
untuk memikirkan secara matang
Guru mengecek rancangan Siswa
menentukan
perencanaan proyek siswa sumber daya (alat dan dan memberikan masukan
bahan)
mengenai
yang
diperlukan,
estimasi waktu, alat dan
menyusun cara kerja,
bahan
dan
yang
digunakan
akan dalam
memperkirakan
hasil apa yang akan
melaksanakan proyek
diperoleh dilkaukan kelas
(bisa di
luar untuk
penyempurnaan) Melaksanakan proyek Guru
mempersilahkan
siswa
untuk
melaksanakan yang
di
luar
10 menit
Guru menyuruh siswa untuk Mengerjakan proyek melaksanakan rumahsecara
proyek jam
pelajaran
proyek
di secara
berkelompok
berkelompok. di luar jam pelajaran
Proyek
hrus
selesai
maksimal
6
setelah
hari
penugasan (Mengumpulkan data)
Menyimpulkan, Mengevaluasi, Merefreksi
10 menit
Guru menjelaskan kepada Menyimak siswa untuk menyelesaikan pembuatan
proyek
dan
mencatat tugasnya
164 Guru memberikan feed
maksimal selama 6 hari
back terhadap hasil kerja
kemudian
siswa
hasil proyeknya ke grup
mengupload
facebook yang dibuat oleh guru. Proyek difoto dan diberikan deskripsi singkat sesuai dengan LKS yang Menyimak
diberikan Guru siswa
mempersilahkan untuk
melakukan
penilaian atauu tanya jawab melalui
grup
tersebut
terkait
facebook proyek
yang sudah dibuat oleh temannya Guru
menyuruh
siswa
untuk menentukan waktu penilaian dan tanya jawab secara online Guru menjelaskan bahwa
Menentukan waktu diskusi
online
sesuai kesepakatan kelas Menyimak
iaakan menilaiproyek tiap kelompok dan memberikan hasil evaluasi melalui grup facebook juga
10 menit
Penutup
Guru
memberikan Mengerjakan soal
beberapa soal PG terkait konsep dari materi hari ini
(jamur
divisi
Basidiomycota
dan
165 Ascomycota)
Guru memberikan pesan Menjawab salam untuk belajar mengenai divisi
jamur
Deutromycota
dan
simbiosis jamur
Guru
mengakhiri
kegiatan belajar dengan memberikan untuk
tetap
pesan semangat
mengerjakan tugas dan mengucap salam
H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Jenis
Teknik Penilaian
Sosial
Observasi
Pengetahuan Keterampilan melaksanakan proyek
Tes tulis Observasi
Bentuk Instrumen Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Soal pilihan ganda Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapai rubrik
Pedoman Penskoran Terlampir Terlampir Terlampir
Jakarta,
2015
Mengetahui, Guru Biologi
Mahasiswa
Dra. Tri Hardani
Latifa Nurrachman
NIP.
NIM. 1110016100023
166
Catatan: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................... SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 2 1. Untuk membuat adonan roti juru masak mencampur tepung, air, garam, dan ragi. Sesudah dicampur adonan disimpan dalam wadah selama beberapa jam untuk proses fermentasi. Selama fermentasi terjadi perubahan kimia pada adonan. Ragi merupakan jamur bersel satu yang membantu mengubah amilum dan gula dalam tepung menjadi karbon dioksida dan air. Fermentasi menyebabkan adonan roti mengembang. Mengapa adonan mengembang? A. Sebab alkohol yang dihasilkan berubah menjadi gas B. Sebab selama fermentasi dihasilkan gas karbon C. Sebab fermentasi mengubah air menjadi uap air D. Sebab gula dalam adonan berubah menjadi gas E. Sebab selama fermentasi dihasilkan alkohol 2. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur : 1) Spora dihasilkan di dalam alat berbentuk botol 2) Spora mempunyai alat gerap berupa bulu cambuk 3) Spora terdapat dalam tonjolan hifa 4) Hifa bersekat dan berinti banyak 5) Bersifat mikroskopis Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur Ascomycotina? A. 1 dan 2 D. 2 dan 4 B. 1 dan 4 E. 2 dan 5 C. 2 dan 3 3. Yang manakah diantara pernyataan berikut ini yang benar mengenai Basidiomicota? A. Hifa menyatu menjadi miselium dikariotik B. Spora tersusun dalam kantung setelah spora dibentuk melalui meiosis C. Sebagian besar spora terbentuk secara aseksual D. Basidiomisetes adalah sumber antibiotik yang paling penting secara komersial E. Basidiomisetes tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui 4. Jamur yang termasuk dalam kelompok Ascomycota dapat menghasilkan spora seksual di dalam askus. Berapakah jumlah spora di tiap askusnya? A. 2 askospora D. 8 askospora B. 4 askospora E. 10 askospora C. 6 askospora
167
5. Digunakan dalam pembuatan apakah jamur Saccharomyces cereviceae dan Neurospora crassa ? A. Untuk membuat tempe dan alkohol B. Untuk membuat tape dan tempe C. Untuk membuat tape dan oncom D. Penelitian genetika dan oncom E. Fermentasi alkohol dan penelitian genetika 6. Perhatikan tabel di bawah ini: Nama Jamur 1. Fusarium sp 2. Auricularia polytricha 3. Saccharomyces 4. Rhizopus oryzae
Peranan a. Untuk membuat kue b. Untuk membuat tempe c. Untuk bahan makanan d. Sebagai parasit pada tanaman
Manakah dari tabel di atas yang benar merupakan hubungan antara jenis jamur dengan peranannya ? A. 1 dan c D. 4 dan b B. 2 dan a E. 3 dan a C. 3 dan d 7.
Salah satu jenis jamur dari divisi Ascomyoctina dapat menghasilkan racun alfa toksin yang menyebabkan penyakit kanker. Apa nama jenis jamur tersebut? A. Aspergillus oryzae B. Aspergillus wentii C. Aspergillus flavus D. Aspergillus fumigates E. Aspergillus niger
8. Dari jenis jamur dibawah ini, manakah jamur yang tidak dapat dikonsumsi manusia? A. Auricularia polytricha B. Rhizopus oryzae C. Saccharomyces cereviceae D. Volvariella volvacea E. Pneumonia carinii
168
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN II Sekolah
: SMA Negeri 39 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Pertemuan ke
:3
Alokasi Waktu
: 3 x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
169 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis Indikator : 3.6.1 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur (Konsep, C4) 3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur liken berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh liken berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3) 3.6.4 Menyelidiki informasi mengenai peranan jamur Deutromycota dan simbiosis jamur (Faktual, C3)
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis 4.6.1
Menyelidiki informasi mengenai liken untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3)
4.6.2
Menganalisis informasi mengenai cara mengamati liken secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
4.6.3
Merancang kegiatan praktikum untuk mengamati liken secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5)
4.6.4
Merancang proyek pembuatan poster terkait informasi peranan Deutromycota dan liken(Pengetahuan Prosedural, C5)
170 4.6.5
Menciptakan poster terkait informasi peranan Deutromycota dan liken (Pengetahuan procedural, C6)
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting dalam kehidupan di bumi. 2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah. 3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran 4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan. 5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas maupun diluar kelas. 6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka. 7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya. 8. Siswa dapat membuat preparat dari simbiosis jamur untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen. 9. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek 10. Siswa dapat membuat produk yang bermanfaat terkait peranan dari jamur melalui kegiatan eksperimen 11. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Deutromycota dan simbiosis jamur melalui kegiatan eksperimen. 12.Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur Deutromycota dan simbiosis jamur
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur Deutromycota dan simbiosis jamur 2. Cara hidup dan habitat jamur Deutromycota dan simbiosis jamur 3. Reproduksi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur
171 4. Klasifikasi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur 5. Peranan jamur Deutromycota dan simbiosis jamur dalam kehidupan manusia
E. Metode Pembelajaran Model
: Pembelajaran Berbasis Proyek
Pendekatan : Kontekstual Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, pembuatan proyek, portofolio, tes a. Ceramah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur b. Diskusi Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang diberikan guru c. Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang berkaitan dengan materi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur d. Praktikum Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan struktur tubuh jamur e. Pembuatan proyek Siswa membuat poster yng mengandung nilai informasi mengenai Deutromycota dan simbiosis jamur f. Tugas Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Deutromycota dan simbiosis jamur. g. Tes Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari ini
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media : LCD, Laptop Sumber Belajar : Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.
172
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran
Alokasi
Berbasis Proyek
Waktu
Kegiatan Pembelajaran Guru
Siswa
Memberi salam Guru 10 menit
menarik
perhatian
siswa
dengan menayangkan beberapa
gambar
jamur Deutromycota dan
liken.
(Mengamati) Guru
memberikan
apersepsi : -
Tahukah
kalian
mengenai
jamur
tidak sempurna? -
Pernahkah kalian melihat liken?
Guru
memotivasi
siswa
dengan
menyuruh siswa untuk memberikan pertanyaan
mengenai
jamur
dari
gambar
yang
telah
dilihat
siswa. (Menanya) Guru mempersilahkan siswa
lain
untuk
menjawab pertanyaan dari temannya
Melakukan jawab
tanya
173 10 menit
Mendeskripsikan konsep
atau
Guru
menampilkan Menyimak
peta konsep terkait Mendeskripsikan
materi
yang sedang dikaji.
hal apa saja yang
konsep yang akan
Guru
akan
dipelajari
menugaskan
dipelajari.(Mengamat Berkumpul
siswauntuk menggambarkan
atau
i)
bersama kelompok
Guru mempersilahkan
mendeskripsikan konsep yang sedang dipelajari
siswa
untuk
duduk Memahami
secara berkelompok Guru LKS
LKS
memberikan pada
kelompok
tiap dengan
permasalahan sama
isi
yang Melakukan diskusi
terkait
jamur
Deutromycota
dan
liken
kelompok
guna
memulai perencanaan untuk
Membantu
kelompok
memecahkan
untuk mendefinisikan
masalah
yang
dan
disajikan
dalam
mengorganisasikan
lks.
tugas
belajar
berhubungan
yang dengan
permasalahan tersebut seperti
menetapkan
konsep yang spesifik dan tugas penyelidikan yang akan dilakukan (Mengasosiasi) Menemukan Masalah
10 menit
Mengajak siswa untuk Memahami isi lks
Guru mengarahkan siswa
fokus memahami isi lks
untuk
yang sudah diberikan
membentuk
174 sebuah
pertanyaan
dengan melihat deskripsi konsep yang sudah siswa buat 45 menit
Meneliti Masalah Dengan
menggunakan
pemikiran
yang
Guru menyuruh siswa Menyiapkan untuk
lebih
menyiapkan
dan bahan
alat bahan di meja
mendalam,siswa
praktikum kelompok
diajakuntuk
masing-masing
memahamipermasalahan
kemudian
sebagai
mengeceknya
awaluntuk
alat
langkah
Praktikum pengamatan liken
Guru memantau siswa Membersihkan alat
menemukan
solusi yang efektif.
untuk
meneliti
praktikum
masalah. Mempresentasika
(Mengumpulkan data)
m hasil praktikum
Guru menyuruh siswa
dan melaksanakan
untuk membersihkan
kegiatan
alat praktikum
jawab
tanya
Guru menyuruh siswa untuk menyampaikan hasil secara
praktikum singkat
dan
mempersilahkan siswa
untuk
tanya
saling jawab
(Mengkomunikasika n) Memahami stakeholder Guru mengarahkan siswauntuk melakukan diskusi guna
10 menit
Guru menginstrusksikan Mencatat perintah kepada
siswa
untuk
mencari contoh poster
guru
175 memikirkan manfaat proyek bagi golongan masyarakat tertentu sebagai stakeholder
bagi dasar
10 menit
Menentukan
anak pendidikan Melakukan dan
menengah,
googling
untuk
tinggi, dan masyarakat
mencari
contoh
umum (Mengumpulkan
poster
data)
di luar kelas)
Membimbing
(dilakukan
siswa Siswa
menulis
Pemecahan Masalah
untuk menentukan solusi beberapa solusi yang
Solusiatas
pemecahan masalah
mungkin
(Mengasosiasi)
dilaksanakan
pemecahan
masalah yang diambil harusberlandaskan
kemudian
keputusanbersama
menentukan
denganmemperhitungkan
kelemahan
aspek keterbatasan dan
kelebihan dari setiap
kemudahan.
solusi.
dan
Pemecahan
masalah yang diambil adalah
yang
mempunyai
nilai
lebih
yang
tinggi
(bisa
dilakukan
di
luar kelas juga untuk penyempurnaan) Merencanakan Proyek
10 menit
Guru
mengecek Siswa
menentukan
Guru menyuruh siswa
rancangan perencanaan sumber daya (alat dan
untuk memikirkan secara
proyek
matang
memberikan masukan
mengenai
siswa
dan bahan)
yang
diperlukan,
estimasi waktu, alat dan
menyusun cara kerja,
bahan
dan
digunakan
yang
akan dalam
melaksanakan proyek
memperkirakan
hasil apa yang akan diperoleh dilkaukan kelas
(bisa di
luar untuk
176 penyempurnaan) Melaksanakan proyek Guru
mempersilahkan
siswa
untuk
melaksanakan yang
di
luar
10 menit
Guru menyuruh siswa Mengerjakan proyek untuk
melaksanakan secara
berkelompok
proyek di rumahsecara di luar jam pelajaran
proyek
berkelompok.
jam
Proyek
hrus selesai maksimal 6
pelajaran
hari setelah penugasan (Mengumpulkan data)
Menyimpulkan,
10 menit
Guru
menjelaskan Menyimak
Mengevaluasi,
kepada
Merefreksi
menyelesaikan
Guru memberikan feed
pembuatan
back terhadap hasil kerja
maksimal
siswa
hari
siswa
untuk
dan
mencatat tugasnya
proyek selama
6
kemudian
mengupload proyeknya
hasil ke
grup
facebook yang dibuat oleh
guru.
Proyek
difoto dan diberikan Menyimak deskripsi sesuai
singkat
dengan
LKS
yang diberikan Guru mempersilahkan siswa
untuk
melakukan atauu
tanya
penilaian jawab
melalui grup facebook tersebut terkait proyek yang sudah dibuat oleh temannya Guru menyuruh siswa
Menentukan waktu diskusi
online
sesuai kesepakatan kelas Menyimak
177 untuk
menentukan
waktu penilaian dan tanya
jawab
secara
online Guru
menjelaskan
bahwa
iaakan
menilaiproyek
tiap
kelompok
dan
memberikan
hasil
evaluasi melalui grup facebook juga
10 menit
Penutup
Guru
memberikan Mengerjakan soal
beberapa soal PG terkait konsep dari materi
hari
(jamur
ini divisi
Deutromycota
dan
simbiosis jamur
Guru
mengakhiri
kegiatan
belajar
dengan memberikan pesan untuk tetap semangat mengerjakan tugas dan
mengucap
salam *post test kemampuan berpikir tingkat tinggi dilakuka di liar jam
Menjawab salam
178 pembelajaran
H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran
Jenis
Teknik Penilaian
Sosial
Observasi
Pengetahuan Keterampilan melaksanakan proyek
Tes tulis Observasi
Bentuk Instrumen Skala penilaian yang dilengkapi rubric Soal pilihan ganda Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapai rubrik
Pedoman Penskoran Terlampir Terlampir Terlampir
Jakarta,
2015
Mengetahui, Guru Biologi
Mahasiswa
Dra. Tri Hardani
Latifa Nurrachman
NIP.
NIM. 1110016100023
Catatan: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...........................................................................................................................................................
179
SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 3 1. Jamur Divisi Deuteromycota disebut sebagai Fungi Imperfecti. Mengapa jamur divisi ini disebutsebagai Fungi Imperfecti? A. Belum diketahui cara hidupnya B.Belum diketahui cara reproduksi aseksualnya C. Belum diketahui cara reproduksi seksualnya D.Sudah diketahui cara reproduksi seksualnya E. Sudah diketahui cara rproduksi seksual dan aseksualnya 2.
Manakah dari pernyataan di bawah ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan aseksual dari jamur divisi Deuteromycotina? A. Belum diketahui & Konidia B. Konidia & Belum diketahui C. Belum diketahui & Askospora D. Askospora & Belum diketahui E. Belum diketahui keduanya
3. Apakah nama spora aseksual jamur divisi Deutromycotina ? A. Konidiospora B. Askospora C. Basidiospora D. Sporngiofor E. Zigospora
4. Apa nama jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya ? A. Deuteromycota D. Basidiomycota B. Zygomycota E. Oomycota C. Ascomycota 5. Pernyataan manakah yang benar tentang Deuteromycotina ? A. Hifa tidak bersekat B. Hifa bersekat dan dinding sel dari zat kitin C. Alat reproduksi generatif berupa konidium D. Semua jenisnya bersifat parasit E. Tidak satu pun dari jenisnya bersifat saprofit 6. Ada suatu jenis jamur yang dahulu dimasukkan dalam kelompok Deuteromycota, tetapi sekarang dimasukkandalam kelompok Ascomycota karena sudah ditemukancara reproduksi seksualnya. Jamur tersebut adalah... A. Neurospora crassa B. Aspergillus niger C. Rhizopus oryzae D. Boletus edulis E. Amanita muscari
180 7. Manakah yang merupakan ciri-ciri lumut kerak ? A. Lumut kerak tumbuh pada permukaan batubatuandan batang pohon B. Lumut kerak hidup di tempat yang lembap C. Lumut kerak tumbuh di daerah yang kering D. Lumut kerak tidak dapat tumbuh diatas batu-batuan E. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di daerah yang telah tercemar 8. Liken dapat digunakan sebagai indikator lingkungan untuk menentukan adanya pencemaran di suatu lingkungan.Mengapa liken dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan? A. karena liken akan tumbuh subur pada daerah tercemar B. karena iken tahan terhadap pengaruh pencemaran C. karena liken peka terhadap zat pencemar D. karena liken toleran terhadap zat pencemar tertentu E. karena liken adaptif terhadap berbagai zat pencemar 9. Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme dengan akar tumbuhan tingkat tinggi.Disebut apakah hubungan mutualisme antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi? A. Liken B. Mikoriza C. Konidiospora D. Miselium
E. Spora 10. Meskipun dalam keadaan kekeringan, mikoriza tetap dapat melanjutkan pertumbuhan. Mengapa mikoriza dapat tetap tumbuh? A. Hifa pada jamur dapat meningkatkan luas permukaan untuk mengabsorbsi air B. Tumbuhan memiliki sedikit jaringan bunga karang C. Akar tumbuh lebih dalam untuk mencari air D. Akar melakukan tranpor aktif ion E. Akar tumbuh ke samping untuk mencari air 11. Seorang siswa berjalan di hutan pinus, kemudian Ia menemukan sejenis jamur berbentuk payung tumbuh di bawah pohon tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon pinus termasuk jenis simbiosis mutualisme. Manakah pernyataan mengenai simbion pembentuk mikoriza yang benar ? A. Pohon pinus pada tahun pertama tidak dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis dengan jamur. B. Pohon pinus pada tahun pertama dapat tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan jamur. C. Dengan adanya jamur pinus tidak mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah. D. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon pinus menjadi kering. E. Dengan adanya jamur, pohon pinus memerlukan bulu akar untuk mendapatkan air dan unsur-unsur hara.
181
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
Hasil Penilaian Diskusi Topik : ……………………………..… Tanggal : ………………………………. Jumlah Siswa:
No Nama Menyampaikan siswa
Menanggapi
Mempertahankan
Jumlah
argumentasi
score
pendapat 1
2
3
1
2
3
4 1
2
3
Nilai
4
Rubrik : Menyampaikan pendapat 1. Tidak sesuai masalah 2. Sesuai dengan masalah, tapi belum benar 3. Sesuai dengan masalah dan benar Menanggapi pendapat 1. Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan 2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna 3. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar 4. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi Mempertahankan pendapat 1. Tidak dapat mempertahankan pendapat 2. Mampu Mempertahankan pendapat, alasan kurang benar 3. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi 4. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar didukung referensi
182 Nilai =
x 100
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN
ASPEK NO NAMA 1
2
3
4
5
JUMLAH NILAI 6
7
SCORE
Keterangan Aspek : 1. Keaktifan 2. Kesediaan menerima pendapat 3. Tanggungjawab dalam tugas 4. Inisiatif dalam mengambil keputusan 5. Kepedulian terhadap kesulitan yang dialami sesama teman 6. Kepedulian dalam memberi kesempatan yang dialami sesama teman 7. Kemampuan mendorong aktivitas kerja kelompok
Ketentuan:
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
Nilai = Jumlah score x 100 35
183
INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRATIKUM
NO
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN 1
1
Merangkai Alat
2
Pengamatan
3
Data yang Diperoleh
4
Kesimpulan
2
3
Rubrik: NO
1
ASPEK YANG DINILAI
Merangkai Alat
PENILAIAN 1
2
3
Rangkaian alat
Rangkaian alat
Rangkaian alat,
tidak benar
benar, tapi tidak
benar dan
rapi atau tidak
memperhatikan
memperhatikan
keselamatan
keselamatan
kerja
kerja 2
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
tidak cermat
cermat tetapi
cermat
tidak
mendukung
mendukung
interpretasi
interpretasi 3
Data Yang Diperoleh
Data tidak
Data lengkap,
Data lengkap,
lengkap
tetapi tidak
terorganisir, dan
terorganisir atau
ditulis dengan
ada yang salah
benar
tulis
184 NO
ASPEK YANG DINILAI
5
Kesimpulan
PENILAIAN Tidak benar atau
Sebagian
Semua benar
tidak sesuai
kesimpulan ada
atau sesuai
tujuan
yang salah atau
tujuan
tidak sesuai tujuan
185 RUBRIK PENILAIAN RANCANGAN PROYEK No. 1.
Komponen Rancangan Menuliskan proyek
Skor 3
permasalahan/pertanyaan 1 3
2.
Menuliskan gagasan tentang proyek 1 3
3.
Judul proyek
1 3
4.
Hipotesis proyek 1 3
5.
Alat dan bahan
1
3 6.
Jadwal pelaksanaan proyek
1
Kriteria Penilaian Menuliskan permasalahan dan sesuai dengan permasalahan utama Menuliskan permasalahan tapi tidak sesuai dengan permasalahan utama Menuliskan lebih dari satu gagasa proyek Hanya menulis satu gagasan Menuliskan judul sesuai dengan masalah Menuliskan judul tapi tidak sesuai dengan masalah Menuliskan hipotesis proyek dengan jelas Hipotesis proyek tidak jelas Menuliskan dengan lengkap alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan proyek Tidak menuliskan dengan lengkap alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan proyek Menuliskan kegiatan yang akan dilakukan pada kalender proyek dengan rinci Menuliskan kegiatan yang akan dilakukan pada kalender proyek dengan rinci
186 LEMBAR PENILAIAN RANCANGAN PROYEK No
Kriteria
1.
Menuliskan permasalahan/pertanayaan proyek Menuliskan gagasan tentang proyek Judul proyek Hipotesis proyek Alat dan bahan Jadwal pelaksanaan proyek Total Skor Kelompok Jumlah Skor Maksimal Nilai
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nilai = Jumlah skor kelompok x 100 18
1
2
Kelompok 3 4
5
6
18
18
18
18
18
18
187 RUBRIK PENILAIAN KERJA PROYEK No.
1.
2.
3.
4.
Hasil Penilaian Baik (3) Cukup (2) Perumusan masalah Perumusan dilakukan secara masalah mandiri dilakukan dengan pantauan guru Menentukan Penentun tema Penentuan tema tema dilakukan secara dilakukan berkelompok dengan pantauan guru Merancang Perencanaan Perencanaan percobaan percbaan dilakukan percobaan secara mandiri dilakukan dengan pantauan guru Menyiapkan alat Persiapan alat bahan Persiapan alat bahan dilakukan secara bahan dilakukan mandiri dengan pantauan guru Aspek yang Dinilai Merumuskan masalah
Pembuatan proyek 5.
6.
7.
Pembuatan proyek dilakukan secara mandiri dan kelompok sesuai rancangan percobaan Kerja sama Kompak dalam kelompok Presentasi Sangat menguasai laporan hasil proyek yang pembuatan dibuatnya dan proyek mempresentasikannya dengan baik
Pembuatan proyek dilakukan dengan pantauan guru Cukup kompak Cukup
Kurang (1) Perumusan masalah kurang tepat
Penentuan tema kurang tepat Perencanaan percobaan kurang tepat
Persiapan alat bahan dilakukan dengan kurang tepat Pembuatan proyek dilakukanden gan kurang tepat Kurang kompak Kurang
188 LEMBAR PENILAIAN KERJA PROYEK No
Kriteria
Menuliskan permasalahan/pertanayaan proyek 2. Menuliskan gagasan tentang proyek 3. Judul proyek 4. Hipotesis proyek 5. Alat dan bahan 6. Jadwal pelaksanaan proyek 7. Total Skor Kelompok 8. Jumlah Skor Maksimal Nilai = Jumlah score x 100
1
2
Kelompok 3 4
5
6
21
21
21
21
21
1.
21
21
189 INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK Matapelajaran
: _________________________________________________________
Nama Proyek
: _________________________________________________________
Alokasi Waktu
: _________________________________________________________
Guru Pembimbing
: _________________________________________________________
Kelas
: ________________________________
KELOMPOK No
ASPEK 1
1
2
3
2
PERENCANAAN : a.
Persiapan
b.
Rumusan Judul
PELAKSANAAN : a.
Sistematika Penulisan
b.
Keakuratan Sumber Data / Informasi
c.
Kuantitas Sumber Data
d.
Analisis Data
e.
Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK : a.
Performance
b.
Presentasi / Penguasaan TOTAL SKOR NILAI
Skor : 5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang Nilai =
x 100
3
4
5
6
190 INSTRUMEN PENILAIAN PRODUK KELOMPOK No
ASPEK 1
1
Tahap Perencanaan Bahan
2
Tahap Proses Pembuatan
2
a. Persiapan alat bahan b. Teknik pengolahan c. K3 3
Tahap akhir a. Bentuk fisik b. Inovasi TOTAL SKOR NILAI
Skor : 5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang Nilai =
x 100
3
4
5
6
PROBLEM BASED LEARNI NG
FUNGI
BI OLOGI Unt ukSMA/ MA Kel asX Semes t erGenap
Ke l o mp o k Na ma
:. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Ke l a s :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
X
PROSEDUR PENGGUNAAN LKS PROBLEM BASED LEARNING 1. LKS ini berisi 5 kegiatan. Pada LKS 1, 3, dan 5 anda akan melakukan kegiatan praktikum pengamatan jamur, sedangkan LKS 2 dan 4 anda akan diajak untuk menyelesaikan suatu permasalahan dari kasus yang diberikan. 2. Anda boleh menggunakan link yang tertera di dalam LKS untuk menjawab soal. Link tersebut hanya bersifat menuntun anda dan diharapkan anda dapat mencari informasi lain yang lebih detail. 3. Catat dan tuliskan sumber informasi yang anda gunakan untuk menjawab LKS di halaman terakhir dari tiap LKS (buku atau weblink) 4. Jika anda belum menyelesaikan kasus di waktu pembelajaran, anda boleh menyelesaikannya di luar kelas secara berkelompok. 5. Batas akhir pengumpulan tiap lks adalah 6 hari setelah tugas diberikan 6. Lakukan seluruh kegiatan secara berkelompok 7. Seluruh anggota kelompok wajib terlibat dalam menyelesaikan seluruh kegiatan yang ada di LKS. Jika ada anggota kelompok yang tidak bekerja, tuliskan namanya dan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai tugas pada materi yang terkait.
PROBLEM BASED LEARNING
i
Daftar Isi LKS I ...................................................................................................................................................... 1 LKS II .................................................................................................................................................... 5 LKS III ................................................................................................................................................. 10 LKS IV ................................................................................................................................................. 16 LKS V................................................................................................................................................... 21 LKS VI ................................................................................................................................................. 25
PROBLEM BASED LEARNING
ii
LKS I PROBLEM BASED LEARNING Judul kegiatan : Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh dan peranan jamur Zigomycota Tujuan
:
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan berbagai jenis jamur Zigomycota Alat
:
1. Mikroskop
Bahan
:
1. Jamur tempe dan jamur roti
2. Kaca objek dan kaca penutup 3. Silet yang tajam dan jarum pentul 4. Pipet tetes 5. Kertas tisu
Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur tempe atau roti
Jamur Tempe
PROBLEM BASED LEARNING
Jamur Roti
1
Gambar 2. Morfologi mikroskopis jamur tempe atau roti
Jamur Tempe
Jamur Roti
Cara kerja : 1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek. Ambillah sedikit jamur tempe dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup. 2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya. 3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur roti. Amati dan gambar bagianbagiannya.
Hasil Pengamatan Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi jamur: a. Apa nama species jamur tempe dan roti yang kalian amati? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… b. Apakah terdapat persamaan dan perbedaan struktur diantara keduanya? Jelaskan! Persamaan : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
2
Perbedaan : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan secara singkat daur hidup Zigomycota! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang telah anda amati termasuk ke dalam divisi Zigomycota! (Metakognitif deskriptif) ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 4. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomicota yang anda ketahui! (pilih salah satu peranan, negatif atau positif) ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
3
Daftar Pustaka :
PROBLEM BASED LEARNING
4
LKS II PROBLEM BASED LEARNING Judul kegiatan : Mengidentifikasi Ciri-Ciri, Struktur, dan Peranan Jamur Zygomicota Tujuan
:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka. 2. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
3. Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen. 4. Siswa dapat mendesripsikan struktur tubuh jamur Basidiomycota 5. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Zygomicota melalui kegiatan eksperimen. 6. Siswa dapat memecahkan masalah terkait peranan jamur Zygomicota yang merugikan melalui pencarian data yang relevan. Petunjuk Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut yang berhubungan dengan Zygomicota. Kemudian diskusikanlah penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!
Dari gambar disamping nampak bahwa jamur dapat tumbuh pada roti. Jika roti sudah berjamur maka roti tersebut tidak layak untuk dikonsumi karena berbahaya bagi kesehatan. Meskipun nampaknya hanya permukaan roti yang ditumbuhi jamur, namun bagian
lain
roti
kemungkinan
juga
sudah
terkontaminasi. Itu sebab, segera buang roti yang sudah
nampak
berjamur.
Jangan
sekali-kali
membuang bagian yang berjamur kemudian memakan sisanya. Sisa yang terlihat tidak berjamur bisa jadi sudah diinvasi jamur yang tidak kasat mata. Tetapi, anda tidak perlu panik jika melihat roti berjamur. Ini menandakan bahwa roti tersebut aman karena tidak atau hanya sedikit mengandung bahan pengawet. Roti yang tidak diberi bahan pengawet akan berjamur hanya dalam beberapa hari setelah diproduksi. Sumber: isroi.com/tag/feed-grade/
PROBLEM BASED LEARNING
5
JAMUR ROTI Jamur adalah organisme yang memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi untuk tumbuh. Selain itu jamur menyukai makanan yang dapat memberinya nutrisi untuk tumbuh, roti misalnya. Spora jamur dari udara akhirnya menempel pada roti yang merupakan substansi kaya gizi. Ketika dimasukkan dalam freezer, spora jamur menjadi tidak aktif, meskipun dapat aktif kembali saat ditempatkan pada suhu ruangan. Jamur mampu berkembang biak secara eksponensial sampai semua nutrisi yang tersedia telah habis. Jamur berkembang biak dengan spora, suatu substansi kecil yang diproduksi oleh jamur secara massal. Untungnya, spora dapat dihancurkan dengan pemanasan (dimasak). Itulah sebabnya roti yang baru masak tidak mudah ditumbuhi jamur. Jamur yang tumbuh pada permukaan roti umumnya jenis Rhizopus. Selain itu, terdapat beberapa jenis dan spesies jamur roti diantaranya adalah Aspergillus, Monascus, Penicillium, Fusarium, dan Monascus. Masing-masing spesies memiliki warna tersendiri. Rhizopus berwarna hitam kabur, Aspergillus memiliki tekstur yang lebih halus dan Penicillium berwarna abu-abu hijau dan tampak samar. Sumber: diambil dari berbagai sumber Kunci Masalah
Udara banyak mengandung berbagai jenis spora jamur. Jamur memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi untuk tumbuh di substrat yang banyak mengandung nutrisi seperti roti. Bagaimanakah caranya agar roti yang tidak mengandung banyak bahan pengawet tidak cepat ditumbuhi jamur? Adakah pengaruhnya dengan jenis bahan pembungkus roti ? Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang kalian temui bersama kelompokmu! Identifikasi Masalah Tulislah masalah yang kalian temukan pada wacana di atas! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Kemudian tuliskan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada artikel yang telah kalian kaji! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
6
Menetapkan jawaban sementara Menurut dugaanmu, adakah pengaruh jenis bahan pembungkus roti terhadap pertumbuhan jamur pada roti ? Buatlah suatu hipotesis dari suatu masalah tersebut berdasarkan pertanyaan di atas! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Mencari data yang relevan Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau literasi lain dari link yang telah disediakan* atau berkunjung ke tempat yang dapat memberikan informasi terkait masalah yang diajukan ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Menguji kebenaran jawaban Jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
7
……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Menarik kesimpulan Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan bersama kelompokmu! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
*Literasi yang dapat kalian kunjungi http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/tips/penyebab.makanan.berjamur/001/005/1 450/1/1 http://www.amazine.co/24265/jamur-roti-jenis-efek-cara-mencegah-pertumbuhannya/ http://www.mencegah.com/2014/08/cara-mencegah-roti-berjamur.html
PROBLEM BASED LEARNING
8
Daftar Pustaka :
PROBLEM BASED LEARNING
9
LKS III PROBLEM BASED LEARNING Judul kegiatan : Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota Tujuan
:
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota Alat
:
Bahan
:
1. Mikroskop
1. Jamur kuping
2. Kaca objek dan kaca penutup
2. Jamur merang yang sudah mekar
3. Silet yang tajam dan jarum pentul
3. Jamur tiram
4. Pipet tetes
4. Jamur kancing
5. Kertas tisu
5. Jamur oncom 6. Ragi roti
Cara kerja : 1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek. Ambillah sedikit jamur oncom dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup. 2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya. 3. Amati dan gambarlah tubuh buah jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing. 4. Buatlah preparat untuk jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing dengan cara mengiris setipis mungkin penampang lintag dan penampang bujur tubuh jamur. Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan sebutkan bagian-bagiannya. 5. Letakkan ragi roti di atas kaca preparat yang sudah ditetesi satu tetes air. Kemudian amati dengan perbesaran mikroskop 10x10. 6. Ambillah bagian lembaran di bawah tudung jamur merang. Iris secara melintang bagian paling bawah. Amatilah bagian basidium dan basidiospora, dan gambarlah.
PROBLEM BASED LEARNING
10
Hasil Pengamatan Gambar 1. Morfologi makroskopis
Jamur Kuping
Jamur Tiram
PROBLEM BASED LEARNING
Jamur Merang
Jamur Kancing
11
Jamur Oncom
Jamur Ragi Roti
Gambar 2. Morfologi mikroskopis
Jamur Kuping
PROBLEM BASED LEARNING
Jamur Merang
12
Jamur Tiram
Jamur Oncom
Jamur Kancing
Jamur Ragi Roti
Pertanyaan untuk diskusi 1. Sebutkan perbedaan ciri-ciri jamur divisi Basidiomycota dan Ascomycota! …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ………… 2. a. Berdasarkan kegiatan praktikum, sebutkan contoh jamur yang termasuk ke dalam divisi Basidiomycota dan Ascomycota (tuliskan pula nama spesiesnya)! …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… PROBLEM BASED LEARNING
13
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… b. Pengetahuan apa sajakah yang kamu perlukan sehingga dapat menjawab soal 2a dengan benar? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 3. Jelaskan secara singkat daur hidup Basidiomycota dan Ascomycota! Basidiomycota : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Ascomycota : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 4. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang anda amati termasuk ke dalam divisi Basidiomycota atau Ascomycota ! (Metakognitif deskriptif) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 5. Cobalah kamu cari informasi mengenai species jamur yang tidak beracun dan beracun ! (minimal 4 ) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
14
Daftar Pustaka :
PROBLEM BASED LEARNING
15
LKS IV PROBLEM BASED LEARNING Judul kegiatan : Mengidentifikasi Ciri-Ciri, Struktur, dan Peranan Jamur Basidiomycota dan Ascomycota Tujuan
:
1. Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop 2. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota melalui
kegiatan eksperimen dan kajian literature 3. Siswa dapat memecahkan masalah terkait peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota melalui pencarian data yang relevan Petunjuk Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut yang berhubungan dengan Basidiomycota dan Ascomycota. Kemudian diskusikanlah penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!
Gambar di samping merupakan produk hasil olahan jamur. Untuk para vegetarian, jamur jadi sumber protein andalan. Kandungan vitamin dan mineralnya juga sangat tinggi. Tidak semua jamur dapat dikonsumsi. Beberapa jamur mengandung racun. Oleh karena itu, masyarakat perlu tahu jenis jamur apa saja yang dapat dikonsumsi. Umumnya jamur yang beracun adalah jamur yang hidup liar dan berwarna cantik. Dikutip dari: live.viva.co.id
PROBLEM BASED LEARNING
16
JAMUR : SUMBER PANGAN BERGIZI Beberapa jenis jamur merupakan sumber makanan sehat untuk dikonsumsi manusia. Kandungan nutrisi jamur cukup lengkap, antara lain serat, protein, karbohidrat, lemak, vitamin B, thiamine, riboflavin, dan vitamin. Teksturnya yang kenyal, rasanya yang nikmat, membuat jamur banyak disukai banyak orang. Jamur memang lezat dan bergizi. Tetapi, masyarakat perlu waspada karena ada oknum petani jamur yang nakal yang memberikan tambahan zat pengawet sebelum jamur dipanen. Tujuannya adalah supaya jamur tidak cepat layu. Beberapa waktu lalu, dilaporkan ada seseorang yang keracunan akibat mengkonsumsi jamur yang ia beli di pasar. Ia bercerita bahwa jamur yang ia beli dia kukus terlebih dahulu. Lalu belum begitu masak/matang, jamur tersebut dibuat pepes. Ketika dikonsumsi tercium aroma bau dan jamur terasa pahit. Setengah jam kemudian, orang tersebut mengalami pusing dan mual. Gejala seperti itu menandakan keracunan makanan. Sumber: diambil dari berbagai sumber
Kunci Masalah
Ada banyak faktor yang mempengaruhi sehat atau tidaknya suatu makanan. Salah satunya terkait dengan kasus di atas. Menurutmu, apakah yang menyebabkan orang tersebut mengalami keracunan saat mengkonsumsi jamur? Bagaimanakah caranya agar jamur tetap terasa nikmat dan sehat?
Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang kalian temui bersama kelompokmu! Identifikasi Masalah Tulislah masalah yang kalian temukan pada wacana di atas! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………….................... Kemudian tuliskan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada artikel yang telah kalian kaji! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
17
Menetapkan jawaban sementara Menurut dugaanmu, apakah yang menyebabkan orang tadi mengalami keracunan saat mengkonsumsi jamur?. Buatlah suatu hipotesis dari suatu masalah tersebut berdasarkan pertanyaan di atas! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Mencari data yang relevan Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau literasi lain dari link yang telah disediakan* atau berkunjung ke tempat yang dapat memberikan informasi terkait masalah yang diajukan ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Menguji kebenaran jawaban Jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
18
……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Menarik kesimpulan Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan bersama kelompokmu! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… *Literasi yang dapat kalian kunjungi http://life.viva.co.id/news/read/434189-empat-cara-sehat-mengolah-jamur http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/08/04/ini-dia-3-cara-sehat-konsumsijamur-578988.html http://resepmasakanpedia.com/resep-ayam-goreng-nasi-tutug-oncom-komplit/
PROBLEM BASED LEARNING
19
Daftar Pustaka :
PROBLEM BASED LEARNING
20
LKS V PROBLEM BASED LEARNING Judul kegiatan : Pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan Deutromycota dan liken Tujuan
:
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan liken Alat
:
1. Mikroskop
Bahan
:
1. Berbagai macam jenis liken
2. Kaca objek dan kaca penutup 3. Silet yang tajam dan jarum pentul 4. Pipet tetes 5. Kertas tisu
Cara kerja : 1. Buatlah preparat untuk liken dengan cara mengiris setipis mungkin penampang lintang dan penampang bujur tubuh jamur. Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan sebutkan bagian-bagiannya. 2. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deutromycota dan peranannya (minimal 2)
PROBLEM BASED LEARNING
21
Hasil Pengamatan Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur
Liken 1
Liken 2
Gambar 2. Morfologi mikroskopis jamur
Liken 1
PROBLEM BASED LEARNING
Liken 2
22
Gambar 3. Jamur Deutromycota
Deutromycota 1
Deutromycota 2
Pertanyaan untuk diskusi 1. Apakah Deutromycota merupakan takson dalam klasifikasi makhluk hidup ? Jelaskan! …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 2. Apakah keuntungan bagi jamur dan alga ketika bersimbiosis ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 3. Mengapa liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 4. Jelaskan peranan 2 jamur Deutromycota yang anda temukan! …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 5. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakans ebagai tumbuhan pionir/bukan ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
PROBLEM BASED LEARNING
23
Daftar Pustaka :
PROBLEM BASED LEARNING
24
LKS VI PROBLEM BASED LEARNING Petunjuk: Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut yang berhubungan dengan Liken. Kemudian diskusikanlah penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!
Gambar di samping merupakan contoh beberapa spesies yang disebut sebagai liken. Liken (lumut kerak) adalah simbiosis antara jamur dan ganggang. Umumnya jamur berasal dari Ascomycotina atau Basidiomycotina. Liken dapat ditemukan pada batu - batuan, pada kulit pohon atau berupa lumut janggut. Liken memiliki 2 peran yaitu sebagai organisme
perintis
dan
bioindikator
pencemaran
lingkungan. (dari berbagai sumber)
LIKEN SEBAGAI BIOINDIKATOR LINGKUNGAN Grafik berikut ini menunjukkan bagaimana jarak dari pertambangan batu bara terhadap pertumbuhan jenis liken di kawasan sekitarnya.
PROBLEM BASED LEARNING
25
Berbagai macam organisme yang hidup di Indonesia menjadi keuntungan untuk Indonesia karena organisme tersebut dapat digunakan untuk memonitoring kualitas lingkungan. Untuk kualitas udara, indikator biologi yang dapat digunakan adalah liken. Cara paling mudah melihat apakah suatu daerah tercemar berat, ringan atau tidak tercemar dapat diketahui dari keberadaan liken di daerah tersebut. Untuk menilai kondisi lingkungan suatu derah perlu dilakukan identifikasi liken pada tingkat spesies, morfologi, taksonomi, dan anatomi. Dengan melakukan beberapa identifikasi dapat diketahui polutan yang terdapat di daerah tersebut. Klasifikasi lichen berdasarkan morfologi dapat digunakan sebagai biomonitoring. Sumber: diambil dari berbagai sumber Kunci Masalah Daerah yang dekat dengan pertambangan memiliki populasi liken yang sedikit dibandingkan dengan yang jauh dari lokasi pertambangan. Menurutmu, mengapa liken sangat sensitive dengan polusi? Adakah hubungan antara keanekaan dan pertumbuhan liken dengan kualitas udara di lingkungan sekitarnya?
Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang kalian temui bersama kelompokmu!
Identifikasi Masalah
Penyelesaian Tulislah masalah yang kalian temukan pada wacana di atas!
Kemudian tuliskan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada artikel yang telah kalian kaji!
Menetapkan jawaban sementara
Menurut dugaanmu, apakah yang menyebabkan orang tadi mengalami keracunan saat mengkonsumsi jamur?. Buatlah suatu hipotesis dari suatu masalah tersebut berdasarkan pertanyaan di atas!
PROBLEM BASED LEARNING
26
Mencari data yang relevan
Menguji kebenaran jawaban
Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau literasi lain dari link yang telah disediakan* atau berkunjung ke tempat yang dapat memberikan informasi terkait masalah yang diajukan Jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?
PROBLEM BASED LEARNING
27
Menarik kesimpulan
Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan bersama kelompokmu!
* http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17195-Paper-594142.pdf kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/.../3700 http://faisolhezim-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-109236-Biomonitoring Klasifikasi%20Lichens%20dalam%20Biomonitoring.html
PROBLEM BASED LEARNING
28
Daftar Pustaka :
PROBLEM BASED LEARNING
29
PROJECTBASED LEARNI NG
FUNGI
BI OLOGI Unt ukSMA/ MA Kel asX Semes t erGenap
Ke l o mp o k Na ma
:. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Ke l a s :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
X
PROSEDUR PENGGUNAAN LKS PROJECT BASED LEARNING 1. LKS ini berisi 5 kegiatan. Pada LKS 1, 3, dan 5 anda akan melakukan kegiatan praktikum pengamatan jamur, sedangkan LKS 2 dan 4 anda akan diajak untuk membuat suatu proyek. 2. Anda boleh menggunakan link yang tertera di dalam LKS untuk menjawab soal. Link tersebut hanya bersifat menuntun anda dan diharapkan anda dapat mencari informasi lain yang lebih detail. 3. Catat dan tuliskan sumber informasi yang anda gunakan untuk menjawab LKS di halaman terakhir dari tiap LKS (buku atau weblink) 4. Persiapan proyek dilakukan di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung 5. Pelaksanaan proyek dilakukan di luar kelas sesuai jadwal masing-masing kelompok 6. Batas akhir pengumpulan tiap lks dan proyek adalah 6 hari setelah tugas diberikan 7. Lakukan seluruh kegiatan secara berkelompok 8. Seluruh anggota kelompok wajib terlibat dalam menyelesaikan seluruh kegiatan yang ada di LKS. Jika ada anggota kelompok yang tidak bekerja, cantumkan namanya dan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai tugas pada materi tersebut.
PROJECT BASED LEARNING
i
Daftar Isi LKS I ............................................................................................................................................................ 1 LKS II .......................................................................................................................................................... 5 LKS III ....................................................................................................................................................... 14 LKS IV ....................................................................................................................................................... 20 LKS V......................................................................................................................................................... 29
PROJECT BASED LEARNING
ii
LKS I PROJECT BASED LEARNING Judul kegiatan
:
Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh dan peranan jamur Zigomycota Tujuan
:
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan berbagai jenis jamur Zigomycota Alat
:
1. Mikroskop
Bahan
:
1. Jamur tempe dan jamur roti
2. Kaca objek dan kaca penutup 3. Silet yang tajam dan jarum pentul 4. Pipet tetes 5. Kertas tisu
Cara kerja : 1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek. Ambillah sedikit jamur tempe dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup. 2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya. 3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur roti. Amati dan gambar bagianbagiannya.
PROJECT BASED LEARNING
1
Hasil Pengamatan Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur tempe atau roti
Jamur Tempe
Jamur Roti
B. Morfologi mikroskopis jamur tempe atau roti
Jamur Tempe
PROJECT BASED LEARNING
Jamur Roti
2
Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi jamur: a. Apa nama species jamur tempe dan roti yang kalian amati? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… b. Apakah terdapat persamaan dan perbedaan struktur diantara keduanya? Jelaskan! Persamaan : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Perbedaan : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan secara singkat daur hidup Zigomycota! …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 3. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang telah anda amati termasuk ke dalam divisi Zigomycota! (Metakognitif deskriptif) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 4. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomicota yang anda ketahui! (pilih salah satu peranan, negatif atau positif) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
3
Daftar Pustaka :
PROJECT BASED LEARNING
4
LKS II PROJECT BASED LEARNING KI : 3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KD : 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis 4.6
Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis Tujuan 1.
:
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur Zygomycota berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka.
2.
Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
3.
Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
4.
Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek terkait jamur Zygomycota
Langkah 1: Catatan deskripsi Zygomycota 1. Anda akan mendapatkan 3 roti dari guru anda. Perhatikan dan deskripsikan kondisi bungkus roti yang anda dapatkan. Berikan nomor yang berbeda untuk 3 roti tersebut. Letakkan ketiga roti tersebut di ruangan terbuka selama 3 hari. Amati dan fotolah kondisi
PROJECT BASED LEARNING
5
roti tersebut dari hari ke hari. Perhatikan tekstur permukaan roti (lunak atau mengeras), warna permukaan roti, dan bau roti tersebut. 2. Carilah informasi mengenai jenis bungkus roti atau kue lainnya yang dijual di masyarakat
Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Kondisi roti selama 3 hari Hari Kondisi roti ke Tekstur 1 Warna Bau Tekstur 2 Warna Bau Tekstur 3 Warna Bau
Roti ke 1
Roti ke 2
Roti ke 3
2. Jenis bungkus roti yang ada di masyarakat : (minimal 3) ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… Langkah 2 : Menemukan masalah 1. Pikirkanlah jika anda menjadi seorang pengusaha roti anda akan membuat roti anda dibungkus semenarik mungkin tetapi tetap menggunakan bahan yang aman. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Gambarkalah beberapa kemasan roti yang akan anda buat! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
6
Langkah 3 : Menganalisa masalah Tuliskan alasan mengapa anda tertarik untuk merancang bungkus roti seperti di atas!
No.
Jenis Pembungkus Roti
Alasan
Langkah 4 : Deskripsi stakeholder 1. Jika anda membuat produk tersebut, dari mana anda akan memperoleh bahan-bahannya ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Siapakah yang akan membuat produk olahan jamur tersebut ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
7
Langkah 5 : Menentukan Solusi
No
Jenis Pembungkus Roti
Orang yang Tidak Terlibat
Peran Orang yang Terlibat
Biaya
*Literasi yang dapat kalian kunjungi http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/tips/penyebab.makanan.berjamur/001/005/1450 /1/1 http://www.amazine.co/24265/jamur-roti-jenis-efek-cara-mencegah-pertumbuhannya/ http://www.mencegah.com/2014/08/cara-mencegah-roti-berjamur.html
PROJECT BASED LEARNING
8
Langkah 6 : Perencanaan proyek Lembar Perencanaan Proyek 1. Diantara alternatif-alternatif pilihan yang ada, pilihlah satu jenis bungku roti yang ingin anda buat ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Alat dan Bahan (tulis perkiraan biaya yang diperlukan) ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Langkah kerja (tulis berapa lama waktunya). Langkah kerja dibuat dengan skema. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
9
……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Langkah 7: Pembuatan proyek Tanggal : Anggota kelompok yang terlibat 1. 2. Lokasi : Peran anggota kelomppok :
: 3. 4.
5. 6.
Proses : Apakah proyek anda berjalan sesuai rencana? Jika tidak, bagaimana cara anda mengatur ulang waktu pelaksanaan, bahan material yang diperlukan, dan proses pelaksanaannya?. Jelaskan secara singkat, padat dan jelas!
PROJECT BASED LEARNING
10
Foto proses pembuatan proyek
Foto produk :
PROJECT BASED LEARNING
11
Langkah 8: Kesimpulan, Evaluasi, dan Refleksi 1. Apakah anda mengalami untung atau rugi ? Seberapa besar? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Bagaimana perasaan anda dalam melakukan proyek ini ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Pelajaran apa yang anda dapatkan dari kegiatan pembuatan proyek ini ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
12
Daftar Pustaka :
PROJECT BASED LEARNING
13
LKS III PROJECT BASED LEARNING Judul kegiatan
:
Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota Tujuan
:
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota
Alat
:
Bahan
:
1. Mikroskop
1. Jamur kuping
2. Kaca objek dan kaca penutup
2. Jamur merang yang sudah mekar
3. Silet yang tajam dan jarum pentul
3. Jamur tiram
4. Pipet tetes
4. Jamur kancing
5. Kertas tisu
5. Jamur oncom 6. Ragi roti
Cara kerja : 1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek. Ambillah sedikit jamur oncom dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup. 2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya. 3. Amati dan gambarlah tubuh buah jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing. 4. Buatlah preparat untuk jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing dengan cara mengiris setipis mungkin penampang lintag dan penampang bujur tubuh jamur. Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan sebutkan bagian-bagiannya. 5. Ambillah bagian lembaran di bawah tudung jamur merang. Iris secara melintang bagian paling bawah. Amatilah bagian basidium dan basidiospora, dan gambarlah. 6. Letakkan ragi roti di atas kaca preparat yang sudah ditetesi satu tetes air. Kemudian amati dengan perbesaran mikroskop 10x10.
PROJECT BASED LEARNING
14
Hasil Pengamatan Gambar 1. Morfologi makroskopis
Jamur Kuping
Jamur Tiram
PROJECT BASED LEARNING
Jamur Merang
Jamur Kancing
15
Jamur Oncom
Jamur Ragi Roti
B. Morfologi mikroskopis
Jamur Kuping
PROJECT BASED LEARNING
Jamur Merang
16
Jamur Tiram
Jamur Oncom
PROJECT BASED LEARNING
Jamur Kancing
Jamur Ragi Roti
17
Pertanyaan untuk diskusi 1. Sebutkan perbedaan ciri-ciri jamur divisi Basidiomycota dan Ascomycota! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. a. Berdasarkan kegiatan praktikum, sebutkan contoh jamur yang termasuk ke dalam divisi Basidiomycota dan Ascomycota (tuliskan pula nama spesiesnya)! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… b. Pengetahuan apa sajakah yang kamu perlukan sehingga dapat menjawab soal 2a dengan benar? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Jelaskan secara singkat daur hidup Basidiomycota dan Ascomycota! Basidiomycota : ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Ascomycota : ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 4. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang anda amati termasuk ke dalam divisi Basidiomycota atau Ascomycota ! (Metakognitif deskriptif) ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 5. Cobalah kamu cari informasi mengenai species jamur yang tidak beracun dan beracun ! (minimal 4 ) ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
18
Daftar Pustaka :
PROJECT BASED LEARNING
19
LKS IV PROJECT BASED LEARNING KI : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. KD : 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis Tujuan
:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka. 2. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya. 3. Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
4. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek terkait jamur Basidiomycota dan Ascomycota Langkah 1: Catatan deskripsi Basidiomycota dan Ascomycota 1. Carilah informasi produk olahan jamur yang ada di sekitar anda kemudian selidiki kandungan gizi di dalamnya! 2. Kemudian tetapkanlah 3 produk olahan jamur yang kamu suka!
PROJECT BASED LEARNING
20
3. Masukkan ke dalam tabel di bawah ini! 4. Carilah informasi mengenai teknik pengolahan makanan yang sehat!
Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Produk Olahan Jamur No.
Nama Produk
Kandungan Gizi
Golongan Jamur Zigomycota Basidiomycota Ascomycota
1. 2. 3. 2. Bagaimana teknik pembuatan produk olahan jamur yang ada di soal no 1 ? Buatlah diagram alurnya!
PROJECT BASED LEARNING
21
Langkah 2 : Menemukan masalah 1. Pikirkanlah jika anda menjadi seorang pengusaha restaurant anda akan membuat produk olahan jamur yang sehat dan nikmat! 2. Produk apakah yang akan anda buat ?
Langkah 3 : Riset masalah Tuliskan alasan mengapa anda tertarik untuk merancang bungkus roti seperti di atas!
No.
Nama Produk
Alasan
Langkah 4 : Deskripsi stakeholder 1. Jika anda membuat produk tersebut, dari mana anda akan memperoleh bahan-bahannya ? Kemana anda akan menjual produk tersebut ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Siapakah yang akan membuat produk olahan jamur tersebut ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
22
Langkah 5 : Mencari Alternatif Pilihan
No
Produk Olahan yang Ingin Dibuat
Orang yang Tidak Terlibat
Peran Orang yang Terlibat
Target Konsumen
Waktu Pembuatan
Biaya
*Literasi
yang dapat kalian kunjungi http://life.viva.co.id/news/read/434189-empat-cara-sehat-mengolah-jamur http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/08/04/ini-dia-3-cara-sehat-konsumsijamur-578988.html http://resepmasakanpedia.com/resep-ayam-goreng-nasi-tutug-oncom-komplit/
PROJECT BASED LEARNING
23
Langkah 6 : Perencanaan proyek Lembar Perencanaan Proyek 1. Diantara alternatif-alternatif pilihan yang ada, pilihlah satu produk olahan yang anda yakin akan membuatnya!. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Alat dan Bahan (tulis perkiraan biaya yang diperlukan) ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Langkah kerja (tulis berapa lama waktunya). Langkah kerja dibuat dengan skema. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
24
……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Langkah 7: Pembuatan proyek Tanggal : Anggota kelompok yang terlibat 1. 2. Lokasi : Peran anggota kelomppok :
: 3. 4.
5. 6.
Proses : Apakah proyek anda berjalan sesuai rencana? Jika tidak, bagaimana cara anda mengatur ulang waktu pelaksanaan, bahan material yang diperlukan, dan proses pelaksanaannya?. Jelaskan secara singkat, padat dan jelas!
PROJECT BASED LEARNING
25
Foto proses pembuatan proyek
Foto produk :
PROJECT BASED LEARNING
26
Langkah 8: Kesimpulan, Evaluasi, dan Refleksi (Individu) 1. Apakah anda mengalami untung atau rugi ? Seberapa besar? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Bagaimana perasaan anda dalam melakukan proyek ini ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Pelajaran apa yang anda dapatkan dari kegiatan pembuatan proyek ini ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
27
Daftar Pustaka :
PROJECT BASED LEARNING
28
LKS V PROJECT BASED LEARNING Judul kegiatan : Pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan Deutromycota dan liken Tujuan
:
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan liken
Alat
:
1. Mikroskop
Bahan
:
1. Berbagai macam jenis liken
2. Kaca objek dan kaca penutup 3. Silet yang tajam dan jarum pentul 4. Pipet tetes 5. Kertas tisu
Cara kerja : 1. Buatlah preparat untuk liken dengan cara mengiris setipis mungkin penampang lintang dan penampang bujur tubuh jamur. Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan sebutkan bagian-bagiannya. 2. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deutromycota dan peranannya (minimal 2)
PROJECT BASED LEARNING
29
Hasil Pengamatan Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur
Liken 1
Liken 2
Gambar 2. Morfologi mikroskopis jamur
Liken 1
PROJECT BASED LEARNING
Liken 2
30
Gambar 3. Jamur Deutromycota
Deutromycota 1
Deutromycota 2
Pertanyaan untuk diskusi 1. Apakah Deutromycota merupakan takson dalam klasifikasi makhluk hidup ? Jelaskan! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Apakah keuntungan bagi jamur dan alga ketika bersimbiosis ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Mengapa liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 4. Jelaskan peranan 2 jamur Deutromycota yang anda temukan! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 5. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakans ebagai tumbuhan pionir/bukan ? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PROJECT BASED LEARNING
31
Daftar Pustaka :
PROJECT BASED LEARNING
32
Lampiran 8 REKAP ANALISIS BUTIR SOAL KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH ===================== Rata2= 28.39 Simpang Baku= 5.88 KorelasiXY= 0.60 Reliabilitas Tes= 0.75 Butir Soal= 49 Jumlah Subyek= 31 Nama berkas: D:\SKRIPSI LATIFA\SOAL\ANATESPG.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 25.00 Sangat Mudah 0.358 Sangat Signifikan 2 2 50.00 Sedang 0.353 Signifikan 3 3 25.00 Mudah 0.257 4 4 -12.50 Sedang 0.050 5 5 25.00 Sangat Mudah 0.380 Sangat Signifikan 6 6 25.00 Sangat Mudah 0.338 Signifikan 7 7 75.00 Sangat Mudah 0.559 Sangat Signifikan 8 8 37.50 Sedang 0.359 Sangat Signifikan 9 9 25.00 Sangat Mudah 0.380 Sangat Signifikan 10 10 37.50 Sedang 0.201 11 11 37.50 Sangat Mudah 0.301 Signifikan 12 12 50.00 Sukar 0.546 Sangat Signifikan 13 13 62.50 Sedang 0.377 Sangat Signifikan 14 14 37.50 Sangat Sukar 0.440 Sangat Signifikan 15 15 12.50 Sangat Mudah 0.199 16 16 25.00 Sedang 0.108 17 17 25.00 Sukar 0.279 Signifikan 18 18 12.50 Sukar 0.191 19 19 12.50 Sedang 0.210 20 20 50.00 Mudah 0.423 Sangat Signifikan 21 21 37.50 Mudah 0.316 Signifikan 22 22 37.50 Sangat Mudah 0.408 Sangat Signifikan 23 23 37.50 Sangat Mudah 0.475 Sangat Signifikan 24 24 50.00 Sedang 0.444 Sangat Signifikan 25 25 62.50 Sukar 0.560 Sangat Signifikan 26 26 12.50 Mudah 0.154 27 27 25.00 Sukar 0.141 28 28 25.00 Sedang 0.224 29 29 12.50 Sedang 0.091 30 30 75.00 Sedang 0.440 Sangat Signifikan 31 31 25.00 Sukar 0.166 32 32 25.00 Sangat Mudah 0.289 Signifikan 33 33 25.00 Sukar 0.343 Signifikan 34 34 25.00 Mudah 0.386 Sangat Signifikan 35 35 0.00 Sedang -0.022 36 36 25.00 Sedang 0.296 Signifikan
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
25.00 25.00 25.00 25.00 37.50 12.50 25.00 37.50 25.00 37.50 37.50 37.50 -25.00
Mudah 0.273 Sangat Mudah 0.227 Sedang 0.288 Signifikan Sukar 0.111 Mudah 0.484 Sangat Signifikan Sangat Mudah 0.229 Sangat Mudah 0.442 Sangat Signifikan Sedang 0.242 Sangat Sukar 0.278 Signifikan Mudah 0.303 Signifikan Sukar 0.152 Sedang 0.297 Signifikan Sukar -0.202 -
286 Lampiran 8 INSTRUMEN SOAL KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH Sub Konsep Ciri-ciri jamur
Klasifikasi jamur
Reproduksi jamur
Asosiasi jamur
Peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Mengidentifikasi ciriciri, cara hidup, dan habitat kingdom fungi serta perbedaannnya dengan kingdom lainnya Menjabarkan divisidivisi jamur Mengidentifikasi struktur dan peranan jamur Divisi Zygomycota Mengidentifikasi struktur dan peranan jamur Divisi Ascomycota Mengidentifikasi struktur dan peranan jamur Divisi Basidiomycota Mengidentifikasi struktur dan peranan jamur Divisi Deutromycota Menjelaskan proses reproduksi jamur Mengidentifikasi struktur dan peranan liken dalam kehidupan sehari-hari Mengidentifikasi simbiosis mikoriza dan peranannya Menjelskan contohcontoh jamur dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari Jumlah Soal
Dimensi Proses Kognitif C1
C2
1 2 5 6
3 4
C3
C4
C5
C6
7
1
9
8
2
10 11
2
12
14 15 16
13
1
17
18
6
19 20
1 21
22
25 26 27 28 12
2
23
24
29
9
Jumlah Soal 6
2
5
1
3
30
6
1
30
287
1. Manakah dari pernyataan berikut ini yang bukanmerupakan ciri-ciri jamur? A. Hidupnya di tempat lembab B. Cara hidupnya saprofit dan parasit C. Bersifat heterotrof D. Menyerap bahan organik yang telah diuraikan E. Bersifat autotrof 2. Jamur bersifat eukariotik. Apakah arti kata eukariotik? A.Mempunyai bahan inti yang terbungkus membran inti B. Mempunyai bahan inti tanpa membran inti C. Mempunyai membran inti tanpa bahan inti D. Tidak mempenyai inti. E. Mempunyai inti banyak 3. Diantara karakteristik berikut ini yang manakah yang dimiliki bersama oleh semua fungi? A. Simbiotik D. Patogenik B. Heterotrofik E. Saprobik C. Berflagela 4. Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada dindingselnya. Bahan apakah yang terkandung pada dinding sel pada jamur? A. Lipoprotein D. Zat kersik B. Lipid E. Zat kitin C. Protein 5. Untuk memperoleh energi, Jamur menyerap makanannya dari sisa-sisa organisme. Dikenal dengan istilah apakah cara jamur memperoleh energi tersebut? A. Autotrof D. Epifit
B. Heterotrof C. Saprofit
E. Parasit
6. Pada jamur terdapat spora yang dapat bergerak dan berflagel dua. Disebut apakah spora pada jamur yang dapat bergerak dan berflagel dua ? A. ZoosporaD. Askospora B. Zigospora E. Basidiospora C. Aplanospora 7. Para ahli mengklasifikasikan jamurberdasarkan ciri-ciri spora seksual danstruktur tubuhnya. Manakahpengklasifikasian jamur yang tepat? A. Archaemycota, Basidiomycota, Deutromycota, dan Ascomycota B. Eumycota, Deutromycota,Ascomycota, dan Zygomycota C. Archaemycota, Eumycota,Deutromycota, dan Ascomycota D. Aechaemycota, Deutromycota, Zygomycota, dan Ascomycota E. Zygomycota, Ascomycota, Deutromycota, dan Basidiomycota 8. Ragi kedelai tempe Pada pembuatan tempe, sepotong ragi dilembutkan dan ditaburkan di atas kedelai yang sudah disiapkan. Bagian manakah dari ragi yang benar-benar bekerja untuk pembuatan tempe ? A. Spora sejenis jamur B. Sejenis zat kimia yang tidak dikenal C. Tepung beras yang halus D. Bumbu masakan yang dihaluskan
288 E. Sebangsa bakteri yang saprofit 9. Dikelompokkan dalam divisi apakahjamur roti dan jamur tempe? A. Zygomycotina B. Ascomycotina C. Deuteromycotina D. Basidiomycotina E. Eumycotina 10. Untuk membuat adonan roti juru masak mencampurtepung, air, garam, dan ragi. Sesudah dicampur adonan disimpan dalam wadah selama beberapa jam untuk proses fermentasi. Selama fermentasi terjadi perubahan kimia pada adonan. Ragi merupakan jamur bersel satu yang membantu mengubah amilum dan gula dalam tepung menjadi karbon dioksida dan air. Fermentasi menyebabkan adonan roti mengembang. Mengapa adonan mengembang? A. Sebab alkohol yang dihasilkan berubah menjadi gas B. Sebab selama fermentasi dihasilkan gas karbon C. Sebab fermentasi mengubah air menjadi uap air D. Sebab gula dalam adonan berubah menjadi gas E. Sebab selama fermentasi dihasilkan alkohol
11. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur : 1) Spora dihasilkan di dalam alat berbentuk botol 2) Spora mempunyai alat gerap berupa bulu cambuk 3) Spora terdapat dalam tonjolan hifa 4) Hifa bersekat dan berinti banyak
5) Bersifat mikroskopis Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur Ascomycotina? A. 1 dan 2 D. 2 dan 4 B. 1 dan 4 E. 2 dan 5 C. 2 dan 3 12.
Yang manakah diantara pernyataan berikut ini yangbenar mengenai Basidiomicota? A. Hifa menyatu menjadi miselium dikariotik B. Spora tersusun dalam kantung setelah spora dibentuk melalui meiosis C. Sebagian besar spora terbentuk secara aseksual D. Basidiomisetes adalah sumber antibiotik yang paling penting secara komersial E. Basidiomisetes tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui
13. Jamur Divisi Deuteromycota disebut sebagai Fungi Imperfecti. Mengapa jamur divisi ini disebut sebagai Fungi Imperfecti? A. Belum diketahui cara hidupnya B. Belum diketahui cara reproduksi aseksualnya C. Belum diketahui cara reproduksi seksualnya D. Sudah diketahui cara reproduksi seksualnya E. Sudah diketahui cara rproduksi seksual dan aseksualnya 14. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan aseksual dari jamur divisi Deuteromycotina?
289 A. Belum diketahui & Konidia B. Konidia & Belum diketahui C. Belum diketahui & Askospora D. Askospora & Belum diketahui E. Belum diketahui keduanya 15. Apakah nama spora aseksual jamur divisi Deutromycotina ? A. Konidiospora B. Askospora C. Basidiospora D. Sporngiofor E. Zigospora 16. Apa nama jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya ? A. DeuteromycotaD. Basidiomycota B. Zygomycota E. Oomycota C. Ascomycota 17. Pernyataan manakah yang benar tentang Deuteromycotina ? A. Hifa tidak bersekat B. Hifa bersekat dan dinding sel dari zat kitin C. Alat reproduksi generatif berupa konidium D. Semua jenisnya bersifat parasit E. Tidak satu pun dari jenisnya bersifat saprofit 18. Ada suatu jenis jamur yang dahulu dimasukkan dalam kelompok Deuteromycota, tetapi sekarang dimasukkandalam kelompok Ascomycota karena sudah ditemukancara reproduksi seksualnya. Jamur tersebut adalah... A. Neurospora crassa B. Aspergillus niger
C. Rhizopus oryzae D. Boletus edulis E. Amanita muscaria 19. Jamur yang termasuk dalam kelompok Ascomycotadapat menghasilkan spora seksual di dalam askus. Berapakah jumlah spora di tiap askusnya? A. 2 askospora D. 8 askospora B. 4 askospora E. 10 askospora C. 6 askospora 20. Manakah yang merupakan ciri-ciri lumut kerak ? A. Lumut kerak tumbuh pada permukaan batu batuan dan batang pohon B. Lumut kerak hidup di tempat yang lembap C. Lumut kerak tumbuh di daerah yang kering D. Lumut kerak tidak dapat tumbuh diatas batu-batuan E. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di daerah yang telah tercemar 21. Liken dapat digunakan sebagai indikator lingkungan untuk menentukan adanya pencemaran di suatu lingkungan.Mengapa liken dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan? A. karena liken akan tumbuh subur pada daerah tercemar B. karena iken tahan terhadap pengaruh pencemaran C. karena liken peka terhadap zat pencemar D. karena liken toleran terhadap zat pencemar tertentu
290 E. karena liken adaptif berbagai zat pencemar
terhadap
22. Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme dengan akar tumbuhan tingkat tinggi.Disebut apakah hubungan mutualisme antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi? A. Liken B. Mikoriza C. Konidiospora D. Miselium E. Spora 23. Meskipun dalam keadaan kekeringan, mikoriza tetap dapat melanjutkan pertumbuhan. Mengapa mikoriza dapat tetap tumbuh? A. Hifa pada jamur dapat meningkatkan luas permukaan untuk mengabsorbsi air B. Tumbuhan memiliki sedikit jaringan bunga karang C. Akar tumbuh lebih dalam untuk mencari air D. Akar melakukan tranpor aktif ion E. Akar tumbuh ke samping untuk mencari air 24. Seorang siswa berjalan di hutan pinus, kemudian Ia menemukan sejenis jamur berbentuk payung tumbuh di bawah pohon tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon pinus termasuk jenis simbiosis mutualisme. Manakah pernyataan mengenai simbion pembentuk mikoriza yang benar ? A. Pohon pinus pada tahun pertama tidak dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis dengan jamur.
B. Pohon pinus pada tahun pertama dapat tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan jamur. C. Dengan adanya jamur pinus tidak mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah. D. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon pinus menjadi kering. E. Dengan adanya jamur, pohon pinus memerlukan bulu akar untuk mendapatkan air dan unsur-unsur hara. 25. Untuk membuat tempe dari kedelai diperlukan bantuan jamur. Apakah nama spesies jamur yang dimanfaatkakn dalam pembuatan tempe ? A. Rhizopus divisi Zygomycota B. Mucor divisi Zygomycota C. Rhizopus divisi Ascomycota D. Mucor divisi Ascomycota E. Neurospora divisi Basidiomycota 26. Digunakan dalam pembuatan apakah jamur Saccharomyces cereviceae dan Neurospora crassa ? A. Untuk membuat tempe dan alkohol B. Untuk membuat tape dan tempe C. Untuk membuat tape dan oncom D. Penelitian genetika dan oncom E. Fermentasi alkohol dan penelitian genetika 27. Perhatikan tabel di bawah ini: Nama Jamur
Peranan
1. Fusarium sp
a. Untuk membuat kue b. Untuk membuat
2. Auricularia polytricha
291 tempe 3. Saccharomyce s 4. Rhizopus oryzae
c. Untuk bahan makanan d. Sebagai parasit pada tanaman
Manakah dari tabel di atas yang benar merupakan hubungan antara jenis jamur dengan peranannya ? A. 1 dan c D. 4 dan b B. 2 dan a E. 3 dan a C. 3 dan d 28. Salah satu jenis jamur dari divisi Ascomyoctina dapat menghasilkan racun alfa toksin yang menyebabkan penyakit kanker. Apa nama jenis jamur tersebut? A. Aspergillus oryzae B. Aspergillus wentii C. Aspergillus flavus D. Aspergillus fumigates E. Aspergillus niger 29. Dari jenis jamur dibawah ini, manakah jamur yang tidak dapat dikonsumsi manusia? A. Auricularia polytricha B. Rhizopus oryzae C. Saccharomyces cereviceae D. Volvariella volvacea E. Pneumonia carinii 30. Seorang siswa melakukan percobaan pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai varietas A, B dan C. Jenis jamur yang digunakan adalah Rhizopus oryzae dengan dosis yang sama untuk ketiganya. Setelah itu ia membandingkan tekstur ketiga tempe
yang dihasilkan. Rumusan masalah yang paling tepat adalah .... A.Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe? B. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah kedelai jadi tempe? C. Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi tekstur tempe? D. Bagaimana cara pembuatan tempe? E. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?
292
Lampiran 9 DATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KELAS EKSPERIMEN I DAN II PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN I No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 0 0 2 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NomorSoal 8 9 10 11 1 1 2 4 1 1 1 4 2 1 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 0 2 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 0 1 1 3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
12 1 0 2 1 0 1 0 1 0 1 4 0 0 1 1 1 1
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Skor
Nilai
10 7 10 9 8 9 4 5 8 5 13 3 3 7 2 4 4
17.24 12.07 17.24 15.52 13.79 15.52 6.90 8.62 13.79 8.62 22.41 5.17 5.17 12.07 3.45 6.90 6.90
293
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
2 1 2 1 2 0 4 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 0
4 1 4 1 4 4 0 4 0 4 4 1 4 1 4 0 0 0
1 4 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 0 7 2 0 37 19
1 37
0 80
0 30
0 0
0 0
0 0
10 9 8 2 13 7 5 6 2 5 8 5 6 3 9 4 4 0 2 219 Rata-Rata StandarDeviasi Nilai Max Nilai Min
17.24 15.52 13.79 3.45 22.41 12.07 8.62 10.34 3.45 8.62 13.79 8.62 10.34 5.17 15.52 6.90 6.90 0.00 3.45 377.59 10.49 5.47 22.41 0.00
294
POSTTEST HOT KELAS EKSPERIMEN I No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 3 3 2 1 3 3 4 0 3 1 0 3 1 0 4 3 0 1 0 3
2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 4 4 0 4 4 0 1 0 3
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 3 0 4 1 4
4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 0 3 1 0 3 1 3
5 4 3 3 4 4 1 4 1 2 4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4
6 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 0 4 1 2 3 1 3
NomorSoal 7 8 9 2 3 4 2 2 3 1 3 3 1 2 3 1 3 3 1 2 3 3 4 2 1 4 4 1 3 3 1 3 2 1 4 4 4 2 4 2 3 4 2 4 4 0 1 1 2 4 3 2 1 4 0 2 0 2 4 4 0 4 4 2 4 4
10 4 3 3 2 2 2 2 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 3 3 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4
13 14 15 2 4 0 3 0 1 3 4 1 3 4 2 3 4 2 3 4 1 3 4 2 3 4 2 3 0 1 4 4 2 4 0 2 2 0 2 3 0 2 4 2 2 1 0 0 4 0 2 1 4 2 0 0 0 4 4 2 1 0 0 3 4 2
Total Skor
Nilai
48 40 45 44 45 40 49 48 36 48 44 34 46 45 14 47 39 11 47 27 51
82.76 68.97 77.59 75.86 77.59 68.97 84.48 82.76 62.07 82.76 75.86 58.62 79.31 77.59 24.14 81.03 67.24 18.97 81.03 46.55 87.93
295
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah
2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2 4 0 1 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 0 0 0 0 0 0 3 3 4 3 4 3 0 0 0 0 3 1 0 1 2 1 4 1 3 4 4 1 2 2 2 0 4 3 4 3 2 2 4 1 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 1 2 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 2 4 2 71 96 116 67 105 96
2 2 1 1 0 2 0 0 2 3 2 1 1 1 1 50
4 3 3 1 1 3 2 4 2 3 2 3 2 4 4 103
3 3 4 3 1 2 4 2 3 4 4 2 3 3 3 110
3 3 2 4 1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 114
4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 136
2 3 4 1 4 2 4 2 3 3 4 0 4 3 4 0 0 0 0 0 4 3 4 2 2 3 1 0 4 1 1 0 4 1 4 0 4 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 3 4 0 4 1 4 1 4 3 4 2 132 94 95 44
45 45 37 44 4 48 22 28 39 46 45 44 43 45 46 1429 Rata-Rata StandarDeviasi Nilai Max Nilai Min
77.59 77.59 63.79 75.86 6.90 82.76 37.93 48.28 67.24 79.31 77.59 75.86 74.14 77.59 79.31 2463.79 68.44 19.38 87.93 6.90
296
PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN II No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NomorSoal 8 9 10 0 0 1 0 0 1 2 3 2 0 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 2
11 4 4 4 4 4 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 2 4 0 0
12 0 0 2 0 0 3 3 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Skor
Nilai
5 6 17 7 8 7 10 7 5 3 3 7 4 6 6 4 3 4 8 5 4
8.62 10.34 29.31 12.07 13.79 12.07 17.24 12.07 8.62 5.17 5.17 12.07 6.90 10.34 10.34 6.90 5.17 6.90 13.79 8.62 6.90
297
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 2 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0 16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 32
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 19
0 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1 2 1 46
0 1 1 2 4 1 1 4 4 0 0 4 4 4 1 62
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 27
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 5 5 5 8 5 5 8 7 5 5 6 7 10 4 215 Rata-Rata StandarDeviasi Nilai Max Nilai Min
1.72 8.62 8.62 8.62 13.79 8.62 8.62 13.79 12.07 8.62 8.62 10.34 12.07 17.24 6.90 370.69 10.30 4.67 29.31 1.72
298
POSTTEST HOT KELAS EKSPERIMEN II No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0 4 4 3 2 4 3 1 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 1 1
2 0 2 2 2 4 2 2 0 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 2
3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 2 4 4 4 0 4 2 1 4
4 0 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 0 1 2 1 2 1 1 2
5 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 1 4 1 4 4 4 4
6 1 2 3 1 3 3 3 2 2 2 4 1 2 0 2 2 1 2 3 0 4
7 0 2 3 3 1 0 2 1 2 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 0 1
NomorSoal 8 9 2 1 4 3 1 2 4 1 2 3 2 4 3 4 1 2 2 1 4 3 4 3 4 3 3 2 1 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4
10 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 3 2 4
11 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 2 4
13 1 4 4 4 4 3 3 4 1 2 3 4 1 3 1 3 1 2 4 4 4
14 1 0 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 0 4 3
15 0 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2
Total Skor
Nilai
19 43 43 46 44 45 40 29 41 44 48 44 35 36 31 46 27 45 42 30 47
32.76 74.14 74.14 79.31 75.86 77.59 68.97 50.00 70.69 75.86 82.76 75.86 60.34 62.07 53.45 79.31 46.55 77.59 72.41 51.72 81.03
299
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah
4 1 1 1 3 2 1 2 4 2 1 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 4 2 97 59
1 4 1 4 4 2 3 4 1 1 4 4 1 4 4 107
0 1 1 2 3 1 1 3 1 1 2 2 1 3 1 54
1 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 0 4 117
1 1 1 1 3 4 0 3 3 3 3 3 4 4 4 81
1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 2 3 1 1 1 51
2 2 2 3 2 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 103
3 2 1 4 3 0 4 3 1 2 3 2 3 3 1 91
3 4 2 1 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 117
4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 135
3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 126
4 4 1 1 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 3 108
4 4 2 2 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 106
2 1 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 55
34 58.62 38 65.52 25 43.10 33 56.90 48 82.76 29 50.00 32 55.17 49 84.48 33 56.90 37 63.79 48 82.76 42 72.41 43 74.14 46 79.31 45 77.59 1407 2425.86 Rata-Rata 67.39 StandarDeviasi 13.26 Nilai Max 84.48 Nilai Min 32.76
300
Lampiran 10 NILAI PRETEST, POSTTEST, DAN N-GAIN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KELAS EKSPERIMEN I DAN II KELAS EKSPERIMEN I Nomor Pretest 1 17.24 2 12.07 3 17.24 4 15.52 5 13.79 6 15.52 7 6.9 8 8.62 9 13.79 10 8.62 11 22.41 12 5.17 13 5.17 14 12.07 15 3.45 16 6.9 17 6.9 18 17.24 19 15.52 20 13.79 21 3.45 22 22.41 23 12.07 24 8.62 25 10.34 26 3.45 27 8.62 28 13.79 29 8.62 30 10.34 31 5.17 32 15.52 33 6.9 34 6.9 35 0
Posttest 82.76 68.96 77.59 75.86 77.59 68.96 84.48 82.76 62.07 82.76 75.86 58.62 79.31 77.59 24.14 81.03 67.24 18.96 81.03 46.55 87.93 77.59 77.59 63.79 75.86 6.9 82.76 37.93 48.27 67.24 79.31 77.59 75.86 74.14 77.59
N Gain 0.79 0.65 0.73 0.71 0.74 0.63 0.83 0.81 0.56 0.81 0.69 0.56 0.78 0.75 0.21 0.80 0.65 0.02 0.78 0.38 0.87 0.71 0.75 0.60 0.73 0.04 0.81 0.28 0.43 0.63 0.78 0.73 0.74 0.72 0.78
Kriteria N-Gain Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
301
36 MAX MIN Rata-Rata StandarDeviasi
3.45 22.41 0 10.49 5.47273
KELAS EKSPERIMEN II Nomor Pretest 1 8.62 2 10.34 3 29.31 4 12.07 5 13.79 6 12.07 7 17.24 8 12.07 9 8.62 10 5.17 11 5.17 12 12.07 13 6.9 14 10.34 15 10.34 16 6.9 17 5.17 18 6.9 19 13.79 20 8.62 21 6.9 22 1.72 23 8.62 24 8.62 25 8.62 26 13.79 27 8.62 28 8.62 29 13.79 30 12.07 31 8.62
79.31 0.79 87.93 0.87499 6.9 0.02078 68.44 0.65 19.3793 0.21347
Tinggi
Posttest N Gain 32.76 0.26 74.14 0.71 74.14 0.63 79.31 0.76 75.86 0.72 77.57 0.74 68.96 0.62 50 0.43 70.69 0.68 75.86 0.75 82.76 0.82 75.86 0.73 60.34 0.57 62.07 0.58 53.45 0.48 79.31 0.78 46.55 0.44 77.59 0.76 72.41 0.68 51.72 0.47 81.03 0.80 58.62 0.58 65.52 0.62 43.1 0.38 56.9 0.53 82.76 0.80 50 0.45 55.17 0.51 84.48 0.82 56.9 0.51 63.79 0.60
Kriteria N-Gain Rendah Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
Tinggi
302
32 33 34 35 36 MAX MIN Rata-Rata StandarDeviasi
8.62 10.34 12.07 17.24 6.9 29.31 1.72 10.30 4.67156
82.76 0.81 72.41 0.69 74.14 0.71 79.31 0.75 77.59 0.76 84.48 0.82 32.76 0.26417 67.38 0.64 13.2552 0.14281
Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
Sedang
303
Lampiran 11 HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI TIAP SUBKONSEP KELAS EKSPERIMEN I DAN II PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN I Subkonsep 1 No 2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1c 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 3 12 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0
1d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1e 1 0 0 2 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Subkonsep 2 2e 2f 3a 2 4 1 1 4 0 1 4 2 1 4 1 1 4 0 1 4 1 1 1 0 1 1 1 1 4 0 2 1 1 1 4 4 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
JumlahSkor 8 5 7 8 7 6 2 3 6 4 12 1 2 3 1 2 3
1a 1b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2c 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 0
Subkonsep 3 2d 3b JumlahSkor 1 13 15 1 0 2 1 0 3 0 0 1 0 0 1 1 0 3 1 0 2 1 0 2 1 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 4 0 0 1 1 0 2 1 0 1
304
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH Persentase
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0.40
0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 2 1 2 0 4 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 0 1
4 1 4 1 4 4 0 4 0 4 4 1 4 1 4 0 0 0 0
1 4 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 0 1 0 0
8 7 7 2 10 5 4 5 1 4 6 3 4 2 8 2 2 0 1 161 18.63
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0 1
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 1 0 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 0 1 69 9.58
305
Subkonsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 2 : 504 = 0.4 % Subkonsep2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 161 : 864 = 18.63 % Subkonsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 69 : 720 = 9.58 %
306
PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN II Subkonsep 1 No 2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 2 0 0 2 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 11 0 1 0 0 1 12 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0
1c 1d 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1e 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Subkonsep 2 2e 2f 3a 1 4 0 1 4 0 2 4 2 2 4 0 1 4 0 2 0 3 2 1 3 2 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 0 2 1 0 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 0 1 4 1 0 0 1
JumlahSkor 5 6 10 6 6 6 8 4 3 2 1 5 2 4 4 2 2 3 6 1
1a 1b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2c 0 0 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Subkonsep 3 2d 3b JumlahSkor 0 0 0 0 0 0 3 0 5 1 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 2 0 0 3 1 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 2 0 3 4
307
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH Persentase
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0.60
0 0 0 0 0 2 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2 0 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1 2 1
0 0 1 1 2 4 1 1 4 4 0 0 4 4 4 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
Subkonsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 3 : 504 = 0.60 % Subkonsep 2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 151 : 864 = 18.06 %
3 1 4 3 4 8 4 3 7 5 3 4 5 6 8 2 156 18.06
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 2 1 0 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 56 7.78
308
Subkonsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 56 : 720 = 7.78 % POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I Subkonsep 1 No 2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1 4 2 4 0 10 2 2 2 0 1 5 3 2 1 4 1 8 4 4 1 4 2 11 5 4 1 4 2 11 6 2 1 4 1 8 7 4 3 4 2 13 8 3 1 4 2 10 9 4 1 0 1 6 10 4 1 4 2 11 11 3 1 0 2 6 12 2 4 0 2 8 13 4 2 0 2 8 14 3 2 2 2 9 15 0 0 0 0 0 16 4 2 0 2 8
1c 1d 3 3 4 2 4 3 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 2 1 4 2 4 2 1 0 4 3
1e 4 3 3 4 4 1 4 1 2 4 4 4 4 1 1 1
Subkonsep 2 2e 2f 3a 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4
JumlahSkor 22 20 21 19 20 17 20 19 19 21 22 17 21 19 11 20
1a 1b 3 4 3 4 3 4 2 4 1 4 3 4 3 4 4 4 0 2 3 4 1 3 0 1 3 4 1 4 0 0 4 4
2c 3 2 3 2 3 2 4 4 3 3 4 2 3 4 1 4
Subkonsep 3 2d 3b JumlahSkor 4 2 16 3 3 15 3 3 16 3 3 14 3 3 14 3 3 15 2 3 16 4 3 19 3 3 11 2 4 16 4 4 16 4 2 9 4 3 17 4 4 17 1 1 3 3 4 19
309
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 2 4 2 0 0 3 2 4 1 0 0 3 2 4 3 2 4 4 2 4 2 1 4 3 1 4 0 0 0 3 2 4 1 0 1 1 0 1 2 2 4 3 3 4 3 2 3 3 1 4 4 1 4 3 1 4 2 1 4 JUMLAH Persentase
2 0 2 0 2 1 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 2 0 1 2
9 2 11 1 11 10 12 7 8 0 11 2 2 8 12 10 10 9 9 9 285 56.55
3 0 4 1 4 4 4 4 3 0 4 0 2 4 4 4 2 4 4 4
1 0 3 1 3 3 2 3 3 0 3 0 1 1 3 1 2 1 3 2
1 1 4 4 4 4 2 3 4 0 4 3 4 2 4 4 4 2 2 4
4 2 3 3 4 3 3 2 4 1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 2 4 3 4 0 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
17 7 22 17 23 20 19 19 22 2 23 11 18 18 22 21 19 19 21 22 670 77.55
3 0 1 0 3 2 3 0 3 0 3 0 0 3 2 2 3 3 3 3
4 0 1 0 3 3 3 1 4 0 3 0 1 4 0 2 3 4 4 2
1 2 4 4 4 4 3 3 1 1 3 2 4 2 3 2 3 2 4 4
4 0 4 4 4 3 3 4 3 1 2 4 2 3 4 4 2 3 3 3
1 0 4 1 3 3 2 3 3 0 3 3 1 1 3 4 4 3 1 3
13 2 14 9 17 15 14 11 14 2 14 9 8 13 12 14 15 15 15 15 474 65.83
310
Subkonsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 285 : 504 = 56.55 % Subkonsep 2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 670 : 864 = 77.55 % Subkonsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 474 : 720 = 65.83 % POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II Subkonsep 1 No 2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1 1 0 1 0 2 2 2 2 0 2 6 3 3 3 4 0 10 4 1 3 4 2 10 5 3 1 2 2 8 6 3 0 4 2 9 7 3 2 1 0 6 8 2 1 3 2 8 9 2 2 4 2 10 10 2 2 4 2 10 11 4 2 4 2 12 12 1 1 4 2 8 13 2 1 4 2 9 14 0 1 4 2 7
1c 1d 3 0 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 1 1 4 2 2 1 2 2 4 2 2 2 4 0
1e 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1
Subkonsep 2 2e 2f 3a 3 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3
JumlahSkor 13 20 20 22 21 21 19 13 21 19 20 19 17 16
1a 1b 0 0 4 2 4 2 3 2 2 4 4 2 3 2 1 0 4 2 4 2 4 2 4 2 2 1 4 3
2c 2 4 1 4 2 2 3 1 2 4 4 4 3 1
Subkonsep 3 2d 3b JumlahSkor 1 1 4 3 4 17 2 4 13 1 4 14 3 4 15 4 3 15 4 3 15 2 4 8 1 1 10 3 2 15 3 3 16 3 4 17 2 1 9 2 3 13
311
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
2 0 4 2 2 4 1 1 0 2 2 4 3 2 0 0 0 4 4 1 3 1 1 4 1 1 4 1 1 2 1 1 2 3 1 4 4 1 0 0 3 0 3 2 4 3 2 4 3 1 4 3 2 4 3 3 0 4 1 4 4 1 4 4 1 4 JUMLAH Persentase
2 0 0 2 2 2 2 2 1 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2
8 8 2 10 7 6 10 8 7 6 4 10 5 3 11 11 10 11 8 11 11 11 293 58.13
4 4 0 4 2 1 4 1 4 1 4 4 2 3 4 1 1 4 4 1 4 4
1 2 1 2 1 1 2 0 1 1 2 3 1 1 3 1 1 2 2 1 3 1
1 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 0 4
4 4 2 4 3 2 4 3 4 2 1 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
1 4 4 4 4 2 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
15 22 12 22 18 14 22 12 21 10 18 23 18 18 23 12 15 22 21 17 19 21 656 75.93
1 4 4 4 4 1 1 4 1 3 1 4 1 0 2 2 2 2 2 4 3 4
1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2
2 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3
3 4 3 3 4 1 4 3 2 1 4 3 0 4 3 1 2 3 2 3 3 1
1 3 1 2 4 4 4 4 4 1 1 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 3
8 16 13 13 17 10 15 14 10 9 11 15 6 11 15 10 12 15 13 15 16 13 458 63.61
312
Subkonsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 293 : 504 = 58.13 % Subkonsep 2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 656 : 864 = 75.93 % Subkonsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 458 : 720 = 63.61 %
313
N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3 No. NNNPretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain 1 0 71.43 0.71 33.33 91.67 0.88 75 80 0.20 2 0 35.71 0.36 20.83 83.33 0.79 10 75 0.72 3 0 57.14 0.57 29.17 87.5 0.82 15 80 0.76 4 0 78.57 0.79 33.33 79.17 0.69 5 70 0.68 5 0 78.57 0.79 29.17 83.33 0.76 5 70 0.68 6 0 57.14 0.57 25 70.83 0.61 15 75 0.71 7 0 92.86 0.93 8.33 83.33 0.82 10 80 0.78 8 0 71.43 0.71 12.5 79.17 0.76 10 95 0.94 9 0 42.86 0.43 25 79.17 0.72 10 55 0.50 10 0 78.57 0.79 16.67 87.5 0.85 5 80 0.79 11 0 42.86 0.43 50 91.67 0.83 5 80 0.79 12 0 57.14 0.57 4.17 70.83 0.70 10 45 0.39 13 0 57.14 0.57 8.33 87.5 0.86 5 85 0.84 14 0 64.29 0.64 12.5 79.17 0.76 20 85 0.81 15 0 0 0.00 4.17 45.83 0.43 5 15 0.11 16 0 57.14 0.57 8.33 83.33 0.82 10 95 0.94 17 0 64.29 0.64 12.5 70.83 0.67 5 65 0.63 18 0 14.29 0.14 33.33 29.17 -0.06 10 10 0.00 19 0 78.57 0.79 29.17 91.67 0.88 10 70 0.67 20 0 7.14 0.07 29.17 70.83 0.59 5 45 0.42 21 0 78.57 0.79 8.33 95.83 0.95 0 85 0.85 22 14.29 71.43 0.67 41.67 83.33 0.71 5 75 0.74 23 0 85.71 0.86 20.83 79.17 0.74 10 70 0.67 24 0 50 0.50 16.67 79.17 0.75 5 55 0.53 25 0 57.14 0.57 20.83 91.67 0.89 5 70 0.68 26 0 0 0.00 4.17 8.33 0.04 5 10 0.05 27 0 78.57 0.79 16.67 95.83 0.95 5 70 0.68 28 0 14.29 0.14 25 45.83 0.28 10 45 0.39 29 0 14.29 0.14 12.5 75 0.71 10 40 0.33 30 0 57.14 0.57 16.67 75 0.70 10 65 0.61 31 0 85.71 0.86 8.33 91.67 0.91 5 60 0.58 32 0 71.43 0.71 33.33 87.5 0.81 5 70 0.68 33 0 71.43 0.71 8.33 79.17 0.77 10 75 0.72 34 0 64.29 0.64 8.33 79.17 0.77 10 75 0.72 35 0 64.29 0.64 0 87.5 0.88 0 75 0.75 36 0 64.29 0.64 4.17 91.67 0.91 5 75 0.74 Rata-Rata 0.56 0.72 0.61
314
N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3 No. NNNPretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain 1 0 14.29 0.14 20.83 54.17 0.42 0 20 0.20 2 0 42.86 0.43 25 83.33 0.78 0 85 0.85 3 14.29 71.43 0.67 41.67 83.33 0.71 25 65 0.53 4 0 71.43 0.71 25 91.67 0.89 5 70 0.68 5 0 57.14 0.57 25 87.5 0.83 10 75 0.72 6 0 64.29 0.64 25 87.5 0.83 5 75 0.74 7 0 42.86 0.43 33.33 79.17 0.69 10 75 0.72 8 0 57.14 0.57 16.67 54.17 0.45 15 40 0.29 9 0 71.43 0.71 12.5 87.5 0.86 10 50 0.44 10 0 71.43 0.71 8.33 79.17 0.77 5 75 0.74 11 7.14 85.71 0.85 4.17 83.33 0.83 5 80 0.79 12 0 57.14 0.57 20.83 79.17 0.74 10 85 0.83 13 0 64.29 0.64 8.33 70.83 0.68 10 45 0.39 14 0 50 0.50 16.67 66.67 0.60 10 65 0.61 15 0 57.14 0.57 16.67 62.5 0.55 10 40 0.33 16 0 57.14 0.57 8.33 91.67 0.91 10 80 0.78 17 0 14.29 0.14 8.33 50 0.45 5 65 0.63 18 0 71.43 0.71 12.5 91.67 0.90 5 65 0.63 19 0 50 0.50 25 75 0.67 10 85 0.83 20 0 42.86 0.43 4.17 58.33 0.57 20 50 0.38 21 0 71.43 0.71 12.5 91.67 0.90 5 75 0.74 22 0 57.14 0.57 4.17 50 0.48 0 70 0.70 23 0 50 0.50 16.67 87.5 0.85 5 50 0.47 24 0 42.86 0.43 12.5 41.67 0.33 10 45 0.39 25 0 28.57 0.29 16.67 75 0.70 5 55 0.53 26 0 71.43 0.71 33.33 95.83 0.94 0 75 0.75 27 0 35.71 0.36 16.67 75 0.70 5 30 0.26 28 0 21.43 0.21 12.5 75 0.71 10 55 0.50 29 0 78.57 0.79 29.17 95.83 0.94 5 75 0.74 30 0 78.57 0.79 20.83 50 0.37 10 50 0.44 31 0 71.43 0.71 12.5 62.5 0.57 10 60 0.56 32 0 78.57 0.79 16.67 91.67 0.90 5 75 0.74 33 0 57.14 0.57 20.83 87.5 0.84 5 65 0.63 34 0 78.57 0.79 25 70.83 0.61 5 75 0.74 35 0 78.57 0.79 33.33 79.17 0.69 10 80 0.78 36 0 78.57 0.79 8.33 87.5 0.86 10 65 0.61 Rata-Rata 0.58 0.71 0.60
315
315
Lampiran 12 HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI TIAP RANAH PENGETAHUAN DAN JENJANG KOGNITIF KELAS EKSPERIMEN I DAN II PRETEST KELAS EKSPERIMEN I METAKOGNITIF FAKTUAL FAKTUAL PROSEDURAL PROSEDURAL KONSEPTUAL METAKOGNITIF C2 C4 C4 C4 C5 C5 C6 No. NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal Total Total Total Total Total 1d 2b 3d 3a 1c 2a 3c 1b 2d 1e 2e 2c 1a 2f 3b 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 1 0 4 0 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 4 0 4 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2 0 4 0 4 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1 0 4 0 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1 0 4 0 4 6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2 0 4 0 4 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 8 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 0 4 0 4 10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 0 1 0 1 11 0 0 0 0 4 3 0 0 3 0 0 0 0 1 1 1 0 4 0 4 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 14 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 0 1 15 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 17 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 1 0 4 0 4 19 0 0 0 0 4 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
316
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah Persentase
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 0 1 0 0 30 20.83
0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 2.08
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 19 6.60
Metakognitif, C2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 0 : 360 x 100 = 0 % Faktual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 30 : 144 x 100= 20.83 % Konseptual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 9 : 432 x 100 = 2.08 % Metakognitif, C4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 2 0 4 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 0 1
2 1 2 0 4 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 0 1 44 15.28
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0 1 37 25.69
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 4 4 0 4 0 4 4 1 4 1 4 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 4 4 0 4 0 4 4 1 4 1 4 0 0 0 0 80 18.52
317
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 19 : 288 x 100 = 6.60% Faktual, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 44 : 288 x 100 = 15.28% Prosedural, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 37 : 144 x 100 = 25.69% Prosedural, C6 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 37 : 144 x 100 = 25.69% PRETEST KELAS EKSPERIMEN I METAKOGNITIF FAKTUAL KONSEPTUAL C2 C4 C4 No. NomorSoal NomorSoal NomorSoal Total Total 1d 2b 3d 3a 1c 2a 3c 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 1 2 0 3 2 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 3 0 0 0 0 7 0 0 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11 0 1 0 1 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 2 0 0 2 13 0 0 0 0 1 0 0 0 0 14 0 0 0 0 1 1 0 0 1
METAKOGNITIF C4 NomorSoal Total 1b 2d 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1
FAKTUAL C5 NomorSoal Total 1e 2e 0 1 1 0 1 1 1 2 3 0 2 2 1 1 2 1 2 3 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 1 1 0 2 2
PROSEDURAL PROSEDURAL C5 C6 NomorSoal NomorSoal Total 2c 1a 2f 3b 0 0 4 0 4 0 0 4 0 4 2 0 4 0 4 0 0 4 0 4 1 0 4 0 4 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
318
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah Persentase
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Metakognitif, C2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1.11
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 27 18.75
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0 16 3.70
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 20 6.94
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1 2 1
1 1 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 0 1 2 1 50 17.36
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 32 22.22
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 2 4 0 0 0 1 1 2 4 1 1 4 4 0 0 4 4 4 1
0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 2 4 3 0 0 1 1 2 4 1 1 4 4 0 0 4 4 4 1 66 15.28
319
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 4 : 360 x 100 = 1.11 % Faktual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 27 : 144 x 100= 18.75 % Konseptual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 16 : 432 x 100 = 3.70 % Metakognitif, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 20 : 288 x 100 = 6.94% Faktual, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 50 : 288 x 100 = 17.36% Prosedural, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 32 : 144 x 100 = 22.22% Prosedural, C6 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 66 : 144 x 100 = 15.28% POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I FAKTUA METAKOGNITIF L C2 C4 No . NomorSoal NomorSoal Total 1 2 3 3a d b d 1 3 2 0 5 4 2 2 2 1 5 4 3 3 1 1 5 4 4 2 1 2 5 4 5 2 1 2 5 4 6 2 1 1 4 4
KONSEPTUAL C4 NomorSoa l Total 1 2 3 c a c 3 4 4 11 4 2 0 6 4 2 4 10 3 4 4 11 4 4 4 12 4 2 4 10
METAKOGNITIF C4 NomorSoa l Total 1b 2d 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3
8 7 7 7 7 7
PROSEDURA L C5
FAKTUAL C5 NomorSoa l 1e
2e
4 3 3 4 4 1
4 3 3 2 2 2
NomorSoal Total 8 6 6 6 6 3
PROSEDURAL C6 NomorSoa l
2c
1a 2f 3b
3 2 3 2 3 2
3 3 3 2 1 3
4 4 4 4 4 4
2 3 3 3 3 3
Total 9 10 10 9 8 10
320
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
2 2 2 1 2 1 2 2 0 3 1 0 3 1 3 3 2 3 3 0 3 0 1 1 3 1 2
3 1 1 1 1 4 2 2 0 2 2 0 2 0 2 2 2 1 1 0 2 0 0 2 3 2 1
2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 2 1 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 2
7 5 4 4 5 7 6 6 0 7 5 0 7 1 7 6 6 4 4 0 7 0 1 3 8 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 0 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 3 0 4 1 4 4 4 4 3 0 4 0 2 4 4 4 2
4 3 4 4 3 2 4 3 0 4 1 2 3 1 3 3 4 2 3 0 3 1 1 2 3 3 3
4 4 0 4 0 0 0 2 0 0 4 0 4 0 4 4 4 4 4 0 4 1 1 4 4 3 4
12 11 8 12 7 4 8 9 1 8 8 2 11 2 11 11 12 10 10 0 11 2 4 10 11 10 9
4 4 2 4 3 1 4 4 0 4 4 0 1 0 3 3 3 1 4 0 3 0 1 4 0 2 3
2 4 3 2 4 4 4 4 1 3 4 0 4 4 4 3 3 4 3 1 2 4 2 3 4 4 2
6 8 5 6 7 5 8 8 1 7 8 0 5 4 7 6 6 5 7 1 5 4 3 7 4 6 5
4 1 2 4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 4 2 3 4 0 4 3 4 2 4 4 4
2 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 4 1 4 3 3 4 3 4 3
6 5 5 8 8 6 7 5 4 5 5 3 7 7 8 7 5 5 8 1 8 6 7 6 7 8 7
4 4 3 3 4 2 3 4 1 4 1 2 4 4 4 4 3 3 1 1 3 2 4 2 3 2 3
3 4 0 3 1 0 3 1 0 4 3 0 1 0 3 2 3 0 3 0 3 0 0 3 2 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4
3 3 3 4 4 2 3 4 1 4 1 0 4 1 3 3 2 3 3 0 3 3 1 1 3 4 4
10 11 7 11 9 6 10 9 5 12 8 1 9 5 10 9 9 7 10 1 10 6 5 7 9 10 11
321
34 35 36
1 1 0 3 1 1 2 1 2 Jumlah Persentase
2 5 5 161 44.72
4 4 4 132 91.67
4 4 4
4 3 2
4 4 4
12 11 10 307 71.06
4 4 2
3 3 3
7 7 5 206 71.53
2 2 4
4 4 4
6 6 8 219 76.04
2 4 4 103 71.53
3 3 3
4 4 4
3 1 3
10 8 10 301 69.68
Metakognitif, C2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 161 : 360 x 100 = 44.72 % Faktual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 132 : 144 x 100= 91.67 % Konseptual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 307 : 432 x 100 = 71.06 % Metakognitif, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 206 : 288 x 100 = 71.53% Faktual, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 219 : 288 x 100 = 76.04% Prosedural, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 103 : 144 x 100 = 71.53% Prosedural, C6 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 301 : 144 x 100 = 69.68% POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II FAKTUA METAKOGNITIF L No C2 C4 . NomorSoal Total NomorSoal
KONSEPTUAL C4 NomorSoa Total l
METAKOGNITIF C4 NomorSoa Total l
FAKTUAL C5 NomorSoa l
Total
PROSEDURA L C5 NomorSoal
PROSEDURAL C6 NomorSoa l
Total
322
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 d 0 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 0 1 2 1 2 1 1 2 0 1 1 2
2 b 0 2 3 3 1 0 2 1 2 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 0 1 1 1 1 1
3 d 0 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 1 2 0
3a 0 6 5 7 5 4 3 4 6 5 6 5 5 3 3 4 2 6 5 3 5 3 3 4 3
4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 2 4 3 4 1 3
1 c 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 2 4 4 4 0 4 2 1 4 1 4 1 4
2 a 1 2 3 1 3 3 3 2 2 2 4 1 2 0 2 2 1 2 3 0 4 1 1 1 1
3 c 1 0 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 0 4 3 4 4 2 2
5 6 11 9 9 11 8 6 10 8 10 9 8 8 10 10 1 10 5 5 11 6 9 4 7
1b
2d
0 2 2 2 4 2 2 0 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2
1 3 2 1 3 4 4 2 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 1 4 3 2 1 4
1 5 4 3 7 6 6 2 3 5 5 5 3 5 4 5 4 4 5 2 6 4 3 3 6
1e
2e
2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 1 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4
3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 3 2 4 3 4 2 1
5 8 6 8 7 7 7 5 8 8 8 6 5 5 5 8 3 8 7 6 8 4 8 6 5
2c
1a 2f 3b
2 4 1 4 2 2 3 1 2 4 4 4 3 1 2 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3
0 4 4 3 2 4 3 1 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 1 1 4 1 3 1
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4
1 4 4 4 4 3 3 4 1 2 3 4 1 3 1 3 1 2 4 4 4 4 4 1 1
2 12 12 11 10 11 9 9 9 10 11 11 7 11 6 11 9 10 12 9 9 12 9 5 6
323
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
3 1 1 1 1 3 3 2 1 2 1 1 2 2 2 3 1 1 3 1 1 1 Jumlah Persentase
2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2
6 2 4 7 5 4 6 7 4 6 4 160 44.44
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 126 87.50
4 2 3 4 1 1 4 4 1 4 4
3 4 0 3 3 3 3 3 4 4 4
4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4
11 6 3 11 8 8 11 7 9 12 12 294 68.06
2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2
3 0 4 3 1 2 3 2 3 3 1
5 0 5 5 3 4 5 4 5 5 3 150 52.08
4 4 3 4 1 4 4 3 4 0 4
Metakognitif, C2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 160 : 360 x 100 = 44.44 % Faktual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 126 : 144 x 100= 87.50 % Konseptual, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 294 : 432 x 100 = 68.06% Metakognitif, C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 150 : 288 x 100 = 52.08% Faktual, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 234 : 288 x 100 = 81.25% Prosedural, C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 103 : 144 x 100 = 71.53% Prosedural, C6
4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4
8 7 6 8 3 6 8 7 8 4 8 234 81.25
2 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 103 71.53
4 1 0 2 2 2 2 2 4 3 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 3
12 8 8 10 6 10 10 10 11 11 11 340 78.70
324
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 340 : 144 x 100 = 78.70% N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I METAKOGNITIF, C2 No. PRETES POSTTES NT T GAIN 1 0 50 0.50 2 0 50 0.50 3 0 50 0.50 4 0 50 0.50 5 0 50 0.50 6 0 40 0.40 7 0 70 0.70 8 0 50 0.50 9 0 40 0.40 10 0 40 0.40 11 0 50 0.50 12 0 70 0.70 13 0 60 0.60 14 0 60 0.60 15 0 0 0.00 16 0 70 0.70 17 0 50 0.50 18 0 0 0.00 19 0 70 0.70 20 0 10 0.10 21 0 70 0.70
FAKTUAL,C4 PRETES POSTTES T T 25 100 0 100 50 100 25 100 0 100 25 100 0 100 25 100 0 100 25 100 100 100 0 100 0 100 25 100 25 50 25 100 25 100 25 75 100 100 25 100 0 100
NGAIN 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 1.00 1.00 1.00 0.33 1.00 1.00 0.67 0.00 1.00 1.00
KONSEPTUAL, C4 PRETES POSTTES NT T GAIN 0 91.67 0.92 0 50 0.50 0 83.33 0.83 0 91.67 0.92 0 100 1.00 0 83.33 0.83 0 100 1.00 0 91.67 0.92 0 66.67 0.67 0 100 1.00 25 58.33 0.44 0 33.33 0.33 0 66.67 0.67 0 75 0.75 0 8.33 0.08 0 66.67 0.67 0 66.67 0.67 0 16.67 0.17 8.33 91.67 0.91 0 17 0.17 0 92 0.92
METAKOGNITIF, C4 PRETES POSTTES NT T GAIN 12.5 100 1.00 12.5 87.5 0.86 12.5 87.5 0.86 0 87.5 0.88 0 87.5 0.88 12.5 87.5 0.86 12.5 75 0.71 12.5 100 1.00 12.5 62.5 0.57 0 75 0.75 0 87.5 0.88 12.5 62.5 0.57 0 100 1.00 12.5 100 1.00 0 12.5 0.13 12.5 87.5 0.86 12.5 100 1.00 12.5 0 -0.14 12.5 62.5 0.57 0 50 0.50 0 87.5 0.88
325
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Ratarata
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 60 40 40 0 70 0 10 30 80 50 50 20 50 50
0.60 0.60 0.40 0.40 0.00 0.70 0.00 0.10 0.30 0.80 0.50 0.50 0.20 0.50 0.50
25 25 0 0 0 0 25 25 0 0 100 0 25 0 0
0.45
1 2 3 4 5 6
PRETEST POSTTEST 37.5 12.5 12.5 37.5 37.5 12.5
100 75 75 75 75 37.5
0.33 1.00 0.75 1.00 0.00 1.00 0.33 1.00 1.00 1.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00
PROSEDURAL, C5 NGAIN 1.00 0.71 0.71 0.60 0.60 0.29
41.67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
91.67 100 83.33 83.33 0 91.67 16.67 33.33 83.33 91.67 83.33 75 100 91.67 83.33
0.82
FAKTUAL, C5 No.
50 100 75 100 0 100 50 100 100 100 100 100 100 100 100
PRETEST POSTTEST 25 25 50 25 25 50
75 50 75 50 75 50
0.86 1.00 0.83 0.83 0.00 0.92 0.17 0.33 0.83 0.92 0.83 0.75 1.00 0.92 0.83 0.71
PROSEDURAL, C6 NGAIN 0.67 0.33 0.50 0.33 0.67 0.00
PRETEST POSTTEST 33.33 33.33 33.33 33.33 33.33 33.33
75 83.33 83.33 75 66.67 83.33
NGAIN 0.63 0.75 0.75 0.63 0.50 0.75
0 12.5 0 0 0 0 12.5 12.5 0 12.5 0 12.5 12.5 0 0
75 75 62.5 87.5 12.5 62.5 50 37.5 87.5 50 75 62.5 87.5 87.5 62.5
0.75 0.71 0.63 0.88 0.13 0.63 0.43 0.29 0.88 0.43 0.75 0.57 0.86 0.88 0.63 0.69
326
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
12.5 12.5 25 25 12.5 0 12.5 12.5 0 0 12.5 37.5 12.5 25 12.5 25 0 50 12.5 12.5 0 12.5 12.5 0 12.5 0 25
75 62.5 62.5 100 100 75 87.5 62.5 50 62.5 62.5 37.5 87.5 87.5 100 87.5 62.5 62.5 100 12.5 100 75 87.5 75 87.5 100 87.5
0.71 0.57 0.50 1.00 1.00 0.75 0.86 0.57 0.50 0.63 0.57 0.00 0.86 0.83 1.00 0.83 0.63 0.25 1.00 0.00 1.00 0.71 0.86 0.75 0.86 1.00 0.83
25 25 25 25 25 25 25 75 25 25 0 25 25 25 0 25 25 25 25 25 25 25 25 50 0 25 25
100 100 75 75 100 50 75 100 25 100 25 50 100 100 100 100 75 75 25 25 75 50 100 50 75 50 75
1.00 1.00 0.67 0.67 1.00 0.33 0.67 1.00 0.00 1.00 0.25 0.33 1.00 1.00 1.00 1.00 0.67 0.67 0.00 0.00 0.67 0.33 1.00 0.00 0.75 0.33 0.67
8.33 8.33 33.33 8.33 33.33 8.33 8.33 8.33 0 8.33 8.33 33.33 8.33 33.33 8.33 33.33 33.33 0 33.33 0 33.33 33.33 8.33 33.33 8.33 33.33 0
83.33 91.67 58.33 91.67 75 50 83.33 75 41.67 100 66.67 8.33 75 41.67 83 75 75 58.33 83.33 8.33 83.33 50 41.67 58.33 75 83.33 91.67
0.82 0.91 0.37 0.91 0.63 0.45 0.82 0.73 0.42 1.00 0.64 -0.37 0.73 0.13 0.81 0.63 0.63 0.58 0.75 0.08 0.75 0.25 0.36 0.37 0.73 0.75 0.92
327
34 35 36 Ratarata
12.5 0 12.5
75 75 100
0.71 0.75 1.00
25 0 25
50 100 100
0.71
N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II METAKOGNITIF, C2 No. PRETES POSTTES NT T GAIN 1 0 0 0.00 2 0 60 0.60 3 30 50 0.29 4 0 70 0.70 5 0 50 0.50 6 0 40 0.40 7 0 30 0.30 8 0 40 0.40 9 0 60 0.60 10 0 50 0.50 11 10 60 0.56 12 0 50 0.50 13 0 50 0.50 14 0 30 0.30 15 0 30 0.30 16 0 40 0.40 17 0 20 0.20
0.33 1.00 1.00 0.61
FAKTUAL,C4 PRETES POSTTES T T 0 100 0 50 50 100 0 100 0 100 75 100 75 100 25 50 0 75 25 100 0 100 0 100 25 100 25 75 25 25 25 100 25 100
NGAIN 1.00 0.50 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.33 0.75 1.00 1.00 1.00 1.00 0.67 0.00 1.00 1.00
0 0 0
83.33 66.67 83.33
0.83 0.67 0.83 0.61
KONSEPTUAL, C4 PRETES POSTTES NT T GAIN 0 41.67 0.42 8.33 50 0.45 0 91.67 0.92 0 75 0.75 0 75 0.75 0 91.67 0.92 16.67 66.67 0.60 0 50 0.50 0 83.33 0.83 0 66.67 0.67 25 83.33 0.78 16.67 75 0.70 0 66.67 0.67 8.33 66.67 0.64 8.33 83.33 0.82 0 83.33 0.83 0 8.33 0.08
METAKOGNITIF, C4 PRETES POSTTES NT T GAIN 0 12.5 0.13 0 62.5 0.63 37.5 50 0.20 12.5 37.5 0.29 12.5 87.5 0.86 0 75 0.75 12.5 75 0.71 12.5 25 0.14 12.5 37.5 0.29 0 62.5 0.63 0 62.5 0.63 12.5 62.5 0.57 12.5 37.5 0.29 12.5 62.5 0.57 12.5 50 0.43 12.5 62.5 0.57 0 50 0.50
328
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Ratarata
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 50 30 50 30 30 40 30 60 20 40 70 50 40 60 70 40 60 40
0.60 0.50 0.30 0.50 0.30 0.30 0.40 0.30 0.60 0.20 0.40 0.70 0.50 0.40 0.60 0.70 0.40 0.60 0.40
0 25 25 25 25 25 25 25 25 0 0 25 0 25 25 0 0 25 0
0.44
1 2
PRETEST POSTTEST 12.5 12.5
62.5 100
1.00 1.00 0.33 1.00 0.67 1.00 0.00 0.67 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.67 1.00 1.00 0.75 1.00 1.00
PROSEDURAL, C5 NGAIN 0.57 1.00
0 0 0 0 0 0 0 0 16.67 16.67 0 8.33 0 0 8.33 8.33 8.33 8.33 0
83.33 41.67 42 91.67 50 75 33.33 58.33 91.67 50 25 91.67 66.67 66.67 91.67 58.33 75 100 100
0.84
FAKTUAL, C5 No.
100 100 50 100 75 100 25 75 100 100 100 100 100 75 100 100 75 100 100
PRETEST POSTTEST 0 0
50 100
0.83 0.42 0.42 0.92 0.50 0.75 0.33 0.58 0.90 0.40 0.25 0.91 0.67 0.67 0.91 0.55 0.73 1.00 1.00 0.67
PROSEDURAL, C6 NGAIN 0.50 1.00
PRETEST POSTTEST 33.33 33.33
16.67 100
NGAIN -0.25 1.00
0 12.5 0 0 0 0 12.5 0 0 0 12.5 0 12.5 12.5 0 0 12.5 0 12.5
50 62.5 25 75 50 37.5 37.5 75 62.5 0 62.5 62.5 37.5 50 62.5 50 62.5 62.5 37.5
0.50 0.57 0.25 0.75 0.50 0.38 0.29 0.75 0.63 0.00 0.57 0.63 0.29 0.43 0.63 0.50 0.57 0.63 0.29 0.48
329
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
37.5 25 25 37.5 25 25 25 12.5 12.5 25 12.5 25 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 0 25 0 25 12.5 12.5 12.5 12.5 25 12.5
75 100 87.5 87.5 87.5 62.5 100 100 100 75 62.5 62.5 62.5 100 37.5 100 87.5 75 100 50 100 75 62.5 100 87.5 75 100
0.60 1.00 0.83 0.80 0.83 0.50 1.00 1.00 1.00 0.67 0.57 0.50 0.57 1.00 0.29 1.00 0.86 0.75 1.00 0.50 1.00 0.71 0.57 1.00 0.86 0.67 1.00
50 0 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 0 25 25 25 0 25 25 25
25 100 50 50 75 25 50 100 100 100 75 25 50 100 100 75 100 75 100 50 50 50 75 50 50 50 100
-0.50 1.00 0.33 0.33 0.67 0.00 0.33 1.00 1.00 1.00 0.67 0.00 0.33 1.00 1.00 0.67 1.00 0.67 1.00 0.50 0.33 0.33 0.67 0.50 0.33 0.33 1.00
33.33 33.33 33.33 0 8.33 16.67 8.33 0 0 8.33 0 0 8.33 0 0 16.67 33.33 25 0 0 8.33 8.33 16.67 33.33 8.33 8.33 33.33
100 91.67 83.33 91.67 75 75 75 83.33 91.67 91.67 58.33 91.67 50 91.67 75 83.33 100 75 75 100 75 41.67 50 100 66.67 66.67 83.33
1.00 0.88 0.75 0.92 0.73 0.70 0.73 0.83 0.92 0.91 0.58 0.92 0.45 0.92 0.75 0.80 1.00 0.67 0.75 1.00 0.73 0.36 0.40 1.00 0.64 0.64 0.75
330
30 31 32 33 34 35 36 Ratarata
12.5 25 25 0 12.5 25 12.5
37.5 75 100 87.5 100 50 100
0.29 0.67 1.00 0.88 1.00 0.33 1.00 0.77
25 25 25 25 0 50 25
100 50 100 75 75 100 75
1.00 0.33 1.00 0.67 0.75 1.00 0.67 0.62
33.33 0 0 33.33 33.33 33.33 8.33
50 83.33 83.33 83.33 91.67 91.67 91.67
0.25 0.83 0.83 0.75 0.88 0.88 0.91 0.74
331
Lampiran 13 DATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH KELAS EKSPERIMEN I DAN II PRETEST KELAS EKSPERIMEN I No Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
2 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
4 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
5 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
6 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
7 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
9 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
1 3 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
NomorSoal 1 1 1 1 4 5 6 7 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
1 9 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0
2 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
2 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
2 3 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
2 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
2 5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1
2 6 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
2 7 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
2 8 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
2 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
3 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
Skor
Nilai
15 15 14 21 20 15 16 23 13 21 17 23 5 19 11 15 25 10 18 5
50.00 50.00 46.67 70.00 66.67 50.00 53.33 76.67 43.33 70.00 56.67 76.67 16.67 63.33 36.67 50.00 83.33 33.33 60.00 16.67
332
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumla h
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 3 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 2 3
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 2 7
0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 2 4
1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 8
1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 4
0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 4
0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 2
0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6
0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 6
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 8
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 9
0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 3
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 2 0
1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 2 4
0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 6
1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 9
1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 3
0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 6
0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 3
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 9
1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 2 0
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 2 4
0 15 50.00 0 17 56.67 0 15 50.00 1 18 60.00 1 15 50.00 1 11 36.67 0 23 76.67 0 9 30.00 1 17 56.67 0 6 20.00 0 15 50.00 0 15 50.00 1 26 86.67 1 11 36.67 1 17 56.67 1 15 50.00 1 1886.6 9 6 566 7 Rata-rata 52.41 StandarDeviasi 17.25 Nilai Max 86.67 Nilai Min 16.67
333
POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I No Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
NomorSoal 1 1 1 5 6 7 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
1 8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0
1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
2 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
2 9 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0
Skor
Nilai
27 28 26 25 29 26 24 21 23 26 25 24 23 26 22 26 25 18 27 23 26 24
90.00 93.33 86.67 83.33 96.67 86.67 80.00 70.00 76.67 86.67 83.33 80.00 76.67 86.67 73.33 86.67 83.33 60.00 90.00 76.67 86.67 80.00
334
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumla h
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 3 5
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 7
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3
1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 3 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5
1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 2 2
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 2 9
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 0
PRETEST KELAS EKSPERIMEN II No Siswa 1 2
1 0 1
2 0 1
3 0 1
4 0 1
5 1 1
6 0 1
7 1 1
8 0 1
9 1 1
1 0 0 1
1 1 0 1
1 2 0 1
1 3 1 1
1 4 0 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3
0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 9
1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 2 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 4
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3
NomorSoal 1 1 1 5 6 7 0 0 0 1 1 0
1 8 0 0
1 9 0 0
2 0 0 1
2 1 0 0
2 2 0 1
2 3 0 1
2 4 0 0
2 5 0 0
2 6 0 1
2 7 0 1
2 8 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 9
1 25 83.33 0 23 76.67 0 20 66.67 1 21 70.00 1 26 86.67 1 27 90.00 1 25 83.33 0 24 80.00 0 27 90.00 1 27 90.00 0 24 80.00 0 24 80.00 0 26 86.67 0 26 86.67 1 2963.3 4 889 3 Rata-rata 82.31 StandarDeviasi 7.72 Nilai Max 96.67 Nilai Min 60.00
2 9 0 1
3 0 1 1
Skor
Nilai
5 24
16.67 80.00
335
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1
1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
22 12 18 19 12 14 9 18 20 11 17 19 11 23 16 15 16 17 9 16 17 15 8 5 25 9 24
73.33 40.00 60.00 63.33 40.00 46.67 30.00 60.00 66.67 36.67 56.67 63.33 36.67 76.67 53.33 50.00 53.33 56.67 30.00 53.33 56.67 50.00 26.67 16.67 83.33 30.00 80.00
336
30 31 32 33 34 35 36 Jumla h
0 1 1 1 1 1 1 2 9
1 0 1 0 0 1 1 2 7
1 1 1 1 0 1 1 2 4
0 0 1 0 1 0 0 1 4
1 1 1 1 0 0 1 2 7
0 1 1 1 0 1 0 1 7
0 0 1 0 0 0 1 1 5
1 1 1 1 1 1 1 2 9
0 1 0 1 0 0 1 1 2
0 0 1 0 1 0 0 1 6
0 1 0 1 0 1 0 2 1
0 0 0 0 0 0 0 9
1 1 1 1 1 0 1 2 6
0 1 0 1 1 1 1 2 0
1 3 0 1 0 0 1 1 0 0 1
POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II No Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 0 1 1 1 0 1
6 0 0 1 0 1 0 0 1 0
7 1 1 1 0 0 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 0 1 1 7
1 0 1 0 1 0 1 1 7
0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 2 1
0 0 1 0 0 0 0
5
0 1 0 1 0 1 0 1 6
7
NomorSoal 1 1 1 1 4 5 6 7 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
7
1 1 1 1 1 1 1 2 4
0 1 1 1 1 0 1 2 1
0 1 1 1 0 0 0 1 2
0 1 1 1 0 0 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 3 0
1 1 0 1 1 1 1 2 7
0 0 1 0 1 0 0 1 3
1 8 0 1 1 0 0 0 1 0 0
1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1
2 4 0 1 1 1 1 1 1 0 0
2 5 1 1 1 1 1 0 0 1 0
2 6 0 1 1 1 1 1 0 1 0
2 7 1 1 1 1 0 1 1 0 1
2 8 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 2 8
0 10 33.33 0 19 63.33 1 23 76.67 0 19 63.33 1 15 50.00 1 14 46.67 1 19 63.33 2 1883.3 2 565 3 Rata-rata 52.31 StandarDeviasi 17.76 Nilai Max 83.33 Nilai Min 16.67
2 9 0 1 1 0 1 1 0 1 0
3 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1
Skor
Nilai
22 25 24 18 26 24 21 22 21
73.33 83.33 80.00 60.00 86.67 80.00 70.00 73.33 70.00
337
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0
25 27 24 22 23 20 20 15 21 27 17 27 20 20 21 19 24 23 21 23 25 24 22 26 25 23 26
83.33 90.00 80.00 73.33 76.67 66.67 66.67 50.00 70.00 90.00 56.67 90.00 66.67 66.67 70.00 63.33 80.00 76.67 70.00 76.67 83.33 80.00 73.33 86.67 83.33 76.67 86.67
338
Jumla h
3 2
3 2
2 6
3 6
2 8
1 3
3 2
3 4
3 4
3 3
2 5
2 9
1 8
6
1 8
3 5
3 2
9
3 2
3 5
3 2
3 5
3 5
2 6
2 3
1 6
3 0
3 5
2 0
2 2710.0 2 813 0 Rata-rata 75.28 StandarDeviasi 9.61 Nilai Max 90.00 Nilai Min 50.00
339 Lampiran 14 NILAI PRETEST, POSTTEST, DAN N-GAIN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH KELAS EKSPERIMEN I DAN II KELAS EKSPERIMEN I NKriteria NNomor Pretest Posttest Gain Gain 1 50 90 0.80 Tinggi 2 50 93.33 0.87 Tinggi 3 46.67 86.67 0.75 Tinggi 4 70 83.33 0.44 Sedang 5 66.67 96.67 0.90 Tinggi 6 50 86.67 0.73 Tinggi 7 53.33 80 0.57 Sedang 8 76.67 70 -0.29 Rendah 9 43.33 76.67 0.59 Sedang 10 70 86.67 0.56 Sedang 11 56.67 83.33 0.62 Sedang 12 76.67 80 0.14 Rendah 13 16.67 76.67 0.72 Tinggi 14 63.33 86.67 0.64 Sedang 15 36.67 73.33 0.58 Sedang 16 50 86.67 0.73 Tinggi 17 83.33 83.33 0.00 Rendah 18 33.33 60 0.40 Rendah 19 60 90 0.75 Tinggi 20 16.67 76.67 0.72 Tinggi
KELAS EKSPERIMEN II NKriteria NNomor Pretest Posttest Gain Gain 1 16.67 73.33 0.68 Sedang 2 80 83.33 0.17 Rendah 3 73 80 0.26 Rendah 4 40 60 0.33 Rendah 5 60 86.67 0.67 Sedang 6 63.33 80 0.45 Sedang 7 40 70 0.50 Sedang 8 46.67 73.33 0.50 Sedang 9 30 70 0.57 Sedang 10 60 83.33 0.58 Sedang 11 66.67 90 0.70 Sedang 12 36.67 80 0.68 Sedang 13 56.67 73.33 0.38 Sedang 14 63 76.67 0.37 Sedang 15 36.67 66.67 0.47 Sedang 16 76.67 66.67 -0.43 Rendah 17 53.33 50 -0.07 Rendah 18 50 70 0.40 Sedang 19 53.33 90 0.79 Tinggi 20 56.67 56.67 0.00 Rendah
340 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 MAX MIN Rata2 SD
50 56.67 50 60 50 36.67 76.67 30 56.67 20 50 50 86.67 36.67 56.67 50 86.67 16.67 52.41 17.249
86.67 80 83.33 76.67 66.67 70 86.67 90 83.33 80 90 90 80 80 86.67 86.67 96.67 60 82.32 7.7181
0.73 0.54 0.67 0.42 0.33 0.53 0.43 0.86 0.62 0.75 0.80 0.80 -0.50 0.68 0.69 0.73 0.9001 -0.5 0.56 0.3054
Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi
Sedang
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 MAX MIN Rata2 SD
30 53.33 56.67 50 26.67 16.67 83.33 30 80 33.33 63.33 76.67 63.33 50 46.67 63.33 83.33 16.67 52.30 17.743
90 66.67 66.67 70 63.33 80 76.67 70 76.67 83.33 80 73.33 86.67 83.33 76.67 86.67 90.00 50 75.28 9.6071
0.86 0.29 0.23 0.40 0.50 0.76 -0.40 0.57 -0.17 0.75 0.45 -0.14 0.64 0.67 0.56 0.64 0.86 -0.429 0.41 0.3259
Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang
Sedang
341 LAMPIRAN 15 HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH TIAP SUBKONSEP KELAS EKSPERIMEN I DAN II PRETEST KELAS EKSPERIMEN I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Sub-Konsep 1 2 3 4 5 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
6 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
Jumlah 4 4 4 4 6 4 6 5 4 6 5 4 2 5 2 6 3 3 4 1 4 3 3 4 2
7 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Sub-Konsep 2 9 10 11 12 13 14 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
15 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
17 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
Jumlah 6 4 3 9 7 6 6 11 4 7 4 8 1 6 4 5 12 1 6 3 5 7 8 7 6
Sub-Konsep 5 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Jumlah Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 0 0 0 1 0 0 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 2 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 3 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 3 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 3 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 3 0 1 0 0 1
30 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
Jumlah 3 4 5 4 3 2 2 4 3 3 3 5 1 3 3 2 4 2 4 1 3 5 1 4 3
342 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 Jumlah Persentase
0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
4 4 3 4 1 2 3 5 3 3 5 135 62.5
0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1
0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0
1 8 4 6 3 5 5 12 2 5 5 202 46.76
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 20 55.56
Sub-Konsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 135 : 216 x 100 = 62.5% Sub-Konsep 2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 201 : 432 x 100= 46.76% Sub-Konsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 20 : 36 x 100 = 55.56% Sub-Konsep 4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 98 : 180 x 100 = 54.44% Sub-Konsep 5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 111 : 216 x 100 = 51.39%
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
3 5 0 2 0 4 4 4 3 3 1 98 54.44
0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
2 5 2 4 1 3 2 5 2 5 3 111 51.39
343 PRETEST KELAS EKSPERIMEN II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Sub-Konsep 1 2 3 4 5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
6 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
Jumlah 1 6 6 2 3 5 4 4 4 4 4 3 2 5 3 6 4 2 4 5 2 4 4 4 3 1 6 4
7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
8 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
9 10 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
Sub-Konsep 2 11 12 13 14 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0
15 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
16 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0
17 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
Jumlah 3 10 9 2 7 5 3 5 4 5 6 4 6 6 4 10 4 5 4 6 2 4 6 6 4 3 10 4
Sub-Konsep 5 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Jumlah Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
Jumlah 1 5 5 4 3 5 3 4 1 4 5 3 4 5 2 5 4 5 4 4 1 4 4 4 1 1 5 1
344 29 30 31 32 33 34 35 36
1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 Jumlah Persentase
1 1 1 1 1 0 0 1
1 0 1 1 1 0 1 0
6 3 4 6 4 2 4 4 138 63.89
1 0 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 1
1 0 0 1 0 1 0 0
1 0 1 0 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 1
1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
10 3 6 7 6 5 3 7 194 44.91
0 0 1 0 1 0 1 0
0 0 1 0 1 0 1 0 16 44.44
Sub-Konsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 138 : 216 x 100 = 63.89% Sub-Konsep 2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 194 : 432 x 100= 44.91% Sub-Konsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 16 : 36 x 100 = 44.44% Sub-Konsep 4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 85 : 180 x 100 = 47.22% Sub-Konsep 5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 132 : 216 x 100 = 61.11%
1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0 0 0
3 1 4 5 4 3 2 3 85 47.22
0 0 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1 1
5 3 4 5 4 5 4 5 132 61.11
345 POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sub-Konsep 1 2 3 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 5 5 5 5 6 5 5 4 4 6 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5
7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
9 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Sub-Konsep 2 11 12 13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
15 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
Jumlah 11 11 10 10 11 11 9 7 9 10 10 9 9 11 9 10 10 3 11 7 11 9 10 10 7 8 11 11
Sub-Konsep 5 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Jumlah Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1
30 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1
Jumlah 5 6 5 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5
346 29 30 31 32 33 34 35 36
0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jumlah Persentase
1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 0 0 0 0
5 6 5 6 4 5 5 5 173 80.09
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 1 1
9 8 11 10 10 10 11 11 345 79.86
1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0 29 80.56
Sub-Konsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 173 : 216 x 100 = 80.09% Sub-Konsep 2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 345 : 432 x 100= 79.86% Sub-Konsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 29 : 36 x 100 = 80.56% Sub-Konsep 4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 178 : 180 x 100 = 98.89% Sub-Konsep 5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 164 : 216 x 100 = 75.93%
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
5 5 5 5 5 5 5 5 178 98.89
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 1 0 0 0 0
5 4 5 6 4 4 4 5 164 75.93
347 POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
Sub-Konsep 1 2 3 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
6 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0
Jumlah 5 5 6 3 6 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 6 3 4 4 5 6 5 5 2 4
7 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sub-Konsep 2 10 11 12 13 14 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
15 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
18 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0
Sub-Konsep 5 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Jumlah Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 8 1 1 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 10 1 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 1 10 0 0 1 1 1 1 0 4 0 0 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 8 0 0 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 6 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 4 0 0 0 1 0 7 0 0 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 0
Jumlah
30 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
Jumlah 4 5 5 5 5 4 2 4 2 4 6 5 5 5 3 4 3 4 5 2 6 3 2 2 4 4 4 3
348 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jumlah Persentase
0 1 1 1 1 0 1 1
0 1 0 0 1 0 0 0
3 6 5 5 6 4 5 5 167 77.31
1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0
10 8 8 9 10 10 8 10 305 70.60
1 1 1 1 1 1 1 1
Sub-Konsep 1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 167 : 216 x 100 = 77.31% Sub-Konsep 2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 305 : 432 x 100= 70.60% Sub-Konsep 3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 32 : 36 x 100 = 88.89% Sub-Konsep 4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 163 : 180 x 100 = 90.56% Sub-Konsep 5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 146 : 216 x 100 = 67.59%
1 1 1 1 1 1 1 1 32 88.89
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1
5 5 5 4 4 5 5 5 163 90.56
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 0 1
0 1 1 0 0 0 1 0
4 5 5 3 5 5 4 5 146 67.59
349 N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I Sub-Konsep 1 Sub-Konsep 2 NNo Pretest Posttest Gain Pretest Posttest 1 66.67 83.33 0.50 50 91.67 2 66.67 83.33 0.50 33.33 91.67 3 66.67 83.33 0.50 25 83.33 4 66.67 83.33 0.50 75 83.33 5 100 100 0.00 58.33 91.67 6 66.67 83.33 0.50 50 91.67 7 100 83.33 0.00 50 75 8 83.33 66.67 -1.00 91.67 58.33 9 66.67 66.67 0.00 33.33 75 10 100 100 0.00 58.33 83.33 11 83.33 83.33 0.00 33.33 83.33 12 66.67 83.33 0.50 66.67 75 13 33.33 66.67 0.50 8.33 75 14 83.33 83.33 0.00 50 91.67 15 33.33 66.67 0.50 33.33 75 16 100 83.33 0.00 41.67 83.33 17 50 66.67 0.33 100 83.33 18 50 83.33 0.67 8.33 25 19 66.67 83.33 0.50 50 91.67 20 16.67 83.33 0.80 25 58.33 21 66.67 83.33 0.50 41.67 91.67 22 50 83.33 0.67 58.33 75 23 50 83.33 0.67 66.67 83.33
Sub-Konsep 3 NGain Pretest Posttest 0.83 0 100 0.88 100 100 0.78 0 100 0.33 0 100 0.80 100 100 0.83 0 100 0.50 100 100 -4.00 0 100 0.63 0 100 0.60 100 100 0.75 100 100 0.25 100 100 0.73 0 100 0.83 100 100 0.63 0 100 0.71 100 100 0.00 100 100 0.18 100 0 0.83 0 100 0.44 0 100 0.86 0 100 0.40 0 0 0.50 0 100
Sub-Konsep 4 NGain Pretest Posttest 1.00 40 100 0.00 40 100 1.00 40 100 1.00 80 100 0.00 60 100 1.00 60 100 0.00 20 100 1.00 60 100 1.00 40 100 0.00 80 100 0.00 80 100 0.00 100 100 1.00 20 100 0.00 80 100 1.00 40 60 0.00 20 100 0.00 100 100 0.00 60 100 1.00 80 100 1.00 0 100 1.00 60 100 0.00 40 100 1.00 60 100
Sub-Konsep 5 NGain Pretest Posttest 1.00 50 83.33 1.00 66.67 100 1.00 83.33 83.33 1.00 66.67 66.67 1.00 50 100 1.00 33.33 66.67 1.00 33.33 66.67 1.00 66.67 66.67 1.00 50 66.67 1.00 50 66.67 1.00 50 66.67 0.00 83.33 66.67 1.00 16.67 66.67 1.00 50 66.67 0.33 50 83.33 1.00 33.33 83.33 0.00 66.67 83.33 1.00 33.33 83.33 1.00 66.67 83.33 1.00 16.67 83.33 1.00 50 66.67 1.00 83.33 83.33 1.00 16.67 66.67
NGain 0.67 1.00 0.00 0.00 1.00 0.50 0.50 0.00 0.33 0.33 0.33 -1.00 0.60 0.33 0.67 0.75 0.50 0.75 0.50 0.80 0.33 0.00 0.60
350 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
66.67 66.67 33.33 50 66.67 50 66.67 83.33 50 83.33 66.67 83.33 16.67 100 33.33 83.33 50 100 83.33 66.67 60 83.33 50 83.33 83.33 83.33 Rata-Rata
0.00 0.25 -0.50 0.50 0.67 0.50 1.00 0.75 1.00 -1.00 0.58 0.67 0.00 0.32
58.33 50 8.33 66.67 33.33 50 25 41.67 41.67 100 16.67 41.67 41.67
83.33 58.33 66.67 91.67 91.67 75 66.67 91.67 83.33 83.33 83.33 91.67 91.67
0.60 0.17 0.64 0.75 0.88 0.50 0.56 0.86 0.71 0.00 0.80 0.86 0.86 0.49
0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 100 100 100
0 100 0 100 100 100 100 100 0 100 0 100 0
0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.39
60 60 60 100 0 40 0 80 80 80 60 60 20
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1.00 1.00 1.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.90
66.67 50 33.33 83.33 33.33 66.67 16.67 50 33.33 83.33 33.33 83.33 50
66.67 66.67 83.33 66.67 83.33 83.33 66.67 83.33 100 66.67 66.67 66.67 83.33
0.00 0.33 0.75 -1.00 0.75 0.50 0.60 0.67 1.00 -1.00 0.50 -1.00 0.67 0.34
351 N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II Sub-Konsep 1 Sub-Konsep 2 NNo Pretest Posttest Gain Pretest Posttest 1 16.67 83.33 0.80 25 66.67 2 100 83.33 0.00 83.33 83.33 3 100 100 0.00 75 66.67 4 33.33 50 0.25 16.67 33.33 5 50 100 1.00 58.33 75 6 83.33 66.67 -1.00 41.67 83.33 7 66.67 83.33 0.50 25 66.67 8 66.67 83.33 0.50 41.67 66.67 9 66.67 83.33 0.50 33.33 83.33 10 66.67 83.33 0.50 41.67 83.33 11 66.67 83.33 0.50 50 83.33 12 50 83.33 0.67 33.33 66.67 13 33.33 66.67 0.50 50 58.33 14 83.33 66.67 -1.00 50 66.67 15 50 83.33 0.67 33.33 66.67 16 100 66.67 0.00 83.33 58.33 17 66.67 66.67 0.00 33.33 50 18 33.33 66.67 0.50 41.67 58.33 19 66.67 100 1.00 33.33 83.33 20 83.33 50 -2.00 50 50 21 33.33 66.67 0.50 16.67 91.67 22 66.67 66.67 0.00 33.33 66.67 23 66.67 83.33 0.50 50 58.33
Sub-Konsep 3 NGain Pretest Posttest 0.56 0 100 0 0 100 -0.33 0 100 0.2 100 100 0.4 100 100 0.71 0 100 0.56 100 100 0.43 0 100 0.75 0 0 0.71 100 100 0.67 100 100 0.5 0 100 0.17 100 100 0.33 100 100 0.5 100 0 -1.5 0 100 0.25 100 0 0.29 0 100 0.75 100 100 0 0 100 0.9 100 100 0.5 100 100 0.17 100 100
Sub-Konsep 4 NGain Pretest Posttest 1.00 0 80 1.00 60 80 1.00 40 80 0.00 60 100 0.00 80 100 1.00 80 100 0.00 20 100 1.00 20 80 0.00 0 80 0.00 80 100 0.00 80 100 1.00 20 100 0.00 80 100 0.00 40 100 0.00 20 80 1.00 40 80 0.00 60 40 1.00 60 100 0.00 60 100 1.00 40 100 0.00 60 100 0.00 60 80 0.00 40 100
Sub-Konsep 5 NGain Pretest Posttest 0.80 16.67 66.67 0.50 83.33 83.33 0.67 83.33 83.33 1.00 66.67 83.33 1.00 50 83.33 1.00 83.33 66.67 1.00 50 33.33 0.75 66.67 66.67 0.80 16.67 33.33 1.00 66.67 66.67 1.00 83.33 100 1.00 50 83.33 1.00 66.67 83.33 1.00 83.33 83.33 0.75 33.33 50 0.67 83.33 66.67 -0.50 66.67 50 1.00 83.33 66.67 1.00 66.67 83.33 1.00 66.67 33.33 1.00 16.67 100 0.50 66.67 50 1.00 66.67 33.33
NGain 0.60 0.00 0.00 0.50 0.67 -1.00 -0.33 0.00 0.20 0.00 1.00 0.67 0.50 0.00 0.25 -1.00 -0.50 -1.00 0.50 -1.00 1.00 -0.50 -1.00
352 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
66.67 100 50 83.33 16.67 83.33 100 33.33 66.67 66.67 100 50 50 100 66.67 83.33 100 83.33 66.67 100 33.33 66.67 66.67 83.33 66.67 83.33 Rata-Rata
1.00 0.67 0.80 0.00 0.00 0.00 1.00 0.50 0.00 1.00 0.50 0.50 0.50 0.32
50 33.33 25 83.33 33.33 83.33 25 50 58.33 50 41.67 25 58.33
66.67 58.33 75 91.67 75 83.33 66.67 66.67 75 83.33 83.33 66.67 83.33
0.33 0.37 0.67 0.5 0.63 0 0.56 0.33 0.4 0.67 0.71 0.56 0.6 0.38
0 0 0 0 0 0 0 100 0 100 0 100 0
100 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 1.00 0.00 1.00 0.00 1.00 0.5
20 0 0 80 0 60 20 80 100 80 60 40 60
80 60 100 100 80 100 100 100 80 80 100 100 100
0.75 0.60 1.00 1.00 0.80 1.00 1.00 1.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 0.81
66.67 16.67 16.67 83.33 16.67 83.33 50 66.67 83.33 66.67 83.33 66.67 83.33
33.33 66.67 66.67 66.67 50 66.67 83.33 83.33 50 83.33 83.33 66.67 83.33
-1.00 0.60 0.60 -1.00 0.40 -1.00 0.67 0.50 -2.00 0.50 0.00 0.00 0.00 -0.06
353 Lampiran 16 HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH TIAP JENJANG KOGNITIF KELAS EKSPERIMEN I DAN II PRETEST KELAS EKSPERIMEN I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
2 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
5 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
C1 6 14 15 16 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1
22 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
25 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0
26 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
27 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
28 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
Total 5 8 9 8 8 4 5 10 5 9 8 10 2 8 4 5 8 2 7 3 8 6 6
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
4 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
7 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
C2 9 12 13 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
19 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
20 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
Total 29 Skor 1 5 1 4 1 2 1 6 1 7 1 6 1 5 1 7 1 4 1 7 1 6 1 7 0 1 1 7 0 3 1 6 1 9 0 4 1 6 0 1 0 5 1 6 1 4
C3 Total C4 17 21 Skor 8 10 11 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1
Total 23 Skor 0 3 0 2 0 1 1 4 1 3 0 2 1 4 1 4 0 1 1 3 1 1 1 3 0 1 1 2 0 1 1 2 1 5 1 2 1 4 0 0 1 2 1 4 0 3
C5 Total C6 Total 38 Skor 48 Skor 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
354 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 TOTAL PERSENTASE
0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
9 6 3 10 5 7 2 5 8 10 3 7 6 229 53.01
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
5 3 4 7 3 7 2 5 3 8 4 5 4 178 54.94
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
C1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 229 : 432 x 100 = 53.01 % C2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 178 : 324 x 100= 54.94 % C3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 35 : 72 x 100 = 48.61% C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 92 : 180 x 100 = 51.11% C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 16 : 36 x 100 = 44.44% C6 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 16 : 36 x 100 = 44.44%
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
0 1 1 2 0 0 0 0 1 2 1 0 1 35 48.61
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0
1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
3 3 2 3 1 1 2 4 2 5 2 4 3 92 51.11
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 16 44.44
1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 16 44.44
355 PRETEST KELAS EKSPERIMEN II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
6 14 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
C1 15 16 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
22 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
25 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
26 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
27 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
28 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
Total 1 11 9 6 8 8 6 7 3 9 9 6 8 9 6 11 7 7 7 8 4 7 8 6 4
3 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
4 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
9 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C2 12 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
13 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
19 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
20 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0
29 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
Total Skor 3 8 8 3 6 6 5 3 3 5 6 3 5 4 2 7 5 4 5 4 3 5 4 3 1
C3 Total C4 17 21 Skor 8 10 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
23 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
Total Skor 0 4 4 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 3 2 4 1 2 4 4 3
C5 Total C6 Total 38 Skor 48 Skor 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
356 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 TOTAL PERSENTASE
0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0
2 11 3 11 6 9 10 9 7 7 10 260 60.19
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 8 3 8 3 6 6 6 4 4 6 165 50.93
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
C1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 260 : 432 x 100 = 60.19% C2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 165 : 324 x 100= 50.93 % C3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 14 : 72 x 100 = 19.44% C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 92 : 180 x 100 = 51.11% C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 12 : 36 x 100 = 33.33% C6 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 22 : 36 x 100 = 61.11%
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 14 19.44
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0
0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
2 3 2 4 1 3 3 3 3 2 2 92 51.11
0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 12 33.33
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 22 61.11
357 POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
C1 6 14 15 16 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
26 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Total 10 10 9 11 12 11 10 8 8 10 10 8 10 10 8 11 9 8 11 9 9 10 9 9 9
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C2 9 12 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 29 Skor 1 9 1 9 1 9 0 6 1 9 0 7 0 6 1 7 0 7 1 9 1 8 1 9 0 7 1 9 1 8 1 8 1 9 1 5 1 9 1 7 1 9 1 7 1 8 1 7 0 5
C3 Total C4 17 21 Skor 8 10 11 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 2 0 1 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 2 0 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
Total 23 Skor 1 5 1 5 1 5 1 5 1 4 1 5 1 5 1 3 1 5 1 4 1 4 1 3 1 3 1 4 1 4 1 4 1 3 1 2 1 4 1 3 1 5 1 4 1 4 1 4 1 3
C5 Total C6 Total 38 Skor 48 Skor 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
358 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 TOTAL PERSENTASE
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 8 10 10 11 11 12 9 9 11 10 348 80.56
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
6 9 9 8 8 8 8 9 8 7 8 281 86.73
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 348 : 432 x 100 = 80.56 % C2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 281 : 324 x 100= 86.73 % C3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 68 : 72 x 100 = 94.44% C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 143 : 180 x 100 = 79.44% C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 35 : 36 x 100 = 97.22% C6 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 14 : 36 x 100 = 38.57%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 68 94.44
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 5 4 3 2 5 3 3 4 5 5 143 79.44
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 97.22
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 14 38.89
359 POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
5 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
C1 6 14 15 16 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0
26 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
27 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 8 10 11 8 10 9 7 8 7 9 10 8 8 8 7 9 6 8 11 5 10 7 7 7 7
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C2 9 12 13 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 29 Skor 0 7 1 9 1 8 0 4 1 8 1 8 0 7 1 8 0 7 0 8 1 9 1 8 1 6 1 8 1 7 0 6 1 5 0 5 1 9 1 6 1 9 0 6 0 7 0 7 1 6
C3 Total C4 17 21 Skor 8 10 11 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0
18 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
Total 23 Skor 1 4 1 4 0 3 1 2 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 5 1 4 1 4 1 3 1 4 1 3 1 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 1 4 1 4
C5 Total C6 Total 38 Skor 48 Skor 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
360 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 TOTAL PERSENTASE
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 7 8 8 10 8 9 11 10 8 10 303 70.14
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
7 7 6 8 7 8 7 9 9 7 9 262 80.86
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C1 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 303 : 432 x 100 = 70.14 % C2 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 262 : 324 x 100= 80.86 % C3 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 64 : 72 x 100 = 88.89% C4 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 136 : 180 x 100 = 75.56% C5 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 26 : 36 x 100 = 72.22% C6 Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 22 : 36 x 100 = 61.11%
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 64 88.89
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 136 75.56
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 26 72.22
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 22 61.11
361 N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
C1 C2 C3 C4 C5 C6 N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest 41.67 83.33 0.71 55.56 100.00 1.00 50 100 1 60 100 1.00 100 100 0 0 0 0 66.67 83.33 0.50 44.44 100.00 1.00 0 100 1 40 100 1.00 0 100 1 100 100 0 75.00 75.00 0.00 22.22 100.00 1.00 50 50 0 20 100 1.00 0 100 1 100 100 0 66.67 91.67 0.75 66.67 66.67 0.00 50 100 1 80 100 1.00 100 100 0 100 0 0 66.67 100.00 1.00 77.78 100.00 1.00 50 100 1 60 80 0.50 100 100 0 0 100 1 33.33 91.67 0.88 66.67 77.78 0.33 100 100 0 40 100 1.00 100 100 0 0 0 0 41.67 83.33 0.71 55.56 66.67 0.25 50 100 1 80 100 1.00 0 100 1 100 0 0 83.33 66.67 -1.00 77.78 77.78 0.00 100 100 0 80 60 -1.00 0 100 1 0 0 0 41.67 66.67 0.43 44.44 77.78 0.60 50 100 1 20 100 1.00 100 100 0 100 0 0 75.00 83.33 0.33 77.78 100.00 1.00 50 100 1 60 80 0.50 100 100 0 0 0 0 66.67 83.33 0.50 66.67 88.89 0.67 50 100 1 20 80 0.75 100 100 0 0 0 0 83.33 66.67 -1.00 77.78 100.00 1.00 100 100 0 60 60 0.00 100 100 0 0 100 1 16.67 83.33 0.80 11.11 77.78 0.75 50 100 1 20 60 0.50 0 100 1 0 0 0 66.67 83.33 0.50 77.78 100.00 1.00 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 0 0 33.33 66.67 0.50 33.33 88.89 0.83 100 50 0 20 80 0.75 0 0 0 100 100 0 41.67 91.67 0.86 66.67 88.89 0.67 50 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 0 0 66.67 75.00 0.25 100.00 100.00 0.00 100 100 0 100 60 0.00 100 100 0 0 100 1 16.67 66.67 0.60 44.44 55.56 0.20 50 50 0 40 40 0.00 0 100 1 100 100 0 58.33 91.67 0.80 66.67 100.00 1.00 50 100 1 80 80 0.00 0 100 1 0 0 0 25.00 75.00 0.67 11.11 77.78 0.75 50 100 1 0 60 0.60 0 100 1 0 100 1 66.67 75.00 0.25 55.56 100.00 1.00 0 100 1 40 100 1.00 0 100 1 0 0 0 50.00 83.33 0.67 66.67 77.78 0.33 50 100 1 80 80 0.00 0 100 1 0 0 0 50.00 75.00 0.50 44.44 88.89 0.80 50 100 1 60 80 0.50 100 100 0 0 100 1 75.00 75.00 0.00 55.56 77.78 0.50 0 100 1 60 80 0.50 0 100 1 100 0 0 50.00 75.00 0.50 33.33 55.56 0.33 50 100 1 60 60 0.00 100 100 0 100 0 0
362 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
25.00 66.67 83.33 66.67 41.67 83.33 58.33 83.33 16.67 91.67 41.67 91.67 66.67 100.00 83.33 75.00 25.00 75.00 58.33 91.67 50.00 83.33 Rata-Rata
0.56 -1.00 0.71 0.60 0.90 0.86 1.00 -0.50 0.67 0.80 0.67 0.44
44.44 77.78 33.33 77.78 22.22 55.56 33.33 88.89 44.44 55.56 44.44
66.67 100.00 100.00 88.89 88.89 88.89 88.89 100.00 88.89 77.78 88.89
0.40 1.00 1.00 0.50 0.86 0.75 0.83 1.00 0.80 0.50 0.80 0.68
50 100 0 0 0 0 50 100 50 0 50
50 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.72
40 60 20 20 40 80 40 100 40 80 60
80 100 80 60 40 100 60 60 80 100 100
0.67 1.00 0.75 0.50 0.00 1.00 0.33 0.00 0.67 1.00 1.00 0.55
0 100 0 100 0 100 100 0 0 0 0
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0.53
100 0 0 100 0 0 0 100 100 100 100
100 100 100 100 0 0 100 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0.22
363 N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
C1 C2 C3 C4 C5 C6 N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest 8.33 66.67 0.64 33.33 77.78 0.67 0 100 1 0 80 0.80 0 0 0 100 100 0 91.67 83.33 -1.00 88.89 100.00 1.00 0 50 0.5 80 80 0.00 0 100 1 100 0 0 75.00 91.67 0.67 88.89 88.89 0.00 0 50 0.5 80 60 -1.00 0 100 1 100 0 0 50.00 66.67 0.33 33.33 44.44 0.17 0 100 1 40 40 0.00 100 100 0 0 100 1 66.67 83.33 0.50 66.67 88.89 0.67 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 100 1 66.67 75.00 0.25 66.67 88.89 0.67 50 100 0 60 80 0.50 0 100 1 100 0 0 50.00 58.33 0.17 55.56 77.78 0.50 0 100 1 20 80 0.75 0 100 1 0 0 0 58.33 66.67 0.20 33.33 88.89 0.83 50 100 0 60 80 0.50 0 0 0 0 0 0 25.00 58.33 0.44 33.33 77.78 0.67 0 100 1 40 80 0.67 0 0 0 100 100 0 75.00 75.00 0.00 55.56 88.89 0.75 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 100 1 75.00 83.33 0.33 66.67 100.00 1.00 0 50 0.5 60 100 1.00 100 100 0 100 100 0 50.00 66.67 0.33 33.33 88.89 0.83 0 100 0 40 80 0.67 0 100 1 0 100 1 66.67 66.67 0.00 55.56 66.67 0.25 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 100 1 75.00 66.67 -0.33 44.44 88.89 0.80 0 100 1 80 60 -1.00 100 100 0 100 100 0 50.00 58.33 0.17 22.22 77.78 0.71 0 100 0 40 80 0.67 0 0 0 100 0 0 91.67 75.00 -2.00 77.78 66.67 -0.50 0 50 0.5 60 60 0.00 100 0 0 100 100 0 58.33 50.00 -0.20 55.56 55.56 0.00 50 50 0 40 20 0.00 0 100 1 100 100 0 58.33 66.67 0.20 44.44 55.56 0.20 0 100 1 60 80 0.50 0 100 1 100 100 0 58.33 91.67 0.80 55.56 100.00 1.00 50 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 0 0 66.67 41.67 -0.75 44.44 66.67 0.40 50 50 0 80 80 0.00 0 100 1 0 0 0 33.33 83.33 0.75 33.33 100.00 1.00 50 100 1 20 80 0.75 0 100 1 0 100 1 58.33 58.33 0.00 55.56 66.67 0.25 50 100 1 40 80 0.67 0 0 0 100 100 0 66.67 58.33 -0.25 44.44 77.78 0.60 0 100 1 80 60 -1.00 100 100 0 0 0 0 50.00 58.33 0.17 33.33 77.78 0.67 50 100 1 80 80 0.00 0 0 0 100 100 0 33.33 58.33 0.38 11.11 66.67 0.63 0 50 0.5 60 80 0.50 0 0 0 0 100 1
364 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
16.67 75.00 91.67 58.33 25.00 66.67 91.67 66.67 50.00 83.33 75.00 66.67 83.33 75.00 75.00 91.67 58.33 83.33 58.33 66.67 83.33 83.33 Rata-Rata
0.70 -4.00 0.56 -3.00 0.67 -0.33 -0.50 0.67 0.60 0.20 0.00 -0.07
0.00 88.89 33.33 88.89 33.33 66.67 66.67 66.67 44.44 44.44 66.67
77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 88.89 77.78 100.00 100.00 77.78 100.00
0.78 -1.00 0.50 0.00 0.67 0.67 0.33 1.00 1.00 0.60 1.00 0.54
0 50 0 0 0 0 100 0 0 0 0
100 100 100 100 100 100 100 50 100 100 100
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0.68
40 60 40 80 20 60 60 60 60 40 40
80 100 80 80 80 80 80 80 60 80 80
0.67 1.00 0.67 0.00 0.75 0.50 0.50 0.00 0.00 0.67 0.67 0.36
0 100 0 0 0 100 100 100 0 0 0
100 100 0 100 100 100 0 100 100 100 100
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0.44
100 100 100 100 0 0 100 0 100 100 100
100 100 100 0 100 100 0 0 0 100 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0.25
365 Lampiran 17 UJI NORMALITAS GAIN a) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen I (Problem Based Learning) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai.Gain.HOT.XMIA1
Df
,216
Shapiro-Wilk Sig.
36
Statistic
,000
Df
,845
Sig. 36
,000
a. Lilliefors Significance Correction
b) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen II (Project Based Learning) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai.Gain.HOT.XMIA2
df
,149
Shapiro-Wilk Sig.
36
Statistic
,042
Df
,958
Sig. 36
,185
a. Lilliefors Significance Correction
c) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Kelas Eksperimen II (Project Based Learning) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai.Gain.Kognitif.XMIA1
df
,119
Shapiro-Wilk Sig.
36
Statistic
,200
*
df
,951
Sig. 36
,113
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
d) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Kelas Eksperimen II (Project Based Learning) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Gain.Kognitif.XMIA2
df ,076
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk Sig.
36
,200
Statistic *
,974
df
Sig. 36
,558
366 Lampiran 18 UJI BEDA GAIN (Mann Whitney U) KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Ranks Kelas
GainHOT
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
36
39,25
1413,00
2
36
33,75
1215,00
Total
72
a
Test Statistics
GainHOT Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Kelas
549,000 1215,000 -1,116 ,264
367 Lampiran 19 UJI HOMOGENITAS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH
Test of Homogeneity of Variances Gain. LOT Levene Statistic
df1
,341
df2 1
Sig. 70
,561
ANOVA Gain.LOT Sum of Squares Between Groups
Df
Mean Square
863,409
1
863,409
Within Groups
22476,612
70
321,094
Total
23340,021
71
F 2,689
Sig. ,106
368 Lampiran 20 UJI T GAIN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH
Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
1
36
29,9072
17,11780
2,85297
2
36
22,9814
18,68609
3,11435
GainLOT
Independent Samples Test Levene's Test for Equality
t-test for Equality of Means
of Variances F
Equal variances assumed
Sig.
,341
,561
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval
tailed)
Difference
Difference
of the Difference Lower
Upper
1,640
70
,106
6,92583
4,22357
-1,49782
15,34949
1,640
69,469
,106
6,92583
4,22357
-1,49895
15,35062
GainLOT Equal variances not assumed
369 Lampiran 21. Lembar Wawancara Guru
370
Lampiran 22 NILAI SISWA PADA MATERI SEBELUM FUNGI 1. Kelas Eksperimen I Nama ADHINDA THASYA BILLA ADITYA PRAWIRA JAYA VIYATA ALLISSA RAHMAN ANISA ISMA FATIANA ANNISA PUTRI RAHMADITA ANNISA ZAHRA SAFHIRA AULIA RAMDHANI AUNIA YASYFIN DARIN SALMA GITA PRASPA RAMDHANI HALLYENA RISFENTI HIRAM ANNANN INDIRA PUTRI PRATAMI INSYIRAH NABIL NISMARA IRFAN FADHILA PRATAMA KHAIRUNNISA NURALYA KHAMEELA RAHMAH MICHAEL JOSE HELMY APRILIO MITA MUTIARTA MURBA MUHAMMAD YASIR FALAH NAURA ALIFA NURUL ASTRI HALIZAH RAFIF TARIS RENADESTIA ARKISWARI PANORA RICHARDO ELKANA TARIGAN RINALDI TEGAR PRYO PURNOMO RIZKY NAUFAL FAUZANDIKA SULTHON MUHAMMAD FAUZI AULIA SURYA PUTRA CHANDRA THONTOWI WALLACE VELAYATI TRIWENING LARASATI TUNGGAL BAYU LAKSONO VENA ADRIANTI NINGRUM YERAHMEEL DWIYAWARA YONANDA 'AINUL QALBI YUALITA PRASIDA RAMADHANI
Virus 68 80 80 80 84 68 92 80 80 80 72 72 76 80 44 80 84 40 76 84 76 88 80 72 84 64 76 72 80 76 68 76 80 72 72 80
Bakteri 76 75 80 80 85 76 85 80 76 85 76 76 76 80 75 85 80 75 80 80 80 75 80 76 75 75 76 75 75 75 76 75 75 80 76 76
Protista 76 75 80 80 85 76 85 80 76 85 76 76 76 80 75 85 80 75 80 80 80 75 80 76 75 75 76 75 75 75 76 75 75 80 76 76
371
2. Kelas Eksperimen II Nama AFIFAH AULIA AFINDITA WIDIANTI PUTRI ALEXANDER TUA GABRIEL PANJAITAN ANANDA GRACELA ANABEL ARMILDA MUTIARA AZZAHRA AULIA RIZKY KUSUMA BIANCADITA NAUFALLY TAQIYYA AZKA MAGIBRI DANDUNG SEKTIAN DHAFIRA NAURAH RENGGANIS PUTRI DREWYA CINANTYAN PRASASYA FITRIA DWI WULANDARI GHINA AYUDIYA PUTRI HASNA SHOFIYA BUNTORO HERMAWAN WIBISANA ARIFIN HILMI KHULUQY IMTIYAZ MAULIDA JODI ANDEJO KONI MENTARI ASHRI NURULWILDANI MIRANDIKA JULISTARANI MOCHAMMAD.ORYZA CATUR DARMA YUDHA MUHAMMAD FATIH MUHAMMAD RAFI' FASYA RINALDI MUHAMMAD ZALFA FADHILAH MUHAMMAD.NAZRENA RAMADHAN MUKHLIS IRFANDI NABILA CHANTIKARIZKY HASANAH PURWITASARI PUTRI CEMPAKA RAHMADINI FITRIA NANDA RANGGA SIDIQ MAULANA SALSABILA RIDNI FAIRUZ IMTINAN SHAFA NADIRA SHEILA MELINDA NASUTION TIARA DEVITA TRI RAHAYU TRYA WAHYUNINGTIAS
Virus 76 88 84 84 84 80 88 72 80 84 72 84 80 80 84 76 80 84 84 84 84 72 68 80 76 84 72 64 84 80 56 80 72 84 88 100
Bakteri 75 75 80 75 85 80 80 75 75 85 80 85 75 85 80 75 70 85 75 75 85 75 75 75 80 75 75 75 75 75 76 76 75 75 75 85
Protista 75 75 80 75 85 80 80 75 75 85 80 85 75 85 80 75 70 85 75 75 85 75 75 75 80 75 75 75 75 75 76 76 75 75 75 85
372 Lampiran 23 UJI BEDA GAIN (MANN WHITNEY U) KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI RANAH PENGETAHUAN DAN JENJANG KOGNITIF
a) Metakognitif, C4 Ranks Model
Skor
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
36
46,19
1663,00
2
36
26,81
965,00
Total
72 a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U
299,000
Wilcoxon W
965,000
Z
-3,998
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000
a. Grouping Variable: Model
b) Prosedural, C6 Ranks Model
Skor
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
36
31,21
1123,50
2
36
41,79
1504,50
Total
72
a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U Wilcoxon W
457,500 1123,500
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Model
-2,179 ,029
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
410 Lampiran 29 Foto Penelitian Kelas Eksperimen I
Pretes Pretest
Praktikum Jamur
Diskusi kelompok
Diskusi online
t
Kelas Eksperimen II
Pretest
Praktikum Jamur
Diskusi kelompok
Proyek 1
Proyek 2
Proyek 3
Diskusi online