HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP KEHAMILAN PADA SALAH SATU BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) DI DESA SINDANGHERANG KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS
Oleh: Komara Nur Ikhsan, SKM., M.Pd Abstrak Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar, sedangkan hamil yaitu mengandung janin dalam rahim (Bobak, 2005). partisipasi suami saat kehamilan sangatlah penting dan dapat membuat ketenangan jiwa ibu hamil. Selama kehamilan, ibu memerlukan adaptasi dengan berbagai perubahannya pada ibu yang mengalami kehamilan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif korelasi dengan mangkaji hubungan antara variabel, mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori untuk mengungkapkan hubungan antara variable yaitu variable pengetahuan suami dan partisipasi suami terhadap kehamilan. Berdasrkan hasil penelitian dari 30 responden terdapat sebanyak 14 (46,7%) responden berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden didapatkan prosentase terbanyak yaitu 14 (46,7%) berpengetahuan baik, terdapat sebanyak 16 (53,3%) yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan dan hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi terhadap kehamilan diperoleh sebanyak 9 (81,8%) bahwa hampir seluruh responden yang berpengetahuan kurang dan tidak aktif, sedangkan sebagian besar responden yang berpengetahuan baik dan aktif sebanyak 10 (71,4%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,013 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan. Kata Kunci: Kehamilan, Partisipasi Suami A. PENDAHULUAN Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan kalender atau 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi 3 periode yaitu trimester I dari minggu ke-1 sampai 13, trimester II dari minggu ke -14 sampai 26, trimester III dari minggu ke-27 sampai 38-40 (akhir kehamilan) (Salmah, 2006). Selama kehamilan, ibu memerlukan adaptasi dengan berbagai perubahannya terutama pada ibu yang mengalami kehamilan
pertama. Secara fisik ibu hamil akan merasa letih, lesu dan sebagainya. Sedangkan secara psikologis ibu hamil akan dibayangi dan dihantui rasa cemas serta takut akan hal-hal yang mungkin akan terjadi baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Hal-hal seperti itulah yang harus diketahui oleh sang ibu dan sang ayah. Kehamilan istri, disatu sisi bisa menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang calon ayah, apalagi yang baru pertama mengalaminya. Kadang di sisi lain, kecemasan senantiasa menghantui pikiran seorang suami berkaitan dengan keadaan istri.
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
77
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
Bagaimana mengantisipasi perasaan cemas dan kekhawatiran selama istri hamil. Sebagai calon ayah, perasaan itu tentu tak jauh beda dengan yang dialami istri sebagai calon ibu. Bahagia, cemas, bangga, bingung, bercampur menjadi satu. Istri yang baru pertama hamil, sangat membutuhkan perhatian lebih dari suami. Biasanya calon ibu seringkali mengalami perubahan emosi yang sering membuatnya tidak merasa nyaman, hingga sedikit besar perhatian suami akan sangat berarti bagi istri. Menurut Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,2001) partisipasi suami dalam kehamilan dapat ditunjukkan dengan: memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri, mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia, menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing daerah, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama kehamilan (perdarahan, eklampsi dan lainlain), menyiapkan biaya persalinan. Tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan di beberapa daerah dinilai masih kurang. Sebagai gambaran bahwa telah dilakukan penelitian oleh Nurul Hidayatun Jalilah di Puskesmas Pare, Kabupaten Tumenggung, Jawa Tengah menunjukkan tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan hanya 12 responden dari 33 responden yang diteliti atau hanya 35%. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor kepercayaan dan kurangnya pendidikan (Jalilah, 2008). Di Jawa Barat AKI mencapai 38 per 1000 kelahiran dan AKB sebesar 226 per 100.000 kelahiran. Faktor tingginya angka kematian bayi di Jawa Barat disebabkan minimnya
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, terutama pengetahuan dalam menjaga serta memeriksakan kesehatan kandungannya ketika hamil. Peran seperti ini tidak saja dilakukan oleh ibu tetapi keikutsertaan suami sebagai calon ayah sangatlah diperlukan (Tribun Jabar, 23 Januari 2010). Dari hasil studi pendahuluan di salah satu Bidan Praktek Swasta (BPS) di Sindangherang Panumbangan Ciamis terdapat 5 dari 10 ibu hamil yang diantar oleh suaminya. Hasil wawancara terhadap suami yang mengantar istrinya periksa kehamilan menunjukkan bahwa 3 orang suami tidak mengetahui gizi ibu hamil dan 7 orang suami tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan terhadap ibu yang sedang hamil. Padahal partisipasi suami saat kehamilan sangatlah penting dan dapat membuat ketenangan jiwa ibu hamil. Berdasarkan data, penulis tertarik untuk membuat penelitian mengenai ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan Pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta Di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2012” B. KAJIAN PUSTAKA Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikologisosial seorang wanita karena pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi dan janinnya (susanti, 2008). Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 hari atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002). Tanda Kehamilan Menurut Kusmiyati (2008) tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu :
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
78
Komara Nur Ikhsan
a.
b.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
Tanda yang tidak pasti (probable signs)/ tanda mungkin kehamilan : Amenorhea, Mual dan muntah, Quickening, Keluhan kencing, Konstipasi, Perubahan Berat Badan, Perubahan tempratur suhu tubuh, Perubahan warna kulit, Perubahan payudara, Perubahan pada uterus Tanda pasti kehamilan 1) Denyut Jantung Janin (DJJ) Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk,lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengar lebih awal lagi,sekitar minggu ke-12. 2) Palpasi Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke-24. 3) Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan a) Rontgenografi Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai ke-14. Pemeriksaan ini hanya boleh dikerjakan bila terdapat keraguan dalam diagnosis kehamilan dan atas indikasi yang mendesak sekali, sebab janin sangat peka terhadap sinar X. b) Ultrasonografi (USG) Alat ini menjadi sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan kelainan-kelainannya karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya. Pada minggu ke-6,sudah terlihat adanya kantong kehamilan. c) Fetal electro Cardio Grafi (ECG) Dapat direkam pada minggu ke-12.
d) Tes Laboratorium/ Tes Kehamilan. Banyak tes yang dapat dipakai, tetapi yang paling popular adalah tes inhibisi koagulasi. Test ini bertujuan mendeteksi adanya HCG dalam urin. Adaptasi Fisiologis Dan Psikologis Dalam Kehamilan Dalam masa kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan fisik dan psikologis yang cukup besar dan berpengaruh terhadap aktivitas sehari-harinya, perubahan fisik yang umum terjadi pada wanita hamil adalah bertambah besarnya uterus. Seiring dengan pertumbuhan janin, dinding abdomen dipaksa untuk melakukan adaptasi dengan memberi ruang untuk pembesaran uterus dan serat ototnya perlu meregang. Dengan adanya pembesaran uterus, perlahan meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot polos kandung kemih serta uretra dapat mengalami penurunan tonus (Chamberlain & Morgan dalam Brayshaw, 2007). Hampir seluruh perubahan fisiologis ini terjadi akibat adanya pengaruh hormon estrogen dan progesteron, yang mengakibatkan otot di daerah tubuh mengalami pengendoran. Adanya perubahan selama kehamilan ini, menyebabkan banyaknya ketidaknyamanan yang dirasakan wanita selama kehamilan. Perubahan fisik selama kehamilan akan menguji tubuh, ada bukti yang menunjang bahwa semakin sehat dan bugarnya wanita tersebut sebelum hamil, maka ia semakin mudah mengadaptasikan tubuhnya dengan perubahan selama hamil. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa ibu harus mempersiapkan tubuhnya menghadapi setiap kehamilannya serta mempertahankan kesehatannya yang baik ketika hamil, hasilnya adalah pemulihan setelah melahirkan akan lebih cepat (Brayshaw, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi kehamilan dari dalam maupun luar yang dapat
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
79
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
menimbulkan masalah, terutama bagi yang pertama kali hamil. Perubahan yang terjadi pada kehamilan akan berdampak pada aspek psikologis kehamilan. Upaya pemeliharaan kesehatan kehamilan tidak semata-mata ditujukan kepada aspek fisik saja, tetapi aspek psikososial yang perlu diperhatikan agar kehamilan dan persalinan berjalan lancar. (Susanti,2008). a. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil 1) Uterus a) Terjadinya pembesaran uterus,hal ini karena adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone. b) Hubungan umur kehamilan (bulan), besar uterus dan tinggi fundus uteri. 2) Serviks Terjadi peningkatan hormon menyebabkan hiper sekresi kelenjar serviks, sehingga serviks menjadi lunak. 3) Vagina Dan Vulva Akibat hormon hipervaskularisasi, vagina dan vulva menjadi merah kebiruan begitu juga portionya. 4) Payudara a) Mammae membesar dan tegang b) Estrogen menyebabkan hipertropi sistem saluran c) Progesteron menyebabkan sel acini pada mammae d) Mammae dipersiapkan untuk laktasi e) Papila mammae akan membesar, lebih tegang dan hitam f) Glandula montgomery lebih menonjol dipermukaan aerola mammae g) Kehamilan 12 minggu keluar kolostrum 5) Sirkulasi Darah Uterus membesar menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Volume darah bertambah fisiologis 25 %, oleh karena peningkatan plasma akibatnya
konsentrasi Hb dalam darah menurun. Batas fisiologis Hb 10 gram %. 6) Muskuloskeletal Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvic pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan pada saat kelahiran. Meningkatnya pergerakan pelviks menyebabkan juga pergerakan pada vagina dan hal ini menyebabkan sakit punggung dan ligamen pada hamil tua. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen. Bagi wanita yang kurus lekukan lumbarnya lebih dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki bagian belakang. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang yang dialami wanita selama kehamilannya dan kadang bisa terasa sangat sakit. Waktu yang lama untuk relaksasi, lordosis memengaruhi gaya berjalan yang kurang baik seperti ingin jatuh (Salmah, 2006).
GAMBAR 2-1 A. Postur normal pada kehamilan. B. Postur umum pada kehamilan yang menunjukkan peningkatan lordosis lumbal (Salmah, 2006).
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
80
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
GAMBAR 2-2 A. Postur duduk yang salah. B. postur duduk yang baik (Salmah, 2006). b.
Adaptasi psikososial Ibu Hamil 1) Trimester Pertama Segera setelah terjadi konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali pada awal kehamilan, ibu berharap untuk tidak hamil. Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama priode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengarui oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan.
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama. Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Di samping respon yang diperhatikannya, seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya. 2) Trimester Kedua Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan keadaan hormon yang lebih tinggi dan merasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya sendiri. 3) Trimester Ketiga Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan 81
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali takut jika bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. PENGETAHUAN Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Irmayanti, 2007).
PARTISIPASI SUAMI DALAM KEHAMILAN Partisipasi adalah keikutsertaan suami dalam proses pengambilan keputusan dan menetapkan berbagai langkah yang di perlukan untuk melaksanakan keputusan yang sudah di ambil (http://www.partisipasi-suamidalam-asuhankehamilan.com diperoleh pada tanggal 05 MARET 2010). Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu. Karena itu, ibu hamil membutuhkan dukungan dari keluarga, terutama suami, agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan nyaman dan aman (Musbikin, 2005). Pentingnya Partisipasi Suami Dalam Kehamilan Partisipasi suami saat kehamilan sangat penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Suami dapat membantu beberapa tugas istri sehingga,istri lebih banyak istirahat terutama menjelang persalinan. Suami dapat membelikan dan membacakan bacaan yang bermanfaat sesuai pandangannya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan janin makin baik. Dalam situasi mengidam, mungkin istri memerlukan bantuan suami untuk mendapatkan makanan yang diinginkan. Dengan demikian telah memberikan perhatian khusus pada janin dan ikut serta memelihara kejiwaan secara tidak langsung (Manuaba, 1999). Menurut Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,2001) partisipasi suami dalam kehamilan dapat ditunjukkan dengan: a. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri. b. Mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimall 4 kali selama kehamilan. c. Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia.
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
82
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
d. Menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing daerah. e. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama kehamilan (perdarahan, eklampsi dan lain-lain). f. Menyiapkan biaya persalinan. Perkembangan program perlindungan kesehatan reproduksi wanita tidak lepas dari partisipasi suami oleh karena itu target utama Gerakan Sayang Ibu (GSI) ditingkat keluarga adalah pemberdayaan suami agar lebih perhatian terhadap ibu hamil. Upaya meningkatkan partisipasi suami tersebut perlu dicari terobosan dengan memperhatikan faktor-faktor spesifik yang mempengaruhinya sehingga menimbulkan kesadaran dan kemauan dari para suami untuk lebih menyadarkan dirinya dalam berbagai tanggung jawab (sharing responsibility) hal-hal yang biasa dilakukan oleh ibu hamil. C. Metode penelitian Metode penelitian menggunakan metode deskriptif korelasi dengan mangkaji hubungan antara variabel, mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori untuk mengungkapkan hubungan antara variable penelitian untuk menemukan ada tidaknya hubungan secara cross sectional. peneliti melakukan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005). Pengumpulan data pada penelitian ini dengan melakukan pengukuran/pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) dimana tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam kehamilan diukur bersama.
Hipotesis Ada hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan. D. Hasil dan Pemahasan 1. Analisis univariat a. Gambaran responden tentang tingkat pengetahuan suami.
Berdasarkan hasil analisis tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 30 responden terdapat sebanyak 14 (46,7%) responden berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden didapatkan prosentase terbanyak yaitu 14 (46,7%) berpengetahuan baik. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Irmayanti, 2007). Suami dengan berpengetahuan baik hal ini merupakan hal yang positif karena dengan pengetahuan suami dapat mengetahui cara menjaga pola makan ibu hamil, yang diperoleh dari buku-buku pengetahuan atau
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
83
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
pengalaman orang lain dan Suami dapat memahami bagaimana menjaga pola makan ibu hamil karena pola makan ibu hamil sangat penting guna kelancaran asupan gizi bagi ibu dan janin jika tidak dijaga maka janin atau ibu akan terganggu kesehatannya. Dalam hal ini peran perawat pun tidak kalah pentingnya, perawat dituntut untuk lebih meningkatkan peran dan fungsinya terutama di dalam pelaksanaan peran perawat sebagai educator. Disni perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk pasangan suami istri (PUS) khususnya untuk suami, agar para suami senantiasa mengetahui apa saja yg dibutuhkan ibu dalam masa kehamilan. Gambaran responden tentang partisipasi suami.
Berdasarkan hasil analisis tabel 4.2 didapatkan bahwa dari 30 responden terdapat sebanyak 16 (53,3%) yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan. Suami yang berpartisipasi aktif hal ini sangat positif karena Partisipasi suami saat kehamilan sangat penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Suami dapat membantu beberapa tugas istri sehingga,istri lebih banyak istirahat terutama menjelang persalinan. Suami dapat membelikan dan membacakan bacaan yang bermanfaat sesuai pandangannya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan janin makin baik. Dalam situasi mengidam, mungkin istri memerlukan bantuan suami untuk mendapatkan makanan yang diinginkan. Dengan demikian telah memberikan perhatian khusus pada janin dan ikut serta memelihara kejiwaan secara tidak langsung (Manuaba, 1999).
2.
Analisis Bivariat
Dari hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi terhadap kehamilan diperoleh sebanyak 9 (81,8%) bahwa hampir seluruh responden yang berpengetahuan kurang dan tidak aktif, sedangkan sebagian besar responden yang berpengetahuan baik dan aktif sebanyak 10 (71,4%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,013 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan. Hal tersebut diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh BKKBN (2009) bahwa semakin rendah tingkat pengetahuan suami maka akses informasi kesehatan ibu hamil akan berkurang sehingga partisipasi suami juga menjadi tidak aktif. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hampir sebagian responden 14 (46,7%) responden berpengetahuan baik 2. Sebagian besar responden 16 (53,3%) yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan. 3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan pertisipasi terhadap kehamilan. Saran Diharapkan pada BPS dapat memberikan pelayanan secara promotif dan preventif seperti penyuluhan pada suami tentang partisipasi terhadap kehamilan.
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
84
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
DAFTAR PUSTAKA Cholil, Abdullah. 2003. Kesehatan Reproduksi Perempuan Memprihatinkan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 56789/23974/1/Reference.pdf. Diakses 7 Juli 2011. Depkes RI, (2003). Standar asuhan Kebidanan. Depkes RI. Jakarta. Depkes RI, (2008). Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR. Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, (2010). Rekavitulasi Surveilan Kasus Kematian Bayi dan Kematian Ibu. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, (2009). Rekapitulasi Derajat Kesehatan Kabupaten/Kota. Enjun, (2006). Persalinan Normal. http://www.siksoft.net. Diakses 18 Mei 2011. Febri, (2010). fisiologi-persalinan-kala. http://bidanshop.blogspot.com/2010/02/. Diakses 22 Mei 2011. IBI, (2005). Kesiapan Bidan Menghadapi Era Global. http://www.bidan-delima org. Diakses 18 Mei 2011. Mustika Sofyan, (2006). Bidan Menyongsong Masa Depan. PP IBI. Jakarta. Notoatmodjo Soekidjo, (2003). Ilmu Pengetahuan Masyarakat dan Prinsipprinsip Dasar. Jakarta, Rineka Cipta. Notoatmodjo Soekidjo, (2005). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Notoatmodjo Soekidjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Pengurus pusat IBI, (2004). Standar Pelayanan Kebidanan. Cetakan ke V. IBI. Jakarta. Ria Rizki astalina, (2007). http://www.scribd.com/doc/14077783/As uhan-Kebidanan-. Diakses 22 Mei 2011. Saifuddin, (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustidaka, Sarwono Prawirahardjo. Jakarta. Saifuddin, (2005). Pelayanan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustidaka, Sarwono Prawirahardjo. Jakarta. Sugiono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung, Alfabeta. RIWAYAT PENULIS Komara Nur Ikhsan, SKM., M.Pd, adalah Dosen Pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh.
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
85
Komara Nur Ikhsan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta (Bps) di Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 2 September 2012
86