Jack Hirshleifer, 1985. Teori Harga dan Penerapannya. Penerbit Airlangga, Jakarta. Kottler, 1998. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT. Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta. Kottler, 2000. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT. Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.
Sudjana, 2002. Metode Statistika. Penerbit Tarsito, Bandung. Swastha, 1984. Manajemen Pemasaran. Liberty, Yogyakarta. Swastha, 2002. Azaz-Azaz Marketing. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
ANALISA PENGARUH PENGELOLAAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS
(Studi kasus pada KSP Dana Sejahtera Cabang Karanggeneng Lamongan) Oleh: Aris Nur Rakhmawati, SE ABSTRAK Sebagai perantara keuangan Koperasi melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang surplus dana dan menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang defisit dana. Seperti halnya pada bidang usaha lainnya pemberian piutang ini juga terdapat resiko bahwa pinjaman yang diberikan akan mengalami kegagalan dimana debitur tidak dapat mengembalikan pokok pinjaman maupun bunganya saat jatuh waktu pengembalian. Dengan adanya perputaran piutang yang semakin cepat maka akan berakibat pula pada SHU yang dihasilkan, sehingga tingkat rentabilitas yang di dapat juga semakin besar pula.. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai determinasi ( r )= 0,89 atau 89% yang berarti pengaruh perputaran piutang sangat dominan terhadap rentabilitas yaitu hanya sebesar 89%. Hal ini berarti 11 % Rentabilitas dipengaruhi oleh faktor/variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain tersebut bisa berupa pendapatan, biaya dan pajak. Jadi hipotesis yang menyatakan diduga perputaran piutang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap rentabilitas adalah benar. Uji t dilakukan menggunakan tingkat signifikasi 5 % (taraf kepercayaan 95%) dengan dk = n–2, diperoleh hasil t hitung = 3,35 sementara nilai t tabel = 2,35.Jadi t hitung (3,35) > t tabel (2,35) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rentabilitas. Kata Kunci: Pengelolaan, Piutang, Rentabilitas A. Latar Belakang Peranan koperasi didalam menunjang pembangunan nasional sangat strategis, karena koperasi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup baik anggota maupun masyarakat di sekitarnya, begitu pentingnya peranan koperasi sehingga dianggap sebagai soko guru perekonomian nasional, tetapi di sisi lain koperasi merupakan badan usaha yang harus dapat memenuhi kebutuhan anggota dengan usaha yang dikelola. Sebagaimana badan usaha lainnya koperasi juga harus dapat memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya demi kesejahteraan anggota maupun kelangsungan hidup koperasi itu sendiri. Dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, maka koperasi diperlakukan sama dengan badan usaha lain, baik perusahaan swasta maupun milik pemerintah. Dengan demikian koperasi harus dikelola dengan manajemen secara profesional, sehingga dalam pengelolaannya sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia yang menguasai ilmu ekonomi modern. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 memberi ruang gerak usaha di berbagai bidang, meskipun demikian bidang usaha yang masih menjadi andalan koperasi adalah Unit Simpan Pinjam (USP), sehingga keuntungan atau Sisa Hasil Usaha (SHU) terbesar adalah dari jasa kegiatan ini, yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan permodalan koperasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu usaha, tetapi bagi koperasi yang paling utama adalah Modal dan Manajemen, sedangkan Produk utama adalah Piutang. Guna mengetahui sejauh mana perkembangan koperasi, diantaranya dengan menganalisa pengaruh pengelolaan piutang terhadap rentabilitas koperasi, karena pengelolaan piutang akan berpengaruh terhadap kelancaran operasional sehari - hari, tingkat keuntungan yang dicapai memberi gambaran posisi rentabilitas koperasi. Dalam rangka memperbesar volume usaha dan memanfaatkan permodalan yang ada maka koperasi menjual produknya dengan cara kredit. Penjualan kredit tidak langsung menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang calon anggota baru, kemudian pada jatuh tempo pembayaran akan terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pembayaran piutang tersehut. Piutang merupakan elemen dari modal kerja dan merupakan titik pertemuan antara koperasi dengan calon anggota yang berputar secara terus menerus dalam mata rantai perputaran modal kerja.
B. Rumusan Masalah Dengan semakin bertambahnya jumlah non anggota, maka akan mempengaruhi penggunaan modal kerja dalam masalah pemberian pinjaman pada KSP Dana Sejahtera Cabang Karanggeneng Lamongan. Dalam hal ini dihadapkan pada persoalan piutang untuk dapat meningkatkan usaha yang selama ini telah dicapai. Dari latar belakang tersebut di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah pengelolaan piutang mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas pada KSP DANA SEJAHTERA Kabupaten Lamongan Cabang Karanggeneng”.
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengelolaan piutang terhadap rentabilitas pada KSP Dana Sejahtera Cabang Karanggeneng Lamongan dalam rangka kelancaran usaha demi kemajuan koperasi di masa yang akan datang.
D. Landasan Teori 1. Pengertian Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan perusahaan yang dikelola secara demokratis. Menurut Edilius dan sudarsono ( 1993; ) Koperasi adalah perkumpulan orang ,biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organissasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung risiko seerta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang merekam lakukan 2. Peranan dan Arti pentingnya Piutang a. Peranan Piutang Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja yang harus selalu berputar secara terus menerus dalam mata rantai perputaran modal kerja yang digambarkan sebagai berikut : Kas Barang/ Jasa Piutang Kas Dengan demikian dapat dikatakan bahwa elemen piutang mempunyai tingkat likuiditas lebih tinggi daripada persediaan. Oleh karena itu semakin besar nilai elemen piutang semakin besar, pula resiko yang timbul, disamping itu dana yang tertanam di dalamnya juga semakin besar, sehingga kebutuhan dana dalam perputaran modal kerja menjadi bertambah besar pula. “Beban piutang yang terlalu besar menurut B. Suwartoyo (1995;64) akan merugikan perusahaan kerena besarnya piutang akan mempengaruhi kecepatan modal kerja dan dengan sendirinya mempengaruhi profitabilitas. Sedangkan masalah resiko yang berkaitan dengan adanya piutang menurut Alex, S. Nitisemito (1995;10) adalah: a) Resiko tidak dibayarnya seluruh piutang b) Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang. c) Resiko keterlambatan pelanggan dalam melunasi piutang-piutangnya.
d) Resiko tertanamnya modal dalam piutang secara produktif atau tidak efisien. Dengan adanya resiko-resiko tersebut di atas, maka kebijaksanaan dalam pengendalian piutang merupakan masalah yang amat penting dan memerlukan perhatian khusus. b. Arti pentingnya Piutang Untuk dapat mempertahankan Calon anggota yang sudah ada dan untuk menarik Calon anggota baru, Koperasi melakukan kegiatan pemberian pinjaman. Pemberian pinjaman yang ada pada akhirnya akan menimbulkan hak tagihan atau piutang pada langganan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan-persyaratan kredit yang diberikan, tetapi sebagian besar piutang tersebut akan terkumpul dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Dengan alasan itu maka piutang dimasukkan sebagai salah satu elemen aktiva lancar perusahaan. Rekening piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang dapat berjalan dengan cara yang seefisien mungkin. Piutang adalah salah satu unsur dan modal kerja dalam rangka untuk memperbesar volume pemberian pinjaman,. Macam dan syarat untuk pemberian pinjaman ditetapkan dalam rangka persaingan, tetapi sebagai suatu investasi piutang juga harus memberikan kontribusi pada pencapaian laba. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang Dalam penjualan kredit, perusahaan tidak segera menerima kas, melainkan timbul uang dagang dan baru kemudian saatnya jatuh tempo akan terjadi aliran kas masuk (cash flow) yang berasal dari pengumpulan piutang. Menurut Bambang Riyanto (1997;85), faktor faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah 1) Volume penjualan kredit Makin besar bagian penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah investasi dalam piutang dan makin besar jumlah piutang berarti semakin besar pula resikonya, tetapi bersamaan
dengan itu juga memperbesar Profabilitasnya. 2) Syarat pembayaran bagi penjualan kredit, Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak, Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada pertimbangan profabilitas. Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutang begitu juga sebaliknya semakin pendek batas pembayaran kredit berarti semakin kecil jumlah piutang. 3) Ketentuan tentang pembatasan kredit Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal volume penjualan kredit yang diberikan kepada langganannya. Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit, makin selektif para langganan yang dapat diberikan kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang. 4) Kebiasaan membayar dari para pelanggan kredit Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount dan ada yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Apabila kebiasaan membayar para langganan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang telah ditentukan maka besarnya jumlah piutang relatif besar. 5) Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang,
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Apabila kegiatan penagihan dari pada perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil tetapi apabila kegiatan penagihan bersifat pasif maka besarnya jumlah piutang relatif besar. d. Resiko yang Mungkin Timbul dalam Piutang Dengan pemberian pinjaman diharapkan volume piutang akan semakin besar. Akan tetapi pemberian pinjaman mempunyai resiko-tidak terbayamya piutang oleh sebagian calon anggota koperasi. Oleh
karena itu sebelum koperasi memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan pinjaman oleh para calon anggota perlu dilakukan analisa kredit terlebih dahulu. e. Pengendalian Piutang Suatu kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh koperasi bisa berakibat positif atau negatif khususnya kebijaksanaan dalam pemberian pinjaman, demikian juga dapat menguntungkan atau merugikan, ini merupakan resiko yang harus ditanggung. Menurut Alex S. Nitisemito (1995;45), tingkat perputaran dapat dipercepat dengan cara sebagai berikut : 1) Memberikan potongan harga bagi yang membayar kontan atau tempo lebih pendek. 2) Mengusahakan agar barang atau jasa lebih digemari oleh langganan. 3) Melatih verkover lebih baik. 4) Kebijaksanaan Pemberian Pinjaman dan Penagihan Piutang Kebijaksanaan pemberian pinjaman memerlukan penanganan karena disamping untuk mempertahankan calon anggota yang sudah ada supaya tidak lari ke koperasi lain juga dapat memikat calon anggota baru, ini perlu dilakukan untuk memperluas pasar, sehingga diharapkan volume pemberian pinjaman dan keuntungan perusahaan dapat meningkat. Bagi koperasi yang menetapkan kebijaksanaan kredit sebagai usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan pemberian pinjaman tentu menimbulkan piutang yang sifatnya permanen atau akan terus menerus ada. Ini disebabkan pada saat piutang lama sedang dalam masa penagihan, tentu muncul piutang yang baru atau transaksi pemberian pinjaman yang dilakukan oleh koperasi. 1) Ratio Piutang Adapun jenis ratio yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai pengelolaan piutang adalah sebagai berikut : a) Average Collection Periode (rata-rata periode pengumpulan piutang) cara menghitungnya dengan memakai rumus : Piutang Rata-rata x 100 % Realisasi Pinjaman
b) Receivable Turnover (perputaran piutang) cara menghitungnya dengan memakai rumus : Perputaran piutang = Realisasi Pinjaman x 100 % Piutang Rata-rata
2) Hubungan Kebijaksanaan Kredit dan Pengumpulan Piutang 1) Syarat pemberian pinjaman Syarat pemberian pinjaman dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila koperasi menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti Koperasi akan kehilangan peluang untuk memperbesar pemberian pinjaman dan jika koperasi menetapkan syarat pemberian pinjaman yang lunak, berarti perusahaan lebih memilih menetapkan profitabilitas. 2) Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang Perusahaan dalam menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang dapat secara aktif atau pasif Apabila koperasi memilih cara aktif, maka Koperasi akan menanggung biaya pengumpulan piutang yang besar, sehingga piutang yang diinvestasikan dalam modal kerja akan semakin kecil dan apabila perusahaan memilih cara pasif, maka perusahaan tidak menanggung biaya pengumpulan piutang yang besar, sehingga piutang yang diinvestasikan dalam modal kerja akan semakin besar. 3) Cara-cara Pengelolaan Piutang Pada koperasi, piutang merupakan hal yang sangat penting, maka dari itu perlu adanya pengelolaan yang teliti agar piutang tidak mengalami kemacetan dalam pembayarannya, sehingga resiko kerugian dapat diperkecil. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain dengan cara mencari informasi tentang segala hal mengenai calon debitur (orang yang berhutang) melalui pihak lain atau pihak ketiga yang pernah berhubungan dengan calon debitur yang bersangkutan dan akan lebih baik dari beberapa pihak, sedangkan informasi yang dibutuhkan adalah 5 C, yaitu: a) Character
Informasi ini menyangkut watak, mental dan kepribadian calon debitur apakah mempunyai kejujuran dan itikad yang baik dalam melunasi kreditnya tanpa adanya suatu paksaan. b) Capacity Informasi ini menyangkut watak, kemampuan modal dan harta calon debitur apabila dihadapkan pada keadaan yang sangat terpaksa seperti jatuh pailit, apakah masih mempunyai kemampuan untuk melunasi kreditnya dengan rnemperhitungkan sesuatu yang dijadikan jaminan. c) Capital, Informasi ini menyangkut keberadaan modal bersih calon debitur, sejauh mana nilai jaminan dapat diuangkan dengan mudah dan cepat tanpa kehilangan nilai tukar yang besar atau dengan kata lain menyangkut stabilitas dan likuiditas. d) Collateral, Informasi ini menyangkut nilai harta dan tingkat pendapatan calon debitur. Nilai harta yang tinggi ditambah dengan pendapatan yang tetap, aman dan besar, merupakan jaminan yang mantap untuk memperoleh kredit, atau dengan kata lain menyangkut solvabilitas dan rentabilitas. e) Codition of economic Calon debitur yang telah dinilai positif berdasarkan empat kriteria di atas, akan mudah berubah karena pengaruh kondisi ekonomi dan moneter yang sedang berlangsung maupun yang akan datang, karena itu pemberian kredit harus dibatasi secara selektif. 4) Pengertian Rentabilitas Rentabilitas menurut Ranupandojo Hedjrachman (1993;62) ialah Perbandingan antara laba dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba lersebut selama waktu tertentu. Sedangkan menurut Bambang Riyanto(1983;28), Rentabilitas ialah
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama kurun waktu tertentu. Dari pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa rentabilitas merupakan laba yang diperoleh suatu perusahaan yang diakibatkan perusahaan tersebut telah mengalokasikan aktiva atau modalnya dalam aktivitas perusahaan. Secara konkrit rentabilitas dapat ditunjukkan dengan perhitungan rumus sebagai berikut : Rentabilitas = Laba X 100 % Total aktiva 5) Hubungan Manajemen Piutang dengan Rentabilitas Piutang timbul karena adanya pemberian pinjaman yang dilakukan oleh koperasi untuk meningkatkan piutang dan diusahakan bahwa kenaikan pemberian pinjaman tersebut akan mempengaruhi rentabilitas serta biaya usaha yang lebih kecil. Disini nampak hubungan antara manajemen piutang dengan rentabilitas. Tetapi dengan seluruh modal yang tertanam dalam piutang berarti bahwa tambahan penghasilan bersih yang diperoleh dari pemberian pinjaman tidak cukup untuk mengimbangi turunnya likuiditas dan naiknya ongkos penagihan jumlah piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang yang terlalu sedikit dapat berarti bahwa manajemen tidak mempergunakan kesempatan untuk menambah penghasilan lebih besar . 6) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas
Tinggi rendahnya rentabilitas ditentukan oleh dua faktor: a) Net Profit margin, Menurut Napa J. Awat (1999;391) Net Profit margin diukur dengan cara membandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan, yang menunjukkan kemampuan setiap rupiah penjualan menghasilkan laba
bersih ( EAT ) dirumuskan sebagai berikut : Net Profit margin =
Net Operating Income 100% Net Sales
b) Turnover of operating asset (tingkat perputaran aktiva) Kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu Tornover tersebut dapat ditentukan melalui cara membagi net sales dengan operating asset. Turnover of operating asset =
Net Sales 100% Operating asset
c). Uji T Anton Dajan, (1987 :300 ) Digunakan untuk menguji apakah nilai koefisien korelasi dari Variabel bebas ( x ) significant terhadap variabel ( y ), maka dipergunakan rumus t test sebagai berikut : Untuk uji t menggunakan rumus di bawah ini :
t
yang membahas tentang pengaruh pengelolaan piutang terhadap rentabilitas
r n2 1 r2
Keterangan : t= Test significant korelasi r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Periode (tahun) n – 2= Derajat kebebasan ( df ) (Sudjana, 2002:355) Apabila t hitung > t tabel diterima Ho ditolak, uji diterima. Apabila t hitung < t tabel ditolak Ho diterima, uji ditolak
maka Hi hipotesa
2. Metode Analisa Data Tehnik analisa data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Analisis regresi Linier Untuk membandingkan ada tidaknya hubungan pengelolaan piutang terhadap rentabilitas maka penulis menggunakan regresi linier. Dimana persamaan dari regresi Linier adalah :
n.XY-(X).(Y) r=
(n.X )-(X) (n.Y )-(Y) 2
2
2
Dimana : X = Perputaran piutang Y = Rentabilitas n = sample data penelitian r = Koofesien Korelasi Uji t ( t test ) Pengujian dilakukan pada taraf signifikasi adalah. = 0,05. uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh besar kecilnya pengumpulan piutang terhadap rentabilitas dan menguji hipotesis asosiatif (hubungan antar variable) yang meliputi Product Moment yang merupakan korelasi untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan ( Korelasi )
rn-2
maka Hi hipotesa t=
1 – r2
E. Metode Penelitian 1. Bentuk penelitian Dalam hal ini peneliti menggunakan bentuk penelitian study kasus. Dimana dalam penelitian, peneliti hanya meneliti masalah yang ada di dalam satu bidang saja, yaitu bidang manajemen keuangan
2
dengan :
xy r =
( Sugiono, 2006 : 213 )
(
x2y2)
Keterangan : r : Nilai Korelasi ( Product Moment) n : Banyaknya sampel data penelitian F. Hipotesis Hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Ho : Besar kecilnya pengumpulan piutang tidak mempangaruhi rentabilitas Hi : Besar kecilnya pengumpulan piutang tidak mempangaruhi rentabilitas
G. Hasil Penelitian Hasil perhitungan perputaran piutang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Hasil perhitungan perputaran piutang. Perputaran Tahun
Pemberian Pinjaman
Piutang rata-rata Piutang
2003
135.409.300,00
145.250.000,00
2,24
2004
754.338.000,00
339.875.000,00
2,22
2005
1.059.500.000,00
482.167.000,00
2,20
2006
1.614.662.000,00
798.555.000,00
2,02
2007
2.029.800.000,00
1.141.704.250,00
1,78
Sumber data: KSP Dana Sejahtera Cabang Karanggeneng Lamongan
Tabel Hasil perhitungan Rentabilitas Tahun
Total SHU
Total Aktiva
Rentabilitas
2003
65.389.036,00
367.934.286,00
17,78%
2004
69.946.072,00
461.037.322,00
15,17 %
2005
79.917.000,00
627.942.143,00
12,73 %
2006
65.666.625,00
1.058.775.855,00
6,20 %
2007
80.254.500,00
1.307.190.258,00
6,14 %
Sumber data: KSP Dana Sejahtera Cabang Karanggeneng Lamongan
Pengujian Hipotesa
Penelitian ini menggunakan hipotesis Asosiatif yang merupakan dugaan ada tidaknya hubungan antat variable dalam populasi,melalui data hubungan variable dalam sample.Uji Asosiatif yang digunakan adalah sebagai berikut Data analisis menunjukkan bahwa nilai r = 0,89 artinya besar Perputaran piutang (X) yang ada pada tahun 2003 s/d 2007 terhadap rentabilitas (Y) berarti pengaruh Dengan adanya perputaran piutang yang semakin cepat maka akan berakibat pula pada SHU yang dihasilkan, sehingga tingkat rentabilitas yang di dapat juga semakin besar pula. Hasil Analisis Data analisis menggunakan regresi linier menunjukkan bahwa nilai determinasi ( r ) = 0,89 yang berarti pengaruh perputaran piutang sangat dominan terhadap rentabilitas yaitu hanya sebesar 89 %. Hal ini berarti 11 % Rentabilitas dipengaruhi oleh faktor/variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain tersebut bisa berupa pendapatan, biaya dan pajak. Pengujian statistik dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan hasil sebagai berikut : Uji t dilakukan menggunakan tingkat signifikasi 5 % (taraf kepercayaan 95%) dengan dk = n–2, diperoleh hasil t hitung = 3,35 sementara nilai t tabel = 2,35. Jadi t hitung (3,35 ) > t tabel (2,353) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas. Jadi hipotesis yang menyatakan “ diduga perputaran piutang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap rentabilitas “ adalah benar. Diduga terdapat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap rentabilitas. Faktor lain tersebut bisa berupa pendapatan, biaya dan pajak. Begitu juga laba yang didapat akan semakin besar jika untuk pendapatan lebih besar pula dari biaya dan pajak.
H. Kesimpulan Perputaran piutang merupakan hasil dari realisasi pinjaman dibagi dengan piutang rata-rata, sedangkan piutang rata-rata adalah
piutang awal tahun ditambah piutang akhir tahun dibagi dua. Rentabilitas merupakan prbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama kurun waktu tertentu . Untuk mengetahui pengaruh antara perputaran piutang terhadap rentabilitas dilakukan pengujian statistik/hipotesis dengan menggunakan regresi linier dan uji t. Pengujian statistik dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan hasil sebagai berikut : a. Regresi Linier Untuk membandingkan ada tidaknya hubungan perputaran piutang terhadap rentabilitas maka penulis menggunakan regresi linier Jadi hipotesis yang menyatakan “ diduga Perputaran Piutang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap rentabilitas “adalah benar. b. Uji t Uji t dilakukan menggunakan tingkat signifikasi 5 % (taraf kepercayaan 95%) dengan dk = n–2, diperoleh hasil t hitung = 3,35 sementara nilai t tabel = 2,35. Jadi t hitung (3,35) > t tabel (2,35) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas. Jadi hipotesis yang menyatakan “diduga perputaran piutang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap rentabilitas” adalah benar. Diduga terdapat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap Rentabilitas.
Faktor lain tersebut bisa berupa biaya, pendapatan dan pajak.
DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant. Dan Terry D. Warfield.2002. Akuntansi Intermediate. Terjemahan. Edisis Ke Sepuluh. Edisi Terbaru. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga. Tunggal, Amin Widjaja. 2002. Akuntansi Untuk Koperasi. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Rineka Cipta. R. Soefurrokhman, SE, MM. 2005. Manajemen Koperasi dan Praktek. Lamongan. Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFEE Yogyakarta. --------, 1992. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Perkoperasian. Jakarta. Anoraga, Panji. 1995. BUMN. Swasta dan Koperasi – Tiga Pelaku Ekonomi. Jakarta : Pustaka Jaya. Anoraga, Panji dan Ninik Widiyanti. 1993. Dinamika Koperasi. Edisi I. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Moleong, Laxy J. 1989. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta. Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Acoounting. Edisi VII. Yogyakarta : BPFE. Suyatno, Thomas, dkk. 1999. Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. UU No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Jakarta.