UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING KELAS VII B SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 POLANHARJO KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010 Oleh : Gunarto
ABSTRACT Gunarto. The Effort to Improve the Ability of Appreciate Poetry by Cooperative Learning Strategy Semester I SMP Negeri 2 Polanharjo Klaten Regency in 2009/2010. Classroom Action Research. SMP Negeri 2 Polanharjo 2009/2010. The general goal of the research was to improve the ability of appreciate poetry by use cooperative learning method at state SMP Negeri 2 Polanharjo and the specific goals were: (1) to describe the use of cooperative learning method in teaching and learning activity of poetry for VII B years student. (2) to describe the improvement of the poetry appreciate ability after applying the cooperative learning method. This research was Classroom Action Research which conducted three cycles and every cycle were done two actions. Every action covered four steps, they were planning, acting, observing, and reflecting. The data collections method was observation, interview, tests, and questionnaire. The research method was descriptive qualitative and the technique of analysis the data was qualitative analysis which described the data findings and compares them with the performance indicators to find the weaknesses and the strengths. The subjects of research were the students of grade VII B and a teacher of Bahasa Indonesia at the state SMP Negeri 2 Polanharjo. The result of the research were: (1) the implementation of learning process to appreciate the poetry was effectively, and the learning process atmosphere was a live because applying cooperative learning method with jigsaw technical (CL-J). (2) by applying cooperative learning method, the students’ appreciation of poetry were improved. In the first cycle improved 62.5 %, in the second cycle improved 70% and the third cycle improved 80%. Besides, the condition of teaching and learning is improving based on the improved students’ activity in the learning. Before the improvement there are 2 students have argumentation, while give opinion, make argumentation and give opinion is 0. After cycle I, there 5 students with argumentation, 3 students give opinion, while give argumentation and opinion are 2 students. In the cycle II, there 10 students give arguments, 6 students give opinion, 5 students give argument and opinion. And the last in the cycle III, 15 students give argument, 10 students give opinion, and 8 students give arguments and opinion. The conclusion of the research was cooperative learning method could improved the quality of learning process. And this method could improve the student ability to appreciate the poetry. It was recommended that cycle model teaching with the use of cooperative learning could be explain in learning process of poetry at the state SMP Negeri 2 Polanharjo. Key word: Cooperative Learning, appreciating poetry. Gunarto, adalah Guru SMP N 2 Polanharjo Kabupaten Klaten
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
31
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran apresiasi sastra dapat membantu siswa dalam mengembangkan kualitas kepribadian, antara lain ketekunan, kepandaian, pengimajinasian, dan penciptaan. Melalui kegiatan apresiasi sastra, siswa selalu dipertemukan dengan berbagai pengalaman terutam pengalaman batin. Misalnya pengalaman menginterpretasikan karya sastra, pengalaman mengikuti dan menganalisis alur cerita pada cerpen, merefleksikan dirinya sebagai tokoh dalam prosa maupun drama, memerankan tokoh drama, sampai pada bagaimana siswa mengalami proses kreatif menciptakan puisi, cerpen, naskah drama, dan sebagainya. Hal tersebut akan sangat menunjang pembentukan berbagai watak dan kepribadian siswa. Boleh dikatakan bahwa banyak siswa bergelut dengan sastra, makin mantap kepribadiannya, makin baik watak dan sikapnya karena lewat sastralah berbagai ajaran moral dan pengalaman kepribadian dituangkan. Berangkat dari pemahaman dasar tersebut, sudah sewajarnya jika pembelajaran apresiasi puisi mendapatkan perhatian yang lebih oleh setiap guru Bahasa Indonesia. Pembelajaran puisi dapat dipakai sebagai ajang pemanusiaan manusia dalam rangka mengembangkan kemampuan intelektual dan emosional secara holistic. Pembelajaran puisi menjadi proses yang dinamis, komuniktif, dan kreatif. Dalam proses itulah guru dan siswa bersama mencari, menghayati, menikmati dan memaknai puisi. Ada sejumlah kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam pelajaran bahasa Indonesia
berbeda-beda tujuannya. Untuk kelas VII salah satu kompetensi dasar pada aspek mendengarkan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah merefleksi isi puisi yang dibacakan. Kompetensi dasar tersebut dijabarkan dalam sejumlah indicator yaitu: (1) mampu menangkap isi puisi seperti gambaran pengindraan, perasaan dan pendapat, (2) mampu mengemukakan pesan-pesan puisi, (3) mampu mengaitkan kehidupan dalam puisi dengan kehidupan nyata siswa. Kemampuan siswa SMP Negeri 2 Polanharjo mengapresiasi puisi masih rendah dan perlu mendapatkan solusi sebagaimana semestinya. Permasalahan ini diketahui setelah peneliti mengadakan pengamatan, wawancara dan tes. Berdasarkan hasil uji coba yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi ternyata masih rendah. Jumlah siswa yang memiliki ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa (25%) dari 40 siswa dikelas VII B. Nilai terendah 45,00, tertinggi 70,00 dan rata-rata baru mencapai 60,12. Melihat hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi masih tergolong rendah, karena belum mencapai 75% ketuntasan belajar dan belum mencapai 70,00 reratanya. Berdasarkan wawancara dengan guru, dikatakan bahwa memang selama ini anak-anak kurang tertarik dalam pembelajaran puisi, dan guru pun telah mencoba berbagai metode yang dimiliki namun belum dapat mengatasi kendalakendala yang dihadapi utama sikap siswa terhadap pembelajaran kurang serius.
pada jenjang sekolah SMP/MTs. Setiap tingkatan kelas kompetensi dasar yang hendak dicapai
32
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
Mendasarkan pada uraian di atas dapat dikatakan bahwa rendahnya kemampuan
serta peristiwa sarat nilai (Joko Nurkamto, 2004: 103).
apresiasi puisi lebih disebabkan karena kualitas proses belajar-mengajar yang belum maksimal. Sebagaimana diketahui, bentuk konkret pendidikan adalah proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti
Bahkan secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa inti pendidikan terletak pada proses belajar mengajar (Joko Nurkamto, 2004: 102). Itulah sebabnya setelah mengadakan analisis yang keomprehensip tentang komponen-komponen penentu, Soedijarto dalam Joko Nurkamto (2004: 102) menyimpulkan bahwa mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas proses belajar mengajar dan karenanya apabila terjadi penurunan mutu pendidikan yang pertama kali harus dikaji adalah kualitas proses belajar mengajar tersebut. Proses belajar mengajar tergantung pada tiga unsur: (1) tingkat partisipasi dan jenis kegiatan belajar yang dihayati siswa, (2) peran guru dalam proses belajar mengajar, (3) suasana proses belajar. Makin intensif partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar makin tinggi kualitas proses belajar itu. Tingkat partisipasi siswa yang tinggi dapat dicapai apabila mereka memiliki kesempatan untuk secara langsung (1) melakukan berbagai bentuk pengkajian untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman, (2) berlatih berbagai keterampilan kognotif, personal-sosial, dan psikomotorik, baik yang berbentuk sebagai efek langsung pengajaran maupun sebagai dampak pengiring pelaksanaan berbagai kegiatan
juga berprofesi sebagai guru terpanggil untuk membantu memecahkan pokok persoalan tersebut dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga kualitas belajar mengajar yang sebelumnya rendah menjadi berkualitas sebagai mana yang diharapkan. Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah strategi Cooperative Learning teknik Jigsaw (CLJ). Strategi ini amat tepat untuk meningkatkan kemampuan apresiasi puisi. Sebagai mana menurut Slavin dan Cole (1990: 324). “Cooperative learning refers to the set of instructional procedures in which student in mixed ability learning groups to the purpose of achieving some common goal.” Pembelajaran cooperative merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan sifat kerja sama (gotong royong) antar peserta didik yang tersusun dalam suatu tim untuk mencapai tujuan bersama. Tujuannya adalah untuk membangkitkan interaksi personal di dalam kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa. Mereka mendengarkan penjelasan guru, mempelajari materi ajar, berdiskusi, melaporkan, bertanya jawab dan memberikan kesimpulan materi yang didiskusikan. Pembelajarn kooperatife tidak sama sekadar belajar kelompok. Ada unsur-unsur
belajar, dan (3) mengahayati berbagai peristiwa sarat nilai baik secara pasif dalam bentuk
dasar dalam menyusun pembagian kelompok yang akan diuraikan dalam kajian teoritis. Strategi ini dapat membuat siswa mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu belajar
pengamatan dan pengkajian maupun secara aktif keterlibatan langsung di dalam berbagai kegiatan
(Gazali, 2002: 123). Dengan strategi ini, pembelajaran akan lebih menyenangkan dan
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
33
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
menarik karena siswa merasa dihargai. Metode pembelajaran ini telah membuktikan keefektifannya dalam meningkatkan motivasi belajar dan pengakuan diri, atribut langsung sukses atau meningkat pada tes pengertian, pemikiran dan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan apresiasi puisi bagi siswa dapat ditingkatkan dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan menarik. Pembelajaran yang dimaksud adalah strategi cooperative learning. Strategi ini memiliki ciriciri yang dapat mengatasi permasalahan sebagaimana yang telah diuraikan sebelmnya. Adapun pembahasan tentang strategi cooperative learning akan diuraikan secara mendalam pada kajian teori. Sejalan dengan latar belakang maka peneliti mengangkat judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Semester 1 SMP Negeri 2 Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.
C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan apresiasi puisi siswa SMP Negeri 2 Polanharjo melalui penerapan Strategi Cooperative Learning Jigsaw. Adapaun tujuan khusus penelitian ini adalah: 1.
strategi Cooperative Learning Jigsaw. 2.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. 1.
pembelajaran apresiasi puisi khususnya aktifitas siswa dapat ditingkatkan. 2.
Apakah strategi Cooperative LearningJigsaw dapat meningkatkan kemampuan apresiasi siswa kelas VII B?
34
Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini akan berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi praktisi pendidikan dalam mendesain strategi pembelajaran sastra. Selain itu bisa digunakan sebagai alternative pilihan strategi pembelajaran sastra bagi rekan seprofesi, khususnya guru-guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP.
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dalam penelitan ini rumusan masalahnya sebagai berikut. Apakah melalui strategi Cooperative Learning-Jigsaw pelaksanaan proses
Meningkatan kemampuan apresiasi puisi siswa melalui strategi Cooperative Learning Jigsaw.
B. Rumusan Masalah
1.
Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar apresiasi puisi melalui
2.
Manfaat Praktis a.
Lembaga Dapat memberikan masukan kepada lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
b.
Guru 1) Dapat memperbaiki dan meningkatan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahanpermasalahan yang dihadapi dapat diminimalkan. 2) Meninkatkan kemampuan guru untuk menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang menarik. 3) Memberikan pengalaman yang berharga dan menjadikan guru terbiasa melakukan penelitian berskala kecil yang tentunya akan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta karier guru itu sendiri.
c.
Siswa 1) Hasil penelitian ini akan membantu siswa yang bermasalah di kelas dalam meningkatkan kemampuannya mengapresiasi puisi Indonesia. 2) Melatih siswa bertanggung jawab dan bekerja sama dalam kelompok heterogen. 3) Melatih
keberanian
dalam
menyampaikan pendapat. 4) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas. 5) Memperbaiki sikap siswa dari kurang positif menjadi positif.
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Landasan Teori Pada bagian ini akan dideskripsikan konsep-konsep yang relevan dengan topic masalah penelitian yang telah dirumuskan, yaitu konsep yang berkaitan dengan (1) hakikat kemampuan apresiasi puisi, (2) hakikat pembelajaran puisi, (3) hakikat strategi pembelajaran cooperative learning. 1.
Hakikat Kemampuan Apresiasi Puisi Kata kemampuan diartikan sebagai kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Kaitannya dengan kegiatan apresiasi, kemampuan berarti kesanggupan/kecakapan siswa dalam memberikan penilaian atau penghargaan terhadap suatu karya seseorang. Karya yang dimaksud termasuk di dalamnya adalah berjenis sastra/puisi. Kemampuan belajar digunakan untuk menyebutkan kemampuan individu yang berfungsi dalam lingkungan yang membutuhkan suatu usaha yang bersifat kognitif (http://www.cognitive-apitude-assesmentsoftware.com/Glosary/ Learning Ability.html) Dick Hartoko dalam Herman J. Waluyo, (1988: 3) mengartikan apresiasi sebagai penghargaan. Apresiasi sastra adalah penghargaan karya sastra. Dalam hal ini seseorang langsung “menukiki” karya sastra, berusaha menerima karya sastra sebagai karya seni yang mangandung nilai-nilai sastra sebagai sesuatu yang benar. Gove dalam Aminuddin (2002: 34)
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
35
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
mengemukakan bahwa istilah apresiasi mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan (2) pemahaman serta pengakuan terhadap nilainilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Herman, J. Waluyo (1987: 23) menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritma, dan musikalitas. Pendapat tersebut berkaitan dengan struktur fisik puisi. Jadi, menurut peneliti berdasarkan teori-teori dalam kemampuan apresiasi puisi dapat dijelaskan bahwa apresiasi puisi merupakan kegiatan yang dilakukan melalui tahap-tahap dimulai dari yang sederhana menuju yang rumit untuk tujuan akhir, yakni menghargai puisi. Secara lebih nyata, wujud dari kegiatan apresiasi puisi bisa berupa membaca untuk memahami dan memaknai puisi, menulis puisi, membacakan puisi, mendramakan puisi, musikalisasi puisi serta mendokumentasikan puisi. 2.
Hakikat Pembelajaran Apresiasi Puisi Kurikulum Pembelajaran Apresiasi Puisi Kurikulum 2006 dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan tahun 2006. Kurikulum ini memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan pengembangan oleh masingmasing satuan pendidikan, sehingga kurikulum ini disebut juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
36
Kurikulum 2006 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya tahun 2004 berbasis kompetensi. Kurikulum 2006 tetap berbasis kompetensi sehingga didalamnya terdapat rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi merupakan seperangkat kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat ditampilkan atau didemonstrasikan oleh siswa sebagau hasil belajar (Depdiknas, 2004: 5). Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai oleh siswa (Depdiknas, 2004: 9). Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang terefleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran. Kompetensi merupakan gambaran umum tentang apa yang dapat dilakukan siswa. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Puisi Pada kurikulum 2006 untuk SMP dan MTs tertulis bahwa tujuan pembelajaran apresiasi sastra adalah siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (BSNP, 2006: 2). Dalam pembelajaran apresiasi sastra
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
memiliki empat manfaat, yakni: (1) membantu keterampilan berbahasa, (2)
belajar baik secara individual maupun kelompok. Strategi ini dapat membuat siswa
meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa, dan (4) menunjang pembentukan watak.
mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu belajar juga jadi strategi ini dapat memanfaatkan potensi belajar siswa seluasluasnya.
Langkah-langkah Pembelajaran Puisi Langkah-langkah pembelajaran puisi menurut Rahmanto (1991: 48-52) adalah melalui pentahapan yaitu: (1) tahap pelacakan pendahuluan, (2) tahap penentuan sikap praktis, (3) tahap introduksi, (4) tahap penyajian, (5) tahap diskusi, (6) tahap pengukuhan. 3.
Hakikat Strategi Cooperative Learning
Pembelajaran
Hakikat Strategi Cooperative Learning Anita Lie (2005: 18) sistem kerja/ belajar kelompok yang berstruktur disebutkan sebagai cooperative learning. Pengertian pembelajaran kooperatif juga disampaikan oleh A. Syukur Ghazali (2002: 123) bahwa pembelajaran kooperatif adalah sejenis cara belajar berkelompok yang melibatkan empat sampai enam siswa. Didalam kelompok ini, siswa bekerja bersama-sama yang lain di bawah pengawasan guru untuk menyelesaikan tugas yang disediakan oleh guru. Didalam diskusi tersebut, siswa-siswa dapat mengemukakan pendapatnya dan seorang siswa yang diangkat sebagai pemimpin kelompok dapat berinisiatif untuk menyimpulkan hasil diskusi. Guru harus menempatkan siswa sebagai insane yang secara alami memiliki pengalaman, pengetahuan, keinginan dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Jadi, pembelajaran cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu model pembelajaran dengan bekerja sama dalam kelompok kecil dan terstruktur dimana keberhasilan kelompok ditentukan oleh keaktifan dari setiap anggota kelompok yang bersangkutan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab dan berusaha mendapat hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Keberhasil individu dalam kelompok merupakan orientasi dari keberhasilan kelompok, siswa bekerja untuk suatu tujuan yang sama dan membantu serta mendorong temannya agar berhasil dalam belajar. Metode dan Teknik Pembelajaran Cooperative Learning Strategi pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai pendekatan. Ada sejumlah lime pendekatan pembelajaran koopertaif yang sudah dikembangkan, tiga diantaranya dapat digunakan pada hamper semua objek dan tingkatan maksudnya dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan tingkatan sekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tiga pendekatan tersebut yaitu: (a) Student Teams Achievement Division (STAD), (b) (Teams Games-Tournament (TGT), (c) Jigsaw II. Dua pendekatan lain yang dirancang untuk subjek tertentu, yaitu
37
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
(d) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan (e) Team
3) Siswa diabagi dalam kelompok
Accelerated Instruction (TAI).
4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Jigsaw yaitu, setiap kelompok akan mengantar ahli untuk membentuk kelompok pakar. Ahli-ahli dalam kelompok pakar akan membahas bagian bahan akademik (yang telah disesuaikan oleh guru). Selepas itu, semua ahli kelompok pakar tadi akan kembali ke kelompok asal masing-masing untuk berbagi pengetahuan mereka dengan rekan kelompok. Motif utama dalam jigsaw ialah setiap pelajar dalam satu kelompok akan menjadi pakar dalam topik tertentu dan bertanggungjawab memberi tunjuk ajar kepada rekan sekelompok tentang apa yang telah mereka pelajari. Langkah-langkah pembelajaran yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut: 1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian. 2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topic yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik dipapn tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brain storming ini dimaksudkan untukmengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
berempat.
5) Kemudian, siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian masing-masing. 6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya. 7) Khusus untuk bagian membaca, kemudia pengajar membagikan bg\agian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut. 8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas. Model Evaluasi Cooperative Learning Dalam penilaian pembelajaran Cooperative Leaning, siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok. Siswa bekerja sama dengan metode kooperatif. Mereka saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk tes. Kemudian masing-masing mengerjakan tes sendiri-sendiri. Nilai kelompok bisa dibentuk dengan beberapa cara. Pertama, nilai kelompok bisa diambil dari nilai terendah yang didapat oleh siswa dalam kelompok. Kedua, nilai
38
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
kelompok bisa juga diambil dari rata-rata nilai semua anggota kelompok, dari “sumbangan” setiap anggota. Kelebihan kedua cara tersebut ialah semangat kooperatif yang ditanamkan. Dengan cara ini, kelompok bisa berusaha lebih keras untuk membantu semua anggota dalam mempersiapkan diri untuk tes. Namun kekurangannya adalah perasaan negative
C. Kerangka Berpikir Sifat mendasar Jigsaw CL berdasar pada kelompok, ada ahli, bertukar pendapat, mewakili kelompoknya. Kelompok ahli berkumpul berdiskusi dan menyimpulkan hasilnya. Akhirnya kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli. Kesimpulan hasil diskusi disampaikan dimuka kelas kemudian guru menyimpulkan bila diperlukan atau
atau tidak adil. Siswa yang kurang mampu akan merasa bersalah karena sumbangan
membenarkan dan menegaskan hasil diskusi yang telah benar. Sehingga kerangka berpikir alurnya
nilainya paling rendah.
sebagai berikut.
Untuk menjaga keadilan ada cara lain yang bisa dipilih. Setiap anggota menyumbangkan poin diatas nilain rata-rata mereka sendiri. Misalnya, nilai rata-rata si O adalah 60 dan kali ini dia mendapat 65, maka dia akan menyumbangkan 5 poin untuk kelompok. Ini berarti setiap siswa, pandai ataupun lamban, mempunyai kesempatan untuk memberikan kontribusi. Siswa lamban tidak akan merasa minder terhadap rekanrekan mereka karena merasa terpacu untuk meningkatkan kontribusi mereka dengan demikian menaikkan nilai pribadi mereka sendiri.
Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw
Proses
Kemampuan Mengapresiasi Puisi
Gambar 1. Kerangka Berpikir Proses penelitian tindakannya dapat digambarkan sebagai berikut :
B. Penelitian yang Relevan Ira Kurniawati dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Koperative Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15 Surakarta”. Widada dalam penelitiannya berjudul “Peningkatan Kemampuan Apresiasi Puisi dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Boyolali. Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Gambar 2. Proses Penelitian Tindakan (Kemmis dalam Suwarsih Madya, 1994 : 25)
39
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tindakan 1.
Siklus I a.
Perencanaan Peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun rencana pembelajaran dengan puisi berjudul Cinta Putih karya Katon Bagaskara. Dengan lagu siswa akan lebih tertarik minatnya untuk belajar. Dengan materi ini diadakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dititikberatkan pada menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi dan merefleksi puisi. Pada pertemuan kedua pelatihan apresiasi puisi dengan dititikberatkan pada pertanyaan yang sama namun materi isi puisi yang berbeda. Setelah itu diadakan uji komptensi. Selain itu peneliti juga memberikan pengertian tentang CL-J agar bisa berjalan dengan baik dan lancar.
b.
Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Pada awal kegiatan, dibuka dengan salam. Seterusnya guru memutar lagu ini, semua siswa tertarik untuk mendengarkannya. Setelah itu guru menerangkan tentang pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam pelajaran saat itu. Yaitu tentang CL-J yang akan mempererat kerjasama diantara siswa.
40
Pada kegiatan inti siswa dibagi menjadi delapan kelompok dengan masing-masing lima siswa dalam satu kelompok. Setiap siswa dalam kelompok memiliki soal yang berbeda, dan akan bekerjasama dengan anggota kelompok lain yang memiliki soal sama dalam menyelesaikannya. Dalam kegiatan ini lagu diputar sekali lagi, setelah itu siswa kembali ke kelompok masing-masing sesuai waktu yang telah ditentukan. Setelah kembali ke kelompok masing-masing, mereka menyusun menjadi sebuah laporan dan digunakan untuk presentasi dengan kelompok lain menanggapi hasil tersebut. Pada bagian penutup, guru memberikan rangkuman materi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. Kegiatan ini diakhiri dengan salam. 2) Pertemuan Kedua Kegiatan pada pertemuan kedua merupakan lanjutan dari kegiatan pertama. Diawali dengan salam, kemudian guru memutarkan lagu Katon Bagaskara yang lain dengan judul “Tidurlah Tidur”. Materi ini disampaikan dalam 2 jam pelajaran. Berikutnya, siswa diminta untuk mengikuti pelajaran seperti yang telah dilakukan kemarin.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
Pada kegiatan inti, menyampaikan indicator
guru yang
2) Pengamatan terhadap Siswa Pada pertemuan pertama siswa
membuat siswa mengikuti pelajaran dengan bekelompok lagi. Mereka akan melaksanakan pembelajaran yang sama dengan materi yang berbeda. Pada
masih kebingungan apa yang harus dilakukan. Tetapi guru dengan sabar membimbing siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Hal biasa terjadi
kegiatan ini siswa sudah dapat berkomunikasi dengan baik dengan temannya.
dalam kegiatan berkelompok, yaitu kegaduhan diantara para siswa karena memberikan pendapatnya masingmasing. Dalam hal ini penilaian di
Sementara itu guru mengamati jalannya pelajaran. Setelah itu diadakan evaluasi materi yang telah dikerjakan oleh siswa dari pertemuan pertama dan kedua. Sebagai penutup guru merangkum materi pembelajara, menjelaskan halhal yang ditanyakan oleh siswa. Setalah itu pelajaran ditutup dengan salam. c.
titikberatkan pada sumbangsih siswa kepada kelompok masing-masing. Pertemuan kedua, siswa sudah bisa memahami bagaimana metode ini berjalan. Sehingga tanpa banyak membuang waktu, siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan seksama. Siswa sudah bisa bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing.
Observasi Setelah diadakan dua kali pertemuan maka diperoleh gambaran sebagai berikut: 1) Pengamatan terhadap Guru Guru telah berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pelajaran. Dengan metode yang diberikan, awalnya gur u kebingungan dan membuat suasana kelas kurang kondusif. Tetapi pada pertemuan kedua, guru mulai memahami metode ini. Dengan memberikan penguatan positif kepada siswa guru telah memberikan motivasi kepada siswa. Guru juga menekankan bahwa kerjasama setiap anggota akan memperoleh hasil yang memuaskan.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
d. Refleksi Dari pengamatan ini, pembelajaran kooperatif teknik jigsaw belum berjalan lancar, semisal masih ada siswa yang diam saja. Masih ada siswa yang membaca buku mata pelajaran lainnya, serta masih banyak kebingungan harus melakukan apa. Dengan hasil ini, tujuan yang ingin dicapai belum tercapai. Selain itu guru telah memainkan peranya dengan baik. Setiap awal dan akhir memberikan salam. Kemudian pada awal pertemuan diberikan pertanyaan yang menarik minat siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik. Selain itu guru harus memberikan penguatan positif dengan sering. Sehingga siswa akan semakin termotivasi.
41
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
2.
Sebagai penutup, guru merangkum materi pelajaran dan
Siklus II a.
Perencanaan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Setelah itu guru menutup dengan salam penutup.
Dengan berdasar pada siklus yang pertama disusunlah rencana tindakan yang ke dua. Tujuan pembelajaran difokuskan pada makna kata dan penggunaan gaya bahasa. Pada pertemuan pertama belum berhasil dalam menerapkan sistem ini. Peran guru sangat besar dalam pembelajaran. Guru harus serius dalam memantau kegiatan pembelajaran saat siswa melakukan diskusi. b.
Pelaksanaan Tindakan Pada kegiatan ini difokuskan dalam keterampilan apresiasi puisi mengenai makna kias dan simbolis, dan memahami jenis dan fungsi penggunaan gaya bahasa dalam puisi. Diawali dengan tanya jawab singkat serta guru memberikan petunjuk tata cara siswa bekerja dalam kelompok. Kegiatan inti, guru memberikan tugas yaitu memahami jenis dan fungsi penggunaan gaya bahasa dalam puisi serta memahami makna kata dalam puisi. Seperti kegiatan pada siklus pertama, siswa bekerja sama dengan anggota kelompok l ain dan kembali lagi ke kelompok masing-masing dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru sebagai pengamat dan pembimbing.
42
c.
Observasi Dari hasil pengamatan peneliti dengan guru diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pengamatan terhadap Guru Guru telah menjalankan pembelajaran sesuai dengan rencana. Guru telah berusaha menciptakan suasana pembelajaran dan kooperatif. Guru telah aktif dalam memberikan dorongan kepada siswanya. Guru telah terlihat dapat memahami makna dari model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. 2) Pengamatan terhadap Siswa Dalam pembelajaran, siswa memiliki motivasi yang besar. Mereka telah dapat bertanggung jawab dengan tugas masing-masing. Siswa telah dapat bekerja sama dengan baik. Tak ada gangguan ataupun masalah yang timbul. Pertanyaan dan tanggapan akan presentasi telah meningkat. Dan tampaknya sudah ada yang mulai membuat karya sastra puisi. Dengan demikian pembelajaran ini mengalami peningkatan yang sangat besar.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
Siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk seperti pertemuan
d. Refleksi Pembelajaran telah berjalan dengan cukup baik sesuai rencaa yang telah dibuat. Dari siswa telah muncul peningkatan, motivasi, tanggung jawab,
sebelumnya. Setalah itu diadakan presentasi serta Tanya jawab. Tahap akhis adalah penutup, sebelum ditutup
dan antusias dalam belajar. Tetapi masih ada yang kurang, yaitu tujuan kegiatan
guru memberikan sedikit rangkuman materi dan merefleksikan pembelajaran
belum tercapai sesuai harapan. Untuk itu berdasarkan siklus kedua
yang telah dilalui.
ini perlua diadakan lagi siklus ketiga. Selain itu dalam hal ini guru telah menunjukkan peningkatan yang cukup bagus pula. Walaupun masing kurang seringnya memberikan penghargaan kepada anak didiknya. Guru telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan baik. 3.
Siklus III a.
Perencanaan Kegiatan pembelajaran akan difokuskan pada menjelaskan makna kias dan menjelaskan makna citraan dalam puisi, serta menggambarkan isi dan suasana dalam puisi. Selain itu menjelaskan sikap dan perasaan pengarang dalam puisi.
b.
Pelaksanaan Tindakan
c.
Observasi Dari hasil pengamatan peneliti dengan guru diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pengamatan terhadap Guru Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Guru sebagai fasilitator telah berjalan dengan baik. Guru dapat mengontrol keadaan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru tampak lebih sanatai dan menikmati kegiatannya. Dengan keseluruhan, guru telah menjalankan semua tugas sesuai yang diharapkan. 2) Pengamatan terhadap Siswa Siswa telah mengerti apa yang harus diker jakan dalam pembelajaran menggunakan metode
Seperti kegiatan sebelumnya pembelajaran dimulai dengan salam. Setelah pembelajaran difokuskan pada menjelaskan makna kias dan
cooperative learning ini. Pembelajaran berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Antusias, motivasi,
menjelaskan makna citraan dalam puisi, serta menggambarkan isi dan suasana dalam puisi. Selain itu menjelaskan sikap dan perasaan pengarang dalam puisi.
besar. Komunikasi antar siswa dengan guru juga berjalan lancar. Aktivitas dalam kelompok juga lebih
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
keparcayaan diri siswa menjadi lebih
nampak berjalan. Siswa saling
43
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
bertanggungjawab dan saling membantu. Bahkan peningkatan
Akibatnya siswa memiliki prestasi yang kurang bagus. Selain itu pembelajaran
terjadi dalam hasil prestasi siswa.
menjadi tidak kondusif dan tidak menyenangkan. Dengan demikian proses pembelajaran
d. Refleksi Pembelajaran apresiasi puisi dengan cooperative teknik jigsaw pada siklus III ini berjalan lebih efektif dari siklus sebelumnya. Kegiatan sudah
dan hasil memiliki hubungan timbal balik yang tidak serta merta diabaikan begitu saja.
sesuai harapan dari peneliti dan guru. Pengelolaan kelas selama pembelajaran menjadi semakin kondusif.
proses pembelajaran. Pembelajaran akan lebih hidup bila ada komunikasi diantara guru
Peran guru sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing berjalan dengan baik dan lancar. Siswa lebih antusias, termotivasi, percaya diri dalam mengikuti pembelajaran. Tanggungjawab dan saling membantu serta komunikasi terjaga dengan baik dalam diri siswa. Selain itu pembelajaran dalam kelompok telah berjalan dengan baik. Apabila semua guru dapat menjalankan cooperative learning teknik jigsaw dengan disiplin dan bertanggung jawab maka tidak mustahil bahwa siswa akan memiliki kemampuan apresiasi puisi yang bagus sesuai dengan kurikulum yang diinginkan. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Informasi awal kemampuan dan minat siswa dalam apresiasi puisi. Berdasarkan hasil survey awal minat dan motivasi pembelajaran puisi anak masih kurang. Mereka tidak tertarik akan puisi dan pembelajar annya. Disini terjadilah pemusatan pembelajaran kepada guru.
44
Hal ini harus menjadi perhatian yang serius oleh guru sebagai pengendali utama dalam
dan siswa. Selain itu guru harus dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Keadaan kegiatan belajar mengajar meningkat ditandai dengan adanya aktifitas siswa dalam pembelajaran yang meningkat. Sebelum tindakan siswa yang berani berargumentasi 2 orang; mengemukakan pendapat dan beargumentasi tidak ada. Setelah siklus I siswa yang berargumentasi ada 5 orang, siswa yang mengeluarkan pendapat ada 3 orang; sedangkan siswa yang mengeluarkan pendapat dan berargumentasi ada 2 orang. Setelah siklus II, siswa yang berargumentasi ada 10 orang; siswa yang berpendapat ada 6 orang; sedangkan siswa yang mengeluarkan pendapat dan berargumentasi ada 5 orang. Begitu juga pada akhir siklus III terjadi peningkatan, siswa yang berargumentasi ada 15 orang; siswa yang mengeluarkan pendapat ada 10 orang; sedangkan siswa yang mengeluarkan pendapat dan berargumentasi ada 8 orang. Hal ini dapat dilaporkan dalam tabel sebagai berikut.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
Tabel 2. Peningkatan Aktivitas Siswa Aktivitas
No.
Sebelum Penelitian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Berargumentasi
2
5
10
15
2
Berpendapat
0
3
6
10
3
Berpendapat dan Berargumentasi
0
2
5
8
Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa 15 Berargumentasi 10 Berpendapat
5 0 Sebelum Siklus I Penelitian
Siklus II
Siklus III
Berpendapat dan Berargumentasi
Gambar 3. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa 2. Pembelajaran puisi dengan CL-J untuk meningkatkan kemampuan apresiasi puisi a. Peningkatan kualitas pembelajaran apresiasi puisi Setelah diterapkan strategi pembelajaran cooperative learning dengan teknik jigsaw ternyata pembelajaran apresiasi puisi lebih hidup daripada sebelumnya. Siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dengan bekerjasama antar siswa, mereka bisa menyelesaikan tugastugas yang diberikan oleh guru dengan baik. Dalam pembelajaran ini, yang menjadi titikberat adalah bagaimana mereka bekerjasama, saling bertanggungjawab, saling membantu dan semua menjadi aktif serta kreatif.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
b. Peningkatan kemampuan apresiasi puisi Pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII B SMP Negeri 2 Polanharjo sebelum menggunakan cooperative learning masih rendah. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM belum mencapai 75% dari jumlah anak. Dalam pelaksanaan awal meningkat dari 19 siswa (47.5 %) menjadi meningkat menjadi 25 siswa (62.5 %). Nilai ratarata masih sekitar 65,00. angka tersebut belum memenuhi KKM yang ditargetkan 70,00. Siklus II siswa telah mengenal dengan cooperative learning. Siswa telah meningkat dari 25 siswa (62.5 %) menjadi 28 siswa (70 %). Tapi hal ini
45
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
belum memenuhi ketuntasan minimal yang mencapai 75 % walaupun sudah
Dari hasil tersebut dengan diterapkannya cooperative learning
memenuhi KKM. Siklus III pembelajaran puisi menggunakan strategi CL-J diterapkan dengan betul serta teliti. Banyak
teknik jigsaw, terlihat adanya peningkatan yang sangat signifikan. Sehingga pembelajaran ini dinyatakan selesai dan cukup berhasil.
perbaikan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hasilnya adalah dari 28 siswa (70 %) menjadi 34 siswa (85 %)
Hasil dari siklus I, II, dan III dapat dilihat dalam tabel berikut.
dan hasil KKM mencapai 69.00. Tabel 3. Peningkatan Ketuntasan Siswa No.
Peningkatan kemampuan Apresiasi Puisi
Pertindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Tuntas
47,5 %
62,5 %
70 %
85 %
2
Belum Tuntas
52,5 %
37,5 %
30 %
15 %
Hasil dari siklus I, II, dan III dapat dilihat dalam diagram berikut Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar 100% 80% 60%
Tuntas
40%
Belum Tuntas
20% 0% Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4. Diagram Peningkatan Ketuntasan Siswa C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini memiliki banyak kekurangan, baik secara praktis dan teoritis. Minimnya saran dan prasarana serta hasil pengamatan di lapangan selama proses belajar
46
jelas tentang metode ini dalam rangka meningkatkan kemampuan apresiasi puisi. Selain itu keterbatasan penelitian ini di antaranya adalah: 1.
mengajar merupakan keterbatasan praktis. Secara
Penelitian yang dilakukan dalam waktu yang relative singkat. Seharusnya penggunaan
teoritis masih minimnya pengetahuan dan teori yang lebih akurat untuk mengungkapkan secara
suatu metode tidak hanya dalam penelitian saja tetapi terus menerus.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
2.
Hasil observasi yang kurang akurat, dengan siswa sebanyak 40 anak tidak memungkinkan untuk meneliti satu persatu siswa dalam penelitian.
3.
Tidak dapat mengetahui hasilnya setelah diluar jam pengajaran. Seperti apa dalam melaksanakan tugas mandiri di rumah ataupun di luar sekolah.
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
2.
Pembelajaran apresiasi puisi dengan diterapkannya CL-J merupakan proses pembelajaran berkelompok terstruktur dan heterogen. Dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Dari semua anggota kelompok telah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Sedangkan guru bisa memaksimalkan kemampuannya dalam mengajar, membimbing, memotivasi dan berkomunikasi dengan baik didalam kelas. Penerapan strategi ini mampun meningkatkan kemampuan siswa dalam berapresiasi puisi. Selain itu prestasi siswa juga meningkat. Jadi strategi ini sesuai yang diharapkan oleh peneliti dan guru dalam mencari metode untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran apresiasi puisi.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
B. Implikasi Dalam kesimpulan telah dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi di kelas VII B SMP Negeri 2 Polanharjo dapat berjalan dengan efektif dengan diterapkannya strategi CLJ yaiu pembelajarn kelompok berstruktur dan heterogen. Awalnya memang mengalami kendala dan belum berrjalan optimal karena siswa dan guru belum berpengalaman. Setelah diulang sampi tiga kali siklus guru dan siswa jadi terbiasa. Disamping penerapan metode ini mampu meningkatkan prestasi pembelajaran apresiasi puisi. Strategi ini efektif dapat meningkatkan kemampuan apresiasi puisi siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Polanharjo. Dengan begitu strategi ini dapat dipilih sebagai salah satu metode unggulan dalam rangka mengantarkas siswa dalam memperoleh kemampuan berapresiasi puisi. C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas dapat diajukan saran sebagai berikut. 1.
Para guru bahasa Indonesia disarankan agar menguasai metode pembelajaran puisi cooperative learning jigsaw (CL-J).
2.
Para guru bahasa Indonesia seyogyanya menerapkan metod pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw (CL-J) karena metode ini menjadikan siswa memiliki keterlibatan langsung dalam pembelajaran apresiasi puisi sehingga dapat meningkatkan kemampuan apresiasi.
47
Upaya Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dengan ......
3.
Para guru bahasa Indonesia disarankan agar selalu memotivasi siswanya dengan cara memberikan penguatan positif kepada yang berkemampuan tinggi dan memberikan bimbingan kepada yang berkemampuan rendah
4.
Para siswa disarankan agar terus menerus
Herman J. Waluyo. 1987. Teori dan Apresiasi Sastra. Jakarta: Erlangga. h t t p : / / w w w. c o g ni t i ve- a p it u d e- a s s es men t software.com/Glosary/ Learning Ability.html Joko Nurkamto. 2004. “Peningkatan Profesional Guru Melalui ‘Reflective Teaching’ dalam Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya Tahun 2 Nomor 3. Surakarta: Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Univesitas Sebelas
belajar dalam proses kerja kelompok sebagaimana dalam CL-J sehingga kemampuan berapresiasi dapat diraih secara maksimal. 5.
Kepala sekolah disarankan mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Cooperative Learning Jigsaw di sekolahya dengan memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Maret. Rachmat Djoko Pradopo. 1999. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Slavin, R.F. 1998. Cooperative Learning: Tehory, Research, and Practice. (2nd ed). Boston: Ally & Bacon. Suwarsih Madya. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta. Ira
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di RuangRuangKelas. Jakarta: Grasindo. Depdiknas. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Ghazali, A. Syukur. 2002. Metode Pengajaran Strategi dengan Strategi Belajar Kooperatif. Magelang: Indonesia Tera.
48
Kurniawati. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran Koperative Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15 Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Widada. 2007. Peningkatan Kemampuan Apresiasi Puisi dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Boyolali. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511