Oleh Emil Salim Seminar Institut Peradaban 16 September 2015
[email protected]
MENGAPA PERLU SPN Agar pelaksanaan pembangunan mewujudkan isi “Pembukaan UUD 1945” pada jalur pembangunan mencapai masyarakat adil-makmur di tahun 2045; II. Bertolak dari pemahaman kondisi garis awal 2015 untuk dihadapkan pada tantangan2 pembangunan yg perlu ditanggulangi jangka pendek & panjang; III. Memungkinkan penilaian hasil2 yg dicapai serta koreksi yg diperlukan atas penyimpangan kerja; IV. Menyesuaikan cita2 dgn kemampuan pencapaian; I.
KERANGKA ACUAN SPN
Inti Pokok “Pembukaan UUD 1945”: Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejah-teraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasar-kan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dlm susunan Negara Republik Indonesia yg berkedaulatan rakyat berdasarkan kpd (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yg Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm Permusyawaratan/Perwakilan dan mewujudkan (5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat;
MEMPERJUANGKAN PANCASILA Presiden Soekarno:”Geest-Wil-Daad”: “Juga dlm hal Pancasila ini orang harus berpikir dlm istilah geest-wil-daad. Bangsa Indonesia harus berjuang terus. Berjuang terutama dlm arti membangun – membangun materiil dan membangun moral – agar supaya toon hidup-nya yg bernama Pancasila itu benarbenar menjelma-wadag di atas segala lapangan hidupnya.” (Waktu menerima gelar Doctor Honoris Causa sebagai penggali Pancasila oleh Universitas Gajah Mada, Yogjakarta, 19 September 1951).
SISTEM EKONOMI PANCASILA Sistem Ekonom Pancasila: menggunakan data-survey riil yg berlaku; membangun model pembangunan obyektif untuk mengelola peri-laku subyek ekonomi dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat Berdasarkan garis kebijakan Pemerintah; guna mencapai sasaran/tujuan kebijakan sesuai dengan nilai, semangat dan cita-cita Pancasila.
Sila I: KETUHANAN YANG MAHA ESA Dari 237 mil. penduduk (2010) 87% Muslim, 7% Protestant,
3% Roman Catholics, 1.5% Hindu. Sisanya 1.25% adalah Buddhism, Confucianism, dan Christian denominations; Dari 207 mil.Muslim kebanyakan Sunni, 3 mil..Shiites, 300.000 anggota Ahmadiyyah Muslim Community. 20 million penganut 400 “Aliran Kepercayaan”; 10.000 Sikh, Bahai, Falun Gong followers; Hindu (Bali), Protestant Christian (Papua, West Papua, Nusa Tenggara, North Celebes); Kerukunan Umat Beragama = lembaga musyawarah antar agama
Religious tolerance is one of Indonesia’s weaknesses based on Social Progress Index 2014
Social Progress Index 2014: New Zealand versus Indonesia
Foundation s of Opportunity Wellbeing
Basic Human Needs
Rank GDP per capita-2005 constant $ Social Progress Index
New Zealand Scorecard 1 $25,857 88.24
Indonesia 88 $4,272 58.98
Basic Human Needs Foundations of Wellbeing Opportunity
91.74 84.97 88.01
63.65 69.42 43.86
Nutrition and Basic Medical Care Water and Sanitation Shelter Personal Safety Access to Basic Knowledge Access to Information and Communications Health and Wellness Ecosystem Sustainability Personal Rights Personal Freedom and Choice Tolerance and Inclusion
97.57 100 83.23 86.13 99.49 96.74 77.81 65.84 98.8 94 82.41
84.77 52.19 64.33 53.31 90.11 51.4 77.99 58.18 49.47 63.09 29.56
Access to Advanced Education
76.84
33.31
Scorecard
Strength relative to the 15 countries with most similar GDP per capita Neither strength nor weakness relative to the 15 countries with most similar GDP per capita Weakness relative to the 15 countries with most similar GDP per capita
Hubungan antara Government Restrictions (X-axis) dan Social Hostilities (Y-axis)
Indonesia’s restrictions on religion are very high based on: 1.The Government Restrictions Index (GRI) measures government laws, policies and actions that restrict religious beliefs and practices. 2. The Social Hostilities Index (SHI) measures acts of religious hostility by private individuals, organizations or groups in society
Indonesia
KESIMPULAN Persepsi Sosial Progress Index: “Toleransi & Inklusi ”terendah dlm Social Progress Index 2014; Toleransi agama terendah dlm SP-Index; Restriksi agama di Indonesia sangat tinggi.
SARAN KEBIJAKAN Utamakan pembangunan kesejahteraan utk capai
“demokrasi critical minimum threshold daerah” dgn penekanan pada Good Governance + perwakilan; Sejalan dgn pembangunan kembangkan kehidupan beragama dgn mengikis sifat pembiaran dan in-action oleh Pemerintah dn Perwakilan lokal; Secara sadar kembangkan Lembaga Keurukunan Umat Beragama untuk sedini mungkin deteksi potensi konflik utk ditampung dgn conflict management; Pengembangan nation-building memuat pembangunan kesejahteraan dan kerukunan beragama simultan;
SILA II: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Prof. Takashi Inoguchi Conducted
Surveys in 3 Asian Countries during 2013 – 2008 to compare the extend to which people experiences: 1. Feeling of happiness 2. Feeling of enjoyment in life 3. Feeling of achievement in life
Self-Assesment of Happiness (%) All Thing Considered, Would You Say that you are very happy these day
Self- assesment of enjoyment (%) “How often do you feel you are really enjoying life these day.?”
Self-assesment of achievement “How much do you feel you an accomplishing what you want out of your life.?”
Self-Assesment of specific life domain (%) “Please tell me how satisfied – dissatisfied you are with the following aspect of your life”
Distinguishing life sphere of domain assessment First group :
The materialist sphere of life on the QOL sustaining factor Second group : The post-materialist sphere of life on the QOL of life enriching factor Third group : The public sphere of life on the QOL enabling factor
Asian People Self Assessment 1. Most satisfied with domain in the post-
material sphere of life; 2. Least satisfied with the domain in the
public sphere of life.
ASIAN HAPPINESS – GDP CONNECTOR HAPPINESS
GDP Per-Capita
1. EAST ASIA
More Negatively than
Their GDP Per-capita
2. SOUTH EAST ASIA
More Positively than
Their GDP
3. SOUTH ASIA
More Positively than
Their GDP
4. CENTRAL ASIA
More Negatively than
Their GDP
INDONESIA – ASIA COMPARISON 1. Self assessment of happiness : Percentage
Difference Index 66,9 (55,1) 2. Self assessment of enjoyment 66,6 (61,6) 3. Self assessment of achievement 68,8 (36,8)
Materialists Role Sphere (%) SATISFACTION With
Average
ASIA (%)
1. Housing
71,8
57,1
2. Standard Living
54,7
46,1
3. Household Income
42,3
31,1
4. Health
84,2
58,6
5. Education
54,9
45,2
Past Materialists Life Sphere (%) SATISFACTION With
Average
ASIA (%)
1. Friendship
91,7
77,3
2. Jobs
37,3
38,3
3. Marriage
92,0
83,8
4. Neighbors
91,5
66,7
5. Family Life
85,6
74,3
6. Leisure
80,8
51,9
7. Spiritual Life
95,5
57
PUBLIC SPHERE OF LIFE (%) SATISFACTION With
Average
ASIA (%)
1. Public Safetly (%)
88,1
37,7
2. Conduction of the Environment
81,6
34,1
3. Social welfare system
57,8
16,6
4. Democratic system
68,1
26,6
General Conclusion Indonesia Result of survey 2004 and 2007 1. Most satisfied with spiritual life 2. Least satisfied with job
Indonesia Policy Implication 1. Job-creating development policy to replace
jobless growth 2. Raise productivity to increase household income 3. Resource value added development to raise standard of living 4. Human resource development through Science Technology Engineering Mathematic (STEM) to improve education
FOCUS OF PRIORITY DEVELOPMENT 1. Rural area 2. Area with poor infrastructure
3. East Indonesia 4. Informal sector
5. Women
General Conclusion 1. 2.
3. 4.
5.
Quality of life index can correct GDP oriented development; Asian values happiness higher than materialistic GDP; Analysis of quality of life can give development a human face in policy making; Development needs to comprise of economic social environmental development to be accomplished simultaneously collaborative; Research are required between behavior and social researches to make development raising the quality of life.
SILA III: PERSATUAN INDONESIA Membangun persatuan Indonesia dalam setting global: GLOBAL: 2012 2050 Penduduk (milyar orang)......................7................9 Gross World Product (US$ trill.).........70...............200
INDONESIA; Penduduk (juta orang).......................230-253........316-330 Penduduk pulau Jawa (juta orang).....141-155.........193 Zero growth penduduk (juta orang).......................316 (2046) Zero growth penduduk Jawa (jt.org).......................193 (2036) Produk Domestik Bruto (US$ per org)...3.500.........14.500 – 65.697
SUMBER PDB NASIONAL PER PULAU q1/2012 PULAU
Produk Domestik Bruto
1. Jawa..............................57% (DKI Jakarta: 16%) 2. Sumatera......................24% (Riau saja 7%)
3. Kalimantan...................10% (Kaltim saja 2%) 4. Sulawesi........................4% (Sul.Slt saja 2%) 5. Bali-Nusa Tenggara.......3% (Bali 1,24%) 6. Maluku dan Papua........2,2% (Papua + P.Barat 1,9%)
Inekualitas antar dan dalam pulau bangun PDB-NKRI
PENDUDUK DI ATAS GARIS KEMISKINAN 2012 RATA-RATA INDONESIA DI GARIS KEMISKINAN 11,96%
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Papua...........................31,11%; 9. Lampung...............16,18%; Papua Barat..................28,20%; 10.Jawa Tengah........15,34% Maluku..........................21,78%; 11. DIY Yogjakarta.....16,05% Nusa Tenggara Timur...20,88%; 12. Sulawesi Tengah..15,40% Nusa Tenggara Barat....18,63%; 13. Sul.Tenggara.......13,71% Aceh..............................19,46%; 14.Sumatera Slt.........13,78% Gorontalo.......................17,33%; 15. Jawa Timur..........13,40% Bengkulu........................17,70%; 16. Sulawesi Barat.....13,24%
ECOLOGICAL FOOTPRINT & BIOKAPASITAS 2010 Eco-Footprints Ha/orang; Biokapasitas Ha/orang; Kesimpulan: Riau...............................2,69...................1,31.................Defisit; Jambi.............................3,89...................3,17.................Defisit; Pulau Jawa....................1,01...................0,20.................Defisit; Sulawesi Utara..............1,79...................1,54.................Defisit Bali................................1,76...................0,24.................Defisit Nusa Tenggara Barat....0,65...................0,33..................Defisit Eco-Footprint = areal/per orang dibutuhkan menopang kehidupan manusia dihadapkan dengan daya-dukung ekosistem.
AMBANG BATAS SDA TAK TERBARUKAN 1. Cadangan besi habis 2022; 2. Bauksit habis
2018; 3. Nickel habis 2018 (50% ekspor ke Jepang); 4. Tembaga habis 2056; 5. Zircon rare earth nomor 4 di dunia, semua di ekspor; 6. Batubara cadangan 21,3 milyar ton sampai 2076; 7. Gas 104,7 milyar TSCF habis 2045; 8. Minyak bumi cadangan 4 milyar habis 2023; 9. Bukit Karts untuk simpanan air atau bahan baku semen? Kecuali tembaga & batubara, proven reserve minerals habis sebelum 2045 dgn laju eksploitasi sekarang.
SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN Letak Indonesia di khatulistiwa sepanjang “London-Teheran” diapit dua samudera dan benua memberinya kekayaan sumber alam hayati terkaya di dunia sebagai negara kepulauan; Dengan sains dan teknologi serta pendekatan “bio-mimicry” tersedia bahan baku untuk value added produk unggulan RI: 1. Bio-energy; 2. microbial natural product based pharmacy; 3. organic fertilizer; 4. diversitas pangan, hortikultur, obat, kosmetika, produk industri; 5. tropical marine bilogical resource base pangan, obat, kosmetika;
Perlu pendekatan pembangunan berkelanjutan dgn resource enrichment approach dgn sains & teknologi;
POLA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN TRILOGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: 1. Ekonomi: Equitable, steady & inclusive growth; 2. Social: Kohesi sosial masyarakat bineka dgn ekuiti antar kelompok sosial/antar daerah/antar generasi ditopang inclusive growth dan pengembangan kualitas SDM mencapai Millennium Development Goals dan kenaikan Human Development Index; 3. Lingkungan: Terpeliharanya keberlanjutan fungsi ekosistem sebagai life support system kehidupan alami, melalui keanekaragaan hayati dan kapasitas-bio ekosistem di atas dampak ecological footprints.
SILA IV: KERAKYATAN YG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DLM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN Wujud demokrasi terbesar adalah “demokrasi lokal”
melalui Pilkada memilih langsung Gubernur-Bupati oleh penduduk dlm otonomi daerah sejak 2001; Hasil studi “Institutional Model of Decentralization” menunjukkan semua propinsi kecuali Sulawesi Tenggara mengalami penurunan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto Regional setelah desentralisasi (2001-2007) dibandingkan dengan sebelumnya (1993-1996);
TIGA FAKTOR DOMINAN Dalam otonomi daerah dan demokrasi lokal, tiga faktor yg tentukan berhasilnya daerah: A. Partisipasi publik, penglibatan masyarakat paling sensitif utk penurunan kemiskinan; B. Kondisi fisik daerah semula mempengaruhi laju perkembangan inequality; C. Besarnya dana anggaran pembiayaan pengaruhi laju pertumbuhan; Faktor A dan C paling menentukan keberhasilan daerah jika dimpin oleh Pemimpin Daerah yg tidak pikul beban hutang budi & uang kepada siapapun.
“CAPTURED DEMOCRACY’ Dalam masyarakat terdapat: Pemimpin Nasional/Lokal mengatur kebijakan; Elit Nasional/lokal mampu pengaruhi kebijakan lokal (a.l. Pengusaha, Parpol dan serupa); Warga negara, kelompok masyarakat, LSM dll. Demokrasi Indonesia dipengaruhi oleh interplay ke-tiga kelompok ini. Faktor “kebutuhan dana” menjerat “demokrasi” dalam pertarungan kelompok. Penyelesaian Dana politik secara transparan melepaskan demokrasi Indonesia yg terbelenggu. Kehidupan sistem Partai politik perlu dirasionalisasikan untuk penyehatan demokrasi.
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) mencerminkan kondisi demokrasi Indonesia yang terdiri dari 3 bagian: I. Kebebasan Sipil 1. Kebebasan berkumpul dan berserikat 2. Kebebasan berpendapat
II. Hak Politik 1.Hak memilih dan dipilih 2. Partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan
III. Lembaga Demokrasi 1. Pemilu yang bebas dan adil 2. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah
3. Kebebasan berkeyakinan
3. Peran Partai Politik
4.Kebebasan dari diskriminasi
4. Peran DPRD 5. Peradilan yang Independen
Indeks Demokrasi Indonesia dan Komponennya, 2009-2012 100
90
86.97 82.53
80.79
80
77.94
74.72
70
67.3
65.48 63.17
69.28
67.3 62.63
63.17
62.72 63.11
60 2009
50
47.54
2010
46.33
2011 2012
40
30
20
10
0 IDI
Kebebasan Sipil
Hak Politik
Lembaga Demokrasi
I. Kebebasan Sipil
Indeks DEMOKRASI INDONESIA
II. Hak Politik
III. Lembaga Demokrasi
1. Kebebasan berkumpul dan berserikat
1. Hak memilih dan dipilih
1. Pemilu yang bebas dan adil
2. Kebebasan berpendapat
2. Partisipasi politik 2. Peran Birokrasi Pemerintah dalam Daerah pengambilan keputusan dan pengawasan
3. Kebebasan berkeyakinan
3. Peran Partai Politik
4. Kebebasan dari diskriminasi
4. Peran DPRD 5. Peradilan yang Independen
2009
2010
2011
2012
IDI
67,30
63,17
65,48
62,63
I
67,30
63,17
80,79
77,94
II
86,97
82,53
47,54
46,33
III
62,72
63,11
74,72
69,28
SILA V: KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA Keadilan sosial adalah wujud dari kebijakan ekonomi, sosial, politik dan sumber-daya-alam lingkungan yang bermuara pada kenaikan Total Faktor Produktivitas yang memungkinkan partisipasi seluruh rakyat melalui lembaga demokrasi dalam proses pembangunan menurunkan kemiskinan, menaikkan Human Development Indeks di daerah.
Provinsi yang mempunyai kondisi demokrasi yang bagus cenderung kemiskinannya rendah.
Provinsi yang mempunyai lembaga demokrasi yang tinggi cenderung mempunyai tingkat HDI yang tinggi
Provinsi yang mempunyai kondisi demokrasi yang bagus cenderung mempunyai HDI yang tinggi atau tingkat kesejahteraan yang tinggi, ditinjau dari segi pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.
Provinsi yang mempunyai lembaga demokrasi yang kuat cenderung memiliki angka kemiskinan rendah
SEMANGAT WUJUDKAN PANCASILA Sistem Sosial-Politik-Ekonomi dibangun melalui rangkaian kebijakan membangun perilaku masyarakat agar tercapai: setiap sasaran sila Pancasila; pola pembangunan yg dijiwai Pancasila untuk diwujudkan dalam karya pembangunan yang objektif dan realistis melalui perwujudan Pancasila dalam”semangat kemauan dan perbuatan” (geest-wil-daad).
PROSES EKONOMI DAN POLITIK Proses ekonomi melewati pasar melalui mekhanisme harga.
Harga tidak bebas dan dipengaruhi intervensi Pemerintah dalam pasar melalui Kebijakan & Perencanaan mendispersi kekuatan ekonomi antar pulau dan kelompok sosial bangsa; Pencapaian sasaran perlu tahapan jangka panjang 20 tahun (satu generasi) karena akan disusul dgn semangat zaman dan tuntutan generasi yang berubah tiap 20 tahun; Sasaran 20 tahun dituang dalam sasaran 5 tahun menurut masa kerja kabinet dipimpin Presiden yang dipilih setiap 5 tahun; Sistem ekonomi yang tumbuh dicerminkan perkembangan kehidupan politik bangsa berdasarkan demokrasi ekonomi & politik; Prinsip pokok proses ekonomi dan politik = inklusive growth membangun kohesi bhineka tunggal eka kesatuan bangsa.
SISTEM EKONOMI INKLUSIF Perkembangan ekonomi ditentukan oleh “scale of social
preference function” (SPF) yg menunjukkan apa yang dimaui; SPF dipengaruhi social dan cultural values tercermin dalam pasar murni yg membentuk harga dari bineka kelompok sosial dan daerah sebagai indikasi bagi Pemerintah aspek pasar mana perlu diintervensi agar sifat ekonomi inklusif; Pembentukan SPF “harus bebas” dan tidak didominasi kelompok kecil agar tidak menghambat tumbuhnya ekonomi inklusif. Tingkat inklusifitas ekonomi ditentukan oleh kebebasan pembentukan SPF yg ditopang oleh inklusifitas yang berlaku dalam sistem politik. Sehingga demokrasi ekonomi berjalan seiring dgn demokrasi politik.
SISTEM POLITIK INKLUSIF Sistem politik perlu terbuka menampung aspirasi yang
hidup dlm masyarakat dgn pola politik inklusif; Sistem politik inklusif menolak monopoli politik oleh kelompok atau aliran politik terbatas agar aspirasi masyarakat umum tertampung dalam sistem demokrasi politik; Sistem politik inklusif memungkinkan dispersi kekuatan ekonomi menurut dispersi kekuatan politik yang hidup dalam masyarakat, sehingga tumbuh demokrasi ekonomi sejalan dengan demokrasi politik; Dalam sistem demokrasi ekonomi dan demokrasi politik ini tumbuh jati diri bangsa yang berharkat bhineka tunggal eka;
MENUJU SISTEM POLITIK & EKONOMI INDONESIA Berdasarkan UU-45 maka Sistem Politik Indonesia dan Sistim ekonomi Indonesia adalah inklusif = “masyarakat diikut sertakan” = “demokrasi politik dan ekonomi”; 2. Unsur menonjol adalah “equity antar masyarakat dan antar daerah” dalam proses pembangunan masyarakat adil makmur; 3. Kewajiban generasi kini memungkinkan generasi nanti kelola SDM dan SDA dlm pembangunan berkeberlanjutan utk kemaslahatan hidup generasi demi generasi di bumi Indonesia ini; 4. Pembangunan = sustained restructuring sistem politik & ekonomi dgn semangat “demokrasi politik dan demokrasi ekonomi”: 1.
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL Strategi pembangunan bertolak dari “kondisi 2012” untuk ditarik ekstrapolasi ke 2012-2032-2045 memecahkan masalah: 1. Inequality pembangunan antar-daerah RI-Barat : Timur; 2. Mendobrak Kemiskinan di 16 propinsi; 3. Tidak sustainable pola pembangunan Sumatera-Jawa-Bali; 4. Terbatasnya waktu eksploitasi SDA Tak Terbarukan; 5. Capacity building sains-teknologi SDA Terbarukan; 6. Beralih ke Sustainable Dev. dgn koreksi market failures; 7. Bina Sistem Ekonomi dan Politik Inklusif memuat Demokrasi Politik bersamaan dengan Demokrasi Ekonomi. 8. Utamakan aksesibilitas fasilitas infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan sarana perbankan berimbang antar daerah
STRATEGI PERMBANGUNAN NASIONAL 9. Rencanakan pemanfaatan “Bonus Demografi” (2015-2040) dgn menekankan pengembangan SDM usia muda; 10.Tingkatkan “Total Productivity Factor” untuk keluar dari “Middle Income Trap” di tahun 2040; 11. Perkuat daya saing bangsa menanggapi “Masyarakat Ekonomi Asean”; 12. Perkuat jaringan infrastruktur dari Sabang-Merauke membangun landasan bagi pengembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Panca Sila dalam masyarakat yang adil dan makmur.
GARIS BESAR HALUAN NEGARA Memuat tracee janka panjang pembangunan 20192045, yang terjabarkan dalam rangkaian GBHN 5 tahunan sebagai acuan pembangunan 5 tahun; II. GBHN merupakan dokumen-pedoman-kerja sehingga dihindari perumusan normatif yang sulit diterjemahkan dalam programn kerja efektif; III. Fungsi GBHN adalah untuk “membangun konsensus” antar semua lapisan masyarakat ke arah mana bangsa ini dibangun untuk dicapai di tahun 2045, 100 tahun Indonesia Merdeka I.
