FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI AIR DARI HUTAN LINDUNG UNTUK RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI HULU DAS PALU - SULAWESI TENGAH) (The Factors that influence water consumption from protection forest for family/homehold (A case study in UPPA - watersheed Palu - Centre Sulawesi) Oleh : C.Yudilastiantoro1) 1)
Peneliti pada Balai Penelitian Kehutanan Mataram Jl. Airlangga No. 88 Mataram email:
[email protected]
Naskah diterima: 7 Januari 2009; Edit terakhir: 20 Februari 2009
ABSTRACT The relationship between human and forest in ecosystem has been known since along time ago. People who stay inside and nearby a forest mostly depend on forest, especially for water. The research was located in Palu watershed and belonged to some subdistricts of East Palu, West Palu, South Palu, Sigi Biromaru, Kulawi, Dolo, Palolo and Marawola, Central Sulawesi Province. This research was conducted from August to December 2006. Water consumption of household that originated from protection forest was the total benefit of water as dependent factor and some others factors effected. This relationship was analyzed by multilinier regression with MINITAB version 13.0 software. The result of regression analysis for water consumption for household in Palu watershed was : Y = 21.5 0.00483X1 + 0.220 X2 -0.772 X3 - 0.0032 X4 with R3 = 0.93. The income level for household (X1), education formal level (X3) and age of respondents (X4) have negative correlations with water consumption of household (Y= m3/capita/year). This correlation showed that water consumption foor household will become more effective and efficient if the income level of household, education formal level and age. The cost of facilitation such as piping, distance for source of water to the housing will increase the water consumption for every household. Key Words: water, protection forest, household and regression. ABSTRAK Hubungan saling ketergantungan manusia dan hutan dalam suatu sistem interaksi kehidupan telah berlangsung lama. Masyarakat di dalam dan sekitar hutan banyak menggantungkan hidupnya pada keberadaan hutan dan memiliki hubungan yang erat dengan hutan terutama kebutuhan air untuk rumah tangganya. Lokasi penelitian di wilayah DAS Palu hulu yang meliputi beberapa kecamatan yaitu kecamatan Palu Timur, Palu Barat, Palu Selatan, Sigi Biromaru, Kulawi, Dolo, Palolo dan Marawola. Propinsi Sulawesi Tengah. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai dengan Desember 2006. Kebutuhan air dari hutan lindung untuk rumah tangga merupakan nilai manfaat total air yang merupakan faktor dependen dan beberapa faktor independen yang mempengaruhinya. Hal ini dianalisis menggunakan persamaan regresi dengan software MINITAB versi 13.0. Berdasarkan Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air dari ..... (C.Yudilastiantoro)
63
data yang diperoleh persamaan regresi penggunaan air untuk rumah tangga di DAS Palu hulu sebagai berikut : Y = 21.5 - 0.00483 X1 + 0.220 X2 - 0.772 X3 - 0.0032 X4 dengan nilai R2 = 0,93 Faktor tingkat pendapatan rumah tangga (X1), tingkat pendidikan formal (X3) dan umur responden (X4) mempunyai nilai negatif terhadap faktor konsumsi air anggota keluarga (Y; M3/kapita/tahun). Hal ini menunjukan bahwa akan terjadi kecenderungan penggunaan air untuk keperluan rumah tangga yang akan semakin efektif dan efisien apabila tingkat pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan formal dan umur bertambah. Faktor biaya pengadaan air (X2) mempunyai nilai positif yang berarti bahwa penambahan biaya pengadaan air seperti pralonisasi/pipanisasi/pemakaian selang dari sumber air sampai dirumah penduduk, dapat meningkatkan konsumsi air anggota keluarga. Kata Kunci: air, hutan lindung, rumah tangga dan regresi. I. PENDAHULUAN Tinjauan nilai ekonomi manfaat kawasan lindung mensyaratkan bahwa pengelolaan kawasan lindung harus berorientasi ekonomi wilayah yang menjadi bawahannya (daerah aliran sungai dan ekosistem wilayah) agar bisa melihat besarnya nilai dan peran manfaat kawasan lindung sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil, khususnya dalam pemanfaatan kawasan lindung, mengarah kepada efisiensi. Kegagalan pengelolaan dan kebijakan, mengakibatkan hutan lindung yang tersisa di seluruh Indonesia hanya sekitar 15% saja, dan rusaknya hutan lindung akan berkonsekuensi sosial, ekonomi dan ekologi. (Ginoga,2003). Dengan bertambahnya penduduk di sekitar kawasan hutan lindung akan semakin besar ancaman perambahan dan akan semakin sulit untuk melestarikan hutan lindung (BPPTPDASIBT, 2003). Hubungan saling ketergantungan manusia dan hutan dalam suatu sistem interaksi kehidupan telah berlangsung lama. Masyarakat di dalam dan sekitar hutan banyak menggantungkan hidupnya pada keberadaan hutan dan memiliki hubungan yang erat dengan hutan. Tujuan kajian ini menyediakan informasi distribusi nilai ekonomi hutan lindung kawasan daerah aliran sungai Palu untuk keperluan rumah tangga. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah dan para pihak terkait (stake holders) dalam mengelola hutan lindung bersama masyarakat, sehingga dapat membantu dalam perumusan kebijakan dan perencanaan pengelolaan HL, dimana diharapkan keberadaan hutan lindung tetap lestari dan masyarakat sejahtera. II. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi kajian di desa Mantikole dan desa Dolo di Kecamatan Dolo, desa Wera di kecamatan Sigi Biromaru yang merupakan daerah hulu dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Palu dan terletak di sekitar hutan lindung. Obyek kajian ini adalah masyarakat 64
Vol. 9 No. 1 Maret Th. 2009, 63 - 69
pengguna air yang berasal dari hutan lindung. Jumlah responden 60 orang, pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan kuesioner. Data yg dikumpulkan meliputi keadaan keluarga responden (umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman kerja, pendapatan rumah tangga) dan biaya untuk pengadaan air rumah tangga. Metode analisis data menggunakan regresi. Waktu penelitian bulan Agustus sampai dengan Desember 2006. Analisis Data Dalam menduga nilai jasa air hutan lindung untuk konsumsi rumah tangga, objek penelitian adalah rumah tangga di sekitar hutan lindung yang memanfaatkan air secara khusus yang berasal dari hutan lindung. Beberapa batasan yang digunakan dalam penentuan nilai jasa hutan lindung ini adalah (1) permintaan air merupakan jumlah air yang digunakan oleh satu rumah tangga untuk kebutuhan sehari-hari misalnya mencuci, masak dan mandi dalam waktu satu tahun, (2) biaya pengadaan merupakan segala biaya yang digunakan dalam waktu tertentu untuk mendapatkan atau memanfaatkan air, (3) sumber air yang dimaksud adalah air permukaan (sungai, mata air dari hutan lindung dll) serta sumur dangkal, tidak termasuk sumber air hujan. Nilai jasa air hutan lindung untuk rumah tangga merupakan nilai kebutuhan total air bagi rumah tangga yang didekati melalui persamaan regresi menggunakan software MINITAB versi 13.0. 3
Alur pikir Air Hutan lindung
Mata air/sungai
Kebutuhan Air Rumah Tangga
Tingkat pendapatan rumah tangga Biaya pengadaan air
Tingkat pendidikan
Efektif dan Efisien Umur responden
Gambar 1. Alur pikir Figure 1. Frame work III. HASIL PENELITIAN Berdasarkan sumbernya, masyarakat di DAS Palu pada umumnya dan masyarakat sekitar hutan lindung pada khususnya, dalam memenuhi kebutuhan air dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan secara langsung dari alam. Pemanfaatan air secara langsung dari alam berupa air sungai, mata air dan sumur. Jumlah rumah tangga yang memanfaatkan air secara langsung dari alam di DAS Palu disajikan pada Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air dari ..... (C.Yudilastiantoro)
65
Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Airnya di DAS Palu Table 1. Total of homehold based water source in Palu Catchment-area No 1.
2.
Kabupaten/ Kecamatan
Sumur Pompa Terlindung Tidak terlindung (Pump) (protected) (Unprotected)
Mata air Terlindung Tidak terlindung (protected) (Unprotected)
Air Sungai (river)
Kabupaten Donggala a. Dolo
718
1.136
2.306
814
579
235
b. Kulawi
281
444
902
319
226
92
c. Marawola
205
324
658
232
165
67
d. Palolo
797
1.261
2.560
904
643
261
e. Sigi Biromaru
835
1.320
2.681
947
673
273
Kota palu a. Palu Barat
1.231
3.973
497
439
364
151
b. Palu Selatan
3.912
12.627
1.581
1.396
1.156
481
c. Palu Timur Jumlah
217
701
88
78
64
27
8.196
21.786
11.273
5.129
3.869
1.587
Sumber (Source) : BPS Propinsi Sulteng, 2005 (BPS of Central Sulawesi Province)
Masyarakat yang memanfaatkan air langsung dari alam di DAS Palu secara keseluruhan adalah 51.841 rumah tangga atau 90,6% dari total rumah tangga yang ada di DAS Palu. Sebagian besar masyarakat (33.059 rumah tangga atau 60,2%). memanfaatkan sumur, baik sumur terlindung maupun tidak terlindung, sebagai sumber air dalam pemenuhan kebutuhannya. Jumlah rumah tangga yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber airnya mencapai 2,94% dari total rumah tangga yang ada di DAS Palu. Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan software MINITAB versi 13.0 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : sebagai berikut : Y = 21.5 - 0.00483 X1 + 0.220 X2 - 0.772 X3 - 0.0032 X4 dengan nilai R2 = 0,93 dimana : Y = Konsumsi air oleh anggota rumah tangga (M3/kapita/tahun) X1 = Tingkat pendapatan rumah tangga (Rp/tahun) X2 = Biaya pengadaan air (Rp/m3) X3 = Tingkat pendidikan formal yang dimiliki. X4 = Umur responden (tahun) Berdasarkan konstanta-konstanta dan koefisien regresi yang dihasilkan berdasarkan analisis regresi, dengan nilai koefisien determinasi (R2) 0.935 berarti bahwa variabel bebas (dependen variable) yang diamati memberikan pengaruh sebesar 93,5% terhadap variabel tidak bebas (independen variabel) dengan tingkat kepercayaan tinggi (93,5%).
66
Vol. 9 No. 1 Maret Th. 2009, 63 - 69
Tabel 2. Koefisien regresi dari masing-masing variable Table 2. Regresion coefficient of each variable.
No.
Peubah
1.
Tingkat pendapatan rumah tangga
2. 3. 4.
(Rp/tahun) Biaya pengadaan air (Rp/m3) Tingkat pendidikan formal yang dimiliki Umur responden (tahun) Koef.Determinan (R2) = 93,5%
Koef. Regresi
Peluang
-0.0048284
0.000
0.21985 -0.7719 -0.00321
0.000 0.091 0.913
Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Table 3. Analysis of variance
Sumber (Source) Regression Residual Error Total
Derajad bebas Jumlah Kwadrat Rata-rata Kwadrat (Rf) (Sum of squares) (Mean squares) 4 29
1451.95 88.43
33
1540.38
362.99 3.05
F-hitung. F-cale 119.04
Peluang (Probability) 0.0001
Keterangan (Remarks) : beda nyata (significant) pada 5% dengan nilai P=0.001 < 0,05.
Sidik ragam regresi menyatakan berbeda nyata pada P=0.001<0.05 hal ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi linier yang diprediksikan dapat digunakan untuk menganalisis perlakuan-perlakuan yang diamati, sebagai berikut : 1. Tingkat pendapatan rumah tangga (Rp/tahun) Tingkat pendapatan rumah tangga menunjukkan angka negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila faktor pendapatan rumah tangga ditambah, maka akan semakin berkurang penggunaan air untuk keperluan rumah tangganya. Seperti mencuci, mandi dan kakus yang tadinya disungai, karena tingkat pendapatannya bertambah atau tambah kaya, maka untuk kegiatan tersebut dilakukan di rumah dengan penggunaan volume air yang lebih sedikit dibanding melakukan hal ini langsung di sungai. Periksa gambar 1. 2. Biaya pengadaan air (Rp/m3) Biaya pengadaan air menunjukkan angka positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila faktor biaya pengadaan air ditambah, maka konsumsi air untuk anggota rumah tangga juga akan bertambah. Hal ini menunjukan bahwa pralonisasi atau pipanisasi atau selangisasi dari sumber air sampai di rumah penduduk, meningkatkan kebutuhan air untuk anggota keluarganya. Hal ini disebabkan air tersedia setiap saat dalam jumlah relatif cukup melimpah, karena tidak ada kran penutupnya. Bila disumbat atau ditutup akan mengakibatkan pralon atau selangnya pecah atau lepas sambungannya karena tidak adanya kolam penampung. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air dari ..... (C.Yudilastiantoro)
67
3. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh penduduk/responden menunjukkan angka negatif. Hal ini menunjukkan bahwa, apabila tingkat pendidikan formal yang dimiliki penduduk/ responden ditambah atau semakin pandai, maka akan semakin berkurang penggunaan air untuk keperluan rumah tangganya atau semakin bijak dalam menggunakan air. 4. Umur responden (tahun) Umur responden atau penduduk menunjukkan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa, apabila umur responden atau penduduk bertambah, maka akan semakin berkurang penggunaan air untuk keperluan rumah tangganya. Hal ini mencerminkan bahwa, semakin tambah usia seseorang, semakin bijaksana dalam menggunakan air dan semakin paham akan fungsi air untuk keperluan rumah tangganya, dan bagi usia remaja atau usia kerja; semakin bertambah usia seseorang di desa tersebut, semakin besar peluangnya untuk meninggalkan desanya untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Terjadi kecenderungan penggunaan air untuk keperluan rumah tangganya akan semakin efektif dan efisien. IV. KESIMPULAN Kesimpulan : 1. Variable independen yaitu tingkat pendapatan rumah tangga (Rp/tahun), tingkat pendidikan formal yang dimiliki dan umur responden (tahun) mempunyai nilai negatif terhadap faktor dependennya yaitu konsumsi air oleh anggota rumah tangga (M3/kapita/tahun). Hal ini menunjukan, apabila faktor-faktor tersebut ditambah atau ditingkatkan, akan terjadi kecenderungan penggunaan air untuk keperluan rumah tangganya akan semakin menurun atau semakin efektif dan efisien dalam penggunaannya. 2. Variable independen lainnya, yaitu biaya pengadaan air (Rp/m3) mempunyai nilai positif yang berarti bahwa penambahan biaya untuk pengadaan air seperti pralonisasi/pipanisasi/pemakaian selang dari sumber air sampai dirumah penduduk, akan menambah ketersediaan air bagi anggota keluarganya untuk digunakan. Bila anggota keluarganya berpendidikan menengah keatas dan penda patan keluarga tinggi (kaya, ukuran desa), penggunaan air dapat lebih efektif dan lebih efisien.
68
Vol. 9 No. 1 Maret Th. 2009, 63 - 69
Gambar 2. Selain dikonsumsi langsung untuk air minum, memasak dan mencuci, air sungai juga digunakan untuk mandi Figure 2. Besides for drinking, cooking and washing, river also they are using for shower/ swimming. DAFTAR PUSTAKA BP2TPDASIBT. 2003. Kajian Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan Hutan Lindung. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Timur. Makassar. Badan Pusat Statistik Kota Palu. 2005. Kota Palu Dalam Angka. Palu,Sulawesi Tengah. Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala. 2005. Kabupaten Donggala Dalam Angka. Donggala.Sulawesi Tengah Darusman, D. 1993. Nilai Ekonomi Air untuk Pertanian dan Rumah Tangga : Studi Kasus Sekitar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Simposium Nasional Permasalahan Air di Indonesia, ITB. Bandung. Departemen Kehutanan. 2000. Undang - Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Ginoga,L.K.2006. Sintesis UKP Kajian Sosial Ekonomi Hutan Lindung. Bogor. Tidak diterbitkan. Mubyarto.1992. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES.Jakarta. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Donggala.2003-2005. Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan. Palu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air dari ..... (C.Yudilastiantoro)
69