PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh Ana Pratiwi Putri NIM 1111018300005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK
Ana Pratiwi Putri (1111018300005). Pengaruh Model Experiential Learning Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Experiential Learning terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015. Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan design Non-Randomized Control Group Prestest and Posttest Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian kelas A (kelas eksperimen) sejumlah 30 orang siswa dan kelas B (kelas kontrol) sejumlah 30 orang siswa. Berdasarkan uji –t pada data data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf signifikansi 0,05%, nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0,000<0,05), dapat disimpulkan bahwa pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi antara sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan. Artinya, terdapat pengaruh model experiential learning terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dan terdapat respon siswa yang baik yaitu 94,66 % terhadap penggunaan model experiential learning dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.
Kata kunci : Keterampilan Menulis, Karangan Deskripsi, Model Experiential Learning.
i
ABSTRACT
Ana Pratiwi Putri (1111018300005). Influence of Experiential Learning Model to Writing Skill of Description Essay of V grade student in Cengkareng Timur 15 Pagi Elementary School, West Jakarta. Faculty of Tarbiya and sciences, Jakarta Islamic State University Syarif Hidayatullah, 2015. This reseach purpose to find out the influence of writing skill of description essay of V grade student in Cengkareng Timur 15 Pagi Elementary School, West Jakarta. This reseach started from September 2015. The reseach model in this reseach is experimental quation with Non-Randomized Control Group Pretest Posttest design. Technique of sampling are purposive sampling. Sample of reseach in A class (experiment class) are 30 student and B class (control classs) are also 30 student. Based on t-test at post test data of experiment class and control class with signification standat at 0,05%, probability value are smaller than lebih signification standard (0,000<0,05). The conclusion, there are difference of writing skill of description essay between beforeand after threatment. It means, the is an influence of writing skill of description essay and there is a good respond from student around more than 94,66 % toward use of experiential learning model in essay writing learning.
Key Word : Writing Skill, Description Essay, Experiential Learning Model.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrrahiim Segala puji dan syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT, yang telah menganugerahkan segala nikmat beserta limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad Saw yang telah telah membimbing ummatNya menuju jalan yang diridhai Allah SWT. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas segala bimbingan, dorongan dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Fauzan, M.A., selaku wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan arahan, motivasi dan inspirasi. 3. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, arahan, motivasi, inspirasi dan semangat. 4. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan doa, semangat, motivasi dan juga sabar meluangkan waktunya guna menjawab dan mengarahkan penulis khususnya dalam birokrasi yang berkaitan dengan jurusan.
iii
5. Rosida Erowati, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, semangat, dukungan, memotivasi dengan tulus dan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. 6. Dr. Didi Suprijadi, M.M., selaku Dosen Penasehat Akademik Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan selama proses perkuliahan. 7. Seluruh DosenFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)UniversitasIslam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di bangku perkuliahan dengan sebaik-baiknya. 8. H. Marzuki Alfatiri, S.Ag., selaku Kepala SDN CengkarengTimur 15 pagi Jakarta Barat, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukanpenelitian di sekolah tersebut. 9. Agus Sulaeman, S.Pd., dan Aris Setyoningsih, S.Pd., selaku guru kelas VA dan VB di SDN CengkarengTimur 15 Pagi Jakarta Barat, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis pelaksanaan penelitian di kelas yang beliau ajar dan saran-saran yang membantu penulis dalam proses penelitian. 10. Seluruh siswa-siswi kelas VA dan VB, dewan guru dan karyawan SDN Cengkareng Timur 15 pagi Jakarta Barat, yang selalu membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan penelitian. 11. Teristimewa untuk orangtuaku tercinta, Papah Sugeng Riadi dan Mamah Sri Winarti, yang tiada henti-hentinya mendoakan, memberikan limpahan kasih sayang, motivasi, moril maupun materil yang tidak mungkin terbalaskan pengobanannya. 12. Teruntuk orangtua keduaku terkasih, Papih Drs. Muhammad Yus Nursalam dan Mamih Mutia Purwanti, S.H., yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, motivasi,dan inspirasi kepada penulis. 13. Kakak-Kakakku : Harwan Pandu Winata, Hery Prasetyo, S.ST., dan Adikku Muhammad Rifki dan juga kakak iparku Rosdiana, S.Pd., Yeni Fauziah dan
iv
Muhammad Agha Nur, S.Pd., yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis agar cepat menyelesaikan studi dan skripsinya dengan sebaikbaiknya. 14. Teruntuk teman hatiku Muhammad Andhika Nur, S.KH., terimakasih atas segala untaian doa, kasih sayang, kesabaran, kesetiaan, dukungan, semangat serta arahan yang senantiasa diberikan kepada penulis sedari dulu hingga kini dan nanti insya Allah. 15. Sahabat-sahabatku tersayang : Amalia Fauziah, Ade Suryani, Helda Mahdayani, Ratna Syarifah Mudaim, Shofa Widyani dan Sri Yulianingsih yang tiada henti-hentinya selalu memberikan doa, semangat dan dukungan semasa perkuliahan, awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga persahabatan kita abadi yaa. 16. Sahabat-sahabat sepembimbinganku : Elis Robiatul Adawiyyah, Mona Sylviana Dewi, Fitri Ratnasari, dan Sharah Respati dan Muhammad Arif yang telah banyak membantu, memberi semangat dan memotivasi penulis. 17. Sahabat-sahabat terdekat sedari SMA “the sarrap family” : Lanny Karlina, Amd. Keb., Rida Farida, Amd. Keb., La Nova Ardiana, S. KM., Anes Astriani, Amd., Ira Maya Sari, S.Pd., Siti Mardianah, Amd. Keb., Mega Rizki Natiwi, S.E.Sy., dan Nurfi Laeli Az-Zahra, S.Pd. yang selalu memberi semangat, dukungan dan memotivasi penulis. 18. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011. Terimakasih atas segala kenangan manis yang telah kalian ukir dalam ingatanku selama ini. Semoga kebersamaan dan tali silaturahiim kita akan terus berjalan dan tidak akan pernah terputus. 19. Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UNJ, UMJ, UHAMKA dan UT yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mencari bukubuku sebagai bahan referensi penulisan skripsi ini. 20. Serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Atas segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga segala perhatian, doa, bimbingan, motivasi dan dukungannya dibalas oleh-Nya sebagai amalkebaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikandari berbagai pihak. Akhir kata,semoga skripsiini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Aamiin.
Jakarta, 17 Desember 2015
Ana Pratiwi Putri
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
ABSTRACT ...................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6 D. Perumusan Masalah ............................................................................... 6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI A. DESKRIPSI TEORETIS….................................................................8 1. Keterampilan Menulis a. Pengertian Pengertian Keterampilan Menulis ............................... 8 b. Tujuan Menulis .............................................................................. 9 c. Tahap-tahap menulis ..................................................................... 10 2. Karangan Deskripsi a. Pengertian Karangan ...................................................................... 11 b. Macam-Macam Jenis Karangan ..................................................... 12 c. Karangan Deskripsi ........................................................................ 13 d. Teknik Menulis Karangan Deskripsi ............................................. 15 e. Langkah-Langkah Menulis Karangan Deskripsi ........................... 16 3. Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman
vii
(Experiential Learning) ................................................................. 16 b. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) ............................................ 19 c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) ................................................................. 23 d. Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) ................................................................. 23 e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning).............................. 24 B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ........................................ 25 C. KERANGKA BERPIKIR ................................................................... 28 D. HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................30 B. Metode dan Desain Penelitian.............................................................31 C. Populasi, dan Teknik Pengambilan Sampel........................................32 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data...................................................33 E. Instrumen Penelitian...........................................................................35 F. Validitas..............................................................................................44 G. Variabel Penelitian..............................................................................45 H. Teknik Analisis Data...........................................................................45 I.
Hipotesis Statistik................................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..................................................49 1. Profil SDN Cengkareng Timur 15 Pagi............................................49 2. Visi dan Misi SDN Cengkareng Timur 15 Pagi...............................50 B. Hasil Penelitian...................................................................................50 1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol............53
viii
2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol...........58 3. Perbandingan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...................................................................63 C. Hasil Analisis......................................................................................65 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest.............................................65 b. Uji Homogenitas Pretest daan Posttest........................................67 2. Pengujian Hipotesis .........................................................................68 a. Uji-t Data Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...........................68 b. Uji-t Data Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol..........................69 D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................71 1. Interpretasi Data ............................................................................71 2. Pembahasan ..................................................................................72 a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol dan Eksperimen....................73 b. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol dan Eksperimen......................75 c. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol dan Eksperimen.......................77 d. Pertemuan Keempat Kelas Kontrol dan Eksperimen ..................79 E. Temuan Hasil Penelitian.....................................................................83 F. Keterbatasan Penelitian ......................................................................83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan................................................................................................85 B. Saran......................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1
: : : : : : : :
Tabel 4.2 :
Tabel 4.3 : Tabel 4.4 : Tabel 4.5 :
Tabel 4.6 : Tabel 4.7 : Tabel 4.8 : Tabel 4.9 : Tabel 4.10 : Tabel 4.11 : Tabel 4.12 : Tabel 4.13 : Tabel 4.14 : Tabel 4.15 :
Waktu Penelitian ...................................................................... Desain Penelitian ..................................................................... Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest kelas Eksperimen ............. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest kelas Kontrol .................... Aspek-Aspek yang dinilai dalam Menulis Karangan Deskripsi Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi ......................... Kisi-Kisi Angket Respon .......................................................... Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................................ Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................................................................... Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen .............. Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol ...................... Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................................................................... Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen .............. Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol ................. .... Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...................................................................................... Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...................................................................................... Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol........................................................................................ Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...................................................................................... Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...................................................................................... Hasil Uji-t Data Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........ Hasil Uji-t Data Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........ Data Hasil Angket Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Experiential Learning ................................................................
x
30 32 36 37 39 42 43 52
54
55 56 59
60 62 64 66 66 67 68 69 70 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen ......................................46 Gambar 4.2: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol ............................................48 Gambar 4.3: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen ......................................50 Gambar 4.4: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol .............................................52
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan tentang bahasa. Keterampilan bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, di antaranya meliputi empat aspek keterampilan berbahasa seperti keterampilan berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Setiap keterampilan erat sekali berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Terlihat jelas bahwa dari bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pemikirannya. Oleh sebab itu untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut menjadi lebih baik apabila dipelajari sedari bangku sekolah dasar dan berkesinambungan. Pembelajaran menulis mempunyai sifat yang berkelanjutan perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar didasarkan oleh pemikiran bahwa, menulis merupakan keterampilan dasar bagi siswa sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah perlu mendapat perhatian yang lebih sehingga dapat memenuhi tujuan keterampilan menulis yang diharapkan. Keterampilan menulis dapat diperoleh hanya dengan melalui proses belajar mengajar, karena dalam menulis harus terampil dalam menggunakan kosakata, diksi, dan lain sebagainya dalam rangka tujuan penulisan. Hal tersebut harus dipelajari dan dilatih dengan sungguhsungguh, karena keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah.
1
2
Para ahli pengajaran bahasa menempatkan posisi keterampilan menulis pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh setelah membaca, menyimak dan berbicara. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di sekolah pada saat melaksanakan kegiatan observasi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan masih terdapat kesulitan. Pada saat peneliti melaksakan kegiatan wawancara secara tidak tersruktur kepada wali kelas VA dan VB mendapatkan kesimpulan yakni terdapat kira-kira 50% siswa yang masih memiliki kesulitan dalam menulis.1 Kesulitan awal terlihat sekali pada saat guru memberikan arahan kepada murid untuk menulis karangan. Banyak siswa yang ragu untuk menulis karangan dikarenakan mereka malu untuk mengekspresikan perasaan lalu menceritakan kembali pengalamannya dalam bentuk karangan, karangan yang dihasilkan hanyalah sedikit, banyak pula yang beralasan tidak adanya inspirasi, menganggap tidak berbakat untuk menulis karangan, merasa sulit untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan juga banyak terdapat kesalahan penulisan huruf dan EYD yang digunakan tidak tepat. Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan juga mengemukakan, bahwa keterampilan menulis khususnya pada pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah. Kelemahannya terletak pada cara guru mengajar. Umumnya kurang dalam variasi, tidak merangsang dan kurang pula dalam frekuensi. Pembahasan karangan siswa kurang dilaksanakan oleh guru. Sehingga murid-murid menganggap pembelajaran mengarang itu tidak penting atau belum mengetahui peranan mengarang bagi kelanjutan studi mereka.2 1
Hasil wawancara terhadap guru kelas VA VB SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat, Agus Sulaeman dan Aris Setyoningsih, Senin 10 Agustus 2015 pukul 08.00 WIB 2 Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 1998), h.186
3
Abdul khaj mengatakan di dalam kolom harian kompas bahwa tradisi menulis di Indonesia jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tradisi membaca, terlebih di kalangan generasi muda. Rendahnya tradisi menulis menurut Abdul akibat rendahnya minat membaca. Beliau mengatakan kedua kegiatan menulis dan membaca saling mempengaruhi.3 Permasalahan umum salah satu alasan anak-anak pada saat ini untuk malas menulis diantaranya juga tak luput dari peranan “gadget”. Gadget
dapat
menyebabkan
penurunan
konsentrasi
saat
belajar.
Konsentrasinya menjadi lebih pendek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Anak lebih senang berimajinasi seperti dalam tokoh game yang sering ia mainkan dengan menggunakan gadgetnya.4 Masalah yang peneliti temukan dalam proses pembelajaran secara umum tersebut tidak terlepas kaitannya dengan peranan guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri. Ketika pembelajaran dengan materi membuat karangan terlihat guru masih menekankan pada materi yang terdapat hanya di dalam buku. Guru belum menggunakan model atau media pembelajaran yang kreatif. Penggunaan model pembelajaran yang digunakan di dalam kelas hanya model pembelajaran yang konvensional sehingga guru lebih banyak menjadikan siswa objek dalam pembelajaran dan menyebabkan hanya komunikasi berlangsung satu arah saja. Siswa juga kurang dituntut untuk menemukan atau mengkonstruksi sendiri pengetahuannya tetapi langsung menerima ilmu pengetahuan yang sudah jadi dari buku atau dari gurunya. Hal itu menyebabkan siswa menjadi malas, kurang kreatif, dan kritis dalam menanggapi sesuatu. Selain itu, kurangnya penggunaan model dan media pun menyebabkan siswa
menjadi
kurang
antusias
dan
semangat
dalam
memulai
pembelajaran.
3
Abdul Khaj, “Tradisi Menulis Lebih Rendah daripada Minat Baca”, dalam kompas , 2012 diakses pada 13 Agustus 2015 (http://edukasi.kompas.com) 4 Utami Sri Rahayu,”Dampak Negatif Gadget Pada Prestasi Anak”, dalam Kompas, 2013 diakses pada 8 September 2015 (http://female.kompas.com)
4
Apabila
dalam
proses
pembelajaran
siswa
lebih
banyak
berpartisipasi aktif, bahkan siswa yang menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya maka hasilnya pun akan lebih memuaskan. Sebab apa yang ditemukan sendiri oleh siswa akan lebih membekas di dalam benak dan ingatannya. Jadi, tanpa harus guru menuntut untuk menghafal, dengan sendirinya siswa akan hafal atau mengingat apa yang telah ia pelajari atau temukan dengan sendirinya. Melihat permasalahan tersebut maka upaya yang akan dilakukan peneliti dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi adalah dengan penggunaan model pembelajaran berbasis pengalaman atau experiential learning. Salah satu hakikat experiential learning adalah menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif, karena pengalaman mempunyai peranan sentral dalam proses belajar. Sebagai sebuah model pembelajaran yang mengedepankan pengalaman
pembelajar,
experiential
learning
bertujuan
untuk
menciptakan sebuah peluang terhadap kecenderungan pribadi yang berharga dan mengesankan. Melalui pembelajaran berbasis pengalaman, peserta didik akan menjalani aktivitas yang menstimulasi dan menantang untuk bersibuk ria dengan tugas-tugas mereka sendiri. Indriana Dina dalam bukunya yang berjudul Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif menuturkan bahwa experiential learning adalah sebuah cara yang terjadi tiba-tiba, dengan menggunakan praktik pelatihan
dan
pengajaran
yang
perkembangan seseorang di sekolah.
tersituasikan
dan
mendorong
5
Pembelajaran experiential yang dicapai melalui pengalaman dan keterlibatan yang ditentukan secara personal dibandingkan dengan pengajaran atau latihan yang diterima, yang secara tipikal adalah berada dalam kelompok dengan melakukan observasi, mendengarkan, studi teori 5
Indriana Dina, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), h. 89
5
atau hipotesis atau beberapa transfer keterampilan maupun pengetahuan yang lain.6 Peranan
pokok
dari
model
experiential
learning
dalam
pembelajaran antara lain untuk membangun keterampilan menulis karangan deskripsi siswa melalui pengalaman secara langsung dan melibatkan langsung siswa secara aktif. Pengalaman tersebut akan menjadi katalisator untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan deskripsi. Berdasarkan gambaran dari permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelajaran menulis karangan perlu adanya sebuah inovasi dalam penggunaan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan
menulis
karangan
deskripsi
dalam
pembelajaran tersebut khususnya pada siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Oleh sebab itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Experiential Learning Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi masih rendah, rata-rata kemampuan mereka pada saat menulis karangan di bawah standar KKM yaitu masih di bawah nilai 70.7 2. Guru kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi masih belum dapat menggunakan model pembelajaran dengan baik dan kurang bervariasi dalam proses belajar-mengajar.
6
Ibid., h. 84 Hasil wawancara terhadap guru kelas VA VB SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat, Agus Sulaeman dan Aris Setyoningsih, Senin 10 Agustus 2015 pukul 08.50 WIB 7
6
3. Kurangnya perhatian guru kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi terhadap keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi. 4. Partisipasi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi dalam pembelajaran menulis karangan masih sangat kurang.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah dan diharapkan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Untuk itu penelitian ini difokuskan pada masalah keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dengan menggunakan model pembelajaran experiential learning.
D. Perumusan Masalah Dari identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana
pengaruh
model
experiential
learning
terhadap
keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat tahun ajaran 2015/2016?” 2. Apakah terdapat pengaruh model experiential learning terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat tahun ajaran 2015/2016?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka ada tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, yaitu: untuk menjelaskan
Pengaruh
Model
Experiential
Learning
Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Sementara itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.
7
Untuk lebih jelasnya mengenai kedua manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis Sebagai sumbangan keilmuan bahan referensi belajar bagi pihak sekolah yang terlibat dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, semangat, dorongan serta solusi untuk belajar lebih aktif lagi dalam setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan juga untuk mempermudah siswa dalam menerima pelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya b. Bagi guru Penggunaan model experiential learning ini dapat dijadikan bahan masukan dalam memilih salah satu metode yang tepat yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatkan keaktifan, kekreatifan lagi bagi peserta didik dan juga pemahaman peserta didik sehingga tercapainya proses kegiatan belajar mengajar yang kreatif, aktif, inovatif dan menyenangkan. c.
Bagi Peneliti Menambah
pengetahuan,
wawasan
dalam
penggunaan
model
experiential learning sehingga di kemudian hari nanti dapat dijadikan sebagai bahan latihan dan pengembangan proses belajar mengajar lagi. d.
Bagi Pihak Lembaga atau Sekolah Memberikan masukan pada sekolah yang berkaitan dengan penggunaan
model pembelajaran experiential learning untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah pengajaran yang lebih baik.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TEORETIS 1.
Keterampilan Menulis
a. Pengertian Keterampilan Menulis Keterampilan menulis merupakan tuntutan segala jaman, karena dengan menulis umur manusia akan semakin panjang. Keterampilan menulis bukan monopoli orang berbakat dan menulis juga bukanlah keterampilan yang diwariskan dari leluhur.1 Keterampilan menulis juga bukan merupakan kemampuan yang otomatis dibawa sejak lahir. Kompetensi menulis yang handal hanya dapat dicapai dengan jalan banyak berlatih menulis.2 Dindin Ridwanudin dalam bukunya yang berjudul Bahasa Indonesia menuturkan bahwa menulis adalah kegiatan menulis dalam menghasilkan suatu tulisan. Kegiatan tersebut diawali dengan memilih, memilah dan menyusun apa saja yang akan dinyatakan dalam tulisan, menulis pesan dalam bahasa tulis, dan menyempurnakan tulisan sebelum disampaikan kepada pembaca.3 Sedangkan, menurut Zuleha H. M. Saleh juga mengartikan bahwa menulis adalah rangkaian kegiatan seseorang yang meliputi pengungkapan ide-ide, gagasan, buah pikiran, pendapat yang baru yang bersumber dari pengalaman nyata penulisnya, dengan menggunakan kata-kata yang baik, disusun secara kronologis dengan mengggunakan EYD yang benar, sehingga dapat dipahami oleh pembaca.4
1
Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2008), h. 126 2 Solchan, Yetty Mulyati, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011), h. 9.9. 3 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat : UIN Press, 2015), h. 167. 4 Zuleha H. M. Saleh, Terampil Menulis di Sekolah Dasar, (Tangerang : Pustaka Mandiri, 2013) h. 31.
8
9
Tarigan dalam bukunya Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa juga mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini penulis haruslah terampil menggunakan kosakata, diksi, grafologi, struktur bahasa dan lain sebagainya dalam rangka mencapai tujuan penulisan. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui proses latihan dan praktik yang teratur.5 Berdasarkan paparan para penulis diatas maka dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang di gunakan sebagai media untuk berkomunikasi secara tidak langsung dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, secara tidak bertatap muka pun dapat berkomunikasi dengan orang lain. Keterampilan menulis bukan monopoli orang berbakat dan menulis juga bukanlah keterampilan yang diwariskan dari leluhur, juga bukan merupakan kemampuan yang otomatis dibawa sejak lahir. Semua orang akan mampu menulis jika berlatih secara benar, karena dengan menulis kita dapat mengungkapkan ide-ide, gagasan, buah pikiran, pendapat yang baru yang bersumber dari pengalaman nyata. Dalam kegiatan menulis janganlah lupa untuk menggunakan kata-kata yang baik, disusun secara kronologis dengan mengggunakan EYD yang benar, sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
b. Tujuan Menulis Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Tujuan merupakan langkah awal yang penting dalam menulis. Tujuan penulisan adalah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tulisannya.6 Syafi’i dalam Dindin Ridwanudin mengemukakan bahwa tujuan menulis antara lain sebagai berikut :
5
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung; Angkasa, 2008), h.3. 6 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007 h. 174.
10
1) Mengubah keyakinan atau pandangan pembaca 2) Menanamkan pemahaman terhadap sesuatu kepada pembaca 3) Memicu proses berpikir pembaca 4) Memberikan perasaan senang atau menghibur pembaca 5) Memberikan suatu informasi atau memberitahukan sesuatu kepada pembaca 6) Memicu motivasi7 Sedangkan tujuan pembelajaran menulis di sekolah dasar kelas tinggi khususnya untuk kelas V antara lain sebagai berikut : a) Menulis karangan berdasarkan gambar seri yang diacak b) Menulis karangan dengan bahan yang tersedia c) Menyusun karangan dengan menggunakan kerangka karangan d) Menulis kartu pos dengan benar e) Menulis surat pribadi untuk berbagai keperluan dan tujuan dengan kalimat yang efektif f) Menyusun laporan melalui tahapan yang benar g) Menulis secara ringkas isi buku pengetahuan dari cerita dalam beberapa kalimat dengan kata-kata sendiri h) Menulis kejadian penting dalam buku harian dengan ragam bahasa yang sesuai i) Menuangkan ide/gagasan dalam bentuk poster sederhana dengan bahasa yang komunikatif j) Menulis pengalaman pribadi berdasarkan prosa sederhana k) Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi8
c. Tahap-Tahap Menulis Setiap orang memiliki peluang yang sama dalam proses menulis, selama ia dapat melaksanakan kegiatan yang terdapat dalam tahapan
7 8
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat : UIN Press, 2015), h. 166. Solchan, op cit., h. 9.7.
11
menulis. Tahap-tahapan dalam menulis menurut Murray dalam Dindin Ridwanudin antara lain sebagai berikut : 1) Tahap Pramenulis Tahap ini merupakan tahap awal dari proses menulis. Pramenulis adalah persiapan untuk tahap menulis selanjutnya. Tahap memulai menulis yaitu dengan mengksplorasi (memilih, memilah, dan menyusun) yang telah diketahui dan ditemui untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Tiga kegiatan utama dalam tahap pramenulis, yakni : pemilihan topik, penentuan tujuan, bentuk dan pembaca tulisan. 2) Tahap Penulis Tahap
penulisan
adalah
kegiatan
menuangkan
atau
mengembangkan topik menjadi suatu tulisan. Dalam hal ini, topik yang dirumuskan dalam tahap pramenulis dikembangkan menjadi tulisan. Meskipun kegiatan ini sudah menggunakan bahasa tulis, namun penekanan kegiatannya lebih difokuskan pada aspek tulisan dan pertimbangan dari aspek pembaca. 3) Tahap Pascamenulis Tahap pasca menulis adalah kegiatan menulis menyempurnakan draft (buram) sampai dihasilkan suatu tulisan yang layak dikomunikasikan kepada orang lain (pembaca). Inti kegiatan ini adalah membaca ulang dan merevisi hasil penulisan dari aspek mekanisme dan kebahasaan. Apabila penulis menemukan kesalahan, makan dapat merevisi terhadap hasil penelitian itu. Oleh karena itu, tahap ini merupakan tahap akhir proses menulis.9
2.
Karangan Deskripsi
a. Pengertian Karangan Karangan adalah sebentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan 9
Ridwanudin, op cit., h.167.
12
yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian mengarang berarti menuangkan ide yang ada dalam pikiran atau mengeluarkan ungkapan perasaan yang terpendam ke dalam bentuk tulisan.10 Disamping itu, Sudarno dan Eman A. Rahman yang mengatakan bahwa mengarang ialah bagian dari ekspresi secara tertulis. Segala kesan batin, baik pikiran, perasaan, maupun kemauan dapat dinyatakan dengan bahasa tulis.11 Berdasarkan paparan para penulis di atas dapat di simpulkan bahwa sesungguhnya karangan merupakan rangkaian hasil ekspresi atau pemikiran secara tertulis. Segala kesan batin, baik pikiran, perasaan, maupun kemauan atau ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan kalimat yang efektif dan diksi yang tepat.
b. Macam-Macam Jenis Karangan Jenis karangan dapat dilihat dari cara penyajiannya. Nadjua A.S memaparkan sebagai berikut : 12 1) Karangan Deskripsi Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri obyek yang digambarkan tersebut. Contohnya apabila karangan dengan pemandangan alam sebagai objek. 2) Karangan Narasi Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan tersebut. Contohnya dengan menuliskan cerita peristiwa sejak bangun tidur hingga mau tidur apa saja yang ia alami. 10
Nadjua A.S, Inti Sari Kata Bahasa Indonesia, (Surabaya, Triana Media, 2013),
h.133. 11
Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Negeri, (Jakarta : Hikmat Syahid Indah, 1986), cet. I, h. 96. 12 Nadjua A.S, op cit, h.134.
13
3) Karangan eksposisi Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan yang sejelas-jelasnya. 2) Karangan Argumentasi Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca benar-benar menerima sekaligus meyakini kebenaran tersebut. 3) Karangan persuasi Karangan persuasi adalah karangan yang berusaha untuk mempengaruhi pembaca dengan cara membujuk atau mengajak pembaca agar melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulis.
c.
Karangan Deskripsi Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memberikan suatu hal. Dari segi istilah deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya
agar menciptakan daya khayal bagi pembaca sehingga
seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dalami oleh penulis.13 Jauharoti
Alfin,
Muhammad
Thori
dan
Sri
Wahyuni
mengemukakan bahwa dalam deskripsi harus melibatkan perasaan, sehingga pembaca merasa mengalami langsung apa yang kita alami, dan harus melatih diri untuk mengamati segala sesuatu di sekeliling kita dan menggambarkannya sampai hal yang sekecil-kecilnya. Untuk membuat deskripsi yang hidup maka hal-hal yang kecil jangan sampai lepas dari pengamatan sehingga dapat dituliskan dengan sedetail-detailnya.14 13
Kundharu Saddhono dan Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia : Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014) h. 159. 14 Jauharoti Alfin. Muhammad Thori dan Sri Wahyuni, Bahasa Indonesia 1, edisi pertama, (Jakarta: LAPIS PGMI) h. 2008) h. 11-8.
14
Menurut alwasilah dalam mudrajad kuncoro, karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang melukiskan objek yang sebenarnya dengan tujuan untuk memperluas pengalaman dan pengetahuan pembaca. Hal yang menonjol pada karangan deskripsi adalah aspek pelukis objek yang sebenarnya tentang ciri, sifat atau hakikat sehingga pembaca dapat mengenal objek yang dimaksud oleh penulis.15 Senada dengan pendapat Minto Rahayu dalam bukunya yang berjudul Bahasa Indonesia di perguruan tinggi bahwa karangan deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan, memindahkan kesan-kesan pengalaman karena perkenalan langsung dengan objek yang menggambarkan ciri, sifat dan watak objek, kemudian memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca melalui tulisan.16 Objek deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa atau diraba. Penulis juga dapat mengadakan deskripsi tentang perasaan hati yang mungkin timbul dari rasa takut, cemas, enggan, jijik, cinta, baru benci, dan dendam. Oleh sebab itu menurut Gorys Keraf, menulis deskripsi yang baik ditutut dua hal, yaitu : 1) Kesanggupan bahasa seorang penulis yang kaya akan nuansa dan bentuk 2) Kecermatan
pengamatan
dan
ketelitian
penyelidikan,
dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat, pembaca seolah-olah melihat sendiri objek dengan hidup dan segar.17 Berdasarkan paparan para penulis di atas dapat di simpulkan bahwa karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau
15
Mudrajat Juncoro, Mahir Menulis : Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku, (Jakarta : Erlangga, 2009) h. 72. 16 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta : PT Grasindo, 2007) h. 158 17 Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Ende : Nusa Indah, 1982) h. 97
15
memungkinkan terciptanya daya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
d. Teknik Menulis Karangan Deskripsi Teknik menulis deskripsi harus melalui pendekatan yaitu bagaimana penulis melihat objek dan sikap yang diambil untuk menggambarkan objek secara tepat. Minto Rahayu menjabarkan teknik tersebut antara lain sebagai berikut18 : 1) Teknik
pendekatan
realistis;
pendekatan
yang
berusaha
menggambarkan objek dengan subjektif. Diibaratkan sebagai kerja seorang pelukis pendekatan ini lebih menonjolkan pikiran dan interpretasi penulis. 2) Teknik pendekatan sikap penulis; berarti sikap penulis yang bagaimana yang dipakai untuk melihat objek, masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap ironis. Sikap tersebut bertalian dengan tujuan penulisan. Sikap ironis tergantung pada kemampuan penulis dan tingkat perasaan atau kepekaan yang dimiliki pembaca. 3) Teknik Diksi (pilihan kata); yang merupakan jawaban atas pertanyaan “alat manakah yang paling baik untuk membuat deskripsi agar dapat menimbulkan kesan mendalam’. Sasaran ini dapat dicapai dengan memperhatikan perpaduan yang harmonis antara metode, diksi, sikap, bahasa kiasan. 4) Teknik Kiasan (Gaya); pada umumnya dipakai adalah metafora (pemindahan
arti)
misalnya
“kaki
meja.
Metafora
bertujuan
menghidupkan deskripsi. Contoh : dari ujung sana, serasa lagu dan ngitar perlahan. Gadis itu membuka mata dan berpaling melihat lagu yang datang menemui dirinya yang sedang sendiri. Suara lagu terasa
18
Rahayu, op cit., h. 160
16
lemah memasuki belaian, dan tempat, berjingkrak perlahan agar tidak meminjak lagu. 19 5) Teknik Deskripsi Tempat, tempat adalah latar pengisahan, entah kisah tersebut merupakan peristiwa yang sesungguhnya atau hanya imajinasi. Untuk melukiskan suatu tempat dipengaruhi oleh suasana hati dan pikiran. Dalam penulisan yang bersifat ilmiah, penulisan tempat harus didasarkan pada fakta-fakta yang dilihat secara objektif oleh mata yang dapat diukur, jika perlu menampilkan angka-angka secara akurat.20
e. Langkah-Langkah Menulis Karangan Deskripsi Dalam menulis karangan deskripsi baiknya mengetahui langkahlangkah menulis deskripsi diantaranya : Menentukan apa yang akan dideskripsikan; misalnya tempat atau orang. 1) Merumuskan tujuan; apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi. 2) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan; misalnya ciri-ciri fisik, watak, gagasan atau benda-benda disekitar tokoh. 3) Merinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan.21 Melihat paparan diatas bahwa langkah-langkah menulis deskripsi adalah menentukan sesuatu yang akan dideskripsikan, sebagai apa tujuan kita menulis, dapat menyebutkan ciri-ciri yang melekat pada objek dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang bagian dideskripsikan tersebut
3. Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) Model Pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran 19
Gorys Keraf, op cit, h. 98 Rahayu, op cit., h. 160 21 Jauharoti, op cit., h. 11.8 20
17
jangka panjang), merancang bahan-bahan belajar, dan membimbing pelajaran di kelas atau yang lain.22 Senada dengan pemikiran Rusman, Arends dalam Trianto juga mengatakan bahwa model pembelajaran dapat disebut sebagai bentuk suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.23 Iif Khoiru Ahmadi mengatakan bahwa model pembelajaran itu seperti kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.24 Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran keterampilan berbahasa, terutama dalam keterampilan menulis adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pengalaman atau experiential learning. Experiential learning theory (ELT) yang kemudian menjadi dasar model pembelajaran experiential learning dikembangkan oleh David Kolb dalam bukunya yang berjudul Experiential Learning : Experience as The Sourse of Learning and Development sekitar awal tahun 1984. Model ini menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Dalam experiential learning, pengalaman mempunyai peran utama dalam proses belajar.25 Abdul Majid menjelaskan bahwa experiential learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara 22
Rusman, Model-Model Pembelajaran : Mengembangakn Profesionalisme Guru, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h.133. 23 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP, (Jakarta :Bumi Aksara, 2010), h.51. 24 Iif Khoiru Ahmadi dan dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu : Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 14. 25 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.93.
18
langsung. Dalam hal ini, experiential learning menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.26 Oemar Hamalik mengartikan bahwa dengan model experiential learning dapat menunjukkan bahwa pengajaran berdasarkan pengalaman akan menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatankegiatan belajar secara aktif, memberi para siswa seperangkat/serangkaian situasi-situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru.27 Wisnubrata dalam Agus Taufik dan kawan-kawan menyatakan bahwa experiential learning merupakan suatu urutan peristiwa satu atau lebih peristiwa yang ditetapkan, yang mensyaratkan keterlibatan siswa secara aktif pada salah satu hal yang dipelajari dalam urutan itu. Pelajaran disajikan, diilustrasikan, disoroti, dan didukung melalui keterlibatan siswa. Prinsip utama Experiential learning ini adalah seseorang belajar paling baik apabila ia melakukannya.28 Isah Cahyani dalam bukunya mengemukakan bahwa Experiential learning merupakan suatu model yang mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilanilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung. Oleh karena itu, model pembelajaran ini akan bermakna ketika siswa berperan serta dalam melakukan kegiatan. Setelah itu, mereka memandang kritis kegiatan tersebut. Kemudian, mereka mendapatkan pemahaman serta menuangkannya ke dalam bentuk lisan/tulisan sesuai dengan tujuan pembelajaran.29 Berdasarkan paparan para penulis diatas maka terdapat kesimpulan bahwa experiential learning menekankan pembelajaran berdasarkan pengalaman, karena pengalaman mempunyai peran utama dalam proses belajar, karena pengalaman dapat digunakan sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran. 26
Ibid., h. 94. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h. 212 28 Agus Taufik, dkk, Pendidikan Anak di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), 27
h.7.21 29
Isah Cahyani, Pembelajaran Menulis Berbasis Karakter dengan Pendekatan Experiential learning, (Bandung : Pendidikan Dasar SPS UPI, 2012) h. 164.
19
b. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) David Kolb dalam Isah Cahyani menjabarkan tahap-tahap pembelajaran Experiential Learning dengan sederhana, antara lain dimulai dengan melakukan (do), refleksikan (reflect), kemudian terapkan (apply). Jika dielaborasikan lagi maka akan terdisi dari 5 (lima) langkah. Berikut ini merupakan penjelasan dari lima tahap model pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).30 1) Experience (mengalami) yaitu dengan membiarkan peserta didik mengalami dengan melakukan hal tertentu baik secara individu maupun kelompok (perform and do it). Pada tahap ini lebih mengutamakan interaksi dengan lingkungan, serta menghasilkan informasi yang melibatkan feeling atau perasaan. Siswa akan merasakan tahap ini seperti permainan yang menyenangkan. Berikut contoh kegiatan diantaranya
:
permainan
(games),
manipulasi
objek
simbolis,
melakukan percobaan, membuat model, membuat seni, membuat produk, observasi lapangan, darmawisata, dan pengalaman kerja. 2) Share/Publishing (berbagi rasa/pengalaman) yaitu dengan melakukan proses sharing atau berbagi rasa/cerita pengalaman. Pada tahap ini guru meminta
siswa
untuk
mengingat
apa
yang
telah
dialami,
mengemukakan/melaporkan segala sesuatu apa yang mereka lihat dan rasakan, semua hal tersebut diungkapkan secara terbuka, rileks, dengan gaya masing-masing.31 Hal ini dilakukan bersama dengan anggota kelompok atau di dalam kelas. Tujuannya anatara lain untuk menyediakan data untuk di analisis nanti. Pengamatan dan reaksi dapat direkam dalam beberapa cara, yaitu : laporan tertulis, posting di kertas atau papan tulis, laporan lisan, laporan email atau halaman web, sebuah diskusi bebas atau dengan wawancara. 30 31
Ibid., h. 173. Ibid.,
20
3) Process
(analisis
pengalaman/pengolahan
data)
yaitu
dengan
menganalisis berbagai hal terkait dengan apa, mengapa, bagimana hal tersebut dilakukan termasuk bagaimana mengatasinya. Hal ini di dilakukan dengan cara berdiskusi terbuka dan demonstrasi. Bila perlu rekan yang satu dengan yang lain saling mengoreksi dan memberikan masukan, termasuk mendemonstrasikan cara yang menurutnya lebih baik. Pada tahap ini teknik yang dapat digunakan seperti : mencari tema-tema umum, mengelompokkan pola-pola peristiwa atau perilaku. Intinya bukan hasil yang dicari akan tetapi responnya yang dicari. 4) Generalize (kesimpulan/menghubungkan pengalaman dengan situasi nyata) yaitu dengan menyimpulkan bersama hasil analisis yang telah dihasilkan secara teoretis dari hasil analisis pada tahap sebelumnya. Menyimpulkan yang juga berarti dapat menjawab pertanyaan “jadi apa?”, langkah ini menimbulkan pertanyaan “apa yang telah saya pelajari?” atau “apa yang saya mulai pelajari?”. Setelah data dianalisis dapat diambil kesimpulan tentang pentingnya apa yang telah dipelajari melalui pengalaman. Untuk menyimpulkan ada beberapa cara, yaitu : merekam kesimpulan siswa tentang bagaimana siswa belajar dan hasilnya dapa digunakan dalam konteks baru atau menulis kesimpulan siswa di kertas atau papan tulis. 5) Apply (penerapan terhadap situasi yang serupa atau level lebih tinggi) yaitu langkah terakhir yang menjadi bahan dasar menuju langkah experiential learning yang dimulai dari langkah experience-shareprocessing-generalize-apply dan kembali lagi ke siklus awal. Begitu seterusnya. Tahap ini adalah alasan untuk tahap lainnya. Belajar dari pengalaman harus memiliki nilai yang optimal. Tahap ini menimbulkan pertanyaan “apa yang aku lakukan besok adalah.....” David Kolbs dalam Isah Cahyani menggambarkan model pembelajaran yang dinamakan experiential learning sebagai berikut. 32
32
Cahyani, op cit., h. 172.
21
Bagan 2.1 Model Experiential Learning yang di gambarkan oleh Kolb.
Dalam hal ini model experiential learning disebut sebagai sebuah model elegan yang menawarkan sebuah cara untuk memahami gaya pembelajaran yang berbeda pada seorang individu, dan sebuah penjelasan tentang siklus Experiential Learning yang diterapkan di dalam kelas.33 Masing-masing tujuan dari rangkaian-rangkaian tersebut kemudian muncullah langkah-langkah dalam proses pembelajaran, yaitu concrete experience, reflective observation, abstract conceptualization, active experimentation34. Adapun penjabaran dari langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : a) concrete experience (feeling) : belajar dari pengalaman-pengalaman yang spesifik. Peka terhadap situasi. Individu mempunyai pengalaman langsung yang konkrit. b) reflective observation (watching) : mengamati sebelum membuat suatu keputusan dengan mengamati lingkungan dari perspektif-perspektif yang berbeda. Memandang dari berbagai hal untuk memperoleh suatu makna.
Kemudian
ia
mengembangkan
observasinya
atau
merefleksikanya. 33
Indriana Dina, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, (Jogjakarta, DIVA Press, 2011), h. 108-108. 34 Ibid., h.110.
22
c) abstract conceptualization (thinking) : analisis logis dari gagasangagasan dan bertindak sesuai pemahaman pada suatu situasi, dari itu bentuk generalisasi dan abstraksi. d) active experimentation (doing) : Kemampuan untuk melaksanakan berbagai hal dengan orang-orang dan melakukan tindakan berdasarkan peristiwa. Termasuk pengambilan resiko. Implikasi itu yang diambilnya dari konsep-konsep itu dijadikan sebagai pegangannya dalam menghadapi pengalaman-pengalaman baru. 35 Kemungkinan belajar melalui pengalaman-pengalaman nyata kemudian direfleksikan dengan mengkaji ulang apa yang telah dilakukannya tersebut. Pengalaman yang telah direfleksikan kemudian diatur kembali sehingga membentuk pengertian-pengertian baru atau konsep-konsep abstrak yang akan menjadi penunjuk bagi terciptanya pengalaman atau perilaku-perilaku baru. Proses pengalaman dan refleksi dikategorikan sebagai proses penemuan (finding out), sedangkan proses konseptualisasi dan implementasi dikategorikan dalam proses penerapan (taking action). Kemampuan murid dalam proses belajar experietial learning:36 Kemampuan
Uraian
Pengutamaan
Concrete
Siswa melibatkan diri Feeling (perasaan)
Experience (CE)
sepenuhnya
dalam
pengalaman baru. Reflection
Siswa
mengobservsi Watching
Observation (RO) dan merefleksikan atau (mengamati) memikirkan pengalaman
dari
berbagai segi. Abstract 35
Siswa
menciptakan Thinking
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 14, h.111. 36 Majid, op cit., h.95.
23
Conceptualization
konsep-konsep
(AC)
mengintegrasikan observasinya
yang (berpikir)
menjadi
teori yang sehat. Active
Ss
Siswa
menggunakan D Doing (berbuat)
Experimentation
teori
untuk
(AE)
memecahkan masalahmasalah
dan
mengambil keputusan.
Berdasarkan paparan para penulis diatas maka terdapat kesimpulan bahwa Experiential Learning merupakan suatu urutan peristiwa atau tahaptahap dari tujuan yang telah ditetapkan, yang mensyaratkan keterlobatan siswa secara aktif pada salah satu hal yang dipelajari dalam urutan itu. Pelajaran disajikan, diilustrasikan, disoroti, dan didukung melalui keterlibatan siswa, karena experiential learning mempunyai prinsip utama yaitu belajar paling baik apabila ia melakukannya.
c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 1) Keterlibatan siswa di mana siswa aktif melakukan sesuatu. 2) Terjadi relevansi terhadap topik pada experiential learning. 3) Tanggung jawab siswa dalam experiential learning ditingkatkan. 4) Penggunaan experiential learning bersifat luwes, baik settingan-nya, siswanya, maupun tipe pengalaman belajarnya (termasuk tujuannya)37
d. Manfaat
Model
Pembelajaran
Berbasis
Pengalaman
(Experiential
Learning) Beberapa manfaat yang akan didapat apabila model Experiential Learning dilakukan dengan baik dan benar antara lain sebagai berikut: 37
Taufik, op cit., h. 7.21.
24
1) Meningkatkan semangat dan gairah pembelajar 2) Membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif 3) Memunculkan kegembiraan dalam proses belajar 4) Mendorong dan mengembangkan proses berfikir kreatif 5) Menolong pembelajar untuk dapat melihat dalam perspektif yang berbeda 6) Memunculkan kesadaran akan kebutuhan untuk berubah 7) Memperkuat kesadaran diri38
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) Isah Cahyani menjabarkan kelebihan model experiential learning, diataranya : 1) Meningkatkan semangat pembelajar karena pembelajar aktif. 2) Membantu
terciptanya
suasana belajar
yang kondusif, karena
pembelajar berstandar pada penemuan individu. 3) Memunculkan kegembiraan dalam proses belajar mengajar karena pembelajar dinamis dan terbuka dari berbagai arah. 4) Mendorong serta mengembangkan proses berfikir kreatif karena pembelajar partisipatif untuk menemukan sesuatu. Senada dengan pendapat dari Isah Cahyani, Iif Khoiru Ahmadi dan kawan-kawan juga menjabarkan kelebihan dari model pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) antara lain sebagai berikut : a) Meningkatkan partisipasi peserta didik. b) Meningkatkan sifat kritis peserta didik. c) Meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi lain.39
38
Cahyani, op cit., h. 165. Iif Khoiru Ahmadi dan kawan-kawan, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 18. 39
25
Sedangkan
kekurangan
dari
model
pembelajaran
berbasis
pengalaman (experiential learning) adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang panjang.40 Berdasarkan paparan para penulis diatas maka dapat disimpulkan bahwa model experiential learning tidak hanya memberikan pengetahuan konsep-konsep saja. Tetapi memberikan pengalaman kepada siswa, pengalaman tersebut merupakan suatu kenyataan hidup yang dapat menjadi renungan, bahan perbandingan, dan pengetahuan bagi orang lain apabila pengalaman tersebut dituliskan.
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Wita Dwi Payana (mahasiswi jurusan PBSI Universitas Muhammadiyah Medan tahun 2013) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Kemampuan Menyulis Karangan Narasi Siswa Kelas XI SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak. Pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Posttest Design. Memiliki kesimpulan bahwa pengujian Hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung lebih besar daripada skor ttabel (th = 3,27 > tt = 2,00) maka H0 ditolak H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas XI SMK tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak. Perbedaan dari penelitian Wita Dwi Payana dengan skripsi ini adalah dari segi aspek kefokusan penelitian. Wita Dwi Payana meneliti pada aspek kemampuan menulis karangan narasi di kelas XI SMK Tarbiyah Islamiyah 40
Ibid, h.19.
26
Hamparan Perak, sedangkan penulis meneliti pada aspek keterampilan menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Tetapi meskipun demikian pada dasarnya, penelitian Wita Dwi Payana dengan penelitian penulis sama-sama meneliti dengan model experiential learning dan juga sama-sama menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Posttest Design. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Santi Dewi Farisma (mahasiswi jurusan PBSI Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014) dalam skripsinya yang berjudul
Keefektifan
Model
Pembelajaran
Berbasis
Pengalaman
(Experiential Learning) dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X MAN Yogyakarta III. Pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Posttest Design. Memiliki kesimpulan bahwa pengujian Hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung lebih besar daripada skor ttabel (th = 8,159 > tt = 2,045) maka H0 ditolak H1 diterima. Hal ini berarti terdapat keefektifan model pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X MAN Yogyakarta III. Perbedaan dari penelitian Santi Dewi Farisma dengan skripsi ini adalah dari segi aspek kefokusan penelitian. Santi Dewi Farisma meneliti pada aspek keterampilan menulis karangan argumentasi di kelas Kelas X MAN Yogyakarta III, sedangkan penulis meneliti pada aspek keterampilan menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Tetapi meskipun demikian pada dasarnya, penelitian Santi Dewi Farisma dengan penelitian penulis sama-sama meneliti dengan model experiential learning dan juga sama-sama menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Posttest Design.
27
3. Penelitian yang dilakukan oleh Yulis Nurrahmawati (mahasiswi jurusan PBSI Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2013) dalam skripsinya yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Experiential Learning Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo. Pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Control Group PretestPosttest Design. Memiliki kesimpulan bahwa pengujian Hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 20,48, db = 27, dan nilai p sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 0,005 (5%). Nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi (0,000 < 0,005). Hasil ini membuktikan bahwa terdapat keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan model experiential learning pada siswa kelas VIII SMP negeri 3 Sentolo, Kulon Progo. Perbedaan dari penelitian Yulis Nurrahmawati dengan skripsi ini adalah dari segi aspek kefokusan penelitian. Yulis Nurrahmawati meneliti pada aspek keterampilan menulis puisi di kelas Kelas VIII SMP Negeri 3 Sentolo,
Kulon
Progo,
sedangkan
penulis
meneliti
pada
aspek
keterampilan menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Tetapi meskipun demikian pada dasarnya, penelitian Yulis Nurrahmawati dengan penelitian penulis sama-sama meneliti dengan model experiential learning dan juga sama-sama menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Posttest Design. Dari beberapa penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan demikian dapat disimpukan bahwa penerapan model pembelajaran experiential learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran menulis.
28
C. KERANGKA BERPIKIR Model
Experiential
learning
(pembelajaran
berdasarkan
pengalaman) dijadikan sebagai alternatif sebagai model pembelajaran yang di pakai dalam pembelajaran menulis karangan, model ini dapat yang membantu pendidik dalam mengaitkan isi materi pembelajaran dengan keadaan dunia nyata, sehingga dengan pengalaman nyata tersebut siswa dapat mengingat dan memahami informasi yang didapatkan dalam pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kebanyakan guru menggunakan pembelajaran yang cenderung menekankan pada aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas sedangkan siswa hanya pasif dalam kegiatan pembelajaran dan mengikuti apa saja yang disajikan guru. Selain itu, dalam pembelajaran guru kebanyakan menyampaikan materi dengan cepat dan menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Hal tersebut membuat siswa merasa kurang bersemangat sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan. Melihat kondisi seperti itu, peneliti mencoba mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui penerapan model
pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student centered). Dengan
demikian
diharapkan
situasi
pembelajaran
akan
berpengaruh menjadi lebih aktif, menarik, dan menyenangkan sehingga muncul semangat untuk belajar dan keterampilan menulis karangan siswa apabila
menggunakan
model
pembelajaran
Experiential
meningkat. Bagan Kerangka Berpikir
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
learning
29
Pembelajaran model
dengan
Pembelajaran
Experiential
model
Learning
dengan
konvensional
(ceramah)
Posttest
Posttest
Pengaruh
model
Experiential
Learning
terhadap
keterampilan
menulis karangan deskripsi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
D. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H0
: Tidak terdapat pengaruh model Experiential learning terhadap keterampilan menulis karangan
deskripsi siswa kelas V SDN
Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Ha
:
Terdapat
pengaruh
model
Experiential
learning
terhadap
keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cengkareng Timur 15 Pagi yang berlokasi di Jalan Bangun Nusa Rt 9 Rw 9. Kecamatan Cengkareng-Jakarta Barat. Kode Pos 11730. Waktu Penelitian ini berlangsung pada saat pembelajaran semester ganjil di bulan September tahun ajaran 2015 – 2016. Adapun waktu penelitian yang berisi penjelasan kapan penelitian di lakukan dan lamanya penelitian sedari bulan Februari 2015 yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov
Penelitian Penyusunan dan Seminar Proposal Persiapan Perencanaan Observasi Kegiatan Penelitian Analisis Data Laporan Penelitian
30
31
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi eksperimen, dilakukan dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan (treatment) dengan model experiential learning, Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang tanpa diberikan perlakuan model experiential learning. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi eksperimen dikategorikan sebagai eksperimen semu. Hal ini dikarenakan eksperimen yang dilakukan tidak memenuhi salah satu kriteria yang dibutuhkan oleh eksperimen sesungguhnya, yaitu randomisasi subjek penelitian. Sebagaimana diketahui, penentuan sampel pada penelitian eksperimen harus dipilih secara random. Hal ini tidak mungkin dilakukan pada penelitian ini, karena subjek penelitian sudah terbentuk dalam kelas alami, sehingga tidak mungkin melakukan randomisasi. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya randomisasi, maka kedua sampel yang dipilih harus memiliki karakteristik yang sama. Akan tetapi, dalam hal ini kelompok kontrol tidak berfungsi sepenuhnya dalam mengontrol hal-hal yang mempengauhi treatment terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi. Desain
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
yaitu
Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum proses belajar dimulai dua kelompok tersebut mendapatkan tes awal yang sama. Setelah itu kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model experiential learning dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode ceramah saja atau tidak menggunakan model pembelajaran experiential learning dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah proses pembelajaran selesai masing-masing kelompok mendapatkan tes akhir yang sama. Adapun urutan desain penelitian terlihat jelas pada tabel di bawah ini :
32
Tabel 3.2 Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design1 Kelompok
Tes Awal
Perlakuan (x)
Tes Akhir
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T3
-
T4
Keterangan : T1 : Tes awal yang sama pada kelompok eksperimen (pretest) T2 : Tes akhir yang sama pada kelompok eksperimen (posttest) T3 : Tes awal yang sama pada kelompok kontrol (pretest) T4 : Tes akhir yang sama pada kelompok kontrol (posttest) X : Pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning. -
: Pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan model pembelajaran konvensional/ceramah.
Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas 5 SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat dengan
menggunakan
model
experiential
learning.
Dalam
model
pembelajaran di penelitian ini, peneliti ikut serta dalam penelitian yaitu dengan memberi perlakuan melalui model Experiential Learning di kelas 5. Perlakuan ini diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.2 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SDN Cengkareng Timur 15 Pagi 1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 186 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2009), cet. Ke-15, h. 117
33
Jakarta Barat tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah kelas V sebanyak 2 kelas, yaitu 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Kelas A berjumlah 30 Anak dan kelas B berjumlah 30 anak. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu : a. Kelompok
eksperimen,
yaitu
kelompok
siswa
yang
mendapat
pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran menulis karangan deskripsi tanpa menggunakan model experiential learning. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah purposive sampling. Purposive Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada pertimbangan dan tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya.4 Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel kelas V karena berdasarkan pertimbanganpertimbangan, yaitu di antaranya menyesuaikan karakteristik perkembangan anak baik secara afektif, kognitif, dan psikomotorik, dan menyesuaikan SKKD yang ada dengan model yang akan diterapkan. Kelas V-A yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran experiential learning. Sedangkan kelas V-B yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas kontrol yang diajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran Experiential Learning.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Dapat juga dikatakan dengan metode pengumpulan data. Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data agar pekerjaan pengumpulan data lebih
3
Ibid, h. 118
4
Ibid, h. 221
34
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi, tes dan non tes. 1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi melalui tanya jawab antara peneliti dengan guru untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis karangan siswa di kelas V. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak tersruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara pengumpulan datanya.5 Wawancara ini dilakukan secara tidak terstruktur
pada pra
penelitian. 2. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung atau tidak langsung di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan cara datang langsung ke tempat yang akan diteliti dan melihat kegiatan belajar menulis karangan di kelas. Observasi ini dilakukan pada pra penelitian. 3. Tes Tes yang digunakan adalah dengan menggunakan lembar penugasan. Lembar penugasan ini diberikan pada saat pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir). Soal yang digunakan pada pretest (tes awal) sama dengan soal yang digunakan pada posttest (tes akhir). Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh perbedaan instrumen terhadap perubahan keterampilan menulis karangan deskripsi yang terjadi. Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan awal sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest adalah test yang dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar setelah subjek dikenakan variabel eksperimental. Posttest juga dimaksudkan untuk
5
Sugiyono, op. cit., h. 197.
35
mengetahui perbedaan yang terjadi antara test yang dilakukan setelah suatu program pembelajaran dilakukan.6 Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah: a.
Variabel bebas
: model experiential learning
b.
Variabel terikat : keterampilan menulis karangan deskripsi siswa
2. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA dan VB yang menjadi sampel penelitian. 3. Angket Respon Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan peneliti. Penyebaran angket dilakukan diakhir pertemuan.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis : 1. Instrumen Tes Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7 Tes juga merupakan cara yang (dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan6
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 102 7 Subana, Moersetyo Rahadi, Sudrajat, Statistik Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), h. 28
36
pertanyaan yang harus di jawab) atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukurang tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau presati testee.8 Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Yaitu tes menulis karangan yang berbentuk essai. Tes ini diberikan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran experiential learning apabila diterapkan
pada siswa dalam pembelajaran menulis
karangan deskripsi. dari tes tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan nilai atau keterampilan siswa dalam menyusun karangan deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran experiential learning dan tidak menggunakan model pembelajaran experiential learning. Adapun kisi-kisi soal pre-test dan post-test menulis karangan deskripsi sebagai berikut : Tabel 3.3 Kisi-kisi soal pre-test dan post-test Kelas Eksperimen Jenis
Tujuan
Tes
Materi
Indikator Soal
Pertanyaan
Pre-test
Soal
Untuk
Menulis
Buatlah
mengetahui
karangan
karangan
kemampuan
deskripsi
deskripsi
siswa
Bentuk
dalam
dengan
Uraian
tema
menulis
pengalaman
karangan
yang
deskripsi
tentang
tema
keluarga. Post-test
8
Untuk
Menulis
Buatlah
mengetahui
karangan
karangan
Uraian
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet ke-11, h. 67
37
kemampuan
deskripsi
deskripsi
siswa
berdasarkan
berdasarkan
pengalaman
pengamatanmu
dalam
menulis karangan
saat
belajar
deskripsi
melalui model
berdasarkan
pembelajaran
pengamatan
experiential learning
yang
bertemakan tentang keluarga.
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal pre-test dan post-test Kelas Kontrol Jenis Tes Pre-test
Tujuan
Materi
Indikator Soal
Pertanyaan
Soal
Untuk
Menulis
Buatlah
mengetahui
karangan
karangan
kemampuan
deskripsi.
deskripsi
siswa
Bentuk
dalam
Uraian
dengan
tema
menulis
tentang
karangan
keluarga.
deskripsi. Post-test
Untuk
Menulis
Buatlah
mengetahui
karangan
karangan
kemampuan
deskripsi
deskripsi
siswa
berdasarkan
berdasarkan
pengalaman.
pengamatanmu
dalam
menulis karangan
saat
Uraian
belajar
38
deskripsi
tanpa
melalui
berdasarkan
model
pengamatan.
pembelajaran experiential learning dengan bertemakan tentang keluarga.
Teknik penilaian karangan tersebut berdasarkan pada pedoman penilaian karangan yang digunakan pada program ESL (English as a Second Language) yang lebih rinci dan teliti dalam memberi skor9 meliputi beberapa aspek di antaranya aspek isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik kemudian peneliti mengadaptasi penilaian dari ESL yang kemudian melakukan modifikasi kedalam kriteria penilaian menulis karangan deskripsi agar mempermudah penilaian. Dalam penelitian ini lima aspek yang terdapat pada penilaian ESL dimodifikasi dengan menambahkan dua aspek yang berkaitan dengan karangan deskripsi, yaitu gaya dan deskripsi. Tabel 3.4 adalah model penilaian
untuk
karangan
deskripsi
yang
telah
mengadaptasi
pengembangan pedoman penilaian berdasarkan pengembangan program ESL.10 Teori yang digunakan merupakan gabungan antara teori penilaian hasil karangan dalam buku Nurgiyantoro dan ciri-ciri karangan deskripsi dari Gorys Keraf.11
9
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:BPFE, 2010) h.35 10 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), hlm. 307-308. 11 Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Ende : Nusa Indah, 1982) h. 97
39
Tabel 3.5 Aspek-aspek yang dinilai dalam Menulis Deskripsi12 PROFIL PENILAIAN KARANGAN NAMA SISWA : JUDUL
:
ASPEK
SKOR 17-20
ISI
KRITERIA SANGAT BAIK -SEMPURNA: Padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas
12-16
CUKUP-BAIK: Informasi
cukup,
substansi
cukup,
pengembangan tesis terbatas, relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap 7-11
SEDANG-CUKUP: Informasi
terbatas,
pengembangan
substansi
kurang,
tidak
cukup,
tesis
permasalahan tidak cukup 3-6
SANGAT-KURANG: Tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan
18-20 ORGANISASI
SANGAT BAIK-SEMPURNA: Ekspresi
lancar,
gagasan
diungkapkan
dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif 14-17
CUKUP-BAIK: Kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama
terlihat,
beban
pendukung
terbatas,urutan logis tetapi tidak lengkap 12
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2010), hlm. 307-308.
40
10-13
SEDANG-CUKUP: Tidak lancar, gagasan kacau, terpotongpotong, urutan dan pengembangan tidak logis
7-9
SANGAT KURANG: Tidak komunikatif, tidak terorganisir, tidak layak nilai
18-20 KOSAKATA
SANGAT BAIK-SEMPURNA: Pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata
dan
ungkapan
tepat,
menguasai
pembentukan kata 14-17
CUKUP-BAIK: Pemanfaatan kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu
10-13
SEDANG-CUKUP: Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan pengunaan kosakata dan dapat merusak makna
7-9
SANGAT-KURANG: Pemanfaatan
potensi
kata
asal-asalan,
pengetahuan tentang kosakata rendah dan tidak layak nilai 14-15
SANGAT BAIK-SEMPURNA
PENGGUNAAN
Konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya
BAHASA
terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan 12-13
CUKUP-BAIK Konstruksi
sederhana
tetapi
efektif,
kesalahan kecil pada konstruksi kompleks,
41
terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur 8-11
SEDANG-CUKUP: Terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur
4-7
SANGAT-KURANG: Tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai
10-9 GAYA
AMAT BAIK : Amat menguasai penggunaan bahasa kias sehingga dapat menciptakan daya imajinasi
8-7
BAIK : Mengasai penggunaan bahasa kias
6-5
SEDANG : Kurang menguasai penggunaan bahasa kias
4-3
KURANG : Tidak menguasai penggunaan bahasa kias
10-9 DESKRIPSI
AMAT BAIK : Amat mampu menggambarkan objek dengan kata-kata
8-7
BAIK : Mampu menggambarkan objek dengan katakata
6-5
SEDANG : Kurang mampu
menggambarkan objek
dengan kata-kata 4-3
KURANG : Tidak mampu menggambarkan objek dengan kata-kata
42
5
SANGAT BAIK-SEMPURNA:
MEKANIK
Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan 4
CUKUP BAIK: Kadang-kadang
terjadi
kesalahan
ejaan
tetapi tidak mengaburkan makna 3
SEDANG-CUKUP: Sering terjadi
kesalahan ejaan,
makna
membingungkan atau kabur 2
SANGAT KURANG: Tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak
kesalahan
ejaan,
tulisan
tidak
terbaca, tidak layak nilai. JUMLAH
100
3.6 Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi
No
ASPEK
Skor
1.
Kualitas isi / gagasan yang dikemukakan
20
2
Organisasi
20
3
Kosakata
20
4
Penggunaan bahasa
15
5
Gaya
10
6
Deskripsi
10
7
Mekanik
5 Total Skor
NB : Jumlah total kesuluruhan dibagi 100
100
43
Sumber : Diadaptasi/dikutip dari Konsep Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, tahun 2010
2. Instrumen Non Tes Intrumen
non tes yang di gunakan adalah dokumentasi.
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.13 Bentuk dari dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil karya tulisan siswa menulis karangan, dokumentasi berupa foto-foto
penunjang
penelitian,
dan
foto-foto
kegiatan
proses
pembelajaran saat melaksanakan model pembelajaran Experiential Learning dan angket respon. Adapun kisi-sisi angket respon antara lain sebagai berikut : Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Respon No 1
Pernyataan
Ya
Tidak
Saya senang menulis karangan deskripsi
dengan
Model
Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 2
Saya
bisa
deskripsi
membuat yang
baik
karangan dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 3
Dengan
menggunakan
Model
Pembelajaran Berbasis Pengalaman 13
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.221
44
(Experiential Learning) saya tidak merasa kesulitan untuk menulis karangan deskripsi. 4
Dengan
bantuan
model
Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) saya lebih mudah untuk menentukan judul, tema dan karangan deskripsi yang akan saya tulis. 5
Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)
dalam
menulis
karangan
pembelajaran deskripsi
membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
F.
Validitas Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.14 Arikunto dalam buku Riduwan mengartikan Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Sementara Sugiyono mengatakan jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.15
14
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.245 15 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta,2010) cet. Ke-6 h.97
45
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes menulis karangan. deskripsi. Berdasarkan hal tersebut maka validitas yang digunakan adalah pengujian validitas kontruksi. Menurut Suharsimi Arikunto sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Intruksional Khusus.16 Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgement expert). Setelah intrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikontruksikan dengan para ahli dengan cara meminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Dalam hal ini, ahli yang dimintai pendapatnya adalah Ibu Rosida Erowati, M.Hum selaku dosen pembimbing.
G. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai varasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.17 Variabel yang terdapat pada penelitian ini ada dua yaitu : Variabel bebas (X) : Penggunaan model Experiential Learning Variabel terikat (Y): Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa
H. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Teknik analisis data yang ditetapkan dalam penelitian 16
Suharsimi Arikuntoro, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) cet. Ke-9 h. 67 17 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2009), cet. Ke-15, h. 61
46
ini adalah analisis uji-t yang dibantu dengan program SPSS 22.0. Penggunaan teknik analisis dengan menggunakan uji-t dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi antara kelompok eksperimen yang menggunakan model Experiential Learning dengan kelompok yang tidak menggunakan model Experiential Learning. Sebelum menggunakan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk yang dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau nilai P. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan posttest, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Proses perhitungan ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 22.0 interpretasi hasil uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai Sig. (2-tailed). Adapun interpretasi dari uji normalitasnya sebagai berikut : o Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig.(2-tailed) 0,05), dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang sebarannya berdistribusi normal. o Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig.(2-tailed) 0,05), dapat disimpulkan bahwa data tersebut menyimpang atau berdistribusi tidak normal. b.
Uji Homogenitas Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah
selanjutnya
homogenitas
adalah
dimaksudkan
mencari untuk
nilai
menguji
homogenitasnya. terhadap
Uji
kesamaan
47
(homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya varian sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menguji homogenitas varian tersebut perlu dilakukan uji statistik (test of hemogenity of variances) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang bersangkutan. Uji homogenitas dilakukan pada skor hasil pretest dan posttest dengan ketentuan jika nilai signifikasnsi hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%) maka skor hasil tes tersebut tidak memiliki perbedaan varian atau homogen. Perhitungan homogenitas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 22.0. c.
Uji Hipotesis Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji-t ini digunakan untuk menguji nilai rata-rata dari kesua kelompok tersebut memiliki perbedaan atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 22.0 untuk menghitung uji-t dengan uji Paired Sample T Test. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : o Jika probabilitas
0,05 maka Ho diterima, artinya rata-rata
pretest dan posttest keterampilan menulis karangan deskripsi adalah sama. o Jika probabilitas
0,05 maka Ho ditolak, artinya rata-rata pretest
dan posttest keterampilan menulis karangan deskripsi adalah berbeda.
I. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2 Keterangan : H0
:
Tidak terdapat pengaruh model Experiential Learning terhadap
keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
48
Ha : Terdapat pengaruh model Experiential Learning terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat µ1: Rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi siswa menggunakan model Experiential Learning µ2 : Rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi siswa menggunakan model konvensional/ceramah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Profil SDN Cengkareng Timur 15 Pagi a. Identitas Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi
b. Akreditasi
:A
c. Alamat Sekolah
: Jl. Bangun Nusa Raya RT. 011/013
d. Kelurahan
: Cengkareng Timur
e. Kecamatan
: Cengkareng
f. Kota
: Jakarta Barat
g. Status Sekolah
: Negeri
h. Nomor Telepon
: 02154380289
i. Email
:
[email protected]
j. Nomor Rekening
: 300.02.02675.8
k. Atas Nama
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi
l. NPWP Sekolah
: 00-445-946-7-034-000
m. NSS
: 101016201130
n. NPSN
: 20105178
o. NSP
: 10103239
p. Gedung : - Bangunan Nomor
: 00611184060240227
- Tipe Bangunan
: Standar
- Lantai
: 2 Lantai
- Status Kepemilikan
: Milik Pibadi
- Luas Tanah/Bangunan
: 6300 M2 / 800 M2
- Jenis Bangunan
: Inpres
q. Kondisi Bangunan - Dibangun Tahun
: Rusak Ringan : 01/01/1983
49
50
- Rehab Terakhir
: 30/11/2009
- Jenis Rehab
: Berat
r. Kondisi Lingkungan
: Perkotaan
s. Nama Kepala Sekolah
: H. Marzuki Alfatiri
- NIP
: 195605021979121001
- Pangkat/Golongan
: Pembina TK.I / IV. B
t. Waktu KBM
: Pagi
u. Gugus Sekolah
: Imbas
2. Visi dan Misi SDN Cengkareng Timur 15 Pagi a. Visi Terwujudnya layanan pendidikan yang harmonis dalam suasana kekeluargaan, untuk menumbuhkan siswa menjadi insan yang beriman, berilmu dan beramal soleh. b. Misi 1. Meningkatkan pelayanan dalam proses belajar mengajar 2. Meningkatkan pelayanan dibidang tenaga pendidikan 3. Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana pendidikan
B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Pada kelas V terdiri dari 2 kelas. Peneliti mengambil sampel penelitian dua kelas, yaitu kelas V A dan V B, yang berjumlah 60 siswa/siswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Experiential Learning terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, peneliti memberikan tes pretest berupa soal essai. Setiap siswa diminta untuk membuat karangan deskripsi dengan tema yang telah ditentukan, tetapi
51
judul boleh bervariasi. Hasil pretest tersebut, kemudian dihitung oleh peneliti. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan keterampilan menulis karangan deskripsi kelas VA hampir sama rata-rata hasilnya dengan kelas VB. Akan tetapi, penyebaran data yang mendapat nilai rendah dan sedang masih seimbang, sehingga data dari kedua kelompok dinyatakan normal dan homogen. Data yang normal dapat dilihat dari hasil perhitungan uji normalitas pretest dengan menggunakan SPSS 22. Karena data pretest dinyatakan normal dan homogen, maka peneliti dapat menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen, peneliti memilih kelas VA sedangkan untuk kelompok kontrolnya, peneliti memilih kelas VB. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi keterampilan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi keterampilan menulis karangan deskripsi tanpa menggunakan model Experiential Learning. Penelitian ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Adapun materi yang diberikan adalah mengenai pengertian karangan, jenis-jenis karangan,
langkah-langkah
membuat
karangan
deskripsi,
cara
mengembangkan kerangka karangan, manfaat kerangka karangan, pilihan kata dan penggunaan ejaan dan kegiatan intinya adalah menulis karangan deskripsi. Setelah kedua kelompok diberi beberapa kali perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberi soal posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut daftar nilai
pretest dan posttest
keterampilan menulis karangan deskripsi yang diperoleh kelompok eksperimen dan kontrol:
52
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol KELAS EKSPERIMEN
KELAS KONTROL
No
Nama
Pretest
Posttest
Nama
Pretest
Posttest
1
X1
50
73
Y1
70
72
2
X2
63
80
Y2
57
70
3
X3
67
77
Y3
71
70
4
X4
70
75
Y4
65
67
5
X5
73
85
Y5
70
75
6
X6
70
88
Y6
69
70
7
X7
57
69
Y7
68
74
8
X8
73
70
Y8
65
65
9
X9
67
75
Y9
70
80
10
X10
77
85
Y10
75
78
11
X11
60
77
Y11
61
75
12
X12
67
80
YI2
68
70
13
X13
65
75
Y13
66
65
14
X14
69
80
Y14
72
60
15
X15
80
90
Y15
65
72
53
16
X16
53
73
Y16
78
80
17
X17
70
78
Y17
71
71
18
X18
50
83
Y18
65
78
19
X19
71
85
Y19
81
80
20
X20
53
79
Y20
74
80
21
X21
64
65
Y21
67
78
22
X22
70
90
Y22
69
70
23
X23
77
85
Y23
60
69
24
X24
65
85
Y24
60
70
25
X25
74
79
Y25
65
71
26
X26
71
90
Y26
57
76
27
X27
58
76
Y27
73
79
28
X28
65
85
Y28
65
75
29
X29
70
90
Y29
68
70
30
X30
66
78
Y30
58
70
Jumlah
1985
2400
Jumlah
2023
2180
Rata-rata
66,17
80,00
Rata-rata
67,43
72,67
1.
Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok kontrol adalah kelas yang diberi pembelajaran menulis karangan deskripsi tanpa menggunakan metode model Experiential Learning. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi pembelajaran
54
menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning. Sebelum kedua kelompok diberi pembelajaran menulis karangan deskripsi, terlebih dahulu keduanya diberi tes awal (pretest) keterampilan menulis karangan deskripsi. Pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 07 September 2015. Subjek kedua kelompok masing-masing berjumlah 30 siswa. Data yang diperoleh dari pretest kedua kelompok tersebut diolah dengan program SPSS Versi 22. Rangkuman hasil pengolahan data pretest kedua kelompok dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.2 Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol dan Eksperimen Eksperimen N
Kontrol
Valid
30
30
Missing
30
30
Mean
66,17
67,43
Median
67,00
68,00
Mode
70
65
Std. Deviation
7,852
5,859
Variance
61,661
34,323
Range
30
24
Minimum
50
57
Maximum
80
81
Sum
1985
2023
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut ini adalah distribusi
55
frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen Eksperimen Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
50
2
3,3
6,7
6,7
53
2
3,3
6,7
13,3
57
1
1,7
3,3
16,7
58
1
1,7
3,3
20,0
60
1
1,7
3,3
23,3
63
1
1,7
3,3
26,7
64
1
1,7
3,3
30,0
65
3
5,0
10,0
40,0
66
1
1,7
3,3
43,3
67
3
5,0
10,0
53,3
69
1
1,7
3,3
56,7
70
5
8,3
16,7
73,3
71
2
3,3
6,7
80,0
73
2
3,3
6,7
86,7
74
1
1,7
3,3
90,0
77
2
3,3
6,7
96,7
80
1
1,7
3,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
Missing System
30
50,0
Total
60
100,0
Valid
56
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 6 5 4 3 2 1 0 nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai 50 53 57 58 60 63 64 65 66 67 69 70 71 73 74 77 80
Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 57, 58, 63, 64, 66, 69,74, dan 80 masingmasing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 50, 53, 71, 73, 77 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65, 67 masingmasing ada tiga orang dan siswa yang mendapat nilai 70 masing-masing ada lima orang.
57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol Kontrol Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
57
2
3,3
6,7
6,7
58
1
1,7
3,3
10,0
60
2
3,3
6,7
16,7
61
1
1,7
3,3
20,0
65
6
10,0
20,0
40,0
66
1
1,7
3,3
43,3
67
1
1,7
3,3
46,7
68
3
5,0
10,0
56,7
69
2
3,3
6,7
63,3
70
3
5,0
10,0
73,3
71
2
3,3
6,7
80,0
72
1
1,7
3,3
83,3
73
1
1,7
3,3
86,7
74
1
1,7
3,3
90,0
75
1
1,7
3,3
93,3
78
1
1,7
3,3
96,7
81
1
1,7
3,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
Missing System
30
50,0
Total
60
100,0
Valid
58
Tabel di atas disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Kontrol 7 6 5 4 3 2 1 0 nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai 57 58 60 61 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 78 81
Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 58, 61, 66, 67, 72, 73, 74, 75, 78, dan 81 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 57, 60, 69 dan 71 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 68 dan 70 ada tiga orang dan yang mendapat nilai 65 ada enam orang.
2.
Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pemberian posttest keterampilan menulis karangan deskripsi pada kelompok eksperimen dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model experiential learning. Sedangkan posttest keterampilan menulis karangan
59
deskripsi pada kelompok kontrol dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran menulis karangan deskripsi tanpa menggunakan model experiential learning. Subjek kedua kelompok masing-masing berjumlah 30 siswa disama ratakan. Data yang diperoleh dari posttest kedua kelompok tersebut diolah dengan program SPSS versi 22. Rangkuman hasil pengolahan data postest kedua kelompok dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.5 Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kontrol Statistics Eksperimen N
Kontrol
Valid
30
30
Missing
30
30
Mean
80,00
72,67
Median
79,50
71,50
Mode
85
70
Std. Deviation
6,659
5,108
Variance
44,345
26,092
Range
25
20
Minimum
65
60
Maximum
90
80
Sum
2400
2180
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini adalah distribusi frekuensi perolehan nilai posttest keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
60
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen Eksperimen Valid
Cumulative Percent
Frequency
Percent
Percent
65
1
1,7
3,3
3,3
69
1
1,7
3,3
6,7
70
1
1,7
3,3
10,0
73
2
3,3
6,7
16,7
75
3
5,0
10,0
26,7
76
1
1,7
3,3
30,0
77
2
3,3
6,7
36,7
78
2
3,3
6,7
43,3
79
2
3,3
6,7
50,0
80
3
5,0
10,0
60,0
83
1
1,7
3,3
63,3
85
6
10,0
20,0
83,3
88
1
1,7
3,3
86,7
90
4
6,7
13,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
Missing System 30
50,0
Total
100,0
Valid
60
61
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
7 6 5 4 3 2 1
0 nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai niali nilai nilai nilai nilai 65 69 70 73 75 76 77 78 79 80 83 85 88 90
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 65, 69, 70, 76, 83 dan 88 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapatkan nilai 73, 77, 78 dan 79 masingmasing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 75 dan 80 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 90 masing-masing ada empat orang dan siswa yang mendapat nilai 85 masing-masing ada enam orang
62
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol Kontrol Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid 60
1
1,7
3,3
3,3
65
2
3,3
6,7
10,0
67
1
1,7
3,3
13,3
69
1
1,7
3,3
16,7
70
8
13,3
26,7
43,3
71
2
3,3
6,7
50,0
72
2
3,3
6,7
56,7
74
1
1,7
3,3
60,0
75
3
5,0
10,0
70,0
76
1
1,7
3,3
73,3
78
3
5,0
10,0
83,3
79
1
1,7
3,3
86,7
80
4
6,7
13,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
30
50,0
60
100,0
Missi System ng Total
63
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kontrol 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai nilai 60 65 67 69 70 71 72 74 75 76 78 79 80
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 60, 67, 69, 74, 76, dan 79 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 65, 71, dan 72 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 75 dan 78 masing-masing ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 80 masing-masing ada empat orang dan siswa yang mendapat nilai 70 masing-masing ada delapan orang.
3.
Perbandingan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol. Pembahasan sebelumnya telah menyajikan data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut akan disajikan perbandingan data pretest dan posttest menulis karangan deskripsi antara dua kelompok tersebut.
64
Tabel 4.8 Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data
Pretest
Posttest
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
N
30
30
30
30
Nilai
80
81
90
80
50
57
65
60
Mean
66,17
67,43
80,00
72,67
Median
67,00
68,00
79,50
71,50
Modus
70
65
85
70
Standar
7,852
6,659
5,108
Tertinggi Nilai Terendah
5,859
Deviasi
Dari tabel di atas menunjukan hasil pretest-posttest kedua kelompok penelitian dapat perbedaaan. Pretest kelompok eksperimen memperoleh nilai tertinggi 80, sedangkan pretest kelompok kontrol memperoleh nilai tertinggi 81. Rata-rata hitung pretest kelompok eksperimen mencapai angka sebesar 66,17 dan rata-rata hitung pretest kelompok kontrol mencapai angka sebesar 67,43. Hal tersebut menunjukkan bahwa perolehan nilai pretest kelompok eksperimen lebih rendah tetapi tidak jauh berbeda dibandingkan perolehan nilai kelompok kontrol. Tabel di atas pun menyajikan data posttest. Posttest kelompok eksperimen memperoleh nilai tertinggi 90, sedangkan posttest kelompok kontrol mendapatkan nilai tertinggi 80. Selain itu juga dapat diketahui perbedaan rata-rata nilai postest kelompok eksperimen mencapai angka
65
80,00. Sedangkan perolehan nilai rata-rata nilai postest kelompok kontrol mencapai angka 72,67. Selisih nilai rata-rata hitung antara kedua kelompok sebesar 7,33. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan nilai posttest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
C. Hasil Analisis 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data akan diolah dengan uji hipotesis. Namun sebelumnya, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a.
Uji Normalitas Pretest dan Posttest Data pada uji normalitas ini diperoleh dari pretest dan posttest keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kelas V SDN Cengkareng Timur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 22 dalam menghitung uji normalitas yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Dengan bantuan SPSS 22 dihasilkan sig (2-tailed) pada Shapiro-Wilk yang dapat menunjukkan normal atau tidaknya sebaran data. Sebuah syarat data berdistribusi normal
apabila
nilai
signifikansi
yang diperoleh
dari
hasil
penghitungan lebih besar dari tingkat 5% (signifikansi > 0,05). Hasil
uji
normalitas
sebaran
data
pretest-posttest
keterampilan dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut :
66
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Eksperimen
,141
30
,132
,944
30
,118
Kontrol
,139
30
,144
,973
30
,616
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data pretest pada kelompok eksperimen memperoleh nilai sig (2 – tailed) sebesar 0,118 sedangkan kelompok kontrol memperoleh sig (2 – tailed) 0,616. Hal tersebut menunjukkan bahwa data pretest menulis karangan deskripsi kedua kelompok dinyatakan berdistribusi normal karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari alpha 5% (0,118 dan 0,616> 0,05%).
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova df
Sig.
Shapiro-Wilk
kelas
Statistic
Statistic
df
Sig.
Eksperimen
1
,140
30
,136
,959
30
,297
Kontrol
2
,134
30
,178
,936
30
,069
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data posttest pada kelompok eksperimen memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,297 sedangkan kelompok kontrol memperoleh nilai signifikansi 0,69. Hal tersebut menunjukkan bahwa data posttest menulis karangan deskripsi
67
kedua kelompok berdistribusi normal karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari alpha 5% (0,297 dan 0,69> 0,05). Dengan hasil perhitungan yang menunjukkan kenormalan distribusi, maka data tersebut telah memenuhi syarat untuk dianalisis. b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Setelah data kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya mencari nilai homogenitas varians pretest dan posttest dari kedua kelompok tersebut. Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 22. Kriteria pengujian homogenitas adalah sebagai berikut: - Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, artinya varians dinyatakan homogen. - Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, artinya varians dinyatakan homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas varian data (Levene Statistic)dengan program SPSS 22 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Test of Homogeneity of Variances Eksperimen Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1,951
1
58
,168
Berdasarkan tabel penghitungan uji homogenitas dengan SPSS 22, diketahui bahwa Levene Statistic adalah 1,951 dengan nilai probabilitas 0,168. Oleh karena probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest dari kedua sampel penelitian berasal dari kelompok yang homogen.
68
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
1,906
df2
Sig.
1
58
,173
Berdasarkan tabel perhitungan uji homogenitas dengan SPSS 22, diketahui bahwa Levene Statistic adalah 1,906 dengan nilai probabilitas 0,173. Oleh karena probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest dari kedua sampel penelitian berasal dari kelompok yang homogen. Karena nilai signifikansi 0,05 (5%), maka kedua sampel penelitian dinyatakan berasal dari populasi yang homogen. 2. Pengujian Hipotesis a. Uji-t Data Pretest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Uji-t prettest menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dan kontrol ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Terdapat
perbedaan
deskripsi
tidak.
atau
kemampuan
Pengujian
menulis
hipotesis
karangan
penelitian
ini
menggunakan bantuan program SPSS 22. Kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah sebagi berikut: -
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.
-
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak. Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
uji-t terhadap hasil prettest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
69
Tabel 4.13 Hasil Uji-t Prettest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Paired Samples Test Paired Differences 95%
Std. Mean Pair 1 Eksperimen – Kontrol
Std.
Interval
Error
Difference
Deviation Mean
-1,267 10,438
Confidence
1,906
of
the Sig.
Lower
Upper
t
df
-5,164
2,631
-,665 29
tailed) ,512
Dari tabel di atas dapat diketahui sig (-tailed) atau probabilitas sebesar 0,512 sedangkan taraf signifikasinsinya sebesar 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari nilai taraf signifikansi (0,512 > 0,05). Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika probabilitas >0,05, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil uji-t pada data prettest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi. Dengan kata lain, keadaan awal dan keadaan akhir kemampuan menulis karangan deskripsi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama.
b. Uji-t Data Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Uji-t data posttest menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut, terdapat perbedaan kemampuan Menulis Karangan Deskripsi atau tidak. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan
(2-
70
bantuan program SPSS 22. Kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah sebagi berikut: -
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.
-
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak. Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
uji-t terhadap hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.14 Hasil Uji-t Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Paired Samples Test Paired Differences 95%
Std.
Pair Eksperimen 1
- Kontrol
Confidence
Std.
Interval
of
Error
Difference
the Sig. (2-
Mean
Deviation Mean
Lower
Upper
t
74, 833
7,230
72,966
76,701
80,171 59
,933
df
tailed) ,000
Dari tabel di atas dapat diketahui sig (2-tailed) atau probabilitas sebesar 0,000 sedangkan taraf signifikansinya sebesar 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai taraf signifikansi (0,000>0,05). Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil uji-t pada data posttest menunjukkan adanya perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi. Dengan kata lain, keadaan akhir keterampilan menulis karangan deskripsi pada kelompok eksperimen adalah berbeda.
71
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Interpretasi Data Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa perolehan nilai kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan lebih tinggi dari perolehan nilai kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan prettest pada kedua kelompok tersebut. Pada kelompok eksperimen diperoleh skor tertinggi sebesar 80, skor terendah sebesar 50, rata-rata pretest sebesar 66,17, median sebesar 67,00, modus sebesar 70 dan standar deviasi sebesar 7,852. Pada kelompok kontrol diperoleh skor tertinggi sebesar 81,
skor
terendah sebesar 57, rata-rata pretest sebesar 67,43, median sebesar 68,00, modus sebesar 65 dan standar deviasi sebesar 5,859. Setelah dilakukan pretest pada pertemuan pertama, kemudian kedua kelompok penelitian tersebut diberi perlakuan yang berbeda selama empat kali pertemuan. Pada pertemuan keempat, kedua kelompok penelitian diberi soal posttest. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua kelompok penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Kelompok kontrol memperoleh skor tertinggi sebesar 80, skor terendah sebesar 60, rata-rata posttest sebesar 72,67 median sebesar 71,67, modus sebesar 70 dan standar deviasi sebesar 5,108. Kelompok eksperimen memperoleh skor tertinggi 90, skor terendah sebesar 65, rata-rata posttest sebesar 80,00, median sebesar 79,50, modus sebesar 85 dan standar deviasi sebesar 6,659. Hasil posttest tersebut menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata posttest kelompok kontrol. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh uji-t skor pretestposttest keterampilan menulis karangan deskripsi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengujian uji-t skor pretest-posttest ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dalam proses pembelajaran antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Nilai probabilitas yang diperoleh dari pretest kelompok kontrol dan
72
kelompok eksperimen dengan taraf signifikansi 5% dan df 22 yaitu sebesar 0,512. Perhitungan uji-t tersebut menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi. Artinya, rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah sama. Nilai probabilitas yang diperoleh posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 5% dan df 22 yaitu sebesar 0,000. Perhitungan uji-t tersebut menunjukkan nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi. Artinya, rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan deksripsi adalah berbeda. 2. Pembahasan Data yang telah diinterpretasikan di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir pada kelompok eksperimen dalam menulis karangan deskripsi. Sedangkan, pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir dalam menulis karangan deskripsi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi,
kelompok
eksperimen
diberi
perlakuan
dengan
menggunakan model experiential learning, sementara kelompok kontrol tidak menggunakan model experiential learning. Model Experiential Learning sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi. Di samping melatih otak untuk mengingat dan melatih konsentrasi siswa berdasarkan pengalaman, juga meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Model Experiential learning (pembelajaran berdasarkan pengalaman) sebagai model yang membantu pendidik dalam mengaitkan isi materi pembelajaran dengan keadaan dunia nyata, sehingga dengan pengalaman nyata tersebut siswa dapat mengingat
73
dan memahami informasi yang didapatkan dalam pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan model experiential learning sebagai model pilihan untuk pembelajaran menulis karangan deskripsi mudah diterapkan, juga memudahkan siswa memunculkan ide yang kemudian dituangkan dalam
bentuk
keterampilan
tulisan menulis
berupa
karangan
deskripsi,
karangan
deskripsi
siswa
sehingga
memperoleh
peningkatan. a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada perlakuan pertama kelas eksperimen, siswa diberikan perlakuan dengan tampilan foto pribadi guru yang bertemakan “Pengalaman di Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus”. Ketika foto pribadi guru ditampilkan, secara spontan siswa menyebutkan apa saja yang terdapat di foto tersebut. Saat ditanya mengenai judul dari foto pribadi guru dengan tema “Pengalaman di Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus”, banyak siswa yang menjawab dengan jawaban yang beragam. Lalu guru menceritakan tekait dengan foto yang di bawa yang berkaitan dengan pengalaman di hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, kemudian guru memberi pengetahuan mengenai pengertian karangan, macam-macam karangan, unsur-unsur yang terdapat dalam karangan deskripsi, hingga menjelaskan langkahlangkah menulis karangan deskripsi yang baik pada pembelajaran karangan. Kemudian guru memberikan kertas kepada siswa untuk menulis karangan deskripsi. Tetapi sebelum masing-masing siswa membuat karangan deskripsi, guru memberikan stimulus untuk membantu siswa untuk menggali dan menentukan pengalaman yang akan di jadikan topik menulis karangan dengan menginstruksikan kepada para siswa untuk membuat kelompok untuk observasi dan berdiskusi sejenak seputar hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus bersama teman kelompoknya masing-masing.
74
Contoh topik yang dijadikan bahan diskusi bersama teman kelompok antara lain dengan mengingat kembali pengalaman yang paling berkesan pada hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus dan juga melakukan kegiatan observasi berikut wawancara kepada tokoh yang dianggap paling berkesan dalam perayaan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, tokoh tersebut dapat dijadikan sebuah karakter yang membantu untuk menceritakan perihal kejadian tersebut. Kegiatan Observasi dan juga wawancara pada tokoh yang dianggap paling berkesan saat hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus diataranya untuk melihat lebih jelas bagaimana sosok tokoh tersebut seperti warna kulit, bentuk tubuh, warna rambut, bentuk rambut, gaya rambut, warna dan gaya berpakaian, mimik muka dan lain-lain. Sejalan dengan berlangsungnya kegiatan siswa yang sedang berdiskusi, guru menuliskan kerangka karangan untuk memudahkan para siswa untuk menulis karangan deskripsi. Kemudian para siswa mendeskripsikan hasil observasi, wawancara, diskusi seputar hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 bersama teman-temannya, dan juga tak luput untuk menuliskan kesan yang dirasakan selama proses kegiatan berlangsung ke dalam bentuk tulisan karangan deskripsi. Setelah siswa memahami tentang karangan deskripsi dan telah selesai berdiskusi bersama teman sekelompoknya setiap siswa membuat karangan deskripsi masing-masing tetapi tetap duduk bersama teman kelompoknya tersebut. Setelah masing-masing siswa selesai membuat karangan deskripsi yang berisikan pengalaman di hari kemerdekaan guru mempersilahkan kepada murid yang berani untuk membacakan hasil karangan di depan kelas. Siswa yang berani membacakan hasil karangan di depan kelas akan mendapatkan reward. Setelah beberapa siswa selesai membacakan hasil karangannya di depan kelas guru memberikan penugasan kepada siswa untuk melakukan observasi bersama teman kelompok yang telah dibentuk
75
sebelumnya dengan mengobservasi “keadaan sudut sekolahku” di antaranya tiap kelompok dapat memilih tempat seperti: sudut Kantin, Perpustakaan, UKS, Ruang Guru, Gudang, Ruang Kelas sebelah dan Halaman Sekolah. Kemudian guru menyimpulkan pembelajaran hari itu. Berbeda dengan perlakuan pertama kelompok kontrol. Ketika diberikan tema “pengalaman di hari kemerdekaan 17 Agustus 1945”, siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk mengungkapkan ide mengenai pengalaman di hari kemerdekaan 17 Agustus 1945. Ada siswa yang mengemukakan idenya, tapi hanya beberapa. Siswa yang lain lebih memilih diam dan masih terus merenung dan terus berfikir keras untuk mengeluarkan ide untuk menulis karangan seputar tema tersebut. Guru terus menstimulus para siswa dengan kata-kata yang berhubungan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, sehingga perlahan-lahan mereka dapat mengemukakan gagasan yang akhirnya akan dituangkan ke dalam tulisan karangan deskripsi. Lalu, guru mulai memaparkan tentang langkah-langkah membuat karangan deskripsi. Materi yang disampaikannya pun tidak jauh berbeda pada kelompok eksperimen. Selanjutnya, siswa diberi LKS yang sama dengan kelompok eksperimen. b. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada perlakuan kedua kelompok eksperimen, siswa diberikan
materi ajar tentang pilihan kata dan penggunaan ejaan
untuk menulis karangan deskripsi yang baik dan benar. Kemudian guru menginstruksikan kepada siswa untuk membuka kembali hasil karangan deskripsi yang telah siswa buat pada pertemuan sebelumnya kemudian guru meminta siswa untuk membacakan hasil karangan yang telah dibuat kemarin di depan kelas. Lalu guru mengajak siswa untuk mengoreksi memberikan informasi atas kesalahan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang terjadi pada karangan deskripsi yang telah di buat kemarin agar para siswa mengetahui di mana letak kesalahan
76
dan agar ketika membuat karangan selanjutnya kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Kemudian guru mengintruksikan siswa kembali
kepada siswa untuk berkumpul dengan teman-teman
kelompok yang telah di bentuk kemarin dan guru meminta siswa untuk menggali pengalaman yang akan dijadikan topik menulis karangan deskripsi degan cara melakukan observasi kembali seperti instruksi pada pertemuan sebelumnya secara berkelompok mengenai keadaan sudut sekolah, misalnya tiap kelompok dapat memilih tempat seperti: sudut Kantin, Perpustakaan, UKS, Ruang Guru, Gudang, Ruang Kelas sebelah dan Halaman Sekolah. Setelah para siswa melakukan observasi bersama teman sekelompoknya guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil observasi salah satu sudut sekolah yang telah di tugaskan. Setelah itu guru memberikan LKS pada setiap siswa untuk membuat karangan deskripsi berdasarkan pengalaman selama melakukan observasi di lingkungan sekitar sudut sekolah yang telah ditemukan bersama teman kelompok masing masing dengan bantuan kerangka karangan yang diberikan oleh guru. Setelah masing-masing siswa selesai membuat karangan deskripsi yang berisikan pengalaman observasi keadaan sudut sekolah, Guru mempersilahkan kepada siswa yang berani untuk membacakan hasil karangan di depan kelas. Siswa yang berani membacakan hasil karangan di depan kelas akan mendapatkan reward. Setelah beberapa siswa selesai membacakan hasil karangannya di depan kelas guru memberikan penugasan kepada siswa untuk melakukan observasi masing-masing di rumah dengan mencari foto keluarga yang dianggap paling menarik. Namun apabila tidak memiliki foto, siswa boleh mengambil foto lain untuk dijadikan acuan menulis karangan deskripsi pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen terdapat perkembangan menulis karangan deskripsinya dari pertemuan
77
sebelumnya. Siswa sangat antusias dan memiliki dorongan tersendiri untuk bertanggung jawab secara individu dan juga kelompoknya. Sedangkan perlakuan kedua pada kelompok kontrol hampir sama dengan kelompok eksperimen saat penyampaian materi, hanya saja kelompok kontrol tidak menggunakan model Experiential Learning. Ketika peneliti akan memberikan materi, terlihat sekali kejenuhan sikap para siswa di kelas. karena siswa pada kelas kontrol hanya diberikan atau disuguhkan model ceramah/konvensional saja. Akhirnya sebelum memulai pembelajaran peneliti mengajak para siswa untuk melakukan ice breaking sejenak yang kira-kira durasinya sekitar 5 menit. Meskipun demikian, respons setiap siswa berbeda. Ada yang memperhatikan dengan baik, tetapi ada pula yang tetap acuh. Setelah selesai memberikan ice breaking, peneliti baru memberikan materi, guru menceritakan contoh karangan dengan suara nyaring dan siswa diperintahkan guru untuk memperhatikan dengan baik. dan beberapa siswa ada yang berminat untuk membacakan hasil karangan pada pertemuan sebelumnya kemudian guru memberi tahu di mana saja letak kesalahan dalam karangan tersebut sehingga besar harapan agar pada pembuatan karangan selanjutnya karangan tersebut menjadi karangan dengan penulisan yang lebih baik. Setelah siswa diberikan materi, siswa diberikan LKS yang sama seperti kelompok eksperimen. c. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada perlakuan ketiga kelompok eksperimen, guru masih menerapkan model experiential learning dalam menulis karangan deskripsi,
sebagaimana
langkah
model
experiential
learning
sebelumnya. Hanya saja isi indikator menulis karangan dan media saja yang berbeda pada setiap pertemuan. Pada pertemuan ini siswa menjawab pertanyaan dari guru perihal bagaimana pengalaman selama menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model experiential learning. Kemudian guru mengaitkan jawaban yang disampaikan
78
siswa dengan karangan deskripsi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga ini guru menginstruksikan siswa untuk mengambil foto keluarga masing-masing untuk dijadikan acuan menggali pengalaman yang akan dijadikan topik menulis karangan deskripsi kemudian diamati dengan seksama. Kemudian guru meminta siswa untuk kembali duduk secara berkelompok untuk mendiskusikan hasil observasi di rumah berupa foto keluarga yang dibawa masingmasing bersama teman kelompoknya. Kemudian setiap satu kelompok diberikan hanya satu LKS untuk menulis karangan deskripsi berdasarkan foto. Setiap siswa dalam satu kelompok mulai mendiskusikan atau bercerita secara silih berganti di dalam kelompoknya tentang pengalaman bersama keluarga
yang dicetak
dalam foto yang telah dibawa masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, cerita salah satu anggota kelompok yang dianggap paling menarik kemudian dijadikan karangan untuk perwakilan kelompok yang akan dikumpulkan dan untuk dibacakan di depan kelas. Kini terlihat jelas bahwa siswa sudah terlihat mengalami peningkatan keterampilan menulisnya terutama pada menulis karangan deskripsi. Sedangkan pada perlakuan ketiga pada kelompok kontrol, guru masih menggunakan metode konvensional tidak menggunakan model experiential learning. Siswa semakin nampak kejenuhan pada pembelajaran menulis karangan deskripsi ini yang sangat monotown. Yang hanya
mendengarkan
penjelasan
guru
dan
melakukan
pembelajaran tanpa ada model pembelajaran yang kreatif untuk menulis karangan deskripsi. Adapun kegiatan intinya siswa kelompok kontrol sama hal nya dengan siswa kelompok eksperimen yang diperintahkan menulis karangan deksripsi berdasarkan pengalaman saat foto keluarga dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan pada karangan tersebut. Hanya saja yang berbeda dari segi model pembelajaran dan media. Kemudian siswa pada setiap
79
kelompok hanya diberikan satu LKS yang sama seperti kelompok eksperimen, kemudian berdiskusi tanpa menggunakan media foto keluarga. Cerita salah satu anggota kelompok yang dianggap paling menarik kemudian dijadikan karangan untuk perwakilan kelompok yang akan dikumpulkan dan untuk dibacakan di depan kelas. d. Pertemuan Keempat Kelas Kontrol dan Eksperimen Setelah mendapat perlakuan, kemudian kedua kelompok tersebut diberikan posttest. Soal posttest yang diberikan sama dengan kelompok eksperimen yaitu tes menulis karangan deskripsi. Bentuk soal posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu siswa diberikan LKS Kemudian guru meminta siswa untuk membuat sebuah karangan deskripsi berdasarkan pengalaman foto bersama keluarga masing-masing dengan kerangka karangan di antaranya di mana tempat kejadian foto, pengalaman apa saja yang terdapat di dalam foto, kedetailan yang terdapat di dalam foto. Setelah selesai guru meminta beberapa siswa membacakan hasil karangan deskripsinya kemudian semua siswa mendapatkan reward dari guru karena telah mengalami peningkatan dari pada pertemuan sebelumnya. Posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan. Hasilnya kedua kelompok mengalami peningkatan rata-rata. Namun, kelompok eksperimen memperoleh rata-rata posttest lebih tinggi daripada ratarata posttest yang diperoleh kelompok kontrol. Dari perlakuan yang telah diberikan peneliti kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran experiential learning mampu membantu siswa agar terampil dalam menulis
karangan
deskripsi. Selain itu, model pembelajaran
experiential learning dapat merangsang imajinasi siswa dalam membuat karangan karena secara tidak langsung siswa sedang belajar
80
menjadi pribadi yang menghargai pengalaman pribadi kemudian diabadikan dalam bentuk karangan deskripsi. Siswa pun menjadi lebih fokus dan antusias saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Berbeda dengan kelompok kontrol tanpa menggunakan model experiential learning dalam menulis karangan deskripsi. Siswa pada kelompok ini terlihat kurang tertarik mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap yang ditunjukkan saat pembelajaran berlangsung dan hasil pembelajaran saat di kelas. Selain itu, siswa membutuhkan waktu lebih lama dalam menemukan ide yang akan dituangkan untuk menjadi karangan dibandingkan kelompok eksperimen. Meskipun demikian, di antara kedua kelompok tersebut ada siswa yang sudah pandai menulis karangan deskripsi, ada juga yang masih harus diberi motivasi. Keterampilan menulis yang diperoleh dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor guru, siswa serta model pembelajaran. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa aktivitas siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model Experiential Learning terjadi peningkatan dari pada pembelajaran sebelum menggunakan model experiential learning. Selain menilai keterampilan menulis karangan deskripsi siswa. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimanakah respon siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, peneliti memberikan angket respon kepada masing-masing siswa. Persentase tiap pilihan
x 100%
Keterangan : A = Banyaknya siswa yang menjawab suatu pilihan “ya atau tidak” B = Banyaknya siswa yang memberi tanggapan
81
Tabel 4.15 Data Hasil Angket Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning. No
Respon Siswa
Hasil Ya
1
Tidak
Σ
%
Σ
%
30
100
-
-
30
100
-
-
24
80
6
20
28
93,3
2
6,6
Saya senang menulis karangan deskripsi
dengan
Model
Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 2
Saya
bisa
deskripsi
membuat yang
baik
karangan dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 3
Dengan
menggunakan
Model
Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) saya tidak merasa kesulitan untuk menulis karangan deskripsi. 4
Dengan
bantuan
model
Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) saya lebih mudah untuk menentukan judul, tema dan karangan deskripsi yang
82
akan saya tulis. 5
Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)
dalam
menulis
karangan
pembelajaran deskripsi
membuat suasana kelas menjadi
30
100
-
lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Dari hasil data analisis respon siswa di atas, dapat dikatakan positif terhadap
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
Experiential
Learning, karena persentase jawaban siswa pada setiap aspek pertanyaan berada ≥ 90 % sehingga pembelajaran dengan menggunakan model Experiential Learning dapat dikategorikan membantu siswa untuk melatih keterampilan menulis karangan deskripsinya. Dengan model Experiential Learning dapat membuat siswa lebih terampil untuk menulis karangan deskripsi. Tetapi meskipun model Experiential Learning telah membantu siswa untuk lebih bersemangat dan lebih terampil dalam menulis karangan deskripsi, siswa tetap masih membutuhkan seorang guru pada setiap pembelajaran berlangsung. Peran guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Selain dapat memberikan arahan, membimbing siswa, guru juga bisa membantu siswa untuk memecahkan permasalahan atau soal-soal yang kiranya sulit diselesaikan oleh siswa.
E. Temuan Hasil Penelitian Temuan-temuan yang didapat dalam penelitian dengan menggunakan model experiential learning terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi antara lain sebagai berikut :
-
83
1. Keterampilan menulis karangan deskripsi siswa menjadi meningkat dengan adanya penggunaan model experiential learning, dan dapat dilihat juga dari hasil karangan yang dibuat oleh siswa daripada pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan cara konvensional 2. Proses pembelajaran menjadi lebih seru dan menyenangkan dengan adanya penggunaan model experiential learning, dengan mengajak siswa belajar dari pengalaman yang telah dialami dan pengalaman yang diintruksikan oleh guru. 3. Siswa menjadi lebih mudah menuangkan ide-idenya sebelum disusun ke dalam karangan deskripsi, karena objek yang di deskripsikan oleh siswa langsung mereka lihat dan diamatinya, sehingga karangan yang dibuat oleh siswa lebih terorganisasi. 4. Penerapan konsep model experiential learning menjadi lebih jelas dalam pembelajaran, karena tujuan dari dilaksanakannya model experiential learning itu adalah mengajak siswa untuk membuat karangan deskripsi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikuatkan oleh beberapa penelitian yang sudah dilakukan beberapa kali dengan model pembelajaran yang sama, yaitu sama-sama menggunakan model experiential learning, dan mendukung beberapa penelitian relevan yang telah di jadikan sebagai bahan acuan penelitian ini. Antara lain penelitianpenelitian yang telah di lakukan oleh : Wita Dwi Payana, Santi Dewi Farisma dan Yulis Nurrahmawati, adapun penjabaran tentang apa dan bagaimana penelitian mereka dapat dilihat dalam skripsi ini di halaman 25 sampai dengan halaman 27.
F. Keterbatasan Penelitian Selama penelitian berlangsung, peneliti menemukan beberapa kendala yang cukup berarti. Kendala-kendala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
84
1. Beberapa siswa ada yang merasa jenuh karena setiap pertemuan harus membuat karangan. 2. Peneliti belum memiliki keterapilan yang cukup untuk mengondisikan siswa sebelum pelajaran dimulai sehingga suasana kurang kondusif. 3. Siswa kelas kontrol
mengalami
kecemburuan terhadap
eksperimen yang berbeda saat proses pembelajaran.
kelas
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran experiential learning berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rata-rata hasil pretest-posttest kelas eskperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 66,17. Sementara itu, rata-rata pretest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 67,43 sedangkan rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 80,00 sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yaitu 72,67. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil perhitungan pretest pada kelompok kontrol dihasilkan nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi (0,512 > 0,05). Pada hasil perhitungan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dihasilkan nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0,000 < 0,05) berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diajukan beberapa saran bagi: 1. Siswa, diharapkan dapat membuat karangan deskripsi sesuai dengan pengalaman sendiri untuk mempermudah dalam proses pembelajaran menulis karangan. 2. Guru, sebaiknya menggunakan model experiential learning pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan deskripsi. 3. Sekolah, diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran experiential learning pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa. 4. Peneliti, sebagai ilmu pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa dengan menggunakan model experiential learning. Di samping itu perlu adanya penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui pengaruh model experiential learning pada jenis lainnya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya, 2011. Alfin, Jauharoti. Muhammad Thori dan Sri Wahyuni. Bahasa Indonesia 1. edisi pertama. Jakarta: LAPIS PGMI, h. 2008. Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Arikuntoro, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS, 2008. Cahyani, Isah. Pembelajaran Menulis Berbasis Karakter dengan Pendekatan Experiential learning. Bandung: Pendidikan Dasar SPS UPI, 2012. Dina, Indriana. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Jogjakarta: DIVA Press, 2011. Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan Abdul Gani. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Keraf, Gorys. Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah, 1982. Kompas, “Tradisi Menulis Lebih Rendah daripada Minat Baca”, 2012, http://edukasi.kompas.com. Kompas,”Dampak Negatif Gadget http://female.kompas.com.
Pada
Prestasi
Anak”
2013,
Kuncoro, Mudrajat. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga, 2009. Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Nadjua, A.S. Inti Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: Triana Media, 2013. Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001. Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo, 2007. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dn Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, 2010. Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press, 2015. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangakan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Saddhono, Kundharu dan Y. Slamet. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014. S. Nasution. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Saleh, Zuleha H. M. Terampil Menulis di Sekolah Dasar. Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013. Solchan, Yetty Mulyati, dkk. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011. Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2000. Sudarno dan Eman A. Rahman. Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Negeri. Jakarta: Hikmat Syahid Indah, 1996. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1998. Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. Taufik, Agus, dkk. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen
Lampiran 2
Instrumen
Penelitian
Pretest
Kelompok
Eksperimen
dan
Kelompok Kontrol Lampiran 3
Instrumen Penelitian Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 4
Instrumen Penelitian Angket Respon dan Data Hasil Angket Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning.
Lampiran 5
RPP Pertemuan Pertama Kelompok Eksperimen
Lampiran 6
RPP Pertemuan Kedua Kelompok Eksperimen
Lampiran 7
RPP Pertemuan Ketiga Kelompok Eksperimen
Lampiran 8
RPP Pertemuan Keempat Kelompok Eksperimen
Lampiran 9
RPP Pertemuan Pertama Kelompok Kontrol
Lampiran 10
RPP Pertemuan Kedua Kelompok Kontrol
Lampiran 11
RPP Pertemuan Ketiga Kelompok Kontrol
Lampiran 12
RPP Pertemuan Keempat Kelompok Kontrol
Lampiran 13
Deskripsi Statistik Pretest Kelompok Eksperimen
Lampiran 14
Deskripsi Statistik Pretest Kelompok Kontrol
Lampiran 15
Deskripsi Statistik Posttest Kelompok Eksperimen
Lampiran 16
Deskripsi Statistik Posttest Kelompok Kontrol
Lampiran 17
Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
Lampiran 18
Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol
Lampiran 19
Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen
Lampiran 20
Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol
Lampiran 21
Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 22
Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 23
Uji Hipotesis Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 24
Uji Hipotesis Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 25
Foto Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Lampiran 26
Daftar Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen
Lampiran 27
Daftar Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol.
Lampiran 28
Hasil Tes Pretest dan Posttest Siswa Kelas V Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 29
Surat Bimbingan Skripsi, Surat Observasi, Surat Permohonan Izin Penelitian, Surat Balasan Sekolah.
Lampiran 30
Uji Referensi
Lampiran 31
Biodata Penulis
KISI-KISI INSTRUMENT
Nama Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/I
Jumlah
: 1 butir soal
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis.
Kompetensi
Indikator
Ranah Kognitif
Dasar C1 4.1
Menulis
1. Menyusun
Nomor
Soal
Soal
C3 uraian
karangan
karangan
berdasarkan
dengan tema
pengalaman
pengalaman
dengan
bersama
memperhatikan
keluarga
pilihan
dengan
kata
C2
Bentuk
dan
menerapkan
penggunaan
unsur-unsur
ejaan
karangan
ke
dalam tulisan seperti menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan
1
kalimat yang baik
dan
ejaan
yang
tepat
yang
berhubungan dengan pengalaman pribadi sehari-hari.
INSTRUMENT PENELITIAN PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal :
Buatlah karangan deskripsi dengan ketentuan berikut : 1. Tema karangan deskripsi yang berhubungan dengan (pengalaman seharihari) yang berkaitan dengan “Keluarga” 2. Gunakan pilihan kata (diksi) dan penggunaan ejaan yang baik dan benar! 3. Berilah judul yang sesuai
Jakarta, 10 Agustus 2015 Judgement Ahli Terhadap Validitas Instrument
Rosida Erowati, M.Hum
KISAH MASA KECIL
Pengenalan kepada murid : Ingatan masa kecil merupakan sumber informasi yang penting. Pada kenyataannya, banyak penulis yang menggunakan sejarah masa kecilnya sebagai dasar pengembangan tulisan–tulisan mereka yang penting. Contoh hal ini terjadi pada Raditya Dika. Salah satu karya fenomenalnya adalah yang didasarkan kepada memori masa kecilnya/masa sekolahnya di Australia. Aktifitas untuk murid : Pilihlah salah satu tempat dari masa kecilmu (bisa rumah, kelas, ataupun tempat rekreasi yang berkesan bagi keluarga, atau juga bisa rumah nenek) atau suatu acara misalnya 17 Agustusan, dll /event (ketika sedang jalan2 keluar kota, ketika sedang sakit) dan lain – lain. Setelah menentukan tempat, lalu gunakan itu untuk membuat sebuah cerita yang asli. Sebagai Contohnya, mungkin disaat kalian pergi ke time zone dan memainkan permainan perang – perangan ataupun pesawat – pesawatan. Dari memori tersebut, kalian bisa membuat cerita tentang alien yang menyerang bumi dan kalian harus membela bumi dari serangan alien tersebut. Atau mungkin juga kalian punya kucing atau anjing. Kalian bisa menjadikan binatang peliharaan kalian menjadi sebuah karakter yang menceritakan perihal seorang tokoh dari perspektif si binatang ini. Arahan: Perintahkan murid untuk membuat cerita dengan menggunakan sekolah dan kelas sebagai latar tempatnya.
INSTRUMENT PENELITIAN POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Buatlah karangan deskripsi dengan ketentuan berikut : 1. Tema karangan deskripsi yang berhubungan dengan (pengalaman seharihari) yang berkaitan dengan “KELUARGAKU”. 2. Gunakan pilihan kata (diksi), penggunaan ejaan, dan kalimat yang tepat untuk menyampaikan setiap gagasan! 3. Berilah judul yang menarik jika karangan telah selesai!
Jakarta, 10 Agustus 2015 Judgement Ahli Terhadap Validitas Instrument
Rosida Erowati, M.Hum
FOTO KELUARGA
Pengenalan kepada murid : Dokumen utama (ini maksudnya yang dicetak seperti akta lahir, buku nikah, UU) adalah sumber yang penting yang memiliki kekuatan untuk meyakinkan/membuktikan bagi para sejarawan dan siswa sebagaimana halnya text book (buku sekolah) atau yang sumber sekunder lainnya tak bisa dibuktikan (misalnya dari omongan mulut dll). Sayangnya, kebanyakan siswa merasa terintimidasi dengan penggunaan text book (yang besar-besar dan itu tebal-tebal itu) dan tidak pernah punya kesempatan untuk benar-benar menggunakannya. Karena itu, selain memperkenalkan murid dengan text book, penting juga untuk memperkenalkan kepada murid untuk menggunakan dokumen/sumber yang mereka akan merasa nyaman dengannya (penggunaan dokumen). Selain itu, siswa juga dapat diingatkan perihal peran apa saja yang orang lain telah lakukan dalam sejarah kehidupan mereka. Penggunaan foto keluarga dapat membantu kedua tujuan tersebut (buat belajar sama buat tahu peran orang – orang) Aktifitas untuk murid : Perintahkan murid untuk menanyakan kepada keluarga mereka apakah keluarganya memiliki album atau koleksi foto–foto lama. Apabila mereka mempunyai foto tersebut, perintahkan kepada murid untuk mencari menggunakan detail–detailnya perihal orang–orang di dalam foto tersebut. Apabila mungkin, maka murid diusahakan untuk dapat menanyakan kedetailan foto tersebut baik pada orang yang ada di foto tersebut, ataupun pada orang yang mengambil foto itu (tukang foto nya). Apabila tidak mungkin, maka arahkan murid untuk memperkirakan
emosi
dan
„keadaan/
isi
pada
foto
tersebut
(apa
senang/sedih/gimana gitu dah), biarkan mereka mengembangkan cerita mereka tentang foto tersebut, meskipun mereka tidak terlalu yakin. Mintalah kepada murid untuk membawa beberapa foto keluarga, potocopnya juga boleh. Diskusikan perihal apa yang foto tersebut ceritakan kepada mereka (murid2) boleh lewat grup diskusi ataupun sendiri – sendiri. Murid
boleh saling bantu untuk membuat sejarah singkat keluarganya dan disesuaikan dengan pembahasan yang ada dikelas.(sesuai topik). Diskusikan dengan murid bagaimana penelitian terhadap keluarga mereka lewat foto tersebut berhubungan dengan penggunaan dokumen primer seperti di perpustakaan ataupun arsip. Tambahan/Arahan: Murid boleh ambil foto keluarga lain, ditulis deskripsinya berdasarkan gambar tersebut.
Data Hasil Angket Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan menggunakan model Experiential Learning. No
Respon Siswa
Hasil Ya
1
Saya
senang
menulis
Pengalaman
Σ
%
Σ
%
30
100
-
-
30
100
-
-
24
80
6
20
93,3
2
6,6
karangan
deskripsi dengan Model Pembelajaran Berbasis
Tidak
(Experiential
Learning) 2
Saya bisa membuat karangan deskripsi yang baik dengan menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis
Pengalaman
(Experiential Learning) 3
Dengan
menggunakan
Pembelajaran
Berbasis
Model Pengalaman
(Experiential Learning) saya tidak merasa
kesulitan
untuk
menulis
karangan deskripsi. 4
Dengan bantuan model Pembelajaran Berbasis
Pengalaman
(Experiential
Learning) saya lebih mudah untuk
28
menentukan judul, tema dan karangan deskripsi yang akan saya tulis. 5
Penggunaan Berbasis
Model
Pengalaman
Pembelajaran (Experiential
Learning) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
30
100
-
-
INSTRUMEN ANGKET RESPONDEN SISWA
Petunjuk pengisian angket : 1. Tulislah identitas terlebih dahulu pada kolom yang telah disediakan. 2. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis
) pada kolom
yang telah disediakan. Nama :
kelas :
No Pernyataan 1 Saya senang menulis karangan deskripsi dengan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 2 Saya bisa membuat karangan deskripsi yang baik dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 3 Dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) saya tidak merasa kesulitan untuk menulis karangan deskripsi. 4 Dengan bantuan model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) saya lebih mudah untuk menentukan judul, tema dan karangan deskripsi yang akan saya tulis. 5 Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Ya
Jakarta, 10 Agustus 2015 Judgement Ahli Terhadap Validitas Instrumen
Rosida Erowati, M.Hum.
Tidak
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: V (lima)/1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke-
:1
A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis. B. Kompetensi Dasar
:
4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan C. Indikator
:
1. Menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Siswa dapat Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. E. Karakter yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, keterampilan belajar mandiri, percaya diri F. Materi Ajar
:
Menulis Karangan
-
Pengertian karangan Karangan adalah sebuah cerita, hasil ciptaan atau hasil rangkaian
(susunan). Karangan terdiri atas beberapa paragraf yang berkaitan. Setiap paragraf
terdiri atas kalimat-kalimat yang diurutkan satu persatu hingga
menjadi paragraf yang utuh. Macam-macam Karangan Karangan dapat dibedakan menjadi: a. Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan. b. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Pada karangan jenis ini, dikemukakan data dan fakta yang meyakinkan. c. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. d. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. e. Karangan ilmiah adalah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu.Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis, yang hanya dapat dipahami masyarakat tertentu. Karangan ilmiah populer adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan. Karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya. g. Karangan khas adalah karangan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terperinci sehingga apa yang dilaporkan dapat tergambar dalam imajinasi pembaca.
-
Langkah-langkah dalam membuat karangan yang baik adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tema Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, dan religius.Dalam hal tertentu, tema sering disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita. b. Membuat kerangka karangan Membuat kerangka karangan adalah rencana kerja membuat garis besar karangan yang akan ditulis. Contoh: Tema: Pengalaman di Hari Kemerdekaan Indonesia17 Agustus 1. Persiapan dari rumah sebelum di mulai acara (misalnya perlombaan) . 2. Pengalaman di perjalanan (lihat keadaan suasana bagaimana). 3. Pengalaman di tempat tujuan 4. Kembali ke rumah. -
Mengembangkan kerangka karangan Pengembangan karangan adalah memaparkan bukti yang mendukung
dalam bentuk paragraf. Gagasan utama di dukung kalimat penjelas. Dengan demikian, paragraf menjadi utuh dan informasinya lengkap. Pengembangan biasanya memerlukan sejumlah bukti yang mendukung gagasan menulis. - Manfaat kerangka karangan antara lain: a. Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur. b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting. c. Menghindari timbulnya pengulangan bahasa. d. Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan. Contoh karangan :
Sekarang, kamu bisa membaca karangan di bawah ini. Usahakan agar setiap kalimat yang kamu baca dapat terdengar jelas.
Lomba di Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Sekolah
Hari itu tepat 69 tahun Negaraku Merdeka. Pagi itu aku berkumpul bersama teman di lapangan sekolah untuk merayakannya. Kami mengenakan kaos yang berwarna merah dan celana yang berwarna putih sperti warna bendera. Disana banyak sekali orang berkumpul ada anak anak seperti kami dan orang dewasa (guru) yang mengatur jalannya acara. Banyak perlombaan yang akan diselenggarakan. Disudut sebelah kananku ada banyak kerupuk yang beroleskan kecap tergantung oleh tali rafia, kelereng dan juga sendok untuk digunakan pada saat perlombaan, dan disebelah kiriku terdapat lintasan untuk balap karung dengan karung karung cokelat yang sudah tersedia di garis start. Sementara aku dan teman teman telah siap dengan lomba berebut bangku yang berwarna putih yang terdapat di hadapan kami. Kami sangat bahagia menyambut acara yang sebentar lagi akan dimulai.
Gambar saat aku lomba berebut bangku di Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
G. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran: - Pendekatan/Model Pembelajaran
: Experiential Learning
- Metode
: Observasi, Demonstrasi, diskusi
terbimbing, tanya jawab, dan penugasan. H. Media/Sumber Belajar: Papan tulis, spidol, dan alat peraga Experiential Learning, dan Lembar Kerja Siswa (Worksheet) I. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal Langkahlangkah
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa Guru Siswa
Nilai karakter yang dikembangkan Kepedulian, empati,
mengkondisikan
mempersiapkan
kelas.
diri
Guru mengucapkan
jawab.
Siswa menjawab salam
salam
Guru
Siswa
menyampaikan
mendengarkan
judul
materi
apa
yang
akan
dipelajari.
Guru memotivasi siswa kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
yang
di
sampaikan oleh guru.
sopan,
untuk motivasi dan tanggung
belajar
disiplin,
2. Kegiatan inti Tahap Pembelajaran. EKSPLORASI
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa
Guru
bertanya
kepada siswa tentang
Nilai karakter yang dikembangkan Percaya diri Siswa menjawab dan pertanyaan guru. komunikatif
pengertian karangan kemudian menanyakan
pada
anak tentang cerita berdasarkan pengalamannya masing-masing.
Guru
menceritakan
salah
satu
contoh
Siswa menyimak Rasa ingin tahu cerita pengalaman
cerita
yang disampaikan oleh guru.
ELABORASI
Guru
menampilkan
contoh
gambar
tentang
foto
Disiplin
Siswa memperhatikan foto
dengan
bertemakan
seksama yang ada
“Pengalaman di Hari
di depan kelas,
Kemerdekaan
kemudian
Indonesia
17
beberapa
siswa
Agustus” Kemudian
menebak-nebak
guru
jalan
bertanya
:
“menceritakan
di
dalam foto yang
pengalaman
kisah
masa
yang
kecil
cerita
berhubungan dengan
telah di tampilkan
apa di dalam foto tersebut?”
Guru
menceritakan
pengalaman
yang
Siswa menyimak Rasa ingin tahu cerita pengalaman
pernah
alami
yang disampaikan
di
tentang kisah masa
oleh guru.
kecil yang berkaitan dengan
foto
yang
telah di tampilkan.
Guru
mulai
memberikan
mulai Disiplin mendengarkan
penjelasan mengenai
penjelasan
karangan
mengenai
dengan
Siswa
mengaitkan gambar
karangan dengan
foto yang baru saja
mengaitkan
di
gambar foto yang
tampilkan
di
depan kelas.
baru
saja
di
tampilkan
di
depan kelas.
Guru
membagikan
Siswa membantu
LKS (Lembar Kerja
guru
Siswa)
membagikan LKS
semua siswa.
kepada
(Lembar Siswa)
untuk
Kerja kepada
semua siswa.
Tahap
Experiential Tahap
Experiential
Learning :
Learning :
Experience (mengalami)
Experience
Guru memberikan contoh karangan
deskripsi
berkenaan
(mengalami)
yang Siswa membaca intensif dengan contoh
karangan
pengalaman kepada siswa deskripsi yang berkenaan lalu
menginstruksikan dengan
kepada
siswa
membaca
secara
pengalaman.
untuk Kemudian
siswa
intensif mengidentifikasi
dan mengidentifikasi unsur- unsur
yang
unsurterdapat
unsur yang terdapat dalam dalam
karangan
karangan deskripsi.
deskripsi.
Share/Publishing
Share/Publishing
(berbagi)
(berbagi)
Guru
membantu
untuk
siswa
mengemukakan
pengalaman mengenai
pribadi hal,
menuliskan
Siswa
mengemukakan
pengalaman mengenai
pribadi hal,
dan
dan
menuliskan pengalaman
pengalaman
pribadi tersebut ke dalam
pribadi tersebut ke dalam
karangan deskripsi.
karangan deskripsi. Processing (pemrosesan)
Processing (pemrosesan)
Guru meminta siswa untuk Siswa melakukan diskusi melakukan diskusi dengan dengan teman ataupun teman ataupun dengan guru dengan
guru
apabila
apabila
terjadi
dalam
kesulitan terjadi kesulitan dalam
menuangkan menuangkan gagasannya.
gagasannya. Siswa saling Siswa bertukar
pikiran
saling
bertukar
dalam pikiran
menuliskan ide cerita.
dalam
menuliskan ide cerita.
Guru meminta siswa untuk Siswa
melakukan
melakukan observasi dan observasi dan wawancara wawancara
kepada
salah kepada salah satu tokoh
satu tokoh diataranya untuk diataranya mengetahui bagaimana
untuk
lebih
jelas mengetahui lebih jelas
sosok
tokoh bagaimana sosok tokoh
tersebut seperti warna kulit, tersebut
seperti
warna
bentuk
tubuh,
warna kulit,
bentuk
tubuh,
rambut,
bentuk
rambut, warna
rambut,
bentuk
gaya
rambut,
dan
gaya
gaya rambut, warna dan rambut, gaya
berpakaian,
mimik warna
muka dan lain-lain. Karena berpakaian, mimik muka tokoh
tersebut
dapat dan
dijadikan sebuah karakter tokoh yang
membantu
menceritakan
lain-lain.
Karena
tersebut
dapat
untuk dijadikan sebuah karakter perihal yang membantu untuk
kejadian tersebut.
menceritakan
perihal
kejadian tersebut.
Guru meminta siswa untuk Siswa membuat sebuah membuat sebuah karangan karangan dengan tema dengan tema sesuai dengan sesuai pengalaman
yang pengalaman
berhubungan
dengan berhubungan
Pengalaman
di
Hari Pengalaman
dengan yang dengan di
Hari
Kemerdekaan Indonesia 17 Kemerdekaan Indonesia Agustus.
17 Agustus.
dengan kerangka karangan dengan sebagai berikut :
kerangka
karangan sebagai berikut :
1.Persiapan acara (misalnya 1.Persiapan sebelum
di
mulai
acara (misalnya
perlombaan).
sebelum
di
mulai acara perlombaan).
2.Pengalaman (bagaimana
acara
pada
saat 2.Pengalaman pada saat
keadaan
saat (bagaimana keadaan saat
hari itu).
hari itu).
3. Tokoh yang dianggap 3. Tokoh yang dianggap paling berkesan saat hari paling berkesan saat hari kemerdekaan Indonesia 17 kemerdekaan Agustus.
diataranya
Indonesia
lihat 17 Agustus. diataranya
kemudian deskripsikan lebih lihat
kemudian
jelas bagaimana sosok tokoh deskripsikan lebih jelas tersebut seperti warna kulit, bagaimana sosok tokoh bentuk
tubuh,
rambut,
bentuk
warna tersebut rambut, kulit,
gaya rambut, warna dan warna gaya
berpakaian,
muka.
mimik rambut, warna
seperti
warna
bentuk
tubuh,
rambut,
bentuk
gaya
rambut,
dan
gaya
berpakaian, mimik muka. 4. Kesan yang dirasakan 4. Kesan yang dirasakan selama
proses
berlangsung
kegiatan selama proses kegiatan berlangsung
Generalize
Generalize
(menyimpulkan)
(menyimpulkan)
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan,
Siswa
menyimpulkan,
menyusun menyusun
semua ide cerita menjadi cerita
semua ide
menjadi
satu
satu kesatuan yang utuh, kesatuan yang utuh, dan dan menginstruksikan siswa siswa
menuliskan
untuk menuliskan kembali kembali cerita
dalam
cerita
bentuk bentuk
dalam
karangan
karangan deskripsi dari awal deskripsi
dari
awal
hingga akhir yang sesuai hingga akhir yang sesuai dengan kerangka karangan dengan
kerangka
yang telah diberikan oleh karangan
yang
telah
guru seputar pembelajaran diberikan
oleh
guru
karangan dengan tema hari seputar
pembelajaran
kemerdekaan Indonesia 17 karangan dengan tema Agustus.
hari
kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus.
Guru meminta salah satu Salah perwakilan kelompok
dari
satu
setiap siswa
dari
untuk kelompok
membacakan
perwakilan setiap
membacakan
hasil hasil karangannya.
karangannya. Apply (penerapan) Guru
Apply (penerapan)
memberikan Siswa
menyimak
memotivasi dan intruksi motivasi dan intruksi dari pada siswa agar lebih guru semangat
agar
mampu
untuk menuliskan cerita dalam bentuk
karangan
menuliskan cerita dalam deskripsi hingga tuntas bentuk karangan deskripsi untuk hingga
tuntas
pertemuan
untuk selanjutnya.
pertemuan selanjutnya.
Guru
memberikan
info, Siswa
mendengarkan
kemudian menginstruksikan dengan tentang
seksama
kelompok kemudian melaksanakan
tugas
untuk di akhir pembelajaran tugas
kelompok
melakukan diberikan
dengan observasi
kembali
oleh
secara untuk
yang guru
melakukan
berkelompok (1 kelompok observasi kembali secara terdisi
dari
mengenai
5
keadaan
orang) berkelompok
(1
sudut kelompok terdisi dari 5
sekolahku, misalnya sudut : orang) mengenai keadaan Kantin, Perpustakaan, Uks, sudut Mushola,
Toilet,
sekolahku,
Ruang misalnya sudut : Kantin,
Guru, Ruang Kelas dan Perpustakaan,
Uks,
Mushola, Toilet, Ruang
Lapangan.
Guru, Ruang Kelas dan Lapangan
di
akhir
pembelajaran.
menginstruksikan Siswa melihat bagaimana
Guru
kepada siswa untuk melihat keadaan/suasana
dari
bagaimana keadaan/suasana salah satu dudut sekolah dari
salah
satu
seperti Kantin,Perpustakaan,
sekolah Kantin,Perpustakaan, Mushola,
dudut seperti
Toilet,
Uks, Uks, Ruang Ruang
Guru, Ruang Kelas dan Kelas
Mushola, Guru, dan
Toilet, Ruang
Lapangan
Lapangan
sesuai
dengan sesuai dengan keadaan
keadaan
sekitar
yang sekitar yang ditemukan
ditemukan dengan teman dengan teman kelompok kelompok masing-masing.
KONFIRMASI
Guru
mempersilahkan
masing-masing.
Beberapa
siswa
beberapa siswa untuk
membacakan
membaca
hasil
karangan
tentang “pengalaman di
pekerjaannya dan
hari
siswa yang lain
kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus”
menyimak.
yang telah di buat. Guru
memberikan
penguatan materi Guru
dengan baik
memberi
kesempatan
Siswa menyimak
kepada
Siswa menanyakan
siswa untuk bertanya
materi
yang
seputar hal yang belum
belum dipahami
dipahami.
Guru
memberikan
penjelasan materi
seputar
Siswa menyimak penjelasan guru.
yang
ditanyakan siswa
3.
Kegiatan akhir
Tahap
Deskripsi kegiatan guru dan siswa
Nilai karakter yang
pembelajaran
Kegiatan guru
diharapkan
Kegiatan siswa
Guru
bersama-
sama
siswa
Siswa
Keaktifan
memberikan
keberanian
memberikan
kesimpulan
kesimpulan
terhadap
terhadap materi
materi yang
yang
telah
telah
dipelajari
pada
dipelajari
hari ini tentang
pada hari ini
hari
dan
kemerdekaan 17
memperhati
Agustus
kan intruksi
dan
mengingatkan
dari
siswa
untuk tugas
untuk
guru
tidak lupa untuk
observasi
melakukan tugas
bersama
observasi
teman
lingkungan kelas
kelompok.
bersama
dan
teman
kelompoknya masing-masing.
Siswa
Hormat,
memberikan rew
mendengark
jawab, kedisiplinan
ard/
an
penghargaan ba
seksama apa
gi
yang
Guru
orang yang
beberapa siswa antusias
dalam mengikuti pembelajaran.
dengan
ucapkan oleh guru.
di
tanggung
Guru
bersama-
sama
siswa
mengakhiri pelajaran
Ketaqwaan
Siswa menucap hamdalah
pada
dan
berdoa
hari ini dengan
dengan
mengucap
dipimpin
hamdalah
dan
oleh
berdoa bersama
perwakilan
dan
salah
mengucapkan
seorang
salam
siswa
dan
menjawab salam bersamasama
J. Alat dan sumber Bahan Sumber : Umri Nur‟aini dan Indriyani. BSE (Buku Sekolah Elektronik) Bahasa Indonesia 5 Untuk SD dan MI Kelas V Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Bahan/alat : whiteboard, spidol, gambar, kertas hvs, laptop, LCD, teks cerita. K. Penilaian Hasil Belajar Indikator Hasil
Penilaian
Pencapaian
1. Siswa dapat menulis karangan dengan
deskripsi tema
dan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis Uraian
Instrumen/Soal
1. Tentukan tema dan judul yang sesuai!
judul
karangan
deskripsi
yang
berhubungan dengan pengalaman seharihari.
2. Siswa
dapat Tes Tulis
Uraian
2. kembangkan
kerangka
mengembangkan
karangan deskripsi (bagian
kerangka
karangan
awal, tengah, akhir cerita)
deskripsi
(bagian
menjadi
awal, tengah, akhir
karangan
yang
baik dan benar!
cerita)
3. Siswa
dapat Tes Tulis
Uraian
3. Gunakanlah
kosa-kata,
menggunakan kosa-
struktur atau penyusunan
kata, struktur atau
kalimat yang baik dan
penyusunan kalimat
ejaan yang tepat!
yang baik dan ejaan yang tepat.
Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi
No
ASPEK
Skor
1.
Kualitas isi / gagasan yang dikemukakan
20
2
Organisasi
20
3
Kosakata
20
4
Penggunaan bahasa
15
5
Gaya
10
6
Deskripsi
10
7
Mekanik
5 Total Skor
100
Nilai akhir : skor yang diperoleh : skor maksimal x 100
Jakarta, 10 Agustus 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Agus Sulaeman, S.Pd.
Ana Pratiwi Putri
NIP
NIM : 1111018300005
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Nama :
Hari/Tanggal :
Kelas : Buatlah karangan deskripsi dengan ketentuan berikut : 1. Tema karangan yang berhubungan dengan (pengalaman sehari-hari) yang berkaitan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus! 2. Kembangkan kerangka karangan yang telah di berikan oleh guru menjadi karangan yang utuh! 3. Gunakan pilihan kata (diksi), penggunaan ejaan, dan penyusunan kalimat yang baik dan benar! 4. Berilah judul yang menarik jika karangan telah selesai!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: V (Lima)/1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke-
:2
A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis. B. Kompetensi Dasar
:
4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan C. Indikator
:
1. Menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Siswa dapat menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. E. Karakter yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, keterampilan belajar mandiri, percaya diri, Hormat dan Sopan.
F. Materi Ajar
: Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan
Kata Depan (Preposisi) Kata depan tanpa, di, ke dan pada Contoh: - Rina mengambil air di belakang kelas tanpa izin Bu Wati pada waktu pelajaran berlangsung. - Paman pergi ke bandara bersama bibi. - Terminal ini dibangun pada tahun lalu. Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku Penulisan yang baku: sah, Rabu, ijazah. Penulisan yang tidak baku: syah, Rabo, ijasah.
3) Tanda Baca Titik Dua (:) a. Untuk mengakhiri suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerian atau rangkaian. Contoh: Ibu pulang dari tamasya membawa souvenir: kapal-kapalan, vas dari kerang, jepit rambut, dan asbak cangkang siput. b. Untuk kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Hari dan tanggal : Rabu, 5 September 2007 Waktu : Pukul 19.00 Tempat : Ruang Serba Guna Acara : Pentas Seni Siswa-siswi SD Harapan 02 c. Untuk penulisan teks percakapan/drama. Contoh: Edo : “Feb, sejak kapan kamu bisa bermain seruling?” Febi : “Sejak usia empat tahun ayah sudah mengajariku.”
4) Tanda Baca Seru a. Kalimat yang menyatakan perintah Contoh: - Simpan H P-mu dalam tas! - Pilihlah bus malam yang lebih nyaman! b. Kalimat yang menyatakan kesungguhan Contoh: - Sungguh, Pak! Saya tadi berjalan kaki ke sini! - Benar, Pak! Uang saya tidak cukup untuk naik kereta! c. Kalimat yang menyatakan tidak percaya Contoh: - Masa, kereta api dapat tabrakan! - Benar, kamu tidak menipu saya! d. Kalimat yang menyatakan perasaan/emosi Contoh: - Celaka, jalan macet! - Aduh, uang saya hilang di terminal!
5) Kata Penghubung dengan, karena, dan, tetapi, dan meskipun Contoh: - Amir menyetir dengan tenang. - Saya terlambat karena terjebak macet. - Tia dan nenek menunggu di halte. - HP-mu bagus, tetapi tidak ada pulsanya. - Meskipun cuaca buruk, pesawat itu terbang juga.
G. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran: - Pendekatan/Model Pembelajaran
: Experiential Learning
- Metode
: Observasi, Demonstrasi, diskusi
kelompok,
tanya jawab, dan penugasan.
H. Media/Sumber Belajar: Papan tulis, spidol, dan alat peraga Experiential Learning, dan Lembar Kerja Siswa (Worksheet) I. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal Langkahlangkah
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa Guru Siswa
Nilai karakter yang dikembangkan Kepedulian, empati,
mengkondisikan
mempersiapkan
kelas.
diri
Guru mengucapkan
sopan,
untuk motivasi dan tanggung jawab.
belajar
disiplin,
Siswa menjawab salam
salam
Guru menyampaikan
mendengarkan
judul
materi
apa
yang
akan
dipelajari.
Siswa
yang
di
sampaikan oleh guru.
Guru memotivasi siswa kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti Tahap Pembelajaran. EKSPLORASI
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa
Guru
menanyakan
Nilai karakter yang dikembangkan Siswa menjawab Percaya diri dan
kepada siswa tentang
pertanyaan guru.
komunikatif
pengalaman/ kejadian (apa saja yang
dilihat)
tadi pagi sebelum berangkat kesekolah.
Guru
mengaitkan
cerita
yang
yang disampaikan
disampaikan
siswa
oleh guru.
dengan
Siswa menyimak
Rasa ingin tahu
karangan
deskripsi yang telah dibahas sebelumnya.
ELABORASI
Guru
bertanya
Siswa menjawab Disiplin
kepada siswa tentang
pertanyaan
pengertian karangan
tentang
deskripsi
pengertian
dan
langkah-langkah
karangan
menulis
deskripsi
karangan
guru
dan
deskripsi yang baik
langkah-langkah
dan benar
menulis karangan deskripsi
yang
baik dan benar
Guru meminta siswa untuk
membuka
kembali karangan yang
Siswa membuka kembali
hasil
karangan
deskripsi
deskripsi
telah
siswa
buat pada pertemuan
hasil Rasa ingin tahu yang
telah siswa buat pada
pertemuan
sebelumnya.
Guru
sebelumnya.
meminta
beberapa
siswa
maju ke depan
siswa
untuk
untuk membacakan hasil
Beberapa
Disiplin
membacakan
karangan
hasil
deskripsi kemarin di
karangan
deskripsi kemarin
depan kelas.
di depan kelas
Guru
memberikan
informasi
atas
kesalahan
pilihan
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
kata dan penggunaan ejaan yang terjadi pada
karangan
deskripsi yang telah di buat kemarin.
Guru
Siswa
duduk
menginstruksikan
secara
siswa
berkelompok dan
untuk
berkumpul
dengan
masing-masing
teman
mendapatkan satu
sekelompoknya
lembar
masing-masing dan
kosong.
membagikan lembar
kertas
satu kertas
kosong. Tahap Learning :
Experiential Tahap Learning :
Experiential
Experience (mengalami) Guru
meminta
siswa
Experience (mengalami)
untuk menggali pengalaman
Siswa memperhatikan
yang akan dijadikan topik
intruksi dari guru dan
menulis karangan deskripsi
melakukan
dengan
secara
cara
observasi
melakukan
kembali
secara
berkelompok
kembali
berkelompok (1 kelompok
sudut
terdisi
misalnya
dari
mengenai
5
orang)
keadaan
sudut
observasi
mengenai sekolah :
Kantin,Perpustakaan,
sekolahku, misalnya sudut :
Uks, Mushola, Toilet,
Kantin,Perpustakaan,
Uks,
Ruang Guru, Ruang
Ruang
Kelas dan Lapangan
Mushola,
Toilet,
Guru, Ruang Kelas dan
kembali.
Lapangan kembali. Guru
menginstruksikan
kepada
siswa
untuk
mengobservasi
kembali
bagaimana keadaan/suasana dari
salah
satu
dudut
sekolah
dengan
keadaan
sekitar
yang
ditemukan
dengan
teman
kelompok
masing-masing. Share/Publishing
Share/Publishing
(berbagi)
(berbagi)
Guru
meminta
mendiskusikan
siswa
Siswa
mendiskusikan
hasil
hasil laporan observasi
laporan observasi salah satu
salah satu sudut sekolah
sudut sekolah yang telah
yang telah ditugaskan.
ditugaskan. Processing
Processing
(pemrosesan)
(pemrosesan)
- Guru meminta siswa untuk
- Siswa
membuat
membuat sebuah karangan
sebuah
deskripsi
deskripsi berdasarkan
berdasarkan
pengalaman
selama
melakukan
observasi
lingkungan
sekitar
di
sudut
karangan
pengalaman melakukan
yang
ditemukan
sudut
dengan
teman
kelompok
ditemukan
masing-masing
dengan
1.Persiapan
observasi
di lingkungan sekitar
sekolah
kerangka karangan :
selama
sekolah
teman
yang dengan
kelompok
masing-masing sebelum
dengan
kerangka
observasi sudut sekolah
karangan yang telah
2.Pengalaman yang dilihat
diberikan oleh guru.
selama observasi salah satu sudut sekolah (terdapat apa saja dan bagaimana) 3.Di
tempat
tujuan
(observasi lingkungan salah satu sudut sekolah bersama teman kelompok masingmasing). 4.Kesan/perasaan dirasakan
selama
yang proses
kegiatan berlangsung -
Guru meminta salah satu Beberapa siswa dari perwakilan setiap perwakilan
siswa
dari setiap
kelompok
untuk kelompok
membacakan
membacakan
hasil hasil karangannya.
karangannya.
-
Generalize
Generalize
(menyimpulkan)
(menyimpulkan)
Guru
mengajak
untuk
Siswa
menyimpulkan
menyimpulkan seputar
pembelajaran
seputar
siswa -
pembelajaran karangan
deskripsi
karangan deskripsi dengan dengan
tema
yang
tema yang berkaitan dengan berkaitan
dengan
observasi lingkungan sudut observasi
lingkungan
sekolah.
sudut sekolah. Apply (penerapan)
Apply (penerapan)
memberikan Siswa
Guru memotivasi pada
intruksi motivasi dan intruksi dari
dan
siswa
menyimak
agar
lebih guru
agar
mampu
semangat untuk menuliskan menuliskan cerita dalam cerita
bentuk bentuk
dalam
karangan
karangan deskripsi hingga deskripsi hingga tuntas tuntas
untuk
pertemuan untuk selanjutnya.
selanjutnya.
Guru
pertemuan
memberikan
info,
kemudian menginstruksikan
Siswa
memperhatikan
intruksi
dari
penugasan kembali untuk kembali
untuk
observasi melakukan
melakukan
guru
observasi
dirumah masing-masing dirumah
masing-masing dengan
mencari
keluarga
yang
foto dengan
mencari
foto
dianggap keluarga yang dianggap
paling
menarik.
apabila
tidak
Namun paling menarik. Namun
ada
foto, apabila tidak ada foto,
murid boleh mengambil foto murid boleh mengambil keluarga
lain
untuk foto keluarga lain untuk
dijadikan
bahan
menulis dijadikan bahan menulis
karangan
deskripsi karangan
pertemuan selanjutnya.
KONFIRMASI
Guru
pertemuan selanjutnya.
memberikan
penguatan materi
Guru
Siswa menyimak dengan baik
memberi
kesempatan
deskripsi
kepada
Siswa menanyakan
siswa untuk bertanya.
materi
yang
belum dipahami
Siswa
dan
guru
Siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi.
materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan akhir Tahap
Deskripsi kegiatan guru dan siswa
pembelajaran
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter yang diharapkan
Siswa
Hormat,
mengingatkan
menyimak
Jawab dan Sopan.
siswa
dengan baik
Guru
untuk
melakukan
perintah dari
observasi masing-
guru.
masing
dirumah
dengan
mencari
Tanggung
foto keluarga yang dianggap
paling
menarik.
Namun
apabila tidak ada foto, murid boleh mengambil
foto
keluarga
lain
untuk
dijadikan
bahan
menulis
karangan deskripsi pertemuan selanjutnya
Guru
menutup
Kedisiplinan
Siswa
pembelajaran
mendengark
dengan mengajak
an
siswa
seksama apa
untuk
dengan
mengucap
yang
hamdalah
ucapkan
bersama-sama.
oleh guru.
Guru
di
Ketaqwaan
Siswa
mengintruksikan
bersama-
siswa
sama berdoa
berdoa
untuk bersama
dengan
dan mengucapkan
dipimpin
salam
oleh perwakilan salah seorang siswa
dan
menjawab salam bersamasama
J. Alat dan sumber Bahan Sumber : Umri Nur‟aini dan Indriyani. BSE (Buku Sekolah Elektronik) Bahasa Indonesia 5 Untuk SD dan MI Kelas V Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Bahan/alat : whiteboard, spidol, gambar, kertas hvs, laptop, LCD, teks cerita. K. Penilaian Hasil Belajar Indikator Hasil
Penilaian
Pencapaian
1. Siswa
dapat
menulis karangan deskripsi tema
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis
Uraian
Instrumen/Soal
1. Tentukan tema dan judul yang sesuai!
dengan
dan
judul
karangan deskripsi yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari.
2.
Siswa
dapat
2. kembangkan
kerangka
mengembangkan
karangan
deskripsi
kerangka karangan
(bagian
deskripsi
akhir
(bagian
awal, cerita)
tengah, menjadi
awal, tengah, akhir
karangan yang baik dan
cerita)
benar!
3. Siswa
dapat
3. Gunakanlah
menggunakan
struktur atau penyusunan
kosa-kata, struktur atau
kalimat yang baik dan
penyusunan
ejaan yang tepat!
kalimat yang baik dan
ejaan
kosa-kata,
yang
tepat.
Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi
No
ASPEK
Skor
1.
Kualitas isi / gagasan yang dikemukakan
20
2
Organisasi
20
3
Kosakata
20
4
Penggunaan bahasa
15
5
Gaya
10
6
Deskripsi
10
7
Mekanik
5 Total Skor
Nilai akhir : skor yang diperoleh : skor maksimal x 100
100
Jakarta, 10 Agustus 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Agus Sulaeman, S.Pd.
Ana Pratiwi Putri
NIP :
NIM :1111018300005
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Nama :
Hari/Tanggal :
Kelas : Buatlah karangan deskripsi dengan ketentuan berikut : 1. Tema karangan deskripsi yang berhubungan dengan (pengalaman seharihari) yang berkaitan dengan “keadaan sudut sekolahku”! 2. Kembangkan kerangka karangan deskripsi yang telah di berikan oleh guru menjadi karangan yang utuh! 3. Gunakan pilihan kata (diksi), penggunaan ejaan, dan penyusunan kalimat yang baik dan benar! 4. Berilah judul yang menarik jika karangan telah selesai!
___________________________________________________________ ___
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: V (Lima)/1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit (2x pertemuan)
Pertemuan ke-
: 3 dan 4
A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis. B. Kompetensi Dasar
:
4.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan C. Indikator
:
1. Menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Siswa dapat menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. E. Karakter yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, keterampilan belajar mandiri, percaya diri, Hormat dan Sopan.
F. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran: - Pendekatan/Model Pembelajaran
: Experiential Learning
- Metode
: Observasi, Demonstrasi, diskusi
kelompok,
tanya jawab, dan penugasan.
G. Media/Sumber Belajar: Papan tulis, spidol, dan alat peraga Experiential Learning, dan Lembar Kerja Siswa (Worksheet) H. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal Langkah-langkah
Deskripsi kegiatan guru dan siswa
Nilai karakter
Kegiatan guru
yang
Kegiatan siswa
dikembangkan
Siswa
Disiplin
mengkondisikan
mempersiapkan
sopan
kelas.
diri untuk belajar
.Guru
Guru mengucapkan
Siswa
menjawab
salam
salam
Guru
kabar
kabar
Guru
Siswa
menginformasik
memperhatikan
an
guru
kompetensi
dasar
menjawab
pertanyaan tentang
menanyakan
Siswa
Guru memotivasi siswa
beserta
dan
tujuan akhir dari pembelajaran.
2. Kegiatan inti Tahap Pembelajaran. EKSPLORASI
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa
Guru
menanyakan
kepada siswa tentang bagaimana pengalaman selama menulis
karangan
deskripsi model
Nilai karakter yang dikembangkan Siswa menjawab Percaya diri dan pertanyaan guru. komunikatif, keterampilan belajar mandiri
dengan
Experiential
Learning
Guru
mengaitkan
jawaban
yang
disampaikan
siswa
dengan
Siswa menyimak yang disampaikan Rasa ingin tahu oleh guru.
karangan
deskripsi yang telah dibahas sebelumnya. ELABORASI
Guru meminta siswa untuk
membuka
kembali karangan yang
Siswa membuka Disiplin kembali
hasil
karangan
deskripsi
deskripsi
telah
siswa
hasil
yang
telah siswa buat
buat pada pertemuan
pada
pertemuan
sebelumnya.
sebelumnya.
Guru
meminta
beberapa
siswa
Beberapa siswa maju ke depan
untuk membacakan
untuk
hasil
membacakan
karangan
deskripsi kemarin di
hasil
depan kelas
deskripsi kemarin
Guru
memberikan
informasi
atas
kesalahan
pilihan
karangan
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
kata dan penggunaan ejaan yang terjadi pada
karangan
deskripsi yang telah di buat kemarin.
Tahap
Experiential Tahap
Experiential
Learning :
Learning :
Experience (mengalami)
Experience
Guru meminta siswa untuk
(mengalami)
mengambil foto keluarga Siswa masing-masing
memperhatikan
untuk intruksi dari guru
menggali pengalaman yang akan
dijadikan
topik
menulis karangan kemudian di amati dengan baik. Share/Publishing
Share/Publishing
(berbagi)
(berbagi)
Guru
meminta
mendiskusikan
siswa hasil
Siswa
Rasa ingin tahu
mendiskusikan
hasil observasi dirumah
Disiplin
observasi dirumah berupa
berupa
foto keluarga yang dibawa
yang
masing-masing
masing bersama teman
teman
bersama
kelompoknya
kemudian
karangan
foto
keluarga
dibawa
masing-
kelompok.
dari
salah satu anggota di dalam kelompok di kumpulkan. Processing
Processing
(pemrosesan)
(pemrosesan)
Guru meminta siswa untuk Siswa membuat sebuah membuat sebuah karangan karangan
deskripsi
deskripsi berdasarkan foto berdasarkan pengalaman keluarga
masing-masing yang
terdapat
foto
dengan kerangka karangan :
keluarga yang ditemukan
1.Tempat Kejadian Foto
dirumah masing-masing
2.Pengalaman yang terdapat di dalam foto. 3. Kedetailan yang terdapat di dalam foto (ada siapa saja di dalam foto)
-
4. Perasaan (ekspresi wajah)
Beberapa
yang terdapat di dalam foto.
membacakan
Guru
meminta
siswa
dari hasil
beberapa karangan deskripsinya.
siswa untuk membacakan hasil karangan deskripsinya. Generalize
Generalize
(menyimpulkan)
(menyimpulkan)
Guru mengajak siswa untuk - Siswa menyimpulkan
seputar seputar
menyimpulkan pembelajaran
pembelajaran
karangan karangan
deskripsi
deskripsi dengan tema yang dengan
tema
yang
berkaitan dengan observasi berkaitan dirumah
dengan
dengan
bantuan observasi
foto keluarga.
dengan
dirumah bantuan
foto
keluarga. Apply (penerapan) Guru
memberikan Siswa
memotivasi pada
Apply (penerapan)
dan
siswa
menyimak
intruksi motivasi dan intruksi dari
agar
lebih guru
agar
mampu
semangat untuk suatu saat menuliskan cerita dalam menuliskan
cerita
dalam bentuk
karangan
bentuk karangan deskripsi deskripsi kembali hingga kembali hingga tuntas untuk tuntas untuk di jadikan di
jadikan
dokumentasi dokumentasi pengalaman
pengalaman yang berarti.
KONFIRMASI
Guru mengucapkan
yang berarti. Siswa
menyimak Hormat, Tanggung dengan baik yang Jawab dan disampaikan oleh Sopan.
terimakasih kepada siswa
karna
bersedia
telah belajar
guru.
bersama-sama dengan
model
pembelajaran experiential learning
Guru
menutup
kedisiplinan
Siswa
pembelajaran
mendengarkan
dengan
dengan seksama apa
siswa
mengajak untuk
yang
di
ucapkan
mengucap hamdalah
oleh guru.
bersama-sama.
Guru
bersama- Ketaqwaan
Siswa
mengintruksikan
sama
siswa untuk berdoa
dengan dipimpin
bersama
oleh
dan
mengucapkan salam
berdoa
perwakilan
salah
seorang
siswa
dan
menjawab salam bersama-sama
3. Kegiatan akhir Tahap pembelajaran
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter yang diharapkan
Siswa
Hormat,
mengucapkan
menyimak
Jawab dan Sopan.
terimakasih
dengan baik
kepada
siswa
yang
karna
telah
disampaikan
Guru
bersedia
oleh guru.
belajar bersama-sama dengan model pembelajaran Experiential Learning
Guru menutup
Siswa
pembelajaran
mendengark
dengan
an
dengan
kedisiplinan
Tanggung
mengajak
seksama
siswa
apa yang di
untuk
mengucap
ucapkan
hamdalah
oleh guru.
bersamasama.
Guru
Ketaqwaan
Siswa
mengintruksik
bersama-
an siswa untuk
sama berdoa
berdoa
dengan
bersama
dan
dipimpin
mengucapkan
oleh
salam
perwakilan salah seorang siswa
dan
menjawab salam bersamasama
I. Alat dan sumber Bahan Sumber : Umri Nur‟aini dan Indriyani. BSE (Buku Sekolah Elektronik) Bahasa Indonesia 5 Untuk SD dan MI Kelas V Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Bahan/alat : whiteboard, spidol, gambar, kertas hvs, laptop, LCD, teks cerita.
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Hasil
Pencapaian
1. Siswa dapat
Penilaian Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis
Uraian
Instrumen/Soal
1. Tentukan tema
menulis
dan judul yang
karangan
sesuai!
deskripsi dengan tema dan judul karangan deskripsi
yang
berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat
2.kembangkan
mengembangkan
kerangka
kerangka
karangan
karangan
deskripsi (bagian
deskripsi
awal,
tengah, cerita)
(bagian
awal,
akhir
tengah,
akhir
menjadi karangan
cerita)
yang
baik
dan
benar!
3.
Siswa
dapat
3.Gunakanlah
menggunakan kosa-
kosa-kata,
kata, struktur atau
struktur
penyusunan kalimat
penyusunan
yang baik dan ejaan
kalimat yang baik
yang tepat.
dan ejaan yang
atau
tepat!
Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi No
ASPEK
Skor
1.
Kualitas isi / gagasan yang dikemukakan
20
2
Organisasi
20
3
Kosakata
20
4
Penggunaan bahasa
15
5
Gaya
10
6
Deskripsi
10
7
Mekanik
5 Total Skor
Nilai akhir : skor yang diperoleh : skor maksimal x 100
100
Jakarta, 10 Agustus 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Agus Sulaeman, S.Pd.
Ana Pratiwi Putri
NIP :
NIM : 1111018300005
Contoh alat peraga Experiential Learning yang digunakan
BERLIBUR KE THE JUNGLE WATER ADVENTURE
Hari itu adalah yang amat membahagiakan bagiku. Langit pun begitu cerah, sang mentari pun turut memancarkan sinarnya. Ya, hari itu aku pergi berlibur ke wahana bermain air “The Jungle Water Adventure”. Setibanya disana aku bersama sepupuku langsung mencari ruang ganti untuk berganti pakaian renang. Kami berganti pakaian yang berwarna cerah. Aku memakai kaos berwarna biru dongker dan celana yang berwarna biru laut senada dengan warna kerudungku, sedangkan sepupuku ada yang memakai kaos merah, putih dan juga kuning. Setelah berganti pakaian, aku langsung pergi ke arah kolam renang, di sekelilingku penuh dengan berbagai kolam, antara lain ada kolam air hangat dengan dasar keramik kolam berwarna biru dan berisikan air kira-kira tingginya hanya 1 meter yang tidak terlalu dalam, ada kolam arus dengan kedalaman air hampir 2 meter berdasar keramik perpaduan antara warna biru dan kuning dan di sepanjang kolam tersebut terdapat aquarium panjang yang tertutup kaca-kaca tebal berisi ikan-ikan besar yang menjadikan daya tarik utama di kolam ini dan apabila ingin bermain di kolam ini terdapat syarat yaitu semua pengunjung harus menggunakan ban, ada kolam untuk anak kecil untuk anak-anak dibawah umur 5tahun yang tinggi airnya kira-kira hanya 50 cm, dan ada pula kolam ombak yang di dalamnya terdapat air mancur yang tinggi dan di dalam kolam ini selalu terlihat air berombak-ombak seperti di ombak laut dan di tengah-tengah kolam terdapat patung rusa yang bermimik wajah ceria dengan tangan di angkat keatas yang bertuliskan “The Jungle Water Adventure” dan juga terdapat berbagai perosotan, mulai dari perosotan yang berbentuk melingkar-lingkar seperti ular, perosotan untuk air kecil, dan perosotan yang berukuran sangat panjang berwarna biru, dengan adanya fasilitas itu semua membuat kami semakin bersemangat untuk berenang, mencoba satu persatu dan mengitari semua kolam.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Kelas Kontrol)
Nama Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: V (lima)/1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke-
:1
A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis. B. Kompetensi Dasar
:
4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan C. Indikator
:
1. Menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Siswa dapat Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. E. Karakter yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, keterampilan belajar mandiri, percaya diri F. Materi Ajar
:
Menulis Karangan
-
Pengertian karangan Karangan adalah sebuah cerita, hasil ciptaan atau hasil rangkaian
(susunan). Karangan terdiri atas beberapa paragraf yang berkaitan. Setiap paragraf
terdiri atas kalimat-kalimat yang diurutkan satu persatu hingga
menjadi paragraf yang utuh. Macam-macam Karangan Karangan dapat dibedakan menjadi: a. Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan. b. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Pada karangan jenis ini, dikemukakan data dan fakta yang meyakinkan. c. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. d. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. e. Karangan ilmiah adalah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu.Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis, yang hanya dapat dipahami masyarakat tertentu. Karangan ilmiah populer adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan. Karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya. g. Karangan khas adalah karangan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terperinci sehingga apa yang dilaporkan dapat tergambar dalam imajinasi pembaca.
-
Langkah-langkah dalam membuat karangan yang baik adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tema Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, dan religius.Dalam hal tertentu, tema sering disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita. b. Membuat kerangka karangan Membuat kerangka karangan adalah rencana kerja membuat garis besar karangan yang akan ditulis. Contoh: Tema: Pengalaman di Hari Kemerdekaan Indonesia17 Agustus 1. Persiapan dari rumah sebelum di mulai acara (misalnya perlombaan) . 2. Pengalaman di perjalanan (lihat keadaan suasana bagaimana). 3. Pengalaman di tempat tujuan 4. Kembali ke rumah. -
Mengembangkan kerangka karangan Pengembangan karangan adalah memaparkan bukti yang mendukung
dalam bentuk paragraf. Gagasan utama di dukung kalimat penjelas. Dengan demikian, paragraf menjadi utuh dan informasinya lengkap. Pengembangan biasanya memerlukan sejumlah bukti yang mendukung gagasan menulis. - Manfaat kerangka karangan antara lain: a. Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur. b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting. c. Menghindari timbulnya pengulangan bahasa. d. Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan. Contoh karangan :
Sekarang, kamu bisa membaca karangan di bawah ini. Usahakan agar setiap kalimat yang kamu baca dapat terdengar jelas.
G. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran: - Pendekatan/Model Pembelajaran
: Konvensional
- Metode
: Ceramah, Demonstrasi, diskusi
terbimbing, tanya jawab, dan penugasan. H. Media/Sumber Belajar: Papan tulis, spidol, dan Lembar Kerja Siswa (Worksheet) I. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal Langkahlangkah
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa Guru Siswa
Nilai karakter yang dikembangkan Kepedulian, empati,
mengkondisikan
mempersiapkan
kelas.
diri
Guru mengucapkan
jawab.
Siswa menjawab salam
salam
Guru
Siswa
menyampaikan
mendengarkan
judul
materi
apa
yang
akan
dipelajari.
Guru memotivasi siswa kemudian menyampaikan
yang
di
sampaikan oleh guru.
sopan,
untuk motivasi dan tanggung
belajar
disiplin,
tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti Tahap Pembelajaran. EKSPLORASI
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa
Guru
bertanya
kepada siswa tentang
Nilai karakter yang dikembangkan Siswa menjawab Percaya diri dan pertanyaan guru. komunikatif
pengertian karangan kemudian menanyakan
pada
anak tentang cerita berdasarkan pengalamannya masing-masing.
Guru memilih salah satu
siswa
menceritakan
Siswa menyimak Rasa ingin tahu
untuk
cerita pengalaman
salah
yang disampaikan
satu contoh cerita
oleh
yang
teman.
berkaitan
guru
dan
dengan pengalaman di
hari
perayaan
kemerdekaan Indonesia
17
Agustus ELABORASI
Guru
menceritakan
contoh
contoh
Disiplin
Siswa mendengarkan
pengalaman
cerita
bertemakan
dengan
guru seksama
Rasa ingin tahu
“Pengalaman di Hari
yang ada di depan
Kemerdekaan
kelas.
Indonesia
Disiplin
17
Agustus
Guru
mulai
Siswa
mulai
memberikan
mendengarkan
penjelasan mengenai
penjelasan
karangan
mengenai
dengan
mengaitkan
cerita
karangan dengan
yang baru saja di
mengaitkan
ceritakan di depan
contoh
kelas.
yang baru saja di
cerita
ceritakan
di
depan kelas.
Guru
membagikan
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Siswa membantu guru
kepada
untuk
membagikan LKS
semua siswa.
(Lembar Siswa)
Kerja kepada
semua siswa.
KONFIRMASI
Guru
mempersilahkan
Beberapa
siswa
beberapa siswa untuk
membacakan
membaca
hasil
karangan
tentang “pengalaman di
pekerjaannya dan
hari
siswa yang lain
kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus” yang telah di buat.
menyimak.
Guru
memberikan
penguatan materi Guru
dengan baik
memberi
kesempatan
Siswa menyimak
kepada
Siswa menanyakan
siswa untuk bertanya
materi
yang
seputar hal yang belum
belum dipahami
dipahami. Guru
memberikan
penjelasan
seputar
Siswa menyimak penjelasan guru.
materi yang ditanyakan siswa
3.
Kegiatan akhir
Tahap pembelajaran
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru
Nilai karakter yang diharapkan
Kegiatan siswa
Guru
bersama-
sama
siswa
Siswa
Keaktifan
memberikan
keberanian
memberikan
kesimpulan
kesimpulan
terhadap
terhadap materi
materi yang
yang
telah
telah
dipelajari
pada
dipelajari
hari ini tentang
pada
hari
ini.
dan
hari
kemerdekaan 17 Agustus.
Guru memberikan rew
Siswa
Hormat,
tanggung
mendengark
jawab, kedisiplinan
ard/
an
penghargaan ba
seksama apa
gi
yang
beberapa
orang yang
siswa
dengan
di
ucapkan
antusias
oleh guru.
dalam mengikuti pembelajaran.
Guru
bersama-
sama
siswa
mengakhiri pelajaran
mengucap hamdalah
pada
dan berdoa
hari ini dengan
dengan
mengucap
dipimpin
hamdalah
Ketaqwaan
Siswa
dan
oleh
berdoa bersama
perwakilan
dan
salah
mengucapkan
seorang
salam
siswa
dan
menjawab salam bersamasama
J. Alat dan sumber Bahan Sumber : Umri Nur‟aini dan Indriyani. BSE (Buku Sekolah Elektronik) Bahasa Indonesia 5 Untuk SD dan MI Kelas V Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Bahan/alat : whiteboard, spidol, gambar, kertas hvs, laptop, LCD, teks cerita. K. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Hasil
Penilaian
Pencapaian
1. Siswa dapat menulis karangan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis Uraian
deskripsi
Instrumen/Soal
1. Tentukan tema dan judul yang sesuai!
dengan tema dan judul karangan deskripsi yang berhubungan
dengan
pengalaman sehari-hari.
2.
Siswa
dapat Tes Tulis
Uraian
2.
kembangkan
kerangka
mengembangkan
karangan
kerangka
karangan
awal, tengah, akhir cerita)
deskripsi (bagian awal,
menjadi karangan yang baik
tengah, akhir cerita)
dan benar!
3.
Siswa
dapat Tes Tulis
Uraian
deskripsi
3. Gunakanlah
kosa-kata,
menggunakan kosa-kata,
struktur
struktur
kalimat yang baik dan ejaan
atau
penyusunan
kalimat
yang tepat!
yang baik dan ejaan yang tepat.
Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi
No
ASPEK
Skor
1.
Kualitas isi / gagasan yang dikemukakan
20
2
Organisasi
20
atau
(bagian
penyusunan
3
Kosakata
20
4
Penggunaan bahasa
15
5
Gaya
10
6
Deskripsi
10
7
Mekanik
5 Total Skor
100
Nilai akhir : skor yang diperoleh : skor maksimal x 100
Jakarta, 10 Agustus 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Aris Setyoningsih, S.Pd.
Ana Pratiwi Putri
NIP :
NIM : 1111018300005
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Nama :
Hari/Tgl :
Kelas : Buatlah karangan deskripsi dengan ketentuan berikut : 1. Tema karangan yang berhubungan dengan (pengalaman sehari-hari) yang berkaitan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus! 2. Kembangkan kerangka karangan yang telah di berikan oleh guru menjadi karangan yang utuh! 3. Gunakan pilihan kata (diksi), penggunaan ejaan, dan penyusunan kalimat yang baik dan benar! 4. Berilah judul yang menarik jika karangan telah selesai!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Kelas Kontrol)
Nama Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: V (Lima)/1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke-
:2
A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis. B. Kompetensi Dasar
:
4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan C. Indikator
:
1. Menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Siswa dapat menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. E. Karakter yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, keterampilan belajar mandiri, percaya diri, Hormat dan Sopan.
F. Materi Ajar
: Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan
Kata Depan (Preposisi) Kata depan tanpa, di, ke dan pada Contoh: - Rina mengambil air di belakang kelas tanpa izin Bu Wati pada waktu pelajaran berlangsung. - Paman pergi ke bandara bersama bibi. - Terminal ini dibangun pada tahun lalu. Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku Penulisan yang baku: sah, Rabu, ijazah. Penulisan yang tidak baku: syah, Rabo, ijasah.
3) Tanda Baca Titik Dua (:) a. Untuk mengakhiri suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerian atau rangkaian. Contoh: Ibu pulang dari tamasya membawa souvenir: kapal-kapalan, vas dari kerang, jepit rambut, dan asbak cangkang siput. b. Untuk kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Hari dan tanggal : Rabu, 5 September 2007 Waktu : Pukul 19.00 Tempat : Ruang Serba Guna Acara : Pentas Seni Siswa-siswi SD Harapan 02 c. Untuk penulisan teks percakapan/drama. Contoh: Edo : “Feb, sejak kapan kamu bisa bermain seruling?” Febi : “Sejak usia empat tahun ayah sudah mengajariku.”
4) Tanda Baca Seru a. Kalimat yang menyatakan perintah Contoh: - Simpan HP-mu dalam tas! - Pilihlah bus malam yang lebih nyaman! b. Kalimat yang menyatakan kesungguhan Contoh: - Sungguh, Pak! Saya tadi berjalan kaki ke sini! - Benar, Pak! Uang saya tidak cukup untuk naik kereta! c. Kalimat yang menyatakan tidak percaya Contoh: - Masa, kereta api dapat tabrakan! - Benar, kamu tidak menipu saya! d. Kalimat yang menyatakan perasaan/emosi Contoh: - Celaka, jalan macet! - Aduh, uang saya hilang di terminal!
5) Kata Penghubung dengan, karena, dan, tetapi, dan meskipun Contoh: - Amir menyetir dengan tenang. - Saya terlambat karena terjebak macet. - Tia dan nenek menunggu di halte. - HP-mu bagus, tetapi tidak ada pulsanya. - Meskipun cuaca buruk, pesawat itu terbang juga.
G. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran: - Pendekatan/Model Pembelajaran
: Konvensional
- Metode
: Ceramah, Demonstrasi, diskusi
kelompok,
tanya jawab, dan penugasan.
H. Media/Sumber Belajar: Papan tulis, spidol, dan Lembar Kerja Siswa (Worksheet) I. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal Langkahlangkah
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa Guru Siswa
Nilai karakter yang dikembangkan Kepedulian, empati,
mengkondisikan
mempersiapkan
kelas.
diri
Guru mengucapkan
sopan,
untuk motivasi dan tanggung jawab.
belajar
disiplin,
Siswa menjawab salam
salam
Guru menyampaikan
mendengarkan
judul
materi
apa
yang
akan
dipelajari.
Siswa
yang
di
sampaikan oleh guru.
Guru memotivasi siswa kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti Tahap Pembelajaran. EKSPLORASI
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa
Guru
menanyakan
kepada siswa tentang
Nilai karakter yang dikembangkan Siswa menjawab Percaya diri dan pertanyaan guru. komunikatif
pengalaman/ kejadian (apa saja yang
dilihat)
tadi pagi sebelum berangkat kesekolah.
Siswa menyimak Rasa ingin tahu
Guru
mengaitkan
cerita
yang
yang disampaikan
disampaikan
siswa
oleh guru.
dengan
karangan
deskripsi yang telah dibahas sebelumnya. ELABORASI
Guru
bertanya
Siswa menjawab Disiplin
kepada siswa tentang
pertanyaan
pengertian karangan
tentang
deskripsi
pengertian
dan
langkah-langkah
karangan
menulis
deskripsi
karangan
guru
dan
deskripsi yang baik
langkah-langkah
dan benar
menulis karangan deskripsi
yang
baik dan benar
Guru meminta siswa untuk
membuka
kembali karangan yang
Siswa membuka Rasa ingin tahu kembali hasil
hasil
karangan
deskripsi
deskripsi
telah
siswa
yang
telah siswa buat
buat pada pertemuan
pada
pertemuan
sebelumnya.
sebelumnya.
Guru
meminta
beberapa
siswa
Beberapa
siswa
untuk
untuk membacakan
membacakan
hasil
hasil
karangan
Disiplin
karangan
deskripsi kemarin di
deskripsi kemarin
depan kelas.
di depan kelas.
Guru
memberikan
informasi
atas
kesalahan
pilihan
Siswa memperhatikan informasi
atas
kata dan penggunaan
kesalahan pilihan
ejaan yang terjadi
kata
pada
karangan
penggunaan ejaan
deskripsi yang telah
yang terjadi pada
di buat kemarin.
karangan
dan
deskripsi
yang
telah
buat
di
kemarin.
Guru
Siswa berkumpul
menginstruksikan
dengan
siswa
untuk
sekelompoknya
dengan
masing-masing
berkumpul
teman
teman
dan membagikan
sekelompoknya
satu lembar kertas
masing-masing dan
kosong.
membagikan
Kemudian siswa
lembar kosong.
satu kertas
Kemudian
bersama
teman
kelompoknya
siswa bersama teman
mendiskusikan
kelompoknya
mengenai
mendiskusikan
keadaan
sudut
mengenai sudut
keadaan
sekolahku,
sekolahku,
misalnya
sudut
misalnya sudut :
:
Kantin,
Kantin,
Perpustakaan,
Perpustakaan,
Uks,
Mushola,
Uks,
Toilet,
Toilet,
Ruang
Ruang Guru, Ruang
Guru,
Ruang
Kelas dan Lapangan.
Kelas
dan
. KONFIRMASI
Lapangan. Guru
memberikan
penguatan materi
Mushola,
Guru
dengan baik
memberi
kesempatan
Siswa menyimak
kepada
Siswa menanyakan
siswa untuk bertanya.
materi
yang
belum dipahami
Siswa
dan
guru
Siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi.
materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan akhir Tahap
Deskripsi kegiatan guru dan siswa
pembelajaran
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter yang diharapkan
Siswa
Hormat,
mengingatkan
menyimak
Jawab dan Sopan.
kepada
siswa
dengan baik
untuk melihat foto
perintah dari
keluarga
yang
guru.
dianggap
paling
Guru
Tanggung
menarik di rumah. Namun tidak
apabila ada
murid
foto, boleh
melihat
foto
keluarga
lain
untuk
dijadikan
bahan
menulis
karangan deskripsi pertemuan selanjutnya
Guru
menutup
Kedisiplinan
Siswa
pembelajaran
mendengark
dengan mengajak
an
siswa
seksama apa
untuk
dengan
mengucap
yang
hamdalah
ucapkan
bersama-sama.
oleh guru.
Guru
di
Ketaqwaan
Siswa
mengintruksikan
bersama-
siswa
sama berdoa
berdoa
untuk bersama
dengan
dan mengucapkan
dipimpin
salam
oleh perwakilan salah seorang siswa
dan
menjawab
salam bersamasama
J. Alat dan sumber Bahan Sumber : Umri Nur‟aini dan Indriyani. BSE (Buku Sekolah Elektronik) Bahasa Indonesia 5 Untuk SD dan MI Kelas V Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Bahan/alat : whiteboard, spidol, gambar, kertas hvs, laptop, LCD, teks cerita. K. Penilaian Hasil Belajar Indikator Hasil
Penilaian
Pencapaian
1. Siswa
dapat
menulis
karangan
deskripsi tema
dan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis
Uraian
Instrumen/Soal
1. Tentukan tema dan judul yang sesuai!
dengan judul
karangan deskripsi yang berhubungan dengan pengalaman seharihari.
2.
Siswa
dapat
2. kembangkan
kerangka
mengembangkan
karangan
deskripsi
kerangka karangan
(bagian
deskripsi
akhir
(bagian
awal, tengah, akhir
awal, cerita)
tengah, menjadi
karangan yang baik dan
cerita)
benar!
3. Siswa
dapat
3. Gunakanlah
menggunakan
struktur atau penyusunan
kosa-kata, struktur atau
kalimat yang baik dan
penyusunan
ejaan yang tepat!
kalimat yang baik dan
ejaan
kosa-kata,
yang
tepat.
Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi
No
ASPEK
Skor
1.
Kualitas isi / gagasan yang dikemukakan
20
2
Organisasi
20
3
Kosakata
20
4
Penggunaan bahasa
15
5
Gaya
10
6
Deskripsi
10
7
Mekanik
5 Total Skor
Nilai akhir : skor yang diperoleh : skor maksimal x 100
100
Jakarta, 10 Agustus 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Aris Setyoningsih, S.Pd.
Ana Pratiwi Putri
NIP :
NIM :1111018300005
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Nama :
Hari/Tanggal :
Kelas : Buatlah karangan deskripsi dengan ketentuan berikut : 1. Tema karangan deskripsi yang berhubungan dengan (pengalaman seharihari) yang berkaitan dengan “keadaan sudut sekolahku”! 2. Kembangkan kerangka karangan deskripsi yang telah di berikan oleh guru menjadi karangan yang utuh! 3. Gunakan pilihan kata (diksi), penggunaan ejaan, dan penyusunan kalimat yang baik dan benar! 4. Berilah judul yang menarik jika karangan telah selesai!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Kelas Kontrol)
Nama Sekolah
: SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: V (Lima)/1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit (2x pertemuan)
Pertemuan ke-
: 3 dan 4
A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis. B. Kompetensi Dasar 4.1
:
Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan C. Indikator
:
1. Menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menulis karangan dengan tema dan judul karangan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat mengembangkan kerangka karangan (bagian awal, tengah, akhir cerita) 3. Siswa dapat menggunakan kosa-kata, struktur atau penyusunan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat. E. Karakter yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, keterampilan belajar mandiri, percaya diri, Hormat dan Sopan.
F. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran: - Pendekatan/Model Pembelajaran
: Konvensional
- Metode
: Ceramah, Demonstrasi, diskusi
kelompok,
tanya jawab, dan penugasan.
G. Media/Sumber Belajar: Papan tulis, spidol, dan Lembar Kerja Siswa (Worksheet) H. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal Langkah-langkah
Deskripsi kegiatan guru dan siswa
Nilai karakter
Kegiatan guru
yang
Kegiatan siswa
dikembangkan
Siswa
Disiplin
mengkondisikan
mempersiapkan
sopan
kelas.
diri untuk belajar
.Guru
Guru mengucapkan
Siswa
menjawab
salam
salam
Guru
kabar
kabar
Guru
Siswa
menginformasik
memperhatikan
an
guru
kompetensi
dasar
menjawab
pertanyaan tentang
menanyakan
Siswa
Guru memotivasi siswa
beserta
dan
tujuan akhir dari pembelajaran.
2.
Kegiatan inti
Tahap Pembelajaran. EKSPLORASI
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru Kegiatan siswa
Guru
menanyakan
kepada siswa tentang bagaimana pengalaman selama menulis
Nilai karakter yang dikembangkan Siswa menjawab Percaya diri dan pertanyaan guru. komunikatif, keterampilan belajar mandiri
karangan
deskripsi.
Guru
mengaitkan
Siswa menyimak Rasa ingin tahu
jawaban
yang
yang disampaikan
disampaikan
siswa
oleh guru.
dengan
karangan
deskripsi yang telah dibahas sebelumnya. ELABORASI
Guru meminta siswa untuk
membuka
kembali karangan yang
Siswa membuka Disiplin kembali
hasil
karangan
deskripsi
deskripsi
telah
siswa
hasil
yang
telah siswa buat
buat pada pertemuan
pada
sebelumnya.
sebelumnya.
Guru beberapa
meminta siswa
pertemuan
Beberapa
siswa
maju ke depan Rasa ingin tahu
untuk membacakan
untuk
hasil
membacakan
karangan
deskripsi kemarin di
hasil
depan kelas
deskripsi kemarin
Guru
memberikan
informasi
atas
kesalahan
pilihan
karangan
Siswa memperhatikan
Disiplin
penjelasan guru.
kata dan penggunaan ejaan yang terjadi pada
karangan
deskripsi yang telah di buat kemarin.
Guru meminta siswa untuk
membuat
sebuah
karangan
membuat
sebuah karangan deskripsi
deskripsi
berdasarkan
berdasarkan keluarga
Siswa
foto
pengalaman yang
masing-
berdasarkan foto
masing yang telah
keluarga
dilihat di rumah.
yang
telah dilihat di rumah
masing-
masing KONFIRMASI
Guru mengucapkan
Siswa
menyimak Hormat, Tanggung dengan baik yang Jawab dan disampaikan oleh Sopan.
terimakasih kepada siswa
karna
bersedia
telah belajar
guru.
bersama-sama
Guru
menutup
pembelajaran
Siswa mendengarkan
kedisiplinan
dengan
mengajak
siswa
dengan seksama apa
untuk
yang
mengucap hamdalah
di
ucapkan
oleh guru.
bersama-sama.
Guru
bersama- Ketaqwaan
Siswa
mengintruksikan
sama
siswa untuk berdoa
dengan dipimpin
bersama
oleh
dan
mengucapkan salam
berdoa
perwakilan
salah
seorang
siswa
dan
menjawab salam bersama-sama
3. Kegiatan akhir Tahap pembelajaran
Deskripsi kegiatan guru dan siswa Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter yang diharapkan
Siswa
Hormat,
mengucapkan
menyimak
Jawab dan Sopan.
terimakasih
dengan baik
kepada
siswa
yang
karna
telah
disampaikan
Guru
bersedia
oleh guru.
belajar bersama-sama.
Guru menutup
Siswa
pembelajaran
mendengark
dengan
an
mengajak
seksama
siswa
apa yang di
untuk
mengucap
dengan
ucapkan
kedisiplinan
Tanggung
hamdalah
oleh guru.
bersamasama.
Guru
Ketaqwaan
Siswa
mengintruksik
bersama-
an siswa untuk
sama berdoa
berdoa
dengan
bersama
dan
dipimpin
mengucapkan
oleh
salam
perwakilan salah seorang siswa
dan
menjawab salam bersamasama
I. Alat dan sumber Bahan Sumber : Umri Nur‟aini dan Indriyani. BSE (Buku Sekolah Elektronik) Bahasa Indonesia 5 Untuk SD dan MI Kelas V Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Bahan/alat : whiteboard, spidol, gambar, kertas hvs, laptop, LCD, teks cerita. J. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian
Hasil Penilaian Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Instrumen/Soal
1. Siswa dapat
Tes Tulis
Uraian
1. Tentukan tema
menulis
dan judul yang
karangan
sesuai!
deskripsi dengan tema dan judul karangan deskripsi
yang
berhubungan dengan pengalaman sehari-hari. 2. Siswa dapat
2.kembangkan
mengembangkan
kerangka
kerangka
karangan
karangan
deskripsi (bagian
deskripsi
awal,
tengah, cerita)
(bagian
awal,
akhir
tengah,
akhir
menjadi karangan
cerita)
yang
baik
dan
benar!
3. Siswa dapat
3.Gunakanlah
menggunakan
kosa-kata,
kosa-kata,
struktur
struktur
atau
penyusunan kalimat
penyusunan kalimat yang baik
yang
baik dan ejaan yang tepat.
atau
dan ejaan yang tepat!
Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi No
ASPEK
Skor
1.
Kualitas isi / gagasan yang dikemukakan
20
2
Organisasi
20
3
Kosakata
20
4
Penggunaan bahasa
15
5
Gaya
10
6
Deskripsi
10
7
Mekanik
5 Total Skor
100
Nilai akhir : skor yang diperoleh : skor maksimal x 100 Jakarta, 10 Agustus 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Aris Setyoningsih, S.Pd.
Ana Pratiwi Putri
NIP :
NIM : 1111018300005
Lampiran 13 DESKRIPSI STATISTIK PRETEST KELOMPOK EKSPRIMEN Statistics Eksperimen N
Valid
30
Missing
30
Mean
66,17
Median
67,00
Mode
70
Std. Deviation
7,852
Variance
61,661
Range
30
Minimum
50
Maximum
80
Sum
1985
PRETEST EKSPERIMEN Eksperimen Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
50
2
3,3
6,7
6,7
53
2
3,3
6,7
13,3
57
1
1,7
3,3
16,7
58
1
1,7
3,3
20,0
60
1
1,7
3,3
23,3
63
1
1,7
3,3
26,7
64
1
1,7
3,3
30,0
65
3
5,0
10,0
40,0
66
1
1,7
3,3
43,3
67
3
5,0
10,0
53,3
69
1
1,7
3,3
56,7
70
5
8,3
16,7
73,3
71
2
3,3
6,7
80,0
73
2
3,3
6,7
86,7
74
1
1,7
3,3
90,0
77
2
3,3
6,7
96,7
80
1
1,7
3,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
Missing System
30
50,0
Total
60
100,0
Valid
Lampiran 14 DESKRIPSI STATISTIK PRETEST KELOMPOK KONTROL
Statistics Kontrol N
Valid
30
Missing
30
Mean
67,43
Median
68,00
Mode
65
Std. Deviation
5,859
Variance
34,323
Range
24
Minimum
57
Maximum
81
Sum
2023
PRETEST KONTROL Kontrol Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
57
2
3,3
6,7
6,7
58
1
1,7
3,3
10,0
60
2
3,3
6,7
16,7
61
1
1,7
3,3
20,0
65
6
10,0
20,0
40,0
66
1
1,7
3,3
43,3
67
1
1,7
3,3
46,7
68
3
5,0
10,0
56,7
69
2
3,3
6,7
63,3
70
3
5,0
10,0
73,3
71
2
3,3
6,7
80,0
72
1
1,7
3,3
83,3
73
1
1,7
3,3
86,7
74
1
1,7
3,3
90,0
75
1
1,7
3,3
93,3
78
1
1,7
3,3
96,7
81
1
1,7
3,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
Missing System
30
50,0
Total
60
100,0
Valid
Lampiran 15 DESKRIPSI STATISTIK POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Statistics Eksperimen N
Valid
30
Missing
30
Mean
80,00
Median
79,50
Mode
85
Std. Deviation
6,659
Variance
44,345
Range
25
Minimum
65
Maximum
90
Sum
2400
POSTTEST EKSPERIMEN Eksperimen Valid
Cumulative Percent
Frequency
Percent
Percent
65
1
1,7
3,3
3,3
69
1
1,7
3,3
6,7
70
1
1,7
3,3
10,0
73
2
3,3
6,7
16,7
75
3
5,0
10,0
26,7
76
1
1,7
3,3
30,0
77
2
3,3
6,7
36,7
78
2
3,3
6,7
43,3
79
2
3,3
6,7
50,0
80
3
5,0
10,0
60,0
83
1
1,7
3,3
63,3
85
6
10,0
20,0
83,3
88
1
1,7
3,3
86,7
90
4
6,7
13,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
Missing System 30
50,0
Total
100,0
Valid
60
Lampiran 16 DESKRIPSI STATISTIK POSTTEST KELOMPOK KONTROL
Statistics Kontrol N
Valid
30
Missing
30
Mean
72,67
Median
71,50
Mode
70
Std. Deviation
5,108
Variance
26,092
Range
20
Minimum
60
Maximum
80
Sum
2180
POSTTEST KONTROL
Kontrol Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid 60
1
1,7
3,3
3,3
65
2
3,3
6,7
10,0
67
1
1,7
3,3
13,3
69
1
1,7
3,3
16,7
70
8
13,3
26,7
43,3
71
2
3,3
6,7
50,0
72
2
3,3
6,7
56,7
74
1
1,7
3,3
60,0
75
3
5,0
10,0
70,0
76
1
1,7
3,3
73,3
78
3
5,0
10,0
83,3
79
1
1,7
3,3
86,7
80
4
6,7
13,3
100,0
Total
30
50,0
100,0
30
50,0
60
100,0
Missi System ng Total
Lampiran 17 UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova df
Sig.
Shapiro-Wilk
kelas
Statistic
Statistic
df
Sig.
Eksperimen
1
,140
30
,136
,959
30
,297
Kontrol
2
,134
30
,178
,936
30
,069
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 18 UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova df
kelas
Statistic
Eksperimen
1
,140
30
,136
,959
30
,297
Kontrol
2
,134
30
,178
,936
30
,069
a. Lilliefors Significance Correction
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Lampiran 19
UJI HOMOGENITAS PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Test of Homogeneity of Variances Eksperimen Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1,951
1
58
,168
Lampiran 22 UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
1,906
df2
Sig.
1
58
,173
Lampiran 23 UJI HIPOTESIS PRETEST KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK EKSPERIMEN Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperimen
66,17
30
7,852
1,434
kontrol
67,43
30
5,859
1,070
Paired Samples Correlations N Pair 1
Eksperimen & Kontrol
Correlation 30
Sig.
-,141
,457
Paired Samples Test Paired Differences 95% Std.
1
Kontrol
Interval
of
the
Error Difference
Std.
Pair Eksperimen –
Confidence
Sig.
Mean
Deviation Mean Lower
Upper
t
-1,267
10,438
2,631
-,665 29
1,906 -5,164
df
tailed) ,512
Lampiran 24 UJI HIPOTESIS POSTTEST KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK EKSPERIMEN
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
eksperimen kontrol
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
76,33
60
6,949
,897
1,50
60
,504
,065
Paired Samples Correlations N Pair 1
eksperimenkontrol & kelas
Correlation 60
Sig. -,532
,000
(2-
Paired Samples Test Paired Differences 95%
Std.
Pair Eksperimen 1
- Kontrol
Confidence
Std.
Interval
of
Error
Difference
the Sig. (2-
Mean
Deviation Mean
Lower
Upper
t
74, 833
7,230
72,966
76,701
80,171 59
,933
df
tailed) ,000
Lampiran 25 Foto Kegiatan Belajar Mengajar
Lampiran 26
KELAS EKSPERIMEN
KELAS KONTROL
No
Nama
Pretest
Posttest
Nama
Pretest
Posttest
1
X1
50
73
Y1
70
72
2
X2
63
80
Y2
57
70
3
X3
67
77
Y3
71
70
4
X4
70
75
Y4
65
67
5
X5
73
85
Y5
70
75
6
X6
70
88
Y6
69
70
7
X7
57
69
Y7
68
74
8
X8
73
70
Y8
65
65
9
X9
67
75
Y9
70
80
10
X10
77
85
Y10
75
78
11
X11
60
77
Y11
61
75
12
X12
67
80
YI2
68
70
13
X13
65
75
Y13
66
65
14
X14
69
80
Y14
72
60
15
X15
80
90
Y15
65
72
16
X16
53
73
Y16
78
80
17
X17
70
78
Y17
71
71
18
X18
50
83
Y18
65
78
19
X19
71
85
Y19
81
80
20
X20
53
79
Y20
74
80
21
X21
64
65
Y21
67
78
22
X22
70
90
Y22
69
70
23
X23
77
85
Y23
60
69
24
X24
65
85
Y24
60
70
25
X25
74
79
Y25
65
71
26
X26
71
90
Y26
57
76
27
X27
58
76
Y27
73
79
28
X28
65
85
Y28
65
75
29
X29
70
90
Y29
68
70
30
X30
66
78
Y30
58
70
Jumlah
1985
2400
Jumlah
2023
2180
Rata-rata
66,17
80,00
Rata-rata
67,43
72,67
BIODATA PENULIS
Ana Pratiwi Putri, Penulis lahir di Jakarta, pada tanggal 13 Januari 1994. Penulis merupakan anak perempuan satu-satunya tepatnya yaitu anak ke-3 dari 4 bersaudara dari pasangan bapak Sugeng Riadi dan ibu Sri Winarti. Penulis mengenyam pendidikan Playgroup dan TK Nurul Islam pada tahun 1996-1998, lalu melanjutkan Sekolah Dasar pada tahun 19992005 di SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat, kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 264 Jakarta pada tahun 2005-2008, selanjutnya melanjutkan di SMA Al-Huda Islamic Jakarta pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan S1 dengan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.