STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN DESA DI DESA AMMAT KECAMATAN TAMPAN AMMA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Oleh : Ady Ruung Program Studi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Pemerintah merupakan sebuah lembaga yang memiliki kewenangan mengurus masalah yang ada dalam masyarkat, demi terciptanya suatau kehidupan yang adil dan makmur. Peran serta dari pemerintah dalam proses pembangunan tidak lepas dari tugas dan fungsi yang di amanatkan oleh Undang-undang . sehingga peran serta dari pemerintah tidak bisa dianggap sebelah mata saja. Maka untuk dalam rangka memaksimalkan peran pemerintah Desa dalam proses pembangunan. Peran serta masyarakat dalam proses pembangunan suatu Desa tidak bisa dianggap sebelah mata saja.Karna keikut sertaan masyarakat merupakan faktor penentu suatu pembangunan.. Dalam proses ini pemerintah desa Ammat Kecamatan Tampan Amma Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki langkah-langkah atau cara-cara yang di anggap ampuh untuk mempengaruhi keikut sertaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam prose pembangunan desa. Dari hasil penelitian bahwa strategi yang di buat oleh pemerintah desa Ammat dianggap sangat baik karena mampu mempengaruhi masyarakat dalam berpartisipasi. Karna dalam masyarakat banya yang tidak mau ikut serta dalam proses pembangunan. Hal ini di akibatkan banya hal yang terjadi di desa yang membuat minat masyarkat kurang dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. key words: Strateti Pemerintah desa, Partisipasi Masyarakat, Pembanguna, Desa Pendahuluan. Salah satu peran dari pemerintah ialah menggerakan pembangunan dalam masyarakat, demi terciptanya kehidupan kedamaian dan kesejahteraan dalam masyarakat. Di sadari bahwa peran pemerintah dalam melaksanakan pembangunan adalah merupakan bagian dari tugas dalam menjalankan pemerintahan, baik pemerintah Pusat, Daerah, Kecamatan bahkan pedesaan. Dengan adanya Otonomi Daerah maka pemerintah daerah berkewenangan mengurusi urusan rumah tangga daerah itu sendiri ( Desentralisasi). Begitu juga hal dengan desa, bahwa pemerintah desa berkewenangan melakukan pembangunan sesuai dengan kondisi yang ada, atau potensi yang di miliki oleh desa tersebut Pemerintah di berikan kewenangan untuk mengurus urusan pemerintahan yang ada di desa dalam rangka untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan masyarakat.Dalam
rangka melaksanakanwewenangpemerintahan, pemerintahwajib melaksanakan kehidupan demokrasi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memelihara ketentrama dan ketertiban dan menjalankan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance) yang bebas dari kolusi korupsi nepotisme (KKN). Upaya pemerintah menjadikan masyarakat sebagai pusat aktivitas pembangunan dapat dibuktikan dengan di terapkanya Undang-Undang No 32 tahun 2004 dan Undang- Undang No 12 tahun 2008, tentang otonomi daerah. Dimana setiap daerah diberikan kesempatan seluas-luasnya dalam rangka untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Masing-masing daerah diberikan peluang untuk menggali potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada diwilayahnya agar dapat di manfaatkan secara optimal agar tercapai perkembangan dan kemajuan daerah. Bahkan pemerintah desa di berikan kewenangan sangat besar, itu tercermin dalam Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa dan Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 tentang pemerintahan desa. Dimana pemerintah desa bertugas melaksanakan pembangunan. Artinya bahwa pemerintah melalui kepala desa dan perangkat desa bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembangunan yang ada di desa tersebut. (Undang-Undang No 6 tahun 2014 ayat 26 pasal 1), Kepala desa bertanggung jawab menyelanggarakan pemeritahan desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa. Langkah pemerintah untuk mencapai kehidupan yang damai dan sejahtera adalah diantaranya dengan melaksanakan pembangunan. Pembangunan selalu di pahami sebagai suatu upaya atau langkah untuk meningkatkan taraf hidup masyrakat, dalam rangka memperbaiki kondisi kehidupan untuk menjadi lebih baik, tentunya dengan cara mengerakan partisipasi masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan kewenagan yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama sama memecahkan berbagai persoalan. Carter dalam Rustiningsih (2002) menyampaikan bahwa partisipasi merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dalam upaya meningkatkan proses belajar masyarakat; mengarakan masyarakat menuju masyarakat yang bertanggung jawab mengeliminasi perasaan terasing sebagai masyarakat serta menimbulkan dukungan dan penerimaan pemerintah. Pemerintah desa seharusnya mempunyai peranan yang sangat penting terhadap akselerasi (pelaksanan iplementasi) dari pada proses pembangunan. Dapat dikatan demikian karena peranan pemerintah di desa yang salah satu fungsinya ialah sebagai pemotivasi dalam pelaksanaan pembangunan, diharapkan mampu membangkitkan partisipasi masyarakat dalammenunjang keberhasilan dari pada proses pembangunan yang ada di desa lewat kebijakan-kebijakan yang di implementasikan atau yang dilaksanakan. Penyebab kurangnya partisipasi dari masyarakat diakibatkat karena sikap masyarakat yang tidap mau tahu akan keberadaan atau ketidak inginan masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam berpastisipasi ( apatis ) ini yang memicu kurangnya
partisipasi masyarakat yang ada di desa Ammat. Sikap apatisme dari masyarakat itu muncul di karnakan adanya masalah atau prblema internal bahkan kelompok yang ada di masyarakat desa Ammat, Masalah atau konflik yang terjadi di masyarakat mempengaruhi partisipasi masyarakat. Konflik yang terjadi antara masyrakat baik konflik secarai internal masyarakat maupun konflik kelompok mempengaruhi niat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan di desa Ammat. Srtrategi pemerintah desa terlebih khusus pemerintah desa Ammat akan sangat berpengaru pada pembangunan desa. Suatu strategi beguna untuk mempengaruhi atau memicu minat masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam pembanguna, sehingga pembangunan yang ada di desa bejalan sesuai dengan harapan bersama demi terciptanya rasa aman dan damai di desa. Pemerintah desa harus punya suatu strategi yang aktual yang mampu memberikan pengaruh terhadap masyarak, sehingga bisa mempengaruhi minat masyarakat terhadap pembagunan atau keterpanggilan jiwa masyarakat dalam berpastisipasi itu muncul.Pemerintah desa Ammat suda sepantasnya menyiapakan konsep atau strategi yang mampu mempengaruhi masyarakat agar ikut ambil bagian dalam proses pengembangan yang ada di desa. Di samping itu juga perlu kepedulian aktif atau keterlibatan langsung dari aparat pemerintah desa dalam memberikan seruan-seruan kepada masyarakat atau setidaknya dapat mengingatkan kepada masyarakat bahwa pembangunan itu adalah untuk kepentingan masyarakat juga sehingga mereka merasa terpanggil atau tergugah dan pada akhinya mereka akan berpartisipasi secara aktif terhadap setiap program pembangunan yang akan dilaksanakan di desa, perlu disampaikan juga bahwa mayarakat tidak akan merasa memiliki atau menikmati hasil pembangunan apabila dalam proses pelaksanaan pembangunan tidak mengikut sertakan mereka dalam setiap proses pembangunan. Metode Penelitian A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian. Menurut Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian, digunakan langkah-langkah sebagai berikut: Pendekatan dalam Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik
fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif. Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia pada kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.Pertimbangan penulis menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong: 1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bila berhadapan dengan kenyataan ganda 2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden 3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemenpengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan. B. Informan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelotian ini adalah metode penelitian deskriptif kualititatif.Sehingga dalam penelitian ini tidak dikenal dengan namanya sampel melainkan informan.Hal ini dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai masalah yang sedang di bahas. Informan penelitian itu adalah : Pemerintah Desa sebanyak 4 orang BPD sebanyak 3 orang Tokoh Masyarakat sebanyak 5 orang Anggota masyarakat C. Lokasi Penelitian. 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Desa Ammat Kecamatan Tampan Amma, Kabupaten Kepulauan Talaud. D. Sumber Data a. Data Primer Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang Strategi pemerintah desa dalam meningkatkan pertisipasi masyrakat terhadap pembangunan yaitu dengan cara wawancara dengan aparatur pemerintah desa dan masyarakat. b. Data sekunder Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementriankementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung dengan aparatur pemerintah, BPD dan masyarakat.( tokoh adat, agama, pendidikan dan wirausaha ). E.Fokus Penelitian Fokus penelitian mempunyai makna sebagai batasan penelitian, karena dalam lapangan penelitian banyak gejala yang menyangkut tempat, apelaku dan aktifitas,namun tidak semua tempat. Pelaku dan aktifitas kita teliti semua. Untuk menetukan pilihan penelitian maka harus membuat batasan yang dinamakan Fokus penelitian Maka yang menjadi batasan penelitian pada penelitian adalah apa strategi pemerintah desa dalam mempengaruhi masyarakat untuk berpatisipasi, sehingga inisiatif dari masyarakat untuk berpartisipasi itu muncul. F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. a. Observasi Langsung Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini
digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagimana strategi pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan. b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang strategi pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan desa c. Dokumentasi Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang strategi pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan. G. Analisis Data Data yang terkumpul akan di analisa secara kualitatif sesuai jumlah variabel yang menjadi indicator dalam penelitian. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, mejabarkan ke dalam unit-unit , menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting yanga akan dipelajari, menguraikan dalam bentuk kata dan kalimat, dan selanjutnya membuat kesimpulan.
Pembahasan A. Fungsi Pemerintah Desa dalam Proses Pengembangan Pembangunan Desa Pelaksanaan Pemerintahan dalam bentuk Pemerintah Republik Indonesia memliki konsep Desentralisasi yang memberikan kewenangan yang sebesar-besarnya kepada Daerah dan kemudian dilanjutkan kepada Otonomi Desa yang melaksanakan proses pemerintahannya secara mandiri dan dapat dilaksanakan secara menyeluruh dalam desa tersebut. Pemerintah Desa memiliki peran penting dalam menciptakan kesejahteraan warga masyarakatnya yang ada di desa masing-masing Pemerintah Desa Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 72 tahun 2005 tentang desa, dalam melaksanakan tugas Kepala Desamempunyai wewenang : a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD; b. Mengajukan rancangan peraturan desa; c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;
d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD; e. Membina kehidupan masyarakat desa; f. Membina perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan tersebut di atas dapat diterjemahkan secara sederhana bahwa Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa dan Aparatur Desa beserta BPD haruslah dapat menjadikan organisasinya menjadi pelaksana penting dalam membangun perekonomian dan pembangunan di Desa baik secara fisik dan non fisik. Hal tersebut memilki arti yang luas bahwa dalam pelaksanaan proses pemerintahan dan pembangunan dalam desa, pemerintah desa harus dapat memberikan peran sebagai pemegang kendali dalam melaksanakan proses tersebut. Gambaran ini dimaksudkan bahwa dalam mengendalikan keseluruhan proses pembangunan yang ada di Desa memanglah sengat penting bagi Pemerintah Desa untuk melakukan kerja sama antar pemerintah desa itu sendiri yang terdiri dari Kepala Desa dan aparatur desa, BPD dan Lembaga-Lembaga yang dibentuk secara formal untuk membantu kelangsungan pemerintahan yang ada di Desa. B. Strategi Pemerintah Desa Dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengembangan Pembangunan Desa Strategi secara umum dapat dirumuskan sebagai suatu proses rencana pimpinan pucuk yang befokus pada tujuan jangka panjang organisasi, di sertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana tujuan tersebut di capai. Dan secara sederhana dapat dirumuskan sebagai tindakan yang bersifat ingkramental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para pelanggan di massa depan. Dalam hal keorganisasi pemerintah maka strategi dapat dirumuskan sesuai yang didefinisikan oleh Charles Hofer, Higgins (1985) yaitu Enterprise Strstegy yang berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Pemerintah Desa sangatalah membutuhkan partisipasi atau peranan masyarakat dalam proses pengambangan pembangunan di Desa. Sehingga sangatlah dibutuhkan strategi yang baik dan benar untuk menumbuhkembangkan pemikirna dan keinginan masyarakat untuk terus aktif dan ikut serta dalam pembangunan yang dilaksanakan di desa Ammat. 1. Membangun Komitmen Bersama dengan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat maka pemeritah Desa menyiapkan strategi yang mampu mempengarui masyarakat untuk berpartisipasi
yaitu dengan cara membangun komitmen bersama dengan masyarakat dengan cara penerapanya yaitu : a. Melibatkan seluruh masyarakat dalam musyawara Desa, dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide.. Salah satu strategi pemerintah atau langka yang di tempu oleh pemrintah untuk meningkatkan partisipasi dari masyarakat terhadap pembangunan adalan dengan melibatkan masyarakat atau mengundang masyarakat dalam proses musyawara yang dilakukan oleh pemrintah untuk mendengarkan aspirasi masyarakat atau pendapat dari masyarakat yang terkait dengan masalan pembangunan sehingga rasa percaya diri dari masyarakat itu meningkat. Cara ini sangat baik, karna akan sangat efektif bila dalam proses perencanaan pembangunan masyarakat selalu dilibatkan. Sehingga peran serta dari masyarakat itu terlihat dari apa yang kemukakan oleh masyarakat. Sehingga secara tidak langsung masyarakat suda berparisipasi dalam proses perkembangan pembangunan di desa. Apa yang masyarakat inginkan bisa penuhi bersama terutama masalah pembangunan. Dalam hal ini cara yang demikian mampu mempengaruhi masyrakat untuk ikut bekerja. Dan juga dapat meningkatkan pemahaman dari masyarakat bahwa dalam proses pembangunan dalam desa peran serta dari masyarakat selalu menjadi yang utama atau partisipasi dari masyarakat merupakan hal yang sangat fundamental dalam proses pembangunan di desa. Cara yang demikian juga di pahami oleh pemerintah adalah sebagai bentuk pelayanan kepada masyarkat karna dari hal ini muncul pokok-pokok pikiran dari masyarakat yang menurut pemerintah bisa menjadi sebuah program yang langsung bersentuhan langsung dengan mereka ( masyarakat ).
2. Membangun Kepercayaan dari Masyarakat Membagun kepercayaan dari masyarakat adalah merupakan langkah yang efektif karna dengan cara ini pemerintah meyakini bahwa tingkat partisipasi dari masyarakat akan meningkat. Karna dengan rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah dapat memicu keingina dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembangunan yang ada di desa. Langkah-lanhkah yang di lakukan pemerintah untuk menarik kepercayaan dari masyarakat antara laian yaitu : a. Melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat. Pemerintah merupakan suatu organ yang bertanggung jawab atas keharmonisan kehidupan masyarakat. Sehingga cara atau strategi dari pemerintah desa yang mana dengan melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat atau melakukan hubungan secara persiasif kepada masyarakat di pandang sangan baik. Karena pada dasarnya seorang pemimpin merupakan teman dari semua masyarakat yang ada.
Proses pendekatan dengan masyarakat seacara persuasif merupakan suatau hal yang wajib dilakukan oleh pemerintah, karna masyarakat adalah tanggung jawab penuh dari pemerintah desa. Pendekatan ini bisa katakana lebih baik di bandingkan melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses pelaksanaan musyawara. Langkah ini dirasa lebik efektif, karna di sana kepala desa atau Apitalau mendegarkan langsung apa keluhan dari masyarakat. Sehingga dia bisa mencari solusi atau langka yang mampu mengatasi masala itu. Sehingga rasa percaya masyarakat terhadap Apitalau itu ada. b. Menjadi Pelaksana Utama atau menjadi contoh dalam setiap kegiatan Keberhasilan dalam suatu pembangunan di masyarakat seringkali di pengaruhi oleh tipikal dari seorang pemimpin. Karakter dari seorang pemimpin sangat berpengaru pada peran serta masyarakat. Oleh karena itu kepedulian seoarang pimpinan terhadap warganya atau masyarakat sagat di perlukan. Oleh karena itu faktor public figure yang ada dalam diri seorang pemimpin sangat penting. Keikut sertaan masyarkat dalam pembangunan selalu di hubungkan dengan keaktipan aparatur pemerintah dalam proses pembangunan. Artinya bahwa dalam proses pembangunan keterlibatan aktif dari aparat pemerintah merukan salah satu indikatot penilaian masyarakat dalam suatu desa. Peran aktif dari pemerintah merukan sala satu bentuk motifasi dari masyarakat untuk ikut dalam pembangunan. Indikator penilaian masyarakat kepada pemerintah ialah dimana pemerintah atau Apitalau Desa menjadi pelaksanan utama dalam proses pembangunan atau yang paling dominan melaksanakan kegiatan. Atau memberikan contoh yang baik dalam pelaksanaan pembangunan kepada seluruh masyarakat. Apa yang ia katakana sesuai dengan apa yang dia lakukan inilah salah satu indicator penilaian masyarakat terhap Apitalau. C. Bentuk Partisipasi dari Masyarakat dalam Proses Pembangunan Desa 1. Bentuk Paritispasi non fisik a. Partisipasi dalam bentuk ide atau pikiran. Pada proses ini Kepala Desa bekerjsama dengan unsur-unsur yang ada di masyarakat yaitu BPD, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang dianggap mampu menuangkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, baik dalam jangka pendek, menengah maupun dalam jangka panjang. Namun dalam perencanaan ini Pemerintah Desa Ammat tetap memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikan sumbangsi pemikiran yang baik untuk rencana pembangunan desa. Bentuk partisipasi ini adalah merupakan bentuk yang sangat potensial untuk menjadikan arah pembangunan kepada kebutuhan masyarakat. b. Bentuk Partisipasi fisik a. Partisipasi dalam bentuk tenaga Dalam sebuah proses pembangunan di desa ketelibatan masyarakat sangat di butuhkan. Di karnakan masyarakat merukan alat untuk menunjang suatu pembangunan. Keikut sertaan masyarakat dalam proses pembangunan
merupakan suatu rangkaian yang tidak terlepaskan dari jalanya perkembangan suatu desa. Dalam pelaksanaan pembangunan biasanya masyarakat selalu ikut berkontribusi di dalam pembangunan. Salah satu bentuk partisispasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan ialah memberikan bantuan secara langsung atau menjadi pelakasana atau pekerja dalam kegiatan pembangunan desa.biasanya bantun dari masyarakat ada berbagai bentuk atau macam salah satunya ialah terjun langsung menjadi pelaku atau pekerja dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Setelah peneliti melaksanakan penelitian di lokasi tempat penelitaian di dapati bahwa memang betul dalam setiap program yang siapkan oleh pemerintah desa bentuk sumbangsi atau partisipasi dari masyarakat yaitu ikut langsung dalam pelaksanaan pekerjaan. b. Partisipasi dalam bentuk uang, material dan lainya Bentuk sumbangsi dari masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan bukan hanya terjun langsung menjadi bagian dalam setia kerja bakti atau tidak selamanya partisipasi dari masyarakat itu terjun langsung dalam kegiatan. Tapi ada juga bentuk lain dari masyarakat untuk memberikan sumbangsi kepada pemerintah desa untuk keperluan proses pembangunan yaitu dengan memberikan bantuan bahan-bahan material, sembako dan lainya yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap kelangsungan kehidupan bersama antara semua unsur yang ada di desa. Pemberian diri dari anggota masyarakat dalam prsoses pembangunan bisa juga berupa memberikan bahan material untuk kegiatan pembangunan. Karna seringkali dalam pelaksanaan pembangunan ada masyarakat yang merasa mampu memberikan bahan-bahan tersebut, mereka memberikanya danga suka rela. Memberikan sumbangan langsung dalam proses pelaksanaan pembangunan merupakan cara lain dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Hal ini disebabkan juga karna ada sebagian dari masyarakat yang mungkin karna ada kesibukan lain sehingga tidak sempat atau tidak bisa langsung bersama-sama dengan warga lain untuk bekerja, sehingga masyarakat mengunakan cara lain untuk membantu warga lain dalam proses pembangunan dan ada juga warga masyrakat yang merasa mapu menyediakan bahan material dan yang lian mereka memberikan dengan suka rela seperti : 1. Meberikan material 2. Meberikan uang 3. Memberikan sembako ( air mineral, makanan dll ). Cara ini merupakan salah satu bentuk ketarbebanan masyarakat terhadap kamajuan desa. Hal di akibatkan karna ada sabagian masyarakat pada tepat pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan ada acara atau kegitan yang lebih prioritas sehingga dengan memberikan bahan-bahan seperti itu di anggap mewakili yang bersangkutan untuk ikut dalam kegiatan tersebut.
Dengan cara demikian masyarakat menganggap bahwa walaupun dia tidak ikut langsung dalam prose kegiatan pembangunan setidaknya mampu menutupi kebutuhan yang di perlukan dalam proses kegiatan. Sehingga walaupun dia tidak terjun langsung melaksanakan kegiatan pembangunan cara ini mampu mengatasi masalah yang kemungkinan timbul dalam proses pelaksanaan kegiatan berlangsung. D. Keberhasilan Strategi Pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan desa Kepemimpinan Pemerintah Desa merupakan faktor penting untuk menentukan kemajuan desa yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi pemerintah juga tidak mungkin melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjadikan desa semakin maju tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari masyarakat, untuk itu kepemimpinan dan juga partisipasi dari masyarakat harus berjalan secara seiring dan sejalan agar tercipta suasana yang kondusif dan harmoni sehingga tujuan dan cita-cita untuk menjadikan desa semakin baik akan bisa terwujud. Keberhasilan dari strategi yang di terapkan oleh pemerintah desa tidak terlepas dari namanya rasa kebersamaan antara semua unsur terkait demi mencapai tujuan hidup bersama. Keberhasilan strategi yang di terapakan merupakn hasil bersama antara pemerintah desa dan masyarakat. Sehingga dapat dilihat bahwa hubungan antara pemerintah dengan masyarakat itu berjalan denga baik atau harmonis. Ada pun hasil dari bentuk strategi dari pemerintah desa dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan yaitu : 1. Pembuatan jalan produksi jalan kebun 2. Pembuatan 3 gedung sekolah SMA Karya periwig 3. Pembuatan jalan menuju sekolah SMA Karya pertiwi 4. Pembuatan Kantor Desa 5. Pembangunan Gedung Gereja Kesimpulan 1. Dalam rangka melaksanakan pembangunan di suatu daerah pada dasarnya yang memegang kendali pada proses pembangunan ialah pemerintah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya pemerintah merupakan pemegang kendali dalam pembangunan. Begitulah yang dilakukan masyarakat dan pemerintah di desa Ammat bahwa masyarakat menginginkan bahwa pemerintah merukan pemegang kendali utama pada proses pelaksanaan pembangunan atau menjadi otoak utama pelaksanaan pembangunan. 2. Langka untuk meningkatkan suatu pembangunan itu adalah partisipaso dari masyarakat. Pembanguanan tanpa adanya partisipasi akan terbengkalai oleh kerena itu langka atau strategi yang di buat pemerintah Desa Ammat untuk mempengaruhi masyarakat untuk ikut berpartisipasi ialah
a. Melibatkan masyarakat dalam musyawara dan mendengarkan ide-ide atau pokok-pokok pikiran yang di kemukakan masyarakat. Langka ini di pahami mampu mempengaruhi minat masyarakat untuk ikut langsung berpartisipasi dengan kata lain bahwa dengan cara ini mampu memunculkan programprogram di dirasa mampu menciptakan program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Sehingga minat dari semua masyarakat akan timbul karna apa yang mereka inginkan bisa di lakukan bersama atau terwujud dengan adanya musyawara tersebut. b. Langka berikut ialah membangun hubungan yang baik dengan masyarakat. Dengan strategi ini juga masyarakat akan ikut berpatisipasi di karnakan bahwa masyarakat merasa bahwa hubungan antara pemerintah dengan masyarakat tidak ada yang menghalangi. Dengan sering melakukan komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat di manapun berada di pahami bahwa langka ini mampu meningkatkan partisipasi dari masyarakat. c. Menjadi pelaku utama atau memberikan contoh yang baik juga merupakan langkan yang efektif karna dengan cara ini ada criteria penilaian dari masyarakat bisa pemerintah penuhi. Dengan kata lain yaitu masyarakat mengingian bahwa pemerintah menjadi pelaku utama dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Masyarakat menginginkan pemerintah bersama-sama denga merea di setiap kegiatan bahkan menjadi actor utama dalam kegitan atau dengan kata lain, setiap kali kegiatan ( kerja ) pemerintah dating lebih awal. Dengan strategi demikian secara jelas mampu mempengaruhi minat dari masyarakat untuk berpartisipasi. 3. Dengan menerapkan strategi yang baik akan memicu partisipasi dari masyarakat sehingga partisipasi dari masyarakat itu muncul dengan berbagai macam bentuk antara lain : a. Bentuk partisipasi berupa tenaga. Masyarakat memebrikan sumbangsi kepada pemerintah dalam proses pelaksanaan pembangunan yaitu berupa ikut terjun langsung bersama-sama dalam melaksanakan kegiatan pembangunan atau pekerjaan. Memberikan tenaga mereka untuk lekakukan pekrjaan yang di programkan oleh pemerintah adalah merupakan bentuk pemberian diri dari masyarakat secara langsung atau langsung bekerja dala kegiatan pembangunan. b. Memberikan bantuan atau partisipasi tidak selamanya dengan tenaga karna ada cara lain dari masyarakat untuk berpartisipasi seperti memberikan bahan material untuk pembangunan, memberikan uang untuk menyokong pelaksanaan pembangunan dan memberikan bantuak lain berupa makanan, minuman dan lain sebaginya. Bentuk partisipasi ini merupakan bentuk kepedulian dari masyarakat untuk ikut terjun bersama dalam pekerjaan. Karna tidak semua dari masyarakat dapat ikut bersama-sama bekerja sehingga ada masyarakat lain yang merasa tidak bisa terlibat mereka memberikan bantuan berupa hal-hal demikian. Dan ada juga msyarakat yang mampu menyediakan bahan-bahan tersebut walaupun dia ikut bersama dalam pekerjaan tapi mereka tetap
memberikan sumbangan tersebut karna itu merupakan bentuk dari rasa kebersamaan yang ada di desa Ammat. 4. Strategi yang baik mampu memunculkan minta atau partisipasi dari masyarakat sehingga dari pasrtisipasi tersebut dapat menciptakan pembangunan yang baik pula. Hasil dari strategi pemerintah Desa Ammat dalam meningkatkan partisipasi masyrakat terhadap pembangunan antara lain yaitu : a. Pembuatan Jalan produksi atau Jalan Kebun b. Pembuatan Jalan menuju Sekolah SMA KARYA PERTIWI c. Membangun 3 ruangan untuk SMA KARYA PERTIWI d. Membangun Kantor Desa e. Memabangun Gereja Keberhasilan tersebut dipahami oleh masyarakat dan pemerintah desa adlah merupaka wujud dari kebersamaan yang terjalin antara semua pihak yang terkain baik pemerintah Desa maupun dari masyarakat itu sendiri. A. Saran Dari kesimpulan tersebut maka penulis memberikan saran agar proses pengembangan strategi untuk meningkatkan partisipasi dari masyaraka yaitu : 1. Pemerintah lebih memantapkan diri sebagai pemegang kendali dalam pembangunan sehingga pekercayaan dari masyarakat itu tetap ada. Dan menjaga kepercayaan yang masyarakat berikan sebagai pemegang kendali dalam setiap pembangunan. Perlu adanya transparansi dari pemerintah dalam pelaksanaan pemerintahan untuk menjadikan pola pikir masyarakat ke arah positif dan tidak berpikir negatif kepada pemerintah. 2. Pemerintah menyiapkan langkah-langkah atau cara-cara lain untuk mempengaruhi masyarakat dalam berpartisipasi. Memberikan ruang yang besar untuk masyarakat dalam memberikan pendapat ataupun kritikan kepada pemerintah. Selalu membangun hubungan yang baik dengan semua elemen masyarakat. 3. Pemerintah dan masyarakat harus berjalan bersamaan dalam proses pembangunan di Desa sehingga memungkinkan pembangunan berjalan lancer. Dan masyarakat lebih meningkatkan partisipasi sahingga proses pembangunan berjalan sebagaimana mestinya. 4. Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan hubungan atau kordinasi dengan baik sehingga akan memunculkan banya keberhasilan dalam pembangunan. Lebih menjaga suasana harmonis antara pemerintah, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri dan tetap menjaga semboyan “Sansiotte Sampate-Pate” yang berarti Berdiri Sama Tinggi Duduk Sama R Daftar Pustaka Bintarto R, 1968, Beberapa Aspek Geografi, Karya, Jogyakarta. Dwiningrum, SIA, Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar,Yohyakata. Hadi Sutrisno, 1986, Metodologi Researc, Fakultas Psikologi UGM, Jogyakarta.
Khairuddin H, 1992, Pembangunan Masyrakar, Liberal, Jogkyakarta. Moleong Lexi, J, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosda Karya, Bandung. Nasution, S, 2001, Metode Research, Bumi Askara,Jakarta. Pamudji, S, 1978, Kepemimpinan Pemerintahan Di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta. Poerwadamita, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Indonesia, Jakarta. Saparin, Sumber, 1979, Tata Pemerintahan dan Administrasi pemerintahan Desa, Ghalia. Siagian, S.P, 1983, Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta. Siagian, P.S (1991). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta Sudirwo, D. (1985). Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah dan Pemerintahan Desa. Bandung: Aksara. Sumpeno, Wahjudin, 2011, Perencanaan Desa Terpadu, Read, Banda Ace. Tjiptono, Fandi,1996, Manegemen Pemasaran Jasa, Gramedia, Jakarta. Wilson, Aubrey, 1982, Managejemen Pemasaran Jasa, PT, Pustaka Biramen Perindo, Jakarta. Indonesia, Jakarta Sumber Lain : Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014: Tentang Desa Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 : Tetang Desa