Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Oleh: Ade Cahyaningsih Guru SMP N 1 Cirebon ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah bahwa aktivitas belajar siswa kurang kondusif dan proses pembelajaran yang diberikan belum berorientasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga siswa kesulitan menganalisis informasi yang ada, cenderung menerima apa adanya informasi yang disampaikan maupun yang tertulis dalam buku, dan pasif dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari permasalahan yang diajukan guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, mengetahui hubungan antara aktivitas belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis, serta untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi. Aktivitas belajar siswa dinilai dengan menggunakan lembar observasi, kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan menggunakan tes dalam bentuk pilihan ganda, dan respon siswa dinilai dengan menggunakan lembar angket respon. Hasil penelitian menunjukan (1) keterlaksanaan penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash memilki kriteria sedang, (2) peningkatan aktivitas belajar siswa memiliki kriteria sangat baik, (3) penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, (4) terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan multimedia berbasis macromedia flash, (5) respon siswa terhadap penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi memiliki kriteria sangat baik. Kata kunci: Multimedia berbasis Macromedia Flash, Sistem ekskresi, aktivitas belajar, berpikir kritis PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Cirebon melalui wawancara dengan guru IPA Biologi dan pengamatan langsung dalam proses pembelajaran, menunjukkan aktivitas belajar siswa yang kurang kondusif dan proses pembelajaran yang diberikan belum berorientasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga siswa kurang dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini mengakibatkan rendahnya aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa kesulitan menganalisis informasi yang ada, cenderung menerima apa adanya informasi yang disampaikan maupun yang tertulis dalam buku, dan pasif dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari permasalahan yang diajukan guru, serta mengemukakan ide ataupun gagasan penyelesaian masalah. Multimedia merupakan kombinasi dari berbagai media seperti, audio, video, grafis, dan lain sebagainya. Kelebihan dari multimedia adalah memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar secara individual maupun secara kelompok. Selain memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi, media komputer juga memberikan rangsangan yang cukup besar dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa (Kustandi, & Sutjipto, 2011: 78). 44
ISSN 1693-7945
Vol.VII No. 3A Jan 2016
Berdasarkan hasil penelitian Yarden (2006), Danton (2007), dan Mayer (2002) pembelajaran pada materi biologi dengan menggunakan media animasi membantu siswa menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjang, dan penggunaan animasi interaktif lebih efektif dan disukai siswa daripada animasi statis dalam mempelajari metode PCR (Polymerase Chain Reaction), serta penggunaan prediksi dengan animasi meningkatkan interaktivitas animasi selama proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penggunaan multimedia berbasis macromedia flash dengan judul “Efektivitas Penggunaan Multimedia berbasis Macromedia Flash pada Pokok Bahasan Sistem Ekskresi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash, untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, untuk mengetahui hubungan antara aktivitas belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan multimedia berbasis Macromedia Flash, untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode eksperimen. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah permasalahan asosiatif yaitu suatu pernyataan yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih. Hubungan yang terjadi adalah hubungan kausal yaitu hubungan sebab akibat, ada variabel independen (yang memepengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi). Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi-Experimental, menurut Creswell (2010: 242) desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi-Experimental Design dengan Randomized control-Group Pretest-Postest. Alur penelitian terdiri dari tahap studi literasi, studi lapangan, perumsan masalah, validasi soal, pretest, pelaksanaan pembelajaran dengan diterapkannya multimedia bebrasis macromedia flash dan observasi aktivitas belajar, posttest, analisis data, hasil penelitian, dan kesimpulan Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Cirebon. Pelaksanaan penelitian dijadwalkan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (Cluster random sampling) sebanyak 2 kelas dengan jumlah 80 siswa. Satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen yaitu pembelajaran biologi menggunakan multimedia berbasis macromedia flash, sedangkan satu kelas yang lainnya digunakan sebagai kelas kontrol yaitu pembelajaran biologi dengan menggunakan media charta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar obeservasi, tes, dan angket respon. Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data kualitatif yaitu hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran dan angket respon siswa terhadap penerapan multimedia berbasis macromedia flash, dan data kuantitatif yaitu tes hasil kemampuan berpikir kritis siswa. data kualitatif dianalisis menggunakan format analisis konsep, dan analisis deskriptif menggunakan rubrik, sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik inferensi untuk menguji hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berupa keterlaksanaan penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi, peningkatan aktivitas belajar siswa, peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, hubungan antara aktivitas belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, dan respon siswa terhadap penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi. 45
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Keterlaksanaan proses pembelajaran dikelas eksperimen maupun kontrol sama-sama menggunakan metode reciprocal learning, diskusi, dan tanya jawab, tetapi yang membedakan adalah pada kelas eksperimen menggunakan multimedia berbasis macromedia flash sedangkan kelas kontrol menggunakan media charta. Uji N-Gain dipergunakan untuk memperoleh nilai pengaruh penggunaan multimedia berbasis macromedia flash pada kelas eksperimen dan nilai pengaruh penggunaan media charta pada kelas kontrol, seperti pada Tabel 1. Statistics TabelDescriptive 1. Descriptive Statistics N-Gain N N Gain eksperimen N Gain kont rol
39 37
Minimum .31 .00
Maximum .77 .40
Mean .6182 .1054
Berdasarkan hasil analisis data, kelas eksperimen memiliki nilai minimum N-Gain 0,31, nilai maksimum N-Gain 0,77, dan nilai rata-rata N-Gain 0,61 dengan kriteria sedang, yang artinya pengaruh penggunaan multimedia berbasis macromedia flash dalam pembelajaran sistem ekskresi memiliki kriteria sedang, sementara pada kelas kontrol memiliki nilai minimum N-Gain 0,00, nilai maksimum N-Gain 0,40, dan nilai rata-rata N-Gain 0,10 dengan kriteria rendah, yang artinya pengaruh penggunaan media charta dalam pembelajaran sistem ekskresi memiliki kriteria rendah. Keterlaksanaan kegitan belajar dengan penerapan multimedia berbasis macromedia flash dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar.1. Siswa sedang menyimak dan berdiskusi (sumber: dokumen penelitian) Keterlaksanaan penggunaan multimedia berbasis macromedia flash pada kelas eksperimen lebih baik daripada keterlaksanaan penggunaan media charta pada kelas kontrol, karena keterlaksanaan penggunaan multimedia berbasis macromedia flash pada kelas eksperimen lebih baik daripada keterlaksanaan penggunaan media charta pada kelas kontrol, karena multimedia berbasis macromemdia flash dapat menirukan objek asli organ ekskresi manusia serta keseluruhan proses yang terjadi pada sistem ekskresi, sehingga siswa lebih gampang dalam memahami materi tersebut. Seperti dikatakan oleh Ramadianto (2008: 9), bahwa Macromedia Flash adalah sebuah program multimedia dan animasi untuk berkreasi membuat aplikasi-aplikasi unik, animasi-animasi interaktif pada halaman web, film animasi kartun, presentasi bisnis maupun kegiatan belajar mengajar. Hal ini juga dapat diperkuat oleh penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Yarden (2006), Danton (2007), dan Mayer (2002), bahwa pembelajaran pada materi biologi dengan menggunakan media animasi membantu siswa menyimpan informasi 46
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
dalam ingatan jangka panjang, dan penggunaan animasi interaktif lebih efektif dan disukai siswa daripada animasi statis dalam mempelajari metode PCR (Polymerase Chain Reaction), serta penggunaan prediksi dengan animasi meningkatkan interaktivitas animasi selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, maka dilakukan analisis data aktivitas belajar siswa pada pertemuan terakhir yang dapat dilihat pada Lampiran 9. Rata-rata skor dan persentase tiap aspek indikator keaktifan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Skor dan Persentase Tiap Indikator Aktivitas Belajar Siswa Kode Rata-rata % Kriteria Indikator Skor 1 3.24 93.18 Baik 2 3.29 94.70 Baik 3 3.11 89.39 Baik 4 3.26 93.94 Baik 5 3.11 89.39 Baik
Persentase (%)
Keterangan Indikator: 1. Bekerjasama dengan teman satu kelompok 2. Bertanya dan menyampaikan pendapat padasaat kegiatan belajar 3. Bertukar pendapat antara teman kelompok 4. Bertanggung jawab mengerjakan tugas yang diberikan guru 5. Berprilaku jujur pada saat mengerjakan tugas Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 4.3 menunjukkan indikator bekerjasama dengan teman satu kelompok memiliki rata-rata skor 3,24 dengan kriteria baik, indikator bertanya dan menyampaikan pendapat pada saat kegiatan belajar memiliki rata-rata skor 3,29 dengan kriteria baik, indikator bertukar pendapat dengan teman kelompok memiliki rata-rata skor 3,11 dengan kriteria baik, indikator bertanggung jawab mengejrjakan tugas yang diberikan guru memiliki rata-rata skor 3,26 dengan kriteria baik, indikator berprilaku jujur pada saat mengerjakan tugas memiliki rata-rata skor 3,11 dengan kriteria baik. Maka keseluruhan rata-rata skor tiap indikator aktivitas belajar siswa setelah penerapan multimedia berbasis macromedia flash memiliki kriteria baik.
70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
63,16 31,58 0,00
0,00
5,26
Sangat Kurang Cukup Baik (B) Sangat Kurang (K) (C) Baik (SK) (SB) Kriteria
Gambar. 2. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa skor total keaktifan siswa yang belajar sistem ekskxeresi dengan menggunakan multimedia 47
ISSN 1693-7945
Vol.VII No. 3A Jan 2016
berbasis macromedia flash mencapai kriteria baik dan sangat baik sebesar 94,74%, sedangkan indikator keberhasilan minimum dalam penelitian ini adalah sebesar 70% mencapai kriteria baik atau sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa multimedia berbasis macromedia flash dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, sebagaimana dikatakan oleh Kustandi & Sutjipto ( 2011: 78), bahwa kelebihan dari multimedia adalah memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar secara individual maupun secara kelompok. Selain memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi, media komputer juga memberikan rangsangan yang cukup besar dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini juga dapat diperkuat oleh penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Yusup (2010), bahwa siswa yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran berbantuan komputer, baik secara individu maupun kelompok menunjukkan aktivitas belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak diberi perlakuan pembelajaran berbantuan komputer atau kelas dengan sistem pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Sugianto (2013) menunjukan bahwa pengembangan multimedia pembelajaran sistem reproduksi manusia dpat meningkatkan minat belajar, motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa Data kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem ekskresi didapat dari hasil pre test di awal, post tes diakhir pertemuan, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil analisis kategori persentase skor kemampuan berpikir kritis siswa per indikator dapat disajikan pada Tabel 4.6. Tabel. 3. Persentase kemampuan berpikir kritis siswa per aspek indikator Control Eksperimen Aspek RataIndikator Rata-rata % Kategori rata % Kategori 1 10.4 52 Kurang 15.3 76.6 baik 2 10.4 52 Kurang 14.8 74.2 Cukup 3 10.4 52 Kurang 14.9 74.61 Cukup 4 10.4 52 Kurang 15.1 75.66 Baik 5 10.4 52 Kurang 14.9 74.3 Cukup Keterangan Apek Indikator: 1. Memberikan penjelasan sederhana 2. Membangun keterampilan dasar 3. Menyimpulkan 4. Memberikan penjelasan lanjut 5. Mengatur srtategi dan taktik Berdasarkan Tabel 3, semua aspek indikator kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol memiliki skor 52% dengan kategori kurang, sementara pada kelas ekperimen aspek indikator memberikan penjelasan sederhana memiliki skor 76,6% dengan kriterian baik, aspek indikator membangun keterampilan dasar memiliki skor 74,2% dengan kategori cukup, aspek indikator menyimpulkan memiliki skor 74,61% dengan kategori cukup, aspek indikator memberikan penjelasan lanjut memiliki skor 75,66% dengan kategori baik, dan aspek indikator mengatur strategi dan taktik memiliki skor 74,3% dengan kategori cukup. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang menggunakan multimedia berbasis macromedia flash lebih baik dari pada kelas yang menggunakan media charta. Untuk menguji hipotesis perbedaan peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa yang menerapkan multimedia berbasis macromedia flash dan kelas yang 48
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
tidak menerapkan multimedia berbasis macromedia flash, menggunakan Uji independent samples T test SPSS 20 for windows. Ringkasan hasil uji independent samples T test dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Independent samples T test Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F VARIABEL PENELITIAN Equal variances assumed Equal variances not assumed
22.714
Sig. .000
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Std. Error Dif f erence Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
11.987
74
.000
22.800
1.902
19.010
26.590
11.730
43.081
.000
22.800
1.944
18.880
26.719
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.10. tampak bahwa thitung adalah 11,987 sedangkan ttable (0,05; 93) adalah 1,663, maka dapat disimpulkan t hitung lebih besar daripada t tabel. Hal ini menunjukan terdapat perbedaan signifikan antara kelas yang menerapkan multimedia berbasis macromedia flash dengan kelas yang menerapkan media charta. Ini menunjukkan bahwa penggunaan multimedia berbasis macromedia flash lebih baik daripada menggunakan media charta. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang menggunakan multimedia berbasis macromedia flash lebih baik dari pada kelas yang menggunakan media charta, hal ini terjadi karena multimedia berbasis macromedia flash memiliki konten yang lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan materi sistem eskskresi seperti video, game dan animasi organ ekskresi manusia serta proses ekskresi manusia, sehingga siswa dapat terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari tayangan multimedia tersebut. Gambar tayangan video, animasi, dan game dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Tayangan video, animasi, dan game Hal ini dapat diperkuat oleh penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Weay dan Masood (2014) penggunaan multimedia dapat meningkatkan kemampuan dalam penalaran sejarah dan berpikir kritis mahasiswa, sedangkan menurut Eman dan Hasna 49
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
(2014) penggunakan cerita digital berbasis multimedia dan instruksi Weblogs efektif dalam meningkatkan penulisan narasi EFL dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan multimedia berbasis macromedia flash diuji dengan uji korelasi. Tabel 5. Uji Korelasi Correlatio ns
Kendall's t au_b
Aktiv itas belajar
Kemampuan berpikir kritis Spearman's rho
Aktiv itas belajar
Kemampuan berpikir kritis
Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N
Aktiv itas belajar 1.000 . 38 .906** .000 38 1.000 . 38 .954** .000 38
Kemampuan berpikir kritis .906** .000 38 1.000 . 38 .954** .000 38 1.000 . 38
**. Correlation is signif icant at the 0. 01 lev el (2-tailed).
Pada korelasi Kendall’s diperoleh rk = 0,906 dan Sig. 0,000 sedangkan pada korelasi Spearmen rs= 0,954 dan Sig. 0,000, karena semuan nilai P-value/Sig. < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan kemampuan berpikir kritis siswa. koefesien determinasi (r) sebesar 0,95, hal ini menunjukan 95% kemampuan berpikir kritis siswa dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa setelah penerapan multimedia berbasis macromedia flash. Data respon siswa terhadap penggunaan multimedia berbasis macromedia flash diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa. Adapun persentase respon siswa per indikator ditunjukkan pada table 6. Tabel. 6 Persentase Respon Siswa Per Indikator Persentase Respon Siswa Perindikator Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 63 73.68 100 63.16 100 55.3 53.9 0 sangat setuju 38 26.32 0 34.21 0 31.6 44.7 100 Setuju 0 0 0 2.632 0 10.5 1.3 0 kurang setuju 0 0 0 0 0 2.6 0 0 tidak setuju Keterangan Indikator Respon Siswa: 1. Respon terhadap pembelajaran sistem ekskresi dengan menggunakan multimedia berbasis macromedia flash 2. Aktivitas kegiatan belajar 3. Manfaat gambar animasi 4. Efektifitas waktu dalam pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis macromedia flash 5. Media dalam pembelajaran biologi 6. Pemahaman materi 7. Kemampuan berpikir kritis siswa 8. Mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari 50
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Persentase (%)
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis macromedia flash pada materi sistem ekskresi. Hal ini ditunjukkan dari data jumlah siswa yang menyatakan sangat setuju pada tiap item sebesar 70%, setuju sebesar 28,77%, dan kurang setuju sebesar 1,05%. Total skor dari seluruh item respon sebesar 2280, sedangkan total skor tertinggi sebesar 2101, yang artinya data tersebut memiliki kriteria sangat baik. Hasil tersebut menunjukan bahwa respon siswa sangat baik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis macromedia flash pada materi sistem ekskresi. Dapat dilihat pada Gambar 4. 100,00 50,00 0,00
70,00 28,77
sangat setuju
setuju
1,05
0,18
kurang setuju
tidak setuju
Kriteria
Gambar. 4. Persentase Respon Siswa Menurut siswa melalui angket respon menyatakan bahwa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis macromedia flash, mereka merasa lebih memahami materi pelajaran biologi khususnya sistem ekskresi manusia, dapat memotivasi semangat belajar, suasana kelas menjadi menyenangkan, waktu yang digunakan cukup dan efektif, konsep sistem ekskresi menjadi lebih mudah dikuasai dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan gambar animasi dapat menghilangkan kejenuhan dalam kegiatan belajar mereka, hal ini juga ditunjukan oleh hasil penelitian Yarden (2006) bahwa penggunaan animasi interaktif lebih efektif dan disukai siswa daripada animasi statis.
KESIMPULAN Simpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa keterlaksanaan penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi memilki kriteria sedang , peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi memiliki kriteria sangat baik dan skor tiap indikator aktivitas belajar siswa memiliki kriteria baik , penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan rata-rata skor lebih tinggi yaitu 75 sedangkan kelas yang tidak menggunakan multimedia berbasis Macromedia Flash memiliki rata-rata skor lebih rendah yaitu 52, terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan multimedia berbasis macromedia flash, dengan koefesien determinasi (r) sebesar 0,95, respon siswa terhadap penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash dalam pembelajaran sistem ekskresi memiliki kriteria sangat baik, dengan total skor tertinggi sebesar 2101. DAFTAR PUSTAKA Danton. 2006. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making Effective, HighQuality Teaching Animations (Versi Elektronik). Life Sciences Education. 5: 255– 263. 51
ISSN 1693-7945
Vol.VII No. 3A Jan 2016
............ 2007. The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention (Versi Elektronik). Life Sciences Education. 6: Hal 217–223 Kustandi, C. & Sutjipto, B. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia Mayer, Richard E. 2002. Animation as an Aid to Multimedia Learning (Versi Elektronik). Educational Psychology Review. Vol. 14 Sadiman, et al. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada Sugianto. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Sistem reproduksi Manusia Berbasis Multimedia. Tesis Universitas Negeri Semarang. Creswell, Jhon W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Putaka Pelajar Weay & Masood. 2014. “The Potential Benefits of Multimedia Information Representation in Enhancing Students’ Critical Thinking and History Reasoning”. World Academy of Science, Engineering and Technology. 8, (12), 3589-3591 Yarden, A., 2006. “Supporting Learning Biotechnological Methods using Interactive and Task Included Animations”. Department of Science Teaching, Weizmann Institute of Science. Hal. 131-134 Yusup, M.O. 2010. ”Effects Of Computer Assisted Instruction (CAI) on Secondary School Students’ Performance In Biology”. The Turkish Online Journal of Educational Technology. 9, (1), 62-69.
52