VOLUME IX | NO. 86 / OKTOBER 2014
Chatib Basri
Disukai karena bersahabat dan ahli menyederhanakan “bahasa ekonomi”. Reputasinya diakui di dalam dan luar negeri. Kesayangan semua kalangan.
1 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
ISSN 1907-6320
Rapat triwulanan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) digelar di Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Senin (5/10). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Chatib Basri bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad dan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Kartiko Wirjoatmodjomembahas perkembangan sistem kestabilan keuangan, baik di sektor perbankan, pasar modal, serta sektor keuangan lainnya baik dari sisi global maupun domestik. Foto
Kukuh Perdana
2 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
daftar isi
Dari Lapangan Banteng 5 Eksposur 6-9 Lintas Peristiwa 10-11 Laporan Utama Kesayangan Semua Kalangan 13 Bermain Analogi Bersama Chatib Basri 16 Infografis 19 Seniman yang Menjadi Menteri Keuangan 20 Berbagai Tantangan Ekonomi Telah Menanti 21 Mereka Menilai Chatib Basri 23 Bagaimana Chatib Mengawal Ekonomi 25 Reportase Pemerintah Terbitkan ORI011 28 Konferensi Growing Strategies for a Rising Indonesia 29 Profil Kantor Muara Penyusunan Anggaran Negara 30 Profil Tak Gentar Mengupayakan Pengamanan Hak Negara 32 Info Kebijakan Tantangan Ekonomi Indonesia Baru 32 Kolom Ekonom Inovasi Untuk Kemajuan Indonesia 40 Opini Nasionalisasi Sumber Daya Alam 44 Review Menteri Keuangan Kembali Atur Batasan Defisit APBD 46 Inspirasi Mariana: Think Global 48 Renungan Melepaskan Beban Masa Lalu 50 Resensi Buku 51 Resensi Wisata Pacitan dan Pantai-Pantai Penuh Keindahan 52 Celengan Cerita dari Juara Asia 54 3 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
4
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Dari Lapangan Banteng
Chatib Basri
T
idak banyak yang bisa menjelaskan rumus ekonomi pemerintah dalam paparan yang dapat dimengerti dengan mudah. Namun Chatib Basri berbeda, dia dapat menjelaskan rumus ekonomi dengan bahasa yang sederhana. Dia memposisikan dirinya sebagai orang awam untuk menjelaskan rumus ekonomi. Latar belakang dari lingkungan akademik menggugah dirinyanya untuk membuat orang mengerti mengenai suatu persoalan. Awal dari ketidaksukaannya pada bidang ekonomi ternyata membawa berkah. Berbekal pergaulan dengan dosen-dosen Fakultas Ekonomi yang mampu menjelaskan dengan gampang, mengubah Chatib menjadi mencintai ekonomi. Tepat 17 bulan lalu, Chatib Basri pun dilantik menjadi Menteri Keuangan. Salah satu kebijakan pada masa kepemimpinannya adalah mengenai percepatan dwelling time di tanjung priok. Kebijakan tersebut diambil pada saat jelang lebaran. Barang-barang yang stuck lama di Tanjung Priok dapat mengakibatkan kenaikan harga. Hal itu membuat Chatib harus meyakinkan bahwa proses logistik barang bisa cepat dan berlangsung secara benar. Dengan usahanya, dwelling time pun dapat turun dari 100 persen menjadi 40 persen. Di dunia Internasional, Chatib membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih dipandang. Cara yang Chatib tempuh yaitu
www.kemenkeu.go.id
@KemenkeuRI
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
melalui jalur komunikasi. Dia merasa harus selalu berbicara untuk menjelaskan mengenai guidance dan policy yang dilakukan. Sebelumnya, Indonesia agak susah untuk request meeting dengan negara-negara maju. Namun saat ini Menteri Keuangan Amerika Serikat, Menteri Keuangan Jepang dan Menteri Keuangan Jerman sendiri yang meminta meeting dengan Indonesia. Selain mengulas mengenai sosok Chatib Basri, Media Keungan edisi Oktober juga mengulas sosok Bahaduri Wijayanta, Kepala KPUBC Tipe A Tanjung Priok yang tak gentar mengupayakan pengamanan hak Negara. Kami juga mengulas sosok yang menginspirasi, Mariana Dyah Savitri, yang mempunyai mempunyai prestasi akademik maupun karir di usia yang terbilang muda. Bagi Anda yang rindu wanginya laut, Media Keuangan kali ini ingin menggugah Anda untuk mengunjungi pantai-pantai di Pacitan. Pantai Klayar yang merupakan pantai yang sedang naik daun di Pacitan. Pantai yang bersih, air berwarna biru (kadang terlihat tosca) dan penduduk yang ramah adalah poin yang Pantai Klayar tawarkan. Selain itu ada juga pantai banyutibo, yang memiliki air terjun di bibir pantainya. Selamat membaca.
Diterbitkan oleh: Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Pelindung: Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri. Ketua Pengarah: Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Kiagus Ahmad Badaruddin. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Yudi Pramadi. Pemimpin Redaksi: Herry Siswanto. Redaktur Pelaksana: Dianita Suliastuti. Dewan Redaksi: Supriyatno, Rizwan Pribhakti, Agung Ardhianto, Fery Gunawan. Redaktur Unit Eselon I: Arief Rahman Hakim (DJBC), Wawan Ismawandi (BPPK), Windraty Ariane Silagan (Ditjen PBN), Dendi Amrin (DJP), Sri Moedji Sampurnanto (DJA), Budi Prayitno (Itjen), Fachroedy Junianto (DJPK), Adya Asmara Muda (BKF), Syahruddin (DJPU), Dwinanto (DJKN). Redaktur Foto: Gathot Subroto, Muchamad Ardani, Harries Rinaldi, Fr. Edy Santoso, Langgeng Wahyu P, Kukuh Perdana, Faisal ismail, Dito Mahar Putro, Ronald G. Panggabean, Ganang Galih Gumilang, Muhammad Fath Kathin, Yusuf Anggara, Mujaini. Tim Redaksi: Hadi Siswanto, Yeti Wulandari, Rahmat Widiana, Titi Susanti, Budi Sulistyo, Ahmady Muhajiri, Praptono Djunedi, Bagus Wijaya, Iin Kurniati, Dwinanda Ardhi, Farida Rosadi, Irma Kesuma Dewi, Amelia Safitri, Eva Lisbeth, Indri Maria, Danik Sulistyowati, C.S. Purwowidhu, M. Iqbal Pramadi, Rumanty Pardede, Syahrul Ramadhan, Hega Susilo, Qory Kharismawan, Cahya Setiawan, Aris Pramudhityo, Noor Afies Prasetyo, Wahyuddin, Shera Betania, Adhi Kurniawan, Pandu Putra Wiratama, Gondo Harto, Nyoman Andri Juniawan, Victorianus M. I. Bimo Adi. Desain Grafis dan Layout: Arfindo Briyan Santoso, Dewi Rusmayanti, Wardah Adina. Alamat Redaksi: Gedung Djuanda 1 Lantai 12, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Telp: (021) 3849605, 3449230 pst. 6328. E-mail:
[email protected]. Redaksi menerima kontribusi tulisan dan artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi. Bagi tulisan atau artikel yang dimuat akan mendapatkan imbalan sepantasnya.
5 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Eksposur
6 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Eksposur
Pakta Integritas Berlandaskan Pakta Integritas dalam melaksanakan pengawasan, Auditor dan Auditee sepakat untuk menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, serta senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara dengan sikap jujur, tertib, cermat, dan berpegang teguh pada nilai-nilai Kementerian Keuangan. FOTOGRAFER Putu Chandra Anggiantara
7 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Eksposur
8 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Eksposur
Matahari Sahabat Petani Bagi sebagian kita, terik matahari adalah sesuatu yang mesti dihindari. Namun, bagi para petani garam di Rembang, Jawa Tengah, terik justru dinanti. Penghasilan mereka sangat bergantung pada panas sang surya yang menguapkan air laut menjadi kristal-kristal garam. Setelah setengah tahun lebih menanti datangnya musim kemarau, para petani dapat bergembira memanen pikul demi pikul kristal asin itu.. FOTOGRAFER Tino Adi Prabowo
9 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Lintas Peristiwa
Kementerian Keuangan Melaksanakan Pemotongan Hewan Qorban
7 / 10
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan K.A. Badaruddin bersama segenap pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan menyaksikan pemotongan hewan Qorban di lingkungan kantor pusat Kementerian Keuangan, Jakarta pada Selasa (7/10). Dalam sambutannya Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan K.A. Badaruddin berharap segenap pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan dapat menteladani cerita tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terkait Qorban. Teks Amelia Safitri
Foto Anas Nur Huda
Menkeu dan Wamenkeu Terima Penghargaan Bintang Mahaputra dari Presiden
13 / 10
Menteri Keuangan M. Chatib Basri menerima penganugerahan Bintang Mahaputra Adipradana, sedangkan Wakil Menteri Keuangan I Anny Ratnawati dan Wakil Menteri Keuangan II Bambang P.S. Brodjonegoro menerima penganugerahan Bintang Mahaputra Utama, pada Senin (13/10). Penghargaan diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 89/TK Tahun 2014 yang ditetapkan pada tanggal 11 Oktober 2014, penyerahan penghargaan ini dilakukan sebagai penghargaan atas jasa-jasa yang luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan Negara. Teks Novita Asri
10 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Foto Abror/Fotografer Istana
Lintas Peristiwa
Wamenkeu II Buka Konferensi Internasional Terkait E-Budgeting
13 / 10
Wakil Menteri Keuangan II Bambang P.S. Brodjonegoro membuka konferensi internasional “Innovation in Local Government Revenue Raising dan E-budgeting”, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta pada Senin (13/10). Tema konferensi ini adalah “Improving Revenue Generation, E-budgeting, and Performance Reporting Towards Comparable Services Among Local Governments Across Boundaries”. Konferensi ini bertujuan untuk berbagi informasi dan pengalaman dari pelaku dan pejabat eksekutif di pemerintah daerah, serta para stakeholders yang berkaitan dengan upaya peningkatan pendapatan daerah dan pelaksanaan e-budgeting. Teks Amelia Safitri
Foto Anas Nur Huda
Anugerah Penghargaan Balai Lelang dan Pejabat Lelang Kelas II Terbaik 2013
14 / 10
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) memberikan penghargaan kepada lima Balai Lelang dan lima Pejabat Lelang Kelas II berprestasi 2013 pada Selasa (14/10) di Gedung Dhanapala, Jakarta. Dalam sambutannya sekaligus sebagai pembuka acara Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Hadiyanto menyampaikan Kebijakan Lelang bagi Balai Lelang dan Pejabat Lelang Kelas II akan terus diperbaiki, mengingat perkembangan dari waktu ke waktu terus meningkat baik dari jumlah, volume, frekuensi. Diharapkan Balai Lelang dapat menjadi agen perubahan berkaitan dengan compliens peraturan perundang-undangan dan teladan, sehingga dapat meningkatakan kredibilitas Pejabat Lelang dan menangkal praktek pencucian uang (money laundry). Teks & Foto Humas DJKN
Presiden SBY melepas 109 orang Penerima Beasiswa Presiden
15 / 10
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan President Lecture dan melepas 109 orang penerima Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) angkatan I Tahun 2014 pada Rabu (15/10). Dalam acara yang digelar di Ruang Auditorium Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian di Sentul, Jawa Barat itu, turut hadir Menteri Keuangan Chatib Basri selaku salah satu Dewan Penyantun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. BPRI merupakan program beasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan bekerja sama dengan kantor Kepresidenan. Teks Dwinanda Ardhi
Foto Anas Nur Huda 11 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Agenda Kementerian Keuangan November 2014
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Customs on the Street tanggal 23 November 2014 di Jl. Ir. H. Juanda, Dago, Bandung.
Direktorat Jenderal Pajak Sosialisasi e-Commerce tanggal 7 November 2014 di Medan.
Badan Kebijakan Fiskal Kepala BKF menghadiri pertemuan G20 FDM, FMM di Australia tanggal 11 s.d. 16 November 2014. Studies visit Project Capacity Development for Green Environment Policy pada tanggal 24 November s.d. 2 Desember 2014 di Jepang (JICA).
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Seminar Inspiring Future Leadership tanggal 3 November 2014 di Padang dan tanggal 6 November 2014 di Ambon yang dilaksanakan oleh Pusdiklat PSDM BPPK.
12 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Seminar nasional “Indonesia: Kiblat Baru Keuangan Syariah Dunia” tanggal 6 November 2014 di Sheraton hotel Surabaya (tentative). Panelis pada The Asset 9th Asean Bonds Market Summit tanggal 26 November 2014 di Singapura.
Laporan Utama
Kesayangan Semua Kalangan Chatib Basri ditunjuk oleh Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Keuangan ketika pemerintah dan DPR tengah intens menggodok kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Siang hari begitu dilantik pada tanggal 21 Mei 2013, Chatib langsung memimpin rapat internal membahas isu yang sensitif itu. Keesokan harinya, dia mengikuti rapat dengan Badan Anggaran DPR membahas skema pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Harga BBM bersubsidi dinaikkan sebulan kemudian.
Foto
Hega Susilo, Abdul Aziz
Teks
Dwinanda Ardhi
13 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Laporan Utama “SAYA TIDAK SEMPAT BERPIKIR APA-APA. Begitu dilantik sebagai menteri, siangnya langsung rapat,” kata Chatib mengenang peristiwa itu di kediamannnya, Selasa (21/10) lalu. Sebagai Menteri Keuangan, Chatib menggantikan posisi Hatta Rajasa yang merangkap jabatan Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan. Chatib sendiri sebenarnya bukan orang baru di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Mantan Menkeu Sri Mulyani Indrawati menunjuknya sebagai Staf Khusus sejak tahun 2005 hingga 2010. Di lingkungan pemerintahan, dia juga sempat menjadi Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Hampir 1,5 tahun memimpin Kemenkeu, sosok Chatib disukai karena piawai menjalin komunikasi dengan berbagai pihak sekaligus ahli menyederhanakan “bahasa ekonomi”. Kehadirannya sebagai menteri diterima bukan hanya di lingkungan internal, melainkan juga oleh pelaku pasar, anggota parlemen, hingga dunia internasional. Dia menjadi menteri kesayangan semua kalangan. Menurut Sekretaris KEN, Aviliani, terdapat perubahan yang terasa di lingkungan Kemenkeu pada masa kepemimpinan Chatib. Sebagai “orang makro”, kata Aviliani, Chatib menguasai persoalan APBN dengan baik. Hal ini salah satunya tercermin dari pandangan Chatib soal subsidi BBM. Dia dinilai berani mengungkapkan alternatif pengurangan anggaran subsidi, antara lain dengan mekanisme fix subsidy atau mencabut subsidi dengan menaikkan harga tiga ribu rupiah. “Itu hal yang bagus sekali untuk diungkapkan karena tidak semua menteri berani melakukannya di publik,” kata Aviliani. Chatib juga dipandang piawai dalam menjalin komunikasi. Bukan hanya di lingkungan internal Kemenkeu dan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Chatib dianggap berhasil merebut hati pelaku pasar, ekonom, dan parlemen. “Masukan-masukan dari luar banyak yang
14 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
diakomodasi, sehingga tidak banyak kritik terhadap Pak Chatib,” ungkap Aviliani. Dalam kesempatan berbeda, I Wayan Reda, Peneliti Senior di Center for Argicultural Policy Study, sepakat dengan pandangan Aviliani. Kuatnya pemahaman Chatib dalam hal makroekonomi membuatnya unggul dalam mengambil kebijakan. “Beliau pengambil keputusan yang selalu dilandasi dengan analisis komprehensif demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,” kata Wayan. Sosok Chatib juga tidak mengalami resistensi karena dipandang konsisten dalam menjalankan kebijakan. Di lingkungan internal, Chatib dipandang berhasil memunculkan kenyamanan bekerja di antara bawahannya. Arif Baharudin, Kepala Pusat Harmonisasi dan Analisis Kebijakan (Pushaka), Sekretariat Jenderal, menilai Chatib sebagai pribadi yang logic, prudent, dan mementingkan prinsip governance dalam mengambil setiap kebijakan. Emosinya sangat stabil, sehingga para staf Pushaka yang setiap hari mendampingi sang menteri tak mengalami hambatan berarti dalam menjalankan tugas.
Secara personal, lanjut Arif, Chatib adalah orang yang sangat bersahabat, ramah, namun tegas dalam mengambil keputusan. “Kegemaran pada seni seperti lukisan, musik, dan karya sastra, yang melekat pada Pak Chatib berpengaruh pada kepribadian beliau yang tenang, santai, dan sesekali diselingi humor,” ungkap Arif. Di mata pengajar Australia National University (ANU), Hal Hill W. Arndt, sebagai Menteri Keuangan, keandalan Chatib meyederhanakan “bahasa ekonomi” yang terkadang kompleks adalah nilai lebih. Secara teknis, dia tak memiliki kesulitan berarti menyelesaikan kuliah master ekonomi di ANU yang ketat. Dalam pandangan Hal, Chatib dapat dengan mudah berbicara mengenai topik teknis yang kompleks, baik ekonomi makro maupun mikro, begitupun juga topik ekonometrika yang rumit. Lebih jauh, dia juga memiliki intuisi yang gesit, mampu memikirkan pertanyaan yang kompleks dan menyederhanakannya menjadi intisari-intisarinya. Setiap kali berdiskusi dengan Hal, Chatib selalu dengan cepat memahami poin-poin kunci. “Hal ini pastinya menjadi atribut yang mencolok dalam rapat dengan presiden dan anggota kabinet lainnya,” ungkap Hal.
Laporan Utama Atas segala nilai lebihnya sebagai ekonom, Hal bahkan tak rahu menyebut Chatib sebagai “ekonom dari para ekonom”.
Menjaga pasar Di mata pelaku pasar, Chatib menjadi kesayangan karena usahanya yang selalu menjamin dan memberikan kepastian kondisi ekonomi kepada mereka. Termasuk pada masa pemilihan umum legislatif serta presiden dan wakil presiden. Menurut Chatib, bersama dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dirinya berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi selama hajatan rakyat tersebut berlangsung. Yang dikhawatirkan saat itu adalah adanya kepentingan politik dalam pengambilan kebijakan. “Bersyukur Pak Agus dan saya berasal dari kaum profesional yang tidak involve di dunia politik,” kata Chatib. Pada kondisi normal, komunikasi yang intens dengan pelaku pasar, media, dan parlemen selalu dia lakukan. Perkembangan kondisi ekonomi dan langkah-langkah kebijakan yang disiapkan pemerintah juga selalu dikomunikasikan sampai di dunia internasional. “Seperti misalnya di Singapura, saya menerima wawancara dengan CNBC, Channel News Asia, Reuters, dan media-media lain. Mereka sangat konsen mengenai isu proteksionisme, nasionalisme ekonomi, dan kontinuitas kebijakan kita, maka hal itu selalu kita sampaikan,” ungkap Chatib. Chatib berpandangan bahwa menjaga pasar dengan menjalin komunikasi secara kontinyu adalah hal yang sangat penting. “Saya sengaja sering memberikan statement terutama kepada pers asing,” kata Chatib. Pada setiap pertemuan G20, Chatib selalu menyempatkan diri menerima wawancara media-media internasional. Perhatiannya pada urusan komunikasi ini membuat sosok Chatib sebagai Menteri Keuangan berbeda dari menteri-menteri lainnya.
Ekonomi ke Depan Pada kesempatan wawancara tersebut, Chatib sekaligus mengingatkan bahwa kondisi perekonomian global pada tahun
2015 tidak akan mudah. “Saya kira akan sangat berat,” kata Chatib. Kebijakan normalisasi yang akan dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat dapat membuat return dari menyimpan uang di sana akan lebih baik dibandingkan dengan di negara lain. Tidak tertutup kemungkinan arus modal keluar dari negara-negara emerging market seperti Indonesia. “Kalau itu terjadi, defisit fiskal bisa meningkat, rupiah melemah, sehingga kita harus membayar utang dengan lebih mahal,” lanjutnya. Menurut Chatib, situasi ini mesti diantisipasi karena tidak tertutup kemungkinan kondisi pada tahun 2013 dimana Bank Sentral melakukan pengetatan quantitative easing dapat kembali terulang.
"Saya mau main play station melawan anak saya. Oh dan juga main flappy bird." M. Chatib Basri Dengan pengalaman menjaga fiskal negara selama 1,5 tahun terakhir, Chatib memprediksi pertumbuhan ekonomi 6 persen pada tahun mendatang akan sulit dicapai. Jika Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan tingkat suku bunga, bukan tidak mungkin Bank Indonesia akan melakukan hal yang sama. “Kalau kita menaikkan bunga, defisit fiskal akan diperkecil, padahal di sisi lain recovery negara maju kemungkinan hanya terjadi di Amerika Serikat,” kata Chatib. Kondisi ini dapat berpengaruh pada ekspor yang diprediksi tidak akan terlalu tinggi. “Perkiraan saya tahun depan bisa tumbuh 6 persen sudah bagus,” lanjutnya.
Kebijakan antisipatif Dalam analisis Chatib, pemerintah dapat menyiapkan sejumlah kebijakan antisipatif menghadapi perekonomian tahun mendatang. Kuncinya ada pada kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi. Hal ini bahkan sudah disuarakan Chatib sejak
lama. Kebijakan ini dipandang akan efektif jika dilakukan sebelum Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan tingkat suku bunga. Sementara cara menggali penerimaan pajak dipandang bagus, tetapi prosesnya tidak bisa dilakukan secara cepat. Jika Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan tingkat suku bunga pada kuartal pertama tahun depan, maka mustahil untuk meningkatkan penerimaan pajak dalam waktu sekitar lima bulan. “Dalam proses pengambilan keputusan, kita dihadapkan bukan hanya pada kondisi bagaimana kebijakan harus diambil, tetapi juga melihat pertimbangan waktu pengambilan keputusan,” kata Chatib. Sebagai sosok yang diterima semua kalangan, Chatib selalu berusaha mengakomodasi masukan yang datang. Pada masa kepemimpinannya, wacana pemisahan Direktorat Jenderal Pajak dari Kementerian Keuangan cukup kencang didengungkan. Chatib menilai secara konsep, wacana tersebut bagus. Namun, ide tersebut harus memiliki dasar. Sebenarnya terdapat opsi lain untuk pengembangan institusi yang bertugas mengumpulkan penerimaan pajak. Jika opsi pemisahan yang dijalankan, menurut Chatib, maka perlu mengubah Undang-Undang Pajak, Undang-Undang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Perbendaharaan Negara. Keharusan mengubah undang-undang perlu dipertimbangkan karena di Indonesia prosesnya bisa memakan waktu bertahuntahun. Opsi kedua adalah memberikan fleksibilitas lebih kepada Direktorat Jenderal Pajak, misalnya dalam hal rekruitmen dan pemberian gaji. Namun, secara struktur tetap di bawah Kemenkeu. Setelah berakhirnya masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Chatib mengaku belum memikirkan rencana khusus. “Saya mau main play station melawan anak saya. Oh dan juga main flappy bird,” selorohnya di pengujung wawancara. Tampaknya sang menteri kesayangan pun ingin menjadi bapak kesayangan bagi anaknya.
15 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Laporan Utama
“Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Presiden Republik Indonesia mengangkat Dr. Muhamad Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II dalam sisa masa jabatan periode 2009-2014.”
Bermain Analogi Bersama Chatib Basri MENGENAKAN DASI MERAH, kontras dengan setelan jas hitam, tampak wajah tegang seorang pria yang sedang disumpah dihadapan orang nomor satu di Indonesia. Tepat 17 bulan lalu, tak ada waktu bereuforia, tak sempat bersukaria, yang ada hanyalah setumpuk tugas menanti di pelupuk mata. Ditemui Media Keuangan di kediamannya Selasa lalu (21/10), Dede - sapaan akrab Chatib Basri mengenang kembali masamasa ia ditunjuk menjadi menteri. Selang sehari pasca dilantik, Dede langsung berhadapan dengan anggota Badan Anggaran DPR RI dalam rapat perdana pembahasan kenaikan BBM. Pagi itu, langkah pertama Dede menjejakkan kaki di gedung kura-kura sebagai seorang Menteri Keuangan. Dede langsung diberi mandat untuk memuluskan RAPBNP 2013. Pukul 09.30, ia beserta sejumlah jajarannya telah datang, tetapi sampai waktu makan
16 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
siang, rapat urung dimulai. Ketika rapat terus berjalan sampai larut, DPR tak juga mengesahkan APBNP. Dede yakin kalau waktu itu ada upaya membuat pembahasan APBN makin alot. Bila tidak menemukan titik temu, mau tak mau harus kembali pada APBN lama yang berarti harga BBM gagal naik dan BLSM urung dilaksanakan. Akhirnya, keputusan pun ditentukan hampir tengah malam, APBNP disahkan melalui voting. Sejumlah media menyebutkan kejadian ini bagian dari orientasi DPR pada menteri baru, tetapi Dede mengelak. “Saya kira bukan diplonco, memang (kondisinya) itu tough karena pada waktu itu DPR berusaha cari argumen dari partai oposisi sedangkan kita tidak punya pilihan lain,” ungkapnya.
peneliti di Department of Economics, Research School of Pacific and Asian Studies, tahun 1994-2001. Berlatar belakang akademisi dan peneliti membuatnya selalu berpikir sebagai orang awam. “Mungkin karena saya orang bodoh, saya berusaha mengerti sesuatu dengan cara sederhana. Konsep itu jembatan keledai yang saya bangun untuk membuat saya mengerti mengenai satu persoalan. Cara berpikir ini yang akhirnya saya sampaikan kepada orang-orang,” kata Dede. Ia menyadari bahwa konsep sederhana membantunya melihat angle lain dalam suatu permasalahan.
Berbeda dengan Menkeu sebelumnya, Dede memulai karirnya sebagai asisten
Misalnya dalam fungsi matematika, Dede menganalogikan pertemuan X dan Y seperti pepatah jawa witing tresno jalaran soko kulino atau cinta tumbuh karena terbiasa. Persamaan X itu dipengaruhi oleh Y sehingga jika ada pertemuan X dan Y mereka jatuh cinta.
Teks
Foto
Jembatan keledai
Iin Kurniati
Anas Nur Huda
Laporan Utama Dengan kata lain kalau kurva X naik maka kurva Y juga mengikuti. Contoh mudah lainnya saat Dede melihat banyaknya investasi asing yang masuk ke dalam negeri akhir-akhir ini. Dede mengibaratkan investasi asing seperti air yang dimasukkan ke dalam gelas. Bila airnya penuh lalu ada guncangan maka air akan tumpah sementara jika airnya sedikit maka terjadi sebaliknya. Ini berarti, semakin banyak investasi asing masuk ke dalam negeri justru memiliki risiko tinggi.
Kebijakan prudent Pola pikir itulah yang membuat mantan murid Mari Elka Pangestu di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini selalu berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan. Dimata Direktur Penyusunan APBN, Kunta Wibawa, Dede merupakan sosok yang cermat dan teliti. “Pak Chatib jago makro (ekonomi), cepat belajar, cepat langsung tau kondisi dan langsung ketemu solusinya. Beliau lebih hati-hati, lebih halus,” ujar Kunta. Senada dengan Kunta, Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, Arif Baharudin menuturkan Dede selalu mengedepankan prinsip governance dan kehati-hatian dalam proses pengambilan keputusan, baik dari sisi substansi maupun legal formal. Ketika Dede terpilih, lanjut Arif, tidak banyak penyesuaian yang perlu dilakukan. Di satu sisi akuntabilitas publik dapat dijaga, di sisi yang lain kinerja yang terbaik juga tercapai tanpa harus terkekang rumitnya birokrasi. Keputusan yang diambil, tambah Arif, juga senantiasa berpegang pada amanah Presiden saat beliau dilantik, yaitu menjaga stabilitas fiskal, meningkatkan investasi, dan mendukung penciptaan lapangan kerja. Menurut Arif, pria yang pernah menjadi Sherpa dalam KTT G20 di Washington 2008 lalu ini rutin melakukan serangkaian pembahasan sebelum mengambil kebijakan. Apalagi
jika kebijakan tersebut memerlukan koordinasi lintas Kementerian/Lembaga, berpengaruh terhadap postur APBN, dan berdampak luas pada masyarakat. “Persis pada masa-masa awal beliau menjabat, dalam waktu singkat beliau mengeluarkan paket kebijakan ekonomi Agustus 2013 serta berkoordinasi intensif dengan Kemenperin dan Kemendag. Kebijakan ini kemudian cukup berhasil dalam memberikan efek positif terhadap penurunan defisit transaksi berjalan, minimal sampai dengan akhir tahun 2013,” terang Arif. Kala itu, kata Arif, pengambilan kebijakan dilakukan untuk mengatasi turbulensi ekonomi nasional. Dede berupaya mengatasi defisit neraca transaksi berjalan yang memiliki negative multiplier effects terhadap ketahanan fiskal. Berbekal pengalaman sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Arif menilai Dede memiliki pemahaman dan pengetahuan yang sangat luas terhadap organisasi, sistem nilai, sistem kerja, budaya, dan permasalahan yang ada di Kemenkeu. Selanjutnya, tahun 2013, Kementerian Keuangan tengah memasuki fase transformasi kelembagaan. Menurut Arif, ditunjuknya Dede sebagai Menkeu menjadi sesuatu yang positif bagi kelanjutan proses transformasi kelembagaan. Selama menjadi Kepala BKPM Dede turut andil dalam melaksanakan reformasi di sana, khususnya pada peningkatan pelayanan terhadap calon investor. Kemudian, Dede juga sempat dihadapkan pada masalah waktu menginap peti kemas di pelabuhan (dwelling time) Indonesia yang dinilai termasuk lama di kawasan Asia Tenggara. Dibandingkan negara lain seperti Singapura yang memakan waktu 1,5 hari, Malaysia selama 3 hari, di Indonesia kadang memerlukan waktu dwelling time lebih dari 10 hari. Untuk itulah, selama bulan puasa dan
jelang lebaran 2013, Dede mengutus Wakil Menteri Keuangan II kala itu, Mahendra Siregar untuk berkantor di Tanjung Priok. Ini dilakukan sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi kenaikan harga akibat proses logistik arus barang yang terhambat gara-gara dwelling time yang panjang. “Waktu itu bagaimana agar manajemen risikonya diperbaiki. Alhamdulillah, sebulan bisa turun 40 persen. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa menjadi 4-7 hari dari (semula) sekitar 11 hari,” ujar Dede. Ditambah lagi masalah larangan ekspor bahan mentah yang menuai pro kontra, Dede memandang bahwa Indonesia tidak mungkin bertahan hanya pada Sumber Daya Alam. Dede berkaca dari Negara Paman Sam dimana kini mereka menjadi produsen gas dengan harga terjangkau. Jika terus berlanjut, maka ketergantungan Amerika pada negaranegara middle east dan timur tengah akan berkurang. Akibatnya, harga energi bisa anjlok, tak menutup kemungkinan terjadi penurunan komoditi dan berimbas pada potensi pajak dan balance of pament. “Indonesia tidak bisa bergantung dari itu. Harus ada kebijakan bagaimana kita harus pindah dari negara yang hanya menghasilkan penghasil SDA kepada sebuah proses. Maka kita minta kepada perusahaan bergerak dibidang itu (energi) untuk membangun smelter,” tegas Dede. Pengamat ekonomi Aviliani memuji keberanian Dede tentang kebijakan larangan ekspor bahan mentah mineral. “Harusnya bukan Chatib sendiri, tapi dia berani melakukan itu. Walaupun masih ada pertentangan. Orang memang berharap industri hilirisasi yang bisa kedepan. Saya rasa itu suatu hal yang selama ini ditunggu-tunggu oleh masyarakat untuk menurunkan high cost economy,” urai Aviliani. Diakhir masa jabatannya pada KIB II, Dede menjadi Menteri Keuangan pertama yang menorehkan tanda tangan
17 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Laporan Utama
di uang Rupiah. “Ini pertama kali uang yang diemisi antara pemerintah dan BI selaku pihak independen. Walaupun bukan saya yang menjabat lagi tetap harus ada,” kata Dede seperti dikutip website kemenkeu.go.id di Jakarta pada Rabu (13/8). Dilatarbelakangi sebagai implementasi amanat Undang-Undang nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang, Pemerintah dan Bank Indonesia meluncurkan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tepat pada 17 Agustus 2014 lalu, uang kertas pecahan seratus ribuan tahun emisi 2014 mulai diedarkan sebagai mata uang NKRI. Dalam UU tersebut diamanatkan bahwa dalam pencetakan uang Rupiah harus mencantumkan tulisan NKRI, frasa
18 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
"Alhamdulillah, (dwelling time) sebulan bisa turun 40 persen. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa menjadi 4-7 hari dari (semula) sekitar 11 hari." M. Chatib Basri
Garuda Pancasila serta tanda tangan Menteri Keuangan dan Gubernur BI. Untuk gambar, perubahan dimungkinkan apabila yang diganti ialah gambar pahlawan.
Ke depan Wayan Reda Susila, seorang peneliti senior di Center for Argicultural Policy Study (CAPS) memandang Dede berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Ia berharap ke depan terjadi peningkatan penerimaan pajak, peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran di setiap kementerian. “Terakhir, semoga Menkeu baru mampu memperbaiki postur APBN supaya anggaran pembangunan meningkat signifikan sementara anggaran rutin dan subsisi untuk energi menurun. (Selain itu) Angaran pembangunan lebih difokuskan pada sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pangan, dan jaringan pengaman untuk orang miskin,” pungkasnya.
PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI INDONESIA Periode Menteri Keuangan Chatib Basri
5,8 (triwulan II 2013)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
5,7 (triwulan IV 2013)
5,1 (triwulan II 2014)
5,6 (triwulan III 2013)
5,2 (triwulan I 2014)
3,29
Inflasi (%)
1,07
1,12
1,03
0,09
-0,03
0,55
0,12
0,26
0,43
-0,02
-0,35
Perkembangan harga minyak (US/barel)
0,16
0,08
109,69 106,56
107,20
106,39
103,12 99,01
106,08
105,80
104,69
106,44 108,95
106,09
106,20
99,97
Lifting Minyak Mentah Indonesia (ribu barel per hari)
840,0
807,6
858,4
849,2
838,8
836,8
772,4
836,6
793,3
764,3
7,50 7,50
7,25
6,50
821,3
792,7
703,9
7,25 7,00
BI Rate (%)
838,0
7,50
7,50
7,50
7,50
7,50 7,50
6,00
5,75
6,21 5,52
5,52
5,61 5,27
n.a
5,94
5,48
5,36
5,40
14 20
14 Ju
ni
20 M ar et
01 3 D
es em be r2
01 3 pt em be r2 Se
20 ni
5,60
4,10
13
3,77
Ju
Suku Bunga SPN 3 Bulan (%)
5,54
Sumber: Direktorat Jenderal Angaran & Badan Pusat Statistik 19 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Laporan Utama
Seniman yang Menjadi Menteri Keuangan Chatib Basri tumbuh tak ubahnya remaja kebanyakan. Di masa sekolah, bungsu enam bersaudara dari pasangan Chairul Basri dan Nurbaiti ini gemar bermain skateboard (papan luncur). Dede, begitu panggilan akrabnya, bahkan sempat menjuarai pertandingan half pipe sepulau Jawa.
TEMAN SEPERMAINAN dan kakak kelasnya di SMA Kolese Kanisius, Wiyoso dan Lukas bercerita Chatib Basri adalah remaja yang pandai bergaul dan sangat santai. “Orangnya konyol, bercanda melulu, senang main teka-teki. Saya enggak pernah lihat dia serius”, kata Wiyoso. “Kita enggak ada gap generasi. Bandelnya juga sama. Di Kanisius enggak ada yang enggak bandel. ”, tambah Lukas. Lukas mengingat, ia bersama Chatib sering bermain bola tangan bersama. Ketika itu, anak-anak jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) selalu jadi panitia kejuaraan bola tangan. Mereka juga kerap berkumpul di Taman Kodok, Taman Lembang, atau di Parkir Timur Senayan untuk sekedar duduk-duduk dan mengobrol. “Kolese Kanisius dikenal sebagai lembaga pendidikan khusus lakilaki. Jadi kita lebih sering berkumpul dengan teman-teman karena jarang yang punya pacar”, kenangnya. Diceritakan oleh Chatib, di masa sekolahnya belum ada mal, aneka game, atau konser musik. Berbeda dengan anak zaman sekarang yang sering pergi ke restoran, ia dan teman-teman sebayanya dulu tidak punya uang. “Kalau pergi ngumpul cari tempat yang nggak bayar, termasuk saat merayakan
20 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
tahun baru. Kalau mau kelihatan gagah masuk lobi hotel enggak ngapa-ngapain, enggak bayar dan enggak pesen makanan”, ujarnya. Meskipun Chatib adalah adik kelas, ia juga turut menghadiri perpisahan kedua kakak kelasnya tersebut. Setiap tahun pada acara alumni day, Chatib juga selalu menyempatkan diri untuk hadir. “Ini menunjukkan bahwa dia gak pilihpilih teman”, kata Lukas. “Dia enggak pernah jaim kok sampai sekarang. Bahkan hingga saat ini jika bertemu sikapnya enggak berubah, masih menyapa elo-gue”, kata Wiyoso sambil tertawa. Chatib adalah siswa yang pandai. “Dia selalu meraih peringkat satu di sekolah. Hobinya membaca dan pengetahuannya luas”, kata Wiyoso. “Dia juga seneng main. Walaupun sudah jadi ilmuwan dia enggak kayak orang kutu buku, dia gaul aja”, kata Lukas. Baik Wiyoso maupun Lukas melihat sosok Chatib Basri saat ini sebagai orang yang punya idealisme dan sangat lurus. Meskipun tidak menjadi menteri lagi, mereka yakin Chatib pasti akan punya pekerjaan lain yang bagus.
Chatib lebih berminat pada sastra dan seni. Keponakan dari sastrawan dan penulis skenario Asrul Sani ini, sejak remaja senang bermain teater, sempat mengolah naskah secara serius dan bahkan menjadi asisten pementasan di Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Graha Bakti Budaya. “Tetapi orang tua saya mengatakan kamu enggak akan bisa hidup dengan kesenian. Saya disuruh sekolah yang (dianggap) bener agar jadi Insinyur, Sarjana Ekonomi, Sarjana Hukum atau Dokter”, katanya. Saat menentukan jurusan kuliah yang akan dipilih, Chatib lebih berminat pada politik. Namun temannya menyarankan agar Chatib juga memilih Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) sebagai pilihan pertama, baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip UI) pada pilihan kedua. Alasannya jika tidak lulus pada pilihan pertama, masih mungkin lulus pada pilihan kedua. “Setelah diumumkan, eh saya masuk ekonomi. Saya bingung juga”, kata pria kelahiran Jakarta, 22 Agustus 1965 ini.
Menjadi ekonom sebenarnya bukan cita-cita Chatib kecil. Dibesarkan dalam keluarga yang berdarah seni,
Mula-mula Chatib tidak menyukai ekonomi. “Saya pikir rasanya malas, kesannya semuanya berkaitan dengan untung rugi. Namun setelah banyak bergaul dan mengobrol dengan dosendosennya, Chatib mulai terkesan.
Teks
Foto
Irma Kesuma
Fr. Edy Santoso
Laporan Utama
Anak ketiganya diberi nama Amartya Chandrapradipta. Nama Amartya diambil dari nama ekonom dan filsuf berkebangsaan India, Amartya Kumar yang dikaguminya.
Mendukung komunitas Lovepink, gerakan sosial pejuang kanker payudara dengan berbagi pengalaman saat menemani istri tercinta berjuang melawan kanker payudara.
Chatib berteman baik dengan aktris Dian Sastrowardoyo. Suatu waktu, Dian berkunjung ke kantor Kemenkeu untuk keperluan riset tugas kuliah S2-nya. “Semua orang di kantor kepingin rapat sama Dian Sastro,” kata Chatib seraya tertawa.
Memiliki seekor anjing pudel putih bernama Marco.
Gandrung ber-selfie-ria dengan rekan kerja dan wartawan, seperti remaja dan selebriti.
Senang bermain Flappy Bird di ponselnya.
21 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Laporan Utama
besar. Dikatakannya, sejak menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modak (BKPM) tahun 2012 dirinya tidak pernah tidak pernah mengambil cuti. “Presidennya saja nggak pernah cuti masa saya mau cuti”, kata Chatib. Untuk menjaga keseimbangan hidup, Chatib selalu mencoba meluangkan waktu bersama keluarga. “Jam kantor normal, umumnya jam 8 malam sudah pulang. Saya nggak terlalu sering rapat malam. Sabtu atau Minggu kalau nggak terpaksa kerja saya habiskan bermain Play Station dengan anak. Saya temani dia potong rambut atau saya ajak dia jalan-jalan ke mal”, ujar suami Dana Iswara, mantan presenter senior untuk program berita di stasiun televisi ini. Beberapa dosen favoritnya antara lain Ibu Marie Pangestu, Profesor Iwan Jaya Azis, Dr. Sjahrir, dan Ibu Sri Mulyani. “Ibu Sri Mulyani pandai menjelaskan dengan cara yang gampang dan impresif. Mungkin itu yang membuat saya berubah dan suka”, kata pria berdarah minang ini.
memuji kemampuan intelektualnya. Ia memandang Chatib mampu menggabungkan pengetahuan teknis dengan kerangka kerja politik-ekonomi. Hal ini membuatnya dapat merumuskan kebijakan ekonomi yang “utama-danterbaik” maupun pilihan “kedua yang terbaik”, sesuai keadaaan politik.
Meski termasuk mahasiswa paling berprestasi, namun Chatib mengaku bahwa sebenarnya ia tidak terlalu suka sekolah. “Saya lebih senang main-main, makanya sekarang saya suka main game. Untungnya saya bisa mempelajari sesuatu dengan cukup cepat. Saat rapat di kantor saya juga berusaha memahami isunya dengan cepat. Itu yang mungkin membantu saya sehingga saya punya waktu untuk main-main”, ujarnya.
Menurutnya Hal Hill, meskipun banyak tokoh intelektual berbicara mengenai ekonomi politik, tetapi di Indonesia hanya Chatib Basri dan almarhum. Dr. Hadi Soesastro yang telah menulis hal ini secara akademis dan amat meyakinkan. “Saya mengikuti perkembangan karir beliau sejak menyelesaikan Ph.D-nya dan kembali ke Indonesia tahun 2001. Sebuah pencapaian karier dan bakti kepada negara yang besar. Bermula dari (menjadi peneliti) di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sebelum kemudian memasuki pemerintahan sebagai Kepala BKPM dan kemudian sebagai Menteri Keuangan. Saya yakin beliau akan terus mendermakan baktinya kepada Republik Indonesia dengan kontribusi yang semakin besar di tahun-tahun mendatang”, kata Hal Hill.
Lulus dari FEUI, pria berkacamata ini kemudian mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya dan mendapat gelar pascasarjana dalam bidang ekonomi pembangunan dari Australian National University pada tahun 1996. Kemudian, ia meraih gelar Ph.D dalam bidang ekonomi dari universitas yang sama pada tahun 2001. Dalam wawancara tertulis lewat surat elektronik, Profesor Hal Hill yang membimbing disertasi Chatib
22 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Sebagai menjadi pejabat publik tuntutan tugas yang diemban Chatib tentu sangat
Di luar pekerjaan, pada tahun 2009 Chatib bergabung pada The Generation 21 Dialogue, sebuah kegiatan bagi generasi muda berprestasi dari 16 negara-negara di Asia-Pasifik untuk mendiskusikan tantangan dan peluang di Abad 21, serta menggali solusi dan kemampuan yang perlu dimiliki oleh para generasi muda dalam menghadapinya. “Dari situ saya kenal Butet Manurung, Dian Sastro dan dan Agnes Monica. Jalinan persahabatan ini kemudian berlanjut di sosial media. Untungnya kalau di-retweet Agnes adalah dia follower-nya banyak”, kata Chatib sambil tersenyum. Chatib mengatakan, orang tuanya pernah berpesan agar dirinya menjalankan sesuatu karena memang suka dan mau, bukan karena mengejar status. “Saya pernah ditanya, sekolah mau ngapain? Saya jawab supaya dapat master. Padahal lulus S2 adalah konsekuensi, bukan tujuan. Kalau berbuat sesuatu karena kamu suka, yakin bisa, dan kompeten di situ, outcome dan status sosial hanyalah akibat. Contoh gampangnya, saat bermain musik dipanggung mainlah sebaik-baiknya. Soal tepuk tangan adalah urusan penonton. Jangan berpikir tampil di atas panggung untuk dapat tepuk tangan.” tutup Chatib.
Laporan Utama
Mereka Menilai Chatib Basri DI MATA KOLEGA dan orang-orang yang mengenalnya, baik sejak dulu maupun saat mulai menjabat sebagai Menteri Keuangan, Chatib Basri dikenal friendly dan jago menyederhanakan “bahasa ekonomi”. Kehadirannya sebagai anggota kabinet diterima bukan hanya di lingkungan internal, melainkan juga oleh pelaku pasar, anggota parlemen, hingga dunia internasional. Inilah beberapa testimoni tentang Chatib, sang menteri kesayangan semua kalangan.
Saya mengenal Pak Chatib Basri, yang akrab dipanggil Dede, sejak masa kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1986. Selama mengenal beliau, saya kagum atas kemampuan beliau membuat ilmu ekonomi menjadi membumi dengan cara yang lugas, sederhana, dan jelas. Kemampuan berbicara dan bakat seni teaternya membuat beliau menjadi salah satu pengamat ekonomi dan seminaris favorit di Indonesia. Menjadi kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi saya bisa membantu beliau sebagai Menteri Keuangan dalam kapasitas sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal dan Wakil Menteri Keuangan II. Iklim kerja sangat kondusif dan menunjang, sehingga pekerjaan, terutama saat menjadi Wakil Menteri Keuangan II, sangat menarik dan menantang. Semoga Pak Chatib dapat terus mendapatkan berkah dari Tuhan dan berkontribusi bagi negara dan bangsa Indonesia."
Bambang PS Brodjonegoro Wakil Menteri Keuangan II Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
Foto
Anas Nur Huda
Teks
Dwinanda Ardhi
H.W. Arndt Professor of Southeast Asian Economies, Australian National University
Saya pertama kali berjumpa dengan Pak Chatib hampir 20 tahun yang lalu. Saat itu beliau mengambil program master di Australian National University (ANU). Sejak saat itu, kami menjadi teman dekat dan kolega profesional. Kami telah menulis beberapa makalah akademis bersama untuk berbagai jurnal ekonomi internasional, termasuk diantaranya Asian Economic Policy Review, Bulletin of Indonesian Economic Studies, dan The World Economy. Pak Chatib memberikan kesan yang sangat baik sejak pertama kali saya menemuinya. Dia diterima di ANU dengan rekomendasi yang kuat dari almarhum Pak Hadi Soesastro dan Ibu
23 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Laporan Utama
Mari Pangestu (keduanya dulu adalah dosen Chatib Basri di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia). Dengan mudah, saya bisa menyadari mengapa mereka berdua waktu itu merekomendasikan Pak Chatib sedemikian baik. Saya memberikan supervisi esai riset master beliau dan lalu disertasi program PhD-nya mengenai politik-ekonomi tentang manufacturing protection di Indonesia. Pak Chatib memiliki kemampuan interpersonal yang mengagumkan. Beliau sopan, menarik, sederhana, dan mudah berbaur dengan orangorang dari latar belakang budaya yang berbeda. Lingkaran pertemanannya mencerminkan kepopuleran kepribadian dan kemampuan intelektualnya. Beliau bergaul dengan kalangan professional, ahli ekonomi, politisi, dan banyak lainnya."
Aviliani Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN)
Saya melihat bahwa selama menjalankan tugas sebagai Menteri Keuangan, Pak Chatib tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan DPR. Memang untuk menjadi seorang menteri, ternyata bukan hanya sekadar pintar dalam bidangnya saja yang dibutuhkan, tetapi juga dalam menjalin komunikasi. Salah satu keberhasilan Pak Chatib adalah dia tidak pernah menimbulkan pertentangan yang besar dengan DPR. Yang kedua, karena memahami makroekonomi, maka kebijakan yang diambil Pak Chatib selalu lebih friendly terhadap investor dan selaras dengan kebijakan ekonomi lainnya. Menterimenteri ekonomi di kabinet menjadi bisa memahami apa yang dilakukan oleh
24 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Isya Affandi Ajudan Menteri Keuangan
Pak Chatib. Misalnya untuk memberikan pemahaman bagaimana pengeluaran negara harus dipindahkan ke bulan tertentu atau dikurangi. Itu bisa dilakukan tanpa menimbulkan friksi. Yang ketiga, Pak Chatib berani menyampaikan kebijakan yang sebenarnya tidak populis. Itu bagus, walaupun pada akhirnya mungkin belum bisa diterima oleh DPR atau pemerintah secara politis. Namun, paling tidak itu apa yang disampaikan adalah suatu hal yang benar. Setelah beliau menjadi Wakil Ketua KEN, saya banyak berhubungan dengan Pak Chatib. Kebetulan saya menjadi Sekretaris di sana. Banyak pemikiran Pak Chatib yang digunakan KEN untuk memberi masukan kepada pemerintah, terutama adalah bagaimana wajah APBN yang seharusnya pada masa mendatang juga memasukkan aset atau kekayaan negara, misalnya. Itu kan luar biasa. Dengan demikian, leverage di dalam APBN itu bisa lebih tinggi."
Selama masa kepemimpinan Pak Chatib, jam kerja agak lebih santai, maksudnya tidak sampai terlalu malam. Pak Chatib juga sangat ramah sehingga kami dalam bekerja menjadi tidak terlalu tegang. Selama hampir satu setengah tahun menjadi ajudan Pak Chatib, saya juga belum pernah dimarahi atau melihat beliau marah. Yang paling mentok hanya teguranteguran ringan. Misalnya saat kita mengawal beliau ke suatu tempat harus cepat, kadang terpaksa lewat jalur busway. Biasanya pada saat itu dapat teguran Bapak. Jika kadang kami mendapat panggilan berkali-kali dari protokol kepresidenan untuk cepat sampai di tempat, Bapak justru menanggapinya dengan lebih santai. Intinya dari situ kita mendapat pelajaran bahwa dalam menghadapi segala hal jangan dibuat panik. Kalau kita pun menyikapinya dengan kepala dingin dan professional, maka tidak ada pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan rapi. Saya berharap Pak Chatib dapat terus berkontribusi untuk negara ini. Masyarakat Indonesia membutuhkan sosok seperti beliau. Apalagi kiprah Pak Chatib sudah diakui sampai di dunia internasional."
Laporan Utama
Bagaimana Chatib Mengawal Ekonomi WAWANCARA YANG BARU DIMULAI itu berhenti sesaat. “Sebentar, saya perlu mengambil ipad,” kata Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Chatib Basri, saat Media Keuangan menanyakan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah pada hari pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dengan lancar Chatib kemudian menjelaskan grafik berwarnawarni yang menandai nilai tukar mata uang sejumlah negara dari layar alat itu. Selama menjadi menteri, dia memang selalu berusaha up to date dengan kondisi pasar. “Di sebelah kamar kerja saya ada ruang conference call. Kepada para investor, saya bercerita tentang kebijakan dan langkah-langkah yang akan dikeluarkan dan pemerintah, termasuk antisipasi saat ada gejolak,” kata Chatib. Komunikasi menjadi kunci utamanya menjaga hubungan dengan pelaku pasar, investor, dan parlemen. Dalam wawancara di kediamannya yang asri di kawasan Menteng, Selasa (21/10), Chatib juga menjawab berbagai pertanyaan lain. Berikut petikannya.
Foto
Bagus Wijaya, www.g20.org
Teks
Dwinanda Ardhi
25 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Laporan Utama Tampaknya pelaku pasar dan investor merespons dengan baik proses transisi pemerintahan yang berjalan lancar. Pada hari pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, IHSG dan nilai tukar rupiah menguat cukup signifikan. Menurut Anda, apakah penguatan ini bisa berlangsung untuk jangka panjang atau hanya sementara? Ini adalah kombinasi dua hal. Faktor domestiknya (proses transisi pemerintahan) penting dan berperan, tapi faktor eksternalnya juga cukup dominan. Pada tanggal 20 Oktober kemarin, mata uang yang mengalami penguatan bukan hanya rupiah, melainkan juga antara lain mata uang Turki, Afrika Sleatan, dan India. Saya melihat di sini, fenomena penguatan rupiah juga didorong faktor global. Apakah ini rentan? jawabannya kita belum bisa menghilangkan sepenuhnya faktor eksternal, penguatan yang terjadi juga didorong oleh menguatnya atau melemahnya dollar Amerika Serikat terhadap mata uang beberapa negara.
Ada wacana pemerintahan baru akan menaikkan harga BBM bersubsidi pada bulan November. Bagaimana pandangan Anda? Tidak apa-apa. Bagus. Inflasi kita di
26 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
bawah 5 persen, ditambah 4,5 persen (prediksi peningkatan inflasi sebagai konsekuensi kenaikan harga BBM bersubsidi), jadi 9,5 persen. Dengan menaikkan harga misalnya tiga ribu rupiah, inflasi menjadi sekitar 9 persen. It’s ok. Pada tahun 2014 kita bisa saving Rp21 triliun dan pada tahun 2015 sebesar Rp138 triliun. Jadi total ada penghematan Rp159 triliun dari penghematan anggaran untuk subsidi BBM. Menurut saya, setiap saat harga BBM bersubsidi bisa dinaikkan—kalau saya bisa menaikkan haga kemarin, maka akan dilakukan kemarin. Harus segera. Pada tahun 2015, kita akan dihadapkan pada kondisi Bank Sentral Amerika Serikat yang melakukan kebijakan normalisasi suku bunga. Kalau itu terjadi, maka pressure di pasar keuangan akan jauh lebih keras.
Kenaikan harga BBM bersubsidi adalah kebijakan politik. Ketika menjabat sebagai menteri, Anda tentu menyadari hal ini. Apa hikmahnya? Latar belakang saya adalah orang akademik. Orang akademik itu hidup dalam dunia buku teks. Tidak ada kendala. Istilahnya kita hidup di dalam ruang hampa. Kebijakan kenaikan harga
BBM adalah bagian dari kebijakan publik yang ada aktor politik dan pertimbangan macam-macam. Yang paling penting bagaimana dalam kendala, kebijakan tetap bisa jalan. Mungkin tidak sempurna, tetapi di situ yang penting. Apalagi dalam suasana sistem demokratis seperti sekarang. Berbeda kondisinya dengan zaman Orde Baru. Waktu itu, sebagai Menteri Keuangan, Pak Ali Wardhana jauh lebih mudah menaikkan harga BBM. Jika bisa meyakinkan presiden, maka kebijakan jalan. Sekarang tidak bisa. Kami harus meyakinkan DPR, media, kolega di kabinet, dan masyarakat. Ini proses yang harus dijalani, yaitu bagaimana menjual ide agar diterima.
Selama hampir 1,5 tahun menjadi Menteri Keuangan, bagaimana Anda melihat posisi Indonesia di lingkungan pergaulan internasional, misalnya dalam Forum G20? Saya punya pengalaman cukup lama di Forum G20, yaitu sejak tahun 2008. Menurut saya sekarang kita dipandang. Seperti kemarin, pada pertemuan G20 di Australia, kita menjadi Co-Chair untuk Working Group Investment Infrastucrure dan memberikan laporan
Laporan Utama tentang apa saja yang dilakukan. Dalam event global lain, saya diminta menjadi leader discussion membahas kondisi negara-negara emerging market. Saya kira Indonesia dipandang cukup baik. Saya bandingkan dulu, pada tahun 2008, susah sekali kita membuat meeting dengan negara-negara maju. Ketika menghadiri pertemuan G20 di Moscow, saya terus terang surprised karena permintaan meeting, pertama datang dari menteri keuangan Amerika Serikat, kedua dari menteri keuangan Jepang, dan ketiga dari menteri keuangan Jerman. Itu adalah negaranegara yang menjadi motor ekonomi dunia. Dulu saya ingat, request meeting dengan negara maju susah dapatnya. Sekarang mereka yang meminta. Pada pertemuan G20 terakhir di Washington, saya duduk one on one dengan managing director IMF (International Monetary Fund). Bukan karena saya-nya, tapi itu menunjukkan bagaimana sekarang Indonesia dipandang. Level kita sudah naik. Tadinya dari negara yang dibantu dengan berbagai program, menjadi negara yang bisa memberikan pandangan dan ide. Pada tahun lalu, terkait kebijakan tapering off Bank Sentral Amerika Serikat, bersama gubernur bank sentral dan menteri keuangan India, saya menyuarakan bagaimana agar ada koordinasi dengan Bank Sentral Amerika Serikat. Misalnya agar Bank Sentral memberi tahu kira-kira kapan normalisasi akan dilakukan dan angkanya berapa. Suara kita banyak dikutip oleh media. Kalau suara Indonesia tidak didengar, maka akan diacuhkan saja. Proses komunikasi sudah jauh lebih baik. Menurut saya kita sudah menjadi negara yang mempunyai suara di forum global mengenai ekonomi dunia.
Apakah posisi yang baik di panggung perekonomian dunia ini sejalan dengan besarnya minat investor asing untuk berinvestasi di tanah air? Iya. Coba lihat hasil lelang surat utang
kita yang terakhir. Permintaannya tinggi kan? Saya justru agak khawatir karena appetite terhadap surat utang Indonesia tinggi dari luar. Mengapa saya khawatir? Karena kalau kebijakan normalisasi The Fed jadi tahun depan, uang yang ada di sini akan “pulang”. Sederhananya begini, dalam sebuah gelas yang penuh air, maka jika ada guncangan akan tumpah. Kalau airnya setengah gelas, saat ada guncangan maka yang tumpah sedikit. Risiko modal yang masuk ke Indonesia karena appetite yang tinggi adalah satu hari bisa “pulang”. Karena itu saya bilang, sumbernya jangan dari luar saja, tetapi domestik juga. Apakah melalui dana haji, BPJS, LPDP, asuransi, atau dana pensiun, sehingga uangnya tidak lari ke luar. Sekarang ini, share untuk foreign holder surat utang kita sebesar 37 persen atau tertinggi sepanjang sejarah. Di satu sisi, saya bangga karena minat asing yang besar bisa diartikan kepercayaannya juga besar. Namun, di sisi lain, saya bilang ini berisiko. Semakin banyak uang yang masuk, semakin mungkin uang itu “pulang”.
Anda disukai berbagai kalangan karena dipandang ahli menyederhanakan “bahasa ekonomi”. Bagaimana Anda menilai pandangan ini? Saya agak susah menilai diri sendiri. Saya mungkin orang yang bodoh, karena itu saya berusaha mengerti sesuatu dengan cara yang sederhana. Mengapa saya berpikir tentang gelas yang penuh kalau digoyang airnya tumpah itu mungkin adalah cara yang membuat diri saya juga mengerti mengenai proses. Lebih kepada cara itu. Saya selalu berpikir jika saya berada pada posisi masyarakat awam, bagaimana saya bisa mengerti.
Barangkali karena ada pengaruh latar belakang Anda sebelumnya sebagai dosen? Mungkin saja. Intinya ketika saya melihat suatu hal, maka saya akan membuat konsep sederhana dari hal
tersebut untuk membantu saya lebih cepat mengerti. Saya ambil contoh, ada pepatah Jawa yang bilang Witing tresno jalaran soko kulino, atau dalam bahasa Indonesia berarti kalau sering ketemu akan jatuh cinta. Konsep yang dikatakan seperti itu. Terus saya berpikir, begitu ya? Saya punya satu bentuk model matematika, persamaan dimana Y dipengaruhi X. Saya bisa membuat hal itu sama analoginya, kalau X pertemuan dan Y jatuh cinta, maka saat X naik dan Y nya naik kan. Witing tresno jalaran soko kulino itu fungsi model matematika yang sederhana saja menurut saya. Bisa dilakukan sehari-hari, kalau Anda ketemu persamaan X dan Y jangan bingung. Kalau orang jatuh cinta dipengaruhi seringnya ketemuan, sama kan? Pesannya sederhana. Dan itu saya lakukan untuk membantu membuat saya mengerti.
Yang juga dipandang menonjol dari peran Anda sebagai Menteri Keuangan adalah kemampuan menjalin komunikasi yang baik dengan DPR. Seberapa penting faktor komunikasi itu? Saya kira komunikasi menjadi kunci. Saya percaya bahwa kalau kita datang dengan argumentasi yang benar, maka akan bisa. Tinggal soal kesabaran. Kalau Anda tidak sabar, maka tidak akan bisa berkomunikasi. Anda akan terus memotong pembicaraan, misalnya. Dalam komunikasi, unsur pertama yang harus dipunyai adalah kesabaran. Kita tahu kebijakan kita benar, tetapi bagaimana cara meyakinkannya? Maka syarat dari komunikasi yang pertama adalah sabar.
Apa arti pekerjaan sebagai Menteri Keuangan bagi Anda? Pekerjaan saya bukan menteri. Ini adalah hal yang harus dikerjakan karena negara butuh. Salah kalau menganggap pekerjaan saya adalah menteri. Karena menteri sifatnya temporer dan harus dikerjakan dalam periode tertentu, bukan karier.
27 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Reportase
Pemerintah Terbitkan ORI011
P
emerintah menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) Seri 011 untuk mengembangkan pasar Surat Utang Negara domestik, melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor. Mengusung tajuk lingkungan hidup seperti seri sebelumnya, ORI011 tahun ini bertema Selamatkan Air Bumi dengan masa penawaran yang dimulai pada 1-16 Oktober 2014 lalu. Sebagai simbolis dari atas kepedulian pada pentingnya pelestarian air, Menteri Keuangan bersama Direktur Jenderal Pengelolaan Utang serta 21 agen penjual ORI011, melakukan pembuatan lubang biopori. Kegiatan yang merupakan perwujudan dari tema ORI011 itu
diselenggarakan di Hutan Srengseng, Jakarta Barat. Menurut Menkeu, ORI merupakan investasi paling aman karena sebagai Surat Utang Negara Republik Indoneia, ORI tidak mungkin mengalami gagal bayar (default). “Investasi paling aman adalah ORI. Praktis, tidak mungkin default kecuali RI default,” ungkapnya seusai membuka masa penawaran ORI011 di Jakarta, Rabu (1/10). Sebagai pembiayaan, obligasi ritel merupakan salah satu pilihan yang dapat dilakukan untuk memperdalam dan meningkatkan pembiayaan dari sisi dalam negeri. Kemungkinan percepatan kebijakan tapering off yang akan
dilakukan oleh Amerika, diperkirakan akan menciptakan guncangan terhadap ekonomi Indonesia. Oleh karena itu keberadaan ORI011 diharapkan dapat menyiapkan pemerintah menekan tekanan tersebut. “Pemerintah harus berhati-hati kalau terjadi shock di Amerika. Oleh sebab itu, kita menginginkan pembiayaannya lebih banyak dari domestik sehingga obligasi ritel harus diperdalam,” jelasnya. Sebagai informasi, setelah masa penawaran, pada 20 Oktober 2014 akan dilakukan penjatahan, dan setelmen dilakukan pada 22 Oktober 2014. ORI 011 akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2017. Minimum pesanan sebesar Rp5 juta dengan maksimal pemesanan mencapai Rp3 miliar. Tingkat kupon mencapai 8,5 persen per tahun yang dibayar setiap tanggal 15 per bulannya. Untuk seri ORI011, pembayaran kupon pertama kali akan dilakukan pada 15 November 2014, dimana terdapat holding period selama 1 periode (ORI 011 baru dapat dipindahbukukan pada tanggal 15 November 2014). Berikut daftar 21 agen penjual ORI011 yaitu: Citibank N.A., Bank Internasional Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank ANZ Indonesia, Bank Mandiri, Bank UOB Indonesia, Bank Bukopin, Bank Negara Indonesia, Bank Standard Chartered, Bank Central Asia, Bank OCBC NISP, The HSBC, Bank CIMB Niaga, Bank Panin, Danareksa Sekuritas, Bank Danamon Indonesia, Bank Permata, Trimegah Sekuritas, Bank DBS Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Sucorinvest Central Gani.
28 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Teks
Novita Asri
Foto
Bagus Wijaya
Reportase
Konferensi Growing Strategies for a Rising Indonesia
K
ementerian Keuangan bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Bank Indonesia menyelenggarakan konferensi internasional di Bali (9-11/10). Dalam konferensi bertajuk ‘Growing Strategies for a Rising Indonesia’ ini difokuskan untuk membahas strategi mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan inklusif ke depan.
untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Potensi tersebut diantaranya bonus demografi, sumber daya alam yang melimpah, kinerja makro ekonomi yang kuat dan stabil, serta pengelolaan kebijakan fiskal yang prudent. “Semua potensi yang dimiliki Indonesia tersebut bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan baik untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.
Konferensi ini merupakan tindak lanjut dari konferensi internasional “Indonesia: Menghindari Perangkap Berpenghasilan Menengah” tahun lalu. Kali ini, acara tersebut melibatkan sekitar 250 partisipan dari berbagai kalangan, seperti para menteri terkait, instansi pemerintah, akademisi, sektor swasta domestik dan internasional, serta organisasi kemasyarakatan.
Di sisi lain, Indonesia juga dihadapkan pada dua risiko dominan, yakni risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan sosial. Oleh karena itu, isu revitalisasi manufaktur dan ketimpangan sosial memperoleh perhatian khusus dalam konferensi ini. Bambang menilai, manufaktur merupakan sektor yang paling potensial untuk menaikkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Wakil Menteri Keuangan II, Bambang P. S. Brodjonegoro, saat membuka konferensi menyatakan, Indonesia sebenarnya memiliki beberapa potensi
Pemerintah, lanjut Bambang, perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk merevitalisasi sektor ini, mengingat kontribusinya dalam pertumbuhan
Foto
Hanif Ibrahim
Teks
Novita Asri
ekonomi yang menurun dalam dekade terakhir. Revitalisasi sektor manufaktur, tambahnya, penting untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Di samping itu, pemerintah juga berkepentingan dalam mengurangi tingkat ketimpangan sosial. Meskipun pemerintah telah berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan, hal tersebut belum diikuti oleh pemerataan. “Kita sudah bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan absolut, tapi masih kesulitan untuk mengatasi masalah ketimpangan,” jelasnya. Melalui konferensi ini, Bambang berharap pemerintah akan memperoleh masukan terkait kedua isu tersebut. “Kita cari cara terbaik agar ekonomi tumbuh sustain terutama didorong oleh sektor manufaktur, dengan menjaga pertumbuhan yang tinggi, tapi juga mengurangi inequality,” urainya.
29 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Profil Kantor
Finalisasi draft RUU APBNP tahun 2014 sebelum disampaikan ke DPR RI.
Direktorat Penyusunan APBN, DJA
Muara Penyusunan Anggaran Negara
T
idak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan pendanaan menjadi hal yang tak terelakkan, bagi negara sekalipun. Terbukti, mengurus keuangan nasional bagai mengarungi jalan yang berliku. Setiap tahun pemerintah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara. Presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara memberi mandat pada Kementerian Keuangan untuk mengelola fiskal dan kekayaan negara. Cikal bakal Mulanya di awal orde baru, penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan pemerintah hanya dilakukan oleh staf pribadi Menteri Keuangan. Sejak tahun 1975, penyusunan tersebut dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Penelitian, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan sampai dibentuk
30 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Pusat Penyusunan dan Analisa APBN tahun 1985. Dua tahun kemudian, dibentuklah unit setingkat Eselon I yaitu Badan Analisa Keuangan Negara, Perkreditan dan Neraca Pembayaran. Lalu tahun 1993, diubah menjadi Badan Analisa Keuangan Moneter yang terdiri dari empat biro, salah satunya ialah Biro Analisa APBN. Dalam perkembangannya terjadi reformasi hukum dan reformasi birokrasi yang menyebabkan beberapa kali mengalami perubahan nomenklatur hingga akhirnya terbentuklah Direktorat Penyusunan APBN tahun 2010. Menurut Direktur Penyusunan APBN, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, salah satu keunggulan unit dibawah Direktorat Jenderal Anggaran ini yakni menghasilkan sejumlah dokumen kenegaraan.
APBN/APBNP, serta laporan realisasi semester I dan prognosa semester II. Direktorat yang digawangi oleh 79 orang punggawa ini juga menyusun bahan Pidato Kenegaraan Presiden Pengantar Nota Keuangan dan RAPBN/P untuk Sidang Paripurna DPR RI. Salah satu peran Direktorat Penyusunan APBN sebagai koordinator proses pembahasan APBN dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pihaknya ditugaskan sebagai ketua Panja Belanja Pemerintah Pusat (Panja B) untuk membahas kebijakan dan standardisasi teknis penganggaran bagian anggaran bendahara umum negara (BA BUN). “Muaranya harusnya disini, Direktorat Penyusunan APBN lebih mengkoordinir anggaran pendapatan dan belanja negara,” tambah Kunta.
Dokumennya seperti resources envelope, pagu indikatif, kebijakan fiskal, Nota Keuangan (NK), RAPBN/APBNP, RUU
Perubahan radikal Beberapa waktu lalu, pemerintah telah menyepakati dan mengesahkan RUU APBN 2015 menjadi Undang-Undang (UU)
Teks
Foto
Iin Kurniati
Bagus Wijaya, Dok. Direktorat Penyusunan APBN
Profil Kantor rincian APBN sampai dengan fungsi dan program. Dengan kata lain, seluruh dokumen pemerintah disesuaikan, tidak lagi membahas kegiatan sampai detail dan kegiatan. Di bidang lain, Direktorat Penyusunan APBN telah menerbitkan buku ‘Dasardasar Praktek Penyusunan APBN’ dan ‘Pokok-pokok Siklus APBN di Indonesia. Keberadaan buku ini ditujukan sebagai sarana sharing knowledge dan win-win solution antara pemerintah dan kalangan akademisi.
Sosialisasi APBN 2015 di perguruan tinggi di Padang tanggal 21 Oktober 2014.
APBN 2015. Ternyata, dibalik penyusunan NK RAPBN 2015, terdapat perombakan besar-besaran. Perubahan revolusioner terjadi sejak penyusunan UU APBN 2014 yang pembuatannya kini mengikuti alur seperti UU yang lain. Tidak lagi dibahas langsung ditingkat DPR melainkan melewati proses di Sekretariat Negara serta Kementerian Hukum dan HAM serta melalui fase harmonisasi. Kemudian terjadi perubahan signifikan dalam NK APBN khususnya pada perubahan outline, gaya penulisan/ bahasa serta substansi dalam APBN 2015. “Temen-temen atau orang-orang di luar membaca nota keuangan itu (tampak) bosan dan lelah. Saya menyadari sebenarnya ada sesuatu yang harus kita perbaiki dalam penulisan buku nota keuangan,” ujar Kunta. Dimulai dari penyusunan outline ke dalam tiga bagian yaitu executive summary, medium term budget framework dan series lima tahun terakhir. Lalu, perbaikan dalam gaya penulisan yang sebelumnya sebatas mendeskripsikan tabel, sekarang mengulas hal yang lebih komprehensif
termasuk penjelasan dan latar belakang maupun faktor-faktor pendukung. Sementara terkait substansi, terdapat keputusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa format dan struktur baru yang diusulkan menguraikan
Indonesia strive. Fiscal rules penting karena membuat kebijakan fiskal kita sustainable sampai saat ini." Direktur Penyusunan APBN, Kunta Wibawa Dasa Nugraha
Sebelumnya, buku-buku referensi di perguruan tinggi sekedar mengulas perekonomian negara-negara di Eropa dan Amerika. Buku ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman pada background penyusunan APBN di Indonesia sehingga bila ada kebijakan terbaru, maka akan memudahkan penyamaan persepsi antara pemerintah dan rakyat. Baru-baru ini Direktorat Penyusunan APBN tengah menyiapkan booklet APBN berupa ringkasan NK khusus RAPBN 2015 dalam bentuk gambar dan grafik chart (infografis). Disamping itu, kini tengah disiapkan pembuatan buku budget and brief yang isinya dikemas secara informatif, sederhana serta lebih detail. Fiscal rules Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan fiscal rules lebih awal dengan mengadopsi anggaran berimbang dan dinamis dalam APBN sejak 1967. Seiring dinamika keuangan negara, pemerintah menetapkan batasan defisit 3 persen dan pengendalian rasio utang maksimal 60 persen dari PDB di tahun 2004. Kunto memandang bahwa fiscal rules yang ditetapkan di dalam UndangUndang bermakna signifikan untuk menjamin kebijakan fiskal tetap prudent dan terkendali. “Indonesia strive. Fiscal rules penting karena membuat kebijakan fiskal kita sustainable sampai saat ini,” pungkasnya.
31 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Profil
Kepala KPUBC Tipe A Tanjung Priok, Bahaduri Wijayanta Bekti Mukarta
Tak Gentar Mengupayakan Pengamanan Hak Negara Setiap manusia pasti mengalami sandungan dalam perjalanan hidup dan karier. Hanya pribadi bijaksana yang bisa membawa masalah menjadi hikmah dan pembelajaran. Berikut ini penuturan Wijayanta tentang perjalanan hidupnya.
S
iang itu, Wijayanta menerima Media Keuangan dengan ramah di Kantor Pelayanan Utama Tipe A Tanjung Priok. Pria yang lahir dan menghabiskan masa kecil di Yogyakarta ini tak pernah membayangkan bisa menjadi keluarga besar Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Selepas SMA, ia memilih Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada jurusan Mekanisasi Pertanian. Begitu lulus, ia memberanikan diri mendaftar seleksi Kementerian Keuangan berdasarkan lowongan dari salah satu koran nasional. Hingga akhirnya ia sukses melewati tahap demi tahap seleksi dan resmi bergabung menjadi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan pada tahun 1991. Layaknya pegawai baru DJBC lainnya, ia wajib mengikuti pendidikan selama satu tahun. Setelah itu, Pusat Pengolahan Data dan Informasi (Puslatasi) menjadi penempatan pertamanya. Tahapan Karier Perlahan karier Wijayanta pun menanjak. Pada tahun 1997 ia diberi kepercayaan untuk menjadi Kepala Seksi Penyiapan Penyelenggaraan Penyuluhan di Direktorat Perencanaan Penerimaan Bea dan Cukai. Jiwa kepemimpinannya semakin terasah dengan pengalamannya membawahi beberapa unit Eselon IV DJBC. Pada Tahun
32 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
1998 ia mengemban tanggung jawab sebagai Kepala Seksi Evaluasi Sistem Kepabeanan di Direktorat Perencanaan Penerimaan Bea dan Cukai. Jabatan fungsional juga pernah dialami oleh pria kelahiran Gunung Kidul, 3 Juli 1964 ini. Pada tahun 2000 ia menjadi Pemeriksa Bea dan Cukai Pratama selama tiga tahun di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Tanjung Priok III. Amanah baru sebagai Kepala Seksi Perizinan dan Fasilitas di Direktorat Cukai ia laksanakan dengan baik pada tahun 2003. Lonjakan karier ia rasakan saat diberi tanggung jawab pertama kali sebagai pejabat Eselon III pada tahun 2005. Seorang pegawai negeri sipil harus siap ditempatkan di seluruh Indonesia, tak terkecuali penjuru negeri sekalipun. Ia sempat bertugas di Ambon selama satu tahun dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Ambon. Tahun 2006 kantor pusat menariknya kembali ke Jakarta untuk mengisi jabatan sebagai Kepala Subdirektorat Manajemen Risiko di Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai.
fungsi DJBC. Pada tahun 2007 ia kembali menjabat sebagai kepala kantor. Kali ini kota Kudus di Jawa Tengah menjadi tempat untuk mengemban amanah. Ia bertugas sebagai Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A2 Kudus, setahun kemudian ia bertugas sebagai Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Kudus. Pada tahun 2009 ia kembali ke Jakarta dengan menjabat sebagai Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Soekarno-Hatta. Pada tahun 2010, ia dipercaya menjadi Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi. Kemudian pada tahun 2012, pria yang memiliki nama lengkap Bahaduri Wijayanta Bekti Mukarta ini ditunjuk menjadi Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPUBC) Tipe A Tanjung Priok hingga sekarang.
Kompetensi seseorang memang akan terasah saat mampu menangani berbagai macam bidang pekerjaan. Berpindah unit pekerjaan membuat Wijayanta semakin memahami seluk beluk tugas dan
KPUBC Tipe A Tanjung Priok adalah sebuah Kantor Modern yang dibentuk pada tahun 2007. Kantor ini merupakan Kantor Percontohan karena merupakan peleburan dari empat kantor sebelumnya yang ada di pelabuhan Tanjung Priok, yaitu Kantor Wilayah Jakarta I, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tanjung Priok I, Tanjung Priok II, dan Tanjung Priok III. Modernisasi ini merupakan bagian dari reformasi DJBC. Hal ini tercermin dari visi KPUBC
Teks
Foto
Pradany Hayyu
Dok. KPUBC Tanjung Priok, Bagus Wijaya
Profil
"Saya tidak boleh kehilangan orientasi."
Tanjung Priok, yaitu menjadi kantor percontohan bagi peningkatan kinerja dan citra DJBC. Diharapkan kantor ini menjadi percontohan dalam kinerja organisasi dan dalam berperilaku. Sedangkan misi yang diusung adalah memberikan pelayanan prima dalam melaksanakan pengawasan yang efektif kepada industri, perdagangan, dan masyarakat. Pelayanan Prima Wijayanta sangat bersemangat saat menjelaskan tujuan kantor yang dipimpinnya ini. Pertama, KPUBC Tanjung Priok diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi utama DJBC sebagai fasilitator perdagangan, dukungan industri, penghimpunan penerimaan, dan pelindung masyarakat. Kedua, kantor ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang transparan, responsive, dan efisien berdasarkan good governance. Ketiga, untuk meningkatkan kemitraan DJBC. Keempat, untuk meminimalkan biaya pemenuhan kewajiban kepabeanan dan cukai (compliance cost). Ia menekankan pentingnya sebuah kantor memiliki tujuan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, “tujuan kantor ini didesain dengan bagus untuk bisa menjadikan percontohan dalam arti sebenarnya,” jelasnya. KPUBC Tanjung Priok memang sangat strategis. Berada di kawasan pelabuhan Tanjung Priok yang menangani hingga 70 persen volume ekspor impor, kantor ini berdedikasi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat selama 24 jam. “Dengan layanan 24 jam ini, kalau kami (melayani) dengan baik saja belum cukup. Ekspektasi masyarakat dan ekspektasi DJBC sangat
33 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Profil besar terhadap Kantor Pelayanan Utama (KPU) ini,” tuturnya. Wijayanta beserta para staf memang tak pernah lelah memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Selain menerapkan layanan 24/7 (24 jam sehari, 7 hari seminggu), KPUBC Tanjung Priok telah menerapkan ISO 9001 : 2008 yang diharapkan dapat memberikan kepastian kepada pengguna jasa terkait layanan yang diberi meliputi waktu maupun prosedur yang dilalui sekaligus administrasi yang rapi dan teratur. “Dari 144 layanan, kami menargetkan ada 20 layanan yang sudah ber-ISO 9001:2008. Kami juga ada survey kepuasan layanan,” jelasnya. Di samping peningkatan pelayanan demi kepuasan stakeholders, ia juga ingin semua pegawai yang berjumlah 1150 orang ini memiliki passion dan kebanggaan saat bekerja di KPUBC Tanjung Priok. Inovasi Selama dua tahun menjabat sebagai kepala kantor KPUBC Tanjung Priok, Wijayanta beserta staf terus berupaya menurunkan lama waktu kontainer keluar dari kapal sampai dengan barang keluar pelabuhan atau yang biasa disebut ‘dwelling time’. Dwelling time selalu menjadi sorotan pemerintah, masyarakat, dan media. Ada beberapa langkah yang dilakukan Ditjen Bea dan Cukai untuk menurunkan ‘dwelling time’ tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah proses penyiapan dokumen (pre clearance). KPUBC Tanjung Priok telah bekerja sama dengan Kantor Pusat DJBC terkait penyampaian dokumen secara elektronik, khususnya pelengkap dokumen. Semuanya dilakukan demi percepatan pemeriksaan barang. Berikutnya, ia juga mengoptimalisasi Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT). TPFT ini sudah dibangun sinergi agar pelayanan pemeriksaan fisik barang menjadi lebih optimal, efektif, dan efisien. Terobosan lain yang dilakukan adalah tracking dokumen untuk menangani long-stay container, kemudian pemanfaatan teknologi informasi dengan diciptakannya Sistem Informasi Tempat Penimbunan Pabean
34 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Profil (SITAMPAN). Wijayanta juga membentuk Tempat Penimbunan Sementara (TPS) Percontohan. Pada awal tahun 2013, tiap-tiap gate dalam TPS masih belum terkoneksi jaringan. Hal ini berpengaruh pada waktu keluar barang. Barang yang akan dikeluarkan harus mendapat persetujuan dari gedung induk. Hal ini membuat pelayanan di gedung induk menjadi padat. Untuk itu, Wijayanta beserta staf sudah berusaha memperbaiki hal tersebut. Terkait hal itu, dibentuk pula Tim Integritas yang terdiri dari gabungan dari pengguna jasa, DJBC, dan beberapa stakeholders. Di samping itu, ia juga berencana membentuk man control room untuk memonitor berbagai titik, khususnya pada titik di semua pintu (gate). Ke depannya, KPUBC Tanjung Priok ingin meningkatkan tugas sebagai revenue collector (penghimpun penerimaan). Ia bertanggung jawab sekitar 52 hingga 54 persen dari bea masuk, sehingga target yang ingin dicapai adalah sekitar Rp18,2 Triliun. Pencapaian target tersebut juga perlu dilakukan dengan penuh kehatihatian mengingat 60 hingga 70 persen volume ekspor impor dilakukan di KPU ini. Sebagai kantor percontohan, KPUBC Tanjung Priok juga melakukan pengawasan efektif terhadap arus barang. “Kami perlu hati-hati karena masuknya barang-barang larangan di perbatasan ini kemungkinan dari narkoba, narkotika, dan psikotropika. Belum lagi barang-barang ekspor seperti rotan, kayu, dan barang purbakala. Hal ini harus kami jaga, jangan sampai mengganggu kelancaran arus barang,” jelasnya. Mendapat pengaduan dari stakeholder
Tak selamanya kinerja baik kita mendapat apresiasi yang baik pula dari masyarakat. Begitu pula yang dialami oleh Wijayanta saat mendapat pengaduan dari PT Primadaya Indotama yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Lira Indonesia. Perusahaan garmen ini merasa dihambat dalam perijinan pengambilan barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Akibatnya, perusahaan merugi hingga miliaran Rupiah. Puncaknya, Wijayanta ditetapkan sebagai tersangka pada Januari 2014. Kepolisan terus mencari bukti-bukti untuk mendalami kasus ini. Akhirnya pada bulan September 2014, Polda Metro Jaya mengeluarkan penghentian kasus tersebut karena Wijayanta tidak terbukti adanya unsur pelanggaran tindak pidana. “Kami tentu menghormati setiap langkahlangkah hukum dari aparat. Apa yang kami lakukan itu adalah upaya pengamanan hak negara. Saya sangat concern soal pengamanan, tapi saya juga concern soal bagaimana kelancaran. Saya sampaikan ke jajaran staf bahwa problemnya itu bukan karena kita diadukan sampai kepala kantornya jadi tersangka, bukan itu. Tidak ada pengaduan pun KPU tetap menghadapi berbagai permasalahan,” jelasnya. Wijayanta menekankan kepada para staf untuk tetap fokus pada tugas dan fungsi KPU. “Resistensi harus disikapi dengan baik supaya kita tidak terjebak dengan berorientasi bagaimana menyederhanakan (proses) supaya semata-mata tidak menjadi aduan. Ini bagian dari pengamanan negara,” lanjutnya. Kasus ini adalah bagian dari perjalanan karier Wijayanta. Ia terus maju untuk mencapai tujuan KPUBC Tanjung Priok meskipun saat itu sedang tersandung
Ir. Bahaduri Wijayanta Bekti Mukarta, M.A. Tempat, tanggal lahir: Gunung Kidul, 3 Juli 1964 | Pendidikan: Master of Arts in Economics, Vanderbilt University | Sarjana Pertanian Universitas Gajah Mada | Riwayat Jabatan: Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A2 Kudus (2007) | Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Kudus (2008) | Kepala kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Soekarno-Hatta (2009) | Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi (2010) | Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok (2012-sekarang)
permasalahan yang sangat mengganggu kinerja seluruh staf KPU. “Saya tidak boleh kehilangan orientasi. Pekerjaan itu amanah, bekerja itu adalah anugerah, dan kerja itu ibadah,” tegasnya. Wijayanta juga melakukan introspeksi terhadap kinerjanya. Kalau langkah yang diambil sudah benar, maka ia tetap maju dan tidak gentar melakukan dengan cara-cara yang benar. Pemimpin yang menuntun para bawahan Wijayanta memang menaruh perhatian penuh terhadap para stafnya. Ia berusaha memberikan contoh dengan menanamkan integritas kepada para pegawai dari level pelaksana hingga kepala bidang. “Mengarahkan pegawai bagaikan menanam padi, semuanya butuh proses. Tanggung jawab saya adalah mencangkul dan menyiangi. Mungkin saya tidak akan menikmati hasilnya. Mungkin juga baru berhasil saat saya sudah pensiun. Tapi setidaknya saya sudah memulai dan mengikuti proses ini,” jelasnya. Ia menekankan kepada para stafnya bahwa integritas bukanlah tujuan akhir. Integritas bagaikan pondasi sebuah rumah. Integritas yang tidak diiringi dengan profesionalisme maka tidak akan bisa mencapai tujuan. “Tanpa integritas kita bukanlah apa-apa. Kita tidak akan bisa melakukan perkara besar,” lanjutnya. Pria yang melanjutkan studi S2 di Vanderbilt University jurusan Economic Development ini juga seringkali memberikan semangat kepada para pegawai, khususnya pegawai baru, untuk memotivasi mereka dalam bekerja. “Saya tekankan ke pegawai, kalian ditempatkan di sini bukan kebetulan. Secara spiritual ada grand design dari Tuhan menempatkan kalian di sini untuk punya arti bagi KPU,” jelasnya. Wijayanta memberikan banyak pelajaran bagaimana harus bersikap saat menghadapi permasalahan dalam karier. Layaknya pemimpin yang baik, ia tidak hanya menyuruh para staf untuk melakukan sesuatu, namun dengan memberikan contoh yang baik demi bergerak bersama mencapai visi misi KPUBC Tanjung Priok.
35 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Info Kebijakan
Tantangan Ekonomi Indonesia Baru Oktober, tiba saatnya Indonesia menyambut pemimpin dan harapan baru. Euforia bukan berarti tanpa tantangan. Kondisi perekonomian dunia yang fluktuatif bisa jadi berdampak pada perekonomian nasional.
W
alaupun mengalami sejumlah rintangan, pemulihan ekonomi global terus berlanjut meskipun kondisnya tidak merata. IMF merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia 2014 menjadi 3,3 persen (Oktober), turun dari perkiraan Juli sebesar 0,3 persen. Perkiraan ini 0,4 persen lebih rendah dibandingkan data World Economic Outlook. Untuk tahun 2015, asumsi pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 3,8 persen, lebih rendah dibanding perkiraan Juli lalu yang mencapai 4 persen. Perekonomian negara maju Realisasi pertumbuhan ekonomi Amerika di kuartal kedua 2014 mencapai
4,6 persen quarter on quarter (qoq). Angka ini lebih tinggi dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya sebesar 2,1 persen (qoq). Tercatat, tingkat pengangguran kembali turun ke level 6,1 (Agustus) dari bulan sebelumnya sebesar 6,2 persen. Sementara inflasi berada di kisaran 1,7 persen (yoy). September lalu, hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menyatakan bahwa The Fed kembali mengurangi program pembelian obligasi sebesar US$10 miliar menjadi US$15 miliar. Kemudian, program pembelian obligasi (QE) akan berakhir setelah pertemuan Oktober 2014 dan kenaikan fed fund rate (FFR) paling lambat dilakukan pada semester kedua 2015.
Di zona Eropa, kawasan Eropa hanya 0,0 persen (qoq) dengan Jerman yang mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen. Sementara inflasi di zona Eropa sebesar 0,3 persen, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 0,4 persen dan merupakan inflasi terendah sejak Oktober 2009 lalu. Meski inflasi terjaga tetapi tingkat pengangguran Eropa masih cukup tinggi di level 11,5 persen. European Central Bank, September lalu, menurunkan suku bunga acuan dari 0,15 persen menjadi 0,05 persen dan menetapkan suku bunga deposito minus 0,2 persen dari sebelumnya minus 0,1 persen. ECB mengumumkan kebijakan pembelian aset dalam bentuk covered
Tabel Perkembangan Ekonomi Indonesia Indikator
Nilai Tukar Rupiah
Indeks Harga Saham Gabungan
Inflasi
Harga Minyak Mentah Indonesia
Arus Modal Masuk
Kinerja
Nilai tukar Rupiah pada 10 Oktober 2014 berada pada Rp12.222/US$ mengalami depresiasi 0,27% (ytd).
IHSG pada 10 Oktober 2014 sebesar 4.962,96 menguat 16,11% (ytd).
Inflasi per September 2014 mencapai 0,27% (mtm), 3,71% (ytd), atau 4,53% (yoy).
ICP per September 2014 mencapai US$94,97 per barel.
Selama September 2014: Saham outflow Rp7,4 triliun, SUN inflow Rp13,17 triliun;
Periode 2 Januari hingga 10 Oktober 2014 Rupiah mengalami level terkuat Rp11.289/US$ dan level terlemah Rp12.240/US$.
Periode 2 Januari hingga 10 Oktober 2014 IHSG mencapai level tertinggi sebesar 5.246,48 dan level terendah sebesar 4.175,81.
Rata-rata tahun 2014 s.d Agustus 2014 sebesar US$104,39 per barel.
Per Oktober: Saham (10 Oktober) outflow Rp0,64 triliun, SUN (8 Oktober) ouflow Rp0,64 triliun; Selama 2014 (s.d 10 Oktober) pasar saham mengalami inflow sebesar Rp21,31 triliun: SUN inflow Rp120,23 triliun (8 Oktober); Di pasar SUN, posisi kepemilikan asing per 8 Oktober 2014 sebesar Rp443,8 triliun.
Sumber: Kementerian Keuangan (diolah) 36 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Teks
Iin Kurniati
Ilustrasi
Wardah Adina
Info Kebijakan
TARGET
bonds dan asset backed securities selama dua tahun. ECB juga telah menetapkan menetapkan bahwa Targeted LongerTerm Refinancing Operations (TLTRO) akan dikucurkan sebesar €82,6 milyar dengan suku bunga fix 0,15 persen.
terendah selama tiga tahun terakhir. Sementara inflasi kembali melambat di Agustus, mengindikasikan upaya Bank of Japan (BoJ) dan pemerintah untuk mencapai target inflasi 2 persen belum membuahkan hasil.
Di Jepang, pada kuartal kedua 2014 perekonomiannya mengalami kontraksi sebesar 6,8 persen (qoq), padahal sebelumnya mampu tumbuh sebesar 6,1 persen (qoq). Ini merupakan angka
Karena itulah BoJ merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun fiskal 2014 dari 1,1 persen menjadi 1,0 persen. Sementara untuk tahun fiskal 2015 direvisi menjadi 1,5 persen dan
tahun 2016 menjadi 1,3 persen. Perekonomian negara berkembang Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal kedua 2014 mencapai 7,5 persen sama dengan target pertumbuhan di 2014 sebesar 7,5 persen. Setelah meluncurkan paket stimulus April lalu, pada bulan Juni pemerintah Tiongkok kembali meluncurkan paket mini stimulus.
Yield SUN
Pertumbuhan PDB
Investasi Langsung
Perdagangan Internasional
Neraca Pembayaran
Yield SUN periode 10 Oktober 2014: • Yield SUN 10Y sebesar 8,39%, • Yield SUN 5Y sebesar 8,18%
Pada Q1-2014 PDB tumbuh sebesar 5,21% (yoy).
Realisasi investasi Q2 2014 mencapai Rp116,2 triliun atau naik 16,34% (yoy)
Juli 2014: • Ekspor turun 2,97% (yoy) menjadi US$14,18 miliar • Impor turun 19,31% (yoy) menjadi US$14,05 miliar • Surplus neraca perdagangan Mei sebesar US$123,7 juta • Secara kumulatif (JanuariJuli 2014) defisit neraca perdagangan mencapai US$1,01 miliar.
Pada Q1-2014 defisit transaksi berjalan kembali menyempit menjadi US$4,2 miliar (2.0% PDB) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$4,3 miliar (2,1% PDB)
Periode 1 Januari hingga 10 Oktober 2014 • Yield SUN 10Yà Tertinggi 9,18% -- Terendah 7,83% • Yield SUN 5Y à Tertinggi 8,67% -- Terendah 7,56%
Pada Q2-2014 PDB tumbuh sebesar 5,12% (yoy). Sepanjang 2013 : 5,78% (yoy). PDB nonmigas 6,3%, PDB migas -2,8% Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3,3%
• PMA: Rp78,0 triliun naik 16,9% (yoy)
• PMDN: Rp38,2 triliun naik 15,4%(yoy) Realisasi investasi Semester I 2014 sebesar Rp222,8 triliun atau naik 15,56% (yoy) • PMA: Rp150,0 triliun, naik 13,5% (yoy) • PMDN: Rp72,8 triliun, naik 20,2%(yoy)
Surplus transaksi modal dan finansial turun menjadi US$7,8 miliar yang berasal dari defisit investasi lainnya Pada Q2-2014 surplus NPI meningkat dari US$2,1 miliar pada Q1 menjadi US$4,3 miliar Membaiknya kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang mencatat peningkatan surplus yang signifikan.
37 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Info Kebijakan
Perekonomian domestik Kepercayaan investor terhadap kondisi pasar modal menurun hingga terjadi outflow selama September lalu. Namun demikian, indeks saham secara umum masih menunjukkan tren penguatan. Terbukti sejak awal 2014 hingga 10 Oktober 2014, Indeks Harga Saham Gabungan menguat sebesar 16,11 persen. Pasar saham terus mengalami net-outflow karena adanya isu kenaikan tingkat bunga The Fed seiring membaiknya perekonomian Amerika. Sementara terkait nilai tukar tahun ini masih berfluktuasi. Rupiah sempat menguat di kisaran Rp11.271/US$ tetapi kembali melemah direntang Rp12.000/ US$. Periode 10 Oktober lalu, Rupiah bertengger di level Rp12.178/US$, lebih tinggi dibanding akhir 2013 sebesar Rp12.222/US$ (depresiasi 0,27%). Dibandingkan dengan bulan sebelumnya melemah 3,34 persen. Disisi inflasi, pada September 2014
38 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
5.500
12.000 5.000
11.500 11.000
4.500
10.500 10.000
4.000
9.500
Indonesia Rupiah
Sep 2014
Jul 2014
Mei 2014
Mar 2014
Jan 2014
Nop 2013
Sep 2013
3.500 Jul 2013
9.000 Mei 2013
Sementara itu, negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan) membentuk BRICS’s New Development Bank untuk menjaga stabilisasi pasar keuangan ke depan. Modal awal yang disetorkan sebesar US$50 miliar. Modal tersebut terdiri dari US$10 miliar berupa “paid-in capital” dan tambahan sebesar US$40 miliar berupa “paid upon request”.
12.500
Mar 2013
Selanjutnya, negara-negara ASEAN 5 mampu tumbuh moderate pada kuartal kedua 2014. Tercatat perkembangan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen, Malaysia 6,4 persen, Thailand 0,4 persen, Filiphina 6,4 persen dan Singapura 2,4 persen.
Financial Market Rebound
Jan 2013
Lalu bulan Agustus, People’s Bank of China (PBoC) mengucurkan stimulus berupa kredit sebesar US$162 miliar kepada China Development Bank selama 3 tahun. Baru kemudian pada bulan September, PBoC kembali mengucurkan stimulus sebesar US$81,4 miliar untuk lima bank besar di Tiongkok.
Jakarta Composit Index (RHS)
inflasi terjaga di level 0,27 persen month to month (mtm) atau 4,53 persen year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibanding rerata historis lima tahun terakhir September sebesar 0,29 persen (mtm). Secara umum, penyumbang inflasi moderat bulan ini yakni komoditas administered price (harga diatur Pemerintah) seperti gas LPG 12 kg dan kenaikan tarif listrik (per dua bulan).
namun tidak sebesar penurunan impor (-4,82%).
Selain berkurangnya pasokan bahan pangan akibat bencana el nino dan wacana kenaikan harga BBM bersubsidi, ada faktor lain yang berpotensi memberi tekanan pada inflasi tahun ini. Faktor tersebut yakni pemberlakuan tarif kereta ekonomi non-PSO jarak jauh dan sedang di Pulau Jawa dan Sumatera. Pemberlakukan tarif baru dimulai tanggal 1 Januari 2015 yang telah dapat dipesan pada 2 Oktober 2014.
Selanjutnya, kinerja transaksi berjalan melebar dari defisit US$4,2 miliar (2,05% PDB) pada kuartal pertama 2014 menjadi defisit US$9,1 miliar (4,27% PDB). Pelebaran defisit ini terjadi karena pola musiman baik impor barang maupun defisit neraca jasa dan pendapatan yang lebih tinggi.
Kemudian, terkait neraca perdagangan, bulan Agustus 2014 mencatatkan defisit sebesar US$318,1 juta. Secara akumulatif pada periode Januari hingga Agustus, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$1,40 miliar year to date (ytd). Sampai dengan Agustus 2014 kinerja ekspor masih melemah (-1,52%),
Tercatat, kinerja ekspor (Agustus) mencapai US$14,48 miliar, mengalami peningkatan sebesar 2,49 persen (mtm) atau 10,63 persen (yoy). Sedangkan kinerja impor (Agustus) mencapai US$14,79 miliar atau naik sebesar 5,05 persen (mtm) dan 13,69 persen (yoy).
Meskipun demikian, secara tahunan kinerja transaksi berjalan mengalami perbaikan. Terbukti, surplus transaksi finansial mengalami peningkatan dari US$7,6 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi US$14,5 miliar yang bersumber dari investasi langsung, portofolio dan lainnya. Dengan kondisi tersebut, cadangan devisa Indonesia per akhir September 2014 telah mencapai US$ 111,2 juta.
39 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Kolom Ekonom
Inovasi Untuk Kemajuan Indonesia Somewhere, something incredible is waiting to be known.. (Carl Sagan, 2013)
N
usantara terkenal sebagai negeri yang kaya sumber daya alam, orang sedunia sudah tahu itu. Namun, seberapa tinggi nilai manfaat atas kekayaan alam yang luar biasa ini, belum banyak yang tahu. Kekurangtahuan ini bisa disebabkan karena belum maraknya forum ekspos ilmiah. Dengan demikian, bagaimana mungkin kekayaan alam yang berserakan di bumi nusantara ini dapat diketahui keluarbiasaannya (bernilai manfaat tinggi) kalau forum ekspos jarang dilakukan. Hanya dua kata sebagai solusi: perbanyak ‘invensi’ dan diikuti dengan ‘inovasi’. Dua kata itu lekat pada bidang Research and Development (R&D). Akankah Indonesia mampu mengungkap segala kekayaan alamnya menjadi sesuatu yang luar biasa sehingga mampu mengakselerasi negeri ini masuk dalam jajaran negara maju yang baru? Investasi R&D Global Pada tahun 2014 ini, dana global untuk R&D diperkirakan sekitar Rp19 ribu triliun (setara USD1,618 triliun, kurs Rp11.600/USD). Angka itu kirakira sepuluh kali APBN atau dua kali PDB Indonesia. Lima negara yang membelanjakan dana R&D-nya paling besar di dunia (the big five) yaitu Amerika Serikat (USD465 miliar), disusul oleh Tiongkok (USD284 miliar), Jepang (USD165 miliar), Jerman (USD92 miliar) dan Korea Selatan (USD63 miliar). Dilihat dari sisi rasio jumlah dana
40 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Indonesia menempati peringkat ke-40 (terakhir) sebagai negara yang jumlah dana R&D terhadap GDP hanya 0,2 persen atau USD3 miliar.
R&D terhadap GDP, Israel memiliki rasio tertinggi (empat persen lebih) atau hanya USD11 miliar. Sedangkan rasio penelitinya hanya dua ilmuwan setiap 1.000 penduduk. Kemudian, negara Finlandia punya rasio dana R&D terhadap GDP 3,5 persen. Secara nominal, jumlah dana risetnya hanya USD7 miliar dan rasio penelitinya sebanyak tujuh ilmuwan setiap 1.000 penduduk. Berikutnya adalah Denmark dimana hampir tiga persen jumlah dana R&D-nya terhadap GDP. Anggaran penelitian Denmark lebih rendah US$1 miliar dibandingkan Finlandia. Setiap 1.000 penduduk Denmark, ada lebih dari enam ilmuwan. Selanjutnya, negara Qatar yang selain penghasil migas, juga mulai tertarik dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Sekitar 2,5 persen jumlah dana R&D-nya terhadap GDP. Jumlah anggaran untuk R&D sama
Teks
Praptono Djunedi, Peneliti BKF
dengan Denmark, tetapi rasio peneliti terhadap penduduk termasuk rendah, yakni di bawah 1 ilmuwan per 1.000 penduduk. Rasio ini hampir mirip dengan rasio peneliti di Indonesia. Negara Asia lainnya adalah Singapura dimana rasio jumlah R&D-nya sebesar 2,5 persen terhadap GDP. Jumlah dana riset USD9 miliar dan rasio peneliti sekitar enam ilmuwan setiap 1.000 penduduk. Indonesia menempati peringkat ke-40 (terakhir) sebagai negara yang jumlah dana R&D terhadap GDP hanya 0,2 persen atau USD3 miliar. Dari sisi rasio peneliti, setiap 1.000.000 penduduk Indonesia, jumlah peneliti yang ada hanya mendekati 100 ilmuwan. Selengkapnya bisa dilihat pada Gambar 1. Pada bagian atas sudah dijelaskan bahwa negara AS tetap menjadi negara terbesar dalam hal penyediaan dana R&D walaupun kondisi perekonomian negara belum pulih. Dengan anggaran riset yang ada, kontribusi riset negara AS sekitar 22 persen dari total riset dunia (tahun 2001 sebesar 37 persen) (Tanjung, 2014). Berdasarkan Tabel 2, dana R&D sebesar USD465 miliar tersebut bersumber dari sektor industri (sekitar 67 persen), pemerintah federal (sekitar 25 persen) dan sisanya dibiayai dari kampus dan lembaga lain. Di pemerintahan federal, dana R&D itu tersebar di beberapa institusi penting seperti Departemen
Foto
airliners.net
Kolom Ekonom Gambar 1:
(development) sekitar 60 persen, serta riset dasar (basic research) dan riset terapan (applied research) masingmasing 20 persen.
Profil R&D Dunia
Sumber: www.battelle.org, 2014
Sementara itu, Tiongkok lebih memprioritaskan pengembangan (development) sekitar 80 persen, diikuti dengan riset terapan 15 persen dan riset dasar 5 persen. Negeri ini menargetkan tercapainya perekonomian berbasis inovasi pada tahun 2020 sehingga mampu menyelesaikan tantangan lingkungan dan sumber daya. Investasi R&D-nya coba dikaitkan dengan beberapa tujuan nasional untuk pertumbuhan industri, evolusi menuju perekonomian domestik yang stabil, proyeksi ketenagalistrikan dan prestise internasional. Beberapa indikator menunjukkan pesatnya R&D di Tiongkok seperti jumlah paten yang dikeluarkan setiap tahun bisa mencapai hampir 200 ribu paten, dan jumlah publikasi ilmiah mencapai 550 ribu per tahun. Selain itu, para ilmuwan Tiongkok sangat berambisi untuk menguasai berbagai disiplin ilmu melebihi kemampuan para ilmuwan AS di beberapa bidang penting, seperti bidang transportasi, energi, militer, angkasa, riset dasar dan riset terapan.
Tabel 2:
Sumber Pendanaan R&D dan Penggunanya di AS (USD miliar) Sumber: www.battelle.org, 2014
SUMBER PENDANAAN
PENGGUNA DANA R&D
Pemerintah Federal
Pemerintah Federal
Industri
Akademisi
Lainnya
Total
35,7
27,8
37,1
22,4
123
Industri
302,5
Akademisi Lainnya TOTAL
35,7
Pertahanan, NASA, Departemen Kesehatan dan Departemen Energi. Sementara itu, dari sisi penggunaan dana R&D, sektor industri mengambil porsi terbesar (71 persen) untuk membiayai risetnya. Selanjutnya,
330,3
3,3
1,7
307,5
13,2
0,1
13,3
9,3
11,4
20,7
62,9
35,6
464,5
para akademisi kampus 13 persen, pemerintahan federal 8 persen, lembaga non profit dan pusat riset lainnya masing-masing 4 persen. Dari sisi prioritas riset, dana riset di AS lebih diprioritaskan untuk pengembangan
Bagi negara maju atau punya semangat untuk maju, para ilmuwan merupakan aset yang sangat berharga. Ilmuwan adalah makhluk hidup yang unik, yang memiliki kebebasan berpikir dan berpendapat. Lingkup kerjanya tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Kehidupan para ilmuwan itu didedikasikan untuk mengobservasi dan melakukan riset terhadap apa saja, mulai dari bagian partikel yang sangat sangat mikro sampai dengan mengobservasi planet-planet di alam semesta, yang berjarak ribuan tahun cahaya dari planet Bumi. Oleh sebab itu, pemerintahan di negara maju sangat respek terhadap kecerdasan para ilmuwan, sekalipun bukan warga negaranya. Sekedar contoh, Prof.Dr.Ing. B.J. Habibie begitu dihormati oleh bangsa Jerman karena keahliannya mendesain pesawat
41 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Kolom Ekonom
Gatotkaca N-250, pesawat terbang hasil desain salah satu ilmuwan Indonesia, Prof.Dr. Ing. B.J. Habibie yang begitu dihormati oleh bangsa Jerman.
terbang. Contoh lainnya adalah Prof. Josaphat T.S. Sumantyo, penemu radar 3 dimensi. Radar ini berguna untuk navigasi pesawat dan kapal dengan tingkat akurasi tinggi. Ilmuwan ini menjadi salah satu profesor di Jepang. Ilmuwan ini salah satu dari puluhan ribu warga negara Indonesia lulusan Ph.D atau bergelar profesor berdiaspora ke berbagai negara maju untuk berkarir di bidang kepakaran masing-masing. Hal-Hal Yang Menginspirasi Dari paparan di atas, beberapa hal yang seharusnya dapat menginspirasi bangsa kita adalah (1) strategi pembangunan nasional diarahkan untuk mendukung perekonomian berbasis inovasi (benchmark: Tiongkok). (2) perlu mengintegrasikan berbagai kebijakan sektoral (kebijakan fiskal, kebijakan pendidikan, kebijakan kesehatan, kebijakan industri dan lainnya) dengan Agenda Riset Nasional,
42 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
(3) perbanyak jumlah ilmuwan dengan sistem rekrutmen yang akseleratif (benchmark: Finlandia), (4) perbanyak jumlah penerbitan jurnal ilmiah dan langganan database ilmiah (benchmark: Tiongkok), (5) perbanyak jumlah dana R&D (benchmark: AS dan Tiongkok). Poin 5 merupakan konsekuensi logis dari empat hal sebelumnya. Apabila hal-hal di atas dapat dipenuhi maka peluang Indonesia untuk masuk dalam jajaran negara maju baru sangat besar. Karena negara kita punya semuanya. Punya banyak tanaman obat tropika yang belum diungkap. Punya banyak kekayaan alam lainnya yang mungkin terkategorikan sebagai sesuatu yang masih misteri. Sekaranglah saatnya bangsa ini melek invensi dan inovasi. Jangan sampai ada warga negara asing yang beberapa tahun lalu berkunjung ke Indonesia, tiba-tiba sekarang dia menyatakan sebagai pemegang hak
paten atas tanaman obat X, yang ternyata tumbuh subur di Indonesia. Jangan sampai kasus pakaian batik atau kesenian reog ponorogo terulang hanya karena kealpaan kita untuk berinovasi dan kemudian mematenkannya. Jadi, masih banyak kekayaan alam yang ada menunggu inovasi kita semua. Dan, itu juga berarti menunggu keberpihakan pemerintah.
Pustaka: • 2014 Global R&D Funding Forecast, dalam www.battelle.org • Ella Zulaeha,“Ilmuwan Indonesia Mendunia Lebih Terkenal Di Negeri Orang”, dalam http:// sosok.kompasiana.com/2011/08/21/ • Farid Aulia Tanjung, “5 Negara Yang Diamdiam Menjadikan R&D Sebagai Sumber Devisa Negara, 22 Februari 2014, dalam www. bglconline.com
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
ADA METERAIih BARU
YANG LAMA masi BERLAKU
Perubahan adalah sebuah keniscayaan, begitupun dengan desain meterai tempel yang telah mengalami beberapa kali perubahan. Pada tanggal 17 Agustus 2014 ini, tepat pada hari kemerdekaan Indonesia yang ke-69, dan bersamaan dengan diterbitkannya uang NKRI, pemerintah memberlakukan meterai tempel desain baru (meterai tempel desain tahun 2014) yang menggantikan meterai tempel desain tahun 2009.
*) Meterai Tempel Desain 2009
*) Meterai Tempel Desain 2014
DitJenPajakRI @DitJenPajakRI
43 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Opini
Nasionalisasi Sumber Daya Alam Tidak semua negara diberkahi kekayaan migas dan mineral. Bagi negara yang memilikinya, seringkali mereka bekerjasama dengan pemodal asing untuk mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) tersebut.
I
nteraksi antara pemerintah dengan korporasi asing membuat pertambangan migas dan mineral menjadi bisnis internasional. Dengan semakin dinamisnya industri pertambangan, tren nasionalisme SDA (resource nationalism) timbul dan berkembang. Konsep nasionalisme SDA memandang kekayaan SDA sebagai simbol kedaulatan Negara, sehingga tidak hanya meraup manfaat finansial semaksimal mungkin dari eksploitasi, penguasaan terhadap SDA juga dipandang sebagai hal mutlak bagi suatu negara. Dari perspektif investor, perkembangan nasionalisme SDA adalah salah satu risiko bisnis yang paling menantang karena dapat memicu ketidakpastian. Firma akuntansi Deloitte dalam laporan Tracking the Trend 2014 menempatkan isu nasionalisme SDA dalam sepuluh isu penting yang dihadapi oleh perusahaan pertambangan.
hak pertambangan yang dimiliki investor asing. PBB sendiri dalam Resolusi 1803 (XVII) 1962 mengakui kedaulatan suatu bangsa atas kekayaan alamnya, namun jika terjadi nasionalisasi, hendaknya hal tersebut didasari kepentingan publik, serta pihak yang dinasionalisasi diberi kompensasi yang memadai. Berbicara tentang nasionalisasi pertambangan SDA, tentunya tidak bisa dilepaskan dari pengalaman salah satu negara pionirnya, yaitu Meksiko.
oleh serikat pekerja. Sebagai respon aksi pekerja, salah satu rekomendasi komisi pemerintah adalah kenaikan gaji pekerja yang mencapai 26 juta peso dalam setahun. Para perusahaan keberatan, dan mengklaim memperoleh laba tidak lebih dari 23 juta peso selama 1935-1937. Konflik sosial dan finansial tersebut juga dibumbui isu legal, dimana Pasal 27 Konstitusi 1917 Meksiko menyatakan bahwa penguasaan SDA berada di tangan negara.
Hampir satu abad lalu, Meksiko adalah penghasil minyak bumi terbesar kedua dunia, dengan Mexican Eagle (grup Royal Dutch Shell) sebagai produsen utama. Produksi di awal 1920-an mencapai 499 ribu barel per hari (bph), namun di pertengahan 1930-an produksi menyusut menjadi seperlima angka tersebut. Kompetisi pasar (khususnya dengan minyak dari Venezuela),
Akhirnya di bulan Maret 1938, Presiden Lazaro Cardenas menasionalisasi industri migas Meksiko. Hubungan Inggris (salah satu negara asal Royal Dutch Shell) dengan Meksiko pun menghangat akibat tuntutannya pada Meksiko untuk mengembalikan properti Mexican Eagle. Sebagai solusi, akhirnya Mexican Eagle memperoleh kompensasi yang mencapai 132 juta dolar dari Meksiko. Pembayaran kompensasi tersebut dilakukan oleh Meksiko melalui cicilan yang memakan waktu lebih dari satu dekade (dari tahun 1948 sampai dengan 1962). Nasionalisasi 1938 ini juga menjadi cikal bakal lahirnya salah satu perusahaan migas nasional tertua di dunia, yaitu Petroleos Mexicanos (PEMEX), yang diberikan hak monopoli kegiatan usaha di industri hulu dan hilir migas di Meksiko.
Konsep nasionalisme SDA memandang kekayaan SDA sebagai simbol kedaulatan Negara, sehingga tidak hanya meraup manfaat finansial semaksimal mungkin dari eksploitasi, penguasaan terhadap SDA juga dipandang sebagai hal mutlak bagi suatu negara. Pada praktiknya, nasionalisme SDA dapat muncul dalam berbagai wujud. Sebagai contoh, kenaikan tarif pajak dan royalti tambang. Bentuk yang lebih ekstrim adalah nasionalisasi, dimana pemerintah mengambil alih aset atau
44 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
meningkatnya biaya produksi, dan cadangan yang telah terkuras menjadi tantangan utama. Dengan menurunnya produksi, pendapatan pajak dan royalti pemerintah pun ikut anjlok. Situasi ini diperburuk dengan berbagai aksi mogok
Teks
Grameyru Prabu Edward, DJP
Hampir satu abad setelah nasionalisasi 1938, bagaimana performa terkini industri hulu migas Meksiko? Menurut Statistik Energi BP, produksi dan cadangan minyak tahun 2013 masingmasing turun 24% dan 31% dari tahun 2003. Produksi gas sudah tidak mampu
Foto www.shell.com
Opini
lagi memenuhi kebutuhan domestik, dan impor gas tahun 2013 meningkat 18% dari tahun 2012. Thurber (2011) menjelaskan bahwa kinerja produksi yang tidak memuaskan tersebut terkait dengan kurang memadainya investasi eksplorasi dan kemampuan teknis domestik. Sehingga kontradiktif dengan nasionalisasi 1938, saat ini para pengambil kebijakan di Meksiko sedang berusaha untuk kembali membuka pintu bagi investor asing dengan merombak regulasi industri migas. Kebijakan de-nasionalisasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas eksplorasi dan eksploitasi di Meksiko pada tahun-tahun mendatang. Hal-hal berikut dapat diamati dari pengalaman nasionalisasi industri migas di Meksiko. Pertama, sesuai dengan sifat bisnis pertambangan SDA yang cenderung lintas batas, nasionalisasi SDA yang awalnya adalah isu antara korporasi
dengan negara pemilik SDA, dapat berkembang menjadi isu politik antara negara pemilik SDA dengan negara asal korporasi. Isu politik antar negara sendiri dapat tumbuh menjadi isu yang lebih kompleks dari isu pertambangan SDA. Kedua, penentuan nominal kompensasi terhadap pihak yang dinasionalisasi tidaklah mudah dan dapat memakan waktu yang panjang. Sebagai contoh terkini, ketika kepemilikan sahamnya pada YPF (perusahaan migas Argentina) diambil alih Pemerintah Argentina, Repsol menuntut kompensasi sebesar 10 miliar dolar. Butuh waktu kurang lebih dua tahun sampai akhirnya Repsol menerima tawaran kompensasi senilai 5 miliar dolar dari Argentina. Tak kalah lama, dalam arbitrase kasus pengambilalihan aset ExxonMobil di Venezuela oleh kebijakan mantan presiden Hugo Chavez di tahun 2007, International Centre for Settlement of
Investment Disputes (ICSID) baru-baru ini memutuskan bahwa ExxonMobil berhak atas kompensasi sebesar 1,6 miliar dolar dari Venezuela (memakan waktu tujuh tahun). Ketiga, nasionalisasi tidak langsung menjamin kesuksesan industri pertambangan SDA di masa depan. Industri ini membutuhkan investasi besar, teknologi tinggi, SDM yang kompeten, serta kemampuan mengelola berbagai risiko operasional secara berkelanjutan. Lebih jauh, good governance dalam pemerintahan juga menjadi kebutuhan absolut. Tanpa good governance, manfaat ekonomi yang diperoleh dari ekstraksi SDA akan terekspos risiko moral hazard, seperti korupsi. Nasionalisasi SDA yang tidak disertai penguasaan faktor-faktor itu justru dapat berbalik menjadi penghalang berkembangnya industri pertambangan SDA di suatu negara.
45 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Review
Menteri Keuangan Kembali Atur Batasan Defisit APBD
F E
D
T I IS
Review PMK 183/PMK.07/2014
A
nggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan gambaran atau tolak ukur keberhasilan suatu daerah dalam menjalankan roda perekonomian daerah. Kondisi perekonomian daerah sangat berkaitan dengan struktur APBD. Perekonomian yang baik akan mendorong penerimaan daerah. Demikian pula, struktur APBD yang dapat menciptakan multiplier effect terhadap penambahan lapangan kerja, peningkatan pendapatan per kapita, dan penambahan infrastruktur, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Pasca reformasi, struktur APBD terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Anggaran pendapatan yang melebihi belanja daerah merupakan surplus APBD, demikian sebaliknya merupakan defisit APBD. Apabila APBD mengalami surplus, daerah bisa melakukan pembayaran pokok utang, penyertaan modal daerah, pemberian pinjaman kepada Pemerintah Pusat/daerah, transfer ke dana cadangan dan sisa lebih tahun anggaran. Apabila terjadi defisit, kekurangan pendapatan ditutup dengan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penggunaan cadangan, penerimaan pinjaman, hasil penjualan kekayaan daerah
46 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
yang dipisahkan, dan penerimaan kembali pinjaman atau penerimaan utang.
7 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah.
Data Direktorat Jenderal Perimbangan Daerah menunjukkan bahwa mayoritas daerah menganggarkan defisit dalam APBD. Pada Tahun 2013, dari 491 kabupaten/kota dan 33 provinsi, sebanyak 457 daerah menganggarkan defisit dalam APBDnya. Jumlah daerah yang menganggarkan defisit tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah 447 daerah.
Untuk 2015, batas defisit APBD ditetapkan pada kisaran 3,25-6,25 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD menjadi dasar persentase defisit karena sebagai ukuran kapasitas fiskal daerah. Dalam Peraturan Menteri Keuangan No 183/ PMK.07/2014 yang ditandatangani pada tanggal 2 September 2014, batas maksimal defisit 3,25 persen berlaku untuk daerah dengan kapasitas fiskal kategori rendah. Lalu batas defisit 4,25 persen untuk daerah dengan kapasitas fiskal kategori sedang. Berikutnya, batas defisit 5,25 persen untuk daerah dengan kapasitas kategori tinggi. Terakhir, batas defisit 6,25 persen untuk daerah dengan kapasitas fiskal sangat tinggi.
Aturan Defisit Semakin Ketat Untuk mengendalikan dan menjaga kesehatan fiskal daerah, Menteri Keuangan kembali menerbitkan aturan tentang batas maksimal defisit APBD. Setiap tahun, Kementerian Keuangan menetapkan batas maksimal defisit dalam APBD tahun berikutnya. Kebijakan ini ditetapkan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengendalian Jumlah Kumulatif Defisit APBN dan APBD berdasarkan jumlah kumulatif pinjaman Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pasal 106 payat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Pasal
Teks Budi Sulistyo
Dibandingkan dengan ketentuan tahuntahun sebelumnya, batas maksimal defisit APBD 2015 lebih ketat. Pada APBD 2014, batas maksimal defisit APBD berkisar antara 3,50-6,50 persen dari perkiraan PAD. Sedangkan sebelum 2014, batasan tersebut ditetapkan sama tanpa memperhatikan kapasitas fiskal daerah. Apabila dicermati, batas maksimal defisit sejak 2012 secara persentase lebih kecil
Ilustrasi
Wardah Adina
Review dibanding aturan sebelumnya. Namun, jika dihitung berdasarkan data Pendapatan Daerah yang mengalami peningkatan setiap tahunnya maka batas defisit untuk APBD TA 2015 secara nominal tetap lebih besar dibanding APBD 2014. Artinya, daerah yang hendak merencanakan defisit masih memiliki ruang gerak fiskal (fiscal space) yang cukup. Dengan basis perhitungan APBD 2012, dari 33 provinsi hanya 2 provinsi yang memiliki kapasitas fiskal sangat tinggi, yaitu DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Lalu 8 provinsi memiliki kapasitas fiskal tinggi, yaitu Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Bali, Maluku Utara, dan Papua Barat. Kemudian 6 provinsi termasuk dalam kategori kapasitas fiskal sedang, yakni Aceh, Jambi, Banten, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Papua. Adapun 17 provinsi lainnya masuk kategori daerah dengan kapasitas fiskal daerah rendah, termasuk 4 provinsi di Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Sementara itu, peta kapasitas fiskal daerah kabupaten/kota juga tidak berbeda jauh. Kabupaten/kota yang terdapat di provinsi, sebagian besar memiliki kapasitas fiskal yang rendah. Daerah Diperbolehkan Lampaui Batasan Bagi daerah yang kemungkinan melebihi batasan maksimal defisit, Menteri Keuangan memberikan kelonggaran. Terdapat beberapah hal yang harus dipenuhi sebelum melampaui defisit.
Pertama, pelampauan batas maksimal defisit APBD harus mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan cq Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. Persetujuan Menteri Keuangan diberikan setelah melalui beberapa penilaian berikut ini. Pertama, batas maksimal kumulatif defisit APBD yang dibiayai dari pinjaman sebesar 0,3% dari proyeksi PDB tidak terlampaui. Kedua, batas maksimal kumulatif pinjaman daerah sebesar 0,3% dari proyeksi PDB tidak terlampaui. Ketiga, pinjaman telah disetujui, untuk pinjaman yang bersumber dari Pemerintah Pusat. Keempat, rencana pinjaman sudah mendapat pertimbangan Menteri Dalam Negeri, yaitu untuk pinjaman yang bersumber dari Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, dan lembaga keuangan bukan bank. Setelah syarat tersebut dapat dipenuhi, Kepala Daerah harus mengajukan permohonan persetujuan pelampauan batas maksimal defisit APBD/APBD Perubahan kepada Menteri Keuangan cq Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebelum APBD/ APBD Perubahan ditetapkan. Nantinya, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan dapat memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan pelampauan batas maksimal defisit APBD. Persetujuan atau penolakan ini akan diberikan paling lama 15 hari kerja setelah surat permohonan dari Kepala Daerah diterima secara lengkap. Persetujuan atau penolakan terhadap pelampauan batas maksimal defisit APBD/ APBD Perubahan ini, kemudian akan
menjadi pertimbangan dalam proses evaluasi Rancangan Peraturan Daerah mengenai APBD/APBD Perubahan. Penutup Berdasarkan tren, daerah cenderung menganggarkan defisit karena adanya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), yaitu selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran dalam APBD. Hal ini menunjukkan bahwa, sebenarnya secara umum daerah tidak sedang dalam kondisi defisit secara riil, tetapi menganggarkan defisit karena untuk menyerap SiLPA tahun sebelumnya. Walaupun menganggarkan defisit, banyak daerah yang mengalami surplus pada saat realisasi. Pemerintah harus selalu memperhatikan fenomena ini, karena ketika menganggarkan defisit, Pemerintah Daerah harus mencari sumber-sumber pembiayaan. Dengan realisasi penyerapan yang tidak optimal, terjadi surplus anggaran. Kementerian Keuangan sebagai otoritas yang melakukan pemantauan defisit APBD dan pinjaman daerah dalam rangka pengendalian kumulatif defisit APBD dan kumulatif pinjaman daerah, melakukan evaluasi untuk menetapkan batas maksimal kumulatif defisit APBD dan batas maksimal kumulatif Pinjaman Daerah sehingga dengan ketentuan defisit yang ditetapkan dapat mendorong multiplier effect yang menciptakan pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi.
Ketentuan Maksimal Kumulatif Defisit 2012-2015 Tahun
Maksimum Defisit APBD
Batas Maksimal Kumulatif Defisit yang dibiayai dari pinjaman daerah
Batas Maksumal Kumulatif Pinjaman
2015
ST : 6,25% dari perkiraan PAD T : 5,25% dari perkiraan PAD S : 4,25% dari perkiraan PAD R : 3,25% dari perkiraan PAD
0.3% dari proyeksi PDB
0,3% dari proyeksi PDB
2014
ST : 6,5% dari perkiraan PAD T : 5,5% dari perkiraan PAD S : 4,5% dari perkiraan PAD R : 3,5% dari perkiraan PAD
0.3% dari proyeksi PDB
0,3% dari proyeksi PDB
2013
6% dari perkiraan PAD
0,5% dari proyeksi PDB
0,35 % dari proyeksi PDB
2012
6% dari perkiraan PAD
0,5% dari proyeksi PDB
0,35 % dari proyeksi PDB
2011
4,5% dari perkiraan PAD
0,3% dari proyeksi PDB
0,35% dari proyeksi PDB
47 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Inspirasi
Mariana: Think Global
S
ejak SMA Mariana Dyah Savitri bercita-cita untuk tinggal di luar negeri dan bergaul dengan masyarakat dari berbagai negara. Mimpi ini terinspirasi dari sang Ayah. Ayahnya yang sering bertugas ke negara-negara lain memberinya banyak cerita tentang kehidupan di sana. Oleh karena itu, begitu lulus SMA Mariana memantapkan diri untuk berkuliah di jurusan Hubungan Internasional agar bisa menjadi diplomat. Saat itu ia mengikuti seleksi penerimaan Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Namun nasib membawanya untuk melanjutkan pendidikan di jurusan Akuntansi STAN. Di luar perkiraan, ternyata ia sangat menikmati masa-masa perkuliahan. Kekecewaannya yang tidak bisa berkuliah di UI atau UGM pun sirna. Mariana merasa akuntansi sangat cocok dengan dirinya. Belum tentu ia bisa menikmati ilmu politik dalam jurusan hubungan internasional seperti yang ia cita-citakan sebelumnya. Setelah lulus, Mariana ditugaskan di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Direktorat ini kemudian dihapus, sebagian unit pindah ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sebagian lagi ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Pada saat itu ia berkesempatan ditempatkan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Tak lama ada tawaran kepada pegawai untuk mengisi unit baru, yaitu Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Ia pun ikut serta untuk mendaftar. Pada tahun 2005 akhirnya Mariana bergabung dengan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan hingga saat ini. Menjadi pegawai Kementerian Keuangan memang tidak pernah ia bayangkan
48 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
jelasnya. Pada tahun 2011, wanita kelahiran tahun 1978 ini diberi kepercayaan untuk kembali ke Waseda University demi menapaki jenjang pendidikan Doktoral. Gelar Doctor of Philosophy in Management ia selesaikan dengan lancar pada tahun 2013.
Kesuksesan itu adalah ketika kesempatan bertemu dengan persiapan." Mariana Dyah Savitri
sebelumnya. Namun siapa sangka, di Kementerian Keuangan ia bisa mendapatkan banyak kesempatan besar. Ia beberapa kali mengikuti rapat dan seminar internasional dengan beberapa lembaga asing. Ia pun senang bisa bekerja dengan orang-orang dari berbagai negara. Menurutnya, keuntungan yang ia rasakan adalah bisa mengetahui pandangan mereka tentang Indonesia dan belajar bagaimana cara mereka mengeluarkan pendapat. Institusi ini pula yang mengantarkannya untuk menggapai mimpi. Setahun setelah lulus dari program Sarjana Ekstensi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia, Mariana berkesempatan melanjutkan pendidikan Master of Business Administration di Waseda University, Jepang. “Kebetulan sekolah saya itu ada kelas internasional yang siswanya dari berbagai negara, enggak hanya orangorang Jepang saja. Jadi keinginan saya untuk bisa tahu dunia yang lebih luas di luar Indonesia akhirnya tercapai juga,”
Teks
Pradany Hayyu
Mariana memang selalu ingin menimba ilmu lebih banyak. Baginya, mengenyam pendidikan sangatlah penting untuk memperluas wawasan. Saat ditanya komentar tentang pegawai yang malas melanjutkan sekolah karena terlalu nyaman bekerja, ia berujar bahwa pegawai tipikal itulah yang ditakutkan akan memiliki pemikiran terbatas. “Kalau sudah bekerja biasanya kita akan lebih banyak mengerjakan hal-hal yang sifatnya rutin dan menjadi expert di bidang itu. Tapi kelemahannya, saat itu sudah terlalu lama dan kita tidak membuka diri untuk belajar dari sumber di luar pekerjaan, maka pemikiran kita akan menjadi sangat terbatas,” katanya. Ia menambahkan, dengan mendengar orang lain berpendapat dan menyimak dosen mengajar di dunia perkuliahan, maka pemikiran kita akan berkembang. Di samping itu, keuntungan lain yang bisa kita dapatkan adalah jaringan yang luas. “Informasi bisa didapatkan dari mana saja, tak terkecuali dari teman-teman kita sendiri. Itulah pentingnya membangun jaringan,” katanya. Mariana mengakui, mulusnya jalan pendidikan yang ia tempuh diiringi pula dengan keberhasilan kariernya. Wanita yang pernah melakukan travelling ke beberapa negara di Eropa ini sekarang telah menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Pinjaman Daerah di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Ia memulai semuanya dari
Foto
Arfindo Briyan, Dok. Pribadi
Inspirasi bawah, dari awal lulus STAN pada tahun 1999. Layaknya pegawai baru pada umumnya, pekerjaan yang ia tangani hanya sebatas membuat rekapan sederhana dan mengetik verbal. Lama-kelamaan atasannya memberikan tugas yang semakin kompleks. Tentu itu penyesuaian dari pendidikan yang ia tempuh. Beruntung ia memiliki atasan yang bisa dijadikan sebagai mentor. Hal itu memotivasinya untuk melakukan kinerja yang lebih baik. Saat Mariana mendapat penugasan, atasan langsungnya juga turun tangan memberikan koreksi dan mengajaknya diskusi. Dengan begitu ia bisa cepat menyesuaikan diri dan bisa lebih memahami apa yang diharapkan oleh atasan. “Sampai saya seperti ini, itu tidak terlepas dari dukungan atasan. Mereka memberikan kepercayaan, memberikan kesempatan saya pada posisi ini, itulah yang harus saya jaga dengan baik,” kata Mariana.
Waseda University, Tokyo.
Membawahi empat orang kepala seksi dan delapan orang pelaksana di usianya yang masih muda pasti memiliki tantangan tersendiri. Menurut Mariana, mengkoordinasikan orang tidak semudah yang ia bayangkan. Tiap-tiap individu memiliki ide dan pendapat yang sangat bagus. Namun tidak semuanya ide-ide tersebut bisa diterapkan dalam waktu bersamaan. Jika dikelola dengan benar, ide yang bagus itu bisa dimunculkan menjadi sebuah solusi yang tepat sasaran. Ke depan, Mariana ingin mendapat kesempatan mengerjakan hal-hal yang lebih signifikan, lebih strategis, dan cakupannya lebih luas. “Saya belum lama (berada) di posisi ini. Ada beberapa inisiatif strategis yang perlu diselesaikan. Saya ingin fokus dulu dengan hal itu,” jelasnya tentang harapan ke depan. Banyak hal yang bisa dipelajari dari Mariana dalam mengejar mimpinya. “Kesuksesan itu adalah ketika kesempatan bertemu dengan persiapan. Terkadang kita hanya mengejar kesempatan, begitu sudah dikasih kesempatan ternyata kita tidak siap menerima itu,” pungkasnya.
Imperial Palace, Tokyo. 49 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Renungan
Melepaskan Beban Masa Lalu Pada rak terakhir yang tertata rapi, tepatnya di ujung koridor perpustakaan, tampak seorang pria berpakaian necis duduk menekuk, memeluk lutut. Meski dalam ruang ber-AC, buliran keringat sebesar biji jagung bergelayut di wajahnya, bahkan hingga membasahi kemeja lengan panjang bermerek yang ia kenakan.
H
ari itu seharusnya menjadi hari spesial baginya, bilamana ia berhasil mengikuti tes terakhir, terwujudlah penantiannya selama ini: menjadi pegawai kantoran. Sayangnya, puluhan kali ia mencoba untuk berdamai pada diri agar bisa menguasai keadaan, berpuluh kali juga ia gagal. Sejumlah tes lowongan kerja sudah banyak ia ikuti, tapi selalu saja gagal pada tes terakhir: Wawancara. Pikirannya kembali ke belasan tahun silam, semasa ia masih di bangku sekolah dulu. Berbicara di depan orang banyak adalah salah satu kelemahannya. Otaknya cemerlang memang, tapi kondisi ekonominya yang tidak seberuntung teman-temannya membuat ia jadi sasaran empuk. Korban ejekan. Tiap kali ia berkesempatan maju ke depan kelas, tiap itu pula ia menjadi bahan tertawaan. Beban masa silamnya inilah yang menjadi penghalang baginya hingga kini, tak percaya diri tampil di hadapan umum. ***
Pengalaman buruk, sekelam apapun itu, tak seharusnya kita bawa-bawa seumur hidup kita. Ingatan yang bersifat informasi negatif dan tersimpan dalam memori otak kita, bukan tak mungkin sudah kadaluarsa sifatnya. Tak pantas lagi ia dibawa dalam ransel hidup perjuangan kita selanjutnya. Tak layak lagi ia dikenang, apalagi dengan melibatkan emosi dan rasa yang justru menghambat laju sukses kita. Memilah informasi negatif apa yang selalu kita bawa sebagai beban negatif yang berimbas pada hidup kita kini adalah hal yang perlu dilakukan. Mudah tersinggung,
* terinspirasi dari Seminar Positive Thinking, Positive Feeling oleh Febrianti Almeera.
Pada kenyataannya, bukan hal di luar diri kita yang salah, melainkan dari dalam diri.
MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Maka, ketika kita dihadapkan pada kejadian serupa, secara otomatis hal itu akan kita bandingkan dengan apa yang kita alami di masa lalu. Persepsi yang keliru menghasilkan respons yang juga keliru. Tatapan bersahabat, dianggap tatapan melecehkan, ucapan perhatian dimaknai ancaman, dan masih banyak lagi. Itu pula sebabnya respons tiap orang atas suatu fakta yang sama, bisa berbedabeda, bergantung pada informasi dan pengalaman apa yang pernah ia simpan dan ia terima di masa lalu. Jika ada di antara kita yang punya beban di masa lalu yang selalu dibawabawa hingga kini, maka mulai sekarang lepaskanlah ia. Akuilah sebentuk emosi sesaat yang pernah kita genggam dulu. Rasionalisasikan emosi tadi menjadi hal yang logis di masa kini. Selanjutnya dalam pikiran Anda, hadirkanlah orangorang yang dulu mungkin pernah melukai Anda, sampaikanlah bahwa Anda telah memaafkan mereka. Lepaskanlah beban itu, maafkanlah mereka. Hingga masa depan kita jauh lebih ringan kini dan kesuksesan bisa kita capai, tanpa membawa beban yang tak perlu di masa lalu.
Pernahkah kita mengalami hal serupa? Saat beban-beban masa lalu kita merongrong kehidupan kita hingga kini, bahkan mungkin hingga di masa depan? Jutaan pengalaman yang kita rasa, memang tak selalu membuat kita menjadi lebih kuat atau lebih dewasa, tapi kadang ia justru membuat kita semakin rapuh dan semakin kekanak-kanakan. Jika demikian, kondisi di luar diri tak pelak menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita. Sudah tepatkah itu?
50
mudah marah, rendah diri, pikiran negatif, mudah cemburu, posesif, dan banyak ragam lainnya. Informasi negatif yang pernah tersimpan di memori otak kita, membentuk persepsi dan keyakinan alam bawah sadar.
Teks
Farida Rosadi
Foto
pixgood.com
Resensi Buku 5 Peringkat Teratas Buku Fiksi Terpopuler: September 2014
Judul: Haji Backpacker | Penulis: Aguk Irawan | Penerbit: Edelweiss | Tebal: 212 halaman | ISBN: 978602-867-203-0
N
ovel karya Aguk Irawan ini sedang tayang di bioskopbioskop seluruh Indonesia. Haji Backpacker mengisahkan seorang pemuda bernama Mada yang memutuskan untuk mencari jalan hidupnya dengan berkelana dari satu negara ke negara lainnya dengan menjadi backpacker. Keputusan itu membawanya melewati 9 negara, yaitu Thailand, Laos, Vietnam, China, India, Nepal, hingga Arab Saudi. Mada memutuskan untuk hidup bebas dengan mengembara ke luar negeri karna kesedihannya yang telah ditinggal oleh ibunya. Kejadian ini ditambah lagi rasa sakit akibat patah hati yang ia alami saat ditinggal oleh kekasihnya ketika detik-detik akad. Mada merasa kecewa atas kejadian hidup yang dialaminya. Lalu merasa marah kepada Tuhan dan ayahnya. Perjalanan Mada menyingkap kesadaran demi kesadaran. Selama perjalanannya, ia mengalami mimpi yang terus berulang. Mimpi itu berupa kematian yang terjadi pada dirinya. Namun ketika di China, Mada diyakinkan oleh seorang pemuda untuk menemui seorang guru tafsir mimpi yang tinggal di India. Sesampainya di India, Mada berhasil menemui guru tafsir mimpi tersebut. Guru itu mengatakan bahwa mimpi yang dialami Mada selama ini adalah panggilan kepadanya untuk kembali mendekat kepada Tuhan dan bukti
Gajah Mada Langit Kresna Hariadi
Senopati Pamungkas Arswendo Atmowiloto
Diary of a Wimpy Kid Jeff Kinney
Maryamah Karpov Andrea Hirata
Rantau 1 Muara Ahmad Fuadi
5 Peringkat Teratas Buku Non-Fiksi Terpopuler: September 2014
adanya Tuhan dengan aturan-Nya yang sempurna serta baik untuk dirinya. Mada sadar dengan jalan kebebasan yang ia buat tidak memberikan kedamaian pada dirinya. Ia kembali menjalankan perintah agama dan berusaha menemui makam ayahnya untuk meminta maaf. Ia memutuskan untuk pergi ke Mekkah, Arab Saudi melalui darat. Namun di tengah perjalanan, Mada dihadang oleh sekelompok militan. Ia diinterogasi beberapa pertanyaan. Saat ia menunjukkan kalau ia adalah seorang muslim dan mampu menunjukkan bisa membaca Al-Quran, Mada pun dilepaskan dan dibantu perjalanannya ke Arab Saudi dengan menerima tawaran bekerja di kapal. Tiba di Mekkah, segera ia mencari makam ayahnya dan meminta maaf. Lalu, ia memutuskan melaksanakan ibadah haji. Mada bekerja di arab Saudi dan melanjutkan hidup barunya dengan keyakinan yang lebih kuat dan berserah mengikuti aturan Tuhan. Buku berjudul Haji Backpacker adalah novel religius yang berisi petualangan haji backpacker yang menarik untuk dibaca dan ditonton. Ditambah lagi, novel yang diangkat ke layar lebar dengan judul sama itu mewarnai musim haji di tahun 2014 ini. Semoga novel ini dapat menginspirasi pembaca untuk mengupayakan pergi haji, meskipun backpacker!
Teks
Syahrul Ramadhan
Business Research Methods Donald R. Cooper Understanding the Theory and Design of Organizations Richard L. Daft Research Methods for Business Uma Sekaran dan Roger Bougie
Accounting Theory Jayne Godfrey, dkk
Seri Maestro Bisnis Robert Heller
Kunjungi Perpustakaan Kementerian Keuangan dan Jejaring Sosial Kami: Gedung Djuanda I Lantai 2 Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta Pusat Perpustakaan Kemenkeu Perpustakaan Kementerian Keuangan @kemenkeulib www.perpustakaan.kemenkeu.go.id
51 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Resensi Wisata
Pantai Srau.
Pacitan dan Pantai-Pantai Penuh Keindahan Difficult roads often lead to beautiful destination. Saya percaya kutipan itu terasa benar di benak banyak orang yang suka jalan-jalan. Kadang, tempat yang indah memang menuntut kita melakukan perjalanan dengan susah payah.
S
aat Anda berkunjung ke Pacitan, Kabupaten di barat daya Jawa Timur, kutipan tadi agaknya juga akan terasa benar. Mungkin sebagian kita hanya tahu Pacitan sebagai tempat kelahiran Pak SBY. Secara geografis, pegunungan seperti menjadi tameng kabupaten ini. Berangkat dari arah manapun, Anda akan menemui wilayah pegunungan yang memiliki jalan yang berliku yang kadang memiliki belokan dan tanjakan ekstrem. Namun, perjalanan yang susah itu akan terbayar begitu Anda sampai di pantai-pantai penuh keindahan. Hidden beach, begitu kata banyak orang.
52 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Slogan Kota 1001 Goa akan menyambut kita saat pertama masuk Pacitan. Anda hanya perlu mengikuti petunjuk arah menuju Gua Gong untuk menuju kompleks hidden beach Pacitan. Komplek hidden beach ini berada di barat daya Pacitan. Dari pusat kota, perjalanan yang ditempuh sekitar 1 jam. Akses menuju lokasi pun bisa dibilang cukup memadahi. Aspal baru di Pacitan bisa dinikmati di sepanjang perjalanan. Di perjalanan menuju kompleks Gua Gong, kita akan bertemu dengan petunjuk arah menuju beberapa pantai. Pantai Klayar,
Teks & Foto
Yogi Bayu Avian
Banyutibo, dan Srau adalah yang paling highly recommended. Di sepanjang jalan menuju tiga destinasi itu, ada beberapa lokasi lain yang bisa dituju bila anda mempunyai waktu liburan yang panjang. Pantai Srau Untuk pemanasan, mungkin anda harus mengunjungi pantai ini sebagai tujuan pertama. Pantai Srau memliki trek jalan aspal yang melewati tepi pantai. Anda bisa saja menikmati luasnya pantai ini dengan menggunakan sepeda motor. Disini, kelelahan anda selama perjalanan akan dihapus dengan ketenangan pesisir
Resensi Wisata
Pantai Klayar.
pantai yang penuh pohon kelapa, dan beberapa warung yang berjualan es degan. Bisa dibilang, pantai ini memang seperti rest area yang menyuguhkan keindahan alam sebagai pelepas penat. Bila lelah telah berangsur menghilang, waktunya anda menuju destinasi selanjutnya. Pantai Klayar Pantai ini adalah pantai yang sedang naik daun. Bukan tidak beralasan memang, keindahan pantai ini tak akan bisa ditemui di tempat lain. Pantai yang bersih, air berwarna biru (kadang terlihat tosca), pasir coklat muda, dan penduduk yang ramah adalah poin yang Pantai Klayar tawarkan. Anda juga bisa menemukan sebuah celah karang yang bisa menghempaskan air laut yang menghantamnya, seperti yang dilakukan ikan hiu. Warga memberinya nama “Seruling Samudra”. Bila anda penggiat fotografi, sunrise dan sunset di Klayar benar benar indah diabadikan. Terlebih lagi, bagi para pecinta alam, kita bisa ngecamp di pesisir Pantai Klayar. Klayar adalah sebuah destinasi paling wajib di Pacitan.
Pantai Banyutibo.
Pantai Banyutibo Disinilah kutipan “Difficult roads often lead to beautiful destinations” benar-benar dapat Anda temuka kebenarannya. Pantai Banyutibo berarti pantai air terjun dalam bahasa Indonesia. Dinamakan demikian karena memang ada sebuah air terjun yang berada di bibir pantai. Di sini, jika Anda lepaskan pandangan, seluruh arah adalah keindahan. Menengok ke selatan kita mendapatkan pemandangan laut selatan yang masih jarang didatangi. Di arah utara, air terjun jernih di tebing tampak begitu indah. Sebuah kombinasi yang sempurna. Di tengahnya, hamparan pasir coklat memanjakan kita untuk berlama-lama bermain-main di lokasi ini. Namun, perjalanan ke sana akan menyita banyak tenaga. Jalannya masih berupa cor semen yang rusak dimana-mana. Beberapa bagian malah berupa jalan terjal berbatu. Beberapa mobil dengan ban tinggi saya lihat masih bisa nyaman melalui jalan di lokasi ini. Untuk mobil sedan, saya piker lebih baik berhenti di tepi jalan besar,
dan memulai perjalanan anda dengan jalan kaki sampai ke lokasi. Surely, anda akan menemukan pemandangan yang menakjubkan. Pantai Watu Karung, Pantai Buyutan, dan Gua Gong Bila masih ada banyak waktu, Anda juga bisa mengunjungi Watu Karung yang terletak di antara perjalanan Pantai Srau ke Klayar. Bisa juga mampir ke Pantai Buyutan yang terletak antara Pantai Klayar dan Banyutibo. Mungkin juga bisa singgah sejenak menikmati eksotisnya Goa Gong di saat perjalanan pulang. Ketiga destinasi ini tak kalah menariknya. Di Watu Karung, Anda bisa melihat keseharian nelayan tradisional dalam melaut. Sementara di Buyutan, Anda akan melihat sebuah pantai yang masih sangat perawan, benar-benar cantik dan belum banyak dijamah. Kalau Anda ingin pengalaman yang lain dari biasanya, masuklah ke Gua Gong dan nikmati perjalanan di perut bumi yang berhiaskan stalaktit dan stalakmit. Selamat datang ke Pacitan!
53 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
Celengan
Cerita dari Juara Asia
A
dalah sebuah kejutan saat pebulutangkis ganda putra Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan menyabet medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, September lalu. Mereka meraih kemenangan setelah melalui 3 babak yang ketat melawan ganda tuan rumah Lee Yong-dae dan Yoo Yeon-seong dengan skor 21-16, 16-21, dan 21-17. Di atas kertas, peluang Ahsan dan Hendra menjadi juara Asia sebenarnya tak besar. Mereka hanya pernah menang sekali dalam 6 pertemuan sebelumnya. Perjuangan terasa lebih berat karena sebelum Asian Games digelar, Ahsan sempat dibekap cedera lutut. Saat berangkat ke Korea Selatan, sempat muncul kekhawatiran cedera itu bisa kambuh dan memengaruhi permainan di lapangan. Bukan hanya performa Ahsan, melainkan juga Hendra, sebab di sektor ganda, sangat dibutuhkan kerja sama, pengertian, dan kekompakan kedua pemain. “(Saat itu) kami memanfaatkan tekanan dari supporter tuan rumah yang sering kali menjadi bumerang bagi seorang atlet. Apabila tidak bisa mengatur dengan baik, dukungan yang berlebihan menjadi beban dan membuat pemain tidak bisa lepas saat bertanding,” kata Ahsan. Ditambah tekad untuk
54 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
memberikan prestasi tertinggi bagi bangsa dan negara, kedua pemain berjuang sekuat tenaga. “Ini momen empat tahun sekali, jika tidak waktu itu kapan lagi kami merebut medali emas?” tambahnya. Di balik sukses Hendra dan Ahsan mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Incheon, ada peran Herry Iman Pierngadi, sang pelatih, yang tak kenal lelah memberikan bimbingan kepada keduanya. Dorongan semangat dan strategi dari pelatih diakui Hendra dan Ahsan sangat besar pengaruhnya. “Kami merasakan aura kemenangan dan semangat mengharumkan bangsa di mata Koh Herry IP (panggilan akrab Herry Iman Perngadi) sebelum babak final dimulai,” ungkap Hendra. Faktor dukungan pelatih menambah kepercayaan diri Hendra dan Ahsan. Apalagi secara teknis, permainan keduanya tidak kalah dibandingkan ganda Korea Selatan. “Sering kali kekalahan kami disebabkan faktor mental saat bertanding,” lanjut dia. Di mata kedua pemain, Herry adalah sosok yang patut dijadikan teladan. Menurut Hendra dan Ahsan, sang pelatih sebenarnya sudah mendapatkan banyak tawaran untuk bekerja di luar negeri. Gaji pelatih di negara lain yang berlipat ganda sudah di
Teks & Foto
Muchamad Ardani
depan mata. Namun, Herry selalu menolaknya dengan halus. “Beliau selalu menjawab,’Saya cinta Indonesia’,” kata Ahsan. Bagi kedua pemain, Herry sudah seperti orang tua sendiri. Kedua pemain bersama dengan atletatlet bulu tangkis nasional yang berlatih di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur menjalankan latihan rutin dari Senin hingga Sabtu. Jam latihan setiap SeninJumat terbagi menjadi dua sesi, yaitu pagi pada pukul tujuh hingga sebelas dan sore pukul dua hingga lima sore. Sementara pada hari Sabtu, mereka berlatih setengah hari. Para atlet yang sudah berkeluarga diizinkan untuk tidak menginap di mess Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Namun, mereka harus sudah siap di lapangan badminton sebelum latihan dimulai setiap pagi. Untuk membunuh kebosanan saat latihan, Ahsan dan hendra biasanya pergi ke pusat perbelanjaan untuk sekadar makan atau menonton film di bioskop. “Kadang kala, kami pun hanya tinggal di mess untuk membaca buku atau menyalurkan hobi masingmasing,” ungkap Hendra. Saat ditanya apa kunci untuk menjadi pebulutangkis berkaliber dunia, keduanya kompak menjawab,“Kerja keras dan disiplin serta fokus pada pertandingan.”
55 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Dengan Semangat Baru, Kita Selaraskan Gerak Kerja Kemenkeu untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan H A R I O E A N G K E - 6 8,
56 MEDIAKEUANGAN
Vol. IX | No. 86 / Oktober 2014
30 OKTOBER 2014