Okto Dasa Matra Suharjo NRP 3610 100 050 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg
BAB I - Pendahuluan
Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Timur
Permasalahan Perekonomian Timur
di
Jawa
1. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2012 yakni sebesar 7,5%, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional, dan paling tinggi se-Indonesia 2. Provinsi Jawa Timur dalam MP3EI dengan penegasan utamanya adalah pada peningkatan ekonomi, hal ini terlihat dengan angka PDRB kedua terbesar di Jawa dan indeks pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Berdasarkan indeks williamson, nilai kesenjangan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 berkisar 115,85 dan pada tahun 2012 menjadi 112,92.
Pada hakekatnya pembangunan wilayah mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkage) maupun ke depan (forward linkage). Adanya perbedaan potensi dan keunggulan daerah yang beragam di masing-masing 38 kabupaten/kota di Jawa Timur baik dari sisi sektor ekonomi unggulan harus menjadi perhatian dalam pengembangan wilayah. Sektor tersebut haruslah sektor unggulan dan disenergikan dengan sektor lainnya. sektor dikatakan bersinergi apabila pertumbuhan salah satu sektor akan mendorong sektor lain untuk tumbuh.
Kesenjangan wilayah yang terjadi di Provinsi Jawa Timur memberikan dampak yang negatif terdapat Jawa Timur. Kesenjangan tersebut didasarakan pada indeks williamson yang yang tergolong tinggi yaitu sebesar 112,92. Perekonomian wilayah bukan lagi merupakan kumpulan sektor-sektor unggulan, melainkan merupakan suatu sistem yang saling berhubungan. Hal tersebut sangat penting sebagai pedoman dalam menggali keterkaitan antar sektor ekonomi Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk melakukan pengembangan ekonomi wilayah berdasarkan keterkaitan sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur. Berkaitan dengan hal tersebut pertanyaan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian adalah “Bagaimana upaya pengembangan ekonomi wilayah berdasarkan keterkaitan antara sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur?”
Tujuan Melakukan pengembangan ekonomi wilayah berdasarkan keterkaitan sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur
Sasaran 1. 2. 3.
Menganalisis sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur Menganalisis keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur Merumuskan pengembangan ekonomi wilayah berdasarkan keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur
BAB II – Tinjauan Pustaka
Sasaran 1. Menganalisis sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur 2. Menganalisis keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainya di Provinsi Jawa Timur
Teori
Indikator
Pengembangan Wilayah Sektor unggulan
Ekonomi Wilayah
Variabel 1. Sektor Basis 2. Daya Saing Sektor 3. Pertumbuhan Sektor 4. Progresivitas Sektor 1. Keterkaitan ke depan 2. Keterkaitan ke belakang
Keterkaitan sektor ekonomi
Keterkaitan antar sektor
Sasaran
Teori
Indikator
Variabel
3. Merumuskan Teori terkait pengembangan wilayah, ekonomi wilayah, dan pengembangan keterkaitan sektor ekonomi (mengikuti sasaran pertama dan ekonomi kedua) wilayah berdasarkan keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur Sumber: Hasil Tinjauan Pustaka, 2014
BAB III – Metodologi Penelitian
Pendekatan Penelitian > Posivistik Jenis Penelitian > deskriptif kuantitatif Teknik Pengumpulan Data PDRB Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun 2007-2011 PDRB Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011 Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Teknik Analisis Data
Sumber Data: BPS Provinsi Jawa Timur
Sasaran
Tujuan Analisis
Alat Analisis
Menganalisis sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur
Menentukan sektor unggulan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
Location Quotient (LQ), Shift-Share (SS), dan Tipologi Klassen
Menganalisis keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur
Mengetahui sektor ekonomi wilayah yang memiliki keterkaitan dengan sektor unggulan Provinsi Jawa Timur
Analisis Input-Output (I-O) meliputi keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward linkage)
Merumuskan pengembangan ekonomi wilayah berdasarkan keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur
Merumuskan pengembangan ekonomi wilayah di Provinsi Jawa Timur
Analisis Deskriptif
No
1.
Sasaran
Menganalisis sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur
Indikator
Variabel
Definisi Operasional
Sektor basis
Perbandingan nilai produksi masingmasing sektor antara kabupaten/kota dengan Provinsi Jawa Timur, jika LQ>1 maka sektor tersebut termasuk sektor basis
Daya saing sektor
Perbandingan nilai produksi masingmasing sektor pada tahun awal dan akhir antara kabupaten/kota dengan Provinsi Jawa Timur, jika PPW>0 maka sektor tersebut memiliki daya saing baik
Sektor Unggulan
No
1.
Sasaran
Menganalisis sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur
Indikator
Variabel
Definisi Operasional
Pertumbuhan sektor
Perbandingan nilai produksi masingmasing sektor pada tahun awal dan akhir antara kabupaten/kota dengan Provinsi Jawa Timur, jika PP>0 maka tingkat pertumbuhan relatif baik.
Progresivitas sektor
Hasil penjumlahan nilai PP+PPW, jika PB>0 maka pertumbuhannya termasuk ke dalam kelompok progresif (maju)
Sektor Unggulan
No
2.
3.
Sasaran
Menganalisis keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur
Merumuskan pengembangan ekonomi wilayah berdasarkan keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya di Provinsi Jawa Timur
Indikator
Variabel
Definisi Operasional
Keterkaitan ke depan
Besarnya nilai output sektor tertentu yang digunakan sebagai input sektor lainnya
Keterkaitan ke belakang
Besarnya nilai input sektor tertentu yang menggunakan output sektor lainnya
Keterkaitan antar sektor
Hasil Sasaran 1 Sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur Hasil Sasaran 2 Keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya Sumber: Penulis, 2014
Penggabungan intreprestasi hasil sasaran pertama dan kedua
Sumber: Penulis, 2014
BAB IV – Hasil dan Pembahasan
4.2.1 Analisis Sektor Unggulan di Provinsi Jawa Timur
4.2.1 Analisis Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur • Hasil Perhitungan Forward Linkage Sektor
1
2 0,9156
1 2 0,9652 3 1,0844 1,1469 4 0,9384 0,9383 5 0,9222 0,9247 6 0,9710 1,0096 7 0,9615 0,9931 8 1,0252 1,0774 9 0,9269 0,9768 Sumber: Hasil Analisis, 2014
3 1,0348 1,0617 0,7707 0,7172 1,0441 0,8516 0,8812 0,7553
4 0,0426 0,8531 1,2293 1,0182 0,8465 1,0033 1,0810 0,9931
5 1,0778 1,0753 1,2828 0,9818 1,0707 1,0184 1,0765 0,9898
6 1,0290 0,9904 1,1535 0,9559 0,9293 0,9941 1,0343 0,9317
7 1,0385 1,0069 1,1484 0,9967 0,9816 1,0059 1,0371 0,9673
8 0,9748 0,9226 1,1188 0,9190 0,9235 0,9657 0,9629
9 1,0731 1,0232 1,2447 1,0069 1,0102 1,0683 1,0327 1,0800
0,9200
Keterangan:
Tabel dibaca ke samping Kode 1: Sektor Pertanian. 2. Pertambangan dan Penggalian. 3. Industri Pengolahan. 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih. 5. Konstruksi. 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 8. Keuangan, Persweaan, dan Jasa Perusahaan. 9. Jasa-Jasa
Tabel di atas dibaca ke samping, sebagai contoh sektor pertanian (kode 1) dengan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (kode 6) dengan nilai 1,0290 yang berarti kenaikan satu unit permintaan akhir sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyebabkan output sektor pertanian meningkat sebesar 1,0290 unit. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa seluruh sektor memiliki keterkaitan ke depan dengan sektor lainnya. Namun, dalam penelitian ini adalah sektor yang memiliki keterkaitan relatif kuat (FL>1). Tabel berikut ini akan menjelaskan sektor-sektor yang memiliki keterkaitan relatif kuat dan gambaran mengenai keterkaitan ke depan relatif kuat sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur dengan sektor ekonomi lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan pada gambaran umum, sektor unggulan Provinsi Jawa Timur adalah sektor Pertanian; Industri Pengolahan; dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
Tabel Keterkaitan ke Depan Relatif Kuat
Gambaran Keterkaitan ke Depan Relatif Kuat Sektor Unggulan dengan Sektor Ekonomi Lainnya
•
Hasil Perhitungan Backward Linkage
Sektor
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,9747 1,1055 0,9810 0,9875 0,9793 0,9443 1,0220 0,9849
2 0,9923 1,1192 0,9586 1,0446 0,9981 0,9725 0,8808 0,9934
Sumber: Hasil Analisis, 2014
3 1,0190 1,0264 1,0447 1,0153 0,9109 0,8430 1,0582 0,9660
4 0,8945 0,9553 1,0414 0,9675 0,9807 0,9602 1,0428 0,9950
5 1,0125 0,9554 0,9847 1,0325 0,9677 0,9795 0,9548 1,0129
6 1,0207 1,0019 1,0891 1,0193 1,0323 0,9647 1,0622 1,0325
7 1,0557 1,0275 1,1570 1,0199 1,0205 1,0353 1,1001 1,0374
8 0,9780 0,9736 1,0452 0,9572 0,9418 0,9378 0,8999
9 1,0151 1,0066 1,0340 1,0050 0,9871 0,9675 0,9626 1,0546
0,9454
Keterangan:
Tabel dibaca ke samping Kode 1: Sektor Pertanian. 2. Pertambangan dan Penggalian. 3. Industri Pengolahan. 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih. 5. Konstruksi. 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 8. Keuangan, Persweaan, dan Jasa Perusahaan. 9. Jasa-Jasa
Tabel di atas dibaca ke samping, sebagai contoh sektor industri pengolahan (kode 3) dengan sektor pertanian (kode 1) dengan nilai 1,0155 yang berarti jika permintaan akhir sektor pertanian meningkat satu unit, maka sektor industri pengolahan dapat memenuhi permintaan akhir sebesar 1,0155 unit. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa seluruh sektor memiliki keterkaitan ke belakang dengan sektor lainnya. Namun, dalam penelitian ini adalah sektor yang memiliki keterkaitan relatif kuat (BL>1). Tabel berikut ini akan menjelaskan sektor-sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang relatif kuat dan gambaran mengenai keterkaitan ke belakang relatif kuat sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur dengan sektor ekonomi lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sektor unggulan Provinsi Jawa Timur adalah sektor Pertanian; Industri Pengolahan; dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
Tabel Keterkaitan ke Belakang Relatif Kuat
Gambaran Keterkaitan ke Belakang Relatif Kuat Sektor Unggulan dengan Sektor Ekonomi Lainnya
4.2.3 Perumusan Pengembangan Ekonomi Wilayah Berdasarkan Keterkaitan Sektor Unggulan dengan Sektor Ekonomi Lainnya Dalam pengembangan ekonomi wilayah ini sektor yang digunakan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor industri pengolahan; dan sektor pertanian. Ketiga sektor ini merupakan sektor unggulan Provinsi Jawa Timur dan juga memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian wilayah Jawa Timur. Ketiga sektor ini diharapkan mampu mendorong sektor lain untuk berkembang yang nantinya mampu meningkatkan perekonomian masing-masing kabupaten/kota dan juga mampu meminimalkan kesenjangan wilayah yang terjadi di Jawa Timur. Ketiga sektor tersebut nanti dikaitkan dengan sektor yang memiliki keterkaitan relatif kuat, baik forward linkage maupun backward linkage yang diinterpretasikan ke dalam peta. Pengembangan ekonomi wilayah ini menggunakan keterkaitan wilayah yang diperoleh dari keterkaitan antar sektor yang telah dianalisis pada sub-bab sebelumnya.
Keterkaitan wilayah tersebut merupakan keterkaitan yang efisien berdasarkan aksesbilitas, kebutuhan, dan ketersediaan infrastruktur antar kabupaten/kota. Keterkaitan menjadi efisien karena jarak yang berdekatan, karena jarak yang berdekatan ini menghemat biaya transportasi dan menghemat waktu. Selain itu, keterkaitan menjadi efisien karena kebutuhan, karena keterkaitan yang terjadi didasarkan karena adanya kebutuhan yang saling melengkapi antar dua wilayah atau lebih. Selanjutnya, ketersediaan infrastruktur yang menyebabkan keterkaitan tersebut terjadi karena adanya akses antar kabupaten/kota yang memudahkan proses produksi, distribusi, maupun konsumsi
BAB V - Penutup
1.
2.
Sektor unggulan kabupaten/kota yang diperoleh dari hasil perhitungan analisis location quotient dan shift-share menunjukkan bahwa masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur memiliki potensi ekonomi yang beragam. Hampir seluruh kabupaten/kota memiliki sektor unggulan yang nantinya diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian kabupaten/kota tersebut dan Provinsi Jawa Timur. Hasil perhitungan analisis input-output meliputi keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan ke depan (backward linkage) menunjukkan bahwa seluruh sektor ekonomi memiliki keterkaitan dengan sektor ekonomi lainnya, namun keterkaitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor yang memiliki keterkaitan relatif kuat (FL>1 atau BL>1). Untuk sektor unggulan Provinsi Jawa Timur, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran; industri pengolahan; dan sektor pertanian memiliki keterkaitan relatif kuat dengan beberapa sektor yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Sektor perdagangan, hotel, dan restoran, memiliki keterkaitan ke depan relatif kuat dengan sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, dan jasa-jasa. Sedangkan untuk keterkaitan ke belakang hanya dengan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor Industri Pengolahan memiliki keterkaitan ke depan relatif kuat dengan seluruh sektor. Sedangkan untuk keterkaitan ke belakang, hanya sektor konstruksi yang tidak memiliki keterkaitan relatif kuat dengan sektor industri pengolahan. Sektor Pertanian memiliki keterkaitan ke depan dan ke belakang relatif kuat dengan sektor industri pengolahan; konstruksi; perdagangan, hotel, dan restoran; pengangkutan dan komunikasi, dan jasa-jasa.
3.
Rumusan pengembangan ekonomi wilayah berdasarkan keterkaitan sektor unggulan dengan sektor ekonomi lainnya dilakukan melalui keterkaitan wilayah. Sektor yang digunakan dalam pengembangan ekonomi wilayah ini adalah sektor unggulan Provinsi Jawa Timur, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Industri Pengolahan; dan Sektor Pertanian. Keterkaitan wilayah tersebut berdasarkan keterkaitan sektor yang diperoleh dari analisis input-ouput meliputi keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang relatif kuat yang diinterpretasikan ke dalam peta.
1.
2.
3.
Peningkatan sektor unggulan yang merupakan penggerak perekonomian masing-masing kabupaten/kota. Dengan pengembangan sektor unggulan ini diharapkan mampu meningkatkan perkonomian masing-masing kabupaten/kota dan Provinsi Jawa Timur pada umumnya. Peningkatan peran sektor unggulan bagi perekonomian kabupaten/kota maupun perekonomian wilayah Provinsi Jawa Timur, dapat dilakukan dengan membangun keterkaitan wilayah kabupaten/kota. Dari keterkaitan wilayah tersebut dapat dilakukan kerjasama wilayah yang menjadi upaya dalam pertumbuhan ekonomi masing-masing kabupaten/kota. Kerjasama tersebut didasarkan pada potensi sektor ekonomi masing-masing kabupaten/kota, keterkaitan sektor ekonomi, serta keterkaitan wilayah yang sudah dijelaskan pada rumusan pengembangan ekonomi wilayah. Dari keterkaitan wilayah tersebut dapat diciptakan sebuah kerjasama antar wilayah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kerjasama wilayah ini adalah aksesbilitas, kebutuhan, dan infrastruktur sehingga kerjasama wilayah yang dihasilkan akan efisien. Menarik investor baik dalam negeri maupun luar negeri. Pentingnya menarik investor untuk menanamkan modalnya di Provinsi Jawa Timur. Menurut Tarigan (2005) pertumbuhan ekonomi bersumber dari tiga hal, yaitu investasi, perbaikan metode kerja, dan peningkatan kerajinan kerja atau jam kerja. Kegiatan investasi dapat berupa investasi untuk kegiatan baru ataupun perluasan dari usaha yang telah ada. Investasi tersebut lebih baik jika investasi pada sektor unggulan yang ada di masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, karena investasi utama yang ada di Indonesia banyak terjadi pada sektor-sektor basis atau sektor unggulan.
1.
2.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan tidak hanya menghitung keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang, namun juga dihitung pengganda output (output multiplier), pengganda pendapatan (income multiplier), dan pengganda lapangan kerja (labour multiplier). Untuk mendapatkan hasil keterkaitan antar sektor maupun mendapatkan sektor unggulan yang lebih mendetail, penelitan lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan matriks 66x66 sektor atau 110x110 sektor karena dengan matriks tersebut tidak hanya diketahuinya sektor unggulan, namun dapat juga diketahui komoditas/produk unggulan, selain itu juga dapat diketahui keterkaitan antar produk/komoditas.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH Surabaya, 4 Juli 2014 Okto Dasa Matra Suharjo Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[email protected] Copyright ©2014 by Okto Dasa Matra Suharjo. All rights reserved