Pendahuluan Nutrition labeling telah menjadi instrumen utama untuk menyediakan informasi nutrisi kepada konsumen, sehingga memungkinkan konsumen membuat pilihan nutrisi yang tepat dengan informasi atribut atau nutrisi yang melekat pada produk seperti kalori, protein, lemak dan sodium yang terkandung dalam produk yang dikonsumsi (Burton, Howlett dan Tangari, 2009; Wills, Schmidt, Fillo-Blocka dan Cairns, 2009; Hersey, Wohlgenant, Arsenault, Kosa dan Muth, 2013). Di Negara Amerika nutrition labeling sudah diwajibkan sejak tahun 1990 (Food.detik.com, 2013). Di Indonesia, saat ini nutrition labeling juga telah menjadi instrumen yang penting bagi konsumen dalam menentukan pilihan produk. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa artikel yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia mulai memperhatikan nutrition labeling dalam menentukan pilihan produk yang akan dikonsumsi (Merdeka.com, 2012; Femina, 2013; Lampost, 2013; Jaringnews, 2012). Dalam menentukan pilihan produk yang akan dikonsumsi, pengetahuan konsumen akan nutrition labeling menjadi hal yang penting (Setijowati dkk, 2010). Pengetahuan konsumen akan nutrition labeling berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam memilih makanan yang lebih sehat (McLean-Meyinsse dkk, 2012). Pengetahuan konsumen yang baik dalam membaca label nutrisi memberikan pengaruh sikap yang baik bagi konsumen dalam melakukan pola hidup sehat untuk memilih produk makanan yang akan dikonsumsi (Setijowati dkk, 2010). Pengetahuan konsumen akan nutrition labeling membentuk sikap konsumen akan nutrition labeling dalam membaca dan memahami nutrition labeling yang terdapat pada produk makanan kemasan sehingga konsumen dapat menentukan pilihan produk yang tepat (Setijowati dkk, 2010). Sikap konsumen yang positif akan nutrition labeling berpengaruh positif terhadap minat beli (Prathiraja dan Ariyawardana, 2003). Sikap konsumen akan nutrition labeling berpengaruh positif pada keinginan atau minat konsumen dalam membeli produk yang dianggap dapat memenuhi asupan nutrisi tubuhnya sehingga menciptakan minat beli konsumen terhadap produk tersebut (Hersey dkk, 2013; Burton dkk, 2009). Minat beli konsumen tercipta karena adanya keinginan serta ketertarikan konsumen terhadap produk dengan memperhatikan nutrition labeling (Prathiraja dkk, 2003; Kotler dan Keller, 2013:173). Minat beli terjadi karena informasi yang disediakan dalam nutrition labeling menciptakan keyakinan konsumen terhadap produk serta kepuasan yang diterima konsumen saat melihat informasi-informasi yang tersedia dalam
10
nutrition labeling sesuai dengan kebutuhan (Winahyu, 2012; Setiawan dkk, 2011; Prathiraja dkk, 2003). Dalam beberapa artikel kesehatan, usia 30 tahun keatas disebut sebagai awal menurunnya metabolisme tubuh dan rentan terhadap penyakit (Femina, 2013; BrighterLife, 2013), sehingga konsumen yang berusia 30 tahun ke atas terdorong untuk hidup lebih sehat (Auley, Wilkinson, Jones dan Kirkwood, 2012; Kim dan So, 2013; Food.detik.com, 2013; Lampost, 2013; Jaringnews, 2012). Melihat adanya fenomena masyarakat Indonesia usia 30 tahun keatas mulai memberikan perhatian terhadap nutrition labeling sehingga masyarakat dapat mengetahui asupan nutrisi yang dibutuhkannya maka penelitian ini mengeksplorasi perilaku masyarakat Indonesia khususnya Kudus berusia 30 tahun keatas terhadap nutrition labeling yang mencakup pengetahuan akan nutrition labeling, sikap konsumen akan nutrition labeling terhadap minat beli produk dengan mengadopsi model penelitian Burton, Howlett dan Tangari (2009) dan Pasific (2012). Penelitian Burton, Howlett dan Tangari (2009) meneliti tentang pengaruh sikap konsumen akan nutrition labeling dalam mengevaluasi produk dan minat beli produk. Penelitian Pacific (2012) meneliti tentang perilaku konsumen, pengetahuan nutrisi dan penggunaan informasi nutrisi dalam label makanan. Sikap konsumen terhadap suatu produk ditentukan oleh adanya informasi nutrisi yang terdapat pada nutrition labeling serta bagaimana pengaruhnya terhadap minat beli konsumen akan produk tersebut. Sikap konsumen dalam membaca nutrition labeling dan menentukan produk dipengaruhi juga oleh tingkat pengetahuan konsumen dalam membaca dan memahami nutrition labeling. Penelitian ini meneliti pengaruh pengetahuan dan sikap konsumen akan nutrition labeling terhadap minat beli. Produk yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah produk makanan kemasan. Di jaman modern sekarang ini, sebagian orang lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan dalam kemasan dibandingkan dengan makanan segar alasannya karena keterbatasan waktu (SahabatNestle, 2014). Pengetahuan masyarakat akan nutrition labeling dalam membaca kandungan nutrisi yang terkandung pada nutrition labeling dapat membantu masyarakat dalam mengetahui kandungan nutrisi dan protein yang terdapat pada produk (SahabatNestle, 2014) sehingga dengan membaca nutrition labeling masyarakat dapat lebih selektif dalam memilih produk makanan kemasan.
11
Masalah Penelitian Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah penelitian yaitu Pengaruh Pengetahuan Konsumen akan Nutrition Labeling dan Sikap Konsumen terhadap Minat Beli Produk Makanan Kemasan. Adapun responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kudus yang berusia 30 tahun keatas. Alasan penelitian melakukan penelitian ini terhadap masyarakat Kudus adalah Kudus merupakan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dan peneliti melihat bahwa beberapa masyarakat Kudus dalam membeli produk makanan kemasan memperhatikan terlebih dahulu informasi kandungan nutrisi produk. Rumusan Persoalan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan tiga (3) persoalan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah pengetahuan masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling? 2. Apakah pengetahuan masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam memilih produk makanan kemasan? 3. Apakah sikap konsumen masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling berpengaruh terhadap minat beli produk makanan kemasan? Telaah Teoritis Nutrition Labeling Nutrition labeling atau pelabelan nutrisi merupakan label informasi nutrisi yang terdapat pada suatu produk dengan maksud memberikan informasi seperti kalori, protein, lemak, dan sodium yang terkandung dalam produk (Burton dkk, 2009) Pengetahuan Pengetahuan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menentukan segala sesuatu yang diketahui dan yang diperoleh terhadap objek tertentu (Setijowati dkk, 2010)
12
Sikap Konsumen Menurut Susanta (2006) sikap konsumen merupakan penilaian kognitif seseorang dari segi perasaan terhadap suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek, seperti merek, layanan, orang, perilaku serta informasi. Minat Beli Minat beli didefinisikan sebagai perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih serta menggunakan produk (Kotler dan Keller, 2013:173) Perumusan Hipotesa Pengaruh pengetahuan akan nutrition labeling terhadap sikap konsumen Pengetahuan masyarakat terkait nutrition labeling sangat diperlukan guna membentuk sikap konsumen akan nutrition labeling (Setijowati, Rahmawati, Ayuningrat, 2010; Pasific, 2012). Sikap konsumen dalam membaca nutrition labeling akan terbentuk apabila konsumen memiliki pengetahuan yang baik dalam membaca nutrition labeling, karena pengetahuan yang baik akan mempermudah konsumen dalam memahami informasi yang terdapat pada nutrition labeling (Setijowati dkk. 2010; Jannah, 2010; Pasific, 2012). Saat ini tingkat pengetahuan konsumen di Indonesia dalam membaca label nutrisi masih tergolong rendah, penelitian Setijowati dkk (2010) menemukan bahwa 86% responden dalam penelitiannya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai nutrition labeling. Penelitian yang dilakukan oleh Setijowati dkk (2010), McLean-Meyinsse dkk (2012) dan Pasific (2012) menyatakan rendahnya pengetahuan konsumen terhadap nutrition labeling berpengaruh terhadap sikap konsumen. Pengetahuan konsumen yang rendah akan nutrition labeling berpengaruh terhadap sikap konsumen yang negatif akan nutrition labeling dalam memilih produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi (McLean-Meyinsse dkk, 2012; Ningrum, 2010). Pengetahuan konsumen akan nutrition labeling memberikan kemudahan bagi konsumen dalam mengetahui kandungan gizi atau nutrisi seperti kalori, protein, lemak serta zodium yang terdapat dalam produk sehingga konsumen dapat memperkirakan asupan nutrisi yang dikonsumsi (Burton dkk, 2009; Ahmadi, 2013; Prathiraja dkk, 2003; McLean-Meyinsse dkk, 2012;
13
Setijowati dkk, 2010). Prathiraja dkk (2003) dan Burton dkk (2009) menyatakan dengan memperhatikan nutrition labeling yang terdapat pada produk, konsumen dapat mengetahui kandungan nutrisi pada produk dan dapat memperkirakan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Berdasarkan telaah literatur mengenai pengaruh pengetahuan akan nutrition labeling maka penelitian ini merumuskan hipotesa sebagai berikut : H1: Pengetahuan konsumen usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam menentukan pilihan produk makanan kemasan. Pengaruh sikap konsumen akan nutrition labeling terhadap minat beli produk Sikap konsumen yang terjadi pada saat konsumen melakukan evaluasi pada suatu produk melalui nutrition labeling berdampak terhadap minat beli konsumen. Sikap konsumen yang terbentuk karena adanya pengetahuan konsumen akan nutrition labeling membuat konsumen melakukan evaluasi produk yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan dengan melihat kandungan gizi atau nutrisi dalam nutrition labeling (Burton dkk, 2009; Wills dkk, 2009). Sikap konsumen yang positif terhadap produk menimbulkan minat beli konsumen yang positif terhadap produk tersebut (Hersey, 2013; Prathiraja dkk, 2003: Burton dkk, 2009). Sikap konsumen akan nutrition labeling dengan memperhatikan kandungan gizi dan nutrisi yang terdapat pada produk dalam menentukan pilihan produk yang akan dikonsumsi oleh konsumen yang sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan konsumen (Wills dkk, 2009). Untuk konsumen usia diatas 30 tahun yang mulai memperhatikan kesehatan serta metabolisme tubuh, nutrition labeling menjadi daya tarik dalam pembelian suatu produk (Femina, 2013). Sikap konsumen akan nutrition labeling menumbuhkan minat beli konsumen karena ketersediaan informasi tentang kandungan gizi dan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan (Hersey, 2013; Prathiraja dkk, 2003). Berdasarkan penelitian pendahuluan diatas maka penelitian ini merumuskan hipotesa sebagai berikut : H2 : Sikap konsumen usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling berpengaruh terhadap minat beli produk makanan kemasan.
14
Model Penelitian Pengetahuan
Sikap Konsumen akan Nutrition Labeling
Minat Beli
Sumber : Adopsi dari Burton. S., Howlett. E., Tangari. A.H; Journal of Retailing 85 (3) 285-273, 2009 dan Pacific. R. Universiteit Gent: Faculty of Bioscience Engineering 2011-2012. Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah masyarakat Kudus dengan usia 30 tahun ke atas, karena Kudus merupakan tempat tinggal peneliti dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data serta peneliti ingin melihat bagaimana sikap masyarakat Kudus akan nutrition labeling. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dengan menggunakan metode purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dimana elemen populasi dipilih berdasarkan kriteria. Kriteria yang digunakan adalah pernah membeli produk makanan kemasan. Menurut Malhotra (1999:332) ukuran sampel minimum untuk penelitian studi pemasaran adalah 200 responden. Oleh karena itu jumlah sampel didalam penelitian ini adalah 200 responden masyarakat usia 30 tahun keatas. Apabila data tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan penyebaran ulang kuesioner sehingga data menjadi berdistribusi normal.
Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Dalam penelitian ini data primer bersumber dari penyebaran kuesioner atau angket secara langsung kepada masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas yang pernah membeli makanan kemasan. Penggunaan kuesioner dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden usia 30 tahun keatas yang ditemui disekitar daerah Kudus. Pengukuran Konsep Konsep yang diukur dalam penelitian ini adalah pengetahuan konsumen akan nutrition labeling, sikap konsumen akan nutrition labeling dan minat beli. Konsep pengetahuan 15
konsumen, sikap konsumen dan minat beli memiliki aras ukur ordinal. Konsep ukur pengetahuan konsumen mengunakan prosentase ≥80% dinyatakan tinggi, 50% - 79% dinyatakan cukup dan <50% dinyatakan rendah (Sungkar, Winita dan Kurniawan, 2010). Skala likert digunakan sebagai skala sikap responden terhadap konsep sikap konsumen dan minat beli. Skala likert yang digunakan adalah skala 1 s/d 5 dimana angka 1 menyatakan sikap sangat tidak setuju (STS), angka 2 menyatakan tidak setuju (TS), angka 3 menyatakan kurang setuju (KS), angka 4 menyatakan setuju (S) dan angka 5 menyatakan sangat setuju (SS). Tabel 1 Variabel Penelitian dan Definisi Operational Variabel Penelitian
Definisi
Pengetahuan Konsumen
Kemampuan seseorang untuk menentukan segala sesuatu yang diketahui dan yang diperoleh terhadap objek tertentu (Setijowati dkk, 2010)
Indikator
-
-
Sikap Konsumen
Penilaian kognitif seseorang dari segi perasaan terhadap suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek, seperti merek, layanan, orang, perilaku serta informasi Susanta (2006).
-
-
-
Minat Beli
Perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih serta menggunakan produk (Kotler dan Keller, 2013:173).
-
-
Pengetahuan konsumen terhadap kandungan nutrisi pada nutrition labeling. Pengetahuan konsumen mengenai pernyataan yang terdapat pada nutrition labeling. Pengetahuan konsumen mengenai istilahistilah yang terdapat pada nutrition labeling. Konsumen yang memperhatikan nutrition labeling selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Ketertarikan konsumen untuk hidup lebih sehat membuat konsumen memperhatikan nutrisi yang tertera pada nutrition labeling dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Kepercayaan konsumen pada informasi yang tersedia pada nutrition labeling membuat konsumen dapat menentukan produk yang akan dikonsumsi. Ketertarikan konsumen yang timbul pada produk Keinginan konsumen untuk mencoba suatu produk setelah memperhatikan nutrition labeling. Konsumen percaya pada nutrition labeling sehingga menumbuhkan minat beli konsumen pada produk.
Sumber
Sumarsono dan Giyatno (2012)
Susanta (2006); Prathiraja dkk (2003); Burton dkk (2009).
Kotler dan Keller (2013:173); McLeanMeyinsse, Gager dan Cole (2012)
Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif. Teknik kuantitatif didalam penelitian ini menggunakan regresi dengan variabel intervening. Model matematis dari penelitian ini : 16
Persamaan 1 : X2 = a + bX1 Persamaan 2 : Y = a + bX1 + cX2 Keterangan : Y = variabel dependen (minat beli) X1 = variabel independen (pengetahuan konsumen) X2 = variabel independen (sikap konsumen) a = intersep (titik potong kurva) b = slope (kemiringan) kurva linier dari X1 (pengetahuan konsumen) ke X2 (sikap konsumen) c = slope (kemiringan) kurva linier dari X2 (sikap konsumen) ke Y (minat beli)
ANALISIS DAN BAHASAN Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Berdasarkan pre survei yang sudah dilakukan terhadap 30 responden masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas untuk uji validitas dan reliabilitas didapatkan hasil bahwa semua indikator pengetahuan konsumen dan minat beli memiliki nilai Cronbach’s Alpha diatas 0.700 (pengetahuan konsumen 0.933 dan minat beli 0.773), sehingga kedua variabel ini dinyatakan reliabel. Indikator empirik pengetahuan konsumen dan minat beli dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0.300. Sedangkan untuk variabel sikap konsumen nilai Cronbach’s Alpha dibawah 0.700 yaitu 0.667 dan dinyatakan tidak reliabel. Terdapat satu indikator empirik sikap konsumen yaitu kepercayaan terhadap nutrition labeling yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation dibawah 0.300 sehingga tidak valid dan reliabel, sehingga indikator empirik tersebut dikeluarkan dari kuesioner penelitian (Lampiran 2). Setelah melakukan pre survei selanjutnya penelitian melakukan survei terhadap 200 responden masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas dan didapatkan hasil bahwa variabel pengetahuan konsumen, sikap konsumen dan minat beli dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha diatas 0.700 (pengetahuan konsumen 0.821, sikap konsumen 0.833 dan minat beli 0.702). Indikator empirik ketiga variabel dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0.300 (Lampiran 3). Karakteristik Responden Dalam gambaran umum karakteristik responden ini akan disajikan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Data ini akan disajikan dalam bentuk crosstab antara usia
17
dengan tingkat pengetahuan, usia dengan frekuensi membaca nutrition labeling dan frekuensi membaca nutrition labeling dengan tingkat pengetahuan usia antara 30-45 tahun Karakteristik responden dalam penelitian ini juga menyajikan data jenis makanan kemasan yang sering dikonsumsi oleh responden serta pengetahuan konsumen tentang kandungan nutrisi. Tabel 2 dibawah ini merupakan tabel hasil uji crosstab karakteristik responden berdasarkan usia dengan tingkat pengetahuan. Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan
Usia
30-45 tahun
Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan
tinggi
cukup
rendah
Count % of Total
46-65 tahun
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
120
12
4
136
60.0%
6.0%
2.0%
68.0%
40
16
8
64
20.0%
8.0%
4.0%
32.0%
160
28
12
200
80.0%
14.0%
6.0%
100.0%
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 200 responden, usia responden bagi menjadi 2 kelompok yaitu usia antara 30-45 tahun dan usia antara 46-65 tahun. Usia antara 30-45 tahun sebanyak 68% dan usia antara 46-65 tahun sebanyak 32%. Usia antara 30-45 tahun memiliki tingkat pengetahuan tinggi akan nutrition labeling sebanyak 60%, pengetahuan cukup sebanyak 6%, dan pengetahuan rendah sebanyak 2%, sedangkan usia antara 46-65 tahun yang memiliki pengetahuan akan nutrition labeling dalam kategori tinggi sebanyak 20%, pengetahuan cukup sebanyak 8% dan pengetahuan rendah 4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proporsi usia antara 30-45 tahun yang memiliki pengetahuan yang tinggi akan nutrition labeling lebih besar dibandingkan dengan usia antara 46-65 tahun. Tabel 3 merupakan tabel hasil uji crosstab karakteristik responden berdasarkan usia dengan frekuensi membaca nutrition labeling.
18
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Frekuensi Membaca Nutrition Labeling Frek Membaca NL Selalu Usia
30-45 tahun
Count % of Total
46-65 tahun
Count % of Total
Total
Count % of Total
Kadang-kadang
Tidak pernah
Total
57
76
3
136
28.5%
38.0%
1.5%
68.0%
14
37
13
64
7.0%
18.5%
6.5%
32.0%
71
113
16
200
35.5%
56.5%
8.0%
100.0%
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 200 responden, responden usia antara 30-45 tahun dalam frekuensi membaca nutrition labeling sebanyak 68% dan responden usia antara 4665 tahun dalam frekuensi membaca nutrition labeling sebanyak 32%. Usia antara 30-45 tahun dalam frekuensi membaca nutrition labeling sebesar 66,5% sedangkan usia antara 46-65 tahun sebesar 25,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden usia 30-45 tahun memiliki pengetahuan tinggi akan nutrition labeling dalam frekuensi membaca nutrition labeling, walaupun masih dalam kategori kadang-kadang dalam membaca nutrition labeling. Tabel dibawah ini menjelaskan crosstab usia antara 30-45 tahun terhadap pengetahuan dengan frekuensi membaca nutrition labeling serta crosstab jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan dan frekuensi membaca nutritrion labeling.
19
Tabel 4 Responden Usia antara 30-45 th Frekuensi Membaca Nutrition Labeling dengan Pengetahuan Konsumen PengetahuanKonsumen
FrekMembacaNL
Selalu
Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan
Tinggi
Cukup
Rendah
Count % of Total
Kadang-kadang
Tidak Pernah
6
3
57
35.6%
4.4%
2.2%
42.2%
68
6
1
75
50.4%
4.4%
.7%
55.6%
3
0
0
3
2.2%
.0%
.0%
2.2%
119
12
4
135
88.1%
8.9%
3.0%
100.0%
Count % of Total
Total
48
Count % of Total
Count % of Total
Total
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa frekuensi membaca nutrition labeling responden usia antara 30-45 tahun memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu sebesar 88,1%. Akan tetapi frekuensi responden dalam membaca nutrition labeling masih pada kategori kadang-kadang yaitu sebesar 50,4%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden usia antara 30-45 tahun memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi tidak selalu membaca nutrition labeling pada saat memilih produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi.
20
Tabel 5 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan TingkatPengetahuan
JenisKelamin
Laki-laki
Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan
tinggi
cukup
rendah
Count % of Total
Perempuan
Total
41
10
6
57
20.5%
5.0%
3.0%
28.5%
119
18
6
143
59.5%
9.0%
3.0%
71.5%
160
28
12
200
80.0%
14.0%
6.0%
100.0%
Count % of Total Count % of Total
Total
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 71,5% merupakan responden perempuan dan sebanyak 28,5% merupakan responden pria. Responden pria yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi akan nutrition labeling sebanyak 41 responden atau 72% dari jumlah responden pria dan responden perempuan yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi akan nutrition labeling sebanyak 119 responden atau 83% dari jumlah responden perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak responden wanita yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi akan nutrition labeling. Tabel 6 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin dengan Frek Membaca Nutrition Labeling Frek Membaca NL Selalu JenisKelamin
Laki-laki
Count % of Total
Perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Kadang-kadang
Tidak pernah
Total
15
36
6
57
7.5%
18.0%
3.0%
28.5%
56
77
10
143
28.0%
38.5%
5.0%
71.5%
71
113
16
200
35.5%
56.5%
8.0%
100.0%
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 71,5% merupakan responden perempuan dan sebanyak 28,5% merupakan responden pria. Dalam frekuensi membaca nutrition 21
labeling baik responden pria maupun responden wanita berada dalam kategori kadang-kadang dalam membaca nutrition labeling yaitu sebesar 18% responden pria dan 38,5% responden perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden pria maupun perempuan dalam frekuensi membaca nutrition labeling masih dalam kategori kadang-kadang, responden tidak selalu membaca nutrition labeling pada saat memilih produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi. Tabel 7 Prosentase Jenis Makanan Kemasan yang Sering Dikonsumsi Jenis Makanan
Responden
Prosentase
Susu
109
54,5%
Jus
30
15%
Mie Instan
132
66%
Biskuit
138
69%
Ikan Kaleng
15
7,5%
Sosis
5
2,5%
Kemasan
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jenis makanan kemasan yang sering dibeli oleh 200 responden adalah biskuit yaitu sebesar 69%, mie instan sebesar 66%, susu sebesar 54,5%, jus 15%, ikan kaleng 7,5% dan sosis sebesar 2,5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa biskuit merupakan produk makanan kemasan yang paling sering dikonsumsi oleh responden. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden akan nutrition labeling, reponden diminta mengidentifikasi kandungan lemak/fat produk, kandungan protein produk, kandungan tenaga/energi produk, jumlah kalsium produk dan jumlah karbohidrat produk, diperoleh hasil :
22
Tabel 8 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kudus akan Nutrition Labeling Tingkat Pengetahuan
Kriteria
Prosentase
Tinggi
≥80%
80%
Sedang
50% - 79%
14%
Rendah
>49%
6%
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari 200 responden masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas sebanyak 80% responden memiliki pengetahuan yang tinggi akan nutrition labeling dilihat dari responden yang dapat menjawab 4-5 pertanyaan dengan benar dari 5 pertanyaan seputar nutrition labeling yang diajukan dan sebanyak 58,5% responden dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan seputar nutrition labeling dengan benar.. Sebanyak 14% responden berpengetahuan sedang akan nutrition labeling dengan menjawab 3 pertanyaan dengan benar dan sebanyak 6% responden memiliki pengetahuan yang rendah akan nutrition labeling dengan menjawab 1-2 pertanyaan dengan benar. Uji Asumsi Klasik Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi dengan variabel intervening. Akan tetapi model ini harus terbebas dari asumsi klasik terlebih dahulu supaya data dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi (hasil output terdapat pada lampiran IV). Pada pengujian normalitas menggunakan Uji Non Parametrik Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil nilai Sig. 0,177 > (lebih besar) dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal. Pada hasil uji multikolinear nilai tolerance untuk variabel pengetahuan konsumen dan sikap konsumen menunjukkan hasil yang sama yaitu 0,962. Dan nilai variance inflation factor atau VIF variabel pengetahuan konsumen dan sikap kosumen juga menunjukkan hasil yang sama yaitu 1,039. Hal tersebut menunjukkan tidak ada multikolinearitas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai variance inflation factor kurang dari 10, setelah uji multikolinearitas dilanjutkan dengan uji autokorelasi. Pada hasil uji autokorelasi dengan durbin watson menunjukkan kinerja dengan nilai 1,475. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai dubin Watson 23
diantara -2 dan +2. Setelah terbebas dari autokorelasi dilanjutkan dengan uji heterokedastisitas. Dan yang terakhir untuk uji asumsi klasik yaitu uji heterokedastisitas. Pada uji heterokedastisitas ini data memiliki varians yang sama atau tidak terjadi heterokedastisitas karena pada grafik scatterplots titik-titik menyebar secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesa Pengujian hipotesa pada penelitian ini mengunakan alat analisis regresi dengan variabel intervening (mediasi). Persamaan 1 : Regresi variabel pengetahuan konsumen (X1) terhadap sikap konsumen (X2) Model Summary
Model
R
1
.194
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.038
.033
2.280
a. Predictors: (Constant), X1 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
40.127
1
40.127
Residual
1029.053
198
5.197
Total
1069.180
199
F
Sig.
7.721
.006
a
a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: X2
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X1
Coefficients
Std. Error 8.645
.761
.126
.045
Beta
t
.194
Sig.
11.366
.000
2.779
.006
a. Dependent Variable: X2
Terlihat pada p-value (kolom sig.) variabel pengetahuan konsumen (X1) memiliki nilai sig. 0.006 lebih kecil (<) dari 0.05, sehingga variabel pengetahuan konsumen (X1) berpengaruh 24
signifikan terhadap sikap konsumen (X2). Model parsial terjadi secara signifikan, hal ini dapat dilihat dari probability (sig.) yang lebih kecil (<) dari 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial pengetahuan konsumen dapat dijadikan variabel yang mempengaruhi sikap konsumen. Persamaan 2 : Regresi pengetahuan konsumen (X1) dan sikap konsumen (X2) terhadap minat beli (Y). Model Summary
Model
R
1
.464
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.215
.207
1.877
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
190.557
2
95.278
Residual
694.323
197
3.524
Total
884.880
199
F
Sig.
27.033
.000
a
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
(Constant)
6.907
.805
X1
-.019
.038
X2
.427
.059
Beta
t
Sig.
8.578
.000
-.033
-.512
.609
.469
7.295
.000
a. Dependent Variable: Y
Terlihat pada p-value (kolom sig.) variabel pengetahuan konsumen (X1) memiliki nilai sig. 0.609 lebih besar (>) dari 0.05, sehingga variabel pengetahuan konsumen (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel minat beli (Y). Sedangkan variabel sikap konsumen (X2) memiliki nilai sig. 0.000 lebih kecil (<) dari 0.05, sehingga variabel sikap konsumen (X2) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y). Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh 25
pengetahuan konsumen terhadap minat beli tidak signifikan atau pengetahuan konsumen tidak berpengaruh terhadap minat beli. Sehingga dapat disimpulkan variabel sikap konsumen (X2) memediasi (intervening) secara mutlak hubungan antara pengetahuan konsumen (X1) dengan minat beli (Y). Gambar 1 Diagram Hubungan Kausal Empiris
X1
Sig. = 0.006
X2
Sig. = 0.000
Y
Sig. = 0,609
Model Persamaan Persamaan 1 : X2 = 8.645 + 0.126X1 Persamaan 2 : Y = 6.907 – 0.019 X1 + 0.427X2
PEMBAHASAN Pengaruh pengetahuan akan nutrition labeling terhadap sikap konsumen Pengetahuan konsumen akan nutrition labeling dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi akan nutrition labeling berada pada usia antara 3045 tahun, akan tetapi frekuensi responden dalam membaca nutrition labeling masih pada kategori kadang-kadang sehingga walaupun responden memiliki pengetahuan yang tinggi akan nutrition labeling, responden tidak selalu memperhatikan dan membaca nutrition labeling dalam memilih produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan konsumen usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling memberikan pengaruh yang signifikan bagi sikap konsumen. Pengetahuan konsumen yang tinggi akan nutrition labeling dalam membaca dan memahami informasi yang tersedia pada nutrition labeling berpengaruh positif pada sikap konsumen terhadap produk dalam memilih produk makanan kemasan dengan nutrisi yang sesuai bagi tubuhnya dan dalam menentukan pilihan produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi. Pengetahuan konsumen akan nutrition labeling menyatakan bahwa mereka dapat membaca dan memahami nutrition labeling dan dapat membedakan jumlah kolesterol pada 2 26
produk sejenis serta dapat mengetahui jumlah protein yang terdapat pada produk makanan kemasan. Namun mereka menyatakan bahwa kurang dapat menentukan jumlah kalori dan karbohidarat pada nutrition labeling. Sikap konsumen akan nutrition labeling menyatakan bahwa responden selalu membaca nutrition labeling pada makanan kemasan. Namun responden menyatakan bahwa nutrition labeling kurang penting pada makanan kemasan dan mereka tidak dapat menentukan produk yang akan dikonsumsi dengan membaca nutrition labeling. Hal ini diduga karena konsumen kurang memahami kandungan nutrisi yang baik bagi tubuhnya termasuk didalamnya jumlah kalori dan karbohidrat (Lampiran 5). Sikap positif konsumen akan nutrition labeling terbentuk karena pengetahuan konsumen yang tinggi akan nutrition labeling sehingga konsumen melakukan evaluasi produk dengan memperhatikan dan membaca kandungan gizi serta nutrisi yang terdapat pada nutrition labeling yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan tubuhnya kemudian konsumen dapat menentukan pilihan produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi. Pengetahuan konsumen akan nutrition labeling berpengaruh positif terhadap sikap konsumen dalam menentukan pilihan produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi.
Pengaruh sikap konsumen akan nutrition labeling terhadap minat beli produk Sikap konsumen akan nutrition labeling khususnya konsumen usia 30 tahun keatas yang mulai memperhatikan kesehatan tubuhnya dalam menentukan pilihan produk makanan kemasan yang akan dikonsumsi mulai memperhatikan kandungan gizi dan nutrisi yang terdapat dalam nutrition labeling pada produk untuk memenuhi asupan gizi dan nutrisi bagi tubuhnya. Sikap konsumen akan nutrition labeling terhadap minat beli menyatakan bahwa responden selalu membaca nutrition labeling dan mereka berpendapat bahwa nutrition labeling sangat penting pada makanan kemasan serta mereka dapat menentukan produk dengan membaca nutrition labeling. Informasi nutrition labeling mendorong mereka untuk membeli suatu produk makanan kemasan serta kepercayaan dan ketertarikan konsumen pada informasi nutrition labeling menumbuhkan minat beli mereka pada produk makanan kemasan. Hal ini diduga karena sikap konsumen yang cenderung positif mempengaruhi minat beli yang positif pula terhadap produk tersebut (Lampiran 6). Sikap positif konsumen dalam membaca nutrition labeling memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk yang dianggap memiliki kandungan nutrisi yang baik dan sesuai bagi tubuhnya. Tumbuhnya ketertarikan dan minat beli konsumen pada produk 27
makanan kemasan setelah membaca informasi kandungan nutrisi yang terdapat pada nutrition labeling menunjukkan bahwa sikap konsumen usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli produk makanan kemasan. Sikap konsumen dalam penelitian ini dianggap sebagai variabel intervening yang memediasi pengetahuan konsumen dengan minat beli, hal tersebut ditunjukkan pada nilai signifikansi yang menyatakan bahwa pengetahuan konsumen tidak signifikan terhadap minat beli. Sehingga sikap konsumen memediasi secara mutlak pengetahuan konsumen dengan minat beli produk makanan kemasan.
KESIMPULAN Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1. Masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi akan nutrition labeling. Masyarakat Kudus mampu membaca dan memahami informasi kandungan nutrisi yang terdapat pada nutrition labeling. 2. Pengetahuan konsumen masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling berpengaruh signifikan positif terhadap sikap konsumen. Tingginya pengetahuan konsumen akan nutrition labeling berpengaruh positif terhadap sikap konsumen akan nutrition labeling. 3. Sikap konsumen masyarakat Kudus usia 30 tahun keatas akan nutrition labeling berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli. Sikap konsumen yang positif akan nutrition labeling menumbuhkan minat beli yang positif terhadap produk makanan kemasan tersebut. 4. Variabel sikap konsumen memediasi secara mutlak hubungan antara pengetahuan dengan minat beli. Implikasi Teoritis Penelitian ini memberikan implikasi terhadap teori nutrition labeling menyatakan bahwa pengetahuan konsumen yang positif akan nutrition labeling mempengaruhi sikap konsumen yang positif akan nutrition labeling dan sikap konsumen yang positif akanakan nutrition labeling berdampak terhadap minat beli konsumen yang positif. Implikasi Terapan
28
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi pemerintah serta dinas kesehatan untuk dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara membaca dan memahami kandungan nutrisi yang terdapat pada nutrition labeling, sehingga masyarakat dapat memilih makanan kemaan yang lebih sehat. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jawaban responden yang cenderung menjawab setuju yang berakibat data tidak berdistribusi normal, sehingga peneliti melakukan penyebaran ulang beberapa kuesioner dan klasifikasi usia pada penelitian ini hanya ada 2 kategori sehingga ada kelompok usia yang tidak terdeskripsi. Saran untuk Penelitian Mendatang Untuk penelitian mendatang diharapkan untuk memasukkan tingkat pendidikan sebagai karakteristik responden dan pengembangan penelitian dapat dilakukan dengan uji beda antara responden pria dan wanita. Daftar Pustaka Ahmadi. A., Torkamani. P., Sohrabi. Z., Ghahremani. F. 2013. “Nutrition Knowledge: Application and Perception of Food Labels Among Women”. Diunduh pada tanggal 15 November 2013. Auley. M. T., Wilkinson.D.J., Jones. J.J., Kirkwood. T.B. 2012. “A whole-body mathematical model of cholesterol metabolism and its age-associated dysregulation”. Diunduh pada tanggal 12 November 2013. Beritanusa.com. 2012. “Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Cenderung Naik”. Diunduh di http://www.beritanusa.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 1661:jumlah-penderita-diabetes-di-indonesia-cenderungnaik&catid=52:kesehatan&Itemid=132 pada tanggal 21 Maret 2014. Burton. S., Howlett. E., Tangari. A.H. 2009. “Food for Thought: How Will the Nutrition Labeling of Quick Service Restaurant Menu Items Influence Consumers’ Product Evaluations, Purchase Intentions, and Choices?”. Diunduh pada tanggal 10 November 2013. BrighterLife.co.id. 2013. “Siasati Perubahan Tubuh di Usia 30”. Artikel tanggal 1 September 2013. Diunduh pada tanggal 16 November 2013. DuniaFitnes.com. 2014. “10 Manfaat Hebat Susu Bagi Kesehatan Anda”. Diunduh di http://duniafitnes.com/nutrition/10-manfaat-hebat-susu-bagi-kesehatan-anda.html pada tanggal 1 Maret 2014. Eatright.com. 2013. “Can Changes in Nutrition Labeling Help Consumers Make Better Food Choices?”. Diunduh di 29
http://ajcn.nutrition.org/search?fulltext=nutrition+labeling&submit=yes&x=17&y=11 pada tanggal 18 desember 2013. Fatsecret, 2012. “Susu Anlene”. Di unduh di http://www.fatsecret.co.id/Diary.aspx?pa=fjrd&rid=3087479 pada tanggal 1 Maret 2014. Femina. 2013. “ Alarm di Usia 30”. Diunduh pada tanggal 16 November 2013. Femina. 2013. “ Usia dan Berat Badan”. Diunduh pada tanggal 16 November 2013. Food.detik.com. 2013. “Info Nutrisi pada Label Makanan Tidak Pengaruhi Pola Makan Sehat”. Diunduh di http://food.detik.com/read/2013/04/27/092602/2231883/900/info-nutrisipada-label-makanan-tidak-pengaruhi-pola-makan-sehat pada tanggal 27 Desember 2013. Hersey. J.C., Wohlgenant. K.C., Arsenault. J.E., Kosa. K.M., Muth. M.K. 2013. “Effects of frontof-package and shelf nutrition labeling systems on consumers”. Diunduh pada tanggal 15 November 2013. Ihalauw. John. J. O. I. 2008. “Konstruksi Teori”. Jaringnews.com. 2012. “Mulai Usia 30, Perhatikan 6 Hal Berikut”. Diunduh di http://jaringnews.com/hidup-sehat/bugar/29256/mulai-usia-perhatikan-hal-berikut pada tanggal 16 November 2013. Lampost.co. 2013. “ Langkah Hidup Sehat Memasuki Usia 30 Tahun”. Diunduh di http://lampost.co/berita/langkah-hidup-sehat-memasuki-usia-30-tahun pada tanggal 16 November 2013. Lestari. N. P., Siburian. P., Asnawati. 2012. “Pengaruh Iklan, Brand Trust, Dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen Wigo 4g Wimax Pt Berca Hardayaperkasa Di Kota Balikpapan”. Diunduh pada tanggal 2 Februari 2013. Kim. D., So. W. 2013. “Relationship of basal metabolic rate with age, body mass index, waist circumference, fat mass, and fatfree mass in African American college students. Diunduh pada 12 November 2013. Kompas.com. 2014. Diunduh di http://health.kompas.com/read/2014/02/25/1631172/Ibu.Indonesia.Sudah.Baca.Label.Ke masan.Makanan.tetapi. pada tanggal 21 Maret 2014. Kotler. P., Keller. K. L. 2013. “Marketing Management”. Fourteenth Edition. McLean-Meyinsse. P. E., Gager. J. V., Cole. D. N. 2012. “Analyzing Students’ Use and Assessment of Nutrition Facts Labels”. Diunduh pada tanggal 19 Januari 204. Mufarihah. H., Triyono. 2012.” Dampak Periklanan Terhadap Minat Beli Pada Hp Samsung Galaxy”. Diunduh pada tanggal 2 Februari 2013. Ningrum. N. P. 2010. “Analisa Pengaruh Label Nutrisi Terhadap Minat Beli Produk Susu Rendah Lemak Tinggi Kalsium Merek Produgen di Surabaya”. Diunduh pada tanggal 5 Mei 2014. Prathiraja. P.H.K., Ariyawardana. A.A. 2003. “Impact of Nutrition Labeling on Consumer Buying Behavior”. Diunduh pada tanggal 19 Januari 2014. Pasific. R. 2012. “Consumer Attitudes, Nutrition Knowledge And Use Of Nutrition Information On Food Labels Of Soft Drinks Among Belgian Adults”. Diunduh pada tanggal 20 Januari 2014. Prevention Institute. “Nutrition Labeling Regulations”. Diunduh di www.preventioninstitute.org pada tanggal 19 Januari 2014. 30
Sadeli. A. H., Utami. H. N. 2012. “Motivasi, Pengetahuan, dan Sikap Konsumen Terhadap Atribut Komoditas Apel Lokal Dan Apel Impor: Studi Kasus pada Konsumen Buah Apel Lokal dan Apel Impor Di Wilayah Kota Bandung”. Diunduh pada tanggal 23 April 2014. Setiawan., Hermani. A., Suryoko. S. 2011. “Pengaruh Atribut Produk Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Jupiter Series Pada Dealer Yamaha Agung Motor Semarang” Diunduh pada tanggal 20 November 2013. Setijowati. N., Rahmawati. W., Ayuningrat. M. P. 2010. “Tingkat Pengetahuan, Pemanfaatan Label Gizi dan Klaim Gizi pada Kemasan Produk Susu Tinggi Kalsium, serta FaktorFaktor Mempengaruhinya”. Diunduh pada tanggal 23 April 2014. Sumarsono.,Giyatno. Y. 2012. “Analisis Sikap dan Pengetahuan Konsumen Terhadap Ecolabelling serta Pengaruhnya pada Keputusan Pembelian Produk Ramah Lingkungan”. Diunduh pada tanggal 23 April 2013”. Sungkar. S., Winita. R., Kurniawan. A. 2010. “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat dan Kepadatan Aedes Aegypti di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten”. Diunduh pada tanggal 12 Juni 2014. Susanta. 2006. “Sikap : Konsep dan Pengukuran”. Diunduh pada tanggal 24 November 2013. Swartz. J.J., Dowray. S., Braxton. D., Mihas. P., Viera. A.J. 2013. “Simplifying healthful choices: a qualitative study of a physical activity based nutrition label format”. Diunduh pada tanggal 16 November 2013. Tempo.co. 2013. “Penderita Diabetes Indonesia Capai 7,6 Juta”. Diunduh di http://www.tempo.co/read/news/2013/09/04/060510077/Penderita-Diabetes-IndonesiaCapai-76-Juta pada tanggal 21 Maret 2014. Wang. S., Chen. Y., Liu. M., Hong. D., Sun. D., Du. Y., Su. M.m Yu. C., Liu. Q., Ren. Y., Lv. J., Li. L. 2011. “The Changes of Nutrition Labeling of Packaged Food in Hangzhou in China during 2008-2010”. Diunduh pada tanggal 16 November 2013. Wills. J.M., Schmidt. D.B., Fillo-Blocka. F., Cairns. G. 2009. “Exploring global consumer attitudes toward nutrition information on food labels”. Diunduh pada tanggal 15 November 2013. Winahyu. D. S. 2012. “Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Produk Dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli Air Minum Axogy”. Diunduh pada tanggal 20 November 2013. LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Konsumen akan Nutrition Labeling terhadap Minat Beli Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan dan sikap konsumen akan nutrition labeling terhadap minat beli, maka sangat dibutuhkan pendapat dari responden untuk melengkapi penelitian ini. Penulis mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi daftar kuesioner ini. Informasi yang anda berikan sangat berarti bagi penelitian ini. Atas bantuan saya ucapkan terimakasih. 31
I. Identitas Responden Nama
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
1. Apakah anda mempunyai masalah kesehatan? YA
TIDAK
2. Apakah anda tertarik untuk menjalankan pola hidup sehat? YA
TIDAK
3. Seberapa sering anda membaca nutrition labeling (label nutrisi) pada produk yang akan anda beli? Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
4. Seberapa sering anda membeli produk makanan kemasan? Setiap hari
Dua hari sekali
Tiga hari sekali
Lainnya......................... (Sebutkan) 5. Produk makanan kemasan apa yang sering anda beli? Susu
Biskuit
Jus
Ikan kaleng
Mie instan
Lain-lain .......................... (Sebutkan)
6. Dalam mengkonsumsi makanan kemasan, kandungan nutrisi apa yang anda perhatikan dalam nutrition labeling sebuah produk untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anda? Energi Total (Calories)
Natrium (Sodium)
Lemak dari Energi (Calories from fat)
Kalium (Protasium)
Lemak Total (Total fat)
Vitamin A
Lemak Jenuh (Saturated fat)
Vitamin B1
Lemak Trans (Trans fat)
Vitamin B2
Kolesterol (Cholesterol)
Vitamin B3
Protein
Vitamin B6
Karbohidrat Total
Vitamin C
Gula (Glukosa)
Vitamin D 32
Serat Makanan (Dietary Fiber)
Vitamin E
Magnesium Pengetahuan Konsumen
Dapatkah anda dapat membandingkan kandungan nutrisi yang terdapat pada nutrition labeling 2 produk susu berikut ini?
1
2
a. Kandungan lemak/fat pada produk nomor berapa yang menurut anda lebih baik anda konsumsi? b. Berdasarkan kandungan protein dari informasi nutrition labeling diatas produk nomor berapa yang menurut anda memiliki kandungan yang lebih baik? c. Kandungan tenaga/energi pada produk nomor berapa yang menurut anda memiliki kandungan yang paling baik? d. Berdasarkan produk nomor 1 berapa jumlah kalsium yang anda peroleh jika anda mengkonsumsi produk sebanyak 1 gelas? e. Berapa jumlah Karbohidrat pada produk nomor 2 yang anda peroleh jika anda mengkonsumsi per 100 ml? II. Memberikan Jawaban dari Pernyataan yang Tersedia
33
Untuk pernyataan berikut ini, Anda dipersilahkan untuk memberikan jawaban dengan mengisi tanda centang (√) pada skala 1 – 5 dalam kolom jawaban yang sudah tersedia dengan pilihan sebagai berikut : 1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS) 3. Kurang Setuju (KS) 4. Setuju (S) 5. Sangat Setuju (SS) A. Pengetahuan Konsumen akan Nutrition Labeling No.
Pilihan Jawaban
Pertanyaan
STS
TS
KS
S
SS
Saya 1 dapat membaca dan memahami nutrition labeling . yang terdapat pada makanan kemasan 2.
Saya dapat menentukan jumlah kalori dari produk makanna kemasan dengan membaca nutrition labeling.
3.
Dengan membaca nutrition labeling saya dapat membedakan jumlah kolesterol pada dua produk makanan kemasan sejenis.
4.
Saya dapat mengetahui jumlah protein yang terdapat dalam produk makanan kemasan setiap sajiannya dengan membaca nutrition labeling.
5.
Saya mengetahui jumlah karbohidrat yang saya konsumsi dengan membaca nutrition labeling.
B. Sikap Konsumen akan Nutrition Labeling No.
Pilihan Jawaban
Pertanyaan
STS
Saya 1 selalu membaca label nutrisi/nutrition
34
TS
KS
S
SS
labeling . pada makanan kemasan. 2.
Nutrition labeling sangat penting pada makanan kemasan.
3.
Saya dapat menentukan produk yang akan saya konsumsi dengan membaca nutrition labeling.
C. Minat Beli No.
Pilihan Jawaban
Pertanyaan
STS
Informasi 1 nutrition labeling mendorong saya untuk . membeli suatu produk makanan kemasan tertentu. 2.
Kepercayaan saya pada nutrition labeling menumbuhkan minat beli saya pada produk makanan tertentu.
3.
Ketertarikan saya pada informasi yang terdapat pada nutrition labeling menumbuhkan minat beli saya produk makanan tertentu. LAMPIRAN 2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Pre Survei 30 Responden
Uji Reliabilitas Tabel 1 Pengetahuan Konsumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .933
N of Items .932
5
35
TS
N
S
SS
Tabel 2 Sikap Konsumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .667
N of Items .670
4
Tabel 3 Minat Beli Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .773
N of Items .771
3
Uji Validitas Tabel 5 Pengetahuan Konsumen Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
Pengetahuan1
15.97
7.413
.731
.552
.934
Pengetahuan2
15.97
6.723
.808
.690
.920
Pengetahuan3
15.80
6.441
.870
.781
.908
Pengetahuan4
15.90
6.921
.811
.785
.919
Pengetahuan5
15.97
6.240
.896
.861
.903
36
Tabel 6 Sikap Konsumen Item-Total Statistics Cronbach’s Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Correlation
Deleted
Sikap1
12.73
1.789
.411
.249
.634
Sikap2
12.03
2.033
.574
.390
.543
Sikap3
12.20
1.476
.628
.431
.456
Sikap4
12.23
2.392
.245
.143
.712
Tabel 7 Minat Beli Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
MinatBeli1
8.03
1.964
.531
.310
.772
MinatBeli2
8.03
1.757
.595
.403
.706
MinatBeli3
8.00
1.448
.709
.505
.571
LAMPIRAN 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 200 Responden Uji Reliabilitas Tabel 1 Pengetahuan Konsumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .821
N of Items .824
5
37
Tabel 2 Sikap Konsumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .833
N of Items .834
3
Tabel 3 Minat Beli Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .702
N of Items .702
3
Uji Validitas Tabel 4 Pengetahuan Konsumen Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
PK1
12.94
8.760
.539
.310
.808
PK2
13.40
8.333
.640
.413
.779
PK3
13.02
7.879
.655
.467
.774
PK4
13.02
7.693
.702
.508
.759
PK5
13.15
9.756
.565
.327
.805
38
Tabel 5 Sikap Konsumen Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
SK1
7.10
2.687
.641
.411
.821
SK2
7.09
2.504
.715
.528
.748
SK3
7.22
2.572
.728
.541
.736
Tabel 6 Minat Beli Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
MB1
7.44
2.469
.474
.260
.665
MB2
7.50
2.050
.617
.381
.481
MB3
7.36
2.272
.474
.254
.670
LAMPIRAN 4 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
200 a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.86790269
Absolute
.084
Positive
.084
Negative
-.039
Kolmogorov-Smirnov Z
1.183
39
Asymp. Sig. (2-tailed)
.122
a. Test distribution is Normal.
Uji Multikolinier Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
6.907
.805
X1
-.019
.038
X2
.427
.059
Collinearity Statistics t
Sig. .000
-.033
-.512
.609
.962
1.039
.469
7.295
.000
.962
1.039
Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R
R Square
.464
a
Std. Error of the
Square
Estimate
.215
.207
1.877
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Coefficient Correlations Model 1
a
X2 Correlations
Covariances
X1
X2
1.000
-.194
X1
-.194
1.000
X2
.003
.000
40
VIF
8.578
a. Dependent Variable: Y
Adjusted R
Tolerance
Durbin-Watson 1.475
X1
.000
.001
a. Dependent Variable: Y
Uji Heterokedastisitas
LAMPIRAN 5 Pengetahuan Konsumen 1 dengan Sikap Komsumen 1 Crosstabulation SK1 1 PK1
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
2
3
4
5
Total
0
1
1
1
0
3
.0%
.5%
.5%
.5%
.0%
1.5%
2
1
7
15
5
30
1.0%
.5%
3.5%
7.5%
2.5%
15.0%
1
4
29
27
7
68
.5%
2.0%
14.5%
13.5%
3.5%
34.0%
5
3
15
44
6
73
2.5%
1.5%
7.5%
22.0%
3.0%
36.5%
41
5
Count % of Total
0
1
6
15
4
26
.0%
.5%
3.0%
7.5%
2.0%
13.0%
Pengetahuan Konsumen 1 dengan Sikap Konsumen 3 Crosstabulation SK3 Pengetahuan Konsumen 1 dengan Sikap Konsumen 2 Crosstabulation 1 2 3 4 5 PK1
1
Count % of Total
PK1
1 2
Count Count % of of Total Total %
2 3
Count Count % of of Total Total %
3 4
Count Count % of of Total Total %
4 5
Count Count % of of Total Total %
Total
5
Count Count % of of Total Total %
Total
0
2
SK2 1
0
0
3
1 .0%
21.0%
3 .5%
4.0%
5.0%
Total 1.5%
11
31
12 0
10 0
4 1
30 3
.5% .5%
.5% 1.5%
.0% 6.0%
.0% 5.0%
.5% 2.0%
1.5% 15.0%
01
54
32 7
2613
5 5
6830
.5% .0%
2.0% 2.5%
3.5% 16.0%
6.5% 13.0%
2.5% 2.5%
15.0% 34.0%
21
61
2429
3031
11 6
7368
.5% 1.0%
.5% 3.0%
14.5% 12.0%
15.5% 15.0%
3.0% 5.5%
34.0% 36.5%
02
23
1223
834
411
2673
1.0% .0%
1.5% 1.0%
11.5% 6.0%
17.0% 4.0%
5.5% 2.0%
36.5% 13.0%
31
181
8110
74 7
24 7
20026
.5% 1.5%
.5% 9.0%
5.0% 40.5%
3.5% 37.0%
3.5% 12.0%
13.0% 100.0%
6
10
69
85
30
200
3.0%
5.0%
34.5%
42.5%
15.0%
100.0%
8
10
58
102
22
200
4.0%
5.0%
29.0%
51.0%
11.0%
100.0%
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Pengetahuan Konsumen 2 dengan Sikap Konsumen 1 Crosstabulation SK1 1 PK2
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
2
3
4
5
Total
1
1
3
7
2
14
.5%
.5%
1.5%
3.5%
1.0%
7.0%
3
3
11
16
5
38
1.5%
1.5%
5.5%
8.0%
2.5%
19.0%
4
4
30
45
13
96
2.0%
2.0%
15.0%
22.5%
6.5%
48.0%
42
4
Count % of Total
5
1
11
29
1
42
.0%
.5%
5.5%
14.5%
.5%
21.0%
0
1
3
5
1
10
.0%
.5%
1.5%
2.5%
.5%
5.0%
8
10
58
102
22
200
4.0%
5.0%
29.0%
51.0%
11.0%
100.0%
Count % of Total
Total
0
Count % of Total
Pengetahuan Konsumen 2 dengan Sikap Konsumen 2 Crosstabulation SK2 1 PK2
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
0
3
4
5
2
14
.0%
1.5%
2.0%
2.5%
1.0%
7.0%
1
2
12
18
5
38
.5%
1.0%
6.0%
9.0%
2.5%
19.0%
5
4
39
35
13
96
2.5%
2.0%
19.5%
17.5%
6.5%
48.0%
0
0
13
22
7
42
.0%
.0%
6.5%
11.0%
3.5%
21.0%
0
1
1
5
3
10
.0%
.5%
.5%
2.5%
1.5%
5.0%
6
10
69
85
30
200
3.0%
5.0%
34.5%
42.5%
15.0%
100.0%
Pengetahuan Konsumen 2 dengan Sikap Konsumen 3 Crosstabulation SK3 1 PK2
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count
2
3
4
5
Total
0
3
4
6
1
14
.0%
1.5%
2.0%
3.0%
.5%
7.0%
0
3
15
14
6
38
.0%
1.5%
7.5%
7.0%
3.0%
19.0%
3
9
48
27
9
96
1.5%
4.5%
24.0%
13.5%
4.5%
48.0%
0
2
13
21
6
42
43
Pengetahuan Konsumen 3 dengan Sikap Konsumen 1 Crosstabulation SK1 1 PK3
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count
% of Total 5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
1
2
2
7
2
14
.5%
1.0%
1.0%
3.5%
1.0%
7.0%
1
3
8
10
1
23
.5%
1.5%
4.0%
5.0%
.5%
11.5%
0
2
19
31
3
55
.0%
1.0%
6.5%
10.5%
3.0%
21.0%
0
1
1
6
2
10
.0%
.5%
.5%
3.0%
1.0%
5.0%
3
18
81
74
24
200
1.5%
9.0%
40.5%
37.0%
12.0%
100.0%
44
% of Total 4
1.0%
9.5%
15.5%
1.5%
27.5%
6
2
26
44
14
92
3.0%
1.0%
13.0%
22.0%
7.0%
46.0%
0
1
3
10
2
16
.0%
.5%
1.5%
5.0%
1.0%
8.0%
8
10
58
102
22
200
4.0%
5.0%
29.0%
51.0%
11.0%
100.0%
Count % of Total
5
.0%
Count % of Total
Total
Count % of Total
Pengetahuan Konsumen 3 dengan Sikap Konsumen 2 Crosstabulation SK2 1 PK3
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
0
3
5
4
2
14
.0%
1.5%
2.5%
2.0%
1.0%
7.0%
2
3
7
10
1
23
1.0%
1.5%
3.5%
5.0%
.5%
11.5%
1
0
21
24
9
55
.5%
.0%
10.5%
12.0%
4.5%
27.5%
2
3
30
43
14
92
1.0%
1.5%
15.0%
21.5%
7.0%
46.0%
1
1
6
4
4
16
.5%
.5%
3.0%
2.0%
2.0%
8.0%
6
10
69
85
30
200
3.0%
5.0%
34.5%
42.5%
15.0%
100.0%
Pengetahuan Konsumen 3 dengan Sikap Konsumen 3 Crosstabulation SK3 1 PK3
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count
2
3
4
5
Total
0
3
4
5
2
14
.0%
1.5%
2.0%
2.5%
1.0%
7.0%
0
5
9
7
2
23
.0%
2.5%
4.5%
3.5%
1.0%
11.5%
0
5
23
19
8
55
45
% of Total 4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
.0%
2.5%
11.5%
9.5%
4.0%
27.5%
3
2
41
36
10
92
1.5%
1.0%
20.5%
18.0%
5.0%
46.0%
0
3
4
7
2
16
.0%
1.5%
2.0%
3.5%
1.0%
8.0%
3
18
81
74
24
200
1.5%
9.0%
40.5%
37.0%
12.0%
100.0%
Pengetahuan Konsumen 4 dengan Sikap Konsumen 1 Crosstabulation SK1 1 PK4
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
2
2
5
9
3
21
1.0%
1.0%
2.5%
4.5%
1.5%
10.5%
1
3
1
2
0
7
.5%
1.5%
.5%
1.0%
.0%
3.5%
4
2
30
19
6
61
2.0%
1.0%
15.0%
9.5%
3.0%
30.5%
1
2
21
69
8
101
.5%
1.0%
10.5%
34.5%
4.0%
50.5%
0
1
1
3
5
10
.0%
.5%
.5%
1.5%
2.5%
5.0%
8
10
58
102
22
200
4.0%
5.0%
29.0%
51.0%
11.0%
100.0%
46
Pengetahuan Konsumen 4 dengan Sikap Konsumen 2 Crosstabulation SK2 1 PK4
1
2
Count
4
7
3
21
.0%
1.0%
4.5%
3.5%
1.5%
10.5%
1
2
2
2
0
7
.5%
1.0%
1.0%
1.0%
.0%
3.5%
3
4
21
26
7
61
1.5%
2.0%
10.5%
13.0%
3.5%
30.5%
2
1
35
46
17
101
1.0%
.5%
17.5%
23.0%
8.5%
50.5%
0
1
2
4
3
10
.0%
.5%
1.0%
2.0%
1.5%
5.0%
6
10
69
85
30
200
3.0%
5.0%
34.5%
42.5%
15.0%
100.0%
Count
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
9
Count
% of Total
5
2
% of Total 3
4
0
% of Total 2
3
Pengetahuan Konsumen 4 dengan Sikap Konsumen 3 Crosstabulation SK3 1 PK4
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
0
2
9
7
3
21
.0%
1.0%
4.5%
3.5%
1.5%
10.5%
0
4
1
2
0
7
.0%
2.0%
.5%
1.0%
.0%
3.5%
2
5
28
19
7
61
1.0%
2.5%
14.0%
9.5%
3.5%
30.5%
1
5
41
41
13
101
.5%
2.5%
20.5%
20.5%
6.5%
50.5%
0
2
2
5
1
10
.0%
1.0%
1.0%
2.5%
.5%
5.0%
3
18
81
74
24
200
1.5%
9.0%
40.5%
37.0%
12.0%
100.0%
47
Pengetahuan Konsumen 5 dengan Sikap Konsumen 1 Crosstabulation SK1 1 PK5
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
2
5
4
10
3
24
1.0%
2.5%
2.0%
5.0%
1.5%
12.0%
4
3
40
51
13
111
2.0%
1.5%
20.0%
25.5%
6.5%
55.5%
2
1
14
36
6
59
1.0%
.5%
7.0%
18.0%
3.0%
29.5%
0
1
0
5
0
6
.0%
.5%
.0%
2.5%
.0%
3.0%
8
10
58
102
22
200
4.0%
5.0%
29.0%
51.0%
11.0%
100.0%
Pengetahuan Konsumen 5 dengan Sikap Konsumen 2 Crosstabulation SK2 1 PK5
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
2
6
6
6
4
24
1.0%
3.0%
3.0%
3.0%
2.0%
12.0%
2
2
48
44
15
111
1.0%
1.0%
24.0%
22.0%
7.5%
55.5%
2
2
15
32
8
59
1.0%
1.0%
7.5%
16.0%
4.0%
29.5%
0
0
0
3
3
6
.0%
.0%
.0%
1.5%
1.5%
3.0%
6
10
69
85
30
200
3.0%
5.0%
34.5%
42.5%
15.0%
100.0%
Pengetahuan Konsumen 5 dengan Sikap Konsumen 3 Crosstabulation
48
SK3 1 PK5
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
0
9
8
5
2
24
.0%
4.5%
4.0%
2.5%
1.0%
12.0%
2
6
58
30
15
111
1.0%
3.0%
29.0%
15.0%
7.5%
55.5%
1
3
15
36
4
59
.5%
1.5%
7.5%
18.0%
2.0%
29.5%
0
0
0
3
3
6
.0%
.0%
.0%
1.5%
1.5%
3.0%
3
18
81
74
24
200
1.5%
9.0%
40.5%
37.0%
12.0%
100.0%
LAMPIRAN 6 Sikap Konsumen 1 dengan Minat Beli 1 Crosstabulation
49
MB1 1 SK1
1
Count % of Total
2
4
5
Total
1
8
.5%
.0%
1.0%
2.0%
.5%
4.0%
1
3
3
3
0
10
.5%
1.5%
1.5%
1.5%
.0%
5.0%
0
4
31
17
6
58
.0%
2.0%
15.5%
8.5%
3.0%
29.0%
0
4
23
58
17
102
.0%
2.0%
11.5%
29.0%
8.5%
51.0%
0
0
4
9
9
22
.0%
.0%
2.0%
4.5%
4.5%
11.0%
2
11
63
91
33
200
1.0%
5.5%
31.5%
45.5%
16.5%
100.0%
Count % of Total
Total
4
Count % of Total
5
2
Count % of Total
4
0
Count % of Total
3
1
Count % of Total
3
2
Sikap Konsumen 1 dengan Minat Beli 2 Crosstabulation MB2 1 SK1
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
2
1
0
2
3
8
1.0%
.5%
.0%
1.0%
1.5%
4.0%
2
2
4
2
0
10
1.0%
1.0%
2.0%
1.0%
.0%
5.0%
0
5
26
20
7
58
.0%
2.5%
13.0%
10.0%
3.5%
29.0%
0
5
31
51
15
102
.0%
2.5%
15.5%
25.5%
7.5%
51.0%
0
0
3
12
7
22
.0%
.0%
1.5%
6.0%
3.5%
11.0%
4
13
64
87
32
200
2.0%
6.5%
32.0%
43.5%
16.0%
100.0%
50
Sikap Konsumen 1 dengan Minat Beli 3 Crosstabulation MB3 1 SK1
1
Count % of Total
2
2
2
2
8
1.0%
.0%
1.0%
1.0%
1.0%
4.0%
1
2
1
5
1
10
.5%
1.0%
.5%
2.5%
.5%
5.0%
1
4
22
23
8
58
.5%
2.0%
11.0%
11.5%
4.0%
29.0%
1
1
26
48
26
102
.5%
.5%
13.0%
24.0%
13.0%
51.0%
0
0
7
6
9
22
.0%
.0%
3.5%
3.0%
4.5%
11.0%
5
7
58
84
46
200
2.5%
3.5%
29.0%
42.0%
23.0%
100.0%
5
Total
Count
Count
Count
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
2
% of Total 5
5
0
% of Total 4
4
2
% of Total 3
3
Sikap Konsumen 2 dengan Minat Beli 1 Crosstabulation MB1 1 SK2
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
1
1
1
2
1
6
.5%
.5%
.5%
1.0%
.5%
3.0%
1
1
4
3
1
10
.5%
.5%
2.0%
1.5%
.5%
5.0%
0
6
27
26
10
69
.0%
3.0%
13.5%
13.0%
5.0%
34.5%
0
3
24
47
11
85
.0%
1.5%
12.0%
23.5%
5.5%
42.5%
0
0
7
13
10
30
.0%
.0%
3.5%
6.5%
5.0%
15.0%
2
11
63
91
33
200
1.0%
5.5%
31.5%
45.5%
16.5%
100.0%
51
Sikap Konsumen 2 dengan Minat Beli 2 Crosstabulation MB2 1 SK2
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
3
1
1
0
1
6
1.5%
.5%
.5%
.0%
.5%
3.0%
0
1
4
3
2
10
.0%
.5%
2.0%
1.5%
1.0%
5.0%
0
7
34
20
8
69
.0%
3.5%
17.0%
10.0%
4.0%
34.5%
1
2
22
50
10
85
.5%
1.0%
11.0%
25.0%
5.0%
42.5%
0
2
3
14
11
30
.0%
1.0%
1.5%
7.0%
5.5%
15.0%
4
13
64
87
32
200
2.0%
6.5%
32.0%
43.5%
16.0%
100.0%
Sikap Konsumen 2 dengan Minat Beli 3 Crosstabulation MB3 1 SK2
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
3
1
0
1
1
6
1.5%
.5%
.0%
.5%
.5%
3.0%
1
1
2
5
1
10
.5%
.5%
1.0%
2.5%
.5%
5.0%
0
4
27
27
11
69
.0%
2.0%
13.5%
13.5%
5.5%
34.5%
0
1
25
44
15
85
.0%
.5%
12.5%
22.0%
7.5%
42.5%
1
0
4
7
18
30
.5%
.0%
2.0%
3.5%
9.0%
15.0%
5
7
58
84
46
200
2.5%
3.5%
29.0%
42.0%
23.0%
100.0%
52
Sikap Konsumen 3 dengan Minat Beli 1 Crosstabulation MB1 1 SK3
1
2
Count
2
0
3
.5%
.0%
.0%
1.0%
.0%
1.5%
1
2
8
4
3
18
.5%
1.0%
4.0%
2.0%
1.5%
9.0%
0
5
30
33
13
81
.0%
2.5%
15.0%
16.5%
6.5%
40.5%
0
4
18
40
12
74
.0%
2.0%
9.0%
20.0%
6.0%
37.0%
0
0
7
12
5
24
.0%
.0%
3.5%
6.0%
2.5%
12.0%
2
11
63
91
33
200
1.0%
5.5%
31.5%
45.5%
16.5%
100.0%
5
Total
Count
Count
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
0
% of Total 4
5
0
% of Total 3
4
1
% of Total 2
3
Sikap Konsumen 3 dengan Minat Beli 2 Crosstabulation MB2 1 SK3
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
2
0
0
1
0
3
1.0%
.0%
.0%
.5%
.0%
1.5%
2
2
7
3
4
18
1.0%
1.0%
3.5%
1.5%
2.0%
9.0%
0
6
33
30
12
81
.0%
3.0%
16.5%
15.0%
6.0%
40.5%
0
5
22
40
7
74
.0%
2.5%
11.0%
20.0%
3.5%
37.0%
0
0
2
13
9
24
.0%
.0%
1.0%
6.5%
4.5%
12.0%
4
13
64
87
32
200
2.0%
6.5%
32.0%
43.5%
16.0%
100.0%
53
Sikap Konsumen 3 dengan Minat Beli 3 Crosstabulation MB3 1 SK3
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
2
0
1
0
0
3
1.0%
.0%
.5%
.0%
.0%
1.5%
2
4
1
6
5
18
1.0%
2.0%
.5%
3.0%
2.5%
9.0%
0
3
42
24
12
81
.0%
1.5%
21.0%
12.0%
6.0%
40.5%
1
0
11
47
15
74
.5%
.0%
5.5%
23.5%
7.5%
37.0%
0
0
3
7
14
24
.0%
.0%
1.5%
3.5%
7.0%
12.0%
5
7
58
84
46
200
2.5%
3.5%
29.0%
42.0%
23.0%
100.0%
54