HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 11-14 TAHUN DENGA TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI MTs SAFINATUL HUDA SOWAN KIDUL JEPARA Nor Asiyah,Diah Andriani K, Yuni Anita STIKES Muhammadiyah Kudus,Jl.Ganesha no I Purwosari Kudus Diah andriani untuk korespondensi , Email:
[email protected]
ABSTRAK Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama umumnya adalah pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut breast bud yang terdiri dari penonjolan putting yang disertai pembesaran daerah areola sekitar umur 8 - 12 tahun. Haid pertama (Menarche) terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi pada umur berapa masing-masing individu mengalaminya, rata-rata pada umur 10,5 – 15,5 tahun. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja. Jenis penelitian ini analitik korelatif yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang satu dengan variabel yang lain. Hasil uji chi–square menunjukkan df : 8 tingkat signifikasi 5% adalah 15,507. Kemudian dilakukan perbandingan chi-square hitung dan chi-square tabel. Dimana chi-square hitung adalah 17,997 > chi-square tabel df : 8 taraf signifikan 5% adalah 15,507. Berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig. Adalah 0,021 atau probabilitas dibawah 0,05 yang maknanya adalah terdapat hubungan pengetahuan remaja putri dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi perubahan seks sekunder. Hubungan antara kedua variabel tersebut lemah, hal ini ditunjukkan dengan koefisian kontingensi sebesar r hitung < r tabel (0,213 < 0,5). Bagi institusi pendidikan, peran guru dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan masalah yang timbul saat terjadi perubahan pada masa remaja lebih ditingkatkan dengan cara menghadirkan tenaga kesehatan ke sekolah untuk memberikan informasi. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi mestinya di sampaikan sejak dini agar remaja tidak akan mengalami kecemasan maupun reaksi negatif lainnya dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada masa remaja salah satunya yaitu perubahan seks sekunder.
Kata Kunci : pengetahuan, remaja putri,tingkat kecemasan,perubahan seks sekunder
68
Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
A. PENDAHULUAN Masa remaja
psikologis disebut
maupun
sosial.
Tapi
juga umumnya proses pematangan fisik
masa
adolesens (tumbuh menjadi terjadi
lebih
cepat
dari
proses
dewasa), merupakan suatu periode pematangan kejiwaan (psikososial). kehidupan penting yang harus dilalui Seorang seseorang
sebelum
remaja
tidak
lagi
dapat
menginjak disebut sebagai anak kecil, tetapi
dewasa. Masa remaja dimulai pada belum juga dapat dianggap sebagai umur lebih kurang 10 tahun pada anak orang dewasa (Depkes, 2009: 1). perempuan. Masa remaja ditandai Tumbuh kembang merupakan oleh masa pubertas, yaitu waktu proses yang berkesinambungan yang seorang
anak
perempuan mampu terjadi sejak intrauterine dan terus
mengalami konsepsi yakni menarce / berlangsung sampai dewasa. Dalam haid pertama. Pubersen adalah waktu proses mencapai dewasa inilah anak terjadinya
perkembangan
seks harus melalui berbagai tahap tumbuh
sekunder,
berlangsung
antara
2 kembang, termasuk tahap remaja.
sampai 3 tahun (Depkes, 2002 : 171). Remaja adalah masa transisi antara Masa remaja merupakan suatu masa anak dan dewasa, dimana fase
perkembangan
antara
masa terjadi pacu tumbuh (growth spurt),
kanak-kanak
dan
masa
dewasa, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai
berlangsung antara usia 10 - 19 fertilitas
dan
terjadi
perubahan-
tahun. Masa remaja terdiri dari masa perubahan psikologik serta kognitif. remaja awal (10 - 14 tahun), masa Tercapainya tumbuh kembang yang remaja pertengahan (14 - 17 tahun) optimal
tergantung
pada
potensi
dan masa remaja akhir (17 - 19 biologiknya.
Tercapainya
potensi
tahun), pada masa remaja banyak biologik tersebut, merupakan hasil terjadi
perubahan
baik
biologis, interaksi antara faktor genetik dan
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
69
lingkungan
biofisikopsikososial.
berangsur-angsur
seperti
Proses yang unik dan hasil akhir yang
halnya dengan perkembangan lain
berbeda-beda
pada masa puber, mengikuti pola
tersendiri
memberikan
pada
setiap
ciri remaja
yang
dapat
diramalkan
(Hurlock,
2002: 190).
(Soetjiningsih, 2004: 1). Perkembangan seks sekunder
Pada remaja perempuan tanda
membedakan pria dari wanita dan
pubertas pertama umumnya adalah
membuat daya tarik pada lawan jenis
pertumbuhan
lainnya. Ciri ini tidak berhubungan
atau disebut breast bud yang terdiri
dengan reproduksi meskipun secara
dari penonjolan putting yang disertai
tidak
payudara stadium
2
ada
juga
pembesaran daerah areola sekitar
karena
pria
umur 8 - 12 tahun. Haid pertama
tertarik pada wanita dan begitu pula
(Menarche) terjadi pada stadium lanjut
sebaliknya. Inilah sebabnya mengapa
dari pubertas dan sangat bervariasi
ciri
“sekunder,”
pada umur berapa masing-masing
organ-organ
individu mengalaminya, rata-rata pada
langsung
hubungannya,
ini
yaitu
disebut
dibandingkan seks
dengan
“primer”
berhubungan Selama
yang dengan
penampilan
langsung reproduksi.
tubuh
umur
10,5
–
15,5
tahun
(Soetjiningsih, 2007: 14). Permasalahan
masih
teramat
kompleks
tarik seks.” Keadaan ini berubah bila
remaja pada situasi yang sulit, hal ini
ciri seks sekunder muncul. Dengan
mengakibatkan anak yang pada masa
berkembangnya
pubernya
perempuan Perubahan
periode
anak
laki-laki
semakin ini
ini, dan
berbeda.
disebabkan
oleh
perkembangan ciri-ciri seks sekunder
seringkali
yang
seperti anak-anak, tidak ada “daya
penampilan
70
secara
tidak
menempatkan
mendapatkan
pengetahuan dengan cara yang benar atau
secara
dipersiapkan
psikologis tentang
tidak
perubahan-
perubahan fisik dan psikologis yang Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
terjadi,
akan
dapat
berakibat
menjadikan suatu pengalaman yang
kecemasan
atau
anxiety
disorder
(Kabarindonesia, 2010: 1).
traumatis bagi remaja. Oleh karena itu
Jumlah remaja di Indonesia
pengetahuan tentang seksualitas dan
yang berusia 10 – 14 tahun mencapai
kesehatan
65 juta orang atau 30 % dari total
reproduksi
sangatlah
penting.
pengetahuan
ini
dengan
cara
bagi
Dimana
harus
yang
remaja
diperoleh
benar
dan
kompleks, sehingga tanggungjawab
penduduk
indonesia.
Sedangkan
jumlah penduduk di propinsi jawa tengah tahun 2005 adalah 6.983.699 jiwa dan jumlah remaja usia 10 – 14 tahun adalah 714.615 jiwa dan yang
yang harus diselesaikan dalam tahap berusia 15 – 19 tahun adalah 761.516 perkembangannya
tidak
mereka jiwa (BPS jawa tengah, 2006).
hadapi dengan perasaan takut dan cemas (Rahma, 2009: 1). Ketika
strategi
Mental Indonesia (Fekmi) sebanyak pemecahan
masalah gagal dilakukan oleh anak ataupun remaja, dan kecemasan yang dialami menjadi cukup berat untuk ditangani maka akan menyebabkan keadaan yang sulit terhadap mereka. Keadaan
yang
berpengaruh mereka
sulit terhadap
ini
akan rutinitas
baik di sekolah, aktivitas
sehari-hari, atau hubungan dengan teman-temannya.
Yang
Menurut Federasi Kesehatan
kemudian
dapat dikatakan bahwa anak dan
47,7 persen remaja sering merasakan perasaan
cemas,
84
persen
merasakan perasaan cemas
yang
berulang, 70,3 persen sering berpikir yang tidak-tidak, dan banyak juga yang mengaku sering mimpi buruk. Hal itu di sebabkan karena mereka kurang
diberi
masalah kaitannya lingkungan
informasi
reproduksi yang
dan
diperoleh
keluarga
tentang segala dalam maupun
masyarakat (Gizi, 2003: 1).
remaja tersebut mengalami masalah
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
71
Menurut
studi
pendahuluan
di MTs Safinatul Huda Sowan Kidul Jepara
yang penulis lakukan di MTS Safinatul Huda
Sowan
Kidul
jepara
pada
b.
Mendiskripsikan
tingkat
kecemasan remaja putri umur
tanggal 26 November 2009 terhadap
11-14 tahun saat menghadapi
13 siswi yang berumur antara 11 – 14
perubahan seks sekunder di tahun
yaitu
sebanyak
5
siswi
MTs Safinatul Huda Sowan
mengetahui tentang perubahan seks sekunder dan mereka tidak merasa
Kidul Jepara c.
Menganalisa
hubungan
cemas saat mengalami perubahan
pengetahuan remaja putri usia
tersebut, sedangkan 8 siswi tidak
11-14 tahun dengan tingkat
mengetahui tentang perubahan seks
kecemasan saat menghadapi
sekunder dan mereka merasa cemas
perubahan seks sekunder di MTs Safinatul Huda Sowan
saat mereka mengalami hal tersebut.
Kidul Jepara
B. TUJUAN
C.METODE
PENELITIAN Tujuan yang akan dicapai dalam
Rancangan atau desain penelitian
penelitian ini adalah sebagai berikut:
merupakan bentuk rancangan yang
1. Tujuan Umum
digunakan dalam melakukan prosedur
Untuk hubungan
mengetahui
pengetahuan
penelitian (Hidayat, 2007: 25).
remaja Penelitian
putri
ini
menggunakan
usia 11-14 tahun dengan
tingkat
kecemasan
menghadapi
perubahan
saat seks
jenis penelitian analitik korelatif yaitu penelitian atau penelaahan hubungan
sekunder di MTs Safinatul Huda
antara dua variabel pada suatu situasi
Sowan Kidul Jepara
atau
2. Tujuan Khusus a.
Mendiskripsikan pengetahuan
sekelompok subjek.
Hal
ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala yang satu dengan gejala
remaja putri usia 11-14 tahun 72
Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
yang lain atau variabel yang satu dengan
variabel
yang
lain
(Notoatmodjo, 2005: 142). Penelitian
ini
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan remaja putri usia 11 – 14 tahun di
menggunakan
metode pendekatan cross sectional
MTs Safinatul Huda Sowan Kidul Jepara Tahun 2010
yang artinya antara variabel bebas
sebagian
mempunyai
(independent variable) dan variabel
pengetahuan
berkategori
terikat
baik
(dependent
dikumpulkan dalam
variable)
secara simultan
waktu
yang
dan
bersamaan
(
Notoatmodjo, 2005: 47).
sebanyak
responden
72
(86,7
%),
sedangkan
yang
mempunyai
pengetahuan
berkategori
kurang
E.HASIL Pengetahuan remaja putri usia 11 – 14
sebanyak 5 responden (6,0
tahun tentang perubahan seks sekunder %). di MTs safinatul Huda Sowan Kidul a. Tingkat kecemasan remaja
Jepara tahun 2010
putri usia 11 – 14 tahun
Tabel 4.1 Distribusi
frekuensi
dalam
menghadapi
pengetahuan remaja putri
perubahan seks sekunder di
usia 11 – 14 tahun di MTs
MTs Safinatul Huda Sowan
safinatul
huda
Sowan
Kidul Jepara Tahun 2010
Kidul Jepara Tahun 2010 Tingkat pengeta huan Baik Cukup Kurang
Freku ensi 72 6 5
Presen tase (%) 86,7 7,2 6,0
Tabel 4.2 Distribusi
kecemasan remaja putri usia 11 – 14 tahun dalam menghaapi seks
Total
83
100,0
Sumber : hasil olah data SPSS
Tingkat
perubahan
sekunder
Safinatul
Huda
di MTs Sowan
Kidul Jepara Tahun 2010
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
73
Tingkat Kecema san Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang Cemas berat panik Total
Freku ensi
mengalami
Persent ase (%)
berkategori cemas sedang 5 22 36 19 1
6,0 26,5 43,4 22,9 1,2
sebanyak (43,4
36
%)
responden dan
mengalami
yang tingkat
kecemasan panik ada 1 responden (1,2 %). 100,0
83
1. Analisa Bivariat
Sumber: hasil olah data SPSS
Pengetahuan
Berdasarkan tabel di
tingkat
remaja putri usia 11 – 14 di
MTs
remaja
putri usia 11-14 tahun dengan
atas menunjukkan bahwa
tahun
kecemasan
kecemasan
dalam
menghadapi perubahan seks
Safinatul
sekunder
Huda Sowan Kidul Jepara
Huda
Tahun 2010 sebagian besar
di
Sowan
MTs Kidul
Safinatul Jepara
2010. Tabel 4.3
Tabulasi silang antara Pengetahuan remaja putri usia 11-14 tahun sekunder dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi perubahan seks sekunder di MTs Safinatul Huda Sowan Kidul Jepara 2010. Tingkat pengetahua n Baik Cukup Kurang
Tidak cemas 5 6,0% 0 0,0% 0 0,0%
Total Tingkat kecemasan cemas Cemas cemas panik ringan sedang berat 21 31 15 0 72 25,3% 37,3% 18,1% 0,0% 86,7% 2 3 1 6 0 2,4% 3,6% 1,2% 7,2% 0,0%
3
1
0
5
1
3,6%
1,2%
0,0%
6,0%
36
19
1
83
1,2% Total 74
5
22
Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
6,0%
26,5%
43,3%
22,9%
1,2% 100,0%
Sumber: hasil olah data SPSS
Tabel diatas menjelaskan tentang penjabaran data antara dua variabel yaitu Pengetahuan remaja putri usia 11-14 dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi perubahan seks sekunder di MTs Safinatul Huda Sowan Kidul Jepara 2010. Sebagai berikut, remaja puteri yang mempunyai pengetahuan baik dan mengalami tingkat kecemasan paling banyak yaitu cemas sedang sebanyak 31 responden (37,3 %). Setelah dilakukan crosstabulating (tabel silang) akan dilanjutkan dengan analisis chi-square sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji chi – square value
Person ChiSquare N of Valid Cases
Df
17,997(a)
8
X2 Tabel
Asymp. Sig. (2sides)
0,021 15,507
83
Sumber: Hasil olah data SPSS
Adapun nilai chi–square tabel
pada
df
:
pada
kolom
Asymp.
Sig.
8 tingkat
Adalah 0,021 atau probabilitas
signifikasi 5% adalah 15,507.
dibawah 0,05. Sehingga Ha
Kemudian
diterima dan Ho ditolak.
dilakukan
perbandingan
chi-square
Dari
analisis
diatas,
hitung dan chi-square tabel.
dapat diambil kesimpulan yaitu
Dimana
ada
chi-square
adalah 17,997 >
hitung
chi-square
hubungan
pengetahuan
antara
remaja
puteri
tabel df : 8 taraf signifikan 5%
usia 11 – 14 tahun tentang
adalah
perubahan
15,507. Berdasarkan
probabilitas,
terlihat
bahwa
dengan
seks
tingkat
sekunder kecemasan
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
75
dalam mengalami perubahan
Sowan Kidul Jepara Tahun 2010
seks sekunder di MTs Safinatul
akan di bahas meliputi:
Huda
1. Pengetahuan remaja putri usia
Sowan
Kidul
Jepara
11 – 14 tahun di MTs Safinatul
Tahun 2010.
Huda
Tabel 4.5
Koefisie val n ue kontinge nsi Ordinal Koefisien 0,21 by kontingen 3 ordinal si N of 83 valid cases
Appro x. Sig
pengetahuan remaja putri usia 14
tahun
tentang
perubahan seks sekunder
di
MTs Safinatul Huda Sowan Kidul
koefisien
kontingensi adalah 0,213 < 0,5
Jepara
Tahun
2010
menunjukkan bahwa sebagian besar
yaitu
(86,7%) dari
72
responden
83
responden
berkategori pengetahuan baik.
hal ini menunjukkan bahwa antara
–
0,028
Berdasarkan tabel di atas
hubungan
Jepara
Hasil penelitian terhadap
11
Sumber : hasil olah data SPSS
bahwa
Kidul
Tahun 2010.
Koefisien Kontingensi
terlihat
Sowan
Penelitian
ini
sesuai
kedua dengan
teori
yang
variabel tersebut lemah.
A. Pembahasan `
Penelitian
hubungan
mengenai
pengetahuan
remaja
oleh
Notoatmodjo
bahwa
Pengetahuan
(knowledge)
adalah hasil tahu dari manusia,
putri usia 11 – 14 tahun dengan
yang
tingkat
pertanyaan “what”, sedangkan
kecemasan
menghadapi
perubahan
dalam seks
sekunder di MTs safinatul Huda
76
dikemukakan
sekedar
menjawab
ilmu (science) bukan sekedar menjawab “what”
melainkan
Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
akan menjawab “why” dan
pengetahuan
“how”.
adalah
Pengetahuan
hanya
seseorang
faktor
internal
dan
dapat menjawab pertanyaan
faktor eksternal. Adapun faktor
apa sesuatu itu, tetapi ilmu
internal yang mempengaruhi
dapat menjawab mengapa dan
pengetahuan
bagaimana sesuatu itu terjadi
Semakin cukup umur, tingkat
(Notoatmodjo,
kematangan
2005:
3).
yaitu
dan
umur.
kekuatan
Tingkat
pengetahuan
yang
seseorangakan lebuh matang
dimulai
dari
tahu,
dalam
memahami sebagai menjelaskan
sekedar yang
diartikan
kemampuan secara
benar,
berfikir dan bekerja.
Dari
segi
kepercayaan
masyarakat, seseorang yang lebih
dewasa
kemudian mengaplikasikannya
dipercaya
dalam situasi dan kondisi riil,
belum dewasa.
menganalisis,
mensintesis
yang berarti menggabungkan ke dalam suatu bentuk yang baru, dan akhirnya evaluasi, akan
mempengaruhi
seseorang dalam menyikapi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya, termasuk pengetahuan
tentang
perubahan seks sekunder.
yang
dari
akan
lebih
orang
yang
Berdasarkan
teori
di
atas dan dari hasil penelitian pengetahuan remaja putri usia 11
–
14
tahun
tentang
perubahan seks sekunder di MTs Safinatul Huda Sowan Kidul
Jepara
menunjukkan pengetahuan tentang
Adapun faktor - faktor
sekunder
mempengaruhi
perasaan
tahun bahwa
2010 tingkat
remaja
perubahan
putri seks
mempengaruhi mereka
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
saat 77
mengalami
perubahan
tersebut.
jelas,
2. Tingkat
kecemasan
remaja
putri usia 11 – 14 tahun dalam menghadapi perubahan seks sekunder Huda
di
MTs
Sowan
Safinatul
Kidul
Jepara
Hasil penelitian terhadap tingkat kecemasan remaja putri 11-
14
tahun
dalam
menghadapi perubahan seks sekunder
di
Huda
Sowan
tahun
2010
MTs
Safinatul
Kidul
Jepara
menunjukkan
bahwa sebagian besar yaitu 36 responden
kecemasan
seringkali
disertai
dengan
perubahan
fisiologi
dan
(43,4%)
dari
yang
dan kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara selama
beberapa
menit, jam atau hari dan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun, beratnya juga bervariasi mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan
(medicastore,
2006). Adapun faktor – faktor
83
responden berkategori cemas
perilaku
mirip dengan istilah ketakutan,
bertahap
tahun 2010.
usia
dimiliki sumber yang kurang
yang
mempengaruhi
tingkat
kecemasan seseorang adalah
sedang.
umur, status ekonomi, tingkat Penelitian dengan
teori
dikemukakan bahwa
ini
sesuai yang
oleh
suciyati
kecemasan
adalah
suatu keadaan emosional yang tidak 78
menyenangkan
yang
pendidikan, keadaan fisik dan sosial budaya. Adapun faktor umur
yang
mempengaruhi
kecemasan yaitu umur yang lebih
muda
akan
lebih
menderita stress dari pada Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
umur yang lebih tua. Dalam
menghadapi perubahan seks
penelitian
sekunder
ini
diambil
di
responden remaja putri yang
Huda
berumur 11 – 14 tahun di MTs
tahun 2010.
Safinatul Huda Sowan Kidul Jepara tahun 2010. Berdasarkan teori diatas
MTs
Sowan
Dari
Safinatul
Kidul
83
Jepara
responden,
tingkat
pengetahuan
putri
yang
remaja
mempunyai
dan dari hasil penelitian tingkat
pengetahuan baik dan tidak
kecemasan remaja putri usia
cemas ada 5 responden (6,0
11
%),
–
14
tahun
dalam
cemas
ringan
ada
21
menghadapi perubahan seks
responden (25,3 %), cemas
sekunder
sedang
Huda
di
MTs
Sowan
Safinatul
Kidul
31
responden
Jepara
(37,7 %), cemas berat ada 15
bahwa
responden (18,1 %) dan panik
putri
0 responden (0,0 %). Remaja
menunjukkan memungkinkan
ada
remaja
untuk memusatkan pada hal
putri
yang
pengetahuan
penting
dan
yang
mempunyai cukup
dengan
mengesampingkan hal yang
tingkat kecemasan tidak cemas
lain.
ada 0 responden (0,0 %),
Hal
ini
penelitian
di
karenakan
dilakukan
saat
cemas ringan 0 esponden (0,0
mereka mengalami perubahan
%),
pada
responden
fisik
yang
disebut
cemas (2,4
sedang %),
2
cemas
perubahan seks sekunder.
berat 3 responden (3,6 %),
3. Hubungan pengetahuan remaja
panik 1 reponden (1,2 %).
putri usia 11 – 14 tahun dengan
Remaja putri yang mempunyai
tingkat
pengetahuan kurang dengan
kecemasan
dalam
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
79
tingkat kecemasan tidak cemas
Kematangan seksual dan
ada 0 responden (0,0 %),
terjadinya perubahan bentuk
cemas ringan 1 responden (1,2
tubuh
sangat
%),
pada
kehidupan
cemas
responden
sedang
(3,6
%),
3
cemas
remaja,
kejiwaan
sementara
itu
berat 1 responden (1,2 %),
perhatian remaja sangat besar
panik 0 responden (0,0 %).
terhadap penampilan dirinya
Sesuai hasil perhitungan
sehingga
mereka
sering
yang telah dilakukan dengan
merisaukan bentuk tubuhnya
analisis chi-square diperoleh
yang
nilai chi-squre hitung = 17,997
tersebut.
sedangkan
sudah
nilai
chi-square
kurang
signifikansi 5 % adalah 15,507.
tentang
Jadi chi-square hitung > chi-
maka
square
mengalami
Maka
Ha
mereka
dipersiapkan
mendapatkan
tabel.
proporsional
Apabila
tabel pada df : 8 tingkat
dan
informasi
perubahan mereka
tersebut
tidak
akan
kecemasan
dan
diterima dan Ho ditolak. Ini
reaksi negatif lainnya, tetapi
berarti ada hubungan antara
bila
pengetahuan remaja putri usia
memperoleh informasi, maka
11 – 14 tahun dengan tingkat
akan merasakan pengalaman
kecemasan
yang
dalam
menghadapi perubahan seks sekunder Huda
di
Sowan
tahun 2010.
MTs Kidul
Safinatul Jepara
mereka
negatif
kurang
(askep-askeb,
2010: 4). Berdasarkan terhadap
83
ternyata
masih
responden 80
berpengaruh
penelitian responden ada
(18,1%)
15 yang
Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
berpengetahuan
baik
tetapi
sebaya
yang
mulai
masih mengalami kecemasan
‘menggeser’ peran orangtua
berat hal ini dapat disebabkan
sebagai kelompok referensi.
karena
Teman sebaya menjadi ukuran
faktor
lingkungan
responden
itu
sendiri.
Perubahan
seks
sekunder
yang
terjadi
pedoman
dalam
remaja
bersikap
dan
indifidu
berperilaku di mana individu
satu dengan yang lain itu
akan sangat terganggu jika
berbeda-beda,
tidak bisa memenuhi aturan
walaupun
antara
bahkan
sehingga
remaja
tersebut
main
yang
berkembang
pengetahuannya baik tentang
dengan lingkungan terutama
perubahan seks sekunder tapi
teman sebaya. Hal tersebut
bisa
dapat
dipengaruhi
oleh
menjadi
faktor
pengalaman teman - teman
kecemasan pada remaja di
sekitarnya
masyarakat (Pitaloka, 2007: 1).
yang
mengalami sekunder cemas
belum
perubahan sehingga
karena
seks
A. Kesimpulan
mereka
Remaja adalah masa transisi
mengalami
antara masa anak dan dewasa,
perubahan yang lebih awal
dimana
dari pada teman sekitarnya.
(growth spurt), timbul ciri-ciri seks
Permasalahan sesuai
dengan
dikemukakan
diatas
teori
oleh
yang
Pitaloka
terjadi
terjadi
perubahan-perubahan
psikologik
serta
Ramonasari
pada
proses
sering
dipengaruhi oleh peran teman
tumbuh
sekunder, tercapai fertilitas dan
yaitu kecemasan yang dialami remaja
pacu
yang
kognitif.
mengemukakan
perkembangan menyebabkan
remaja terjadinya
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
81
perubahan
kadang-kadang
berlangsung pada dekade kedua
menimbulkan rasa cemas, takut,
masa kehidupan. Ada tahapan
malu, merasa lain dan remaja
masa remaja yaitu masa remaja
menjadi bingung karena mereka
awal, tengah dan akhir.
tidak
fisik
mempunyai
pengetahuan
yang cukup dan informasi yang
merupakan
jelas.
tubuh Pengetahuan
(knowledge)
perubahan
yang
permulaan
pada
terjadi
pubertas
pada sebagai
adalah hasil tahu dari manusia,
akibat pengaruh androgen testes
yang
menjawab
dan
Tingkatan
ovarium (Depkes, 2002: 155).
sekedar
pertanyaan
“what”.
adrenal
estrogen
Ciri-ciri
memahami,
analisis,
penting pada remaja puteri yaitu
Adapun
perubahan
aplikasi,
dan
evaluasi.
seks
atau
pengetahuan ada 6 yaitu tahu,
sintesis
sekunder
pinggul,
yang
payudara,
faktor – faktor yang mempengaruhi
rambut, kulit, kelenjar, otot dan
pengetahuan yaitu faktor internal
suara.
dan eksternal.
Kecemasan
adalah
Masa
remaja
atau
masa
kebingungan, kekhawatiran pada
adolesensi
adalah
suatu
fase
sesuatu yang akan terjadi dengan
dinamis
penyebab yang tidak jelas dan
perkembangan
82
Perubahan seks sekunder
yang
dalam kehidupan seorang individu.
dihubungkan
Masa
periode
tidak menentu dan tidak berdaya
transisi dari masa anak ke masa
(Suliswati, 2005: 108). Tingkatan
dewasa
dengan
kecemasan ada 4 yaitu cemas
percepatan perkembangan fisik,
ringan, sedang, berat dan panik.
mental, emosional dan sosial dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
ini
merupakan
yang
ditandai
dengan
perasaan
Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
kecemasan ekonomi,
yaitu
umur,
tingkat
status
5 % adalah 15,507. Jadi chi-
pendidikan,
square hitung > chi-square tabel.
keadaan fisik dan sosial budaya. jenis penelitian ini adalah analitik
korelatif
dengan
Maka Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti ada hubungan antara pengetahuan remaja putri usia 11
menggunakan pendekatan secara
–
cross sectional. Populasi penelitian
kecemasan
ini ada 83 remaja putri dan tehnik
perubahan seks sekunder di MTs
sampel
Safinatul
yang
digunakan
sampel jenuh. Jenis
yaitu
instrumen
14
tahun
dengan
dalam
Huda
tingkat
menghadapi
Sowan
Kidul
Jepara tahun 2010.
yang digunakan yaitu kuesioner
Berdasarkan
hasil
tentang pengetahuan da tingkat
kesimpulan
kecemasan.
pengetahuan remaja putri usia 11
Analisa
yang
digunakan adalah univariat dan
–
bivariat dengan menggunakan uji
kecemasan
statistik chi-square.
perubahan seks sekunder di MTs
Hasil penelitian menunjukkan
14
hubungan
Safinatul
tahun
dengan
dalam
Huda
tingkat
menghadapi
Sowan
Kidul
remaja puteri yang mempunyai
Jepara , dapat diambil kesimpulan:
pengetahuan baik dan mengalami
1. Tingkat pengetahuan remaja
tingkat kecemasan paling banyak
putri usia 11 – 14 tahun tentang
yaitu cemas sedang sebanyak 31
perubahan seks sekunder di
responden
Sesuai
MTs Safinatul Huda Sowan
telah
Kidul Jepara sebagian besar
diperoleh nilai chi-squre hitung =
adalah kategori baik dengan
17,997 sedangkan nilai chi-square
jumlah 72 responden (86,7%).
dengan
(37,3 hasil
%). analisa
tabel pada df : 8 tingkat signifikansi Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
83
2. Tingkat
kecemasan
remaja
dengan cara menghadirkan tenaga
putri usia 11 – 14 tahun dalam
kesehatan
menghadapi perubahan seks
memberikan informasi. Pendidikan
sekunder
tentang
Huda
di
MTs
Sowan
sebagian
Kidul
besar
kecemasan
Safinatul
kesehatan
reproduksi
mengalami
agar remaja tidak akan mengalami
dengan
pengetahuan
kecemasan maupun reaksi negatif lainnya
dalam
menghadapi
perubahan yang terjadi pada masa
remaja putri usia 11 – 14 tahun
remaja
dengan
perubahan seks sekunder.
tingkat
kecemasan
dalam menghadapi perubahan seks sekunder di MTs Safinatul Huda
Sowan
Kidul
Jepara
tahun 2010. Hubungan antara kedua variabel tersebut lemah, hal
ini
ditunjukkan
dengan
koefisian kontingensi sebesar 0,213 < 0,5.
salah
satunya
yaitu
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2003. Kecemasan. (http//:www.Medicastore.com), diakses (22 Desember 2009). Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. AW, Hendra. 2008. Pengetahuan dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi. (http://forbetterhealth.wordpress.co m), diakses (12 maret 2010). Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Saran Bagi
untuk
mestinya di sampaikan sejak dini
sedang
hubungan
sekolah
Jepara
jumlah 36 responden (43,4%). 3. Ada
ke
institusi
pendidikan,
peran guru dalam memberikan informasi
tentang
reproduksi
dan
kesehatan
masalah
yang
Depkes RI, 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto. Depkes RI, 2009. Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja. Jakarta: Depkes RI. Elizabeth B, Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta.
timbul saat terjadi perubahan pada masa remaja lebih ditingkatkan 84
Gail W, Stuart. 2006. Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta. Jurnal Volume 6 No. 3 Agustus 2015 68-85
Hidayat, Azis Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta. Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi Penelitian. Fitramaya: Yogyakarta. Masrukhin. 2006. Statistik Deskriptif. Kudus. Mitra Press. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan. Mitra Cendika Press: Yogyakarta. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh kembang remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto: Jakarta. Suciyati. I. 2006. Menghadapi Stress Dalam Kehidupan. (http://www.medicastore.com), diakses (20 februari 2010). Suciyati. I. Menghadapi Stress Dalam Kehidupan. (www. Medicastore.com), diakses (20 November 2009).
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Pitaloka, Ardiningtiyas. 2007. Menelusuri Kecemasan Pada Remaja. (http://craesoft.wordpress.com), diakses (2 Januari 2010). Rahma, Alfina. 2009. KTI Hubungan Tingkat Pengetahuan Sksual Remaja dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Pubertas. (http://medicine.uii.ac.id), diakses (30 Desember 2009). Retnowati, Sofia. 2007. Remaja Permasalahannya. (http://www.Medicastore.com), diakses (3 maret 2010).
dan
Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta. . 2003. Perilaku Bermasalah Remaja Muncul Lebih Dini. (http//:www.gizi.net), diakses (28 Februari 2010). . 2010. KTI Kebidanan Tingkat Pengetahuan Remaja Awal tentang Pengertian dan Perubahan Fisik Pubertas. (http://askep-
askeb.cz.cc), diakses (20 Januari 2010). . 2010. Permasalahan pada Remaja. (http://www.kabarindonesia.com), diakses (4 Maret 2010).
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun Dengan......Nor Asiyah, Diah Andriani K, Yuni Anita
85