arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 3
Movement & Structure: Eksplorasi Metode di balik Sketsa Calatrava “Turning Torso” Nirwan Arfari Dalam setiap pekerjaan mendesainnya, Santiago Calatrava senantiasa menggunakan sketsa dan patung (model). Ia beranggapan bahwa melalui kedua hal yang disebutnya sebagai domain tersebut, ia dapat membuat model secara konseptual dan physical sebelum direalisasikan ke dalam sebuah bentuk bangunan. Sehingga menjadi pertanyaan, ada apa di balik metode yang dipakai oleh Calatrava ini?
Gambar 1. Turning Torso Tower dan penganalogiannya ke struktur tubuh manusia
Salah satu contoh yang dapat diambil sebagai pembelajaran dari proses studi model yang dilakukan Calatrava adalah Turning Torso Tower. Menara yang terdapat di Swedia ini merupakan design menara pertama Santiago Calatrava yang diwujudkan. Menurut Calatrava, desain menara tersebut membuka sebuah jalur baru dalam pengeksplorasiannya mengenai poetic movement pada sebuah dimensi vertikal. Bentuk desain dari Turning Torso Tower ini mengambil analogi dari pergerakan tubuh manusia, yaitu bentuk tulang belakang yang dipilin. Bentuk seperti ini didapatkan dari proses pembelajaran sketsa dan model yang dilakukan oleh Calatrava. Pada tahap awal pembelajaran model, beberapa balok persegi disusun sedemikian rupa di sekitar baja penopang untuk menemukan wujud spiral yang mendekati bentuk tulang belakang manusia yang dipilin. Melalui pembelajaran model ini Calatrava juga mengeksplorasi mengenai keterbangunannya. Analogi struktur dari pergerakan tubuh ke sebuah objek yang menjadi sebuah model sebenarnya telah dilakukan Calatrava satu dekade sebelum ia mendesain Turning Torso Tower, yakni melalui sketsa-sketsa tangannya. Model-model dan sketsanya merupakan sebuah pembelajaran yang tidak instan dan mempunyai maksud. Pembelajaran ini adalah mengenai pengeksplorasian hubungan antara proses rotasi yang terjadi secara alami pada tubuh manusia yang berkaitan dengan struktur itu sendiri yang merupakan pembelajaran tentang ‘movement’ dan ‘structure’, dengan menggunakan sketsa dan model. Lalu apakah movement dan structure itu sendiri, dan apakah kaitan di antara keduanya? “Intuition tells us that structure are stationary. They give us the impression of solidity, of being able resist force, and channel load to the ground. We do not expect a structure to change shape, break loose, crack, rupture, snap, come apart or overturn – least 19
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 3
of all collapse. Any well-formed structure will, by definition, appear imperviousto assault by wayward force, or episodes of distress. The very idea of a structure is synonymous with stability, statis and the rigid organisation of elements in space. “ ( Tzonis&Lefaivre, 1995:10) Dari kutipan pernyataan di atas tergambarkan bahwa struktur itu adalah sesuatu yang sifatnya statis dan tidak adak hubungannya sama sekali dengan pergerakan (movement), bahkan jika pergerakan itu terjadi maka struktur itu manjadi jelek ataupun salah. Cabang ilmu dari stuktur seperti yang dikutip di atas dikenal dengan sebutan statis, yakni bagaimana sebuah struktur dapat terbentuk dengan baik sehingga menciptakan gaya-gaya yang seimbang (yang mana gaya-gaya tersebutlah yang menyebabkan terjadinya ‘movement’) dan tidak mengindahkan adanya sebuah ‘movement’. Sehingga struktur terkesan menetralkan ‘movement’ itu sendiri. Seiring dengan berkembangnya ilmu struktur, terdapat perkembangan juga tentang kesadaran bahwa di dalam struktur itu sendiri terdapat movement yang tidak dapat dihindarkan lagi pasti akan terjadi. Walaupun tampaknya ‘immobile’ atau tidak dapat bergerak, sebenarnya struktur itu sendiri berada pada suatu pergerakan yang konstan . Pembicaraan tentang movement sebenarnya sudah dimulai sejak lama, seperti yang pernah dikemukakan oleh Wolfflin (1961): “Movement as being represented by architectural features which, in relation to the integral forms of classical architecture canon, were ‘ hybrid’.“
Gambar 2. Eksplorasi pergerakan struktur kolom menggunakan model
Yang dimaksud dengan hybrid dalam pernyataan Wolfflin dapat terlihat pada ‘immured colomn’ di Michaelangelo Pallazo dei Conservatori. Analisa yang dilakukan oleh Wolfflin akhirnya berkembang hingga sekarang dan banyak usaha untuk menyatukan struktur dan movement tersebut, seperti yang dilakukan oleh Santiago Calatrava. Penyatuan tersebut dimulai melalui sketsa dan model yang baik secara explisit maupun implisit telah mengeksplorasi cara-cara struktur mengakomodasi movement, atau yang cenderung dinyatakan Calatrava sebagai morphogenetic movement yakni sebuah proses pencarian bentuk melalui pembelajaran struktur yang memungkinkan terjadinya pergerakan. Pada rancangan Turning Torso yang mengambil analogi tulang belakang manusia, bila dilihat secara struktur, tulang belakang manusia sangat memungkinkan terjadinya pergerakan, namun masih tetap dapat menjadi struktur yang kokoh dan bertahan hingga sekarang. Struktur ini kemudian dituangkan ke dalam bentuk sketsa dan model sebagai cara pengekplorasian bagaimana cara struktur itu bekerja dan tersusun dari bagian-bagian apa saja hingga akhirnya menjadi sebuah bentuk objek bangunan. Morphogenetic yang dimaksud di sini dapat diartikan sama dengan pengertian dari morfologi. Melalui morfologi ini Calatrava mengakomodasi pergerakan dengan struktur tersebut. Pada tahap awal pembelajaran model, Calatrava menyusun beberapa balok 20
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 3
persegi sedemikian mungkin di sekitar baja penopang untuk menemukan wujud spiral yang mendekati bentuk tulang belakang manusia yang dipilin. Ini merupakan tahapan awal dari proses morfologi itu sendiri, yaitu usaha pentransformasian dari movement ke dalam sebuah struktur dilakukan oleh Calatrava melalui sebuah representasi simbolik. Representasi yang diambil pada tahap awal oleh Calatrava adalah bentuk geometri sederhana yaitu kotak yang kemudian ia coba susun dan juga ia beri ‘order’ sehingga akhirnya mencapai bentuk pergerakan itu. Pemilihan bentuk geometri yang sederhana ini dipengaruhi oleh variabel pengikatnya, yaitu tulang belakang manusia. Menurut saya, apabila inspirasi yang ingin dituangkan oleh Calatrava bukanlah pergerakan tulang belakang manusia seperti misalnya pergerakan kelopak mata manusia, mungkin bentuk geometri dasar yang diambil bukanlah kotak. Jadi karena yang diambil oleh Caltrava adalah pergerakan tulang belakang maka diambilah bentuk dasar geometri yang mendekati bentuk tulang belakang itu sendiri, yang dalam hal ini Calatrava memutuskan untuk mengambil bentuk kotak. Yang selanjutnya ia lakukan dengan bentuk kotak itu adalah memberikannya order (yang bisa disebut sebagai operator). Operator yang dimaksud di sini adalah bentuk perlakuan yang diberikan terhadap objek tersebut (yang dalam hal ini adalah kotak) yang tetap membawa kesamaan dari bentuk aslinya dan dapat berupa bentuk-bentuk seperti gambar di bawah.
Gambar 3. Jenis-jenis transformasi morfologi
Transformasi-transformasi yang memodifikasi morfologi dari berbagai objek ini dapat diidentifikasi dan mungkin membawa arti-arti simbolik. Dalam hal ini mereka kemudian disebut sebagai operator metamorfosis. Transformasi-transformasi dari operator ini juga terjadi dalam tahapan morfologi desain Turning Torso sebagai jembatan antara movement dengan struktur, yang prosesnya dapat dicermati sebagai berikut.
Gambar 4. Proses transformasi Turning Tower
21
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 3
Tahapan transformasi yang pertama adalah setiap sisi kotak ditonjolkan lalu salah satu sudut dari kotak diperpanjang mengikuti jalurnya. Setelah itu dilakukan penduplikasian dari bentuk yang telah dicapai hingga tahapan sebelumnya, dan yang terakhir dilakukan pemilinan dari bentuk yang sudah diduplikasi tersebut. Bentuk akhir inilah yang kemudian merupakan perwujudan penggabungan antara movement dengan structure, antara sebuah sketsa free form bentuk pergerakan menjadi sebuah bentuk yang mungkin terbangun. Yang menjadi pertanyakan adalah bagaimana jika operator-operator itu saya ubah, dengan menggunakan variabel pengikat yang sama yaitu tulang belakang, tetapi tanpa mengetahui movement seperti apa yang akan dicapai. Apakah nantinya hasil tersebut masih menunjukkan korelasi antara movement dan structure?
Gambar 5. Eksplorasi operasi perubahan pergerakan
Dengan menggunakan jumlah tahapan yang sama dan variabel pengikat yang sama, saya mencoba mengubah operator-operator di setiap tahapan tersebut.. Masih bertujuan untuk mencapai kesamaan bentuk tulang belakang, hanya pergerakannya saja yang tidak ditentukan lebih dahulu. Tahapan yang saya lakukan pertama adalah melakukan stretching terhadap sisi horisontal dari kotak, lalu kemudian dilakukan traction pada salah satu sudut dari kotak yang sudah melalui tahapan stretching tersebut. Setelah itu saya melakukan penduplikasian dari hasil hingga tahap sebelumnya dan yang terakhir saya melengkungkan (curving) hasil penduplikasian itu.Yang saya dapatkan pada bentuk akhir tesebut adalah seperti bentuk tulang punggung yang sedang melakukan gerakan membungkuk.
Gambar 6. Contoh tulang punggung yang membungkuk
Hal ini menunjukkan terdapat sebuah korelasi antara pergerakan dan struktur yang dapat diwujudkan melalui metode yang terdapat dari hubungan keduanya. Metode ini berfungsi sebagai jembatan di antara keduanya, karena dengan menggunakan variabel pengikat yang sama dan jumlah tahapan yang sama tetapi tanpa menentukan jenis movement yang akan dicapai, hasil akhirnya tetap membentuk sebuah jenis pergerakan dari tulang belakang, yang berbeda 22
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 3
dari turning torso. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak begitu saja seorang Calatrava mengintrepretasikan sesuatu sketsa free form-nya menjadi sebuah karya arsitektur, ada serangkaian tahapan di antara proses pencapaian hasil karya itu sendiri. Dari semua hal tersebut dapat saya simpulkan bahwa geometri tidak hanya terbatas kepada sebuah bentuk-bentuk euclidean saja. Banyak bentuk-bentuk yang diluar bentuk euclidean tersebut dapat dijelaskan melalui geometri, walaupun mungkin pada awalnya bentuk tersebut berasal dari bentuk euclidean. Bentuk yang terlihat ‘abstrak’ sekalipun dapat dijelaskan melalui geometri, sehingga geometri tidak menjadi pembatas tetapi justru memperkaya suatu rancangan, karena pasti selalu ada alasan dan penjelasan dibalik sesuatu bentuk. Seperti yang dilakukan oleh Calatrava melalui pengeksplorasiannya terhadap sebuah bentuk yang memiliki konsep pergerakan dalam arsitektur. Dalam perwujudannya ke dalam suatu struktur, geometri berperan penting di antara proses penerjemahan itu. Referensi [1] Tzonis, A. & Lefaivre, L. (1995). Movement, Structure, and the Work of Satiago Calatrava. USA: Princeton Architectural Press. [2] Tzonis, A. (2004). Santiago Calatrava-The Complete Works. USA: Rizolli International Publications. [3] Wofflin, H. (1961). Renaissance and Baroque. Germany: Benno Schwabe & Co. [4] http://archrecord.construction.com/people/interviews/ archives/0008Calatrava-1.asp [5] http://www.calatrava.info/workSearch.asp
23