HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI SINDROM PREMENSTRUASI DI SMP N 1 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 Nina Zuhana , Wahyu Ersila ABSTRAK Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh remaja dalam mengontrol emosi, mengurangi kecemasan, memberikan motivasi karena keluarga menjadi tempat remaja mengeluarkan segala keluhan atau sekedar tempat bercerita kegiatan sehari-hari. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi kestabilan emosi pada remaja yang mengalami sindrom premenstruasi.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan remaja putri dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP N 1 Sragi Kabupaten Pekalongan tahun 2016. Desain penelitian menggunakan metode Dekriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMP N 1 Sragi Kabupaten Pekalongan pada tahun 2016. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yaitu Pengambilan sampel sebesar 20% yang terdiri dari 25 kelas diacak dan diambil sampel secara random 20% yaitu 5 kelas dengan jumlah 79 remaja putri usia 12-15 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode Angket. Analisa hasil penelitian menggunakan uji Spearman’s rank diperoleh p value 0,000 berarti ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan remaja putri dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang proses dan kesehatan selama menstruasi, terutama sindrom premenstruasi karena remaja putri membutuhkan informasi atau baik dari keluarga maupun dari lingkungan luar Kata Kunci :Dukungan keluarga, tingkat kecemasan, Remaja Putri menghadapi Sindrom premenstruasi
PENDAHULUAN
dari remaja hingga menopause (Saryono,
a. Latar belakang
2009).
Masa Remaja merupakan masa
Selama menstruasi, tidak jarang
peralihan dari masa anak-anak ke masa
wanita
dewasa,
premenstruasi.
yang
perkembangan persiapan
meliputi
semua
yang dialami sebagai
memasuki
masa
dewasa.
yang
mengalami Suatu
sindrom
Penelitian
di
Amerika Serikat terhadap 385 perempuan yang berusia 15 tahun melaporkan bahwa
Pertumbuhan dan perkembangan yang
mereka
cepat pada masa remaja meliputi aspek
premenstruasi adalah sebanyak 14%.
fisik, kognitif dan sosial. Pada remaja
Sedangkan
putri akan terjadi pematangan seksual
disponsori
yang ditandai dengan menarche atau
menunjukkan
datanganya menstruasi yang pertama kali
premenstruasi
(Kusmiran, 2012).
perempuan
Menstruasi
pada oleh
sindrom
penelitian WHO
bahwa
Indonesia.
tahun
gejala
dialami
yang 1981
sindrom
oleh
23%
Angka
ini
proses
menunjukkan bahwa penderita sindrom
keluarnya darah yang terjadi secara
premenstruasi di Indonesia cukup banyak
periodic
sehingga
atau
adalah
mengalami
siklik
endometrium.
perlu
dilakukan
upaya
Keluarnya darah dari vagina disebabkan
penanggulangan untuk mencegah dan
karena luruhnya lapisan dalam rahim
mengatasinya (Maulana, 2008).
yang banyak mengandung pembuluh
Premenstruasi Sindrom (PMS)
darah dan sel telur yang tidak dibuahi.
dalam bahasa Indonesia biasa disebut
Normalnya
perjalanan
dengan Sindrom Premenstrual adalah
hidupnya mengalami menstruasi mulai
penyebab umum dari disfungsi fisik,
wanita
dalam
perilaku,
dan
sosial
dari
wanita.
Beberapa gejala juga dapat ditemukan
Dari penelitian menunjukkan bahwa PMS
seperti lekas marah selama masa PMS
menjadi bermasalah di awal dan akhir
bahkan
fase siklus menstruasi (Saryono, 2009).
sampai
menstruasi.
dengan
Beberapa
periode sangat
Gejala fisik yang paling umum
terganggu kehidupannya dengan kejadian
dialami wanita meliputi kram atau nyeri
ini, terkadang mereka sampai mencari
perut
perawatan
punggung 49%, nyeri payudara 46%,
atau
wanita
pertolongan
medis
(Brown, 2009).
51%,
nyeri
sendi,
otot
atau
perut kembung 43%. Berbagai gejala
Sindrom
Premenstruasi
emosional yang paling umum dialami
merupakan gejala-gejala yang terkait
wanita saat pra haid meliputi, kurang
dengan siklus menstruasi yang terjadi
energi atau lemas 45%, mudah marah
lima sampai dengan sebelas hari sebelum
39%
menstruasi
sebanyak 48% dan timbul kecemasan
dan
hilang
(Khamzah,
2015).
ditimbulkan
dapat
mulai
gejala
Gejala
yang
bermacam-macam,
mudah
tersinggung
ketika menghadapi PMS (Hestiantoro, 2009).
psikis,
hingga
90%
wanita
Ricka, Wahyuni tahun 2009 Tingkat
mengalami satu atau lebih gejala PMS
kecemasan paling banyak cemas sedang
(Laila, 2011).
yaitu 106 responden (69,7%), sedangkan
psikologis.
fisik,
setelahnya
perasaan
Sekitar
Sindroma
premestruasi
terjadi
Berdasarkan
hasil
penelitian
paling sedikit cemas ringan yaitu 19
pada sekitar 70 sampai 90% wanita pada
responden
usia subur dan lebih sering ditemukan
responden mengenai tingkat kecemasan
pada wanita berusia 20-40 tahun, rentang
menunjukkan perbandingan yang cukup
hidup antara pubertas dan menopause.
mencolok, hal ini disebabkan ada suatu
(12,2%).
Perolehan
data
kecenderungan
responden
bahwa
hingga
masalah-masalah
organ
semakin ringan tingkat kecemasannya
reproduksi yang dialami pada remaja
maka semakin ringan PMS nya.
(Lestari, 2012).
Gejala-gejala PMS yang banyak
Sebagian orang tua khusunya
dialami sedemikian berat sehingga fungsi
seorang ibu tidak pernah mendidik anak
normal wanita dan hubungan antar
perempuannya
pribadinya
terutama
terganggu
(terutama
di
tentang
tentang
berbagai
menstruasi,
hal awal
lingkungan kerja dan keluarga) dan
menstruasi, perawatan menstruasi dan
terdapat wanita yang memang sudah
bagaimana menjaga kesehatan wanita
memiliki gangguan psikiologis, yang
selama
terjadi bersama dengan PMS, serta
sebagian masyarakat hal ini masih tabu
mungkin terjadi gangguan psikologis
untuk
pada masa PMS (Glasier & Gebbie,
(Amelia,
2006).
orangtua yang salah bahwa hal ini Masalah
kesehatan
reproduksi
menstruasi
dibicarakan
merupakan
2014).
hal
karena
menurut
dalam Adanya
yang
keluarga anggapan
tabu
untuk
pada gadis remaja sangat dipengaruhi
diperbincangkan dan menganggap bahwa
oleh sikap dari keluarga (Balaha, 2010).
anak akan mengetahui dengan sendirinya
Salah satunya adalah orang tua kurang
akan
trampil
permasalahan (Proverawati, 2009).
dalam
mengkomunikasikan
masalah seksualitas. Komunikasi orang
menambahnya
Berdasarkan hasil penelitian Putri
tua terhadap anak masalah seksualitas
dkk,
masih
sebatas
dibutuhkan
norma
dan
berpacaran,
pada
menyampaikan
memberikan namun
belum
rumitnya
Dukungan
keluarga
sangat
remaja
dalam
oleh
larangan
mengontrol
menggali
kecemasan, memberikan motivasi karena
emosi,
mengurangi
keluarga
menjadi
mengeluarkan
tempat
segala
remaja
keluhan
atau
A. Sindrom Premenstruasi Sindrom
premenstruasi
(PMS)
sekedar tempat bercerita kegiatan sehari-
merupakan gangguan siklus yang umum
hari. Semakin tinggi dukungan keluarga
terjadi
maka semakin tinggi kestabilan emosi
pertengahan, ditandai dengan gejala fisik
pada remaja yang mengalami sindrom
dan emosional yang konsisten, terjadi
premenstruasi.
selama fase luteal pada siklus menstruasi
Data dari Dinas Pendidikan dan
pada
wanita
muda
dan
(Saryono,2009).
Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Juni
Penyebab yang pasti dari sindrom
2016 bahwa jumlah remaja putrid usia
pramenstruasi belum diketahui, tetapi
12- 15 tahun yang paling banyak di SMP
kemungkinan
Negeri 1 Sragi dengan jumlah remaja
faktor-faktor sosial, budaya, biologi, dan
putri 517, Selain itu SMP Negeri 1 Sragi
psikis. Sindrom pramenstruasi mungkin
belum pernah mendapatkan penyuluhan
berhubungan dengan naik turunnya kadar
tentang
estrogen dan progesterone yang terjadi
menstruasi
maupun
premenstruasi.
berhubungan
dengan
selama siklus menstruasi (El Manan,
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
2011) Gejala
premenstruasi,
dapat
penelitian tentang Hubungan dukungan
menyertai sebelum atau saat menstruasi,
keluarga
kecemasan
seperti perasaan malas bergerak, badan
remaja putri dalam menghadapi sindrom
menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
premenstruasi di SMP Negeri 1 Sragi
Nafsu makan meningkat dan suka makan
Kabupaten Pekalongan tahun 2016.
makanan yang asanya asam. Emosi
dengan
tingkat
menjadi labil. Biasanya wanita mudah TINJAUAN PUSTAKA
uring-uringan, sensitive, dan perasaan
b. Perhatian Emosional, setiap orang
negatif lainnya (Kusmiran, 2012)
pasti membutuhkan bantuan afeksi
B. Dukungan Keluarga
dari orang lain. Dukungan ini berupa
Menurut Prasetyawati (2011, h. 96), dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
dukungan simpatik dan empati, cinta kepercayaan, dan penghargaan. c. Bantuan
Instrumental,
diperoleh dari orang lain yang dapat
bentuk
dipercaya sehingga seseorang akan tahu
mempermudah
bahwa
melakukan
ada
orang
memperhatikannya,
lain
menghargai
yang dan
ini
berkaitan
bantuan
bertujuan
untuk
seseorang
dalam
aktifitasnya
yang
dengan
persoalan
–
mencintainya.
persoalan yang dihadapinya, atau
Menurut Prasetyawati (2011, h. 97), ciri
menolong secara langsung kesulitan
– ciri bentuk dukungan sosial antara lain:
yang dihadapinya.
a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang
disediakan
agar
dapat
d. Bantuan
Penilaian,
yaitu
suatu
bentuk penghargaan yang diberikan
digunakan oleh seseorang dalam
seseorang
menanggulangi
–
berdasarkan kondisi sebenarnya dari
persoalan yang dihadapi, meliputi
penderita. Penilaian ini bisa positif
pemberian nasehat, pengarahan, ide
dan negatif yang mana pengaruhnya
– ide atau informasi lainnya yang
sangat berarti bagi seseorang.
persoalan
kepada
dibutuhkan dan informasi ini dapat
C. Tingkat Kecemasan
disampaikan kepada orang lain yang
Kecemasan
mungkin
menghadapi
persoalan
yang sama atau hampir sama.
adalah
pihak
lain
gangguan
alam perasaan (affective) yang ditandai dengan
perasaan
ketakutan
atau
kekhawatiran
yang
berkelanjutan, gangguan
mendalam
tidak
dalam
dan
mengalami
menilai
realitas,
kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas – batas normal ( Hawari 2007). Beberapa
cara
untuk
e. Mendengarkan
music,
yakni
mendengarkan music lembut akan dapat
membantu
menenangkan
pikiran dan perasaan. f. Konsumsi
makanan,
yakni
keseimbangan dalam mengkonsumsi
mengatasi
makanan yang mengandung gizi dan
kecemasan, yaitu sebagai berikut:
vitamin sangat baik untuk menjaga
a. Pengendalian diri, yakni segala usaha
kesehatan (Safaria 2009, h.52).
untuk
mengendalikan
berbagai
Tingkatan cemas ada 4 (Safaria 2009, h.
keinginan pribadi yang sudah tidak
59) yaitu:
sesuai lagi dengan kondisinya.
a. Kecemasan tinggi.
b. Dukungan,
dari
Orang yang memiliki kecemasan tinggi
dapat
termasuk orang yang kurang mampu
memberikan kesembuhan terhadap
mengenali keadaan emosi diri sendiri,
kecemasan.
serta kurang dapat mengontrol emosi.
keluarga
yakni dan
dukungan
teman-teman
c. Tindakan fisik, yakni melakukan
Harus
banyak
kegiatan-kegiatan fisik, seperti olah
mempersiapkan
raga
berhubungan
akan
sangat
baik
untuk
menghilangkan kecemasan. d. Tidur, yakni tidur yang cukup dengan
belajar
segala dengan
untuk
sesuatu
yang
sesuatu
yang
menyebabkan sangat cemas. b. Kecemasan sedang.
tidur enam sampai delapan jam pada
Orang yang memiliki kecemasan dalam
malam hari dapat mengembalikan
kategori rata-rata, artinya cukup baik
kesegaran dan kebugaran.
dalam mengendalikan dan mengontrol
kategori dibagi menggunakan cut off
rasa cemas
point. Dari uji normalitas didapatkan
c. Kecemasan rendah.
distribusi data tidak normal maka:
Orang yang memiliki kecemasan dalam
Dukungan baik jika >
kategori rendah, artinya sangat baik
Dukungan kurang jika ≤ median: 9
dalam mengenali rasa cemas dan sangat
dengan menggunakan skala ordinal
baik
Definisi operasional tingkat kecemasan
dalam
mengendalikan
dan
adalah
mengontrol rasa cemas.
Respon
ketegangan
METODE PENELITIAN
median: 9
kekhawatiran
remaja
putri
dan
terhadap
Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif,
premesntruasi sindrom dengan hasil ukur:
dengan
skor 13-18= Berat, skor 7-12= Sedang, 0-
Pendekatan
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
6=
cross sectional. Hipotesis pada penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini
ini adalah ada hubungan antara dukungan
adalah semua remaja putri di SMP Negeri
keluarga
dengan
kecemasan
1 Sragi Kabupaten Pekalongan yaitu
remaja
putri
menghadapi
berjumlah 517 siswa. Cara pengambilan
sindrom.Definisi
sampel pada penelitian ini menggunakan
Operasional dukungan keluarga adalah
teknik cluster random sampling sebesar
Segala bentuk kegiatan yang dilakukan
20% yang terdiri dari 25 kelas diacak dan
oleh keluarga kepada remaja putri dalam
diambil sampel secara random 20% yaitu
bentuk: dukungan informasi, dukungan
5 kelas sebanyak 99 remaja putrid dan
instrumental, dukungan emosional, dan
yang
dukungan
terdapat 79 remaja putri usia 12-15 tahun
premenstruasi
tingkat dalam
penghargaan.
Pembagian
Ringan
dengan
memenuhi
Skala
kriteria
ordinal.
penelitian
yang
sudah
menstruasi
menjadi 40
responden. 39.5
Alat pengumpulan data yang digunakan
Baik Kurang
39
Dukunga Tingkat n kecemasan keluarga Rin Seda gan ng Kurang 11 22 28,2 1%
56,4 1%
Baik
Jumla h Ber at 6 15, 38 % 0 0
39
P
0,0 00
100%
38.5 Dukungan keluarga
dari Grafik diatas menunjukkan bahwa kurang
dari
separuh
remaja
putri
mempunyai dukungan keluarga yang
31 9 40 77,5 22,5 100% 0% 0% Total 42 31 6 79 50 36,9 7,1 100% % % % peneliti dalam penelitian adalah kuisioner yang telah di uji validitas dan reabilitas.
kurang yaitu 39 orang (46,4%) dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Grafik 2 : Tingkat kecemasan remaja Putri dalam menghadapi sindrom premenstruasi 50 40
Metode yang digunakan yaitu dengan sistem
angket
Tehnik
analisa
data
menggunakan komputerisasi dengan uji
30
Ringan
20
Sedang Berat
10 0 Tingkat Kecemasan
Spearman’s rank, hasil analisa diambil kesimpulan dengan nilai α ≤ 0,05 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Grafik 1 : Dukungan keluarga pada remaja putri dalam menghadapi sindrom premenstruasi
berdasarkan
hasil
dilakukan
oleh
penelitian peneliti
yang dengan
menunjukkan bahwa didapatkan hasil separuh kecemasan
remaja ringan
putri yaitu
mengalami 42
orang
(50,00%) dalam menghadapi sindrom premenstruasi
Hal Tabel 1: Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Remaja Putri dalam mengahadapi Sindrom Premenstruasi
pengaruh
ini
dimungkinkan
kurangnya
karena
kesadaran
dari
keluarga yang peduli dengan kesehatan
Dari tabel 4.4 di dapatkan bahwa lebih
reproduksi
dari separuh responden 56,41% yang
premesntruasi.
memiliki dukungan keluarga yang kurang
dalam memberikan informasi kepada
mengalami
remaja tentang sindrom premenstruasi,
tingkat
kecemasan
yang
khusunya
sindrom
Misalnya
kurangnya
sedang. dengan p value 0,000 yang
tidaknya
berarti p< α sehingga dapat dismpulkan
dukungan yang baik terhadap remaja
bahwa ada hubungan antara dukungan
putri, kuranngnya dalam memberikan
keluarga
kecemasan
dukungan emosional yang baik dan
remaja putri dalam menghadapi sindrom
kuranganya keluarga dalam menfasilitasi
premenstruasi
remaja putri dalam menghadapi sindrom
dengan
tingkat
memberikan
penilaian
atau
premenstruasi. B. Pembahasan Hal ini sesuai dengan (Balaha, 2010) 1. Dukungan keluarga pada remaja bahwa Masalah kesehatan reproduksi putri dalam menghadapi sindrom pada gadis remaja sangat dipengaruhi premenstruasi oleh sikap dari keluarga. Hasil
analisa
univariat
variabel Menurut Lestari 2012, Salah satunya
dukungan keluarga didapatkan kurang adalah orang tua kurang trampil dalam dari separuh remaja putri mempunyai mengkomunikasikan masalah seksualitas. dukungan keluarga yang kurang yaitu 39 Komunikasi orang tua terhadap anak orang
(46,4%)
dalam
menghadapi masalah seksualitas masih sebatas pada
sindrom premenstruasi. menyampaikan norma dan memberikan
larangan
berpacaran,
namun
belum
premenstruasi
bahwa
remaja
putri
menggali hingga masalah-masalah organ
membutuhkan informasi atau pendidikan
reproduksi yang dialami pada remaja.
kesehatan tentang proses dan kesehatan
Menurut
Amelia, 2014 Sebagian
selama menstruasi, terutama sindrom
orang tua khusunya seorang ibu tidak
premenstruasi baik dari keluarga maupun
pernah mendidik anak perempuannya
dari lingkungan luar
tentang berbagai hal terutama tentang
2. Tingkat kecemasan remaja putri
menstruasi, awal menstruasi, perawatan
dalam
menstruasi
dan
bagaimana
premenstruasi
kesehatan
wanita
selama
menjaga menstruasi
menghadapi
Hasil Analisa tingkat
sindrom
kecemasan
karena menurut sebagian masyarakat hal
remaja putri dalam menghadapi sindrom
ini masih tabu untuk dibicarakan dalam
premenstruasi adalah separuh remaja
keluarga.
putri mengalami kecemasan ringan yaitu
Hasil penelitian ini sesuai dengan
42 orang (50,00%). Hal ini menunjukkan
penelitian Janita Rizki, 2015 yaitu ada
bahwa kemampuan dalam mengenali dan
hubungan antara fungsi keluarga dengan
mengontrol rasa cemas cukup baik.
kejadian sindrom premenstruasi. Yaitu
Tingkat kecemasan yang ringan ini
semakin
baik
keberfungsian
kemungkinan
keluarga
maka
akan
suatu
meminimalkan
sebagian
besar
disebabkan
karena
responden
baru
kejadian sindrom premenstrasui pada
mengalami menarche sekitar setengah
remaja putri. Menurut Amelia 2014,
sampai satu tahun ini. Sehingga gejala
Dukungan keluarga bagi remaja putri
sindrom premenstruasi belum banyak
merupakan
salahsatu
penting
dirasakan berat bahkan belum banyak
dalam
menghadapi
sindrom
mengganggu aktivitas dan kesehatan.
faktor
Kecemasan sindorm
dalam
menghadapi
premenstruasi
sangat
erat
karena sangat mempengaruhi kejiwaan dan
koping
seseorang
dalam
kaitanya dengan berat ringanya gejala
menyelesaikan masalah (Fatimah, 2010).
sindrom premenstruasi. Sesuai dengan
Hasil penelitian ini juga sesuai
hasil penelitian Ricka, Wahyuni tahun
dengan Glasier & Gebbie 2006, bahwa
2009
kecenderungan
banyak gejala-gejala PMS yang dialami
responden bahwa semakin ringan tingkat
sedemikan berat sehingga fungsi normal
kecemasannya maka semakin ringan
wanita dan hubungan anatar pribadinya
gejala Pre Menstruasi Sindrom nya.
terganggu (terutama di lingkungan kerja
Kecemasan dapat ditimbulkan karena
dan keluarga) dan terdapat wanita yang
berbagai penyebab, tetapi secara umum
memang
kecemasan ditimbulkan oleh bahaya
psikologis, yang terjadi bersama dengan
yang terdapat dalam diri manusia sendiri
sindrom premenstruasi, serta mungkin
yaitu suatu rangsangan internal atau juga
terjadi gangguan psikologis pada masa
keadaan berbahaya dari luar
PMS.
ada
suatu
yang
bersangkutan ditafsirkan lain, adanya pandangan
persepsi
dari
ralitas
lingkungannya (Rahmafitria, 2006)
mudah
tertekan
cenderung
mengalami
premenstruasi,
menurut
3. Hubungan
memiliki
dukungan
gangguan
keluarga
dengan tingkat kecemasan remaja putri dalam menghadapi sindrom
Remaja yang mengalami kondisi psikologis
sudah
premenstruasi
akan
Hasil penelitian pada tabel 4.4
sindrom
menunjukkan bahwa lebih dari separuh
pendapat
responden
56,41%
Dharmono, suryo bahwa faktor stress
dukungan
keluarga
akan
mengalami tingkat kecemasan yang
memperberat
gangguan
PMS,
yang yang
memiliki kurang
sedang. Hal ini sesuai dengan hasil
menghadpi sindrom premenstruasi di
penelitian Putri dkk 2014, Dukungan
SMP
keluarga sangat dibutuhkan oleh remaja
Pekalongan.
dalam mengontrol emosi, mengurangi kecemasan,
memberikan
Negeri
1
Sragi
Kabupaten
Dukungan yang diberikan keluarga
motivasi
akan mempengaruhi tingkat kecemasan
karena keluarga menjadi tempat remaja
remaja. Apabila dukungan dari keluarga
mengeluarkan
kurang
segala
keluhan
atau
maka
kecemasan
akan
sekedar tempat bercerita kegiatan sehari-
meningkat. Menurut (Hawari, 2008)
hari. Semakin tinggi dukungan keluarga
Kecemasan
maka semakin tinggi kestabilan emosi
perasaan atau afektif yang ditandai
pada remaja yang mengalami sindrom
dengan
premenstruasi
kekhawatiran
Berdasarkan menggunakan terhadap
analisa uji
bivariat
perasaan
berkelanjutan,
gangguan
alam
ketakutan
atau
mendalam
dan
yang
tidak
mengalami
spearman’s
Rank
gangguan dalam menilai kenyataan,
keluarga
pada
kepribadian
dukungan
remaja putri dengan tingkat kecemasan dalam
adalah
menghadapi
sindrom
utuh,
perilaku
dapat
terganggu akan tetapi dalam batas wajar. Dukungan keluarga terhadap tingkat
premenstruasi menunjukkan bahwa hasil
kecemasan
korelasi spearman’s Rank didapatkan
menghadapi sindrom premenstuasi dapat
sig 0,0000 hal ini berarti p < 0,05,
memberikan keuntungan emosional dan
sehingga
dapat
disimpukan
berpengaruh
hubungan
yang
signifikan
antara
remaja putri. Dalam hal ini remaja yang
dukungan
keluarga
dengan
tingkat
merasa memperoleh dukungan sosial
remaja
putri
dalam
dan emosional akan merasa lega karena
kecemasan
ada
remaja
terhadap
puti
tingkah
dalam
laku
mendapatkan
perhatian
dan
1.
separuh remaja putri mempunyai
mendapatkan masukan dan kesan yang
dukungan keluarga yang kurang
menyenangkan
yaitu
bagi
remaja
(Nilawati,2013).
39
orang
(46,4%)
dalam
menghadapi sindrom premenstruasi.
Tingkat kecemasan sedang dapat
2.
separuh remaja putri mengalami
menjadi kecemasan berat pada remaja
kecemasan ringan yaitu 42 orang
putri
(50,00%)
dalam
menghadapi
sindrom
premenstrual. Jika tidak teratasi dengan cepat dan baik. Oleh karena itu salahsatu
dalam
menghadapi
sindrom premenstruasi 3.
lebih dari separuh responden 56,41%
perlunya dukungan keluarga khususnya
yang memiliki dukungan keluarga
ibu
yang
untuk
membantu
mengurangi
kurang
mengalami
tingkat
bahkan mengatasi kecemasan tersebut.
kecemasan yang sedang. dengan p
Misalnya dengan menanyakan masalah
value 0,000 yang berarti p< α
keluhan sindrom premenstruasi setiap
sehingga dapat dismpulkan bahwa
bulannya pada remaja putri ketika
ada
menjelang sampai dengan menstruasi.
keluarga dengan tingkat kecemasan
Selain
remaja
itu
tenaga
memberikan
kesehatan
pendidikan
dapat
kesehatan
hubungan
Saran
tentang proses dan kesehatan selama
Diharapkan
menstruasi,
memberikan
sindrom
dalam
dukungan
menghadapi
sindrom premenstruasi di SMP
kepada remaja putri maupun keluarga
terutama
putri
antara
tenaga
kesehatan
pendidikan
dapat
kesehatan
premenstruasi.
tentang proses dan kesehatan selama
PENUTUP
menstruasi,
Simpulan
premenstruasi
terutama karena
sindrom remaja
putri
membutuhkan informasi atau baik dari keluarga maupun dari lingkungan luar
Glasier dan Gebbie. 2006. Keluarga Berencana
dan
kesehatan
Reproduksi. Jakarta. EGC Hawari,
DAFTAR PUSTAKA Balaha M. H., Amr M. A., Moghannum
2008,
Manajemen
Kecemasan Dan Depresi. Edisi
M. S., Muhaidab N. S., 2010. The
ke-2,
Phenomology
kedokteran UI. Jakarta
Syndrome
of
in
Premenstrual
Female
Stress,
cetakan
ke-2.
Fakultas
Medical
Hestiantoro (2009). PMS Mempengaruhi
Students: aCross Sectional Study.
Kualitas Hidup Wanita. Diakses 7
King Faisal University, Al-Ahsa.Pan
Juli
African Medical Journal
Wanita.http:// www.okezone.com
Brown J, et al. 2009. Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors
for
PremenstrualSyndrome.TheCochrane Library
2009,
Dari
Kesehatan
/ PMS Mempengaruhi Kualitas Hidup Wanita.html Janitra, Rizki Arya, 2015. Hubungan antara fungsi keluarga dengan
Fatimah, Ana. 2010. Gambaran faktorfaktor
Risiko
terjadinya
kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA N2 Klaten.
premenstruasi sindrom pada remaja
Naskah
pekerja
Surakarta
di
CV
Raveena
batik
publikasi
FKUMS.
garmenindo kota pekalongan. Karya
Khamzah, Siti Nur. 2015. Tanya Jawab
tulis ilmiah. STIKES Muhammadiyah
seputar Mestruasi. FlashBooks.
Pekalongan
Yogyakarta
Kusmiran,Eny.2012.
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
dan
wanita.Salemba medika. Jakarta Laila Nur Najmi. 2011. Buku Pintar Mesntruasi.Buku
Biru.
Yogyakarta Lestari,
S.,
2012,
Karakteristik
Notoatmodjo
S.
Penelitian
2010.
Metodologi
kesehatan.
Rineka
Cipta.Jakarta
Psikologi
Sindroma Pramenstruasi dengan
Kencana
Tingkat Kecemasan Pada Siswi
Prenada Media Group. R.
178-189
Rahmafitria .2006. Hubungan antara
Keluarga.Jakarta:
Maulana,
No.1 Edisi Desember 2013. Hlm
2008.
SMP Hubungan
Wanita
Usia
Reproduktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri
Skripsi,
Muhammadiyah Program
Bantul.
Studi
Ilmu
Keperawatan Stikes Surya Global. Yogyakarta.hal.15 Ricka, wahyuni. 2010. Hubungan tingkat
dan Gynekologi BPK RSUD. Dr
kecemasan
Zainoel Abidin Banda Aceh tahun
pramenstruasi pada siswi SMP
2008.Http://razimaulana.files.wor
Negeri
dpress.com/2008/12/pms.doc.
Vol.7, No.2 agustus 2010 (555-
Nilawati I, Sumarni, sanjaka A. 2013.
4
dengan
sindroma
Surakarta.
Gaster,
563)
Hubungan Dukungan Ibu dengan
Saryono, 2009, Sindrom premenstruasi,
kecemasan remaja putri dalam
Nuha Medika, Yogyakarta.
menghadapi menarche di SD
Sopiyudin D. 2010. Besar Sampel Dan
Negeri Lomanis 01 kecamatan
Cara
cilacap tengah.180 Bidan Prada :
.Salemba medika. Jakarta
Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.4
Pengambilan
Sampel
Sugiyono.
2011.
Metode
penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung Yulistiana D, Rosidi IM, Primi F. Hubungan
dukungan
sosial
teman sebaya dengan tingkat stress
mahasiswi
premenstruasi
dengan
sindrom
AKPER ngudi waluyo Ungaran
di